Post on 13-Mar-2019
Prosiding Simposium Nasional Polimer V
PLASTIK LAYAK SANTAP (EDIBLE PLASTIC)DARI TAPIOKA TERMODIFIKASI
Wiwik Pudjiastuti dan Guntarti SupeniBalai Bt!sar Kim;n dan Kemasan, Jakarta
JI. Balai Kimia No.1, Pekayon Pasar Reba, Jakarta
ABSTRAK
ISSN 1410-8720
PLASTIK LAYAK SANTAP(EDIBLE PLASTlq DARI TAPIOKA TERMODlFIKASI. Plastik film layaksantap (edible plastic) telah dibuat dengan menggunakan bahan baku tapioka yang telah dimodifikasi. Modifikasidilakukan dengan proses hidrolisis terhadap tapioka sebelum diproses menjadi plasik. Proses hidrolisis dilakukan
dengan pemanasan pada suhu 40° C menggunakan pelarut asetat (campuran CH)COOH dan CH)COONa) denganperbandingan 50 gram tapioka dalam 50 gra~ pelarut. Sedangkan komposisi plastik layak santap yang dibuatadalah 7,5 gram hasil pemanasan, 100 ml akuades, 45 ml atkohol96% dan 1,2 mL gliserol. Secara umum plastik film"yang dihasilkan sudah cukup stabil dengan ketebalan antara 41,72 11, nilai kuat tarik antara 27,0 I kgf/cm2
sampai dengan 217,7 kgf/cm2, kemuluran a~tara 2,55 % sampai dengan 62,89 % dan laju transmisi uap air antara590,37 glm2/24 jam sampai dengan 824,25 glm2/24jam.
Kala kunci: Plastik layak santap, tapioka modifikasi, laju transmisi uap air, kemuluran, kuat tarik
ABSTRACT
EDIBLE PLASTIC FROM MODIFIED STARCH. Edible plastic have been made from modified starch.
Modification was conducted by hydrolisis process on 40 OCtemperature with asetat (mixed betwe~~nCH)COOH and
CH)COONa) as a solvent. Material ratio for hidrolisys is 50 gram tapioka in 50 gram SOIV~t. Co~osition of theedible plastic is 7.5 gram hidrolisys product, 100 mL aquadest, 45 mL alcohol 96% and 1.2 m glise~enerally, theplastic film made have been stabil enough with thickness 0.06-0.08 mm, tensile strength 27.0 1-21. gf/cm2, elongation2.55-62.89% and water proof vapour transmission rate 590.37-824.25g1m2/24 hours.
Key words: Edible plastic, modified starch, water proof vapour transmission rate, elongation, tensile strength
PENDAHULUAN
Oengan semakin bertambahnya usiamanusia di burni maka manusia menjadi semakindewasa dalam menyikapi kemajuan.Kedewasaan ini mulai ditunjukkan dengan mulaikembalinya manusia ke alamo Manusia mulaimenyadari kerusakan yang ditimbulkan olehkemajuan kebudayaan terhadap burni.lnilah yangmendasari banyaknya inovasi-inovasi teknologibam yang lebih ramah lingkungan. Salah satubentuk inovasi ini ialah kemasan yang dapat
dikonsumsi (layak santap).Kenyataan yang kita lihat, secara
global bahwa sampah mulai menggunungdiatas bumi kita ini. Sebagai contoh, totalsampah Jakarta setiap harinya mencapai25.176 m3 ~tau setara dengan 6.000 ton lebihpada tahun awal tahun 2004 dan diperkirakanpada tahun 2005 sebcsar 10.220 tonlhari [1].
248
Pemda OKI rela mengeluarkan dana hinggaRp 100 miliar per tahun[2], sementarapemasukannya nol besar.
Oari sekian jumlah sampah terse but,sampah plastik memberikan kontribusi terbesarkedua setelah sampah organik. Sampah plastiktersebut sebagian besar merupakan plastik untukkemasan. Kemasan plastikyang umum digunakanterbuat dari polimer yang berasal dari minyakbumi. Polimer jenis ini merupakan material yangsangat sui it diuraikan oleh tanah, dibutuhkanjutaan tahun bagi tanah untuk menguraikan plastikjenis ini. Hal inidisebabkan oleh mikroorganismetidak mampu mengubah dan mensintesis enzimyang dapat mendegradasi polimer dari bahanminyak burni.
