Post on 07-Feb-2018
PROFESIONALISASI PENGADAAN DI
INDUSTRI PERMINYAKAN & PANAS BUMI
WIN SUKARDIIr., M. Eng, MM, MBA, M. Hum, C.P.M.
SIMPOSIUM NASIONAL PBJPJAKARTA, 29 NOPEMBER 2011
Profesionalisasi Pengadaan
PROFESIONALISASI
PROFESIPROFESIONALISME
PROFESIONAL
Tiga KATA terkait dalam upaya PROFESIONALISASI:
Naturally needed?
Artificially created so it will be needed?
Karakter Profesional
Mempunyai keahlian dan keterampilan tinggi di bidang-nya
Dapat menghasilkan pekerjaan dengan kualitas yang sangat
baik
Menjunjung tinggi, menjaga sikap dan perbuatan serta
melakukan pekerjaan sesuai dengan etika profesi
Selalu memperhatikan keinginan, keperluan dan tujuan klien
Mempunyai moral dan motivasi terhadap pekerjaan yang tinggi
Mempunyai ketertarikan tinggi terhadap pekerjaannya
Mempunyai sikap positif
Menjaga hubungan baik dengan sesama pekerja dan pihak-
pihak lain yang terkait
Key questions?
Sudahkah pekerjaan pengadaan menjadi sebuah
profesi?
Apakah insan pengadaan sudah profesional?
Apakah sudah terlihat dan berkembang
profesionalisme-nya?
Finally.. Sudahkah terjadi profesionalisasi (fungsi)
pengadaan di perminyakan dan panas bumi?
How to answer?
• Bagaimana kondisi bisnis di perminyakan dan
panas bumi; long term outlook?
• Apa yang dapat dilakukan oleh fungsi pengadaan
untuk mendukung tujuan perusahaan?
• Bagaimana fungsi pengadaan dipandang dalam
organisasi perusahaan? Strategic importance, how
important? Is it a project base or long term and
improved organization?
Outlook – Perminyakan
• Penerimaan Negara 2010: USD 26.5 Milyar (100.6% dari target APBN)
• Lifting minyak 2010: 2.27 Juta barel oil ekuivalen
• Pengeboran sumur pada tahun 2010:
• Eksploitasi: 951
• Work-over & pemeliharaan: 1439
• Eksplorasi: 95
• Wilayah Kerja pada akhir tahun 2010:
• Total: 245 (total jumlah perusahaan 231)
• Produksi: 67 (jumlah perusahaan 67)
• Eksplorasi: 178 (jumlah perusahaan 164)
• Yearly expenditures (capital dan non-capital):
• 2010: USD 12 Milyar
• 2009: USD 11.5 Milyar
• 2008: USD 13 Milyar
• 2007: USD 10 Milyar
Sumber: Laporan Tahunan BPMIGAS 2010
Outlook – Perminyakan
• Jenis:
• Kontrak Kerja Sama antara Pemerintah dan Badan Usaha (BUMN, BUMD, Koperasi) atau Bentuk Usaha Tetap
• Dikendalikan oleh Badan Pelaksana (BPMIGAS)
• Dirjen MIGAS sebagai Pembina Sektor
• Peraturan Pengadaan:
• Public procurement
• PTK (Pedoman Tata Kerja) BPMIGAS No. 007 Rev-2/2011
• Peraturan pelaksanaan lebih lanjut internal
• Peraturan lain yang terkait (UU No 18/1999 ttg JasaKonstruksi, Permen Perindustrian No 15/2011 tentangPenggunaan Produk Dalam Negeri, dll)
Outlook – Panas Bumi
• Potensi listrik dari panas bumi: 29.038 MWe (Badan Geologi, Desember 2010)
• Potensi cadangan: +/- 14.172 MWe (ITB/Nenny Saptaji)
• Cadangan terbukti: 2.287 MWe
• Cadangan mungkin: 1.050 MWe
