Post on 16-Apr-2022
PRAKIRAAN MUSIM HUJAN
STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Jl. PIPIT NO 150, SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR
TELP: 0541-741160, FAX 0541-201060
web: bmkgsamarinda.com email: stamet.samarinda@bmkg.go.id
KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2020/2021
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
i STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
KATA PENGANTAR
Prakiraan Musim Hujan 2020 Provinsi Kalimantan Timur ini disusun berdasarkan hasil
pantauan kondisi fisis atmosfer dan data curah hujan yang diterima dari stasiun dan pos hujan
kerja sama di wilayah Kalimantan Timur. Buletin Prakiraan Musim Hujan 2020 ini memuat
Informasi Prakiraan Awal Musim Hujan 2020, Perbandingan antara Awal Musim Hujan 2020
terhadap Normalnya selama 30 tahun (1981-2010), Prakiraan Sifat Hujan selama periode
Musim Hujan 2020, dan Prakiraan Puncak Musim Hujan.
Berdasarkan pengelompokan pola distribusi curah hujan rata-rata bulanan di seluruh
wilayah Indonesia, maka secara klimatologis wilayah Indonesia terdiri atas:
a) Daerah-daerah yang mempunyai batas yang jelas antara periode musim hujan dan
periode musim kemarau, yang selanjutnya disebut daerah Zona Musim (ZOM).
b) Daerah-daerah yang tidak mempunyai batas yang jelas antara periode musim hujan dan
musim kemarau, yang selanjutnya disebut daerah Non Zona Musim (Non ZOM).
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data periode 30 tahun terakhir (tahun
1981–2010), wilayah Kalimantan Timur terdiri dari 10 Zona Musim (ZOM) dan 2 Non Zona
Musim (Non ZOM).
Ucapan terima kasih serta harapan kami sampaikan kepada instansi terkait,
khususnya kepada para pengamat stasiun/pos hujan kerja sama yang telah secara rutin
mengukur dan mengirimkan data curah hujan yang selama ini telah berjalan menjadi semakin
baik dan tepat waktu. Kami berharap para pengamat stasiun/pos hujan kerja sama dapat lebih
mengintensifkan pengamatan agar data-data tersebut dapat kami sampaikan dalam bentuk
informasi kepada masyarakat secara cepat dan tepat sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Dengan segala keterbatasan yang ada, kami berharap informasi ini dapat bermanfaat
sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan bagi semua pihak yang berkepentingan. Kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat menyempurnakan
terhadap apa yang telah kami sampaikan.
Samarinda, 24 September 2020
Kepala Stasiun Meteorologi Samarinda
RIZA ARIAN NOOR
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
ii STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iii
I. PENDAHULUAN 1
II. RINGKASAN 4
III. ZONA MUSIM (ZOM) KALIMANTAN TIMUR 8
IV. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2020/2021 ZONA MUSIM
KALIMANTAN TIMUR 9
V. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2020/2021 PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR 13
LAMPIRAN 14
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
iii STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Grafik Pergerakan SOI 4
Gambar 2 Analisis Sifat Hujan Agustus 2020 5
Gambar 3 SST Agustus 2020 6
Gambar 4 Anomali SST 7
Gambar 5 Peta ZOM Kalimantan Timur 8
Gambar 6 Peta Awal Musim Hujan 2020/2021 9
Gambar 7 Peta Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021 10
Gambar 8 Peta Prakiraan Sifat Musim Hujan 2020/2021 11
Gambar 9 Peta Prakiraan Puncak Musim Hujan 2020/2021 12
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penjabaran Wilayah Zona Musim (ZOM) Kalimantan Timur 8
Tabel 2 Prakiraan Musim Hujan 2020/2021 13
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
1 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
I. PENDAHULUAN
Posisi geografis Indonesia sangat strategis yaitu berada di daerah tropis dengan diapit
oleh Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, dilalui
garis khatulistiwa, terdiri dari pulau dan kepulauan yang membujur dari barat ke timur, serta
dikelilingi oleh luasnya lautan, menyebabkan wilayah Indonesia memiliki tingkat keragaman
cuaca dan iklim yang tinggi.
