Post on 07-Feb-2018
11/6/2016
1
Pertemuan Ke – 12
PERENCANAAN ANGKUTAN UMUM
(Rute, Terminal, Tempat Henti)
Prof. Siti Malkhamah
Dr. Dewanti
Dr. Muhammad Zudhy Irawan
JurusanTeknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada
Mata Kuliah: Pengantar Perencanaan Transportasi
2
Yang Terlibat Dalam Angkutan Umum
Pemerintah sebagai regulator
Operator
Masyarakat
DPR
11/6/2016
2
3
Pemerintah sebagai Regulator mempunyai tugas:
penentu standar pelayanan dan sistem/mekanisme perawatan,
penyedia prasarana,
perencana trayek, prioritas (bus-lane, bus-way)
perencana tempat henti, tempat parkir, integrasi dengan moda
lain.
pemberi ijin trayek.
penetapan tarif dan subsidi (bersama institusi lain),
pengawasan.
Beberapa aspek yang harus dipertimbangkan di dalam perencanaan
angkutan umum, antara lain:
1. Teknis
2. Ekonomi
3. Lingkungan
4. Sosial
Contoh: perencanaan angkutan umum secara teknis di daerah
perkotaan berbeda dengan daerah pedesaan, dari sisi:
1. Headway
2. Ukuran armada
3. Rute, dll.
4
11/6/2016
3
Pada aspek teknis, perencanaan angkutan umum dibagi di dalam 2
level:
1. Level strategis
Perencanaan rute, terminal, bus stop, titik transfer
Perencanaan tarif: flat, berdasarkan jarak, berdasarkan zona
Perencanaan jadual, meliputi: jadual kedatangan AU, jadual
operasional AU, jadual kru AU
Preference penumpang, seperti kenyamanan dan
keselamatan
2. Level operasional
Manajemen tundaan
Penjadualan ulang
5
6
Indikator Pelayanan Angkutan Umum Secara Kualitatif
Jaringan Trayek: jarak berjalan tidak jauh, trayek langsung, jaringan
terintegrasi antara utama, cabang dan ranting.
Perpindahan/Pergantian Moda: mudah, nyaman, dan ada
koordinasi antar pelayanan
Jadwal: tepat waktu dan terkoordinasi dengan pelayanan yang lain
Tarif dan Tiket: tarif terjangkau dan ada koordinasi tiket antar moda
Informasi: tersedia dan jelas dan meliputi jadwal, trayek, tarif dan
petunjuk arah.
Penyediaan Fasilitas yang memadai: tempat henti/pergantian
moda/terminal/parkir, ruang tunggu, penyeberangan untuk pejalan
kaki.
11/6/2016
4
Perencanaan Rute Angkutan Umum
Perkotaan
7
Perencanaan rute adalah perencanaan awal dalam perencanaan
angkutan umum
Dalam perencanaan ini perlu diperhatikan:
1. Waktu tempuh maksimal
2. Ketersinggungan antar rute
3. Perbandingan waktu tempuh antara jarak dari zona asal ke zona
tujuan melalui rute yang direncanakan dengan shortest path
4. Jenis rute
11/6/2016
5
Perencanaan rute
didasarkan pada
tujuan dari angkutan
umum:
1. Commuting travel
2. Shopping travel,
3. Recreational
travel, dll
Konsep perencanaan
rute:
1. Meminimalkan
waktu tunggu
2. Memaksimalkan
nilai load factor
3. Meminimalkan
waktu perjalanan
4. Meminimalkan
jumlah transfer
RITK / RIK
Data Tata Guna Lahan
Data Penduduk
Potensi Perjalanan
Kebutuhan Angkutan
Kendaraan Umum Kendaraan Pribadi
Kriteria
PelayananJaringan Trayek
Jaringan Trayek
RDBWK
Tipe Rute
11/6/2016
6
11
Klasifikasi Trayek Sedang Kecil
Utama X X
Cabang < 1 jam X
Ranting 0,75 jam < 1 jam
Langsung X X
Panjang Trayek Angkutan Umum Perkotaan
(Berdasarkan Klasifikasi Trayek, Ukuran Kota dan Waktu Perjalanan PP)
12
Perencanaan rute tumpang tindih dan Penyimpangan Trayek
Tumpang tindih trayek dapat
diterima dengan kriteria:
• Selang waktu antara bus yang
berhimpitan trayeknya lebih
besar dari 3 menit di jam
puncak dan 6 – 8 menit diluar
jam sibuk.
