Post on 07-Feb-2018
�Penyimpangan mata�Penyimpangan mata
�Bermanifestasi
�Tidak dapat dikontrol oleh
penglihatan binokuler
� Rektus Lateralis ( N VI )
� Rectus Medialis ( N III )
� Rektus Superior ( N III )
� Rektus Inferior ( N III )
� Oblikus Superior ( N IV )
� Oblikus inferior ( N III )
R.Lateralis Abduksi -
R.Medialis Adduksi -R.Medialis Adduksi -
R.Superior Elevasi Aduksi,Intorsi
R.Inferior Depresi Aduksi,Ekstorsi
Obl.Superior Intorsi Depresi,Abduksi
Obl.Inferior Ekstorsi Elevasi,Abduksi
� Primer : lurus ke depan.
� Sekunder : kanan, kiri, atas, bawah.� Sekunder : kanan, kiri, atas, bawah.
� Tersier : atas kanan, atas kiri, bawah kanan,
bawah kiri.
Agar gerakan kedua mata berada dalam arah
yang sama, otot-otot agonis yang berkaitan
harus menerima persyarafan yang setara.
Yoke pair ( Pasangan Searah ) : pasangan otot
agonis dengan kerja primer yang sama .
SYARAT AGAR PENGLIHATAN BINOKULER
MENJADI SENSASI TUNGGAL :
1. Bayangan benda yg jatuh di fovea sama
dalam semua gradasi.dalam semua gradasi.
2. Bayangan benda terletak pada kedua fovea
sentralis.
3. Bayangan yg diteruskan ke dalam SSP
dapat menilai kedua bayangan menjadi
bayangan tunggal.
OTAK MENGABAIKAN BAYANGAN MATA
BENDA YANG LAIN UNTUK MENCEGAH
DIPLOPIA.
� Juling kongenital.
� Satu mata sering berdeviasi.
� Mata deviasi berganti ⇒ supresi salah satu mata
HANYA MUNCUL SETELAH PENGLIHATAN BINOKULER
TERGANGGU
TERJADI PADA KONDISI PENGLIHATAN BINOKULER
ORTOFORIA.
� Kerja otot luar bola mata seimbang
sehingga memungkinkan terjadinya fusi
tanpa usaha apapun.
� Kedudukan bola mata tidak berubah
walaupun refleks fusi diganggu.
HETEROFORIA.
� Kedudukan bola mata normal, tetapi
akan timbul penyimpangan bila refleks
fusi diganggu.
� Penyebab : tidak seimbang / insufisiensi
otot penggerak mata.
� Biasanya keluhan (-).
� Fusi dapat terganggu bila : letih atau
satu mata ditutup.
� Amblyopia (-)
Esoforia.
� Penyimpangan tersembunyi ke arah
nasal,fusi (+).
� Disebabkan insufisiensi divergen, � Disebabkan insufisiensi divergen,
akomodasi yang berlebihan
(mis.hypermetropia yang tdk dikoreksi ).
Pengobatan :
� Koreksi hypermetropia u ↓ rangsang
akomodasi >>.
Pemberian miotikum u menghilangkan � Pemberian miotikum u menghilangkan
akomodasi.
� Pemberian lensa prisma base out.
� Operasi, bila tindakan di atas tdk berhasil.
EKSOFORIA.
� Strabismus divergen laten = tendensi
penyimpangan sumbu penglihatan ke arah
temporal.temporal.
� Eksoforia kecil tanpa keluhan : sering pd
anak2.
� Eksoforia besar � asthenopia.
Pengobatan :
� Koreksi kelainan refraksi.
� Ortoptik.� Ortoptik.
� Prisma base in.
� Hiperforia : tendensi penyimpangan ke arah
atas.
� Over action rectus superior & obliqus
inferior atau under action rectus inferior &
obliqus superior � asthenophia.
� Pengobatan :Lensa prisma.
� Hypoforia : mata berbakat juling ke bawah.
� Sikloforia : tendensi penyimpangan sumbu
penglihatan berotasi
- Insikloforia : bila kornea jam 12 berputar - Insikloforia : bila kornea jam 12 berputar
ke arah nasal.
- Eksikloforia : bila kornea jam 12 berputar
ke arah temporal.
TROPIA.
