Post on 09-Aug-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia bisnis dibidang jasa sangatlah berbeda dengan perusahaan
dagang maupun perusahaan manufaktur. Faktor yang membedakannya adalah
dalam kegiatan operasional perusahaan dan dalam bentuk laporan
keuangannya. Meskipun terdapat perbedaan dari ketiga jenis usaha tersebut
yaitu perusahaan dagang, jasa, dan manufaktur, tetapi dari ketiga jenis usaha
tersebut hanya memiliki satu tujuan yaitu berusaha untuk menghasilkan laba
atau profit semaksimal mungkin untuk pengembangan dan kelangsungan
usahanya.
Untuk perusahaan yang masih kecil dan sederhana dengan tingkat
kegiatan usaha yang masih sedikit, maka pimpinan perusahaan juga mung kin
merangkap sebagai pemilik masih dapat langsung mengawasi seluruh kegiatan
usahanya, tetapi semakin besar suatu perusahaan semakin kompleks pula
kegiatannya sehingga tidak saja membutuhkan sumber daya manusia yang
berpengalaman dan ahli tetapi juga harus memiliki suatu struktur pengawasan
intern yang kuat, sehingga terhindar dari kerugian yang disebabkan adanya
kebocoran dalam kegiatan operasi perusahaan.
Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya baik
dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, pemimpin perusahaan
dalam hal ini juga pemilik perusahaan merasakan masih adanya kekurangan-
kekurangan terhadap struktur pengawasan intern yang berkaitan dengan siklus
1
1
pengawasan baik yang menyangkut pendapatan, sehingga informasi mengenai
adanya kebocoran-kebocoran diketahui setelah berjalan sekian lama atau
dengan kata lain informasi tentang kebocoran-kebocoran dalam perusahaan
terlambat diketahui.
Organisasi sebagai kumpulan unit-unit pengambilan keputusan secara
konseptual mencapai tujuannya melalui proses alokasi sumberdaya dengan
mendukung sistem sebagai sumberdaya informasi yang memiliki nilai
ekonomik. Dalam menganalisis struktur pengawasan intern yang berkaitan
dengan siklus pendapatan, yang akan dibahas terdiri dari:
1. Siklus-siklus pemrosesan transaksi, terdiri dari 3 kelompok yaitu;
a. Siklus pendapatan
b. Siklus produksi
c. Siklus keuangan.
2. Komponen-komponen sistem pemrosesan transaksi, terdiri dari;
a. Masukan
b. Penyimpanan
c. Keluaran
3. Struktur Pengawasan Intern, terdiri dari:
a. Lingkungan pengawasan (Control Environment)
b. Sistem Akuntansi (Acounting System)
c. Prosedur-prosedur pengendalian.
Menurut COSO bukan hanya 3 yang diatas tetapi terdiri dari 5 unsur
serta menurut AICPA meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta
alat yang dikordinasikan dalam perusahaan.
2
Adapun aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan
transaksi perusahaan diantaranya adalah siklus pendapatan dan siklus
pengeluaran, yang merupakan pokok permasalahan yang akan dibahas hanya
tentang siklus pendapatan. Siklus pendapatan merupakan kejadian-kejadian
yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitasentitas lain
dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan. Sistem aplikasi
yang mencakup siklus pendapatan meliputi entri pesanan pelanggan,
penagihan, piutang dagang, dan pelaporan penjualan.
Masalah struktur pengawasan intern menekankan adanya konsep
independensi organisasional atau pemisahan tugas pada fungsi penanganan
harta dan fungsi pencatatan serta fungsi pengoperasian. Untuk memisahkan
fungsi-fungsi diatas maka harus digambarkan struktur organisasi yang
merupakan spesialisasi sesuai dengan pemisahan fungsi dalam organisasi
misalnya fungsi penjualan, fungsi produksi, dan fungsi keuangan. Aspek
terpenting dalam pembahasan ini adalah struktur pengawasan intern yang
didalamnya termasuk siklus pendapatan dan penerimaan pada perusahaan ini
sangat lemah. Struktur pengawasan intern menyarankan tindakan-tindakan
yang harus diambil dalam perusahaan untuk mengatur dan mengarahkan
aktivitas-aktivitas perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penulisan laporan Kompetensi
Skill ini penulis memilih judul mengenai " Pengendalian Intern Pendapatan
Pada Hotel Tirta Sanita”.
3
B. Tujuan Kompetensi Skill
Kompetensi skill ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
mengenai masalah pemeriksaan pendapatan yaitu :
1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara penghitungan pendapatan yang
dilakukan di perusahaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengendalian intern pendapatan hotel
dan laporan laba rugi perusahaan.
3. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan pendapatan dan biaya.
C. Lokasi dan Waktu Kompetensi Skill
Adapun penelitian ini dilakukan di Hotel Tirta Santika yang berlokasi
di Jalan Sangkanurip - Kuningan. Sedangkan pelaksanaan kompetensi skill
dilakukan sekitar satu minggu.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perusahaan Jasa Perhotelan
1. Pengertian Perusahaan Jasa Hotel
Sebelum membahas mengenai pengertian perusahaan jasa
khususnya hotel terlebih dahulu akan dibahas mengenai pengertian
perusahaan jasa itu sendiri. Pengertian perusahaan jasa menurut Soemarso
SR dalam buku "Akuntansi Suatu Pengantar" mendefinisikan perusahaan
jasa adalah : "Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatannya
menjual jasa. Contoh dari perusahaan macam ini adalah kantor akuntan,
pengacara, tukang cukur dan lain-lain". (1995:25).
Sedangkan pengertian usaha hotel sendiri menurut Herdi S. Darmo
Soewiryo dalam buku "Teori dan Praktik Akuntansi Perhotelan" adalah
sebagai berikut: "Hotel adalah seluruh atau sebagian bangunan yang
digunakan untuk pelayanan kamar, makanan dan minuman serta rekreasi
yang dikelola dengan tujuan komersil". (2003:1).
Jadi berdasarkan definisi di atas maka usaha perhotelan dalam
melaksanakan kegiatannya tidak ada transaksi penjualan barang secara
nyata tetapi sebagai penjual jasa dengan memberikan pelayanan yang
memuaskan pada tamu.
Menurut Herdi S hotel sebagai penjual jasa yaitu didefinisikan
sebagai berikut: "Sebagai penjual jasa hotel harus menyediakan tiga hal
5
yaitu fasilitas yang memadai, sumber daya manusia yang terampil untuk
melayani dan pengelolaan secara profesional". (1995:1).
2. Pencatatan Penjualan Kamar
Pencatatan penjualan kamar menurut Herdi S (2003:32-33)
dilakukan sebagai berikut:
1. Kebijaksanaana. Setiap laporan hasil penjualan dari Front Office harus
diserahkan keesokan harinya oleh kasir/auditor malam langsung ke bagian Income audit.
b. Seluruh laporan harus segera diproses berdasarkan hasil laporan dan bukti-bukti lain, seperti rekening dan sebagainya.