• Load faktor pada lintasan yang
tumpang tindih lebih besar dari
60 persen, rata- rata 70 %.
• Panjang lintasan yang tumpang
tindih tidak boleh melebihi 50
persen dari panjang lintasan.
Kriteria Sedang Kecil
Tumpang Tindih
20-25%
dari total
panjang
trayek
15-20% dari
total panjang
trayek
Tingkat
Penyimpangan
10-15%
dari total
waktu
perjalanan
5-10% dari
total waktu
perjalanan
11/6/2016
7
13
Cara Sederhana Menentukan Rute
1. Tentukan zona-zona yang akan dilayani oleh angkutan umum (zona
yang nilai bangkitan dan tarikannya besar - tahap trip generation)
2. Identifikasi semua ruas jalan yang menghubungkan antar zona
tersebut
3. Menentukan rute angkutan umumnya (dengan beberapa syarat
seperti waktu tempuh tercepat, jumlah transfer, dll.)
4. Mengidentifikasi data matriks asal tujuan (tahap trip distribution),
apakah jumlah pergerakan (OD matriks) yang besar dapat dilayani
oleh rute yang sudah ditentukan secara langsung (tanpa transfer) ?
5. Jika sudah, maka rute sudah cukup efektif
6. Jika belum, maka bisa dengan merubah rute yang sudah ditentukan
atau menambahkan rute baru (tergantung besarnya demand)
Setelah melewati tahap 1 dan 2, maka ditentukan zona dan ruas jalan adalah
sebagai berikut
1
3
25
10 1625
CONTOH
Tentukan rute angkutan umumnya, jika:
1. Maksimal waktu perjalanan 30 menit/rute
2. Rute tidak memutar
3. Maksimal deviasi dari waktu perjalanan tercepat (shortest path) 40%
4. Antar rute tidak boleh saling bersinggungan
5. Maksimal transfer 1 kali
Pool bus
11/6/2016
8
Langkah 1: Menentukan rute yang mungkin dari syarat 1 dan 2
No Rute Node yang dilalui (rute berlawanan) Waktu Perjalanan
1 1 – 2 (2 – 1) 5
2 1 – 2 – 3 (3 – 2 – 1) 30
3 1 – 2 – 3 – 4 (4 – 3 – 2 – 1) 46
4 1 – 3 (3 – 1) 10
5 1 – 3 – 2 (2 – 3 – 1) 35
6 1 – 3 – 4 (4 – 3 – 1) 26
7 1 – 2 – 3 – 1 (-) 40
8 1 – 3 – 2 – 1 (-) 40
Syarat 1 dan 2
Rute tidak memutar = 1, 2, 3, 4, 5, 6
Waktu perjalanan/rute kurang dari 30 menit = 1, 2, 4, 6
Langkah 2: Menentukan shortest path untuk Syarat 3
Syarat 3
Rute yang mungkin: 1, 4, 6
Rute 1 ke 2 1 ke 3 1 ke 4
Rute tercepat (shortest path) 1 - 2 1 - 3 1 – 3 - 4
Waktu perjalanan pada rute
tercepat
5 10 26
Rute yang mungkin (node yang
dilalui)
1 (1 – 2)
2 (1 – 2 – 3)
2 (1 – 2 – 3)
4 (1 – 3)
6 (1 – 3 – 4)
6 (1 – 3 – 4)
Waktu tempuh dari rute yang
mungkin
1 (5)
2 (5)
2 (30)
4 (10)
6 (10)
6 (26)
Prosentase waktu tempuh dari
shortest path
1 (0%)
2 (0%)
2 (200%)
4 (0%)
6(0%)
6 (0%)
11/6/2016
9
Langkah 3: Berdasarkan Syarat 4, antar rute tidak boleh bersinggungan. Maka
dipilih Rute 6 daripada Rute 4, karena jika dipilih Rute 4, Zona 4 tidak bisa
terhubung
Langkah 4: Berdasarkan Syarat 5, transfer maksimal = 1
Dari – Ke Jumlah Transfer
1 – 2 (2 – 1) 0 (0)