� Kedudukan mata tidak normal dan
menetap.
� Sumbu penglihatan kedua mata tidak
berpotongan pada titik fiksasi.
A. ESOTROPIA
1. Non paretik :
a. Non akomodatif : - Infantilis
- Didapat
b. Akomodatif
c. Akomodatif parsialc. Akomodatif parsial
2. Paretik
B. EKSOTROPIA : 1. Intermitten
2. Konstan
C. POLA A & V
D. HIPERTROPIA : 1. Non Paretik
2. Paretik
Sering pada bayi & anak�Sering pada bayi & anak
� Esotropia Infantilis : onset sampai usia 6 bulan
� Esotropia didapat : timbul setelah usia 6 bulan
� Hampir separuh kasus Esotropia.
� Penyebab : sebagian besar tidak jelas & tidak
berkaitan dgn kesalahan refraksi / paresis otot
ekstra okuler.
� Mungkin : sebgn besar gangguan kontrol
persyarafan.
� Sebgn kecil : karena variasi anatomik :
anomali otot yang bekerja horizontal dll.
� Telah bermanifestasi pada usia 6 bulan.
� Deviasi comitant : Sudut deviasi sama
dalam semua arah pandang dan tidak
dipengaruhi oleh akomodasi.
� Deviasi besar ( ≥≥≥≥ 40���� ).
� Mata yang tampak lurus : mata fiksasi ⇒⇒⇒⇒
penglihatan lebih baik / kesalahan refraksi < atau
keduanya
� Anisometropia ( + ) ⇒⇒⇒⇒ amblyopia ?.
� Mata fiksasi berbeda-beda ⇒⇒⇒⇒ fiksasi berselang
seling spontan : penglihatan kedua mata mungkin
sama / hampir sama.
Awal : non bedah, memastikan hasil terbaik � Awal : non bedah, memastikan hasil terbaik
yang dapat dicapai.
� Amblyopia diterapi terlebih dahulu.
� Hiperopik ≥ 3 D : beri kacamata / miotika.
� Setelah terapi medis / amblyopia dilakukan.
� Makin cepat mata disejajarkan, hasil sensorik yang
diperoleh semakin baik.
� Tindakan :
- Pelemahan kedua otot rektus medialis.
- Reseksi otot rektus medialis & lateralis mata
yang sama.
� Timbul pada anak : > 2 tahun.
� Sedikit / (-) faktor akomodatif.� Sedikit / (-) faktor akomodatif.
� Sudut < infantilis ⇒ usia >> ⇒ ↑
� Gejala klinis seperti infantilis.
� Terapi : bedah, seperti infantilis.
� BILA TERDAPAT MEKANISME AKOMODASI
FISIOLOGIK NORMAL DISERTAI RESPONFISIOLOGIK NORMAL DISERTAI RESPON
KONVERGENSI BERLEBIHAN TETAPI
DIVERGENSI FUSIONAL YANG RELATIF
INSUFISIEN UNTUK MENAHAN MATA TETAP
LURUS.
� 1 atau lebih otot yang paretik.
� mengenai 1 / kedua otot rektus lateralis.
perhatikan tanda2 neurologik : tumor /� perhatikan tanda2 neurologik : tumor /
peradangan ssp, hypertensi.
� Th/: sesdh 6 – 8 mgg setelah onset paresis
tdk ada perbaikan, diberi suntikan toksin
botolinum tipe-A ke dlm otot rektus
medialis antagonis
� Sesudah 6 bln tidak ada perbaikan :
⇒ B E D A H ! :
� Sedikit / (-) kontraktur otot rektus medialis :
resesi otot r.medialis + reseksi besar rektus
lateralis yang paresis.lateralis yang paresis.
� Pada paralisis abduksi total : insersi otot rektus
inferior & superior diubah ke insersi otot rektus
lateralis.Otot rektus medialis di resesi /
dilumpuhkan sementara dengan toksin botolinum - A
� LEBIH JARANG KETIMBANG ESOTROPIA.
� INSIDEN ↑ DENGAN PENAMBAHAN USIA.
� EKSOFORIA CENDERUNG BERKEMBANG
MENJADI EKSOTROPIA BILA TDK DITANGANI.
� HEREDITER, DOMINAN OTOSOM
� Lebih dari separuh kasus eksotropia.