2. Prosedura. Memeriksa seluruh laporan yang diterima, misalnya jumlah
kedatangan tamu, keberangkatan tamu, pergantian kamar, pergantian harga dan sebagainya.
b. Mencocokkan laporan tersebut dengan laporan dari tata graha. Apabila ada perbedaan, harus segera diketahui penyebabnya.
c. Mencocokkan jumlah penjualan kamar menurut data laporan dari audit malam hari dengan laporan yang dibuat oleh Front Office.
d. Mengkaji kembali hasil penjualan kamar hari ini dengan rumus: Jumlah hasil penjualan kamar yang dilaporkan hari ini :1) Jumlah sewa kamar yang diterima dari tamu yang
datang hari ini2) Jumlah sewa kamar baru untuk pergantian kamar
(apabila ada)3) Jumlah sewa kamar yang dibayar hari ini karena tamu
telah meninggalkan hotel hari ini4) Jumlah sewa kamar lama akibat dari adanya pergantian
kamar (apabila ada)
B. Pendapatan dan Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
1. Pengertian Pendapatan
Pendapatan dan Income menurut Aliminsyah, SE dan Drs. Padji
MA dalam kamus "Istilah Akuntansi" yaitu: "Pendapatan adalah jumlah
6
yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual".
(2003:248).
Sedangkan pengertian Income adalah sebagai berikut:
"Income adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal".(2003:81).
Dari pengertian diatas mengenai pendapatan ternyata memiliki
makna yang sama dengan dengan definisi pendapatan yang dikemukakan
oleh "Ikatan Akuntan Indonesia" dalam Usap Review Modul Teori dan
Praktek Akuntansi Keuangan" yaitu:
"Pendapatan adalah arus masuk, penambahan atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa dan aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama yang berkelanjutan dari entitas dimaksud. Contoh penjualan, penghasilan jasa, bunga, dividen, royalti dan sewa".(2002:12).
Sedangkan Harnato sendiri mendefinisikan pendapatan dalam buku
"Akuntansi Keuangan Menengah" yaitu sebagai berikut:
"Pendapatan adalah kenaikan aktiva/penurunan kewajiban atau keduanya dari suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu sebagai akibat dari aktivitas produksi penjualan barang dan penyerahan jasa dan aktivitas lain yang merupakan usaha pokok perusahaan". (2002:54).
Dengan melihat pengertian pendapatan diatas yang dikemukakan
oleh para ahli maka pendapatan merupakan salah satu elemen dari
penghasilan selain beban, keuntungan dan kerugian yang akan disajikan
dalam laporan laba rugi perusahaan. Dimana pendapatan sendiri
merupakan alat ukur perusahaan apakah pendapatan yang diperoleh
7
perusahaan itu mengalami kenaikan atau penurunan yaitu dengan cara
membandingkan pendapatan tahun sekarang dengan tahun sebelumnya.
2. Unsur Pendapatan
Unsur pendapatan dalam dunia perhotelan menurut Herdi S
(2003:86) terdiri dari:
"Kamar, telephone & faximili, laundry & dry cleaning, makanan (food), beverage (minuman), Banquet, Drugstore (toko kebutuhan tamu), Sport & Recreation dan pendapatan lain-lain".
3. Laporan Hasil Penjualan Harian
Laporan hasil penjualan harian menurut Herdi S (2003:30-32)
dilaksanakan sebagai berikut :
a. Kebijaksanaan1) Rekapitulasi hasil penjualan menyeluruh untuk seluruh
produk hotel yang terjual dalam satu hari harus dilaporkan dan penyerahannya setiap jam 12.00 untuk hasil penjualan hari kemarin
2) Laporan hasil penjualan mingguan harus diserahkan setiap hari Senin
3) Setiap laporan hasil penjualan tersebut harus disahkan oleh Pimpinan Bagian Keuangan/Wakilnya
b. Prosedur1) Meneliti setiap laporan hasil penjualan dari kasir yang
bertugas untuk kegiatan satu hari2) Menyusun kembali hasil penjualan menjadi hasil penjualan
bersih dengan jalan mengeluarkan pajak dan uang service3) Menjumlahkan hasil penjualan bersih untuk setiap jenis
produk hotel dan hasil ini harus berupa perhitungan kumulatif agar dapat mudah dilihat perhari, sampai dengan hari ini, sampai dengan bulan ini dan sebagainya serta dapat dibandingkan dengan hasil tahun lalu untuk hari ini, bulan yang sama
4) Menghitung perkiraan harian dengan cara membagi perkiraan bulanan dengan jumlah hari pada bulan itu, kemudian mengalikan dengan tanggal laporan hari ini dibuat untuk selanjutnya dicatat dalam perkiraan bulanan
8
5) Ambil arsip laporan bulan lalu pada tanggal yang sama dan dicatat pada kolom yang disediakan, demikian pula data tahun, bulan dan tanggal yang sama pada tahun yang lalu
6) Membuat statistik berdasarkan data dari rekapitulasi hasil penjualan kamar untuk beberapa hal dengan rumus:
a) Jumlah kamar di hotel yang dapat dijual, sedangkan jumlah kamar yang tersedia adalah seluruh jumlah kamar hotel dikurangi jumlah kamar yang digunakan untuk kepentingan hotel dan kamar rusak atau kamar yang disewakan bukan untuk keperluan menginap
b) Kamar isi adalah jumlah kamar yang dihuni oleh tamu yang membayar
c) Persentase tingkat huni kamar :
d) Persentase tingkat huni ganda :
e) Rata-rata sewa perkamar yang terjual :
f) Rata-rata pengeluaran sewa kamar per tamu :
4. Metode Pencatatan Pendapatan
Dalam pencatatan pengakuan pendapatan dan biaya dikenal dua
macam metode pencatatan yaitu metode cash basis dan metode accrual
basis.
Pengertian metode accrual basis menurut Harnanto (2002:50)
dalam "Akuntansi Keuangan Menengah" adalah :
"Metode accrual basis adalah metode pengakuan pendapatan dan biaya, dimana pendapatan diakui pada saat/dalam periode pendapatan itu diperoleh atau direalisasikan tanpa memperhatikan kapan terjadinya penerimaan kas dan beban atau biaya pada saat atau dalam periode beban/biaya itu terjadi terlepas dari kapan terjadinya pengeluaran kas".
9
Sedangkan pengertian metode cash basis menurut Munawir
(2000:158) dalam buku Analisis Laporan Keuangan adalah :
"Metode cash basis adalah penghasilan baru diakui jika sudah diterima uangnya dan biaya diakui jika sudah dibayar tunai atau perkas".
