Post on 14-Jul-2015
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 1/30
1
PENGARUH MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA
LUBUKLINGGAU
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan birokrasi pemerintah saat ini dipengaruhi oleh teknologi
yang didukung oleh sistem manajemen yang baik, untuk keperluan operasional
maupun administrasi pemerintahan. Disini mau tidak mau organisasi pemerintah
harus mampu menyediakan dan menciptakan tenaga pegawai yang terampil,
cakap, ahli serta siap pakai dalam melaksanakan pekerjaan yang semakin
menuntut kemampuan kerja yang lebih tinggi. Agar kinerja pegawai itu selalu
membuahkan hasil yang optimal, dibutuhkan suatu motivasi dari diri sendiri
maupun dari pimpinan yang terus menerus baik pegawai yang baru saja diterima
maupun yang sudah lama berkerja di dalam instansi pemerintah serta keadaan
lingkungan kerja yang baik untuk mendukung pekerjaan semua pegawai.
Untuk memperbaiki berbagai kelemahan sumberdaya aparatur
pemerintahan dan untuk mengantisipasi tuntutan pelayanan publik yang semakin
beragam, maka diperlukan sebuah pemikiran untuk membangun perilaku birokrat
yang memiliki profesionalisme, etos kerja yang baik, menjunjung tinggi nilai
kejujuran, dan etika yang baik dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai
penyelenggara negara dan pelayanan masyarakat.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung kinerja
pegawai pada organisasi publik, karena motivasi adalah keadaan intern diri
seseorang yang mengaktifkan dan mengarahkan tingkah lakunya kepada sasaran
tertentu, serta motivasi pimpinan sangat dibutuhkan dalam memberikan semangat
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 2/30
2
dan kegairahan kerja kepada pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
Adanya motivasi kerja yang terdapat dalam diri pegawai serta motivasi dari
pimpinan merupakan dua aspek yang sangat diharapkan oleh instansi pemerintah.
Kemampuan pegawai akan meningkat bila setiap individu paham dan
mampu bekerja secara efektif dan efisien serta karena adanya perhatian dari
pimpinan. Kinerja pegawai di sini tidak akan dapat meningkat tanpa adanya
motivasi kerja yang tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan optimal tanpa ada
tekanan dan paksaan dari orang lain yang diimbangi oleh lingkungan kerja yang
baik.
Lingkungan kerja dalam suatu instansi pemerintah sangat penting untuk
diperhatikan manajemen personalia. Meskipun lingkungan kerja tidak
melaksanakan proses operasional dalam melayani publik, namun lingkungan
kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para pegawai yang melaksanakan
proses operasional tersebut.
Lingkungan kerja pada instansi pemerintah terbagi2
yaitu lingkungan
kerja fisik merupakan keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat
kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni
lingkungan yang langsung berhubungan dengan pegawai (alat kerja, kursi, meja),
kemudian lingkungan umum/kerja yang mempengaruhi kondisi manusia,
misalnya temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,
getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain. Lingkungan kerja non
fisik merupakan keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 3/30
3
hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun
hubungan dengan bawahan.
Dengan demikian lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat
menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan. Kondisi
lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila pegawai dapat melaksnakan
kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian lingkungan kerja
dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama.
Lebih jauh lagi lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut
pegawai menyelesaikan tugasnya dengan waktu yang lebih lama dan tidak
mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efektif dan efisien.
Kinerja merupakan suatu aspek yang penting bagi organisasi pemerintah
karena apabila pegawai mempunyai motivasi kerja yang tinggi, maka organisasi
pemerintah akan memperoleh hasil pelayanan ke masyarakat lebih optimal. Untuk
meningkatkan kinerja perlu adanya tenaga pegawai yang memiliki keterampilan
dan keahlian serta motivasi kerja, karena apabila pegawai tidak memiliki keahlian
dan keterampilan serta motivasi akan berakibat menurunnya kinerja pegawai dan
merugikan organisasi publik. Kinerja pegawai dipengaruhi berbagai faktor, baik
yang berhubungan dengan pegawai itu sendiri maupun lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang baik akan menciptakan kerja sama dalam
organisasi, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja pegawai.