Ada beberapa cara untuk mengurangipenimbunan sampah kemasan plastik,diantaranya
Plastik Layak San tap (Edible Plastic) daTi Tapioka Termodifikasi (Wiwik Pudjiastuti)
adalah incinerate (membakar plastik) serta daurulang. Pembakaran menimbulkan masalah lain.Karbon dioksida yang dikeluarkan selamaproses pembakaran meningkatkan kadarkarbon dioksida dalam udara sehinggameningkatkan pemanasan global. Sedangkanpada daur ulang, plastik yang dapat digunakankembali hanya 25% dari jumlah keseluruhansampah plastik yang ada. Sehingga diperlukansolusi lain untuk mengatasi bertambahnyajumlah sampah kemasan plastik yaitu denganmembuat plastik yang ramah lingkungan. Plastikjenis ini bisa berupa plastik biodegradableatau edible.
Penelitia ini bertujuafi'untuk mendapatkanlembaranplastik layak santap (edibleplastic) daritepung tapioka yang dimodifikasi denganpemanasan tepung tapioka pada suhu 40°Cyang dilarutkan dalam larutan dengan pH 6,pH 7, dan pH 8.
Pada penelitian ini bahan yangdigunakan adalah pati yang berasal daritepung tapioka. Penggunaan pati se~agaibahan plastik dimungkinkan denganmemodifikasi pati terlebih dahulu.Sedangkan pemilihan tepung tapiokasebagai bahan dasar pati disebabkan olehmelimpahnya jumlah tapioka atau pati ubikayu di Indonesia. Sebagai gambaran, dipropinsi Lampung yang memiliki 78 industritapioka menghasilkan 1.131.896 ton tepungtapioka pada tahunl997. Sedangkan padatahun 1991 saj a, total produksi singkongdi Indonesia melebihi 15 juta ton denganproduksi tepung tapioka diatas satu juta tondan hanya dipergunakan sekitar 345 ribu tonuntuk konsumsi dalam negeri dan 357 ribu tonuntuk ekspor.
Unsur dari tapioka yang akandikembangkan sebagai plastik layak santapadalah pati yang merupakan cadanganmakanan bagi tanaman dalam bentuk glukosa.Dengan memanfaatkan pati dari tapiokaini diharapkan untuk mendapatkan plastikyang dapat dikonsumsi (layak santap) sehinggadapat mengurangi jumlah sampah kemasan yangsudah ada.
TEOR!
Plastik Layak santap
Plastik layak santap merupakan salah satubentuk biopolimer sebab sifat layak santapnyamemungkinkan plastikjenis inidapat dicema olehmakhluk hidup. Oleh karena itu, plastik inidipastikan menggunakan bahan yang ramahlingkungan dan biodegradable.
Plastik layak san tap dibuat denganmenggunakan bahan alamiah sepertipolisakarida,protein, poliester, lemak serta turunannya.Biopolimer alamiah memiliki keuntungandibandi.ngkan biopolimer sintetis yaitu merekalebihcepat,terdegradaSi secara alami dan berasaldari bahan baku yang dapat diperbaharui. Hal inimenyebabkan mereka dapat digunakan secaraefektif untuk menggantikan plastik konvensionaldengan masa pakai yang pendek.
Plastik layak santap (edible plastic) telahlama digunakan untuk menjaga makanan,diantaranyajuga digunakan untuk meningkatkanpenampilan.Bebernpacontohantara lain:guladancoklat yang dipakai sebagai pelapis permen,lapisan lemak untuk buah-buahan dan 'kulit'lipoprotein tradisional ('Yuba' didapatkan denganmengeringkan lapisan yang didapat dari
mendidihkan sl!su kedelai). Lemak dan minyakjuga biasa digunakan untuk melindungi makanan.Lembaran plastik layak santap biasa digunakanuntuk mengontrol kualitas dan stabilitas daribanyak makanan.