� Onset deviasi pada tahun pertama& usia 5 thn
telah ( + ).
� Tanda khas : penutupan 1 mata pada cahaya� Tanda khas : penutupan 1 mata pada cahaya
terang.
� Pertama terlihat dengan fiksasi jauh.
� Non-bedah : koreksi refraksi & terapi
amblyopia.
� Bedah : bila kontrol fusi memburuk.
o peningkatan eksotropia manifes.
o < deviasi >>>
o kontrol fiksasi dekat ↓.
o Stereoskopik jauh dekat memburuk
� Deviasi > pada penglihatan jauh : resesi otot
rektus lateralis bilateral.
� Deviasi > pada penglihatan dekat : reseksi otot
rektus medialis & resesi rektus lateralis ipsi lateral.
� Deviasi > >> ( > 50 �) : tindakan pada satu / dua
otot horizontal lain.
� Overcorrection post operasi untuk hasil terbaik.
( merangsang akomodasi & konvergensi )
� Jarang dijumpai.
� Dapat dijumpai sejak lahir atau perkembangan dari
eksotropia intermitten.eksotropia intermitten.
� Terjadi supresi bila deviasi didapat pada usia 6 – 8
tahun.
� Diplopia (-),bila penglihatan satu mata buruk sekali.
� Therapi : bedah.
� Deviasi horizontal yang inkomitan secara vertikal.
� Pola A : Esodeviasi >> pada posisi melirik ke atas
dibanding ke bawah.
� Pola V : Eksodeviasi >> pada posisi melirik ke atas
dibanding ke bawah.
� Diagnostik : pola A, deviasi > 10 �
pola V, deviasi > 15 �
Deviasi vertikal ⇒ mata yang tinggi ?
� Jarang dijumpai.
�Penyebab : �Penyebab :
• Anatomi anatomik kongenital : perlekatan abnormal.
• Trauma kepala tertutup : paresis m.obl.sup.
• Tumor orbita
• Lesi batang otak
• Penyakit sistemik : myastenia gravis, mult.sklerosis
� Posisi kepala miring / berputar.
� Sebagian besar : inkomitan.
� Siklotropia : sumbu penglihatan berputar ⇒
disfungsi m.oblikus sup.(otot vertikal yang
paling sering paresis ).
A. Non – bedah :
� Deviasi sedikit & komitan : prisma.
� Diplopia : menutup satu mata.
� Penyakit sistemik diobati bila dicurigai sebagai
penyebab.
� KEDUDUKAN BOLA MATA NORMAL,� KEDUDUKAN BOLA MATA NORMAL,
TAPI AKAN BERDEVIASI
(MENYIMPANG) BILA REFLEKS FUSI
DIGANGGU.
� Hampir semua individu ⇒ ringan : normal,
keluhan ( - ).
� Diplopia / astenopia.� Diplopia / astenopia.
� Lebih serring timbul pada pekerjaan yang
memerlukan penglihatan dekat.
�Terapi : hanya bila menimbulkan gejala
� Non-bedah.
- Koreksi refraksi.
- Manipulasi akomodasi : esoforia dgn anti
akomodasi,eksoforia dgn merangsang akomodasi,eksoforia dgn merangsang
akomodasi.
- Prisma.
- Botox ( Toxin Botilinum – A ).
�Bedah : bila non medis gagal.
A. UJI PRISMA & PENUTUPAN :
1. Uji Penutupan.
2. Uji Buka – Tutup.
3. Uji penutupan berselang-seling.3. Uji penutupan berselang-seling.
4. Uji penutupan plus Prisma.
B. UJI BATANG MADDOX
C. OBJEKTIF :
- Uji Hirschberg : 1mm ⇒⇒⇒⇒ 7 ° deviasi.
- Uji Krimsky
MENCEGAH DIPLOPIA :
• Menutup Mata Yang Juling
• Menutup Mata Yang Tdk Juling ⇒ melatih yg juling
• Menutup mata bergantian.
� Terapi amblyopia : deviasi >>> setelah terapi ambl.
- Oklusi :- Oklusi :
- Stadium awal : penutupan terus menerus /
paruh waktu ⇒ teruskan sampai setahun.