Keragaman iklim Indonesia dipengaruhi oleh antara lain fenomena global seperti El Nino
Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD), fenomena regional, seperti
sirkulasi angin monsun Asia-Australia, Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis atau Inter
Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan kondisi suhu permukaan laut di sekitar wilayah
Indonesia.
Provinsi Kalimantan Timur mempunyai topografi bergelombang dari kemiringan landai
sampai curam, dengan ketinggian berkisar antara 0-1500 meter di atas permukaan laut dengan
kemiringan antara 0-60 persen. Daerah dataran rendah pada umunya dijumpai pada kawasan
sepanjang sungai. Sementara, daerah pegunungannya memiliki ketinggian rata-rata lebih dari
1.000 mdpl dengan kemiringan 300 persen. Sisi timurnya berbatasan dengan sebagian (12 mil)
Selat Makasar dan Laut Sulawesi. Karakteristik wilayah ini berpengaruh menimbulkan
fenomena lokal serta ketinggian daerah dari permukaan laut ini juga menjadi salah satu faktor
berpengaruh pada unsur-unsur curah hujan dan tinggi rendahnya suhu yang ada sehingga
memengaruhi cuaca, iklimnya, dinamika hidrologi dan kerentanan terhadap erosi.
Berdasarkan hasil analisis data periode 30 tahun terakhir (1981-2010), wilayah Kalimantan
Timur secara klimatologis terdiri atas 12 pola iklim, di mana 10 pola merupakan Zona Musim
(ZOM) yaitu mempunyai perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan periode musim
Kemarau (umumnya pola Monsun), sedangkan 2 pola lainnya adalah Non Zona Musim (Non
ZOM). Daerah Non ZOM pada umumnya tidak mempunyai perbedaan yang jelas antara
periode musim hujan dan musim kemarau, dalam hal ini daerah yang sepanjang tahun curah
hujannya tinggi atau rendah.
Fenomena yang mepengaruhi Iklim / Musim di Indonesia
1. El Nino Southern Oscillation (ENSO)
El Nino Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena global dari sistem interaksi
lautan atmosfer yang ditandai dengan adanya anomali suhu permukaan laut di wilayah
Ekuator Pasifik Tengah dimana jika anomali suhu permukaan laut di daerah tersebut positif
(lebih panas dari rata-ratanya) maka disebut El Nino. Sebaliknya, jika anomali suhu
permukaan lautnya negatif disebut La Nina. Pengaruh El Nino terhadap curah hujan di
Indonesia ditentukan oleh beberapa faktor, di antaranya adalah kondisi suhu perairan
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
2 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
wilayah Indonesia. El Nino berpengaruh terhadap pengurangan curah hujan secara
signifikan bila bersamaan dengan kondisi suhu perairan Indonesia cukup dingin (anomali
negatif). Namun bila kondisi suhu perairan lebih hangat (anomali positif), El Nino tidak
signifikan mepengaruhi curah hujan di Indonesia. Sedangkan La Nina secara umum
menyebabkan curah hujan di Indonesia meningkat apabila disertai dengan
menghangatnya suhu permukaan laut di perairan Indonesia. Pengaruh El Nino dan La
Nina juga tergantung musim. Mengingat luasnya wilayah Indonesia, dampak El Nino / La
Nina tidaklah merata atau seragam di seluruh wilayah.
2. Indian Ocean Dipole (IOD)
Indian Ocean Dipole (IOD) merupakan fenomena interaksi laut–atmosfer di Samudera
Hindia yang dimonitor melalui perhitungan perbedaan nilai antara anomali suhu muka laut
perairan pantai timur Afrika (West Tropical Indian Ocean, WTIO) dengan perairan di
sebelah barat Sumatera (Southeast Tropical Indian Ocean, SETIO). Perbedaan nilai
anomali suhu muka laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Index (DMI). Kejadian IOD
positif, umumnya berdampak pada berkurangnya curah hujan di Indonesia terutama di
bagian barat. Sedangkan nilai IOD negatif, berdampak terhadap meningkatnya curah
hujan di Indonesia bagian barat.
