Post on 03-Mar-2019
PERAN DAN TUGAS REPORTER BERITA DALAM PROGRAM BERITA LIPUTAN 6
SURYA CITRA TELEVISI JAKARTA
Tugas Akhir
Disetujui dan dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program D III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Melati Eka Azharini
D.1407058
PROGRAM DIII PENYIARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia komunikasi dan informasi saat ini semakin melahirkan
masyarakat yang cenderung semakin konsumtif dalam hal memperoleh kebutuhan
informasi. Untuk memenuhi hal tersebut, manusia memenuhi kebutuhan mereka akan
informasi ini menggunakan media komunikasi yang ada dan terus berkembang saat
ini, baik dari media cetak ataupun media elektronik.
Televisi sebagai salah satu media komunikasi saat ini, seakan menjadi bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini pula yang mempengaruhi
lahirnya persaingan yang ketat diantara stasiun TV Indonesia sekarang. Berawal dari
didirikannya TVRI pada 24 Agustus 1962, serta di tahun 1989, diawali oleh TPI yang
menjadi TV swasta pertama yang mendapat izin operasi dari pemerintah, memicu
munculnya stasiun televisi swasta baru lainnya di Indonesia seperti RCTI, SCTV, AN
TV dan terus berkembang luas memasuki tahun 2000-an. Bahkan, akibat dari Pasal
20 UU Penyiaran Tahun 2002 yang menyatakan “Lembaga Penyiaran Swasta jasa
penyiaran radio dan jasa penyiaran televisi masing-masing hanya dapat
menyelenggarakan 1 (satu) saluran siaran pada 1 (satu) cakupan wilayah siaran”, turut
serta mempengaruhi maraknya bermunculan stasiun televisi lokal di daerah.
Persaingan media televisi di Indonesia saat ini, tidak hanya terletak dari
fungsinya sebagai media hiburan, tetapi juga pada fungsinya sebagai salah satu media
penyampaian karya jurnalistik, Karya jurnalistik bersumber dari fakta yang
mengandung nilai berita didalam masyarakat, seperti peristiwa, pendapat, masalah
hangat, atau hal unik yang sifatnya faktual. Sedangkan fungsi karya jurnalistik sendiri
adalah menginformasikan fakta dan pendapat yang mengandung nilai berita yang
tengah terjadi dimasyarakat serta memberikan penjelasan masalah hangat dari nara
sumber yang relevan guna mengurangi ketidakpastian didalam masyarakat.
Program siaran SCTV yang berorientasi kepada masyarakat, Menyediakan
program yang kreatif, inovatif, dan berkualitas guna membangun bangsa Indonesia
kedepannya. SCTV menyajikan program beritanya yang aktual serta menarik untuk
penontonnya. Program berita yang dimiliki SCTV seperti Liputan 6, Barometer,
Buser, Sigi, yang seluruhnya dikemas secara baik, berusaha memberikan pendidikan
jurnalistik kepada khalayak yang berguna dan tepat sasarannya.
Untuk menghasilkan karya jurnalistik, sangat diperlukan kepraktisan,
kecepatan, dan ketepatan, hal semua ini menjadi tanggung jawab yang penting oleh
seluruh kru di divisi pemberitaan televisi. Namun, Keefektivitasan suatu liputan
berita sebagian besar tergantung kepada mereka yang berada dilapangan.
Dari seluruh faktor, Reporter berita yang menjadi ujung tombak dalam proses
ini. Seorang reporter bertugas dalam meliput, menulis naskah, atau bahkan
merangkap menjadi seorang penyiar berita. Reporter harus memiliki dedikasi yang
sangat tinggi bukanlah pekerjaan yang mudah tentunya bagi seoramng reporter
menyampaikan berita kepada pemirsanya. Berbagai proses harus dilaluinya untuk
menyajikan program berita yang cepat, tepat, serta akurat. karena seorang reporter
bertugas dalam proses peliputan berita dilapangan, menuliskannya, hingga menjadi
naskah berita yang tayang didalam program berita suatu televisi. Hal tersebutlah
yang penulis temui selama melaksanakan Kuliah Kerja Media di divisi Peliputan
Berita Surya Citra Televisi (SCTV).
Atas dasar tersebut penulis mengambil judul “ Peran dan Tugas Reporter
Berita Dalam Program Berita Liputan 6 SCTV Jakarta”
B. Tujuan
a. Memberikan pengalaman serta pembelajaran kerja secara nyata tentang dunia
penyiaran serta hal-hal yang belum dipelajari saat perkuliahan dan secara lansung
Mengimplementasikan teori-teori perkuliahan dalam praktek dilapangan
b. Pematangan kepribadian penulis dalam mempelajari system kerja dunia penyiaran
khususnya reporter, dalam melaksanakan proses kerja sesuai time schedule serta
bekerja sama di suatu team work dalam menghasilkan produk siaran yang
bekualitas sesuai system kerja yang diterapkan.
c. Penulis secara lebih dalam mengetahui proses kerja serta peran dan tugas
Reporter Liputan 6 dalam bekerja dilapangan hingga menjadikan fakta tersebut
laporan berita.
d. Menjadikan penulis kelak Mampu menjadi seorang ahli madya yang benar-benar
siap pakai didalam dunia kerja serta memiliki bekal kemampuan dan ketrampilan
sehingga menumbuhkan profesinalisme di bidang Broadcasting
e. Penulis mendapatkan pengalaman serta pengetahuan secara lebih mendalam
proses produksi berita mulai pra produksi hingga pasca produksi di program
berita liputan 6 SCTV.
f. Belajar secara benar-benar kesulitan serta kehidupan lapangan orang-orang yang
berada didunia jurnalistik media televisi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Berita Televisi
Di media televisi, Berita kini menjadi salah satu unsur utama yang dibutuhkan
oleh khalayak dalam memenuhi kebutuhan informasi. Kini, dengan terus
berkembangnya teknologi, pemenuhan kebutuhan informasi tersebut semakin mudah
dan cepat dijangkau khalayak.
Hampir seluruh unsur yang terkandung dalam berita seperti kata-kata fakta,
akurat, ide, tepat waktu, menarik, penting, opini, serta pembaca atau pendengar
ataupun penonton merupakan hal yang memerlukan perhatian. Hal ini dapat
disimpulkan “berita adalah fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan
akurat serta dianggap penting oleh sejumlah besar pembaca, pendengar,
maupun penonton”. 1
Bahkan menurut Peter Herford, Wakil Presiden Stasiun CBS News,
menyatakan bahwa setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program
hiburan seperti film, music, kuis, talk show, dan sebagainya, tetapi siaran berita
merupakan program yang mengidentifikasi suatu stasiun terhadap pemirsanya.