Sedangkan apabila motivasi pegawai lebih tinggi tetapi tidak didukung
lingkungan kerja yang nyaman untuk bekerja maka hasil kinerja kurang baik.
Disini dituntut kemampuan manajemen personalia dalam mengelola
sumber daya pegawai secara terencana, terutama sumber daya pegawai sebagai
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 4/30
4
tenaga pelaksana operasional birokrasi pemerintah untuk menghasilkan daya guna
dan hasil guna dalam setiap kegiatan pemerintahan.
Pegawai yang dapat bertahan dalam organisasi pemerintahan disetiap
bidang hanyalah mereka yang tanggap dalam memperbaiki kualitas individu,
efisien serta mampu mengantisipasi keinginan dan kebutuhan masyarakat.
Oleh sebab itu diperlukan pegawai yang memiliki tingkat kinerja yang
maksimal agar hasil kerja (out put ) dapat tercapai sesuai dengan target organisasi
pemerintah tersebut.
Melihat pentingnya motivasi dan lingkungan kerja bagi para pegawai,
maka dalam hal ini Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuk linggau
juga perlu memperhatikan hal tersebut agar dapat meningkatkan kinerja para
pegawainya dalam rangka mewujudkan tujuan dari sistem Pemasyarakatan.
Dimana Lapas Narkotika Klas IIa Lubuklinggau bertanggung jawab dalam hal
pengamanan dan pembinaan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan sesuai dengan
tujuan sistem Pemasyarakatan.
Dari pengamatan peneliti pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas
IIa Lubuklinggau terdapat permasalahan sebagai berikut masih kurangnya
motivasi dari diri pegawai, pegawai yang sering lamban dalam menyelesaikan
tugasnya, pegawai kurang tepat waktu dalam bekerja, hasil kerja belum optimal,
suasana lingkungan kerja yang belum tertata baik, lingkungan fisik seperti tata
ruang yang kurang baik, bau tidak sedap dan lain sebagainya serta lingkungan non
fisik yaitu hubungan yang kurang baik antara pegawai dengan pegawai lainnya
maupun antara pegawai dengan atasan. Hal tersebut mengakibatkan hasil kinerja
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 5/30
5
dalam upaya mewujudkan tujuan dari Pemasyarakatan belum sesuai dengan
harapan.
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka peneliti akan membahas
suatu topik dengan judul Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa
Lubuklinggau.
B. PERUMUSAN MASALAH
1. Identifikasi Masalah
Peneliti mengamati fenomena yang terjadi dilapangan dapat dikategorikan:
Hasil kerja pegawai yang belum optimal
1. Kurangnya motivasi dari diri pegawai
2. Pegawai kurang tepat waktu dalam bekerja
3. Pegawai yang sering lamban dalam menyelesaikan tugasnya
4. Suasana lingkungan kerja yang belum tertata baik fisik maupun non fisik
2. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini agar pembahasan dan analisis data tidak menyimpang
dari sasaran yang ingin dicapai maka perlu dibatasi ruang lingkup
permasalahannya tentang pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap
kinerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuklinggau.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka
dirumuskan masalah yaitu bagaimana pengaruh motivasi dan lingkungan kerja
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 6/30
6
terhadap kinerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa
Lubuklinggau ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
motivasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuklinggau.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun Manfaat dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Sebagai bahan pengetahuan bagi peneliti dan sebagai tugas akhir persyaratan
menyelesaikan pendidikan Strata 1 di STIE-MURA.
2. Bagi tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi kepala Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuklinggau dalam upaya untuk
meningkatkan kinerja pegawainya melalui peningkatan motivasi dan
perbaikan lingkungan kerja.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai referensi untuk menambah wawasan bagi pihak-pihak yang berminat
untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan populasi yang lebih besar.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 7/30
7
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Pengertian Motivasi
Menurut Hasibuan (2009,hal.143) Motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau
bekerja sama bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya nya untuk
mencapai kepuasan.
Menurut Edwin B. Flippo dalam Brantas (2009,hal.102) Motivasi adalah
suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja
secara berhasil, sehingga tercapai keinginan para pegawai sekaligus tercapai
tujuan organisasi.
Menurut American encycl opedia dalam Hasibuan (2009,hal.143) Motifasi
adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam
diri seseorang yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-
tanduknya. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang
hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia.