- Stadium pemeliharaan : penutupan paruh waktu
setelah fase perbaikan
- Tetes Atropin .
� ALAT OPTIK
- Kaca mata : akurat.
- Prisma : sebelum operasi, dapat merangsang efek
sensorik yg tbl setelah pembedahan & dpt
memperkirakan pergeseran posisi pasca operasi &memperkirakan pergeseran posisi pasca operasi &
modifikasi pembedahan.
� OBAT FARMAKOLOGIK :
- Miotik : penurunan akomodasi akan menurunkan
konvergensi ⇒ sudut deviasi berkurang.
- Toksin botulinum A (Botox)
� ORTOPTIK :
- Melatih mata yang mengalami
gangguan koordinasi
- Dapat membantu untuk pasien pra
operasi, terutama pasien dengan
amblyopia.
PENENTUAN WAKTU TERAPI PADA ANAK :
� Dapat diperiksa di semua usia.
� Terapi : segera setelah diagnosa ditegakkan.
� Sebaiknya sebelum usia 2 tahun.
� Pada usia 8 tahun : status sensorik telah terfiksasi
⇒ gangguan stereopsis & amblyopia tidak dapat
diterapi secara efektif.
Dengan pemotongan akan menambah kekuatan Dengan pemotongan akan menambah kekuatan
otot yang dipotong
Menggeser insersi otot penggerak mata ke belakang
untuk mengurangi fungsinya
What’s Amblyopia?
� Sometimes called “lazy eye”: characterized by:
� Reduced visual acuity in an otherwise � Reduced visual acuity in an otherwise normal eye.
� Onset early in life (typically before age 6)
� Associated with a history of abnormal binocular visual experience.
Associated (causative) Conditions:
� Amblyopia is generally accompanied by:
� strabismus,
� anisometropia
� form deprivation.
Strabismus refers to an eye-turn
F F
FF
normal
esotropia
e.g., one eye in focus
(emmetropic)
and the other out of focus
(e.g. hyperopic)
Anisometropic Amblyopia
Amblyopia usually seen
with hyperopic anisometropia
Monocular Form Deprivation
e.g., cataract.
Typically,
amblyopia is
defined as
reduced visual QuickTime™ and aPhoto - JPEG decompressorreduced visual
acuity in an
otherwise
normal eye.
Photo - JPEG decompressorare needed to see this picture.
� Penurunan tajam penglihatan yang
tidak dapat diperbaiki oleh kaca mata
konvensional atau lensa kontak atau
akibat penyempitan lapang pandangan.
� Kelainan persepsi warna.
� Sensitivitas kontras.� Sensitivitas kontras.
� Adaptasi gelap.
� Lapang pandangan.
� Fusi.
� Macula Degenerasi : 50%
� Cataract berpenyulit.
� Diabetic Retinopathy.
� Glaucoma.
� Optic Atrophy.
� Retinitis Pigmentosa.
� Penglihatan kurang, dengan tajam
penglihatan ≤ 0,25 ( 5/20, 6/24, 20/80 ).
� Effisiensi penglihatan 60%.� Effisiensi penglihatan 60%.
� Jarak baca < 25 cm
� Dengan kaca mata kuat / kaca pembesar
masih dapat membaca dengan cepat.
� Penglihatan kurang, dengan tajam
penglihatan < 0,1 ( 5/50, 6/60, 20/200 ).
� Effisiensi penglihatan 20%.� Effisiensi penglihatan 20%.
� Jarak baca < 10 cm (4”) �use better eye
for reading / cover the other !!
� Orientasi & mobilitas umum (+).
� Penglihatan kurang, dengan tajam
penglihatan 20/500.
� Effisiensi penglihatan 5%.� Effisiensi penglihatan 5%.
� Jarak baca 5 cm (2”).
� Orientasi & mobilitas umum : masalah !!.
� Perlu : Braille , radio, pustaka kaset.
