Post on 03-Feb-2018
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Keuangan
PETUNJUK PELAKSANAANPERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER
UNTUK PEMERINTAH DAERAH
LAMPIRAN 2
SURAT EDARANNOMOR : 270/M.PPN/11/2012
NOMOR : SE-33/MK.02/2012NOMOR : 050/4379A/SJ
NOMOR : SE 46/MPP-PA/11/2012
TENTANG
STRATEGI NASIONAL PercePatan Pengarusutamaan gender (Pug)
MELALUI Perencanaan dan Penganggaran yang resPonsif gender (PPrg)
PETUNJUK PELAKSANAANPERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER
UNTUK PEMERINTAH DAERAH
LAMPIRAN 2
SURAT EDARANNOMOR : 270/M.PPN/11/2012
NOMOR : SE-33/MK.02/2012NOMOR : 050/4379A/SJ
NOMOR : SE 46/MPP-PA/11/2012
TENTANG
STRATEGI NASIONAL PercePatan Pengarusutamaan gender (Pug)
MELALUI Perencanaan dan Penganggaran yang resPonsif gender (PPrg)
REPUBLIK INDONESIA
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Keuangan
ii
Surat Edaran Bersama tentang Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) Melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG).
Lampiran 2 Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender untuk Pemerintah Daerah
©2012 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Diterbitkan oleh:Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Tim Penyusun:Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ 1. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS);Kementerian Keuangan;2. Kementerian Dalam Negeri.3. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;4.
Mitra Pendukung:1. The Asia Foundation 2. Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO)
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
iii
iv
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
v
vi
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
vii
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tahapan Penyusunan dan Penetapan APBD ........................... 6
Tabel 2.2. Matrik Gender Analysis Pathway .............................................. 13
Tabel 2.3. Keterkaitan GAP dan GBS .......................................................... 14
Tabel 2.4. Format Gender Budget Statement dan Cara Penyusunannya 17
Tabel 3.1. Implementasi GAP dalam Struktur RPJMD ............................. 21
Tabel 3.2. Integrasi Gender dalam Dokumen Renstra SKPD ................. 26
Tabel 3.3. Integrasi Gender dalam Dokumen RKPD ................................ 31
Tabel 3.4. Integrasi Gender dalam Dokumen Renja SKPD ..................... 34
Tabel 3.5. Integrasi Gender dalam Dokumen KUA-PPAS ........................ 36
Tabel 3.6. Integrasi Gender dalam Dokumen RKA/DPA SKPD .............. 39
Tabel 3.7. Peran Kelembagaan PUG dalam Penyusunan PPRG.............. 41
Tabel 4.1. Indikator Pengendalian dan Evaluasi PPRG di Daerah ......... 45
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1. Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan Daerah ...................................................................................... 5
Diagram 3.1. Penyusunan Rancangan Awal RPJMD Kabupaten/Kota 20
Diagram 3.2. Alur Penyusunan Renstra SKPD ........................................ 25
Diagram 3.3. Penyusunan Rancangan Awal RKPD Kabupaten/Kota .. 30
Diagram 4.1. Prosedur Pengendalian dan Evaluasi ................................ 51
Diagram 4.2. Alur Pelaporan Hasil Pengendalian dan Evaluasi ........... 52
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
ix
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Analisis Gender : Identifikasi secara sistematis tentang isu-isu gender yang disebabkan karena adanya pembedaan peran serta hubungan sosial antara perempuan dan laki-laki. Analisis gender perlu dilakukan, karena pembedaan-pembedaan ini bukan hanya menyebabkan adanya pembedaan diantara keduanya dalam pengalaman, kebutuhan, pengetahuan, perhatian, tetapi juga berimplikasi pada pembedaan antara keduanya dalam memperoleh akses dan manfaat dari hasil pembangunan, berpartisipasi dalam pembangunan serta penguasaan terhadap sumberdaya pembangunan.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
: Rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
: Rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan ditetapkan dengan Undang-Undang.
Anggaran Responsif Gender (ARG)
: Anggaran yang merespon kebutuhan, permasalahan, aspirasi dan pengalaman perempuan dan laki-laki yang tujuannya untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
: Unsur perencana penyelenggaraan pemerintahan yang melaksanakan tugas dan mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.
x
Badan Perwakilan Desa (BPD)
: Lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. BPD merupakan salah satu unsur pemerintah desa selain Kepala Desa, BPD mempunyai 4 (empat) fungsi: (1) mengayomi adat istiadat; (2) membuat peraturan desa; (3) menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat; serta (4) melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa.
Bersifat Indikatif : Data dan informasi, baik tentang sumber daya yang diperlukan maupun keluaran dan dampak yang tercantum di dalam dokumen rencana, hanya merupakan indikasi yang hendak dicapai dan tidak kaku.
Bias Gender : Suatu pandangan yang membedakan peran, kedudukan, hak serta tanggung jawab perempuan dan laki-laki dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan pembangunan serta memihak kepada salah satu jenis kelamin.
Data Terpilah : Data terpilah menurut jenis kelamin, status dan kondisi perempuan dan laki-laki di seluruh bidang pembangunan yang meliputi kesehatan, pendidikan, ekonomi dan ketenagakerjaan, bidang politik dan pengambilan keputusan, bidang hukum dan sosial budaya dan kekerasan.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
: Lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)
: Dinas yang bertugas melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah yang menjadi kewenangan daerah.
Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA SKPD)
: Dokumen yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh Kepala SKPD sebagai pengguna anggaran.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
xi
Focal Point Pengarusutamaan Gender (Focal Point PUG)
: Individu-individu yang telah sensitif gender yang berasal dari instansi/lembaga/organisasi/unit organisasi yang mampu melaksanakan pengarusutamaan gender ke dalam setiap kebijakan, program, proyek dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan di wilayah masing-masing.
Forum SKPD provinsi dan kabupaten/kota
: Wahana antar pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD provinsi dan kabupaten/kota.
Gender : Perbedaan sifat, peranan, fungsi, dan status antara perempuan dan laki-laki yang bukan berdasarkan pada perbedaan biologis, tetapi berdasarkan relasi sosial budaya yang dipengaruhi oleh struktur masyarakat yang lebih luas. Jadi, gender merupakan konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
Gender Analysis Pathway (GAP)
: Disebut juga alur kerja analisis gender, merupakan model/alat analisis gender yang dikembangkan oleh Bappenas bekerjasama dengan Canadian International Development Agency (CIDA), dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA) untuk membantu para perencana melakukan pengarusutamaan gender.
Gender Budget Statement (GBS)
: Pernyataan anggaran responsif gender atau Lembar Anggaran Responsif Gender adalah dokumen pertanggungjawaban spesifik gender yang disusun pemerintah yang menunjukkan kesediaan instansi untuk melakukan kegiatan berdasarkan kesetaraan gender dan mengalokasikan anggaran untuk kegiatan-kegiatan tersebut.
xii
Gender Empowerment Measure (GEM)
: Disebut juga Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) adalah indikator yang dikembangkan oleh UNDP yang bertujuan untuk mengukur kemajuan perempuan terutama partisipasi dalam forum-forum politik dan ekonomi. GEM menganalisa sejauh mana perempuan dan laki-laki dapat berpartisipasi dalam dunia politik dan ekonomi dan mengambil bagian dalam pengambilan keputusan.
Gender-related Development Index (GDI)
: Disebut juga Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah indikator yang dikembangkan oleh UNDP yang lebih menaruh perhatian pada penggunaan kapabilitas dan pemanfaatannya dalam kesempatan-kesempatan dalam hidup. GDI mengukur pencapaian dimensi dan variabel yang sama dengan HDI (Human Development Index), namun menangkap ketidakadilan dalam hal pencapaian antara perempuan dan laki-laki.
Hasil (outcome) : Segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI)
: Organisasi profesi bidan di Indonesia.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
: Organisasi profesi kedokteran di Indonesia.
Indikator Kinerja : Instrumen untuk mengukur kinerja, yaitu alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat capaian kinerja suatu program atau kegiatan. Untuk mengukur output pada tingkat Kegiatan digunakan instrumen Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), sedangkan untuk mengukur hasil pada tingkat Program digunakan instrumen Indikator Kinerja Utama (IKU).
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
xiii
Isu Gender : Suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan perempuan dan laki-laki atau ketimpangan gender. Kondisi ketimpangan gender ini diperoleh dengan membandingkan kondisi yang dicita-citakan (kondisi normatif) dengan kondisi gender sebagaimana adanya (kondisi subyektif).
Isu-isu Strategis : Kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan daerah karena dampaknya yang signifikan bagi daerah dengan karakteristik bersifat penting, mendasar, mendesak, berjangka panjang, dan menentukan tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah dimasa yang akan datang.
Keadilan Gender (gender equity)
: Perlakuan adil bagi perempuan dan laki-laki dalam keseluruhan proses kebijakan pembangunan nasional, yaitu dengan mempertimbangkan pengalaman, kebutuhan, kesulitan, hambatan sebagai perempuan dan sebagai laki-laki untuk mendapat akses dan manfaat dari usaha-usaha pembangunan; untuk ikut berpartisipasi dalam mengambil keputusan (seperti yang berkaitan dengan kebutuhan, aspirasi) serta dalam memperoleh penguasaan (kontrol) terhadap sumberdaya seperti dalam mendapatkan/penguasaan keterampilan, informasi, pengetahuan, kredir dan lain-lain
Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
: Dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun.
Kebijakan/Program Responsif Gender
: Kebijakan/program yang responsif gender berfokus kepada aspek yang memperhatikan kondisi kesenjangan dan kepada upaya mengangkat isu ketertinggalan dari salah satu jenis kelamin.
xiv
Kegiatan : Bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut, sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk barang/jasa.
Kegiatan Prioritas : Kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai secara langsung sasaran program prioritas.
Keluaran (output) : Barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan, yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
: Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Provinsi, Bupati dan Wakil Bupati untuk Kabupaten, Walikota dan Wakil Walikota untuk Kota.
Kerangka Acuan Kerja (KAK) / Term of Reference (TOR)
: KAK merupakan gambaran umum dan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Negara/Lembaga. Dalam KAK tercakup latar belakang, maksud dan tujuan, indikator keluaran dan keluaran, cara pelaksanaan kegiatan, pelaksana dan penanggungjawab kegiatan, jadwal kegiatan, dan biaya kegiatan.
Kerangka Anggaran
: Rencana kegiatan pengadaan barang maupun jasa yang akan didanai APBD untuk mencapai tujuan pembangunan daerah.
Kerangka Pendanaan
: Program dan kegiatan yang disusun untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari anggaran pemerintah/daerah, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
xv
Kerangka Regulasi : Sekumpulan pengaturan yang diterbitkan oleh pemerintah daerah dalam bentuk perundang-undangan untuk mencapai sasaran hasil pembangunan, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh.
Kesenjangan Gender (gender gap)
: Ketidakseimbangan atau perbedaan kesempatan, akses, partisipasi, kontrol dan manfaat antara perempuan dan laki-laki yang dapat terjadi dalam proses pembangunan.
Kesetaraan Gender (gender equality)
: Kesamaan kondisi dan posisi bagi perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu ber-peran dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, pertahanan, keamanan nasional dan kesamaan dalam menikmati hasil yang dampaknya seimbang.
Kinerja : Prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas terukur.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
: Salah satu lembaga kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah desa untuk mengelola, merencanakan dan melaksanakan pembangunan dengan menggali swadaya gotong royong masyarakat desa.
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
: Organisasi non pemerintah yang berorientasi pada pemberdayaan masyarakat.
Millenium Development Goals (MDG’s)
: Disebut juga Tujuan Pembangunan Milenium adalah hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, dan mencakup delapan sasaran untuk dicapai pada 2015, yaitu: (1) mengakhiri kemiskinan dan kelaparan, (2) pendidikan universal, (3) kesetaraan gender, (4) kesehatan anak, (5) kesehatan ibu, (6) , penanggulangan HIV/AIDS, (7) kelestarian lingkungan, dan (8) kemitraan global.
xvi
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
: Forum antar pemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan.
Netral Gender : Kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang tidak memihak kepada salah satu jenis kelamin.
Pemangku Kepentingan
: Pihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah antara lain unsur DPRD provinsi dan kabupaten/kota, TNI, POLRI, Kejaksaan, akademisi, LSM/Ormas, tokoh masyarakat provinsi dan kabupaten/kota/desa, pengusaha/investor, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pemerintahan desa, dan kelurahan serta keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan termajinalkan.
Pembangunan Daerah
: Pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia.
Pengarusutamaan Gender (PUG)
: Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.
Perencanaan : Suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
xvii
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG)
: Instrumen untuk mengatasi adanya perbedaan atau kesenjangan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pembangunan bagi perempuan dan laki-laki dengan tujuan untuk mewujudkan anggaran yang lebih berkeadilan.
Perencanaan yang Responsif Gender
: Perencanaan yang dibuat oleh seluruh lembaga pemerintah, organisasi profesi, masyarakat dan lainnya yang disusun dengan mempertimbangkan empat aspek seperti: peran, akses, manfaat dan kontrol yang dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-laki. Artinya adalah bahwa perencanaan tersebut perlu mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan dan permasalahan pihak perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunannya maupun dalam pelaksanaan kegiatan.
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)
: Pendekatan dalam sistem penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan kinerja yang diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja tersebut.
Perencanaan Pembangunan Daerah
: Suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/ daerah dalam jangka waktu tertentu.
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
: Rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan RKA SKPD sebelum disepakati dengan DPRD.
Problem Base Approach (PROBA)
: Teknik analisis yang dikembangkan melalui kerja sama antara Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, dan UNFPA, dengan pendekatan yang berbasis masalah.
xviii
Program : Bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD atau masyarakat, yang dikoordinasikan oleh peme-rintah daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah.
Rencana Kerja : Dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran.
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA SKPD)
: Dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
: Dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pem-bangunan tahunan daerah.
Rencana Kerja SKPD (Renja SKPD)
: Dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
: Dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
: Dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
: Dokumen perencanaan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
: Dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
xix
Rencana Strategis SKPD (Renstra SKPD)
: Dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun.
Responsif Gender : Perhatian dan kepedulian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaan-perbedaan perempuan dan laki-laki di dalam masyarakat yang disertai upaya menghapus hambatan-hambatan struktural dan kultural dalam mencapai kesetaraan gender.
Sasaran : Target atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
: Perangkat daerah pada pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.
Sensitif Gender : Kemampuan dan kepekaan seseorang dalam melihat dan menilai hasil-hasil pembangunan serta relasi antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan masyarakat.
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
: Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Statistik Gender : Kumpulan data dan informasi terpilah menurut jenis kelamin yang memperlihatkan realitas kehidupan perempuan dan laki-laki yang mengandung isu gender. Statistik gender biasanya dipakai dalam konteks kebijakan, dengan tujuan untuk (1) melihat adanya ketimpangan gender secara komprehensif; (2) membuka wawasan para penentu kebijakan atau perencana tentang kemungkinan adanya isu gender dan; (3) bermanfaat untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan/program yang responsif gender.
xx
SWOT Analysis : Suatu metode analisis yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi secara internal faktor kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) dan secara eksternal mengenai peluang (opportunities) dan ancaman (threats), untuk menyusun program aksi sebagai tindakan dalam mencapai sasaran dan tujuan dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)
: Tim yang dibentuk dengan keputusan kepala daerah dan dipimpin oleh sekretaris daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksana-kan kebijakan kepala daerah dalam rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, DPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar BelakangI. Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan strategi yang dibangun
untuk mengintegrasikan perpektif gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan. Pelaksanaan integrasi PUG ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran di tingkat pusat dan daerah diharapkan dapat mendorong pengalokasian sumber daya pembangunan menjadi lebih efektif, dapat dipertanggungjawabkan, dan adil dalam memberikan manfaat pembangunan bagi seluruh penduduk Indonesia, baik perempuan maupun laki-laki.
Pelaksanaan PUG harus terefleksikan dalam proses penyusunan kebijakan yang menjadi acuan perencanaan dan penganggaran untuk menjamin program dan kegiatan yang dibuat oleh seluruh lembaga pemerintah baik pusat maupun daerah menjadi responsif gender. Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) merupakan perencanaan yang disusun dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu: akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat yang dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-laki. Hal ini berarti bahwa perencanaan dan penganggaran tersebut mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan dan permasalahan pihak perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunan maupun dalam pelaksanaan kegiatan.
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender bukanlah suatu proses yang terpisah dari sistem yang sudah ada, dan bukan pula penyusunan rencana dan anggaran khusus untuk perempuan yang terpisah dari laki-laki. Di samping itu penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender bukanlah tujuan akhir, melainkan merupakan sebuah kerangka kerja atau alat analisis untuk mewujudkan keadilan dalam penerimaan manfaat pembangunan.
2
PUG adalah salah satu dari 3 (tiga) strategi nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014 pada Buku II Bab I. RPJMN ini telah memuat kebijakan PUG dalam sistem perencanaan dan penganggaran, menggunakan data terpilah dalam analisis, memuat indikator gender, dan menyusun sasaran pembangunan responsif gender. Dalam konteks daerah, penggunaan analisis gender sebelum penyusunan perencanaan pembangunan juga telah diamanatkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah pasal 33 ayat 3.
Secara spesifik, PPRG juga merupakan bentuk implementasi dari Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) yang menjadi filosofi dasar sistem penganggaran di Indonesia di mana pengelolaan anggaran memperhitungkan komponen gender pada input, output, dan outcome pada perencanaan dan penganggaran, serta mengintegrasikan indikator keadilan (equity) sebagai indikator kinerja, setelah pertimbangan ekonomi, efisiensi, dan efektivitas. Dengan demikian, Anggaran Responsif Gender (ARG) menguatkan secara signifikan kerangka penganggaran berbasis kinerja menjadi lebih berkeadilan.
Dalam rangka melakukan percepatan pelaksanaan PPRG ini, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA) telah mengeluarkan Peraturan Bersama mengenai Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG). Strategi nasional ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Bersama Bappenas, Kemendagri, Kemenkeu, dan KPP&PA tentang Petunjuk Pelaksanaan PUG melalui PPRG di Daerah.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
3
Peraturan Perundang-Undangan dan Kebijakan TerkaitII. Beberapa peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang terkait
dengan PPRG adalah sebagai berikut:
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan 1. Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskiriminasi Terhadap Wanita (Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination Against Women);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan 2. Negara;
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem 3. Perencanaan Pembangunan Nasional;
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan 4. Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian 5. Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun tahun 2007 tentang 6. Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, 7. Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah;
Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana 8. Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014;
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan 9. Gender dalam Pembangunan Nasional;
Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan 10. Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010;
Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program 11. Pembangunan yang Berkeadilan;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang 12. Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
4
13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang 13. Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang 14. Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang 15. Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011 Tentang 16. Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Di Daerah;
TujuanIII. Memberi rujukan untuk pelaksanaan Percepatan PUG melalui 1. PPRG di daerah agar lebih terarah, sistematis, dan sinergis di tingkat daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota);
Menjadi pedoman dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan 2. PPRG di daerah yang dilaksanakan oleh Bappenas, Kemendagri dan KPP&PA.
SasaranIV. Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten 1. dan Pemerintahan Kota dalam menyusun dan merencanakan anggaran yang responsif gender;
Pemerintahan Daerah Provinsi, Pemerintahan Daerah Kabupaten 2. dan Pemerintahan Kota dalam melakukan pengendalian dan evaluasi perencanaan dan penganggaran daerah.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
5
BAB II
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER
Siklus Perencanaan dan Penganggaran DaerahI. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara merupakan dasar dari sinkronisasi siklus perencanaan dan penganggaran pusat dan daerah sebagaimana dijelaskan melalui diagram 2.1 dibawah ini.
Diagram 2.1. Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Pusat dan Daerah
RENSTRA KL
RENJA KL RKA-KL RINCIAN APBN
APBNRAPBNRKPRPJM NASIONAL
RPJP NASIONAL
RPJM DAERAH
RPJP DAERAH
RKPD APBDRAPBD
RENSTRA SKPD
RENJA SKPD
RKA-SKPD
PENJABARAN APBD
PedomanPedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman
Pedoman Pedoman
Pedoman
PedomanPedoman
diacu
diacu
dijabarkan
dijabarkanPedoman
diperhatikan Diserasikan melalui MUSRENBANGDA
KUA
PPAS
PERENCANAAN PROGRAM PENGANGGARAN
Pemerintah
PusatPem
erintah Daerah
6
Dalam diagram di atas, dapat dilihat keterkaitan antara beberapa tingkatan perencanaan serta keterkaitan antara perencanaan dan penganggaran. Perencanaan terkait dengan penentuan prioritas tindakan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan penganggaran menggambarkan bagaimana alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan pembangunan di daerah tidak terpisah dari perencanaan pembangunan di tingkat nasional, sebagaimana disebutkan dalam PP Nomor 8 Tahun 2008 pasal 2 ayat 1.
