power point bullying

Post on 27-Dec-2015

497 views 55 download

description

power point bullying

Transcript of power point bullying

BULLYING

Nama lain:

• Peer Victimization• Relational Aggression• Faints de violence (Perancis)• Prepotenza (Italia)• Ijime (Jepang)

Apakah Bullying itu?

• Apabila seseorang/sekelompok orang yang merasa lebih kuat/lebih berkuasa dengan sengaja menyakiti/menakut-nakuti orang yang lebih lemah.

• Tindakan ini dipersepsikan oleh korban akan berulang lagi dan cenderung sering.

• Kata bullying digunakan utk menjelaskan berbagai perilaku kekerasan yang sengaja dilakukan secara terencana oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa lebih “berkuasa” terhadap seseorang ataupun sekelompok orang yang merasa tidak berdaya melawan perlakuan ini.

Frekuensi terjadinya

• Hasil penelitian Olweus: 1 dari 7 siswa terlibat dalam bullying (pelaku/korban).

• Penelitian2 umumnya terhadap siswa SD & SMP

• Di mulai di taman kanak2, meningkat di SD (primary school), sangat jarang di SMU ( senior high school)

Bentuk2 Bullying:• Direct Bullying

•Verbal Bullying

•Physical Bullying

• Gesture Bullying

• Extortion

• E- Bullying

• Indirect Bullying

Bagaimana Tanda2nya?

• Jadi pemurung• Luka/memar, baju

robek tanpa sebab jelas

• Malas sekolah• Mengeluh sakit

sebelum berangkat sekolah

• Sulit tidur

Bagaimana Dampaknya?

• Dampaknya bisa jangka pendek …. bisa seumur hidup. • Jangan meremehkan apa yang dirasakan korban karena

sangat menyakitkan, mengesalkan dan menakutkan.• Anak-anak sering jadi takut ke sekolah dan kehilangan rasa

percaya dirinya. • Anak-anak merasa sebagai orang yang lemah, tak berteman

dan ini merupakan kesalahan mereka.

• Jadi pemurung• Luka/memar, baju robek tanpa sebab jelas• Malas sekolah• Mengeluh sakit sebelum berangkat sekolah• Sulit tidur

Perbedaan Bullying vs Perkelahian

• Equal Power• Happens occasionally

• Accidental• Not serious

• Imbalance of power

• Repeated negative/covert actions

• Serious with threats of physical or emotional harm. Attempts to hurt through humiliation &/or exclusion that affect social status & relationships of victims

• Equal emotional reaction

• Not seeking power or attention

• Not trying to get something

• Strong emotional reaction from victim; little or no reaction from bully

• Seeking power & control

• Attempt to gain power, material things or gain popularity

• Remorse – takes responsibility

• Effort to solve problem

• No remorse – blames victim. May or may not show remorse. Manipulative approach, may try to make victim belief what they are feeling is not real.

• No effort to solve problem, may deny there is a problem. May challenge by asking for specific examples of their behavior. Victim may not be able to articulate because of complex social dynamics

2004: Terjadi di berbagai SMU unggulan di Jakarta, mulai banyak terjadi di SMP dan masih terjadi di tingkat PT. * Sinetron2 “ABG” *Informasi terakhir (akan diteliti): bullying sudah mulai banyak terjadi di SD (pelaku kelas 5/6 SD). *Bullying juga terjadi di asrama2/pesantren

Bagaimana di Indonesia?

Hasil2 penelitian payung 2004-2005:

• Perilaku Bullying yang paling sering muncul adalah gencet2an yang dilakukan kakak kelas terhadap adik kelas.

•Bullying dilakukan siswa (lebih sering langsung & fisik) maupun siswi (langsung, tidak langsung, verbal & non verbal)

•Pemicu perilaku siswa/i yunior yang “berbeda”, berani (mis. baju menyolok, cara bicara, cantik, tidak menyapa)

• Penyebab: Nilai (tradisi) yang berlaku di sekolah, frustrasi, “ujian” kaderisasi

• Bullying antar siswi seangkatan biasanya tidak langsung ( mengucilkan, merebut pacar/sahabat, membuka rahasia, menyebar gosip, mengadukan, menyindir, ekspresi non verbal)

•Bullying antar kakak-adik kelas: memaki, memarahi, menyindir

• Ada hubungan signifikan antara pola attachment orang tua dengan perilaku bullying (makin rendah attachment dengan orang tua, makin tinggi perilaku bullyingnya)

• Ada hubungan yang signifikan antara luasan sekolah dan munculnya perilaku bullying (makin besar makin tinggi perilaku bullying)

• Naskah kognitif:

* Bully dilakukan secara berkelompok

* Ada klik bully (pelaku utama & asisten), ada penonton (bystander)

* Pelaku merasa bangga, puas dan mempersepsikan hal tsb sebagai wajar (bahkan perlu dilakukan agar adik kelas menjadi tegar, displin dsb)

* Korban merasa kesal, tertekan, marah, cemas, takut & sedih.

* Tempat di sekolah (kantin, kamar mandi atau tempat2 lain di luar pengawasan guru & di luar sekolah (mall, taman/fasilitas umum)

• Persepsi guru terhadap bullying: Hanya kekerasan fisik (yg biasanya dilakukan oleh siswa) yang dianggap perlu penanganan

Persepsi orang tua terhadap bullying: kekerasan fisik maupun non fisik dianggap masalah.

2008 Penelitian tentang:

Pengaruh Faktor Personal &

Situasional terhadap Perilaku

Bullying pada Siswa SD, SMP

& SMA di Tiga Kota Besar di

Indonesia

Partisipan penelitian:

• SD: 134 siswa (metode FGD)

• SMP: 536 siswa (kuesioner), 48 siswa (FGD)

• SMA: 563 siswa (kuesioner), 48 siswa (FGD)

• Guru,Kepala/Wakil Kepala Sekolah: 75 orang (FGD/Wawancara)

Apakah terjadi kekerasan di Sekolah?

