Post on 31-Jul-2021
Disusun Oleh :
MODUL PRAKTIKUMMANAJEMEN KEPERAWATAN
>>Tim Manajemen Keperawatan
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
MODUL PRAKTIKUMMANAJEMEN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEHDr. Tri Johan A.Y., S.Kp., M.Kep
Joko Pitoyo, S.Kp., M.Kep.Hurun Ain, S.Kep., Ns., M.Kep.
Sumirah Budi Pertami, S.Kp., M.Kep.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG TAHUN 2019
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang i
VISI DAN MISIPROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG JURUSAN KEPERAWATANPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
Visi:
“Menjadi Program Studi Diploma III Keperawatan yang Berkarakter dan Unggul Terutama di Bidang Keperawatan Komunitas pada Tahun 2019”
Misi:
1. Menyelenggarakan program pendidikan tinggi vokasi bidang keperawatan dengan keunggulan keperawatan komunitas sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, berdasarkan Pancasila, didukung teknologi informasi, dan sistem penjaminan mutu
2. Melaksanakan penelitian terapan dibidang keperawatan terutama keperawatan komunitas
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian terapan di bidang keperawatan terutama keperawatan komunitas
4. Meningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pendidikan keperawatan
5. Mengembangkan kerjasama Nasional dan Internasional dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang keperawatan
6. Melaksanakan tatakelola organisasi yang kredibel, transparan, akuntabel, bertanggungjawab, dan adil
7. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia yang profesional dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang i
LEMBAR PENGESAHAN
Modul Praktikum mata kuliah Manajemen Keperawatan Tahun 2019 adalah
dokumen resmi dan digunakan pada kegiatan Pembelajaran Praktikum Mahasiswa
Program Studi D-III Keperawatan Malang Jurusan Keperawatan di Lingkungan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Disahkan pada tanggal.....................Januari 2019
DirekturPoliteknik Kesehatan Kemenkes Malang
Budi Susatia, S.Kp M.Kes NIP. 19650318 198803 1002
Ketua Jurusan Keperawatan
Imam Subekti, S.Kp M.Kep Sp.Kom NIP. 196512051989121001
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penyusunan Modul Praktikum Manajemen Keperawatan dapat diselesaikan.
Penyusunan modul ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Budi Susatia, S.Kp., M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang atas arahan dan bimbingannya.
2. Imam Subekti, S.Kep.Ns., M.Kep.Sp.Kom, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Malang yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penyusunan modul.
3. Rekan sejawat dosen di lingkungan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang
4. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penyusunan modul ini.
Semoga penyusunan modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan dan
pihak lain yang membutuhkan.
Malang, Januari 2019
Penyusun
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang v
DAFTAR ISI
A. Cover Luar
B. Cover Dalam ................................................................................................ i
C. Visi dan Misi................................................................................................ ii
D. Lembar Pengesahan .................................................................................... iii
E. Kata pengantar ............................................................................................. iv
F. Daftar isi ...................................................................................................... v
G. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Deskripsi ................................................................................................ 1
1.2 Capaian Pembelajaran............................................................................ 1
1.3 Peserta .................................................................................................... 1
H. BAB II LANDASAN TEORI DAN TEKNIS PELAKSANAAN
2.1 PRAKTIKUM 1 : Kepemimpinan ......................................................... 2
2.2 PRAKTIKUM 2 : Penghitungan dan penyusunan tenaga kerja ............ 8
2.3 PRAKTIKUM 3 : Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) .. 17
2.4 PRAKTIKUM 4 : Komunikasi dalam keperawatan .............................. 35
2.5 PRAKTIKUM 5 : Motivasi kerja .......................................................... 38
2.6 PRAKTIKUM 6 : Audit dokumentasi asuhan keperawatan.................. 40
2.7 PRAKTIKUM 7 : Pengelolaan pelayanan keperawatan di bangsal ...... 44
I. TATA TERTIB ............................................................................................. 70
J. SANGSI ........................................................................................................ 70
K. EVALUASI ................................................................................................. 70
L. REFERENSI ................................................................................................ 71
M. LAMPIRAN................................................................................................ 72
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
1.1 DESKRIPSI BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai suatu organisasi pelayanan kesehatan, merupakan suatu
kesatuan dari bagian-bagian yang saling berhubungan, saling ketergantungan dan saling
mempengaruhi satu sama lainnya sebagai suatu sistem untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Sebagai suatu sistem, rumah sakit terdiri-dari sub sistem-sub sistem yang saling
berhubungan sebagai satu kesatuan. Pelayanan keperawatan sebagai bagian dari sub
sistem pelayanan kesehatan di rumah sakit, merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam pelayanan kesehatan lainnya, yang juga turut menentukan keberhasilan pencapaian
tujuan institusi. Untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, diperlukan perencanaan
yang baik sebagai tahap pertama dari fungsi manajemen. Setelah semua Komponen di
organisasikan khususnya pengorganisasian SDM Keperawatan, selanjutnya adalah
bagaimana menggerakkan SDM tersebut agar dapat bersama-sama mencapai tujuan
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami kepemimpinan
2. Melakukan penghitungan dan penyusunan tenaga kerja
3. Memahami Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)
4. Memahami komunikasi dalam keperawatan
5. Memahami motivasi kerja
6. Melakukan audit dokumentasi asuhan keperawatan
7. Memahami pengelolaan pelayanan keperawatan di bangsal
C. PESERTA
Peserta pembelajaran praktikum adalah mahasiswa Tingkat II semester IV.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TEKNIS PELAKSANAAN
2.1 PRAKTIKUM 1 (WAKTU : 2 x 170 menit)
KEPEMIMPINAN
Oleh : Sumirah Budi Pertami, S.Kp., M.Kep.
A. LANDASAN TEORI
Pengembangan Teori Kepemimpinan
Teori Bakat (Trait Theory)
Teori Bakat menekankan bahwa setiap orang adalah pemimpin (pemimpin dibawa
sejak lahir bukan didapatkan) dan mereka mempunyai karakteristik tertentu yang
membuat mereka lebih baik dari orang lain (Marquis dan Huston, 1998). Teori ini
disebut juga sebagai Great Man Theory. Banyak penelitian terhadap riwayat
kehidupan untuk menguji teori ini. Teori bakat mengabaikan dampak atau
pengaruh dari siapa yang mengasuh, situasi, dan lingkungan lainnya, tetapi
menurut teori kontemporer, kepemimpinan seseorang dapat dikembangkan bukan
hanya dari pembawaan sejak lahir. Teori ini mengidentifikasi karakteristik umum
tentang inteligensi, personalitas, dan kemampuan (perilaku).
Tipe Kepemimpinan Situsional Hersey dan Blanchard (dalam Supriyanto, 2010).
a. Instruksi:
• tinggi tugas dan rendah hubungan;
• komunikasi sejarah;
• pengambilan keputusan berada pada pimpinan dan peran bawahan sangat
minimal;
• pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifik serta
mengawasi dengan ketat.
b. Konsultasi:
• tinggi tugas dan tinggi hubungan;
• komunikasi dua arah.
• peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
cukup besar, bawahan diberi kesempatan untuk memberi masukan, dan
menampung keluhan.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
c. Partisipasi:
• tinggi hubungan tapi rendah tugas;
• pemimpin dan bawahan bersama-sama memberi gagasan dalam pengambilan
keputusan.
d. Delegasi:
• rendah hubungan dan rendah tugas;
• komunikasi dua arah, terjadi diskusi dan pendelegasian antara pemimpin dan
bawahan dalam pengambilan keputusan pemecahan masalah.
Gaya kepemimpinan menurut Lippits dan K. White.
Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu:
otoriter, demokrasi, dan liberal yang mulai dikembangkan di Universitas Iowa.
a. Otoriter.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
• wewenang mutlak berada pada pimpinan;
• keputusan selalu dibuat oleh pimpinan;
• kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan;
• komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan;
• pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para
bawahan dilakukan secara ketat;
• prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan;
• tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan
atau pendapat;
• tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif;
• lebih banyak kritik daripada pujian;
• pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat;
• pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat;
• cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman;
• kasar dalam bersikap;
• tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan.
b. Demokratis.
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam memengaruhi
orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara
pimpinan dan bawahan.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain:
• wewenang pimpinan tidak mutlak;
• pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
• keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
• komunikasi berlangsung timbal balik;
• pengawasan dilakukan secara wajar;
• prakarsa dapat datang dari bawahan;
• banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan
pertimbangan;
• tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan daripada
instruktif;
• pujian dan kritik seimbang;
• pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-
masing;
• pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar;
• pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak;
• terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan saling menghargai;
• tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung bersama-sama.
c. Liberal atau Laissez Faire.
Kepemimpinan gaya liberal atau Laissez Faire adalah kemampuan
memengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
dengan cara lebih banyak menyerahkan pelaksanaan berbagai kegiatan kepada
bawahan.
Ciri gaya kepemimpinan ini antara lain:
• pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan;
• keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan;
• kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan;
• pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan;
• hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan;
• prakarsa selalu berasal dari bawahan;
• hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan;
• peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok;
• kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok;
• tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perorangan.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
Gaya kepemimpinan berdasarkan kekuasaan dan wewenang.
Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan
kekuasaan dibedakan menjadi empat.
a. Otoriter.
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekerjaan.
Menggunakan kekuasaan posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin
menentukan semua tujuan yang akan dicapai dalam pengambilan keputusan.
Informasi diberikan hanya pada kepentingan tugas. Motivasi dilakukan dengan
imbalan dan hukuman.
b. Demokratis.
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.
Menggunakan kekuasaan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf,
memotivasi kelompok untuk menentukan tujuan sendiri. Membuat rencana dan
pengontrolan dalam penerapannya. Informasi diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
c. Partisipatif.
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang
menyampaikan hasil analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut
pada bawahannya. Pemimpin meminta saran dan kritik staf serta mempertimbangkan
respons staf terhadap usulannya. Keputusan akhir yang diambil bergantung pada
kelompok.
d. Bebas tindak.
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa
pengarahan, supervisi dan koordinasi. Staf/bawahan mengevaluasi pekerjaan sesuai
dengan caranya sendiri. Pimpinan hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian
secara minimal.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
Tabel Ciri-ciri Pemimpin menurut Teori Bakat
Intelegensi Kepribadian Perilaku
Pengetahuan.
Keputusan.
Kelancaran berbicara.
Adaptasi.
Kreatif.
Kooperatif.
Siap/siaga.
Rasa percaya diri.
Integritas.
Keseimbangan emosi dan
mengontrol.
Independen.
Tenang
Kemampuan bekerja sama.
Kemampuan interpersonal.
Kemampuan diplomasi.
Partisipasi sosial.
Prestise.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
B. TEKNIK PELAKSANAAN
Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi
2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan
dimulai
3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun
yang berlaku di tatanan nyata
4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum
5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus
mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum
7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian
pembelajaran mahasiswa
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
2.2 PRAKTIKUM 2 (WAKTU : 2 x 170 menit)
PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN TENAGA KERJA
Oleh : Joko Pitoyo, S.Kp., M.Kep.
A. LANDASAN TEORI
Beban kerja secara umum menurut Groenewegen dan Hutten (1991) adalah
keseluruhan waktu yang digunakan dalam melakukan aktivitas atau kegiatan dalam kerja.
Menurut Finkler dan Koyner (2000), beban kerja diartikan sebagai volume kerja dari suatu
unit atau departemen. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa beban
kerja adalah keseluruhan waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan di suatu unit atau
departemen.
Sedangkan beban kerja perawat menurut Hubber (2000) adalah pengukuran dari
aktifitas kerja perawat dan ketergantungan klien terhadap asuhan keperawatan. Beban kerja
perawat di rumah sakit terkait dengan dua fungsi variabel, yaitu jumlah harian klien dan
waktu asuhan keperawatan setiap klien per hari (Kirby dan Wiczai, 1985; dalam Hubber,
2000).
Beban kerja perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam memperkirakan beban
kerja perawat pada suatu unit tertentu, seorang pemimpin atau manajer harus mengetahui
(Gillies, 1989): (1) berapa banyak klien yang dimasukkan ke unit per hari, bulan atau tahun,
(2) kondisi klien di unit tersebut, (3) rata-rata klien yang menginap, (4) tindakan perawatan
langsung dan tak langsung yang dibutuhkan masing-masing klien, (5) frekuensi dari masing-
masing tindakan keperawatan yang harus dilakukan, dan (6) rata-rata waktu yang dibutuhkan
dari masing-masing tindakan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung.
Perhitungan beban kerja bukan sesuatu yang mudah. Selama ini kecendrungan dalam
mengukur beban kerja berdasarkan keluhan dari personal, bahwa mereka sangat sibuk dan
membutuhkan waktu lembur (Ilyas, 2000). Perhitungan beban kerja perawat erat kaitannya
dengan penentuan kebutuhan jumlah tenaga perawat. Penentuan kebutuhan jumlah tenaga
perawat menurut Douglas (1975) dalam Pitoyo (2005), adalah berdasarkan tingkat
ketergantungan klien. Adapun perhitungan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Jumlah Klien
Klasifikasi Klien
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam1 0.17 0.14 0.07 0.27 0.15 0.10 0.36 0.30 0.202 0.34 0.28 0.14 0.54 0.30 0.20 0.72 0.60 0.403 0.51 0.42 0.21 0.81 0.45 0.30 1.08 0.90 0.60Dst
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9
Tingkat ketergantungan klien terkait dengan penentuan beban kerja perawat dapat
diklasifikasikan, meliputi (1) klien dengan perawatan minimal, (2) klien dengan perawatan
parsial, dan (3) klien dengan perawatan total.
Klien dengan tingkat ketergantungan minimal, jika (1) kebersihan diri, mandi, ganti
pakaian dilakukan sendiri; (2) makan, minum dilakukan sendiri; (3) ambulasi dengan
pengawasan; (4) observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap pergantian dinas; (5) pengobatan
minimal, status psikologi stabil; dan (6) perawatan luka sederhana.
Klien dengan tingkat ketergantungan parsial, jika (1) kebersihan diri dibantu, makan
dan minum dibantu; (2) observasi vital sign tiap 4 jam; (3) ambulasi dibantu, pengobatan
lebih dari sekali; (4) folley kateter, intake dan output dicatat; (5) klien terpasang infus; dan
(6) perawatan luka komplek.