Berikut ini adalah proses perencanaan dan penganggaran di daerah beserta pelaku, tahapan dan waktu penyusunannya:
Tabel 2.1. Tahapan Penyusunan dan Penetapan APBD
No Tahapan Pelaku Output Waktu
Musrenbang Desa/Kelurahan
Komponen masyarakat (ketua RT/RW, kepala dusun, LPM, ketua adat, kelompok perempuan, kelompok pemuda, ormas, pengusaha, kelompok tani/nelayan, komite sekolah), kepala desa/lurah dan aparat desa/kelurahan, BPD, Camat dan aparat kecamatan, kepala Puskesmas, kepala sekolah, LSM
Usulan kegiatan desa/ kelurahan
Januari
Musrenbang Kecamatan
Delegasi kelurahan/desa (ter-dapat perwakilan perempuan), organisasi masyarakat di ting-kat kecamatan, Bappeda, per-wakilan SKPD, kepala cabang SKPD, kepala unit pelayanan di tingkat kecamatan, anggota DPRD dari daerah pemilihan kecamatan bersangkutan, camat dan aparat kecamatan bersangkutan, LSM, ahli/profesional (jika dibutuhkan)
Usulan kegiatan kecamatan
Februari
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
7
No Tahapan Pelaku Output Waktu
Forum SKPD Delegasi Kecamatan (terdapat perwakilan kelompok perempuan), organisasi sektoral (misal: Dewan Pendidikan untuk Forum Pendidikan, IDI dan IBI untuk Forum Kesehatan), Kepala SKPD, LSM dengan bidang kerja sesuai dengan fungsi SKPD, ahli/profesi
Renja SKPD Maret
Musrenbang RKPD kabupaten/kota
Delegasi musrenbangcam, delegasi Forum SKPD, DPKAD, DPRD, LSM yang bekerja di tingkat kota/kabupaten, perguruan tinggi, perwakilan Bappeda Provinsi, Tim Penyusun RKPD, Tim Penyusun Renja SKPD, Panitia/Tim Anggaran eksekutif maupun DPRD
Masukan terhadap dokumen RKPD
Maret
Pembahasan KUA dan PPAS
TAPD dan DPRD Dokumen KUA dan PPAS
Perte-ngahan Juni-akhir Juli
Penyusunan RKA SKPD
SKPD Dokumen RKA SKPD
Agustus
Penyusunan RAPBD (Kompilasi dari RKA)
TAPD Dokumen RAPBD
September- Oktober
Pembahasan RAPBD di DPRD
TAPD dan DPRD APBD Oktober-Desember
Evaluasi oleh Gubernur
Tim Evaluasi Gubernur APBD yang lolos evaluasi dan siap dibuat Perda
Perte-ngah-an Desem-ber
Penerbitan Perda APBD
Pemda dan DPRD Perda APBD
Akhir Desember
8
Siklus APBD terdiri dari empat tahapan, yaitu 1) tahap penyusunan yang terdiri dari perencanaan dan penganggaran, 2) tahap pembahasan dan penetapan, 3) tahap pelaksanaan, dan 4) tahap pertanggungjawaban APBD. Dari keseluruhan tahapan ini, tahap pertama dan kedua sangat menentukan bentuk atau profil APBD.
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender II. Perencanaan Responsif Gender (PRG) dilakukan untuk menjamin
keadilan dan kesetaraan bagi perempuan dan laki-laki dalam aspek akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat pembangunan. Perencanaan ini dibuat dengan mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan permasalahan dan pengalaman perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunannya maupun dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam konteks perencanaan daerah, PRG ini direfleksikan dalam dokumen RPJMD, RKPD, Renstra SKPD, dan Renja SKPD.
Perencanaan Responsif Gender diharapkan dapat menghasilkan Anggaran Responsif Gender (ARG), di mana kebijakan pengalokasian anggaran disusun untuk mengakomodasi kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. ARG ini direfleksikan dalam dokumen KUA-PPAS, RKA SKPD dan DPA SKPD.
Dengan mengimplementasikan PRG dan ARG diharapkan perencanaan dan penganggaran daerah dapat:
Lebih efektif dan efisien. 1.
Pada analisis situasi/analisis gender dilakukan pemetaan peran perempuan dan laki-laki, kondisi perempuan dan laki-laki, kebutuhan perempuan dan laki-laki serta permasalahan perempuan dan laki-laki. Dengan demikian analisis gender akan mengurai dan memberikan jawaban yang lebih tepat untuk memenuhi kebutuhan perempuan dan laki-laki dalam penetapan program/kegiatan dan anggaran, menetapkan kegiatan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi kesenjangan gender, dan siapa yang sebaiknya dijadikan target sasaran dari sebuah program/kegiatan, kapan dan bagaimana program/kegiatan akan dilakukan.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
9
Mengurangi kesenjangan tingkat penerima manfaat pembangunan. 2.
Dengan analisis situasi/analisis gender akan dapat meng-identifikasikan adanya perbedaan permasalahan dan kebutuhan antara perempuan dan laki-laki, sehingga dapat membantu para perencana maupun pelaksana untuk menemukan solusi dan sasaran yang tepat dalam rangka menjawab permasalahan dan kebutuhan yang berbeda.
Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan PRG dan ARG yaitu:
Syarat utama untuk melaksanakan PRG dan ARG adalah kemauan 1. politik dan komitmen dari pembuat kebijakan publik;Penerapan PRG dan ARG fokus pada program dan kebijakan dalam 2. rangka:
Penugasan prioritas pembangunan Daerah yang mendukung a. prioritas Pembangunan Nasional dan pencapaian MDG’s;Pelayanan kepada masyarakat (b. service delivery) berdasarkan pencapaian SPM; dan/atau;Pencapaian visi dan misi pembangunan daerah.c.
PRG dan ARG merupakan penyusunan perencanaan dan anggaran 3. guna menjawab secara adil kebutuhan setiap warga negara, baik perempuan maupun laki-laki (keadilan dan kesetaraan gender). PRG dan ARG bukan fokus pada perencanaan dan penyediaan anggaran 4. dengan jumlah tertentu untuk pengarusutamaan gender saja, tapi lebih luas lagi, bagaimana perencanaan dan anggaran keseluruhan dapat memberikan manfaat yang adil untuk perempuan dan laki-laki. Prinsip tersebut mempunyai arti:
PRG dan ARG bukanlah program dan anggaran yang terpisah a. untuk perempuan dan laki-laki; PRG dan ARG sebagai pola anggaran yang akan menjembatani b. kesenjangan status, peran dan tanggungjawab antara perempuan dan laki-laki;
10
PRG dan ARG bukanlah dasar yang dapat dijadikan untuk meminta c. tambahan alokasi anggaran; PRG dan ARG tidak selalu berarti penambahan program dan d. anggaran yang dikhususkan untuk program perempuan; PRG dan ARG bukan berarti ada jumlah program dan alokasi dana e. 50% untuk perempuan dan 50% untuk laki-laki dalam setiap kegiatan; Peluang integrasi isu gender dapat tercermin dalam:f.
Proses perencanaan partisipatif di mana perempuan dan laki- ȃlaki terlibat dan menyampaikan aspirasi serta kebutuhan mereka secara aktif.
Dokumen perencanaan, baik secara tersurat maupun tersirat ȃdalam rumusan kondisi daerah, visi dan misi, isu strategis, sasaran, program atau kegiatan suatu SKPD yang berkomitmen untuk mengurangi kesenjangan gender.
Program dan kegiatan khusus pemberdayaan perempuan. ȃ
Indikator dan target yang terpilah. ȃ
Target dan indikator yang berfokus pada isu-isu terkait gender ȃtertentu.
Instrumen PPRG dalam Siklus Perencanaan dan Penganggaran III. DaerahPPRG dilakukan melalui analisis gender dan Penyusunan Gender
Budget Statement (GBS). Hasil analisis yang dilakukan dan GBS dijadikan acuan dalam menyusun seluruh dokumen perencanaan dan penganggaran.
A. Analisis Gender
Dalam melakukan proses perencanaan dan penganggaran agar responsif gender, yang pertama-tama harus dilakukan adalah menganalisis adanya isu kesenjangan gender dalam output kegiatan. Pada proses ini diperlukan piranti untuk melakukan analisis gender, seperti model:
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
11
Harvard, Moser, SWOT, PROBA, GAP, dan lain sebagainya. Tahap analisis gender dalam proses PPRG dapat menggunakan alat analisis Gender Analysis Pathway (GAP) sebagaimana yang ada dalam contoh. Dengan telah teridentifikasinya isu kesenjangan gender yang ada pada level output, informasi yang di dapat kemudian dimasukkan ke dalam dokumen GBS.
Analisis yang digunakan sebagai contoh dalam pedoman ini adalah Gender Analysis Pathway (GAP) yang meliputi sembilan langkah sebagai berikut:
Langkah 1 : Melaksanakan analisis tujuan dan sasaran kebijakan, program dan kegiatan/sub-kegiatan yang ada.
Langkah 2 : Menyajikan data terpilah menurut jenis kelamin dan usia. Hasil kajian, riset, dan evaluasi dapat digunakan sebagai pembuka wawasan untuk melihat apakah ada kesenjangan gender (baik data kualitatif maupun kuantitatif). Jika data terpilah tidak tersedia, dapat menggunakan data-data proksi dari sumber lainnya.
Langkah 3 : Identifikasi faktor-faktor penyebab kesenjangan berdasarkan: akses, yaitu identifikasi apakah kebijakan/program pembangunan telah memberikan ruang dan kesempatan yang adil bagi perempuan dan laki-laki;partisipasi, yaitu identifikasi apakah kebijakan atau program pembangunan melibatkan secara adil bagi perempuan dan laki-laki dalam menyuarakan kebutuhan, kendala, termasuk dalam pengambilan keputusan;kontrol, yaitu identifikasi apakah kebijakan/program memberikan kesempatan penguasaan yang sama kepada perempuan dan laki-laki untuk mengontrol sumberdaya pembangunanmanfaat, yaitu identifikasi apakah kebijakan/program memberikan manfaat yang adil bagi perempuan dan laki-laki
Langkah 4 : Menemu kenali sebab kesenjangan di internal lembaga (budaya organisasi) yang menyebabkan terjadinya isu gender.
12
Langkah 5 : Menemu kenali sebab kesenjangan di eksternal lembaga, yaitu di luar unit kerja pelaksana program, sektor lain, dan masyarakat/lingkungan target program.
Langkah 6 : Reformulasi tujuan kebijakan, program dan kegiatan/sub-kegiatan pembangunan menjadi responsif gender (bila tujuan yang ada saat ini belum responsif gender). Reformulasi ini harus menjawab kesenjangan dan penyebabnya yang diidentifikasi di langkah 3,4, dan 5.
Langkah 7 : Menyusun rencana aksi dan sasarannya dengan merujuk isu gender yang telah diidentifikasi dan rencana aksi tersebut merupakan rencana kegiatan/sub-kegiatan untuk mengatasi kesejangan gender.
Langkah 8 : Menetapkan base-line atau data dasar yang dipilih untuk mengukur suatu kemajuan atau progres pelaksanaan kebijakan atau program. Data dasar tersebut dapat diambil dari data pembuka wawasan yang relevan dan strategis untuk menjadi ukuran.
Langkah 9 : Menetapkan indikator kinerja (baik capaian output maupun outcome) yang mengatasi kesenjangan gender di langkah 3,4, dan 5.
Matrik yang digunakan dalam metode Gender Analysis Pathway (GAP) sebagaimana dalam tabel 2.2 dibawah ini.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
13
Tabe
l 2.2
.M
atri
k G
ende
r A
naly
sis
Path
way
(GA
P)
Lang
kah
1La
ngka
h 2
Lang
kah
3La
ngka
h 4
Lang
kah
5La
ngka
h 6
Lang
kah
7La
ngka
h 8
Lang
kah
9
Nam
a Ke
bija
kan/
Prog
ram
/Ke
giat
an
Data
Pe
mbu
ka
Waw
asan
Isu
Gend
erKe
bija
kan
dan
Renc
ana K
edep
anPe
nguk
uran
Has
il
Fakt
or
Kese
njan
gan
Seba
b
Kese
njan
gan
Inte
rnal
Seba
b Ke
senj
anga
n Ek
ster
nal
Refo
rmul
asi
Tuju
anRe
ncan
a Aks
iBa
sis D
ata
(Bas
e-lin
e)In
dika
tor
Kine
rja
Iden
tifik
asi d
an
tulis
kan
tuju
an
dari
Kebi
jaka
n/Pr
ogra
m/
Kegi
atan
Sajik
an d
ata
pem
buka
w
awas
an,
yang
terp
ilah
jeni
s kel
amin
da
n us
ia,
kuan
titat
if
dan
kual
itatif
Tem
u ke
nali
isu
gend
er d
i pro
ses
pere
ncan
aan
deng
an
mem
perh
atik
an
fakt
or-fa
ktor
ke
senj
anga
n
akse
s, pa
rtisi
pasi,
ko
ntro
l dan
m
anfa
at
(can
tum
kan
hany
a fa
ktor
ke
senj
anga
n ya
ng
rele
van)
.
Tem
u ke
nali
peny
ebab
fakt
or
kese
njan
gan
gend
er ya
ng
data
ng d
ari
inte
rnal
pe
laks
ana
prog
ram
.
Tem
u ke
nali
peny
ebab
fakt
or
kese
njan
gan
gend
er ya
ng
data
ng d
ari
lingk
unga
n ek
ster
nal
lem
baga
pad
a pr
oses
pe
laks
anaa
n pr
ogra
m.
Refo
rmul
asik
an
tuju
an ke
bija
kan
bila
tuju
an ya
ng
ada s
aat i
ni b
elum
re
spon
sif ge
nder
. Tu
juan
ini h
arus
m
enjaw
ab se
bab
kese
njan
gan
yang
di
iden
tifik
asi d
i la
ngka
h 3,
4, d
an
5.
Teta
pkan
re
ncan
a aks
i/ke
giat
an ya
ng
mer
ujuk
pad
a tu
juan
yang
re
spon
sif
gend
er u
ntuk
m
enga
tasi
kese
njan
gan
dan
peny
ebab
nya
yang
ada d
i la
ngka
h 3,
4,
dan
5.
Teta
pkan
ba
se-li
ne ya
ng
diam
bil d
ari
data
pem
buka
w
awas
an p
ada
lang
kah
2 ya
ng re
leva
n de
ngan
tuju
an
dan
dapa
t di
ukur
.
Teta
pkan
in
dika
tor
kine
rja (b
aik
capa
ian
outp
ut
mau
pun
outc
ome)
yang
m
enga
tasi
kese
njan
gan
gend
er d
i la
ngka
h 3,
4, d
an
5.
Cata
tan
:Im
plem
enta
si G
AP s
ebag
aim
ana
mat
riks
di a
tas
bisa
dile
takk
an s
ebag
ai p
ola
piki
r da
lam
pen
yusu
nan
suat
u do
kum
en k
ebija
kan,
ata
u a.
se
baga
i dok
umen
pen
dam
ping
suat
u re
ncan
a ke
bija
kan
atau
pro
gram
ata
u ke
giat
an te
rten
tu y
ang
dipi
lih se
suai
den
gan
prio
rita
s.GA
P di
ting
kat p
rogr
am d
apat
dila
kuka
n ap
abila
keg
iata
n-ke
giat
an y
ang
ada
dida
lam
nya
berd
asar
kan
kete
ntua
n Pe
rmen
dagr
i Nom
or 1
3 b.
Ta
hun
2006
mer
upak
an k
egia
tan
deng
an ci
ri d
an a
tau
loka
si y
ang
sam
a.Ap
abila
keg
iata
n-ke
giat
an d
alam
sebu
ah p
rogr
am sa
ngat
ber
agam
, ata
u sa
ngat
ban
yak,
ber
beda
ciri
dan
ata
u lo
kasi
mak
a an
alis
is g
ende
r c.
men
ggun
akan
GAP
ber
basi
s keg
iata
n.
14
B. Gender Budget Statement
Gender Budget Statement (GBS) adalah Pernyataan Anggaran Gender disebut juga dengan Lembar Anggaran Responsif Gender (Lembar ARG) merupakan dokumen akuntabilitas yang berperspektif gender dan disusun oleh lembaga pemerintah untuk menginformasikan suatu kegiatan telah responsif terhadap isu gender yang ada, dan apakah telah dialokasikan dana pada kegiatan bersangkutan untuk menangani permasalahan gender tersebut. GBS dalam proses penganggaran daerah disusun pada saat persiapan RKA SKPD.
Untuk menjaga konsistensi antara GAP dan GBS, perlu dikaitkan antara keduanya. Berikut adalah tabel yang menggambarkan keterkaitan antara GAP dan GBS sebagaimana berikut:
Tabel 2.3. Keterkaitan GAP dan GBS
Tahapan GAP GBS
Langkah 1 Kebijakan/program/kegiatan Program, kegiatan, IKK,output kegiatan
Langkah 2 Data pembuka wawasan Analisis situasi
Langkah 3 Faktor kesenjangan Analisis situasi
Langkah 4 Sebab kesenjangan internal Analisis situasi
Langkah 5 Sebab kesenjangan eksternal Analisis situasi
Langkah 6 Reformulasi tujuan Tujuan output/sub output
Langkah 7 Rencana aksi Rencana aksi (komponen-komponen yang berkontribusi pada kesetaraan gender)
Langkah 8 Data dasar (baseline) Dampak/hasil output kegiatan
Langkah 9 Indikator gender Dampak/hasil output kegiatan
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
15
Berikut adalah komponen dan cara pengisian GBS:
Program, Kegiatan, Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dan Output; 1. rumusannya sesuai hasil restrukturisasi program/kegiatan yang tercantum dalam dokumen perencanaan (RKA). Jika program yang dicantumkan merupakan program multiyears, maka GBS disusun cukup satu saja, tetapi setiap tahun dilakukan penyesuaian sesuai dengan capaian program.
Tujuan Output2. Kegiatan; merupakan rumusan dicapainya output;
Analisis situasi; berisi uraian ringkas yang menggambarkan 3. persoalan yang akan ditangani/dilaksanakan oleh kegiatan yang menghasilkan output. Analisis ini mencakup data pembuka wawasan, faktor kesenjangan, dan penyebab permasalahan kesenjangan gender, serta menerangkan bahwa output/sub output kegiatan yang akan dihasilkan mempunyai pengaruh kepada kelompok sasaran tertentu. Pengambilan butir-butir dari “langkah GAP” disusun dalam bentuk narasi yang singkat, padat dan mudah dipahami bagi yang membaca. Analisis ini juga menjelaskan isu gender pada sub output/komponen yang merupakan bagian/tahapan dalam pencapaian output. Isu gender dilihat dengan menggunakan aspek yaitu: akses, partisipasi, kontrol dan manfaat pada level sub-output/komponen;
Rencana aksi; terdiri atas sub-output/komponen input. Pilih sub-4. output/komponen input yang secara langsung mengubah kondisi kearah kesetaraan gender. Tidak semua sub-output/komponen input yang ada dicantumkan. Jika output tersebut mempunyai sub-output, bagian ini menerangkan tentang sub-output yang terdapat isu gendernya. Namun jika tidak mempunyai sub-output, maka bagian ini menerangkan komponen yang terdapat isu gendernya;
Besaran alokasi dana yang dibutuhkan untuk pencapaian output. 5. Hasil dari capaian N-1 menjadi data pembuka wawasan pada tahun N.
16
Dampak/hasil output kegiatan; merupakan dampak/hasil secara 6. luas dari pencapaian output kegiatan, dan dikaitkan dengan isu gender serta perbaikan ke arah kesetaraan gender yang telah diidentifikasi pada bagian analisis situasi;
Penanda tangan GBS adalah Kepala SKPD. 7.
Tabel 2.4 dibawah ini adalah format GBS untuk memastikan suatu kegiatan sudah responsif terhadap kebutuhan perempuan dan laki-laki.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
17
Tabel 2.4. Format Gender Budget Statement dan Cara Penyusunannya
PERNYATAAN ANGGARAN GENDER(GENDER BUDGET STATEMENT)
SKPD : (Nama SKPD)TAHUN ANGGARAN : (Tahun Anggaran)PROGRAM (Nama Program)KODE PROGRAM (Kode Program sesuai RKA SKPD)ANALISIS SITUASI
Data Pembuka Wawasan 1. (Data Pilah Gender).(Diambil dari GAP langkah 2)Isu dan Faktor Kesenjangan Gender2.
Faktor Kesenjangana. yaitu : (Diambil dari GAP Kolom 3)Penyebab Internalb. (Diambil dari GAP langkah 4)Penyebab c. Eksternal Kesenjangan Gender.(Diambil dari GAP langkah 5)
RENCANA TINDAK
Kegiatan 1 Rencana Aksi 1 diambil dari GAP kolom 7
Tujuan Sub Kegiatan Jika adaSumber daya (Input) Dana :
Panitia :Fasilitator/narasumber :Peserta :Sarana prasarana :
Output Rumusan •KinerjaIndikator •Kinerja
Sasaran
18
Kegiatan 2Tujuan Sub Kegiatan Jika adaSumber daya (Inputs)
Dana :Panitia :Fasilitator :Peserta :Sarana prasarana :
Output Rumusan •Kinerja: ...........Indikator •Kinerja:...........
Sasaran
ALOKASI SUMBER DAYA
Anggaran (Diisi sesuai dengan pagu anggaran pada PPAS)
SDM Panitia : Peserta :Narasumber : Fasilitator :Staf Pendukung :
Alat dan bahan
OUTPUTOUTCOMES Rumusan Kinerja :.............•
Indikator Kinerja:...............•
………, ………………..
KEPALA SKPD
NAMAPangkat/Gol
NIP
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
19
BAB III
PENERAPAN INSTRUMEN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
YANG RESPONSIF GENDER
Pengintegrasian Gender Dalam Dokumen PerencanaanI. Dalam melakukan integrasi gender, instrumen GAP digunakan untuk
penyusunan PRG (RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD). Sedangkan instrumen GBS digunakan untuk penyusunan ARG (KUA-PPAS, RKA dan DPA SKPD).
