Perkembangan PerekonomianTerkini · 2017. 11. 20. · KEMENTERIAN KEUANGAN RI 6.90 5.01 2.50...

Post on 01-Dec-2020

2 views 0 download

Transcript of Perkembangan PerekonomianTerkini · 2017. 11. 20. · KEMENTERIAN KEUANGAN RI 6.90 5.01 2.50...

Perkembangan Perekonomian Terkini

Jakarta, September 2017

Badan Kebijakan FiskalKementerian Keuangan Republik Indonesia

2

Executive Summary :

Perekonomian Domestik• PERTUMBUHAN EKONOMI Q‐2 2017 MENUNJUKAN STABILITAS DAN POTENSI.

• Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT tumbuh stabil didukung oleh adanya hari raya dan libur panjang.

• PMTB tumbuh tinggi seiring dengan pembangunan infrastruktur dan kenaikan belanja modal pemerintah.

• Konsumsi Pemerintah tumbuh negatif karena belanja pegawai dan belanja barang turun sedangkan belanja sosial naik.

• Ekspor dan Impor masih mampu tumbuh positif dan cukup tinggi.

• Kinerja ekspor didukung oleh peningkatan permintaan negara mitra dagang utama, terutama ekspor barang industri.

• Komoditas impor utama selama Januari ‐ Juli masih didominasi mesin dan peralatan mekanik dan listrik, terutama

berasal dari Tiongkok, Jepang dan Thailand.

• INFLASI HINGGA AGUSTUS TERKENDALI, Tekanan inflasi administered price mengalami penurunan seiring dengan

berakhirnya kebijakan penyesuaian tarif listrik di akhir semester I 2017.

• TREN PERTUMBUHAN REALISASI INVESTASI LANGSUNG POSITIF, pemerintah terus berupaya melanjutkan tren positif ini

• STABILITAS MEMBUAT KEPERCAYAAN MASYARAKAT MENINGKAT, prospek perekonomian ke depan menjanjikan

• SEKTOR EKSTERNAL MEMBAIK, Neraca Pembayaran Indonesia triwulan I tahun 2017 surplus USD4,5 Miliar. Surplus ini

didukung adanya perbaikan sisi Transaksi Modal Finansial (TMF) yang mampu menutupi defisit Transaksi Berjalan (TB)

• Perkembangan Nilai Tukar dan Harga Saham menunjukkan masih terjaganya stabilitas di pasar keuangan

• YIELD SUN MENGALAMI TREN PENURUNAN, seiring dengan meningkatnya pembelian oleh asing. Tambahan peringkat

‘investment grade’ oleh S&P diharapkan berdampak pada menurunnya biaya utang Indonesia

• Harga Minyak Mentah Indonesia Semester I tahun 2017 mencapai US$48,9/barel lebih tinggi dari rata‐rata tahun 2016

sebesar US$40/brl

• Lifting Minyak sampai dengan Semester I Tahun 2017 Mencapai 784 Ribu Barel Per Hari

• Lifting Gas Semester I Tahun 2017 Mencapai 1.094 Ribu Barel Setara Minyak Per Hari

• AKTIVITAS PEREKONOMIAN 2017 MENUNJUKKAN PENINGKATAN, begitu pula dengan likuiditas tahun 2017 dibanding

periode yang sama 2016.

3

• Pelaksanaan semester I APBN 2017 menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan periode

yang sama tahun lalu, baik dari sisi pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

• Hal ini menggambarkan bahwa APBN tetap dijaga sebagai instrumen yang efektif dan kredibel untuk

mencapai masyarakat adil dan makmur.

• Realisasi penerimaan perpajakan menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik dari tahun lalu, yang dibuktikan

dengan antara lain:

• pertumbuhan semester I tahun 2017 sebesar 9,6% dibandingkan pertumbuhan semester I tahun lalu

sebesar negatif 2,5%, bahkan tanpa tax amnesty tetap tumbuh 5,5%.

• PPN tumbuh 13,5%, jauh lebih tinggi dari semester I tahun 2016 yang tumbuh negatif 3,1%.

• Kinerja PPh Pasal 25/29 OP semester I tahun 2017 lebih baik dari kinerjanya selama satu tahun di

2016 � menunjukkan peningkatan kepatuhan WP OP yang mengikuti tax amnesty.

• Bea keluar meningkat pesat mencapai 31,6% (semester I tahun 2016 masih tumbuh negatif 33%.

• Realisasi penerimaan negara bukan pajak lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya , terutama didukung

oleh peningkatan SDA migas yang meningkat dari 26,9% dalam semester I tahun 2016 menjadi 62,3% pada

semester I tahun 2017.

Executive Summary :

Pelaksanaan APBN 2017

4

• Realisasi penyerapan belanja negara semester I lebih tinggi dibandingkan tahun 2016 dan telah bisa

membangun antara lain: jalan baru sepanjang 46,3 km, jalan tol 3,69 km, jembatan 523,08 m, fly over/

underpass 1.887,7 m.

• Selain itu telah disalurkan KIP untuk 6,6 juta siswa, BOS untuk 4,5 juta siswa, bidik misi 256,6 ribu

mahasiswa.

• Realisasi DAK Fisik mencapai 29,9%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya, untuk mendukung

pembangunan infrastruktur jalan, puskesmas, pasar, dan RS rujukan.

• Realisasi DAK Nonfisik mencapai 42,7%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya, antara lain untuk

penyaluran BOS 59,9%, BOP PAUD 77,3%, TPG 29,7%.

• Primary balance semester I tahun 2017 mencapai negatif Rp68,2 T, jauh lebih rendah dibanding realisasi

semester I tahun 2016 sebesar Rp143,4 T

• Dengan kondisi tersebut, defisit anggaran masih bisa dijaga pada kisaran 1,29% terhadap PDB, jauh lebih

rendah daripada realisasi defisit semester I tahun 2016 sebesar 1,82%.

• Hal ini sejalan dengan penerbitan SBN neto semester I tahun 2017 yang tumbuh negatif 23,3%

dibandingkan dengan penerbitan SBN neto semester I tahun lalu yang tumbuh 34%.

Executive Summary :

Pelaksanaan APBN 2017

5

• Konsumsi RT tumbuh stabil namun lebih moderat. Masih tumbuhnya konsumsi RT, antara lain ditopang

oleh terjaganya inflasi, khususnya komponen volatile food.

• Upah riil buruh tani dan buruh bangunan mengalami penurunan karena pertumbuhan nominal yang lebih

rendah dibandingkan tingkat inflasi. Namun konsumsi masyarakat desil 1 – 4 di 2017 masih tumbuh lebih

cepat dibanding 2016, antara lain didorong oleh kebijakan belanja sosial pemerintah yang lebih terarah.

Realisasi bantuan sosial meningkat terutama untuk program perlindungan sosial antara lain

PKH, PIP, pembayaran PBI untuk program JKN, BOS dll.

• Masyarakat berpenghasilan menengah menunjukan perlambatan pertumbuhan konsumsi perkapita

dibanding 2016. Kalangan menengah menahan belanja (berubah ke saving) karena adanya ekspekstasi

pengeluaran yang lebih tinggi dimasa depan. Hal ini mendorong peningkatan DPK (tabungan dan deposito).

• Lebih tingginya pertumbuhan konsumsi masyarakat desil 1‐4 dibandingkan desil diatasnya ( 5 – 10)

menunjukan adanya potensi perbaikan ketimpangan nasional.

Executive Summary :

Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat

6

• Pergerakan Indikator konsumsi bervariasi namun masih menunjukan adanya peningkatan dibandingkan

tahun 2016. Indeks Kepercayaan Komsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) masih tinggi.

• Perubahan profil belanja (dari konvensional ke online) juga memberikan kontribusi pada moderasi data‐

data pertumbuhan konsumsi masyarakat. Walaupun angka‐angka pergedakan industri e‐commerce belum

tersedia lengkap, potensi perubahan perilaku belanja konsumen (belanja online) ditunnjukan oleh

tingginya pertumbuhan sektor transportasi dan distribusi. Indikator pengiriman barang melalui Darat, Laut

dan Udara meningkat.

• Perusahaan retail di bursa, secara agregat masih membukukan pertumbuhan revenue pada SI 2017

dibanding SI 2016 walaupun beberapa emiten mengalami penurunan profit. Masih tingginya pertumbuhan

pendapatan korporasi menunjukan masih tingginya transaksi oleh masyarakat. Hal ini juga ditunjukan oleh

kinerja penerimaan Pajak Pertambahan Penerimaan PPN menunjukkan kinerja yang cukup bagus.

