Post on 07-Mar-2019
i
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN TEKNIK BERTUKAR PASANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI
UNSUR INTRINSIK CERPEN KELAS X2 SMA KRISTEN WONOSOBO
TAHUN AJARAN 2011/ 2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Rosalia Sri Nurhayati
071224007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN TEKNIK BERTUKAR PASANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI
UNSUR INTRINSIK CERPEN KELAS X2 SMA KRISTEN WONOSOBO
TAHUN AJARAN 2011/2012
Pembimbing I
Dr. B. Widharyanto, M.Pd. Yogyakarta, 14 Agustus 2012
Pembimbing II
Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. Yogyakarta, 14 Agustus 2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN TEKNIK BERTUKAR PASANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI
UNSUR INTRINSIK CERPEN KELAS X2 SMA KRISTEN WONOSOBO
TAHUN AJARAN 2011/ 2012
Susunan Panitia Penguji
Ketua : Dr. Yuliana Setiyaningsih ..................
Sekretaris : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. ...................
Anggota : Dr. B. Widharyanto, M.Pd. .. ................
Anggota : Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. ..................
Anggota : Dr. Y. Karmin, M.Pd. ...................
Yogyakarta, 3 September 2012
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
1. Tuhan Yesus, Bunda Maria, dan Santa Rosalia pelindung kami yang
selalu setia menemani.
2. Kedua orangtuaku Yulius Ngadimin dan Theresia Jumini .
3. Kakakku tersayang Fransiska Widyatiningsih dan Maria Magdalena
Wijayanti.
4. Teman-temanku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Motto
1. Tidak ada segala sesuatu yang tidak mungkin.
2. Dia mengubah saat dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja,
Dia memberi hikmat kepada orang bijaksana dan pengetahuan kepada
orang yang berpengertian (Daniel 2:21).
3. Dialah yang menyingkapkan hal-hal yang tidak terduga dan yang
tersembunyi, Dia tahu apa yang ada di dalam gelap, dan terang ada pada-
Nya (Daniel 2:22).
4. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku (Filipi 4: 13).
5. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya
kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa
pun.(Yakobus 1:4).
6. Iman menjadikan segalanya mungkin
Kasih menjadikan segalanya mudah
Pengharapan menjadikan segalanya berhasil
(John. C. Maxwell).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 September 2012
Penulis
Rosalia Sri Nurhayati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Rosalia Sri Nurhayati
Nomor Induk Mahasiswa : 071224007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN TEKNIK BERTUKAR PASANGAN UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI
UNSUR INTRINSIK CERPEN KELAS X2 SMA KRISTEN WONOSOBO
TAHUN AJARAN 2011/ 2012
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 17 September 2012
Yang menyatakan
Rosalia Sri Nurhayati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Nurhayati, Rosalia Sri. 2012. Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Bertukar Pasangan Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Siswa Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen Kelas X2 SMA Kristen Wonosobo Tahun Ajaran 2011/ 2012. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, Universitas Sanata Dharma
Skripsi ini merupakan penelitian tindakan kelas. Permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah “ Apakah metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan pemahaman siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo dalam memahami unsur intrinsik cerpen?”
Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara, observasi siswa dengan angket, dan observasi keaktifan siswa di kelas X2 SMA Kristen Wonosobo. Wawancara dilakukan dengan guru bahasa Indonesia SMA Kristen Wonosobo mengenai penggunaan metode pembelajaran yang belum pernah diterapkan guru kelas dalam kegiatan menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari. Observasi siswa dengan angket dilakukan peneliti pada saat sebelum pembelajaran di dalam kelas berlangsung.Observasi keaktifan siswa dilakukan peneliti pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara, observasi dengan angket, dan observasi keaktifan siswa tersebut diketahui bahwa keaktifan dan kemampuan pemahaman siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo tahun pelajaran 2011/ 2012 masih rendah. Sebagai usaha untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti menerapkan metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen sudah mengalami peningkatan. Perolehan persentase skor keaktifan siswa pada siklus 1 mencapai 66,66%, sedangkan pada siklus 2 mencapai 72,5%. Perolehan persentase skor kemampuan siswa pada siklus 1 mencapai 67,3%, sedangkan pada siklus 2 mencapai 76, 5%. Peningkatan skor keaktifan siswa mencapai 5,84% sedangkan peningkatan skor kemampuan siswa mencapai 9,2%. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji t keaktifan dan kemampuan yang diperoleh pada siklus 1 diperoleh skor -11, 886 dan -2, 761, sedangkan pada siklus 2 keaktifan dan kemampuan siswa diperoleh skor -7,478 dan - 5,866.
Data di atas menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar pasangan untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen kelas X2 SMA Kristen Wonosobo tahun ajaran 2011/ 2012 sudah tercapai dan menunjukkan keberhasilan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT Nurhayati, Rosalia Sri.2012. Using Cooperative Learning Method In Exchange
Couple Technic Activity and Ability to Enhance Students Accepting of Intrinsic Elements in Short Story Christian Senior High School Class X2 at Wonosobo Academic Year 2011th/2012th. Thesis. Yogyakarta: PBSID, Sanata Dharma University.
This thesis is a classroom action research. The problem is "Wether
cooperative method with partner swapping techniques can increase the activity and the ability whole of the students' on class X2 at Christian Senior High School of Wonosobo to accept the intrinsic elements of shortstories?"
This classroom action research started with interviews, observation to the students with questionnaires, and observations of active students in the class X2 Wonosobo Christian Senior High School. Interviews were conducted with Indonesian language teacher about how to use of teaching methods that have not been applied to analyze the activities of the classroom teacher in relationship intrinsic elements of a short story in daily life. Observations of students with a questionnaire conducted by researchers in the moments before learning takes place in the classroom. Observation of student activity conducted by researchers at the time of the learning takes place. Based on interviews, observations with questionnaires, and observations of student activity known that the activity and the ability in the classroom graded year 2011/2012 is still low. In an effort to overcome these problems, researchers applied a method of exchanging technical cooperation with a partner.
Based on these results, using cooperative learning methods with partner swapping techniques can increase the activity and the ability of students to understand the intrinsic elements of shortstories has increased. Acquisation activity percentage score of students in cycle 1 reached 66,66%, whereas in cycle 2 reaches 72,5%. Percentage score of students' skills acquisition in one cycle reaches 67.3%, whereas in cycle 2 reached 76, 5%. Increased activity scores of students achieving scores increased 5,84% while the student's ability to achieve 9.2%. Based on calculations using the t test the activity and capacity obtained in cycle 1 is obtained scores -11, 886 and -2, 761, while in the second cycle of activity and the ability of the students obtained scores – 7, 478 and – 5, 866.
The data above explain that using cooperative learning methods with the couple exchanging techniques to enhance the activity and students' ability in understanding and intrinsic elements of the shortstory at class X2nd at Wonosobo Christian High School academic year 2011th/2012th have been achieved. So it can provide benefits to all parties.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat
kasih dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Bertukar
Pasangan Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Siswa Dalam
Memahami Unsur Intrinsik Cerpen Kelas X2 SMA Kristen Wonosobo Tahun
Ajaran 2011/ 2012”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, dan Daerah
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari pihak lain, sehubungan dengan hal itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan dan
kemudahan dalam penulisan skripsi ini.
2. C. Tutyandari, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
yang telah memberikan dukungan dan kemudahan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
telah memberikan kesempatan, dukungan, dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd selaku dosen pembimbing I.
5. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing II.
6. Dra. Endang Pujiastuti E, selaku Kepala Sekolah SMA Kristen Wonosobo
yang memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Al. Sihdi Widodo, selaku guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMA Kristen
Wonosobo yang membimbing penulis dalam penelitian hingga
terselesaikannya skripsi ini.
8. Segenap dosen yang dengan sabar telah mendidik penulis selama kuliah.
9. Staf dan karyawan sekretariat Prodi PBSID dan perpustakaan yang selalu
memberikan kelancaran dan kemudahan kepada penulis selama perkuliahan
hingga terselesaikannya skripsi ini.
10. Ayahku tersayang Yulius Ngadimin yang selalu mendoakan, dan
menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Ibuku tersayang Theresia Jumini yang memberikan doa restu, dan membiayai
penulis hingga pada akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Kakak-kakakku tercinta, Fransiska Widyatiningsih, Maria Magdalena
Wijayanti, dan Kwirinus Yoshida Kalvaristo yang selalu menyemangati
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Frumensius Eron yang selalu setia menemani penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
14. Teman-temanku Minardi, Ina Sakinah Endiarti, Novi Kristanti Handayani,
Ryan Sumunaring Tyas, dan teman-teman angkatan 2007 atas persahabatan
yang indah dalam memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.
Walaupun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis
Rosalia Sri Nurhayati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... iv
MOTTO ...................................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .................. vii
ASBTRAK ............................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR BAGAN ................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL................................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN............................................ ............................................ ...1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
D. Tujuan Penelitian....................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian..................................................................................... 6
F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. ...9
A. Tinjauan terhadap Penelitian yang Relevan........................ ...... ................9
B. Tinjauan Pustaka ......................................................................................11
1. Model Pembelajaran .......................................................................... 11
2. Strategi Pembelajaran ........................................................................ 13
3. Kriteria Pembelajaran ........................................................................ 15
4. Metode Kooperatif ............................................................................ 17
5. Unsur- Unsur Model Pembelajaran Kooperatif ................................ 19
6. Teknik Pembelajaran Kooperatif ...................................................... 21
a. Mencari Pasangan ....................................................................... 21
b. Jigsaw .......................................................................................... 22
c. Paired Storytelling ...................................................................... 23
d. Bertukar Pasangan ....................................................................... 24
7. Pembelajaran Aktif dan Pendampingan Sebaya ................................ 24
a. Asumsi dan Alasan Berkembangnya Pendampingan Sebaya ..... 26
b. Prinsip-prinsip Pendampingan Sebaya ........................................ 27
C. Teknik Bertukar Pasangan dalam Apresiasi Cerita Pendek .................... 30
1. Unsur-unsur Intrinsik Cerita Pendek ................................................. 30
2. Langkah-langkah menganalisis cerpen ....................... ......................34
3. Teknik Bertukar Pasangan dalam memahami
unsur-unsur intrinsik cerpen .............................................................. 35
D. Hipotesis Tindakan .................................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... .37
A. Jenis Pendekatan ..................................................................................... 37
B. Subyek, Latar, dan Waktu Penelitian ...................................................... 38
C. Desain Penelitian ..................................................................................... 38
1. Siklus 1 .............................................................................................. 38
2. Siklus 2 .............................................................................................. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Data Penelitian ........................................................................................ 42
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 43
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 43
1. Teknik analisis data kuantitatif ......................................................... 43
2. Teknik analisis data kualitatif ........................................................... 46
G. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 47
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN............... ....................................... ......48
A. Siklus 1 .................................................................................................... 48
1. Rancangan Kegiatan .......................................................................... 48
2. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 50
3. Pengukuran Data ............................................................................... 51
4. Refleksi.............................................................................................. 53
B. Siklus 2 .................................................................................................... 55
1. Rancangan Kegiatan .......................................................................... 55
2. Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 57
3. Pengukuran Data ............................................................................... 59
4. Refleksi.............................................................................................. 60
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ .61
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 61
B. Pembahasan ............................................................................................. 72
1. Siklus 1. ............................................................................................ 72
2. Siklus 2 ............................................................................................. 82
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. .96
A. Kesimpulan.............................................................................................. 96
B. Implikasi .................................................................................................. 96
C. Saran ........................................................................................................ 97
1. Bagi Guru .......................................................................................... 97
2. Peneliti Lain ...................................................................................... 97
3. Sekolah .............................................................................................. 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 99
LAMPIRAN .................................................................................................... 101
BIODATA .................................................................................................... 130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Bagan Siklus 1 Dan Siklus 2 .................................................................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2 Tabel Indikator Keberhasilan.... ................................................................. 47
Tabel 4.1 Tabel Observasi Keaktifan Siswa Prasiklus 1 & 2 ................................... 63
Tabel 4.2 Tabel Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1................................................ 65
Tabel 4.3 Tabel Observasi Keaktifan Siswa Siklus 2 ................................................ 67
Tabel 4.4 Tabel Perbandingan Kemampuan Pemahaman Siswa ............................... 69
Tabel 4.6 Tabel Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1 ................................................ 73
Tabel 4.7 Tabel Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Memahami
Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siklus 1 ........................................................ 75
Tabel 4.8 Tabel Uji Normalitas Keaktifan Siswa Prasiklus 1 & 2 Dan Siklus 1 ....... 77
Tabel 4.9 Tabel Uji Normalitas Kemampuan Siswa Prasiklus 1&2 Dan Siklus 1 .... 77
Tabel 4.10 Tabel Hasil Perolehan Nilai Keaktifan Siswa Dengan Uji t .................... 78
Tabel 4.11 Tabel Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Dengan Uji t ......................... 80
Tabel 4.12 Tabel Observasi Keaktifan Siswa Siklus 2 .............................................. 83
Tabel 4.13 Tabel Nilai Kemampuan Siswa Siklus 2.................................................. 85
Tabel 4.14 Tabel Uji Normalitas Keaktifan Siswa Siklus 1&2 Dan Siklus 2............ 87
Tabel 4.15 Tabel Uji Normalitas Kemampuan Siswa Siklus 1 Dan Siklus 2 ............ 87
Tabel 4.16 Tabel Hasil Perolehan Nilai Keaktifan Siswa Dengan Uji t .................... 88
Tabel 4.17 Tabel Hasil Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Dengan Uji t ............... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.5 Grafik Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa Terhadap
Unsur-Unsur Intrinsik Cerpen Pada Siklus 1 Dan Siklus 2 .................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Awal Siswa.................... .............................................................. 101
Lampiran 2 : Kuesioner Siswa.................. ................................................................ 102
Lampiran 3 : Pertanyaan Dan Hasil Wawancara ....................................................... 103
Lampiran 4 : RPP Siklus 1........................ ................................................................. .104
Lampiran 5 : Silabus Siklus 1..................... ............................................................... .105
Lampiran 6 : Cerpen Jathil Suminten........................................................................ 106
Lampiran 7 : Cerpen Bulan Sepotong....... ................................................................. 107
Lampiran 8 : Cerpen Moral........................ ................................................................ 108
Lampiran 9 : Lembar Pengamatan Penilaian Keaktifan Siswa .................................. 109
Lampiran 10 : Lembar Perolehan Nilai Kemampuan Siswa ...................................... 110
Lampiran 11 : Daftar Kelompok Asal (Kelompok Mawar&Melati, Kelompok
Anggrek & Lavender)....... ................................................................. 111
Lampiran 12 : Daftar Kelompok Bertukar Pasangan ( Kelompok Mawar&
Kelompok Lavender, Kelompok Melati & Kelompok Anggrek). ..... 112
Lampiran 13 : Foto Pelaksanaan Siklus 1 .................................................................. 113
Lampiran 14 : Lembar Tugas Siswa Dan Nilai Siswa Pada Siklus 1 ...................... 114
Lampiran 15 : Angket Siswa Pada Siklus 1 ............................................................... 115
Lampiran 16 : RPP Siklus 2...................... ................................................................. 116
Lampiran 17 : Silabus Siklus 2.................. ................................................................ 117
Lampiran 18 : Cerpen Cinta Di Balik Belenggu Kasta .............................................. 118
Lampiran 19 : Cerpen Pengakuan Dorna .................................................................. 119
Lampiran 20 : Cerpen Kesaksian............... ................................................................ 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 21 : Lembar Pengamatan Penilaian Keaktifan Siswa ................................ 121
Lampiran 22 : Lembar Perolehan Nilai Kemampuan Siswa ...................................... 122
Lampiran 23 : Foto Pelaksanaan Siklus 2 .................................................................. 123
Lampiran 24 : Lembar Tugas Siswa Dan Nilai Siswa Pada Siklus 2 ........................ 124
Lampiran 25 : Angket Siswa Pada Siklus 2 .............................................................. 125
Lampiran 26 : Kunci Jawaban Cerpen Jathil Suminten, Pengakuan Dorna, Moral,
Cinta Di Balik Belenggu Kasta, Pengakuan Dorna, dan Kesaksian .. 126
Lampiran 27 : T.Tabel................................................................................................ 127
Lampiran 28 : Surat Izin Penelitian........... ................................................................ 128
Lampiran 29 : Surat Keterangan Penelitian ............................................................... 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia dititikberatkan kepada empat
keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan itu adalah mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan mendengar misalnya
memahami wacana sastra jenis syair melalui kegiatan mendengarkan syair.
Keterampilan berbicara misalnya mengungkapkan kembali cerita pendek
(cerpen) dan puisi dalam bentuk yang lain. Keterampilan membaca misalnya
memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerpen.
Keterampilan menulis misalnya mengungkapkan kembali pikiran, perasaan,
dan pengalaman dalam cerita pendek.
Substansi dari keempat keterampilan itu adalah bahasa dan sastra. Peserta
didik melatih diri dengan keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca,
dan menulis dengan memanfaatkan substansi bahasa dan sastra. Substansi
sastra selain penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, juga untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik mengapresiasi karya sastra.
Apresiasi sastra yang berbentuk cerita fiksi, baik itu novel maupun cerpen,
memiliki banyak nilai yang dapat digali dan diterapkan di dalam kehidupan
sehari-hari oleh para siswa. Nilai-nilai kehidupan tersebut dapat ditemukan
dengan menggali unsur intrinsik suatu cerpen. Siswa, agar dapat memahami
dan mengapresiasi cerita rekaan yang berbentuk cerpen, harus dapat
memahami dan menganalisis
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
unsur-unsur apa saja yang terkandung dalam suatu cerpen (Sudjiman,
1988:11).
Berdasarkan pengamatan penulis, pemahaman dan penganalisisan suatu
cerpen yang dilakukan oleh siswa belum optimal. Kemampuan memahami
unsur intrinsik cerpen siswa kelas X2 Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kristen, Yayasan Purna Wiyata Wonosobo ternyata masih rendah. Hal ini
terbukti dari skor nilai siswa yang belum mencapai KKM yaitu 73,3 %, dan
yang sudah mencapai KKM 26,6% (lampiran 101). Berdasarkan Angket
siswa mengenai komponen frekuensi ketertarikan membaca cerpen terdapat
15 siswa yang sangat setuju (50%), 8 siswa setuju (26,6%), 4 siswa kurang
setuju (13,33%), 3 siswa tidak setuju (10%) terhadap frekuensi ketertarikan
membaca. Komponen frekuensi pemahaman terhadap unsur intrinsik cerpen
terdapat 7 siswa yang sangat setuju (23,33%), 5 siswa setuju (16,66%), 7
siswa kurang setuju (23,33%), 11 siswa tidak setuju (36,66%) terhadap
frekuensi pemahaman terhadap unsur intrinsik cerpen. Komponen frekuensi
mengenai kesulitan dalam menganalisis cerpen terdapat 16 siswa yang sangat
setuju (53,33%), 7 siswa setuju (23,33%), 5 siswa kurang setuju (16,66%), 2
siswa tidak setuju (6,66%) terhadap frekuensi pemahaman unsur intrinsik
cerpen. Komponen frekuensi mengenai menganalisis cerpen mempunyai
manfaat terdapat 7 siswa yang sangat setuju (23,33%), 11 siswa setuju
(36,66%), 12 siswa kurang setuju (40%), 0 siswa tidak setuju (0%) terhadap
frekuensi pemahaman unsur intrinsik cerpen. Komponen frekuensi terhadap
penggunaan metode diskusi terdapat 3 siswa yang sangat setuju (10%), 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
siswa setuju (60%), 7 siswa kurang setuju (23,33%), 2 siswa tidak setuju
(6,66%) terhadap frekuensi pemahaman unsur intrinsik cerpen (lampiran
102). Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru
mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA Kristen Wonosobo pada tanggal 6
Agustus 2011 menyatakan bahwa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik
cerpen guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajar dan
penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar
pasangan belum pernah digunakan dalam kegitan menganalisis keterkaitan
unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari (lampiran 103).
Berdasarkan data pengamatan keaktifan siswa (prasiklus 1 dan 2) yang
dilakukan peneliti diperoleh skor keaktifan siswa 36,5% (lampiran 101).
Berdasarkan masalah tersebut penulis berasumsi bahwa ada hambatan
dalam kegiatan pembelajaran kompetensi dasar apresiasi cerita pendek.
Hambatan yang pertama berasal dari peserta didik sendiri, yaitu peserta didik
masih kurang berminat pada pembelajaran apresiasi cerita pendek. Peserta
didik kurang tertarik dengan pembelajaran apresiasi cerita pendek, karena
merasa kesulitan dalam memahami unsur-unsur intrinsik karya sastra
tersebut. Peserta didik kesulitan dalam memahami tema cerita, amanat, latar,
alur, sudut pandang, dan penokohan dalam cerita pendek. Hambatan yang
kedua berasal dari guru. Dalam pembelajaran apresiasi cerita pendek, guru
masih menggunakan model yang tradisional atau konvensional, yaitu metode
ceramah. Kurangnya kreativitas guru mata pelajaran bahasa Indonesia dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mengembangkan metode pembelajaran juga ambil bagian dalam
permasalahan tersebut.
Materi mengenai pemahaman terhadap unsur-unsur cerpen ternyata
sudah diberikan kepada siswa SMA sebagaimana yang terdapat dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di dalam kurikulum tersebut
ditegaskan bahwa tujuan umum pengajaran cerpen kepada siswa SMA adalah
untuk membaca, membahas, dan menjelaskan unsur-unsur intrinsik cerpen.
Unsur instrinsik cerpen antara lain tema, alur, latar, penokohan/ perwatakan,
sudut pandang, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen yang memiliki
keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan umum yang ada di dalam
standar kompetensi pembelajaran cerpen tersebut berlaku bagi siswa kelas X.
Dari ketentuan itulah, siswa SMA kelas X harus mempunyai kemampuan
untuk memahami cerpen.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian tindakan kelas ini
mengambil materi kelas X yaitu membaca apresiasi cerita pendek. Penelitian
ini dipersempit dengan mengapresiasi cerita pendek, yaitu unsur intrinsik
cerita pendek. Unsur intrinsik merupakan unsur yang ada di dalam karya
sastra. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui keaktifan siswa dalam
penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar
pasangan dan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
unsur intrinsik cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan
teknik bertukar pasangan untuk meningkatkan keaktifan siswa dan
kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen. Sampel dari
penelitian ini adalah siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo Tahun Ajaran
2011/2012.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Apakah metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dapat
meningkatkan keaktifan siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo dalam
pembelajaran cerpen?
b. Apakah metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas X2 SMA Kristen
Wonosobo tentang unsur intrinsik cerpen?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mendeskripsikan ada tidaknya peningkatan keaktifan siswa kelas X2
SMA Kristen Wonosobo tahun pelajaran 2011/ 2012 dalam memahami
unsur intrinsik cerpen dengan penggunaan metode pembelajaran
kooperatif dengan teknik bertukar pasangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
b. Mendeskripsikan ada tidaknya peningkatan kemampuan pemahaman
siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo tahun ajaran 2011/2012
dalam memahami unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode
kooperatif dengan teknik bertukar pasangan.