3. Sirkulasi Monsun Asia–Australia
Sirkulasi angin di Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di daratan
Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam
setahun yang mengakibatkan sirkulasi angin di Indonesia berubah arahnya secara
musiman atau biasa disebut angin monsun. Angin monsun didefinisikan sebagai sirkulasi
angin yang mengalami perubahan arah setiap (kurang lebih) setengah tahun sekali. Pola
angin baratan terjadi karena adanya tekanan tinggi di Asia dan umumnya berkaitan
dengan berlangsungnya musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Pola angin
timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan tinggi di Australia dan biasanya berkaitan
dengan berlangsungnya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
4. Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ ITCZ)
ITCZ merupakan daerah tekanan rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan
posisi berubah mengikuti pergerakan semu matahari ke arah utara dan selatan garis
khatulistiwa, yang menjadi pertemuan massa udara dari belahan bumi utara dan belahan
bumi selatan. Wilayah Indonesia yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadi
pertumbuhan awan-awan hujan.
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
3 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
5. Suhu Permukaan Laut di Wilayah Perairan Indonesia
Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai salah
satu indikator banyak-sedikitnya kandungan uap air di atmosfer, dan erat kaitannya
dengan proses pembentukan awan di atas wilayah Indonesia. Jika suhu permukaan laut
dingin maka potensi kandungan uap air di atmosfer sedikit, sebaliknya panasnya suhu
permukaan laut berpotensi menimbulkan banyaknya uap air di atmosfer.
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
4 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
II. RINGKASAN
A. Kondisi Dinamika Atmosfer dan Laut
Dinamika atmosfer dan laut dipantau dan diprakirakan berdasarkan aktivitas fenomena
iklim, meliputi : El Nino Southern Oscillation (ENSO), Indian Ocean Dipole (IOD), Sirkulasi
Monsun Asia-Australia, Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ), dan Suhu Permukaan laut
Indonesia.
Monitoring dan prakiraan kondisi dinamika atmosfer dan laut dimaksud yang akan terjadi
pada Musim Hujan 2020/2021, adalah sebagai berikut :
1. Monitoring dan Prakiraan Fenomena ENSO dan IOD
a) El Nino Southern Oscillation (ENSO)
Sejak bulan Juli tahun 2020, kondisi anomali suhu permukaan laut di Ekuator
Pasifik Tengah (region Nino3.4) berada pada kondisi normal dengan indeksnya bernilai
-0.11, yang mengindikasikan ENSO berada pada status netral. Secara umum
berdasarkan model-model prediksi ENSO dari BMKG dan juga institusi internasional
lain (https://iri.columbia.edu) baik model dinamis maupun statistik memprakirakan
ENSO akan berada pada kategori netral hingga La Nina.
Indeks Osilasi Selatan (SOI) sejak Mei sampai dengan Agustus 2020 umumnya
bervariasi positif dan negatif namun masih dalam kisaran normalnya, memasuki bulan
Agustus 2020, indeks SOI dengan nilai mencapai +3 yang mengindikasikan terjadi
penambahan jumlah curah hujan. Hal ini selaras dengan curah hujan pada bulan
Agustus 2020 di wilayah Kalimantan Timur yang didominasi sifat hujan atas normal
(Gambar 2).
Gambar 1 Grafik Pergerakan SOI
(Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/#tabs=Pacific-Ocean)
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
5 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
Gambar 2 Analisis Sifat Hujan Agustus 2020
(Sumber: BMKG Samarinda)
b) Indian Ocean Dipole (IOD)
Berdasarkan hasil pemantauan kondisi IOD pada bulan Juli 2020 menunjukkan
fenomena Dipole Mode dalam kondisi Netral dengan IOD sebesar 0.27. Prediksi
BMKG, kondisi IOD diprakirakan akan tetap netral pada periode Agustus hingga
November 2020 kemudian bulan Desember 2020 berpotensi terjadi Dipole Mode
Negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa pada awal Musim Hujan 2020/2021,
kemungkinan besar tidak terjadi anomali perpindahan uap air antara wilayah Indonesia
dengan Samudera Hindia.