Penggunaan jenis karbohidrat, protein ataulemak banyak digunakan dalam bentuk sepertipelapis,atau lembaranplastikyang satu layer,dua,at au banyak layer. Pelapis dibentuk dandigunakan secara langsung pada makanan,sedangkan lembaran plastik dibuat secara terpisahuntuk digunakan kemudian. Mereka daratdigunakan secara langsung pada permukaanmakanan atau sebagai lembaran-lembaran untukmemisahkan makanan.
Pemakaian secara langsung danpenyebaran dari bahan pelapis yaQgberbentukcairan dapat dilakukan dengan tanganmenggunakan kuas, penyemprotan, pencelupan,dan lain-lain. Pelapisan makanan kadang sulit,
249
Prosiding Simposium Nasional Polimer V '.
dilakukan seperti saat bahan yang hidrophobik
digunakan untuk melindungi bahan yang
hidrophilik (dan kebalikannya). Hal ini dapatdiatasi dengan penggunaan panas, menambahkansurfactant untuk menurunkan teganganpermukaan pada larutan pembuat lembaran
plastik atau pada permukaan yang akan dilapisi.
Cara lainnya dengan menggunakan lapisan awalyang terbuat dari bahan yang dapat diterima oleh
semua produk seperti pemakaian pati pada kismis
sebelum dilapisi oleh lilin atau pemakaian serbuk
cocoa pada kacang sebelum dilapisi gula.Edible dan biodegradable plastic harus
memenuhi beberapa kebutuhan fungsional yang
khusus, seperti, penghalang uap air, penghalang
udara, tingkat kelarutan air/lemak, warna dan
penampilan, sifat mekanik dan reologi, tidakberacun, dB. Sifat-sifat ini bergantung padajenis
bahan yang digunakan, cara pembentukannya dan
penggunaannya. Dibawah ini contoh lembaranlayak santap pada Gambar 1.
Gambar I. Pembungkus dalam pennen WhiteRabbit (kiri) dan pembungkus dalam pennenBotan Rice I (kanan )(Endnotes).
Sifat khusus yang dibutuhkan sebagai
plastik layak santap yaitu:I. Plastik harus tahan air agar dapat melindungi
dan menutupi seluruh bagian produk;2. Tidak mengurangi kandungan oksigen atau
menumpuk karbon dioksida., Dibutuhkanminimall % sampai dengan 3 % oksigen di
sekitar produk untuk menghindari perubahandari aerob ke anaerob;
3. Harus dapat mengurangi permeabilitas uap air;
4. Harus dapat memperbaiki penampilan,
mempertahankan kesatuan struktur,
memperbaiki mechanical handlingproperties, mengandung active agent(antioksidan), dan mempertahankan rasa
produk.
250
ISSN 1410-8720
Keuntungan dari plastik layak santap:
1. Memperbaiki warna dan rasa dari produk;2. Mengurangi penyusutan berat;
3. Mempertahankan kualitas selama pengirimandan penyimpanan;
4. Mengurangi kerusakan selama penyimpanan;
5. Memperbaiki ketertarikan konsumen;6. Meningkatkan masa pakai prod uk;
7. Menambah nilai material polimer alarni;
8. Mengurangi kemasan sintetik.Kerugian dari lembaran layak santap:
I. Produk tidak cocok dengan jenis dan
ketebalan pelapis;2. Produk tidak dapat disimpan dalam suhu tinggi;
3. Lembaran yang terlalu tebal dapat menghalangi
pertukaran gas, sehingga menyebabkanmenumpuknya etanol sehingga merusak rasaproduk;
4. Sifat penghalang uap air harus sesuai agartidak
teIjadi penyusutan dan menurunnya kadar airdari prod uk serta terbentunya kondensasi uapair yang dapat menjadi media yang baik untuk
pertumbuhan mikroba;5. Sifat penghalang gas yang terlalu baik dapat
menyebabkan teIjadinya oksidasi anaerob.
Tapioka
Pati adalah butiran atau serbuk putih yang
tidak berbau dan berasal dari senyawa komplek
karbohidrat atau polisakarida (C6H.oOs)x yangmerupakan bent uk simpanan utama darikarbohidrat pada tanaman. Sangat banyakditemukan di alam terutama dalam biji-bijian,buah-buahan, umbi batang, akar, ranting.