Integrasi Gender dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka A. Menengah Daerah (RPJMD)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dalam lampirannya menggambarkan tahapan penyusunan RPJMD sebagai berikut :
20
Diagram 3.1. Penyusunan Rancangan Awal RPJMD Kabupaten/Kota
Dari bagan alir Penyusunan Rancangan awal RPJMD tersebut dapat dilakukan integrasi gender dalam dokumen RPJMD yang diambil dari hasil analisis gender dengan menggunakan alat/metode GAP. Dalam hal ini GAP diintegrasikan sebagai pola pikir penyusunan dalam setiap struktur RPJMD sebagaimana tabel 3.1. di bawah ini.
Persiapan Penyusunan RPJMD Kab/
Kota
Pengolahan data dan informasi
VISI, MISI dan Program
KDH
Hasil evaluasi capaian RPJMD
Penelaahan RTRW Kab/
Kota & RTRW Kab/Kota lainnya
Analisis Gambaran
umum kondisi daerah kab/
kota
Analisis pengelolaan
keuangan daerah serta
kerangka pendanaan
Perumusan Permasalahan Pembangunan
Daerah Kabupaten/
Kota
Analisis isu-isu strategis
Pembangunan jangka menengah
Kab/Kota
Penelaahan RJPMN, RPJMD
Provinsi dan RPJMD kab/kota lainnya
Telaahan terhadap RPJPD Kabupaten/kota
Perumusan penjelasan
visi dan misi
Perumusan Tujuan dan
Sasaran
Perumusan Strategi dan
Arah Kebijakan
Perumusan Kebijakan umum
dan program pembangunan
daerah Kab/Kota
Perumusan Indikasi rencana
program prioritas yang
disertai kebutuhan pendanaan
Penetapan Indikator Kinerja
Daerah
Pembahasan dengan SKPD
kabupaten/kota
Pelaksanaan Forum Konsultasi
Publik
Pembahasan dengan DPRD utk
memperoleh masukan dan
sasaran
Penyelarasan Program Prioritas
dan Kebutuhan Pendanaan
Rancangan Awal RPJMDPendahuluan• Gambaran umum kondisi • daerahGambaran pengelolaan • keuangan daerah serta kerangka pendanaanAnalisis isu-isu strategis, • visi, misi, tujuan dan sasaranStrategi dan arah kebijakan• Kebijakan umum dan • program pembangunan daerahIndikasi rencana program • prioritas yang disertai kebutuhan pendanaanPenetapan Indikator Kinerja • DaerahPedoman transisi dan kaidah • pelaksanaan
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
21
Tabe
l 3.1
. Im
plem
enta
si G
AP
dala
m S
truk
tur R
PJM
D
Taha
pan
Peny
usun
an R
anca
ngan
Aw
al R
PJM
DSt
rukt
ur R
PJM
DLa
ngka
h In
tegr
asi G
ende
rGA
P(l
angk
ah 1
-9)
Peng
olah
an d
ata
dan
info
rmas
i : D
ata
dan
info
rmas
i per
enca
naan
pe
mba
ngun
an d
aera
h ha
rus d
ikom
pila
si se
cara
ters
truk
tur
berd
asar
kan
aspe
k w
ilaya
h da
n pe
ndud
uk, a
spek
kes
ejah
tera
an,
aspe
k pe
laya
nan
umum
, dan
asp
ek d
aya
sain
g da
erah
. Hal
ini
dila
kuka
n un
tuk
mem
udah
kan
peng
olah
an se
rta
anal
isis
seca
ra
sist
emat
is y
ang
digu
naka
n se
baga
i bah
an a
nalis
is g
una
mem
beri
kan
perk
emba
ngan
tent
ang
gam
bara
n ko
ndis
i um
um d
aera
h se
kura
ng-
kura
ngny
a 5
(lim
a) ta
hun
sebe
lum
nya.
Pend
ahul
uan
Mem
asuk
kan
regu
lasi
men
gena
i PU
G da
lam
Das
ar H
ukum
pe
nyus
unan
RPJ
MD
Mem
asuk
kan
data
kes
enja
ngan
te
rpila
h ge
nder
ber
dasa
rkan
w
ilaya
h, u
sia,
stat
us so
sial
, da
n pe
rbed
aan
kem
ampu
an
yang
men
jadi
fakt
a di
dae
rah.
Se
lain
dat
a pi
lah
dapa
t jug
a di
mas
ukka
n ha
sil-h
asil
kajia
n at
au ri
set d
an h
asil
eval
uasi
ki
nerj
a ta
hun-
tahu
n se
belu
mny
a un
tuk
mel
ihat
ada
tida
knya
ke
senj
anga
n da
n ke
tidak
adila
n ge
nder
Data
Pem
buka
W
awas
an
Anal
isis
gam
bara
n um
um k
ondi
si d
aera
h : G
amba
ran
umum
ko
ndis
i dae
rah
akan
men
jela
skan
tent
ang
kond
isi w
ilaya
h da
n pe
ndud
uk se
rta
indi
kato
r cap
aian
kin
erja
pen
yele
ngga
raan
pe
mer
inta
han
daer
ah p
rovi
nsi d
an k
abup
aten
/kot
a. A
dapu
n in
dika
tor c
apai
an k
iner
ja p
enye
leng
gara
an p
emer
inta
han
yang
pe
ntin
g di
anal
isis
mel
iput
i 3 (t
iga)
asp
ek u
tam
a, y
aitu
asp
ek
kese
jaht
eraa
n m
asya
raka
t, as
pek
pela
yana
n um
um d
an a
spek
day
a sa
ing
daer
ah.
Gam
bara
n Um
um
Kond
isi D
aera
h
22
Anal
isis
pen
gelo
laan
keu
anga
n da
erah
ser
ta k
eran
gka
pend
anaa
n : A
nalis
is p
enge
lola
an k
euan
gan
daer
ah p
ada
dasa
rnya
di
mak
sudk
an u
ntuk
men
ghas
ilkan
gam
bara
n te
ntan
g ka
pasi
tas a
tau
kem
ampu
an k
euan
gan
daer
ah d
alam
men
dana
i pen
yele
ngga
raan
pe
mba
ngun
an d
aera
h. M
engi
ngat
bah
wa
peng
elol
aan
keua
ngan
da
erah
diw
ujud
kan
dala
m A
PBD,
mak
a an
alis
is p
enge
lola
an
keua
ngan
dae
rah
dila
kuka
n te
rhad
ap A
PBD
dan
lapo
ran
keua
ngan
da
erah
pad
a um
umny
a. D
ibut
uhka
n pe
mah
aman
yan
g ba
ik te
ntan
g re
alis
asi k
iner
ja k
euan
gan
daer
ah se
kura
ng-k
uran
gnya
5 (l
ima)
ta
hun
sebe
lum
nya.
Gam
bara
n pe
ngel
olaa
n ke
uang
an d
aera
h se
rta
kera
ngka
pe
ndan
aan
Mem
asuk
kan
data
kon
trib
usi
pere
mpu
an d
an la
ki-la
ki
terh
adap
pen
dapa
tan
asli
daer
ah. S
iapa
saja
kah
yang
be
rkon
trib
usi p
alin
g be
sar
dala
m P
enda
pata
n As
li Da
erah
(PAD
), ap
akah
PAD
m
asih
mem
beba
ni k
elom
pok
pere
mpu
an a
tau
kelo
mpo
k re
ntan
lain
nya
seca
ra ti
dak
adil.
Peru
mus
an p
erm
asal
ahan
pem
bang
unan
dae
rah
: Tuj
uan
dari
pe
rum
usan
per
mas
alah
an p
emba
ngun
an d
aera
h ad
alah
unt
uk
men
gide
ntifi
kasi
ber
baga
i fak
tor y
ang
mem
peng
aruh
i keb
erha
sila
n/ke
gaga
lan
kine
rja
pem
bang
unan
dae
rah
di m
asa
lalu
. Ide
ntifi
kasi
fa
ktor
-fakt
or te
rseb
ut d
ilaku
kan
terh
adap
ling
kung
an in
tern
al
mau
pun
ekst
erna
l den
gan
mem
pert
imba
ngka
n m
asuk
an d
ari S
KPD.
Anal
isis
isu
stra
tegi
s, vi
si,
mis
i, tu
juan
da
n sa
sara
n pe
mba
ngun
an
Mem
asuk
kan
isu
kese
njan
gan
dan
ketid
akad
ilan
gend
er
mel
alui
dim
ensi
aks
es,
part
isip
asi,
kont
rol d
an m
anfa
at
Mem
asuk
an fa
ktor
pen
yeba
b ke
senj
anga
n da
n ke
tidak
adila
n ge
nder
yan
g m
erup
akan
aka
r pe
rsoa
lan
ketid
akad
ilan
gend
er
dala
m p
emba
ngun
an se
baga
i is
u st
rate
gis p
emba
ngun
an
jang
ka m
enen
gah
Anal
isis
isu
kese
njan
gan
Anal
isis
isu-
isu
stra
tegi
s pe
mba
ngun
an ja
ngka
men
enga
h da
erah
: Is
u st
rate
gis m
erup
akan
sala
h sa
tu p
enga
yaan
ana
lisis
lin
gkun
gan
ekst
erna
l ter
hada
p pr
oses
per
enca
naan
. Jik
a di
nam
ika
ekst
erna
l, kh
usus
nya
sela
ma
5 (li
ma)
tahu
n ya
ng a
kan
data
ng,
diid
entif
ikas
i den
gan
baik
, mak
a pe
mer
inta
han
daer
ah a
kan
dapa
t m
empe
rtah
anka
n/m
enin
gkat
kan
pela
yana
n pa
da m
asya
raka
t. Ka
rakt
eris
tik su
atu
isu
stra
tegi
s ada
lah
kond
isi a
tau
hal y
ang
bers
ifat p
entin
g, m
enda
sar,
berj
angk
a pa
njan
g, m
ende
sak,
ber
sifa
t ke
lem
bang
aan/
keo
rgan
isas
ian
dan
men
entu
kan
tuju
an d
i mas
a ya
ng a
kan
data
ng. S
ecar
a ke
lem
baga
an, p
enen
tuan
sesu
atu
atau
ko
ndis
i men
jadi
isu
stra
tegi
s dap
at d
iduk
ung
deng
an m
ener
bitk
an
pedo
man
ata
u kr
iteri
a ol
eh k
epal
a da
erah
ata
u ke
pala
Bap
peda
.
Isu-
isu
Stra
tegi
sFa
ktor
pe
nyeb
ab
kese
njan
gan
inte
rnal
dan
ek
ster
nal
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
23
Peru
mus
an p
enje
lasa
n vi
si, m
isi :
men
jela
skan
dan
men
gura
ikan
vi
si d
an m
isi k
epal
a da
erah
dan
wak
il ke
pala
dae
rah
terp
ilih,
se
baga
i lan
dasa
n pe
rum
usan
rum
usan
tuju
an d
an sa
sara
n de
ngan
m
empe
rhat
ikan
pro
gram
kep
ala
daer
ah d
an w
akil
kepa
la d
aera
h te
rpili
h, y
ang
tert
uju
pada
ara
h ke
bija
kan
pem
bang
unan
jang
ka
panj
ang
daer
ah p
ada
peri
ode
berk
enaa
n ya
ng d
iteta
pkan
dal
am
RPJP
DPe
rum
usan
Tuj
uan
dan
Sasa
ran
Pem
bang
unan
: tu
juan
dan
•
sasa
ran
mer
upak
an d
ampa
k (im
pact
) keb
erha
sila
n pe
mba
ngun
an
daer
ah y
ang
dipe
role
h da
ri p
enca
pain
ber
baga
i pro
gram
pri
orita
s te
rkai
t
Visi
Mis
iM
emas
ukka
n ru
mus
an
peny
eles
aian
mas
alah
ke
senj
anga
n da
n ke
tidak
adila
n ge
nder
dal
am P
enje
lasa
n vi
si, m
isi,
tuju
an d
an sa
sara
n pe
mba
ngun
an
Refo
rmul
asi
tuju
an
Peru
mus
an s
trat
egi d
an a
rah
kebi
jaka
n : S
trat
egi d
an a
rah
kebi
jaka
n m
erup
akan
rum
usan
per
enca
naan
yan
g m
enye
luru
h da
n te
rpad
u te
ntan
g ba
gai-m
ana
Pem
erin
tah
Daer
ah m
enca
pai t
ujua
n da
n sa
sara
n RP
JMD
seca
ra e
fekt
if da
n ef
isie
n. D
enga
n pe
ndek
atan
ya
ng k
ompr
ehen
sif,
stra
tegi
juga
dap
at d
igun
akan
seba
gai s
aran
a un
tuk
mel
akuk
an tr
ansf
orm
asi,
refo
rmas
i, da
n pe
rbai
kan
kine
rja
biro
kras
i. Pe
renc
anaa
n st
rate
gis t
idak
saja
men
gage
ndak
an a
ktiv
itas
pem
bang
unan
, tet
api j
uga
sega
la p
rogr
am y
ang
men
duku
ng d
an
men
cipt
akan
laya
nan
mas
yara
kat t
erse
but d
apat
dila
kuka
n de
ngan
ba
ik, t
erm
asuk
di d
alam
nya
upay
a m
embe
rbai
ki k
iner
ja d
an
kapa
sita
s bir
okra
si, s
iste
m m
anaj
emen
, dan
pem
anfa
atan
tekn
olog
i in
form
asi.
Stra
tegi
dan
Ara
h Ke
bija
kan
Mem
asuk
kan
prog
ram
-pr
ogra
m re
spon
sif g
ende
r yan
g be
rkon
trib
usi d
alam
men
capa
i ke
adila
n da
n ke
seta
raan
gen
der
sesu
ai is
u ya
ng d
iana
lisis
.
Renc
ana
Aksi
24
Peru
mus
an k
ebija
kan
umum
dan
pro
gram
dae
rah
: Men
jela
skan
st
rate
gi le
bih
spes
ifik,
kon
krit,
ope
rasi
onal
dan
foku
s; M
enga
rahk
an
pem
iliha
n pr
ogra
m y
ang
lebi
h te
pat d
an ra
sion
al b
erda
sark
an
stra
tegi
yan
g di
pilih
den
gan
mem
pert
imba
ngka
n fa
ktor
-fakt
or
pene
ntu
kebe
rhas
ilan
untu
k m
enca
pai s
asar
an; d
an M
enga
rahk
an
pem
iliha
n pr
ogra
m a
gar t
idak
ber
tent
anga
n de
ngan
per
atur
an
peru
ndan
g-un
dang
an d
an k
epen
tinga
n um
um
Kebi
jaka
n Um
um
dan
Prog
ram
Pe
mba
ngun
an
Daer
ah
Peru
mus
an in
dika
si r
enca
na p
rogr
am p
rior
itas
pem
bang
unan
be
sert
a ke
butu
han
pend
anaa
n : S
etel
ah p
rogr
am p
rior
itas
dike
tahu
i bai
k be
rasa
l dar
i per
umus
an st
rate
gis m
aupu
n da
ri
rum
usan
per
mas
alah
an p
emba
ngun
an d
aera
h, d
ibua
tlah
alok
asi
pagu
unt
uk se
tiap
prog
ram
. Pag
u in
dika
tif p
rogr
am m
erup
akan
ju
mla
h da
na y
ang
ters
edia
unt
uk m
enda
nai p
rogr
am p
rior
itas
tahu
nan
yang
pen
ghitu
ngan
nya
berd
asar
kan
stan
dar s
atua
n ha
rga
yang
dite
tapk
an se
suai
den
gan
kete
ntua
n pe
ratu
ran
peru
ndan
g-un
dang
an.
Pene
tapa
n In
dika
tor K
iner
ja D
aera
h: d
itunj
ukka
n da
ri a
kum
ulas
i pe
ncap
aian
indi
kato
r out
com
e pr
ogra
m p
emba
ngun
an d
aera
h se
tiap
tahu
n at
au in
dika
tor c
apai
an y
ang
bers
ifat m
andi
ri se
tiap
tahu
n se
hing
ga k
ondi
si k
iner
ja y
ang
diin
gink
an p
ada
akhi
r per
iode
RP
JMD
dapa
t dic
apai
. Sua
tu in
dika
tor k
iner
ja d
aera
h da
pat
diru
mus
kan
berd
asar
kan
hasi
l ana
lisis
pen
garu
h da
ri sa
tu a
tau
lebi
h in
dika
tor c
apai
an k
iner
ja p
rogr
am (o
utco
me)
terh
adap
ting
kat
capa
ian
indi
kato
r kin
erja
dae
rah
ters
ebut
.
Indi
kasi
Ren
cana
Pr
ogra
m
Prio
rita
s Pe
mba
ngun
anPe
neta
pan
Indi
kato
r Kin
erja
Da
erah
Mem
asuk
kan
ukur
an k
uant
itatif
m
aupu
n ku
alita
tif se
cara
te
rpila
h be
rupa
out
com
e (h
asil)
da
ri se
tiap
prog
ram
has
il an
alis
is g
ende
r seh
ingg
a da
pat
men
unju
kkan
ada
nya
kine
rja
pem
bang
unan
yan
g be
rkea
dila
n ba
gi p
erem
puan
dan
laki
-laki
.
Peng
ukur
an
Has
il
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
25
Integrasi Gender dalam Dokumen Rencana Strategis Satuan B. Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dalam lampirannya menggambarkan tahapan penyusunan Renstra SKPD sebagai berikut:
Diagram 3.2. Alur Penyusunan Renstra SKPD
Dari alur penyusunan Rancangan Renstra SKPD tersebut dapat dilakukan integrasi gender dalam dokumen Renstra SKPD dengan mengacu kepada hasil analisis gender menggunakan alat/metode GAP. Dalam hal ini GAP diintegrasikan sebagai pola pikir penyusunan dalam setiap struktur Renstra SKPD sebagaimana tabel 3.2.
PENYUSUNAN RPJMD
Persiapan Penyusunan
Renstra-SKPD
Analisis Gambaran pelayanan
SKPD
Perumusan Isu-isu
strategis berdasarkan
tusi
Perumusan Strategi dan
kebijakan
Perumusan rencana kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran dan pendanaan
indikatif berdasarkan
rencana program prioritas RPJMD
Pengolahan data dan informasi
Perumusan visi dan misi
SKPD
Perumusan Tujuan
Perumusan sasaran
Rancangan Renstra-SKPD
� Pendahuluan� Gambaran pelayanan SKPD� isu-isu strategis berdasarkan
tugas pokok dan fungsi� visi, misi, tujuan dan sasaran,
strategi dan kebijakan � rencana program , kegiatan,
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif
� indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD.
Perumusan indikator kinerja
SKPD yang mengacu pada
tujuan dan sasaran RPJMD
SPM
Renstra -KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
SE KDH ttg Penyusunan Rancangan Renstra -SKPD dilampiri dengan indikator
keluaran program dan PAGU per SKPD
Penelaahan RTRW
VerifikasiRancangan
Renstra SKPD dgn Rancangan Awal
RPJMD
Rancangan Renstra -SKPD
Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan Renstra-SKPD
kepada Bappeda
sesuai
Tidak sesuai
Penyusunan Rancangan
RPJMD
Pelaksanaan Musrenbang
RPJMD
Perumusan Rancangan
Akhir RPJMD
Penyempurnaan Rancangan
Renstra-SKPD
Penetapan Renstra-
SKPD
RENSTRA-SKPD
Penyesuaian Rancangan
Renstra-SKPD berdasarkan
hasil verifikasi
PENYUSUNAN RANCANGAN RENSTRA SKPD PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR PENETAPAN
Verifikasi Rancangan
Akhir Renstra SKPD
Rancangan Akhir Renstra
SKPD
sesuai
Tidaksesuai
PERDA ttg RPJMD
Penelaahan KLHS
Renstra-KLdan Renstra Kabupaten/
Kota
Renstra-KLdan Renstra SKPD Prov
26
Tabe
l 3.2
. In
tegr
asi G
ende
r dal
am D
okum
en R
enst
ra S
KPD
Taha
pan
Peny
usun
an R
anca
ngan
Aw
al R
enst
ra S
KPD
Stru
ktur
Ren
stra
SK
PDLa
ngka
h In
tegr
asi
Gend
erGA
P(l
angk
ah 1
-9)
Peng
olah
an d
ata
dan
info
rmas
i : H
asil
eval
uasi
Ren
stra
SK
PD p
erio
de se
belu
mny
a m
erup
akan
info
rmas
i uta
ma
bagi
pen
yusu
nan
Rens
tra
SKPD
per
iode
ber
ikut
nya.
M
engi
ngat
bah
wa
pada
saat
ranc
anga
n Re
nstr
a SK
PD
disu
sun,
has
il ev
alua
si p
elak
sana
an R
enst
ra S
KPD
sam
pai
deng
an ta
hun
ke-5
bel
um d
iper
oleh
, mak
a di
guna
kan
hasi
l ev
alua
si se
men
tara
Ren
stra
SKP
D ya
ng m
emua
t has
il ev
alua
si R
enst
ra S
KPD
sam
pai d
enga
n pe
laks
anaa
n Re
nja
SKPD
sam
pai d
enga
n ta
hun
berj
alan
(per
iode
sebe
lum
ta
hun
renc
ana)
Gam
bara
n um
um
Kond
isi P
elay
anan
SK
PD
Mem
asuk
kan
data
ke
senj
anga
n te
rpila
h ge
nder
ber
dasa
rkan
w
ilaya
h, u
sia,
stat
us
sosi
al, d
an p
erbe
daan
ke
mam
puan
yan
g m
enja
di fa
kta
dala
m
pela
yana
n SK
PD.