Executive Summary :

Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

6.90

5.01

2.50

‐8.00

‐6.00

‐4.00

‐2.00

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

Brazil Rusia Tiongkok Indonesia Malaysia Filipina Singapura

2016 2016 2016 2016 2017 2017

Pemulihan Ekonomi Global berjalan moderat

‐25.0%

‐20.0%

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0% Pertumbuhan Total Perdagangan (% yoy)

Tiongkok US EU Jepang

708090

100110120130140150

Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

2013 2014 2015 2016 2017

Indeks Harga Komoditas Global Komoditas 

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

AS Jepang EU Kanada UK Australia Korea Selatan

Pertumbuhan Ekonomi Dunia

2016 2016 2016 2016 2017 2017

8KEMENTERIAN KEUANGAN RI

98.88

53.32

44.11

52.8

0

20

40

60

80

100

120

140

Jan

Mar

May

Aug Oct

Dec

Mar

May Jul

Sep

Dec Feb

Apr Jul

Sep

Nov Jan

4/11/2017

BrentWTI

Yearly Average ‐ Brent

Secara umum harga komoditas melanjutkan tren peningkatan terbatasSehingga turut mendorong aktivitas perdagangan internasional

Commodity Price Index2015=100, sumber : Bloomberg

Pergerakan harga minyak duniasumber : Bloomberg, IMF WEO April 2017

Rata‐rata 2014

2015

2016

Rata‐rata YTD2017

Pertumbuhan Total Perdagangan (%, yoy)sumber: CEIC

‐25.0%

‐20.0%

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

Jan‐15

Mar‐15

May‐15

Jul‐1

5

Sep‐15

Nov

‐15

Jan‐16

Mar‐16

May‐16

Jul‐1

6

Sep‐16

Nov

‐16

Jan‐17

Mar‐17

Tiongkok US

EU Jepang

Ketegangan diplomatik yang terjadi di kawasan teluk, tidak berdampak padanaiknya harga minyak mentah dunia

60

70

80

90

100

110

120

Index Harga Komoditas GlobalMakanan dan PertanianLogam

9KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Proyeksi IMF 

(Juli 2017)

Proyeksi World Bank 

(Juni 2017)

Negara 2015 2016 2017 2018 2017 2018

Dunia 3,4 3,2 3,5 3,6 2,7 2,9

Negara Maju 2,1 1,7 2,0 1,9 1,9 1,8

Negara Berkembang

Amerika Serikat4,3

2,64,3

1,64,6

2,14,8

2,14,1

2,14,5

2,2Eropa 2,0 1,8 1,9 1,7 1,7 1,5Jerma 1,5 1,8 1,8 1,6 ‐ ‐Perancis 1,1 1,2 1,5 1,7 ‐ ‐

n

Italia 0,8 0,9 1,3 1,0 ‐ ‐Inggris 2,2 1,8 1,7 1,5 ‐ ‐Jepang  1,2 1,0 1,3 0,6 1,5 1,0India 8,0 7,1 7,2 7,7 7,2 7,5Tiongkok 6,9 6,7 6,7 6,4 6,5 6,3ASEAN‐5 4,9 4,9 5,1 5,2 ‐ ‐

Sumber: IMF, WEO Juli 2017 & World Bank, GEP Juni 2017

Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Dunia (%)

Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia (%)

3.7

2.62.3

4.0 3.9

4.1

2.7 2.5

4.0 3.8

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

2014 2015 2016 2017 2018

IMF

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara‐Negara (%)

Sumber: IMF, WEO April 2017 & World Bank, GEP Juni 2017Data 2015 dan 2016 bersumber dari WEO

Perekonomian Global di Tahun 2018 Diproyeksikan Tumbuh ModeratNamun beberapa risiko eksternal masih perlu diwaspadai

Beberapa risiko yang dapat mempengaruhi prospek ekonomi global:• Proteksionisme perdagangan.• Re‐balancing ekonomi Tiongkok.• Penguatan dolar AS yang memicu pembalikan arus modal di negara

berkembang.• Harga komoditas yang masih lemah.• Risiko geopolitik seperti dampak dari Brexit dan kondisi di timur tengah.• Isu struktural di negara maju seperti penuaan populasi.

3.4 3.2 3.5 3.6

2.1 1.7 2.0 1.9

4.3 4.3 4.6 4.8

0.01.02.03.04.05.06.07.08.0

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017p 2018p

2017p & 2018 p = ProyeksiSumber: World Economic Outlook, IMF, Juli 2017

Dunia Negara Maju Negara Berkembang

10KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Komponen Pengeluaran(YoY)

20152015

20162016

2017

Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Q1 Q2 S1

Kons Rumah Tangga dan LNPRT 4,7 4,7 5,0 5,0 5,0 4,8 5,0 5,1 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0

Kons Pemerintah 2,9 2,6 2,7 7,1 7,1 5,3 3,4 6,2 5,0 -2,9 -4,0 -0,1 2,7 -1,9 0,0

PMTB 4,6 4,0 4,3 4,9 6,4 5,0 4,7 4,2 4,4 4,2 4,8 4,5 4,8 5,4 5,1

Ekspor -0,7 -0,3 -0,5 -0,9 -6,4 -2,1 -3,3 -2,2 -2,7 -5,6 4,2 -1,7 8,2 3,4 5,8

Impor -2,6 -7,4 -5,1 -6,6 -8,7 -6,4 -5,1 -3,2 -4,2 -3,7 2,8 -2,3 5,1 0,5 2,8

PDB 4,82 4,74 4,78 4,77 5,17 4,88 4,92 5,18 5,06 5,01 4,94 5,02 5,01 5,01 5,0110

Pertumbuhan ekonomi kuartal II‐2017 sebesar 5,01 persen…investasi meningkat, konsumsi stabil, namun ekspor‐impor melambat...

• Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT tumbuh stabil didukung olehadanya hari raya dan libur panjang.

Komponen makanan dan minuman meningkat.Komponen non makanan dan minuman sedikit melambat.LNPRT tetap tumbuh tinggi sejalan dengan aktivitas sosial yang tinggi

• PMTB tumbuh tinggi seiring dengan pembangunan infrastruktur dankenaikan belanja modal pemerintah.

• Konsumsi Pemerintah tumbuh negatif karena belanja pegawai danbarang turun sedangkan belanja sosial naik.

Bel. Pegawai: pergeseran pembayaran gaji ke 13 Bel. Barang : efisiensi belanja perjadin, pemeliharan atk, sosialisasi. 

• Ekspor dan Impormasih mampu tumbuh positif dan cukup tinggi didorong peningkatan ekspor ke beberapa negara tujuan ekspor baik barang migas maupun nonmigas. 

5.1

4.9 4.95.0

4.84.7 4.8

5.2

4.9

5.2

5.04.9

5.0 5.0

4.0

4.5

5.0

5.5

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2014 2015 2016 2017

YoY (%) Tahunan (%)

5,04,9

5,0

11KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Pertumbuhan PDB per Sektor (%, YoY)

2016 2017Q1 Q2 S1 Q3 Q4 Y Q1 Q2 S1

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.5 3.4 2.5 3.0 5.3 3.3 7.1 3.3 5.1

Pertambangan dan Penggalian 1.2 1.2 1.2 0.3 1.6 1.1 ‐0.6 2.2 0.8

Industri Pengolahan 4.7 4.6 4.7 4.5 3.4 4.3 4.2 3.5 3.9

Konstruksi 6.8 5.1 5.9 5.0 4.2 5.2 5.9 7.0 6.5

Perdagangan Besar dan Eceran 4.1 4.1 4.1 3.6 3.9 3.9 5.0 3.8 4.4

Transportasi & Pergudangan  7.9 6.9 7.4 8.3 7.9 7.7 8.0 8.4 8.2

Informasi dan Komunikasi 7.6 9.3 8.5 9.0 9.6 8.9 9.1 10.9 10.0

Jasa Keuangan dan Asuransi 9.3 13.6 11.4 9.0 4.2 8.9 6.0 5.9 6.0

Jasa‐Jasa Lainnya 5.9 5.4 5.7 4.4 3.6 4.8 4.0 3.4 3.7

PDB 4.9 5.2 5.1 5.0 4.9 5.0 5.0 5.0 5.0

Sektor Pertanian melambat terutama akibat pergeseran siklus panen tanamanpangan.Kinerja Sektor Industri Pengolahan tumbuh melambat akibat banyaknya harilibur yang mempengaruhi hari kerja efektif untuk produksi, khususnya padaindustri semen (barang galian bukan logam) dan kendaraan (alat angkutan);Kondisi tersebut juga berdampak pada Sektor Perdagangan yang relatifmelambatKinerja Sektor Konstruksi, Sektor Informasi & Komunikasi, dan SektorTransportasi & Pergudangan mampu tumbuh tinggi, sejalan peningkatanpenyediaan infrastruktur & konektivitas nasional.Sektor Pertambangan & Penggalian mampu tumbuh positif didukungperbaikan harga komoditas, terutama batubara dan bijih logam, sementarakinerja migas mengalami kontraksi pertumbuhan

Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB relatif stagnanbahkan cenderung menurun

Sumber: BPS, Diolah

Pertumbuhan Sisi Produksi: Sektor Pertanian dan Industri Pengolahan MelambatNamun Sektor Jasa terkait infrastruktur dan Logistik masih mampu tumbuh tinggi

31.8 31.5 31.3 32.3 31.6 31.6

13.4 13.3 13.0 13.1 13.2 13.0

10.4 10.1 10.2 10.7 10.2 10.1

21.1 20.7 20.1 20.3 20.5 20.3

7.0 6.9 6.9 8.0 7.9 7.4

13.5 14.4 14.4 11.6 13.6 13.9

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Distribusi Sektoral terhadap PDB

Pertanian

Pertambangan

Industri

Konstruksi

Perdagangan

Jasa Lainnya

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Sumber: BPS

Jawa 5.41%58.65%

Bali & Nusa Tenggara

3,14%3.09%

Pertumbuhan PDB Nasional 5.01%

• Jawa dan Sulawesi tumbuh diatas rata‐rata nasional.

• Pada kuartal II 2017, perekonomian Kalimantan dan Maluku‐Papua tumbuh positif setelah mengalami pertumbuhannegatif pada kuartal II 2016. 

• Pertumbuhan ekonomi Sumatera dan Bali cenderung melambat dibangkan kuartal yang sama tahun sebelumnya.