E. Manfaat Penelitian
Secara khusus, penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, yaitu :
a. Bagi Siswa
Penelitian diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
penggunaan metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dan
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen,
selain itu juga agar siswa mampu menerapkan keterkaitan unsur-unsur
intrinsik cerpen dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam
mengajar dan sekaligus menambah informasi. Guru mata pelajaran yang
bersangkutan nantinya juga dapat mengembangkan metode pembelajaran
lain yang lebih menarik, kreatif dan inovatif yang dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan
keaktifan siswa terhadap penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
teknik bertukar pasangan dan kemampuan pemahaman siswa dalam
memahami unsur intrinsik cerpen.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi yang berjudul “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif
dengan Teknik Bertukar Pasangan untuk Meningkatkan Keaktifan dan
Kemampuan Siswa dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen Kelas X2
SMA Kristen Wonosobo” ini terdiri dari lima bab.
Bab pertama berisikan pendahuluan yang menguraikan latar belakang
masalah timbulnya keinginan untuk menerapkan metode pembelajaran
kooperatif dengan teknik bertukar pasangan bagi siswa kelas X. Selanjutnya,
penulis mengungkapkan pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua berisi mengenai penelitian terdahulu yang relevan bagi
penelitian, landasan teori dan hipotesis. Di dalam landasan teori, penulis
mengungkapkan bahwa dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran guru
harus memiliki strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran tersebut
diwujudkan dalam suatu teknik. Metode pembelajaran kooperatif merupakan
suatu solusi ideal terhadap masalah menyediakan kesempatan berinteraksi
secara kooperatif dan tidak dangkal kepada para siswa dari latar belakang
etnik yang berbeda. Pembelajaran kooperatif pada setiap harinya
memberikan kesempatan untuk terjadinya kontak personal yang intens
diantara para siswa dengan latar belakang ras berbeda (Slavin:103 dalam
cooperative learning). Dengan penggunaan teknik bertukar pasangan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen nantinya siswa diharapkan dapat
bekerjasama dengan membentuk kelompok secara berpasangan/ dua orang
dan mengerjakan tugas, setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan
pasangan dari kelompok lain, kemudian kedua pasangan tersebut bertukar
pasangan dan pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari
kepastian jawaban. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan
kemudian dibagikan kepada pasangan semula, dan setelah itu kesimpulan
(wordpress.com, diakses tanggal 26/10/2011 jam 12:08).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan terhadap Penelitian yang Relevan
Pada bab ini akan dipaparkan tinjauan terhadap
penelitian yang relevan, tinjauan pustaka, penjelasan mengenai teknik
bertukar pasangan dalam apresiasi cerita pendek, dan hipotesis. Tinjauan
pustaka dalam bab ini berisi mengenai model pembelajaran, strategi
pembelajaran, unsur model pembelajaran, kriteria model pembelajaran,
metode kooperatif, unsur-unsur model pembelajaran kooperatif, dan teknik
pembelajaran kooperatif.
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian unsur intrinsik
adalah penelitian yang dilakukan oleh Maftuh (2006) dan Khairurrazi
(2010). Maftuh (2006) melakukan analisis peningkatan pembelajaran siswa
kelas X SMA Negeri 1 Kedungpring dalam memahami unsur intrinsik
cerpen dengan pendekatan analisis tahun pelajaran 2005/ 2006. Ada 3
simpulan yang didapat dari penelitian tersebut yaitu peningkatan
pemahaman unsur intrinsik cerpen dengan pendekatan analisis pada tahap
praanalisis, peningkatan pemahaman unsur intrinsik cerpen dengan
pendekatan analisis pada tahap saat analisis, dan peningkatan pemahaman
unsur intrinsik cerpen dengan pendekatan analisis pada tahap pascaanalisis.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Peningkatan pemahaman unsur intrinsik cerpen dengan pendekatan
analisis pada tahap praanalisis menunjukkan bahwa pelaksanaan yang sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat meningkatkan analisis
unsur intrinsik cerpen. Pada tahap saat analisis, Maftuh (2006) menentukan
beberapa kegiatan yang perlu dilakukan oleh siswa. Pertama, menentukan
tema cerpen yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Kedua,
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam
menentukan alur cerpen. Ketiga, melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam menentukan sudut pandang cerita.
Keempat, melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan pemahaman siswa
dalam menentukan karakteristik cerita. Kelima, kegiatan yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam menentukan karakteristik cerita.
Peningkatan pemahaman unsur intrinsik cerpen dengan pendekatan
analisis pada tahap pascaanalisis dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, menentukan kesimpulan akhir dengan cara diskusi panel. Kedua,
mempublikasikan hasil diskusi panel di kelas. Dari penelitian tersebut,
dihasilkan suatu kesimpulan bahwa ada peningkatan kemampuan siswa
dalam memahami unsur intrinsik cerpen.
Khairurrazi (2010) dalam penelitian tindakan kelas pada siswa kelas
X2 SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh menyimpulkan bahwa metode
kooperatif dengan model penyelidikan kelompok sangat sesuai diterapkan
dalam pembelajaran apresiasi sastra karena dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kemampuan siswa secara maksimal dalam menganalisis unsur-unsur
intrinsik cerita pendek yang berjudul “Robohnya Surau Kami” dalam
bentuk LKS yang lengkap dengan soal-soal untuk dianalisis.
Relevansi beberapa penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilakukan penulis terletak pada persamaan dalam menganalisis atau
memahami unsur intrinsik karya sastra dan dalam meneliti peningkatan
kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen. Perbedaannya,
penelitian tersebut meneliti karya sastra dalam bentuk LKS dan dengan
menggunakan metode penyelidikan kelompok dan menggunakan
pendekatan analisis sedangkan penelitian ini mencoba menerapkan metode
kooperatif dengan teknik bertukar pasangan untuk mengetahui keaktifan
siswa dan meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami
unsur intrinsik cerpen siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo tahun
pelajaran 2011/2012.
B. Tinjauan Pustaka
1. Model pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:589), model diartikan
sebagai pola (contoh, acuan, ragam, dsb.) dari suatu yang akan dibuat atau
dihasilkan. Dalam konteks pembelajaran, Dahlan (1984:21)
mengungkapkan bahwa model merupakan suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan
memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran dan
setting lainnya. Dalam kaitannya dengan model, Joyce (2000:7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengemukakan bahwa inti proses pembelajaran adalah pengaturan
lingkungan belajar sehingga para siswa dapat saling berhubungan dan
mereka dapat belajar bagaimana cara belajar yang baik. Dalam kerangka
pembelajaran, Joyce (2000:6-7) mengemukakan bahwa, “Models of teaching
are really models of learning. As we help students acquire information, ideas,
skills, values, ways of thinking, and mean of expressing themselves, we are
also teaching them how to learn”.
Menurut Hamalik (1999:57), pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, Dimyati (2002:159) mengatakan
bahwa pembelajaran berarti meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif,
afektif dan keterampilan siswa.
Proses pembelajaran menurut KTSP (Kurikulum Satuan Pendidikan)
adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruangan
cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Mulyasa, 2006: 245).
Ada begitu banyak model pembelajaran yang diungkapkan oleh para
ahli. Dalam upaya penggunaan model pembelajaran, ada prosedur
tersendiri. Prosedur penggunaan model mengajar berdasarkan pendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Bruce Joyce dkk. yang disadur oleh Dahlan (1984:26) adalah sebagai
berikut:
1) Membuat skenario, melukiskan bagaimana guru membuat strategi
yang digunakan di kelas.
2) Orientasi kepada model, yang mencakup tujuan, asumsi teoritik, prinsip,
dan konsep umum yang terkandung dalam model tersebut.
3) Menganalisis model sampai kepada bagian-bagian yang lebih kecil lagi,
yaitu: a. pentahapan langkah (syntax); b. sistem sosial yang diharapkan
dalam model tersebut; c. prinsip-prinsip reaksi guru; dan d. sistem
penunjang yang disyaratkan.
4) Menerapkan model mengajar itu dalam situasi kelas.
5) Membuat kesimpulan yang dapat diambil dari model mengajar itu yang
meliputi dampak instruksional dan penyerta.
6) Menyajikan diskusi.
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa guru harus benar-
benar membantu para siswa untuk memperoleh informasi, gagasan,
keterampilan, nilai-nilai, cara pikir, dan cara menyatakan diri mereka. Selain
itu, guru pun harus mengajar bagaimana cara siswa belajar. Model mengajar
merupakan pola yang diterapkan oleh guru untuk menciptakan interaksi
antara peserta didik dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan
guru. Pelaksanaan kegiatan belajar harus didasarkan atas kurikulum yang
berlaku, yaitu kurikulum KTSP (2006) yang berlaku sekarang ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2. Strategi Pembelajaran
Pengertian strategi pembelajaran dapat dikaji dari dua kata
pembentuknya, yaitu strategi dan pembelajaran. Kata strategi berarti cara
dan seni menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa (Degeng, 1989). Dengan
demikian strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan
semua sumber belajar dalam upaya membelajarkan siswa. Menurut
Gropper (1990), strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai
jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat
dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat
dipraktikkan.
Menurut David (1976), strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kemp (1995) menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Dick dan Carrey (1985) menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang
digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada
siswa.
Menurut Wena (2005), Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang
akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan
dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Sebagai suatu cara, strategi pembelajaran
dikembangkan dengan kaidah-kaidah tertentu sehingga membentuk suatu
bidang pengetahuan tersendiri. Sebagai suatu bidang pengetahuan, strategi
pembelajaran dapat dipelajari dan kemudian diaplikasikan dalam kegiatan
pembelajaran. Sedangkan sebagai suatu seni strategi pembelajaran kadang-
kadang secara implisit dimiliki oleh seorang tanpa pernah belajar secara
formal tentang ilmu strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran berperan untuk mempermudah proses
pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal, tanpa strategi
pembelajaran yang jelas proses pembelajaran tidak akan terarah sehingga
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sulit tercapai secara optimal
dengan kata lain pembelajaran tidak dapat berlangsung secara efektif dan
efisien. Bagi guru strategi pembelajaran dapat dijadikan sebagai pedoman
dan acuan bertindak yang sistematis dalam pelaksana pembelajaran. Bagi
siswa pengguna strategi pembelajaran dapat mempermudah proses belajar
dan mempercepat memahami isi pembelajaran karena setiap strategi
pembelajaran dirancang untuk mempermudah proses belajar siswa. Teknik
pembelajaran menjadi jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru
untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin
dicapai (Gerlach dan Ely, 1980).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Kriteria model pembelajaran
Model pembelajaran memiliki beberapa kriteria. Nieveen (Trianto,
2007) menyebutkan beberapa kriteria model pembelajaran yang baik:
1) Valid
Validitas atau ketepatan model pembelajaran berhubungan
dengan dua hal, yaitu rasional teoritik yang kuat dan memiliki
konsistensi internal.
2) Praktis
Kriteria praktis menunjuk pada: pertama, para ahli dan praktisi
menyatakan bahwa apa yang mereka kembangkan dapat diterapkan
dan kedua, kenyataan menunjukkan bahwa apa yang mereka
kembangkan tersebut betul-betul dapat diterapkan.
3) Efektif
Efektivitas suatu model pembelajaran ditunjukkan dengan
parameter: pertama, para ahli dan praktisi berdasarkan pengalamannya
menyatakan bahwa model pembelajaran tersebut efektif, dan kedua,
secara operasional model pembelajaran tersebut memberikan hasil
sesuai dengan yang diharapkan.
Menurut Khabibah (2006), untuk melihat tingkat kelayakan suatu
model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan praktisi
untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan
untuk aspek kepraktisan dan efektivitas diperlukan suatu perangkat
pembelajaran untuk melaksanakan model pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dikembangkan. Sehingga untuk melihat kedua aspek ini perlu
dikembangkan suatu perangkat pembelajaran untuk suatu topik tertentu
yang sesuai dengan model pembelajaran yang dikembangkan. Selain itu
dikembangkan pula instrumen penelitian yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
Arends (2001:24), menyeleksi enam mode pengajaran yang sering
dan praktis digunakan guru dalam mengajar, yaitu: presentasi, pengajaran
langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran
berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Arends dan pakar model
pembelajaran yang lain berpendapat bahwa tidak ada satu model
pembelajaran yang paling baik diantara yang lainnya, karena masing-
masing model pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila telah
diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu (Arends, 1997).
Oleh karena itu, dari beberapa model pembelajaran yang ada perlu kiranya
diseleksi model pembelajaran yang mana yang paling baik untuk
mengajarkan suatu materi tertentu.
4. Metode Kooperatif
Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Bab IV Pasal 19 ayat 1 tertulis proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
psikologis peserta didik. Untuk mencapai tujuan pemerintah tersebut, guru
harus menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan variatif dan
mulai meninggalkan model konvensional seperti ceramah (Lie, 2002).
Seperti dikemukakan Kemp (1979), perlu adanya kegiatan belajar
mengajar yang mendorong peserta didik untuk aktif berpartisipasi. Dengan
aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran, diharapkan hasil
pembelajaran lebih tercapai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) melalui pembelajaran
kooperatif ternyata lebih efektif daripada pembelajaran oleh pengajar (Lie,
2002).
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar
menciptakan interaksi yang silih asah. Dengan demikian, sumber belajar
bagi siswa tidak hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa
(Nurhadi dan Senduk, 2003). Lie (2002) mengungkapkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk saling bekerjasama dalam tugas-tugas
yang terstruktur. Dalam sistem tersebut, guru bertindak sebagai fasilitator.
Sedangkan Abdurrahman dan Bintoro (dalam Priyanto, 2007)
mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih
asah, silih asih, dan silih asuh antarsesama siswa sebagai latihan hidup di
dalam masyarakat nyata. Pembelajaran kooperatif dimaknai sebagai
serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi
terstruktur antarpembelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing-
masing pembelajar bertanggungjawab penuh atas pembelajaran yang
mereka jalani (Kagan, 1992:8).
Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang
kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar
dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu
dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif
setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi
secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya (Priyanto,
2007). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha
memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar,
disamping guru dan sumber belajar lainnya.
5. Unsur-unsur model pembelajaran kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat elemen-elemen atau unsur-
unsur yang saling terkait. Unsur-unsur tersebut menurut Roger dan David
dalam Lie (2010:31) meliputi saling ketergantungan positif, tanggung
jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, dan evaluasi
proses kelompok. Kelima unsur tersebut dijabarkan sebagai berikut:
1) Saling ketergantungan yang positif
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu
menyusun tugas sedemikian rupa sehingga tiap anggota kelompok harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan
mereka. Keberhasilan kelompok tergantung usaha dari setiap anggota.
Setiap siswa dapat memberikan kontribusi kepada kelompok. Hal ini
disebabkan karena pola penilaian yang unik, yaitu nilai kelompok
dibentuk dari poin yang disumbangkan oleh tiap anggota.
2) Tanggungjawab perseorangan
Siswa akan merasa bertanggungjawab terhadap tugasnya masing-
masing. Hal ini akibat dari pola penilaian pembelajaran kooperatif.
Pembagian tugas yang jelas akan mengatasi sikap kurang
bertanggungjawab siswa, karena dapat diketahui dengan mudah siswa
tersebut dapat melaksanakan tugasnya atau tidak, sehingga rekan-
rekannya akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas agar tidak
menghambat yang lainnya.
3) Tatap muka
Interaksi antar anggota akan menciptakan sinergi yang
menguntungkan semua anggota. Inti sinergi adalah menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-
masing anggota.
4) Komunikasi antar anggota
Setiap siswa perlu dibekali keterampilam berkomunikasi yang
efektif seperti bagaimana menyanggah pendapat orang lain tanpa
menyinggung perasaannya. Keterampilan ini memerlukan proses
panjang, namun siswa perlu menempuh proses ini untuk memperkaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pengalaman belajar dan membina perkembangan mental dan emosional
siswa.
5) Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu mengevaluasi proses kerja kelompok agar
selanjutnya siswa bisa bekerjasama secara aktif.
6. Teknik Pembelajaran Kooperatif
Teknik pembelajaran berarti jalan, alat, atau media yang digunakan
oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang
ingin dicapai. (Gerlach dan Ely, 1980). Menurut Widharyanto (2008), ada
empat teknik yang dikembangkan dari metode kooperatif yaitu (1) mencari
pasangan, (2) jigsaw, (3) paired storytelling, (4) bertukar pasangan.
a. Mencari pasangan
Prosedur teknik mencari pasangan ini adalah:
a) Pembelajar bekerja secara berpasangan dan masing-masing
anggota pasangan itu mendapat teks bacaan yang berbeda.
b) Setiap pembelajar mulai mengerjakan tugas mereka sambil
mencatat dan membuat daftar kata-kata kunci dari teks yang
dibaca.
c) Setelah selesai mengerjakan bagian masing-masing, pembelajar
saling menukar kata atau frasa kunci yang telah mereka catat dari
teks yang dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
d) Sambil mengingat cerita/isi teksnya sendiri, pembelajar diminta
mengarang bagian lain (yang dibaca pasangannya) berdasarkan
kata-kata/frasa kunci yang diberikan kepadanya.
e) Setelah selesai mengarang bagian lain (yang dibaca
pasangannya), mereka diminta menyajikan karangan itu dan
diskusikan dengan pasangannya untuk mendapatkan berbagai
masukan.
f) Guru tidak harus mengecek kebenaran isi karangan yang dibuat
siswa karena ini bukan tujuan utamanya. Tujuannya adalah agar
pembelajar semakin berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa
yang telah membaca/mendengarkan bagian pertama berusaha
untuk menuliskan apa yang terjadi selanjutnya. Sementara siswa
yang membaca atau mendengarkan bacaan kedua menuliskan apa
yang terjadi sebelumnya.
b. Jigsaw
Teknik ini dapat dipergunakan untuk meningkatkan keterampilan
membaca, menulis, menyimak, berbicara dengan menggabungkan
berbagai informasi lintas ilmu. Teknik ini dapat diterapkan di semua
tingkatan kelas. Prosedur teknik jigsaw adalah sebagai berikut:
a) Pembelajar dibagi dalam kelompok berempat.
b) Guru membagi bahan pembelajaran ke dalam empat bagian.
Setiap pembelajar menerima satu bagian bahan tersebut. Misalnya
teks bacaan yang telah dibagi menjadi empat bagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c) Pembelajar mengerjakan bagian mereka masing-masing dengan
menuliskan ringkasan isi teks tersebut. Setelah selesai, masing-
masing pembelajar berbagi hasil kerja mereka.
d) Setelah berbagi hasil kerja, mereka harus berdiskusi untuk
menyatukan berbagi informasi itu untuk membentuk suatu teks
yang utuh.
e) Hasil akhir kelompok itu disajikan kepada kelompok lain.
c. Paired storytelling
Teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara. Prosedur paired storytelling adalah
sebagai berikut ini:
a) Pembelajar bekerjasama secara berpasangan dan masing-masing
anggota pasangan itu mendapat teks bacaan yang berbeda.
b) Setiap pembelajar mulai mengerjakan tugas mereka sambil
mencatat dan membuat daftar kata-kata kunci dari teks yang
dibaca.
c) Setelah selesai mengerjakan bagian masing-masing pembelajar
saling menukar kata / frasa kunci yang telah mereka catat dari
teks yang dibaca.
d) Sambil mengingat cerita / isi teksnya sendiri, pembelajar diminta
mengarang bagian lain (yang dibaca pasangannya) berdasarkan
kata-kata / frasa kunci yang diberikan kepadanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e) Setelah selesai, pembelajar diminta menyajikan hasil karangan itu
dan didiskusikan dengan pasangannya untuk mendapatkan
berbagai masukan.
f) Guru tidak harus mengecek kebenaran isi karangan yang dibuat
siswa karena ini bukan tujuan utamanya. Tujuannya adalah agar
pembelajar semakin berpartisipasi dalam pembelajaran.
d. Bertukar pasangan
Teknik ini memungkinkan siswa untuk dapat bekerjasama dengan
pembelajar lain dalam memberi atau menerima informasi. Teknik ini
diterapkan untuk meningkatkan keterampilan berbicara, menulis, dan
dapat diterapkan di semua kelas dengan variasi tingkat kesulitannya.
Prosedur teknik bertukar pasangan adalah sebagai berikut:
a) Pembelajar dibagi dalam kelompok dua-dua (berpasangan).
b) Pembelajar mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
pasangannya.
c) Setelah selesai pengerjaan tugas itu, setiap pasangan akan
bergabung dengan pasangan lain untuk bertukar informasi.
d) Kedua pasangan itu saling bertukar pasangan, mereka saling
menanyakan dan mengukuhkan jawaban.
e) Informasi yang didapatkan dari pasangan baru dibagikan atau
disampaikan kepada pasangan semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
7. Pembelajaran Aktif dan Pendampingan Sebaya
Teori pembelajaran kooperatif sangat erat kaitannya dengan
pembelajaran aktif dan pendampingan sebaya. Dalam pembelajaran
kooperatif, siswa sebagai rekan sebaya aktif terlibat sebagai rekan
pembelajar bagi rekan sebaya yang lain. Di sini, pembelajaran kooperatif
meningkatkan tingkat keaktifan siswa yang biasanya cenderung pasif.
Dalam teori pembelajaran kooperatif berkembanglah usaha pendidik untuk
melakukan pendampingan sebaya.
Siswa dikatakan belajar secara aktif ketika mereka secara terus
menerus terlibat, baik secara mental ataupun secara fisik. Pembelajaran
aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif.
Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa
bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang
dialami. Pendidik bisa mendorong tumbuhnya kesenangan-serius dengan
memiliki target kualitas hasil belajar yang tinggi dan mengatur aktivitas
kelas yang menyibukkan siswa. Pembelajaran aktif yang menekankan
pada “kesenangan-serius” dapat membantu siswa untuk memusatkan
perhatian, dan meningkatkan kesenangan mereka untuk belajar.
