Penipuan berkedok operator pancasila

Post on 13-Apr-2017

157 views 4 download

Transcript of Penipuan berkedok operator pancasila

Penipuan Berkedok Operator : Ketika Hadiah Menjadi Teror

Kelompok 4

Anggi Ginanjar

Fauzi Septiandhi

Ghifarinnisa F. R.

Kamila Farhaniah

Irwansyah Angga K.

M. Rafqi A.

Rumusan Masalah

Apa penipuan berkedok

operator itu dan

hubungannya dengan dasar

negara?

Bagaimanakah bentuk dan

ciri-ciri penipuan berkedok operator?

Siapa pelaku penipuan berkedok operator?

Dengan cara apakah

penipuan berkedok operator diatasi?

Hubungan Antara Dasar Negara dengan Penipuan Berkedok Operator

• Penyelesaian Sengketa dan Pelanggaran di Bidang Iptek dicakup sanksi administratif dan sanksi etika yang terkait dengan kewenangan organisasi profesi dan lembaga-lembaga lain yang berwenang, serta sanksi perdata maupun pidana yang sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Ketetapan MPR Nomor: IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara

• “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”

Penyelesaian Sengketa dan Pelanggaran di Bidang Iptek Pasal 378 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang berbunyi:

Bentuk Penipuan Berkedok OperatorPencemaran nama baik

Jika pada kasus pencemaran nama baik dengan tulisan berjudul Hoyak Tabuik Adaro dan Soekantom, karya Narliswandi piliang (Iwan Piliang) dilaporkan oleh anggota DPR fraksi Partai Amanat Nasional, Alvin Lie. Artikel terrsebut bercerita tentang kedatangan Alvin Lie ke PT Adaro untuk mengajukan uang Rp 6 Miliar sebagai kompensasi penggalan hak angket.

Pelanggaran UU ITE : Pasal 27 ayat 3 UU ITE no 11 2008Pasal 45 ayat 1 UU ITE no 11 2008 “Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat(1), ayat(3), atau ayat(4) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).”

Kebohongan Publik

Kasus ini terjadi pada November 2008, Erick seorang Account Executive Equity diBahana Securities, Jakarta. Mengonfirmasikan bahwa beberapa Bank di Indonesia (Bank Panin, Bank Bukopin, Bank Arta Graham, Bank CIC, dan Bank Victoria) mendapat masalah likuiditas dan kegagalan menyelesaikan transaksi antar Bank.

Pelanggaran UU ITE : Pasal 27 ayat 3 “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau menstramisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi Elektronik dan/atau Dokumen yang memiliki muatan penghinaan danatau pencemaran nama baik.Pasal 28 ayat 1 “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyelesaikan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.

Ciri-ciri Penipuan Berkedok Operator

Nomer yang menghubungi Anda pasti merupakan nomer yang tidak dikenal

Penipu selalu mengaku-ngaku kenal dekat dengan Anda, dan kita disuruh menebak. •Umumnya kita sungkan dan berusaha mengingat teman kita yang suaranya sangat mirip dengan penipu

Umumnya penipuan selalu menawarkan harga yang sangat tidak wajar, •karena itu transaksi lelang atau undian berhadiah adalah yang paling memungkinkan untuk ditawarkan.

Setelah memberikan penawaran, umumnya mereka akan berkali-kali mencoba untuk menghubungi dan meyakinkan Anda.•Ketika Anda tidak merespon dengan cepat, penipu akan mudah marah dan terlihat tidak sabaran.

Harapan dari penipu adalah adanya transaksi emosional (tidak selalu dengan nominal besar) sehingga kita tidak sempat berpikir sehat. •Disinilah biasanya orang banyak terjebak karena umumnya karena faktor ke-serakah-an.

Pelaku Penipuan Berkedok Operator

Pela

ku d

ari t

inda

k ke

jaha

tan

iniBiasanya orang yang

mengaku dari pihak yang telah dikenal oleh korban atau perusahaan besar. Biasanya mereka memberitahu korban bahwa korban telah mendapatkan sebuah undian berhadiah. Namun untuk mendapatkan hadiah tersebut, korban harus membayar dengan sejumlah uang. Biasanya tidak melakukannya seorang diri. Namun mereka biasanya berkomplotan dengan rekannya agar mempermudah pekerjaan mereka.

Lata

r bel

akan

gUntuk mendapatkan banyak keuntungan dengan cepat tanpa harus menunggu lama dan mengeluarkan banyak tenaga. Sempitnya lahan kerja dan tingginya persaingan di dunia kerja menjadi faktor pendorong bagi para pelaku tersebut.

Cara Mengatasi Penipuan Berkedok Operator

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh operator selain untuk mencegah korban yang lebih banyak seperti yang dituturkan Vaksincom berikut ini:

1. Kreatif mencari program lain yang memberikan manfaat nyata bagi pelanggan dan menghindari memberikan program undian yang pada dasarnya tidak memberikan keuntungan untuk semua pelanggan dan cenderung mendorong mereka bermimpi memenangkan undian.

2. Melakukan screening yang berkesinambungan atas kata-kata yang sering digunakan untuk mengirimkan SMS tipu-tipu pemenang hadiah dan langsung melakukan antisipasi jika ditemukan aktivitas pengiriman SMS yang mencurigakan.

3. Mengawasi penggunaan forging nama pengirim SMS dan hanya pelanggan SMS bonafit saja yang boleh mengubah/forging nama sender. Selain itu nama sender juga dibatasi nama tertentu saja atau harus mendapat persetujuan terdahulu sebelum dapat digunakan.

4. Melakukan tindakan proaktif dengan menonaktifkan nomor kartu pengirim SMS penipuan dan bekerjasama dengan pihak terkait untuk melakukan tindakan hukum agar kriminal menjadi jera dan tindakan kriminal penipuan dapat dihentikan.

SESI TANYA JAWAB

SIMPULAN

Pada tindak penipuan berkedok operator yang dilakukan melalui layanan pesan pendek atau short message service (“SMS”) dapat mengacu pada ketentuan Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”).

Latar belakang dari banyak penipuan yaitu untuk mendapatkan banyak keuntungan dengan cepat tanpa harus menunggu lama dan mengeluarkan banyak tenaga. Dari alasan klasik itulah banyak modus-modus penipuan muncul. Banyaknya kebutuhan sehari-hari dan mahalnya harga barang merupakan faktor utama dari para pelaku untuk melakukan aksi curang mereka. Sempitnya lahan kerja dan tingginya persaingan di dunia kerja menjadi faktor pendorong bagi para pelaku tersebut.

Maraknya tindak kejahatan berupa penipuan berkedok operator karena perkembangan teknologi yang cepat menjadikan hadiah menjadi terror. Namun dengan mengikuti beberapa solusi tindak pencegahan agar kita tidak mudah tertipu dengan iming-imingan dari pelaku dapat meminimalisir korban dari tindak penipuan berkedok operator.

HIDUP ITU SEDERHANA, SESEDERHANA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH

SUNDARI