Program berita menjadi identitas khusus yang dimiliki stasiun TV. Dengan demikian,
stasiun TV tanpa program berita menjadi stasiun tanpa identitas setempat. program
berita juga menjadi bentuk kewajiban serta tanggung jawab pengelola TV kepada
masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik. 2
Kredibilitas suatu stasiun televisi sebagian besar turut dipengaruhi oleh
kualitas berita yang ditampilkannya, bagaimana stasiun tersebut bisa menayangkan
suatu berita yang baik, penting, dan menarik bagi khalayak audien. Berita hendaknya
memenuhi suatu standar ataupun tolok ukur guna menilai apakah berita itu layak
1 Dedy Iskandar Muda. Jurnalistik Media Televisi “Menjadi Reporter Profesional . Bandung. Rosda.
2003. Hlm. 22.
2 Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta. Kencana. 2008. Hlm. 2
untuk diketahui oleh audien atau tidak, dengan mempertahankan nilai berita, hal ini
akan memberikan dampak yang luas kepada audiennya. 3
Nilai berita (news value) tersebut mengandung unsur:
1. Significant (Penting): kejadian yang kemungkinan mempengaruhi orang
banyak atau kejadian yang punya akibat terhadap kehidupan khalayak luas
2. Magnitude (Besaran): kejadian yang menyangkut angka-angka yang berarti
bagi kehidupan masyarakat luas atau kejadian yang berakibat yang bisa
dijumlahkan dengan angka yang menarik bagi pemirsa.
3. Timeless (Waktu): kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi atau
baru dikemukakan
4. Proximity (Dekat): kejadian yang dekat dengan pemirsa, maksudnya
kedekatan ini bisa secara geografis ataupun emosional
5. Prominance (Tenar): peristiwa-peristiwa yang terjadi bersangkut paut dengan
nama-nama orang yang termahsyur atau beritanya orang ternama, berita ini
biasanya bernilai tinggi.
6. Human interest (Manusiawi): kejadian yang terjadi memberikan sentuhan
perasaan bagi pemirsa, kejadian yang menyangkut bagi orang biasa didalam
situasi atau kondisi yang luar biasa atau bahkan orang besar yang berada
dalam situasi biasa. 4
3 Ibid, Hlm. 8
4 J.B. Wahyudi. Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Jakarta. PT. Pustaka Utama Grafiti,. 1996.
Hlm. 62
Dari seluruh unsur yang terkandung dinilai berita, dapat dikatakan, batasan
tentang berita adalah uraian tentang peristiwa atau pendapat atau realita yang
mengandung nilai berita, dimana hal tersebut haruslah benar dan tepat (accurate),
menarik (interesting), terbaru (actual), serta harus mengandung penjelasan
(explanation). 5
Berita bisa kita peroleh dari media massa ataupun media elektronik, tetapi
kedua media ini memiliki tujuan yang sama, yaitu sebagai sumber informasi,
menghibur, serta mendidik. Bagi seorang reporter televisi, menulis naskah berita
adalah salah satu pekerjaan utamanya. Menulis berita pada dasarnya ialah proses
merangkum serta memilih fakta penting yang membantu reporter atau penulis naskah
dalam menceritakan peristiwa yang diliputnya.
Menulis berita televisi sangatlah berbeda dengan menulis berita di media
massa, seorang reporter televisi haruslah memperhatikan stok gambar yang telah ia
gunakan sebelumnya dalam menulis naskah. Gambar-gambar yang ia ambil bersama
kameramen yang mendampinginya dilapangan akan menentukan cara seorang
reporter dalam menulis berita untuk televisi. jadi , naskah berita hanya sebagian dari
berita televisi, sedang sebagian lainnya adalah gambar, dan kedua hal tersebut saling
berkaitan, mengisi, dan sama penting untuk suatu nberita televisi.seorang reporter
televise harus menulis berdasarkan gambar (write to video)
B. Bagian-bagian Berita
5 Suwardi Idris. Jurnalistik Televisi. Bandung . CV. Remadja Karya. 1987. Hlm. 141
a. Intro/lead berita
intro atau lead adalah hal terpenting dari suatu berita. Intro merupakan
rangkuman dari keseluruhan unsure terpenting dari berita dengan latar belakang serta
konteks yang diperlukan. 6
Penulisan intro sebaiknya mengandung hampir seluruh unsur penting dari
berita yang mencakup 5W +1H (what, where, when, why ,who dan How). Namun,
unsur Yang paling sering digunakan dalam berita adalah unsur what, where, when, dan
who. Dan berita itu sendiri berfungsi sebagai pengurai unsur how yang belum
dijelaskan pada intro. Intro berfungsi sebagai penarik penonton agar menyimak berita
tersebut hingga akhir.sebuah intro perlu disusun sedemikian rupa, agar penonton
tergugah untuk menyimak berita tersebut hingga akhir.
Ada beberapa gaya penulisan lead yang sering digunakan:
1. Summary Lead
Teras berita ditulis dengan gaya ringkasan, berupa ringkasan masalah yang
hendak disampaikan
2. Narative Lead
Teras berita ditulis dengan gaya bercerita menggunakan cara bertutur seperti
gaya penulisan fiksi
3. Descriptif Lead
6 Mursito.BM. Penulisan Jurnalistik Konsep dan Teknik Penulisan Berita. Solo. SPIKOM. 1999. Hlm. 63
Teras berita ditulis dengan gaya uraian dengan maksud menguraikan sesuatu
hal dengan rinci
4. quotation Lead
Teras berita ditulis dengan gaya kutipan dengan kalimat yang mengandung
kutipan ucapan langsung seseorang
5. Question Lead
Teras berita ditulis dengan gaya pertanyaan dengan kalimat yang
menggunakan pertanyaan, hal ini biasanya untuk menggunggah khalayak.
6. Direct address Lead
Teras berita gaya pernyataan langsung yang ditulis dengan kalimat
pernyataan sehingga seolah-olah penulis sedang berbicara langsung dengan
khalayak
7. Teaser Lead
Teras berita ditulis dengan kalimat yang mengusik
8. Freak Lead
Teras berita yang ditulis dengan kalimat kocak dan aneh, dimulai dengan
kata yang aneh dan memikat
9. Contrast Lead
Teras berita yang ditulis dengan gaya pertentangan, yakni kalimat yang
digunakan memakai kalimat pertentangan. 7
b. Badan Berita
selesai menulis Intro atau lead berita, pekerjaan selanjutnya adalah menulis
badan berita. Saat menulis badan berita, struktur penceritaan berita tidak boleh
meloncat – loncat. Perkembangan informasi harus seuai alurnya, baru berpindah ke
perkembangan selanjutnya.
Bagian ini menguraikan lebih lanjut mengenai pokok fakta yang ada dalam
lead, bagian ini adalah bagian perluasan dari bagian utama/ lead, dan terdapat unsur
berita yang tidak dirinci didalam lead. 8
Badan berita adalah bagian pemaparan masalah (main the set), yaitu
memaparkan masalah tentang apa yang diungkapkan dahulu sebelumnya di awal
berita. Pada pemaparan masalah, biasanya unsur yang melekat adalah why (mengapa)
dan where (di mana), unsur tersebut bukanlah unsur yang tetap, tetapi juga tergantung
situasi serta kepentingan penulis berita. Tentu berdasarkan faktor menarik, Aktual,
dan pentingnya informasi. Bisa saja unsur lain seperti what (apa), how (bagaimana),
dan when (kapan) menempati urutan di pemaparan masalah. 9
c. Penutup
7 Ashadi Siregar,dkk. Bagaimana Meliput dan Menulis Berita untuk Media Massa. Yogyakarta . LPTP
Kanisius. 1998. Hlm. 162
8 Mursito.BM, 1999. Op.Cit. Hlm. 67 9 Dedy Iskandar Muda, Op.Cit. Hlm. 62
penutup tulisan merupakan bagian akhir tulisan, yakni alenia penutup sebagai
penutup, sudah tentu alenia ini bisa memberikan pemahaman bahwa persoalan sudah
selesai dibahas
naskah berita perlu segera diakhiri jika tidak ada fakta atau informasi yang
relevan untuk diceritakan, walau hal ini terletak dibagian akhir, reporter mengabaikan
bagian penutup.Setiap menulis narasi, khususnya saat menulis paket berita,
penutupnya harus ditulis dengan baik, tajam, tegas, dan kuat. Jangan mengakhiri
berita dengan kesimpulan, apalagi dengan saran ataupun himbauan, biarkan pemirsa
mengambil kesimpulan sendiri.
Untuk membuat ending, reporter harus kembali mengacu kepada lead yang
sudah lebih dahulu dibuat diawal berita. Jadi, penutupan berita harus terkait dengan
awal cerita untuk menjaga keutuhan cerita.
Dalam menulis berita, harus mempertimbangkan banyak kaidah-kaidah, agar
berita yang disajikan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan baik kebenaran,
kekakuratan, maupun nilai beritanya. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam penulisan berita:
1. Memahami terlebih dahulu berita yang akan ditulis
2. Mengerti secara benar lebih dahulu materi yang akan ditulis, dari berbagai aspek
kajian yang sesuai.
3. Menunjukan peristiwa/kejadian, tidak sekedar memberitahukannya.
4. Dalam mengutip berita harus ditonjolkan yang baik.
5. Jangan menuliskan kata yang berlebihan, yang bisa mengaburkan hakikat
obyektivitas berita.
6. Kalau perlu menampilkan gambar atau lelucon, anekdot yang baik serta mengena.
7. Menggunakan kalimat yang konkret dan sesua kaiah bahasa yang benar
8. Sebaiknya membiarkan fakta peristiwa tersebut yang bicara, tanpa memeberikan
tambahan penilaian atau penalaran sendiri.
9. Dalam menulis berita, atau mengakhirinya, jangan sekali-sekali menyodorkan
pertanyaan yang tidak bisa dijawab sendiri.
10. Penulis berita hendaknya jujur, ringkas, jelas, cepat, dan bersahaja. 10
C. Format Berita
Didalam program berita televisi, dikenal beberapa format berita yaitu
bagaimana suatu berita ditampilkan atau disajikan. Suatu format ditentukan oleh
stasiun tersebut untuk menyajikan bagaimana mereka akan menyajikan berita yang
telah mereka persiapkan. Suatu berita bisa di sajikan dalam beberapa bentuk:
- Package : Penyajian berita dalam bentuk brita tersebut lengkap dengan lead,
visual yang panjang, statement nara sumber, dan terkadang ada pula grafis
- Reader: format berita yang singkat yang disampaikan presenter tanpa
didukung gambar (video), format ini biasanya digunakan untuk melaporkan
peristiwa penting dn mendadak yang belum ada videonya.
10 FX. Koesworo, JB.Margantoro, Ronnie.S Viko. Dibalik Tugas Kuli Tinta. Yogyakarta. Sebelas Maret
university Press, Surakarta dan Yayasan Pustaka Nusatama. 1996. Hlm. 79
- Reader-grafis : Grafis digunakan untuk memperkuat suatu berita agar
khalayak lebih tertarik mengetahui berita tersebut, ini digunakan untuk sebuah
berita penting, baru saja terjadi, dan stasiun televisi belum mendapatkan
gambar dan merekamnya dalam bentuk video, untuk mengganti gambar video
itu, maka digunakan ilustrasi berupa grafis.
- Voice Over (VO): Penyajian berita yang singkat dan naskah tidak terlalu
panjang, Voice Over biasanya dibacakan oleh penyiar, beritanya tak panjang
dan tidak ada statement.
- Sound of Tape (SOT): Bentuk penyajian dimana ada statement dari nara
sumber langsung, tidak disertai narasi Anchor ataupun juga dubbing.
- Gabungan dari SOT dan VO
- Laporan langsung: dalam format ini presenter akan langsung bicara dengan
reporter lapangan yang langsung berada ditempat kejadian. Format ini
memperlihatkan presenter di lapangan dan reporter dilokasi berita dikanan
layar.
- Breaking news: berita yang sangat penting dan harus segera disiarkan,
breaking news merupakan berita tak terjadwal dan bisa terjadi kapan saja.
- Laporan khusus: berita dengan format paket, lengkap dengan narasi serta
soundbyte dan sejumlah analisis serta pendapat dari beberapa narasumber. 11
D. Kru Divisi Pemberitaan
11 Morissan, Op.Cit. Hlm 33
Hal terbesar yang turut berpengaruh kepada keberhasilan suatu berita, ialah
mereka yang berada di belakang atau seluruh team work yang bekerja sama
membangun program berita tersebut . Karena hal demikian, keberhasilan pemberitaan
stasiun televisi banyak tergantung tak hanya reporter dan juru kamera serta korlip
yang berada di ruang redaksi tetapi juga orang yang terlibat didalam struktur
organisasi bagian pemberitaan stasiun televisi, biasanya terdiri dari sejumlah jabatan
mulai dari:sejumlah jabatan dari: reporter, juru kamera, koordinator liputan, produser,
eksekutif produser, dan juga direktur pemberitaan. 12
Dibutuhkan banyak orang sebelum Penayangan suatu program berita, team
work tersebut saling bekerja dalam satu tim yang solid, mereka adalah:
1. Direktur pemberitaan
Seseorang yang independen, bahkan lebih independen dari pemilik stasiun
televise itu sendiri
2. Produser eksekutif
Orang yang bertanggung jawab secara penuh penampilan jangka panjang
program berita secara keseluruhan
3. Produser
Produser bertanggung jawab dalam program berita, suatu stasiun televise
biasanya menyiarkan lebih dari satu kali program berita dalm sehari
semalam.produser akan memutuskan berita apa yang akan tayang dalam
program beritanya, berapa lama dusari berita yang akan ditampilkan, format
12 Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Bogor. Ghalia Indonesia. 2004 Hlm. 275
berita apa yang akan digunakan, serta menentukan bagaimana urutan beritanya
apa yang akan keluar pertama hingga yang terakhir.
4. Assisten produser
Seseorang yang membantu produser dalam mengerjakan tugasnya
5. Reporter
Orang yang bertugas mengumpulkan informasi guna menjadi suatu laporan
yang akan dilaporkan melalui media televisi
6. Presenter
Orang yang membawakan program berita suatu stasiun televise, kredibilitas
seorang presenter berpengaruh besar terhadap stasiun televise tersebut untuk
diketahui khalayak
7. Pengarah program
Orang yang bertanggung jawab secara teknis atas kelancaran suatu acara
televisi. Kedudukannya terkait langsung dengan penampilan suatu program
berita saat ditayangkan.
8. Pengatur suara (audio man)
Bertanggung jawab terhadap pengaturan suara penyiar dan dubbing, serta sound
bumper, opening, hingga closing, serta sound effect yang ada saat proses tayang
berita
9. Pengatur cahaya
Orang yang bertanggung kepada penataan cahaya studio
10. Juru kamera
Bertugas mengendalikan kamera studio yang mengambil gambar presenter
11. Switcherman
Orang yang bertugas menampulkan perpaduan gambar dari beberapa sumber
gambar kedalam satu tampuilan visual program berita.