5. Bentuk Laporan Laba Rugi Hotel
Menurut Herdi S (2003:112-115) bentuk laporan laba rugi hotel
menggunakan dua macam cara yaitu konventional dan cara laba rugi tiap
departemen.
a. Bentuk Laporan Laba Rugi Kotiventional 1) Pendapatan
a) Kamar (+)b) Makanan (+)c) Minuman (+)d) Telephone/Faximili (+)e) Laundry/drycleaning (+)f) Banquet (+)g) Drugstore & Fotocopy (+)h) Sport & Recreation (+)i) Lain-lain (+)
(+) A2) Biaya
HPP (Harga Pokok Produksi)a) Kamar ( - )b) Makanan ( - )c) Minuman ( - )d) Telephone/Faximili ( - )e) Laundry/drycleaning ( - )f) Banquet ( - )g) Drugstore & Fotocopy ( - )h) Sport & Recreation ( - )i) Lain-lain ( - )
( - ) B Biaya Operasionala) Marketing ( - ) b) POMEC (Property Operation
Maintenance Energy Cost) ( - )c) Solar/gas ( - )d) Entertainment ( - )e) Pajak Pembangunan I ( - )
( - ) C
10
Biaya tetapa) Karyawan ( - )b) Perkantoran ( - )
( - ) D 3) GOP (Gross Operating Profit) GOP (A-B-C-D)4) Biaya pemilik :
a) Pajak Pendapatan ( - )b) Asuransi PBB ( - ) c) Depresiasi aktiva
tetap ( - ) ( - ) E
NOP (Net Operating Profit) NOP = GOP – E
b. Bentuk Laporan Laba Rugi per Departemen1) Room division
Pendapatan ( + )Biaya ( - ) GOP Room division A
2) Food & Beverage Dept :Pendapatan ( + )Biaya ( - ) GOP Food & Beverage Dept B
3) Sport & Recreation Dept :Pendapatan ( + )Biaya ( - ) GOP Sport & Recreation Dept C
4) Administration & General :Biaya ( - )GOP Administration & General D GOP seluruh departement GOP (A+B+C-D)
5) Biaya Pemilik : Asuransi ( - )Pajak Pendapatan ( - )PBB ( - )
ETotal biaya pemilik NOP (GOP-E)
6. Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa
Pengertian siklus akuntansi menurut Soemarso (1995:119) adalah
sebagai berikut: "Siklus akuntansi (accounting cycle) adalah tahap-tahap
11
kegiatan dalam proses pencatatan dan pelaporan akuntansi, mulai dari
terjadinya transaksi sampai dengan dibuatnya laporan keuangan".
Gambar 2.1 Siklus Akuntansi
(Sumber : Soemarso : 119)
Siklus akuntansi menurut Soemarso (1995:98) terdiri dari sebagai
berikut:
Tahap Pencatatan:a. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi b. Pencatatan dalam jurnal (buku harian)c. Pemindahbukuan (posting) ke buku besar
Tahap Pengikhtisaran:a. Pembuatan neraca saldo (trial balance)b. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyesuaian (adjustment) c. Penyusunan laporan keuangand. Pembuatan jurnal penutup (closing entries)e. Pembuatan neraca saldo penutup (post closing trial balance) f. Pembuatan jurnal balik (reversing entries)
C. Auditing
1. Pengertian Auditing
Menurut Aren's & Loebecke (1995:1) dalam buku "Auditing:
Pendekatan Terpadu" auditing diartikan sebagai berikut:
"Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan".
12
Sedangkan definisi Auditing menurut Mulyadi (1999:5) adalah
sebagai berikut:
"Auditing merupakan suatu proses sistematik yaitu berupa suatu rangkaian langkah atau prosedur yang logis, berangka dan terorganisasi. Auditing dilaksanakan dengan suatu urutan langkah yang direncanakan, terorganisasi, dan bertujuan".
Jadi berdasarkan pengertian diatas, auditing merupakan proses
pengumpulan dan penelusuran bahan bukti yang memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Merupakan suatu kesatuan entitas ekonomi
b. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti
c. Dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen
d. Pelaporan dari laporan keuangan yang diaudit
2. Siklus Auditing
Auditing secara singkat merupakan kebalikan dari proses
akuntansi. Kalau akuntansi diproses mulai dari transaksi, jurnal, buku
besar, neraca lajur, sampai dengan laporan keuangan. Maka auditing
diproses secara terbalik mulai dari laporan keuangan, neraca lajur, buku
besar, jurnal sampai pada bukti-bukti yang mendukung transaksi itu.
Siklus auditing dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Siklus Auditing
Laporan Keuangan
Neraca lajur Buku besar
Transaksi Bukti Jurnal
Sumber : (Drs. Sofyan Syafri Harahap : 1994)
13
3. Standar Auditing
Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam
menjalankan tanggungjawab profesionalnya. Standar ini meliputi
pertimbangan mengenai kualitas profesional seorang auditor dalam
menjalankan tugasnya seperti keahlian dan independensi, persyaratan
pelaporan, dan bahan bukti.
Standar auditing menurut Aren's & Loebbecke (1997:18-19) dibagi
menjadi:
a. Standar Umum1) Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.2) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian
internharus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.
3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan
telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2) Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan.
14
3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
4. Tujuan Pemeriksaan Pendapatan Dan Biaya
Menurut Theodorus M.Tuanakotta (1981:255) dalam buku
"Auditing" Pemeriksaan atas pendapatan dan biaya mempunyai tujuan
sebagai berikut:
a. Untuk menentukan bahwa semua pendapatan yang merupakan hak perusahaan telah dibukukan sesuai dengan prinsip akuntansi dan dilaporkan secara konsisten didalam perhitungan rugi-laba dan bahwa pendapatan tersebut merupakan pendapatan untuk tahun atau masa yang diperiksa.
b. Untuk menentukan bahwa biaya yang menyangkut masa yang diperiksa telah dibukukan dan merupakan beban perusahaan untuk tahun atau masa yang diperiksa.
c. Untuk menentukan bahwa pendapatan dan biaya telah disajikan dan digolongkan dengan benar didalam perhitungan rugi-laba.
D. Struktur Pengawasan Intern
Struktur pengawasan intern mencakup kebijakan dan prosedur-
prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan tercapainya tujuan
tertentu perusahaan. Konsep struktur pengendalian intern didasarkan atas
tanggungjawab manajemen dan jaminan yang memadai untuk menetapkan dan
menyelenggarakan struktur pengendalian intern haruslah manajemen dan
dikaitkan dengan manfaat dan biaya pengendalian. Sedangkan struktur
pengendalian intern perusahaan terdiri dari tiga elemen diuraikan menurut
Bodnar;
15
a) lingkungan pengendalian
b) sistem akuntansi dan
c) prosedur-prosedur pengendalian.
a. Lingkungan pengendalian suatu organisasi merupakan dampak kolektif
dari berbagai faktor dalam menetapkan, meningkatkan, atau memperbaiki
efektivitas kebijakan dan prosedur-prosedur tertentu.
Faktor-faktor itu mencakup :
1) Filosopi dan gaya operasional manajemen
2) Struktur organisasi
3) Fungsi dewan komisaris dan angota-anggotanya
4) Metode-metode membebankan otoritas dan tanggung jawab
5) Metode-metode pengendalian manajemen
6) Fungsi audit intern
7) Kebijakan dan praktik-praktik kepegawaian
8) Pengaruh dari luar yang berkaitan dengan perusahaan
b. Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari metode dan catatan-catatan
yang dibuat untuk mengindentifikasikan, mengumpulkan, menganalisis,
mencatat, dan melaporkan transaksi-transaksi organisasi dan
menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban yang
berkaitan.