Data
Pem
buka
W
awas
an
Anal
isis
Gam
bara
n pe
laya
nan
SKPD
: An
alis
is g
amba
ran
pela
-yan
an S
KPD
diha
rapk
an m
ampu
men
gide
ntifi
kasi
tin
gkat
capa
ian
kine
rja
SKPD
ber
dasa
rkan
sasa
ran/
targ
et
Rens
tra
SKPD
per
iode
sebe
lum
nya,
men
urut
SPM
(Sta
ndar
Pe
laya
nan
Min
imal
) unt
uk u
rusa
n w
ajib
, dan
indi
kato
r se
suai
uru
san
yang
men
jadi
tuga
s dan
fung
si S
KPD,
Pot
ensi
da
n pe
rmas
alah
an p
elay
anan
SKP
D, P
oten
si d
an
perm
asal
ahan
asp
ek p
enge
lola
an k
euan
gan
SKPD
.
Isu
Stra
tegi
s Be
rdas
arka
n Tu
gas
dan
Fung
si S
KPD
Mem
asuk
an fa
ktor
pe
nyeb
ab k
esen
jang
an
dan
ketid
akad
ilan
gend
er y
ang
mer
upak
an
akar
per
soal
an
ketid
akad
ilan
gend
er
dala
m p
elay
anan
SKP
D se
baga
i isu
stra
tegi
s
Anal
isis
isu
kese
njan
gan
Fakt
or
peny
ebab
ke
senj
anga
n in
tern
al d
an
ekst
erna
l
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
27
Anal
isis
isu-
isu
stra
tegi
s ber
dasa
rkan
tuga
s dan
fung
si
SKPD
: Is
u-is
u st
rate
gis b
erda
sark
an tu
gas d
an fu
ngsi
SKP
D ad
alah
kon
disi
ata
u ha
l yan
g ha
rus d
iper
hatik
an a
tau
dike
depa
nkan
dal
am p
eren
cana
an p
emba
ngun
an k
aren
a da
mpa
knya
yan
g si
gnifi
kan
bagi
SKP
D di
mas
a da
tang
. Su
atu
kond
isi/
keja
dian
yan
g m
enja
di is
u st
rate
gis a
dala
h ke
adaa
n ya
ng a
pabi
la ti
dak
dian
tisip
asi,
akan
m
enim
bulk
an k
erug
ian
yang
lebi
h be
sar a
tau
seba
likny
a,
dala
m h
al ti
dak
dim
anfa
atka
n, a
kan
men
ghila
ngka
n pe
luan
g un
tuk
men
ingk
atka
n la
yana
n ke
pada
mas
yara
kat
dala
m ja
ngka
pan
jang
. Sua
tu is
u st
rate
gis b
agi S
KPD
dipe
role
h ba
ik b
eras
al d
ari a
nalis
is in
tern
al b
erup
a id
entif
ikas
i per
mas
alah
an p
emba
ngun
an m
aupu
n an
alis
is
ekst
erna
l ber
upa
kond
isi y
ang
men
cipt
akan
pel
uang
dan
an
cam
an b
agi S
KPD
di m
asa
lima
tahu
n m
enda
tang
.
Peru
mus
an p
enje
lasa
n vi
si, m
isi,
tuju
an d
an sa
sara
n pe
laya
nan
SKPD
: Vi
si d
an m
isi S
KPD
haru
s jel
as m
enun
jukk
an a
pa y
ang
men
jadi
cita
-cita
laya
nan
terb
aik
SKPD
bai
k da
lam
upa
ya
mew
ujud
kan
visi
dan
mis
i kep
ala
daer
ah m
aupu
n da
lam
up
aya
men
capa
i kin
erja
pem
bang
unan
dae
rah
pada
asp
ek
kese
jaht
eraa
n, la
yana
n, d
an p
enin
gkat
an d
aya
sain
g da
erah
de
ngan
mem
pert
imba
ngka
n pe
rmas
alah
an d
an is
u st
rate
gis y
ang
terk
ait.
Visi
, Mis
i, Tu
juan
da
n Sa
sara
nM
emas
ukka
n ru
mus
an
peny
eles
aian
mas
alah
ke
senj
anga
n da
n ke
tidak
adila
n ge
nder
da
lam
pen
jela
san
visi
, m
isi,
tuju
an d
an sa
sara
n pe
laya
nan
Refo
rmul
asi
tuju
an
28
Tuju
an a
dala
h pe
rnya
taan
-per
nyat
aan
tent
ang
hal-h
al y
ang
perl
u di
laku
kan
untu
k m
enca
pai v
isi,
mel
aksa
naka
n m
isi,
mem
ecah
kan
perm
asal
ahan
, dan
men
anga
ni is
u st
rate
gis
daer
ah y
ang
diha
dapi
Sasa
ran
adal
ah h
asil
yang
dih
arap
kan
dari
suat
u tu
juan
ya
ng d
iform
ulas
ikan
seca
ra te
ruku
r, sp
esifi
k, m
udah
di
capa
i, ra
sion
al, d
an te
pat w
aktu
(unt
uk d
apat
di
laks
anak
an d
alam
jang
ka w
aktu
5 (l
ima)
tahu
n ke
de
pan)
. Per
umus
an sa
sara
n pe
rlu
mem
perh
atik
an
indi
kato
r kin
erja
sesu
ai tu
gas d
an fu
ngsi
SKP
D at
au
kelo
mpo
k sa
sara
n ya
ng d
ilaya
ni, s
erta
jeni
s pel
ayan
an
yang
terk
ait d
enga
n in
dika
tor k
iner
ja.
Peru
mus
an s
trat
egi d
an a
rah
kebi
jaka
n :
Rum
usan
stra
tegi
mer
upak
an p
erny
ataa
n-pe
rnya
taan
yan
g m
enje
lask
an b
agai
man
a tu
juan
dan
sasa
ran
akan
dic
apai
se
rta
sela
njut
nya
dija
bark
an d
alam
sera
ngka
ian
kebi
jaka
n.
Rum
usan
stra
tegi
juga
har
us m
enun
jukk
an k
eing
inan
yan
g ku
at b
agai
man
a SK
PD m
enci
ptak
an n
ilai t
amba
h (v
alue
ad
ded)
bag
i sta
keho
lder
laya
nan
Kebi
jaka
n di
rum
uska
n un
tuk
mem
bant
u: m
engh
ubun
gkan
st
rate
gi k
epad
a sa
sara
n se
cara
lebi
h ra
sion
al; m
empe
rjel
as
stra
tegi
sehi
ngga
lebi
h sp
esifi
k/fo
kus,
konk
rit,
dan
oper
asio
nal;
men
gara
hkan
pem
iliha
n ke
giat
an b
agi
prog
ram
pri
orita
s yan
g m
enja
di tu
gas d
an fu
ngsi
SKP
D ya
ng le
bih
tepa
t dan
rasi
onal
ber
dasa
rkan
stra
tegi
Kebi
jaka
n da
n Pr
ogra
mM
emas
ukka
n re
ncan
a ak
si re
spon
sif g
ende
r ya
ng tu
juan
akh
irny
a ad
alah
men
capa
i ke
adila
n da
n ke
seta
raan
ge
nder
sesu
ai is
u ya
ng
dian
alis
is.
Renc
ana
Aksi
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
29
yang
dip
ilih
deng
an m
empe
rtim
bang
kan
fakt
or-fa
ktor
pe
nent
u ke
berh
asila
n un
tuk
men
capa
i sas
aran
; dan
m
enga
rahk
an p
emili
han
kegi
atan
bag
i pro
gram
pri
orita
s ya
ng m
enja
di tu
gas d
an fu
ngsi
SKP
D ag
ar ti
dak
bert
enta
ngan
den
gan
pera
tura
n pe
rund
ang-
unda
ngan
dan
m
elan
ggar
kep
entin
gan
umum
.
Peru
mus
an re
ncan
a ke
giat
an, i
ndik
ator
kin
erja
, kel
ompo
k sa
sara
n da
n pe
ndan
aan
indi
katif
: In
dika
tor k
elua
ran
prog
ram
pri
orita
s yan
g te
lah
dite
tapk
an te
rseb
ut
mer
upak
an in
dika
tor k
iner
ja p
rogr
am y
ang
beri
si o
utco
me
prog
ram
. Out
com
e m
erup
akan
man
faat
yan
g di
pero
leh
dala
m ja
ngka
men
enga
h un
tuk beneficiaries/p
ener
ima
man
faat
tert
entu
yan
g m
ence
rmin
kan
berf
ungs
inya
ke
luar
an d
ari k
egia
tan-
kegi
atan
dal
am sa
tu p
rogr
am.
Peru
mus
an
Renc
ana
Kegi
atan
, In
dika
tor K
iner
ja,
Kelo
mpo
k Sa
sara
n da
n Pe
ndan
aan
Indi
katif
Mem
asuk
kan
ukur
an
kuan
titat
if m
aupu
n ku
alita
tif b
erup
a ou
tput
da
ri se
tiap
renc
ana
aksi
ha
sil a
nalis
is g
ende
r dan
ou
tcom
e (h
asil
atas
pe
ngar
uh a
dany
a ou
tput
).H
al it
u un
tuk
men
unju
kkan
kin
erja
pe
laya
nan
yang
m
engu
rang
i ata
u m
engh
apus
kan
kese
njan
gan
gend
er
Peng
ukur
an
Has
il
30
Integrasi Gender dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah C. (RKPD)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dalam lampirannya menggambarkan tahapan penyusunan RKPD sebagai berikut :
Diagram 3.3. Penyusunan Rancangan Awal RKPD Kabupaten/Kota
Pengolahandata dan informasi
Perumusan Permasalah anPembangunan Daerah Kab/
Kota
Penelaahan Terhadap RPJMN
dan RPJMD provinsi
Perumusan program prioritas
beserta pagu indikati
Penyelarasan program prioritas daerah beserta
Pagu Indikatif
Pelaksanaan Forum Konsultasi
Publik
Perumusan Kerangka
Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah
Penelahaan pokok-pokok pik iran DPRD
Kab/Kota
Perumusan Prioritas dan
Sasaran PembangunanDaerah beserta pagu indikatif
Dokumen RKPD Kab/Kota tahun berjalan
RANCANGAN AWAL RKPD KABUPATEN/KOTA� pendahuluan ; � evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu ;� rancangan kerangka
ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan ;� prioritas dan sasaran
pembangunan ;� rencana program prioritas daerah
Surat Edaran KDH (perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan renja-SKPD)� agenda penyusunan RKPD, � agenda forum SKPD,� agenda musrenbang RKPD, � batas waktu penyampaian
rancangan renja-SKPD kepada Bappeda
Penyusunan Rancangan Renja SKPD Kabupaten /
Kota
Analisis Ekonomi dan Keuangan
Daerah
Analisis Gambaran
Umum Kondisi Daerah
Evaluasi kinerja tahun
lalu
RPJMD Kab/Kota
Evaluasi dokumen RKPD Kab/Kota tahun
lalu
Dari bagan alir penyusunan rancangan awal RKPD tersebut dapat dilakukan integrasi gender dalam dokumen RKPD dari hasil analisis gender menggunakan alat/metode GAP. Dalam hal ini GAP diintegrasikan sebagai pola pikir penyusunan dalam setiap struktur RKPD sebagaimana tabel 3.3.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
31
Integrasi Gender dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah C. (RKPD)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dalam lampirannya menggambarkan tahapan penyusunan RKPD sebagai berikut :
Diagram 3.3. Penyusunan Rancangan Awal RKPD Kabupaten/Kota
Pengolahandata dan informasi
Perumusan Permasalah anPembangunan Daerah Kab/
Kota
Penelaahan Terhadap RPJMN
dan RPJMD provinsi
Perumusan program prioritas
beserta pagu indikati
Penyelarasan program prioritas daerah beserta
Pagu Indikatif
Pelaksanaan Forum Konsultasi
Publik
Perumusan Kerangka
Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah
Penelahaan pokok-pokok pik iran DPRD
Kab/Kota
Perumusan Prioritas dan
Sasaran PembangunanDaerah beserta pagu indikatif
Dokumen RKPD Kab/Kota tahun berjalan
RANCANGAN AWAL RKPD KABUPATEN/KOTA� pendahuluan ; � evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu ;� rancangan kerangka
ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan ;� prioritas dan sasaran
pembangunan ;� rencana program prioritas daerah
Surat Edaran KDH (perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan renja-SKPD)� agenda penyusunan RKPD, � agenda forum SKPD,� agenda musrenbang RKPD, � batas waktu penyampaian
rancangan renja-SKPD kepada Bappeda
Penyusunan Rancangan Renja SKPD Kabupaten /
Kota
Analisis Ekonomi dan Keuangan
Daerah
Analisis Gambaran
Umum Kondisi Daerah
Evaluasi kinerja tahun
lalu
RPJMD Kab/Kota
Evaluasi dokumen RKPD Kab/Kota tahun
lalu
Dari bagan alir penyusunan rancangan awal RKPD tersebut dapat dilakukan integrasi gender dalam dokumen RKPD dari hasil analisis gender menggunakan alat/metode GAP. Dalam hal ini GAP diintegrasikan sebagai pola pikir penyusunan dalam setiap struktur RKPD sebagaimana tabel 3.3.
Tabe
l 3.3
. In
tegr
asi G
ende
r dal
am D
okum
en R
KPD
Taha
pan
Peny
usun
an R
anca
ngan
Aw
al R
PKD
Stru
ktur
RK
PDLa
ngka
h In
tegr
asi G
ende
rGA
P(l
angk
ah 1
-9)
Peng
olah
an d
ata
dan
info
rmas
i : A
nalis
is d
ata
dan
info
rmas
i pad
a be
bera
pa a
spek
pel
ayan
an u
mum
, kes
ejah
tera
an so
sial
, dan
day
a sa
ing
dipe
rluk
an u
ntuk
mem
pero
leh
gam
bara
n te
ntan
g pe
ngar
uh d
ari
kebi
jaka
n pe
mba
ngun
an d
aera
h ya
ng d
ilaks
anak
an p
ada
tahu
n-ta
hun
sebe
lum
nya
seku
rang
-kur
angn
ya se
lam
a se
tahu
n te
rakh
ir d
alam
rang
-ka
men
gide
ntifi
kasi
sasa
ran
prio
rita
s yan
g be
lum
terc
apai
, pe
rmas
alah
an y
ang
haru
s dia
tasi
dan
isu-
isu
pent
ing
untu
k se
gera
di
tang
ani d
alam
ranc
anga
n aw
al R
KPD
yang
aka
n di
susu
nAn
alis
is G
amba
ran
umum
kon
disi
dae
rah
: Gam
bara
n um
um
kond
isi d
aera
h ak
an m
enje
lask
an te
ntan
g ko
ndis
i wila
yah
dan
pend
uduk
sert
a in
dika
tor c
apai
an k
iner
ja p
enye
leng
gara
an
pem
erin
taha
n da
erah
pro
vin-
si d
an k
abup
aten
/kot
a. A
dapu
n in
dika
tor
capa
ian
kine
rja
peny
elen
ggar
aan
pem
erin
taha
n ya
ng p
entin
g di
anal
isis
mel
iput
i 3 (t
iga)
asp
ek u
tam
a ya
itu a
spek
kes
ejah
tera
an
mas
yara
kat,
aspe
k pe
laya
nan
umum
dan
asp
ek d
aya
sain
g da
erah
. Ev
alua
si K
iner
ja T
ahun
Lal
u : K
egia
tan
revi
ew in
i men
ggun
akan
do
kum
en h
asil
eval
uasi
pel
aksa
naan
RKP
D ya
ng b
ersu
mbe
r dar
i La
pora
n Pe
rtan
ggun
gjaw
aban
Pem
erin
tah
Daer
ah (L
PPD)
, ata
u do
kum
en k
husu
s has
il ev
alua
si ta
hun-
tahu
n se
belu
mny
a. H
asil
eval
uasi
Eval
uasi
pe
laks
anaa
n RK
PD T
ahun
lalu
Mem
asuk
kan
data
capa
ian
kine
rja
tahu
n la
lu se
cara
te
rpila
h ge
nder
dan
dat
a-da
ta k
esen
jang
an d
an
ketid
akad
ilan
gend
er y
ang
men
jadi
fakt
a di
dae
rah
seba
gai b
ahan
eva
luas
i pe
laks
anaa
n RK
PD ta
hun
lalu
.M
emas
ukka
n ke
senj
anga
n da
n ke
tidak
adila
n ge
nder
da
n fa
ktor
pen
yeba
bnya
bai
k in
tern
al m
aupu
n ek
sete
rnal
be
rdas
arka
n da
ta
kese
njan
gan
capa
ian
kine
rja
RKPD
tahu
n la
lu d
imas
ukka
n da
lam
rum
usan
mas
alah
pe
mba
ngun
an
Data
Pem
buka
W
awas
anAn
alis
is
kese
njan
gan
gend
erAn
alis
is fa
ktor
pe
nyeb
ab
kese
njan
gan
inte
rnal
dan
ek
ster
nal
32
pela
ksan
aan
tahu
n la
lu d
igun
akan
unt
uk m
elih
at se
jauh
man
a pe
ncap
aian
pro
gram
dan
keg
iata
n se
rta
fakt
or-fa
ktor
apa
saja
yan
g m
engh
amba
t ata
u m
endo
rong
capa
ian
prog
ram
/keg
iata
n. H
asil
eval
uasi
pel
aksa
naan
RKP
D ta
hun
lalu
sert
a ta
hun-
tahu
n se
belu
mny
a pa
da p
erio
de R
PJM
D di
kom
pila
sika
n se
hing
ga d
apat
dip
erol
eh
gam
bara
n ki
nerj
a pe
ncap
aian
terh
adap
targ
et R
PJM
D, se
baga
i bah
an
pert
imba
ngan
ara
h ke
bija
kan,
mis
alny
a bi
dang
-bid
ang
urus
an
pem
erin
taha
n ap
a sa
ja y
ang
perl
u di
pacu
per
kem
bang
anny
a da
n ya
ng
perl
u di
pert
ahan
kan
kine
rjan
yaAn
ailis
is m
asal
ah p
emba
ngun
an :
men
gide
ntifi
kasi
ber
baga
i fak
tor
yang
mem
peng
aruh
i keb
erha
sila
n/ke
gaga
lan
kine
rja
pem
bang
unan
da
erah
dim
asa
lalu
, khu
susn
ya y
ang
berh
ubun
gan
deng
an k
emam
puan
m
anaj
emen
pem
erin
taha
n da
lam
mem
berd
ayak
an k
ewen
anga
n ya
ng
dim
iliki
nya.
Anal
isis
eko
nom
i dan
keu
anga
n da
erah
: pe
rum
usan
dila
kuka
n de
ngan
men
dasa
rkan
pad
a ha
sil a
nalis
is te
rhad
ap k
eran
gka
ekon
omi
daer
ah d
an p
enda
naan
tahu
n re
ncan
a, se
lanj
utny
a di
tuan
gkan
dan
di
rum
uska
n m
enja
di se
buah
ranc
anga
n ke
rang
ka e
kono
mi d
aera
h da
n ke
rang
ka p
enda
naan
Ranc
anga
n Ke
rang
ka
Ekon
omi D
aera
h be
sert
a Ke
rang
ka
Pend
anaa
n
Mem
asuk
kan
data
kon
trib
usi
pere
mpu
an d
an la
ki-la
ki
terh
adap
pen
dapa
tan
asli
daer
ah. S
iapa
saja
kah
yang
be
rkon
trib
usi p
alin
g be
sar
dala
m P
AD, a
paka
h PA
D m
asih
mem
beba
ni k
elom
pok
pere
mpu
an a
tau
kelo
mpo
k re
ntan
lain
nya
seca
ra ti
dak
adil.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
33
Peru
mus
an p
rior
itas
dan
sas
aran
pem
bang
unan
: Su
atu
prio
rita
s pe
mba
ngun
an d
aera
h pa
da d
asar
nya
(ber
isi)
prog
ram
-pro
gram
un
ggul
an S
KPD
(ter
pilih
) yan
g pa
ling
tingg
i rel
asin
ya (l
eadi
ng
indi
cato
rs) b
agi t
erca
pain
ya ta
rget
sasa
ran
pem
bang
unan
dae
rah
tahu
n re
ncan
a. D
alam
men
entu
kan
prio
rita
s pem
bang
unan
, ter
lebi
h da
hulu
dila
kuka
n id
entif
ikas
i per
mas
alah
an p
emba
ngun
an d
aera
h ya
ng b
ersi
fat i
nter
nal m
aupu
n ek
ster
nal.
Sete
lah
dike
tahu
i fak
tor
peny
ebab
ata
u pe
mic
u se
cara
inte
rnal
mau
pun
ekst
erna
l kem
udia
n da
pat d
isus
un p
rior
itas d
an sa
sara
n pe
mba
ngun
an b
eser
ta p
rogr
am
prio
rita
sPe
neta
pan
prog
ram
pri
orit
as d
an p
agu
indi
kati
f : P
rogr
am
Prio
rita
s yai
tu p
rogr
am y
ang
dise
leng
gara
kan
oleh
SKP
D ya
ng
mer
upak
an p
rogr
am p
rior
itas b
aik
seca
ra la
ngsu
ng m
aupu
n tid
ak
lang
sung
men
duku
ng ca
paia
n pr
ogra
m p
emba
ngun
an d
aera
h at
au
prio
rita
s pem
bang
unan
dae
rah
dan
berh
ubun
gan
deng
an p
emen
uhan
ke
butu
han
dasa
r dan
syar
at la
yana
n m
inim
al.