2. Monitoring dan Prakiraan Monsun Asia-Australia dan ITCZ
a) Monsun Asia–Australia
Hingga akhir Juli 2020 sirkulasi monsun di Indonesia umumnya memiliki pola yang
mirip dengan normalnya. Sirkulasi angin pada lapisan 850 mb menunjukkan bahwa
aliran angin monsun Australia masih mendominasi seluruh wilayah Indonesia. Prediksi
nilai indeks monsun Australia menunjukkan bahwa aliran monsun Australia akan tetap
aktif hingga November 2020 dengan intensitas relatif sama dengan klimatologisnya.
Namun, monsun Asia diprakirakan akan mulai aktif pada November 2020, khususnya
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
6 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
di wilayah bagian utara ekuator, dengan intensitas yang sedikit lebih kuat dibanding
klimatologisnya. Penguatan monsun Asia berpotensi meningkatkan peluang
pembentukan awan hujan terutama di wilayah Indonesia bagian utara khatulistiwa.
b) Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (Inter Tropical Convergence Zone / ITCZ)
Posisi ITCZ pada akhir Juli 2020 masih berada di utara garis ekuator dan akan
bergerak ke arah selatan menuju garis ekuator mengikuti pergerakan tahunannya.
Secara umum, berdasarkan prediksi angin periode Agustus hingga November 2020
menunjukkan ITCZ akan berada pada posisi sesuai dengan normalnya. Namun pada
Desember 2020 hingga Januari 2021, angin baratan diprediksi telah mendominasi
hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan zona ITCZ sedikit lebih ke utara
dibandingkan dengan normalnya. Hal ini diprediksi dapat berimplikasi terhadap awal
musim dan puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Jawa, Bali dan Nusa
Tenggara yang berpotensi mundur dibandingkan kondisi normalnya.
3. Monitoring dan Prakiraan Suhu Permukaan Laut Indonesia
Pada bulan Agustus 2020, nilai suhu permukaan laut di sekitar wilayah
Kalimantan khususnya Selat Makassar dalam kategori hangat dengan nilai 28-29 oC.
Nilai tersebut mengindikasikan bahwa terdapat potensi penguapan yang cukup tinggi,
sehingga meningkatkan proses pembentukan awan.
Gambar 3 SST Agustus 2020
(Sumber: http://www.bom.gov.au/products/IDYOC063.Global.SSTAnalysis.shtml)
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
7 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
Anomali suhu permukaan laut di sekitar wilayah Kalimantan bagian utara dan
timur (Selat Makassar) berkisar antara -0,5 s.d. +1,5 0C. Nilai tersebut menunjukkan
bahwa penguapan yang terjadi relatif tinggi, sehingga meningkatkan potensi terjadinya
hujan di wilayah Samarinda dan sekitarnya dengan intensitas hujan ringan hingga
sangat lebat.
Gambar 4 Anomali SST
(Sumber: http://www.bom.gov.au/products/IDYOC063.Global.SSTAnomaly.shtml)
Suhu permukaan laut di Indonesia menjelang dan pada awal Musim Hujan
2020/2021 diprakirakan sebagai berikut :
a) Pada bulan Agustus–Oktober 2020, suhu permukaan laut di perairan Indonesia
diprakirakan didominasi anomali positif, kemudian November 2020 mulai
meluruh menuju kondisi normal dari sebelah utara Papua hingga seluruh
wilayah perairan Indonesia bagian utara. Sedangkan wilayah perairan selatan
Jawa, perairan Maluku bagian selatan dan Papua bagian selatan umumnya
diprakirakan akan lebih hangat dengan anomali suhu permukaan laut berkisar
+0.5 °C hingga +1°C.
b) Pada bulan Desember 2020 – Januari 2021, suhu permukaan laut di wilayah
perairan Indonesia diprakirakan akan berada dalam kondisi normal.