12. Operator video tape recorder (VTR)
Orang yang bertanggung jawab memplayback materi/merekam
13. Operator virtual set
14. Master control
15. Propertyman
16. Penata rias dan piñata busana 13
Dengan team work yang solid dari seluruh orang yang berada di divisi
pemberitaan, menjadikan keberhasilan program berita tersebut suatu hasil kerja tim
yang saling membantu dan mendukung. Dalam proses peliputan berita, peranan
penting dilapangan tentunya dipegang oleh seorang reporter, dan keberadaan reporter
dalam proses tersebut akan dibahas secara lebih mendalam dibagian berikutnya.
E. Reporter
Reporter televisi adalah seorang yang membuat suatu karya jurnalistik yang
akan ditayangkan dimedia televisi, dimana reporter berita ialah seorang yang bertugas
mengumpulkan berita, menentukan lead berita, menulis dan menyusunnya menjadi
sebuah laporan, lalu melaporkan hasil liputannya untuk disiarkan melalui media
televisi
13 Morissan. Ibid, Hlm. 276
Perkembangan teknologi masa kini dalam pengiriman gambar dan suara
(electonics news-gathering techniques) mengharuskan seorang reporter berita lebih
cepat dan segera dalam meliput beritanya, ia harus cepat berangkat ke lokasi liputan,
mengumpulkan informasi dan fakta di lapangan, serta melaporkannya di kamera. 14
Disamping memahami ilmu jurnalistik, reporter yang baik harus kreatif dalam
mengolah peristiwa-peristiwa yang memiliki nilai jurnalistik. Reporter televisi yang
baik, juga harus bisa menjadi penyaji berita yang baik, dalam hal ini ia tak hanya
dituntut bisa menulis berita secara baik dan benar, namun ia pun dituntut untuk bisa
menyampaikan berita dengan ucapan kata-kata yang baik didepan kamera, memiliki
mimik serta ekspresi yang menunjang (Body language), yang menjadikan beritanya
bisa tersampaikan secara baik kepada khalayak. Hal lain yang tidak bisa ditinggalkan
oleh seorang reporter adalah ia harus mengikuti setiap perkembangan berita yang ia
laporkan sebelumnya, hal ini guna melaporkan perkembangan peristiwa tersebut serta
menambahkan laporan dari berita sebelumnya. 15
Seorang reporter TV bertanggung jawab memperkaya gambar dengan
menyuplai informasi atau bagian berita yang tidak mampu disediakan gambar, serta ia
mampu merangkai cerita agar berita terstruktur dan komunikatif. Kelengkapan bahan
yang dikumpulkan dari peristiwa, wawancara, serta informasi yang menunjangnya
berita, dapat mengungkapkan peristiwa secara mendalam dan memberikan kekayaan
nuansa peristiwa dalam berita yang ia sampaikan kepada khalayak, oleh karena itu,
14 Morissan, Ibid,,Hlm. 275
15 Morissan, Op.Cit, Hlm. 50
dalam menyusun naskah berita, kepiawaian dalam pemilihan kata serta susunan
kalimat yang benar dan tepat sesuai kejadian, akan mengesankan audien yang
menyaksikan laporan peristiwa tersebut.
F. Tugas dan Peran Reporter
a. Tugas reporter
di Indonesia, seorang wartawan identik dengan mereka yang bekerja dimendia
massa cetak, dan istilah reporter cenderung digunakan untuk mereka yang bekerja di
televisI atau radio. Padahal mereka memiliki tugas yang sama, yaitu memiliki
keahlian serta kewenangan khusus untuk mencari, mengumpulkan, menyeleksi, dan
menyebarluaskan informasi melalui media massa atau elektronik. 16
Bisa dikatakan tugas reporter secara umum adalah memberikan laporan
pandangan mata dari fakta dan informasi yang ia temukan dilapangan. Ia memilki
tugas yang jauh lebih penting jika dibandingkan petugas lainnya di lapangan. Seorang
reporter bisa bertugas sebagai seorang wartawan serta penyiar. Yang dimaksud dari
hal ini adalah: 17
1. Reporter sebagai wartawan
Sebagai seorang wartawan ia bisa mengetahui segala aspek seluk-beluk peristiwa
yang dilaporkannya. Bukan saja hal yang tidak terlihat, tetapi juga harus
melaporkan dibelakang berita (the news behind the news), bagaimana ia bisa peka
16Jani Yosep. To Be a Journalist, Menjadi Jurnalis TV, Radio dan Surat kabar yang Profesional. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2009. Hlm. 44 17 Morissan. Op.Cit,, Hlm. 51
menyelidiki latar belakang peristiwa tersebut serta prospek yang akan terjadi jika
peristiwa tersebut menjadi suatu peristiwa, hingga menulis menjadi naskah dan
melaporkannya.
2. Reporter sebagai penyiar
Sebagai penyiar, reporter mampu secara fasih dan spontan berbicara didepan
kamera, suaranya harus enak didengar disertai artikulasi dan intonasi yang benar
dan jelas. Karena saat dilapangan dan melaporkan berita secara langsung, seorang
reporter akan menemukan gangguan secara teknis maupun non teknis
Meskipun memiliki kesempatan dan kekuatan besar untuk mengungkapkan
suatu kasus, namun seorang wartawan pun memahami dan menaati norma yang ada,
kode etik jurnalistik dan peraturan yang berlaku dalam menjalankan tugas
kejurnalistikannya.
b. Peran Reporter
untuk menjalankan tugas mencari berita yang kemudian dilanjutkan
dengan menulis dan menyebarkan luaskan berita melalui media massa atau
elektronik, diperlukan orang yang mampu dan memiliki wewenang untuk melakukan
kegiatan jurnalistik. Meski banyak orang bisa melakukan kegiatan jurnalistik namun
tak semua orang boleh dan tak semua orang mampu melakukan tugas kejurnalistikan,
Tugas kewartawanan adalah profesi yang memerlukan keahlian dan kewenangan
sendiri. 18
18 Jani Yosep. Op.cit, hlm. 83
peranan penting reporter berita di sini adalah memberikan informasi kepada
khalayak atau melaporkan mengenai seluk beluk suatu peristiwa yang tengah, sedang,
atau akan terjadi. Informasi tentunya memiliki daya pengaruh yang besar terhadap
khalayak, apakah hal tersebut berpengaruh positif atau negatif kepada khalayak,
diserahkan kepada khalayak, namun tetap stasiun televisi memberikan unsur
mendidik kepada masyarakat. 19
G. Proses Kerja Reporter
Dalam mengolah berita hingga menjadikan berita suatu laporan yang akan
diketahui oleh seluruh khalayak, seorang reporter melalui tahapan-tahapan dimana ia
akan melakukan tugas serta perannya, yaitu:
Ø Tahap observasi
Dalam mencari data / berita seorang reporter biasanya telah menampati
pos-pos tertentu, dimana biasanya ditempat tersebut sering ditemukan informasi
yang penting untuk diinformasikan, namun terkadang seorang reporter juga
mendapatkan berita dari undangan sebuah instansi atau peusahaan yang berniat
melaksanakan konferensi pers.
Ada beberapa langkah yang dilakukan reporter dalam memperoleh data
dilapangan: 20
19 Ashadi Siregar,Op.Cit. Hlm. 20 20 Morissan, Op.Cit, Hlm. 58
1. Sebaiknya mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu dan datang ditempat
lebih awal, sehingga mendapat tempat serta posisi kamera yang bagus
2. Mengamati jalannya suatu peristiwa dan mencatat orang yang terikat
didalam peristiwa tersebut, siapa pembicara serta jabatannya
3. Menyimak pertanyaan dari reporter lain, serta Mencatat serta menganalisa
pendapat yang disampaikan oleh nara sumber berita yang berhubungan
dengan peristiwa.