SD SMP SMA

SISWA Ya,

Ringan - berat

Ya,

Ringan - berat

Ya,

Ringan - berat

GURU Ya,

Ringan - sedang

Ya,

Ringan - sedang

Ya,

Ringan - sedang

Pola Perilaku Kekerasan di SD

• Kekerasan yang dilakukan siswa biasanya berupa kekerasan verbal (mengejek), fisik (mendorong,memukul) dan psikologis (dikucilkan).

• Kekerasan yang dilakukan seorang siswa atau geng kecil

• Kekerasan yang dilakukan guru lebih banyak verbal dan fisik.

• Di 2 SD terjadi kekerasan psikologis (pelecehan seksual yg dilakukan guru dan seorang pedagang.

Contoh data bahan FGD siswa

Gambaran Kekerasan di SMP, di 3 kota besar (dalam %):

77.5

59.8 61.1 66.1

22.5

40.2 38.9 33.9

0102030405060708090

100

Jogja Surabaya Jakarta Seluruhnya

ada

tidak ada

Gambaran Kekerasan di SMA, di 3 kota besar (dalam %):

63.8 67.2 72.7 67.9

36 32.8 27.3 32

0102030405060708090

100

Jogja Surabaya Jakarta Seluruhnya

ada

tidak ada

Kekerasan yg dilakukan Guru (menurut persepsi siswa):

Tkt

PenddKota Verbal Fisik Psi’s Power

sbg Guru

M’rusak barang siswa

S

M

P

JGY 11.3 21.6 50.5 12.4 15.5

SBY 13.3 35 30 8.9 7.4

JKT 12.2 20.1 46.8 11.5 9.4TOTAL 12.3 26.3 41.8 10.8 10.8

S

M

A

JGY 17.3 13.0 47.5 16.7 9.3

SBY 26.1 17.5 44.9 14.1 6.4

JKT 34.1 43.7 52.1 24.6 17.4TOTAL 25.9 24.0 47.8 17.9 10.5

• Di SMP:

I Kekerasan Psikologis (mengancam)

II Kekerasan Fisik (menjewer)

III Kekerasan Verbal (menyindir)• Di SMA

I Kekerasan Psikologis (mengancam)

II Kekerasan Verbal (menyindir)

III Kekerasan Fisik (menjewer)

Ranking Kekerasan yg dilakukan Guru (menurut persepsi siswa):

Kekerasan yg dilakukan Siswa (menurut persepsi siswa):

Tkt

PenddKota Verbal Fisik Psi’s

S

M

P

JGY 44.3 38.7 46.9

SBY 22.7 26.1 23.6

JKT 59 46 59TOTAL 39.9 35.8 41.2

S

M

A

JGY 40.7 30.9 56.8

SBY 43.6 30.3 39.3

JKT 37.7 32.3 37.1TOTAL 41.0 31.1 43.7

• Di SMP & SMA:

I Kekerasan Psikologis (mengucilkan)

II Kekerasan Verbal (mengejek)

III Kekerasan Fisik (memukul)

Rangking kekerasan yg dilakukan Siswa (menurut persepsi siswa):

Siapa yang rentan menjadi korban kekerasan?

• Tipe kepribadian yang cenderung “lemah” , tidak percaya diri

• Tipe kepribadian provokatif

Respons Guru & Siswa:Guru:•Pelaku ditegur•Memanggil pelaku dan korban•Pelaku di karantina•Dicoba didamaikan

Siswa:•Guru tidak tahu adanya kejadian.•Guru diam saja•Guru menasehati, menegur pelaku•Guru memberi hukuman fisik•Guru menyuruh siswa melanjutkan pertengkaran•Jika berat maka orang tua dipanggil• Memanggil pelaku dan orantua korban. Pelaku akan mendapat perhatian khusus dan akan membuat perjanjian

Respons siswa SMP jika mengetahui terjadi kekerasan:

• Bystander (menonton, menyoraki): 24.1%

• Ikut melakukan kekerasan: 31.3%

• Membela korban: 27.8%

Respons siswa SMA jika mengetahui terjadi kekerasan:

• Bystander menonton,menyoraki): 25.4%

• Ikut melakukan kekerasan: 27.9%

• Membela korban: 21.8%

Kebijakan yang diambil Sekolah:

• Pada umumnya Sekolah berusaha menyelesaikan masalah secara internal (dipanggil pelaku, korban dan kadang OT pelaku), namun pada umumnya sekolah tidak memiliki kebijakan khusus untuk penanganan kekerasan (bullying)

• Dari wawancara tidak didapatkan data bahwa adanya keterlibatan dari pihak LSM untuk menyelesaikan masalah kekerasan yang dihadapi.

Intervensi:• Pendekatan direct vs indirect, “no blame approach”

• Harus sistemik: Pihak Siswa (pelaku, korban, asisten pelaku, pembela korban & siswa bystander; pihak sekolah, pihak orang tua maupun masyarakat sekitar).

• Sebaiknya ada dukungan kebijakan dari kementrian DikNAs

Langkah2 intervensi:• Foot in the door strategy: Kepala Sekolah adalah kunci utama dari intervensi.

• Buat “diagnosa” masalah bullying secara obyektif (penelitian & di cross check dengan data sekolah, guru BP): Clique Bullying atau Group Bullying.

• Intervensi dirancang bersama pihak sekolah, sebaiknya menggunakan no blame approach dan bersifat jangka panjang.

BERSAMA KITA BISA