• Cadangan terduga: 10.835 MWe
• Jumlah WKP:
• Total: 50 (19 WKP pra UU No 27/2003, 31 WKP post – 19 ber-IUP)
• WKP produksi: 7 (PGE, Chevron, Star Energy)
• Produksi/kapasitas pembangkit (2010/2011): 1.169 MWe
• Target produksi/kapasitas pembangkit tahun 2014: 3.967 MWe
• Target produksi/kapasitas pembangkit tahun 2025: 9.500 MWe
• Biaya investasi & 30 tahun produksi: +/- USD 3 Juta/MWe
• Total investasi untuk target 2014: +/- USD 8.4 Milyar (additional 2.798 MWe)
• Total investasi untuk target 2025: +/- USD 25 Milyar (additional 8.331 MWe)
Outlook – Panas Bumi
• Jenis:
• Ijin Usaha Pertambangan kepada Badan Usaha (BUMN, BUMD, Koperasi, Swasta), dikeluarkan olehPemerintah Daerah
• Dirjen EBTKE sebagai Pembina Sektor
• Peraturan Pengadaan:
• Private procurement
• Peraturan internal
• Peraturan lain yang terkait (UU No 18/1999 ttg JasaKonstruksi, UU No 27/2003 ttg Panas Bumi, dll)
Sejarah MIGAS
• Terkait erat dengan perkembangan sejarah berdirinya Pertamina dan BPMIGAS
• 1850-an: sejarah penemuan migas di dunia dimulai
• 1850-an – 1885: masa awal pencarian migas di Indonesia
• 1885 – 1950-an: beroperasinya perusahaan2 asing dannasional
• 1957: lahirnya Pertamina
• 1966: dimulainya Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS)
• 1971: penerapan UU No. 8/1971 yang menugaskan Pertamina sebagai pemegang hak dan kontrol/manajemen atas operasipertambangan Minyak dan Gas di Indonesia
• 2001: penerapan UU No. 22/2001 yang mengatur deregulasisektor minyak dan gas
• 2002: pendirian BPMIGAS
Perkembangan Pengadaan MIGAS
• Sebelum 2002:
• Bagian dari organisasi Pertamina: • BKKA (Badan Koordinasi Kontraktor Asing)
• BPPKA (Badan Pembinaan Pengusahaan Kontraktor Asing)
• MPS (Management Production Sharing)
• Sentralisasi kebijakan, peraturan dan laporan oleh dankepada Pertamina
• Sesudah 2002:
• BPMIGAS sebagai badan pelaksana, pengawas kegiatanusaha hulu
• Sentralisasi kebijakan, peraturan dan laporan oleh dankepada BPMIGAS
Sejarah Panas Bumi
• 1918: usulan pertama pemanfaatan panas bumi oleh orang Belanda
• 1926 – 1928: pengeboran pertama sumur di Kamojang oleh Belanda
• 1928 – 1964: kegiatan berhenti sama sekali
• 1957: lahirnya Pertamina
• 1964 – 1980-an: penyelidikan lebih lanjut potensi panas bumi
• 1980-an: Keppres No. 45/1991 (pengganti Keppres No. 22/1981, Keppres No.
16/1974), menunjuk Pertamina melakukan survei eksplorasi & eksploitasi panas
bumi di Indonesia
• 1994: Kontrak kerjasama pengusahaan panas bumi (JOC) ditandatangani dengan
swasta dan Pertamina (Wayang Windu, Patuha, Dieng, Karaha Bodas)
• 2003: lahirnya UU No. 27/2003 tentang Pengusahaan Panas Bumi; diberikannya Ijin
Usaha Pertambangan ke Badan Usaha, tidak harus melalui Pertamina. Badan Usaha
lain dan Pertamina berkedudukan sama sebagai Badan Usaha.