Hal lain yang penting dalam sistem akuntansi antara lain;
1) Dokumentasi sistem akuntansi diantaranya formulir-formulir, buku
besar pembantu, bagan akun harus dirancang, dipelihara dan direvisi di
16
dalam pedoman prosedur akuntansi sehingga kebijakan dan instruksi-
instruksi dapat diketahui dan diterapkan secara eksplisit dan seragam.
2) Sistem akuntansi berpasangan sebagai slat yang mampu menghasilkan
seperangkat catatan untuk memperhatikan kelayakan data yang dicatat.
c. Prosedur-prosedur pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur-
prosedur yang tercakup dalam lingkungan pengendalian dan sistem
akuntansi yang harus ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan
jaminan yang memadai bahwa tujuan tertentu akan dapat dicapai.
Umumnya prosedur-prosedur pengendalian yang dimanfaatkan dalam
suatu struktur pengendalian intern perusahaan dapat dikategorikan sesuai
dengan pengendalian akuntansi intern. Pengendalian akuntansi intern
meliputi rencana organisasi dan prosedur-prosedur dan pencatatan-
pencatatan yang berhubungan dengan penjagaan aktiva dan kelayakan
laporan keuangan. Pengendalian akuntansi intern dirancang untuk
memberikan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan tertentu telah sesuai
dengan setiap aplikasi yang signifikan di dalam organisasi antara lain:
1) Transaksi-transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen yang
bersifat umum dan khusus.
2) Rencana organisasi mencakup pemisahan tugas yang mengurangi
kemungkinan bagi setiap orang untuk berada dalam posisi melakukan
kekeliruan dan ketidakberesan serta mengoreksinyasendiri dalam
kegiatan normal tugas-tugasnya.
17
3) Prosedur-prosedur mencakup perancangan dan penggunaan dokumen
dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya
pencatatan transaksi dan kejadian-kejadian secara mencukupi.
4) Akses ke aktiva hanya diperbolehkan dengan otorisasi manajemen.
5) Pertanggungjawaban tercatat mengenai aktiva dibandingkan dengan
aktiva yang ada dengan interval yang memadai dan tindakan yang
tepat diambil sesuai dengan etiap perbedaan yang terjadi.
Lebih lanjut lagi menu rut laporan dari COSO (Committee of
Sponsoring organizations) mengindentifikasikan lima komponen daripada
struktur pengawasan intern adalah sebagai berikut:
1. Control environment,2. Risk assessment,3. Information and communication,4. Control activities,5. Monitoring
Adapun masing-masing dari kelima komponen-komponen diatas
meliputi sejumlah kebijaksanan dan prosedur yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan kekayaan setiap organisasi dalam melaporkan keuangan,
pelaksanaan dan operasi perusahaan.
Pengawasan intern menurut AICPA metiputi struktur organisasi dan
semua cara-cara serta alat yang dikordinasikan yang digunakan di dalam
perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harts milik perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di
dalam operasi, dan membantu dalam menjaga dipatuhinya kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
18
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah singkat Hotel Tirta Sanita
Hotel Tirta Sanita diresmikan pada tanggal 18 Agustus 1978 oleh
Bapak Bupati Kuningan dan dihadiri oleh aparat Pemerintah, Perusahaan
Umum, dan Masyarakat. Pada awalnya Hotel Tirta Sanita hanya memiliki
20 kamar dengan fasilitas yang lengkap untuk hotel kategori hotel bintang
satu. Berkat usaha yang keras dari seluruh komponen yang ada di Hotel
Tirta Sanita, maka pada tahun 1987 hotel tersebut telah berhasil
menaikkan peringkatnya menjadi hotel berbintang dua yang dikuatkan
oleh Surat Keputusan Direktorat Jendral Departemen Pariwisata Pos dan
Telekomunikasi yaitu SK. Dirjen Deparpostel No.83/PPHK/VII/Dir/1987.
Atas dasar itu maka pihak pengelola hotel pada bulan Maret 1988
memperbanyak jumlah kamar dan melengkapinya dengan ruangan
meeting dengan kapasitas 150 orang. Jumlah kamar yang ada diperbanyak
kembali menjadi 34 kamar plus penunjang lainnya yang berupa
Restaurant, bar, dan pelengkap lainnya. Rincian harga kamar dapat dilihat
pada tabel 3.1 mengenai daftar harga kamar.
19
Tabel 3.1Daftar Harga Kamar Tahun 2011
Suite Deluxe Moderate Standar Extrabed driver
ROOMFOOD
BEVERAGESUB TOTAL
SERVISTAX
TOTAL
386.41564.000
0450.41545.04549.540
545.000
302.65049.000
0351.65035.16538.685
425.500
195.27532.000
0227.27522.73024.995
275.000
135.29030.000
0165.29016.53018.180
200.000
39.80019.700
059.500
5.9506.550
72.000
39.80019.700
059.500
5.9506.550
72.000Sumber : Hotel Tirta Sanita
Untuk memperkuat kedudukan dan dasar hukumnya Hotel Tirta
Sanita memiliki surat perijinan sebagai berikut:
a. Ijin mendirikan bangunan dari Dinas Pekerjaan Umum
No.131/1B/PU/1983 tanggal 25 Februari 1991
b. Ijin usaha dari Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten
Kuningan No. 149/Pe.018/VII/1983 tangga128 Juli 1983
c. Rekomendasi Bupati Daerah Tingkat II Kuningan
d. Dinas Pariwisata Daerah Tingkat II Kuningan
e. Dinas Pariwisata Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat
Adanya surat ijin tersebut diharapkan akan dapat menunjang
maksud dan tujuan didirikannya Hotel Tirta Sanita itu sendiri, yaitu:
a. Untuk mengambil manfaat, mengingat lokasi hotel yang cukup
strategis dan juga prospek Kabupaten Kuningan yang cukup potensial
dengan adanya objek wisata.
b. Membantu pemerintah dalam bidang pengembangan khususnya dalam
industri pariwisata dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah.
20
c. Mengurangi serta memperluas laporan kerja guna meningkatkan
kesejahteraan rakyat pada umumnya dan meningkatkan taraf hidup
karyawan pada khususnya.
2. Aktivitas Hotel Tirta Sanita
Adapun bentuk usaha yang dilakukan oleh Hotel Tirta Sanita
meliputi:
a. Menyediakan penginapan dan fasilitas para tamu hotel.
b. Menyediakan hidangan makanan dan minuman untuk tamu dan
pengunjung hotel.
c. Menyediakan tempat penginapan secara pesanan untuk rombongan
baik dari dalam maupun dari luar Kabupaten Kuningan.
d. Menyediakan sarana komunikasi bagi para tamu atau pengunjung
hotel.
3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Struktur organisasi Hotel Tirta Sanita menganut organisasi garis
dan staf, dimana manager langsung membawahi bagian yang ada atau
dapat langsung memerintah bawahannya dan staf dapat langsung
memberikan masukan atau saran dalam pelaksanaan kerja guna
memperlancar dan meringankan tugas manajernya. Adapun tanggung
jawab maju mundurnya hotel tersebut menjadi beban setiap departemen
masing-masing dan melaporkan kepada General Manager.