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
8 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
III. ZONA MUSIM (ZOM) KALIMANTAN TIMUR
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data periode 30 tahun terakhir (tahun
1981-2010), wilayah Kalimantan Timur terdiri dari 10 Zona Musim (ZOM).
Tabel 1 Penjabaran Wilayah Zona Musim (ZOM) di Kalimantan Timur
ZOM PENJABARAN WILAYAH
267 Kabupaten Mahakam Ulu bagian selatan.
277 Kabupaten Paser bagian tenggara.
278 Kabupaten Paser bagian barat, Kabupaten Kutai Barat bagian tenggara, Kabupaten Penajam Paser Utara bagian tengah, Kabupaten Kutai Kartanegara bagian tenggara.
279 Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara bagian tengah, Kabupaten Kutai Kartanegara bagian tenggara.
280 Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara bagian timur.
281 Kabupaten Kutai Timur bagian timur, Kabupaten Berau bagian tenggara, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Kartanegara bagian timur laut.
282 Kabupaten Kutai Kartanegara bagian tengah, Kabupaten Kutai Timur bagian selatan.
283 Kabupaten Kutai Barat bagian tengah, Kabupaten Kutai Kartanegara bagian barat.
284 Kabupaten Kutai Timur bagian barat, Kabupaten Kutai Kartanegara bagian utara, Kabupaten Mahakam Ulu bagian utara, Kabupaten Berau bagian barat.
285 Kabupaten Kutai Timur bagian tengah, Kabupaten Berau bagian tengah.
Gambar 5 Peta ZOM Kalimantan Timur
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
9 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
IV. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2020/2021 ZONA MUSIM KALIMANTAN TIMUR
1. Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021
Secara umum, prakiraan awal musim hujan 2020/2021 wilayah Kalimantan
Timur terjadi pada bulan September – November. Prakiraan awal musim hujan paling
awal terjadi pada September Dasarian III pada ZOM 267 yaitu wilayah Kab. Mahakam
Ulu bagian selatan. Sedangkan prakiraan awal musim hujan paling akhir terjadi pada
November Dasarian I pada ZOM 279 (Kota Balikpapan, Kab. Penajam Paser Utara
bagian tengah, Kab. Kutai Kartanegara bagian tenggara) dan ZOM 280 (Kota
Samarinda, Kab. Kutai Kartanegara bagian timur).
Gambar 6 Peta Awal Musim Hujan 2020/2021
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
10 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
2. Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021 terhadap Rata-Ratanya
(Periode 1981-2010).
Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun. Secara umum,
prakiraan awal musim hujan 2020/2021 wilayah Kalimantan Timur mengalami
kemunduran mencapai lebih dari 3 dasarian dari kondisi normalnya. Untuk ZOM 283
prakiraan awal musim hujannya mengalami kemajuan sebanyak 1 dasarian dari kondisi
normalnya. Sedangkan prakiraan awal musim hujan untuk ZOM 267, 277, 278, 285
masih sama dengan kondisi normalnya.
Gambar 7 Peta Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2020/2021
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
11 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
3. Prakiraan sifat Hujan Musim Hujan 2020/2021
Secara umum, sifat hujan selama musim hujan 2020/2021 di wilayah
Kalimantan Timur diprakirakan normal. Kecuali untuk wilayah ZOM 277 (meliputi
wilayah Kab. Paser bagian tenggara), 282 (meliputi wilayah Kab. Kutai Kartanegara
bagian tengah, dan Kab. Kutai Timur bagian selatan) dan 284 (meliputi wilayah Kab.
Kutai Timur bagian barat, Kab. Kutai Kartanegara bagian utara, Kab. Mahakam Ulu
bagian utara, dan Kab. Berau bagian barat) yang diprakirakan mengalami sifat hujan
atas normal.
Gambar 8 Peta Prakiraan Sifat Musim Hujan 2020/2021
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
12 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
4. Prakiraan Puncak Musim Hujan 2020/2021
Puncak Musim Hujan 2020/2021 di wilayah Kalimantan Timur diprakirakan
umumnya terjadi pada bulan Desember 2020 – Januari 2021. Wilayah yang diprakirakan
mengalami puncak musim hujan pada Bulan Desember 2020 meliputi ZOM 278, 281 dan
284. Sedangkan wilayah yang diprakirakan mengalami puncak musim hujan pada bulan
Januari 2021 meliputi ZOM 279, 280, 282 dan 285.