4. Melakukan wawancara dengan orang-orang tertentu guna mendapat
keterangan tetang latar belakang peristiwa atau pandangan-pandangan
mengenai peristiwa tersebut.
5. Mencari dan mengumpulkan fakta sebanyak-banyaknya dari beberapa
sumber yang terpercaya.
6. Fakta yang diperolehny haruslah diteliti kebenaraan serta keakuratannya,
check and re check.
7. Menyusun laporan dari observasi lapangan dengan baik dan teliti
8. Sebaiknya tidak meninggalkan ruangan konferensi pes sebelum selesai.
9. Beberapa reporter biasanya akan melakukan wawancara tambahan guna
mendapatkan soundbyte yang tidak dimiliki reporter lain
Ø Meliput dan melakukan Wawancara
Setelah melalui proses observasi, reporter akan melakukan tahapan
berikutnya, yaitu meliput dan melakukan wawancara. Wawancara televisi
adalah Tanya jawab antara reporter televisi dengan nara sumber tujuan guna
mendapatkan fakta, penjelasan atau keterangaan dari nara sumber tersebut. Nara
sumber perlu diwawancarai karena alasan:
1. Nara sumber dianggap menguasai permasalahan.
2. Nara sumber terlibat langsung atau tidak langsung (Hanya
menyaksikan) kejadian atau peristiwa yang dijadikan topik
pembicaraan. 21
Hal yang perlu diperhatikan dalam suatu wawancara yaitu posisi
narasumber dalam wawancara. Pertama kali seorang reporter harus
memperkenalkan dirinya kepada sang nara sumber sebelum berlangsungnya
wawancara. Reporter harus mampu bernegosiasi dengan nara sumber agar
kesepakan antara dua belah pihak saling menguntungkan dan memuaskan
tanpa berlangsung dibawah tekanan oleh pihak – pihak tertentu. 22
Ada beberapa jenis wawancara yang biasanya digunakan: 23
1. Live interview
Adalah wawancara yang dilakukan secara langsung distudio, dengan
mengundang orang yang diwawancarai.kegiatan juga bisa dilakukan
dilapangan. Pada “live interview” yang bertindak sebagai
21 Dedy Iskandar Muda, Op.Cit., Hlm. 86 22 Mursito.BM, Op.Cit. Hlm. 47 23 Dedy Iskandar Muda, Loc.Cit. Hlm. 94
pewawancara adalah penyiar atau reporter yang lokasinya berada
disatu ruang studio berita yang sama.
2. Interview by appointment
Suatu wawancara dimana seorang reporter meminta kesediaan nara
sumber untuk diwawancarai, biasanya dilakukan seorang reporter
dengan terlebih dahulu melakukan janji yang disepakati secara
bersama. hal tersebut dilakukan karena reporter bertemu dengan nara
sumber yang dianggap punya informasi yang snagat perlu untuk
dilaporkan kepada khalayak. Wawancara jenis ini adalah rekaman
sehingga akan melalui proses tahapan penyuntingan baik durasi
ataupun isinya.
3. Press conference
Wawancara yang dilakukan pada saat berlangsungnya konferensi
pers. Peristiwa ini biasanya terdapat banyak wartawan media
tauapun elektronik.
4. On the spot interview
Wawancara yang dilakukan ditempat kejadian peristiwa tersebut
berlangsung, wawancara dilakukan terhadap orang-orang biasa yang
menjadi saksi mata peristiwa tersebut.
5. Telephone interview
Wawancara yang dilakukan via telepon, wawancara dilakukan
dengan orang lain sebagai sumber berita atau bisa juga dilakukan
dengan reporter lapangan. Pemilihan wawancara jenis hanya
dilakukan dalam suatu kedaaan yang darurat demi mnegejar
aktualitas berita.
6. Vox pops
Vox pops yang juga berarti suara rakyat, merupakan wawancara yang
biasanya dilakukan ditempat serta waktu yang bersamaan kepada
beberapa orang khalayak biasa guna meminta pendapat mereka
mengenai suatu permasalahan.
semua bentuk wawancara diatas bisa bejalan dengan baik, bila reporter
mengetahui teknik memformulasikan pertanyaan sebagai berikut:
1. Menyusun daftar pertanyaan informasi apa ytang ingin diperoleh
2. Menyusun kalimat yang singkat serta padat, hingga menjadi kalimat
yang pas
3. Mengajukan pertanyaan dengan klafisikasi penting tidaknya
4. Agar dianalisa agar melalui rehearsal tipe orang yang diwawancarai
dan sesuaikan ritme dan strategi wawancara dengan orang-orang
tersebut ada 3 macam oranng yang diwawancarai yaitu: friendly or
cooperative subject, cautions, unpredictable subjects, dan hostile
subjects .24
Ø Menyusun hasil liputan dan wawancara menjadi laporan berita
24 Drs.Ishadi SK,MSc. Dunia Penyiaran Prospek dan Tantangannya. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka
Utama. 1999. Hlm. 167
Setelah melalui proses liputan dan wawancara, reporter berita kemudian
menyusun laporannya tersebut menjadi naskah berita, kemudian dilakukannya
proses editing gambar dan suara hasil liputan, hingga berita tersebut siap siar
kepada khalayak luas.
Demikianlah tugas serta peran seorang reporter dalam meliput dan
memberikan informasi kepada khalayak atau melaporkan mengenai seluk beluk
suatu peristiwa yang tengah, sedang, atau akan terjadi.banyak proses yang perlu
seorang reporter lakukan mulai dari melakukan observasi, meliput dan
mewawancarai nara sumber, hingga mengelola seluruh peristiwa menjadi
naskah berita yang sebelumnya bersama team work divisi pemberitaan menjadi
suatu informasi yang siap untuk diketahui oleh khalayak dari media televisi.
BAB III
DESKRIPSI LEMBAGA INSTANSI
A. Sejarah SCTV
Surya Citra Televisi atau yang lebih dikenal masyarakat dengan nama
SCTV adalah salah satu stasiun televisi swasta terbesar dan juga pelopor televisi
swasta di Indonesia. Dinilai sebagai stasiun televisi no.1 ( satu ) di Indonesia, dalam
perolehan pangsa pemirsa tertinggi ditahun 2008 lalu. Ditunjang oleh konvergensi
teknologi media, dan dengan kreatufitas, kemandirian, serta konsistensi
manajemennya, menjadikan SCTV sebagai salah satu trand setter dan juga pionir
dalam new media yang berkembang pesat dalam mendukung program uji coba siaran
dan migrasi siaran digital di Indonesia.
SCTV (awalnya singkatan dari Surabaya Central Televisi Indonesia)
mengudara pertama kali pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur,
dengan jangkauan wilayah Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Bangkalan, Mojokerto,
Sidoarjo, dan Lamongan). Pada tahun 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai
Bali dan sekitarnya. Sejak saat itu kepanjangan SCTV menjadi Surya Citra Televisi
Indonesia. Pada tanggal 1 Januari 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No.
111/1992, SCTV mengudara secara nasional. Secara bertahap, bertahap mulai tahun
1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi media siaran
nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. melakukan siarannya secara nasional di Jakarta
dengan misi memberikan informasi, pendidikan, serta hiburan bagi khalayak. Kini,
SCTV terus mengembangkan dan memantapkan dirinya sebagai salah satu stasiun
televise paling dikenal masyarakat yang menjangkau lebih dari 240 kota melalui 46
stasiun transmisi diseluruh propinsi Indonesia serta menjangkau lebih dari 177 juta
potensi penontonnya.