• Perekonomian Nasional masih didominasi oleh Sumatera dan Jawa dengan kontribusi sebesar 80,34 persen.5

Sulawesi

6.49%

6.12%

Kalimantan

4.44%

8.15%Sumatera

4.09%

21.69%

Maluku & Papua

4.52%

2.30%

% Pertumbuhan PDRB Q2 2017Peranan Pulau dalam PembentukanPDB Nasional

Secara spasial, seluruh kawasan tumbuh positif pada kuartal II 2017… Pertumbuhan tertinggi dicapai Sulawesi…

4.47%

5.82%

-4.33%

8.49%

-1.04%

% Pertumbuhan PDRB Q2 2016

6.83%

13

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Faktor‐faktor yang mempengaruhi laju inflasi:

1. Laju inflasi inti diperkirakan menurunseiring dengan rendahnya tekanan inflasidan harga komoditas global, inflasi intimasih dapat dijaga pada tingkat yang relatifrendah, dan semakin kuatnya koordinasikebijakan pengendalian inflasi domestik

2. Gangguan iklim yang dapat menimbulkantekanan pada volatile food diprediksi relatifminimal di tahun 2018.

3. Pembangunan dan perbaikan infrastrukturmendukung peningkatan kapasitasproduksi dan perbaikan sistem distribusi.

4. Pembenahan tata niaga komoditas volatilefood mendukung stabilitas harga pangandan antisipasi praktik permainan harga.

5. Penataan implementasi kebijakanadministered price (harga diaturpemerintah) mendukung programreformasi struktural dalam rangkamencapai efisiensi ekonomi jangkapanjang.

14

Sumber: BPS, diolah

Inflasi diperkirakan relatif terjaga pada kisaran 3,5%

5.3  4.9  5.5  4.4  4.7  4.0 6.8  7.2  5.3  5.0  4.0  4.3 

4.3 

8.4  8.4 

3.4  3.0 

4.3 

3.5 

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Asumsi APBN Asumsi APBN‐P Realisasi Outlook

Sumber: Kementerian Keuangan

Sumber: BPS, diolah

Inflasi (%)

3.4% 3.0%

3.8%4.0% 3.1%

3.0%

0.4% 0.2%

9.3%

4.8% 5.9%

1.1%

-2.0%

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

10.0%

12.0%

14.0%

16.0%

J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A

2015 2016 2017

IHK Core Inflation

Administered Price Volatile Food

15

16KEMENTERIAN KEUANGAN RI

2015 Surplus USD 7,6 Bn

2016 Surplus USD 8,8 Bn

Jan ‐ Jun 2017 Surplus USD 7,4 Bn

Negara Tujuan Ekspor Non Migas Utama YTD Jul 2017

Neraca perdagangan masih mengalami surplusKinerja sektor eksternal terus menunjukkan perbaikan

Neraca Perdagangan Mencatatkan Surplus

1. ASEAN 21,3%2. Tiongkok 12,6%3. Amerika Serikat 11,6%4. India 9,5%5. Jepang 9,2%

(1500.0)

(1000.0)

(500.0)

500.0 

1000.0 

1500.0 

2000.0 

2500.0 

3000.0 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

2015 2016 2017

O&G Non O&G Overall Balance

• Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari‐Juli2017 mencapai US$93,59 miliar atau meningkat17,3% yoy, sedangkan ekspor nonmigas mencapaiUS$84,83 miliar atau meningkat 17,4% yoy.

• Defisit neraca perdagangan bulan Juli 2017 terjadidikarenakan tingginya pertumbuhan impor migasyang mencapai 18,1% yoy.

• Peningkatan impor nonmigas terbesar Juli 2017 dibanding Juni 2017 adalah golongan mesin danperalatan mekanik US$618,1 juta (47,44 persen)

• Nilai impor semua golongan penggunaan barangbaik barang konsumsi, bahan baku/penolong danbarang modal selama Januari–Juli 2017 mengalamipeningkatan masing‐masing 13,54 persen, 16,31 persen, dan 9,27 persen.

17KEMENTERIAN KEUANGAN RI

‐2.5

‐2

‐1.5

‐1

‐0.5

0

‐15,000

‐10,000

‐5,000

0

5,000

10,000

15,000

20,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2015 2016 2017Transaksi Berjalan Transaksi ModalTransaksi Finansial Neraca PembayaranTransaksi Berjalan (% PDB) (RHS)

• Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2017 mencatat surplus sebesar US$0,7 miliar ditopang oleh surplus transaksi modal danfinansial yang lebih besar dari defisit transaksi berjalan.

• Surplus transaksi modal dan finansial didukung oleh kuatnya kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia seiringpencapaian investment grade. Transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2017 mencatat surplus US$5,9 miliar didukung oleh meningkatnyasurplus investasi langsung dan investasi portofolio

• Sementara itu, defisit transaksi berjalan tercatat lebih besar seiring menurunnya surplus neraca perdagangan nonmigas disertai meningkatnyadefisit neraca jasa dan pendapatan primer. Defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2017 tercatat sebesar US$5,0 miliar (1,96%PDB), meningkat dari US$2,4 miliar (0,98% PDB) pada triwulan I 2017

Sumber : BI

2015 DefisitUSD 1,1 Miliar

2016 SurplusUSD 12,1 Miliar Sem‐1‐2017 Surplus

USD 5,3 Miliar

Neraca Pembayaran Cadangan Devisa (USD miliar)

Neraca pembayaran juga mengalami surpluskinerja sektor eksternal terus menunjukkan perbaikan

123.09

8.6

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2015 2016 2017

Cadangan Devisa

Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

(USD juta)

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 18

Stabilitas Rupiah tetap terjagaStabilitas tetap terjaga di periode ke depan didukung penguatan cadangan devisa

• Pergerakan Rupiah di 2017 relatif stabil dengan kecenderunganpenguatan.

• Per 15 Agustus 2017, Rupiah ditutup pada level 13344 per dolarAS

Nilai tukar Rupiah yang dilihat dari rata‐rata JISDOR menguat0,07% dari rata‐rata bulan sebelumnya. Dibandingkan denganrata‐rata tahun sebelumnya, rata‐rata JISDOR tahun 2017 s.d.15 Agustus melemah sebesar 0,19%.

• Kondisi pasar non‐delivery forward (NDF) yang relatif stabil jugaberkontribusi pada stabilnya nilai tukar Rupiah terhadap DolarAS. Spread antara nilai forward Rupiah 1 bulan dengan nilaispot relatif masih terjaga. Hal tersebut menunjukkan terjaganyaekspektasi terhadap nilai tukar Rupiah ke depan.

• Stabilitas Rupiah ditopang oleh ketersediaan cadangan devisayang meningkat

13369

1333813322

1332913323

13348

13325

13344

1339813390

13340

13369

13337

13378 13356

13370

0

10

20

30

40

50

60

13280

13300

13320

13340

13360

13380

13400

13420

Jan‐17 Feb‐17 Mar‐17 Apr‐17 May‐17 Jun‐17 Jul‐17 s.d 25 Agt 2017

Perkembangan Pasar Spot dan NDF 1 Bulan Rupiah

Spread Spot NDF

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 19

Kinerja pasar saham domestik tetap menunjukkan perkembangan positifMencerminkan perspektif pelaku pasar terhadap prospek perekonomian Indonesia

Sumber: Bloomberg, Bank Indonesia

• Per 15 Agustus 2017 IHSG telah meningkat sebesar10,16% (YTD) menuju level 5.835. Dibandingkan dengannegara lainnya, kinerja IHSG selama tahun 2017 termasukbaik.

• IHSG positif ditopang oleh hampir semua sektor kecualisektor properti yang masih melanjutkan tekanan darikuartal sebelumnya, serta sektor pertanian dan anekaindustri yang mulai mengalami tekanan pada bulanAgustus 2017.

• Dalam 4 bulan terakhir terjadi net selling pada pasarsaham domestik, namun indeks saham tetap meningkat.Peningkatan ini terutama ditopang oleh investordomestik.

20

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 21

Minat investor pada instrument SUN masih meningkatpenurunan Yield SUN yang berdampak positif bagi beban biaya bunga pinjaman Pemerintah

Kinerja Pasar Surat Utang Negara (SUN) semakin baikDi tahun 2017 terjadi penurunan yield SUN 10Ysebesar 13,34% menuju 6,91% (per 15 Agustus2015).modal asing masuk (capital inflows) turutberkontribusi pada penguatan pasar SUN.Selama tahun berjalan, jumlah capital inflow SUNmasih jauh lebih tinggi dari periode yang sama padatahun sebelumnya.

Di tengah menurunnya differential rate, masih terjadinet capital inflow di pasar dalam negeri.

Sejak Mei 2017 terjadi net foreign selling di pasarsaham, namun dapat ditutup oleh net foreign buying di pasar SUNSelama tahun Januari‐Juli 2017 masih terdapat net capital inflow di pasar Saham dan SUN sebesar Rp116.5TMasih terjadinya Net Foreign Buying di pasar keuanganmemberikan kontribusi posifit pada stabilisasi nilaitukar rupiah.