1 – 3 (3 – 1) 0 (0)
1 – 4 (4 – 1) 0 (0)
2 – 3 (3 – 2) 1 (1)
2 – 4 (4 – 2) 1 (1)
3 – 4 (4 – 3) 0 (0)
Hasil akhir:
Didapatkan 2 rute: Rute 1 (1 – 2) dan Rute 6 (1 – 3 – 4)
Terdapat jaringan jalan sebagai berikut
HOME WORK
Tentukan rute angkutan umumnya, jika:
1. Rute tidak memutar
2. Antar rute tidak boleh saling bersinggungan
3. Waktu tempuh rute maksimal = 40% dari shortest path
5
25
76
Terminal
8
20 20
10
15
3020
3525
530
10
25
11/6/2016
10
Perencanaan Terminal dan
Tempat Henti
19
20
Dalam perencanaan terminal bis, kriteria utama yang diterapkan adalah:
Dapat mengantisipasi pergerakan pejalan kaki (pedestrian), yaitu
mudah dicapai dari daerah sekitarnya.
Dapat mengantisipasi sirkulasi pergerakan bis secara efektif dan
efisien.
Dapat mengantisipasi kebutuhan transfer secara cepat dan mudah.
Mampu mengantisipasi pergerakan kiss & ride secara mudah dan
cepat
Membuat penumpang merasa nyaman dan aman, baik untuk kegiatan
naik ke bis, turun dari bis maupun transfer antar lintasan bis
Bis dapat menaik turunkan penumpang secara mudah dan cepat.
Sekecil mungkin mempengaruhi kondisi lalu lintas pada jaringan jalan
di sekitarnya.
11/6/2016
11
21
Penentuan lokasi terminal penumpang memperhatikan:
rencana umum tata ruang,
kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di sekitar terminal,
keterpaduan moda transportasi baik intra maupun antar moda,
kondisi topografi lokasi terminal,
kelestarian lingkungan.
22
Persyaratan umum tempat henti:
Berada disepanjang rute angkutan umum / bis.
Terletak pada jalur pejalan kaki dan dekat dengan fasilitas
pejalan kaki.
Diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau pemukiman.
Dilengkapi dengan Rambu Petunjuk.
Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
11/6/2016
12
23
Tempat Henti dan Parkir
• Di tempat-tempat tertentu perlu disediakan tempat henti terpadu
untuk beberapa trayek (tempat perpindahan penumpang)
• Bila diperlukan disediakan fasilitas parkir (park and ride) yang
dikelola secara terintegrasi.
• Jarak maksimal terhadap fasilitas penyeberangan pejalan kaki atau
tempat tujuan utama adalah 100 meter.
• Jarak minimal tempat henti dari persimpangan adalah 50 meter
atau tergantung dari panjang antrian.
• Jarak minimal dari suatu gedung (seperti : rumah sakit, tempat
ibadah) yang membutuhkan ketenangan adalah 100 meter
24
Rerata jarak bus stop pada BRT di beberapa negara: Amerika Latin (11) US
dan Canada (9), Eropa (8), Asia (7), dan Australia (2)
11/6/2016
13
Brainstorming:
Terminal dan Bus Stop di Singapore
25
Halte Bus di Singapore
26
11/6/2016
14
Stasiun MRT di Singapore
27
28
11/6/2016
15
Interchange
(pada terminal bus)
29
Prioritas pada Bus (mandatory give way)
30