• 2006, 2007 – : PGE (Pertamina Geothermal Energy) berdiri, era berdirinya
perusahaan-perusahaan swasta pengelola panas bumi
Perkembangan Pengadaan Pabum
• Sebelum 2003 (UU No. 27/2003):
• JOC (Joint Operation Contract)
• Apabila perusahaan swasta belum mempunyaikebijakan, peraturan, prosedur, maka dapatmenggunakan milik Pertamina (dan Keppres 80/2003)
• Sesudah 2003:
• Ijin Usaha Pertambangan, independen tergantung darijenis Badan Usaha-nya
• Apabila swasta, mempunyai kebijakan, peraturan, danprosedur sendiri
Fase Bisnis MIGAS dan PABUM
Studi (Joint Study,
Preliminary Study)
Eksplorasi(Seismic, MT,
Drilling)
StudiKelayakan,
Pengembanga,Konstruksi
Eksploitasi, Operasi,
Produksi & Pemeliharaan
PengembanganLapangan
Berhenti, KontrakBerakhir,
PenyerahanAset ke Negara
FUNGSI PENGADAAN
MIGAS (KONTRAK KERJA SAMA):
30 TAHUN (TERMASUK 6-10 TH EKSPLORASI) + 20 TH PERPANJANGAN
PANAS BUMI (IUP):
5 TH EKSPLORASI & STUDI KELAYAKAN + 30 TH EKSPLOITASI (DAPAT DIPERPANJANG)
Peran Pengadaan
• Memberikan peran yang lebih proaktif dan advisory roles, bersama-sama dengan fungsi yang lain dalamhal planning, budgeting, maupun dalam operasional
• Prime mover untuk upaya cost minimization denganacceptable quality (+/- 60% dari biaya operasionaladalah untuk pembelanjaan/pembelian barang/jasa)
• Gate keeper sebelum terjadinya komitmen (finansial)
• Center of coordination dari semua pembelian barangdan jasa
• Focal point hubungan dengan pihak penyedia barangdan jasa
Cakupan Tugas Pengadaan
Planning & budgeting
Sourcing and selection process
Goods delivery expediting
Monitoring the execution
Close out, performance evaluation & improvement
plan, and relationship management
Cakupan Tugas Pengadaan
1. Exploration
2. Drilling
3. Production & Maintenance
Phase of the project
Internal Chain – OG & GEO
RECEIVING
CUSTOMSWAREHOUSE &
INVENTORY CONTROL
USAGE
SURPLUS
WRITE OFF
REORDERPROCUREMENT
Suppliers
COMMON PRACTICE (OG & GEO)
Karakter Organisasi Pengadaan
• Sudah merupakan departemen sendiri, namun secara trenmerupakan bagian dari Supply Chain Management
• Pimpinan tertinggi adalah Manajer Pengadaan
• Reporting to General Manager (Pimpinan Tertinggi), atau ke Vice President SCM (VP SCM merupakan direct report dari President)
• Full time, tidak ad hoc, karyawan tetap
• Mempunyai jenjang karir tidak terbatas, sampai dengan jabatanPresident, dapat pindah departemen untuk pengembangan karir
• Diberikan otoritas approval terhadap proses dan komitmen finansialuntuk perjanjian dengan nilai tertentu
• Kesejajaran dalam fungsi dan tanggung jawab dengan departemenyang lain, termasuk dengan departemen pengguna
Organisasi Perusahaan – 1
President
VP SCM
Manager Procurement
Manager X Manager Y
VP FinanceVP
Engineering & Operation
VP Exploration
Other VP
Organisasi Perusahaan – 2
GM
Manager SCM
Section Head
Procurement
Section Head X
Section Head Y
Manager Finance
Manager Engineering & Operation
Manager Exploration
Other Managers
Organisasi Perusahaan – 3
President
VP Business Support
Manager SCM
Section Head - Procurement
Section Head A
Section Head B
Manager X Manager Y
VP Exploration
VP Engineering & Production
VP Finance Other VP
Pengembangan SDM Pengadaan
• Rotasi di-dalam satu divisi/departemen (pengadaan ke logistik, support atausebaliknya)
• Regular training (internal, in-house atau lintas negara dan external); hard dan soft skills
• Studi, edukasi formal lanjutan
• Sertifikasi (untuk KKKS, PTK BPMIGAS – mandatory untuk panitia pengadaan, sedangkan yang lain seperti IPSCM-ITC, CPSM, CPIM, CSCP – optional, dll)