22

90

95

100

105

110

115

120

125

130

Stabilitas Ekonomi Membuat Kepercayaan Masyarakat MeningkatMenunjukkan prospek ekonomi ke depan cukup menjanjikan

Indeks Kepercayaan Konsumen

Pertumbuhan ekonomimelambat dan kenaikanharga BBM pada 28 Maret

2015 rata‐rata 7,4%

Komitmen pembangunaninfrastruktur di 2016 danekspektasi pemulihan

ekonomi

sinyal peningkatanpertumbuhan ekonomi

makin kuat

Investment grade dari Standard and Poors

23KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Institusi 2017

Standard and Poor’s (Mei 17)  5,3

Concensus Forecast (Jun 17) 5,2

IMF (Apr 17) 5,1

World Bank (Jun 17)  5,2

Moody’s (Feb 17) 5,2

ADB (Des 16) 5,1

Fitch (Jul 17) 5,2

2016 APBNP2017

Kons. RT. dan LNPRT 5,04 5,1

Kons. Pemerintah ‐0.15 4,6

Investasi (PMTB) 4.48 5,4

Ekspor ‐1,74 4,8

Impor ‐2,27 3,9

PDB 5,02 5,2

Faktor Pendukung Pencapaian Target Pertumbuhan 2017:• Tingkat inflasi yang stabil dan kegiatan sosial masyarakat yang tetap tinggi mendukung kinerja konsumsi 

rumah tangga dan LNPRT• Pertumbuhan investasi yang tinggi membutuhkan dukungan komponen lain, baik Pemerintah maupun 

Swasta:Pembangunan infrastruktur, komitmen investasi asing, iklim investasi domestik, kebijakan dan kondisi ekonomi negara maju dan berkembang lainnya. 

• Peningkatan investasi meningkatkan pertumbuhan impor untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku dan barang modal

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 diperkirakan akan mencapai 5,2%komponen utama pertumbuhan diupayakan tumbuh lebih tinggi pada triwulan III dan IV

24KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Kebijakan Pertumbuhan Ke Depan Fokus Pada InvestasiInvestasi memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan

Strategi dan kebijakan untuk mendorong investasi

• Menjaga stabilitasi perekonomian untuk menciptakan iklim investasi dan bisnis yang kuat

• Menyederhanakan prosedur perizinan investasi

• Mengharmonisasikan regulasi‐regulasi investasi antara pemerintah pusat dan daerah

• Meningkatkan peran serta BUMN dalam pembangunan infrastruktur secara konsisten

• Meningkatkan peran institusi perbankan dalam pemberian kredit khususnya kredit modal kerja dan investasi

• Memperluas peran institusi keuangan non perbankan dalam pengembangan alternatif pembiayaan infrastruktur

Porsi pertumbuhan diarahkan kepada investasi

32.1

56.2

2013

Investasi Kons RT Lainnya

32.6

56.1

2014

32.6

57.5

2016

39.0

54.9

2019 (target) Mempercepat pembangunaninfrastruktur

Insentif bagi sektor bisnisuntuk menciptakan sektor perdagangan yg stabil

Menjaga daya beliINVESTA

SIKO

NS. RT

Distribusi PDB (%)

Sumber: BPS, diolah

25

• Anggaran produktif dan realistis

• Pelaksanaan anggaran yang kredibel

• Manajemen inflasi• Kebijakan moneter

yang mendukungstabilitas

• KebijakanMakroprudensialyang akomodatif

• Kebijakan untukmenjaga stabilitaskonsumsi danmendorong investasi

• Termasuk insentif fiskalYang tergabungdalam Paket KebijakanEkonomi

FISKAL

SEKTOR RIIL MONETER

SINERGI REFORMASI KEBIJAKAN DALAM

MENDORONG PERTUMBUHAN YANG

INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN

Perlu Tercipta Pertumbuhan Inklusif Untuk Mengatasi Tantangan PembangunanMelalui sinergi kebijakan di semua sektor

RAPBN 2018

27

Indikator Ekonomi Makro sebagai basis penyusunan RAPBN tahun 2018, dengan optimisme pertumbuhan yang lebih tinggi

Realisasi2016

5,4

3,5

13.500

5,3

48

800

1.200

5,2

4,3

13.400

5,2

48

815

1.150

5,0

3,0

13.307

5,7

40

1.180

829

APBNP2017

RAPBN2018

27

INDIKATOR 2014(BASELINE) 2015 2016 2017 2018

Pertumbuhan ekonomi, APBN(P) (%) 5,5 5,7 5,2 5,1 -- Angka Realisasi 5,0 4,9 5,0 - -- APBN 2017 - - - 5,1 -- Angka Perkiraan - - - 5,1-5,3 5,2-5,6Tingkat Pengangguran Terbuka, RKP (%) 5,6-5,9 5,5-5,7 5,2-5,5 5,3-5,6 5,0-5,3- Angka Realisasi 5,94 6,18 5,61 - -- APBN 2017 - - - 5,60 -- Angka Perkiraan - - - 5,50 -Angka Kemiskinan, RKP (%) 9,0-10,0 9,0-10,0 9,0-10,0 9,5-10,5 9,5-10,0- Angka Realisasi 10,96 11,13 10,70 - -- APBN 2017 - - - 10,50 -- Angka Perkiraan - - - 10,40 -Rasio Gini, RKP n.a. 0,41 0,39 0,38 0,38- Angka Realisasi 0,41 0,41 0,39 - -- APBN 2017 - - - 0,39 -

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), RKP- Angka Realisasi*

73,868,90

74,869,55

75,370,19

75,7-

71,50-

- APBN 2017* - - - 70,10 -

Keterangan: *  IPM dihitung dan diperkirakan dengan metode baru

Sumber: Bappenas dan BPS

Pemerintah Berupaya Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi dalam RangkaMengurangi Kemiskinan, Tingkat Pengangguran, dan Kesenjangan Tahun 2018

29

Pertumbuhan ekonomi berhasil mengurangi kemiskinan, namun masih terdapatkesenjangan

• Perekonomian Indonesia tumbuh cukupkuat dalam 10 tahun terakhir denganrerata pertumbuhan 5,64%.

• Kemiskinan menurun namunpenurunannya melambat. 

Pertumbuhan ekonomi↑1%:

2010‐2012: Kemiskinan↓0,116%

2013‐2016: Kemiskinan↓0,059% 

• Kesenjangan meningkat pada periode2008‐2012 setelah itu cenderung stagnandi kisaran 0,4.

• Pertumbuhan ekonomi dinikmati olehseluruh kelompok tetapi kelompok kaya jauh lebih tinggi dibandingkan dengankelompok menengah dan miskin.

Pertumbuhan Konsumsi Riil per kapita 2009‐2015

Sumber: TNP2K

Sumber: BPS

Ketidakpastian Ek. Global

Likuiditas Global

Harga KomoditasInternasional

Pengurangan kemiskinandan kesenjangan

Pengurangan penganggurandan peningkatanproduktivitas

Stabilitas makroekonomi

Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi melalui Perbaikan Produktivitas, Kapasitas dan Daya Saing Perekonomian

Stabilitas dan Ketahanan Ekonomi

Perbaikan Kesejahteraan & Penangananmasalah Ketimpangan

ARAH KEBIJAKAN EKONOMI 2018TANTANGAN ISU DAN SASARAN

Tema: Memacu Investasidan Infrastruktur untukPertumbuhan danPemerataan

• Pertumbuhan ekonomi 5,2% - 5,6%• Tingkat Pengangguran 5,1%-5,4%• Angka kemiskinan 9,0-10,0 %• Gini Ratio 0,38• IPM 71,38

Ketahanan Fiskal

Mendorong akselerasi dan kualitaspertumbuhan ekonomi• Produktivitas dan daya saing Ekonomi• Mengurangi ketimpangan (kelompok

pendapatan dan antar daerah) danperbaikan Kesejahteraan

Perbaikan Produktivitas Ekonomi• Mendorong

Investasi, Infrastruktur, Supply Energi, Konektivitas nasional Peningkatankapasitas ekonomi dan daya saing

• Peningkatan SDM dan daya saingketenagakerjaan , penguasaanTeknologi, inovasi, SDM, Research and Development

Ketimpangan dan PerbaikanKesejahteraan• Pertumbuhan inklusif dan berkeadilan• Jaminan Sosial

Peningkatan kapasitas fiskal

Tantangan, Sasaran Pembangunan, dan Arah Kebijakan Tahun 2018

30

31

Kebijakan Percepatan Pengurangan Kemiskinan dan KesenjanganMeningkatkan layanan dasar, infrastruktur, kualitas, dan menurunkan kesenjangan

AkselerasiPengurangan

Kemiskinan danKesenjangan

Peningkatan akseslayanan dasar

Peningkatan kualitaspekerjaan

Pengurangan kesenjanganpenguasaan aset keuangan

Mengendalikan harga pokok

• Peningkatan dan pemerataansupply side antar daerah

• Sinergi bansos dan subsidi• Keberlanjutan program JKN• Peningkatan efektivitasPIP, Bidik Misi, PKH (review danreformulasi bantuan)

Pendidikan dan Kesehatan

Infrastruktur dan Perumahan• Peningkatan dan pemerataansupply side infrastruktur(DAU, DAK dan Dana Desa)

• Subsidi bunga, subsidi uangmuka, FLPP

Mendorong pendidikanvokasional, pelatihan, dankewirausahaan(Review BOS, link&match, danpenyediaan sapras pelatihanketerampilan)

• Pemberdayaan untukpeningkatan aksespembiayaan (KUR, LPDB KUMKM dll)

• Penguatan fungsi pajak untukredistribusi pendapatan

Menjaga keseimbanganpermintaan dan penawaran sertaperbaikan tata niaga (subsiditepat sasaran & efisiensi sistemlogistik)

1

2

3

4

32

ARAH DAN STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL 2018

33KEMENTERIAN KEUANGAN RI

ARAH KEBIJAKAN BELANJA NEGARA 2018Mendorong pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan

Peningkatan belanja modal dan efisiensi belanja barang untuk mendukung belanja produktif dalam rangkapembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkeadilan;

Akselerasi pengurangan kesenjangan dan kemiskinan antara lain melalui efektivitas program perlindungansosial, subsidi tepat sasaran, dan affirmative policy (a.l. pengarusutamaan gender), serta peningkatan kualitasdesentralisasi fiskalmelalui peningkatan akurasi data, perbaikan alokasi dan mekanisme penyaluran, review besaranbantuan (PIP, PKH), dan sinergi antara program yang relevan (PKH dan Rastra) termasuk perluasan sasaran PKH menjadi 10 juta keluarga penerima manfaat;

Peningkatan kualitas SDM melalui perbaikan kualitas dan akses pendidikan (kompetensi dan distribusiguru, sarpras, penguatan vokasional, review perhitungan BOS, sinergi PKH, PIP dan Bidik Misi) dan peningkatanakses serta mutu layanan kesehatan (meningkatkan supply side, efektifitas dan keberlanjutan JKN);

Menjaga kesejahteraan aparatur pemerintah dalam rangka efisiensi dan efektivitas birokrasi serta peningkatankualitas pelayanan publik;

Menjaga stabilitas ekonomi, pertahanan keamanan, dan politik;

Pengembangan sektor unggulan (ketahanan pangan, ketahanan energi, kemaritiman, pengembangan sektorpariwisata dan industri) melalui antara lain pembangunanbendungan, irigasi, ketenagalistrikan, jalan, bandara, pelabuhan, pengembangan kawasan industri;

Mendukung pengalokasian dana untuk mengantisipasi ketidakpastian dan penanganan bencana alam sertapelestarian lingkungan.

1

6

2

5

7

3

4

34KEMENTERIAN KEUANGAN RI

ARAH KEBIJAKAN UMUM BELANJA K/L 2018Meningkatkan Efisiensi, Produktifitas, Sinergi dan Refocusing

1. Melanjutkan efisiensi belanja barang paling tinggi atau sama dengan 2016 (nominal, tidak perlu disesuaikan dengan inflasi);Cap policy belanja barang operasionalPenghematan belanja barang non operasional (belanja perjalanan dinas, paketmeeting, honor, & non operasional lainnya;Penajaman belanja barang yang diserahkan ke masyarakat atau Pemda.

2. Peningkatan kualitas belanja modal  Meningkatkan alokasi belanja modal, dan memprioritaskan belanjamodal untuk menstimulasi perekonomian (diarahkan untuk belanja modal produktif sepertijalan, jembatan, irigasi, dll) dan efisiensi belanja modal untuk pembangunan gedung baru, peralatan dan mesin, serta pengadaan kendaraan bermotor.

3. Sinergi Program Perlindungan Sosial dan penajaman Bansos perluasan sasaran PKH menjadi 10 jutakeluarga penerima manfaat, sinergi PKH dengan PIP, Bidik Misi, PKH sinergi dengan JKN (untuk meningkatkanakses, mutu layanan bidang pendidikan/kesehatan sekaligus sebagai perlindungan bagi masyarakat miskin.)

4. Refocusing anggaran prioritas, pada K/L terkait pendidikan, Kesehatan dan Infrastruktur antara lain:Bidang Pendidikan diarahkan untuk peningkatan akses, kualitas, dan pemerataan (Guru dan Sarpras), sertapenguatan pendidikan vokasional;Bidang Kesehatan diarahkan untukmeningkatkan supply side, akses dan mutu layanan kesehatan;Bidang Infrastruktur diarahkan untukmeningkatkan konektifitas dan kapasitas produksi

5. Kebijakan belanja pegawai tetap memperhitungkan pemberian gaji ke‐13 (baseline) dan menjagakesejahteraan PNS dalam rangka efisiensi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik.

34

35

Kebijakan Subsidi Lebih Tepat Sasaran Dan EfisienPenyempurnaan data dan mekanisme untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan

35

Kondisi saat ini:Penerima subsidi belum sepenuhnya targeted, potensi terjadi penyimpangan.Database penerima subsidi belum terintegrasi, potensi terjadi inclussion/exclussion error.

Kebijakan Subsidi Energi 2018:Melanjutkan pemberian subsidi BBM jenis tertentu dan LPG tabung 3kg secara terbatas;Meningkatkan pembangunan jaringan gas kota untuk RT dalam rangka mengendalikan subsidi LPG tabung 3kgdan diversifikasi energi;Memperbaiki ketepatan sasaran penerima subsidi listrik RT dengan sambungan daya R1‐450VA hanya untuk RTmiskin dan rentan.

Kebijakan Subsidi Non Energi 2018, antara lain:Menyempurnakan proses perbaikan data yang diselaraskan dengan NIK dan mekanisme penyaluran subsidipupukmelalui Kartu TaniMenghapus subsidi benih dan menggabungkannya dengan program sejenis pada anggaran K/L KementanMelanjutkan kebijakan penyaluran Rastra dalam bentuk bantuan pangan (non tunai) secara bertahap danmemperluas sasaran target penerima dari rumah tangga menjadi keluarga penerima manfaatSinergi antara subsidi, bansos, anggaran K/L dan dana transfer ke daerah agar efektif dan terintegrasiMemperbaiki pelayanan umum (transportasi)melalui subsidi angkutan KA & kapal laut ekonomiMenyempurnakan mekanisme penyaluran KUR dengan prioritas sektor produktif, dan untuk mendukungpengembangan EBTMeningkatkan daya saing usaha dan akses permodalan bagi UMKM dan petani melalui penyempurnaanbantuan subsidi kredit program, serta pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap akses air minum

36KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Penguatan Desentralisasi FiskalPeningkatan alokasi TKDD perlu diikuti dengan perbaikan distribusi dan kualitas pemanfaatan di daerah

Arah kebijakan TKDD tahun 2018

1.Meningkatkan alokasi TKDD secara proporsional dan sinkronisasi perencanaan/penganggaran dengan alokasi belanja K/L.

2.Memperkuat implementasi kebijakan Dana Transfer Umum (DTU):a.Optimalisasi alokasi, penyaluran, dan penggunaan DBH, serta penyelesaian kurang/lebih bayar DBH;b.Menyempurnakan formulasi perhitungan PDN Neto agar lebih mencerminkan kapasitas PDN yang sebenarnya untukmenetapkan alokasi DAU;

c. Pengaturan penggunaan 25 persen DTU untuk belanja infrastruktur.  

3.Memperkuat implementasi kebijakan Dana Transfer Khusus (DTK):a.Penyempurnaan dan refocussing bidang/subbidang DAK Fisik;b.Peningkatan akurasi data dasar dan biaya satuan pengalokasian DAK Non Fisik;c. Penguatan penyaluran DTK berdasarkan kinerja penyerapan dan pencapaian output.

4.Melakukan penguatan DID sebagai instrumen insentif dalam TKDD melalui peningkatan alokasi dan penajaman kriteria pengalokasian DID.

5.Meningkatkan efektivitas pemanfaatan Dana Otonomi Khusus (Otsus) dan Keistimewaan D.I Yogyakarta.

6.Meningkatkan alokasi dan reformulasi distribusi Dana Desa dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan. 

7.Penguatan Dana Desa sebagai instrumen peningkatan dan pemerataan kesejahteraan, serta pengentasan kemiskinan.

Tantangan TKDD1. Alokasi TKDD meningkat namun masih terdapat ketimpangan pelayanan publik, tingkat kesejahteraan, dan tumpang tindih

dengan alokasi belanja K/L.2. SiLPA APBD relatif besar, sebagian berasal dari dana transfer bersifat earmark.3. Penajaman distribusi Dana Desa untuk peningkatan infrastruktur desa dan pemberdayaan.

37KEMENTERIAN KEUANGAN RI

ARAH KEBIJAKAN PEMBIAYAAN INVESTASI:• Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur al. melalui pembiayaan kreatif;• Menyempurnakan kualitas perencanaan investasi jangka pendek dan menengah untuk pembangunan 

infrastruktur dengan memperhatikan kesiapan rencana proyek, ketersediaan lahan, rencana pemanfaatandana investasi, kemampuan penyelesaian proyek infrastruktur, serta kemampuan me‐leverage;

• Mendukung pembangunan infrastruktur, melalui pembiayaan investasi dan kewajiban penjaminan;• Mengoptimalkan pembiayaan yang kreatif dan inovatif untuk akses pembiayaan bagi KUMKM; • Meningkatkan akses  dan kualitas pendidikan masyarakat kurang mampu dengan program afirmasi dan 

penguatan peran LPDP sebagai SWF;• Mendukung program peningkatan penyediaan kebutuhan rumah terutama bagi masyarakat berpenghasilan 

rendah (MBR) yang lebih tepat sasaran dengan harga terjangkau; 

ARAH KEBIJAKAN UTANG:Kehati‐hatian menjaga rasio utang dalam batas yang aman (27,0‐29,0% PDB)Efisiensi Biaya Utang untuk efisiensi biaya utang dan menjaga kesinambungan fiskal ke depanProduktifitas untuk belanja produktif dalam mendukung pencapaian target pembangunan a.l. pemberianPMN kepada BUMN dalam mengakselerasi pembangunan infrastrukturKeseimbangan untuk menjaga komposisi utang DN dan LN dalam batas aman dan terkendali

KEBIJAKAN EKSPANSIF YANG TERARAH DAN TERUKUR Mendukung pembangunan dan menjaga keberlanjutan fiskal dengan defisit 1,9 ‐ 2,3% PDB

Pengakuan Atas Pencapaian Ekonomi dan Fiskal

Source: World Bank Ease of Doing Business Report 2017

78

82

130

99

123

91

70

80

90

100

110

120

130

140

150

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

‐ China‐ Vietnam

‐ INDONESIA

‐ Philippines

‐ Brazil

‐ India

2016: #1062015: #120

#91Dari 190 negara

Melonjak15 peringkat

Skor: 61,5 (↑3,4)

“Indonesia is amongst the top 10 improvers in Doing Business 2017: Equal Opportunity for All”

‐World Bank Group, Press Release EODB 2017

Perbaikan Signifikan Posisi Ease of Doing BusinessPengakuan atas upaya perbaikan struktural 

40KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Pada bulan Mei 2017, S&P menaikkan peringkat kredit jangka panjang Indonesia keinvestment grade ‘BBB‐’ dengan outlook stabil dari ‘BB+’. Ini didorong oleh:• Pengurangan risiko fiskal Indonesia.• Target pendapatan yang lebih realistis.• Manajemen belanja yang efektif.• Peningkatan predikat kebijakan ekonomi dan fiskal.S&P memberikan outlook stabil, dan menyebut peringkat jangka panjang Indonesia dapatdinaikkan jika ada peningkatan signifikan dalam keseimbangan fiskal.