Pati merupakan simpanan energi tanaman
terbesar dalam bentuk glukosa. Pati merniliki duapolimer utama yaitu amylose dan amylopectin.Amylose merupakan rantai linier polisakarida
yang besar, dimalla unit-unit glukosanyadihubungkan dengan ikatan a % (1 ~ 4).
Amylopectin adalah rangkaian glukosa
yang sangat bercabang. Bagian molekul yang
tidak bercabang berupa unit-unit glukosa yangdihubungkan dengan ikatan a % (1 ~4).
Sedangkan pada bagian bercabang yang teIjadi
setiap 20 sampai 24 unit glukosa dihubungkandengan ikatan a % (1 ~ 6) antara karbon 1 pada
Plastik Layak San tap (Edible Plastic) dari Tapioka Termodifikasi (Wiwik Pudjiastuti)
Gambar 2. Dua ikatan yang berbeda amar-mono
mer glukosa dalam patio
glukosa dalam bentuk alfa dan karbon 6 padaglukosa lainnya (Gambar 2).
Lembaran tipis yang tcrbentuk dari patibersifat amorf dengan derajat kekrisalannya
bergantung pada kondisi pembentukan lembaran
tipis tersebut. Sifat mekanik dan sifat dasar lainnya
bergantung pada lingkungan saat lembaran tipistersebut digunakan. Sifat mekanik lembaran tipis
dari amylose mumi dan amylopectin mumi sangatberbeda, lembaran dari amylopectin bersifat lesih
getas dibandingkan lembaran dari amylose.Lembaran amylose memiliki kekuatan tarik yanglebih tinggi dibandingkan lembaran amylopectin.
Bentuk dan kanduhgan dari keduanya
memiliki peran yang penting terhadap sifat dari
pati. Kandungan amylose dan derajat polimerisasidari amylose sangat berpengaruh terhadap sifat
fisik, kimia dan kerumitan dari patioPerbandingan
antara amylose dan amylopectin bervariasi untuktiap jenis patioKebanyakan pati mengandung 25%amylose.
Saat pati dipanaskan dalam lingkungan
aqueous, butiran pati mulai men gem bang dan
susunan molekul dalarn butiran pati mulai rusak.Perubahan ir~versibel terjadi seperti lelehr.ya
kristalin, meningkatnya viskositas, dan tingkat
kelamtan. Kejadian ini disehut sebagai gelatinisasi,terjadi pad a suhu an tara 50°C hingga 80°Ctergantungjenis patioSaat didinginkan, pati mulai
mengalarni retrogradation, yang berarti bahwamolekul pati mulai membentuk struktur yangteratur (kristalin).
Saat larutan amylose « 1,5%) didinginkan,
terbentuk gel yang akan meningkatkan modulus
clan akan terus meningkat sebanding dengan
peningkatan konsentrasi. Panjang rantai amylosemempengaruhi sifat fasanya. Gel yang kayaamylose memiliki sifat mekanikal dan ketahanantermal serta lebih sulit diurai oleh zat kimia dan
enzim dibandingkan gel yang kaya amylopectin.Hal ini menyebabkan hasil pemanasannya
berbeda. Saat amylose dipanaskan dan
kemudian didinginkan, akan terbentuk gel kakuyang opaque, yang sangat berguna dalam
pembuatan permen kenyal, pudding, dan lembaran
yang dapat disantap. Saat amylopectindipanaskan dan kemudian didinginkan, akan
terbentuk zat bening seperti pasta yang tidak
mengental, dan biasanya digunakan sebagai bahandasar perekat. Karena tidak dapat mengental,amylopectin diharapkan tidak ad a saat
pembuatan platik.
Plasticizer ditambahkan pad a polimer
untuk meningkatkan kelenturan material. Padakadar yang rendah, efek pemanjangannyatidak
terjadi. Pemanjangan mulai terjadi saat
penggunaan plasticiser, dalam hal ini glycerolmaksimal 15 %. Nilai kuat tarik akan menurun
dengan meningkatnya nilai elastisitas.Permeabilitas oksigen dalam lembaran
plastik berbahan dasar pati sangat rendah.
Tingginyajumlah plastisiser dan kelembabanmeningkatkan permeabilitas oksigen sedangkantingkat kristalitas yang tinggi menyebabkan
pengurangan dalam gas (02' N2, CO) danpermeabilitas uap air. Lembaran plastik dari
. amylose mumi stabil dalarn air, hanya lamt sekitar
3% selarna 3 jarn. Sekitar 60% lembaran plastikamYlopectin mumi terlarut dalam air dengan
waktu yang sarna.
Saat dicampur dengan iodine dalam air, patiakan menghasilkan warna. Larutan iodine akan
membentuk senyawa kompleksaat berikatandengan amylose. Hal ini menyebabkan warna
larutao menjadi biru. Saat dipanaskan, senyawakom'plek akan rusak namun akan terbentuk
kembali saat didinginkan.
METODEPERCOBAAN
Bahan dan Peralatan
Bahan yang digunakan dalarn penelitian ini
meliputi tepung tapioka, asam asetat, natrium
251
Penelitian ini diawali dengan mengujikomposisi tepung tapioka yang digunakan.Komposisi tepung tapioka yang diuji ialah kadar
air, kadar abu, kadar serat, dan kadar pati.
Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan pelarut,
yaitu larutan asetat (CH)COOH + CH)COONa)pH 6 dan pH 7 dan larutan amonia (NH40H +NH4CI) dengan pH 7 dan pH 8 yang akandigunakan sebagai pelarut tepung pada prosespemanasan.
Setelah itu memanaskan campuran 50 gran1
tepung tapioka dalam 50 nzcpelarursampaicampuran mengental (hingg~netic sjirrertidak dapat berputar). PemanasaticIITakukandalam suhu 40°C.
Setelah larutan mengental dilakukan uji
iodin yang dimaksudkan untuk melihar perubahanbentuk polisakarida tapioka yang sedang
dipanaskan secara kualitatif. Setelah campuranmengental, pembuatan lembaran plastik dilakukan
dengan mencampurkan 7,5 gram tepung hasil
pemanasan dalam pelarut dengan 100 mLakuades, 45 mL alkohol, dan 1,2 mL gliserol.
Campuran yang dihasilkan kemudian dituang diatas
plexiglass dan didinginkan dalam suhu ruang.Lembaran plastik yang terbentuk kemudian
diuji sifat fisiknya. Sifat fisik yang diuji adalah kuatKETEDALAN
Prosiding Simposium Nasional Po/imer V
asetat, amonia, amonium klorida, akuades,
gliserol, dan etanol 96%. Sedangkan peralatan
peralatan yang digunakan adalah beberapaperalatan gelas, timbangan analitik,plexiglas danbeberapa peralatan pengujian seperti alat uji laju
transmisi uap air, alat uji kuat tarik, alat ujiketebalan, dan lain-lain.
Cara Kerja
ISSN /410-8720
tarik dan elongation serta WVTR (Water VapourTransmission rate).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji iodin pada campuran tapioka denganlarutan asetat pH 6 menghasilkan warna biru
kemerahan. Warna ini menunjukkan terjadinyaproses hidrolisis sebagian pada pati, dan berartisebagian tepung berubah menjadi disakarida.
Untuk campuran tepung tapioka dalam
larutan asetat pH 7 mengental saat dipanaskandan dari uji iodin dihasilkan warna bim kemerahan.Warna ini menunjukkan bahwa terjadi proses
hidrolisis sebagian pada patio Warna kemcrahanmemperlihatkan bahwa sebagian tepung berubah
menjadi disakarida. Hal ini sarna dengan warnayang dihasilkan dalam uji iodin pada plastik yang
menggunakan pelarut asetat pH 6. Sehingga dapat
diasumsikan bahwa dengan pelarut asetatcenderung teIjadi hidrolisis sebagian pada tapiokasehingga menghasilkan wama biru kemerahan.
Uji iodin yang dilakukan campuran tepung
tapioka dalam larutan amonia pH 7 jugamenghasilkan warna biru kemerahan sepertihalnya hasil uji iodin pada plastik yang dihasilkan
dengan pelarut asetat pH 6 dan pH 7.•.Sedangkan padacampuran tepung tapioka
dalam laruta.!1 amonia pH 8 , mengental saat
dipanaskan dan dari uji iodin dihasilkan wama bim.
Warna ini menunjukkan tidak terjadi proseshidrolisis pada patio
Oari Gambar 3 dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata ketebalan untuk plastik yang dihasilkan
untuk masing-masing parameter. Secarasederhana dapat diasumsikan bahwa dengan
0.0""
0.011
0,01
0,06
..J 0,05-(
:: O.Cl4
...0,0-'
0,02
0,01
0.0 •.. o •0..
•• n ••• _.
0.070
.- 0
11.01 •
O,OfJ.- 0.
... 0.. . .
n •• n •
n
0. ....
-- ..
..._-.
- .
7 •••• nll
SAM PEL
Gambar 3. Diagram nilai ketebalan rata-rata.
252
Plastik Layak Santap (Edible Plastic) daTi Tapioka Termodifikasi (Wiwik Pudjiastuti)
W\lR
. :f----------------"~.~~~~--,-",~-,m"__u""_ ." ;~"-__ m-"---------:=
~ HI'..•••~S(ll'-~
E••_44.1._~"~ )(u.--~
HI' .----
7.<orla1
SAMPEL
7." ••"".
Gambar 4. Diagram nilai WVTR rata-rata.
pelarut asetat pH 6, campuran yang dihasilkan
cenderung memiliki viskositas yang sama dengan
plastik yang dibuat dengan pelarut amonia pH 8dan lebih rendah dibandingkan dengan plastik yangdihasilkan dengan pelarut asetat pH 7 dan amonia
pH 7. Hal ini dapat dilihat dari ketebalan yang
dihasilkan dimana larutan yang encer cenderungmudah untuk membentuk lapisan tipisdibandingkan dengan larutan yang kental.
Sedangkan untuk pengujian TVVTR, nilairata-ratanya dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah
ini. Plastik yang terbuat dari campuran tapiokadengan pelarut asetat pH 6 memiliki nilai WVTR
terendah yaitu sebesar 575,55 g/m2/24 jam untuk
semua sampel yang dihasilkan dalam percobaan
dibandingkan dengan yang menggunakan pelarutpH 7 asetat, pH 7 amonia dan pH 8 amonia.
Oari data pengujian kuat tarik dapat
dilihat bahwa UTS rata-rata dari 'plastik
yang dibuat dengan pelarut asetat pH 6 ini
mempunyai nilai tertinggi yaitu 21,77 kgf/cm2
dengan elongation rata-rata terpendek, yaitusebesar 2,75%. Namun memiliki merupakan
plastik yang keras dan rapuh, dengan tingkat
kemiringan (tensile modulus) 10,389 kgf/cm2seperti ditunjukkan pola garis pada Gambar 5.
Sedangkan nilai terendah terlihat pada plastik daricampurarl tapioka menggunakan pelarut asetatpH 7 dengan nilai kuat tarik rata-rata sebesar
2,65 kgf/cm2 namun memIiiki nilai elongationtertinggi yaitu 62,89% serta merupakan plastik
yang lunak dan liat, dengan tingkat kemiringan
(tensile modulus) 0,439 kgflcm2 dengan melihatpola garis yang dihasilkan.
Oari sini dapat diambil asumsi bahwa
larutan amonia untuk pH 7 dan pH 8memiliki kecenderungan membentuk plastik
yang keras dan kuat dengan tingkat kemiringan(tensile modulus) yang akan turun bila pHdinaikkan.
TEGANGAN-REGANGAN
'" 211 ~) 411 50 «, '"ELONGASI ("/oj
I ..•.. (, asdat --- 7 asetat ...ojo\- 7 amonia ~ 8 amon~
Gambar 4.3. Grafik Tegangan v.s Regangan.
253
Prosiding Simposium Nasional Polimer V
Pengaruh pH Terhadap Sifat LembaranPlastik
Pada hasil perhitungan diperoleh bahwa ,
nilai kuat tarik memiliki hubungan dengan pHmengikuti persamaan kuadratik sebagai berikut :
Y = 500,508 -138,384X + 9,766X2 (1)
Ket : Y = rulai kuat tarik (kgf/em2)X = nilai pH
Garis pola diatas berbentukpolynomial sebab
data kuat tarik yang ada merupakan data yangturun naiklberfluktuasi. Dengan nilai R square(koefisien determinasi) sebesar 39,5 % yang
memperlihatkan bahwa banyak data yang tidak
berhimpit dengan garis. Yang berarti bahwa pHhanya mempengaruhi nilai kuat tarik sebesar
39,5 % sedangkan 60,5 % sisanya dipengaruhioleh variabellainnya. Jika nilai Rsquare makin
mendekati 100 % maka data yang ada makinberada dalam garis persamaan. Dengan nilaisignifikansi (Sig.) yang 0,000 (lebih keeil dari
0,05, tingkat kepereayaan 95 %) maka dapat
dikatakan bahwa pH dapat mempengaruhi nilaikuat tarik.
Pengaruh pH terhadap nilai kuat tarik dapat
dilihat dari persamaan (I) diatas bahwa makinmendekati netral (pH 7) maka nilai kuat tarik akan
semakin menurun. Sedangkan makin basa ataumakin asam maka nilai kuat tarik yang dihasilkan
akan semakin naik. Dapat dilihat bahwa kurva
yang dihasilkan dari persamaan (I) berbentuk
lembah. Sehingga dapat disimpulkan bahwasemakin netrallarutan yang digunakan dalam
proses pemanasan, maka hasil pengujian kuattariknya akan semakin menurun.
Sedangkan hubungan WVTR dengan pH
mengikuti persamaan kuadratik
Y=-8365,89+2617,8X-187,515X2 ... (2)
Ket: Y = nilai WVTR (g/m2/24jam)
X = nilai pHGaris pola diatas berbentuk polynomial juga
seperti garis persamaan kuat tarik dengan pHsebab data WVTR yang ada merupakan data yang
juga turun naiklberfluktuasi. Dengan nilai R square
254
/SSN 1410-8720
sebesar 69,4 % yang memperlihatkan bahwa data
tersebar disekitar garis. Yang berarti bahwa pHhanya mempengaruhi nilai WVTR sebesar
69,4 % sedangkan 30,6 % sisanya dipengaruhioleh variabellainnya. Dengan nilai signifikansi(Sig.) yang 0,000 (lebih keeil dari 0,05, tingkat
kepereayaan 95 %) maka dapat dikatakan bahwapH dapat mempengaruhi nilai T¥VTR.
Hubungan antara pH dengan WVTRdapat dilihat pada kurva yang dibentuk dari
persamaan (2) yang berbentuk puneak. Dengankata lain bahwa makin netrallamtan yang dipakaidalam pembuatan lembanm plastik maka nilai
WVTRnya akan semakin tinggi. Sedangkan makin
basa/asam larutan yang dipakai dalam prosespemanasan maka makin rendah nilai WVTR yangdihasilkan.
Sebab nilai R square yang lebih dari 50 %
(69,4 %), dapat dikatakan bahwa pH lebihmempengaruhi nilai WVTR dibandingkan kuat
tarik yang hanya mcmiliki nilai R square 39,5 %(dibawah 50 %).
KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwaI. Pada pemanasan dengan larutan asetat pH 6
dihasilkan lembaran tipis dengan nilairata-rata sifat fisiknya: ketebalan 0,06 em,
217,7 kgf/em2 untuk kuat tarik, elongation2,75 %, dan WvTR 590,37 g/m2/24jam.
2. Pada pemanasan dcngan larutan asetat
pH 7 dihasilkan lembaran tipis dengannilai rata-rata kctcbalan 0,08 em, kuat
tarik rata-rata 2,65kgf/em2, elongationrata-rata 62,89 %, dan WVTR rata-rata
824,25 g/m2/24jam.
3. Pada pemanasan dengan larutan amonia pH 7didapatkanlembaran tipis yang mempunyai
nilai rata-rata sifat fisiknya: ketebalan 0,07 em,
17,27 kgf/em2 untuk kuat tarik, 4,3% untuk
elongation, dan 824,25 g/m2/24jam untukWVTR.
4. Pada pemanasan dengan larutan amonia
pH 8 didapatkan lembaran tipis dengannilai rata-rata sifat fisiknya: 0,06 emuntuk kt::tebaian, 18,45 kgf/em2 untuk
kuat tarik, 5,25 % untuk elongation, dan575,55 g/m2124jam untuk WVTR.
_______________ ••••_ n _
Plastik Layak San tap (Edible Plastic) dari Tapioka Termodifikasi (Wiwik Pudjiastuti)
5. Semakin netral pH ~aka nilai kuat tarik akanmenunm dan nilai WVTR-nya akan semakinmeningkat. Sebaliknya,semakin basa/asampHmaka nilai kuat tarik akan semakin tinggi danWVTR-nya akan semakin menurun.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. ANONIM, 200 I, P ENGELOLAANSAMPAH .' Rencana PengelolaanSampah, Jakarta: BAPPEDA OK! Jakarta.(http://www.bappedajakarta.go.id/sampah.html, diakses tanggal 9 Januari2005)
[2]. BLOOMFIELD, MOLLY M., Chemisllyand the Living Organism (6'h ed.),Canada: John Wiley & Sons, Inc, (1996)
[3]. Botan Edible Plastic Wrap Candythisischris_com (http://www.thisischris.com/featurel2003/botan.html. diakses tanggal26Agustus (2004)
[4]. DARMARDJATI, D.S., dkk., Chapter 12:Cassava Flour Processing and Marketingin Indonesia. D. Dofour, G.M O'Brien,R. Best (Eds.), (2002), Cassava Flourand Starch: Progress and Research andDevelopment-Section 2: Current Useand Future Potential. 89-104. (http://www.ciat.cgiar. org/ agroem presas/pd fIcassava_flour _session%202. pdf, diaksestanggal 8 Desember 2004)
[5]. DEIS, RONALD C., 2002, Designelements Mullifunctionality for ModifiedStarches, Ilinois: Weeks PublishingCompany. (http://www. food prod uctdesign.com/archive/2002/0502D E.html.
[6]. Fairy's Strange Junkfood TributeWhite Rabbit and its Edible CandyWrapper (http://fairy.mahdzan.com/story/182
[7]. GONTARD, NATHALIE andGUILBERT, STEPHANE. Bio-packaging: Technology and Properties ofedible and/or Biodegradable Material ofAgricultural Origin, Food andPreservation. Glasglow: BlackieAcademicand Professional (1994) 159-181
[8]. GUILBERT, S. and GONTARD, N.,1995, Edible and Biodegradable FoodPackaging, Food and PackagingMaterials-Chemical Interactions.
The Royal Society of Chemistry (1995)159-168
[9]. International Starch Memorandum onTapioca (Cassava)Starch (http://www.starch.dk/isi/starchltmstarch.html.
[1O].Krogars, Karin, Aqueous-based Amyloserich Maize Starch Solution and
Dispersion: A Study on Free Films andCoatings, Helsinki: The Faculty of Scienceof the University of Helsinki. (http://ethesis.helsinki.fi/julkaisut/ mat/fam1a1vk/krogars/aqueousb.pdf, diakses tanggal 7Oktober 2004)
[I 1].Mason, William R., 2000,100 Years ofFood Starch Technology, New Jersey:National Starch dan Chemical Company.( http://w w w. f 00 d s tar c h. com /products_services/pdfs/1 OOyears.pdf,
diakses !anggal 08 Des 2004)[12].McCarthy, Stephen P., 2003,
"Biodegradable Polymers", Plastics andEnvironment, New Jersey: John Wiley &Sons (2003) 359 - 372
[13].Sonti, Sirisha. 2003. Consumer Perceptionand Application of Edible Coatings onFresh-Cut Fruits and Vegetables.Louisiana: Department of Food ScienceLouisiana State University.
[14].Sulhi, Muhammad, 2001, MenyulapSampah Jadi Rupiah, Jakarta: INTISARI.(http://www.indomedia.comlintisari/Menyulap sampahjadi rupiah.html, diaksestanggal21 Agustus 2004)
[15].Tropical Vegetables: Cassava (http://www.echonet.org!eln&herbs/eln_catalog!veggies.html, diakses tanggal 20 September2004 )
[16].Yudhi, , Kelui'ahan Seharusnya EisaTangani 50 Persen Produksi Sampah,Jakarta: BPPT (2004)
[17] .0http://scholar.1ib.vt.edultheses/available/etd-081199-13 5127 /unrestricted/Thesis
S2. PDF, diakses tanggal8 Desember 2004
255