• Jenjang karir sbb:
• Analyst, specialist, sr. specialist – untuk non struktural
• Supervisor, superintendent, manager, sr. manager, vice president – untuk struktural
• Program rotasi di antara fungsi terkait (pengadaan ke logistik, atau sebaliknya)
• Tidak semua perusahaan mempunyai program on the job training lintas departemen(misal pengadaan ke drilling, project, finance atau yang lain)
• Untuk international company, ada program employee exchange atau overseas job training lintas negara (atau subsidiary ke pusat, misal dari Indonesia ke US, atau keInggris atau Perancis)
Organisasi SCM
SCM
Procurement
Strategic/ Project
Operational
Logistics
Warehousing
Inventory Management
Formalities (Import, Export)
Performance & Support
Performance & Relationship Management
ICT & General Support
Transportation Field SCM
Strategic importance – Bottom Line
• Up
• Sustainable and growREVENUE
• Down
• Technically meeting the quality standards & acceptable to market
COST
• Up
• Sustainable and growPROFIT
Strategic importance?
Profitable Growth
Cost Minimization
Tax Minimization
Working Capital Efficiency
E
V
A
Time
$ Market Cap
Fixed-Capital Efficiency
Source: Cap Gemini E&Y Research
For O&G, GEO – Energy
Five Key Drivers of Stakeholder Value
Strategic importance?
Fungsi pengadaan selalu diperlukan di setiap fase perusahaan;
entry, grow, mature or decline; project or operations
Semakin tinggi prosentase pembelian barang/jasa, semakin tinggi
tuntutan involvement pengadaan (segregation of responsibility,
accountability and authority)
Diperlukan independensi fungsi pengadaan dan dukungan dari top
manajemen; survival mode and sustained growth (ensure the right
concept is implemented; right quality, right quantity, right price and
right time)
Depending upon nature of business, pengadaan harus dipandang
sebagai strategic department, long term, perlu continuous
improvement; regular evaluation, benchmark
Key enablers
Dukungan dari top management (kesempatan career path yang
sama dan jelas, equality treatment, remunerasi yang kompetitif),
part of management
Organisasi yang fit-for-purpose
Quality in leadership; continuous development untuk leader-nya
dan para staf berdasarkan gap analysis result
People
Prosedur, alur proses yang flexible, efektif dan efisien
Dukungan ERP atau software lain untuk database, integrasi dan
otomatisasi proses dan approvals)
Integritas, team work – towards one common company goals
People
Best and fit-for-purpose people
Can-do attitude, good interpersonal skills, strategic
thinking, value oriented, and relationship management
skills
Technical and project management skills
Diversity in experience.
Avoid under paid: “You pay peanuts, you will get monkey!”.
Seek a balance between buy and make/develop
Closing
Fungsi pengadaan di sektor migas dan panas bumi adalah fungsi
yang strategis, from start to the end of the business life!
Pengadaan sudah merupakan profesi di sektor migas dan pabum
Secara kebijakan, tuntutan profesionalisme sudah tertuang dengan
sangat baik dan lengkap. Perlu adanya pengkajian yang lebih detil
tentang implementasi-nya
Profesionalisasi pengadaan di migas dan pabum sudah terjadi dan
perlu tetap dilakukan evaluasi secara berkala
Perlu di-adakan workshop for benchmarking profesionalisasi
pengadaan antar Negara (Asia Tenggara misalnya) continuous
improvement terhadap profesi dan profesionalisme pengadaan
sektor publik dan swasta
Terima kasih, wish you all the best!
win.sukardi@gmail.com