Gambar 9 Peta Prakiraan Puncak Musim Hujan 2020/2021
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
13 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
V. PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2020/2021 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis disertai pertimbangan kondisi
fisis dan dinamika atmosfer di wilayah Indonesia dan sekitarnya, maka Prakiraan
Musim Hujan 2020 di Provinsi Kalimantan Timur sebagai berikut :
Tabel 2 Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
Kabupaten /
Kota Daerah
Awal
Musim
Hujan
Perbandingan
Terhadap Rata-
rata
(Dasarian)
Sifat
Hujan
Puncak
Musim
Paser Paser bagian tenggara
Paser bagian barat
NOV I
OKT III
Sama
Sama
AN
N
JUN
DES
PPU PPU bagian barat laut
PPU bagian tengah
OKT III
NOV II
Sama
Mundur 5 Dasarian
N
N
DES
JAN
Balikpapan Kota Balikpapan NOV II Mundur 5 Dasarian N JAN
Kutai
Kartanegara
Kukar bagian tenggara
Kukar bagian timur
Kukar bagian timur laut
Kukar bagian tengah
Kukar bagian barat
Kukar bagian utara
NOV II
NOV II
NOV I
OKT III
OKT I
OKT II
Mundur 5 Dasarian
Mundur 5 Dasarian
Mundur 4 Dasarian
Mundur 1 Dasarian
Maju 1 Dasarian
Mundur 1 Dasarian
N
N
N
AN
N
AN
JAN
JAN
DES
JAN
NOV
DES
Samarinda Kota Samarinda NOV II Mundur 5 Dasarian N JAN
Bontang Kota Bontang NOV I Mundur 4 Dasarian N DES
Kutai Timur Kutim bagian timur
Kutim bagian selatan
Kutim bagian barat
Kutim bagian tengah
NOV I
OKT III
OKT II
OKT III
Mundur 4 Dasarian
Mundur 1 Dasarian
Mundur 1 Dasarian
Sama
N
AN
AN
N
DES
JAN
DES
JAN
Kutai Barat Kubar bagian tenggara
Kubar bagian tengah
OKT III
OKT I
Sama
Maju 1 Dasarian
N
N
DES
NOV
Berau Berau bagian tenggara
Berau bagian barat
Berau bagian tengah
NOV I
OKT II
OKT III
Mundur 4 Dasarian
Mundur 1 Dasarian
Sama
N
AN
N
DES
DES
JAN
Mahakam
Ulu
Mahakam Ulu bagian
selatan
Mahakam Ulu bagian
utara
SEP III
OKT II
Sama
Mundur 1 Dasarian
N
AN
NOV
DES
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
14 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
Lampiran 1
ISTILAH DAN PENGERTIAN DALAM PRAKIRAAN MUSIM
1. Curah hujan (mm) : merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang
datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter,
artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi
satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
2. Curah hujan kumulatif (mm) : merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang
waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata
panjang musim pada masing-masing Zona Musim (ZOM).
3. Zona Musim (ZOM) : adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan
yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerah-daerah yang pola
hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau
dan musim hujan, disebut Non ZOM.
Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi
pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten,
dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM.
4. Awal Musim Kemarau : ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian
(10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 (dua) dasarian berikutnya. Permulaan
musim kemarau, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur) dari
normalnya (rata-rata 1981-2010).
5. Awal Musim Hujan : ditetapkan berdasar jumlah curah hujan dalam satu dasarian (10
hari) sama atau lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh 2 (dua) dasarian berikutnya.
Permulaan musim hujan, bisa terjadi lebih awal (maju), sama, atau lebih lambat (mundur)
dari normalnya (rata-rata 1981-2010).