Mem
asuk
kan
renc
ana
aksi
re
spon
sif g
ende
r yan
g tu
juan
ak
hirn
ya a
dala
h m
enca
pai
kead
ilan
dan
kese
tara
an
gend
er se
suai
isu
yang
di
anal
isis
.
Renc
ana
Aksi
Peng
ukur
an
Has
il (in
dika
tor
outp
ut d
an
outc
ome)
34
Integrasi Gender dalam Rencana Kerja SKPDD.
Integrasi gender ke dalam format Renja SKPD dari hasil analisis gender menggunakan alat/metode GAP.
Tabel 3.4. Integrasi Gender dalam Dokumen Renja SKPD
Struktur Renja SKPD Langkah Integrasi Gender GAP(langkah 1-9)
Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Program/Kegiatan
Urusan pemerintahan daerah, uraian nama bidang urusan pemerintahan daerah; sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007, uraian judul program yang direncanakan dan uraian judul kegiatan yang direncanakan (Sesuai dengan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006)
Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan (output)
Uraian indikator hasil program yang akan dicapai selama periode Renstra SKPD yang direncanakan sebagaimana tercantum dalam Renstra SKPD, atau yang telah disesuaikan berdasarkan hasil evaluasi.Indikator kinerja kegiatan (output/keluaran), adalah sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai suatu kegiatan yang dapat berupa fisik atau non fisik, yang diharapkan dapat mengurangi ketimpangan gender. Indikator atau tolok ukur keluaran digunakan untuk mengukur keluaran yang dihasilkan dari suatu kegiatan.Indikator kinerja kegiatan yang memuat ukuran spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif masukan, keluaran yang akan dicapai dari kegiatan yang menampilkan data terpilah, jika kegiatan tersebut melibatkan perempuan dan laki-laki. Tetapi jika hasil dari kegiatan tersebut berupa fisik, maka target kinerjanya disesuaikan dengan volume hasil kegiatan, dengan mempertimbangkan aspek konsistensi dan rumusan indikator dan kerangka kinerja logis, sejak dari input, kegiatan, keluaran, hasil, dan dampak.
Indikator Kinerja (Langkah 9)
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
35
Rencana Tahun ............ (tahun rencana)
Lokasi
lokasi dari kegiatan untuk tahun rencana, yang penentuannya mengacu pada analisis gender yang mempertimbangkan keterlibatan perempuan dan laki-laki atau kelompok rentan lainnya. Selain itu penentuan lokasi harus mempertimbangkan tingkat kesenjangan gender atau prevalensi kasus berbasis gender yang tinggi.
Rencana Aksi (Langkah 7)
Target capaian kinerja
Target kinerja capaian program/kegiatan pada tahun rencana yang memuat ukuran spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif hasil yang akan dicapai dari program. Target capaian harus menampilkan data terpilah, jika program/kegiatan tersebut tersebut melibatkan perempuan dan laki-laki. Tetapi jika hasil dari kegiatan tersebut berupa fisik, maka target kinerjanya disesuaikan dengan apa yang menjadi target dari hasil pembangunan fisik tersebut, dengan mempertimbangkan aspek konsistensi dan rumusan indikator dengan kerangka kinerja logis
Indikator Kinerja (Langkah 9)
Kebutuhan Dana/ pagu indikatif
Jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendanai program/kegiatan pada tahun rencanaMemuat kebutuhan dana untuk tahun berikutnya dari tahun anggaran yang direncanakan, guna memastikan kesinambungan kebijakan yang telah disetujui untuk setiap program dan kegiatan, yang mempertimbang-kan aspek ekonomi, efisien, dan efektif.
Sumber Dana
Diisi dengan objek pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah yang dapat dijadikan sebagai sumber pendanaan program dan kegiatan, antara lain:PAD, terdiri dari: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.Dana Perimbangan, terdiri dari: dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum, dana alokasi khusus.Lain-lain pendapatan daerah yang sah, terdiri dari: pendapatan hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan otonomi khusus, bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya. Penerimaan pembiayaan, terdiri dari: sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah.Catatan : obyek pendapatan daerah dan penerimaan pembiayaan daerah sesuai dengan kewenangan provinsi/kabupaten/kota.
36
Catatan Penting
Catatan atas program/kegiatan yang diusulkan (program/ kegiatan lanjutan, program/kegiatan mendesak, rancangan awal RKPD, prioritas hasil analis kebutuhan, dsb.), dengan tetap mengacu pada analisis gender, yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan gender.
Data Pembuka Wawasan (Langkah 2)Isu Kesenjangan (Langkah 3-5)Reformulasi Tujuan (Langkah 6)Rencana Aksi (Langkah 7)
Prakiraan Maju Rencana Tahun .........
Target capaian kinerja
Target kinerja terukur dari capaian program/kegiatan untuk prakiraan maju pada tahun berikutnya sesudah tahun rencana, yang mempertimbangkan aspek keberlanjutan dari program tahun sebelumnya berdasarkan analisis gender untuk mengurangi kesenjangan gender.
Data Dasar (Langkah 8)Indikator Kinerja (Langkah 9)
Kebutuhan Dana/ pagu indikatif
Jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendanai program/kegiatan prakiraan maju, dengan mempertimbangkan aspek ekonomis, efektif, dan efisien.
Pengintegrasian Gender dalam Dokumen PenganggaranII. Integrasi Gender dalam Dokumen Kebijakan Umum Anggaran A. (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
Tabel 3.5. Integrasi Gender dalam Dokumen KUA-PPAS
Jenis Dokumen Struktur Langkah Integrasi Gender
Kebijakan Umum Anggaran (KUA)
Pendahuluan: Latar belakang penyusunan KUA,Tujuan penyusunan KUA Dasar hukum penyusunan KUA
Memasukkan data kesenjangan gender dan indikator kesetaraan gender (GDI/IPG dan GEM/IDG ) baik indikator dampak, outcome dan output maupun data kesenjangan gender yang ada dalam RPJMD dan RKPD
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
37
Kerangka Ekonomi Makro Daerah: Perkembangan indikator ekonomi makro daerah tahun sebelumnya, Rencana target ekonomi makro pada tahun perencanaan
Memasukkan analisis gender dalam kerangka ekonomi makro, misalnya memasukkan kontribusi perempuan dalam PDRB, walaupun sifatnya bisa jadi masih indikatif. Misalnya, bila PDRB di daerah tersebut dikontribusikan oleh sektor pertanian atau UKM, bisa diasumsikan kontribusi perempuan juga tinggi karena mereka banyak berperan di sektor tersebut.
Asumsi Dasar dalam Penyusunan RAPBD: Asumsi dasar dalam APBN, Laju inflasi, Pertumbuhan PDRB, lain-lain asumsiKebijakan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Daerah:Pendapatan daerah: kebijakan perencanaan pendapatan, target pendapatan daerah, upaya mencapai target,Belanja Daerah: total perkiraan belanja, kebijakan belanja, kebijakan pembangunan daerah dan prioritas pembangunan nasional yang akan dilaksanakan di daerah, kebijakan belanja berdasar urusan dan SKPDPembiayaan Daerah: kebijakan penerimaan dan kebijakan pengeluaran pembiayaan
Memasukan data kontribusi perempuan dan laki-laki terhadap pendapatan asli daerah usaha.Memasukkan perkiraan belanja dengan mengacu pada hasil analisis gender pada dokumen perencanaan (RKPD dan Renja SKPD terkait)Memasukkan kebijakan belanja berdasarkan urusan dan SKPD dengan memuat alokasi belanja yang responsif gender pada belanja langsung, pada program atau kegiatan yang penerima manfaatnya adalah masyarakat.
38
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
Plafon anggaran sementara berdasarkan urusan peme-rintahan dan program/kegiatan: Plafon anggaran sementara berdasarkan urusan peme-rintahan secara deskriptif dalam bentuk tabel
Memastikan program dan alokasi anggaran untuk pemberdayaan perempuan sebagai urusan wajib pada plafon anggaran sementara berdasarkan urusan pemerintahan.
Plafon anggaran sementara berdasarkan program kegiatan:berisikan plafon anggaran sementara berdasarkan program kegiatan secara deskriptif dan dalam bentuk tabulasi
Program tersebut harus konsisten dan berkontribusi untuk pencapaian tujuan dan target dalam RKPD yang telah menggunakan analisis gender.
Plafon anggaran sementara untuk belanja pegawai, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga, secara deskriptif dalam bentuk tabulasi
Mengidentifikasi program/kegiatan dari urusan di luar pemberdayaan perempuan yang termasuk pada program yang responsif gender (spesifik, affirmatif, atau mendorong kesetaraan), dan alokasi anggarannya.Program yang teridentifikasi, harus konsisten dan berkontribusi untuk pencapaian tujuan dan target dalam RKPD yang telah menggunakan analisis gender.
Rincian pembiayaan daerah: berisi target penerimaan, pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah
Mengidentifikasi jenis belanja tidak langsung, misalnya pada alokasi belanja hibah dan bantuan sosial, yang sasarannya adalah masyarakat.Memastikan output dan outcome pada poin 5, konsisten dan berkontribusi untuk pencapaian tujuan dan target RKPD yang telah menggunakan analisis gender.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
39
Pengitegrasian Gender dalam Dokumen Rencana Kerja dan B. Anggaran SKPD
Tabel 3.6.Integrasi Gender dalam Dokumen RKA/DPA SKPD
Jenis Dokumen Struktur Langkah Integrasi Gender
RKA SKPD Urusan pemerintahan
Sesuai Permendagri tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Organisasi Sesuai Permendagri tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
Program Pada bagian Program, harus diperhatikan apakah program tersebut spesifik, afirmatif, dan mendorong kesetaraan ataukah kegiatan secara umum. Program ini harus dipertimbangkan untuk menyelesaikan satu isu gender tertentu, sesuai Renja SKPD.
Kegiatan Penentuan kegiatan, memperhatikan apakah kegiatan tersebut spesifik, affirmasi, dan mendorong kesetaraan ataukah kegiatan secara umum yang bertujuan menyelesaikan kesenjangan gender. Kegiatan ini harus strategis untuk menyelesaikan satu isu gender tertentu.
Lokasi Kegiatan Penentuan lokasi kegiatan mempertimbangkan keterlibatan perempuan dan laki-laki atau kelompok rentan lainnya. Selain itu penentuan wilayah harus mempertimbangkan tingkat kesenjangan gender atau prevalensi kasus berbasis gender yang tinggi.
Jumlah tahunCapaian program Capaian program mempertimbangkan aspek
konsistensi dan rumusan indikator dengan kerangka kinerja logis, serta sejauhmana kontribusinya untuk penyelesaian isu gender yang ada di daerah. Capaian program merupakan outcome RPJMD pada tahun berjalan
40
Masukan Berupa dana, SDM (fasilitator/narasumber) atau hasil pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya, jika merupakan program multiple year (tahun jamak).Masukan (input), diisi berupa jumlah dana, SDM (fasilitator/narasumber) atau hasil pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya, jika merupakan program multiple year.
Keluaran Pada bagian keluaran, diisi dengan indikator yang jelas sesuai dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan dan target kinerja yang menampilkan data terpilah, jika kegiatan tersebut melibatkan perempuan dan laki-laki. Tetapi jika hasil dari kegiatan tersebut berupa fisik, maka target kinerjanya disesuaikan dengan volume hasil kegiatan, dengan mempertimbangkan aspek konsistensi dan rumusan indikator dan kerangka kinerja logis.
Hasil Hasil, diisi dengan indikator yang jelas sesuai dengan jenis kegiatan yang dilaksanakan dan target kinerja yang menampilkan data terpilah, jika kegiatan tersebut melibatkan perempuan dan laki-laki. Tetapi jika hasil dari kegiatan tersebut berupa fisik, maka target kinerjanya disesuaikan dengan apa yang menjadi target dari hasil pembangunan fisik tersebut, dengan mempertimbangkan aspek konsistensi dan rumusan indikator dengan kerangka kinerja logis.
Kelompok Sasaran Kegiatan
Mempertimbangkan keterlibatan perempuan, laki-laki, dan kelompok rentan lainnya.
Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan SKPD
Alokasi anggaran per jenis belanja berdasarkan perhitungan yang rasional dengan memperhatikan aspek efisiensi, efektifitas, ekonomis, dan kontribusinya untuk pencapaian manfaat sesuai dengan indikator kegiatan
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
41
Pengintegrasian Gender dalam Dokumen Pelaksanaan Kegiatan III. dan Pertanggungjawaban
Setelah pengintegrasian gender dalam dokumen perencanaan dan penganggaran, tahapan penting selanjutnya adalah memastikan pengintegrasian gender dalam dokumen pelaksanaan kegiatan. Analisis gender yang telah dicantumkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran harus dijabarkan selanjutnya dalam dokumen-dokumen pelaksanaan pembangunan seperti KAK, DPA-SKPD, dokumen-dokumen pengadaan dan laporan pertanggungjawaban hasil pembangunan.
Peran Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dalam IV. Penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender
Tabel 3.7. Peran Kelembagaan PUG dalam Penyusunan PPRG
Nama Dokumen Peran Kelembagaan Pug
RPJMD
Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota selaku Ketua Pokja PUG memastikan bahwa analisis gender, hasil riset, dan hasil evaluasi digunakan dalam menyusun RPJMD.Bappeda Provinsi/Kabupaten/Kota selaku Ketua Pokja PUG melakukan verifikasi terhadap Renstra SKPD yang responsif gender.
RENSTRA SKPD
Kepala SKPD selaku Anggota Pokja PUG memastikan tersedianya data terpilah gender berdasarkan isu strategis.Kepala SKPD selaku Anggota Pokja PUG memastikan isu strategis berdasarkan prioritas nasional dan daerah, MDGs, SPM, dan lain-lain telah menggunakan analisis gender. SKPD yang membidangi pemberdayaan perempuan selaku Sekretariat Pokja PUG memberi asistensi kepada SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD responsif gender.
RKPDBappeda Provinsi/Kabupaten/Kota selaku Ketua Pokja PUG memastikan program-program prioritas berdasarkan issu prioritas telah menggunakan analisis gender
42
RENJA SKPD
Focal point PUG (Perencana SKPD) memastikan ketersediaan data terpilah gender.Kepala SKPD selaku anggota Pokja PUG memastikan bahwa program dan kegiatan yang disusun perencana SKPD berdasarkan isu strategis telah menggunakan analisis gender.SKPD yang membidangi Pemberdayaan Perempuan selaku Sekretariat Pokja PUG memberi asistensi kepada SKPD dalam penyusunan Renstra SKPD responsif gender.
KUA-PPAS
Bappeda memastikan isu dan program prioritas sudah menggunakan analisis gender (GAP) Bappeda dan Tim Teknis ARG mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan kepada TAPD bahwa isu dan program prioritas mendapat pagu anggaran yang proporsional Tim Teknis ARG dan TAPD memastikan ketersediaan pagu indikatif untuk isu dan program prioritas
RKA SKPD
Kepala SKPD memastikan program prioritas sudah menggunakan GBSKepala SKPD Keuangan memastikan bahwa pedoman penyusunan RKA SKPD dilampiri dengan GBSTim ARG dan TAPD memastikan bahwa program prioritas responsif gender mendapat pagu indikatif yang proporsionalBadan Pemberdayaan Perempuan selaku Sekretariat Pokja PUG memberi asistensi kepada SKPD dalam penyusunan GBS dan RKA SKPD responsif gender
DPA SKPD
Bappeda dan Badan Pemberdayaan Perempuan mengkompilasi program/kegiatan yang telah menggunakan GBS dan anggarannya telah disetujui oleh DPRDKepala Daerah membuat pernyataan politik tentang jumlah anggaran atau persentase anggaran yang responsif gender
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
43
BAB IV
PENGENDALIAN DAN EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER DI DAERAH
Pengertian Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan dan I. Penganggaran yang Responsif Gender di Daerah
Pengendalian adalah serangkaian kegiatan manajemen yang dimaksudkan untuk menjamin agar suatu program/kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.
Dalam konteks PPRG di daerah, pengendalian terhadap PPRG mencakup seluruh proses dan substansi penetapan dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran daerah. Pengendalian PPRG dilakukan melalui pemantauan dan pengawasan mulai dari tahap penyusunan hingga penetapan dokumen-dokumen tersebut. Hasil dari pemantauan dan pengawasan digunakan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa proses dan substansi dokumen perencanaan dan penganggaran daerah sudah responsif gender.
Agar pengendalian dan evaluasi PPRG di daerah dapat dilaksanakan secara efesien dan efektif maka digunakan strategi sebagai berikut :
Generik dan fleksibel, yakni menjadikan Juklak ini sebagai 1. panduan yang bersifat generik atau umum, sehingga kepada masing-masing SKPD atau unit pemerintahan daerah lainnya diberikan kebebasan untuk menyusun dan menyesuaikan kembali dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi di masing-masing SKPD.
44
Dilakukan secara mandiri melalui koordinasi internal. Bahwa 2. pelaksanaan pengendalian dan evaluasi dilaksanakan oleh masing-masing SKPD, baik yang berfungsi sebagai penggerak (driver) maupun sebagai penyedia pelayanan (service delivery) secara mandiri namun dilakukan melalui koordinasi internal antar komponen.
Dilakukan dengan observasi dan pengamatan langsung terhadap 3. proses pelaksanaan program/kegiatan (direct observation) dengan pendekatan sistem (systemic approach) dan berorientasi pada tujuan (output based orientation).
Changing based orientation4. (berorientasi kepada perubahan) artinya kegiatan pengendalian dan evaluasi diarahkan untuk melihat setiap perubahan yang terjadi pada setiap proses dengan mencatat dan mengamati setiap indikator (indikator input, proses, output dan outcomes) pada tahapan pelaksanaan PPRG.
Objective and accountable5. . Data dan informasi sebagai hasil pengendalian dan evaluasi, didokumentasikan secara objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Reguler dan berjenjang. Pelaksanaan pengendalian dan evaluasi 6. serta pelaporan PPRG dilaksanakan secara berjenjang di provinsi dan kabupaten/kota.