Pembelajaran aktif, seperti pendampingan sebaya menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) kata sebaya mempunyai dua
arti: (1) Sama umurnya (tuanya); (2) hampir sama (kekayaannya,
kepandaiannya, dsb.); seimbang sejajar. Kedua arti tersebut menolong
untuk mengartikan pendampingan sebaya. Tindall (1989:5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
mendefinisikan pendampingan sebaya (peer counseling) sebagai “aneka
ragam perilaku yang dilakukan oleh tenaga nonprofesional untuk
menolong orang lain. Menurut Vincent D’Andrea dan Peter Salovey
(dalam Sturkie dan Tan, 1992:17), pendampingan sebaya adalah
“penggunaan keterampilan mendengarkan secara aktif dan keterampilan
memecahkan masalah, disertai dengan pengetahuan mengenai
perkembangan manusia dan kesehatan mental, untuk mendampingi orang
sebaya kita-sebaya dalam usia, status, dan pengetahuan.
a. Asumsi dan Alasan Berkembangnya Pendampingan Sebaya
Perkembangan gerakan pendampingan sebaya didasari oleh asumsi-
asumsi berikut (Dizon, 1982: 170) : dalam diri orang muda ada
kemampuan dan keinginan untuk menolong orang lain, orang muda
memiliki sifat-sifat dan ciri-ciri yang bilamana dikembangkan akan
mendorong orang muda itu melakukan hal-hal yang berguna bagi dirinya
sendiri dan bagi orang lain, orang muda itu pada dasarnya baik dan terus
ingin mengaktualisasikan dirinya dalam hubungannya dengan orang lain,
orang muda dapat mempelajari keterampilan menolong yang akan
meningkatkan kemampuan dan keinginannya untuk menolong orang lain,
orang muda membutuhkan bimbingan orang dewasa agar energinya
tersalurkan ke hal-hal yang positif, orang muda dapat merasakan
kebahagiaan dan kepuasan dengan jalan menolong orang lain.
Ada berbagai kemungkinan fungsi yang dapat dilakukan oleh
pendamping sebaya. Menurut Rogacion (1982: 154) pendamping sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
yang berhasrat membantu orang lain dapat berfungsi sebagai sahabat,
fasilitator, pemimpin, dan pelayan, yaitu: sahabat yang bersedia
mendengarkan dan memahami, fasilitator yang bersedia membantu
seorang pribadi tumbuh bersama kelompok, pemimpin yang karena
kepeduliannya pada orang lain menjadi penggerak perubahan sosial,
pelayan yang berkeyakinan bahwa Tuhan adalah penyembuh, konselor,
dan sahabat, pendamping/ penolong
b.Prinsip-prinsip Pendampingan Sebaya
Pendampingan sebaya, khususnya di kalangan orang muda bisa
berbahaya. Untuk menghindari bahaya yang bisa timbul, praktik pendampingan
perlu dilindungi dengan memperhatikan prinsip-prinsip pendampingan sebaya
seperti yang dikemukakan oleh Rogacion (1982: 153- 154).
1. Penghargaan terhadap martabat pribadi
Setiap orang memiliki martabat, biar betapapun parahnya masalah
yang sedang dihadapinya. Dasar martabat ini ialah kenyataan bahwa
manusia adalah ciptaan Tuhan.
2. Penentuan nasib sendiri
Setiap orang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, kecuali
kalau sedang tidak berdaya karena masalah yang sedang dialaminya.
Ia tidak boleh dipaksa melakukan tindakan yang tidak
direncanakannya sendiri.
3. Individualisasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Setiap orang unik. Cara memecahkan masalahnya akan berbeda
dengan cara yang ditempuh oleh orang lain yang mengalami masalah
yang serupa.
4. Kerahasiaan
Hubungan dalam pendampingan sebaya dilindungi oleh sikap
menghargai kerahasiaan dan kebebasan pribadi orang yang didampingi
untuk mengatasi masalahnya. Azas kerahasiaan menimbulkan suasana
percaya pada orang yang didampingi.
5. Kemandirian
Pendampingan sebaya melibatkan baik pendamping maupun
orang yang didampingi dalam proses pemecahan masalah.
Hubungan tersebut hendaknya dimaksudkan agar suatu saat
kelak orang yang didampingi dapat mengandalkan
kemampuannya sendiri untuk memecahkan masalahnya.
Pendamping sebaya berusaha membantu meningkatkan
kemampuan orang yang didampingi untuk mengatasi sendiri
masalahnya, dan bukan membuat orang yang didampinginya
bergantung padanya.
6. Universalitas
Bantuan pendamping sebaya ditujukan untuk setiap orang yang
membutuhkannya, tanpa memandang jenis kelamin, golongan, agama,
aliran politik, warna kulit atau ras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
7. Partisipasi
Orang yang didampingi perlu secara aktif berpartisipasi dalam proses
pemecahan masalahnya.
8. Tidak bersikap adil
Pendamping sebaya tidak boleh bersikap mengadili terhadap perbuatan
orang yang didampingi yang mungkin dianggap tidak tepat.
9. Objektivitas
Pendamping sebaya hendaknya tidak sampai sebegitu terlibat secara
emosional dengan orang yang didampinginya sehingga tidak lagi dapat
bersikap objektif dalam menjalankan fungsinya. Kurangnya objektifitas
ini tampak dari keterlibatan yang berlebihan hingga memaksakan
pandangannya sendiri, dan tidak lagi memberikan kesempatan pada
orang yang didampingi untuk mengambil keputusan sendiri.
10. Penguluran Tangan
Orang yang dirundung masalah dapat menjadi sebegitu tidak berdaya
sehingga meminta pertolongan sajapun tidak mampu. Pendamping
sebaya hendaknya bersedia mengulurkan tangannya kepada teman yang
bermasalah tanpa menyinggung harga dirinya.
11. Analisis Kritis
Pendamping sebaya selalu bersedia mengkonfrontasi dirinya. Apakah ia
menjadi bagian dari masalah ataukah menjadi bagian dari proses
pemecahan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
C. Teknik Bertukar Pasangan dalam Apresiasi Cerita Pendek
a. Unsur-unsur Intrinsik Cerita Pendek
Menurut Notosusanto dalam Firdaus (1986:69), cerpen adalah
cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira tujuh belas
halaman kuarto rangkap. Menurut Firdaus (1986:72), cerpen adalah salah
satu karya sastra yang menceritakan tentang sebagian kecil kehidupan
manusia yang sangat berkesan. Secara sistematika penulisan, Tarigan
(1991:95) memberi kriteria cerpen sebagai suatu karangan dengan jumlah
kata sekitar 10.000 kata, jumlah halaman maksimal 30 halaman, dan
jumlah waktu untuk membacanya adalah sepuluh sampai tiga puluh
menit.
Sebagaimana dengan karya sastra fiksi yang lain, cerpen
memiliki unsur-unsur instrinsik. Menurut Depdikbud (1994:8) unsur
intrinsik cerita pendek yang perlu diajarkan kepada siswa SMA adalah
tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan. Unsur-unsur tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1. Tema
Tema merupakan suatu pokok atau inti pembicaraan dalam
sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1992:50) tema adalah gagasan,
ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra itu. Tema
biasanya didukung oleh pelukisan latar, lakuan tokoh, bahkan tema
menjadi faktor mengikuti peristiwa-peristiwa di dalam suatu cerita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2. Alur
Seorang pengarang dalam menggerakkan cerita tentu dengan
jalan mengalirkan kisah itu melalui peristiwa demi peristiwa,
sehingga jalan cerita dapat dimengerti oleh pembacanya. Jalan cerita
tersebut layaknya disebut alur. Esten (1984:27) mengatakan bahwa
alur adalah urutan (sambung-sinambung) peristiwa- peristiwa dalam
sebuah cerita rekaan. Aminudin (1987:83) alur adalah rangkaian
cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga
menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pengarang dalam
suatu cerita. Alur menurut Stanton (dalam Nurgiyantoro, 1995:113)
adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu
hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu
disebabkan atau menyebabkan terjadinya adalah segala keterangan,
petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan
suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra.
Menurut Sudjiman (1988:30), peristiwa-peristiwa dalam alur
selalu disusun secara logis, peristiwa dalam cerita disusun
diantaranya: alur linear atau tersusun, menyajikan rentetan
peristiwanya secara temporal. Sudjiman menjelaskan bahwa struktur
alur terdiri dari tiga bagian yaitu (1) awal cerita, (2) tengah cerita, (3)
akhir cerita. (1) awal cerita dibagi menjadi tiga yaitu paparan
(exposition), rangsangan (inciting moment), dan gawatan (rising
action). (2) tengah cerita yang terdiri atas leraian tikaian (conflict),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
rumitan (complication), dan klimaks. (3) akhir cerita yang terdiri atas
leraian (falling action), dan selesaian (denonement).
3. Latar
Menurut Sudjiman (1992:44) latar ada dua macam yaitu latar
sosial dan latar material. Latar sosial mencakup penggambaran
kepada masyarakat, kelompok-kelompok sosial, adat kebiasaan, cara
hidup, dan bahasa.
Adapun latar fisik adalah tempat di dalam wujud fisiknya,
yaitu bangunan dan tempat. Menurut Ibrahim (1985:525)
menjelaskan bahwa setting atau latar merupakan salah satu unsur
yang terpenting dari struktur cerpen karena memperlihatkan
hubungan dengan unsur-unsur lainnya.
4. Titik Pengisahan
Titik pengisahan sering disebut dengan sudut pandang pencerita
atau point of view merupakan pusat pengisahan, sebab posisi
pengarang dalam sebuah cerita harus mampu menempatkan diri.
Pendapat Aminuddin (1987:90) bahwa titik pandang adalah cara
pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang
dipaparkannya. Menurut Sutawijaya (1986:255) bahwa dalam
menempatkan dirinya pengarang bisa sebagai orang pertama, orang
ketiga, dan sebagai pengamat. Jadi seorang pengarang memainkan
dirinya dalam sebuah cerita itu, harus mampu meletakkan diri
semestinya dimana tempat sudut pandangnya, misalnya si pengarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menjadi tokoh utama atau aku, tetapi kemungkinan juga berposisi
sebagai narator, atau pengarang menjadi dalang dalam kisah yang
dibuatnya itu. Adapun menurut Tarigan dalam Ibrahim (1986:527)
menjelaskan bahwa titik pengisahan (point of view) dibagi menjadi
tiga, yaitu sebagai berikut :
a. cerita yang diceritakan oleh tokoh utama. Tukang cerita ini tidak
dapat meresapi perasaan pelaku lain.
b. seorang pencerita luaran dapat berkuasa meresapi pikiran dan
perasaan tokoh utama. Cara ini seorang pencerita sebagai orang
ketiga.
c. seorang pencerita yang berada di luar cerita itu.
5. Penokohan
Menurut Esten (1978:27) penokohan adalah cara dalam
menggambarkan dan mengembangkan tokoh-tokoh dalam sebuah
cerita rekaan. Penggambarannya tergantung oleh pengarang.
Sudjiman (1992:26) menjelaskan bahwa watak tokoh dapat
digambarkan secara langsung (analitik) dan secara tidak langsung
(dramatik). Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-
unsur intrinsik cerpen yang dipelajari siswa SMA, khususnya adalah
tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b. Langkah-langkah menganalisis cerpen
Karya sastra yang berbentuk cerpen dapat dipahami dengan cara
analisis. Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur
intrinsik yang terdapat dalam suatu cerpen tersebut. I.G.A.K Wardhani
dalam Firdaus (1986:54) menjelaskan bahwa langkah-langkah
menganalisis karya sastra ada tiga bagian besar, yaitu: membaca,
menganalisis, dan memberi pesan terhadap analisis. Langkah-langkah
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Membaca keseluruhan cerita terlebih dahulu sehingga memperoleh
gambaran umum tentang isi bacaan. Bahan bacaan / karya sastra
dibaca kemudian isi yang terkandung di dalam bacaan secara garis
besar / secara umum akan diperoleh. Isi yang telah diperoleh tersebut
akan dijadikan sebagai informasi pembaca.
2. Menganalisis isi bacaan sesuai dengan unsur-unsur intrinsik yang
akan diungkapkan. Bacaan yang telah dibaca kemudian dianalisis
dengan menjabarkan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam
bacaan. Unsur-unsur intrinsik tersebut menurut Depdikbud (1994:8)
meliputi tema, alur, latar, titik pengisahan, dan penokohan.
3. Memberi pesan terhadap analisis. Setelah bacaan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur intrinsik kemudian mencari pesan yang
terkandung di dalam isi bacaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Teknik Bertukar Pasangan dalam memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen
Untuk memahami unsur-unsur instrinsik cerpen, diperlukan suatu
bentuk analisis yang mudah dan tepat. Dalam skripsi ini, teknik
pembelajaran kooperatif menjadi metode yang dinilai efektif. Dengan
metode kooperatif, masing-masing pembelajar secara berkelompok
membaca, menganalisis, dan mencari pesan dari cerpen yang telah
dianalisis. Metode kooperatif dikatakan berhasil apabila semua anggota
kelompok memahami analisis yang telah dilakukan, tanpa terkecuali.
Skripsi ini memfokuskan penerapan metode kooperatif dalam
memahami unsur-unsur instrinsik cerpen dengan teknik bertukar pasangan.
Penulis melihat adanya beberapa keunggulan teknik bertukar pasangan
dibandingkan dengan teknik yang lain, sebagai berikut:
1. Karena dalam satu kelompok hanya dua pembelajar, analisis cerpen
menjadi efektif dan berlangsung cepat.
2. Dalam teknik bertukar pasangan, masing-masing kelompok
membagikan hasil diskusi mereka dengan kelompok lain. Dengan
demikian, masing-masing kelompok saling memperkaya.
3. Teknik bertukar pasangan memaksa siswa yang biasanya pasif dan
tidak punya inisiatif untuk aktif dalam diskusi dengan pasangannya.
D. Hipotesis Tindakan
Terdapat Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan
atau hubungan melainkan hipotesis tindakan. Berdasarkan uraian yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dipaparkan peneliti dapat disusun hipotesis tindakan bahwa penggunaan
metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dapat meningkatkan
keaktifan dan kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen
siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo tahun ajaran 2011/2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Pendekatan
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Peneliti
mengembangkan teknik dan metode pengajaran yang baru dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar
pasangan secara langsung di kelas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
keaktifan siswa dan meningkatan kemampuan siswa dalam memahami unsur
intrinsik cerpen melalui penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan
teknik bertukar pasangan dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen
siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo tahun pelajaran 2011/2012.
Elliot (1996: 60) mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan
suatu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan
kualitas praktik. Niff (1992: 4) mengatakan bahwa penelitian tindakan
merupakan suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan melalui
perubahan dengan mendorong guru untuk menyadari praktik mengajar
mereka, kritis terhadap praktik mengajar yang dilakukan, dan siap terhadap
perubahan.
Prosedur penelitian tindakan terdiri atas beberapa tahap. Menurut
pendapat Kurt Lewin (dalam Sukamto, 2000: 11), setiap siklus penelitian
tindakan selalu ada aktivitas dasar, diantaranya adalah identifikasi ide awal,
analisis, menemukan masalah umum, perencanaan umum tindakan,
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mengembangkan langkah tindakan pertama, melaksanakan langkah tindakan
pertama, mengevaluasi, dan merevisi perencanaan umum.
B. Subjek, Latar, dan Waktu Penelitian
Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X2 SMA
Kristen Wonosobo, yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 19 siswa putra dan
11 siswa putri. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Yayasan Purna
Wiyata SMA Kristen Wonosobo. Waktu penelitian ini dilakukan pada tanggal
11 November 2011 sampai dengan 14 Januari 2012.
C. Desain Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti akan melaksanakan dua siklus.
Siklus satu dan siklus dua mengambil kompetensi dasar (KD) untuk
menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan
sehari-hari dengan dua kali pertemuan dalam masing-masing siklus.
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pada siklus 1, penelitian tindakan kelas yang dibuat meliputi: (1)
pemetaan KD, (2) pemetaan indikator, (3) penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran,
1) Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan
kehidupan sehari-hari.
2) Siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui
tanya jawab dengan tepat, siswa dapat memberi contoh unsur-unsur
intrinsik yang lain yang terdapat dalam cerpen melalui diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dengan baik, siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur-unsur
intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam siklus 1 ini hanya
menggunakan 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b. Tindakan
Peneliti dalam penelitian ini tidak sekedar hanya sebagai peneliti
saja melainkan bertindak sebagai guru di kelas, yang tidak sekedar
memberikan cerpen kepada siswa untuk dianalisis, tetapi juga membagi
siswa ke dalam beberapa kelompok asal dan kelompok bertukar
pasangan, memberikan refleksi, kesimpulan kepada siswa di akhir
pelajaran, memberikan angket kepada siswa serta melakukan
wawancara dengan guru mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas.
c. Observasi
Pada tahap observasi, peneliti menggunakan dua instrumen yaitu
instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes yang berupa lembar
penilaian kemampuan siswa dalam menganalisis cerpen, sedangkan
instrumen non tes berupa lembar observasi siswa untuk mengetahui
sejauh mana keaktifan siswa terhadap penggunaan metode kooperatif
dengan teknik bertukar pasangan, angket dan foto siswa untuk
dokumentasi dalam penelitian tindakan kelas ini.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, siswa diajak peneliti untuk menyimpulkan
manfaat apa saja yang telah diperoleh selama pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Pada siklus 2, penelitian tindakan kelas yang dibuat meliputi:
(1) pemetaan KD, (2) pemetaan indikator, (3) Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
1) Pemetaan KD
Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan
kehidupan sehari-hari.
2) Pemetaan Indikator
Siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui
tanya jawab dengan tepat, siswa dapat memberi contoh unsur-
unsur intrinsik yang lain yang terdapat dalam cerpen melalui
diskusi dengan baik, siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur-
unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
3) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam siklus 2 ini hanya
menggunakan satu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Tindakan
Peneliti dalam penelitian ini tidak sekedar hanya sebagai peneliti saja
melainkan bertindak sebagai guru di kelas, yang tidak sekedar memberikan
cerpen kepada siswa untuk dianalisis, tetapi juga memberikan materi
pembelajaran dalam bentuk catatan mengenai unsur-unsur intrinsik cerpen,
membagi siswa ke dalam kelompok bertukar pasangan, memberi refleksi,
kesimpulan kepada siswa di akhir pelajaran, memberikan angket kepada
siswa serta melakukan wawancara dengan guru mengenai pelaksanaan
pembelajaran di kelas.
c. Observasi
Pada tahap observasi, peneliti menggunakan dua instrumen yaitu
instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen tes berupa lembar penilaian
kemampuan siswa dalam menganalisis cerpen, sedangkan instrumen nontes
yang berupa lembar observasi siswa, untuk mengetahui sejauh mana
keaktifan siswa terhadap penggunaan metode kooperatif dengan teknik
bertukar pasangan, angket dan foto siswa untuk dokumentasi dalam
penelitian tindakan kelas ini.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, siswa diajak peneliti untuk menyimpulkan
manfaat apa saja yang telah diperoleh selama pembelajaran berlangsung
dengan mengisi angket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Bagan 3.1
Bagan Siklus 1 dan Siklus 2
D. Data Penelitian
Data penelitian meliputi data awal, yaitu data skor keaktifan siswa, data
perolehan skor siswa dari hasil tes kemampuan dalam memahami unsur
intrinsik cerpen, hasil observasi dalam proses pelaksanaan, analisis angket
pada siswa, dan hasil wawancara dengan guru. Dari data tersebut kemudian
akan diambil hasil analisis siswa selama siswa mengikuti kegiatan belajar
mengajar terutama pada setiap siklus-siklus yang dilakukan oleh peneliti.
Dari data itu akan dijawab mengenai seberapa jauh keaktifan siswa
menggunakan metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dalam
kegiatan belajar mengajar dalam proses analisis cerpen dan adakah
peningkatan kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
E. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua
instrumen yaitu instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes berupa
lembar pertanyaan atau tes tentang unsur-unsur intrinsik cerpen. Sedangkan
instrumen nontes berupa angket, lembar observasi yang berupa daftar rentang
keaktifan siswa, catatan hasil wawancara dengan guru, dan foto yang
digunakan untuk mendokumentasikan data selama proses kegiatan belajar
mengajar dalam setiap siklus berlangsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan dua teknik,
yaitu teknik data kuantitatif yang berupa lembar pertanyaan atau tes tentang
unsur-unsur intrinsik cerpen dan teknik data kualitatif yang berupa angket,
daftar rentang keaktifan siswa, hasil wawancara dengan guru, serta foto.
1. Teknik data kuantitatif
Data kuantitatif dihitung dengan persentase, uji normalitas, dan
dengan menggunakan uji t dua sampel independen. Skor keaktifan dan
skor kemampuan siswa dari perolehan data awal, siklus 1, dan siklus 2
akan di uji tingkat kenormalannya, dengan menggunakan uji normalitas.
Skor kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen siswa pada siklus 1
akan dibandingkan dengan kondisi awal dengan menggunakan uji t. Skor
kemampuan memahami unsur intrinsik cerpen siswa pada siklus 2 akan
dibandingkan dengan siklus 1 dengan menggunakan uji t.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Rumus :
Persentase = Jumlah siswaJumlah seluruh siswa
x 100% ................................................ 1
Selain menggunakan rumus 1, data kuantitatif dihitung dengan
menggunakan uji normalitas data. Penggunaan statistik parametris mensyaratkan
bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh
karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dulu akan dilakukan
pengujian normalitas data. Teknik yang peneliti gunakan untuk menguji
normalitas data adalah dengan menggunakan Chi Kuadrat (Sugiyono, 2009: 172).
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan Chi Kuadrat adalah sebagai
berikut (Sugiyono, 2009: 172—175)
1) merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya,
dalam hal ini adalah data hasil menulis teks berita oleh siswa,
2) menentukan jumlah kelas interval,
3) menentukan panjang kelas interval, yaitu (data terbesar-data terkecil)
dibagi dengan jumlah kelas interval,
4) menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus
merupakan tabel penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
( rumus 2)
Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data
Keaktifan Dan Kemampuan Siswa Dalam Memahami Unsur Intrinsik
Cerpen Kelas X2 SMA Kristen Wonosobo
Tahun Pelajaran 2011/2012
Interval f0 fh (f0 - fh) (f0 - fh )2 (f0 – fh)2
fh
Jumlah
5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh), dengan cara mengalikan
persentase luas tiap bidang kurva normal dengan jumlah anggota
sampel.
6) Memasukkan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh , sekaligus
menghitung harga-harga (f0–fh) dan (f0 – fh)2 kemudian menjumlahkan-
fh
nya. Harga (f0 – fh)2 adalah merupakan harga Chi kuadrat ( Xh2) hitung
fh
7) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat Tabel.
Bila harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi
Kuadrat tabel (Xh2 ≤ Xt2), maka distribusi data dinyatakan normal, dan
bila lebih besar (>) dinyatakan tidak normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Rumus t hitung dua sampel independen:
t hitung = X1����−X2����
�(S12:n1)+ (S22:n2) .................................................................... 3
Keterangan:
𝑋1���� : Rata-rata nilai awal siswa
𝑋2���� : Rata-rata nilai Siklus 1 (dan Siklus 2)
S12 : Varians nilai awal siswa
S22 : Varians nilai Siklus 1 (dan Siklus 2)
n : Jumlah siswa
Rumus Varians:
S2 = ∑(X − X �)2 ∶ n − 1 ........................................................................... 3
Keterangan :
S2 : Varians
X : Nilai siswa
X � : Nilai rata-rata
n : Jumlah siswa
2. Teknik kualitatif
Langkah-langkah dalam menganalisis data secara kualitatif adalah
dengan menelaah seluruh data hasil dari observasi keaktifan siswa dengan
cara menghitung persentase perolehan skor siswa, dan hasil wawancara,
serta angket ditelaah dengan cara membuat rangkuman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
G. Indikator Keberhasilan
Siswa menemukan unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen,
mampu bekerjasama dan aktif dalam kelompok diskusi, dan dapat
menyimpulkan hasil analisis cerpen.