6. Dasarian : adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi
menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu :
a) Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10.
b) Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20.
c) Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan akhir bulan.
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
15 STASIUN METEOROLOGI TEMINDUNG SAMARINDA
Lanjutan Lampiran 1
7. Sifat Hujan : merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang
waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau)
dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010).
Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu :
a) Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya.
b) Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85%--115% terhadap rata-ratanya.
c) Bawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya.
8. Rata-rata curah hujan yang digunakan sebagai dasar penentuan curah hujan normal,
menggunakan data periode 1981-2010.
9. Puncak Musim Hujan : merupakan periode dimana terdapat jumlah curah hujan
tertinggi selama 3 (tiga) dasarian berturut-turut. Jika 3 (tiga) dasarian tersebut berada
pada bulan yang berbeda, bulan yang dinyatakan sebagai puncak musim hujan adalah
dimana 2 (dua) dasarian tersebut berada.
10. Puncak Musim Kemarau : merupakan periode dimana terdapat jumlah curah hujan
terendah selama 3 (tiga) dasarian berturut-turut. Jika 3 (tiga) dasarian tersebut berada
pada bulan yang berbeda, bulan yang dinyatakan sebagai puncak musim kemarau
adalah dimana 2 (dua) dasarian tersebut berada. Jika terdapat minimal 3 (tiga) dasarian
bernilai 0 mm, maka bulan yang dinyatakan sebagai puncak musim kemarau diambil di
tengah periode tersebut.
Prakiraan Musim Hujan 2020/2021
Lampiran 2
RATA–RATA CURAH HUJAN DASARIAN (MM) PERIODE 1981 – 2010
ZONA MUSIM (ZOM) DI KALIMANTAN TIMUR
ZOM JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
JML 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
267 107 101 98 100 98 88 114 105 121 121 119 101 106 90 79 70 51 47 46 44 59 39 44 58 48 49 51 71 77 100 103 105 125 124 101 113 3073
277 80 79 93 78 71 74 60 65 71 72 75 64 45 40 54 63 46 43 53 43 41 23 14 45 23 30 28 38 43 47 55 68 71 74 66 84 2019
278 87 75 81 66 69 62 84 72 94 78 73 59 49 36 40 39 36 39 30 25 33 22 19 34 24 35 31 40 45 51 68 73 90 93 86 102 2040
279 84 71 88 83 86 47 74 76 107 85 77 86 75 75 60 97 87 60 82 43 43 42 23 38 36 30 61 56 54 65 68 64 88 76 81 89 2457
280 67 54 70 65 62 35 61 67 62 71 79 57 67 52 55 79 58 35 47 43 46 41 39 47 44 38 50 45 57 97 66 66 67 80 61 82 2112
281 70 60 72 76 65 45 67 60 71 60 74 60 82 69 62 72 59 50 45 44 46 29 32 50 48 40 53 51 46 70 71 65 82 68 68 79 2161
282 125 63 69 92 85 60 85 58 138 89 72 84 72 63 44 36 38 34 29 30 31 18 24 37 30 26 41 39 56 75 77 76 108 66 65 83 2218
283 92 86 79 89 98 75 101 96 101 100 98 85 106 80 63 58 52 54 38 38 46 25 23 34 41 49 45 28 61 82 74 107 106 133 119 108 2670
284 53 39 31 34 31 35 30 57 59 46 50 38 55 52 56 52 36 56 34 28 34 36 40 60 74 45 18 64 37 62 50 51 53 56 25 57 1634
285 119 97 88 37 42 52 75 46 152 108 93 166 118 161 92 56 110 59 60 33 55 20 23 59 59 24 28 55 39 59 77 145 42 85 95 94 2723
Penanggung Jawab:
Riza Arian Noor
Redaktur:
1. Ana Kaniya Annisa
2. Anindya Nuraini
3. Wiwi Indasari Azis
4. Yuni Dwiyanti
Anggota:
1. Aliansyah
2. Roby
3. Sutrisno
4. Brian Eko Permadi
5. Faizal Wempy
6. Primarisky Wahyu M
7. Fergian Yoga A