G.R.Terry dalam Hasibuan (2009,hal.145) mengemukakan bahwa
motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang
merangsang dirinya untuk melakukan tindakan-tindakan.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
kerja adalah dorongan atau semangat kerja yang bersumber baik dari dalam diri
(internal) maupun dari luar (eksternal) untuk melakukan suatu pekerjaan dengan
sebaik-baik agar menghasilkan kinerja yang lebih baik.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 8/30
8
b. Timbulnya Motivasi
Kemudian Sukanto dan Handoko (dalam Manullang, 2001, h.112)
motivasi dapat timbul oleh faktor internal dan faktor eksternal, yaitu :
1. Motivasi dari diri sendiri (motivasi internal)
yaitu motivasi yang timbul dari keinginan dan kebutuhan dari dalam diri
seseorang. Motivasi ini merupakan kekuatan yang akan mempengaruhi
pikirannya, yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut.
Penggolongan motivasi internal adalah motivasi fisiologi yaitu motivasi
alamiah (biologis) seperti sandang, pangan dan papan.
Motivasi psikologi dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori :
a. Motivasi kasih sayang, yaitu motivasi yang berhubungan dengan
emosional dalam interaksi dengan orang lain.
b. Motivasi mempertahankan diri, yaitu motivasi untuk tidak disakiti
dan dihina oleh orang lain.
c.
Motivasi memperkuat diri, yaitu motivasi untuk mengembangkan
kepribadian, berprestasi dan memuaskan diri dengan
penguasaannya
terhadap orang lain.
2. Motivasi dari pimpinan (motivasi eksternal)
Yaitu motivasi yang berasal dari luar diri individu yang dikendalikan oleh
manajer/pimpinan yaitu gaji (pendapatan), kondisi kerja dan hubungan kerja.
a. Gaji (pendapatan) adalah besarnya pendapatan yang diterima oleh
karyawan.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 9/30
9
b. Kondisi kerja yaitu kondisi atau keadaan lingkungan kerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya.
c. Hubungan kerja yaitu hubungan antar karyawan dengan rekan sekerjanya.
c. Model-Model Motivasi
Menurut Brantas (2009, h.102), model-model motivasi ada tiga, yaitu:
1. Model Tradisional
Model ini mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana
pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya sistem pengupahan
insentif untukmemotivasi para pekerja. Model ini menganggap bahwa para
pekerja pada dasarnya malas dan hanya dapat dimotivasi dengan penghargaan
berwujud uang.
2. Model Hubungan Manusia
Model ini mengemukakan bahwa kontak-kontak sosial pegawai pada
pekerjanya adalah juga penting dan bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang
bersifat pengulangan adalah faktor-faktor pengurang motivasi. Manajer dapat
memotivasi bawahan melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial mereka dan
membuat mereka merasa berguna dan penting.
3. Model Sumber Daya Manusia
Model ini mengatakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor,
bukan hanya uang/barang atau keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan
untuk berprestasi dan pekerjaan yang berarti. Menurut model ini, karyawan
cenderung menyukai kepuasan dari prestasi yang baik.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 10/30
10
d. Faktor-faktor Motivasi
Menurut Manullang (2001, h.152), bahwa faktor-faktor yang berperan
sebagai motivator untuk memuaskan dan mendorong orang mau bekerja yaitu:
1. Keberhasilan Pelaksanaan
Agar seorang bawahan dapat berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya,
maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan pekerjaannya dengan
memberikan kesempatan kepadanya agar bawahan dapat berusaha mencapai hasil.
2. Pengakuan
Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan, pemimpin harus memberi
pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut.
3. Pekerjaan itu sendiri
Pemimpin membuat usaha-usaha yang riil dan meyakinkan, sehingga
bawahan mengerti akan pentingnya pekerjaan yang dilakukannya dan berusaha
menghindarkan kebosanan dalam pekerjaan bawahan serta mengusahakan agar
setiap bawahan sudah tepat dalam pekerjaannya.
4. Tanggung Jawab
Agar res ponsibilit ies benar-benar menjadi faktor motivator bagi bawahan,
pemimipin harus menghindari supervisi yang ketat, dengan membiarkan bawahan
bekerja sendiri sepanjang itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi.