Saat ini kantor pusat SCTV terletak di SCTV Tower, Senayan City, Jalan
Asia Afrika Lot 19, Jakarta Pusat. Sebelum 23 November 2007, kantor pusat SCTV
berada di Jalan Gatot Subroto Kavling 21 Jakarta. SCTV juga memiliki studio penta
di Jalan Raya Perjuangan No. 3-4 Komplek Kawasan RCTI, Kawasan Kebon Jeruk,
Jakarta Barat, yang biasanya digunakan sebagai studio acara musik.
Saat ini kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup Elang Mahkota Teknologi
melalui Surya Citra Media (SCM). Sejak pertengahan 1990-an, SCTV yang semula
satu manajemen dengan RCTI akhirnya keduanya berpisah manajemen. Direktur
Utama SCTV saat ini ialah Fofo Sariaatmadja.
Dengan slogannya yang “Satu Untuk Semua”, bersama induk
perusahaannya SCM dan juga Group Mahkota Teknologi (EMTEK), SCTV mulai
meluaskan jaringannya dan mengembangkan usahanya dengan memanfaatkna
teknologi terkini, dimana hal ini diwujudkan SCTV dalam layanan portal video
streaming berita terkemuka di liputan 6, dan juga menyedikan konten bagi televisi
berlangganan untuk 3 kanal siarannya yaitu ‘liputan 6’ 24 jam
Dalam memperkokoh posisinya sebagai perusahaan media terkemuka di
Indonesia, dan juga tercatat sebagai persereoan di bursa efek Jakarta sejak 2003,
SCTV mengevolusi konsep siarannya dan operasionalnya dalam bentuk digital. Hal
ini guna meningkatkan kinerja serta efisiensi perasionalnya.
B. Visi dan Misi SCTV
Ø Visi SCTV
Menjadi stasiun televisi unggulan yang memberikan kontribusi terhadap
pembangunan dan pencerdasan kehidupan bangsa.
Ø Misi SCTV
SCTV membangun dirinya sebagai salah satu stasiun televisi terkemuka di
Indonesia dengan:
1. Menyediakan program yang kreatif, inovatif, dan berkualitas yang membangun
bangsa.
2. Melaksanaan tata kelola perusahaan yang baik ( good corporate governance )
3. Memberikan nilai tambah kepada stakeholder
C. Komitmen SCTV
SCTV dalam menjalankan perusahaannya dibidang media memiliki nilai – nilai
utama yang tercermin disetiap perseroan dalam komitmen SCTV yang senantiasa
menjunjung tinggi integritas dan pencapaian korporasi maupun pribadinya. Nilai –
nilai tersebut terangkum dalam slogan yang dimilikinya yaitu “5 TOP”
“5” T yang menggambarkan nilai individualnya yaitu:
· Teachable (terbuka)
Mengembangkan dirinya serta terbuka terhadap ide serta inovasi yang
menjadikan terdepan dalam bidangnya.
· Thoughtful (Bijaksana)
Mempertimbangkan setiap langkahnya secara cermat, bertanggung jawab,
positif, bijak dan berharti-hati.
· Thankful (Bersyukur)
Senantiasa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dab nerterima kasih
kepada para stakeholder terhadap keberhasilan yang dicapai SCTV
· Trustworthy (Dipercaya)
Integritas merupakan kepercayaan segenap stakeholder
· Triumphant (Unggul)
Bekerja keras guna memuaskan pelanggan serta mengungguli persaingan
pasar.
“5” O Yang menggambarkan nilai kerja SCTV, yaitu:
· Organized (Teratur)
Sistematis dan teratur dalam bekerja sehingga sumber daya yang dimiliki
bisa digunakan secara kreatif dan juga efektif
· Obedient (Taat)
Patuh serta taat kepada perundangan dan peraturan yang berlaku,
termasyuk prosedur pelaksanaan kerjanya.
· Obliging (Bertanggung jawab)
Bertanggung jawab kepada setiap tindakan dan juga keputusan yang
diambil atas nama perusahaan
· Optimistic (Optimis)
Bersikap serta berperilaku optimis.
· Occupied (Berdedikasi)
Bekerja dengan produktif, efektif, serta efisien.
“5” P yang menggambarkan keberhasilan SCTV, yaitu:
· Perform (Berprestasi)
Kinerja terbak operusahaan ataupun pekerjanya dilandasi oleh visi,
kreatifitas, serta inovasi diri.
· Professional (Profesional)
Menyelesaikan tugasnya dengan penuh integritas, komitmen, serta
tanggung jawab.
· Perfect (Sempurna)
Berupaya mencapai kesempurnaan
· Prestigious (Terpandang)
Bertekad menjadikan perusahaan terpandang dan dikenal luas
· Preferred (Terpilih)
Menjadi perusahaan media pilihan baik bagi pelanggan ataupun
stakeholder lainnya.
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. Kegiatan Kuliah Kerja Media
Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Media di SCTV berlangsung
selama satu bulan dimulai dari tanggal 1 Maret 2010 hingga 1 April 2010, banyak hal
yang penulis pelajari dan dapatkan selama kegiatan Kuliah Kerja Media berlangsung,
di divisi peliputan berita ini, penulis dibimbing oleh Bapak Raymond Kaya selaku
Kepala Pemberitaan Berita SCTV dan juga penulis dibantu oleh segenap karyawan
SCTV serta kru Divisi Peliputan khususnya jika mengalami kesulitan selama proses
kuliah kerja media berlangsung.
Bersyukur penulis mendapatkan banyak pengalaman selama proses magang
berlangsung. Khususnya pengalaman di bidang Reportase Berita, penulis belajar
banyak dan terjun langsung dilapangan bagaimana seorang reporter bekerja, dan
mendapatkan pelajaran serta pengalaman yang belum pernah dialami penulis
sebelumnya. Penulis pernah mengikuti beberapa materi liputan seperti bidang politik,
ekonomi, hukum, bahkan kriminal. Selama menjalani Kuliah Kerja Media ini, penulis
berusaha menggunakan waktu sebaik-baiknya mencermati serta mempelajari peran
dan tugas Reporter dalam program berita liputan 6 SCTV.
Banyak hal yang penulis pelajari dan amati bagaimana seorang reporter berita
SCTV bertugas serta berperan dalam mencari berita, selama mengikuti kegiatan
magang media selama 1 (satu) bulan tersebut, banyak hal yang dipelajari penulis, dari
proses liputan ke berbagai tempat, proses editing berita, kerja team master control,
dan pengalaman berharga dan nyata yang penulis tidak dapatkan dari teori yang
penulis dapatkan di kegiatan perkuliahan
Disamping belajar banyak mengenai peran dan tugas reporter, penulis belajar
hal lain yang tidak didapat secara ilmu perkuliahan, yaitu belajar mengatur waktu
sesuai dengan perencanaan jadwal, kedisiplinan yang dinomorsatukan dalam bekerja
didunia jurnalistik, dan juga bagaimana seorang reporter memiliki kepekaan dalam
mengambil sikap dan inisiatif dalam mengolah informasi yang didapatnya
dilapangan.