Indikator-indikator tersebut berupa angka sehingga dengan angka
tersebut menjadi mudah dihitung secara kuantitatif. Indikator meliputi
keaktifan dan kemampuan sejak kondisi awal sampai siklus 2. Seperti yang
tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2
Indikator Keberhasilan
No. Kemampuan Kondisi
Awal
Siklus 1 Siklus 2
1. Keaktifan 36,5 % 60 % 70 %
2. Kemampuan memahami unsur
intrinsik cerpen
26,6 % 68 % 75 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Siklus 1
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Penggunaan Metode
Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Bertukar Pasangan Untuk
Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Dalam Memahami Unsur
Intrinsik Cerpen Siswa Kelas X2 SMA Kristen Wonosobo Tahun Ajaran
2011/2012 dilaksanakan 2 kali. Pertama, Siklus 1 dilaksanakan pada hari
Jumat, 2 Desember 2011, dan kedua siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 14
Desember 2011. Adapun kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut.
1. Rancangan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan berdasarkan rencana tindakan pada Bab III
tentang metodologi Penelitian. Kegiatan yang dimaksud adalah sebagai
berikut. Pertama, peneliti memetakan KD, Indikator kemudian menyusun
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian peneliti
bertindak sebagai guru di kelas, guru memberi materi dengan ceramah,
setelah itu guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai unsur-
unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen Jathil Suminten. Kemudian
siswa di bagi kedalam empat kelompok asal, kelompok asal tersebut terdiri
dari kelompok Mawar, Melati, Anggrek dan Lavender. Setelah terbentuk
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ke dalam beberapa kelompok, siswa mendiskusikan unsur-unsur intrinsik
yang terdapat dalam cerpen Bulan Sepotong.
Kelompok Mawar berdiskusi dengan kelompok Melati, dan kelompok
Anggrek berdiskusi dengan kelompok Lavender. Setelah berdiskusi
kelompok asal bertukar pasangan dengan kelompok asal yang lain.
Kelompok Mawar bertukar pasangan dengan kelompok Lavender,
kelompok Melati bertukar pasangan dengan kelompok Anggrek. Kedua
kelompok saling memberikan informasi dan saling mengukuhkan jawaban.
Dari kegiatan bertukar pasangan tersebut, keaktifan masing-masing siswa
diukur oleh guru/ pengamat sehingga akan diperoleh skor keaktifan siswa.
Keaktifan yang diukur meliputi : partisipasi siswa dalam menyampaikan
pendapat, kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat, keantusiasan
siswa dalam menyampaikan pendapat, peranan siswa selama diskusi
berlangsung, dan reaksi siswa selama diskusi berlangsung. Setelah
berdiskusi masing-masing siswa menganalisis cerpen Moral dengan
mengerjakan soal individu, berupa enam soal essai. Setelah itu guru/
peneliti melakukan refleksi dengan siswa selama kegiatan pembelajaran
dalam siklus 1 berlangsung dan juga melakukan wawancara dengan guru
kelas terhadap pelaksanaan siklus 1. Dari kegiatan tersebut nantinya akan
diperoleh nilai kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik
yang terdapat di dalam cerpen. Adapun RPP, Silabus, lembar pengamatan
penilaian skor keaktifan siswa dan perolehan nilai kemampuan siswa pada
siklus 1 terlampir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Pelaksanaan Penelitian
Tindakan pada siklus 1 dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Desember
2011. Berikut ini akan dideskripsikan hal-hal yang terjadi pada siklus 1.
Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 90 menit, mulai pada pukul
09.00 sampai dengan pukul 10.30. Peneliti berperan sebagai pengajar.
Guru berperan sebagai mitra peneliti dan bertugas mengamati keaktifan
siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen dalam diskusi
dengan teknik bertukar pasangan. Pengamatan keaktifan siswa
menggunakan format observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu
peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan materi tentang unsur-unsur intrinsik cerpen dan langkah-
langkah dalam menganalisis cerpen. Kemudian peneliti menyampaikan
aturan teknik bertukar pasangan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran. Setelah siswa paham kemudian guru membagi siswa
kedalam empat kelompok asal diskusi, yaitu kelompok Mawar, Melati,
Anggrek, dan Lavender. Kegiatan awal ini berlangsung selama 15 menit.
Kemudian guru membagi cerpen Bulan Sepotong untuk dianalisis dalam
kelompok. Kelompok Mawar berdiskusi dengan kelompok Melati,
kelompok Anggrek berdiskusi dengan kelompok Lavender. Kegiatan
tersebut berlangsung selama 15 menit. Setelah masing-masing kelompok
asal berdiskusi, kelompok asal bertukar pasangan dengan kelompok lain.
Kelompok Mawar bertukar pasangan dengan kelompok Lavender,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kelompok Melati bertukar pasangan dengan kelompok Anggrek. Dalam
kegiatan bertukar pasangan tersebut guru/ pengamat mengobservasi
keaktifan masing-masing siswa selama kegiatan pembelajaran dalam
siklus 1 berlangsung. Kegiatan bertukar pasangan dan pengamatan
keaktifan siswa tersebut berlangsung selama 15 menit. Setelah kegiatan
selesai dilaksanakan, siswa mengerjakan soal secara individu. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap unsur-unsur
intrinsik cerpen. Cerpen yang dianalisis berjudul Moral. Kegiatan ini
berlangsung selama 25 menit. Dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan tersebut 20 menit digunakan untuk memperoleh kesimpulan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan juga untuk wawancara
dengan guru terhadap pelaksanaan siklus 1.
Kesimpulan kegiatan pembelajaran dan hasil wawancara yang telah
dilakukan peneliti dengan guru kelas pada siklus 1 adalah terdapat
peningkatan keaktifan dan pemahaman siswa dalam memahami unsur
intrinsik cerpen dalam penggunaan metode kooperatif dengan teknik
bertukar pasangan siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo Tahun Ajaran
2011/2012. Adapun lembar pengamatan keaktifan siswa dan lembar
penilaian kemampuan siswa dalam memahami unsur - unsur intrinsik
cerpen terlampir.
3. Pengukuran Data
Semua data yang diperlukan dalam tindakan siklus 1 adalah data
observasi dengan menggunakan instrumen non tes yang berupa lembar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
observasi siswa untuk mengetahui keaktifan siswa terhadap penggunaan
metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dan juga foto siswa
untuk dokumentasi. Berdasarkan hasil observasi pada siklus 1 ini
diperoleh data berupa skor perolehan keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran khususnya dalam kegiatan menganalisis unsur-unsur
intrinsik cerpen, dan sudah ada peningkatan keaktifan siswa dibandingkan
dengan kondisi awal. Perolehan persentase skor keaktifan siswa pada
kondisi awal mencapai 36,5% sedangkan pada siklus 1 ini perolehan
persentase skor keaktifan siswa mencapai 66,66%. Peningkatan keaktifan
siswa dari 30 siswa pada siklus 1 ini yaitu mencapai 30,16 %.
Instrumen tes berupa lembar penilaian kemampuan siswa dalam
menganalisis unsur intrinsik cerpen. Berdasarkan data yang diperoleh dari
kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen diperoleh
nilai tertinggi siswa yang dicapai yaitu 83, nilai terendah siswa yang
dicapai yaitu 43, dan dari keseluruhan nilai siswa diperoleh persentase
nilai kemampuan siswa 67,3%. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti
dengan guru kelas. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan
peneliti dengan guru selama siklus 1 berlangsung bahwa dengan adanya
penggunaan metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan yang baru
pertama kali dilakukan dapat menambah informasi bagi guru kelas
sehingga pembelajaran khususnya dalam memahami unsur-unsur intrinsik
cerpen lebih bervariasi dan tidak membosankan, selain itu bagi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dapat meningkatkan keaktifan siswa serta kemampuan siswa dalam
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen.
Hasil angket manfaat terhadap pemerolehan pembelajaran pada siklus
1, diperoleh jumlah skor dari 30 siswa 98,54, perolehan skor rata-rata
3,28, berdasarkan perolehan rentang nilai yang memperoleh kriteria cukup
baik terdapat 22 siswa, dengan persentase 73,3%, sedangkan yang
memperoleh kriteria baik 8 siswa dengan persentase 26, 6%.
Foto 1
Foto Pelaksanaan siklus 1
Peneliti memberi penjelasan kepada siswa tentang pelaksanaan teknik
bertukar pasangan dalam menganalisis unsur- unsur intrinsik cerpen.
4. Refleksi
Setelah Siklus 1 terlaksana peneliti bersama dengan guru melakukan
refleksi. Berikut ini diperoleh beberapa hal yang perlu diperbaiki pada
siklus selanjutnya. Pada siklus 1 keaktifan siswa sudah mencapai indikator
keberhasilan namun masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menyampaikan pendapat. Jumlah perolehan rata-rata skor keaktifan siswa
pada siklus 1 ini yaitu 66,66%. Jumlah perolehan rata-rata skor keaktifan
siswa pada kondisi awal yaitu 36,5%. Selisih perolehan skor rata-rata pada
kondisi awal dengan siklus 1 yaitu 30,16%.
Berdasarkan refleksi diatas, peneliti akan menyampaikan pemecahan
hambatan kepada siswa ketika siklus 1 berlangsung. Hal ini bertujuan agar
partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapat, kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat, keantusiasan siswa dalam menyampaikan
pendapat, peranan siswa selama diskusi berlangsung, dan reaksi siswa
selama diskusi berlangsung dengan teknik bertukar pasangan pada siklus 2
dapat lebih meningkat sehingga perolehan skor rata-rata siswapun dapat
meningkat. Pemecahan hambatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Siswa harus aktif mengikuti diskusi dalam kelompok bertukar
pasangan.
2) Setiap siswa wajib memiliki partisipasi siswa dalam
menyampaikan pendapat, kemampuan siswa dalam menyampaikan
pendapat, keantusiasan siswa dalam menyampaikan pendapat,
peranan siswa selama diskusi berlangsung, dan reaksi siswa selama
diskusi berlangsung.
3) Secara keseluruhan diskusi dengan teknik bertukar pasangan sudah
berjalan dengan baik, peningkatan kemampuan siswa terhadap
pemahaman dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dikerjakan oleh tiap individu dengan penuh tanggungjawab dan
berdasarkan pemahaman masing-masing siswa.
B. Siklus 2
1. Rancangan Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan mengacu pada tindakan di siklus 1
dengan kegiatan sebagai berikut. Pertama, peneliti menyampaikan hal-hal
yang harus diperbaiki pada siklus 2. Hal yang dimaksud yaitu perolehan
persentase skor keaktifan siswa yang meliputi partisipasi siswa dalam
menyampaikan pendapat, kemampuan siswa dalam menyampaikan
pendapat, keantusiasan siswa dalam menyampaikan pendapat, peranan
siswa selama diskusi berlangsung, dan reaksi siswa selama diskusi
berlangsung. Kedua skor kemampuan siswa dalam memahami unsur
intrinsik cerpen. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 2 ini mengacu
pada siklus 1. Pertama, peneliti memetakan KD, Indikator kemudian
menyusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), kemudian
peneliti bertindak sebagai guru di kelas, guru memberi materi dengan
ceramah, setelah itu guru bersama dengan siswa bertanya jawab
mengenai unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam cerpen Cinta Di
Balik Belenggu Kasta. Kemudian siswa di bagi kedalam empat kelompok
asal, kelompok asal tersebut terdiri dari kelompok Mawar, Melati,
Anggrek dan Lavender. Setelah terbentuk ke dalam beberapa kelompok,
siswa mendiskusikan unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen
Pengakuan Dorna. Kelompok Mawar berdiskusi dengan kelompok Melati,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dan kelompok Anggrek berdiskusi dengan kelompok Lavender. Setelah
berdiskusi kelompok asal bertukar pasangan dengan kelompok asal yang
lain. Kelompok Mawar bertukar pasangan dengan kelompok Lavender,
kelompok Melati bertukar pasangan dengan kelompok Anggrek. Kedua
kelompok saling memberikan informasi dan saling mengukuhkan jawaban.
Dari kegiatan bertukar pasangan tersebut, keaktifan masing-masing siswa
diukur oleh guru/ pengamat sehingga akan diperoleh skor keaktifan siswa.
Keaktifan yang diukur meliputi : partisipasi siswa dalam menyampaikan
pendapat, kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat, keantusiasan
siswa dalam menyampaikan pendapat, peranan siswa selama diskusi
berlangsung, dan reaksi siswa selama diskusi berlangsung. Setelah
berdiskusi masing-masing siswa menganalisis cerpen Kesaksian dengan
mengerjakan soal individu, berupa enam soal essai. Setelah itu guru/
peneliti melakukan refleksi dengan siswa selama kegiatan pembelajaran
dalam siklus 2 berlangsung dan juga melakukan wawancara dengan guru
kelas terhadap pelaksanaan siklus 2. Dari kegiatan tersebut nantinya akan
diperoleh nilai kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik
yang terdapat di dalam cerpen. Adapun RPP, silabus, lembar pengamatan
penilaian skor keaktifan siswa dan perolehan nilai kemampuan siswa pada
siklus 2 terlampir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan tindakan pada siklus 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 14
Desember 2011. Berikut ini akan dideskripsikan hal-hal yang terjadi pada
siklus 2. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 90 menit, mulai pada
pukul 12.00 sampai dengan 13.30. Peneliti berperan sebagai pengajar.
Guru berperan sebagai mitra peneliti dan bertugas mengamati keaktifan
siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen dalam diskusi
dengan teknik bertukar pasangan. Pengamatan keaktifan siswa
menggunakan format observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Hal yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung yaitu
peneliti memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan materi tentang unsur-unsur intrinsik cerpen dan langkah-
langkah dalam menganalisis cerpen. Kemudian peneliti menyampaikan
aturan teknik bertukar pasangan yang akan dilaksanakan dalam
pembelajaran. Setelah siswa paham kemudian guru bertanya jawab tentang
cerpen Cinta Di Balik Belenggu Kasta. Setelah itu guru membagi siswa
kedalam empat kelompok asal diskusi, yaitu kelompok Mawar, Melati,
Anggrek, dan Lavender. Kegiatan awal ini berlangsung selama 15 menit.
Kemudian guru membagi cerpen Pengakuan Dorna untuk dianalisis
dalam kelompok. Kelompok Mawar berdiskusi dengan kelompok Melati,
kelompok Anggrek berdiskusi dengan kelompok Lavender. Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tersebut berlangsung selama 15 menit. Setelah masing-masing kelompok
asal berdiskusi, kelompok asal bertukar pasangan dengan kelompok lain.
Kelompok Mawar bertukar pasangan dengan kelompok Lavender,
kelompok Melati bertukar pasangan dengan kelompok Anggrek. Dalam
kegiatan bertukar pasangan tersebut guru/ pengamat mengobservasi
keaktifan masing-masing siswa selama kegiatan pembelajaran dalam
siklus 2 berlangsung. Kegiatan bertukar pasangan dan pengamatan
keaktifan siswa tersebut berlangsung selama 15 menit. Setelah kegiatan
selesai dilaksanakan, siswa mengerjakan soal secara individu. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap unsur-unsur
intrinsik cerpen. Cerpen yang dianalisis berjudul Kesaksian. Kegiatan ini
berlangsung selama 25 menit. Dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan tersebut 20 menit digunakan untuk memperoleh kesimpulan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan juga untuk wawancara
dengan guru terhadap pelaksanaan siklus 2.
Kesimpulan kegiatan pembelajaran dan hasil wawancara yang telah
dilakukan peneliti dengan guru kelas pada siklus 2 adalah terdapat
peningkatan keaktifan dan pemahaman siswa dalam memahami unsur
intrinsik cerpen dalam penggunaan metode kooperatif dengan teknik
bertukar pasangan siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo Tahun Ajaran
2011/2012. Adapun lembar pengamatan keaktifan siswa dan lembar
penilaian kemampuan siswa dalam memahami unsur- unsur intrinsik
cerpen terlampir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Pengukuran Data
Semua data yang diperlukan dalam tindakan siklus 2 adalah data
observasi dengan menggunakan instrumen nontes yang berupa lembar
observasi siswa untuk mengetahui keaktifan siswa terhadap penggunaan
metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dan juga foto siswa
untuk dokumentasi. Berdasarkan hasil observasi pada siklus 2 ini
diperoleh data berupa skor perolehan keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran khususnya dalam kegiatan menganalisis unsur-unsur
intrinsik cerpen, dan ada peningkatan keaktifan siswa dibandingkan
dengan siklus 1. Perolehan persentase skor keaktifan siswa pada siklus 1
mencapai 66,66% sedangkan pada siklus 2 ini perolehan persentase skor
keaktifan siswa mencapai 72,5%. Selisih perolehan rata-rata skor keaktifan
pada siklus 1 dan pada siklus 2 yaitu 5,84%.
Instrumen tes berupa lembar penilaian kemampuan siswa dalam
menganalisis unsur intrinsik cerpen. Berdasarkan data yang diperoleh dari
kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen diperoleh
nilai tertinggi siswa yang dicapai yaitu 88, nilai terendah siswa yang
dicapai yaitu 65, dan dari keseluruhan nilai siswa diperoleh persentase
skor kemampuan siswa 76, 5%.
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru kelas.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru
selama siklus 2 berlangsung bahwa dengan adanya penggunaan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dapat meningkatkan
keaktifan siswa serta kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur
intrinsik cerpen. Selain itu juga foto sebagai dokumentasi pada siklus 2.
Foto 2
Siswa menganalisis cerpen dengan teknik bertukar pasangan
4. Refleksi
Setelah Siklus 2 terlaksana peneliti bersama dengan guru
melakukan refleksi. Berikut ini diperoleh beberapa hal pada siklus 2. Pada
siklus 2 keaktifan siswa sudah mencapai indikator keberhasilan baik dari
partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapat, kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat, keantusiasan siswa dalam menyampaikan
pendapat, peranan siswa selama diskusi berlangsung, dan reaksi siswa
selama diskusi berlangsung. Perolehan rata-rata keaktifan siswa pada
siklus 2 ini mencapai 72,5%. Pada pelaksanaan siklus 2 ini, siswa dalam
berdiskusi dalam kelompok bertukar pasangan lebih aktif dan secara
keseluruhan diskusi dengan teknik bertukar pasangan sudah berjalan
dengan baik, peningkatan kemampuan siswa terhadap pemahaman dalam
menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen dikerjakan oleh tiap individu
dengan penuh tanggungjawab dan berdasarkan pemahaman masing-
masing siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama
melaksanakan penelitian yang terdiri dari 2 siklus, peneliti dapat
menyampaikan rangkuman hasil secara keseluruhan baik pada siklus 1,
maupun siklus 2. Model pembelajaran dengan metode kooperatif yang
dilakukan dalam siklus 1 maupun siklus 2 merupakan pola yang diterapkan
oleh guru untuk menciptakan interaksi peserta didik dengan peserta didik,
strategi pembelajaran ini dilakukan untuk membelajarkan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Lie (2002)
mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran
yang memberi kesempatan kepada siswa untuk saling bekerjasama dalam
tugas-tugas yang terstruktur. Dengan adanya pembelajaran tersebut, siswa-
siswa dapat menciptakan kelompok kerja yang efektif, siswa akan merasa
bertanggungjawab terhadap tugasnya masing-masing, dapat menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan dan mengisi kekurangan masing-masing
anggota, dapat berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana menyanggah
pendapat orang lain tanpa menyinggung perasaannya serta dapat bekerjasama
secara aktif. Kegiatan peserta didik tersebut diarahkan dengan menggunakan
teknik bertukar pasangan karena teknik pembelajaran itu sendiri berarti jalan,
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan
peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai (Gerlach dan Ely, 1980).
Teknik-teknik kooperatif ada bermacam-macam. Menurut Widharyanto
(2008), ada empat teknik yang dikembangkan dari metode kooperatif yaitu
(1) mencari pasangan, (2) jigsaw, (3) paired story telling, (4) bertukar
pasangan.
Peneliti disini menggunakan teknik bertukar pasangan karena teknik ini
memungkinkan siswa untuk dapat bekerjasama dengan pembelajar lain dalam
memberi/menerima informasi. Teknik ini diterapkan untuk meningkatkan
keterampilan berbicara, menulis, dan dapat diterapkan di semua kelas dengan
variasi tingkat kesulitannya. Dengan teknik ini, pembelajaran aktif dapat
terwujud. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika
siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang
dialami. Penggunaan metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan
sangat sesuai diterapkan dalam pembelajaran bagi siswa kelas X dalam
menganalisis unsur intrinsik cerpen, dan dapat meningkatkan keaktifan
maupun kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen.
Peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur
intrinsik cerpen tersebut dapat dilihat dari rangkuman hasil penelitian setiap
siklus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Data rangkuman keaktifan siswa dengan penggunaan metode
pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar pasangan pra siklus 1&2,
siklus 1, dan siklus 2
Tabel 4.1
Observasi Keaktifan Siswa Prasiklus 1& 2
No. Nama
Aspek
Partisipasi siswa dalam
menyampaikan pendapat
Kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Keantusiasan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Peranan siswa
selama diskusi
berlangsung
Reaksi siswa
selama diskusi
berlangsung
Skor Hasil
1. Abdiel Adi Kurniawan 1 1 1 0 0 3 0,12
2. Aji Setyawan 1 0 2 1 1 5 0,2
3. Atika Rizki Handayani 2 1 2 1 1 7 0,28
4. Awangga
Tria Wulanigara
3 2 3 2 3 13 0,52
5. Bangkit Kristiono 2 2 3 3 4 14 0,56
6. Christofer
Yuda Ariesta
3 2 2 1 1 9 0,36
7. Dany Dwi Riyadi 0 1 0 1 1 3 0,12
8. Davit Tri Wijaya 1 2 0 1 1 5 0,2
9. Edward Mahardika 2 3 2 3 2 12 0,48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
10. Eko Sujarwo 2 3 1 0 1 7 0,28
11. Fran Margareta 4 4 3 3 3 17 0,68
12. Gilang Firmanto 3 3 2 1 1 10 0,4
13. Gloria 2 0 4 1 2 9 0,36
14. Julius Cesar 0 0 3 2 1 6 0,24
15. Lilin Ernalia 2 1 2 3 1 9 0,36
16. Nathan 3 2 3 4 4 16 0,64
17. Prilia 1 2 0 1 1 5 0,2
18. Rae Carolina 1 2 0 2 1 6 0,24
19. Renny 1 1 2 2 0 6 0,24
20. Rolania 2 1 1 2 2 8 0,32
21. Sindy Olifiana 4 3 4 3 1 15 0,6
22. Teguh Endra 1 2 3 2 1 9 0,36
23. Thyan 2 1 1 2 1 7 0,28
24. Tirza 3 2 1 1 1 8 0,32
25. Widia 2 3 4 2 1 12 0,48
26. Yanuarti 4 3 2 1 2 12 0,48
27. Yohana 2 1 1 2 2 8 0,32
28. Yohanes Adi 3 1 4 2 2 12 0,48
29. Yona Charis 4 4 2 1 1 12 0,48
30. Yuniarti 1 0 4 3 1 9 0,36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Perolehan skor keaktifan siswa =
Jumlah skor x 100%
Jumlah siswa
= 10,96 x 100% = 36, 5 %
30
Tabel 4.2
Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1
No. Nama
Aspek
Partisipasi siswa dalam
menyampaikan pendapat
Kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Keantusiasan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Peranan siswa
selama diskusi
berlangsung
Reaksi siswa
selama diskusi
berlangsung Skor Hasil
1 Abdiel Adi Kurniawan 3 4 3 3 2 15 0,6
2 Aji
Setyawan 2 4 4 2 3 15 0,6
3 Atika Rizki Handayani 4 2 3 3 4 16 0,64
4
Awangga Tria
Wulanigara 4 3 4 3 4 18 0,72
5 Bangkit
Kristiono 4 3 4 4 4 19 0,76
6
Christofer Yuda
Ariesta 4 3 4 2 3 16 0,64
7 Dany Dwi
Riyadi 3 4 2 4 4 17 0,68
8 Davit Tri Wijaya 3 2 4 4 3 16 0,64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
9 Edward
Mahardika 3 4 3 4 4 18 0,72
10 Eko
Sujarwo 4 3 3 4 3 17 0,68
11 Fran
Margareta 4 4 3 3 4 18 0,72
12 Gilang
Firmanto 3 4 4 2 3 16 0,64
13 Gloria 3 2 4 4 3 16 0,64
14 Julius Cesar 2 3 4 4 4 17 0,68
15 Lilin
Ernalia 3 4 2 3 3 15 0,6
16 Nathan 3 4 4 3 2 16 0,64
17 Prilia 2 4 3 4 3 16 0,64
18 Rae
Carolina 4 4 3 4 3 18 0,72
19 Renny 4 3 4 2 3 16 0,64
20 Rolania 3 4 2 4 4 17 0,68
21 Sindy
Olifiana 4 3 2 3 4 16 0,64
22 Teguh Endra 3 4 4 4 4 19 0,76
23 Thyan 2 3 4 4 3 16 0,64
24 Tirza 4 3 4 3 4 18 0,72
25 Widia 3 4 3 4 4 18 0,72
26 Yanuarti 3 3 4 2 3 15 0,6
27 Yohana 3 4 4 3 1 15 0,6
28 Yohanes
Adi 4 3 4 3 4 18 0,72
29 Yona Charis 4 3 4 2 4 17 0,68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
30 Yuniarti 2 4 3 4 3 16 0,64
Jumlah 97 102 103 98 100 500 20
Perolehan skor keaktifan siswa =
Jumlah skor x 100%
Jumlah siswa
= 20 x 100% = 66,66 %
30
Tabel 4.3
Observasi Keaktifan Siswa Siklus 2
No. Nama
Aspek
Partisipasi siswa dalam
menyampaikan pendapat
Kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Keantusiasan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Peranan siswa
selama diskusi
berlangsung
Reaksi siswa
selama diskusi
berlangsung
Skor Hasil
1 Abdiel Adi Kurniawan 4 4 3 3 2 16 0,64
2 Aji Setyawan 3 4 4 3 3 17 0,68
3 Atika Rizki Handayani 4 4 4 3 4 19 0,76
4 Awangga
Tria Wulanigara
4 4 4 4 4 20 0,8
5 Bangkit Kristiono 4 3 4 4 4 19 0,76
6 Christofer
Yuda Ariesta
4 4 4 3 3 18 0,72
7 Dany Dwi Riyadi 4 4 3 4 4 19 0,76
8 Davit Tri Wijaya 3 3 4 4 3 17 0,68
9 Edward 3 4 3 4 4 18 0,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Mahardika
10 Eko Sujarwo 4 3 4 4 3 18 0,72
11 Fran Margareta 4 4 4 4 4 20 0,8
12 Gilang Firmanto 3 4 4 4 3 18 0,72
13 Gloria 4 3 4 4 3 18 0,72
14 Julius Cesar 4 3 3 4 4 18 0,72
15 Lilin Ernalia 3 4 3 3 3 16 0,64
16 Nathan 3 4 4 3 4 18 0,72 17 Prilia 2 4 3 4 3 16 0,64
18 Rae Carolina 2 4 4 4 3 17 0,68
19 Renny 4 3 4 3 3 17 0,68 20 Rolania 3 4 4 4 3 18 0,72
21 Sindy Olifiana 4 3 4 4 4 19 0,76
22 Teguh Endra 4 4 4 4 4 20 0,8
23 Thyan 4 4 4 4 4 20 0,8 24 Tirza 4 3 4 3 4 18 0,72 25 Widia 3 4 4 4 4 19 0,76 26 Yanuarti 3 4 4 3 3 17 0,68 27 Yohana 3 4 4 3 2 16 0,64
28 Yohanes Adi 4 4 4 4 4 20 0,8
29 Yona Charis 4 3 4 4 4 19 0,76
30 Yuniarti 4 4 3 4 4 19 0,76 Jumlah 106 111 113 110 104 544 21,76
Perolehan skor keaktifan siswa =
Jumlah skor x 100%
Jumlah siswa
= 21,76 x 100% = 72, 5 %
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Dari hasil perolehan persentase skor pada siklus 1 dan siklus 2, dapat
disimpulkan bahwa rata-rata dari indikator keaktifan siswa, dan rata-rata
perolehan skor keaktifan siswa pada siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan.
Peningkatan rata-rata skor partisipasi dalam menyampaikan pendapat
terjadi peningkatan mencapai 0,3%, memberi pendapat 0,3%, keantusiasan dalam
menyampaikan pendapat 0,33%, peranan selama diskusi berlangsung 0,4%, reaksi
selama diskusi berlangsung 0,13%. Peningkatan skor rata-rata keaktifan siswa
pada siklus 1 dan siklus 2 mencapai 5,84%.
Data rangkuman kemampuan pemahaman siswa terhadap unsur-unsur
intrinsik cerpen pada siklus 1 dan siklus 2.
Tabel 4.4
Perbandingan Kemampuan Pemahaman Siswa
No Nama Siswa Tingkat Pemahaman Siswa
Siklus I Nilai Siklus II Nilai
1 Abdiel Adi Kurniawan 70 C 73 C 2 Aji Setyawan 60 C 73 C 3 Atika Rizki Handayani 70 C 83 B 4 Awangga Tria Wulanigara 58 D 78 B 5 Bangkit Kristiono 70 C 75 C 6 Christofer Yuda Ariesta 63 C 82 B 7 Dany Dwi Riyadi 68 C 77 B 8 David Tri Wijaya 73 C 82 B 9 Edward Mahardika retta 60 C 73 C 10 Eko Sujarwo 43 D 65 C 11 Fran Margaretha K. 72 C 75 C 12 Gilang Firmanto 83 B 82 B 13 Gloria Aditya Mahardika 55 D 75 C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berdasarkan data perbandingan nilai kemampuan pemahaman siswa pada
siklus 1 dan 2 dapat diterangkan bahwa kemampuan pemahaman siswa sudah
meningkat. Pada siklus 1 terdapat orang yang memperoleh nilai B sejumlah 6
siswa, nilai C sejumlah 18 siswa, nilai D sejumlah 6 siswa. Menurut penafsiran
dari Purwanto, (2005:34) diperoleh tingkatan bahwa pada siklus 1 siswa yang
memperoleh nilai B masuk dalam tingkatan mampu, nilai C dalam tingkatan
cukup mampu, nilai D dalam tingkatan kurang mampu. Pada siklus 2 siswa
mendapat nilai A, B, dan C. Menurut penafsiran dari Purwanto, (2005:35),
diperoleh tingkatan bahwa pada siklus 2 siswa yang memperoleh A masuk dalam
tingkatan sangat mampu, nilai B masuk dalam tingkatan mampu, dan nilai C
No Nama Siswa Siklus I Nilai Siklus II Nilai 14 Julius Cesar Eka S.P.H 55 D 77 B 15 Lilin Ernalia 58 D 73 C 16 Nathan Aditama 65 C 83 B 17 Prilia Dwi Utami 80 B 77 B 18 Renny Dwi N 72 C 73 C 19 Rolania Devayanti 60 C 73 C 20 Roe Carolina 80 B 77 B 21 Sindy Olifiana B. 80 B 72 C 22 Teguh Endra Yuwono 72 C 75 C 23 Thyan Juliana A.M 68 C 78 A 24 Tirza Yosiana P. 58 D 77 A 25 Widia Ari Sabatini 73 C 88 A 26 Yanuarti Puji Astuti 63 C 72 C 27 Yohana Kristiandari 70 C 80 B 28 Yohanes Adi Guwono 80 B 80 B 29 Yona Chris Kurniawan 80 B 75 C 30 Yuniarti 60 C 73 C
N Jumlah (f) 6 Peningkatan 12 Persentase 20% 40% Kenaikan persentase 20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
masuk dalam tingkatan cukup mampu. Untuk mengetahui peningkatan
kemampuan pemahaman siswa pada siklus 1 dan siklus 2 ditampilkan grafik
sebagai berikut.
Grafik 4.5
Peningkatan Kemampuan Pemahaman Siswa Terhadap Unsur-Unsur
Intrinsik Cerpen Pada Siklus 1 Dan Siklus 2
Berdasarkan tabel dan grafik diatas diperoleh data peningkatan
kemampuan siswa dalam memahami unsur-unsur intrinsik cerpen pada siklus 1
mencapai 67,3% dan pada siklus 2 mencapai 76,5%. Peningkatan skor yang
dicapai yaitu 9,2% . Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
0 20 40 60 80 100
Abdiel Adi Kurniawan
Atika Rizki Handayani
Bangkit Kristiono
Dany Dwi Riyadi
Edward Mahardika Retta
Fran Margaretha K.
Gloria Aditya Mahardika
Lilin Ernalia
Prilia Dwi Utami
Rolania Devayanti
Sindy Olifiana B.
Thyan Juliana A.M
Widia Ari Sabatini
Yohana Kristiandari
Yona Chris Kurniawan
Column1
Siklus II
Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
memahami unsur-unsur intrinsik cerpen sudah mencapai indikator keberhasilan
penelitian ini.
B. Pembahasan
1. Siklus 1
Tabel observasi keaktifan siswa pada siklus 1 berisi tentang penilaian
partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapat, kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat, keantusiasan siswa dalam menyampaikan
pendapat, peranan siswa selama diskusi berlangsung, dan reaksi siswa
selama diskusi berlangsung. Berdasarkan data dalam tabel. 1 terdapat
aspek yang jumlah perolehan skor siswa masih kurang, kedua aspek
tersebut yaitu partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapat, dan
peranan siswa selama diskusi berlangsung. Perolehan persentase skor
keaktifan dari 30 siswa yaitu 66,66%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.6
Observasi Keaktifan Siswa Siklus 1
No. Nama Aspek Partisipasi
dalam diskusi
Memberi pendapat
Keantu- siasan
Peranan Reaksi Skor Hasil
1 Abdiel Adi Kurniawan
3 4 3 3 2 15 0,6
2 Aji Setyawan
2 4 4 2 3 15 0,6
3 Atika Rizki Handayani
4 2 3 3 4 16 0,64
4 Awangga Tria Wulanigara
4 3 4 3 4 18 0,72
5 Bangkit Kristiono
4 3 4 4 4 19 0,76
6 Christofer Yuda Ariesta
4 3 4 2 3 16 0,64
7 Dany Dwi Riyadi
3 4 2 4 4 17 0,68
8 Davit Tri Wijaya
3 2 4 4 3 16 0,64
9 Edward Mahardika
3 4 3 4 4 18 0,72
10 Eko Sujarwo
4 3 3 4 3 17 0,68
11 Fran Margareta
4 4 3 3 4 18 0,72
12 Gilang Firmanto
3 4 4 2 3 16 0,64
13 Gloria 3 2 4 4 3 16 0,64 14 Julius
Cesar 2 3 4 4 4 17 0,68
15 Lilin Ernalia
3 4 2 3 3 15 0,6
16 Nathan 3 4 4 3 2 16 0,64 17 Prilia 2 4 3 4 3 16 0,64 18 Rae
Carolina 4 4 3 4 3 18 0,72
19 Renny 4 3 4 2 3 16 0,64 20 Rolania 3 4 2 4 4 17 0,68 21 Sindy
Olifiana 4 3 2 3 4 16 0,64
22 Teguh 3 4 4 4 4 19 0,76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Endra 23 Thyan 2 3 4 4 3 16 0,64 24 Tirza 4 3 4 3 4 18 0,72 25 Widia 3 4 3 4 4 18 0,72 26 Yanuarti 3 3 4 2 3 15 0,6 27 Yohana 3 4 4 3 1 15 0,6 28 Yohanes
Adi 4 3 4 3 4 18 0,72
29 Yona Charis
4 3 4 2 4 17 0,68
30 Yuniarti 2 4 3 4 3 16 0,64 Jumlah 97 102 103 98 100 500 20
Perolehan skor keaktifan siswa =
Jumlah skor x 100%
Jumlah siswa
= 20 x 100% = 66,66 %
30
Berdasarkan data yang diperoleh dari penilaian kemampuan siswa
dalam memahami unsur intrinsik cerpen secara individu dalam siklus 1,
sebagian besar siswa sudah mampu mencapai KKM. Terdapat 10 siswa
yang belum mencapai KKM. Perolehan persentase perolehan skor
kemampuan siswa mencapai 67, 3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.7
Penilaian Kemampuan Siswa Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen
Pada Siklus 1
No. Nama Siswa
Nomor soal Jumlah Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. Abdiel K. 3 2,5 4 3 3,5 5 21 70
2. Aji S. 3 1 5 4 1 4 18 60
3. Atika 5 1 5 4 1 5 21 70
4. Awangga 2,5 1 5 4 1 4 17,5 58
5. Bangkit 2,5 1 5 3,5 5 4 21 70
6. Christofer 5 1 5 3 1 4 19 63
7. Dany Dwi 2,5 5 5 4 1 3 20,5 68
8. David 5 1 5 5 1 5 22 73
9. Edward 3 1 5 4 1 4 18 60
10. Eko S. 5 1 5 3 5 5 24 43
11. Fran M. 2,5 5 5 4 1,5 4 22 72
12. Gilang F. 5 1 5 4 5 5 25 83
13. Gloria A. 5 1 1 3 5 1,5 16,5 55
14. Julius C. 2,5 1 5 4 1 3 16,5 55
15. Lilin E. 2,5 1 5 4 1 4 17,5 58
16. Nathan A. 5 1 5 4 0,5 4 19,5 65
17. Prilia D. 5 5 5 5 1 3 24 80
18. Roe C. 2,5 2,5 5 3 3,5 5 7,2 72
19. Renny D. 3 1 5 4 1 4 18 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Perolehan skor kemampuan siswa (siklus 1) =
Jumlah skor x 100% =
Jumlah siswa
= 2019 x 100% = 67,3 %
30
20. Rolania 5 5 5 3 5 1 24 80
21. Sindy 5 5 5 3 1 5 24 80
22. Teguh 2,5 2,5 5 3 3,5 5 21,5 72
23. Thyan J. 2,5 5 5 4 1 3 20,5 68
24. Tirza Y. 2,5 2 5 3 1 4 17,5 58
25. Widia 5 1 5 5 1 5 22 73
26. Yanuarti 5 1 5 4 1 3 19 63
27. Yohana 5 1 5 4 1 5 21 70
28. Yohanes 4 5 5 5 1 4 24 80
29. Yona C. 5 5 5 4 1 4 24 80
30. Yuniarti 2,5 5 3,5 4 1 2 18 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.8
Tabel Uji Normalitas Keaktifan Siswa Prasiklus 1& 2 Dan Siklus 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
aktif_awal sik_1 N 30 30 Normal Parameters(a,b) Mean 9,1333 16,6667 Std. Deviation 3,70213 1,21296 Most Extreme Differences
Absolute ,148 ,242
Positive ,148 ,242 Negative -,114 -,164 Kolmogorov-Smirnov Z ,809 1,326 Asymp. Sig. (2-tailed) ,530 ,059
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.9
Tabel Uji Normalitas Kemampuan Siswa Prasiklus1&2 Dan Siklus 1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kem_awal Sik_1 N 30 30 Normal Parameters(a,b) Mean 61,7333 67,3000 Std. Deviation 5,44523 9,50916 Most Extreme Differences
Absolute ,214 ,112
Positive ,214 ,112 Negative -,136 -,112 Kolmogorov-Smirnov Z 1,171 ,613 Asymp. Sig. (2-tailed) ,129 ,846
a . Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.10 dan 4.11 adalah tabel penilaian keaktifan dan
kemampuan siswa dengan uji t . Berdasarkan data yang diperoleh dari
penilaian kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen,
yang telah dihitung dengan menggunakan uji t diperoleh data
perbandingan antara data awal dengan data siklus 1, data perbandingan
antara data siklus 1 dengan data siklus 2, dan kesimpulan.
Hipotesis (Nilai Keaktifan Siswa):
H0 = Rata-rata nilai keaktifan siswa pada kondisi awal tidak lebih baik
daripada rata-rata nilai siswa pada siklus 1.
Hi = Rata-rata nilai keaktifan siswa pada kondisi awal lebih baik daripada
rata-rata nilai siswa pada siklus 1.
Tabel 4.10
Hasil Perolehan Nilai Keaktifan Siswa Dengan Uji t
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean Pair 1 aktif_awal 9,1333 30 3,70213 ,67591 sik_1 16,6667 30 1,21296 ,22145
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 aktif_awal & sik_1 30 ,348 ,059
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1
aktif_awal - sik_1 -7,53333 3,47139 ,63379 -8,82957 -6,23709 -11,886 29 ,000
T.Tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 2, 0452 (terlampir).
Dari perolehan data diatas dapat disimpulkan bahwa T.Hitung < T.Tabel.
T.Hitung = - 11, 886, T.Tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 2, 0452, sehingga
Hi ditolak dan H0 diterima. Artinya rata-rata nilai keaktifan siswa pada kondisi
awal tidak lebih baik daripada rata-rata nilai keaktifan siswa pada siklus 1.
Hipotesis (Nilai Kemampuan Siswa)
H0 = Rata-rata nilai kemampuan siswa pada kondisi awal tidak lebih baik
daripada rata-rata nilai siswa pada siklus 1.
Hi = Rata-rata nilai kemampuan siswa pada kondisi awal lebih baik daripada
rata-rata nilai siswa pada siklus 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 4.11
Hasil Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Dengan Uji t
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean Pair 1 Kem_Awal 61,7333 30 5,44523 ,99416
Sik_1 67,3000 30 9,50916 1,73613 Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 Kem_Awal &
Sik_1 30 -,018 ,926
Paired Samples Test
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1
Kem_Awal - Sik_1 -5,56667 11,04125 2,01585 -9,68954 -1,44380 -2,761 29 ,010
T.Tabel dengan tingkat koefisiensi 0,05 = 2,0452 (terlampir).
Dari perolehan data diatas dapat disimpulkan bahwa T.Hitung < T.Tabel.
T.Hitung = -2,761, T.Tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 2, 0452 sehingga Hi
diterima H0 ditolak. Artinya rata-rata nilai kemampuan siswa pada kondisi awal
tidak lebih baik daripada rata-rata nilai kemampuan siswa pada siklus 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru kelas, dan
data angket manfaat terhadap pemerolehan pembelajaran membuktikan juga
bahwa dengan penggunaan metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan
dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-
unsur intrinsik cerpen. Berdasarkan hasil angket manfaat siswa terhadap pelajaran,
angket ini berisi 15 pertanyaan. Angket manfaat siswa ini dianalisis dengan
memberikan skor di setiap pernyataan yang dijawab siswa. Analisis tersebut dapat
dijabarkan dalam tabel berikut :
Rentang skor rata-rata angket manfaat :
No. Skor Rata-rata Kriteria
1. 1,00 – 1,49 Tidak baik
2. 1,50 – 2,49 Kurang baik
3. 2,50 – 3,49 Cukup baik
4. 3, 50 – 4,49 Baik
5. 4,50 – 5,00 Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Siklus 2
Tabel 4.12 adalah tabel observasi keaktifan siswa pada siklus 2.
Tabel observasi keaktifan siswa pada siklus 2 berisi tentang penilaian
partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapat, kemampuan siswa
dalam menyampaikan pendapat, keantusiasan siswa dalam
No. Absen
Jumlah skor angket manfaat siklus 1 Kriteria
1. 4,3 Baik 2. 3,13 Cukup baik
3. 3,46 Baik 4. 3,13 Cukup baik 5. 3,6 Baik 6. 3,26 Cukup baik 7. 3,13 Cukup baik 8. 3,46 Cukup baik 9. 3,13 Cukup baik 10. 2,73 Cukup baik 11. 3,46 Baik 12. 3,53 Baik 13. 2,8 Cukup baik 14. 3,06 Cukup baik 15. 3,26 Cukup baik 16. 3,13 Cukup baik 17. 3,6 Baik 18. 3,13 Cukup baik 19. 3,33 Cukup baik 20. 2,8 Cukup baik 21. 3,2 Cukup baik 22. 3,2 Cukup baik 23. 3,46 Cukup baik 24. 3,2 Cukup baik 25. 3,73 Baik 26. 3,53 Baik 27. 3,26 Cukup baik 28. 3,4 Cukup baik 29. 2,6 Cukup baik 30. 3,53 Cukup baik
Jumlah 98, 54 Rata-rata 3,28 Cukup baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
menyampaikan pendapat, peranan siswa selama diskusi berlangsung,
dan reaksi siswa selama diskusi berlangsung. Berdasarkan data dalam
tabel 1 aspek keaktifan siswa ada peningkatan, karena perolehan
persentase skor keaktifan dari 30 siswa mencapai 72,5%.