Diterapkannya prinsip partisipasi membuat bawahan secara sepenuhnya
merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya.
5. Pengembangan
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 11/30
11
Hal ini dilakukan dengan memberi rekomendasi terhadap bawahan yang
dianggap mempunyai tanggung jawab tehadap pekerjaan untuk dapat mengikuti
pendidikan dan latihan agar dapat berkembang di masa yang akan datang.
e. Metode Motivasi
Menurut Hasibuan (2009, h.149) metode motivasi ada dua macam, yaitu:
1. Motivasi Langsung (direct motivation)
Motivasi (materiil dan non materil) yang diberikan secara langsung
kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasannya.
2. Motivasi Tidak Langsung (indirect motivation)
Motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang
mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas, sehingga para
karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.
f. Indikator Motivasi
Menurut Siagian (2006
, h.286
) indikator-indikator motivasi sebagai
berikut :
1. Kebutuhan
Kebutuhan manusia itu tidak hanya bersifat materi, akan tetapi juga
bersifat psikologikal, mental, intelektual dan bahkan juga spiritual.
2. Motivasional dan Pemeliharaan
Faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya
intrinsik, yang bersumber dari dalam diri seseorang. Faktor hygiene adalah factor
yang bersifat ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 12/30
12
3. Keadilan
Bahwa manusia terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha
yang dibuat bagi kepentingan organisasi dan imbalan yang diterima.
4. Harapan
Suatu hasil yang ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang
bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya.
g. Pengertian Lingkungan Kerja
Menurut Mardiana (2005, hal. 1) ³Lingkungan kerja adalah lingkungan
dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari´. Lingkungan kerja yang
kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat
berkerja optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi emosi pegawai. Jika
pegawai menyenangi lingkungan kerja dimana dia bekerja, maka pegawai tersebut
akan betah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas sehingga waktu kerja
dipergunakan secara efektif dan optimis prestasi kerja pegawai juga tinggi.
Lingkungan kerja tersebut mencakup hubungan kerja yang terbentuk antara
sesama pegawai dan hubungan kerja antar bawahan dan atasan serta lingkungan
fisik tempat pegawai bekerja.
Menurut Nitisemito (2001) ´Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang
ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan
tugas-tugas yang diembankan.
kemudian Sedarmayati (2001, h.1) mendefinisikan lingkungan kerja
sebagai berikut : Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan
yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 13/30
13
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok.
Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar pegawai pada saat bekerja, baik
yang berbentuk fisik ataupun non fisik, langsung atau tidak langsung, yang dapat
mempengaruhi dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.
h. Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2001, h.21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis
lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (a) lingkungan kerja fisik, dan (b)
lingkungan kerja non fisik.
1. Lingkungan kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang
terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi pegawai baik secara
langsung maupun scara tidak langsung.
Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :
a) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat
kerja, kursi, meja dan sebagainya)
b) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan
kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : temperatur,
kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau
tidak sedap, warna, dan lain-lain.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 14/30
14
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.
i. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja
Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga
dicapai suatu hasil yang optimal, apabila diantaranya ditunjang oleh suatu kondisi
lingkungan yang sesuai. Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai
apabila manusia dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman,
dan nyaman. Lebih jauh lagi, Keadaan lingkungan yang kurang baik dapat
menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya
rancangan sistem kerja yang efisien.
Banyak faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan
kerja. Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2001, h.21) yang
dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan
dengan kemampuan pegawai, diantaranya adalah :
1. Penerangan/Cahaya di Tempat Kerja
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna
mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan
adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang
kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan
pada skhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan,
sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 15/30
15
Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu : cahaya
langsung, cahaya setengah langsung, cahaya tidak langsung, cahaya setengah
tidak langsung.
2. Temperatur di Tempat Kerja
Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai
temperatur berbeda. Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh. Tetapi
kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya, yaitu bahwa tubuh
manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika
perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan
35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
Menurut hasil penelitian, untuk berbagai tingkat temperatur akan memberi
pengaruh yang berbeda. Keadaan tersebut tidak mutlak berlaku bagi setiap
karyawan karena kemampuan beradaptasi tiap karyawan berbeda, tergantung di
daerah bagaimana karyawan dapat hidup.