Pernah penulis alami saat pertama kali terjun dilapangan, ditinggal oleh
reporter senior SCTV, Carlos Pardede, saat liputan di DPR, karena terburu-buru
untuk meliput kelanjutan berita Century, pelajaran yang didapat dari sini, penulis
belajar bagaimana menyikapi suatu masalah secara cepat dan teliti sehingga bisa
menjadi jurnalis yang mampu bersaing dengan jurnalis media lainnya. Penulis belajar
untuk senantiasa dinamis dan juga mampu beradaptasi dengan berbagai situasi serta
kondisi apapun, sehingga mampu mengatur diri serta emosinya dalam menghadapi
setiap berita yang diliputnya, menghargai setiap waktu yang dimilikinya, sehingga
menjadi hal yang tidak terbuang dengan sia-sia dan bisa bermanfaat untuk penulis
selama belajar peran dan tugas reporter dalam meliput dan menyusun beritanya.
Penulis mengikuti proses liputan diberbagai tempat bersama kru liputan 6, dan
beberapa jenis liputan yang dilakukan oleh reporter liputan 6 yaitu:
1. Liputan secara press conference
Penulis sempat mengikuti beberapa liputan press conference, sebelum press
conference berlangsung, biasanya team liputan 6, telah diberitahu
sebelumnya dari pihak yang akan melakukan press conference jam dan
tempat berlangsungnya konferensi pers. Kemudian bersama reporter,
cameramen, dan driver, minimal satu jam sebelum dimulainya press
conference team liputan datang di tempat press conference. Penulis pernah
mengikuti kegiatan press conference antara lain saat:
· 3 Maret 2010 press conference yang dilakukan ketua DPR RI
mengenai kasus angket century di gedung wisma Nusantara 1 komplek
DPR/MPR RI
· 5 Maret 2010, saya mengikuti liputan ke Kejaksaan agung dan disana
ada press conference mengenai penindaklanjutan kejakgung dari kasus
angket century DPR.
· 12 Maret 2010, mengikuti liputan ke Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) untuk melanjuti press conference dari KPK mengenai kasus
Century, dan mengetahui pihak siapa saja yang sudah di periksa oleh
KPK.
2. Door stop interview
Penulis mengikuti kegiatan liputan dan pernah mengalami kegiatan liputan
door stop interview, yaitu mewawancarai langsung nara sumber dengan
langsung bertanya kepada nara sumber mengenai masalah yang ada, dan
sebelum mengajukan pertanyaan seorang reporter harus mengetahui materi
interview yang akan ditanyakan, dan menytusun pertanyaan yang akan
ditanyakan nantinya. Penulis sering mengikuti kegiatan liputan ini, seperti
saat:
· mewawancarai Faisal Akbar seusai rapat angket century DPR.
· mewawancarai Sri Mulyani usai rapat bersama direksinya di Gedung
Kementrian Keuangan
· mewawancarai Bibit Hamzah seusai pemeriksaan di KPK
· mewawancarai pengacara dan tersangka kasus narkoba Aan salah
satu Pimpinan Artha Graha.di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
· wawancara langsung dengan pihak Kepala Panti Asuhan Klender,
Jakarta Timur, dalam liputan BUSER.
· Liputan ke pasar Tanah Abang bersama mbak Louisha.
3. Vox Pop
Dalam jenis liputan ini, penulis bertanya terhadap beberapa orang di lokasi
serta waktu yang bersamaan mengenai suatu masalah yang berada ditempat
tersebut, penulis sempat mengalami liputan ini saat meliput:
· Liputan ke Pasar Tanah Abang Jakarta dan meminta sejumlah
tanggapan masyarakat mengenai naiknya harga beras di sejumlah
pasar di Jakarta.
· Saat liputan di Panti Asuhan Klender, Jakarta Timur, mengenai
penemuan anak hilang Asep yang mengaku berasal dari Sumedang,
Jawa Barat.
· Liputan ke depan DPR guna meminta pendapat demonstran yang
sedang melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung DPR
mengenai kasus Century.
Dan beberapa kegiatan lain yang penulis alami selama 1 bulan melaksanakan
kuliah kerja media di Divisi liputan berita SCTV tercantum di laporan kegiatan
magang.
1. Kendala Kuliah Kerja Media
- saat pertama mengalami kesulitan untuk langsung terjun dalam proses
kegiatan dan diawal masih sangat kesulitan bagaimana seorang reporter
bekerja hingga menyusun naskah beritanya.
- saya kesulitan untuk beradaptasi dengan kegiatan jurnalis media TV yang
harus cepat dan kritis menyikapi masalah. Setelah mendapatkan pengalaman,
serta berbagi ilmu dan pengalaman dengan jurnalis yang berada di lapangan,
saya bisa menghadapinya secara baik.
- Kurang memahami patokan gambar yang baik dalam pengambilan gambar
liputan. Dan saya bertanya banyak kepada kameramen dan reporter senior.
2. Kemajuan yang Dicapai
- Saya belajar bagaimana kegiatan peliputan berita yang nyata dan terkoordinasi
dengan rapi, sehingga team work bekerja dengan baik serta saling mendukung.
- Belajar bagaimana proses peliputan, editing, hingga proses tayang berita dari awal
hingga akhir
- Saya belajar mengenai proses kerja seorang reporter berita, dan belajar teknik
reportase yang baik dan benar
- Mengetahui teknik menjadi presenter berita dan pembacaan naskah berita yang
baik dan benar.
- Mengetahui secara jelas proses berlangsungnya Live Liputan 6 di Studio
B. Focus Of Interest
1. Proyeksi Kerja Team Work Liputan 6
Kegiatan Kuliah Kerja Media diawali dengan pengenalan alur berita yang biasa
di gunakan dalam memproduksi berita. Proyeksi kerja kru liputan 6, membagi 3
bagian kategori beritanya yaitu: desk sosial masyarakat, Polkam, dan Ekonomi Bisnis
(Ekbis). Setiap desk tersebut memiliki 5 orang reporter yang dibagi dalam dua
kelompok waktu liputan yaitu: Reguler (pagi hari) dan Continuity (liputan sore hari /
lanjutan). perbedaan pada desk peliputan ini dilihat dari cara memperoleh beritanya,
biasanya polkam atau ekbis press conference, sedangkan sosmas biasanya hanya
dilakukan oleh satu stasiun televisi saja.
SCTV sendiri memiliki 5 waktu pemberitaan yaitu:
- Liputan 6 Pagi
- Liputan 6 Terkini
- Liputan 6 Siang
- Liputan 6 Petang
- Liputan 6 Malam
Seluruh berita yang didapatkan berasal dari reporter liputan 6 yang meliput
serta juga dari kantor berita daerah atau kontributor daerah yang mengirim beritanya
2. Peran dan Tugas Reporter Berita Liputan 6 SCTV
Reporter berita lipurtan 6 memiliki tugas yang sangat penting yaitu meliput
berita yang sesuai job desk-nya hingga membuat naskah berita yang telah diliputnya.
Seorang reporter berita liputan 6 memiliki alur dalam mencari hingga berita yang ia
liput tayang di televisi, proses dan tugas kerja yang dilakukan adalah:
1. Pra liputan
- Biasanya reporter datang pagi hari jam 7 atau malam sebelumnya ia telah
diberitahu koordinator liputan materi apa yang akan diliputnya esok hari.
guna mengetahui tugas harian, reporter biasanya melihat dalam daftar harian
computer (plotting) dimana ia bertugas meliput berita, bersama cameramen
siapa dan materi apa yang akan ia bahas/ diliputnya.