Indikator Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan dan II. Penganggaran yang Responsif Gender di Daerah
Indikator dalam pengendalian dan evaluasi PPRG di daerah menggunakan indikator umum dan indikator berbasis dokumen PPRG. Indikator umum lebih bersifat check list tentang keberadaan atau ketiadaan aspek-aspek yang menjadi pra-syarat pelaksanaan PPRG di daerah. Sedangkan indikator PPRG berbasis dokumen menekankan pada kualitas penggunaan instrumen PPRG yang meliputi penggunaan tools analisis gender dan GBS . Berikut adalah penjelasan terkait indikator pengendalian dan evaluasi PPRG di daerah:
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
45
Tabel 4.1. Indikator Pengendalian dan Evaluasi PPRG di Daerah
a. Indikator Umum :
No Aspek Indikator Pengendalian Indikator Evaluasi
1 Komitmen dan Kebijakan
Keberadaan atau ketiadaan : Regulasi tentang PPRG • yang di keluarkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan atau DPRDPedoman atau acuan • pelaksanaan PPRG Petunjuk teknis • pelaksanaan PPRG (bagi SKPD yang disahkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota)Kebijakan tentang data • terpilahJumlah SKPD yang sudah • mempraktikkan PPRG
Efektifitas pelaksanaan:Regulasi tentang PPRG • yang dikeluarkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dan atau DPRDPedoman atau acuan • pelaksanaan PPRG Petunjuk teknis • pelaksanaan PPRG (bagi SKPD yang disahkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota)Kebijakan tentang data • terpilahTrend jumlah SKPD yang • sudah mempraktikkan PPRGTantangan mendorong • komitmen dan kebijakan PPRG
2 Kelembagaan Keberadaan atau ketiadaan :Pokja PUG
Program Kerja dan atau • Rencana Kerja Pokja PUG Focal Point •Rencana Aksi Daerah • (RANDA) PUG Laporan Kerja POKJA PUG • Tim Teknis ARG•
Efektifitas kerja:Pokja PUG • Focal Point • Tim Teknis ARG• Tantangan mendorong • efektifitas kerja kelembagaan PUG
46
No Aspek Indikator Pengendalian Indikator Evaluasi
3 Sumber Daya dan Anggaran
Keberadaan atau ketiadaan :SDM perencana SKPD • memiliki kemampuan dalam melaksanakan PPRG (sesuai PMK yang berlaku, atau kesepakatan daerah)Anggaran untuk • pelembagaan PUG
Peningkatan kualitas dan kuantitas:
SDM perencana SKPD • memiliki kemampuan dalam melaksanakan PPRG Anggaran untuk • pelembagaan PUGTantangan peningkatan • kualitas dan kuantitas SDM
4 Profil Gender dan Data Terpilah
Keberadaan atau ketiadaan :Profil gender daerah• Data terpilah berkaitan • dengan program terkait
Efektivitas pemanfaatan:Profil gender daerah• Data terpilah dalam • penentuan program dan kegiatanTantangan penyusunan • serta pemanfaatan profil gender dan data terpilah
5 Partisipasi Masyarakat
Forum PUG yang • melibatkan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS)Keterlibatan masyarakat, • perempuan dan laki-laki dalam setiap proses perencanaan dan penganggaran (Musrenbang dan Konsultasi Publik)
Trend jumlah OMS yang • terlibat dalam Forum PUG di daerahTrend jumlah perempuan • dan laki-laki yang terlibat dalam MusrenbangTrend jumlah perempuan • dan laki-laki yang terlibat dalam Konsultasi Publik RKPD, Tantangan partisipasi • masyarakat
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
47
b. Indikator PPRG Berbasis Dokumen :
No
Dokumen Perencanaan dan
Penganggaran Daerah
Indikator Pengendalian Indikator Evaluasi
1 RPJMD Sistematika RPJMD dan • konsistensi isu gender dengan RPJPDPenyajian capaian • Gender-related Development Index (GDI)/Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Gender Empowerment Measure (GEM)/Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) GDI/IPG, GEM/IDG, MDGs, dsb dalam Gambaran Umum Kondisi DaerahAnalisis gender dalam • penyusunan isu strategis daerahPrinsip keadilan dan • kesetaraan tercermin dalam visi-misi dan arah kebi-jakan keuangan daerahPenetapan indikator • kinerja daerah menggunakan data terpilah
Trend pencapaian • Gender-related Deve-lopment Index (GDI)/Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Gender Empowerment Measurement (GEM)/Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), MDGs, dsbIsu gender secara • tersurat tercantum dalam isu strategis, visi, misi dan arah kebijakan keuangan daerah Tingkat realisasi pen-• capaian program ber-prespektif gender dan kebutuhan pendanaan-nya berdasarkan indikator kinerja dan data terpilah
2 RENSTRA SKPD Sistematika Renstra SKPD • dan konsistensi isu gender dengan RPJMDAnalisis gender pada visi, • misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD Penetapan indikator • kinerja SKPD menggunakan data terpilah
Memastikan visi, misi, • tujuan, strategi, kebijakan SKPD sudah responsif gender Tingkat realisasi • pencapaian program dan kegiatan responsif gender masing-masing SKPD berdasarkan indikator kinerja dan data terpilah
48
No
Dokumen Perencanaan dan
Penganggaran Daerah
Indikator Pengendalian Indikator Evaluasi
3 RKPD Sistematika RKPD dan • konsistensi isu gender dengan RPJMDAnalisis gender pada • program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi, dan dana indikatif
Tingkat realisasi • pencapaian program dan kegiatan yang responsif gender berdasarkan indikator kinerja serta kelompok sasaran dan lokasi kegiatan berdasarkan analisis kesenjangan gender yang terjadi
4 RENJA SKPD Sistematika Renja SKPD • dan konsistensi isu gender dengan Renstra SKPD dan RKPD serta RPJMDAnalisis gender pada • program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, lokasi, dan pagu indikatif serta prakiraan maju
Tingkat realisasi • pencapaian program dan kegiatan responsif gender berdasarkan indikator kinerjaPenetapan kelompok • sasaran dan lokasi kegiatan berdasarkan tingkat kesenjangan genderTingkat akomodasi • program/kegiatan alternatif dan baru yang lebih responsif gender
5 KUA-PPAS Sistematika KUA-PPAS dan • konsistensi isu gender dengan RKPDMemasukkan isu gender • pada prioritas pembangunan daerah, prioritas program masing-masing urusan beserta pagu indikatifnya
Tingkat akomodasi • program/kegiatan yang responsif gender pada prioritas program daerah dan prioritas program masing-masing urusan Trend jumlah pagu • indikatif pada program/kegiatan yang responsif gender
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
49
No
Dokumen Perencanaan dan
Penganggaran Daerah
Indikator Pengendalian Indikator Evaluasi
6 RKA SKPD Penggunaan GBS dalam • penyusunan RKA SKPDPenetapan indikator • kinerja dalam menyusun program/kegiatan agar responsif genderJumlah anggaran program/• kegiatan responsif gender
Jumlah program/• kegiatan yang dibuat GBS-nyaTingkat realisasi • pencapaian program dan kegiatan berdasarkan indikator kinerja Penetapan kelompok • sasaran dan lokasi berdasarkan kesenjangan gender dan data terpilah Jumlah/trend serapan • dana yang benar-benar menyasar kelompok dan lokasi berdasarkan kesenjangan gender dan data terpilah
7 DPA Penetapan indikator • kinerja dalam menyusun program/kegiatan agar responsif genderJumlah anggaran program/• kegiatan responsif gender
Tingkat realisasi • pencapaian program dan kegiatan berdasarkan indikator kinerja Penetapan kelompok • sasaran dan lokasi berdasarkan kesenjangan gender dan data terpilah Jumlah/tren serapan • dana yang benar-benar menyasar kelompok dan lokasi berdasarkan kesenjangan gender dan data terpilah
50
Pelaksanaan Pengendalian dan EvaluasiIII. Prosedur pelaksanaan pengendalian dan evaluasi PPRG di daerah
sebagaimana diagram 4.1 dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan tahap pelaporan. Tahap persiapan digunakan untuk menyusun rencana kegiatan pemantauan dan evaluasi antara lain menetapkan pelaksana pemantauan dan evaluasi, menyiapkan instrumennya, mengkoordinasikan dengan komponen-komponen internal terkait dan menyiapkan jadwal pelaksanaan pemantauan dan evaluasi. Tahap pelaksanaan berkaitan dengan metode dan mekanisme yang digunakan yaitu observasi langsung dari dokumen-dokumen terkait, angket, FGD (focus group discussion) atau diskusi kelompok terarah, dan wawancara dengan pejabat komponen terkait. Tahap akhir digunakan untuk menyusun hasil pemantauan dan melakukan evaluasi atau penilaian dari data dan informasi hasil pemantauan tersebut serta menyusun laporan. Selanjutnya mengirimkan laporan kepada pengguna yaitu pimpinan unit/SKPD terkait baik sebagai penyedia pelayanan (service delivery) maupun sebagai penggerak (driver mover) dan kepada Bupati dan Gubernur yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mencari solusi bagi permasalahan yang muncul pada pelaksanaan PPRG serta pengembangan dan perbaikan kebijakan di masa yang akan datang.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
51
Diagram 4.1. Prosedur Pengendalian dan Evaluasi
Pelaporan Hasil Pengendalian dan EvaluasiIV. Pelaporan hasil pengendalian dan evaluasi dilaksanakan secara
berjenjang di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Laporan hasil pengendalian dan evaluasi PPRG masing-masing SKPD dikirimkan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota melalui Bappeda. Selanjutnya Gubernur merangkum laporan dari Bupati dan Walikota serta SKPD provinsi dan mengirimkan kepada instansi yang berwenang di tingkat Pusat yaitu Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, dan KPPPA.
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan (Observasi, Angket, FGD, Wawancara)
INDIKATOR PPRG BERDASAR DOKUMEN
Hasil Penyesuaian
Perbaikan Perubahan
(input) Analisis dan Penilaian
Laporan
Pengguna : • Kepala unit /satker
Bupati/Walikota/Gub • Pusat: Bappenas,
Kemkeu dan KPPPA
Pengiriman secara
berjenjang
INDIKATOR UMUM PPRG
RPJMD
RENSTRA SKPD
RKPD
RENJA SKPD
KUA PPAS
RKA SKPD
DPA SKPD
52
Diagram 4.2.Alur Pelaporan Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Bappenas KPP & PA KemendagriPusat
BAPPEDA GubernurPimpinan SKPD
Provinsi
Perencana SKPD
BAPPEDA Bupati/ Walikota
Kabupaten/ Kota Pimpinan SKPD
Perencana SKPD Alur LaporanAlur Umpan Balik
Laporan dikirimkan secara berjenjang kepada atasan pelaksana pengendalian dan evaluasi atau pengguna seperti pada diagram 4.2 paling lambat 2 (dua) minggu setelah evaluasi dilakukan. Hasil pengendalian dan evaluasi di SKPD dikirimkan kepada pimpinan SKPD dan Bappeda. Selanjutnya Bappeda melakukan kajian dari hasil pengendalian dan evaluasi dari SKPD dan mengirimkan umpan balik kepada SKPD. Bappeda Kab/Kota dan Bappeda Provinsi menghimpun dan membuat rekapitulasi hasil pengendalian dari SKPD dan unit kerja lainnya di Kantor Bupati/Walikota dan Gubernur serta mengirimkan hasil rangkuman tersebut kepada Bupati/Walikota dan Gubernur. Selanjutnya Bupati/Walikota mengirimkan rangkuman hasil pengendalian dan evaluasi di daerah kerjanya kepada Gubernur dan Gubernur melakukan penelaahan hasil
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
53
pengendalian dan evaluasi tersebut serta mengirimkan umpan balik ke Bupati/Walikota. Gubernur mengirimkan rekapitulasi hasil pengendalian dan evaluasi provinsi yang mengandung hasil pengendalian dan evaluasi dari seluruh SKPD provinsi dan seluruh kabupaten/kota di wilayahnya kepada Bappenas, Kementerian PP & PA dan Kementerian Dalam Negeri (lihat diagram 4.2). Kementerian PP & PA dan Kementerian Dalam Negeri mengirimkan umpan balik hasil pemantauan dan evaluasi kepada Gubernur.
54
BAB V
PENUTUP
Mengingat bahwa kesinambungan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) sangat penting dalam pencapaian keadilan dan kesetaraan gender, maka analisis gender dalam berbagai kebijakan, program, kegiatan, dan sub kegiatan perlu dilanjutkan dan ditingkatkan. Berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PPRG seperti lemahnya komitmen para penentu kebijakan baik di lingkungan eksekutif, legislatif dan yudikatif, minimnya pakar analisis gender karena kurangnya alokasi dana untuk peningkatan kapasitas, dan terbatasnya informasi dan data terpilah berdasar jenis kelamin, perlu mendapat perhatian secara seksama agar pelaksanaan strategi PUG dapat berjalan secara efektif dan berkesinambungan di masa yang akan datang.
Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkan mudah dan dapat dipahami oleh perencana di daerah, sehingga dalam menyiapkan dokumen Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender tidak mendapatkan kesulitan. Pedoman ini menjelaskan metode penyusunan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender yang dilakukan dengan analisis gender, penyusunan GBS, penyusunan KAK dan pengintegrasian hasil analisis gender dalam RKA SKPD. Pelaksanaan juklak dapat disesuaikan dengan perkembangan setiap daerah. Setiap daerah diharapkan dapat melakukan inovasi dan mengembangkan pedoman ini sesuai dengan perkembangan masing-masing.
Petunjuk Pelaksanaan ini diharapkan membantu perencana untuk menyusun anggaran responsif gender dalam konteks anggaran berbasis kinerja. Seluruh Daerah dapat menggunakan Petunjuk Pelaksanaan ini sebagai acuan kerja dalam menyusun kebijakan/program/kegiatan dan pelaporan akuntabilitas kinerja yang responsif gender.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Kementerian Dalam Negeri
Kementerian Keuangan
56
Lampiran 1
Formulir I Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif GenderPemerintahan Daerah Lingkup Provinsi/Kabupaten/Kota.....................
INDIKATOR UMUM/PRASYARAT PPRG :A.
Pertanyaan Jawaban
KOMITMEN DAN KEBIJAKAN
1. Apakah ada peraturan perundangan tentang pelaksanaan PPRG di provinsi/kabupaten/kota?
Ya1. Tidak 2.
1.a. Jika YA, dalam bentuk apa? Lampirkan! Peraturan Daerah4096. Peraturan Gubernur4097. Peraturan Bupati/Walikota4098. Keputusan Bupati/4099. WalikotaSurat Edaran Bupati/4100. WalikotaLainnya, sebutkan!4101.
1.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
2. Apakah peraturan tersebut sudah diinformasikan di wilayah provinsi/kabupaten/kota?
Ya1. Tidak 2.
2.a Jika YA, kepada siapa peraturan tersebut diinformasikan?
Eksekutif1. Legislatif2. Yudikatif3. Lembaga Masyarakat 4.
2.b Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
3. Bagaimana peraturan tersebut diinformasikan?
Melalui Surat Edaran1. Melalui Media Masa2. Melalui Forum Sosialisasi3. Lainnya, sebutkan!4.
4. Adakah kebijakan teknis operasional, seperti pedoman, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan) PPRG?
Ya1. Tidak 2.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
57
Pertanyaan Jawaban
4.a. Jika YA, dalam bentuk apa? Lampirkan! Peraturan Bupati/Walikota1. Keputusan Kepala SKPD/OPD2. Lainnya, sebutkan!3.
4.b Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
5. Adakah kebijakan tentang penyusunan dan penggunaan data terpilah gender dalam penyusunan dokumen perencanaan dan penganggaran?
Ya1. Tidak 2.
5.a. Jika YA, dalam bentuk apa? Lampirkan! Peraturan Bupati/Walikota1. Keputusan Kepala SKPD2. Lainnya, sebutkan!3.
5,b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
KELEMBAGAAN
Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender
6. Apakah ada kelompok kerja Pengarusutamaan Gender di provinsi/kabupaten/kota?
Ya1. Tidak2.
6.a. Jika YA, sebutkan dasar hukum pembentukannya dan lampirkan!
Peraturan Gubernur1. Keputusan Gubernur2. Peraturan Bupati/Walikota3. Keputusan Bupati/Walikota4. Surat Edaran Gubernur/5.
Bupati/Walikota Peraturan lainnya, sebutkan!6.
6.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
7. Sebutkan keanggotaan kelompok kerja Pengarusutamaan Gender!
Bappeda1. Badan PP dan KB2. Badan Keuangan Daerah3. Bawasda/Inspektorat4. Lainnya, sebutkan!5.
8. Apakah Kepala Bappeda ditetapkan sebagai ketua kelompok kerja Pengarusutamaan Gender?
Ya1. Tidak2.
Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
9. Apakah ada pertemuan kelompok kerja Pengarusutamaan Gender?
Ya1.Tidak2.
58
Pertanyaan Jawaban
9.a. Jika YA, berapa kali pertemuan kelompok kerja Pengarusutamaan Gender dalam satu bulan/tahun?
9.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
10. Apakah sudah terbentuk Focal Point PUG? Ya1. Tidak2.
10.a. Jika YA, berapa SKPD yang sudah membentuk Focal Point? Sebutkan !
10.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
11. Apakah sudah terbentuk Tim Teknis ARG? Ya1. Tidak2.
11.a. Jika YA, siapa yang termasuk dalam Tim Teknis ARG? Sebutkan!
11.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
Rencana Kerja Tahunan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender
12. Apakah ada rencana kerja tahunan kelompok kerja Pengarusutamaan Gender?
Ya1. Tidak2.
12.a. Jika YA, lampirkan!
12.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa!
Laporan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender
13. Apakah ada laporan tahunan tentang pelaksanaan rencana kerja kelompok kerja Pengarusutamaan Gender?
Ya1. Tidak2.
13.a. Jika YA, lampirkan!
13.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa!
14. Apakah laporan tersebut disampaikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota?
Ya1. Tidak2.
14.a. Jika YA, lampirkan!
14.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa!
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
59
Pertanyaan Jawaban
SUMBERDAYA MANUSIA DAN ANGGARAN
Sumberdaya Manusia
17. Apakah tersedia SDM yang sudah mengikuti pelatihan (capacity building) PUG/PPRG
Ya1. Tidak 2.
17.a. Jika YA, dari unsur mana? Bappeda1. Badan PP dan KB2. SKPD/OPD……3. SKPD/OPD……4. Dst. 5.
17.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa!
18. Apakah tersedia SDM yang sudah mengikuti Training of Trainer (TOT) fasilitator PUG/PPRG
Ya1. Tidak2.
18.a. Jika YA, dari unsur mana dan berapa jumlahnya?
Bappeda1. : ….. orangBadan PP dan KB2. : ….. orangSKPD/OPD……3. : …..orangSKPD/OPD……4. : …..orangDst. 5.
18.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa!
19. Lembaga apa yang memfasilitasi pelatihan (capacity building) dan TOT fasilitator PUG/PPRG?
Pemerintah Pusat 1. (Kementerian PP & PA)Badan PP dan KB Provinsi2. Pusat Studi Wanita/Gender 3. setempatLSM4. Lainnya, sebutkan!5.
Sumberdaya Anggaran
20. Adakah alokasi anggaran untuk sosialisasi dan Capacity Building (Peningkatan Kapasitas) SDM tentang PUG/PPRG?
Ya1. Tidak2.
20.a. Jika YA, berapa alokasinya? Rp. …………………..
20.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa!
21. Adakah Anggaran Responsif Gender (ARG) yang diwujudkan dengan Gender Budget Statement (GBS) pada SKPD/OPD di Kabupaten/Kota Saudara?
Ya1. Tidak2.
60
Pertanyaan Jawaban
21.a. Jika YA, sebutkan SKPD/OPD berikut alokasi ARG-nya!
SKPD/OPD…… Rp. …….1. SKPD/OPD…… Rp. …….2. SKPD/OPD…… Rp. …….3. Dst.4.
PROFILE GENDER DAN DATA TERPILAH
26. Apakah tersedia Statistik Gender/Profil Gender/Data Terpilah ?
Ya1. Tidak2.
26.a. Jika YA, lampirkan!
26.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
27. Apakah ada SKPD yang memiliki profil gender/data terpilah gender ?
Ya1. Tidak2.
27.a. Jika YA, bepara SKPD yang telah memiliki profil gender/data pilah gender? Sebutkan!
27.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa?
PARTISIPASI MASYARAKAT
28. Apakah provinsi/kabupaten/kota mengikut-sertakan Lembaga Masyarakat dalam proses PPRG?
Ya1. Tidak 2.
28.a. Jika YA, pada tingkat apa? Identifikasi permasalahan/1. isu-isu genderPerencanaan dan Pengang-2. garan Program dan KegiatanPelaksanaan program dan 3. kegiatanMonitoring dan evaluasi 4. pelaksanaan program dan kegiatanLainnya, sebutkan!5.
28.b. Jika TIDAK, jelaskan mengapa!
29. Lembaga Masyarakat mana yang diikutsertakan?
Perguruan Tinggi/Akademisi1. LSM2. Ormas3. Kelompok Perempuan4. Kelompok Masyarakat 5. Berkebutuhan KhususDunia Usaha6. Lainnya, sebutkan!7.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
61
Lampiran 2
Formulir IIPengendalian dan Evaluasi Kebijakan
terhadap Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah DaerahProvinsi/Kabupaten/Kota :……………………...................
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
Pembentukan tim penyusun RPJMD provinsi/kabupaten/kota dan penyusunan rencana kerja Penyiapan data dan informasi
2.a. Penyediaan data terpilah gender per SKPD
3 Penelaahan RT/RW provinsi/kabupaten/kota
4 Analisis gambaran umum kondisi daerah
4.a.
Analisis faktor kesenjangan politik, sosial-ekonomi dan budaya; kesenjangan antara kabupaten/kota/kecamatan, antar kawasan, perempuan dan laki-laki, dst
5Analisis pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan
5.a.Analisis data kontribusi perempuan dan laki-laki dalam keuangan daerah
6 Perumusan permasalahan pembangunan daerah provinsi
62
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6.a.
Masalah kesenjangan gender (akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat) masuk dalam rumusan permasalahan pembangunan daerah
7 Penelaahan RPJMN sebagai acuan penyusunan RPJMD
8Analisis isu-isu strategis pembangunan jangka menengah
8.a.
Faktor-faktor penyebab kesenjangan gender menjadi pijakan perumusan isu strategis pembangunan jangka menengah
9Penelaahan RPJPD provinsi/kabupaten/kota sebagai acuan penyusunan RPJMD
10 Perumusan penjelasan visi dan misi
10.a.
Visi, misi daerah dan penjelasannya secara eksplisit memasukkan isu gender dan penyelesaian masalah kesenjangan
11
Rumusan visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah selaras dengan visi dan misi pembangunan jangka panjang daerah provinsi/kabupaten/kota
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
63
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
12
Rumusan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota selaras dengan arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan nasional, arah, kebijakan, dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan dalam RPJMN sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan karakteristik daerah
13 Perumusan tujuan dan sasaran
13.a.
Rumusan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah dapat menjawab permasalahan kesenjangan gender
14
Rumusan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah berpedoman pada tujuan dan sasaran pembangunan jangka panjang daerah provinsi/kabupaten/kota
15
Rumusan tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah daerah mengacu pada tujuan dan sasaran pembangunan jangka menengah nasional
16 Perumusan strategi dan arah kebijakan
64
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
16.a.
Rumusan strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah memasukkan pendekatan dan rencana aksi responsif gender
17
Rumusan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota mengarah pada pencapaian visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota
18Perumusan kebijakan umum dan program pembangunan daerah
19
Rumusan kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kab/kota mengacu pada agenda pembangunan jangka menengah nasional meliputi :
19.a. Pencapaian indikator IPM19.b. Pencapaian indikator IPG
19.c. Pencapaian target pelayanan publik dasar sesuai SPM
19.d.
Pencapaian target MDG’s dan perjanjian internasional lainnya yang telah diratifikasi seperti: Carbon Trade, Clean Development Mechanism (CDM), Copenhagen Green Climate Fund
19.e. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
65
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
19.f.Penurunan tingkat pengangguran, baik perempuan maupun laki-laki
19.g.Peningkatan sumbangan pendapatan perempuan dalam rumah tangga
19.h.