3. Kelembaban di Tempat Kerja
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa
dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh
temperatur, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan
bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh
manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.
Suatu keadaan dengan temperatur udara sangat panas dan kelembaban
tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran,
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 16/30
16
karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung
karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan
tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antar panas tubuh
dengan suhu disekitarnya.
4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja
Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
menjaga kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metaboliasme. Udara di sekitar
dikatakan kotor apabila kadar oksigen, dalam udara tersebut telah berkurang dan
telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman di sekitar tempat kerja.
Tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan olah manusia.
Dengan cukupnya oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan
pengaruh secara psikologis akibat adanya tanaman di sekitar tempat kerja,
keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada jasmani. Rasa sejuk
dan segar selama bekerja akan membantu mempercepat pemulihan tubuh akibat
lelah setelah bekerja.
5. Kebisingan di Tempat Kerja
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga.
Tidak dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat
mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius bisa
menyebabkan kematian. Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 17/30
17
bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan
efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja
Getaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang
sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan
akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu
tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun
frekuensinya. Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila
frekwensi alam ini beresonansi dengan frekwensi dari getaran mekanis.
Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal :
kosentrasi bekerja, datangnya kelelahan, timbulnya beberapa penyakit,
diantaranya karena gangguan terhadap : mata, syaraf, peredaran darah, otot,
tulang, dan lain-lain.
7. Bau-bauan di Tempat Kerja
Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai
pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang
terjadi terus menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian ³air
condition´ yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan bau-bauan yang menganggu di sekitar tempat kerja.
8. Tata Warna di Tempat Kerja
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan
sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan
penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh
besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 18/30
18
rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang
perasaan manusia.
9. Dekorasi di Tempat Kerja
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik, karena itu
dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hasil ruang kerja saja tetapi berkaitan juga
dengan cara mengatur tata letak, tata warna, perlengkapan, dan lainnya untuk
bekerja.
10. Musik di Tempat Kerja
Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana,
waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang pegawai untuk bekerja.
Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih dengan selektif untuk dikumandangkan di
tempat kerja. Tidak sesuainya musik yang diperdengarkan di tempat kerja akan
mengganggu konsentrasi kerja.
11. Keamanan di Tempat Kerja
Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan
aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaannya. Salah satu upaya untuk
menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas
Keamanan (SATPAM).
j. Indikator-indikator lingkungan kerja
Yang menjadi indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti
(2001, h.46) adalah sebagai berikut :
1. Penerangan
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 19/30
19
Penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat
keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya
penerangan yang terang tetapi tidak menyilaukan.
2. Suhu udara
Bahwa tubuh manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan
temperatur luar jika perubahan temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk
kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
3. Suara bising
Karena pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising
hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan
efisien sehingga produktivitas kerja meningkat.
4. Penggunaan warna
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan direncanakan dengan
sebaik-baiknya. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar
terhadap perasaan.
5. Ruang gerak yang diperlukan
Guna menjaga tempat dan kondisi dalam keadaan aman maka perlu
diperhatikan adanya ruang gerak setiap pegawai.
6. Keamanan kerja
Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat
memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan.
7. Hubungan pegawai
Salah satu upaya untuk menjaga hubungan pegawai di tempat kerja, dapat
dilihat hubungan pegawai bawahan dengan pimpinan.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 20/30
20
k. Kinerja
Penegertian Kinerja pegawai menurut Bambang Kusriyanto yang dikutip
oleh Harbani Pasolong dalam bukunya ³Teori Administrasi Publik´ Kinerja
pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. (Pasolong,
2007:175)
Adapun pengertian kinerja menurut Stephen Robbins yang diterjemahkan
oleh Harbani Pasolong: ³Kinerja adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang
dilakukan oleh pegawai dibandingkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.´(Pasolong,2007:176)
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat
ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil pekerjaan
seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut dapat menyangkut
kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Kinerja pegawai tidak hanya dipengaruhi
oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh
semangat kerjanya.
l. Model Manajemen Kinerja
Model Manajemen Kinerja beberapa diantaranya sebagai berikut :
1. Model Deming
Proses manajemen kinerja dimulai dengan menyusun rencana, melakukan
tindakan pelaksanaan, memonitor jalannya dan hasil pelaksanaan, dan akhirnya
melakukan review atau peninjauan kembali atas jalannya pelaksanaan dan
kemajuan pekerjaan yang telah dicapai.