Pada bulan Februari 2017, Moody’s meningkatkan outlook peringkat Indonesia menjadipositif (Baa3). Outlook positif ini menunjukkan pandangan mereka tentang:

Peningkatan kebijakan yang efektif (didorong oleh track record stabilitas makro dankestabilan fiskal).Perbaikan dalam kerentanan terhadap external shock yang didukung oleh membaiknyadefisit neraca berjalan dan pertumbuhan utang luar negeri swasta yang moderat.

Pada 19 Juli 2017, Fitch kembali mengafirmasi peringkat Indonesia pada BBB‐ denganoutlook positif. Hal ini didorong oleh:o Beban utang pemerintah yang rendaho Outlook pertumbuhan yang baiko Lemah, tetapi ada penguatan jika dibandingkan negara‐negara dengan peringkat “BBB” 

lainnyao Lingkungan bisnis yang meningkato Pemerintah melanjutkan penguatan kebijakan ekonomi makro dengan fokus pada

stabilitas makro dan pertumbuhan yang berkelanjutan

Keberlanjutan Peningkatan Sovereign Credit Rating Indonesia

Data GDP dan UtangTahun 2004-2017

42

Nominal GDP tahun 2004 – 2017

Tahun 2017 adalah PDB dalam asumsi APBNP 2017

Catatan: Data 2004‐2009 merupakan data estimasi splicing karena BPS hanya menyediakan data mulai 2010 untuk tahun dasar 2010 dan SNA 2008

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

PDB Nominal 2,417,393 2,921,183 3,516,032 4,160,098 5,414,841 6,011,375 6,864,133 7,831,726 8,615,704 9,546,134 10,569,70 11,531,71 12,406,80 13,613,19

2,000,000 

4,000,000 

6,000,000 

8,000,000 

10,000,000 

12,000,000 

14,000,000 

16,000,000 

PDB Nominal(Dalam Miliar Rupiah)

43

Nominal utang tahun 2004 – 2017

Source: Kementerian Keuangan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016APBN‐P 2017

Nominal 1,297,95 1,311,65 1,302,15 1,389,41 1,636,74 1,590,65 1,681,65 1,808,94 1,977,70 2,375,49 2,608,77 3,165,13 3,515,45 3,851,65

500,000 

1,000,000 

1,500,000 

2,000,000 

2,500,000 

3,000,000 

3,500,000 

4,000,000 

4,500,000 

Posisi Utang Pemerintah(miliar Rp)

44

Delta (tambahan) GDP per tahun 2004 –2017

Catatan: Data 2004‐2009 merupakan data estimasi splicing karena BPS hanya menyediakan data mulai 2010 untuk tahun dasar 2010 dan SNA 2008

Tahun 2017 adalah PDB dalam asumsi APBNP 2017

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Delta 503,790 594,850 644,065 1,254,74 596,533 852,758 967,593 783,978 930,429 1,023,57 962,012 875,093 1,206,38

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

Delta (Penambahan) GDP Per tahun 2004‐2017

45

Delta (tambahan) utang per tahun 2004 –2017

Source: LKPP‐Kementerian Keuangan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016APBN‐P 2017

Penambahan utang neto (21,18 12,303 9,419  33,319 72,700 90,102 95,658 106,90 140,79 223,22 255,73 380,91 403,00 461,34

(100,000)

100,000 

200,000 

300,000 

400,000 

500,000 

Tambahan Utang

 (miliar Rp)

Penambahan & pengurangan utang per tahun(miliar Rp)

46

Bunga utang pertahun 2004-2017

Source: Kementerian Keuangan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016APBN‐P 2017

Bunga utang gross 62,486 65,200 79,083 79,806 88,430 93,782 88,383 93,262 100,51 113,03 133,44 156,01 182,76 218,57

50,000 

100,000 

150,000 

200,000 

250,000 

BungaUtang

Gross (m

iliar

Rp)

Pembayaran Bunga Utang Gross per tahun(miliar Rp)

47

Pembayaran utang jatuh tempo tiap tahun 2004– 2017

Source: Kementerian Keuangan

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016APBN‐P 2017

Jatuh Tempo 71,948 61,910 110,93 117,60 110,21 117,09 127,16 134,59 174,42 160,42 237,03 226,26 322,54 263,13

50,000 

100,000 

150,000 

200,000 

250,000 

300,000 

350,000 

Utang

 Jatuh Tempo

 (miliar Rp)

Pembayaran Utang Jatuh Tempo per tahun(miliar Rp)

48

Rasio beban bunga terhadap total utang

Source: CEIC & World Bank

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Indonesia 6.06  5.72  5.40  5.87  5.05  5.01  4.66  4.64  5.02  4.73 

Malaysia 5.16  4.84  4.99  4.64  4.95  5.31  5.54  5.45  5.45  5.61 

Thailand 5.51  4.47  4.12  3.77  4.34  4.19  3.98  3.77  3.69 

Singapura 0.07  0.02  0.01  0.01  0.00  0.00  0.00  0.00  0.00  0.00 

Jepang 0.84  0.89  0.88  0.82  0.78  0.75  0.72  0.71  0.69  0.69 

Brazil 12.64  11.30  12.43  10.10  12.17  13.55  12.10  12.59  13.24  17.99 

US 4.19  4.36  3.58  2.82  2.66  2.75  2.53  2.37  2.41  2.30 

2.00 

4.00 

6.00 

8.00 

10.00 

12.00 

14.00 

16.00 

18.00 

20.00 

Axis Title

RASIO PEMBAYARAN BUNGA TERHADAP POSISI UTANG (%)

49

Rasio beban bunga terhadap penerimaan negara

Source: CEIC & World Bank

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Indonesia 12.38  11.22  9.00  11.01  8.53  7.48  6.88  7.67  8.45  9.92 

Malaysia 10.11  9.23  8.01  8.96  9.78  9.55  9.40  9.74  10.24  11.08 

Thailand 7.15  5.63  4.91  5.78  6.14  5.95  5.97  5.33  5.63  4.79 

Singapura 0.33  0.10  0.06  0.07  0.01  0.01  0.00  0.00  0.00  0.00 

Jepang 12.79  13.88  15.93  17.32  16.72  16.34  15.54  14.44  13.21  12.68 

Brazil 31.46  27.38  27.90  26.88  25.96  27.86  24.87  25.55  28.79  42.13 

US 14.46  15.11  14.83  15.59  15.41  16.39  15.53  13.14  13.28  12.58 

5.00 

10.00 

15.00 

20.00 

25.00 

30.00 

35.00 

40.00 

45.00 

Axis Title

RASIO PEMBAYARAN BUNGA TERHADAP PENERIMAAN NEGARA (%)

50

Konsumsi RT tumbuh stabil namun dengan moderasi…semester 1 2017 Konsumsi tumbuh 4,94% dibanding semester 1 2016 sebesar 5,02%

4.96%

4.77%

5.26%

5.24%

Q2 2016

Q2 2017

Konsumsi RT (%, yoy)

• Q2-2017 konsumsi tumbuh 4,95% (yoy). • Kons RT lebih rendah dari 2016 terutama pada komponen non-makanan dan minuman

yang melambat, sementara makanan dan minuman (termasuk restoran) relatif stabil.• Perlambatan komponen non-manakan minuman terutama karena konsumsi perumahan

dan perlengkapan rumah tangga tumbuh lebih rendah.• Masih tingginya pertumbuhan konsumsi Makanan dan Minuman juga dirorong oleh

terjaganya volatile food.

Makanan &Minuman

Makanan &MinumanNon Makanan &Minuman

Non Makanan &Minuman

Sumber: BPS, Diolah

Pertumbuhan konsumsi riil per kapita masyarakat (per Maret 2017) …terdapat perbedaan laju pertumbuhan konsumsi

(4.00)

(2.00)

2.00 

4.00 

6.00 

8.00 

10.00 

12.00 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Laju Pertumbuhan Riil Pengeluaran Per Kapita Tahunan berdasarkan Desil  2013‐2017

Maret 2013‐14 Maret 2014‐15 Maret 2015‐16 Maret 2016‐17

• Konsumsi masyarakat pada desil 1 – 4 di 2017 tumbuh lebih cepat dibanding 2016.• Masyarakat berpenghasilan menengah (desil 5 – 9) menunjukan perlambatan pertumbuhan

konsums perkapita pada 2017 dibanding 2016. Namun, laju pertumbuhan 2017 masih lebihtinggi dibanding 2015 dan 2014.