- setelah itu reporter akan melakukan pengumpulan data dengan angle sesuai
plotting, informasi yang didapatkan reporter bisa langsung dari siaran pers,
kontak pribadi dengan nara sumber, Unit Pelayanan Darurat, figur – figure
kunci, pemirsa, konferensi pers, buku harian pemberitaan, arsip,atau bahkan
saksi mata.
- setelah mengetahui tugas harian tersebut, reporter akan mencari cameramen
yang bertugas bersamanya saat itu dan pengemudi yang akan
mengantarkannya ke lokasi sumber berita. Reporter akan menuju ruang
logistik, guna mengambil dan mengecek kebutuhan saat liputan
(Microphone, tripod, kamera yang akan dipakai Kameramen, baterai,
lighting, serta kaset) apakah dalam peralatan penunjang liputan dalam
kondisi prima atau tidak , hal ini dilakukan guna meminimalisir kendala
teknis saat berada dilapangan.
2. Peliputan
- Reporter harus bisa menulis berita dengan metode 5W + 1 H (What, Who,
Where, When, Why + How), semakin banyak data yang diperoleh, semakin
baik isi berita yang akan dibuat.
- Reporter harus mampu memimpin proses jalannya produksi dilapangan,
memberikan arahan kepada Kameramen dilapangan dalam pengambilan
shot gambar yang dibutuhkan, perlu koordinasi yang baik antara reporter
dan Kameramen dalam hal ini.
- Saat melakukan wawancara saat meliput harus menggali data dari nara
sumber yang bisa dipercaya serta berkompeten dalam berita tersebut.
- Ada beberapa jenis liputan yang digunakan yaitu: Liputan Press Conference
(konferensi pers yang dilakukan seseorang atau suatu lembaga, biasanya
reporter dan kru datang sebelum konferensi pers berlangsung karena telah
ada pemberitahuan sebelumnya), Door Stop ( reporter dan cameramen
menunggu nara sumber secara langsung), dan juga liputan live, untuk
liputan live ini reporter datang ketempat siaran, dan mewawancarai pihak
yang terlibar dalam berita tersebut.
- Kemudian reporter membuat naskah berita sesuai stock gambar yang
diambil cameramen untuk di berikan kepada koordinaator liputan yang akan
diedit kembali dikantor redaksi.
3. Pasca Liputan
- Seusai peliputan berita selesai, reporter akan memastikan apakah data yang
diambil sudah cukup diperoleh dilapangan, lalu reporter akan mem-preview
gambarnya yang diperoleh dari cameramen untuk mengecek hasil
wawancara. Untuk membantu reporter dalam menulis naskah berita, reporter
akan terbantu dalam mentusun kalimat naskah beritanya , mencatat time
code dan durasi gambarnya.
- Kemudian dari lapangan, reporter SCTV akan memberikan kaset hasil
liputannya yang sebelumnya telah diberi durasi dan nama reporter tersebut
kepada editor untuk di ingest (pemasukan gambar ke computer utama), lalu
reporter akan mengkoordinasikan dengan bagian coordinator liputan tentang
hasil liputan dan waktu tayangnya (terkadang ini ditentukan reporter apakah
hasil liputannya akan tayang pagi/siang), kemudian reporter akan membuat
naskah berita yang akan dibacakan saat siaran, baik secara dubbing atau
langsung oleh anchor.
- Naskah berita yang dibuat reporter SCTV tidak melalui proses dubbing ,
sebelum berita tayang, naskah berita akan dilihat oleh editor atau
coordinator untuk dilakukan proses edit naskah, lalu naskah yang telah
melalu proses edit oleh Koordinator itu, akan di dubbing oleh reporter atau
bisa dilakukan oleh reporter lainnya.
Demikianlah proses panjang kerja seorang reporter berita liputan 6 SCTV dalam
bertugas, hal ini bisa lebih jelas dilihat di skema berikut di rangkaian proses kerja
reporter Liputan 6.
Rangkaian Proses Kerja Reporter Berita
Liputan 6 SCTV
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan hal disegala bidang saat ini berlangsung sangat cepat, hal
tersebut banyak sekali berpengaruh dan menjadi fokus banyak orang. Kelangsungan
hidup manusia banyak ditentukan bagaimana manusia merespon hal tersebut. Inilah
makna penting berita yaitu memberikan suatu dampak perubahan, lalu mengarahkan
audiensnya untuk meresponnya.
Disinilah Makna peran dan tugas reporter tak hanya sebagai pelapor berita,
tetapi reporter berita berperan penting dalam menyampaikan kepada khalayak
mengenai proses suatu kejadian yang akan, sedang, atau telah terjadi, guna khalayak
mengetahui proses kejadian hal tersebut.
Berdasarkan uraian deskriptif penulis didepan, tentang peran serta tugas
reporter berita Di program berita liputan 6, bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Reporter berita memiliki peranan penting dalam proses produksi program berita
hingga program berita disiarkan kepada khalayak luas. Tugas tersebut tentu saja
memerlukan keahlian, keuletan, serta kegigihan dalam mengerjakannya.
2. Tugas reporter sebagai penyampai laporan berita ke khalayak, adalah tugas
penting seorang reporter. Saat ini semakin banyak persaingan yang dihadapi
seorang reporter, kemampuan reporter mempengaruhi keberhasilan penyampaian
berita, bukan hanya terletak di instansi atau lembaga tempat jurnalis tersebut
bekerja, kemampuan seperti itulah yang tidak semua orang miliki.
3. Reporter berita melalui proses panjang dalam menghimpun fakta dilapangan
sebelum seluruhnya diungkap dalam naskah hingga diketahui khalayak melalui
program berita stasiun tersebut, reporter melalui tahapan-tahapan pra liputan,
peliputan, hingga pasca liputan.
4. Dalam proses liputan berita hingga berita tersebut tayang, Reporter tidak bekerja
sendirian, reporter akan dibantu seluruh pihak yang berada di divisi Pemberitaan
dengan team work yang solid dan saling mendukung peran didalamnya.
B. Saran
a. Untuk SCTV
1. Naskah berita yang ditulis reporter SCTV hendaknya memperbanyak liputan
dari daerah, sehingga ada pemerataan materi berita di program berita lipuitan
6.
2. Perlu adanya koordinasi yang baik antara reporter dan juga Koordinator
liputan, sehingga berita yang dihasilkan baik dan bisa diketahui orang banyak.
3. Loyalitas SCTV terhadap reporter harus tetap terjaga baik, sehingga reporter
tidak akan menyalahgunakan jabatannya.
b. Untuk Fakultas
1. mahasiswa program diploma memerlukan studio khusus untuk kegiatan
praktek kuliah, sehingga tidak perlu meminjam studio mahasiswa program S1.
2. Untuk meningkatkan produktivitas mahasiswa, perlu dilakukan penambahan
serta pembaharuan kamera dan juga peralatan penunjang yang lebih baik
seperti LCD, lighting, dan sarana penunjang lainnya.
3. Perlu ada penambahan workshop dan pelatihan untuk mahasiswa agar
menambah pengalaman dan ilmu yang lebih selain waktu perkuliahan.
4. Koordinasi yang jelas rehadap mahasiswa tentang fakultas dan fasilitas
fakultas, sehingga mahasiswa merasa nyaman untuk kegiatan perkuliahan dan
praktek mahasiswa.
Demikian saran dari penulis, semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.