2. Model Torrington dan Hall
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 21/30
21
Proses manajemen kinerja dengan merumuskan terlebih dahulu harapan
terhadap kinerja dan hasil yang diharapkan dari suatu kinerja.
3. Model Costello
Untuk meningkatkan kinerja, diberikan coaching pada sumber daya
manusia dan dilakukan pengukuran kemajuan kinerja.
4. Model Armstrong dan Baron
Proses manajemen kinerja dilihat merupakan serangkaian aktivitas yang
dilakukan secara berurutan agar dapat mencapai hasil yang diharapkan.
5. Model Ken Blanchard dan Garry Ridge
System manajemen kinerja yang efektif terdiri dari 3 bagian, yaitu
perencanaan kinerja, pelaksanaan, evaluasi kinerja atau peninjauan ulang dan
pembelajaran.
m. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Armstrong dan Baron (dalam Wibowo, 2010, h.100) faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu sebagai berikut:
1. P ersonal f actors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan kompetensi yang
dimiliki, motivasi, dan komitmen individu.
2. Leadershi p f actors, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan
dukungan yang dilakukan manajer dan t eam leader .
3. T eam f actors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan
kerja.
4. S yst em f actors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang
diberikan organisasi.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 22/30
22
5. C ont extual/ S ituat ional f actors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan
perubahan lingkungan internal dan eksternal.
n. Indikator Kinerja
Menurut Wibowo (2010, h.102) terdapat 7 indikator kinerja yaitu:
1. Tujuan
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
seorang individu atau organisasi untuk dicapai. Tujuan merupakan sesuatu
keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa yang akan datang.
2. Standar
Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat
dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan suatu tujuan tercapai.
3. Umpan Balik
Umpan balik melaporkan kemajuan, baik kualitas maupun kuantitas,
dalam mencapai tujuan yang didefinisikan oleh standar. umpan balik terutama
penting ketika kita mempertimbangkan tujuan sebenarnya.
4. Alat atau Sarana
Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk
membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana merupakan
faktor penunjang untuk pencapaian tujuan.
5. Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 23/30
23
6. Motif
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada pegawai dengan insentif berupa
uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang, menetapkan
standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan
pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan.
7. Peluang
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan prestasi
kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan pada adanya kekurangan
kesempatan untuk berprestasi, yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk
memenuhi syarat.
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 24/30
24
2. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Gambar .1 Kerangka berpikir pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadapkinerja pegawai pada Lapas Narkotika Klas IIa Lubuklinggau.
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga motivasi dan lingkungan
kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai pada Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuklinggau.
Motivasi(X1)
Indikator:
1. Kebutuhan
2. Motivasional dan Pemeliharaan
3. Keadilan
4. Harapan
Lingkungan Kerja
(X2)
Indikator:
1. Tata Ruang
2. Penerangan
3. Suhu udara
4. Suara bising
5. Ruang gerak
6. Hubungan pegawai
Kinerja Pegawai
(Y)
Indikator:
1. Tujuan
2. Standar 3. Umpan balik
4. Alat dan sarana
5. Kompetensi
6. Motif
7. Peluang
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 25/30
25
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal Desember 2011 sampai dengan
April 2012 dengan alokasi waktu sebagai berikut :
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Jenis KegiatanWaktu Pelaksanaan (bulan ke)
Desember Januari Februari Maret April
12
3
4
5
6
7
8
9
Pengajuan JudulPembuatan Proposal
Pengajuan Proposal
Seminar Proposal
Pengumpulan data
Pengolahan data
Pengajuan Skripsi
Perbaikan Skripsi
Ujian akhir
Xx
Xx Xx
xx Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
Xx
xx
Xx
Xx
Xx
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika klas IIa
Lubuklinggau. Jalan Lintas Sumatera Km.19 No.01 Kecamatan Muara Beliti
Kabupaten Musi Rawas.
2. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objyek / subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2009. h.90 ).
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 26/30
26
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada
Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuklinggau yang berjumlah 78
orang terdiri dari tamatan SMA 55 orang dan 23 orang tamatan sarjana.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh
populasi tersebut. (Sugiyono, 2009. h.90 ).
