Post on 24-Jan-2016
description
PROPOSAL THERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Kelompok : VIII B-Ektensi 1997
Ruangan : R-Cendrawasih RSJP Jakarta
Topik : Sosialisasi & Stimulasi Persepsi
Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu menterjemahkan stimulasi persepsi dengan benar
2. Tujuan Khusus
Klien mampu menyebutkan identitas dirinya Klien mampu menterjemahkan perintah sebagai stimulus persepsi sesuai dengan
permainan Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang
sedang berbicara Klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditetapkan Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai therapi aktivitas kelompok yang
dilakukan
1. Latar Belakang
Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di R-Cendrawasih serta berdasarkan hasil angket klien kelolaan didapatkan 50% klien mempunyai masalah utama menarik diri, 50% halusinasi dan gangguan orientasi realitas.
2. Landasan Teoritis
Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, penghargaaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, therapi aktivitas kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan therapeutik. Therapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari therapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan.
Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi : 1)Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi, 2)Mendorong sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien), 3)Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu, 4)Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif, 5)Meningkatkan rasa dimiliki, 6)Meningkatkan rasa percaya diri, 7)Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi 1)Meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri, 2)Meningkatkan kemampuan empati, 3)Meningkatkan keterampilan sosial, 4)Meningkatkan pola penyelesaian masalah.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah :
1. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain
2. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
2. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain
Therapi aktivitas stimulasi persepsi merupakan sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan hubungan interpersonal yang adekuat dan mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi eksternal.
1. Kriteria Anggota Kelompok
Klien menarik diri yang sudah mulai berinteraksi dengan beberapa klien lain Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya Klien yang mengalami waham yang sudah mengatasi wahamnya Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah yang sudah mulai berinteraksi
dengan klien lain Klien yang bisa membaca
1. Proses Seleksi
Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta
kemungkinan dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan
1. Karakteristik Klien
1. Tn. Ading, klien berpenampilan cukup bersih, inisiatif untuk memulai pembicaraan ada, aktifitas baik, kadang-kadang klien tampak menyendiri dan komat-kamit sendiri, hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina. Masalah : Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
2. Tn. Agus, klien berpenampilan bersih, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, hubungan saling percaya dengan perawat sudah terbina, klien sudah terbiasa mengatur ruangan dan sudah bisa mengontrol kemarahannya. Masalah : Resiko Prilaku Kekerasan
3. Tn. Tan In Jun, klien berpenampilan kurang bersih, belum inisiatif untuk memulai pembicaraan, cenderung menyendiri. Belum terbina hubungan saling percaya dengan perawat, selalu menghindar dari interaksi dengan perawat atau klien lain. Masalah : Menarik diri & Halusinasi
4. Tn. Iwan, klien berpenampilan tidak rapi, tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, sudah terbina saling percaya dengan perawat, aktifitas sehari-hari kadang-kadang ia lakukan. Masalah : Retardasi Mental, Kerusakan komunikasi verbal
5. Tn. Panangian, penampilan cukup rapi, cenderung hiperaktif, kadang bersikap keras dan sering bicara atau komat-kamit sendiri. Masalah : Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
6. Tn. Ong Tian Bian, penampilan cukup rapi, klien sudah dapat memulai pembicaraan dan sudah terbina hubungan saling percaya dengan perawat. Masalah : Menarik Diri & Waham Kebesaran
7. Tn. Anton, penampilan kurang rapi, halusinasi dengar, sudah mampu mengontrol halusinasi sudah terbina hubungan saling percaya, ada inisiatif untuk berhubungan, mampu memenuhi ADL secara mandiri. Masalah : Menarik Diri, Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi
8. Tn. Ayong, penampilan cukup bersih, pendiam, sulit memulai pembicaraan, bicara tidak kacau, waham kebesaran, tidak ada aktifitas, tidak ada inisiatif untuk berhubungan, sudah terbina hubungan saling percaya. Masalah : Waham, Menarik Diri
9. Tn. Ari, penampilan kurang rapi, komunikasi dilakukan bila distimulasi, bicara agak kacau, kurang inisiatif dalam berhubungan, sudah terbina hubungan saling percaya. Masalah : Menarik diri & Halusinasi
10. Tn. Mukmin, penampilan kurang rapi, bicara kacau, kurang inisiatif dalam aktifitas, hubungan saling percaya sudah terbina dengan baik. Masalah : Menarik diri & Halusinasi
1. Pembagian Tugas
1. Leader : Suprajitno2. Co-Leader : I Made Eka Santosa3. Observer : Maryono
Rasdiana Zega
4. Fasilitator : Herliawati
Ecin Hendrayani
Tjahjanti K.
Zuraidah
1. Uraian Tugas
1. Leader
1. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai
2. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya
3. Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib4. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok5. Menjelaskan permainan
2. Co-Leader
1. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien2. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang3. Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape recorder)
3. Fasilitator
1. Memfasilitasi klien yang kurang aktif2. Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
4. Observer
4. Mengobservasi jalannya proses kegiatan5. Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung
8. Uraian Struktur Kegiatan
Analisa Situasi
1). Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Jumat, 7 Mei 1999
Waktu : Pk.16.00 – 17.00 WIB
Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Permainan (35 menit)
Ekpress feeling (15 menit)
Penutup (5 menit)
2). Jumlah Perawat
Mahasiswa FIK : 8 orang
Perawat Ruangan : 1 orang
3). Alat Bantu
1. Tape Recorder & Kaset2. Balon dan kertas perintah
1. Proses Pelaksanaan
1). Perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan dimulai dari pembimbing untuk memulai menyebut nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok
Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu menunjukkan tangannya
Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap
perawat dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader
2). Permainan
Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas dan duduk membentuk lingkaran
Kemudian Co leader memutar kaset lagu dangdut untuk berjoget dengan berpegangan tangan dan berputar mengelilingi leader sambil mengoperkan kotak kecil. Musik dihentikan selanjutnya klien yang memegang kotak diminta masuk ke tengah lingkaran dan memperkenalkan diri. Selesai memperkenalkan diri, klien meledakkan balon untuk mencari kegiatan yang dituliskan pada kertas didalam balon. Setelah kertas perintah dibaca, klien melakukan kegiatan yang diminta.
Setelah selesai, Leader, Co leader dan motivator memotivasi klien lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang sedang didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan tersebut, setelah klien menjawab pertanyaan perawat memberikan reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan/dijawab oleh klien. Kemudian dilemparkan kepada klien lagi sehingga klien memiliki persepsi yang positip/baik tanpa dipengaruhi oleh perawat.
Kemudian dilanjutkan dengan pasangan berikutnya dengan cara yang sama Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara .
3). Peer Review (Evaluasi Kelompok)
Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan dirinya Klien mengemukakan perasaannya setelah melaksanakan permainan stimulasi
persepsi Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4).Terminasi
Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari kegiatan kelompok ini
2. Antisipasi Masalah
1). Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
Memanggil klien Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau
klien yang lain
2). Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
Panggil nama klien Tanya alasan klien meninggalkan permainan Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien
bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi
3). Bila ada klien lain ingin ikut
Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh
klien tersebut
Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut
I.Kriteria Evaluasi1. Evaluasi Input
1. Tim berjumlah 8 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 4 fasilitator dan 2 observer
2. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik3. Peralatan tape recorder dan kaset dangdut berfungsi dengan baik4. Tersedia balon dengan kertas perintah 5. Tersedia kotal kecil6. Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien
untuk melakukan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
2. Evaluasi Proses
1. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas2. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien3. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi
jalannnya permainan4. 90% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal
sampai selesai.
3. Evaluasi Output
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan :
90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
80% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah sebagai stimulus persepsi 90% dari jumlah klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan
klien lain yang sedang berbicara 90% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas
kelompok yang dilakukan
3. Denah Ruangan
Keterangan :
[1] Leader
[2] Co-Leader
[3] Fasilitator
[4] Observer
[5] Klien
DAFTAR PUSTAKA
Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, 1999
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta 1995