21
Sedangkan General Manager bertanggungjawab pada pemilik
perusahaaan/hotel tersebut. Secara terstruktur bagan organisasi dapat
dilihat pada lampiran. Adapun uraian tugas dari struktur organisasi Hotel
Tirta Sanita dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Board of Director
Merupakan pemegang kekuasaan tertinggi atau pemilik hotel sebagai
pemilik dan pemegang saham hotel.
b. General Manager
Tugasnya adalah:
1) Memimpin operasional dan kegiatan yang dilakukan diluar
maupun didalam hotel.
2) Bertanggungjawab terhadap maju mundurnya hotel kepada board
director.
3) Memimpin seluruh departemen yang ada dihotel dan memeriksa
hasil dari masing-masing departemen tersebut.
4) Bertanggungjawab atas staf dan karyawan departemen yang ada.
c. The Management/Chief Departement
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Bekerjasama antara sesama staf departemen dalam hal operasional
masing-masing.
2) Mempertanggungjawabkan seluruh stafnya kepada general
manager.
22
3) Mengangkat asisten untuk membantu dalam melaksanakan tugas
sehari-hari atas kelancaran operasional pada departemen yang
dipegangnya.
d. Front Office Departement
Bagian ini mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut
1) Sebagai administratif mewakili manager para tamu.
2) Sebagai tempat pengadaan apabila terjadi suatu komplain dari
konsumen.
3) Sebagai sales promotion hotel.
e. Food and Beverage Mempunyai tugas antara lain:
1) Mengatasi segala permasalahan, menyiapkan serta menghidangkan
makanan dan minuman.
2) Merencanakan menu dan mengusahakan dalam mempromosikan
Banquet.
3) Menyelenggarakan outside catering.
4) Bertanggungjawab terhadap penjualan makanan dan minuman di
coffee shop dan bar.
5) Melakukan kontrol terhadap stok pembelian, dan kebersihan di
coffee shop dan bar.
6) Bertindak dan bertanggungjawab sebagai kasir coffee shop.
7) Bertanggungjawab terhadap mutu makanan dan minuman hotel.
23
f. House Keeping
Bagian ini mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
1) Memelihara dan menjaga kebersihan, kerapihan dan daya tarik
kamar/ruangan.
2) Menjamin segi comfortable semua ruangan yang ada termasuk
peralatannya.
3) Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan area kamar, taman
dan bangunan baik yang bergerak maupun tidak bergerak.
4) Bertanggungjawab terhadap kehilangan dan penemuan barang
milik tamu hotel baik di area kamar maupun dilingkungan hotel.
g. Accounting
Mencatat dan membukukan semua kegiatan yang berhubungan dengan
administrasi keuangan hotel dalam menjalankan tugas dan
operasionalnya serta menyusun laporan keuangan hotel.
h. Marketing
Tugas bagian ini adalah:
1) Menyusun rencana program kerja dan menilai pelaksanaan
kegiatan pemasaran.
2) Merumuskan strategi penjualan kamar serta menilai
pelaksanaanya.
3) Memonitor pelaksanaan, kelancaran, ketepatan dari pelaksanaan
pemesanan kamar, informasi dan pelayanan komunikasi dengan
konsumen.
4) Menganalisa penjualan kamar, kunjungan wisata dan pesaing.
24
5) Menangani pemberian potongan harga.
6) Menangani tamu VIP/khusus yang datang atau menginap dihotel.
7) Menjalin dan membantu hubungan dengan para tamu hotel.
i. Enginering
Bagian ini bertugas dan bertanggungjawab khusus mengenai:
1) Operasional, rencana kerja yang berhubungan dengan mesin, listrik
air, kebocoran, perbaikan, AC, dan telepon
2) Set up ruangan meeting (pertemuan) yang akan dipergunakan
apabila memerlukan sound system.
B. Jenis Pembayaran Hotel Tirta Sanita
Jenis pembayaran yang berlaku di Hotel Tirta Sanita yaitu dapat
berupa:
1. Pembayaran secara tunai atau kontan
Yaitu pembayaran yang dilakukan secara langsung secara tunai, baik itu
dalam bentuk Rp maupun mata uang asing yang ditetapkan oleh pimpinan
hotel.
2. Pembayaran secara kredit
Yaitu pembayaran yang dibayar secara tidak langsung misalnya dalam
bentuk:
a. Kartu kredit (Credit Card).
b. Tanda tangan tamu, misalnya tamu yang menginap di hotel dengan
mengatasnamakan nama instansi/perusahaan karena suatu tugas maka
25
pihak hotel berhak untuk menagih piutang pembayaran hotel tersebut
pada nama instansi/perusahaan yang disebutkan oleh tamu.
C. Pengendalian Intern
Siklus pendapatan pada perusahaan ini merupakan hasil atau
pendapatan dari pelanggan atau tamu sebagai pembayaran kamar hotel. Siklus
ini merupakan pemrosesan order penjualan kamar yang dimulai dengan
timbulnya suatu order atau pesanan dari seorang langganan sampai pemakaian
kamar dan berakhir dengan pembayaran kepada kasir. Sebelum tamu datang,
department accounting sudah melakukan pekerjaannya menyangkut
pemesanan kamar yang digaransi atau menggunakan uang muka maka ketika
tamu datang sudah terlihat pemesanan kamar dalam komputer.
Siklus pendapatan ini dapat dilihat dari siklus check-in check-out
dibawah ini:
1. Ketika tamu atau pelanggan datang pads receiption. dibukalah pemesanan
kamar dari komputer dan membuat registrasi tamu untuk melihat apakah
tamu sudah membayar uang muka atau belum, jika belum saat check-in
tersebut merupakan saat pertama tamu mengadakan transaksi dengan
hotel.
2. Setiap tamu didata dengan billing sistem oleh Cashier Front Office yang
menangani tamu di receiption. Setiap outlet mempunyai satu cashier
tersendiri dibawah General Cashier Front Office.
3. Receiption membuat sales report untuk pemberitahuan ke Nite Auditor.
26
4. Cashier membuat bill report dikirimkan ke General Cashier yang berupa
physik money report I shieft dengan jadwal jam 7.00- 15.00,15.00 -23.00
dan 23.00 -07.00.
5. Cashier juga membuat bill report yang berupa Hunian report yaitu laporan
pemakaian kamar terjual.
6. General Cashier membuat laporan summary receiving yaitu laporan
ringkasan penerimaan harian yang dikirimkan ke Departement Internal
Control. General cashier juga membuat laporan summary receiving
dikirim ke Departemen Accounting.
7. Nite Auditor mengolah data menjadi financial report yang summary sales
& transcript debitur (outstanding) setiap kamar dan diberitahukan ke
department accounting.
8. Nite Auditor membuat laporan yang dikirimkan ke Dep lntemal Control.
9. Department Accounting membuat laporan berupa Income audit untuk
menspesifikasi masing department dan membuat splitnya serta membuat
Cash Flownya dengan membukukan penerimaan kamar untuk dicheck
cross dengan General Cashier pada bagian Account Receivable.