• Kalangan menengah menahan belanja (berubah ke saving) karena adanya ekspekstasipengeluaran di Q3/Q4. Hal ini mendorong peningkatan DPK

• Kebijakan belanja sosial pemerintah membantu terjaganya pola konsumsi masyarakatberpenghasilan rendah.

5

Sumber: TNP2K

52

Belanja Sosial kepada masyarakat meningkat…membantu menjaga profil konsumsi masyarakat

• Belanja pegawai turun di Q2 2017 karena pergeseran pembayaran gaji ke 13 padabulan Juli sedangkan belanja barang karena adanya efisiensi belanja non prioritasantara lain perjalanan dinas, belanja operasional, paket meeting, belanja bahan dll.

• Realisasi bantuan sosial meningkat terutama untuk program perlindungan sosial antaralain PKH, PIP, pembayaran PBI untuk program JKN, BOS dll

• Realisasi Subsidi menurun utamanya adanya proses validasi data penerima agar lebihtepat sasaran pada subsidi pangan (Rastra) dan Subsidi pupuk

Realisasi (Nominal) Realisasi (% target)

2016 2017 2016 2017

Belanja Pegawai 156,896 157,280 45.7% 46.2%

Belanja Barang 94,613 97,130 33.6% 30.5%

Belanja Modal 44,387 47,482 19.5% 23.0%

Bantuan Sosial 22,906 25,765 41.7% 48.0%Sumber: Buku Merah

53

-55.0

-45.0

-35.0

-25.0

-15.0

-5.0

5.0

15.0

25.0

35.0

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2015 2016 2017

Motor Mobil Penumpang Listrik

Pergerakan Indikator konsumsi bervariasi…namun masih menunjukan adanya potensi perbaikan

Pertumbuhan Penjualan Kendaraan dan Konsumsi Listrik (%, yoy)

80

90

100

110

120

130

140

J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2016 2017

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat IniIndeks Ekspektasi Konsumen

• Sejalan dengan IndeksKepercayaan Komsumen(IKK), Indeks KondisiEkonomi (IKE) dan IndeksEkspektasi Konsumen (IEK) juga mengalami perbaikanpada awal tahun 2017.

• Dibandingkan tahun2016, ketiga indeksmengalami kenaikan meskisedikit melambat pada Juni2017.

• Indikator konsumsi lain mempunyai pergerakanyang bervariasi.

• Pertumbuhan penjualanmotor dan mobilpenumpang tumbuhnegatif, sementarakonsumsi listrik relatifstagnan. Pada bulan Juni2017, ketiga indikator initumbuh negatif.

Hasil Survey Konsumen

Sumber: Bank Indonesia

Sumber:CEIC, Diolah

54

Potensi perubahan profil konsumsi masyarakat…terdapat peningkatan pada sektor transportasi dan distribusi

• Pertumbuhan PDB sektor transportasi dan pergudangan pada semester I 2017, tumbuh lebihbaik dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya.

• Indikasi peningkatan konsumsi / belanja online

Sumber: BPS, Diolah

5.9

4.1

7.0

‐0.7

1.1

8.5

3.8

7.4

5.4

7.6

2.41.7

10.7

7.18.2

15.2

7.9

2.3

7.0

12.6

7.6

‐2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

Transportasi dan Pergudangan 

Angkutan Rel  Angkutan Darat Angkutan Laut  Angkutan Sungai Danau dan 

Penyeberangan

Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang 

Angkutan; Pos dan Kurir

Sem 1 2015 Sem 1 2016 Sem 1 2017

55

Indikator pengiriman barang bergerak positif…barang yang dikirim melalui Darat, Laut dan Udara menunjukan peningkatan

Jumlah Barang Melalui Transportasi Darat, Laut & Udara (Kumulatif Januari – Juni)dalam Ribu Ton

Barang yang diangkut mode kereta api tumbuh 18.32% dibanding 2016.Pengiriman melalui Kapal Laut masih menjadi moda transportasi terbesar. Semester 1 2017 menunjukan pertumbuhan positif (0,73%) setelah 3 tahun dalam kondisi kontraksi.Jumlah barang melalui moda tranportasi udara 2017 juga tumbuh lebih baik dibanding 2016, total barang yang dikirim melalui transportasi udara pada Semester 1 2017 naik 7,67% dibanding 2016

Sumber: BPS, Diolah

2013 2014 2015 2016 2017

Kereta Api1 25,640  32,150  30,534  33,802  39,995 

yoy 25.39% ‐5.03% 10.70% 18.32%

Kapal Laut2 40,840,925  38,723,041  35,793,786  34,751,530  35,004,259 

yoy ‐5.19% ‐7.56% ‐2.91% 0.73%

Pesawat Udara3 251,793  240,440  246,005  246,615  265,542 

yoy ‐4.51% 2.31% 0.25% 7.67%

1. Total barang yang dikirim melalui transportasi kereta api di Jawa dan Sumatera2. Total barang yang di Bongkar & Muat pada 5 Pelabuhan Utama3. Total barang yang dimuat pada penerbangan domestik (5 Bandara Utama) dan Penerbangan internasional (4 Bandara Utama)

56

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2014 2015 2016 2017Retail Sales Index Apparel Spare Parts & Accessories

Food, Drinks, and Tobacco Fuels Stationery & Communication

Household Appliances Cultural & Recreational Goods Other Goods

• Perkembangan RSI in-linedengan perkembangankomponen makanan & minuman.

• Komponen perlengkapandan komunikasi memilikiindeks paling tinggidibandingkan komponenlainnya, hal ini sejalandengan perkembangane-commerce yang meningkat cukupsignifikan dalambeberapa tahun terakhir.

• Sejak penurunan hargaminyak pada akhir2015, indeks komponenbahan bakar terusmengalamipenurunan, namunterlihat kembalimeningkat pada Juni2017.

Sumber: Bank Indonesia

Perkembangan Ritel Sales Index (RSI)…terjadi sedikit peningkatan pada seluruh komponen, kecuali komponen bahan bakar

Retail Sales Index

57

Adanya peningkatan penjualan dan profit perusahaan retail…menunjukan adanya pembelian retail oleh masyarakat

Perusahaan retail di bursa, secara agregat masih membukukan pertumbuhan revenue pada SI

2017 dibandingkan SI 2016 walaupun beberapa emiten mengalami penurunan profit.

Nama Perusahaan Merek Dagang

Penjualan (dalam Juta)

Gross Profit1(dalam Juta)

Profit2(dalam Juta)

2016 2017 2016 2017 2016 2017PT Supra Boga Lestari, Tbk. Farmers Market 1,033,751 1,090,758 257,548 271,688 26,107 17,834

PT Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. Ramayana 3,155,903 3,464,921 1,195,952 1,344,135 254,056 368,778

PT Ace Hardware Indonesia Tbk Ace Hardware 2,312,611 2,732,874 1,110,469 1,322,226 232,723 326,742

PT Hero Supermarket Tbk Hero, Giant 7,201,025 6,923,248 1,746,599 1,793,177 19,904 71,385

PT Mitra Adiperkasa Tbk Zara, Sogo, Starbucks 6,075,119 7,095,472 3,173,941 3,780,582 46,301 175,021

PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Alfamart 26,870,277 30,518,795 5,030,132 5,900,437 83,199 38,810

PT MatahariDepartment Store Tbk Matahari 3,374,672 3,731,765 3,283,724 3,654,896 1,157,090 1,338,086

Sumber: Laporan tengah tahun Masing-Masing Perusahaan (unaudited)1. Gross Profit : Total Penjualan dikurangi Beban Pokok Pendapatan2. Profit : Gross Profit dikurangi Beban Operasional (Penjualan, Administrasi, Umum, Bunga, Pajak)

58

Indikator Penerimaan Perpajakan menunjukan peningkatan…PPN masih meningkat dengan resistusi yang stabil

‐23%‐14%

34%

10% 12%

‐4%

35%

‐22%

24%

111%

49%69%

20%

101%

‐3%

11% 18%

0%

22%

0%‐14% ‐1%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

Growth Semeter I 2016 Growth Semester I 2017

• Dalam Semester 1 2017 penerimaan PPN menunjukkan kinerja yang cukup bagus. Kontibusi PPN terbesar berasal dari sektor industri dan perdagangan.

• PPN DN sektor industri mampu tumbuh 24% dan sektor perdagangan tumbuh 17%. Sementara itupertumbuhan PPN impor sektor industri sebesar 17% dan perdagangan 14%.