Penurunan tingkat kemiskinan absolut dan perbaikan distribusi pendapatan dengan pelindungan sosial yang berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan perluasan kesempatan ekonomi masyarakat yang berpendapatan rendah
19.i. Peningkatan umur harapan hidup
19.j.
Pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam, konservasi dan pemanfaatan lingkungan hidup, disertai penguasaan dan pengelolaan risiko bencana
19.k.
Peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
66
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
19.l.
Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pencapaian target indikator rata-rata lama sekolah, Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kerja (APK)
19.m. Peningkatan angka melek huruf perempuan dan laki-laki
19.n. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha
19.o.
Peningkatan ketahanan pangan dan lanjutan revitalisasi pertanian untuk mewujudkan kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian lingkungan dan sumber daya alam
19.p.Program aksi daerah tertinggal, terdepan, terluar, dan pasca konflik
19.q.
Pengembangan dan perlindungan kebhinekaan budaya, karya seni, dan ilmu serta apresiasinya, disertai pengembangan inovasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
67
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
20
Rumusan kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah berpedoman pada RT/RW daerah yang meliputi:
20.a. Indikasi program pemanfaatan Pola Ruang, pada:
Kawasan Lindung:a. Kawasan yang 1. memberikan perlindungan kawasan bawahannyaKawasan perlindungan 2. setempatKawasan suaka alam3. Kawasan pelestarian 4. alamKawasan rawan bencana 5. alamKawasan lindung lainnya6.
Kawasan Budi Daya:b. Kawasan hutan produksi1. Kawasan pertanian2. Kawasan pertambangan3. Kawasan industri4. Kawasan pariwisata5. Kawasan permukiman6. Kawasan konservasi 7. budaya & sejarah
68
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
20.b.
Indikasi program pemanfaatan Struktur Ruang, pada :
sistem perkotaana. ;sistem jaringan b. transportasi;
sistem jaringan enc. ergi;sistem jaringan d. telekomunikasi;sistem jaringan sumber e. daya air;
21Pembahasan dengan DPRD untuk memperoleh masukan dan saran
22Perumusan indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan
22.a.
Rumusan indikator rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan telah memasukkan indikator kualitatif dan kuantitatif berdasarkan analisis gender yang dilakukan
23 Pembahasan dengan SKPD provinsi/kabupaten/kota
24 Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik
24.a.
Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik melibatkan kelompok perempuan, kelompok berkebutuhan khusus, dan kelompok rentan lainnya
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
69
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
25Penyelarasan indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan
26 Musrenbang RPJMD provinsi/kabupaten/kota menyepakati:
26.a.Sasaran pembangunan jangka menengah daerah yang responsif gender
26.b.
Strategi dan sinkronisasi arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah dengan pendekatan atas-bawah dan bawah-atas serta analisis gender sesuai dengan kewenangan penyelenggaraan pemerintahan daerah
26.c.
Kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah dengan visi, misi dan program pimpinan daerah
26.d.
Singkronisasi kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah dengan visi, misi dan program pimpinan daerah secara eksplisit menegaskan prinsip keadilan dan kesetaraan
26.e.
Indikasi rencana program prioritas pembangunan jangka menengah daerah yang disesuaikan dengan kemampuan pendanaan
70
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
26.f.
Capaian indikator kinerja daerah pada kondisi saat ini dan pada akhir periode RPJMD provinsi/kabupaten/kota
26.g.
Capaian indikator kinerja daerah pada kondisi saat ini dan pada akhir periode RPJMD disajikan berdasarkan data terpilah
26.h.
Komitmen bersama antara pemangku kepentingan untuk mempedomani RPJMD provinsi/kabupaten/kota dalam melaksanakan pembangunan daerah
27Naskah Kesepakatan hasil musrenbang RPJMD provinsi/kabupaten/kota
28 Penyusunan rancangan akhir
29
Rumusan kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah selaras dengan pembangunan jangka menengah daerah lainnya
30
Program pembangunan jangka menengah daerah selaras dengan pemanfaatan struktur dan pola ruang daerah lainnya
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
71
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan EvaluasiKesesuaian/Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempurnaan
Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
31
Rumusan strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota mengarah pada pencapaian visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota
32
Penyusunan RPJMD sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RPJMD yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri yang berlaku ini
33Penyusunan naskah akademis rancangan Perda RPJMD provinsi/kabupaten/kota
34Dokumen RPJMD provinsi/kabupaten/kota yang telah disahkan
72
Lampiran 3
Formulir IIIKesimpulan Pengendalian dan Evaluasi terhadap Kebijakan
Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Lingkup Provinsi/Kabupaten/Kota ....................................
No AspekPenjelasan Hasil
Pengendalian dan Evaluasi
(1) (2) (3)
1 Visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah selaras dengan visi, misi, arah dan kebijakan pembangunan jangka panjang daerah serta pemanfaatan struktur dan pola ruang provinsi/kabupaten/kota
2 Visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota selaras dengan arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan nasional, arah, kebijakan, dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan dalam RPJMN sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan karakteristik daerah;
3 Visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi telah responsif gender dengan memasukkan analisis gender
4 Kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah selaras dengan pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota lainnya
5 Program pembangunan jangka menengah daerah selaras dengan pemanfaatan struktur dan pola ruang provinsi/kabupaten/kota lainnya
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
73
6 Kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah dirumuskan berdasarkan analisis gender dan menggunakan indikator kebutuhan gender (data terpilah)
7 Strategi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kab/kota mengarah pada pencapaian visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota
8 Kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Daerah sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RPJMD provinsi/kabupaten/kota yang diatur dalam peraturan Menteri Dalam Negeri yang berlaku saat ini
.............................., tanggal .................
MENTERI DALAM NEGERI
( )
74
Lampiran 4
Formulir IVPengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan PerencanaanPembangunan Tahunan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota .............................................
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/ Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak
Sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila
TidakAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pembentukan tim penyusun RKPD provinsi/kabupaten/kota dan penyusunan rencana kerja
2 Pengolahan data dan informasi
2.a. Penyediaan data terpilah gender per SKPD
3 Analisis gambaran umum kondisi daerah
3.a. Analisis faktor kesenjangan politik, sosial-ekonomi dan budaya; kesenjangan antara kabupaten/kota, antar kawasan, perempuan dan laki-laki, dst
4 Analisis ekonomi dan keuangan daerah
5 Evaluasi kinerja tahun lalu
6 Penelaahan terhadap kebijakan pemerintah
7 Penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD provinsi/kabupaten/kota
8 Perumusan permasalahan pembangunan daerah
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
75
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/ Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak
Sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila
TidakAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
8.a. Masalah kesenjangan gender (akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat) masuk dalam rumusan permasalahan pembangunan daerah provinsi/kabupaten/kota
9 Perumusan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah
10 Perumusan RKPD provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan visi, misi, arah kebijakan dan program Gubernur/Bupati/Walikota yang ditetapkan dalam RPJMD provinsi/kabupaten/kota
11 Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah
11.a. Rumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahunan didasarkan pada analisis dan rencana aksi daerah responsif gender
12 Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahunan telah berpedoman pada kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah
13 Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahunan telah mengacu pada RKP
14 Perumusan program prioritas beserta pagu indikatif
14.a. Rumusan program prioritas diantaranya meliputi program-program spesifik gender, affirmatif, dan kesetaraan gender, dengan pagu indikatif yang proporsional
76
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/ Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak
Sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila
TidakAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
15 Pelaksanaan forum konsultasi publik
15.a. Pelaksanaan Forum Konsultasi Publik melibatkan kelompok perempuan, kelompok berkebutuhan khusus, dan stakeholder lainnya
16 Penyelarasan rencana program prioritas daerah beserta pagu indikatif
17 Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahunan telah berpedoman pada kebijakan umum
18 Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahunan telah berpedoman pada program pembangunan jangka menengah daerah
19 Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahunan telah mengacu pada RKP
20 Perumusan rencana program dan kegiatan prioritas daerah dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah daerah
21 Perumusan rencana program dan kegiatan prioritas daerah provinsi dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan tahunan nasional
22 Pendanaan program dan kegiatan prioritas berdasarkan pagu indikatif untuk masing-masing SKPD telah memperhitungkan prakiraan maju
23 Musrenbang RKPD yang bertujuan:
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
77
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/ Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak
Sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila
TidakAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
24.a. Menyelaraskan program dan kegiatan prioritas pembangunan daerah dengan arah kebijakan, prioritas dan sasaran pembangunan nasional serta usulan program dan kegiatan hasil musrenbang
24.b. Mengklarifikasi usulan program dan kegiatan yang telah disampaikan masyarakat kepada pemerintah daerah pada musrenbang RKPD kabupaten/kota dan/atau sebelum musrenbang RKPD provinsi dilaksanakan;
24.c. Mempertajam indikator dan target kinerja program dan kegiatan pembangunan
24.d. Menyepakati prioritas pembangunan daerah serta rencana kerja dan pendanaan
24 Berita Acara Hasil Musrenbang RKPD provinsi/kabupaten/kota
25 Sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RKPD provinsi/kabupaten/kota yang diatur dalam peraturan Menteri Dalam Negeri yng berlaku ini
26 Dokumen RKPD yang telah disahkan
78
Lampiran 5
Formulir VKesimpulan Pengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota...................................
No Aspek
Penjelasan Hasil
Pengendalian dan Evaluasi
(1) (2) (3)
1Perumusan RKPD provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan visi, misi, arah kebijakan dan program Gubernur/Bupati/Walikota yang ditetapkan dalam RPJMD provinsi/kabupaten/kota
2 Perumusan RKPD telah responsif gender dengan memasukkan analisis gender pada rumusan program dan kegiatan prioritas
3
Perumusan program dan kegiatan pembangunan daerah provinsi/kabupaten/kota selaras dengan prioritas pembangunan nasional terutama program/kegiatan yang mencakup atau terkait dengan dua wilayah atau lebih, maupun pada wilayah perbatasan antar provinsi/negara;
4
Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahunan Antarprovinsi/antar daerah telah berpedoman pada kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota masing-masing serta mengacu pada RKP
5
Perumusan rencana program dan kegiatan prioritas daerah dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah daerah serta pencapaian sasaran pembangunan tahunan nasional
6Sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RKPD provinsi/kabupaten/kota yang diatur dalam peraturan Menteri Dalam Negeri ini
.............................., tanggal .................
MENTERI DALAM NEGERI
( )
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
79
Lampiran 6
Formulir VIPengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan Renstra SKPDProvinsi/Kabupaten/Kota :……………………..
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/Ketersediaan Faktor
PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pembentukan tim penyusun Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota dan Agenda Kerja
2 Penyiapan data dan informasi
2.a. Penyediaan data terpilah gender per SKPD
3 Analisis gambaran pelayanan SKPD provinsi/kabupaten/kota
4 Review Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota di wilayah provinsi
5 Penelaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
6 Analisis terhadap Dokumen Hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sesuai dengan pelayanan SKPD provinsi/kabupaten/kota
7 Perumusan isu-isu strategis
7.a. Perumusan isu-isu strategis untuk menjawab permasalahan kesenjangan antara perempuan dan laki-laki
80
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/Ketersediaan Faktor
PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
8 Perumusan visi dan misi SKPD provinsi/kabupaten/kota
9 Perumusan visi dan misi SKPD berpedoman pada visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah, yang secara eksplisit memasukkan isu gender dan penyelesaian masalah kesenjangan
10 Perumusan tujuan pelayanan jangka menengah SKPD provinsi/kabupaten/kota
11 Perumusan sasaran pelayanan jangka menengah SKPD provinsi/kabupaten/kota
12 Mempelajari Surat Edaran Gubernur/Bupati/Walikota perihal Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD beserta lampirannya yaitu rancangan awal RPJMD yang memuat indikator keluaran program dan pagu per-SKPD
13 Perumusan strategi dan kebijakan jangka menengah SKPD guna mencapai target kinerja program prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi SKPD
14 Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif selama 5 (lima) tahun, termasuk lokasi kegiatan
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
81
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/Ketersediaan Faktor
PenyebabKetidak sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila Tidak SesuaiAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
15 Perumusan indikator kinerja SKPD yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
15.a. Perumusan indikator kinerja SKPD disajikan berdasarkan data terpilah gender
16 Pelaksanaan forum SKPD
17 Perumusan indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif SKPD berpedoman pada indikasi rencana program prioritas dan kebutuhan pendanaan pembangunan jangka menengah daerah
18 Perumusan rancangan akhir Rentra SKPD
19 Pentahapan pelaksanaan program SKPD provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan pentahapan pelaksanaan program pembangunan jangka menengah daerah
20 Dokumen Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota yang telah disyahkan
.............................., tanggal .................
MENTERI DALAM NEGERI
( )
82
Lampiran 7
Formulir VIIPengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan Renja SKPDProvinsi/Kabupaten/Kota :…………………....…..
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/ Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak
Sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila
TidakAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
Pembentukan tim penyusun Renja SKPD provinsi/kabupaten/kota dan Agenda Kerja SKPD provinsi
2 Pengolahan data dan informasi
2.a.
Pengolahan data dan informasi berdasarkan analisis kebutuhan perempuan dan laki-laki.
3 Analisis gambaran pelayanan SKPD provinsi/kab/kota
4
Mengkaji hasil evaluasi renja-SKPD provinsi/kabupaten/kota tahun lalu berdasarkan Renstra-SKPD provinsi/kabupaten/kota
5
Penentuan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD provinsi/kabupaten/kota
6Penelaahan rancangan awal RKPD provinsi/kabupaten/kota
7 Perumusan tujuan dan sasaran
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
83
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/ Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak
Sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila
TidakAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7.a.
Perumusan tujuan dan sasaran berdasarkan analisis kebutuhan perempuan dan laki-laki
8
Penelaahan usulan masyarakat, termasuk kelompok-kelompok perempuan dan kelompok marginal lainnya
9 Perumusan kegiatan prioritas
10 Pelaksanaan forum SKPD provinsi/kab/kota
10.a.
Menyelaraskan program dan kegiatan SKPD dengan usulan program dan kegiatan hasil Musrenbang
10.b.
Mempertajam indikator dan target kinerja program dan kegiatan SKPD sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD
10.c.
Mensinkronkan program dan kegiatan antar SKPD dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran sesuai dengan kewenangan dan sinergitas pelaksanaan.
10.d.
Menyesuaikan pendanaan program dan kegiatan prioritas berdasarkan pagu indikatif untuk masing-masing SKPD provinsi/kab/kota sesuai surat edaran Gubernur/Bupati/ Walikota
84
No Jenis Kegiatan
Hasil Pengendalian dan Evaluasi
Kesesuaian/ Ketersediaan
Faktor PenyebabKetidak
Sesuaian
Tindak Lanjut Penyempur-naan Apabila
TidakAda Tidak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
11
Sasaran program dan kegiatan SKPD disusun berdasarkan pendekatan kinerja, perencanaan dan penganggaran terpadu, serta mempertimbangkan kebutuhan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki
12
Program dan kegiatan antar SKPD dengan SKPD lainnya dalam rangka optimalisasi pencapaian sasaran prioritas pembangunan daerah telah dibahas dalam forum SKPD
13
Pendanaan program dan kegiatan prioritas berdasarkan pagu indikatif untuk masing-masing SKP telah menyusun dan memperhitungkan prakiraan maju
14Dokumen Renja SKPD provinsi/kabupaten/kota yang telah disyahkan
.............................., tanggal .................
KEPALA SKPD……………..PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .....................
( )
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
85
Lampiran 8
Formulir VIIIKesimpulan Pengendalian dan Evaluasi
terhadap Kebijakan Renja SKPDProvinsi/Kabupaten/Kota :……………………........
No Aspek Penjelasan Hasil Pengendalian dan Evaluasi
(1) (2) (3)
1
Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah tahunan lingkup provinsi/kabupaten/kota telah berpedoman pada kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi/kabupaten/kota serta mengacu pada RKP
2
Perumusan rencana program dan kegiatan prioritas daerah lingkup provinsi/kabupaten/kota dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah daerah serta pencapaian sasaran pembangunan tahunan nasional
.............................., tanggal .................
KEPALA BAPPEDA
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA .....................
( )
86
Lampiran 9
ContohMatriks Lembar Kerja
Gender Analysis Pathway
KOLOM 1 SKPD Dinas Nakertransduk Prov X
Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas •Tenaga Kerja
Kegiatan Pelatihan di Bidang Pertanian dan UKM•Tujuan Meningkatkan • ketrampilan dan keahlian
tenaga kerja di bidang pertanian untuk berkembangnya usaha mikro/kecil atau usaha mandiri
KOLOM 2 Data Pembuka Wawasan
Pada 2011, BLK Pertanian Kelompok telah •melatih 400 orang peserta pelatihan dalam 25 paket pelatihan. Tahun 2011-2012, terjadi kenaikan dlm (1) •jumlah anggaran; (2) jenis paket pelatihan; (3) jumlah peserta, termasuk peserta perempuanBLK Pertanian Klampok mendapatkan •anggaran untuk menyelenggarakan 69 paket pelatihan dari APBD dan APBN. Januari - hingga Juni 2012, telah 528 orang •peserta yang telah dilatih (dari dari target 1104 orang).Data Rekruitmen dan Seleksi Peserta Latihan•Peserta rekrutmen dan seleksi adalah berasal •dari pendaftar di tahun berjalan dan tahun sebelumnya yang belum dilatih.Prosentase jumlah peserta pelatihan •Th.2011: peserta laki-laki 84.50% dan perempuan 19.50%Th. 2012: • peserta laki-laki 82.01% dan perempuan 24.05%Data kuisioner terhadap 16 orang peserta •pelatihan baik laki-laki maupun perempuan menunjukan jika mereka tidak memiliki kewenangan untuk memilih jenis pelatihan yang sesuai dengan minat dan KebutuhanyaJenis pelatihan ditentukan oleh desa atau •kelompok tani pengusul .
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
87
KOLOM 3
ISU
GEN
DER
Faktor Ke-senjangan/ Permasa-lahan Akses, Partisipasi, Kontrol, Manfaat
Minimnya jenis pelatihan yang sesuai dengan •potensi dan kebutuhan perempuan.Sebagian besar pendaftar perempuan •cenderung memilih kejuruan Pengolahan Hasil Pertanian, dan sedikit yang memilih kejuruan lain, kecuali pada kasus pelatihan Budidaya Tanaman Obat (Kejuruan Perkebunan)Peserta pelatihan baik laki-laki maupun •perempuan tidak memiliki kewenangan dalam menentukan jenis pelatihan sesuai dengan minat dan kebutuhannya
KOLOM 4 Sebab Kesenjangan Internal (di SKPD)
Sebagian bidang kejuruan yang tersedia •adalah kejuruan yang lebih diminati oleh peserta laki-lakiSKPD belum melihat / mempertimbangakn •potensi dan kebutuhan calon peserta baik perempuan ataupun laki-laki.BLK sebagai unit pelaksana pelatihan belum •melakukan sosialisasi program secara efektif sehingga tidak tepat sasaran.
KOLOM 5 Sebab Kesenjangan Eksternal
Masih ada bias gender dalam proses seleksi •peserta karena diajukan di tingkat desa atau kelompok tani Kelompok sasaran yang diajukan bersifat •agregat, tidak terpilah menurut jenis kelamin Masih ada anggapan kuat masyarakat bahwa •laki-laki sebagai kepala keluarga dan mata pencaharian utama;
KOLOM 6 Tujuan Responsif Gender
Meningkatkan ketrampilan dan keahlian tenaga kerja di bidang pertanian untuk berkembangnya usaha mikro/kecil atau usaha mandiri yang responsif gender
KOLOM 7 Rencana Aksi Perbaikan prosedur identifikasi dan A. rekruitmen peserta pelatihan yang mengakomodir kebutuhan peserta perempuan dan laki-laki.Identifikasi Kebutuhan Pelatihan yang B. responsif GenderPenyusunan Program Pelatihan Unggulan C. yang responsive gender Monitoring dan evaluasi pelatihan dan paska D. pelatihan
88
Kolom 8
Peng
ukur
an H
asil
Baseline Pada 2011, BLK Pertanian Kelompok telah •melatih 400 orang peserta pelatihan dalam 25 paket pelatihan.Tahun 2011-2012, terjadi kenaikan dlm (1) •jumlah anggaran; (2) jenis paket pelatihan; (3) jumlah peserta, termasuk peserta perempuanJanuari - hingga Juni 2012, telah 528 orang •peserta yang telah dilatih (dari dari target 1104 orang).Data Rekruitmen dan Seleksi Peserta Latihan•Peserta rekrutmen dan seleksi adalah •berasal dari pendaftar di tahun berjalan dan tahun sebelumnya yang belum dilatih.Prosentase jumlah peserta pelatihan •Th.2011: peserta laki-laki 84.50% dan perempuan 19.50%Th. 2012: peserta laki-laki 82.01% dan •perempuan 24.05%
KOLOM 9 Indikator Tersedia Pelatihan Keterampilan Unggulan •yang responsif gender di BLK Bidang Pertanian dan UKMTh. 2012: • peserta laki-laki 82.01% dan perempuan 24.05% . Tahun 2013 prosentase peserta perempuan naik 10 % menjadi 34,05%.
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
89
Lampiran 10
ContohPERNYATAAN ANGGARAN GENDER
(GENDER BUDGET STATEMENT)
SKPD : DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN PROVINSI XXX
UPTD BALAI LATIHAN KERJA PERTANIANTAHUN ANGGARAN : 2013
Program “Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja”
Kegiatan Pelatihan di Bidang Pertaniandan UKM
Kode Kegiatan 1.14.1.14.01.16.03
Indikator Kinerja Kegiatan
Tersedianya Pelatihan Unggulan Bidang Pertanian dan UKM yang Responsif Gender
Output Jumlah Pelatihan Unggulan Bidang Pertanian dan UKM yang Responsif Gender
Analisa SituasiPada 2011, BLK Pertanian Kelompok telah melatih 400 orang •peserta pelatihan dalam 25 paket pelatihan.BLK Pertanian Kelompok mendapatkan anggaran untuk •menyelenggarakan 69 paket pelatihan dari APBD dan APBN.
Pada bulan Januari -Juni 2012, telah 528 orang peserta yang ȃtelah dilatih (dari dari target 1104 orang).Data Rekruitmen dan Seleksi Peserta LatihanȃPeserta rekrutmen dan seleksi adalah berasal dari pendaftar ȃdi tahun berjalan dan tahun sebelumnya yang belum dilatih, terlihat dari prosentase data dibawah ini :Th.2011: ȃ peserta laki-laki 84.50% dan perempuan 19.50% Th. 2012:ȃ peserta laki-laki 82.01% dan perempuan 24.05%Data kuisioner terhadap 16 orang peserta pelatihan ȃ baik laki-laki maupun perempuan tidak memiliki kewenangan untuk memilih jenis pelatihan yang sesuai dengan minat dan KebutuhanyaJenis pelatihan ditentukan oleh desa atau kelompok tani ȃpengusul .
Peserta laki-laki maupun perempuan tidak memiliki kewenangan •untuk memilih jenis pelatihan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya
90
BLK Pertanian sebagian besar kejuruan memang merupakan •bidang yang menjadi domain laki-laki, dibanding yang diminati perempuan, Sehingga perbedaan jumlah/prosentase peserta laki-laki dan perempuan merupakan konsekuensi logis dari bidang-bidang pertanian yang ada di BLKP Kurangnya pengawasan sehingga informasi program pelatihan •tidak tersampaikan secara efektif keseluruh masyarakat dan rekruitmen yang kurang tepat sasaran.Mekanisme di BLK dalam penentuan jenis pelatihan yang •diselenggarakan sering kali didasarkan pada surat permohonan pelatihan dengan asal peserta dari daftar yang diusulkan dalam surat permohonan pelatihan tersebut. Ini mengakibatkan kontrol/kewenangan dalam menentukan pelatihan banyak berada di pihak yang mengajukan permohonan pelatihan (desa atau kelompok tani).
Rencana Aksi Komponen (Sub Kegiatan 1)
Perbaikan prosedur identifikasi dan rekruitmen peserta pelatihan yang mengakomodir kebutuhan peserta perempuan dan laki-laki.Tujuan : Meningkatkan efektifitas identifikasi, pemasaran program pelatihan dan rekruitmen BLK Pertanian Kelompok
Aktivitas 1 Pembentukan Tim Perbaikan Prosedur
Aktivitas 2 Penyusunan Prosedur dan Perangkat Identifikasi, Pemasaran dan Rekruitmen
Aktivitas 3 Uji Coba Prosedur dan Perangkat Identifikasi, Pemasaran dan Rekruitmen
Aktivitas 4 Evaluasi dan Pengesahan Prosedur dan Perangkat Identifikasi, Pemasaran dan Rekruitmen
Komponen (Sub Kegiatan 2)
Identifikasi Kebutuhan Pelatihan yang responsif Gender Tujuan : Mengetahui kebutuhan pelatihan di daerah sasaran
Aktivitas 1 Rapat persiapan identifikasi
Aktivitas 2 Identifikasi Kebutuhan Pelatihan di Daerah
Aktivitas 3 Rapat evaluasi dan penyusunan laporan
Komponen (Sub Kegiatan 3)
Penyusunan Program Pelatihan Unggulan yang responsive gender Tujuan : Mengakomodasikebutuhanpelatihan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
91
Aktivitas 1 Rapat persiapan penyusunan program pelatihan
Aktivitas 2 Penyusunan Modul Program Pelatihan Unggulan yang responsif gender
Aktifitas 3 Sosialisasi Program Pelatihan Unggulan yang responsive gender.
Komponen (Sub Kegiatan 4)
Monitoring dan evaluasi pelatihan dan paska pelatihanTujuan: Menyampaikan informasi program pelatihan kepada masyarakat sasaran dengan efektif, mendapatkan peserta pelatihan yang memenuhi persyaratan, dan mendapatkan informasi kondisi lulusan pelatihan
ALOKASI SUMBER DAYA Rp 300.000.000,-
DAMPAK/HASIL/MANFAAT
Indikator outcome:Pengalokasian anggaran efektif dan eficient dengan terlembaganya gender responsif /perspektif kedalam sistem program pelatihan unggulan pemasaran pelatihan, prosedure, recruitment peserta pelatihan khususnya di BLK Pertanian dan UKM
Penanggung Jawab Kegiatan,
(.........................................)
92
Lang
kah
1La
ngka
h 2
Lang
kah
3La
ngka
h 4
Lang
kah
5La
ngka
h 6
Lang
kah
7La
ngka
h 8
Lang
kah
9
KEB
IJAK
AN/
PERA
TURA
N/
PRO
GRAM
DATA
PEM
BUK
A W
AWAS
ANIS
U G
END
ERK
EBIJA
KAN
DAN
REN
CANA
K
EDEP
ANPE
NGU
KURA
N H
ASIL
FAK
TOR
KES
ENJA
NGA
NSE
BAB
INTE
RNAL
SEBA
B EK
STER
NAL
REFO
RMU
-LA
SI
TUJU
AN
RIN
CIAN
K
EGIA
TAN
/RE
NCA
NA A
KSI
BASE
LIN
E DA
TAIN
DIK
ATO
R
Prog
ram
:Pe
mba
ngun
an
Jala
n da
n je
mba
tan
Kegi
atan
:Pe
mba
ngun
an
Jem
bata
n
Tuju
an:
Seba
gai s
aran
a pe
nghu
bung
un
tuk
peni
ngka
tan
kese
jaht
eraa
n m
asya
raka
t
Jum
lah
Pend
uduk
Di
• Dua
dusu
n +
168
Jiw
a,
+ 42
KK,
jum
lah
pend
uduk
kec
. • Ka
lukk
u : L
aki-l
aki
38.0
34. d
an P
erem
puan
35
.734
(be
rdas
arka
n da
ta S
IAK
Dina
s Kep
en-
dudu
kan
dan
Penc
a-ta
tan
sipi
l , T
ahun
xx
Tida
k ad
anya
sar
ana
• jem
bata
n pe
nghu
bung
be
rdam
pak
terh
adap
ke
hidu
pan
kese
jaht
e-ra
an m
asya
raka
t (ak
ses
terh
adap
sara
na
kese
hata
n, p
endi
dika
n,
ekon
omi).
Stud
i kel
ayak
an
• sepe
rti
pe
nent
uan
loka
si
dila
kuka
n ka
rena
be
lum
ada
ke
past
ian
(bel
um a
dany
a an
ggar
an d
ari
pem
erin
tah
daer
ah)
Rum
usan
• ke
giat
an p
ada
prog
ram
pe
mba
ngun
an
jala
n da
n je
mba
tan
belu
m
dida
sari
Ana
lisis
(t
erm
asuk
an
alis
is G
ende
r).
Seba
gian
• be
sar S
DM
Dina
s PU
kab.
XXX
be
lum
m
enge
tahu
i te
ntan
g pe
rspe
ktif
gend
er,
se
bab
itu is
u ge
nder
be
lum
di
angg
ap
seba
gai i
su
pent
ing
yang
pe
rlu
dita
ngan
i se
cara
se
rius
.
Kura
ngny
a • ko
mun
ikas
i an
tara
par
a pe
man
gku
kepe
ntin
gan
deng
an
unsu
r2
mas
yara
kat
yang
ada
di
dua
dusu
n se
kaita
n de
ngan
pen
g-id
entif
ikas
ian
ke
butu
han/
as
pira
si
mas
yara
kat
Pend
ataa
n/• Su
rvey
Aw
al
Loka
si U
ntuk
M
enen
tuka
n Re
ncan
a Pe
laks
anaa
n pe
mbu
atan
Je
mba
tan
peng
hubu
ng
dua
dusu
n
Surv
ey so
cial
-• ek
onom
i
Peng
etah
uan
• dan
kete
ram
pila
n m
eng-
inte
gras
ikan
ge
nder
(PUG
) di
antr
a st
af
Dina
s PU
kabu
pate
n XX
X m
asih
ku
rang
Peng
etah
uan
• dan
kete
ram
pila
n m
eng-
inte
gras
ikan
ge
nder
(PUG
) di
antr
a st
af
Dina
s PU
Kabu
pate
n XX
X se
mak
in
baik
Lam
pira
n 11
Con
toh
GEN
DER
AN
ALY
SIS
PATH
WAY
(GA
P)
Din
as P
eker
jaan
Um
um K
abup
aten
XX
X
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
93
Jum
lah
Jem
bata
n ya
ng
• ada
di K
ab. X
XX
seba
nyak
109
Uni
t dan
kh
usus
nya
di k
ec.
Kalu
kku
7 Un
it je
mba
tan(
Dat
a LP
PD
Dina
s PU
Kab.
XXX
Ta
hun
2011
) Ti
dak
ada
sara
na
• Peng
hubu
ng y
ang
men
ghub
ungk
an d
usun
te
rpen
cil d
enga
n sa
rana
pu
blik
(pus
kesm
as,
pasa
r, se
kola
h)
Jum
lah
kem
atia
n ib
u di
• Ka
b. X
XX 1
3 ka
sus,
terd
apat
2 k
asus
di k
ec.
kalu
kku,
Jum
lah
kem
atia
n an
ak d
i kab
. XX
X 92
kas
us te
rdap
at
14 k
asus
di k
ec.
kalu
kku
Jum
lah
ibu
ham
il di
kab
. XXX
8.1
53
org
,khu
susn
ya d
i kec
. ka
lukk
u b
erju
mla
h 1.
991
oran
g, d
ata
ters
ebut
di a
mbi
l dar
i Di
nas k
eseh
atan
Kab
. XX
X Ta
hun
2011
Stud
i asp
ek
• sosi
al
(iden
tifik
asi
kebu
tuha
n da
n as
pira
si
mas
yara
kat,
term
asuk
isu
gend
er)
mas
ih
kura
ng
dipe
rhat
ikan
da
lam
pe
mbu
atan
sa
rana
sepe
rti
pem
buat
an ja
lan
Tida
k ad
a • ak
ses
pend
ukun
g
yang
m
engh
ubun
g-ka
n du
a du
sun
sehi
ngga
jika
ad
a ya
ng sa
kit
utam
anya
pe
rem
puan
su
lit u
ntuk
m
enja
ngka
u pu
skes
mas
ya
ng te
rdek
at.
Kond
isi
• geog
rafis
yan
g ku
rang
m
endu
kung
(b
anya
k an
ak
sung
ai y
ang
mem
butu
h-ka
n in
terv
ensi
in
fra-
stru
ktur
ya
ng
mem
adai
. se
man
gat
• kesw
aday
aan
mas
yara
kat
yang
mas
ih
belu
m
terb
angu
n
Wor
ksho
ps
• tent
ang
gend
er d
an
inte
gras
i ge
nder
ke
dala
m
sikl
us
kegi
atan
pr
oyek
unt
uk
staff
SKP
D PU
ya
ng re
leva
nt,
unsu
r Ba
pped
a,
DPRR
D, S
KPD
Kese
hata
n;
Pend
idik
an,
unsu
r m
asya
raka
t Pe
mba
ngun
an
Jem
bata
n pe
nghu
bung
an
tara
dua
du
sun
Tida
k ad
anya
• sa
rana
je
mba
tan
peng
hubu
ng
berd
ampa
k te
rhad
ap
kehi
dupa
n ke
seja
hter
a-an
m
asya
raka
t (a
kses
te
rhad
ap
sara
na
kese
hata
n,
pend
idik
an,
ekon
omi).
Kond
isi
• jem
bata
n ya
ng
mem
adai
ba
gi k
e-m
asla
hata
n m
asya
raka
t m
enin
gkat
da
ri 0
%
tahu
n 20
12
men
jad
I 100
%
di t
ahun
20
13
94
Lampiran 12
ContohPERNYATAAN ANGGARAN GENDER
(GENDER BUDGET STATEMENT)
SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN XXXTAHUN ANGGARAN : 2013
PROGRAM PEMBANGUNAN JALAN DAN JEMBATAN
KEGIATAN PEMBANGUNAN JEMBATANTujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang responsive terhadap kebutuhan laki-laki dan perempuan
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Tersedianya jaringan infrastruktur jembatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
OUTPUT 1 Unit Jembatan sepanjang 50 M
ANALISIS SITUASI
Jumlah Jembatan yang ada di Kab. XXX sebanyak 109 Unit dan •khususnya di kec. XXXX 7 Unit jembatan (Data LPPD Dinas PU Kab. XXX Tahun 2011) Tidak adanya Sarana Penghubung yang memadai untuk •menghubungkan dusun-dusun terpencil dengan sarana publik (puskesmas ; sekolah, pasar, berdampak terhadap pembangunan manusia dan kehidupan masyarakat khususnya dalam memperoleh akses sarana dan prasarana publik (seperti puskesmas, sekolah, pasar/ kegiatan ekonomi); Dampak yang menonjol terlihat dari : 1. kesehatan dan kematian •ibu dan anak: Jumlah kematian ibu di kab. XXX 13 kasus, terdapat 2 kasus di kec. XXXX, Jumlah kematian anak di kab. XXX 92 kasus terdapat14 kasus di kec. XXXX Jumlah ibu hamil di kab. XXX 8.153 org, khususnya di kec. XXXX berjumlah 1.991 org data tersebut di ambil dari Dinas kesehatan kab. XXX Tahun 2011; 2. Angka anak putus sekolah rata-rata setiap tahun di Kab XX 700 •orang anak SD dan 900 orang anak SMP (Antara News 2011)Pemahaman aspek sosial (termasuk mengintegrasikan isu •gender kedalam perencanaan kegiatan dan program masih perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena isu gender belum dianggap sebagai isu penting yang perlu ditangani secara seriusSemangat keswadaya/partisipasi masyarakat harus dibangun •bersama
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
95
RENCANA AKSI
Komponen (Kegiatan 1)
Pembangunan jembatan di dusun katimbang di lingk. Kassa
Tujuan Membangun jembatan sebagai sarana penghubung yang responsif terhadap kebutuhan dan kesejahteraan semua komponen
(Sub Komponen)Sub Kegiatan1
Pendataan/Survey Awal Lokasi - Untuk Menentukan Pendataan/Survey Awal Lokasi Untuk Menentukan Rencana Pelaksanaan pembuatan Pembuatan Jembatan penghubung dua dusun
(Sub Komponen)Sub Kegiatan 2
Survey social-ekonomi untuk - identifikasi kebutuhan dan aspirasi semua segment masyarakat
(Sub Komponen)Sub Kegiatan 3
Workshops tentang gender dan - integrasi gender kedalam siklus kegiatan proyek untuk staff SKPD PU yg relevan, unsur Bappeda, DPRRD, SKPD Kesehatan; Pendidikan, unsur masyarakat
(Sub Komponen)Sub Kegiatan 4
Pembangunan jembatan-
ALOKASI ANGGARAN
AnggaranRp. 11.229.650.000,- ( Untuk Jembatan Kassa Rp. 800.000.000,- )
OUTCOMES(Dampak atau hasil output kegiatan)
Meningkatnya Pengetahuan dan keterampilan mengintegrasikan - gender (PUG) diantara staf Dinas PU Kabupaten XXXMeningkatnya kesejahteraan masyarakat, seperti terukur dari Indeks - Pembangunan Manusia (IPM)
96
Lampiran 13
TIM PENYUSUN PETUNJUK PELAKSANAAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG RESPONSIF GENDER
TIM PENGARAH1. Dra. Sri Danti Anwar, MA, Sekretaris Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak2. Dr. Ir. Sulikanti Agusni, M.Sc, Deputi Bidang PUG Bidang Ekonomi
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak3. Drg. Ida Suselo Wulan, MM, Deputi Bidang PUG Bidang Politik,
Sosial dan Hukum Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
4. Dra. Nina Sardjunani, MA, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
5. Herry Purnomo, M. Soc. Sc, Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan
6. Dr. Drs. H. Syamsul Arief Rivai, MSi, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam Negeri
7. Dr. Ir. Yuswandi A. Temenggung, MSc, MA, Direktur Jenderal Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri
TIM TEKNISKementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak(KPP & PA)
1. Ir. Agustina Erni Susiyanti, M.Sc, Kepala Biro Perencanaan2. Dra. Valentina Gintings, M.Si, Asisten Deputi Gender dalam
Infrastruktur3. Dra. Sunarti, M.Si, Asisten Deputi Gender dalam KUKM dan Industri
Perdagangan
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
97
4. Dra. Sally Astuty Wardhani, M.Si, Asisten Deputi Gender dalam Pendidikan
5. Dra. Eko Novi Ariyanti, M.Si, Kepala Bidang Advokasi dan Fasilitasi Gender dalam IPTEK
6. Siti Mardiah, S.Pt, M.Si, Kepala Bidang Advokasi dan Fasilitasi Gender dalam Infrastruktur
7. Ir. Dede Suhartini, M.Si, Kepala Bidang Data dan Analisis Kebijakan Gender dalam Ketenagakerjaan
8. Indra Gunawan, SKM, MA, Kepala Bidang Monev dan Analisis Kebijakan Gender dalam Kesehatan
9. Erni Rachmawati, S.Sos, Kepala Bidang Monev dan Analisis Kebijakan Gender dalam Pendidikan
10. Suhaeni, S.Sos, Kepala Bidang Advokasi dan Fasilitasi Gender dalam SDA dan Lingkungan
11. Ir. Endah Prihartiningtiastuti, M.Si, Staf pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(Bappenas)
1. Dr. Sanjoyo, M. Ec, Direktur Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan
2. Fithriyah, SE, MPA, Ph.D, Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Perempuan, Direktorat Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak.
3. Ir. Sumariyandono, MPM, Kepala Sub Direktorat Analisa dan Formulasi Sistem Pendanaan Pembangunan, Direktorat Alokasi Pendanaan
Kemeneterian Keuangan(Kemenkeu)
1. Made Arya Wijaya, MSc, Kepala Sub Direktorat Transformasi Sistem Penganggaran, Direktorat Jenderal Anggaran
2. Haris Effendi, SE, MSE, Kepala Seksi Penerapan Sistem Penganggaran, Direktorat Sistem Penganggaran, Direktorat Jenderal Anggaran
98
3. Achmad Zunaidi, ME, Kepala Seksi Penyusunan Belanja Barang dan Modal, Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran
4. Erny Murniasih, S.Sos, MSc, Kepala Sub Bagian Perencanaan, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri)
1. Ir. Royadi, SH, MM, Kepala Sub Direktorat Perencanaan Pembangunan Wilayah IV, Direktorat Perencanaan Pembangunan Daerah, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
2. Drs. Horas Panjaitan, Kepala Sub Direktorat IV, Direktorat Anggaran Daerah, Direktorat Jenderal Keuangan Daerah
3. Drs. Sigit Santosa, Kepala Sub Direktorat Urusan Pemerintahan Daerah Bidang I/1, Direktorat UPD I, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
4. Drs. Moh. Hanafi Alfro, MM, Kepala Bagian Perundang-Undangan dan Kepegawaian, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
5. Petra Dolog Marombun L, MH, Kepala Sub Bagian Perundang-Undangan, Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah
6. Mukjizat, S.Sos, MSI, Kepala Seksi Wilayah IV B, Direktorat Anggaran Daerah, Direktorat Jenderal Keuangan Daerah
7. Ir. Winarni Puji Rahayu, Kepala Seksi Perlindungan Perempuan, Direktorat Pemberdayaan Adat & Sosial Masyarakat, Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
8. Santosa Tuji Utomo, SH, Biro Hukum, Sekretariat Jenderal
Pemerintah Daerah1. Dra. Ema Rachmawati, M.Hum, Kepala Bidang Pemberdayaan
Perempuan, Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Jawa Tengah
Mitra Pembangunan1. Hana A Satriyo, Direktur Program Gender dan Partisipasi Perempuan,
The Asia Foundation
Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender Untuk Pemerintah Daerah
99
2. Novi Anggriani, Program Officer, The Asia Foundation3. Mochamad Mustafa, Program Officer, The Asia Foundation4. Agus Salim, Program Manager Building Better Budgets for Woman and
the Poor (B3WP), Pusat Telaah dan Informasi Regional (PATTIRO)5. Farida Hayati, Gender Specialist B3WP, Pusat Telaah dan Informasi
Regional (PATTIRO)6. Novita Anggraeni, Project Officer B3WP, Pusat Telaah dan Informasi
Regional (PATTIRO)7. Dina Norsholati, Advocay & Training Specialist B3WP, Pusat Telaah
dan Informasi Regional (PATTIRO)8. Dini Inayati, Direktur Pusat Telaah dan Informasi Regional
(PATTIRO) Semarang9. Akhmad Misbakhul Hasan, Koordinator Pengembangan Kapasitas
dan Jaringan, Seknas FITRA10. Rosniaty Azis, Direktur Program, Swadaya Mitra Bangsa (YASMIB)
Sulawesi Barat.