Post on 02-Mar-2019
PENGOBATAN TRADISIONAL, UPAYA MEMINIMALKAN
BIAYA KESEHATAN MASYARAKAT DESA DI JAWA
Atik TriratnawatiJurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada,
Jogjakarta
Latar belakang
Stigma dan marginalisasi pengobatan tradisional masih ditemukan
Petani dan nelayan (kelompok miskin) menghadapi kendala biaya untuk akses kesehatan modern meski ada Jamkesmas/Askeskin
Pilihan pengobatan dicari yang paling murah, mudah dan manjur
Tujuan
Mengidentifikasi gangguan kesehatan yang paling sering dialami petani dan nelayan
Menggali kemampuan ekonomi dalam pembiayaan kesehatan
Hasil
Masuk angin adalah penyakit yang paling sering mereka alami. Masuk angin diakibatkan oleh kelelahan, kepanasan, kehujanan, begadang, terlambat makan, terpapar angin malam/kedinginan, tidur tanpa alas tidur, kaki tanpa alas kaki--- angin masuk ke tubuh secara berlebihan
Penyakit ini dianggap ringan sehingga mudah diatasi dengan pengobatan tradisional seperti: kerokan, pijat, jamu jawa, minum air garam, minuman bersoda.
Pengobatan tradisional itu murah, mudah, manjur
Pembahasan
Pengobatan tradisional murah; tanpa biaya, atau hanya berbiaya rendah (jamu jawa); mudah: dilakukan sendiri/orang lain, kapan saja waktunya, cukup di rumah; manjur, pasca kerokan tubuh ringan, berkeringat, mampu sendawa dan kentut
Pengobatan tradisional sesuai dengan kosmologi Jawa bahwa harmoni/ keseimbangan sebagai sehat dan ketidakseimbangan menimbulkan sakit
Pengobatan tradisional memiliki prinsip oposisi biner (berlawanan): panas x dingin; masuk x keluar; beratx ringan; kencangx kendur; keseimbangan
Kesimpulan dan rekomendasi
Pengobatan tradisional sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa biayanya murah, mudah, manjur dan sesuai dengan kosmologi Jawa.
Pengobatan tradisional merupakan upaya pertama dan didalamnya terkandung prinsip oposisi biner
Perlu pengakuan pemerintah atas pengobatan tradisional dan rasionalitasnya sehingga stigma dan marginalisasi hilang