Tabel 4.12
Observasi Keaktifan Siswa Siklus 2 (Pertemuan Kedua)
No. Nama Aspek Partisipasi
dalam diskusi
Memberi pendapat
Keantu- siasan
Peranan Reaksi Skor Hasil
1 Abdiel Adi Kurniawan
4 4 3 3 2 16 0,64
2 Aji Setyawan
3 4 4 3 3 17 0,68
3 Atika Rizki Handayani
4 4 4 3 4 19 0,76
4 Awangga Tria Wulanigara
4 4 4 4 4 20 0,8
5 Bangkit Kristiono
4 3 4 4 4 19 0,76
6 Christofer Yuda Ariesta
4 4 4 3 3 18 0,72
7 Dany Dwi Riyadi
4 4 3 4 4 19 0,76
8 Davit Tri Wijaya
3 3 4 4 3 17 0,68
9 Edward Mahardika
3 4 3 4 4 18 0,72
10 Eko Sujarwo
4 3 4 4 3 18 0,72
11 Fran Margareta
4 4 4 4 4 20 0,8
12 Gilang Firmanto
3 4 4 4 3 18 0,72
13 Gloria 4 3 4 4 3 18 0,72 14 Julius
Cesar 4 3 3 4 4 18 0,72
15 Lilin Ernalia
3 4 3 3 3 16 0,64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
16 Nathan 3 4 4 3 4 18 0,72 17 Prilia 2 4 3 4 3 16 0,64 18 Rae
Carolina 2 4 4 4 3 17 0,68
19 Renny 4 3 4 3 3 17 0,68 20 Rolania 3 4 4 4 3 18 0,72 21 Sindy
Olifiana 4 3 4 4 4 19 0,76
22 Teguh Endra
4 4 4 4 4 20 0,8
23 Thyan 4 4 4 4 4 20 0,8 24 Tirza 4 3 4 3 4 18 0,72 25 Widia 3 4 4 4 4 19 0,76 26 Yanuarti 3 4 4 3 3 17 0,68 27 Yohana 3 4 4 3 2 16 0,64 28 Yohanes
Adi 4 4 4 4 4 20 0,8
29 Yona Charis
4 3 4 4 4 19 0,76
30 Yuniarti 4 4 3 4 4 19 0,76 Jumlah 106 111 113 110 104 544 21,76
Perolehan skor keaktifan siswa =
Jumlah skor x 100%
Jumlah siswa
= 21, 76 x 100% = 72,5 %
30
Tabel 4.13 Penilaian kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik
cerpen pada siklus 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari penilaian
kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen secara individu
dalam siklus 2, sebagian besar siswa sudah mampu mencapai KKM.
Perolehan persentase skor kemampuan siswa mencapai 76,5 %.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 4.13
Nilai Kemampuan Siswa Siklus 2
No. Nama Siswa
Nomor soal Jumlah
Nilai 1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. Abdiel K. 4 3 2 5 3 5 22 73
2. Aji S. 4 3 2 5 3 5 22 73
3. Atika 5 5 3,5 5 1,5 5 25 83
4. Awangga 4 3 3,5 5 3 5 23,5 78
5. Bangkit 4,5 3 2 5 3 5 22,5 75
6. Christofer 5 3 5 5 1,5 5 24,5 82
7. Dany Dwi 4,5 3 4 5 1,5 5 23 77
8. David 5 3 5 5 1,5 5 24,5 82
9. Edward 4 3 2 5 3 5 22 73
10. Eko S. 2 2,5 3,5 5 1,5 5 19,5 65
11. Fran M. 3,5 3 2,5 5 3,5 5 22,5 75
12. Gilang F. 5 3 5 5 1,5 5 24,5 82
13. Gloria A. 4,5 3 2 5 3 5 22,5 75
14. Julius C. 3,5 3 5 5 1,5 5 23 77
15. Lilin E. 4 3 2 5 3 5 22 73
16. Nathan A. 4 3 5 5 3 5 25 83
17. Prilia D. 4 5 2,5 5 1,5 5 23 77
18. Roe C. 4 3 2 5 3 5 22 73
19. Renny D. 4 3 2 5 3 5 22 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Perolehan skor kemampuan siswa (siklus 2) =
Jumlah skor x 100%
Jumlah siswa
= 2296 x 100% = 76,5 %
30
20. Rolania 4,5 3 4 5 1,5 5 23 77
21. Sindy 4 2,5 2 5 3 5 21,5 72
22. Teguh 4,5 3 2 5 3 5 22,5 75
23. Thyan J. 4,5 3 4,5 5 1,5 5 23,5 78
24. Tirza Y. 3,5 3 5 5 1,5 5 23 77
25. Widia 5 5 5 5 1,5 5 26,5 88
26. Yanuarti 4,5 3 2,5 5 1,5 5 21,5 72
27. Yohana 5 5 2,5 5 1,5 5 24 80
28. Yohanes 4 3 4 5 3 5 24 80
29. Yona C. 4 3 5 5 1,5 4 22,5 75
30. Yuniarti 4 3 2 5 3 5 22 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Tabel 4.14
Tabel Uji Normalitas Keaktifan Siswa Siklus1 Dan Siklus 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sik_1 sik_2 N 30 30
Normal Parameters(a,b) Mean 16,6667 18,1333
Std. Deviation 1,21296 1,27937 Most Extreme Differences
Absolute ,242 ,158 Positive ,242 ,142 Negative -,164 -,158
Kolmogorov-Smirnov Z 1,326 ,868 Asymp. Sig. (2-tailed) ,059 ,438
a . Test distribution is Normal. b . Calculated from data.
Tabel 4.15
Tabel Uji Normalitas Kemampuan Siswa Siklus 1 Dan Siklus 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kem_awal Sik_1 Sik_2 N 30 30 30
Normal Parameters(a,b) Mean 61,7333 67,3000 76,5333
Std. Deviation 5,44523 9,50916 4,57680 Most Extreme Differences
Absolute ,214 ,112 ,131 Positive ,214 ,112 ,131 Negative -,136 -,112 -,128
Kolmogorov-Smirnov Z 1,171 ,613 ,719 Asymp. Sig. (2-tailed) ,129 ,846 ,680
a . Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel 4.16 dan 4.17 adalah tabel penilaian keaktifan dan kemampuan
siswa dengan uji t. Berdasarkan data yang diperoleh dari penilaian
kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen, yang telah
dihitung dengan menggunakan uji t diperoleh data perbandingan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
data awal dengan data siklus 1, data perbandingan antara data siklus 1
dengan data siklus 2, dan kesimpulan.
Hipotesis Nilai Keaktifan Siswa :
H0 = Rata-rata nilai keaktifan siswa pada siklus 1 tidak lebih baik daripada
rata-rata nilai keaktifan siswa pada siklus 2
Hi = Rata-rata nilai keaktifan siswsa pada siklus 1 lebih baik daripada rata-
rata nilai keaktifan siswa pada siklus 2
Tabel 4.16
Hasil Perolehan Nilai Keaktifan Siswa Dengan Uji t
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean Pair 1 aktif_awal 9,1333 30 3,70213 ,67591 sik_1 16,6667 30 1,21296 ,22145 Pair 2 sik_1 16,6667 30 1,21296 ,22145 sik_2 18,1333 30 1,27937 ,23358
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 aktif_awal & sik_1 30 ,348 ,059 Pair 2 sik_1 & sik_2 30 ,630 ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Paired Samples Test
Paired Differences t Df Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviati
on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1
aktif_awal - sik_1 -7,53333 3,47139 ,63379 -8,82957 -6,23709 -11,886 29 ,000
Pair 2
sik_1 - sik_2 -1,46667 1,07425 ,19613 -1,86780 -1,06553 -7,478 29 ,000
T. Tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 2, 0452 (terlampir).
Dari perolehan data diatas dapat disimpulkan bahwa T. Hitung < T.Tabel.
T.Hitung = -7,478, T.Tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 2,0452, sehingga H0
diterima Hi ditolak. Artinya rata-rata nilai keaktifan siswa pada siklus 1 tidak
lebih baik daripada rata-rata nilai keaktifan siswa pada siklus 2.
Hipotesis Nilai Kemampuan Siswa :
H0 = Rata-rata nilai kemampuan siswa pada siklus 1 tidak lebih baik daripada
rata-rata nilai kemampuan siswa pada siklus 2.
Hi = Rata-rata nilai kemampuan siswa pada siklus 1 lebih baik daripada rata-rata
nilai kemampuan siswa pada siklus 2.
Tabel 4.17
Hasil Perolehan Nilai Kemampuan Siswa Dengan Uji t
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean Pair 1 Sik_1 67,3000 30 9,50916 1,73613
Sik_2 76,5333 30 4,57680 ,83561
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig. Pair 1 Sik_1 & Sik_2 30 ,426 ,019
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviatio
n
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper Pair 1
Sik_1 - Sik_2 -9,23333 8,62108 1,57399 -12,45250 -6,01417 -5,866 29 ,000
T.Tabel dengan tingkat koefisiensi 0,05 = 2,0452.
Dari perolehan data diatas dapat disimpulkan bahwa T.Hitung < T.Tabel.
T.Hitung = -5,866, T.Tabel dengan taraf signifikansi 0,05 = 2,0452 sehingga H0
diterima Hi ditolak. Artinya rata-rata nilai kemampuan siswa pada siklus 1 tidak
lebih baik daripada rata-rata nilai kemampuan siswa pada siklus 2.
Hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan guru kelas dan
berdasarkan data angket manfaat terhadap pemerolehan pembelajaran pada siklus
2 membuktikan bahwa dengan penggunaan metode kooperatif dengan teknik
bertukar pasangan dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam
menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Data angket manfaat terhadap
pemerolehan pembelajaran pada siklus 2 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No.Absen Jumlah skor angket manfaat siklus 2 Kriteria
1. 3,33 Cukup baik 2. 3,87 Baik
3. 3,2 Baik 4. 3,4 Cukup baik 5. 2,87 Cukup baik 6. 3,87 Baik 7. 3,13 Cukup baik 8. 3,2 Cukup baik 9. 3,2 Cukup baik 10. 3,53 Baik 11. 3,87 Baik 12. 3,33 Cukup baik 13. 3,13 Cukup baik 14. 3,53 Baik 15. 2,86 Cukup baik 16. 3,06 Cukup baik 17. 3,06 Cukup baik 18. 3,4 Cukup baik 19. 3 Cukup baik 20. 3,9 Baik 21. 2,6 Cukup baik 22. 3,8 Baik 23. 3,06 Cukup baik 24. 3,53 Baik 25. 3,6 Baik 26. 3,2 Cukup baik 27. 3,6 Baik 28. 3,6 Baik 29. 2,9 Cukup baik 30. 2,53 Cukup baik
Jumlah 99,16 Rata-rata 3,30 Cukup baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Berdasarkan analisis data diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dapat meningkatkan
keaktifan dan kemampuan siswa kelas X2 SMA Kristen Wonosobo Tahun Ajaran
2011 / 2012. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian keaktifan dan
kemampuan siswa. Peningkatan skor keaktifan siswa mencapai 5,84% sedangkan
peningkatan skor kemampuan siswa mencapai 9,2%. Beberapa aspek dalam
metode kooperatif ini merupakan indikator peningkatan keaktifan dan
kemampuan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penilaian kemampuan siswa dalam
memahami unsur intrinsik cerpen secara individu dalam siklus 1 terdapat 10 siswa
yang belum mencapai KKM, perolehan persentase skor pada siklus 1 ini mencapai
67,3%, berdasarkan penilaian dengan menggunakan uji normalitas keaktifan awal
dan keaktifan siklus 1, diperoleh data normal berdasarkan kalkulasi perolehan
skor siswa. Pada keaktifan awal mean yang dicapai 9,133, standar deviasi 3,7021.
Pada siklus 1 mean yang dicapai 16,6667 dan standar deviasi 1, 21296. Pada
kemampuan awal mean yang dicapai 61, 7333, standar deviasi 5,44523. Pada
kemampuan siklus 1 mean yang dicapai 67,3000, standar deviasi 9,50916.
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan uji t, data awal yang telah
dibandingkan dengan perolehan data pada siklus 1 diperoleh hasil T.Hitung <
T.Tabel, T.Hitung keaktifan siswa pada kondisi awal -11, 886, T.Tabel 2, 0452,
sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, Hi ditolak dengan taraf
signifikansi 0,05 artinya rata-rata nilai keaktifan siswa pada kondisi awal tidak
lebih baik daripada rata-rata nilai keaktifan siswa pada siklus 1, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
T.Hitung kemampuan siswa -2, 761, T.Tabel 2,0452. T.Hitung< T.Tabel, H0
diterima Hi ditolak dengan taraf signifikansi 0,05. Artinya rata-rata nilai
kemampuan siswa pada kondisi awal tidak lebih baik daripada rata-rata nilai
kemampuan siswa pada siklus 1, dan pada hasil perolehan data angket manfaat
terhadap pemerolehan pembelajaran pada siklus 1 perolehan skor rata-rata
mencapai 3,28 dengan kriteria cukup baik, terdapat 22 siswa dengan kriteria
cukup baik dengan persentase mencapai 73,3% dan 8 siswa dengan kriteria baik
dengan persentase mencapai 26,6%.
Perolehan persentase skor keaktifan dari 30 siswa yaitu 72,5%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penilaian kemampuan siswa dalam
memahami unsur intrinsik cerpen secara individu dalam siklus 2, sebagian besar
siswa sudah mampu mencapai KKM. Perolehan persentase skor kemampuan
siswa mencapai 76, 5%. Berdasarkan data yang diperoleh dari uji normalitas pada
siklus 1 dan siklus 2 diperoleh data normal dari kalkulasi perolehan skor keaktifan
dan kemampuan siswa sebagai berikut. Pada siklus 1 mean keaktifan yang
dicapai 16, 6667. Standar deviasi 1, 21296. Perolehan mean kemampuan yang
dicapai 67, 3000, standar deviasi 9, 50916. Pada siklus 2 mean keaktifan yang
dicapai 18, 1333, standar deviasi 1, 27937. Perolehan mean kemampuan yang
dicapai 76, 5333, standar deviasi 4, 57680. Berdasarkan penilaian keaktifan
siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen, yang telah dihitung dengan
menggunakan uji t diperoleh data perbandingan antara data siklus 1 dengan data
siklus 2, T.Hitung < T.Tabel, T.Hitung -7, 478, T.Tabel 2, 0452 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima Hi ditolak dengan taraf signifikansi 0,05. Artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
rata-rata nilai keaktifan siswa pada siklus 1 tidak lebih baik daripada rata-rata nilai
keaktifan siswa pada siklus 2. T.Hitung kemampuan siswa mencapai -5,866,
T.Tabel 2, 0452. T Hitung < T.Tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa H0
diterima Hi ditolak dengan taraf signifikansi 0,05, artinya rata-rata nilai
kemampuan siswa pada siklus 1 tidak lebih baik daripada rata-rata nilai
kemampuan siswa pada siklus 2. Berdasarkan data angket manfaat terhadap
pemerolehan pembelajaran pada siklus 2 perolehan skor rata-rata mencapai 3,30
dengan kriteria cukup baik, terdapat 18 siswa dengan kriteria cukup baik dengan
persentase mencapai 60% dan 12 siswa dengan kriteria baik dengan persentase
mencapai 40%.
Dalam keaktifan terdapat peningkatan skor dari siklus 1 terhadap siklus 2.
Perolehan persentase skor pada siklus 1 ini mencapai 66,66%, sedangkan
persentase skor pada siklus 2 mencapai 72,5%. Peningkatan ini dilihat dari
perolehan skor partisipasi siswa dalam menyampaikan pendapat, kemampuan
siswa dalam menyampaikan pendapat, keantusiasan siswa dalam menyampaikan
pendapat, peranan siswa selama diskusi berlangsung, reaksi siswa selama diskusi
berlangsung. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode kooperatif
dengan teknik bertukar pasangan dapat meningkatkan keaktifan siswa terhadap
analisis unsur intrinsik cerpen.
Selain terdapat peningkatan pada indikator keaktifan siswa di atas,
peningkatan juga terdapat pada indikator kemampuan pemahaman siswa. Hal ini
bisa kita lihat dari perolehan skor pada siklus 1 dan siklus 2. Pada penilaian
kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen pada siklus 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Berdasarkan data yang diperoleh dari penilaian kemampuan siswa dalam
memahami unsur intrinsik cerpen secara individu dalam siklus 1, sebagian besar
siswa sudah mampu mencapai KKM. Terdapat 10 siswa yang belum mencapai
KKM. Perolehan persentase perolehan skor kemampuan siswa mencapai 67, 3%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari penilaian kemampuan siswa dalam
memahami unsur intrinsik cerpen secara individu dalam siklus 2, sebagian besar
siswa sudah mampu mencapai KKM. Perolehan persentase skor kemampuan
siswa mencapai 76,5 %.
Dalam penilaian kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik
cerpen terdapat peningkatan skor dari siklus 1 terhadap siklus 2. Perolehan
persentase skor pada siklus 1 ini mencapai 67,3%, sedangkan persentase skor
pada siklus 2 mencapai 76,5%. Peningkatan ini dilihat dari dapat membedakan
unsur-unsur intrinsik cerpen melalui tanya jawab dengan tepat, dapat memberi
contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang terdapat di dalam cerpen melalui
diskusi dengan baik, dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen
dengan kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
BAB VI
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data di atas dibuat kesimpulan sebagai berikut.
Pertama penggunaan metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran cerpen. Kedua,
penggunaan metode kooperatif dengan teknik bertukar pasangan dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa kelas X2 SMA Kristen
Wonosobo tentang unsur intrinsik cerpen. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
penelitian keaktifan dan kemampuan siswa. Perolehan persentase skor
keaktifan siswa pada siklus 1 mencapai 66,66%, sedangkan pada siklus 2
mencapai 72,5%. Perolehan persentase skor kemampuan siswa pada siklus
1 mencapai 67,3%, sedangkan pada siklus 2 mencapai 76,5%.
Peningkatan skor keaktifan siswa mencapai 5,84% sedangkan peningkatan
skor kemampuan siswa mencapai 9,2%. Berdasarkan perhitungan dengan
menggunakan uji t keaktifan dan kemampuan yang diperoleh pada siklus 1
diperoleh skor -11, 886 dan -2, 761, sedangkan pada siklus 2 keaktifan
dan kemampuan siswa diperoleh skor -7,478 dan - 5,866.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini berupa peningkatan keaktifan dan kemampuan
siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar pasangan. Adapun
kriteria kelas yang dapat diatasi dengan metode kooperatif dengan teknik
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
bertukar pasangan adalah kelas yang terdiri dari siswa-siswa yang
memiliki kesulitan berperan aktif dalam pembelajaran dan memiliki
kesulitan dalam pemahaman unsur intrinsik cerpen. Kesulitan dalam
berperan aktif yang dimaksud adalah sebagai berikut. Kurangnya
partisipasi siswa, peranan siswa, kemampuan dalam menyampaikan
pendapat, keantusiasan siswa, dan reaksi siswa. Sedangkan kesulitan
dalam pemahaman unsur intrinsik cerpen yang dimaksud, yaitu perolehan
nilai siswa yang masih di bawah KKM.
C. Saran
1. Bagi Guru
Penggunaan metode pembelajaran kooperatif dengan teknik bertukar
pasangan ini dapat menjadi acuan sekaligus menambah informasi bagi
guru mata pelajaran, sehingga dapat mengembangkan metode
pembelajaran yang lain yang lebih menarik, kreatif dan inovatif.
2. Peneliti Lain
Hasil penelitian tindakan kelas ini berupa peningkatan keaktifan dan
kemampuan dalam memahami unsur intrinsik cerpen siswa kelas X SMA.
Fokus utama penelitian ini yaitu untuk meningkatkan keaktifan dan
kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik cerpen. Bagi peneliti
lain dapat, mengadakan penelitian yang serupa dengan fokus kerjasama
dan peningkatan kemampuan siswa dalam memahami unsur intrinsik
cerpen.
97 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
3. Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi pihak sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan
keaktifan dan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami unsur
intrinsik cerpen dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif
dengan teknik bertukar pasangan.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad S. Hardjasudjono. 1998. Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip-Teknik-Prosedural. Bandung: Remaja Rosdakarya. Badudu, J.S. 1986. Sari Kesusastraan 2. Bandung: Pustaka Jaya.
Depdikbud. 1991. Proyek Penataran Guru SD Setara D-II. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2003. Kurikulum Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA (KBK). Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. 2002. Kurikulum Bidang Studi Bahasa Indonesia untuk SMA.Jakarta: Depdiknas.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik Panduan Bagi Orangtua dan Guru Dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.
Firdaus, Zulfahnus Z. 1986. Analisis Rangkuman Bacaan Sastra (Modul UT). Jakarta: Karunika.
Harjasudjana. 1998. Membaca. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hollingsworth, Pat, Lewis, Gina.2008.Pembelajaran Aktif Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas. Jakarta: Macanan Jaya Cemerlang.
Ibrahim. 1986. Kesusastraan (Modul UT ). Jakarta: Karinika.
Idris. 1989. Paket Pelajaran Bahasa Indonesia 2 untuk SMA. Jakarta: Balai Pustaka. Khairurrazi.2010. Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X2 SMAN 10 Fajar Harapan Banda Aceh. Yusbarna.blogspot.com/2008/08/artikel.
99 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Maftuh.2006. Peningkatan Pembelajaran Siswa Kelas X SMA Negri 1 Kedungpring Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen Dengan Pendekatan Analisis Tahun Pelajaran 2005/2006. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muchlisoh. 1991. Modul Pendidikan Bahasa Indonesia D2. Jakarta: Depdikbud.
Purwanto, Ngalim. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Silberman Mel. 1996. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Soedarso.2004. Speed Reading. Sistem Membaca Cepat. Jakarta: Gramedia.
Sudjiman, Panuti.1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sukmadinata, Nana Syaodih.2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumardjo, Jakub. 1984. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.
Suparno,dkk. 2001. Menuju Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: USD.
Sutawijaya, Alam. 1986. Sanggar Sastra (Modul UT). Jakarta: Karunika.
Syah, Mubidin. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tampubolon. 1987. Kemampuan Membaca. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Uno, B. Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif & efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
100 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH : SMA KRISTEN WONOSOBO
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS/SEMESTER : X/I
TAHUN PELAJARAN : 2011/2012
Standar Kompetensi : Membaca
7. Memahami wacanasastra melalui kegiatan membaca
puisi dan cerpen.
Kompetensi Dasar :
7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen
dengan kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1. Siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui
tanya jawab dengan tepat.
2. Siswa dapat memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang
terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik.
3. Siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen
dengan kehidupan sehari-hari.
Alokasi waktu : 2 x 45 menit.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui
tanya jawab dan memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang
terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik, maka diharapkan
siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan
kehidupan sehari-hari
104 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
1. Materi pembelajaran:
Menurut Badudu ( 1986 : 52) cerpen atau cerita pendek ialah
sejenis cerita rekaan yang sering kita baca dalam majalah-majalah dan
dalam cerpen tersebut tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya.
Cerpen dapat disimpulkan pula yaitu salah satu karya sastra yang
menceritakan tentang sebagian kecil kehidupan manusia yang sangat
berkesan.
Menurut Sumarjo (1984: 54) unsur-unsur fiksi adalah plot,
karakter, tema, setting, suasana cerita, gaya cerita, dan sudut pandang
cerita. Esten (1987: 20) unsur instrinsik sastra meliputi alur, latar, pusat
pengisahan, penokohan, dan tema cerita. Menurut Depdikbud (1994: 8)
yang termasuk unsur intrinsik cerita yang perlu diajarkan siswa SMA
adalah tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.