Sampel pada penelitian ini yaitu keseluruhan dari anggota populasi, jadi
teknik sampling pada penelitian ini yaitu nonprobability sampling yaitu sampling
jenuh. Sampling jenuh adalah teknikpenentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.
H. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh dari lokasi penelitian yang berasal dari kegiatan
wawancara, observasi dan pengisian kuesioner yang disebarkan oleh peneliti
secara langsung pada Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa
Lubuklinggau.
b. Data Sekunder
Data yang sudah ada pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa
Lubuklinggau serta data yang diperoleh dari perpustakaan, literatur, yang
mempunyai relevansi dengan penelitian ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah :
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 27/30
27
1. Observasi
Yaitu pengamatan secara langsung ke Kantor Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuklinggau untuk mengamati masalah-
masalah yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.
2. Kuisioner
Yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner kepada
pegawai Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuklinggau yang
berisikan pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan variabel yang
akan diteliti.
3. Wawancara
Disini peneliti mengadakan wawancara langsung dengan pimpinan dan
pegawai Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuklinggau, dengan
maksud diperoleh gambaran yang jelas sehubungan dengan permasalahannya.
3. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari 30 item, 10 item variabel
motivasi, 10 item variabel pemahaman tugas, dan, 10 item variabel kinerja.
Keseluruhan jumlah item soal setiap variable dapat dilihat pada table III.2 :
Tabel 3.2
Instrumen Penelitian
No Keterangan Variabel Jumlah Soal
1 Motivasi (X1) 10
2 Lingkungan Kerja (X2) 10
3 Kinerja (Y) 10
Jumlah 30
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 28/30
28
I. Variabel dan Definisi Operasional
a. Variabel
Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Motivasi (X1) adalah variabel bebas
2. Lingkungan kerja (X2) adalah variabel bebas
3. Kinerja (Y) adalah variabel terikat
b. Definisi Operasional
1. Motivasi (X1) adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama bekerja efektif
dan terintegrasi dengan segala daya upaya nya untuk mencapai kepuasan
Hasibuan (2009,hal.143).
2. ingkungan kerja (X2) adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun
sebagai kelompok Sedarmayati (200
1, h.1).
3. Kinerja (Y) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikanya (Mangkunegara, 2000, h.67).
J. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis permasalahan yang ada
dalam penelitian ini yaitu :
a) Regresi Linear Berganda
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 29/30
29
Untuk mengetahui pengaruh motivasi (X1) dan lingkungan kerja (X2)
terhadap kinerja pegawai (Y) pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa
Lubuklinggau.
. Rumus :
Y = a + b1X1 + b2X2 (Sugiyono 2009, h.277)
Dimana :
Y = Kinerja pegawai
X1 = Motivasi
X2 = Lingkungan kerja
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien Regresi
b) Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui hubungan keterkaitan antara 3 variabel dalam
penelitian yang terdiri dari motivasi (X1), lingkungan kerja (X2) dan kinerja
pegawai (Y).
Rumus untuk mencari R korelasi, yaitu :
R y(1,2) =§
§ §
2
2211
Y
Y X bY X b(Sugiyono 2009, h.286)
Dimana :
R = Koefisien korelasi
X1 = Motivasi
X2 = Lingkungan kerja
Y = Kinerja pegawai
b1, b2 = Koefisien Regresi
5/12/2018 Proposal Boby - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-boby 30/30
30
c) Uji F
Untuk mengetahui pengaruh signifikansi variabel dependen (motivasi dan
lingkungan kerja) dan variabel independen (kinerja pegawai) dapat diuji dengan
uji F.
Rumus :
Fhitung = 1/1
/2
2
k n R
k R(Sugiyono, 2009, h. 287)
Dimana :
R 2
: Nilai Regresi
k : Banyaknya variabel bebas
n : Jumlah sampel
Analisis varian (Uji F), melalui prosedur sebagai berikut :
Ho : = 0, menunjukkan bahwa motivasi dan lingkungan kerja tidak
berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas IIa Lubuklinggau.
Ha : { 0, menunjukkan bahwa motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh
terhadap kinerja pegawai pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika
Klas IIa Lubuklinggau.