Klasifikasi terakhir adalah klien dengan tingkat ketergantungan total, yaitu jika (1)
segalanya diberi bantuan; (2) posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital tiap 2 jam; (3)
makan memakai NGT; (4) pengobatan intravena per drip; (5) pemakaian suction; (6) gelisah,
disorientasi; dan (7) persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
Didalam penerapan kebutuhan ketenagakerjaan harus diperhatikan adanya faktor yang terkait
beban kerja perawat, diantaranya seperti berikut :
a. Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam suatu unit
b. Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
c. Rata-rata hari perawatan klien
d. Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung
e. Frekuensi tindakan yang dibutuhkan
f. Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak langsung
g. Pemberian cuti
Menurut Suyanto (2008), perhitungan tenaga kerja perawat perlu diperhatikan hal-hal,
sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan tenaga keperawatan.
a. Faktor klien, meliputi : tingkat kompleksitas perawat, kondisi pasien sesuai dengan jenis
penyakit dan usianya, jumlah pasien dan fluktuasinya, keadaan sosial ekonomi dan
harapan pasien dan keluarga.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
b. Faktor tenaga, meliputi : jumlah dan komposisi tenaga keperawatan, kebijakan
pengaturan dinas, uraian tugas perawat, kebijakan personalia, tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja, tenaga perawat spesialis dan sikap ethis professional.
c. Faktor lingkungan, meliputi : tipe dan lokasi rumah sakit, lay out keperawatan, fasilitas
dan jenis pelayanan yang diberikan, kelengkapan peralatan medik atau diagnostik,
pelayanan penunjang dari instalasi lain dan macam kegiatan yang dilaksanakan.
d. Faktor organisasi, meliputi : mutu pelayanan yang ditetapkan dan kebijakan pembinaan
dan pengembangan.
2. Rumusan perhitungan tenaga perawat
a. Peraturan Men.Kes.R.I. No.262/Men.Kes./Per/VII/1979 menetapkan bahwa
perbandingan jumlah tempat tidur rumah sakit dibanding dengan jumlah perawat adalah
sebagai berikut :
Jumlah tempat tidur : Jumlah perawat = 3-4 tempat tidur : 2 perawat.
b. Hasil Work Shop Perawatan oleh Dep.Kes RI di Ciloto Tahun 1971 menyebutkan bahwa
:Jumlah tenaga keperawatan : pasien = 5 : 9 tiap shift.
c. Menggunakan sistem klasifikasi pasien berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga.
Klasifikasi Klien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Menurut Douglas (1984, dalam
Swansburg & Swansburg, 1999) membagi klasifikasi klien berdasarkan tingkat
ketergantungan klien dengan menggunakan standar sebagai berikut :
a) Kategori I : self care/perawatan mandiri, memerlukan waktu 1-2 jam/hari
kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
makanan dan minum dilakukan sendiri
ambulasi dengan pengawasan
observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift
minimal dengan status psikologi stabil
perawatan luka sederhana.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
b) Kategori II : Intermediate care/perawatan partial, memerlukan waktu 3-4 jam/hari
kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
ambulasi dibantu
pengobatan dengan injeksi
klien dengan kateter urin, pemasukan dan pengeluaran dicatat
klien dengan infus, dan klien dengan pleura pungsi.
c) Kategori III : Total care/Intensif care, memerlukan waktu 5-6 jam/hari
semua kebutuhan klien dibantu
perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan
observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
makan dan minum melalui selang lambung
pengobatan intravena “perdrip”
dilakukan suction
gelisah / disorientasi
perawatan luka kompleks
Metode – metode Cara Perhitungan Ketenagakerjaan
Tingkat ketergantungan perhitungan tenaga perawat ada beberapa metode, antara lain yaitu
Metode Douglas
Metode Sistem Akuitas
Metode Gillies
Metode Swanburg
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
Penjelasan dari metode-metode cara perhitungan ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :
1) Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing
kategori mempunyai nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :
Jumlah
Pasien
Klasifikasi KLien
Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan minimal, 8
orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 Orang
2) Metode Sistem Akuitas
Kelas I : 2 jam/hari
Kelas II : 3 jam/hari
Kelas III : 4,5 jam/hari
Kelas IV : 6 jam/hari
Untuk tiga kali pergantian shift • ¨ Pagi : Sore : Malam = 35% : 35 % : 30%
Contoh :
Rata rata jumlah klien
1. kelas I = 3 orang x 2 jam/hari = 6 jam
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
2. kelas II = 8 orang x 3 jam/hari = 24 jam
3. kelas III = 4 orang x 4.5 jam/hari = 18 jam
4. kelas IV = 2 orang x 6 jam/hari = 12 jam
Jumlah jam : 60 jam
- pagi/sore = 60 jam x 35% = 2.625 orang (3 orang)
8 jam
- Malam = 60 jam x 30% = 2.25 orang (2 orang
) 8 jam
jadi jumlah perawat dinas 1 hari = 3+3+2 = 8 orang.
3) Metode Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan
adalah sebagai berikut :
Jumlah jam keperawatan rata rata jumlah
yang dibutuhkan klien/hari x klien/hari x hari/tahun
Jumlah hari/tahun - hari libur x jmlh jam kerja
Masing2 tiap perawat
Perawat
jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun
= jumlah jam keperawatan yang di berikan perawat/tahun
= jumlah perawat di satu unit
Prinsip perhitungan rumus Gillies :
Jumlah Jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
1. waktu keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi pembagian
adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam , keperawatan partial (partial care )
= ¾ x 4 = 3 jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan keperawatan
intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
2. Waktu keperawatan tidak langsung
· menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
· menurut Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1 jam/klien/hari
3. Waktu penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien
4. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat di suatu unit berdasarkan rata -
rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate (BOR) dengan rumus :
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah tempat tidur x 365 hari
5. Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.
6. Hari libur masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari minggu/libur = 52
hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau ini merupakan hari
libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ), hari libur nasional = 13 hari, dan
cuti tahunan = 8 hari).
7. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari
maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)
8. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk
antisipasi kekurangan /cadangan ).
9. Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %
Contoh
1. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
2. Rata rata = 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang dengan
ketergantungan partial dan 6 orang dengan ketergantungan total)
3. Jumlah jam kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam kerja
perhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
4. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur nasional)
Jumlah jam keperawatan langsung
- Ketergantungan minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Ketergantungan partial = 8 orang x 3 jam = 24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah jam = 63 jam
Jumlah keperawatan tidak langsung
17 orang klien x 1 jam = 17 jam
Pendidikan Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam
Sehingga Jumlah total jam keperawatan /klien/hari :
63 jam + 17 jam + 4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari
17 orang
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
Jadi,,
1. Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 = 15,06 orang ( 15 orang )
(365 – 73) x 7 2044
2. Untuk cadangan 20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
3. Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari
Perbandingan profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8 orang
4) Metode Swansburg
Contoh:
Pada suatu unit dengan 24 tempat tidur dan 17 klien rata rata perhari .
Jumlah jam kontak langsung perawat – klien = 5 jam /klien/hari.
1) total jam perawat /hari : 17 x 5 jam = 85 jam jumlah perawat yang dibutuhkan : 85 / 7 =
12,143 ( 12 orang) perawat/hari
2) Total jam kerja /minggu = 40 jam jumlah shift perminggu = 12 x 7 (1 minggu) = 84
shift/minggu jumlah staf yang dibutuhkan perhari = 84/6 = 14 orang (jumlah staf sama
bekerja setiap hari dengan 6 hari kerja perminggu dan 7 jam/shift)
Menurut Warstler dalam Swansburg dan Swansburg (1999), merekomendasikan untuk
pembagian proporsi dinas dalam satu hari • ¨ pagi : siang : malam = 47 % : 36 % : 17 %
Sehingga jika jumlah total staf keperawatan /hari = 14 orang
Pagi : 47% x 14 = 6,58 = 7 orang
Sore : 36% x 14 = 5,04 = 5 orang
Malam : 17% x 14 = 2,38 = 2 orang
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
B. TEKNIK PELAKSANAAN
Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi
2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan
dimulai
3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun
yang berlaku di tatanan nyata
4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum
5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus
mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum
7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian
pembelajaran mahasiswa
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
2.3 PRAKTIKUM 3 (WAKTU : 2 x 170 menit)
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)
Oleh : Dr. Tri Johan A.Y., S.Kp., M.Kep
A. LANDASAN TEORI
1. Model Praktik Keperawatan
A. Pengertian Model Praktik Keperawatan
Model praktik keperawatan adalah suatu sistem(struktur, proses, dan nilai-nilai profesional) yg memungkinkan perawatan professional mengatur pemberian asuhan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &Woods, 1996)
Model praktik keperawatan adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.
B. Tujuan Model Praktik Keperawatan
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap
tim keperawatan
C. Pilar – pilar dalam Model Praktik Keperawatan
Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya
adalah :
1. Pilar I : Pendekatan Manajemen (manajemen approach)
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai
pilar praktik perawatan professional yang pertama. Pada pilar I yaitu pendekatan
manajemen terdiri dari :
a. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi
(perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ;
harian,bulanan,dan tahunan). Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran
dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).
Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa
yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu
dilakukan.
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari :
1) Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan strategis yang
disusun untuk 3 sampai 10 tahun.
2) Rencana jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun.
3) Rencana jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun.
b. Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar
alokasi pasien. Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk
mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan
cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal,
yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi. Pengorganisasian
kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan sistem
penugasan modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada kepala
ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab
terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di ruang MPK terdiri dari:
1) Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu
organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan
adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau
kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur
organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
Struktur organisasi Ruang MPK menggunakan sistem penugasan Tim-primer
keperawatan. Ruang MPK dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi
dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 1
membawahi beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien.
2) Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab
dinas/shift. Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu
sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk
melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala
ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu
yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai
anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas
(libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.
3) Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab
dinas/shift. Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu
sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk
melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala
ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu
yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai
anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas
(libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.
c. Pengarahan, dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise,
menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang
mencangkup pre dan post conference, dan manajemen konflik. Pengarahan yaitu
penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai
padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang
digunakan pada akhirnya yang bermuara pada ”melaksanakan” kegiatan yang
telah direncanakan sebelumnya (Marquis & Houston, 1998). Dalam pengarahan,
pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu dilakukan
pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang
manajer harus melakukan upaya-upaya (Marquis & Houston, 1998) sebagai
berikut:
1) Menciptakan iklim motivasi
2) Mengelola waktu secara efisien
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
3) Mendemonstarikan keterampilan komunikasi yang terbaik
4) Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
5) Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
6) Negosiasi
2. Pilar II: Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)
Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional
berfokus pada proses rekruitmen, seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf
perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada
penambahan perawatan baru.
Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan manajemen
keperawatan khususnya manajemen sumber daya manusia (SDM) keperawatan.
Fokus utama manajemen keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar
dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat
merupakan SDM kesehatan yang mempunyai kesempatan paling banyak melakukan
praktek profesionalnya pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit. Seorang perawat
akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang profesional
apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program pengembangan staf
yang terstruktur. Metode dalam menyusun tenaga keperawatan seharusnya teratur,
sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga
keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien sesuai yang diharapkan.
Manajemen SDM di ruang MPK berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak
kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu
dilakukan sebelum membuka ruang MPK dan setiap ada penambahan perawat baru.
3. Pilar III: Hubungan Profesional
Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan)
dalam penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya
hubungan professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara
pembentuk pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat
dengan tim kesehatan dan lain–lain. Sedangkan hubungan professional secara
eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
4. Pilar IV: Manajemen Asuhan Keperawatan
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan
mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan
menerapkan proses keperawatan.
D. Komponen-Komponen Metode Praktik Keperawatan
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan, yaitu sebagai berikut :
1. Ketenagaan Keperawatan
Menurut Douglas (1984) dalam suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang
diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.
Menurut Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan
perpasien untuk dinas pagi, sore dan malam.
Waktu Klasifikasi Pagi Sore Malam
Minimal
Partial
Total
0,17
0,27
0,36
0,14
0,15
0,30
0,10
0,07
0,20
2. Metoda pemberian asuhan keperawatan :
Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan pemberian asuhan
keperawatan secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien. Setiap metoda
memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Terdapat 3 pola yang sering
digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan, yaitu penugasan fungsional,
penugasan tim , penugasan primer.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
a. Penugasan Keperawatan Fungsional :
Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dinama fungsi keperawatan tertentu
ditugaskan pada setiap perawat pelaksana, misalnya seorang perawat ditugaskan
khusus untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk mengganti
verband, penyuntikan, observasi tanda-tanda vital, dan sebagainya.
b. Penugasan Keperawatan Tim :
Adalah suatu bentuk sistem/metoda penugasan pemberian asuhan keperawatan,
dimana Kepala Ruangan membagi perawat pelaksana dalam beberapa kelompok
atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat professional/berpengalaman.
Metoda ini digunaklan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya.
c. Penugasan Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah suatu metoda pemberian asuhan keperawatan dimana
perawat perofesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan
keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Tanggung jawab meliputi pengkajian
pasien, perencanaan , implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak
pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas
utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.
3. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan
perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan masalah
pasien merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah
yang fragmatis dalam pengambilan keputusan adalah
a. Identifikasi masalah
b. Menyusun alternatif penyelesaikan masalah
c. Pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan melaksanakannya
d. Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.
4. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan
keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi
mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan.
Disamping itu, dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan
keperawatan. Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana
komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung
jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan
2. Peran, Fungsi, dan Tugas Perawat di Ruangan Sesuai Dengan Jabatan Dan Latar
Belakang Pendidikan
Menurut Grant dan Massey (1997) serta Marquis dan Huston (1998), terdapat lima model
asuhan keperawatan professional (MAKP) yang sudah ada dan akan terus dikembangkan
di masa depan, dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.
2.1 Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam dalam pengelolaan asuhan
keperawatan. Hal itu dilakukan sebagai pilihan utam sejak Perang Dunia Kedua.
Waktu itu, karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap
perawat hanya melakukan 1-2 jenis intervensi keperawatan (misalnya, merawat
luka) kepada semua pasien di bangsal. Sistem ini secara umum mempunyai
kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.
a. Kelebihan :
1) Menerapkan manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas
yang jelas, dan pengawasan yang baik
2) Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawatan pasien diserahkan kepada perawat junior dan/atau perawat yang
belum bepengalaman
3) Sangat cocok untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
b. Kelemahan :
1) Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2) Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan
3) Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
2.2 Keperawatan Tim
Model ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda, dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. perawat ruangan
dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga professional, tenaga teknis,
dan pembatu dalam satu grup kecil yang saling saling membantu. System ini
mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.
a. Kelebihan :
1) Memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh
2) Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3) Memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim
b. Kelemahan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konfrensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu Karena sulit untuk melaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
Sistem asuhan keperawatan dengan model keperawatan tim (Marquis & Huston, 1998, hal. 139)
PASIEN/KLIENPASIEN/KLIEN PASIEN/KLIEN
STAF PERAWATSTAF PERAWAT STAF PERAWAT
KETUA TIMKETUA TIMKETUA TIM
KEPALA RUANGAN
1. Konsep keperawatan tim
Secara garis besar, konsep keperawatan tim ini terdiri atas beberapa poin yang
harus dilaksanakan, yaitu:
a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan
b. Komunikasi yang efektif sangat penting, agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruangan dalam metode tim ini sangat penting. Artinya, metode
tim ini akan berhasil dengan baik hanya bila didukung oleh kepala ruangan.