Tema merupakan suatu pokok atau inti pembicaraan dalam sebuah
cerita. Menurut Sudjiman (1992:50) tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra itu. Tema biasanya
didukung oleh pelukisan latar, lakuan tokoh, bahkan tema menjadi faktor
mengikuti peristiwa-peristiwa di dalam suatu cerita.
Sudjiman menjelaskan bahwa struktur alur terdiri dari tiga bagian
yaitu:
1. Awal cerita, yang dibagi menjadi paparan (exposition),
rangsangan (inciting moment), dan gawatan (rising action).
2. Tengah cerita yang terdiri atas leraian tikaian (conflict), rumitan
(complication), dan klimaks.
3. Akhir cerita yang terdiri atas leraian (falling action), dan
selesaian (denonement).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Menurut Sudjiman (1992: 44) latar ada dua macam, yaitu latar
sosial dan latar material. Latar sosial mencakup penggambaran kepada
masyarakat, kelompok-kelompok sosial, adat kebiasaan, cara hidup, dan
bahasa. Adapun latar fisik adalah tempat di dalam wujud fisiknya, yaitu
bangunan dan tempat.
Menurut Ibrahim (1985: 525) menjelaskan bahwa setting atau latar
merupakan salah satu unsur yang terpenting dari struktur cerpen karena
memperlihatkan hubungan dengan unsur-unsur lainnya.
Titik pengisahan sering disebut dengan sudut pandang pencerita.
Sudut pandang tersebut meliputi sudut pandang orang pertama, orang
kedua, dan orang ketiga. Menurut Sutawijaya (1986: 255) bahwa dalam
menempatkan dirinya pengarang bisa sebagai orang pertama, orang
ketiga, dan sebagai pengamat.
Adapun menurut Tarigan dalam Ibrahim (1986: 527) menjelaskan bahwa
titik pengisahan (point of view) dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
1. Cerita yang diceritakan oleh tokoh utama. Tukang cerita ini tidak
dapat meresapi perasaan pelaku lain.
2. Seorang pencerita luaran dapat berkuasa meresapi pikiran dan
perasaan tokoh utama. Cara ini seorang pencerita sebagai orang
ketiga.
3. Seorang pencerita yang berada di luar cerita itu.
Menurut Esten (1978: 27) penokohan adalah cara dalam
menggambarkan dan mengembangkan tokoh-tokoh dalam sebuah cerita
rekaan. Penggambarannya tergantung oleh pengarang. Sudjiman (1992:
26) menjelaskan bahwa watak tokoh dapat digambarkan secara langsung
(analitik) dan secara tidak langsung (dramatik). Dari paparan diatas dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik cerpen yang dipelajari siswa
SMA, khususnya adalah tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Karya sastra yang berbentuk cerpen, dapat dipahami dengan cara
analisis. Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur
intrinsik yang terdapat dalam suatu cerpen tersebut. Menurut I.G.A.K
Wardani dalam Firdaus (1986: 54) menjelaskan bahwa langkah-langkah
menganalisis karya sastra ada tiga bagian besar, yaitu :
1. Membaca keseluruhan cerita terlebih dahulu sehingga
memperoleh gambaran umum tentang isi bacaan. Bahan
bacaan / karya sastra dibaca kemudian isi yang terkandung
di dalam bacaan secara garis besar / secara umum akan
diperoleh. Isi yang telah diperoleh tersebut akan dijadikan
sebagai informasi pembaca.
2. Menganalisis isi bacaan sesuai dengan unsur-unsur intrinsik
yang akan diungkapkan. Bacaan yang telah dibaca
kemudian dianalisis dengan menjabarkan unsur-unsur
intrinsik yang terdapat di dalam bacaan. Unsur-unsur
intrinsik tersebut menurut Depdikbud (1994: 8) meliputi
tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.
3. Memberi pesan terhadap analisis. Setelah bacaan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur intrinsik kemudian mencari pesan
yang terkandung di dalam isi bacaan.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran kooperatif diskusi dengan teknik bertukar pasangan
dan penugasan.
3. Langkah-langkah pembelajaran
No Kegiatan Alokasi
waktu
1 Kegiatan Pendahuluan
Siswa bersama dengan guru bertanya jawab mengenai
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen Jathil
Suminten.
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru memberi cerpen Jathil Suminten
kemudian guru bersama dengan siswa bertanya
jawab mengenai unsur-unsur intrinsik.
Elaborasi
b. Siswa diberi lembar kerja 1 yang berisi teks
cerpen “ Bulan Sepotong” dan soal esai.
c. Siswa dibagi dalam 2 kelompok untuk
berdiskusi.
d. Kelompok 1 terdiri dari kelompok anggrek dan
lavender
e. Kelompok 2 terdiri dari kelompok melati dan
mawar
f. Kelompok 1 dan 2 bertukar pasangan untuk
menganalisis cerpen
g. Kelompok anggrek bertukar pasangan dengan
kelompok melati.
h. Kelompok lavender bertukar pasangan dengan
kelompok mawar
i. Siswa saling berdiskusi mengenai unsur-unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan
Sepotong” dari hasil diskusi tersebut
diharapkan siswa dapat saling mengukuhkan
jawaban dan antara siswa satu dengan siswa
yang lain dapat saling memperkaya.
j. Siswa mengerjakan beberapa soal latihan
sebagai tugas individu.
65 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Konfirmasi
k. Bertukar pasangan.
Kelompok anggrek bertukar pasangan dengan
kelompok melati, kelompok lavender bertukar
pasangan dengan kelompok mawar.
l. Menanggapi diskusi.
Siswa yang telah bertukar pasangan saling
berdiskusi mengenai unsur-unsur intrinsik yang
terdapat di dalam cerpen”Bulan Sepotong” dan
saling mengukuhkan jawaban.
Evaluasi
m. Siswa menganalisis cerpen “Moral” dengan
mengerjakan soal esai.
3 Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa untuk merefleksikan materi yang
telah diterima.
Guru memberi salam.
10 menit
4. Sumber Pembelajaran
Badudu, J.S. 1986. Sari Kesusastraan 2. Bandung : Pustaka Jaya.
Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung :
Angkasa.
Idris. 1989. Paket Pelajaran Bahasa Indonesia 2 untuk SMA. Jakarta : Balai
Pustaka.
Sudjiman, Panuti.1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sumardjo, Jakub. 1984. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa.
5. Penilaian
Jenis penilaian teknis tes tertulis.
Bentuk tes tertulis
a. Analisislah cerpen dibawah ini berdasarkan unsur-unsurnya!
b. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Apa tema yang terdapat di dalam cerpen “Moral” berikan penjelasan!
2. Jelaskan alur yang terdapat di dalam cerpen “Moral”!
3. Jelaskan latar yang terdapat di dalam cerpen “Moral”!
4. Bagaimana watak tokoh dalam cerpen “Moral”? Jelaskan!
5. Jelaskan titik pengisahan yang terdapat dalam cerpen “Moral”!
6. Adakah keterkaitan kelima unsur intrinsik dalam cerpen “Moral” dalam
kehidupan sehari-hari? Beri penjelasan!
6. Pedoman Penilaian :
a. Penilaian Keaktifan siswa (terlampir)
b. Penilaian Kemampuan siswa
Esai
Total Skor 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Kriteria Penilaian
Tes Esai 1
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan tema yang terdapat
dalam cerpen “Bulan Sepotong” beserta penjelasannya dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan tema yang terdapat
dalam cerpen” Bulan Sepotong” beserta penjelasannya dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan tema yang terdapat
dalam cerpen” Bulan Sepotong” beserta penjelasannya dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan tema yang
terdapat dalam cerpen” Bulan Sepotong” beserta penjelasannya.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan tema yang terdapat
dalam cerpen “ Bulan Sepotong” beserta penjelasannya.
Tes Esai 2
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan dan menjelaskan alur
yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan dan menjelaskan alur
yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan dan menjelaskan alur
yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan dan
menjelaskan alur yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong”.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan dan menjelaskan alur
yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong”.
Tes tertulis 3
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan latar dan suasana
yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan latar dan suasana
yang terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan latar dan suasana
yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan latar dan
suasana yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong”.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan latar dan suasana yang
terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong”.
Tes tertulis 4
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan watak masing-
masing tokoh cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan watak masing-
masing tokoh cerpen “ Bulan Sepotong” dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan watak masing-
masing tokoh cerpen “Bulan Sepotong” dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan watak
masing-masing tokoh cerpen “Bulan Sepotong”.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan watak masing-masing
tokoh cerpen “Bulan Sepotong”.
Tes tertulis 5
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menjelaskan titik pengisahan yang
terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menjelaskan titik pengisahan yang
terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menjelaskan titik pengisahan yang
terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menjelaskan titik
pengisahan yang terdapat dalam cerpen “ Bulan Sepotong” .
e. Siswa mendapat skor 0 apabila gagal menjelaskan titik pengisahan yang
terdapat dalam cerpen “Bulan Sepotong”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Keterangan : Siswa mendapat skor tambahan ( ½ ) jika mempunyai jawaban yang
hampir sesuai dengan kunci jawaban.
Nilai = jumlah perolehan skor
skor maksimum=
…30 x 100% = ⋯
Tes tertulis 6
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menjelaskan keterkaitan unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan
kehidupan sehari-hari dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menjelaskan keterkaitan unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan
kehidupan sehari-hari dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menjelaskan keterkaitan unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan
kehidupan sehari-hari dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menjelaskan keterkaitan
unsur intrinsik yang terdapat di dalan cerpen “ Bulan Sepotong” dengan
kehidupan sehari-hari.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menjelaskan keterkaitan unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Bulan Sepotong” dengan
kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Silabus
Nama Sekolah : SMA Kristen Wonosobo Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X /1 Standar Kompetensi : Membaca
Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen.
Kompetensi
Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator Penilaian Alokasi Waktu
Sumber/ Bahan/ Alat
7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari
Unsur-unsur intrinsik cerpen, langkah-langkah menganalisis cerpen, keterkaitan cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
1. Pendahuluan
Siswa bersama dengan
guru memahami unsur-
unsur intrinsik yang
terdapat dalam cerpen
Jathil Suminten.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru memberi
cerpen Jathil
1. Siswa dapat
membedakan
unsur-unsur
intrinsik
cerpen
melalui tanya
jawab dengan
tepat.
A. Jenis Tagihan:
1. Tugas kelompok
2. Tugas individu
B. Bentuk
Instrumen:
1. Tes esai
2 JP
(2x45 menit)
Referensi
Badudu, J.S.
1986.Sari
Kesusastraan
2.Bandung:
Pustaka Jaya.
Esten, Mursal.
1987.Kesusastraan
Pengantar Teori dan
Sejarah.Bandung:
105 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Suminten
kemudian guru
bersama dengan
siswa memahami
unsur-unsur
intrinsik dengan
tanya jawab.
Elaborasi
b. Siswa diberi
lembar kerja 1
yang berisi teks
cerpen “Bulan
Sepotong” dan
soal esai.
c. Siswa dibagi
dalam 2 kelompok
untuk berdiskusi.
d. Kelompok 1 terdiri
dari kelompok
2. Siswa dapat
memberi
contoh unsur-
unsur intrinsik
yang lain
yang terdapat
di dalam
cerpen
melalui
diskusi
dengan baik.
Angkasa.
Idris.1989. Paket
Pelajaran Bahasa
Indonesia 2 Untuk
SMA.Jakarta: Balai
Pustaka.
Sudjiman,
Panuti.1992.
Memahami Cerita
Rekaan.Jakarta:
Pustaka Jaya.
Sumardjo,
Jakub.1984.Apresiasi
Kesusastraan.Jakarta:
Gramedia.
Tarigan, Henry
Guntur.1991.
Prinsip-prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
anggrek dan
lavender.
e. Kelompok 2 terdiri
dari kelompok
melati dan mawar.
f. Kelompok 1 dan 2
bertukar pasangan
untuk
menganalisis
cerpen.
g. Kelompok
anggrek bertukar
pasangan dengan
kelompok melati.
h. Kelompok
lavender bertukar
pasangan dengan
kelompok mawar.
i. Siswa saling
Dasar
Sastra.Bandung:
Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
berdiskusi
mengenai unsur-
unsur intrinsik
yang terdapat di
dalam cerpen
“Bulan Sepotong”
dari hasil diskusi
tersebut
diharapkan siswa
dapat saling
mengukuhkan
jawaban dan
antara siswa 1
dengan siswa yang
lain dapat saling
memperkaya.
j. Siswa
mengerjakan
beberapa soal
3. Siswa dapat
menganalisis
keterkaitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
latihan sebagai
tugas individu
Konfirmasi
k. Bertukar pasangan
l. Menanggapi
diskusi
Evaluasi
m. Siswa
menganalisis
cerpen”Moral”
dengan
mengerjakan soal
esai.
3. Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa
untuk merefleksikan
materi yang telah
diterima.
Guru memberi salam.
unsur intrinsik
suatu cerpen
dengan
kehidupan
sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
No. Nama
Aspek
Partisipasi siswa dalam
menyampaikan pendapat
Kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Keantusiasan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Peranan siswa
selama diskusi
berlangsung
Reaksi siswa
selama diskusi
berlangsung
Skor Hasil
1. Abdiel Adi Kurniawan
2. Aji Setyawan
3. Atika Rizki Handayani
4. Awangga
Tria Wulanigara
5. Bangkit Kristiono
6. Christofer
Yuda Ariesta
7. Dany Dwi Riyadi
8. Davit Tri Wijaya
9. Edward Mahardika
10. Eko Sujarwo
11. Fran Margareta
12. Gilang Firmanto
13. Gloria
14. Julius Cesar
15. Lilin Ernalia
109109 109 109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
16. Nathan
17. Prilia
18. Rae Carolina
19. Renny
20. Rolania
21. Sindy Olifiana
22. Teguh Endra
23. Thyan
24. Tirza
25. Widia
26. Yanuarti
27. Yohana
28. Yohanes Adi
29. Yona Charis
30. Yuniarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Penilaian Kemampuan Siswa
Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen
No. Nama Siswa
Nomor soal Jumlah Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. Abdiel K.
2. Aji S.
3. Atika
4. Awangga
5. Bangkit
6. Christofer
7. Dany Dwi
8. David
9. Edward
10. Eko S.
11. Fran M.
12. Gilang F.
13. Gloria A.
14. Julius C.
15. Lilin E.
16. Nathan A.
17. Prilia D.
18. Roe C.
19. Renny D.
20. Rolania
110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
21. Sindy
22. Teguh
23. Thyan J.
24. Tirza Y.
25. Widia
26. Yanuarti
27. Yohana
28. Yohanes
29. Yona C.
30. Yuniarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
111 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Foto sebagai dokumentasi dalam pelaksanaan siklus 1 yaitu sebagai berikut :
113 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Angket Manfaat
Terhadap Pemerolehan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester
: X/ 1
Hari/ tanggal :
Petunjuk
1. Pada angket ini terdapat 15 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai
kamu pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-
benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan
kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap
pernyataan lain.
3. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-
petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban.
Terimakasih.
Keterangan Pilihan Jawaban :
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Pembelajaran ini kurang menarik bagi saya. 1 2 3 4 5
2. Materi pembelajaran ini sulit untuk dipahami. 1 2 3 4 5
3. Pembelajaran ini tidak relevan dengan kebutuhan saya 1 2 3 4 5
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
sebab isinya tidak saya ketahui.
4. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini menambah
pengetahuan bagi saya. 1 2 3 4 5
5. Tugas-tugas latihan dalam pembelajaran ini terlalu sulit. 1 2 3 4 5
6. Sedikitpun saya tidak memahami materi pembelajaran ini. 1 2 3 4 5
7. Saya menjadi lebih tau bagaimana cara dalam memberikan
pendapat ketika diskusi. 1 2 3 4 5
8. Saya benar-benar senang mempelajari pembelajaran ini. 1 2 3 4 5
9. Dalam pembelajaran ini saya lebih menjadi seorang yang
memiliki antusias tinggi. 1 2 3 4 5
10. Dalam pembelajaran ini, saya dapat belajar diskusi dengan
baik. 1 2 3 4 5
11. Metode yang digunakan guru membuat suasana menjadi
menyenangkan. 1 2 3 4 5
12. Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami
menjadi antusias terhadap materi pembelajaran. 1 2 3 4 5
13. Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam pembelajaran ini.
1 2 3 4 5
14. Saya merasa bahwa dalam pembelajaran ini sangat
memberikan manfaat. 1 2 3 4 5
15. Materi pembelajaran nantinya dapat saya terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Rekap Angket Siswa Siklus 1 :
No. Skor Kriteria
1. 4,3 Baik
2. 3,13 Cukup baik
3. 3,46 Baik
4. 3,13 Cukup baik
5. 3,6 Baik
6. 3,26 Cukup baik
7. 3,13 Cukup baik
8. 3,46 Cukup baik
9. 3,13 Cukup baik
10. 2,73 Cukup baik
11. 3,46 Baik
12. 3,53 Baik
13. 2,8 Cukup baik
14. 3,06 Cukup baik
15. 3,26 Cukup baik
16. 3,13 Cukup baik
17. 3,6 baik
18. 3,13 Cukup baik
19. 3,33 Cukup baik
20. 2,8 Cukup baik
21. 3,2 Cukup baik
22. 3,2 Cukup baik
23. 3,46 Cukup baik
24. 3,2 Cukup baik
25. 3,73 Baik
26. 3,53 Baik
27. 3,26 Cukup baik
28. 3,4 Cukup baik
29. 2,6 Cukup baik
30. 3,53 Cukup baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH : SMA KRISTEN WONOSOBO
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS/SEMESTER : X/I
TAHUN PELAJARAN : 2011/2012
Standar Kompetensi : Membaca
7. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca
puisi dan cerpen.
Kompetensi Dasar :
7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen
dengan kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1. Siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui
tanya jawab dengan tepat.
2. Siswa dapat memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang
terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik.
3. Siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen
dengan kehidupan sehari-hari.
Alokasi waktu : 2 x 45 menit.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah siswa dapat membedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui
tanya jawab dan memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang
terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik, maka diharapkan
siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan
kehidupan sehari-hari.
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
1. Materi pembelajaran:
Menurut Badudu ( 1986 : 52) cerpen atau cerita pendek ialah
sejenis cerita rekaan yang sering kita baca dalam majalah-majalah dan
dalam cerpen tersebut tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya.
Cerpen dapat disimpulkan pula yaitu salah satu karya sastra yang
menceritakan tentang sebagian kecil kehidupan manusia yang sangat
berkesan.
Menurut Sumarjo (1984: 54) unsur-unsur fiksi adalah plot,
karakter, tema, setting, suasana cerita, gaya cerita, dan sudut pandang
cerita. Esten (1987: 20) unsur instrinsik sastra meliputi alur, latar, pusat
pengisahan, penokohan, dan tema cerita. Menurut Depdikbud (1994: 8)
yang termasuk unsur intrinsik cerita yang perlu diajarkan siswa SMA
adalah tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.
Tema merupakan suatu pokok atau inti pembicaraan dalam sebuah
cerita. Menurut Sudjiman (1992:50) tema adalah gagasan, ide, atau
pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra itu. Tema biasanya
didukung oleh pelukisan latar, lakuan tokoh, bahkan tema menjadi faktor
mengikuti peristiwa-peristiwa di dalam suatu cerita.
Sudjiman menjelaskan bahwa struktur alur terdiri dari tiga bagian
yaitu:
1. Awal cerita, yang dibagi menjadi paparan (exposition),
rangsangan (inciting moment), dan gawatan (rising action).
2. Tengah cerita yang terdiri atas leraian tikaian (conflict), rumitan
(complication), dan klimaks.
3. Akhir cerita yang terdiri atas leraian (falling action), dan
selesaian (denonement).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Menurut Sudjiman (1992: 44) latar ada dua macam, yaitu latar
sosial dan latar material. Latar sosial mencakup penggambaran kepada
masyarakat, kelompok-kelompok sosial, adat kebiasaan, cara hidup, dan
bahasa. Adapun latar fisik adalah tempat di dalam wujud fisiknya, yaitu
bangunan dan tempat.
Menurut Ibrahim (1985: 525) menjelaskan bahwa setting atau latar
merupakan salah satu unsur yang terpenting dari struktur cerpen karena
memperlihatkan hubungan dengan unsur-unsur lainnya.
Titik pengisahan sering disebut dengan sudut pandang pencerita.
Sudut pandang tersebut meliputi sudut pandang orang pertama, orang
kedua, dan orang ketiga. Menurut Sutawijaya (1986: 255) bahwa dalam
menempatkan dirinya pengarang bisa sebagai orang pertama, orang
ketiga, dan sebagai pengamat.
Adapun menurut Tarigan dalam Ibrahim (1986: 527) menjelaskan bahwa
titik pengisahan (point of view) dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut :
1. Cerita yang diceritakan oleh tokoh utama. Tukang cerita ini tidak
dapat meresapi perasaan pelaku lain.
2. Seorang pencerita luaran dapat berkuasa meresapi pikiran dan
perasaan tokoh utama. Cara ini seorang pencerita sebagai orang
ketiga.
3. Seorang pencerita yang berada di luar cerita itu.
Menurut Esten (1978: 27) penokohan adalah cara dalam
menggambarkan dan mengembangkan tokoh-tokoh dalam sebuah cerita
rekaan. Penggambarannya tergantung oleh pengarang. Sudjiman (1992:
26) menjelaskan bahwa watak tokoh dapat digambarkan secara langsung
(analitik) dan secara tidak langsung (dramatik). Dari paparan diatas dapat
disimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik cerpen yang dipelajari siswa
SMA, khususnya adalah tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Karya sastra yang berbentuk cerpen, dapat dipahami dengan cara
analisis. Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur
intrinsik yang terdapat dalam suatu cerpen tersebut. Menurut I.G.A.K
Wardani dalam Firdaus (1986: 54) menjelaskan bahwa langkah-langkah
menganalisis karya sastra ada tiga bagian besar, yaitu :
1. Membaca keseluruhan cerita terlebih dahulu sehingga
memperoleh gambaran umum tentang isi bacaan. Bahan
bacaan / karya sastra dibaca kemudian isi yang terkandung
di dalam bacaan secara garis besar / secara umum akan
diperoleh. Isi yang telah diperoleh tersebut akan dijadikan
sebagai informasi pembaca.
2. Menganalisis isi bacaan sesuai dengan unsur-unsur intrinsik
yang akan diungkapkan. Bacaan yang telah dibaca
kemudian dianalisis dengan menjabarkan unsur-unsur
intrinsik yang terdapat di dalam bacaan. Unsur-unsur
intrinsik tersebut menurut Depdikbud (1994: 8) meliputi
tema, alur, latar, titik pengisahan dan penokohan.
3. Memberi pesan terhadap analisis. Setelah bacaan dianalisis
berdasarkan unsur-unsur intrinsik kemudian mencari pesan
yang terkandung di dalam isi bacaan.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran kooperatif diskusi dengan teknik bertukar pasangan
dan penugasan.
