Post on 31-Oct-2021
LAPORAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASISEMESTER III TH 2014/2015
JUDUL
PULSE AMPLITUDE MODULATION (PAM)
GRUP
01
3A
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA2014
1
PEMBUAT LAPORAN : ANISYA RAHMAWATI SANTOSO
NAMA PRAKTIKAN : 1. ANISYA RAHMAWATI SANTOSO
2. AGUN ARICAL SEPTIAN
3. AHMAD RIDWAN
4. ANGGA SEPTIAN CAHYA
TGL. SELESAI PRAKTIKUM : 29 Oktober 2014
TGL. PENYERAHAN LAPORAN :
N I L A I : . . . . . . . . . .
KETERANGAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
DAFTAR ISI
Cover 1.....................................................................................................................................i
Cover 2.....................................................................................................................................ii
Daftar isi...................................................................................................................................iii
Judul.........................................................................................................................................1
I. TUJUAN.........................................................................................................................1
II. DIAGRAM RANGKAIAN............................................................................................
III. ALAT DAN KOMPONEN.............................................................................................
IV. DASAR TEORI..............................................................................................................
V. DATA HASIL PERCOBAAN.........................................................................................5
VI. ANALISA DATA............................................................................................................9
VII. KESIMPULAN ..............................................................................................................10
VIII. REFERENSI...................................................................................................................
Daftar Pustaka
Lampiran
iii
PULSE AMPLITUDE MODULATION (PAM)
I. TUJUAN
1. Mengerti prinsip dari PAM.
2. Memberikan gambaran tentang fungsi dari PAM.
3. Mengerti tentang fungsi rangkaian hold dan pengaruh frekuensi sampling terhadap
sinyal yang di terima.
II. DIAGRAM RANGKAIAN
Gambar 1
1
Gambar 2
Gambar 3
III. ALAT DAN KOMPONEN
No. Alat Jumlah
1 DC Power Supply ± 15 Volt SO 3538-8D 1
2 PAM Modulator SO 3537–7G 1
3 Pulse Amplitude Demodulator SO 3537–7H 1
4 Universal Counter HP-5314 A 1
5 Function Generator GW-INSTEK GFG-9210 1
6 Oscilloscope GW-INSTEK GOS-653G 1
7 BNC to Banana Cable 4
8 Banana to Banana Cable 2
9 Jumper plug-in besar 15
2
IV. DASAR TEORI
Pada umumnya kita mengenal system analog untuk mentransmisikan suara,
misalnya dalam jalur telepon dan informasi lainnya. Tetapi system analog semakin hari
semakin terasa kekurangannya dengan meningkatnya jumlah permintaan sambungan
serta jauhnya jarak antara pemancar dan penerima. Sebuah pemancar analog, misalnya
sebuah microfon memancarkan sinyal yang jauh lebih besar daripada noise, umumnya
60 dB.
Dengan merambatnya sinyal sepanjang saluran transmisi, sinyal teredam dan
noise menjadi tinggi, sehingga perbandingan S/N semakin jauh semakin kecil. Bisa
juga digunakan penguat/amplifier pada jarak-jarajk tertentu untuk menekan redman,
tetapi sebenarnya tiap amplifier menambahkan noise pada sinyal. Sehingga output dari
amplifier memiliki S/N yang lebih buruk daripada S/N inputnya. Akibatnya S/N
menurun terus sampai akhirnya sinyal lenyap dalam noise. Dalam pengembangannya
dihasilkan system transmisi PAM (Pulse Amplitude Modulation) yang terdiri atas
proses sampling.
Gambar 4
Teori sampling dari Niquist menyatakan jika sebuah fungsi continue f(t) tidak
mengandung frekuensi lebih besar daripada f (Hz), maka level-level dari fungsi itu
dapat digambarkan dengan sempurna tidak cacat dalam interval waktu tidak kurang dari
f/2 detik. Berarti jika spectrum sebuah sinyal mempunyai batas atas frekuensinya
sebesar f/Hz dan jika frekuensi sampling sekurang-kurangnya 2f, tidak ada informasi
yang hilang dalam proses sampling itu.
Dalam parakteknya sebuah sinyal analog dilewatkan pada sebuah LPF sehingga
frekuensi tertinggi yang dimilikinya adalah f. Sinyal analog yang telah difilter ini
kemudian disampel oleh pulsa periodic dengan frekuensi sample sebesar 2 f. Hasilnya
adalah sinyal PAM.
3
Gambar 5
V. DATA HASIL PERCOBAAN
VI. ANALISA DATA
VII. KESIMPULAN
VIII. REFERENSI
Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh
transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang
akan dikirim, dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang
diterapkan. Modulasi adalah variasi secara sistematis dari parameter gelombang carrier
secara proporsional terhadap sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Jika amplitudo
sinyal informasi memvariasi amplitudo suatu gelombang carrier, maka akan terbentuk
sinyal termodulasi amplitudo (AM-Amplitude Modulation). Variasi juga dapat diberikan
pada frekuensi atau sinyal phasa, yang menghasilkan sinyal termodulasi frekuensi (FM)
4
atau termodulasi phasa (PM). Semua metode untuk modulasi carrier sinusoidal
dikelompokkan sebagai modulasi gelombang kontinyu (Continuous Wave Modulation).
Demodulasi adalah Proses mengkodekan kembali sinyal digital menjadi sinyal
analog kembali yang sama dari sumber. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi
disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal
(kebalikan dari dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang
melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.
Gambar 6 Diagram Modulator-Demodulator
Modulasi Phasa (PM)
Phasa dari gelombang pembawa (carrier wave) diubah-ubah menurut besarnya
amplitudo dari sinyal informasi. Karena noise pada umumnya terjadi dalam bentuk
perubahan amplitudo, PM lebih tahan terhadap noise dibandingkan dengan AM.
5
Gambar 7. Sinyal Modulasi Analog
Pulse Amplitude Modulation
Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal pemodulasi
Amplitudo pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan amplitudo sinyal
pemodulasi. Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi maka semakin besar pula
amplitudo pulsa pembawa. Pembentukan sinyal termodulasi PAM dapat dilakukan
dengan melakukan pencuplikan (sampling), yaitu mengalikan sinyal pencuplik dengan
sinyal informasi. Proses ini akan menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan yang
besarnya sesuai dengan sinyal informasi (pemodulasi). Hal ini dapat dilihat pada
gambar 8
6
Gambar 8 (a) Sinyal asli (b) PAM polaritas ganda
(c) PAM polaritas tunggal
Pada proses pemodulasian ini perlu diperhatikan bahwa kandungan informasi
pada sinyal pemodulasi tidak boleh berkurang. Hal ini dapat dilakukan dengan
persyaratan bahwa pencuplikan harus dilakukan dengan frekuensi minimal dua kali
frekuensi maksimum sinyal pemodulasi (2.fm), atau sering disebut dengan syarat
Nyquist. Jika frekuensi sinyal pencuplik dinotasikan dengan fs dan frekuensi
maksimum sinyal pemodulasi dinotasikan dengan fm, maka syarat Nyquist dapat ditulis
sebagai:
fs ≥ 2.fm
Dimana :
fs = frekuensi sampling ( pencuplikan )
fs = frekuensi maksimum sinyal analog
7