2. Tanggung jawab anggota tim
Tanggung jawab anggota tim yaitu:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berada di bawah
tanggung jawabnya
b. Bekerja sama dengan anggota tim dan antartim
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
c. Memberikan laporan
3. Tanggung jawab ketua tim
Tanggung jawab ketua tim yaitu:
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervise, dan evaluasi
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konfrensi
4. Tanggung jawab kepala ruangan
Secara garis besar, tanggung jawab kepala ruangan terbagi menjadi empat,
yaitu
a. Perencanaan
Perencanaan seharusnya menjadi tanggung jawab kepala ruangan pada
tahap perencanaan. Tugas bagian perencanaan ialah :
1) Menunjuk ketua tim untuk bertugas di ruangan masing-masing
2) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantunga klien, seperti pasien gawat,
pasien transisi, atau pasien persiapan pulang, bersama ketua tim
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan klien bersama ketua tim, serta mengatur
penugasan/penjadwalan
5) Merencanakan strayegi pelaksanaan keperawatan
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan
tindakan pasien
7) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan. Dalam hal ini, yang
dapat dilakukan yaitu membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,
membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah, serta
memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
8) Membantu mengembangkan niat untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan diri
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
9) Membatu membimbing peserta didik keperawatan
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
b. Pengorganisasian
Tahap pengorganisasian dalam melaksanakan tugas meliputi:
1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2) Merumuskan tujuan metode penugasan
3) Membuat rentang kendali kepala ruangan yang membawahi dua ketua
tim dan ketua tim yang membawahi 2-3 perawat
4) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain-lain
6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan
7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
8) Mendelegasikan tugas saat tidak berada di tempat kepada ketua tim
9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus admisnistrasi
pasien
10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya
11) Mengidentifikasi masalah dan cara penanganan
c. Pengarahan
Tehap pengarahan meliputi
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik
3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien
5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6) Membimbing bawahan yang mengalami kasulitan dalam melakukan
tugasnya
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
d. Pengawasan
Pengawasan terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Melalui komunikasi
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
2) Melalui supervise
a) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri, atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga
b) Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesuadah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan). Selain itu, mendengar laporan ketua tim
tentang pelaksanaan tugas
c) Evaluasi, yaitu mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana keperawatan yang telas disuse
bersama ketua tim
d) Audit keperawatan
3. Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah metode penugasan di mana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien. hal
ini dilakukan mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Keperawatan
primer mendorong praktik kemandirian perawat, karena ada kejelasan antara si
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan
untuk merenacanakan, melakukan, dan mengordinasi asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.
Secara garis besar, system keperawatan primer memiliki kelebihan dan
kekurangan sebagai berikut.
a. Kelebihan :
1) Bersifat kontinu dan komprehensif
2) Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil hasil
dan memungkinkan pengembangan diri
3) Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
(Gillies, 1989)
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 2
PERAWAT PRIMER
PASIEN/KLIEN
PERAWAT PELAKSANA (SIANG) PERAWAT PELAKSANA JIKA DIPERLUKAN
(HARIAN)
PERAWAT PELAKSANA (MALAM)
SARANA RUMAH SAKITKEPALA RUANGANDOKTER
Selain itu kelebihan yang dirasakan adalah pasien merasa dihargai karena
terpenuhi kebutuhannya secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi dan akan tercapai pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
Dokter juga merasakan kepuasan dengan sitem/model primer karena
senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbarui dan komprehensif.
b. Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
memadai dengan kriteria asertif, self direction, memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel,
serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
1. Konsep dasar keperawatan primer
Konsep dasar keperawatan primer adalah:
a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b. Ada otonomi
c. Ada ketetiban pasien dan keluarga
2. Tugas perawat primer
Tugas perawat primer meliputi :
a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan renaca keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama berdinas
d. Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat lain
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Menyiapkan penyuluhan untuk kepulangan pasien
h. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial. Dengan cara kontak dengan
lembaga sosial di masyarakat
i. Membuat jadwal perjanjian klinik
j. Mengadakan kunjungan rumah
3. Peran kepala ruangan/bangsal
Peran kepala ruangan/bangsal dalam metode primer adalah
a. Menjadi konsultan dan pengendali mutu perawat primer
b. Memberi orientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten
d. Melakukan evaluasi kerja
e. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi
4. Ketenagakrjaan dalam keperawatan primer
Ketenagakerjaan dalam perawatan primer meliputi:
a. Setiap perawat primer adalah perawat bed side
b. Beban kasus adalah 4-6 orang pasien untuk satu perawat
c. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
b.
c.
b. K
e
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
3)
PASIEN/KLIENPASIEN/KLIENPASIEN/KLIEN
STAF PERAWAT STAF PERAWATSTAF PERAWAT
KEPALA RUANGAN
d. Perawat primer dibantu oleh perawat profesional lain maupun perawat
nonprofesional sebagai perawat asisten
4. Manajemen Kasus
Dalam model ini setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat berdinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap
shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada
hari berikutnya. Penugasan untuk kasus biasa menggunakan satu pasien-satu
perawat. Hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawatan privat atau untuk
perawatan khusus, seperti ruang isolasi dan intensive care.
Manajemen kasus secara umum mempunyai kelebihan dan kekuranagan
sebagai berikut.
a. Kelebihan :
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus
2) System evaluasi dan manajerial menjadi lebih mudah
kurangan :
1) Perawat penggung jawab belum dapat teridentifikasi
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama
5. Modifikasi: Keperawatan Tim-Primer
Model ini merupakan kombinasi dari dua system, yaitu keperawatan tim dan
keperawatan primer. Menurut Ratna S. Sudarsono (2000), penetapan model ini
didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
1. Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena perawat
primer memerlukan latar belakang pendidikan S1 keperawatan atau yang setara
2. Metode keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab
asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim
3. Melalui kombinasi kedua model tersebut, diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada perawat
primer. Di samping itu, karena saat ini sebagian besar perawat yang ada di RS
adalah lulusan SPK, maka mereka akan mendapat bimbingan dari perawat
primer/ketua tim tentang asuhan keperawatan.
Contoh :
Untuk model diperlukan 26 perawat, dengan 4 (empat) orang perawat primer (PP)
dengan kualifikasi S1/D4 Keperawatan, disamping seorang kepla ruangan rawat
yang juga dengan kualifikasi S1/D4 keperawatan. Selain itu diperlukan juga
perawat associate (PA) 21 orang, dengan kualifikasi pendidikan perawat associate,
yang terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18 orang).
Pengelompokkan tim pada setiap shift/jaga.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
Selain diagram diatas, untuk lebih mengetahui peran masing-masing
komponen yang terdiri dari kepala ruangan, perawat primer, dan perawat associate,
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Kepala Ruangan
(KARU)
Perawat Primer
(PP)
Perawat Associate
(PA)
1. Menerima
pasien baru
2. Memimpin
rapat
3. Mengevalua
si kinerja perawat
4. Membuat
daftar dinas
5. Menyediaka
n material
6. Melakukan
perencanaan dan
pengawasan
7. Melakukan
pengawasan dan
pengarahan
1. Membuat
perencanaan ASKEP
2. Mengadakan
tindakan kolaborasi
3. Memimpin
timbang terima
4. Mendelagasika
n tugas
5. Memimpin
ronde keperawatan
6. Mengevaluasi
pemberian ASKEP
7. Bertanggung
jawab terhadap
pasien
8. Memberi
petunjuk jika pasien
akan pulang
9. Mengisi
resume keperawatan
1. Memberikan
ASKEP
2. Mengikuti timbang
terima
3. Melaksanakan
tugas yang didelegasikan
4. Mendokumentasik
an tindakan keperawatan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
B. TEKNIK PELAKSANAAN
Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi
2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan
dimulai
3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun
yang berlaku di tatanan nyata
4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum
5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus
mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum
7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian
pembelajaran mahasiswa
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
2.4 PRAKTIKUM 4 (WAKTU : 2 x 170 menit)
KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATANOleh : Hurun Ain, S.Kep., Ns., M.Kep.
A. LANDASAN TEORI
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas manajer keperawatan
dan sebagai bagian yang selalu ada dalam proses manajemen keperawatan bergantung
pada posisi manajer dalam struktur organisasi. Berdasarkan hasil penelitian Swansburg
(1990), bahwa lebih dari 80% waktu digunakan manajer untuk berkomunikasi, 16%
untuk membaca, dan 9% untuk menulis. Pengembangan keterampilan dalam komunikasi
merupakan kiat sukses bagi seorang manajer keperawatan. Mengingat banyaknya waktu
yang digunakan oleh manajer untuk berkomunikasi (mendengar dan berbicara), sehingga
jelas bahwa manajer harus mempunyai keterampilan komunikasi interpersonal yang baik.
Manajer harus berkomunikasi dengan staf, pasien, dan atasan setiap hari. Praktik
keperawatan adalah praktik yang berorientasi pada kelompok/hubungan interpersonal
dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Oleh sebab itu, untuk menciptakan komitmen
dan rasa kebersamaan, perlu ditunjang keterampilan manajer dalam berkomunikasi.
Tappen (1995) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah suatu pertukaran pikiran,
perasaan, pendapat, dan pemberian nasihat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang
bekerja bersama. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapat mengerti
dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan.
Komunikasi adalah sesuatu yang kompleks, sehingga banyak model yang
digunakan dalam menjelaskan bagaimana cara organisasi dan orang berkomunikasi.
Dasar model umum proses komunikasi terlihat pada Figur 8.1 yang menunjukkan bahwa
dalam setiap komunikasi pasti ada pengirim pesan dan penerima pesan. Pesan tersebut
dapat berupa verbal, tertulis, maupun nonverbal. Proses ini juga melibatkan suatu
lingkungan internal dan eksternal, di mana komunikasi dilaksanakan. Lingkungan
internal meliputi: nilai-nilai, kepercayaan, temperamen, dan tingkat stres pengirim pesan
dan penerima pesan, sedangkan faktor eksternal meliputi: keadaan cuaca, suhu, faktor
kekuasaan, dan waktu. Kedua belah pihak (pengirim dan penerima pesan) harus peka
terhadap faktor internal dan ekternal, seperti persepsi dari komunikasi yang ditentukan
oleh lingkungan eksternal yang ada.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan
Walaupun komunikasi dalam suatu organisasi sangat kompleks, manajer harus dapat
melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap berikut.
1. Manajer harus mengerti struktur organisasi, termasuk pemahaman tentang siapa yang akan
terkena dampak dari pengambilan keputusan yang telah dibuat. Jaringan komunikasi
formal dan informal perlu dibangun antara manajer dan staf.
2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantara, akan tetapi sebagai bagian proses yang tak
terpisahkan dalam kebijaksanaan organisasi. Jika ada pihak lain yang akan terkena
dampak akibat komunikasi, manajer harus berkonsultasi tentang isi komunikasi dan
meminta umpan balik dari orang yang kompeten sebelum melakukan suatu perubahan
atau tindakan.
3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat. Nursalam (2008) menekankan bahwa
prinsip komunikasi seorang perawat profesional adalah CARE: Complete, Acurate,
Rapid, dan English.
4. Ciri khas perawat profesional di masa depan dalam memberikan pelayanan keperawatan
adalah dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat, dan cepat. Artinya, setiap
melakukan komunikasi (lisan maupun tulis) dengan teman sejawat dan tenaga kesehatan
lainnya harus memenuhi ketiga unsur di atas dengan didukung suatu fakta yang
memadai. Profil perawat masa depan yang lain adalah mampu berbicara dan menulis
bahasa asing, minimal bahasa Inggris. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi
terjadinya persaingan pasar bebas pada abad ini.
5. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat diterima secara akurat.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah meminta penerima pesan untuk mengulangi
pesan atau instruksi yang disampaikan.
6. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang penting bagi manajer. Hal
yang perlu dilakukan adalah menerima semua informasi yang disampaikan orang lain,
dan menunjukkan rasa menghargai dan ingin tahu terhadap pesan yang disampaikan.
Dokumentasi Sebagai Alat Komunikasi
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan dalam memvalidasi asuhan keperawatan, sarana komunikasi antartim
kesehatan lainnya, dan merupakan dokumen paten dalam pemberian asuhan
keperawatan.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
Menurut Nursalam (2011) kapan saja perawat melihat pencatatan kesehatan,
maka perawat dapat memberi dan menerima pendapat serta pemikiran. Dalam
kenyataannya, dengan semakin kompleksnya pelayanan keperawatan dan peningkatan
kualitas keperawatan, perawat tidak hanya dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan
tetapi dituntut untuk dapat mendokumentasikan secara benar. Keterampilan dokumentasi
yang efektif memungkinkan perawat untuk mengomunikasikan kepada tenaga kesehatan
lainnya, dan menjelaskan apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakan oleh perawat.
Manfaat komunikasi dalam pendokumentasian adalah:
1. dapat digunakan ulang untuk keperluan yang bermanfaat;
2. mengomunikasikan kepada tenaga perawat lainnya dan tenaga kesehatan, apa yang
sudah dan akan dilakukan kepada pasien;
3. manfaat dan data pasien yang akurat, dan dapat dicatat;
4. komunikasi perawat dan tim kesehatan lainnya.
B. TEKNIK PELAKSANAAN
Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi
2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan
dimulai
3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun
yang berlaku di tatanan nyata
4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum
5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus
mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum
7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian
pembelajaran mahasiswa
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
2.5 PRAKTIKUM 5 (WAKTU : 2 x 170 menit)
MOTIVASI KERJAOleh : Hurun Ain, S.Kep., Ns., M.Kep.
A. LANDASAN TEORI
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi
kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor
yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku manusia
dalam arah tekad tertentu. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah perasaan atau pikiran
yang mendorong seseorang melakukan pekerjaan atau menjalankan
kekuasaan, terutama dalam berperilaku.
Memotivasi adalah proses manajemen untuk memengaruhi tingkah
laku manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang
tergerak, motivasi terdiri atas:
1. motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari dalam diri individu;
2. motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu;
3. motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit
secara serentak dan menghentak dengan cepat sekali.
Unsur Motivasi
Motivasi mempunyai tiga unsur utama yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan.
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa
yang mereka miliki dengan apa yang mereka harapkan. Dorongan merupakan
kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian
tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti
daripada motivasi.
Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk
mendapatkan kepuasan. Aktivitas ini melibatkan fisik dan mental, bekerja itu
merupakan proses fisik dan mental manusia dalam mencapai tujuannya.
Sementara itu pengertian motivasi kerja adalah suatu kondisi yang
berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku
yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 3
B. TEKNIK PELAKSANAAN
Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi
2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan
dimulai
3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun
yang berlaku di tatanan nyata
4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum
5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus
mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum
7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian
pembelajaran mahasiswa
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
2.6 PRAKTIKUM 6 (WAKTU : 2 x 170 menit)
AUDIT DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATANOleh : Sumirah Budi Pertami, S.Kp., M.Kep.
A. LANDASAN TEORI
1. AUDIT ASUHAN KEPERAWATAN1) Kata “Audit” (pemeriksaan) → hubungan dengan masalah keuangan/penggunaan
dana → apa yang dihasilkan/dicapai sudah sesuai dengan dana yang dikeluarkan.2) Audit keperawatan erat kaitannya dengan program menjaga mutu → karena dalam
pelaksanaannya tersirat juga penilaian dan pengawasan terhadap pelaksanan asuhan keperawatan (perawat), disamping asuhan keperawatan itu sendiri.
3) Pelaksanaan audit merupakan tanggung jawab tiap proffesi, termasuk keperawatan yang dalam tugasnya banyak berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia.
4) Audit keperawatan dilaksanakan oleh manajer keperawatan → untuk mengetahui apakah asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku/standar keperawatan yang ada.
5) Sebagai kelanjutan dari hasil audit → timbul gerakan untuk meninjau kembali policy yang berkaitan dengan asuhan kelompok pasien khusus dan sebagainya → perkembangan dan peningkatan pelayanan/asuhan keperawatan kearah perbaikan mutu.
2. TUJUAN AUDIT1) Mempertahankan/meningkatkan mutu pelayanan/asuhan keperawatan terhadap
klien.2) Mendidik staf pelaksana keperawatan untuk lebih mengenal/dapat menentukan
prioritas asuhan dan menganalisa masalah yang ada dalam asuhan keperawatan.
3. BENTUK AUDIT KEPERAWATAN1) AUDIT STRUKTUR → fokus pada tatanan asuhan yang diberikan : fasilitas
fisik, perlengkapan, pemberi asuhan, pengorganisasian, kebijakan dan prosedur, rekam medik.
2) AUDIT PROSES → menggunakan criteria untuk mengukur askep ; berorientasi pada tugas.
a) MARIA PHANEUF → telah mengembangkan 7 fungsi keperawatan yang ditetapkan “Lesniek” dan “Auderson” yang bersifat retrespektif (mengukur kualitas askep yang diterima pasien sudah suatu siklus sampai dengan pulang).7 fungsi :
1) Aplikasinstruksi dokter2) Observasi keluhan dan reaksi3) Supervisi terhadap pasien4) Supervisi terhadap mereka yang berpartisipasi dalam asuhan
(kecuali dokter).5) Pencatatan dan pelaporan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
6) Aplikasi dan eksekusi prosedur dan teknik keperawatan7) Peningkatan kesehatan fisik dan emosional melalui pengarahan dan
pengajaran “The Quality Patient Care Scale” → mengukur kualitas askep yang
sedang berjalan.Ada 6 fungsi :
1) Psikososial – individual2) Psikososial – kelompok3) Fisik4) Umum5) Komunikasi6) Implikasi professional
Perawat dievaluasi dengan observasi langsung saat interaksi dengan pasien menggunakan 15 % sampel perawat yang bekerja di unit tersebut.
4. MACAM / BENTUK AUDIT1) Menurut topic (Topically) → berbagai macam topik yang dipilih → contoh :
tentang diagnosa tertentu, tet diagnosa, proses suatu tindakan / prosedur.2) Menurut metoda (Methodologically)
a) Concorrent Audit → asuhan yang sedang dilaksanakan langsung diamati dan dinilai.
b) Retrospektive Audit → asuhan dinilai setelah pasien pulang → sumber utama data adalah pencatatan dan status pasien selama dirawat serta follow up yang dilakukan. Metode ini kurang menyita waktu dan lebih urah, akan tetapi dari segi ketepatan (accurancy) banyak tergantung pada ketepatan dan kelengkapan dari semua dokumentasi askep.
3) Audit Out – Come Dapat dilakukan retrospektif atau concurrent → mengevaluasi kinerja
keperawatan tentang kriteria out come pasien yang telah ditetapkan. “The National Center for Health Service” mengembangkan audit outcome
berdasarkan 9 kategori selfcare dari Orem.1. Udara / O22. Cairan3. Makanan4. Eliminasi5. Istirahat / aktivitas / tidur6. Interaksi sosial dan kerja produktif7. Pencegahan berencana8. ”Normality”9. Penyimpangan kesehatan
Kategori tersebut dievaluasi dalam kaitan dengan :
1. Peristiwa / bukti bahwa persyaratan dipenuhi.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
2. Peristiwa / bukti pasien mempunyai pengetahuan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan.
3. Peristiwa / bukti pasien mempunyai keterampilan dan kemampuan menampilkan untuk memenuhi yang dipersyaratkan.
4. Peristiwa / bukti bahwa pasien mempunyai motivasi yang diperlakukan untuk memenuhi yang dipersyaratkan.
5. PELAKSANAAN AUDIT1. Panitia AuditPanitia (committed) dibentuk sesuai tujuan institusi yang akan melaksanakan audit, terdiri dari :
a) Panitia Audit Multidisipliner (Multidiseiplinary Audit Committee) → audit dilakukan secara terpadu oleh berbagai disiplin tenaga yang memberi asuhan kepada kelompok pasien yang akan menjadi sampel audit untuk menunjang otonomi tiap profesi → tiap disiplin tenaga menentukan sendiri criteria audit.
b) Panitia Audit Keperawatan (Nursing Audit Committee) → duduk wakil dari tiap unit keperawatan yang berpengalaman dan bertugas daam memberi asuhan keperawatan langsung.
c) Sub Unit panitia Audit Keperawatan → dibentuk jika hendak dilakukan audit terhadap asuhan kelompok pasien khusus (permasalahan khusus) missal : Critical Care. Panitia terdiri dari unit/bidang yang bersangkutan.
2. Kriteria PenilaianMeliputi komponen :
a) Elemen Asuhan (Element of Care) → menunjukan kegiatan /tindakan yang dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh pemberi asuhan. Elemen asuhan yang ditentukan harus apa yang dapat dilakukan terhadap kelompok pasien yang sedang di audit.
b) Standar penampilan (Standart of Expeeted Performance) → diwujudkan dalam bentuk elemen yang bersangkutan tercatat (Records yang sedang di audit).
Elemen asuhan dianggap essensial, apabila hal tersebut aman dan efektif bagi kelompok pasien yang bersangkutan → untuk ini bobot angka adalah 100 %. Untuk elemen asuhan yang harus dihindari bobot angka adalah 0 %.
Kemungkinan ada perkecualian terhadap elemen yang telah ditetapkan → dicantumkan sebagai criteria ”terkecualian” (exception) missal : pasien yang pada waktu pulang sudah harus “ambulatory” tetapi pasien tersebut lumpuh, harus memakai kursi roda → hal ini dimasukan sebagai exception di dalam kriteria ambulatory.
3. Menetapkan KriteriaTiap profesi yang terlibat menetapkan sendiri criteria audit, misal : tenaga medis menentukan kriteria yang berkaitan dengan ketepatan diagnosa, efektifitas dari pengobatan, alasan harus dirawat, indikasi S.C.
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
Keperawatan menentukan criteria yang berkaitan dengan :
Ketepatan observasi dan pengkajian keperawatan. Manfaat dari tindakan keperawatan. Efektivitas dari penyuluhan yang diberikan kepada pasien.
Setiap kriteria harus secara jelas dicantumkan daam bentuk angka, secara deskriptif dan perilaku yang dikehendaki.
4. Besar dan Waktu SamplingTergantung jumlah pasien → jika kejadian sering dapat diambil 50 – 100 pasien dalam jangka waktu 3 – 6 bulan. Bila keadaan jarang terjadi → sampel diambil lebih sedikit (minimal 25 – 30) dalam jangka waktu lebih lama.
5. Analisa Data dan Tindakan Remedial Perbedaan / penyimpangan yang ditemukan → didiskusikan ketingkat pleno →
diputuskan apakah perbedaan tadi beralasan (dapat diterima) ; mengharuskan tindakan yang lebih lanjut.
Pada umumnya perbedaan/penyimpangan menunjukan perlunya tindakan Remedial atau pelatihan ulang bagi staff/tenaga pelaksana → maka perlu dilakukan “follow-up audit” untuk mengetahui apakah tindakan Remedial berhasil/tidak.
B. TEKNIK PELAKSANAAN
Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi
2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan
dimulai
3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun
yang berlaku di tatanan nyata
4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum
5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus
mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum
7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian
pembelajaran mahasiswa
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
2.7 PRAKTIKUM 7 (WAKTU : 2 x 170 menit)
PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN DI BANGSALOleh : Dr. Tri Johan A.Y., S.Kp., M.Kep.
A. LANDASAN TEORI
1) Tugas anggota tim dalam manejemen keperawatan di bangsal
a) Perawat Primer
1. Menyusun rencana harian individu
2. Mengikuti serah terima/operan pelayanan keperawatan
3. Partisipasi dalam conference perawat
4. Melakukan pengkajian keperawatan
5. Merumuskan diagnosa keperawatan
6. Merencanakan asuhan keperawatan
7. Melaksanakan tindakan keperawatan
8. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan
9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
b) Perawat pelaksana
1. Menyusun rencana harian individu
2. Mengikuti serah terima/operan pelayanan keperawatan
3. Partisipasi dalam conference perawat
4. Melaksanakan tindakan keperawatan yang dibuat oleh ketua tim/perawat
primer
5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan
6. Mendokumentasikan tindakan & evaluasi keperawatan
7. Melakukan kerjasama dengan anggota yang lain
2) Tugas ketua tim dalam menejemen keperawatan di bangsal
1. Menyusun rencana harian sesuai perannya
2. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien pada tim kelolaanya
3. Menghitung kebutuhan tenaga perawatan pada tim
4. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada perawat pelaksana
5. Mengikuti serah terima/operan pelayanan keperawatan
6. Partisipasi dalam conference perawat
7. Melakukan motivasi supervise kegiatan pelayanan kepada perawat pelaksana
8. Melakukan audit dokumentasi
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
9. Melakukan evaluasi pelayanan kesehatan
10. Membuat laporan harian katim
3) Tugas kepala ruangan dalam manajemen keperawatan di bangsal
1. Menyusun rencana harian sesuai perannya
2. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien
3. Menghitung kebutuhan tenaga perawatan
4. Menunjuk/menetapkan ketua tim
5. Menentukan metode penugasan yang digunakan
6. Menyusun struktur organisasi ruangan
7. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada ketua tim
8. Memimpin serah terima/operan pelayanan keperawatan
9. Memimpin conference perawatan
10. Memberikan pengarahan ketua tim
11. Melakukan motivasi dan supervisi kegiatan pelayanan
12. Melakukan audit dokumentasi
13. Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan
14. Membuat laporan harian karu
4) Fungsi laporan antar shift dalam manajemen keperawatan di bangsal
1. Mengkomunikasikan secara nyata tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk
klien.Hal ini penting untuk:
a) Menghindarkan kesalahan-kesalahan seperti duplikasi tindakan, yang
seharusnya tidak terjadi
b) Menjamin mutu yang akan menunjukkan apa secara nyata telah dilakukan
terhadap klien dan bagaimana hubunganya dengan standar yang telah dibuat
c) Melihat hubungan respon klien dengan tindakan keperawatan yang sudah
diberikan
2. Menjadi dasar penentuan tugas, sistem klasifikasi klien didasarakn pada
dokumentsai tindakan keperawatan yang sudah ada untuk selanjutnya digunakan
dalam menentukan jurnal perawat yang harus bertugas dalam setiap shift jaga
3. Memperkuat pelayanan keperawatan,jalan keluar dari tindakan malpraktek
tergantung pada dokumen-dokumen yang ada :
a) Dokumen tentang kondisi klien
b) Segala sesuatu yang telah dilakukan untuk klien
c) Kejadian-kejadian atau kondisi klien sebelum dilakukan tindakan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
4. Menjadi dasar perencanaan anggaran pembelanjaan, dokumen tentang
penggunaan alat-alat dan bahan-bahan akan membantu perhitungan anggaran
biaya suatu rumah sakit
5) Tata cara melaporkan kasus dengan metode SBAR
1. Petunjuk teknis menggunakan SBAR ke Dokter pada saat visite (tidak ditulis
namun di komunikasikan)
a. Sebelum melaporkan perawat harus:
1. Mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
2. Perawat mengumpulkan data-data yang diperlukan yang
berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan
3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien
4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini dan
hasil pengkajian perawat shift sebelumnya
5. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana
perawatan harian
b. Situasi
Ceritakan:
1. Identitas pasien (nama, kamar, umur, hari rawatan)
2. Diagnosa medis
3. Data subyektif dan obyektif yang ditemui pada pasien hari ini
atau sebelumnya yang belum dilaporkan (Temuan
klinis terbaru)
c. Background
Ceritakan : Informasi penting latar belakang klinis pasien
1. Riwayat sebelumnya (boleh data sebelumnya)
2. Riwayat medis
3. Therapy yang sudah diberikan
4. Ceritakan tentang hasil pemeriksaan diagnostik yang sudah
dilakukan sebelumnya (Lab, radiologi, EKG, dll)
d. Assessment
1. Sampaikan tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi
masalah yang timbul
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
2. Apa analisa dan pertimbangan perawat
a) Saya rasa kondisi pasien saat ini bisa memperburuk kondisi
pasien
b) Saya tidak yakin apa masalahnya tetapi kondisi pasien
memburuk
c) Saya tidak yakin apa masalahnya tetapi pasien kelihatannya
tidak stabil
3. Ceritakan tentang kesimpulan masalah pasien
e. Rekomendasi
1. Tanyakan apa saran untuk mengatasi masalah pasien
a) Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya untuk pasien ini
Dokter?
b) Sepertinya tindakan ini harus ditunda terlebih dahulu
2. Tanyakan Adakah pemeriksaan lainnya yang diperlukan
a) Apakah ada pemeriksaan lainnya yang harus kita lakukan?
b) Apakah ada pemeriksaan laboratorium lagi yang harus
kitalakukan
c) Adakah pemeriksaan radiologi lainnya yang harus kita lakukan
3. Tanyakan apakah ada perubahan therapy
4. Berikan pendapat perawat untuk menangani masalah
a) Apakah pasien perlu di EKG
b) Apakah pasien perlu diperiksa X-Ray
c) Apakah hari ini perlu diperiksa darah rutin lagi?
5. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan akan dilakukan.
6. Tanyakan kapan kedatangan dokter.
7. Tanyakan apakah perlu dikonsultasikan ke dokter laninnya
8. Tanyakan apakah pasien perlu dipindahkan ke ruang lainnya yang
sesuai dengan kondisi pasien (Intensive/ruang biasa/pindah
ruangan)
a) Apakah pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap
biasa(pasien di ruang intensive)
b) Apakah pasien sudah bisa alih rawat ke bagian penyakit
dalam(pasien bedah rawat bersama dengan penyakit dalam)
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
c) Apakah dokter akan memidahkan pasien ke ruang
intensive(pasien di ruang rawat inap)
2. Petunjuk teknis SBAR ke Dokter pada saat terjadi perubahan kondisi pasien
(yang dikomunikasikan)
a) Sebelum melaporkan Perawat/Dokter jaga ruangan harus :
1. Mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
2. Mengumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan
dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan
3. Memastikan diagnosa medis pasien
4. Membaca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya.
5. Menyiapkan medical record pasien termasuk rencana
perawatan harian
b) Situasi :
Ceritakan:
1. Identitas pelapor (Nama, status dan ruang rawat)
2. Identitas pasien (nama, kamar, umur, hari rawatan)
3. Diagnosa medis
4. Data subjektif dan objektif yang ditemui pada pasien hari ini atau
sebelumnya yang belum dilaporkan (Temuan klinis terbaru)
c) Background
Ceritakan: Informasi penting latar belakang klinis pasien
1. Riwayat sebelumnya (boleh data sebelumnya)
2. Riwayat medis
3. Therapy yang sudah diberikan
4. Ceritakan tentang hasil pemeriksaan diagnostik yang sudah
dilakukan sebelumnya (Lab, radiologi,EKG, dll)
d) Assessment:
1. Sampaikan tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi
masalah yang timbul
2. Apa analisa dan pertimbangan perawat
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 4
a) Saya rasa kondisi pasien saat ini bisa memperburuk kondisi
pasien
b) Saya tidak yakin apa masalahnya tetapi kondisi pasien
memburuk
c) Saya tidak yakin apa masalahnya tetapi pasien kelihatannya
tidak stabil
3. Ceritakan tentang kesimpulan masalah pasien
e) Rekomendasi
1. Tanyakan apa saran untuk mengatasi masalah pasien
a) Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya untuk pasien ini
Dokter?
b) Sepertinya tindakan ini harus ditunda terlebih dahulu
2. Tanyakan adakah pemeriksaan lainnya yang diperlukan
a) Apakah ada pemeriksaan lainnya yang harus kita lakukan?
b) Apakah ada pemeriksaan laboratorium lagi yang harus kita
lakukan
c) Adakah pemeriksaan radiologi lainnya yang harus kita lakukan
3. Tanyakan apakah ada perubahan therapy
4. Berikan pendapat perawat untuk menangani masalah
a) Apakah pasien perlu di EKG
b) Apakah pasien perlu diperiksa X-Ray
c) Apakah hari ini perlu diperiksa darah rutin lagi?
5. Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan akan dilakukan.
6. Tanyakan kapan kedatangan dokter
7. Tanyakan apakah perlu dikonsultasikan ke dokter laninnya
8. Tanyakan apakah pasien perlu dipindahkan ke ruang lainnya yang
sesuai dengan kondisi pasien (Intensive/ruang biasa/pindah
ruangan)
a) Apakah pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap
biasa (pasien di ruang intensive)
b) Apakah pasien sudah bisa alih rawat ke bagian penyakit dalam
(pasien bedah rawat bersama dengan penyakit dalam
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
c) Apakah dokter akan memidahkan pasien ke ruang intensive
(pasien di ruang rawat inap)
3. Petunjuk teknis menggunakan SBAR pada saat ronde keperawatan (tidak ditulis
di catatan keperawatan namun di laporkan ke perawatan shift selanjutnya)
1. Situasi :
Ceritakan:
1. Identitas pasien (nama,umur,hari rawatan,DPJP)
2. Diagnosa medis pasien
3. Masalah Keperawatan
4. Data subjektif dan objektif yang ditemui pada pasien hari ini atau
sebelumnya yang belum dilaporkan (Temuan klinis terbaru)
1. Background
1. Ceritakan tentang riwayat sebelumnya (boleh data sebelumnya)
2. Riwayat medis
3. Ceritakan tentang therapy yang sudah diberikan
4. Ceritakan tentang hasil pemeriksaan diagnostik yang sudah
dilakukan (Lab,radiologi,EKG, dll)
2. Assessment:
Ceritakan kesimpulan atau analisa masalah keperawatan
3. Rekomendasi
1. Intervensi mandiri/kolaborasi yang perlu dikerjakan
2. Hal-hal khusus yang menjadi perhatian
4. Sebelum melaporkan perawat harus :
1. Mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
2. Perawat mengumpulkan data-data yang diperlukan yang
berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan
3. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah
keperawatan yang harus dilanjutkan
4. Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini dan
hasil pengkajian perawat shift sebelumnya
5. Perawat menyiapkan rencana perawatan harian
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
4. Petunjuk teknis menulis SBAR di Rekam Medis(STATUS)(ditulis di catatan
perkembngan pasien terintegrasi)
a) Situasi :
Tuliskan
Data subjektif dan objektif yang ditemui pada pasien (Temuan klinis terbaru)
b) Background
Tuliskan
1. Riwayat sebelumnya (boleh data sebelumnya)
2. Riwayat medis
3. Therapy yang sudah diberikan
4. Hasil pemeriksaan diagnostik yang sudah dilakukan
(Lab,radiologi,EKG, dll)
c) Assessment
Tuliskan
1. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang timbul
2. Apa analisa dan pertimbangan perawat
a) kondisi pasien memburuk
b) pasien tidak stabil
c) Pasien stabil
d) Kondisi pasien membaik
3. Ceritakan tentang kesimpulan masalah pasien
a) Pasien masih mengalami gangguan pada pola nafas
b) Paisen masih mengalami gangguan pada sistem cairan dan
elektrolit
c) Pasien masih mengalami gangguan padan sistem pencernaan
d) Pasien masih mengalami gangguan padan sistem perkemihan
e) Pasien masih mengalami penurunan kesadaran
d) Recomendasi
Tuliskan
1. Tuliskan apa saran untuk mengatasi masalah pasien
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
a) Bagaimana penatalaksanaan selanjutnya untuk pasien?
b) tindakan ini harus ditunda terlebih dahulu.
2. Tuliskan Adakah pemeriksaan lainnya yang diperlukan
a) Apakah ada pemeriksaan lainnya yang harus dilakukan?
b) Apakah ada pemeriksaan laboratorium lagi yang harus
dilakukan
c) Adakah pemeriksaan radiologi lainnya yang harus dilakukan
3. Tuliskan apakah ada perubahan therapy
4. Tuliskan pendapat perawat untuk menangani masalah
a) Apakah pasien perlu di EKG
b) Apakah pasien perlu diperiksa X-Ray
c) Apakah hari ini perlu diperiksa darah rutin lagi?
5. Tuliskan Kapan waktu yang perawat harapkan tindakan akan
dilakukan.
6. Tuliskan apakah perlu dikonsultasikan ke dokter laninnya
7. Tuliskan apakah pasien perlu dipindahkan ke ruang lainnya yang
sesuai dengan kondisi pasien (Intensive/ruang biasa/pindah
ruangan)
a) Apakah pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat inap
biasa (pasien diruang intensive)
b) Apakah pasien sudah bisa alih rawat ke bagian penyakit dalam
(pasien bedah rawat bersama dengan penyakit dalam
c) Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ruang intensive
(pasien di ruang rawat inap)
5. Petunjuk teknis SBAR saat transfer pasien
Sebelum transfer pasien pastikan formulir transfer sudah diisi. Saat transfer pasien komunikasikan:
S : Sebutkan nama pasien, diagnosa medisnya, dan DPJP nya
B: Sebutkan asal ruangan Terapi yang sedang dan sudah dilalankan
A: Hal-hal yang terpasang pada pasien
R : Hal-hal yang perlu dilakukan oleh petugas selanjutnya
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
6) Fungsi pre conference dan post conference
a. Fungsi pre conference
1. Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah klien,merencanakan
asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
2. Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
3. Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan klien
b. Fungsi post conference
1. Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai
7) Tata cara pre conference & post conference
a. Tata cara pre conference
1. Kepala ruangan/ketua tim member salam (selamat pagi/assalamualaikum)
2. Jelaskan tujuan konferensi awal
3. Berikan pengarahan kepada anggota tim tentang rencana kegiatan/asuhan
keperawatan pada shift pagi
4. Lakukan pembagian tugas kepada tim
5. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim untuk menjelaskan
pasien kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantunggan)serta membagi tugas
kepada anggota tim
6. Memberikan kesempatan kepada tim untuk mempresentasikan kasus
‘spesial’/pasien yang menjadi prioritas (Ex: kasus sulit/kompleks)
meliputi:
a. Identitas klin: nama,alamat,no registrasi
b. Diagnosis medis
c. Diagnosis keperawatan dan data focus yang menunjang diagnosa
d. Tindakan keperawatan yang dilakukan
e. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya
f. Rencana tindak lanjut
g. Masalah yang diadapi
7. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk
mendiskusikan/bertanya/menanggapi/memberikan masukan
8. Karu/katim mencatat hasil diskusi/masukan anggota tim
9. Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah dilakukan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
10. Karu memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu diperhatikan (missal:
proteksi diri,SOP) atau membacakan SOP-SOP untuk pelaksanaan
tindakan
11. Tanyakan kesiapan semua anggota untuk melakukan kegiatan pelayanan
keperawatan
12. Sampaikan kontrak waktu untuk pelaksanaan middle conference
13. Mengucapkan salam
14. Mengucapkan selamat bekerja
b. Tata cara post conference
1. Kepala ruangan/ketua tim member salam (selamat pagi/assalamualaikum)
2. Jelaskan tujuan konferensi akhir
3. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim(mewakili anggota)
untuk melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi dan tingkat
ketergantungan) atau masing-masing anggota untuk melaporkan
perkembangan masing-masing pasien kelolaan(sampaikan semua pasien
dilaporkan) meliputi:
a. Identitas klien: nama,alamat,no registrasi
b. Diagnosis medis
c. Diagnosis keperawatan dan data focus yang menunjang diagnose
d. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya
e. Rencana tindak lanjut
f. Masalah yang dihadapi
4. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk mennggapi/memberikan
masukan
5. Karu/katim mencatat hasil diskusi/masukan anggota tim
6. Karu/katim memberikan kesimpulan
7. Jelaskan kegiatan selanjutnya adalah operan dengan shift berikutnya
8. Mengucapkan selamat dan terima kasih atas kerjasama dalam
melaksanakan pelayanan keperawatan
9. Mengcapkan salam
8) Tata cara dari koordinasi dengan tim lain dan atau profesi lain
1. Menggunakan komunikasi terbuka
2. Ada dialog percakapan
3. Ada pertemuan/rapat
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
4. Ada pencatatan dan laporan
9) Tata cara memberikan pengarahan dan yang bertanggung jawab dalam
pengarahan di manajemen keperawatan di bangsal
Salah satu fungsi kepala ruangan berdasarkan proses manajemen yang berkaitan dengan prosedur keperawatan menurut Marquis dan Huston (2016) adalah pengarahan yang mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti motivasi, komunikasi, pendelegasian, dan manajemen konflik.1. Motivasi
Manajer keperawatan yang baik harus dapat menciptakan iklim motivasi di lingkungan kerjannya. Keberadaan manajer keperawatan sangat menentukan keberhasilan staf dalam melakukan suatu pekerjaan secara efektif dan efisien. Salah satu unsur penting yang harus dimilki oleh seorang manajer keperawatan adalah keterampilan dalam memotivasi staf (Asmuji, 2012).Berikut adalah kegiatan yang dapat dilakukan manajer keperawatan dalam memotivasi staf (Asmuji, 2012).1. Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan komunikasikan
harapan tersebut kepada staf-stafnya
2. Adil dan konsisten
3. Pembuatan keputusan secara tepat, cepat, dan sesuai
4. Mengembangkan konsep tim kerja
5. Hindarkan kelompok-kelompok atau perbedaan antar staf
6. Beri kesempatan kepada staf untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugasnya
dan melaksanakan tentangantantangan yang akan memberikan pengalaman
yang bermakna
2. Komunikasi
Dalam organisasi pelayanan keperawatan ada beberapa bentuk kegiatan pengarahan yang didalamnya terdapat komunikasi, Asmuji (2012) antar lain sebagai berikut:
1. Operan
Operan merupakan suatu kegiatan komunikasi yang bertujuan mengoperasikan asuhan keperawatan kepada shift berikutnya. Kegiatan operan ini dipimpin oleh manajer ruangan (kepala ruang) atau penanggung jawab shift jika tidak ada kepala ruang. Pemimpin operan bertugas dalam mengatur kegiatan operan, sekaligus juga memberikan pengutan-pengutan yang bertujuan untuk menggerakkan perawat bawahannya.
2. Pre-Conference
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
Pre-conference adalah komunikasi ketua tim/penanggung jawab shift dengan perawat pelaksana setelah selesai operan. Kegiatan ini dilakukan pada masing-masing tim. Kegiatan pre- conference dipimpin oleh ketua tim/penanggung jawab shift memberikan arahan (pembagian penanggung jawab
masing-masing pasien, menanyakan rencana harian, dan lain-lain) kepada perawat pelaksana sebelum terjun ke pasien.
3. Post-Conference
Post-conference adalah komunikasi ketua tim atau penanggung jawab shift dengan perawat pelaksana sebelum timbang terima atau operan/mengakhiri dinas dilakukan, kegiatan ini juga dilakukan pada masing- masing tim. Isi komunikasi dalam kegiatan ini membahas segala hal yang telah dilaksanakan dalam asuhan keperawatan kepada pasien, apa saja yang belum dilaksanakan dan perlu disampaikan kepada shift berikutnya, apa saja yang perlu dilaporkan terkait dengan kondisi pasien, kendala-kendala yang dialami selama memberikan asuhan keperawatan, dan lain-lain.
4. Pendelegasian
Delegasi adalah pemberian otorisasi atau kekuasaan formal dan tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan tertentu kepada orang lain. Pelimpahan otoritas oleh atasan kepada bawahan diperlukan agar organisasi dapat berfungsi secara efisien karena tak ada atasan yang dapat mengawasi pribadi setiap tugas-tugas organisasi (Winarti et al., 2012).
3. Manajemen konflik
Strategi yang biasa digunakan adalah melalui peningkatan motivasi antar- staf guna menimbulkan rasa persaingan yang sehat. Strategi kompromi dilakukan dengan mengambil jalan tengah di antara pihak yang terlibat konflik. Hal ini biasanya bersifat sementara sehingga bila situasinya sudah stabil, perlu dikumpulkan pihak yang terlibat konflik untuk selanjutnya dapat dilakukan penyelesaian masalah secara tuntas. Cara lain yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan konflik adalah dengan cara kerja sama. Cara ini dilakukan dengan melibatkan pihak yang terlibat konflik untuk melakukan kerja sama dalam rangka penyelesaian konflik. Cara ini biasanya menimbulkan perasaan puas di kedua belah pihak yang terlibat konflik.Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan meliputi:
1. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat
2. Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga keperawatan dan tenaga
lain, sesuai kebutuhan dan ketentuan peraturan yang berlaku (bulanan,
mingguan, harian dan lain-lain)
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
3. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tentang lain yang akan bekerja di ruang rawat
4. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan atau standar
5. Mengkoordinasi seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan pihak yeng terlibat dalam pelayanan di ruang inap. (Winarti et al.,
2012)
10) Hal - hal yang mampu membuat komunikasi efektif dalam manajemen
keperawatan di bangsal
1. Jelaskan tujuan negosiasi, bukan posisinya. Pastikan bahwa Anda mengetahui
keinginan orang lain.
2. Perlakukan orang lain sebagai teman dalam penyelesaian masalah, bukan
sebagai musuh. Hadapi masalah yang ada, bukan orangnya.
3. Ingat, bahwa setiap orang mengharapkan penyelesaian yang dapat diterima,
jika Anda dapat menyajikan sesuatu dengan baik dan menarik.
4. Dengarkan baik-baik apa yang dikatakan dan apa yang tidak. Perhatikan
gerakan tubuhnya.
5. Lakukan sesuatu yang sederhana, tidak berbelit-belit.
6. Antisipasi penolakan.
7. Tahu apa yang dapat Anda berikan.
8. Tunjukkan beberapa alternatif pilihan.
9. Tunjukkan keterbukaan dan ketaatan jika orang lain sepakat terhadap pendapat
Anda.
10. Bersikaplah asertif, bukan agresif.
11. Hati-hati, Anda mempunyai suatu kekuasaan untuk memutuskan.
12. Pergunakan gerakan tubuh, jika Anda menyetujui atau tidak terhadap suatu
pendapat.
13. Konsisten terhadap apa yang Anda anggap benar.
11) Fungsi dari ronde keperawatan dan siapa sajakah yang terlibat dalam ronde
keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilakukan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan,perawat associate yang perlu juga seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2009).1. Fungsi bagi perawat
1. Melihat kemampuan staf dalam manajemen pasien.2. Mendukungan pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan3. Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format
studi kasus4. Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
penilaian keterampilan klinis.5. Membangun kerjasama dan rasa hormat, serta6. Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan
kebanggaan dalam profesi keperawatan.2. Fungsi bagi pasien
1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari
2. Untuk mengamati pekerjaan staf3. Untuk membuat pengamatan khusus pasien dan memberikan laporan ke
dokter, misalnya : luka, drainase, perdarahan, dsb4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya.5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasaan pasien7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan pada
pasien8. Untuk memeriksa kondisi pasien sehingga dapat dicegah seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb.9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada apsien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan.
12) Tata cara melakukan ronde keperawatan
Ramani(2003) menjelaskan tahapan ronde keperawatan adalah (1) Pre- rounds:Preparation (persiapan), planning (perencanaan), orientasion (orientas i)(2) Rounds:Introduction (pendahuluan), interaction (interaksi), observation ( pengamatan),instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan)(3) Post-Rounds : debriefing (Tanyajawab), feedback (saran), reflection (refleksi), preparation (persiapan). Bimbauner (2004) mengatakan bagaimana menyiapkan ronde keperawatan yaitu:a) Before rounds meliputi: (1) persiapan, terdiri dari membuat tujuan
kegiatan ronde keperawatan dan membaca status pasien dengan jelas sebelum melakukan ronde keperawatan (2) orientasi perawat, terdiri dari membuat menyadari tujuan : demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan perilaku professional (3) orientasi pasien.
b) During rounds meliputi : (1) menetapkan lingkungan: membuat lingkungan yang nyaman serta dorong untuk mengajukan pertanyaan (2) menghormati: perawat: hormati mereka sebagai pemberi layanan pada
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 5
pasien dan pasien : perlakukan sebagai manusia, bukan hanya obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit mempengaruhi kehidupan pasien (3) libatkan semua perawat, bertujuan untuk mengajar semua tingkat peserta didik dan mendorong semua untuk berpartisipasi (4) libatkan pasien: dorong pasien untuk berkontribusi mengenai masalah penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan tentang masalahnya, gunakan kata-kata yang dapat dimengerti pasien, dsb.
c) After rounds: waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik.Menurut Nursalam (2009) langkah – langkah ronde keperawatan
dibagi menjadi:1. Pra Rondea) Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah
yang langka)b) Menentukan tim rondec) Mencari sumber atau literaturd) Membuat proposale) Mempersiapkan pasien: informed consent dan pengkajianf) Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Data apa yang mendukung?
Bagaimana intervensi yang sudah dilakukan? Dan hambatan apa yang ditemukan selama perawatan?
2. Pelaksanaan Rondea) Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan
b) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebutc) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala
ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasca Rondea) Evaluasi, revisi, dan perbaikanb) Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.13) Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan yang baik di ruangan
1. Cara rasio
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah. Metoda ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah sakit, dan kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang membutuhkan. Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal terbatas, jenis, tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil. Cara rasio yang umumnya digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT
A & B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 ¾
D 1/15 1/2 1/6 2/3
Keterangan : TM = Tenaga Medis TT = Tempat TidurTPP = Tenaga Para Medis Perawatan TPNP = tenaga para medis non perawatanTNP = tenaga non medis Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2. Cara Douglas
Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan pada jumlah klien sesuai derajat ketergantungan klien. Jumlah klien yang dirawat diidentifikasi berdasarkan derajat ketergantungan.Menurut Douglas klasifikasi derajat ketergantungan klien dibagi dalam tiga kategori:1) Perawatan minimal : a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri. b) Makan dan minum dilakukan sendiri c) Ambulasi dengan
pengawasan d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift. e)
Pengobatan minimal dengan status psikologis stabil.
2) Perawatan parsal : a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu b)
Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam c) Ambulasi dibantu, pengobatan
lebih dari sekali d) Klien dengan kateter urine, pemasukan dan
pengeluaran dicatat. e) Klien dengan infus, persiapan pengobatan yang
memerlukan prosedur
3) Perawatan total : a) Semua keperluan klien dibantu b) Perubahan posisi,
observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap 2 jam c) Makan melalui selang
atau pipa lambung, terapi intravena d) Dilakukan pengisapan lendir e)
Gelisah/disorientasi (Sitorus, 2006).
4) Menurut Douglas (1992), rumus untuk menentukan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan di rumah sakit pada pagi, sore dan malam berdasarkan klasifikasi klien dapat dilihat pada tabel berikut:
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
Jumla h klien
Klasifikasi Klien
Minimal Parsial Total
Pag i
Sian g
Mala m
Pag i
Sian g
Mala m
Pag i
Sian g
Mala m
1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20
Contoh :Suatu ruang rawat dengan 22 klien ( 3 klien dengan klasifikasi minimal, 14 klien dengan klasifikasi parsial, dan 5 klien dengan klasifikasi total ) maka jumlah perawat yang dibutuhkan untuk jaga pagi ialah :3 x 0,17 = 0,5114 x 0,27 = 3,785 x 0,36 = 1,80Jumlah = 6,09 6 orangUntuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan di suatu ruang rawat didahului dengan menghitung jumlah klien berdasarkan derajat ketergantungan dalam waktu tertentu, minimal selama 7 hari secara berturut-turut. Pada uji coba MPKP, dihitung jumlah klien selama 22 hari (+4 minggu) di sebuah ruang rawat Penetapan waktu observasi tersebut diharapkan sudah dapat mencerminkan variasi perubahan jumlah klien di ruang rawat. Setelah itu dihitung jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam. Berdasarkan observasi jumlah klien selama 22 hari, maka : Jumlah kebutuhan perawat setiap hari :7,11 + 5,28 + 3,35 = 15,74 16 orangLibur / Cuti : kurang lebih 5 orang Jumlah tenaga yang dibutuhkan :16 + 5 = 21 orang + 1 orang kepala ruang rawat + 3 orang PP = 25 orang perawat.
Keterangan : jumlah PP / Tim ditetapkan dengan pertimbangan bahwa seorangPP bertanggung jawab 9 – 10 klien, dengan variasi klasifikasi klien. Untuk suatu ruang rawat dengan jumlah klien rata-rata 26-30 klien, maka dibutuhkan 3 orang PP (Sitorus, 2006). Selain itu perlu diingat bahwa perhitungan diatas dengan melakukan sensus harian klasifikasi klien setiap pagi (Suyanto, 2009).
3. Cara Gillies
Gillies (1989) mengemukakan rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan adalah sebagai berikut:
A X B X C = F = H (C – D) X E G
Keterangan :A = rata-rata jumlah jam perawatan/pasien/hari B = rata-rata jumlah pasien /hari
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
C= Jumlah hari/tahunD = Jumlah hari libur masing-masing perawat E = jumlah jam kerja masing-masing perawatF = Jumlah jam perawatan yang dibutuhkan per tahunG = Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun H = Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
4. Cara Swansburg (1999)
Jumlah rata-rata pasien/ hari x jumlah perawat/ pasien/ hariJam kerja/ hari
5. Metoda Formulasi Nina
Nina (1990) menggunakan lima tahapan dalam menghitung kebutuhan tenaga:1) Tahap I
Dihitung A = jumlah jam perawatan klien dalam 24 jam per klien. Dari contoh diatas A= 4 jam/ hari
2) Tahap II
Dihitung B= jumlah rata-rata jam perawatan untuk seluruh klien dalam satu hari. B = A x tempat tidur = 4 x 300 = 1200
3) Tahap III
Dihitung C= jumlah jam perawatan seluruh klien selama setahun. C= B x 365 hari = 1200 x 365 = 438000 jam
4) Tahap IV
Dihitung D = jumlah perkiraan realistis jam perawatan yang dibutuhkan selama setahun. D= C x BOR / 80 = 438000 x 180/ 80 = 985500 Nilai 180 adalah BOR total dari 300 klien, dimana 60% x 300 = 180. Sedangkan 80 adalah nilai tetap untuk perkiraan realistis jam perawatan.
5) Tahap V
Didapat E= jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan. E= 985500/ 1878 = 524,76 (525 orang) Angka 1878 didapat dari hari efektif pertahun (365 – 52 hari minggu = 313 hari) dan dikalikan dengan jam kerja efektif perhari (6 jam)
6. Metoda hasil Lokakarya Keperawatan
Menurut hasil lokakarya keperawatan (Depkes RI 1989), rumusan yang dapat digunakan untuk perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan adalah sebagai berikut:Jam perawatan 24 jam x 7 (tempat tidur x BOR) + 25%
Hari kerja efektif x 40 jam
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
14) Seberapa pentingnya seleksi dan rekruitment tenaga baru dalam keperawatan?
Menurut pendapat saya seleksi dan rekruitment sangat penting untuk memperoleh informasi tentang skill dan knowledge serta kemapuan pelamar.Skill dan knowledge merupakan kopetensi yang relative lebih mudah diamati karena dapat diidentifikasikan melalui hasil perekrutan dan seleksi.Sedangkan attitude relative lebih sulit diamati karena bersumber dari internal individu yang bersangkutan.
15) Buatlah petunjuk (guideline) dalam melakukan wawancara dengan tenaga
keperawatan yang baru (anda sebagai manajer keperawatan)
1. Tim kredensial menyiapkan formulir penilaian wawancara calon pegawai
keperawatan RSUD Fatmawati 2018
2. Pelaksanaan wawancara oleh tim kredensial yang mengacuh kepada
formulir
A. Attitude
1) Mengobservasi penampilan pada saat wawancara
1. Memakai baju sopan sesuai budaya Indonesia
2. Memakai sepatu formal
3. Berhias sederhana
4. Rambut/kerudung tertata rapi
5. Memakai perhiasan sederhana/tidak
Penilaian
Nilai “4” : Bila persyaratan ada di peserta
Nilai “3” : Bila 3-4 persyaratan ada di peserta
Nilai “2” : Bila 2 persyratan ada di peserta
Nilai “1” : Bila hanya 1 persyaratan ada di peserta
2) Mengobservasi sikap saat wawancara
1. Menjawab pertanyaan dengan suara yang jelas
2. Menerima pendapat orang lain/perbedaan
3. Menjawab pertanyaan dengan tegas/pasti
4. Postur tubuh tegak dan siap melakukan komunikasi
Penilaian
Nilai “4” : Bila persyaratan ada di peserta
Nilai “3” : Bila 3-4 persyaratan ada di peserta
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
Nilai “2” : Bila 2 persyratan ada di peserta
Nilai “1” : Bila hanya 1 persyaratan ada di peserta
B. Knowledge
a. Menanyakan tentang peran dan fungsi perawat klinis
Jawaban1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan (care giver)
2. Sebagai pembela untuk melindungi klien (client advocate)
3. Sebagai pemberi bimbingan/konseling klien (counselor)
4. Sebagai pendidik klien (educator)
5. Sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain (collaborator)
6. Sebagai coordinator agar dapat memanfaatkan sumber-sumber
potensi klien (coordinator)
7. Sebagai pembaharuan yang selalu dituntut untuk mengadakan
perubahan-perubahan (change agent)
8. Sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan
masalah klien (consultan)
Penilaian
Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab 7-8 pernyataan yang benar
Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 5-6 pernyataan yang benar
Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 3-4 pernyataan yang benar
Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab 1-2 pernyataan yang benar
b. Menanyakan manfaat SIP/STR
Jawaban1. Telah teregistrasi di majelis tenaga kesehtan Indonesia
2. Dan telah mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan
keperawatan pasien
Penilaian
Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab 2 pernyataan yang benar
Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 1 pernyataan yang benar
c. Menanyakan profil perawat professional
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
Jawaban1. Mempunyai dasar ilmu keperawatan yang kokoh diperoleh
melalui pendidikan formal
2. Mengunakan proses berfikir ilmiah melaksanakan peran dan
tanggung jawab berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari
pendidikan
3. Mempunyai pengetahuan dan keterapilan atas dasar teori
4. Selalu mengembangkan diri
5. Berpegangan pada kode etik profesi dan standar
6. Memilih keperawatan bukan sebagai batu loncatan
7. Memberi pelayanan kepada masyarakat
8. Mempunyai otonom dalam membuat keputusan praktek
Penilaian
Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab ≥ 5 pernyataan yang benar
Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 3-4 pernyataan yang benar
Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 2 pernyataan yang benar
Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab 1 pernyataan yang benar
d. Menanyakan kode etik keperawatan
Jawaban1. Kode etik keperawatan adalah standar professional yang
digunakan sebagai pendoman perilaku yang menjadi kerangka
kerja untuk membuat keputusan dalam melaksanakan
tugas/fungsi perawat
2. Prinsip – prinsip etik terdiri dari:
1) Otonomi : prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri
2) Berbuat baik(beneficience) : hanya melakukan sesuatu yang
baik
3) Keadilan : dibutuhkan untuk adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip – prinsip moral,legal,dan kemanusiaan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
4) Tidak merugikan : tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik
dan psikologis pada klien
5) kejujuran (Veracity): Prinsip veracity berarti penuh dengan
kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
6) menepati janji (Fidelity) : Prinsip fidelity dibutuhkan
individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap
orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia
7) kerahasiaan (Confidentiality): Aturan dalam prinsip
kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien.
8) Akuntabilitas (Accountability): Akuntabilitas merupakan
standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak Jelas atau tanpa
terkecuali
Penilaian
Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab ≥ 5 pernyataan yang benar
Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 4 pernyataan yang benar
Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 3 pernyataan yang benar
Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab ≤ 2 pernyataan yang benar
3. Menanyakan konsep keselamatan pasien
Enam sasaran keselamatan pasien adalah sebagai berikut :
a. Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
b. Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications)
d. Sasaran lV :Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
e. Sasaran V : Pengurangan risiko infeksi terkait
pelakanan kesehatan
f. Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh
Penilaian
Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab ≥ 4 pernyataan yang benar
Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 3 pernyataan yang benar
Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 2 pernyataan yang benar
Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab 1 pernyataan yang benar
C. Skill
1. Meminta peserta wawancara untuk mendemostrasikan cara
cuci tanggan dengan salah satu cara dibawah ini :
a. Dengan handrub langkah
1. Tuangkan cairan 3-5 cc anti septik kedalam telapak
tangan dan ratakan pada ke 2 telapak tanggan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Gosok jari-jari tangan dengan posisi saling mengait
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan sebaliknya
6. Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dengangerakan memutar, kemudian sebaliknya. Selesai
b. Dengan air mengalir
1. Basuh tangan dengan air kemudian tuangkan sabun cair
secukupnya dan ratakan pada ke 2 telapak tangan
2. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya
3. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
4. Gosok jari-jari tangan dengan posisi saling mengait
5. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan sebaliknya
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
6. Gosok ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dengan gerakan memutar, kemudian sebaliknya
7. Bilas kedua tangan dengan air
8. Keringkan dengan tissu hingga benar-benar kering
9. Gunakan tissu tersebut untuk menutup keran. Selesai
Penilaian
Nilai “4“ : Bila peserta dapat mengerjakan dengan benar dan sesuai urutan
Nilai “3“ : Bila peserta mengerjakan seluruh langkah-langkah, namun tidak secara berurutan
Nilai “1“ : Bila peserta mengerjakan cuci tangan tidak semua langkah- langkah dikerjakan
2. Meminta pesera wawancara untuk mendokumentasikan catatan
perkembangan pasien (SOAP) untuk 1 masalah pasien
1) S(Subjective) : data yang diungkapkan oleh klien (setelah
dilakukan intervensi keperawatan terkait diagnosa keperawatan
klien)
2) O(Objektive) : data yang dapat diukur dan diamatin (setelah
dilakukan intervensi keperawatan terkait diagnosa keperawatan
klien)
3) A(Analisis) : diagnosa yang didasari pada data
4) P(Planning) : rencana keperawatan secara mandiri sebabai
prioritas dan kolaborasi
Penilaian
Nilai “4“ : Bila peserta dapat menjawab 4 pernyataan yang
benar Nilai “3“ : Bila peserta dapat menjawab 3 pernyataan
yang benar Nilai “2“ : Bila peserta dapat menjawab 2
pernyataan yang benar Nilai “1“ : Bila peserta dapat menjawab
1 pernyataan yang benar
D. Penyerahan hasil wawancara dengan rekomendasi kepada ka sub
komite kredensial oleh tim kredensial
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 6
E. Pendokumentasian hasil wawancara calon tenaga keperawatan oleh ka
sub kredensial dan selanjutnya formulir diserahkan kepada bagian
SDM untuk proses selanjutnya
B. TEKNIK PELAKSANAAN
Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi
2. Setiap mahasiswa menyiapkan bahan yang dibutuhkan sebelum kegiatan
dimulai
3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan maupun
yang berlaku di tatanan nyata
4. Wajib mengisi presensi setiap kegiatan praktikum
5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus
mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum
7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian
pembelajaran mahasiswa
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
I. TATA TERTIB
Setiap mahasiswa wajib mengikuti seluruh pembelajaran praktikum manajemen
keperawatan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Mahasiswa telah mengikuti demonstrasi Setiap mahasiswa /kelompok
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum
sebelum kegiatan dimulai
2. Mahasiswa memakai jas laboratorium selama kegiatan laboratorium
berlangsung
3. Wajib mentaati tata tertib yang berlaku di laboratorium keperawatan
4. Wajib mengisi presesnsi setiap kegiatan, merapikan dan mengembalikan alat
setelah selesai pada petugas lab.
5. Apabila mahasiswa berhalangan hadir wajib memberitahukan dan harus
mengganti sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Membuat laporan kegiatan dari hasil kegiatan praktikum
7. Selama pelaksanaan praktikum akan dilakukan evaluasi untuk melihat capaian
pembelajaran mahasiswa
J. SANKSI
1. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan diberikan
sanksi akademik sesuai berat ringannya pelanggaran
2. Apabila menghilangkan/merusak alat yang dipakai dalam praktikum wajib
mengganti
K. EVALUASI
Untuk menilai keberhasilan capaian pembelajaran kegiatan praktikum operan
dilakukan evaluasi, yang meliputi :
1. Kognitif/pengetahuan yaitu responsi dan partisipasi dalam diskusi
2. Sikap : yaitu sikap mahasiswa saat melaksanakan prosedur Pre konferens
meliputi kesopanan, komunikasi, ketelitian, kesabaran dan respon terhadap
anak/klien
3. Psikomotor : mampu melakukan prosedur sesuai SOP dengan tepat dan benar
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
L. REFERENSI
Anjaswarni Tri, 2014 Modul Praktikum Manajemen dan Kepemimpinan Keperawatan
Malang , Poltekkes Kemenkes Malang
Kuntoro,Agus.2010.Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Yogyakarta: Nuha Medika
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktek Keperawatan Profesional, Edisi pertama,
Jakarta , EGC
Suarli & Bahtiar,Yanyan.2002.Manajemen Keperawatan.Jakarta: Erlangga
Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th
ed, FA Davis, Philadelphia
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
LAMPIRAN
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)
OPERAN
Jurusan
Keperawatan
Operan Pelayanan Keperawatan
No. Dokumen No. Revisi 1 Halaman 2
Prosedur
Tetap
Tanggal terbit
September
2017
Di buat oleh :
Joko Pitoyo,
SKp. MKep
Ditetapkan
Ketua
Jurusan Keperawatan Malang
(Imam Subekti, SKp. Mkep.
Sp.Kom.)
Pengertian Operan merupakan teknik atau cara menyampaikan dan
menerima laporan secara langsung berkaitan dengan keadaan
klien
Tujuan 1. Menyampaikan kondisi atau keadaan umum klien
2. Menyampaikan hal – hal penting yang perlu ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya
3. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
langsung & paripurna
5. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.
6. Terjalinnya hubungan kerjasama yang bertanggung jawab
antar anggota tim perawat
7. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
Kebijakan 1. Operan dilakukan secara langsung (dengan melihat kondisi)
dan berkeliling ke semua pasien
2. Operan dilakukan tiap pergantian shift / jaga
3. Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
4. Dilakukan oleh 2 shift jaga (yang mengoperkan dan yang
menerima operan)
Petugas Kepala Ruang
Ketua Tim
Perawat Primer/Perawat Asosiet
Probandus /pasien
Persiapan alat
dan bahan
Desain / skenario operan
Dokumen pasien
Pasien model /probandus
Perawat model (peran pendukung)
Buku catatan katim / karu
Buku laporan shift
Papan tulis (White board) / kertas bufallo yang sudah
terisi daftar tim jaga ,
Board identitas pasien
Persiapan a. Perawat yang akan bertugas membaca laporan
shift sebelumnya
b. Tiim perawat jaga yang akan mengoperkan,
menyiapkan hal-hal yang akan disampaikan
c. Tim perawat jaga yang akan menerima
membawa buku catatan operan / catatan harian.
d. Kepala ruangan memastikan Kedua tim perawat
jaga sudah siap
Prosedur /
Langkah-
langkah
i. Kepala ruang / Ketua tim memberi salam
(selamat pagi / assalamualaikum) dan
menyampaikan akan segera dilakukan
operan
ii. Kegiatan dimulai dengan menyebut /
mengidentifikasi secara satu persatu
(berurutan tempat tidur / kamar) :
identitas klien : nama, alamat, No Registrasi
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
elaskan diagnosis medis
Jelaskan diagnosis keperawatan sesuai data fokus
iii. Jelaskan kondisi / keadaan umum pasien
iv. Jelaskan tindakan keperawatan yang
telah dan belum dilakukan
v. Jelaskan hasil tindakan : masalah
teratasi, sebagian, belum atau muncul
masalah baru
vi. Jelaskan secara singkat dan jelas rencana
kerja dan tindak lanjut asuhan (mandiri
atau kolaborasi)
vii. Memberikan kesempatan anggota shift
yang menerima operan untuk melakukan
klarifikasi / bertanya tentang hal-hal atau
tindakan yang kurang jelas
viii. Perawat yang menerima operan mencatat
hal-hal penting pada buku catatan harian
ix. Lakukan prosedur 1 – 7 untuk pasien
berikutnya sampai seluruh pasien
dioperkan.
x. Perawat yang mengoperkan
menyerahkan semua berkas catatan
perawatan kepada tim yang akan
menjalankan tugas berikutnya.
Penutup 1. Kepala Ruang / Ketua Tim (yang memimpin) kembali ke
Nurse Station
2. Berdoa bersama yang dipimpin oleh Kepala Ruang / Ketua
Tim
3. Mengucap salam
4. Mengucapkan selamat istirahat bagi anggota tim / shift
sebelumnya
5. Mengucapkan selamat bekerja untuk tim / shift berikutnya
Lampiran Materi Operan-pre konferens –middle konferens dan post konferens
DIAGRAM ALIR KEGIATAN
PRAKTEK MANAJEMEN & KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN
Dinas Pagi MEMBACA LAPORAN
(shift sebelumnya)
OPERAN PAGI
(langsung ke pasien BERSAMA sesuai Protap)
PRE CONFERENCE
(Dipimpin oleh Karu)
PELAYANAN KEPERAWATAN
& DOKUMENTASI
Asuhan Keperawatan
Dokumentasi asuhankeperawatan
Modul Praktikum Manajemen KeperawatanD-III Keperawatan Malang 2018/2019 75
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
Konsultasi, Kolaborasi, Negosiasi
Diskusi
Supervisi
Audit Dokumentasi
MIDDLE CONFERENCE
(Dipimpin oleh Karu / Ka Tim)
PELAYANAN KEPERAWATAN
& DOKUMENTASI
POST CONFERENCE
(Dipimpin oleh Karu)
OPERAN SORE (Dipimpin oleh Karu)
PELAYANAN KEPERAWATAN & LAPORAN
OPERAN MALAM
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
PELAYANAN KEPERAWATAN & LAPORAN
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
JADWAL KEGIATAN SKILL LAB
MANAJEMEN & KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN
WAKTU : 08.00 – 11.00
HAR
I/
TGL
SESI KELOMPOK
PRAKT
IKA
PENDUKU
NG
PASIE
N
DOSEN
RAB Sesi 1 A
U,(08.00 – I IV VII
09.00)
Sesi 2 A
(09.00- II V VIII
10.00)
Sesi 3 A
(10.00 – III VI IX
11.00)
KAM Sesi 1 B
IS,(08.00 – IV VII I
09.00)
Sesi 2 B
(09.00- V VIII II
10.00)
Sesi 3 B
(10.00 – VI IX III
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 7
11.00)
JUM Sesi 1 C
AT,(08.00 – VII I IV
09.00)
Sesi 2 C
(09.00- VIII II V
10.00)
Sesi 3 C
(10.00 – IX III VI
11.00)
Catatan Penting:
1. Harap datang 15 menit sebelum kegiatan dimulai.
2. Kelompok praktikan telah menyiapkan diri untuk berlatih sesuai perannya, membuat
perencanaan, menyusun pengorganisasian kerja sesuai dengan pembangian
perannya, serta menyiapkan peralatan dan ruangan sesuai kebutuhan.
3. Kelompok pasien telah menyiapkan diri untuk berperan sesuai skenario
4. Kelompok pendukung bermain peran sebagai kelompok yang mengoperkan
pelayanan (sbg petugas shift malam) dan sebagai kelompok penerima operan (sbg
petugas shift siang)
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
Skenario Peran Pasien
Kamar Deskripsi Pasien Dx Medis dan
Tingkat
Ketergantungan
1. Anak Badu jenis kelamin laki-laki, 12 tahun, Keluhan
utama panas dan kejang disertai kesadaran menurun.
Saat ini pasien dirawat di rumah sakit dan berdasarkan
hasil pengkajian didapatkan data sbb : GCS = 10
(2.4.4), suhu tubuh 39 derajat C, keringat cukup
banyak, dan terjadi kejang tonik setiap ada
rangsangan. Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:1,
20 tts/mnt, terpasang kateter. Menurut keluarga, klien
mempunyai radang telinga telinga tengah (OMP) sejak
2 tahun lalu.
Tetanus
Total Care
2. Sdr. Sukir, jenis kelamin laki-laki, 15 tahun, Keluhan
utama panas terus menerus dan kejang disertai
kesadaran menurun. Saat ini pasien dirawat di rumah
sakit dan berdasarkan hasil pengkajian didapatkan
data sbb : GCS = 9 (2.3.4), suhu tubuh 40 derajat C,
keringat cukup banyak, dan terjadi kejang tonik –
klonik.Hasil pemeriksaan Lumbal Punctie : cairan
keruh, bakteri (+), Riwayat batuk kronis disertai
dahak. Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:1, 20
tts/mnt, terpasang kateter.
Meningitis
Total Care
3. Ny. Sutyem, 55 tahun dirawat dengan keluhan sering
pusing, badan mudah lelah walaupun makan dan
minum cukup banyak. Klien juga mengeluh sering
buang air kecil. Hasil pemeriksaan : Kesadaran
Composmentis, GCS = 15 (4.5.6), Tekanan darah
170/100 mmHg. Makan-minum dan ADL lain
mandiri, Klien mendapat injeksi insulin 3 kali sehari
Debaetes Melitus
Mandiri
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
sebelum makan. Klien belum bisa melakukan sendiri
injeksi insulin dan perlu pengajaran.
4. Tn. Saderun, 65 tahun di rawat dengan CVA
trombosis, Kedasaran composmentis, GCS = 15
(4.5.6). Hasil pemeriksaan terdapat hemiparese
dekstra, nilai kekuatan otot kanan 3/3 dan otot kiri 5/5.
Makan-minum dan ADL dibantu oleh keluarga atau
perawat. Saat ini pasien sedang menjalani program
rehabilitasi fisik untuk menguatkan otot-otot
ekstrimitasnya.
Post stroke
Mandiri
5. Sdri. Tina marcellia, jenis kelamin wanita, 17 tahun,
Keluhan utama waktu masuk : mual dan muntah-
muntah. Saat ini kondisi pasien sudah mulai membaik,
mual & muntah (-), makan-minum secara peroral,
ADL mandiri, infus sudah di lepas. Menurut keluarga
klien sangat menyukai makanan pedas (bakso, rujak),
dan minum es krim.
Gastritis
Mandiri
6. Sdri. Chandraloka, jenis kelamin wanita, 20 tahun,
Keluhan utama panas tidak disertai kesadaran
menurun. Saat ini pasien dirawat di rumah sakit dan
berdasarkan hasil pengkajian didapatkan data sbb
:Kesadaran Composmentis, GCS = 15 (4.5.6), suhu
tubuh 38,5 derajat C, keringat cukup banyak.Hasil
pemeriksaan Keadaan umum masih lemah, Lab :
Widal (+). Pasien terpasang infus D5 % : NS = 1:2, 20
tts/mnt, terpasang kateter. Makan-minum sendiri
dengan duduk di atas tempat tidur, ADL lain masih
dibantu dengan perawat atau keluarga.
Thypoid
Partial Care
Catatan :Kasus bisa dikembangkan oleh pemeran pasien
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
PANDUAN PENENTUAN
KLASIFIKASI TINGKAT KETERGANTUNGAN PASIEN
(Berdasarkan Teori Orem : Self Care Deficit)
KLASIFIKASI KARAKTERISTIK
MINIMAL
CARE
i. Pasien bisa mandiri / hampir tidak
memerlukan bantuan
a. Pasien mampu naik turun tempat tidur
b. Pasien mapu ambulasi dan berjalan sendiri
c. Pasien mampu makan dan minum sendiri
d. Pasien mampu mandi sendiri / mandi sebagaian dengan bantuan
e. Pasien mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
f. Pasien mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit
bantuan
g. Pasien mampu BAB dan BAK dengan sedikit bantuan
ii. Status psikologis stabil
iii. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
iv. Operasi ringan
PARTIAL
CARE
1. Pasien memerlukan bantuan perawat (Sebagian)
a. Membutuhkan bantuan 1 orang untuk naik turun tempat tidur
b. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi / berjalan
c. Membutuhkan bantuan untuk menyiapkan makanan
d. Membutuhkan bantuan untuk makan (disuap)
e. Membutuhkan bantuan untuk membersihkan mulut
f. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
g. Membutuhkan bantuan untuk BAB / BAK (di tempat tidur /
kamar mandi)
2. Pasca operasi minor (24 jam)
3. Melewati fase akut pasca operasi mayor
4. Fase awal penyembuhan
5. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
6. Gangguan emosional ringan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
TOTAL
CARE
1. Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan
waktu perawat lebih lama.
a. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat
tidur ke kereta dorong / kursi roda.
b. Membutuhkan latihan pasif
c. Kebutuhan cairan dan nutrisi dipenuhi melalui terapi intravena
d. Membutuhkan bantuan untuk membersihkan mulut
e. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
f. Dimandikan perawat
g. Keadaan inkontinensia dan menggunakan kateter
2. Pasien tidak sadarkan diri
3. Pasien tidak stabil
4. Gangguan jiwa berat
5. Observasi tanda-tanda vital sering / kontinyu
6. Pasien luka bakar luas
7. Pasien kolostomy
8. Pasien menggunakan alat bantu pernafasan
9. Pasien menggunakan WSD
10. Pasien yang dilakukan irigasi kandung kemih terus menerus
11. Menggunakan traksi (skeletal traksi)
12. Fraktur & paska operasi tulang belakang / leher
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
URAIAN TUGAS
(JOB DISCRIPTION)
(Sesuai Metode : Tim Primer / Modulair / Tim Alokasi)
C. Peran : Kepala Ruang
1. Menyusun rencana harian sesuai perannya
2. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien
3. Menghitung kebutuhan tenaga perawatan
4. Menunjuk / menetapkan ketua Tim
5. Menentukan metode penugasan yang digunakan
6. Menyusun struktur organisasi ruangan
7. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada ketua tim
8. Memimpin serah terima / operan pelayanan keperawatan
9. Memimpin Conference perawatan
10. Memberikan pengarahan ketua tim
11. Melakukan Motivasi dan supervisi kegiatan pelayanan
12. Melakukan audit dokumentasi
13. Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan
14. Membuat Laporan harian karu
D. Peran : Ketua Tim
1. Menyusun rencana harian sesuai perannya
2. Identifikasi tingkat ketergantungan pasien pada tim kelolaannya
3. Menghitung kebutuhan tenaga perawatan pada tim ybs
4. Melakukan pembagian tugas pelayanan kepada Perawat pelaksana
5. Mengikuti serah terima / operan pelayanan keperawatan
6. Partisipasi dalam Conference perawatan
7. Melakukan Motivasi supervisi kegiatan pelayanan kepada Perawat Pelaksana (PP)
8. Melakukan audit dokumentasi
9. Melakukan evaluasi pelayanan keperawatan
10. Membuat laporan harian katim
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
E. Peran : Perawat Primer (bertanggung jawab secara total pada pasien selama
24 jam)
1. Menyusun rencana harian individu
2. Mengikuti serah terima / operan pelayanan keperawatan
3. Partisipasi dalam Conference perawatan
4. Melakukan pengkajian keperawatan
5. Merumuskan diagnosa keperawatan
6. Merencanakan asuhan keperawatan
7. Melaksanakan tindakan keperawatan
8. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan
9. Mendokumentasikan asuhan keperawatan
F. Peran : Perawat Pelaksana (Perawat Asosiet)
1. Menyusun rencana harian individu
2. Mengikuti serah terima / operan pelayanan keperawatan
3. Partisipasi dalam Conference perawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan yang dibuat oleh Ketua Tim / Perawat Primer
5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan
6. Mendokumentasikan tindakan & evaluasi keperawatan
7. Melakukan kerjasama dengan anggota tim yang lain
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
KARTU
KEGIATAN PRAKTIK LABORATORIUM
MANAJEMEN & KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG – POLTEKKES DEPKES MALANG
TAHUN 2013/2014
NAMA / NIM : ................................................................
KELOMPOK : ................................................................
PERAN : Karu / Katim / Perawat Pelaksana
Petunjuk Buat Pembimbing :
Berikan tanda contreng (√) pada aktivitas yg dilakukan mahasiswa sesuai dengan perannya.
N0 KETRAMPILAN
PERAN
KET.PRAKTI
KA
PENDUK
UNG
KLIEN
TGL TGL TGL
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Timbang terima
(Operan)
4. Pre Conference
5. Middle
conference
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
6. Post Conference
7. Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
Diagnosa Kep
Rencana Kep
Tindakan Kep
Evaluasi
8. Dokumentasi
9. Supervisi *)
10. PEMBIMBING:
(Tanda Tangan)
11. Nama terang
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
CATATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
IDENTITAS KLIEN :
Nama (Initial) :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Status Perkawinan :
DIAGNOSA MEDIS :
PENGKAJIAN KEPERAWATAN :
Keluhan Utama :
Data Fokus :
Diagnosa Keperawatan Utama (sesuai data fokus)
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 8
Rencana Keperawatan :
Tujuan &
Kriteria - Standar
Rencana Intervensi
Keperawatan
Rasional
Implementasi dan Catatan Perkembangan :
Implementasi Catatan Perkembangan TTD/
Nama Terang
S :
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9
O :
A :
P :
Dibuat setiap hari.
Selanjutnya lakukan latihan praktek dengan menggunakan modul-modul yang telah
disediakan, selamat berlatih .......
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9
STANDAR OPERATIONAL
PROSEDUR (SOP)
PRE CONFERENCE
Jurusan
Keperawatan
PRE CONFERENCE
No. Dokumen No. Revisi
……..
Halaman …………..
Prosedur
Tetap
Tanggal terbit
September
2017
Dibuat Oleh :
Joko Pitoyo,
S.Kp. M.Kep.
Ditetapkan
Ketua
Jurusan Keperawatan Malang
(Imam Subekti S.Kp. M.Kep)
Pengertian Pertemuan (meeting staff) perawatan yang dilakukan secara
rutin (setiap hari) sebelum memulai kegiatan pelayanan
keperawatan, sebagai ciri khas pada penerapan metode tim .
Tujuan 1. Sentralisasi informasi
2. Adanya komunikasi dan Koordinasi antar anggota tim
3. Perencanaan dan penyelesaian masalah pada aktivitas
pelayanan pada satu shift dinas
4. Adanya pembagian tugas dan kewenangan yang jelas
Kebijakan 1. Dilakukan sebelum melakukan aktivitas pelayanan
keperawatan
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim
3. Semua petugas (anggota tim) pada shift ybs harus hadir
Petugas Kepala Ruang
Ketua Tim
Perawat Primer/Perawat Asosiet
Persiapan a. Buku catatan harian tim
b. Semua anggota tim sudah siap
Prosedur /
Langkah-
langkah
i. Kepala ruang / Ketua tim memberi
salam (selamat pagi / assalamualaikum)
ii. Jelaskan tujuan pre konferensi
iii. Berikan pengarahan kepada anggota
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9
tim tentang rencana kegiatan / asuhan
keperawatan pada shif pagi
iv. Lakukan pembagian tugas kepada tim
v. Berikan kesempatan pada masing-
masing ketua tim untuk menjelaskan
pasien kelolaan (Kondisi dan tingkat
keterganungan) serta membagi tugas
kepada anggota tim
vi. Memberikan kesempatan kepada Tim
untuk mempresentasikan kasus
‘spesial’ / pasien yang menjadi
prioritas (Ex : kasus sulit / kompleks)
meliputi :
a) Identitas klien : nama, alamat, No Registrasi
b) Diagnosis medis
c) Diagnosis keperawatan dan data fokus yang
menunjang diagnosa
d) Tindakan keperawatan yang akan dilakukan
e) Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan
hasilnya
f) Rencana tidak lanjut
g) Masalah yang dihadapi
vii. Berikan kesempatan kepada tim yang
lain untuk mendiskusikan / bertanya /
menanggapi / memberikan masukan.
viii. Karu / katim mencatat hasil diskusi /
masukan anggota tim
ix. Karu memberikan kesimpulan dari
diskusi yang telah dilakukan
x. Karu memberikan penekanan pada hal-
hal yang perlu diperhatikan (misal :
proteksi diri, SOP) atau membacakan
SOP-SOP untuk pelaksanaan tindakan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9
Penutup 1. Tanyakan kesiapan semua
anggota untuk melakukan
kegiatan pelayanan
keperawatan
2. Sampaikan kontrak waktu
untuk pelaksanaan middle
conference
3. Mengucap salam
4. Mengucapkan selamat bekerja
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)
MIDDLE CONFERENCE
Jurusan Keperawatan
PRE CONFERENCENo. Dokumen No. Revisi …….. Halaman …………..
Prosedur Tetap
Tanggal terbit September 2017
Dibuat Oleh :
Tri Asjaswarni S.Kp. M.Kep.
Ditetapkan Ketua
Jurusan Keperawatan Malang
(Imam Subekti S.Kp. M.Kep)Pengertian Pertemuan (meeting staff) perawatan yang dilakukan secara rutin (setiap
hari) sebelum memulai kegiatan pelayanan keperawatan, sebagai ciri khas pada penerapan metode tim .
Tujuan 1. Sentralisasi informasi2. Adanya komunikasi dan Koordinasi antar anggota tim3. Perencanaan dan penyelesaian masalah pada aktivitas pelayanan
pada satu shift dinas4. Adanya pembagian tugas dan kewenangan yang jelas
Kebijakan 1. Dilakukan sebelum melakukan aktivitas pelayanan keperawatan2. Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim3. Semua petugas (anggota tim) pada shift ybs harus hadir
Petugas 1. Kepala Ruang2. Ketua Tim3. Perawat Primer/Perawat Asosiet
Persiapan 1. Buku catatan harian tim2. Semua anggota tim sudah siap
Prosedur / Langkah- langkah
1. Kepala ruang / Ketua tim memberi salam (selamat pagi / assalamualaikum)
2. Jelaskan tujuan pre konferensi3. Berikan pengarahan kepada anggota tim tentang rencana kegiatan /
asuhan keperawatan pada shif pagi4. Lakukan pembagian tugas kepada tim5. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim untuk
menjelaskan pasien kelolaan (Kondisi dan tingkat keterganungan) serta membagi tugas kepada anggota tim
6. Memberikan kesempatan kepada Tim untuk mempresentasikan kasus ‘spesial’ / pasien yang menjadi prioritas (Ex : kasus sulit / kompleks) meliputi :
7. Identitas klien : nama, alamat, No Registrasi8. Diagnosis medis9. Diagnosis keperawatan dan data fokus yang menunjang diagnosa10. Tindakan keperawatan yang akan dilakukan11. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan hasilnya12. Rencana tidak lanjut13. Masalah yang dihadapi14. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk
mendiskusikan / bertanya / menanggapi / memberikan masukan.15. Karu / katim mencatat hasil diskusi / masukan anggota tim16. Karu memberikan kesimpulan dari diskusi yang telah
dilakukan17. Karu memberikan penekanan pada hal-hal yang perlu
diperhatikan (misal : proteksi diri, SOP) atau membacakan SOP-SOP untuk pelaksanaan tindakan
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9
Penutup 1. Tanyakan kesiapan semua anggota untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan
2. Sampaikan kontrak waktu untuk pelaksanaan middle conference3. Mengucap salam4. Mengucapkan selamat bekerja
Modul Praktikum Manajemen Keperawatan D-III Keperawatan Malang 9
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) POST CONFERENCE
Jurusan Keperawatan
POST CONFERENCENo. Dokumen No. Revisi 02. Halaman …………..
Prosedur Tetap
Tanggal terbit September 2017
Dibuat Oleh :
Tri Asjswarni, S.Kp. M.Kep.
Ditetapkan Ketua
Jurusan Keperawatan Malang
(Imam Subekti ,S.Kp. M.Kep. Sp. Kom )Pengertian Pertemuan (meeting staff) perawatan yang dilakukan secara rutin
(setiap hari) pada akhir kegiatan pelayanan keperawatan, sebagai ciri khaspada penerapan metode tim dalam pelayanan keperawatan.
Tujuan 1. Pertanggungjawaban pelayanan / asuhan keperawatan satu shift dinas
2. Evaluasi aktivitas pelayanan pada satu shift dinas3. Sentralisasi informasi4. Adanya komunikasi dan Koordinasi antar anggota tim5. Penyelesaian masalah
Kebijakan 1. Dilakukan setelah melakukan aktivitas pelayanan keperawatan2. Dipimpin oleh kepala ruang atau ketua tim3. Semua petugas (anggota tim) pada shift ybs harus hadir
Petugas 2. Kepala Ruang3. Ketua Tim4. Perawat Primer/Perawat Asosiet
Persiapan 1. Buku catatan harian tim2. Semua anggota tim yang bertugas sudah siap
Prosedur / Langkah-langkah
1. Kepala ruang / Ketua tim memberi salam (selamat pagi / assalamualaikum)
2. Jelaskan tujuan konferensi akhir3. Berikan kesempatan pada masing-masing ketua tim (mewakili
anggota) untuk melaporkan perkembangan pasien kelolaan (kondisi dan tingkat ketergantungan) atau masing-masing anggota untuk melaporkan perkembangan masing-masing pasien kelolaan (sampai semua pasien dilaporkan) meliputi :
a. Identitas klien : nama, alamat, No Registrasib. Diagnosis medisc. Diagnosis keperawatan dan data fokus yang menunjang
diagnosad. Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan
hasilnyae. Rencana tidak lanjutf. Masalah yang dihadapi
4. Berikan kesempatan kepada tim yang lain untuk menanggapi / memberikan masukan.
5. Karu / katim mencatat hasil diskusi / masukan anggota tim6. Karu / katim memberikan kesimpulan
Penutup 1. Jelaskan kegiatan selanjutnya adalah operan dengan shift berikutnya
2. Mengucapkan selamat dan terimakasih atas kerjasama dalam melaksanakan pelayananan keperawatan
3. Mengucap salam