Kategori gangguan Penglihatan Ketajaman Penglihatan( dikoreksi terbaik )
Penglihatan 1
Rendah
2
6/18
0,3
20/70
6/60
0,1
20/200
3
Kebutaan
4
3/60
0,05
20/400
1/60
0,02
5/300
5 Tidak ada persepsi cahaya
Lapang pandangan
Pasien dengan radius lapang pandangan tidak melebihi 10 ° tetapi
lebih besar dari 5 ° di sekitar fiksasi sentral harus ditempatkan di
kategori 3 dan pasien dengan lapang pandangan tidak lebih dari 5 °
di sekitar fiksasi sentral di kategori 4, bahkan apabila ketajamandi sekitar fiksasi sentral di kategori 4, bahkan apabila ketajaman
penglihatan sentral tidak terganggu.
KATEGORI GANGGUAN PENGLIHATAN
(WHO,1977)
� Anamnese aktifitas sehari-hari.
� Pemeriksaan perubahan tajam
penglihatan, lapang pandangan, penglihatan, lapang pandangan,
persepsi warna dll.
� Evaluasi penglihatan dekat /
kemampuan membaca.
� Pemilihan alat bantu.
� ALAT BANTU LENSA KONVEKS
(misal : Kaca pembesar ).
� TELESKOP.� TELESKOP.
(misal : Lup teleskop yg dpt disangkutkan/
clip-on )
� SISTEM MEMBACA ELEKTRONIK.
(misal : CCTV )
� LASIK ( Laser in situ keratomileusis).
� CLEAR LENS EXTRACTION.
� PHAKIC IOL.� PHAKIC IOL.
� RADIAL KERATOTOMY.
� PHOTO-REFRACTIVE KERATECTOMY (PRK).
� KERATOPLASTI LAMELAR.
� Myopia
� Hypermetropia
� Presbyopia
� Astigmatisma
� Usia ≥ 18 thn.
� Riwayat penyakit auto immun (-).
� Tidak hamil / menyusui.
� Kelainan refraksi : stabil.
� Ukuran kaca mata 6 – 14 D.
� INFEKSI MATA.
� KORNEA TERLALU TIPIS.
� DRY EYES.� DRY EYES.
� GLAUKOMA.
� KELAINAN RETINA KARENA DM.
� MYOPIA PROGRESIF
PEMERIKSAAN SEBELUM LASIK :
� Pemeriksaan tear film � dry eyes.
� Lebar pupil � mengurangi halo/glare.
� Topografi kornea �gambaran tidak � Topografi kornea �gambaran tidak
normal pada permukaan kornea..
� Pachimetri � tebal kornea �sedalam apa
dapat dilakukan pengangkatan
permukaan kornea.
�� Pemeriksaan fundus.
� Glaukoma � ektasi dari bagian sentral
yang dikupas.
EFEK SAMPING :
� Over / under koreksi.
� Regresi, dengan ukuran yang lebih
ringan.ringan.
� Silau / halo.
� Infeksi kornea.
� Kekeruhan kornea
KOREKSI DENGAN MENGGANTI
LENSA
DENGAN LENSA TANAM SEHINGGA
BAYANGAN DIFOKUSKAN PADA
BINTIK
KUNING � AKOMODASI (-) �
�BEDAH REFRAKTIF LAIN
TDK DAPAT DILAKUKANTDK DAPAT DILAKUKAN
� Penanaman lensa buatan di depan
lensa mata yang utuh pada mata
dengan myopia tinggi.
� < 40 tahun.
RESIKO :
katarak !!!
KEUNTUNGANNYA :
akomodasi masih ada !!!
� Bedah refraktif pertama yang dikenal.
� Dibuat sayatan kornea 4 – 8 buah insisi.� Dibuat sayatan kornea 4 – 8 buah insisi.
� Tindakan bedah dapat diulang /
ditambah.
EFEK SAMPING :
� Halo.
� Bila RK mengenai 95 % ketebalan
kornea � perforasi.
� Kebutaan ok infeksi.
� Ablasi dengan sinar pada permukaan
kornea.
� Menembus kornea < 5% � bgn dalam
tidak terganggu.
SYARAT :
� Refraksi yang stabil : perubahan kaca
mata yang nyata selama 1 tahun.
� Ukuran hingga 16 D.
� Astigmat hingga 5 D.
Efek Samping :
� Over / under correction.
� Desenterasi.
� Hazy kornea.
� Infeksi kornea.
� Perforasi.
� Memakai microkeratome halus untuk
membuat flap kornea � ablasi laser
pada lapisan dalam kornea untuk
merubah bentuk kornea � flap ditutup
kembali.