10. Department Acounting mengirim seluruh report kepada Exec.Ass. Mger.
11. Ex.Ass.Manager mengirimkan seluruh laporan kepada General Manager.
12. Internal Control membuat financial report dan mengirimkannya kepada
General Manager
Pemeriksaaan pendapatan dilakukan setiap hari dengan bahan bukti
dokumen atau faktur penjualan dari masing-masing kasir bagian misalnya
bagian kasir bagian Restaurant. Kemudian Faktur penjualan tersebut
27
diserahkan pada bagian Front Office untuk memeriksa kebenaran penjualan,
laporan yang dibuat oleh Front Office diserahkan ke bagian Income audit
beserta faktur penjualan. Oleh bagian Income audit laporan tersebut diperiksa
kembali untuk mengecek kebenaran pencatatan antara faktur atau bukti
penjualan dengan laporan harian yang dibuat oleh Front Office, apabila
pencatatannya tidak benar maka bagian Income audit berhak untuk menegur
bagian Front Office.
Pemeriksaan pendapatan dilakukan untuk pengendalian intern
perusahaan terhadap pendapatan yang diperoleh perusahaan. Income audit ini
dilakukan setiap hari setelah itu direkapitulasi dan dihitung kembali untuk
jangka waktu satu bulan. Pengakuan dalam pencatatan penghitungan
pendapatan dilakukan dengan metode accrual basis.
D. Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi berisi mengenai rincian pendapatan yang diperoleh,
biaya-biaya yang yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan
baik itu biaya variabel, biaya konstan/tetap maupun biaya diluar usaha.
Laporan laba/rugi ini dapat diisi apabila laporan Income audit dan
laporan perincian biaya selama satu bulan telah dihitung dan direkapitulasi
dengan benar.
Laporan laba/rugi dibuat setiap bulan kemudian akan direkapitulasi
untuk satu tahun.
28
E. Alur Perjalanan Bill
Dalam gambar 3.1 akan disajikan mengenai alur/flowchart perjalanan
bill sebagai proses pembuatan laporan Income audit.
Gambar 3.1Flowchart pembuatan laporan Income Audit
Mendaftar
Menginap
Mencatat dalam buku Register
Card dan Guest bill
Membuat laporan harian
4
Room position
3
Daily report
2
Night audit report
1Transkrip penjualan
4
Room position
3
Daily report
2
Night audit report
1Transkrip penjualan
2
Guest bill
1Register
card
Laporan income audit
Untuk pengecekan
Bagian income auditBagian front officeTamu
Sumber : Hotel Tirta Sanita
Keterangan Flowchart Income audit
1. Tamu mendaftar pada bagian Front Office untuk menyatakan bahwa ia
akan menginap
2. Bagian Front Office berdasarkan pernyataan dari tamu, kemudian
mencatat dalam buku/formulir Register Card dan Guest Bill. Register
Card ini berisi mengenai keterangan identitas tamu yang berguna untuk :
29
a. Arsip tamu dibagian Front Office
b. Bukti transaksi jika tamu meninggalkan tanpa izin dari pihak hotel
c. Silaturahmi atau hubungan lebih lanjut antara pihak hotel dengan
tamu, atau sebagai media promosi yang dilakukan pihak hotel dengan
cara apabila ada tamu yang berulang tahun maka pihak hotel akan
mengirimkan hadiah
Sedangkan Guest Bill berisi mengenai rincian dari pembayaran
hotel misalnya mengenai berapa hari kamar tersebut di sewa oleh tamu
dan produk apa saja yang tamu beli di hotel baik itu di Drugstore,
Restaurant, Minibar dan lain-lain. Guest Bill ini merupakan bukti
transaksi pembayaran di Front Office.
Setelah Front Office membuat Register Card dan Guest Bill maka
langkah selanjutnya membuat laporan harian. Formulir Register Card dan
Guest Bill diserahkan kebagian Income audit. Laporan harian ini terdiri
dari Transkrip Penjualan, Night Audit Report, Daily Report dan Room
Position. Semua laporan harian diserahkan kebagian Income audit.
3. Bagian Income audit menerima formulir Register Card, Guest Bill dan
laporan harian yang telah dibuat oleh bagian Front Office. Berdasarkan
data tersebut bagian Income audit melakukan pengecekan apakah laporan
tersebut pencatatan dan penghitungannya sesuai dengan Register Card dan
Guest Bill. Jika sesuai maka bagian Income audit membuat Laporan
Income audit sebagai penjabaran yang lebih jelas mengenai pendapatan
yang diperoleh.
30
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
A. Analisis PenghitunganTingkat Pendapatan Penjualan
Tahap-tahapnya adalah :
1. Setiap transaksi penjualan baik tunai maupun kredit serta produk apa saja
yang terjual harus dihitung setiap hari oleh bagian yang bersangkutan serta
harus dilengkapi dengan bukti transaksi.
2. Bukti transaksi ini kemudian diserahkan pada bagian Front Office.
Berdasarkan bukti transaksi penjualan tersebut bagian Front Office
membuat transkrip penghitungan penjualan secara lebih terperinci.
Transkrip penjualan dapat dilihat pada daftar lampiran.
Contoh penghitungan pendapatan adalah sebagai berikut:
Pendapatan tanggal 17 Desember 2011 untuk Room
Room : Suite 1 x Rp 386.415 = Rp 386.415
Food : Suite 1 x Rp 64.000 = Rp 64.000
Service : Suite 1 x Rp 45.045 = Rp 45.045
Taxes : Suite 1 x Rp 49.540 = Rp 49.540 +
Total penjualan untuk Room Rp 545.000
3. Setelah semua tingkat penjualan dihitung yang disajikan dalam transkrip
penjualan, kemudian bagian Front Office membuat Night Audit Report.
Tujuan dibuatnya laporan ini yaitu untuk mengetahui berapa jumlah
Penjualan, Compliment dan Discount yang terjadi selama satu hari.
Laporan ini dilengkapi dengan nama dan tanda tangan pembuat laporan,
31
31
hari dan tanggal dibuatnya laporan, Room Occupied yaitu jumlah kamar
yang terjual dalam satu hari, Room Occupancy yaitu jumlah persentase
dari jumlah kamar yang terjual serta Average Room Rate yaitu rata-rata
penjualan kamar.
Night Audit Report ini dapat dilihat pada daftar lampiran
Room Occupancy =
=
= 75,53%
Average Room Rate =
=
= Rp. 180.318
4. Selanjutnya bagian Front Office membuat Laporan Harian/Daily Report
yang berisi House Account Description Today yaitu penjabaran dari kamar
yang ditempati tamu, tamu yang menginap, pembayaran dan penjualan.
Contoh:
Room No
Guest nameRoom charge
Total to day
Transfer to room
Payment
104 Mr. H. M. Buchori, SH 275.000 275.000 (275.000) 550.000
Daily Report dapat dilihat pada daftar lampiran.
5. Yang terakhir bagian Front Office membuat Laporan Room Position yang
berisi mengenai nomer kamar yang terjual, jumlah tamu yang menginap
dan nama tamu.
Laporan Room Position dapat dilihat pada daftar lampiran.
32
B. Penyusunan Income Audit 28 Desember 2011
Semua laporan yang dibuat oleh bagian Front Office baik itu Transkrip
Penjualan, Night Audit Report, Room Position serta bukti/faktur penjualan
diserahkan ke bagian Income audit sebagai tahap pemeriksaan lebih lanjut
mengenai kebenaran penjualan dan sebagai pengendalian terhadap pendapatan
penjualan.
Berikut ini contoh laporan Income audit tanggal 30 Desember 2011
33
INCOME AUDIT TIRTA SANITA HOTELPER 28 Desember 2011
ROOM Rp 4.507.960FOOD Rp 840.000BEV Rp 0SERVICE Rp 534.835TAX Rp 588.205 TOTAL ROOM Rp 6.471.000
NET SERVICE TAXES TOTAL STORE 0 0 0 0 MINI BAR 0 0 0 0PHONE 0 0 0 0 FAXIMILI 0 0 0 0 LAUNDRY 0 0 0 0 FOOD 962.250 8.635 9.815 980.700 BEVERAGE 3.300 0 0 3.300
NET Rp 5.473.510SERVICE Rp 543.470 TAXES Rp 598.020 SUBTOTAL Rp 6.615.000
DISC ROOM Rp 255.000 U/CEKDISC CARD Rp 150.000 F & O Rp 6.026.000COMP FOOD Rp 40.000 OOD Rp 144.000COMP BEV Rp 0 TOTAL CEK Rp 6.170.000 COMP PHONE Rp 0COMP STORE Rp 0COMP M'BAR Rp 0COMP L'DRY Rp 0TOTAL COMP Rp 445.004 TOTAL INCOME Rp 6.170.000
TOTAL ROOM 25 ROOMTOTAL GUEST 50 PERSONTOTAL CASH Rp 1.945.000
Cirebon, 30 Desember 2011
Dadang Setiana,SE Sahya MenggalaIncome audit General Bookkeeper
Penjelasan mengenai laporan Income audit
34
1. Room Rp 4.507.960 diperoleh dari total penjualan room pada tanggal 28
Desember 2011
2. Food Rp 840.000 diperoleh dari total penjualan food yang ada di room
3. Beverage Rp 0 tidak ada pemasukan penjualan beverage yang ada di room
4. Service Rp 534.835 diperoleh dari total penjualan atau pemberian jasa
service yang ada di room.
Suite : 1 X Rp 45.045 = Rp 45.045
Deluxe : 2 X Rp 36.165 = Rp 70.330
Moderate : 9 X Rp 22.730 = Rp 204.570
Standar : 13 X Rp 16.530 = Rp 214.890 +
= Rp 534.835
5. Taxes Rp 588.205 diperoleh dari total taxes yang ada di room
Suite : 1 X Rp 49.540 = Rp 49.540
Deluxe : 2 X Rp 38.685 = Rp 77.370
Moderate : 9 X Rp 24.995 = Rp 224.955
Standar : 13 X Rp 18.180 = Rp 336.340 +
= Rp 588.205
6. NET SERVICE TAXES TOTAL
Food Rp 962.000 Rp 8.635 Rp 9.815 Rp 980.700
Penjualan food yang ada di kamar Rp 840.000
Penjualan food di Restaurant Rp 122.250 +
Total penjualan food (NET) Rp 962.250
Angka sejumlah Rp 8.635 yang ada di kolom service diperoleh dari
penjualan service untuk Restaurant.
35
7. NET SERVICE TAXES TOTAL
Beverage Rp 3.300 Rp 0 Rp 0 Rp 3.300
Menunjukan adanya penjualan beverage di bagian Restaurant.
8. NET Rp 5.473.510, diperoleh dari:
Penjualan room Rp 4.507.960
Food (NET) Rp 962.250
Beverage (NET) Rp 3.300
SERVICE Rp 543.470 diperoleh dari:
Service untuk room Rp 534.835
Service untuk Restaurant Rp 8.535
TAXES Rp 598.020 diperoleh dari:
Taxes untuk room Rp. 588.205
Taxes untuk Restaurant Rp 9.815
9. Disc Room Rp 255.000, disc room terjadi karena adanya potongan harga
untuk sewa kamar. Angka ini diperoleh dari Night Audit Report.
10. Disc Card Rp 150.000, terjadi karena adanya potongan pembayaran sewa
kamar yang menggunakan kartu kredit. Angka ini diperoleh dari Night
Audit Report.
11. Compliment Food Rp 40.000, artinya pembayaran makan secara gratis
tidak dipungut bayaran dan biasanya hanya diberlakukan untuk tamu-tamu
tertentu. Jumlah angka ini diperoleh dari Night Audit Report.
12. Sub total Rp 6.615.000
Total Compliment Rp 445.000 –
36
Total Income Rp 6.170.000
Total Guest 50 persons artinya banyaknya tamu yang menginap 50 orang.
Total cash Rp 1.945.000, artinya dari seluruh pendapatan sebesar
Rp 6.170.000 ini hanya diperoleh uang secara tunai Rp 1.945.000 sisa
sebesar Rp 4.672.000 merupakan piutang yang masih harus ditagih.
13. - F & O Rp 6.026.000, diperoleh dari total room Rp 6.471.000
dikurangi total compliment Rp 445.000.
- OOD Rp 144.000, diperoleh dari total penjualan di Restaurant. OOD
ditambah dengan F & O maka hasilnya adalah total cek sebesar
Rp 6.170.000.
Total cek ini dibuat untuk pengendalian kebenaran antara penghitungan
total Income dengan pengecekan yang dilakukan.
Laporan Income audit ini merupakan transaksi tanggal 28 Desember
2011, tapi laporannya akan dikeluarkan tanggal 30 Desember 2011.
Laporan Income audit ini dibuat setiap hari kemudian direkapitulasi
untuk satu bulan. Kemudian tahap selanjutnya pembuatan laporan
keuangan laba/rugi.
C. Penyusunan Laporan Laba/Rugi Per 30 Desember 2011
Setelah laporan Income audit direkapitulasi dalam satu bulan maka
langkah berikutnya pembuatan laporan keuangan. Karena dalam laporan
kompetensi skill ini penulis meneliti mengenai pendapatan maka laporan
keuangan yang dibuat berupa laporan laba/rugi perusahaan.
37
Laporan laba/rugi ini dibuat setiap bulan kemudian direkapitulasi
dalam satu tahun. Berikut contoh laporan laba/rugi perusahaan pada per 30
Desember 2011
PROFIT OR LOSSTIRTA SANITA HOTEL PER 30 Desember 2011
SALES:Room Rp 85.315.450Food Rp 32.580.690 Beverage Rp 398.340 Telephone Rp 830.090 Faximili Rp 0 Laundry Rp 106.000 Drugstore Rp 1.928.310 + Gross Sales Rp 121.158.880Discount & Compliment Rp 12.638.500 -
Net Sales Rp 108.520.380
VARIABLE COST:Room Other Expense Rp 2.199.025Food Cost Rp 10.904.194Beverage Cost Rp 362.710 Food & BeverageOther Expense Rp 1.736.000Telephone Cost Rp 3.587.685Telex Cost Rp 0Laundry Cost Rp 53.050Drugstore Cost Rp 2.539.300 +
Total Variable cost Rp 21.381.964
CONSTAN COST:Payroll Related Expense Rp 2.937.300Salaries Wages Rp 18.981.200Administration & General Rp 15.300.505Advertensi & Promotion Rp 0HLP Rp 14.713.580Repair & Maintenance Rp 9.107.100 +
Total Constan Cost Rp 61.039.685 +Total Cost Rp 82.421.649
GROSS OPERATING PROFIT Rp 26.098.731
Cost Non Operating:Interest Rp 0Overhead Capital Expense Rp 889.568,64Owning Company Rp 5.446.100 Total Constan Cost Non Operating Rp 6.335.668, 64 - NET PROFIT Rp 19.763.062,36
D. Analisis Perbandingan Income audit
Dari uraian tentang Income audit diatas seperti yang sudah dijelaskan
pada bab-bab sebelumnya yaitu pada bab 2 secara teori dan bab 3 secara nyata
sesuai dengan manajemen Hotel Tirta Sanita, maka dapat diketahui bahwa
38
tidak ada perbedaan antara Income audit secara teori seperti yang yang
dikemukakan oleh Herdi S dalam buku Teori dan Praktik Akuntansi
Perhotelan misalnya saja dalam pencatatan penjualan kamar kepala bagian
Income audit melakukan pengecekan laporan hasil penjualan dari Front Office
berdasarkan bukti transaksi yang ada. Bagian Income audit juga berkewajiban
mengontrol penerimaan uang tunai yang terjadi selama satu hari, kemudian
bagian Income audit juga harus membuat laporan Income audit setiap hari
berdasarkan laporan yang dibuat oleh bagian Front Office, merekapitulasi
hasil penjualan kamar dalam satu hari, merekapitulasi hasil penjualan
makanan dan minuman dari Restaurant dan bar serta merekapitulasi hasil
penjualan produk lainnya secara harian.
Dalam praktiknya yang terjadi di Hotel Tirta Sanita mengenai Income
audit juga membahas dan menyatakan seperti itu yaitu bagian Income audit
melakukan pengecekan terhadap laporan yang dibuat oleh kasir dan Front
Office apakah laporan yang dibuat tersebut sesuai dengan bukti transaksi atau
tidak. Jika sesuai maka bagian Income audit membuat Laporan Income audit,
tapi jika tidak sesuai bagian Income audit harus menelusuri laporan tersebut
ke Front Office berdasarkan bukti transaksi. Jadi tidak ada perbedaan
pencatatan Income audit secara teori maupun praktik.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Hotel Tirta Sanita
mengenai pengelolaan dan pencatatan Income audit maka dapat ditarik suatu
kesimpulan yaitu :
1. Pencatatan dalam perolehan pendapatan itu harus dilakukan dengan teliti
dan dihitung dengan sebenar-benarnya oleh bagian Front Office hal ini
dilakukan sebagai pengujian dalam pembuatan laporan Income audit
2. Jenis penjualan Hotel sangat beragam, dimana hotel tidak hanya sekedar
menjual sewa kamar tapi juga menjual produk lain seperti Restaurant, bar,
penyewaan Banquet, jasa laundry, telepon & faximili dan sebagainya
3. Laporan Income audit adalah laporan pemeriksaan pendapatan yang
dilakukan oleh bagian Income audit dengan cara melakukan pengujian
yang benar antara bukti transaksi penjualan dengan laporan harian yang
dibuat oleh Front Office.
Menurut Aren's & Loebecke dalam buku Auditing tujuan audit umum
atas Laporan keuangan adalah :
"Tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independent adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum". (1995: 114)
Begitu juga dengan dibuatnya laporan Income audit yaitu untuk
menilai mengenai kewajaran pencatatan penjualan yang terjadi sesuai denagn
40
40
bukti transaksi yang ada. Untuk kemudian akan dilanjutkan dalam pembuatan
laporan keuangan laba rugi perusahaan.
Laporan laba rugi ini akan menjadi alat ukur perusahaan untuk menilai
mengenai pendapatan yang diperoleh apakah mengalami kenaikan atau
sebaliknya mengalami penurunan. Yaitu dengan cara membandingkan laporan
laba rugi sekarang dengan tahun sebelumnya.
B. Saran
1. Untuk mencegah kebocoran dalam siklus chek in dan chek out ini
sebaiknya dengan mengadakan pengawasan pada bagian receiption baik
mengenai pengawasan akuntansi maupun administrasi antara lain;
a. Melalui media (sarana) yang harus dibuat atau diprogram jika ada
tamu datang yang mempergunakan fasilitas kamar langsung tercatat
sebagai kamar yang terjual.
b. Melalui individu harus ada dalam bentuk pengawasan security yang
siap selalu mengawasi jika ada tamu yang mencurigakan untuk
mengadakan negosiasi.
c. Melakukan program rotasi antar karyawan yang akan meminimalkan
bentuk kecurangan yang mungkin terjadi.
2. Untuk mencegah terjadinya kolusi perlu diterapkan:
a. Praktek-praktek yang sehat yang harus diikuti dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap bagian organisasi misalnya mengadakan rotasi
antar pegawai beberapa waktu, cuti secara rutin, menerima pegawai
melalui training den lain-lain.
41
b. Merancang began organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi
secara tepat bahwa fungsi dari pencatatan terpisah dengan
penyimpanan dan pelaporan, seperti reception tidak boleh merangkap
sebagai kasir pada malam hari.
c. Sistim otorisasi atau pemberian wewenang serta prosedur pencatatan
yang layak agar tercapai pengawasan akuntansi yang cukup etas
aktiva, hutang-hutang, hasil dan biaya, seperti pembayaran atau
pembelian bahan harus dicek oleh pejabat yang berwenang
d. Pegawai-pegawai yang kualitasnya seimbang dengan tanggung
jawabnya.
3. Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap pembayaran dalam asing
dan kalau perlu menyamar sebagai tamu yang akan melakukan transaksi
jual beli mata uang asing.
42
DAFTAR PUSTAKA
Aliminsyah, SE dan Padji MA, Drs. 2003. Kamus Istilah Akuntansi. Cetakan I. Jakarta : Yrama Widya.
Arens and Loebbecke. 1995. Auditing : Pendekatan Terpadu. Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf Edisi Indonesia. Buku Satu. Jakarta : Salemba Empat.
Harahap, Syofyan Syafri, Drs, MSAC. 1994. Auditing Kontemporer. Editor Ivone Pongoh dan Suryadi Saat. Jakarta: Erlangga.
Harnanto. 2002. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku Satu. Yogyakarta : BPFE UGM.
Mulyadi, Drs, MSAC dan Kanaka Puradiredja. 1998. Auditing. Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf. Edisi 5. Buku Satu. Cetakan I. Jakarta:Salemba Empat.
Munawir, Drs. 2000. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 4. Liberty. Yogyakarta
Soemarso SR. 1992. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 4. Buku Satu. Jakarta: PT Rineka Cipta
Soewirjo, Herdi S Darmo. 2003. Teori dan Praktik Akuntansi Perhotelan. Yogyakarta : Andi.
Tuanakotta,Theodorus M. 1982. Auditing :Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik. Edisi 3. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI
Usap Review. 2002. Modul Teori dan Praktik Akuntansi Keuangan. Cetakan 2. Jakarta : Divisi Publikasi IAI.
43