• Penerimaan PPN di sektor transportasi dan jasa keuangan juga mengalami pertumbuhan positifsetelah pada tahun sebelumnya mengalami pertumbuhan negatif

• Sektor Pemerintah masih mengalami pertumbuhan negatif sehingga perlu didorong penyerapanbelanja Pemerintah

Sumber: Bloomberg

59

Daya beli petani secara keseluruhan masih relatif kuat…walaupun menunjukan moderasi dibanding 2016

99

100

100

101

101

102

102

103

103

104

Jan-15 Jun-15 Nov-15 Apr-16 Sep-16 Feb-17 Jul-17

Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP)

NTP – Tanpa Perikanan

TanamanPangan(NTPP)

Hortikultura(NTPH)

TanamanPerkebunan Rakyat (NTPR)

Peternakan(NTPT)

Nilai Tukar Nelayandan Pembudidaya

Ikan (NTNP)

Nelayan(NTN)

PembudidayaIkan (NTPi)

Nilai Tukar Tanaman Pangan (NTPP), Nilai Tukar Perkebunan Rakyat (NTPR), dan Nilai Tukar Perikanan Budidaya (NTPi) berada di bawah 100

100

NTP merupakan rasio indeks harga yang diterima(Ib) dengan indeks harga yang dibayar (It). NTP dapat digunakan sebagai proxy daya beli petani, NTP yang berada di atas 100 menggambarkan petani mengalami surplus (pendapatan lebih besar dari pengeluarannya)

95

100

105

110

115

NTPP

NTPH

NTPR

NTPT

NTN

NTPiSumber: BPS, Diolah

Sumber: BPS, Diolah

60

Pergerakan upah nasional dipengaruhi perkembangan inflasi…upah nominal cenderung naik tetapi upah riil justru mengalami tren penurunan

64,00064,50065,00065,50066,00066,50067,00067,500

37,00037,20037,40037,60037,80038,00038,20038,40038,60038,800

Jan-

15

Mar

-15

May

-15

Jul-1

5

Sep-

15

Nov

-15

Jan-

16

Mar

-16

May

-16

Jul-1

6

Sep-

16

Nov

-16

Jan-

17

Mar

-17

May

-17

Rp/h

ari

Upah Riil

Buruh Tani (LHS) Buruh Bangunan (RHS)

• Harga pembentuk upah riil buruhbangunan menggunakan IndeksHarga Konsumen (IHK) karenaberada di perkotaan, sedangkanupah riil buruh tanimenggunakan Indeks KonsumsiRT Perdesaan

• Inflasi dari Indeks Harga KonsumsiRT Perdesaan cenderungmengikuti pola inflasi nasional(IHK), dimana belakangan iniberada di level yang rendah

• Kenaikan Indeks Harga KonsumsiRT Perdesaan kemungkinandisebabkan oleh kenaikan hargapangan (volatile food) dan TDL 900 VA (administered price)

• Penurunan upah riil cenderung disebabkan oleh kenaikan upah nominal yang lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi

78,00079,00080,00081,00082,00083,00084,00085,000

45,00046,00047,00048,00049,00050,00051,000

Jan-

15

Mar

-15

May

-15

Jul-1

5

Sep-

15

Nov

-15

Jan-

16

Mar

-16

May

-16

Jul-1

6

Sep-

16

Nov

-16

Jan-

17

Mar

-17

May

-17

Rp/h

ari

Upah Nominal

Buruh Tani (LHS) Buruh Bangunan (RHS)

Sumber: BPS, Diolah

Sumber: BPS, Diolah

61

Pertumbuhan uang beredar (M2) meningkat…seiring dengan peningkatan transaksi pada bulan Ramadhan dan hari besar.

11.1

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M

2015 2016 2017

M2

Pertumbuhan M2 (%, yoy)

• Ada indikasi bahwa kelompok menengah ke atas mengalihkan konsumsi ke saving. • Peningkatan M2 diiringi dengan kenaikan tabungan dan deposito.• Komponen deposito Jan – Mei 2017 mencatatkan peningkatan pertumbuhan

dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sumber: Bank Indonesia

62

Jumlah Investor di Pasar Saham Meningkat…peningkatan partisipasi masyarakat menunjukan perubahan perilaku

281,256320,506

364,465434,107

894,116

1,000,289

200,000 

400,000 

600,000 

800,000 

1,000,000 

1,200,000 

2012 2013 2014 2015 2016 7‐Jun‐17

Jumlah Investor di Pasar Saham 2012 ‐ 2017

• 30 Desember 2016 : Total jumlah aset di BEI yang dimiliki Individu Lokal 288 Trilliun. • 22 Juni 2017 : Total jumlah aset di BEI yang dimiliki individu Lokal 303.2 Trilliun.

Sumber: KSEI

63

Peningkatan Pertumbuhan Tabungan Masyarakat di Perbankan…menunjukan adanya potensi Ricardian Equivalence

• Masyarakat (perseorangan maupun korporasi) sudah mulai rasional,• Konsumsi berkurang saat ini untuk mempersiapkan kondisi masa depan.• Bagi individual, masuarakat melihat potensi peningkatan beban di masa depan (pengurangan

subsidi, peningkatan penerimaan pajak)• Bagi korporasi, peningkatan simpanan dapat diartikan kondisi menunggu waktu dan kondisi

yang tepat untuk kembali berinvestasi

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr Jul Oct Jan Apr

2014 2015 2016 2017

Thou

sand

s

Nilai Deposito (LHS)

Pertumbuhan (%,yoy) RHS

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

18.00%

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May

2014 2015 2016 2017

Nilai Simpanan (LHS)

Pertumbuhan (%,yoy) RHS

Simpanan (tabungan) di Perbankan(Bank Umum dan BPR)

Deposito di Perbankan(Bank Umum dan BPR)

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

64

Pertumbuhan Nilai Tabungan Milik Sektor Swasta Meningkat…sementara pertumbuhan tabungan milik perseorangan relatif stabil

Pertumbuhan (%,yoy) Posisi SimpananMasyarakat dalam Bank umum dan BPR

Pertumbuhan (%,yoy) Posisi Simpanan Sektor Swasta

‐40%

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May

2014 2015 2016 2017

BUMN dan BUMD Swasta

Perseorangan Pemerintah Daerah

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May

2014 2015 2016 2017Asuransi Dana Pensiun

Perusahaan Sekuritas Perusahaan Reksadana

Pembiayaan dan modal ventura LainnyaSumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank IndonesiaSumber: Bank Indonesia

65

Deposito Sektor Swasta Meningkat…setelah periode pertumbuhan negatif pada 2015

Pertumbuhan (%,yoy) Posisi DepositoMasyarakat dalam Bank umum dan BPR

Pertumbuhan (%,yoy) Posisi Deposito Sektor Swasta

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May

2014 2015 2016 2017

BUMN dan BUMD Swasta

Pemerintah Daerah Perseorangan

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May Jul

Sep

Nov Jan

Mar

May

2014 2015 2016 2017Perusahaan Asuransi

Perusahaan Pembiayaan & Modal Ventura

Dana Pensiun

Perusahaan Sekuritas

Perusahaan Reksadana

Lainnya

Sumber: Bank IndonesiaSumber: Bank Indonesia

66

Kondisi 2017 belum menunjukan potensi bagi korporasi…pertumbuhan penjualan dan profit 10 perusahaan publik terbesar (non Perbankan) mengalami moderasi

Penurunan Penjualan dan Profit dapat disebabkan permintaan yang berkurang serta masihtingginya persediaan dari periode sebelumnya.

Sumber: Bloomberg

PerusahaanPertumbuhan Penjualan Pertumbuhan EBIT

Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17

Telkom 14.62% 10.62% 12.69% 12.64% 14.14% 31.76% 28.74% 1.24% 28.10% 11.82%

Hm Sampoerna 14.58% 5.35% 6.96% 2.99% ‐5.51% 36.37% 5.27% 27.27% 6.61% ‐8.06%

Unilever 14.58% 6.98% 11.36% 8.58% ‐3.15% 24.91% 16.47% ‐1.08% 24.06% ‐3.72%

Astra Internasional ‐2.11% ‐3.47% 6.02% 16.46% 6.33% ‐7.22% ‐7.01% 27.97% 50.13% 3.11%

Gudang Garam 10.02% 8.23% 3.66% 10.99% 6.88% ‐6.35% 2.35% ‐13.15% 4.86% 5.07%

United Tractor ‐3.52% ‐15.07% 5.33% 27.89% 32.72% ‐33.59% ‐31.00% 15.08% 64.11% 66.28%

Indofood CBP 7.80% 9.96% 4.57% 6.01% ‐2.70% 22.34% 24.70% 7.78% 13.33% ‐12.32%

Kalbe Farma 11.92% 9.35% 5.01% 7.66% 3.23% 8.12% 24.59% 15.00% 5.67% 7.47%

Indofood Sukses Makmur ‐0.26% 5.71% 2.34% 7.99% 1.42% 10.27% 28.65% 18.30% 35.36% ‐14.68%

Indocement ‐16.14% ‐10.14% ‐18.25% ‐14.06% ‐16.94% ‐32.66% ‐24.31% ‐37.81% ‐54.11% ‐55.63%

67

Perusahaan Retail Relatif Meningkatkan Cadangan Cash…dalam kondisi revenue meningkat terdapat peningkatan cash

• Kenaikan posisi cash menunjukan adanya keraguan dalam potensi investasi di masa depan.• Hal ini menunjukan adanya potensi penurunan investasi domestik

Sumber: Bloomberg

Kas dan Setara Kas / Pendapatan Kas dan Setara Kas / Aset

Perusahaan Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17 Q2/16 Q3/16 Q4/16 Q1/17 Q2/17

Ace Hardware 0.12 0.15 0.19 0.23 0.22 0.33 0.43 0.51 0.69 0.58

Alfamart 0.05 0.03 0.05 0.03 0.09 0.06 0.04 0.06 0.04 0.13

Mitra Adi Perkasa 0.04 0.06 0.14 0.09 0.13 0.13 0.16 0.40 0.28 0.36

Ramayana 0.43 0.37 0.39 0.33 0.50 1.10 1.17 1.41 1.39 1.22

Hero 0.02 0.01 0.02 0.01 0.07 0.04 0.03 0.06 0.03 0.15

Terima Kasih