3. Langkah-langkah pembelajaran
No Kegiatan Alokasi
waktu
1 Kegiatan Pendahuluan
Siswa bersama dengan guru bertanya jawab mengenai
unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen Cinta
15 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Di Balik Belenggu Kasta.
2 Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru memberi cerpen Cinta Di Balik Belenggu
Kasta kemudian guru bersama dengan siswa
bertanya jawab mengenai unsur-unsur intrinsik.
Elaborasi
b. Siswa diberi lembar kerja 1 yang berisi teks
cerpen “ Pengakuan Dorna” dan soal esai.
c. Siswa dibagi dalam 2 kelompok untuk
berdiskusi.
d. Kelompok 1 terdiri dari kelompok anggrek dan
lavender
e. Kelompok 2 terdiri dari kelompok melati dan
mawar
f. Kelompok 1 dan 2 bertukar pasangan untuk
menganalisis cerpen
g. Kelompok anggrek bertukar pasangan dengan
kelompok melati.
h. Kelompok lavender bertukar pasangan dengan
kelompok mawar
i. Siswa saling berdiskusi mengenai unsur-unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen
“Pengakuan Dorna” dari hasil diskusi tersebut
diharapkan siswa dapat saling mengukuhkan
jawaban dan antara siswa satu dengan siswa
yang lain dapat saling memperkaya.
j. Siswa mengerjakan beberapa soal latihan
sebagai tugas individu.
Konfirmasi
65 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
4. Sumber Pembelajaran
Badudu, J.S. 1986. Sari Kesusastraan 2. Bandung : Pustaka Jaya.
Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung :
Angkasa.
Idris. 1989. Paket Pelajaran Bahasa Indonesia 2 untuk SMA. Jakarta : Balai
Pustaka.
Sudjiman, Panuti.1992. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
k. Bertukar pasangan.
Kelompok anggrek bertukar pasangan dengan
kelompok melati, kelompok lavender bertukar
pasangan dengan kelompok mawar.
l. Menanggapi diskusi.
Siswa yang telah bertukar pasangan saling
berdiskusi mengenai unsur-unsur intrinsik yang
terdapat di dalam cerpen”Pengakuan Dorna”
dan saling mengukuhkan jawaban.
Evaluasi
m. Siswa menganalisis cerpen “Kesaksian” dengan
mengerjakan soal esai.
3 Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa untuk merefleksikan materi yang
telah diterima.
Guru memberi salam.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Sumardjo, Jakub. 1984. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta : Gramedia.
Tarigan, Henry Guntur. 1991. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa.
5. Penilaian
Jenis penilaian teknis tes tertulis.
Bentuk tes tertulis
a. Analisislah cerpen dibawah ini berdasarkan unsur-unsurnya!
b. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Apa tema yang terdapat di dalam cerpen “Kesaksian” berikan penjelasan!
2. Jelaskan alur yang terdapat di dalam cerpen “Kesaksian”!
3. Jelaskan latar yang terdapat di dalam cerpen “Kesaksian”!
4. Bagaimana watak tokoh dalam cerpen “Kesaksian”? Jelaskan!
5. Jelaskan titik pengisahan yang terdapat dalam cerpen “Kesaksian”!
6. Adakah keterkaitan kelima unsur intrinsik dalam cerpen “Kesaksian”
dalam kehidupan sehari-hari? Beri penjelasan!
6. Pedoman Penilaian :
c. Penilaian Keaktifan siswa (terlampir)
d. Penilaian Kemampuan siswa
Esai
Total Skor 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Kriteria Penilaian
Tes Esai 1
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan tema yang terdapat
dalam cerpen “Pengakuan Dorna” beserta penjelasannya dengan baik
sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan tema yang terdapat
dalam cerpen” Pengakuan Dorna” beserta penjelasannya dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan tema yang terdapat
dalam cerpen” Pengakuan Dorna” beserta penjelasannya dengan cukup
baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan tema yang
terdapat dalam cerpen” Pengakuan Dorna” beserta penjelasannya.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan tema yang terdapat
dalam cerpen “ Pengakuan Dorna” beserta penjelasannya.
Tes Esai 2
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan dan menjelaskan alur
yang terdapat dalam cerpen “ Pengakuan Dorna” dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan dan menjelaskan alur
yang terdapat dalam cerpen “Pengakuan Dorna” dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan dan menjelaskan alur
yang terdapat dalam cerpen “ Pengakuan Dorna” dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan dan
menjelaskan alur yang terdapat dalam cerpen “Pengakuan Dorna”.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan dan menjelaskan alur
yang terdapat dalam cerpen “Pengakuan Dorna”.
Tes tertulis 3
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan latar dan suasana
yang terdapat dalam cerpen “Pengakuan Dorna” dengan baik sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan latar dan suasana
yang terdapat dalam cerpen “Pengakuan Dorna” dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan latar dan suasana
yang terdapat dalam cerpen “ Pengakuan Dorna” dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan latar dan
suasana yang terdapat dalam cerpen “ Pengakuan Dorna”.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan latar dan suasana yang
terdapat dalam cerpen “ Pengakuan Dorna”.
Tes tertulis 4
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menyebutkan watak masing-
masing tokoh cerpen “Pengakuan Dorna” dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menyebutkan watak masing-
masing tokoh cerpen “ Pengakuan Dorna” dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menyebutkan watak masing-
masing tokoh cerpen “Pengakuan Dorna” dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menyebutkan watak
masing-masing tokoh cerpen “Pengakuan Dorna”.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menyebutkan watak masing-masing
tokoh cerpen “Pengakuan Dorna”.
Tes tertulis 5
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menjelaskan titik pengisahan yang
terdapat dalam cerpen “Pengakuan Dorna” dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menjelaskan titik pengisahan yang
terdapat dalam cerpen “Pengakuan Dorna” dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menjelaskan titik pengisahan yang
terdapat dalam cerpen “ Pengakuan Dorna” dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menjelaskan titik
pengisahan yang terdapat dalam cerpen “Pengakuan Dorna” .
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menjelaskan titik pengisahan yang
terdapat dalam cerpen “Pengakuan Dorna”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Keterangan: Siswa mendapat skor tambahan (½) jika mempunyai jawaban yang
hampir sesuai dengan kunci jawaban.
Nilai = jumlah perolehan skor
skor maksimum = …30 x 100% = ⋯
Tes tertulis 6
a. Siswa mendapat skor 5 apabila mampu menjelaskan keterkaitan unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Pengakuan Dorna” dengan
kehidupan sehari-hari dengan baik sekali.
b. Siswa mendapat skor 4 apabila mampu menjelaskan keterkaitan unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Pengakuan Dorna” dengan
kehidupan sehari-hari dengan baik.
c. Siswa mendapat skor 3 apabila mampu menjelaskan keterkaitan unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Pengakuan Dorna” dengan
kehidupan sehari-hari dengan cukup baik.
d. Siswa mendapat skor 2 apabila kurang mampu menjelaskan keterkaitan
unsur intrinsik yang terdapat di dalan cerpen “Pengakuan Dorna” dengan
kehidupan sehari-hari.
e. Siswa mendapat skor 1 apabila gagal menjelaskan keterkaitan unsur
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen “Pengakuan Dorna” dengan
kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Silabus
Nama Sekolah : SMA Kristen Wonosobo Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X /1 Standar Kompetensi : Membaca
Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan cerpen Kompetensi
Dasar Materi
Pembelajaran Kegiatan
Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber/ Alat / Bahan
7.2 Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari.
Unsur-unsur intrinsik cerpen, struktur alur, langkah-langkah menganalisis cerpen.
1. Kegiatan Pendahuluan
Siswa bersama dengan guru bertanya jawab mengenai unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen Jathil Suminten.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru memberi cerpen Jathil
1. Siswa dapat menbedakan unsur-unsur intrinsik cerpen melalui tanya jawab dengan tepat.
A. Jenis Tagihan:
1. Tugas Kelompok
2. Tugas Individu
B. Bentuk Instrumen:
1. Tes essai
2 x 45 menit
Referensi Badudu, J.S.1986.Sari Kesusastraan 2.Bandung: Pustaka Jaya. Esten, Mursal. 1987.Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah.Bandung: Angkasa. Idris.1989. Paket Pelajaran Bahasa
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Suminten kemudian guru bersama dengan siswa bertanya jawab mengenai unsur-unsur intrinsik.
Elaborasi
b. Siswa diberi lembar kerja 1 yang berisi teks cerpen “Bulan Sepotong” dan soal esai.
c. Siswa dibagi dalam 2 kelompok untuk berdiskusi.
d. Kelompok 1 terdiri dari kelompok anggrek dan lavender.
e. Kelompok 2
2. Siswa dapat memberi contoh unsur-unsur intrinsik yang lain yang terdapat di dalam cerpen melalui diskusi dengan baik.
Indonesia 2 Untuk SMA.Jakarta: Balai Pustaka. Sudjiman, Panuti.1992. Memahami Cerita Rekaan.Jakarta: Pustaka Jaya. Sumardjo, Jakub.1984. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Tarigan, Henry Guntur.1991. Prinsip-prinsip Dasar Sastra.Bandung: Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
terdiri dari kelompok melati dan mawar.
f. Kelompok 1 dan 2 bertukar pasangan untuk menganalisis cerpen.
g. Kelompok anggrek bertukar pasangan dengan kelompok melati.
h. Kelompok lavender bertukar pasangan dengan kelompok mawar.
i. Siswa saling berdiskusi mengenai unsur-unsur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
intrinsik yang terdapat di dalam cerpen”Bulan Sepotong”, dari hasil diskusi tersebut diharapkan siswa dapat saling mengu-kuhkan jawaban dan antara siswa satu dengan siswa yang lain dapat saling memperkaya.
j. Siswa mengerjakan beberapa soal latihan sebagai tugas individu.
Konfirmasi
k. Bertukar Pasangan.
3. Siswa dapat menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Kelompok anggrek bertukar pasangan dengan kelompok melati, kelompok lavender bertukar pasangan dengan kelompok mawar.
l. Menanggapi diskusi Siswa yang telah bertukar pasangan saling berdiskusi mengenai unsur-unsur intrinsik yang terdapat di
dengan kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
dalam cerpen”Bulan Sepotong” dan saling mengukuhkan jawaban.
Evaluasi
m. Siswa menganalisis cerpen”Moral” dengan mengerjakan soal essai.
3. Kegiatan Penutup
Guru mengajak siswa untuk merefleksikan materi yang telah diterima.
Guru memberi salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
118 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
120 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
No. Nama
Aspek
Partisipasi siswa dalam
menyampaikan pendapat
Kemampuan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Keantusiasan siswa dalam
menyampaikan pendapat
Peranan siswa
selama diskusi
berlangsung
Reaksi siswa
selama diskusi
berlangsung
Skor Hasil
1. Abdiel Adi Kurniawan
2. Aji Setyawan
3. Atika Rizki Handayani
4. Awangga
Tria Wulanigara
5. Bangkit Kristiono
6. Christofer
Yuda Ariesta
7. Dany Dwi Riyadi
8. Davit Tri Wijaya
9. Edward Mahardika
10. Eko Sujarwo
11. Fran Margareta
12. Gilang Firmanto
13. Gloria
14. Julius Cesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
15. Lilin Ernalia
16. Nathan
17. Prilia
18. Rae Carolina
19. Renny
20. Rolania
21. Sindy Olifiana
22. Teguh Endra
23. Thyan
24. Tirza
25. Widia
26. Yanuarti
27. Yohana
28. Yohanes Adi
29. Yona Charis
30. Yuniarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Penilaian Kemampuan Siswa
Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen
No. Nama Siswa
Nomor soal Jumlah Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. Abdiel K.
2. Aji S.
3. Atika
4. Awangga
5. Bangkit
6. Christofer
7. Dany Dwi
8. David
9. Edward
10. Eko S.
11. Fran M.
12. Gilang F.
13. Gloria A.
14. Julius C.
15. Lilin E.
16. Nathan A.
17. Prilia D.
18. Roe C.
19. Renny D.
20. Rolania
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
21. Sindy
22. Teguh
23. Thyan J.
24. Tirza Y.
25. Widia
26. Yanuarti
27. Yohana
28. Yohanes
29. Yona C.
30. Yuniarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Foto sebagai dokumentasi dalam pelaksanaan siklus 2 yaitu sebagai berikut :
123 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Angket Manfaat
Terhadap Pemerolehan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/ Semester: X/ 1
Hari/ tanggal :
Petunjuk
1. Pada angket ini terdapat 15 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap
pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai
kamu pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-
benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan
kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap
pernyataan lain.
3. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-
petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban.
Terimakasih.
Keterangan Pilihan Jawaban :
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
No Pernyataan Pilihan Jawaban
1. Pembelajaran ini kurang menarik bagi saya. 1 2 3 4 5
2. Materi pembelajaran ini sulit untuk dipahami. 1 2 3 4 5
3. Pembelajaran ini tidak relevan dengan kebutuhan saya 1 2 3 4 5
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
sebab isinya tidak saya ketahui.
4. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini menambah
pengetahuan bagi saya. 1 2 3 4 5
5. Tugas-tugas latihan dalam pembelajaran ini terlalu sulit. 1 2 3 4 5
6. Sedikitpun saya tidak memahami materi pembelajaran ini. 1 2 3 4 5
7. Saya menjadi lebih tau bagaimana cara dalam memberikan
pendapat ketika diskusi. 1 2 3 4 5
8. Saya benar-benar senang mempelajari pembelajaran ini. 1 2 3 4 5
9. Dalam pembelajaran ini saya lebih menjadi seorang yang
memiliki antusias tinggi. 1 2 3 4 5
10. Dalam pembelajaran ini, saya dapat belajar diskusi dengan baik. 1 2 3 4 5
11. Metode yang digunakan guru membuat suasana menjadi
menyenangkan. 1 2 3 4 5
12. Guru benar-benar mengetahui bagaimana membuat kami menjadi
antusias terhadap materi pembelajaran. 1 2 3 4 5
13. Saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam pembelajaran ini. 1 2 3 4 5
14. Saya merasa bahwa dalam pembelajaran ini sangat memberikan
manfaat 1 2 3 4 5
15. Materi pembelajaran nantinya dapat saya terapkan dalam
kehidupan sehari-hari. 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Kunci Jawaban “Jathil Suminten”
1. Tema : penjajahan/ perang
(penulis) saya teringat akan peperangan/ penjajahan di desa Ngrayun, Jawa
Timur dan teringat dengan masa kecil bermain-main dengan Raseno yang
pemberani seperti seorang warok (tokoh anutan dalam tradisi kehidupan di
lingkungan paguyuban kesenian reog).
2. Alur : mundur (flashback).
3. Latar : desa Ngrayun.
4. Tokoh :
Raseno = ramah, baik hati selalu memberi motivasi, peka, mau menolong,
pemberani.
Mbok Sarinem = tua, penyakitan.
Yuk Ruminah = miskin.
Wak Mukhlis = miskin, tidak mau memberi makan pada anaknya.
5. Amanat : selalu ingat akan perjuangan orang-orang yang sudah meninggal.
6. Titik Pengisahan : sudut pandang orang 1 (saya) = pembaca.
Kunci Jawaban “ Bulan Sepotong”
1. Tema : kemanusiaan
karena mengisahkan tentang seorang pria ( Jaka) yang peduli terhadap
nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan demokrasi bahkan sampai
mengabaikan perasaan / cintanya sendiri dan mengorbankan perasaan
kekasihnya.
2. Alur mundur ( flashback) dan alur maju.
3. Taman : romantis, indah.
Kampus dan perpustakaan : ricuh, penuh emosi, khawatir.
Perumahan guru : sunyi, sepi, berantakan.
Pedalaman terpencil : sepi, sunyi, menyedihkan, pilu, penuh dengan
pengharapan yang tidak pasti.
Kampung, tempat tinggal orangtua Jaka dan Dara : cerah ceria, nyaman,
harmonis.
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Kota lain : anarkis, arogan.
4. Jaka : peduli, pemberani, setia, keras hati, teguh pendiriannya, adil,
memiliki sifat yang demokrasi.
Dara : setia, khawatir, mudah emosi, mudah luluh hatinya.
Kedua orangtua Jaka dan Dara : mau menerima, penyayang.
5. Sudut pandang orang kedua (tunggal) : Jaka, Dara.
Sudut pandang orang ketiga : kedua orangtua Jaka dan Dara (mereka).
6. Ada, dalam kehidupan sehari-hari percintaan seorang wanita dan pria
memang sering terjadi. Selain itu juga hal politik di negara Indonesia juga
sering terjadi di kalangan mahasiswa misalnya seperti demonstrasi yang
ditujukan kepada aparat hukum dan aparat negara untuk menuntut
pemerintahan yang kurang bersikap adil, kurang demokrasi, dan kurang
peduli terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang menyangkut kehidupan
masyarakat kecil.
Kunci Jawaban “Moral”
1. Tema : kekerasan.
2. Alur : maju.
3. Latar :
sudut jalan =
sekolah = tidak teratur
gudang tua = kotor
4. Tokoh dan watak :
Moral = tidak mudah menerima keadaan, pasrah.
Ratusan pelajar berseragam putih abu-abu = arogan.
Seorang pelajar berambut cepak = menghiba
Copet = suka mengambil barang milik orang lain.
Seorang ibu = khawatir, suka meminta pertolongan.
Beberapa orang = panik
Seorang bertampang manager dengan dasi
Seorang mahasiswi = tidak tahu keadaan / polos
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Puluhan pelajar = suka tawuran
Guru-guru = tidak peduli
Satpam
Seorang nasabah
Seorang polisi
Preman
Seorang ibu hamil tua
Tiga orang lelaki kekar = pembunuh
5. Titik Pengisahan / sudut pandang = orang kedua pelaku utama ( Moral).
6. Keterkaitan kelima unsur intrinsik dalam cerpen dalam kehidupan sehari-
hari yaitu pada kenyataannya sekarang ini masih banyak terjadi kekerasan
di dalam lingkungan kehidupan kita baik itu tawuran di kalangan para
pelajar, korupsi, ketidakpedulian orang-orang kepada orang lain (tingkat
solidaritas dan kepekaan sosial jarang ditemui), serta tingkat kriminalisme
masih banyak dijumpai di lingkungan masyarakat seperti premanisme,
pembunuhan, pencopetan.
Kunci Jawaban “ Cinta Di Balik Belenggu Kasta”
1. Tema : Kasih Sayang
Menceritakan tentang pernikahan anatara Dayu Made dengan Jagra yang
tidak disetujui oleh Ratu Niang, ibu dari Dayu Made. Hingga sampai pada
akhirnya pernikahan yang tidak disetujui itu melahirkan seorang putri
yang telah beranjak remaja, putri tersebut bernama Ni Luh Latri. Pada
suatu ketika Ni Luh Latri ingin sekali bertemu dengan neneknya yang
bernama Ratu Niang karena ia sangat merindukannya. Kemarahannya
yang didasari rasa cinta itulah yang akhirnya membuat Dayu Made mau
mengantarkan putrinya untuk mengunjungi neneknya, Ratu Niang.
Namun betapa kagetnya mereka karena ternyata di sana banyak orang
yang berpakaian adat, ada yang membelah bambu dan membuat tali dari
kulit bambu muda. Ternyata Ratu Niang sudah meninggal sebelum
bertemu mereka. Akhirnya mereka saling berpelukan, meminta maaf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
kepada jenazah Ratu Niang, dan mendoakan kepergiannya dengan penuh
kekhusyukan.
2. Alur : Maju
3. Latar : sebuah gria kediaman kasta brahmana, kamar Ratu Niang
4. Tokoh :
Dayu Made = berani
Ni Luh Latri = penyayang
Ratu Niang = keras kepala
Beberapa orang yang berpakaian adat = mau membantu, simpatik
5. Titik Pengisahan : sudut pandang orang kedua pelaku utama.
6. Keterkaitan dengan kehidupan sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari diperlukan sikap saling memaafkan, saling
memberi cinta kasih dan sayang, serta peduli terhadap penderitaan/
musibah yang sedang dialami oleh orang lain.
Kunci Jawaban “ Pengakuan Dorna”
1. Tema : penyesalan
2. Alur : maju
3. Latar : rumah, padepokan cokro kembang
4. Tokoh :
Pak Purnanto = suka korupsi, mau mengakui kesalahan
Istri Pak Purnanto = khawatir, peka, sangat memperhatikan keadaan
keluarga
Harjito = suka memanfaatkan orang lain yang sedang berkesusahan.
Ki Sumo Prahoro = pembohong
Otong = cengeng
Ayah mertua Purnanto = bijaksana, suka memberi pengertian dan
pengarahan
5. Titik Pengisahan : sudut pandang orang kedua pelaku utama
6. Keterkaitan dalam kehidupan sehari-hari :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang kurang jujur
dalam membantu sesama, korupsi masih terjadi dimana-mana, namun
disisi lain masih ada pula orang yang mau memperhatikan
keharmonisan sebuah keluarga dan mau memberi masukan,
pengarahan, serta pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan.
Kunci Jawaban “ Kesaksian “
1. Tema : Kehidupan.
2. Alur : maju dan mundur.
3. Latar : pengadilan.
4. Tokoh :
Suami = tidak mau menerima dirinya sendiri, pembohong, suka menuduh.
Istri = menerima apa adanya.
Pak dokter = jujur
Pak Hakim = bijaksana
5. Titik Pengisahan: sudut pandang orang II.
6. Amanat : Hidup itu memiliki makna.
Keterkaitan cerpen dengan kehidupan sehari-hari yaitu pada kenyataannya
sering terjadi percekcokan di lingkungan keluarga antara suami dengan
istri karena perbedaan pendapat dan tidak ada rasa saling mengalah dan
kejujuran dengan pasangan hidupnya sehingga pemecahan dapat dicapai di
depan pengadilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
BIODATA
Rosalia Sri Nurhayati lahir di Wonosobo 7 Oktober 1988.
Merupakan anak bungsu dari pasangan Bapak Yulius
Ngadimin dan Ibu Theresia Jumini. Mengawali sekolah
Formal di Taman kanak-kanak PIUS Wonosobo tahun
1995. Setelah itu melanjutkan Sekolah Dasar di SD PIUS
Wonosobo, lulus tahun 2001. Pendidikan tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) ditempuh di SMP Negri 2 Wonosobo lulus tahun
2004. Kemudian, melanjutkan di SMA Negri 1 Wonosobo lulus tahun 2007. Pada
Tahun 2007 melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diakhiri
dengan menulis skripsi yang berjudul “Penggunaan Metode Pembelajaran
Kooperatif Dengan Teknik Bertukar Pasangan Untuk Meningkatkan Keaktifan
Dan Kemampuan Siswa Dalam Memahami Unsur Intrinsik Cerpen Kelas X2
SMA KRISTEN Wonosobo Tahun Ajaran 2011/2012”.
130 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI