Post on 12-Jul-2015
PROPOSALPENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
UNTUK MENINGKAT-KAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD N KOTA DALAM KECAMATAN MEKAKAU ILIR
Diajukan oleh:
RISDAWATINIM :
PROGRAM STUDI S 1PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS TERBUKA
2014
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Judul
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING
UNTUK MENINGKAT-KAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA
KELAS IV SD N KOTA DALAM KECAMATAN MEKAKAU ILIR
B. Bidang Kajian
Peningkatan Hasil Belajar
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD / MI
dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar
isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar IPA di SD / MI merupakan standar minimum yang secara
nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum di setiap satuan pendidikan. Pencapaian Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun
kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
Mata pelajaran IPA di SD / MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut : a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-
Nya. b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep – konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. c) Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat. d)
Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan. e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta
dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f) Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan. g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP / MTs.
2. Perumusan Masalah dan Pemecahan Masalah
a. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalaha sebagai
berikut : Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD
Negeri Kota Dalam ?
Adapun rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut :
1) Apakah pendekatan contextual teaching and learning ( CTL ) dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA mengenai perubahan sifat benda pada siswa
kelas IV SD Negeri Kota Dalam?
2) Apakah pendekatan contextual teaching and learning ( CTL ) dapat meningkatkan
ketrampilan guru dalam pembelajaran ?
3) Apakah pendekatan contextual teaching and learning ( CTL ) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa khususnya mengenai perubahan sifat benda pada siswa kelas IV
SD Negeri Kota Dalam ?
b. Pemecahan Masalah
Langkah-langkah pendekatan pembelajaran contextual teaching and learning ( CTL )
1. Guru menjelaskan materi perubahan sifat benda hanya secara umum saja dan siswa
memperhatikan.
2. Guru member kesempatan kepada siswa untuk menanyaka hal yang ingin mereka
ketahui tentang materi.
3. Guru membagi kelompok kerja dan siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk
guru.
4. Siswa melakukan percobaan untuk mengetahui adanya perubahan sifat pada benda
akibat pembakaran, pemanasan dan diletakkan di tempat terbuka. Kemudian siswa
membandingkan benda, sebelum dan sesudah mengalami pembakaran, pemanasan
dan diletakkan di tempat terbuka.
5. Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi.
6. Masing – masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok secara bergantian
untuk tampil di depan.
7. Siswa menanggapi hasil kerja diskusi dari kelompok lain dan guru membimbing
siswa dalam membuat kesimpulan.
8. Guru dan siswa bersama – sama melakukan refleksi. Refleksi dapat dilakukan
dengan cara membuat rangkuman, meneliti dan memperbaiki kegagalan dalam
pembelajaran tadi.
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah :
Untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD N Kota Dalam.
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :
a. Mendeskripsikan peningkatan kegiatan belajar siswa tentang perubahan sifat benda
dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning ( CTL ).
b. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan contextual teaching and learning ( CTL ).
c. Meningkatkan hasil belajar siswa tentang perubahan sifat benda dengan
menggunakan pendekatan contextual teaching and learning ( CTL ).
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu juga dapat memberikan
manfaat bagi :
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan minat belajar siswa, khususnya mata pelajaran IPA.
2) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep perubahan sifat benda.
3) Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
b. Bagi Sekolah
1) Memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik dan memuaskan.
2) Mendapatkan alternatif model pembelajaran di sekolah melalui PTK.
3) Meningkatkan prestasi sekolah.
c. Bagi Guru
1) Untuk mengetahui kelemahan / kelebihan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran dan mengelola kelas.
2) Memberikan alternatif pemecahan masalah dalam suatu pembelajaran.
3) Membantu guru dalam melakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran
IPA.
d. Bagi Pembaca
Sebagai bahan acuan dan alternatif pemecahan dalam mengantisipasi kegagalan
belajar IPA khususnya konsep perubahan sifat benda.
e. Bagi Peneliti
1) Sebagai pengalaman dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa.
2) Sebagai bahan perbandingan atas penggunaan pendekatan / metode pembelajaran.
A. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses di dalam kepribadian manusia, perubahan
tersebut ditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas.
Menurut Gagne dalam buku The Condition of Learning ( 1977 ), bahwa
belajar terjadi apabila sesuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya ( performance-nya )
berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami
situasi tadi.
Sedangkan Morgan mendefinisikan, bahwa belajar adalah setiap perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman.
Menurut Slameto, belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungan.
Dari pengertian-pengertian diatas, penulis berkesimpulan bahwa belajar
adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang mengarah kepada hal positif dan didapat dari pengalamannya
sendiri.
2) Prinsip-prinsip Belajar
Berikut ini disajikan 10 prinsip belajar yang semestinya diketahui oleh
seorang pengajar dan juga mesti disadari oleh seorang yang ingin belajar lebih
efektif. Item-item berikut disarikan dari buku The Trainer’s Handbook, Mitchell,
1997 :
a) Mempelajari apa yang siap dipelajari.
b) Kita pelajari yang terbaik dari apa yang pernah kita lakukan.
c) Kita belajar dari kesalahan.
d) Kita belajar lebih mudah terhadap sesuatu yang kita lihat.
e) Kita menyukai adanya perbedaan sense dalam belajar.
f) Kita belajar secara metodik dan sistematik.
g) Kita tidak dapat mempelajari sesuatu yang tidak dimengerti.
h) Kita belajar melalui latihan.
i) Kita belajar lebih baik ketika kita mengetahui kemajuan kita.
j) Kita menanggapi dengan lebih baik ketika apa yang kiita pelajari disajikan secara
unik terhadap setiap orang.
b. Perubahan Sifat Benda
1) Perubahan Sifat Benda karena Dipanaskan
Dalam keadaan dingin, cokelat biasanya padat dan cukup keras. Akan
tetapi, cokelat mencair bila dipanaskan. Pada saat itu, sifatnya berubah seperti
sifat benda cair. Karena berwujud cair, cokelat bias dituangkan ke dalam
cetakannya. Bentuk cokelat cair dalam cetakan itu didinginkan di udara terbuka,
atau di dalam lemari pendingin ( kulkas ), cokelat dapat mengeras kembali.
Bagaimana dengan mentega ? Mentega memang lebih lembek daripada
cokelat. Akan tetapi, jika disimpan di dalam kulkas, mentega bisa mengeras
seperti cokelat. Begitu dipanaskan di penggorengan, mentega bisa mencair
menjadi seperti minyak goreng.
Perhatikan saat ibu memasak air. Saat air dipanaskan, diatas air tampak
asap keluar dari permukaan air. Asap itu sebenarnya adalah uap air, yaitu air yang
berwujud benda gas. Saat dipanaskan, benda cair dapat berubah menjadi benda
gas.
A. Metode Penelitian
1. Subyek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini subyek penelitiannya adalah siswa kelas
IV SD N Kota Dalam. Dengan jumlah siswa 22 anak, yang terdiri dari 9 anak laki-
laki dan 13 anak perempuan.
2. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)
b. Aktivitas guru dalam pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)
c. Kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang perubahan sifat
benda.
3. Prosedur / Langkah-langkah PTK
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Adapun
langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanan ini meliputi sebagai berikut:
1) Menelaah materi dalam pembelajaran IPA serta menelaah indikator bersama tim
kolaborasi.
2) Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajar-
an contextual teaching and learning ( CTL ).
3) Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran.
4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa, guru, dan
lembar wawancara.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Arikunto,
2006:99). Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2
siklus, siklus pertama yaitu melakasanakan rencana pembelajaran yang telah disusun
tentang perubahan sifat benda karena dipanaskan dan siklus kedua yaitu
melaksanakan perbaikan pembelajaran yang telah dibuat tentang perubahan sifat
benda karena dibiarkan di udara.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat
(Arikunto, 2006:99). Observasi atau pengamatan secara langsung dilakukan pada
penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara umum tentang pembelajaran IPA
di SD N Paopale Laok 2.
d. Refleksi
Refleksi atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah terjadi (Arikunto, 2006:99). Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu
aktivitas siswa, aktivitas guru dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
tentang perubahan sifat benda, apakah sudah efektif dengan melihat ketercapaian
dalam indicator kinerja pada siklus pertama, serta mengkaji kekurangan yang muncul
dalam pelaksanaan siklus pertama, dan perencanaan tindak lanjut untuk siklus
berikutnya.
4. Siklus Penelitian
Perencanaan dalam Siklus
Pelaksanaan pembelajaran IPA di Kelas IV semester 1 dilakukan dalam dua
siklus yang masing-masing siklus melalui empat tahapan yaitu, perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
4.1 Siklus Pertama
a. Perencanan
1) Menyusun RPP dengan materi “ perubahan sifat benda ”.
2) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran / alat peraga berupa sepotong
cokelat, kompor, wadah cetakan es batu kecil-kecil, panci gorengan, mangkuk tahan
panas.
3) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan aktivitas
guru.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran siklus pertama dilaksanakan sebagai berikut :
1) Guru melaksanakan apersepsi.
2) Guru menjelaskan materi hanya secara umum saja dan siswa memperhatikan.
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyaka hal yang belum atau ingin mereka
ketahui tentang materi.
4) Guru membagi kelompok kerja dan siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru.
5) Siswa melakukan percobaan untuk mengetahui adanya perubahan sifat pada benda akibat
dipanaskan.
6) Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi.
7) Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok secara bergantian untuk tampil
di depan.
8) Siswa menanggapi hasil kerja diskusi dari kelompok lain dan guru membimbing siswa dalam
membuat kesimpulan.
9) Guru dan siswa bersama – sama melakukan refleksi. Refleksi dapat dilakukan dengan cara
membuat rangkuman, meneliti dan memperbaiki kegagalan dalam pembelajaran tadi.
c. Observasi
1) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran contextual teaching and learning
( CTL ) siklus pertama.
2) Melakukan pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran contextual teaching and learning (
CTL ) siklus pertama.
d. Refleksi
1) Mengkaji pelaksanan pembelajaran pada siklus pertama.
2) Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus pertama.
3) Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus pertama.
4) Merencanakan perencanaan tindak lanjut untuk siklus kedua.
4.2 Siklus Kedua
a. Perencanan
Mengadakan rencana perbaikan untuk pembelajaran siklus pertama. Rencana
perbaikan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Menyusun RPP dengan materi “ perubahan sifat benda ”.
2) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran / alat peraga berupa sepotong es batu,
piring atau mangkuk yang bersih dan kering, sebuah meja.
3) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
4) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa
b. Pelaksaan Tindakan
Pembelajaran siklus kedua dilaksanakan sebagai berikut :
1) Guru melaksanakan apersepsi.
2) Guru menjelaskan materi perubahan sifat benda hanya secara umum saja dan siswa
memperhatikan.
3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyaka hal yang belum atau ingin
mereka ketahui tentang materi.
4) Guru membagi kelompok kerja dan siswa membentuk kelompok sesuai petunjuk guru.
5) Siswa melakukan percobaan untuk mengetahui adanya perubahan sifat pada benda
akibat dibiarkan di udara.
6) Guru membimbing siswa untuk melakukan diskusi.
7) Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi kelompok secara bergantian untuk
tampil di depan.
8) Siswa menanggapi hasil kerja diskusi dari kelompok lain dan guru membimbing siswa
dalam membuat kesimpulan.
9) Guru dan siswa bersama – sama melakukan refleksi. Refleksi dapat dilakukan dengan
cara membuat rangkuman, meneliti dan memperbaiki kegagalan dalam pembelajaran ta
c. Observasi
1) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran contextual teaching and
learning ( CTL ) siklus kedua.
2) Melakukan pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran contextual teaching and
learning ( CTL ) siklus kedua.
d. Refleksi
1. Mengkaji pelaksanan pembelajaran pada siklus kedua.
2. Mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran siklus kedua.
3. Membuat daftar permasalahan yang terjadi pada siklus kedua.
4. Membuat laporan.
5. Data dan Cara Pengumpul Data
5.1 Sumber Data
a. Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari hasil observasi yang siperoleh secara sistematik
selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, hasil evaluasi, dan hasil
wawancara siswa.
b. Guru
Sumber data guru berasal dari lembar observasi aktifitas guru dalam pembelajaran
IPA dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning ( CTL ).
c. Data Dokumen
Sumber data dokumen berupa data awal nilai hasil tes sebelum dilakukan tindakan.
d. Catatan Lapangan
Sumber data yang berupa catatan lapangan berasal dari catatan selama proses
pembelajaran berupa data aktivitas siswa, aktifitas guru, dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal IPA tentang perubahan sifat benda.
5.2 Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar berupa kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal IPA tentang perubahan sifat benda.
b. Data Kualitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar
pengamatan aktivitas siswa, aktvfitas guru, dan wawancara serta catatan lapangan
dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan CTL.
5.3 Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpul data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode
observasi, metode tes, metode dokumentasi dan wawancara.
Orang seringkali mengartikan observasi sebagai suatu aktiva yang sempit, yakni
memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian psikologik, observasi
atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2006 : 156). Observasi dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam
pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and learning
( CTL ).
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok (Arikunto, 2006 : 150). Tes dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal IPA tentang perubahan sifat
benda.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb (Arikunto,
2006 : 231). Sumber dokumentasi dalam penelitian ini adalah semua data yang diperoleh dari
SD N Kalisidi 02 mengenai pembelajaran IPA, misalnya : video, foto, dll.
d. Metode Wawancara
Wawancara atau interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan oleh
peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variable latar
belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu (Arikunto, 2006 :
155). Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan penulis untuk mengambil data
tentang pembelajran IPA kelas III di SDN Paopale Laok 2.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
b. Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rata-rata. Adapun penyajian data kuantitatif
dipaparkan dalam bentuk persentase.
Adapun rumus persentase tersebut adalah sebagai berikut:
ρ = x 100%
Keterangan :
∑n = Jumlah frekuensi yang muncul. N = Jumlah
total siswa.
ρ = Persentase frekuensi.
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang
dikelompokan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria ketuntasan Kualifikasi
≥ 70 Tuntas
< 70 Tidak tuntas
c. Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
contextual teaching and learning ( CTL ), serta hasil catatan lapangan dan wawancara
dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-
pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Hasil dapat dilihat pada tabel
berikut :
Kriteria Kualifikasi
A Amat Baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
7. Indikator Kriteria
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan contextual teaching and
learning ( CTL ) dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III pada SD N Paopale
Laok 02 dalam menyelesaikan soal-soal IPA tentang perubahan sifat benda dengan
indikator keberhasilan sebagai berikut:
a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan contextual
teaching and learning ( CTL ) meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
b. Aktivitas guru dalam pembelajaran IPA menggunakan pendekatan contextual
teaching and learning ( CTL ) meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
c. 100% siswa kelas IV SD Negeri Kota Dalam mengalami ketuntasan belajar
individual sebesar >70 dalam pembelajaran IPA khusunya dalam materi perubahan
sifat benda.
B. Jadwal Penelitian
No Pelaksanaan September November
Penelitian 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Proposal PTK x
2. Siklus I x
Perencanan x
Tindakan x
Observasi x
Refleksi x
3. Siklus II
Perencanaan x x
Tindakan x
Observasi x
Refleksi x
4. Pelaporan x
C. Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Fotocopy : Rp 50.000,00
2. Kertas folio 2 bendel : Rp 4.000,00
3. Jilid buku : Rp 15.000,00
4. Penggandaan laporan : Rp 50.000,00
5. Alat Peraga : Rp 31.000,00
Jumlah : Rp 150.000,00
I. Daftar Pustaka
Anggoro, M. Toha. dkk. 2008. Metode Penelitian. Jakarta : Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
BNSP.2006. Panduan Penyusunan Kuriklum Tingkat Satuan pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta:Depdiknas.
Haryanto.2004.Sains untuk Sekolah Dasar Kelas III.Jakarta:Erlangga
Poerwanti,Endang.2008. Asesmen Pembelajaran SD.Jakarta:Depdiknas
Wardhani, IGAK. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka