Post on 20-Oct-2021
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL
BERBASIS MOBILE PADA PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA
(Studi Kasus: BNP2TKI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Disusun Oleh:
Azis Senoaji Prasetyotomo
1110093000024
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
ii
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GEOSPASIAL BERBASIS
MOBILE PADA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA
(Studi Kasus: BNP2TKI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sistem Informasi
Oleh:
AZIS SENOAJI PRASETYOTOMO
1110093000024
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR
HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI
SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU
LEMBAGA MANAPUN.
Depok, September 2014
Azis Senoaji Prasetyotomo
1110093000024
vi
ABSTRAK
AZIS SENOAJI PRASETYOTOMO, Pengembangan Sistem Informasi
Geospasial Berbasis Mobile pada Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Studi
Kasus : BNP2TKI) dibawah bimbingan ZAINUL ARHAM dan ERI
RUSTAMAJI
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
(BNP2TKI) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden. BNP2TKI memiliki fungsi pelaksanaan
kebijakan penempatan dan perlindungan TKI yang merupakan penyumbang devisa
negara terbesar ketiga. Salah satu tugas dari BNP2TKI dalam bidang perlindungan
TKI adalah menekan angka TKI bermasalah agar tren untuk menjadi TKI tidak
menurun. Permasalahan TKI mencakup penyanderaan, masalah masa kontrak kerja,
masalah upah yang tidak dibayarkan dan permasalahan-permasalahan lainnya.
Peraturan Presiden nomor 81 tahun 2006 menjelaskan bahwa perlindungan TKI
yang dilakukan oleh BNP2TKI meliputi masa pra-pemberangkatan, penempatan,
dan pemulangan. Sebagai upaya peningkatan kualitas dari perlindungan TKI yang
dilakukan BNP2TKI, penulis mengembangkan sebuah sistem informasi geospasial
yang memungkinkan pemerintah untuk memonitor keberadaan dan status masing-
masing TKI dan juga bagi TKI menjadi sebuah bentuk perlindungan digital. Sistem
dengan fungsi tersebut dibuat dalam versi mobile dengan platform IOS yang
dimaksudkan untuk meningkatkan fleksibilitas. Pengembangan sistem ini dibuat
dengan menggunakan metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD) yang
terdiri dari fase inception, elaboration, construction dan transition. Sistem ini
dirancang menggunakan Framework Cocoa pada bahasa pemrograman Objective-
C dengan pola MVC Programming dan didukung oleh teknologi PHP-JSON
sebagai API encoder untuk database MySQL. Pengujian sistem dilakukan dengan
metode pengujian Black Box. Hasil akhir dari pengembangan sistem ini adalah
Pemerintah dapat melakukan pemantauan keberadaan dan status TKI secara near
real time, dan TKI memiliki perangkat mobile untuk mengirim lokasi secara
otomatis, mengirim sinyal S.O.S, pengingat masa kontrak, dan mendapat rute
menuju kedubes RI.
Kata Kunci: Perlindungan TKI, Sistem Informasi Geospasial, OOAD, MVC
Programming, Framework Cocoa, Objective-C, PHP-JSON, API
V Bab + xx hal + 173 hal + 17 Lampiran + 16 Tabel + 58 Gambar
Daftar Pustaka: 36 (1998 – 2014)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan
Ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan
Sistem Informasi Geospasial pada Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Studi
Kasus: BNP2TKI).
Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu
baik moril dan materil dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, terutama kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Zulfiandri, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
di Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku sekretaris Program Studi Sistem
Informasi di Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan secara moral maupun
teknis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Eri Rustamaji, MBA selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan secara moral maupun
teknis dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
5. Bapak Drs. H. Mirwanto Manuwiyoto, MM. selaku Mantan Sekretaris
Direktorat Jenderal P2KT Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
yang telah memberikan begitu banyak masukan serta dukungan dalam
mencarikan tempat penelitian.
6. Bapak Ir. Agusdin Subiantoro, selaku Deputi bidang penempatan
BNP2TKI dan Bapak Drs. Muhammad Syafrie selaku Deputi bidang
perlindungan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
serta memberikan waktunya untuk diwawancarai oleh saya. Serta Mas
Wira, yang telah menyediakan data-data yang penulis butuhkan selama
masa penulisan skripsi serta semua pihak yang terlibat di BNP2TKI
yang telah banyak membantu penulis selama masa penulisan skripsi.
7. Orang tua penulis yang telah memberikan doa, dukungan moral dan
materi serta cinta untuk menyelesaikan skripsi ini. Serta adikku
tersayang yang telah senantiasa memberikan bantuan yang sanggup
dilakukan setiap kali penulis membutuhkan.
8. Teman-teman Almamater SI angkatan 2010 yang selalu memberikan
dukungan moril dan hiburan kepada penulis, setiap kali penulis
menghadapi masa-masa sulit selama mengerjakan skripsi.
Pada kesempatan ini saya ingin mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak apabila sewaktu menjalankan penelitian ini ada hal-hal yang kurang
berkenan dari saya.
ix
Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penelitian
selanjutnya dan semua yang membaca.
Depok, 9 September 2014
Azis Senoaji Prasetyotomo
1110093000024
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ....................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xviii
BAB I ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
1.4.1 Manfaat Bagi TKI ............................................................................. 9
1.4.2 Manfaat Bagi BNP2TKI ................................................................. 10
xi
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat ............................................................... 10
1.4.4 Manfaat Bagi Penulis ...................................................................... 10
1.4.5 Manfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah ........................................... 10
1.5 Metodologi Penelitian ............................................................................ 11
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................. 11
BAB II .................................................................................................................... 13
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ............................................................. 13
2.1.1 Pengertian Sistem ............................................................................ 13
2.1.2 Karakteristik Sistem ........................................................................ 14
2.1.3 Klasifikasi Sistem ........................................................................... 17
2.1.4 Pengertian Informasi ....................................................................... 19
2.1.5 Kualitas dan Nilai Informasi ........................................................... 19
2.1.6 Pengertian Sistem Informasi ........................................................... 20
2.1.7 Komponen Sistem Informasi .......................................................... 21
2.1.8 Sistem Informasi pada teknologi mobile ......................................... 23
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Geospasial .......................................... 23
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Geospasial ......................................... 23
2.2.2 Sistem Informasi Geospasial pada perangkat mobile...................... 24
2.3 Metode .................................................................................................... 25
2.3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 25
xii
2.3.2 Metode Object Oriented Analysis and Design ................................ 28
2.3.3 Pengujian Sistem ............................................................................. 36
2.3.4 Tools ................................................................................................ 39
2.4 Konsep Tenaga Kerja Indonesia ............................................................. 59
2.4.1 Pengertian Tenaga Kerja Indonesia ................................................ 59
2.4.2 Konsep Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia .... 61
2.5 Platform IOS ........................................................................................... 63
BAB III .................................................................................................................. 66
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 66
3.2 Data dan Perangkat Penelitian ................................................................ 66
3.2.1 Data Penelitian ................................................................................ 66
3.2.2 Perangkat Penelitian ........................................................................ 67
3.3 Metode Penelitian ................................................................................... 68
3.3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 68
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem ....................................................... 70
3.3.3 Alasan Menggunakan Metode OOAD ............................................ 74
3.4 Kerangka Berpikir .................................................................................. 76
BAB IV .................................................................................................................. 78
4.1 Gambaran Umum BNP2TKI .................................................................. 78
4.1.1 Latar Belakang dibentuknya BNP2TKI .......................................... 78
xiii
4.1.2 Visi dan Misi BNP2TKI ................................................................. 79
4.1.3 Fungsi BNP2TKI ............................................................................ 79
4.1.4 Tugas BNP2TKI ............................................................................. 80
4.1.5 Struktur Organisasi BNP2TKI ........................................................ 81
4.2 Pengumpulan Data ................................................................................. 84
4.2.1 Observasi ......................................................................................... 84
4.2.2 Wawancara ...................................................................................... 84
4.2.3 Angket atau Kuesioner .................................................................... 85
4.2.4 Studi Pustaka ................................................................................... 86
4.3 Pengembangan Sistem ............................................................................ 88
4.3.1 Inception .......................................................................................... 88
4.3.2 Elaboration ................................................................................... 108
4.3.3 Construction .................................................................................. 125
4.3.4 Transition ...................................................................................... 157
BAB V .................................................................................................................. 167
3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 167
3.2 Saran ..................................................................................................... 168
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 170
LAMPIRAN ......................................................................................................... 173
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL 3.1 Perbandingan Metode Pengembangan Sistem ................................... 75
TABEL 4.1 Pencocokan System Requirements fungsional terhadap aktor ............. 91
TABEL 4.2 Use case kirim koordinat secara otomatis ........................................... 97
TABEL 4.3 Use case kirim sinyal S.O.S ................................................................ 98
TABEL 4.4 Use case lihat rute menuju kedubes RI ............................................... 99
TABEL 4.5 Use case lihat masa kontrak .............................................................. 100
TABEL 4.6 Use case log in .................................................................................. 101
TABEL 4.7 Use case manajemen data clientApp ................................................. 102
TABEL 4.8 Use case manajerial data identitas TKI ............................................. 103
TABEL 4.9 Use case log out ................................................................................ 104
TABEL 4.10 Use case lihat lokasi TKI ................................................................ 105
TABEL 4.11 Use case lihat rute menuju lokasi TKI ............................................ 106
TABEL 4.12 Definisi Data ................................................................................... 129
TABEL 4.13 Pengujian pada tampilan adminApp ................................................ 160
TABEL 4.14 Pengujian pada tampilan serverApp ................................................ 161
TABEL 4.15 Pengujian pada tampilan clientApp ................................................. 162
xv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1.1 Grafik Jumlah Pengiriman TKI ke Luar Negeri .............................. 1
GAMBAR 1.2 Grafik Jumlah TKI yang bermasalah............................................... 2
GAMBAR 1.3 Grafik indeks OS mobile dilihat dari kemudahannya ..................... 5
GAMBAR 2.1 Karakteristik Sistem ...................................................................... 17
GAMBAR 2.2 Tahapan dan Aktivitas Proses Makro ............................................ 32
GAMBAR 2.3 Proses Mikro pada Proses Makro .................................................. 33
GAMBAR 2.4 Aktivitas Proses Mikro .................................................................. 34
GAMBAR 2.5 Tahapan Keseluruhan OOAD ........................................................ 36
GAMBAR 2.6 Contoh Context Diagram .............................................................. 40
GAMBAR 2.7 Contoh Use Case Diagram ............................................................ 42
GAMBAR 2.8 Contoh Activity Diagram ............................................................... 43
GAMBAR 2.9 Contoh Class Diagram .................................................................. 44
GAMBAR 2.10 Contoh Sequence Diagram .......................................................... 45
GAMBAR 2.11 Contoh Deployment Diagram ...................................................... 46
GAMBAR 2.12 Contoh MVC Pattern ................................................................... 50
GAMBAR 3.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 77
GAMBAR 4.1 Struktur Organisasi BNP2TKI ...................................................... 81
GAMBAR 4.2 Context Diagram dari SIGEPTKI ................................................. 89
GAMBAR 4.3 Mission Use Case Diagram awal SIGEPTKI................................ 93
xvi
GAMBAR 4.4 Mission Use Case Diagram dari keseluruhan SIGEPTKI ............ 94
GAMBAR 4.5 Use Case Diagram dari SIGEPTKI .............................................. 96
GAMBAR 4.6 Activity Diagram untuk use case Log in ...................................... 107
GAMBAR 4.7 Activity Diagram untuk use case manajemen data clientApp ..... 109
GAMBAR 4.8 Activity Diagram untuk use case manajemen data identitastki ... 111
GAMBAR 4.9 Activity Diagram untuk use case log out ..................................... 113
GAMBAR 4.10 Activity Diagram untuk use case lihat lokasi TKI ..................... 114
GAMBAR 4.11 Activity Diagram untuk use case lihat rute menuju lokasi TKI 115
GAMBAR 4.12 Activity Diagram untuk use case kirim koordinat ..................... 116
GAMBAR 4.13 Activity Diagram untuk use case kirim sinyal S.O.S ................ 118
GAMBAR 4.14 Activity Diagram untuk use case lihat rute menuju kedubes..... 119
GAMBAR 4.15 Activity Diagram untuk use case lihat masa kontrak ................ 120
GAMBAR 4.16 System Architecture dari SIGEPTKI ......................................... 121
GAMBAR 4.17 Deployment Diagram dari SIGEPTKI ...................................... 123
GAMBAR 4.18 Class Diagram awal dari SIGEPTKI ........................................ 124
GAMBAR 4.19 Class Diagram SIGEPTKI ........................................................ 127
GAMBAR 4.20 Struktur Database ...................................................................... 128
GAMBAR 4.21 Sequence Diagram Login .......................................................... 134
GAMBAR 4.22 Sequence Diagram add identitas TKI ....................................... 135
GAMBAR 4.23 Sequence Diagram edit identitas TKI ....................................... 136
xvii
GAMBAR 4.24 Sequence Diagram delete identitas TKI .................................... 137
GAMBAR 4.25 Sequence Diagram add clientApp ............................................. 138
GAMBAR 4.26 Sequence Diagram edit clientApp ............................................. 140
GAMBAR 4.27 Sequence Diagram log out ........................................................ 141
GAMBAR 4.28 Sequence Diagram delete clientApp .......................................... 142
GAMBAR 4.29 Sequence Diagram monitoring dan rute menuju lokasi TKII ... 143
GAMBAR 4.30 Sequence Diagram kirim koordinat lokasi TKI ........................ 144
GAMBAR 4.31 Sequence Diagram kirim sinyal S.O.S ...................................... 145
GAMBAR 4.32 Sequence Diagram menampilkan rute menuju kedubes............ 147
GAMBAR 4.33 Sequence Diagram menampilkan masa kontrak kerja .............. 148
GAMBAR 4.34 Storyboard adminApp ............................................................... 149
GAMBAR 4.35 Storyboard serverApp ............................................................... 150
GAMBAR 4.36 Storyboard clientApp ................................................................ 151
GAMBAR 4.37 Model MVC untuk membangun adminApp .............................. 152
GAMBAR 4.38 Model MVC untuk membangun serverApp .............................. 153
GAMBAR 4.39 Model MVC untuk membangun clientApp ............................... 154
GAMBAR 4.40 Prototype clientApp ................................................................... 155
GAMBAR 4.41 Prototype adminApp .................................................................. 157
GAMBAR 4.42 Prototype serverApp .................................................................. 158
xviii
DAFTAR SIMBOL
Diagram UML (Unified Modeling Language)
Nama Diagram Simbol Nama
Context Diagram
Actor
System
Participant
Mission Use
Cases Diagram
Packet System
Use Case
Diagram
Use case
Include
Activity Diagram
Initital Note
Final Note
xix
Decission Note
Activity
Fork
Deployment
Diagram
Node Name
Class Diagram
Class
Interface
Sequence
Diagram
Object Lifeline
Actor Lifeline
Message
xx
Return Messasge
Self Message
(Sumber: OOAD with Application, 2007)
MVC Pattern
MVC Pattern
Menyatakan unsur
wajib ada
Menyatakan unsur
wajib ada dengan
jumlah tidak tentu
Menyatakan unsur
yang tidak harus
ada
Menyatakan
hubungan secara
kontekstual secara
langsung
(Sumber: Avenue Pengembangan GIS, 2004)
60
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendapatan Negara yang dihasilkan dari devisa TKI pada tahun 2007 – 2013
rata-rata 6.5 miliar dolar AS (Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2014:8),
menempati peringkat ke 3 penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada tahun
2013 setelah sektor minyak dan gas bumi, dan minyak kelapa sawit (Kementrian
Keuangan, 2014: 1-3). Jumlah tersebut sangat mempengaruhi perkembangan
perekonomian makro Indonesia.
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Pengiriman TKI ke Luar Negeri Tahun 2007
- 2013 (BNP2TKI, 2014: 11)
69
6.7
46
64
4.7
31
63
2.1
72
57
5.8
04
58
6.8
02
49
4.6
09
51
2.1
68
15
2.8
87
14
8.6
00
10
3.1
88
12
4.6
84 21
0.1
16
21
4.8
25
23
5.1
70
54
3.8
59
49
6.1
31
52
8.9
84
45
1.1
20
37
6.6
86
27
9.7
84
27
6.9
98
0
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
800.000
2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3
OR
AN
G
TAHUN
Jumlah TKI Jumlah TKI Pria Jumlah TKI Wanita
2
Sedangkan tren jumlah Tenaga Kerja Indonesia dari tahun 2007 sampai
dengan 2013 mengalami penurunan rata-rata sebesar 5% sebagaimana yang
diperlihatkan pada Gambar 1.1. Hal ini merupakan dampak dari banyaknya
permasalahan yang terjadi pada TKI yang sedang bekerja di luar negeri yang
mempengaruhi minat warga Indonesia untuk menjadi TKI.
Permasalahan dari TKI, mencakup masa kontrak habis tetapi masih tetap
bekerja, mendapati majikan yang jahat, permasalahan dengan gaji atau upah sampai
dengan penyanderaan. Sebagaimana pada Gambar 1.2, jumlah TKI bermasalah dari
tahun 2007 – 2013 terjadi penurunan rata-rata 29%.
Gambar 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Indonesia yang bermasalah dari tahun
2010 – 2013 (BNP2TKI, 2014: 31)
54
.52
7
46
.62
6
44
.36
9
31
.67
6
18
.97
7
8.9
40
3.7
69
23
.33
2
17
.33
2
13
.28
7
8.4
35
4.0
32
2.0
34
2.7
33
31
19
5
29
29
4
31
08
2
23
24
1
14
94
5
69
06
10
36
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
2 0 0 7 2 0 0 8 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3
OR
AN
G
TAHUN
Jumlah TKI bermasalah Jumlah TKI Pria Bermasala
Jumlah TKI Wanita Bermasalah
3
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indoneisa, BNP2TKI
memiliki Deputi Bidang Perlindungan yang bertugas untuk merumuskan,
mengoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan teknis
perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang meliputi standarisasi, sosialisasi dan
pelaksanaan perlindungan mulai dari pra-pemberangkatan selama penempatan,
sampai dengan pemulangan. Perihal perlindungan selama pra-pemberangkatan,
penempatan, dan pemulangan juga tertulis lebih rinci pada Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Nomor: PER-18/MEN/IX/2007. Pada peraturan
menteri tersebut dituliskan bahwa perlindungan TKI selama pra-pemberangkatan
adalah memastikan kesiapan dari TKI tersebut sebelum penempatan dengan cara
sosialisasi dan memastikan perihal asuransi. Perlindungan pada masa penempatan
adalah perlindungan pada saat TKI bekerja di luar negeri. Sedangkan perlindungan
pada masa pemulangan adalah memastikan TKI yang sudah habis masa kontraknya
dipulangkan tepat waktu dan menjamin keselamatan TKI tersebut hingga kembali
ke agen masing-masing.
Belakangan ini Sistem Informasi Geospasial sering diterapkan pada
pemantauan obyek-obyek tertentu seperti dalam bidang perikanan dan
perlindungan satwa. Peneliti akan menerapkan Sistem Informasi Geospasial pada
perlindungan TKI yang bekerja di luar negeri dengan cara setiap individu memiliki
perangkat GPS (Global Potitioning System) tertentu dan kemudian mengirimkan
data posisi dengan periode waktu tertentu.
4
Diperlukan perangkat GPS yang kecil supaya dapat dibawa kemanapun TKI
itu pergi. Perkembangan teknologi smartphone yang semakin canggih
mengakibatkan perangkat GPS stand alone kini tidak lagi diperlukan jika seseorang
sudah memiliki smartphone. Sehingga setiap TKI hanya perlu menggenggam
smartphone yang berfungsi selain untuk kebutuhan komunikasi juga sebagai
pengirim titik koordinat kepada sistem monitoring. Teknologi GPS yang tertanam
pada smartphone sudah cukup akurat dalam memberikan petunjuk angka koordinat
suatu posisi.
Rata-rata pendidikan terakhir Tenaga Kerja Indonesia yang dikirim ke luar
negeri dari tahun 2007 – 2013 adalah lulusan SD 31.26%, lulusan SMP 37,4%,
lulusan SMA 24.37%, lulusan Diploma 5.66%, lulusan Sarjana 1.24%, lulusan
Pasca Sarjana 0.17% (sumber : BNP2TKI). Sehingga sebagian besar TKI adalah
lulusan SMA kebawah, maka diperlukan Sistem Operasi mobile yang mudah
digunakan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Pfieffer Report, Tahun 2013,
didapatkan nilai indeks sistem Operasi dilihat dari kemudahannya dalam
dioperasikan menyatakan bahwa sistem operasi yang paling mudah digunakan
adalah sistem operasi IOS 7 dan IOS 6 sebagaimana pada Gambar 1.3. Dari hasil
penelitian tersebut, penulis memilih sistem operasi IOS sebagai wadah untuk
menjalankan sistem.
5
Gambar 1.3 Grafik Nilai Indeks Sistem Operasi Mobile Dilihat dari
Kemudahannya (Pfeiffer Report, 2013: 7)
Dibandingkan dengan penelitian – penelitian sebelumnya tentang sistem
informasi geospasial monitoring obyek tertentu dengan judul “Aplikasi SIG web
untuk monitoring dan manajemen kualitas pendidikan sekolah menengah atas di
kota Solo Jawa Tengah” (Priyono, 2013: 1), “Aplikasi sistem informasi geografi
tingkat pencemaran industri di kabupaten gresik”, (Triono, et al, 2008: 1 -2) dan
“Applying internet geographic information system for water quality monitoring”,
(Jankowsky, 2007: 1 - 2) sistem yang akan dikembangkan oleh penulis sangatlah
berbeda karena 3 jurnal tersebut fokus terhadap pengamatan kualitas dari suatu
obyek pada area-area tertentu, sedangkan yang penulis buat adalah monitoring
keberadaan dan status obyek.
Begitu juga dengan penelitian lain dengan judul “Geospatial video
monitoring of nearshore benthic habitats of western biscayne bay (florida) using
73,2570
57,25
47
56
0
10
20
30
40
50
60
70
80
IOS 7 IOS 6 Android Windows Phone 8 Blackberry 10
Satu
an I
nd
eks
Sistem operasi
6
the shallow-water positioning system”, (Lirman, et al, 2008) memanfaatkan kamera
sebagai alat untuk memantau keberadaan dan status obyek dan “Application of GIS
to biodiversity monitoring”, (Department of Enviromental Sciences, 2003) dan
“Aplikasi sistem informasi geografis pengindraan jauh untuk monitoring area
sawah dengan data multitemporal”, (Muharram, et al, 2013) yang melakukan
monitoring terhadap kumpulan obyek yaitu flora dan fauna menggunakan
pengindraan jarak jauh.
Dilihat dari latar belakang diatas, ada dorongan untuk membuat Sistem
Informasi Geospasial yang terkait dengan pengawasan keberadaan lokasi dan status
TKI berbasis mobile dengan pendekatan Framework Cocoa pada Objective-C yang
merupakan Framework untuk mengembangkan sistem pada iOS atau Apple device.
Oleh karena itu, skripsi berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Geospasial
Berbasis Mobile pada Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (Studi Kasus:
BNP2TKI) layak dijadikan penelitian.
7
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka didapat
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Belum adanya location based services untuk keberadaan dan status TKI
di luar negeri pada BNP2TKI sehingga pemantauan keberadaan TKI
hanya bisa sampai lokasi terakhir penempatan kerja.
2. Tidak ada pemberitahuan awal kepada TKI jika masa kontraknya akan
berakhir untuk menghindari adanya masalah jika masa kontrak berakhir
namun TKI tersebut lupa atau tidak mengetahuinya.
3. Belum ada bentuk perlindungan digital yang dipegang oleh TKI seperti
pengingat masa kontrak kerja, petunjuk arah menuju Kantor Kedutaan
Indonesia, dan pengirim sinyal pemberitahuan bahwa TKI tersebut
sedang dalam bahaya.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan Identifikasi Masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis dan pengembangan sistem informasi geospasial
berbasis IOS yang dapat memonitor keberadaan dan status Tenaga Kerja
Indonesia yang sedang bekerja di luar negeri secara near real time.
2. Bagaimana memanfaatkan teknologi pada smartphone dengan sistem
operasi iOS untuk menyediakan perlindungan digital bagi TKI.
8
1.1 Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka batasan masalah dari penelitian
ini adalah:
1. Analisis dan pengembangan sistem dilakukan di Deputi Perlindungan
pada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI.
2. SIGEPTKI merupakan Sistem Informasi Geospasial yang dapat
memonitor keberadaan dan status TKI sebagai bentuk perlindungan
digital yang disediakan oleh pemerintah. Sistem ini dapat mengirimkan
keberadaan near real time TKI, pemberitahuan masa kontrak kerja,
menyediakan rute menuju kedubes RI, dan mengirimkan sinyal S.O.S
(Save Our Soul) ke Kedubes RI di negara TKI tersebut bekerja.
3. Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah Object Oriented
Analysis and Design (OOAD) sampai pada level implementasi
prototype (transition). Tools yang digunakan dalam pengembangan
sistem adalah Objective-C ver. 2.0 , JSON ver. 6.0, dan MySQL ver.
5.6.21.
4. Pengujian prototype dari sistem yang sudah dibangun dijalankan di
perangkat dengan sistem Operasi IOS 7, yaitu iPad retina display
sebagai server dan iPhone 4s sebagai client.
9
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan Umum:
Mengembangkan Sistem Informasi Geospasial berbasis mobile pada
perlindungan TKI di BNP2TKI
Tujuan Khusus:
1. Mengembangkan sistem monitoring keberadaan dan status dari setiap
TKI yang bekerja di luar negeri secara near real time
2. Mengembangkan sistem penyedia lokasi dan rute menuju kantor
Kedutaan Indonesia kepada TKI
3. Mengembangkan sistem pengingat masa kontrak bekerja masing-
masing TKI
4. Mengembangkan sistem pengirim sinyal S.O.S (Save Our Soul) dari
TKI menuju Kedubes RI setempat
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Bagi TKI
1. Mendapatkan Informasi mengenai masa visa atau kontrak dan pengingat
sehingga diharapkan tidak ada lagi masalah tentang masa kontrak
bekerja.
2. Memberikan petunjuk arah menuju kedutaan Indonesia di negara
masing-masing TKI bekerja.
10
1.5.2 Manfaat Bagi BNP2TKI
1. Meningkatkan jaminan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia
yang bekerja di luar negeri seperti yang dituliskan pada UU No. 39
Tahun 2004 dan Perpres RI No. 81 Tahun 2006
2. Memudahkan BNP2TKI untuk melacak lokasi TKI yang sedang
mengalami masalah.
1.5.3 Manfaat Bagi Masyarakat
1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat akan kinerja pemerintah
khususnya dalam bidang jaminan perlindungan TKI di luar negeri.
1.5.4 Manfaat Bagi Penulis
1. Memberikan pemahaman menyeluruh mengenai penerapan Sistem
Informasi Geospasial berbasis mobile dengan metodologi Object
Oriented Analysis and Design.
2. Mendapat pengalaman terhadap tahapan penelitian dalam
pengembangan Sistem Informasi Geospasial berbasis mobile dengan
pendekatan Cocoa pada Objective-C.
1.5.5 Manfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah
1. Penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian
berikutnya dalam pengembangan Sistem Informasi Geospasial berbasis
mobile pada monitoring suatu obyek.
11
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian didalam penelitian ini menggunakan beberapa
metode yang bertujuan mempermudah dalam melakukan analisis dan
pengembangan aplikasi, yaitu metode pengumpulan data dan metode
pengembangan sistem. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,
wawancara, dan studi pustaka serta metode pengembangan sistem yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu Object Oriented Analysis and Design (OOAD).
1.7 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan ini dibagi menjadi lima (5) bab. Adapun isi
dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:
BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan latar belakang dibuatnya penulisan ini, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan yang masing-masing dijelaskan pada
tiap bab.
BAB 2. LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang digunakan
sebagai landasan atau dasar dari penelitian ini.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode penelitian yang mencakup kerangka
berpikir, metode pengumpulan data, dan metode pengembangan sistem
yang digunakan dalam mengembangkan sistem informasi geospasial
12
monitoring TKI berbasis mobile dengan pendekatan Framework Cocoa
pada Objective-C.
BAB 4. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian, analisis dan pengujian tentang
sistem informasi geospasial monitoring TKI berbasis mobile dengan
pendekatan Framework Cocoa pada Objective-C.
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab
sebelumnya, dan juga berisi saran-saran perbaikan terhadap sistem yang
dihasilkan.
60
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah sekumpulan atau bagian-bagian yang mempunyai kaitan satu
sama lain, yang bersama-sama beraksi menurut pola tertentu terhadap masukan
dengan tujuan menghasilkan keluaran. “Sistem adalah kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Jogiyanto, 2005 :
34). Sistem secara luas dapat didefinisikan sebagai sekumpulan elemen-elemen
yang saling berhubungan dan saling bergantungan untuk mencapai suatu tujuan.
McLeod berpendapat sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu pula Robert G Murdick
mendefinisikan sistem sebagai seperangkat elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama (Ladjamudin, 2005 : 3).
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem yaitu
yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau
elemennya.
a. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur
mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-
14
prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
b. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen atau
elemennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :
1) Sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi
bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud.
2) Sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling bergantung, satu sama lain dan terpadu.
3) Sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud
yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
4) Sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Sebuah sistem memiliki suatu karakterisrik atau sifat- sifat tertentu yang
merincikan bahwa itu adalah suatu sistem. Adapun karakter dari sistem itu adalah
(Jogiyanto, 2005 : 3-6) :
a. Komponen Sistem (Components)
Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi,
saling bekerjasama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen
tersebut dapat berupa suatu subsystem atau bagian dari setiap sistem,
tidak peduli seberapa kecil sistem tersebut. Setiap subsystem memiliki
sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan
15
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat
memiliki sebuah sistem yang lebih besar yang disebut Supra System.
b. Batasan Sistem (Boundary)
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem
dengan sistem lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan
sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.
c. Lingkungan Luar Sistem (Environment)
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang mempengaruhi
operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan
dan dapat juga merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang
menguntungkan merupakan energi dari sistem sehingga harus dijaga
dan dipelihara, sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan
dan dikendalikan karena dapat mengganggu kelangsungan hidup dari
sistem.
d. Penghubung Sistem (Interface)
Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan sistem
dengan subsystem lainnya. Keluran dari suatu subsystem akan menjadi
masukan bagi subsystem lainnya melalui penghubung ini sehingga
terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk kesatuan.
16
e. Masukan Sistem (Input)
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan ini
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) atau masukan
sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan
agar sistem tersebut dapat beroperasi. Sedangkan signal input adalah
energi yang diproses untuk mendapat keluaran.
f. Pengolahan (Process)
Suatu sistem harus mempunyai bagian pengolah yang akan merubah
masukan menjadi keluaran.
g. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran adalah hasil dari energi yang telah diolah kemudian
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna atau sisa pembuangan.
Keluaran dapat merupakan masukan bagi subsystem yang lain atau bagi
supra system.
h. Sasaran Sistem (Objective)
Sasaran dari suatu sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan
dan keluaran yang dihasilkan. Jika sistem tidak memiliki sasaran maka
operasi tidak akan berguna. Karakteristik sistem dapat digambarkan
sebagai berikut :
17
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem (Jogiyanto 2005 : 6)
2.1.3 Klasifikasi Sistem
Selain karakteristik yang telah dijelaskan di atas sistem juga dapat
diklasifikasikan yang dilihat dari beberapa sudut pandang, diantaranya adalah
sebagai berikut (Jogiyanto, 2005 : 6) :
a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang berupa pemikiran
atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya sistem teologi
yaitu sistem yang berupa pemikiran manusia dengan Tuhan. Sedangkan
sistem fisik (physical system) adalah sistem yang ada secara fisik,
misalnya sistem komputer, sistem produksi dan lain sebagainya.
18
b. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah (natural system) adalah sistem yang terjadi melalui
proses alam, tidak dibuat oleh manusia. Sedangkan sistem buatan
manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan
manusia melibatkan interaksi antara dengan mesin yang disebut human-
machine system atau ada yang menyebut man-machine system.
c. Sistem Determinasi dan Sistem Probabilitas
Sistem determinasi (deterministic system) adalah sistem yang beroperasi
dengan tingkah laku yang dapat diprediksi, misalnya sistem komputer.
Sistem ini dapat dipastikan berdasarkan program-program yang
dijalankan. Sedangkan sistem probabilitas (probabilistic system) adalah
sistem yang masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung
unsur probabilistik.
d. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak berhubungan
dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luar. Sistem ini bekerja secara
otomatis tanpa campur tangan pihak luar. Sedangkan sistem terbuka
(open system) sistem yang berhubungan dan dipengaruhi oleh sistem
luar. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk
subsystem lain.
19
2.1.4 Pengertian Informasi
Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara,
tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang
menerimanya. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih
berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau
mendatang. “Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya” (Jogiyanto, 2005 : 8). Raymond McLeod
mendefinisikan informasi sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
berarti bagi penerimanya. Alat pengolahan informasi dapat meliputi elemen
komputer, elemen non komputer atau kombinasinya (Ladjamudin, 2005 : 9).
2.1.5 Kualitas dan Nilai Informasi
Kualitas sistem informasi tergantung pada (Jogiyanto, 2005 : 10) :
a. Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak
menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas menceritakan
maksudnya.
b. Tepat waktu, informasi yang diterima tidak boleh terlambat. Informasi
yang telah usang tidak mempunyai nilai tinggi, karena informasi
merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila
pengambilan keputusan lambat maka akan berakibat fatal bagi
organisasi tersebut.
20
c. Relevan, informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya
berbeda.
Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan
bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya
digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit
untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan
biaya untuk memperolehnya. Hal itu disebabkan karena sebagian besar informasi
dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.
2.1.6 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi, yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005 : 11).
Sementara menurut Robet A. Letch dan K. Roscoe Davis, sistem informasi adalah
suatu sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari
suatu organisasai dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
ditentukan. Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut (Ladjamudin,
2005 : 13).
21
a. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen-
komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu
menyajikan informasi.
b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan
memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk
mengendalikan organisasi.
c. Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan
2.1.7 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi dapat terdiri dari komponen-komponen yang disebut
dengan istilah blok bangunan (building block), yaitu blok masukan (input block),
blok model (model block), blok dasar data (database block) dan blok kendali
(control block). Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
sasarannya (Jogiyanto, 2005 : 42).
a. Blok Masukan
Merupakan input yang mewakili data yang masuk kedalam sistem
informasi yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.
22
b. Blok Model
Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik
yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis
data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan.
c. Blok Keluaran
Merupakan keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan
dokumentasi yang berguna.
d. Blok Teknologi
Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dalam sistem informasi.
Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan, dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan
keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e. Blok Basis Data
Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan
digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
f. Blok Kendali
Untuk upaya sistem informasi dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan, maka perlu diterapkan pengendalian-pengendalian di
dalamnya
23
2.1.8 Sistem Informasi pada teknologi mobile
Sistem Informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer, namun
Sistem Informasi saat ini banyak menggunakan teknologi mobile. Transaksi bisnis
kerap terjadi melalui teknologi mobile seperti smartphone, tablet, iPad dan
perangkat mobile lainnya.
Sistem Informasi pada teknologi mobile lebih mudah digunakan oleh end-
user karena sisi praktis yang tidak perlu menggunakan perangkat PC atau laptop.
Menurut Pernici & Barbara (2006: 22), SI pada mobile biasanya memiliki database
yang terpisah dan diletakkan secara online. Transaksi bisnis pada teknologi mobile
dilakukan berdasarkan konsep client-server. Perangkat mobile berperang sebagai
client dan webservice berperan sebagai server. Komunikasi dan pertukaran data
berlangsung melalui internet. Popularitas SI pada mobile didukung oleh teknologi
perangkat mobile yang semakin canggih dan koneksi internet yang semakin mudah
didapat.
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Geospasial
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Geospasial
Menurut UU No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Spasial pasal 1 – 4
menjelaskan bahwa spasial adalah aspek keruangan suatu obyek atau kejadian yang
mencakup lokasi, letak, dan posisinya. Geospasial atau ruang kebumian adalah
aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu obyek atau
24
kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan
dalam sistem koordinat tertentu.
Gesospasial memiliki unsur data geospasial, yaitu data tentang lokasi
geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik obyek alam dan/atau buatan
manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Informasi
Geospasial yang selanjutnya disingkat adalah data geospasial yang sudah diolah
sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan,
pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan
ruang kebumian.
Dari seluruh penjelasan tentang apa itu geospasial, maka dapat disimpulkan
bahwa Sistem Informasi Geospasial adalah sistem komputerisasi yang dapat
menampilkan informasi geospasial serta melakukan transaksi data geospasial
secara otomatis.
2.2.2 Sistem Informasi Geospasial pada perangkat mobile
Menurut Wang (2009: 1), geospasial erat kaitannya dengan teknologi GPS
(Global Positioning System), GPS merupakan alat untuk mengetahui posisi
berdasarkan koordinat dengan bantuan satelit. Sistem Informasi Geospasial
belakangan ini sangat didukung oleh kecanggihan perangkat mobile terutama
smartphone karena disetiap smartphone sudah ditanamkan teknologi GPS.
Teknologi GPS yang telah tertanam pada smartphone memungkinkan
pengembangan Sistem Informasi Geospasial berbasis mobile dilakukan pada
dengan berbagai manipulasi fitur. Dengan software dan paket data yang tepat dari
25
provider telekomunikasi, maka smartphone yang dilengkapi dengan fitur GPS
mampu bekerja untuk memberikan informasi lokasi
Pada penelitian yang dilakukan oleh Wang (2009: 3 - 6), menyatakan bahwa
cara kerja GPS Receiver hampir sama dengan sinyal telepon, yaitu dengan
menggunakan gelombang radio. Namun, tidak layaknya sinyal seluler yang
menggunakan tower, GPS ini menggunakan 30 satelit yg saat ini berada di orbit
bumi. Saat ini GPS hanya menggunakan 27 satelit, dan 3 satelit lainnya digunakan
untuk backup apabila terjadi kerusakan satelit. Oleh karena itulah GPS lebih akurat
dalam menunjukkan lokasi karena tidak terhalang oleh beberapa faktor penghalang
seperti tower seluler.
2.3 Metode
2.3.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu proses atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Pada penelitian
ini, peneliti membutuhkan data-data pendukung untuk membangun sistem
informasi geospasial berbasis mobile. Menurut Nazir (1998: 7), metode
pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan.
2.3.1.1 Observasi
Menurut Supardi (2006:88), “Metode observasi merupakan metode
pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara
sistematik gejala-gejala yang diselidiki”
26
Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data
tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat re-
checkingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh
sebelumnya.Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik.
2.3.1.2 Wawancara
Menurut Sugiono (2009:317) : “Wawancara adalah pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan wawancara, peneliti
akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa
ditemukan melalui observasi”.
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya
jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk
suatu penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan
sehari-hari adalah antara lain:
• Pewawancara dan responden biasanya belum saling kenal-mengenal
sebelumnya.
• Responden selalu menjawab pertanyaan.
• Pewawancara selalu bertanya.
27
• Pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada suatu jawaban,
tetapi harus selalu bersifat netral.
• Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah dibuat
sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide.
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan
penelitian. Tanya jawab ‘sepihak’ berarti bahwa pengumpul data yang aktif
bertanya, sermentara pihak yang ditanya aktif memberikan jawaban atau tanggapan.
Dari definisi itu, kita juga dapat mengetahuibahwa Tanya jawab dilakukan secara
sistematis, telah terencana, dan mengacu pada tujuan penelitian yang dilakukan.
2.3.1.3 Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-
formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan
informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis, 2008: 66)
2.3.1.4 Studi Pustaka
Menurut Nazir (1998: 112) “Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting
dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah
melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik penelitian.
28
Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari
kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari : buku,
jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang
sesuai (internet, koran dll)”.
2.3.2 Metode Object Oriented Analysis and Design
2.3.2.1 Konsep Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
Metodologi Booch’s Object Oriented Analysis & Design, selanjutnya
disingkat OOAD, merupakan penggabungan 3 (tiga) pendekatan, yaitu: Object
Oriented Design (OOD), Object Oriented Analysis (OOA) dan Object Oriented
Programming (OOP).
OOA merupakan metode analisis yang memeriksa kebutuhan (requirement)
berdasarkan prespektif pengumpulan obyek-obyek dan kelas-kelas dalam sebuah
domain problem, sedangkan OOD merupakan sebuah metode mendesain yang
mencakup proses pendekompoisisan obyek dan digambarkan dalam notasi
sehingga bisa menggambarkan static dan dynamic model sistem baik secara logical
dan/atau physical (Booch, et al, 2007: 42).
Berdasarkan pengertian ini, ada 2 (dua) hal penting yang harus ditekankan
dalam OOD, yaitu:
1. OOD menggunakan teknik object oriented decomposition
2. Menggunakan notasi yang berbeda untuk menggambarkan model
logical struktur obyek dan kelas, dan model physical dari arsitektur
29
modul dan proses dalam sebuah aspek sistem baik statis maupun
dinamis.
OOP merupakan sebuah metode untuk mengimplementasikan program
yang diorganisasikan sebagai kumpulan obyek dimana tiap-tiap obyek merupakan
instan dari sebuah kelas dan kelas merupakan salah satu dari kumpulan kelas yang
saling berhubungan secara hirarki menggunakan inheritance relationship (Booch,
et al, 2007: 41).
Berdasarkan pengertian ini, ada 3 (tiga) hal penting yang harus ditekankan
dalam OOP, yaitu:
1. OOP menggunakan obyek sebagai dasar dalam membangun program,
bukan algoritma.
2. Obyek merupakan instan dari sebuah kelas
3. Setiap kelas dihubungkan menggunakan inheritance relationship atau
yang kita kenal dengan istilah pewarisan, sehingga bahasa pemograman
yang tidak mendukung inheritance tidak bisa mengimplementasikan
OOP.
Hubungan antara OOA, OOD dan OOP adalah: hasil pemodelan atau
pengumpulan obyek dari OOA akan digunakan oleh OOD dan hasil dari OOD akan
digunakan sebagai blueprint untuk membangun sistem dengan menggunakan OOP..
30
2.3.2.2 Proses Dalam OOAD
1. Macro Process
Proses makro merupakan penjelasan keseluruhan proses dari siklus hidup
pengembangan sistem yang menyediakan sebuah kerangka kerja untuk proses
mikro, proses mikro itu sendiri terdapat pada tahap analisis dan desain. Tahapan
dalam proses makro adalah sebagai berikut:
a. Requirement
Pada tahap requirement menjelaskan tentang bagaimana membuat
dan menjaga sebuah perjanjian kerjasama dengan customer dan stakeholder
mengenai apa yang harus dilakukan pada pembuatan sistem, misalnya
kebutuhan-kebutuhan dari suatu sistem seperti fungsi-fungsi apa saja yang
akan digunakan oleh sistem, fitur-fitur apa saja yang akan dipakai dalam
pembuatan sistem, siapa saja user yang terlibat atau yang memakai sistem
tersebut dan lain sebagainya. Selain itu, tahapan ini juga mendefinisikan
batasan-batasan dari suatu sistem yang akan dibuat.
b. Analysis and Design
Tahapan ini menjelaskan bagaimana mengkonversi kebutuhan-
kebutuhan sistem yang telah dibuat sebelumnya menjadi sebuah bentuk
rancangan sistem. Yang mana rancangan tersebut disajikan sebagai
spesifikasi dari implementasi sistem dalam memilih lingkungan
penerapannya. Selain itu, tahapan analisis dan desain juga mencakup dalam
mengembangkan sebuah arsitektur/bentuk rancangan yang kokoh untuk
31
sebuah sistem dan menetapkan mekanisme umum yang harus digunakan
oleh elemen-elemen yang berbeda dari sistem.
c. Implementation
Setelah membuat suatu kebutuhan sistem, menganalisis dan
merancang sistem yang akan dibuat. Kemudian pada tahap ini dilakukan
implementasi unit sistem dan menggabungkan rancangan dengan sistem,
maksudnya adalah mengimplementasikan rancangan tersebut dalam sebuah
sistem atau program dalam bentuk coding program. Selain itu juga
menghasilkan sebuah sistem yang sudah dapat dijalankan.
d. Test
Tes/pengujian dilakukan untuk meyakinkan bahwa sistem telah
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya
(kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah menerapkan yang sewajarnya).
Memvalidasi fungsi sistem yang telah konkrit kemudian didemonstrasikan
bahwa produk software tersebut sesuai dengan kebutuhan dan rancangan
yang telah dibuat sebelumnya.
e. Deployment
Meyakinkan bahwa produk software tersebut (termasuk
implementasi dan pengujian) telah tersedia untuk end user atau sudah dapat
digunakan oleh pengguna akhir. Proses makro memiliki aktivitas-aktivitas
pendukung di dalam pembuatan software-nya yang mencakup Project
Management, Configuration and Change Management dan Environment.
Penjelasan mengenai aktivitas pendukung tersebut adalah sebagai berikut:
32
1. Project Managemment
Project Manajement dilakukan untuk mengelola proyek
pengembangan software, meliputi perencanaan, staffing dan
monitoring proyek serta mengatur resiko yang mungkin terjadi.
2. Configuration and Change Management
Mengidentifikasi konfigurasi setiap item, mengontrol perubahan
pada setiap item dan mengatur konfigurasi pada setiap item.
3. Environment
Menyediakan sebuah lingkungan pengembangan software,
meliputi proses keduanya (project management, configuration
dan change management) dan alat-alat yang mendukung tim
pengembang software. Jadi pada environment, perusahaan
menyediakan sebuah lingkungan untuk pengembangan sebuah
software serta menyediakan alat-alat apa saja yang dibutuhkan
oleh pengembang software dalam mengerjakan proyeknya.
Gambar 2.2 adalah Gambaran dari setiap tahapan dalam proses makro
Gambar 2.2 Tahapan dan Aktivitas Proses Makro (Booch, et al: 2007: 263)
33
2. Micro Process
Pada proses mikro ini, meliputi proses analysis and design (proses mikro)
dengan melihat aktivitas apa yang dilaksanakan dan mengerjakan produk apa yang
dihasilkan. Proses mikro merupakan bagian dari proses makro seperti yang terdapat
pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Proses Mikro pada Proses Makro (Booch, et al, 2007: 273)
Pada analisis terfokus pada behavior (perilaku) bukan form (bentuk). Dalam
analisis mencari model dunia dengan mengidentifikasi unsur-unsur yang
membentuk kosa kata yang berasal dari problem domain dan mendeskripsikan
roles, responsibilities dan collaborations. Sedangkan pada desain diciptakan unsur-
unsur yang menyediakan behavior dari unsur analisis yang diperlukan (Booch, et
al, 2007: 272 – 276). Produk utama dari proses mikro ialah:
1. Architecture description, menjelaskan arsitektur sistem, termasuk
deskripsi mekanisme umum. Uraian tersebut meliputi arsitektural
aspek penting dari analisis/desain model.
2. Analysis/design model, mencakup analisis dan elemen desain solusi
perangkat lunak dan organisasi mereka, serta realisasi yang
34
menjelaskan bagaimana kebutuhan perilaku sistem yang diwujudkan
dalam hal elemen-elemen.
Di dalam proses mikro terdiri dari 4 aktivitas seperti yang tergambar pada
Gambar 2.4, aktivitas-aktivitas yang terdapat pada proses mikro ialah:
a. Identify the elements
Menemukan elemen-elemen yang akan dikerjakan.
b. Define the collaborations between the elements
Mendeskripsikan bagaimana mengidentifikasi kerjasama antara elemen
untuk menyediakan kebutuhan tingkah laku sistem.
c. Define the relationships between the element
Mendefinisikan hubungan antar elemen untuk mendukung kerjasama
antar elemen.
d. Define the semantics of the elements
Membangun behavior dan attributes dari pengidentifikasian elemen.
Menyiapkan elemen untuk level abstraksi selanjutnya.
Gambar 2.4 Aktivitas Proses Mikro (Booch, et al, 2007: 283)
35
2.3.2.3 Aktivitas Utama dalam Object Oriented Analysis and Design (OOAD)
Pada metodologi OOAD dalam pengembangan sistem (Booch et al, 2007:
281-301), Metodologi OOAD memiliki 4 aktivitas utama yaitu Inception,
Elaboration, Construction, dan Transition. Aktifitas OOAD secara keseluruhan
digambarkan pada Gambar 2.5.
1. Inception
Tahapan Inception (awal) pada pengembangan sistem dengan
metode OOAD ini ialah tahap membangun arsitektur sistem yang benar-
benar memprioritaskan system requirements, tanpa melihat sisi secara teknis
(pemrograman, database, dsb.). Pada tahap membangun arsitektur Sistem
ini, difokuskan pada perancangan elemen-elemen dan subsistem dan
mengalokasikan fungsi-fungsi untuk elemen dan subsistem supaya
memenuhi sistem requirements.
2. Elaboration
Secara singkat tahap elaboration adalah tahap perincian sistem.
Pada tahap ini, adalah merincikan setiap tahapan yang sudah dibuat pada
tahap inception sebagai bentuk peralihan dari pendekatan sistem arsitektur
yang berfokus hanya pada system requirement dan bagaimana sistem itu
beroperasi ke pendekatan sistem arsitektur secara teknis.
3. Construction
Tahap Construction adalah tahapan paling bawah (low-level) dari
penggambaran sistem. Pada tahap ini, sistem yang akan dibuat
dideskripsikan secara lebih rinci dengan pendekatan ke sisi teknis
36
pemrogramannya. Perancangan database, fitur-fitur sistem, interface dan
seluruh deskripsi teknis mengenai sistem dijelaskan pada fase ini.
4. Transition
Pada tahap akhir adalah tahap dimana sistem sudah siap untuk
digunakan oleh user. Tahap ini menampilkan hasil dari uji coba sistem.
Gambar 2.5 Tahapan keseluruhan OOAD (Booch, et al. 2007: 263)
2.3.3 Pengujian Sistem
Pengujian adalah proses pemeriksaan/evaluasi sistem atau komponen
sistem secara manual atau otomatis untuk memverifikasi apakah sistem memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang dispesifikasikan/mengidentifikasi perbedaan antara
hasil yang diharapkan dengan hasil yang terjadi (Pressman, 2010: 526). Terdapat 2
jenis pengujian sistem yaitu Black Box Testing dan White Box Testing.
37
2.3.4.1 White Box Testing
Menurut Pressman (2010: 533), White-Box Testing adalah metode desain
test case yang menggunakan struktur kontrol desain prosedural untuk memperoleh
test case. Dengan menggunakan metode pengujian ini akan didaptkan test cases:
1. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul
telah digunakan paling tidak satu kali
2. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false
3. Mengekseskusi semua looping pada batasan tertentu
4. Dan menggunakan struktur data internal yang menjamin validitasnya
2.3.4.2 Black Box Testing
Menurut Pressman (2010: 551), Black-Box Testing adalah metode
pengujian yang berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Pengujian
ini berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut :
1. Fungsi – fungsi yang tidak benar atau hilang,
2. Kesalahan interface,
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal,
4. Kesalahan kinerja
2.3.4.3 Alasan menggunakan Black Box Testing
Pada Black Box Testing kita mencoba beragam masukan dan memeriksa
keluaran yang dihasilkan. Kita dapat mempelajari apa yang dilakukan kotak, tetapi
tidak mengetahui sama sekali mengenai cara konversi dilakukan. Teknik ini juga
dapat digunakan untuk pengujian berbasis skenario, dimana isi dalam sistem
38
mungkin tidak tersedia untuk diinspeksi melainkan masukan dan keluaran yang
diidentifikasikan dengan use case dan informasi analis yang lain (Pressman, 2010 :
547).
Dalam skripsi ini peneliti melakukan pengujian sistem menggunakan
metode Black Box Testing atau Pengujian Kotak Hitam karena,
1. Black Box Testing memungkinkan penulis untuk memiliki sebagian
besar tingkat pengujian, yang sebagian besarnya dapat
diimplementasikan dengan Black Box Testing
2. Black Box Testing bukan merupakan alternatif dari pengujian White Box
Testing. Sebaliknya, Black Box Testing adalah pendekatan
komplementer yang mungkin untuk mengungkap kelas yang berbeda
dari kesalahan daripada metode White Box Testing.
3. Untuk tingkat pengujian yang dapat dilakukan baik dengan White Box
Testing, Black Box Testing memerlukan lebih sedikit sumber
dibandingkan dengan yang dibutuhkan oleh White Box Testing pada
paket software yang sama. Hal itu dikarenakan karakter White Box
Testing membatasi penggunaanya untuk modul software yang sangat
berisiko tinggi untuk gagal, yang sangat penting untuk mengidentifikasi
dan mengoreksi sebanyak mungkin kesalahan software.
39
2.3.4 Tools
2.3.4.1 Unified Modelling Language (UML)
Diagram UML
UML menawarkan sembilan diagram yang dikelompokkan menjadi lima
perspektif berbeda untuk memodelkan suatu sistem. Diagram UML menyajikan
perspektif yang berbeda mengenai sistem informasi. Bagian berikut menjelaskan
berbagai diagram UML beserta pengertiannya (Whitten & Bentley, 2005 : 417-
419).
a. Context Diagram
Context Diagram merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram aliran
data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem secara
keseluruhan. Proses tersebut diberi nomor nol. Semua entitas eksternal
yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran data-aliran data
utama menuju dan dari sistem. Diagram tersebut tidak memuat
penyimpanan data dan tampak sederhana untuk diciptakan, begitu
entitas-entitas eksternal serta aliran data-aliran data menuju dan dari
sistem diketahui menganalisis dari wawancara dengan user dan sebagai
hasil analisis dokumen.
40
Gambar 2.6 Contoh Context Diagram (Booch, et al, 2007: 160)
b. Use Case Diagram
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara
sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, secara
grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan
dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan
sistem. Sebagaimana pada contoh use case diagram pada Gambar 2.6
sebuah use case diagram melukiskan (Whitten & Bentley, 2005 : 257-
260) :
1) Actor
Actor merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
pengguna aplikasi atau apapun yang berinteraksi dengan sistem
41
untuk mengolah informasi. Actor bisa berupa orang, hardware, atau
sistem informasi lain yang berinteraksi dengan use case
2) Use case
Use case menggambarkan fungsi sistem dari perspektif user
eksternal dengan cara yang mereka pahami. Use case dibuat
berdasarkan proses-proses yang dilakukan untuk kepentingan actor
untuk menggambarkan apa yang dikerjakan oleh aplikasi, bukan
bagaimana aplikasi mengerjakannya (logical).
3) Relationship
Relationship dilukiskan sebagai garis lurus antara dua simbol pada
use-case diagram. Makna dari relationship berbeda, tergantung
pada bagaimana garis lurus digambarkan dan apa jenis simbol yang
dihubungkan. Berikut ini adalah perbedaan relationship pada use-
case diagram :
a) Association
Association merupakan relationship antara actor dengan use
case digambarkan sebagai sebuah garis lurus tanpa putus antara
actor dan use case.
b) Extends
Extends digunakan untuk menggambarkan hubungan antar use
case yang menunjukkan bahwa satu use case merupakan
fungsionalitas dari use case yang lain jika kondisi atau syarat
tertentu dipenuhi.
42
c) Uses (includes)
Hubungan uses menggambarkan bahwa satu use case
seluruhnya meliputi fungsionalitas dari use case lainnya.
d) Depends on
Hubungan depends on sangat membantu untuk mengetahui use
case mana yang memiliki ketergantungan pada use case lainnya
yang bertujuan untuk menentukan urutan dalam pengembangan
use case.
e) Inheritance
Hubungan inheritance terjadi ketika dua atau lebih actor
menggunakan use case yang sama. Setiap use case pada use
case diagram dijelaskan secara detail pada documenting
abstract and extension use-case narratives. (Whitten &
Bentley, 2005: 250).
Gambar 2.7 Contoh Use Case Diagram (Booch, et al, 2007: 178)
43
c. Use Case Narrative
Deskripsi tekstual kegiatan bisnis dan bagaimana pengguna akan
berinteraksi dengan sistem dalam menyelesaikan suatu tugas. Berbeda
dengan use case diagram, use case desain sistem menggunakan sebuah
narasi dari pandangan pengguna sistem, use case desain sistem lebih
bersifat percakapan (dialog).
d. Activity Diagram
Secara grafis digunakan untuk menggambarkan rangkaian aliran
aktivitas baik proses bisnis atau use case. Diagram ini juga dapat
digunakan untuk memodelkan action yang akan dilakukan saat sebuah
operasi di eksekusi, dan memodelkan hasil dari action tersebut.
Gambar 2.8 Contoh Activity Diagram (Booch, et al, 2007: 189)
44
e. Class Diagram
Diagram ini menunjukkan kelas obyek yang menyusun sistem juga
hubungan antara kelas tersebut. Class diagram mendeskripsikan jenis-
jenis obyek dalam sistem dan berbagai macam hubungan dan interaksi
diantara mereka.
Gambar 2.9 Contoh Class Diagram (Booch, et al, 2007: 199)
f. Sequence Diagram
Secara grafis menggambarkan bagaimana obyek berinteraksi dengan
satu sama lain melalui pesan pada eksekusi sebuah use case atau operasi.
Diagram ini mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima
diantara obyek.
45
Gambar 2.10 Contoh Sequence Diagram (Booch, et al, 2007: 211)
g. Deployment Diagram
Diagram ini mendeskripsikan arsitektur fisik dalam istilah “node” untuk
hardware dan software dalam sistem. Diagram ini menggambarkan
konfigurasi komponnen-komponen software run-time, prosesor, dan
peralatan yang membentuk arsitektur sistem.
46
Gambar 2.11 Contoh Deployment Diagram (Booch, et al, 2007: 171)
2.3.4.2 Objective-C
Dennis Ritchie dari AT&T Bell Laboratories merintis bahasa pemrograman
C di awal 1970an. Namun, bahasa pemrograman ini tidak mendapatkan popularitas
sampai akhir tahun 1970an. Hal ini dikarenakan tidak tersedianya C compiler secara
komersil diluar Bell Laboratories. Awal popularitas Bahasa pemrograman C
berkesinambungan dengan populernya sistem operasi UNIX, yang hampir
seluruhnya ditulis dalam bahasa C.
47
Brad J.Cox adalah orang yang merancang bahasa Objective-C di awal tahun
1980an. Objective-C berasal dari bahasa yang disebut Smalltalk-80, yang
ditambahkan sebagai ekstensi kedalam bahasa pemrograman C untuk membentuk
bahasa pemrograman baru yang memungkinkan kita menambahkan dan
memanipulasi obyek. Bahasa hasil ekstensi itulah yang disebut Objective-C.
NeXT Software mempatenkan bahasa Objective-C pada tahun 1988 dan
mengembangkan libraries-nya. Pada tahun 1992, Bahasa Objective-C ditambahkan
untuk pengembangan Sistem Operasi GNU milik Free Software Foundation (FSF).
Hak cipta untuk produk FSF dipegang oleh FSF. Hak cipta tersebut dibawah
naungan GNU Public License (Kochan, 2013: 1 – 2).
2.3.4.3 Framework Cocoa on Objective-C
Pada tanggal 20 Desember tahun 1996, Apple Computer mengumumkan
bahwa Next Software dan NEXTEP menjadi fondasi utama untuk sistem operasi
OS X milik Apple berikutnya. Development environment tersebut dinamakan
Cocoa. Dengan menggabungkan bahasa Objective-C dengan Project Builder dan
Interface Builder, Apple membuat development environment yang sangat kuat
untuk pengembangan aplikasi berbasis Mac OS X. Pada tahun 2007, Apple merilis
update untuk bahasa Objective C dan menamakannya sebagai Objective-C 2.0.
Ketika iPhone diluncurkan pada tahun 2007, banyak developer aplikasi
yang tertarik untuk mengembangkan aplikasi untuk revolutionary device tersebut.
Pada awalnya, Apple tidak begitu terbuka kepada pengembangan aplikasi dari
pihak ketiga. Pengembang pihak ketiga hanya diizinkan untuk mengembangkan
48
aplikasi untuk iPhone hanya berbasis Web. Karena banyak keterbatasan pada
aplikasi yang hanya bisa berjalan pada web browser dari iPhone sangat
mengecewakan para pengembang pihak ketiga, Apple pada akhirnya mengizinkan
pengembang Aplikasi pihak ketiga untuk mengembangkan Aplikasi native. Native
Application adalah aplikasi yang di-install pada device (Kochan, 2013: 1 – 3).
2.3.4.4 MVC Programming Objective-C
Apple (2012, 43 – 44) menjelaskan secara sederhana konsep MVC terdiri
dari tiga bagian yaitu bagian Model, bagian View dan bagian Controller. Didalam
website dinamis setidaknya terdiri dari 3 hal yang paling pokok, yaitu basis data,
logika aplikasi dan cara menampilkan halaman website. 3 hal tersebut
direpresentasikan dengan MVC yaitu model untuk basis data, view untuk cara
menampilkan halaman website dan controller untuk logika aplikasi.
1. Model
Merepresantiskan struktur data dari website yang bisa berupa basis data
maupun data lain, misalnya dalam bentuk file teks atau file xml. Biasanya
didalam model akan berisi class dan fungsi untuk mengambil, melakukan
update dan menghapus data website. Karena sebuah website biasanya
menggunakan basis data dalam menyimpan data maka bagian Model
biasanya akan berhubungan dengan perintah-perintah query SQL. Model
bisa dibilang khusus digunakan untuk melakukan koneksi ke basis data oleh
karena itu logika-logika pemrograman yang berada didalam model juga
harus yang berhubungan dengan basis data. Misalnya saja pemilihan kondisi
tetapi untuk memilih melakukan query yang mana.
49
2. View
Merupakan informasi yang ditampilkan kepada pengunjung website. Sebisa
mungkin didalam View tidak berisi logika-logika kode tetapi hanya berisi
variabel-variabel yang berisi data yang siap ditampilkan. View bisa dibilang
adalah halaman website yang dibuat menggunakan HTML dengan bantuan
CSS atau JavaScript. Didalam view jangan pernah ada kode untuk
melakukan koneksi ke basis data. View hanya dikhususkan untuk
menampilkan data-data hasil dari model dan controller.
3. Controller
Controller merupakan penghubung antara Model dan View. Didalam
Controller inilah terdapat class dan fungsi-fungsi yang memproses
permintaan dari View kedalam struktur data didalam Model. Controller juga
tidak boleh berisi kode untuk mengakses basis data. Tugas controller adalah
menyediakan berbagai variabel yang akan ditampilkan di view, memanggil
model untuk melakukan akses ke basis data, menyediakan penanganan
error, mengerjakan proses logika dari aplikasi serta melakukan validasi atau
cek terhadap input.
Contoh pemodelan MVC Programming sebagaimana pada Gambar 2.7
menjelaskan tentang lukisan. Lukisan sebagai bentuk atau wujud yang terlihat
(view) memiliki unsur pelukis sebagai controller membentuk lukisan tersebut.
Hubungan antara controller dengan model adalah hubungan antara control dengan
data, maka dapat diartikan pelukis dapat melukis dengan menggunakan canvas dan
50
cat air dengan menggunakan unsur yang wajib ada yaitu air dengan jumlah yang
tidak tentu. Pelukis dapat melukis dengan obyek lukisan atau tanpa obyek lukisan
(khayalan pelukis).
Gambar 2.12 Contoh MVC Pattern (Apple, 2012: 50)
2.3.4.5 Java Script Object Notation (JSON)
Berdasarkan ECMA International (2013: ii), JSON (JavaScript Object
Notation) adalah format pertukaran data yang ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh
manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate) oleh komputer. Format
ini dibuat berdasarkan bagian dari Bahasa Pemprograman JavaScript, Standar
ECMA-262 Edisi ke-3 - Desember 1999. JSON merupakan format teks yang tidak
bergantung pada bahasa pemprograman apapun karena menggunakan gaya bahasa
yang umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java,
51
JavaScript, Perl, Python dll. Oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON
ideal sebagai bahasa pertukaran-data.
JSON terbuat dari dua struktur:
1. Kumpulan pasangan nama/nilai. Pada beberapa bahasa, hal ini
dinyatakan sebagai obyek (object), rekaman (record), struktur (struct),
kamus (dictionary), tabel hash (hash table), daftar berkunci (keyed list),
atau associative array.
2. Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values). Pada kebanyakan
bahasa, hal ini dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar
(list), atau urutan (sequence).
Struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal. Pada
dasarnya, semua bahasa pemprograman moderen mendukung struktur data ini
dalam bentuk yang sama maupun berlainan. Hal ini pantas disebut demikian karena
format data mudah dipertukarkan dengan bahasa-bahasa pemprograman yang juga
berdasarkan pada struktur data ini.
2.3.4.6 Hypertext Preprocessor (PHP)
Menurut Pratama (2010: 9), pada awalnya PHP merupakan kependekan dari
Personal Home Page (Situs personal). PHP pertama kali dibuat oleh Rasmus
Lerdorf pada tahun 1995. Pada waktu itu PHP masih bernama Form Interpreted
(FI), yang wujudnya berupa sekumpulan skrip yang digunakan untuk mengolah
data formulir dari web.
52
Selanjutnya Rasmus merilis kode sumber tersebut untuk umum dan
menamakannya PHP/FI. Dengan perilisan kode sumber ini menjadi sumber
terbuka, maka banyak pemrogram yang tertarik untuk ikut mengembangkan PHP.
Pada November 1997, dirilis PHP/FI 2.0. Pada rilis ini, interpreter PHP
sudah diimplementasikan dalam program C. Dalam rilis ini disertakan juga modul-
modul ekstensi yang meningkatkan kemampuan PHP/FI secara signifikan.
Pada tahun 1997, sebuah perusahaan bernama Zend menulis ulang
interpreter PHP menjadi lebih bersih, lebih baik, dan lebih cepat. Kemudian pada
Juni 1998, perusahaan tersebut merilis interpreter baru untuk PHP dan meresmikan
rilis tersebut sebagai PHP 3.0 dan singkatan PHP diubah menjadi akronim berulang
PHP: Hypertext Preprocessing.
Pada pertengahan tahun 1999, Zend merilis interpreter PHP baru dan rilis
tersebut dikenal dengan PHP 4.0. PHP 4.0 adalah versi PHP yang paling banyak
dipakai pada awal abad ke-21. Versi ini banyak dipakai disebabkan kemampuannya
untuk membangun aplikasi web kompleks tetapi tetap memiliki kecepatan dan
stabilitas yang tinggi.
Pada Juni 2004, Zend merilis PHP 5.0. Dalam versi ini, inti dari interpreter
PHP mengalami perubahan besar. Versi ini juga memasukkan model pemrograman
berorientasi obyek ke dalam PHP untuk menjawab perkembangan bahasa
pemrograman ke arah paradigma berorientasi obyek.
53
2.3.4.7 PHP-JSON Web Service
Web Services adalah sebuah layanan yang disediakan sebuah sistem untuk
meningkatkan kolaborasi antar sistem. Webservice disediakan oleh suatu sistem,
misalkan sebuah website yang menyediakan layanan kepada sistem yang lain.
(Pratama, 2010: 67).
Komunikasi antar sistem tersebut menggunakan sebuah format yang
bersifat universal, sehingga walaupun sistem yang berhubungan adalah berbeda
platform, sistem operasi maupun berbeda bahasa pemrograman akan tetap bisa
saling komunikasi.
Isi webservice berupa data atau informasi yang diminta oleh client dalam
bentuk sebuah format yang bersifat universal (JSON atau XML). Sedangkan Yang
dibutuhkan Untuk membuat sebuah webservice adalah sebuah webserver seperti
Apache atau lightpd, apabila ada pemrosesan data maka diperlukan sebuah bahasa
pemrograman atau server side scripting yang kemudian mengubah hasil
pengelolahan data tersebut menjadi format JSON atau XML
Sebuah sistem dapat menyediakan Webservice dengan menggunakan
bahasa pemrograman apa saja seperti PHP/Java/Ruby/ C/Phtyon/Basic yang
penting webservice tersebut dapat diakses melalui protokol HTTP.
Sedangkan client atau pemakai webservice tersebut dapat menggunakan
bahasa pemrograman apa saja seperti PHP/Javascript/ Java/Ruby/C/Phtyon atau
apa saja dan tidak harus sama dengan bahasa pemrograman yang dipakai oleh
penyedia Webservice. Yang penting client tersebut dapat melakukan request HTTP
54
dan dapat melakukan parsing format JSON atau XML. PHP dipilih karena sebuah
Server Side Scripting yang populer untuk membuat website menjadi dinamis dan
memilik fitur untuk mengubah data menjadi format JSON.
2.3.4.8 Database Management System (DBMS)
1. Pengertian DBMS
Basis Data (Database) terdiri dari 2 kata, yaitu basis dan data. Basis dapat
diartikan sebagai markas atau gudang. Tempat bersarang/berkumpul. Sedangkan
data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu obyek seperti
manusia (pegawai, siswa) barang, hewan dan sebagainya, yang direkam dalam
bentuk angka, huruf, simbol, teks, Gambar bunyi atau kombinasinya. Basis Data
sendiri didefinisikan dalam jumlah sudut pandang seperti:
a. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang
diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali
dengan cepat dan mudah.
b. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu,
untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
c. Kumpulan/file/table/arsip yang saling berhubungan yang disimpan
dalam media penyimpanan elektronis. Basis data dan lemari arsip
sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip
utamanya adalah pengaturan data/arsip. Dan tujuan utamanya adalah
kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan data/arsip.
55
Database Management System (DBMS) adalah software khusus yang
disediakan untuk membuat, mengakses, mengontrol dan mengelola database. Inti
dari DBMS adalah database engine. Database engine merespon command-
command khusus untuk membuat database dan membuat, membaca, meng-update
serta menghapus record di dalam database. Relational Database Management
System (RDBMS) adalah database yang mengimplementasikan data sebagai bagian
dari dua dimensi tabel yang terhubung melalui foreign key (Whitten & Bentley,
2005 : 524).
2. Arsitektur DBMS
Arsitektur basis data dimaksudkan untuk membuat abstraksi terhadap basis
data. Tujuannya agar DBMS dapat diakses secara efisien tanpa mengharuskan
pemakai mengetahui detail tentang cara data disimpan dan dipelihara (Ramon &
Pauline, 2010 : 53). Ada tiga level dalam arsitektur basis data :
a. Level Eksternal
Level eksternal yang menyatakan lapisan pandangan atau subskema
adalah level yang berhubungan secara langsung dengan pemakai. Pada
level ini, pemakai cukup mengenal struktur data yang sederhana dalam
basis data supaya bias mengakses basis data. Pemakai tidak perlu
mengetahui detail tentang atribut data (misalnya ukuran data). Dengan
menggunakan pandangan (view), pemakai dapat melihat data dengan
bentuk yang berbeda dengan keadaan aslinya.
56
b. Level Konseptual
Level konseptual (yang menyatakan skema konseptual) menjabarkan
data apa yang tersimpan dalam basis data dan juga menjabarkan
hubungan-hubungan antar data. Level ini biasa dipakai administrator
basis data.
c. Level Internal
Level internal (yang menyatakan skema internal) adalah level yang
berhubungan secara langsung dengan basis data danmenjabarkan
bagaimana data disimpan dalam basis data. Level ini berurusan
langsung dengan hal yang antara lai sebagai berikut:
1) Alokasi ruang penyimpanan data
2) Deskripsi rekaman dalam penyimpanan
3) Konversi data dan teknik enkripsi data
2.3.4.9 MySQL
MySQL merupakan sistem manajemen database. Database merupakan
struktur penyimpanna data. Untuk menambah, mengakses dan memproses data
yang disimpan dalam database komputer, diperlukan sistem manajemen database
seperti MySQL Server (Ramon & Pauline, 2010 : 181). MySQL adalah Relation
Database Management System (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di
bawah lisensi GPL (General Public License). MySQL sebenarnya merupakan
turunan salah satu konsep utama dalam database sejak lama, yaitu SQL (Structured
Query Languange). Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul
dibandingkan database server lainnya dalam query data. Hal ini terbukti untuk
57
query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL bisa sepuluh kali
lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan Interbase
(Prasetyo, 2003 : 1-4).
Berikut ini beberapa keistimewaan yang dimiliki oleh MySQL :
a. Portability
MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi diantaranya
adalah seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris,
Amiga, HP-UX dan masih banyak lagi.
b. Open Source
MySQL didistribusikan secara open source (gratis), dibawah lisensi
GPL sehingga anda dapat menggunakannya secara Cuma-cuma tanpa
dipngut biaya sepeser pun.
c. Multiuser
MySQL dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang
bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik. Hal ini
memungkinkan sebuah database server MySQL dapat diakses client
secara bersamaan.
d. Performance Tuning
MySQL memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam menangani
query sederhana, dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL
per satuan waktu.
58
e. Column Types
MySQL memiliki ragam tipe kolom yang sangat kompleks, seperti
signed/unsigned integer, float, double, char, varchar, text, blob, date,
time, datetime, timestamp, year, set serta enum.
f. Command and Functions
MySQL memiliki operator dan fungsi secara penuh yang mendukung
perintah SELECT dan WHERE dalam query.
g. Security
MySQL memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmask,
nama host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail
serta password terenkripsi.
h. Scalability dan Limits
MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan jumlah
records lebih dari 50 juta dan 60 ribu tabel serta 5 milyar baris. Selain
itu, batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap
tabelnya.
i. Connectivity
MySQL dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan protokol
TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).
j. Lokalisation
MySQL dapat mendeteksi pesan kesalahan (error code) pada client
dengan menggunakan lebih dari dua puluh bahasa. Meski pun demikian,
bahasa Indonesia belum termasuk di dalamnya.
59
k. Interface
MySQL memiliki interface (antar muka) terhadap berbagai
aplikasi dan bahasa pemrograman dengan menggunakan fungsi
API (Application Programming Interface).
l. Clients dan Tools
MySQL dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan untuk
administrasi database, dan pada setiap tool yang ada disertakan
petunjuk online.
m. Struktur tabel
MySQL memiliki struktur tabel yang lebih fleksibel dalam menangani
ALTER TABLE, dibandingkan basis data lainnya semacam
PostgreSQL ataupun Oracle.
2.4 Konsep Tenaga Kerja Indonesia
2.4.1 Pengertian Tenaga Kerja Indonesia
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Tenaga Kerja Indonesia.
Menurut Pasal 1 bagian (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, TKI adalah
setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri
dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.
Sedangkan menurut buku pedoman pengawasam perusahaan jasa tenaga kerja
Indonesia adalah warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang
melakukan kegiatan di bidang perekonomian, sosial, keilmuan, kesenian, dan
60
olahraga profesional serta mengikuti pelatihan kerja di luar negeri baik di darat, laut
maupun udara dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja yaitu suatu
perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan atau tertulis baik untuk
waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban para pihak. Dengan adanya perjanjian kerja ini TKI akan lebih
terlindungi apabila nantinya dikemudian hari pihak majikan atau pihak perusahaan
tmpat TKI bekerja “wanprestasi”maka TKI dapat menentukan sesuai perjanjian
kerja yang telah dibuat sebelumnya.
Sementara itu dalam Pasal 1 Kep. Manakertran RI No Kep 104A/Men/2002
tentang penempatan TKI keluar negeri disebutkan bahwa TKI adalah baik laki-laki
maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI. Prosedur
penempatan TKI ini harus benar-benar diperhatikan oleh calon TKI yang ingin
bekerja ke luar negeri tetapi tidak melalui prosedur yang benar dan sah maka TKI
tersebut nantinya akan menghadapi masalah di negara tempat ia bekerja karena
CTKI tersebut dikatakan TKI ilegal karena datang ke negata tujuan tidak melalui
prosedur penempatan TKI yang benar. Berdasarkan beberapa pengertian TKI
tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa TKI adalah setiap warga negara
Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam jangka waktu
tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI dengan
menerima upah.
61
2.4.2 Konsep Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
Menurut UU No.39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan
tenaga kerja indonesia disebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
perlindungan tenaga kerja Indonesia mulai dari keberangkatan, penempatan, pada
saat bekerja hingga pemulangan.
Perlindungan tersebut termasuk didalamnya perlindungan hukum dan hak-
hak sebagai warga negara Indonesia, sehingga pemerintah membentuk Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
dengan tugas dan fungsi umum sebagai badan non-departemen yang menjamin
penempatan serta perlindungan TKI.
Permasalahan yang sering terjadi pada TKI yang sedang bekerja di luar
negeri antara lain adalah penyanderaan oleh majikan, kekerasan oleh majikan, dan
permasalahan kontrak kerja habis namun TKI tersebut masih harus bekerja.
2.5 Konsep Tenaga Kerja Dalam Islam
Tenaga kerja adalah segala usaha dan ikhtiar yang dilakukan oleh anggota
badan atau pikiran untuk mendapat imbalan yang pantas. Tenaga kerja sebagai
faktor produksi mempunyai arti yang besar. Karena semua kekayaan alam tidak
berguna bila tidak dieksploitasi oleh manusia dan diolah oleh buruh. Alam telah
memberikan kekayaan yang tidak terhitung, tetapi tanpa usaha manusia semua akan
tersimpan. Banyak Negara di Asia Timur, Timur Tengah, Afrika dan Amerika
Selatan yang kaya akan sumber alam tapi karena mereka belum mampu
menggalinya maka mereka tetap miskin dan terbelakang, oleh karena itu disamping
62
adanya sumber alam juga harus ada rakyat yang bekerja sungguh-sungguh, tekun
dan bijaksana agar mampu mengambil sumber alam untuk kepentingannya.
Al Qur’an telah memberi penekanan yang lebih terhadap tenaga manusia.
Ini dapat dilihat dari petikan surat An Najm:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
diusahakannya.(An Najm: 39)
Semakin bersungguh-sungguh dia bekerja semakin banyak harta yang
diperolehnya
“Untuk lelaki ada bagian dari usaha yang dikerjakannya dan untuk wanita
ada bagian pula dari usaha yang dikerjakannya. (An Nisa’:32)
Siapa yang bekerja keras akan mendapat ganjaranmasing-masing yang
sewajarnya. Prinsip tersebut belaku bagi individu dan juga Negara. Al Qur’an
menunjukkan prinsip asas tersebutdalam surat Al Anfaal:
“Demikian itu karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah
suatu nikmat yang telah dianugerahkan terhadap suatu kaum hingga kaumitu
merubah apa yng ada pada mereka sendiri dan sesungguhnyaAllah Maha
Mendengar LagiM aha Mengetahui”. Al Anfaal:53)
Tidak ada kehidupan yang penuh dengan “kebahagiaan dan karunia” tanpa
kerja keras. Manusia hendaknya bersungguh-sungguh untuk mencapai kehidupan
yang gembira dan bahagia:
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Al Insyirah:6)
63
Ayat tersebut menyatakan sutu hukum alam yang meyakini suatu kesukaran
itu disusul dengan kebahagiaan dan kemudahan. (Zaenudin, 2012: 35 – 36)
2.6 Platform IOS
IOS (sebelumnya iPhone OS) adalah sistem operasi perangkat bergerak
yang dikembangkan dan didistribusikan oleh Apple Inc. Sistem operasi ini pertama
diluncurkan tahun 2007 untuk iPhone dan iPod Touch, dan telah dikembangkan
untuk mendukung perangkat Apple lainnya seperti iPad dan Apple TV. Tidak seperti
Windows Phone (Windows CE) Microsoft dan Android Google, Apple tidak
melisensikan iOS untuk diinstal di perangkat keras non-Apple. Pada 12 September
2012, App Store Apple berisi lebih dari 700.000 aplikasi iOS, yang secara kolektif
telah diunduh lebih dari 30 miliar kali. Sistem Operasi ini memiliki pangsa pasar
14,9% untuk unit sistem operasi perangkat bergerak telepon cerdas yang dijual pada
kuartal ketiga 2012, terbanyak setelah Android Google. Pada bulan Juni 2012, iOS
mencakup 65% konsumsi data web perangkat bergerak (termasuk di iPod Touch
dan iPad). Pada pertengahan 2012, terdapat 410 juta perangkat bergerak yang
diaktifkan. Menurut Apple pada tanggal 12 September 2012, 400 juta perangkat
bergerak iOS telah dijual sepanjang bulan Juni 2012 (Walter 2011: 569).
Antarmuka pengguna iOS didasarkan pada konsep manipulasi langsung
menggunakan gerakan multisentuh. Elemen kontrol antarmukanya meliputi slider,
switch, dan tombol. Interaksi dengan Sistem Operasi ini mencakup gerakan seperti
geser, sentuh, jepit, dan jepit buka, masing-masing memiliki arti tersendiri dalam
konteks sistem operasi iOS dan antarmuka multisentuhnya. Akselerometer
internalnya dipakai oleh sejumlah aplikasi agar bisa merespon terhadap
64
pengguncangan alat (misalnya membatalkan tindakan) atau memutarnya dalam tiga
dimensi (misalnya beralih dari mode potret ke lanskap).
iOS diturunkan dari OS X, yang memiliki fondasi Darwin dan karena itu
iOS merupakan sistem operasi Unix. iOS adalah versi bergerak dari sistem operasi
OS X yang dipakai di komputer-komputer Apple.
Di iOS, ada empat lapisan abstraksi, yaitu Core OS, Core Services, Media,
dan Cocoa Touch. Versi terbaru sistem operasi ini (iOS 7) menyisihkan 1,5 s.d. 2
GB memori perangkat bergerak untuk partisi sistem dengan memakai 800 MB
partisi (tergantung model) untuk iOS-nya saja
Tampilan utama (yang dikenal sebagai "SpringBoard") menampilkan ikon-
ikon dan sebuah dok dimana mereka bisa mengatur aplikasi yang sering digunakan.
Tampilan utama akan tampil ketika mereka membuka tampilan layar tertutup atau
dengan menekan tombol "Home" ketika berada di sebuah aplikasi. Latar belakang
dapat dikostumisasi dengan cara lain, yaitu Jailbreak. Tampilan utama punya baris
untuk menampilkan data, kekuatan sinyal, bluetooth, baterai. Sisanya layar
dikhususkan untuk aplikasi yang terinstal. Bila passcode yang dibuat dan pengguna
masuk pada perangkat, kode akses harus dimasukkan pada tampilan layar terkunci
sebelum diberikan akses masuk ke tampilan utama.
Sejak iOS 3.0, fungsi pencarian Spotlight telah diberikan pada tampilan
utama paling kiri yang digunakan untuk mencari media (musik, video, podcast,
dll.), aplikasi, surel, kontak, pesan, pengingat, kejadian di kalender, dan lainnya
yang berkaitan. Aplikasi pihak ketiga tidak dapat dicari di Spotlight. Pada iOS 7,
65
fitur ini dapat diakses dengan menggesekan turun pada tampilan utama (kecuali
untuk ujung atas dan bawah untuk membuka pusat notifikasi dan kontrol).
Pada iOS 3.2 atau terbaru dengan perangkat yang didukung, pengguna dapat
menggunakan gambar sebagai latar belakang tampilan utama. Fitur ini hanya
tersedia pada generasi ketiga atau terbaru – iPhone 3GS dan terbaru, iPod Touch
generasi ketiga dan terbaru, dan semua model iPad.
60
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI)
Alamat : Jl. MT. Haryono Kav. 52, Jakarta Selatan
Waktu : 21 Agustus – 14 September 2014
3.2 Data dan Perangkat Penelitian
3.2.1 Data Penelitian
Data yang digunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Geospasial
pada Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
1. Data Identitas Tenaga Kerja Indonesia yang sudah siap diberangkatkan
(BNP2TKI, 2014: 1-2).
2. Data Koordinat lokasi kedutaan Besar Indonesia di masing-masing
Negara yang memiliki hubungan bilateral dengan Indonesia. (Google
Maps, 2014).
67
3.2.2 Perangkat Penelitian
Hardware yang dibutuhkan dalam Pengembangan Sistem Informasi
Geospasial pada Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia adalah perangkat Macbook
untuk merancang aplikasi, iPad dan iPhone sebagai wadah untuk menjalankan
Aplikasi. Rincian dan spesifikasi dari setiap hardware adalah sebagai berikut:
1. Macbook Pro MD101 (mid. 2012) dengan spesifikasi :
2.5GHz dual-core Intel Core i5 processor (Turbo Boost up to
3.1GHz) 3MB L3 cache
4GB of 1600MHz DDR3 memory
512GB solid-state drive
VGA Intel HD Graphics 4000, 2GB
2. iPad Retina Display dengan spesifikasi:
Processor Dual-core A6X with quad-core graphics
Resolusi layar 2048 x 1536 pixels, 264 pixels per inch (ppi)
3. iPhone 4s Retina Display Tahun 2012 dengan spesifikasi:
Processor A5 Chip
Resolusi layar 960 x 640 pixels, 326 pixels per inc (ppi)
68
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Metode Pengumpulan Data
3.3.1.1 Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti ialah dengan melihat langsung sistem
perlindungan yang tersedia pada Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia di Jl MT Haryono Kav 52, Jakarta pada tanggal 20 Agustus
– 6 September 2014.
Sistem perlindungan TKI kususnya pada monitoring keberadaan masih
berdasarkan informasi statis yaitu mengetahui keberadaan terakir TKI berdasarkan
lokasi penempatannya. Bentuk perlindungan yang menjadi pegangan TKI pun
belum berupa perlindungan digital, hanya sebatas buku panduan hasil sosialisasi.
3.3.1.2 Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data tentang regulasi terkait dan
masalah praktis apa saja yang sering ditemui yang berkaitan dengan perlindungan
TKI. Wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2014 pada Bapak Drs
Muhammad Syafrie selaku Deputi bidang Perlindungan.
Wawancara kedua dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
kegiatan yang dilakukan oleh BNP2TKI untuk para calon TKI pada tahap pra-
keberangkatan sebagai bahan untuk menentukan system requirement. Wawancara
tersebut dilakukan pada tanggal 29 Agustus 2014 pada Bapak Ir Agusdin
Subiantoro selaku Deputi bidang penempatan.
69
Kuesioner juga dilakukan untuk mendapatkan informasi dari TKI sebagai
end-user dari Sistem SIGEPTKI ini. Kuesioner dilakukan pada TKI yang
mengunjungi BNP2TKI dan dengan kriteria TKI dengan Negara Tujuan ke
Malaysia dan Arab yang merupakan 2 Negara paling banyak terjadi masalah TKI.
3.3.1.3 Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-
formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada
seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan
informasi yang diperlukan oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66) Penelitian ini
menggunakan angket atau kuesioner, daftar pertanyaannya dibuat secara
berstruktur dengan bentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice questions).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi TKI tentang
penempatan dan kebutuhan akan perlindungan TKI.
3.3.1.4 Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan pada standar pengembangan sistem pada IOS yang
tertulis pada Objective-C reference dari Apple developer program menggunakan
Framework Cocoa pada Objective-C. Sebagai acuan regulasi juga dilakukan studi
pustaka pada UU No. 39 Tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI
dan Perpres No. 81 Tahun 2006 tentang BNP2TKI.
70
Studi Pustaka juga dilakukan pada beberapa penelitian atau jurnal sejenis
tentang Sistem Informasi Geospasial. Pertama, jika dibandingkan dengan jurnal
tentang sistem informasi geospasial monitoring obyek tertentu dengan judul
“Aplikasi SIG web untuk monitoring dan manajemen kualitas pendidikan sekolah
menengah atas di kota Solo Jawa Tengah” (Priyono, 2013: 1), “Aplikasi sistem
informasi geografi tingkat pencemaran industri di kabupaten gresik” (Triono, et al,
2008: 1 -2), dan “Applying internet geographic information system for water
quality monitoring (Jankowsky, 2007: 1 - 2)” dengan sistem yang dikembangkan
oleh penulis memiliki kesamaan yaitu memiliki fungsi monitoring suatu obyek
tertentu beserta statusnya.
Begitu juga dengan penelitian “Geospatial video monitoring of nearshore
benthic habitats of western biscayne bay (florida) using the shallow-water
positioning system” (Lirman, et al, 2008), “Application of GIS to biodiversity
monitoring” (Department of Enviromental Sciences, 2003), dan “Aplikasi sistem
informasi geografis pengindraan jauh untuk monitoring area sawah dengan data
multitemporal” (Muharram, et al, 2013) yang melakukan monitoring near real time
terhadap obyek tertentu.
3.3.2 Metode Pengembangan Sistem
Untuk menyelesaikan penelitian ini, metode pengembangan yang dilakukan
ialah dengan menggunakan perancangan berbasis obyek OOAD dengan pendekatan
Booch, et al (2007: 281 - 301), tahapan-tahapan yang dilaluinya yaitu:
71
3.3.2.1 Inception
Pada Tahapan Inception ini adalah tahap awal dalam pengembangan sistem
yang difokuskan sistem seperti apa yang akan dibuat. Tahap Inception ini memiliki
beberapa proses diantaranya yaitu :
1. Determine System Requirements
Tahapan ini adalah tahap menentukan kebutuhan-kebutuhan
sistem, apa tujuan sistem ini dibuat dan fungsi apa saja yang terdapat pada
sistem ini. Untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem perlu diketahui
yaitu :
a. Profil Instansi terkait
Profil yang dimaksud adalah profil dari BNP2TKI mencakup latar
belakang dibentuknya BNP2TKI, Visi dan misi BNP2TKI, struktur
organisasi serta Tugas Pokok BNP2TKI.
b. Visi Sistem
Untuk mengetahui sistem apa yang akan dibuat secara garis besar,
maka diperlukan visi dari sistem tersebut.
c. System requirement fungsional
Menentukan fungsi-fungsi apa saja yang terdapat pada sistem yang
akan dibuat.
2. Define Boundary System
Tahapan ini adalah mendefinisikan batasan dari sistem yang akan
dibuat. Batasan tersebut bisa digambarkan melalui context diagram.
72
3. Determine Mission Use Cases
Ini adalah tahap menentukan aktor-aktor yang terlibat dalam sistem
ini dan hubungannya dengan sistem. Dalam diagram ini akan dapat
diketahui tujuan dari masing-masing aktor menggunakan sistem yang akan
dibuat.
4. Define System Use Cases
Disini ialah ketika seluruh aktor telah dijelaskan apa tujuannya
menggunakan sistem yang akan dibuat dan kemudian mendefinisikan apa
saja yang dapat dilakukan oleh masing-masing aktor pada sistem yang akan
dibuat.
3.3.2.2 Elaboration
Pada tahap ini, seperti yang telah dijelaskan pada BAB sebelumnya ialah
tahapan dimana pendekatan secara sistemis sistem menuju ke penjabaran yang lebih
rinci menuju ke pendekatan secara teknis. Tahap elaboration pada pembuatan
sistem ini dapat dipecah menjadi 2 tahapan yaitu:
1. Analisis Fungsional Sistem
Analisis fungsional sistem adalah menjabarkan secara rinci setiap
fungsi-fungsi pada sistem yang sudah dijelaskan pada tahap Inception.
Perincian fungsi-fungsi tersebut dapat dituliskan dalam bentuk activity
diagram.
73
2. Membangun Arsitektur Sistem
Setelah merincikan setiap fungsi dalam sistem, pada tahap ini penelitan
telah hampir memasuki tahap pendekatan pengembangan sistem secara
teknis. Pada tahap ini, sistem arsitektur harus dideskripsikan. Setelah itu,
perlu didefinisikan persebaran secara fisik sistem yang akan dibuat
dengan bantuan deployment diagram.
3.3.2.3 Construction
Tahap ini sudah memasuki tahap pembangunan sistem tersebut secara
teknis. Output yang dihasilkan dari tahap construction adalah sistem yang sudah
siap pakai. Untuk mencapai output tersebut, ada beberapa langkah yang harus
ditempuh yaitu :
1. Analisis Data
Pada tahap ini, perlu diketahui data-data apa saja yang diperlukan untuk
membangun sistem yang sesuai dengan system requirement yang telah
didefinisikan diatas. Setelah data-data yang dibutuhkan telah diketahui,
langkah selanjutnya adalah menganalisisnya dengan data-data yang
tersedia. Setelah data-data tersebut dianalisis maka dapat dibangun class
diagram dan struktur database sistem.
2. Mendeskripsikan Skenario Sistem
Mendeskripsikan skenario sistem adalah mendeskripsikan prilaku pada
setiap skenario yang ada dari setiap fungsi sistem. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan bantuan sequence diagram.
74
3. Membangun User Interface
Setelah seluruh segi fungsional dan struktur dari sistem telah dijelaskan,
maka perlu adanya user interface sebagai interaksi sistem terhadap
aktor-aktor. Storyboard adalah form yang disusun secara berurutan
sesuai dengan fungsi-fungsi sistem. Dengan storyboard maka
penjelasan mengenai user interface akan lebih mudah dipahami.
4. MVC Programming
Tahap ini adalah tahap akhir dari pembangunan sistem yaitu tahap
programming (coding). Pada metodologi ini, tahap pemrograman
dilakukan berdasarkan orientasi obyek sehingga menggunakan pola
Model View Controller (MVC) Programming. Untuk mendeskripsikan
MVC Programming maka pada tahap ini dibuat MVC Pattern diagram
dari setiap fungsi berdasarkan class diagram dan sequence diagram.
Pada tahap inilah Pemrograman dengan orientasi obyek dilakukan.
3.3.2.4 Transition
Tahap transisi adalah tahap dimana implementasi sistem dilakukan dan
diuji. Untuk mengetahui keberhasilan sistem, maka pada tahap inilah dilakukan uji
coba sistem dengan bantuan Black Box Testing.
3.3.3 Alasan Menggunakan Metode OOAD
Perbaruan Sistem Operasi smartphone sangat cepat dan memaksa developer
untuk terus melakukan pembaruan terhadap sistemnya. Maka dari itu, diperlukan
75
sistem dengan reusability tinggi. Berdasarkan Booch, et al (2007: 42), Metode
OOAD menaikkan tingkat reusability sebuah perangkat lunak sehingga perangkat
lunak bersifat dinamis dan dapat dengan mudah diperbaharui. Hal ini yang
mendasari penulis memilih OOAD sebagai metode dalam mengembangkan
SIGEPTKI.
Tabel 3.1 Perbandingan Metode Pengembangan Sistem
Nama Metode Kelebihan Kekurangan
Metode OOAD
1. Relasi obyek dengan
entitas (thing)
umumnya dapat di
mapping dengan baik
seperti kondisi pada
dunia nyata dan
keterkaitan dalam
sistem.
2. Mendukung
reusability tinggi
1. Pada OOAD tidak mudah
untuk mendefinisikan
class dan obyek yang
dibutuhkan sistem
2. Sering kali
pemrogramamberorientasi
obyek digunakanuntuk
melakukan anlisisis
terhadap fungsional
siste,sementara metode
OOAD tidak berbasis
pada fungsional sistem.
Metode SDLC
(System
Development
Life Cycle)
1. SDLC merupakan
pendekatan visual, ini
membuat metode ini
mudah dimengerti
oleh pengguna atau
programmer.
2. SDLC relatif simpel
dan mudah dimengerti
serta sudah lama
digunakan sehingga
metode ini memang
sudah matang dan
layak.
1. SDLC berorientasi utama
pada proses, sehingga
mengabaikan kebutuhan
non-fungsional.
2. Sering kali pemrogramam
berorientasi obyek
digunakanuntuk melakukan
anlisisis terhadap
fungsional siste,sementara
metode OOAD tidak
berbasis pada fungsional
sistem.
Metode Spiral
1. Metode spiral dapat
digunakan pada
1. Terlalu banyak memikirkan
risiko
2. Masih jarang digunakan
76
pengembangan sistem
berskala besar
2. Sangat cocok pada
mekanisme
menanggulangi risiko
3. Metode ini lambat dan
mahal karena setiap
tahapan yang dilalui harus
mengikutsertakan pemesan
Metode Iterasi
1. Dapat
mengakomodasi jika
terjadi perubahan pada
tahapan
pengembangan yang
telah dilaksanakan
2. Dapat disesuaikan
agar sistem dapat
dipakai selama masa
hidup komputer
3. Cocok dalam
pengembangan sistem
dan perangkat lunak
berskala besar
1. Hanya berlaku pada short-
Lifetime System
2. Suatu pekerjaan tidak
terlihat sedang berada
ditahapan mana dari metode
ini
3. Memerlukan alat ukur
kemajuan secara reguler
4. Perubahan yang sering
terjadi dapat mengubah
struktur sistem
(Sumber: http://www.academia.edu/4844015/Metode_pengembangan_perangkat_lunak, 2014)
3.4 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah serangkaian konsep dan kejelasan hubungan antar
konsep yang dirumuskan oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka (teori dan hasil-
hasil penelitian terdahulu) dan digunakan sebagai dasar untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari penelitian yang diangkat. Kerangka berpikir pada suatu
penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dengan
dua atau lebih variabel. Dalam melakukan penelitian ini, kerangka berpikir
digunakan oleh peneliti dalam mengembangkan sistem mobile commerce berbasis
smartphone dengan melakukan tahapan-tahapan berdasarkan teori yang didapatkan.
Tahapan-tahapan tersebut tertuang dalam kerangka berpikir penelitian ini yang
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
77
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
60
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum BNP2TKI
4.1.1 Latar Belakang dibentuknya BNP2TKI
Menurut Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan
Penempatan dan Perlindungan TKI dituliskan bahwa dalam rangka mewujudkan
tujuan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, perlu
membentuk Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
sebagai lembaga pemerintah untuk melaksanakan kebijakan di bidang penempatan
dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia secara terkoordinasi dan terintegrasi.
Dalam pelaksanaan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
di luar negeri merupakan tanggung jawab bersama dan melibatkan instansi
pemerintah terkait yaitu Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, sehingga
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dalam
melaksanakan kebijakan penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
beranggotakan wakil-wakil Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
79
4.1.2 Visi dan Misi BNP2TKI
a. Visi BNP2TKI
Terwujudnya TKI yang berkualitas dan bermartabat
b. Misi BNP2TKI
Mengisi Peluang Kerja dan Menyiapkan Tenaga Kerja Kompeten Untuk
Pasar Kerja Luar Negeri
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
Meningkatkan Kualitas Perlindungan dan Pemberdayaan Tenaga Kerja
Indonesia
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia
4.1.3 Fungsi BNP2TKI
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, fungsi dari BNP2TKI
antara lain sebagai berikut:
b. BNP2TKI yang beranggotakan wakil-wakil instansi Pemerintah
terkait mempunyai fungsi pelaksanaan kebijakan di bidang
penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di luar
negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi.
c. Bidang tugas masing-masing Instansi terkait meliputi bidang
ketenagakerjaan, keimigrasian, hubungan luar negeri,
80
administrasi kependudukan, kesehatan, kepolisian, dan bidang
lain yang dianggap perlu.
4.1.4 Tugas BNP2TKI
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, tugas dari BNP2TKI antara
lain sebagai berikut:
a. melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara
Pemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna Tenaga Kerja
Indonesia atau Pengguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan.
b. memberikan pelayanan, mengkoordinasikan, dan melakukan
pengawasan mengenai :
1. Dokumen
2. Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP)
3. Penyelesaian masalah
4. Sumber-sumber pembiayaan
5. Pemberangkatan sampai pemulangan
6. Peningkatan kualitas calon Tenaga Kerja Indonesia
7. Informasi
8. Kualitas pelaksana penempatan Tenaga Kerja Indonesia
9. Peningkatan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia dan
keluarganya.
81
4.1.5 Struktur Organisasi BNP2TKI
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga
Kerja Indonesia. Struktur Organisasi BNP2TKI digambarkan pada Gambar 4.1
Dengan Tugas Pokok masing-masing Bagian berdasarkan Peraturan Presiden
No.81 Tahun 2006 sebagai berikut:
Kapala BNP2TKI
Memimpin BNP2TKI dalam menjalankan tugas umumnya yaitu dalam
bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja indonesia.
Sekretariat Utama
Sekretariat Utama mempunyai tugas mengkoordinasikan serta
melaksanakan pembinaan dan pemberian dukungan administrasi,
perencanaan, anggaran, kepegawaian, umum, hukum, hubungan
masyarakat, penelitian dan pengembangan, dan informasi di lingkungan
BNP2TKI
82
Gambar 4.1 Struktur Organisasi BNP2TKI (Lampiran
PER.10/KA/IV/2012 BNP2TKI Tahun 2012)
Inspektorat
Inspektorat adalah unsur pengawasan di lingkungan BNP2TKI yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BNP2TKI.
Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan fungsional
atas pelaksanaan tugas di lingkungan BNP2TKI.
Pusat Litbang dan Informasi
Pusat litbang dan informasi dipimpin oleh Kapus Litfo. Bagian ini
berfungsi sebagai pusat penyedia kebutuhan teknologi untuk menunjang
operasional BNP2TKI.
Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi
Deputi Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Promosi mempunyai
tugas:
Kepala BNP2TKI
Deputi Bidan Perlindungan
Deputi Bidang Penempatan
BP3TKI
Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri
dan Promosi
Sekretariat Utama
Inspektorat
Pusat Litbang dan Informasi
83
1. Menyiapkan bahan teknis di bidang penempatan dan perlindungan
tenaga kerja Indonesia untuk kerja sama bilateral, regional dan
multilateral, di tingkat Pertemuan Pejabat Tinggi, Menteri dan
Kepala Negara/Pemerintahan, serta melakukan promosi Tenaga
Kerja Indonesia.
2. Merumuskan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penempatan dan
perlindungan tenaga kerja Indonesia untuk kerja sama bilateral,
regional dan multilateral di tingkat Pertemuan Pejabat Tinggi,
Menteri dan Kepala Negara/Pemerintahan, serta melakukan promosi
Tenaga Kerja Indonesia.
Deputi Bidang Penempatan
Deputi Bidang Penempatan mempunyai tugas :
1. Melakukan penempatan atas dasar perjanjian secara tertulis antara
Pemerintah dengan Pemerintah negara Pengguna Tenaga Kerja
Indonesia dan/atau Pengguna berbadan hukum di negara tujuan
penempatan atau negara tujuan yang mempunyai peraturan
perundang-undangan yang melindungi tenaga kerja asing.
2. Merumuskan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi
pelaksanaan kebijakan teknis penempatan Tenaga Kerja Indonesia
di luar negeri meliputi penyuluhan, perekrutan, dan penyiapan
penempatan.
Deputi Bidang Perlindungan
84
Deputi Bidang Perlindungan mempunyai tugas merumuskan,
mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan
kebijakan teknis perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang meliputi
standardisasi, sosialisasi dan pelaksanaan perlindungan mulai dari pra-
pemberangkatan selama penempatan, sampai dengan pemulangan.
4.2 Pengumpulan Data
4.2.1 Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui standar dari bagaimana kegiatan
perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia yang dilakukan oleh BNP2TKI.
Kegiatan observasi yang dilakukan dimulai dari mengamati kegiatan perlindungan
yang dilakukan oleh BNP2TKI mulai dari pra-penempatan, masa penempatan
hingga pemulangan.
Hasil dari kegiatan observasi memberikan hasil bahwa kegiatan yang
berkaitan dengan perlindungan telah sesuai dengan Standar dari Peraturan Kepala
BNP2TKI Nomor SE 03/KA/VIII/2009. Peraturan Kepala BNP2TKI tersebut
menjelaskan Standar operasional prosedur BNP2TKI beserta job description dari
setiap individu pelaksana.
4.2.2 Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan untuk mendapatkan data berkaitan dengan
kendala yang sering dialami berkaitan dengan perlindungan TKI, mengetahui
85
kegiatan perlindungan yang telah dijalankan oleh BNP2TKI, dan memperoleh
informasi mengenai peraturan dan undang-undang mana saja yang terkait dengan
kegiatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Wawancara dilakukan pada 2 narasumber yaitu Bapak Ir Agusdin
Subiantoro selaku Deputi bidang penempatan dan Drs Muhammad Syafrie selaku
Deputi bidang Perlindungan. Wawancara dilakukan secara langsung oleh penulis
berdasarkan poin-poin kuesioner yang berkaitan dengan kepentingan penulis
sebagaimana hasil dari wawancara tersebut dapat dilihat pada lampiran 4 dan 5.
4.2.3 Angket atau Kuesioner
Selain mewawancarai 2 narasumber terkait, Penulis juga melakukan
kuesioner terhadap 27 TKI dengan negara tujuan yang paling sering terjadi
permasalahan TKI yaitu Malaysia dan Arab. Kuesioner terdiri dari 10 rangkaian
pertanyaan terkait dengan penempatan dan perlindungan TKI.
Dari 27 responden, 18 diantaranya adalah TKI yang ditempatkan di
Malaysia dan 9 responden adalah TKI yang ditempatkan di Arab. Berdasarkan
jawaban dari seluruh responden terkait bidang pengajuan TKI, dapat disimpulkan
bahwa 88% responden menyatakan bahwa dalam memperoleh informasi kriteria
menjadi TKI adalah mudah, sedangkan untuk memenuhi kriteria tersebut 81%
menyatakan cukup mudah.
Perihal Penempatan, 70% Responden menyatakan bahwa Negara tujuan
tidak selalu sesuai dengan keinginan. 88% Responden menyatakan bahwa Negara
86
tujuan sesuai dengan Agama dan 92% responden menyatakan bahwa Negara tujuan
disesuaikan dengan profesi dari TKI tersebut.
Perlindungan adalah bidang yang sangat terkait dengan pengembangan
sistem SIGEPTKI, yang memiliki hubungan dengan system requirement nya.
Dilihat dari jawaban responden mengenai sistem perlindungan yang sedang
dijalankan oleh Pemerintah, 88% menyatakan bahwa sistem tersebut cukup sesuai
dengan harapan mereka. 70% menyatakan bahwa kedubes RI perlu mengetahui
lokasi terakhir TKI setiap 24 Jam, 88% responden menyatakan sangat perlu
pengingat masa kontrak kerja, 82% responden menyatakan sangat perlu petunjuk
arah digital menuju Kedubes RI setempat, dan 100% responden menyatakan sangat
memerlukan sistem yang dapat mengirimkan sinyal S.O.S kepada Kedubes RI
setempat.
4.2.4 Studi Pustaka
Studi pustaka, sebagaimana dilakukan untuk mendapatkan referensi tertulis
dan memiliki integritas untuk memperkuat argumen-argumen penulis dalam
melakukan penelitian. Pada tahap ini dihasilkan standarisasi dalam pengembangan
sistem menggunakan Framework Cocoa pada Objective-C yang digunakan sebagai
landasan mengembangkan keseluruhan sistem.
Regulasi UU No. 39 tahun 2004 tentang penempatan dan perlindungan TKI,
mendeskripsikan tugas pemerintah terkait perlindungan TKI yaitu menjamin hak-
hak masing-masing TKI menjadi landasan pengembangan fitur monitoring dan rute
lokasi TKI, mengirim koordinat TKI secara otomatis, pengingat masa kontrak TKI,
87
dan kirim sinyal S.O.S. Serta pada regulasi Perpres No. 81 Tahun 2006 tentang
BNP2TKI, yang mewajibkan pemerintah mencatat seluruh data tentang
perlindungan TKI menjadi landasan regulasi pengembangan fitur manajerial data.
88
4.3 Pengembangan Sistem
4.3.1 Inception
Tahap inception ini adalah tahap menentukan dan mendefinisikan sistem
yang akan dikembangkan hanya berdasarkan pada kebutuhan-kebutuhan sistem
(system requirement). Pada tahapan ini, pendekatan teknis dalam pembuatan sistem
belum dipikirkan.
4.3.1.1 Determine System Requirements
Untuk dapat menentukan kebutuhan sistem atau needed analysis
SIGEPTKI, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan visi
dari sistem kemudian menentukan system requirements.
1. Menentukan Visi Sistem
Untuk dapat menentukan Visi dari SIGEPTKI, maka kita perlu ketahui apa
saja cakupan dari kata istilah “perlindungan” berdasarkan peraturan yang ada.
Melihat dari visi, misi dan Job Description masing-masing bagian dari BNP2TKI,
perlindungan tersebut mencakup standarisasi sistem perlindungan, sosialisasi atau
pembekalan terkait perlindungan terhadap TKI sebelum melakukan
pemberangkatan, dan melaksanakan perlindungan itu sendiri dari mulai pra-
pemberangkatan, selama penempatan, hingga pemulangan.
Jadi sistem yang dibuat harus sebagai representasi dari bentuk perlindungan
terhadap masing-masing TKI dari mulai pra-pemberangkatan, masa penempatan,
hingga pemulangan. Pada masa pra-pemberangkatan diperlukan perlindungan
89
kepada TKI berupa sosialisasi berupa bahasa, tata krama dan adat istiadat setiap
negara yang akan dituju oleh TKI. Bentuk perlindungan selama masa penempatan
adalah bagaimana pemerintah dalam hal ini kususnya BNP2TKI dapat memantau
setiap TKI yang sedang bekerja di luar negeri dan dapat merespon cepat jika TKI
tersebut mengalami masalah. Yang terakhir, Perlindungan pada masa pemulangan
ialah perlindungan terhadap TKI ketika masa kontrak kerjanya habis kemudian
dipulangkan sampai ke agen TKI di daerah masing-masing.
Dari analisis diatas maka didapatkan visi dari SIGEPTKI adalah :
Menyediakan bentuk perlindungan digital dalam genggaman masing-
masing TKI yang sedang bekerja di luar negeri.
Memungkinkan pemerintah untuk melakukan monitoring keberadaan
near real time dan status masing-masing TKI yang sedang bekerja di
luar negeri.
2. Menentukan System Requirements secara fungsional
Tahap ini adalah tahap untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan fungsional
Sistem untuk mencapai visi yang sudah disebutkan pada bagian sebelumnya.
Adapun kebutuhan-kebutuhan fungsional SIGEPTKI adalah :
Mengirimkan lokasi TKI secara otomatis dan periodik.
Mengirimkan sinyal S.O.S dari TKI.
Menyediakan petunjuk arah menuju kedutaan besar Indonesia di
masing-masing negara.
Menyediakan pengingat masa kontrak kerja terhadap TKI.
90
Menyediakan pemetaan keberadaan masing-masing TKI secara near
real time.
Menyediakan petunjuk arah menuju lokasi near real time masing-
masing TKI.
Manajerial data.
4.3.1.2 Define Boundary System
Mendefinisikan batasan pada SIGEPTKI yaitu mendefinisikan lingkungan
dari Sistem ini. Lingkungan Sistem dapat digambarkan oleh context diagram pada
Gambar 4.2
Gambar 4.2 Context Diagram dari SIGEPTKI
91
Context diagram diatas telah dengan jelas menjelaskan lingkungan dari
SIGEPTKI, dimana terdapat 3 aktor yang sangat berkaitan dengan sistem yaitu TKI,
Operator dan Admin untuk dapat mengoperasikan fungsi-fungsi sebagaimana
dijelaskan pada kebutuhan-kebutuhan fungsi sistem. Selain itu, terdapat juga aktor
eksternal yang mempengaruhi sistem yang dituliskan pada context diagram tersebut
yaitu Komunikasi Eksternal. Komunikasi Eksternal merujuk ke penyedia layanan
jaringan komunikasi. Penyedia layanan jaringan komunikasi merupakan faktor
eksternal penting untuk berlangsungnya sistem, karena tanpa adanya jaringan
komunikasi maka sistem tidak akan bisa dioperasikan karena sistem ini sangat
bergantung pada sinyal GPS dan Internet.
4.3.1.3 Determine Mission Use Cases
Aktivitas ini adalah menentukan tujuan dari setiap aktor yang terlibat
langsung terhadap sistem. Untuk dapat mendeskripsikan penentuan tujuan
menggunakan sistem dari setiap aktor, maka perlu dibuat Mission Use Cases
Diagram.
Masing-masing aktor memiliki kepentingan yang berbeda kaitannya dalam
penggunaan sistem ini, maka perlu dipisahkan sesuai keperluan masing-masing.
Operator disini adalah pihak pemerintah. Kembali pada bagian sebelumnya tentang
system requirement, pada bagian ini dilakukan pencocokan fungsi kepada aktor-
aktor yang terlibat. Selain perlu diketahuinya tentang deskripsi dari setiap aktor,
92
juga diperlukan pencocokan kebutuhan-kebutuhan fungsional sistem terhadap
aktor. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pencocokan System Requirements fungsional terhadap aktor
Aktor Deskripsi System Requirements fungsional
TKI
Warga Indonesia yang
bekerja di luar Negeri. TKI
adalah orang yang
membutuhkan
perlindungan.
Mengirimkan lokasi TKI secara
otomatis dan periodik.
Mengirimkan sinyal S.O.S dari
TKI.
Menyediakan petunjuk arah
menuju kedutaan besar Indonesia
di masing-masing negara.
Menyediakan pengingat masa
kontrak kerja terhadap TKI.
Operator
Aktor yang mengawasi
dan memberikan
perlindungan terhadap
TKI, dalam hal ini
operator erat kaitannya
dengan pihak pemerintah
terdapat pada kedubes RI
di setiap negara
Menyediakan pemetaan
keberadaan masing-masing TKI
secara near real time.
Menyediakan petunjuk arah
menuju lokasi near real time
masing-masing TKI.
Admin
Pihak pemerintah yang
berada di Indonesia,
Manajerial data
93
dalam hal ini admin
adalah BNP2TKI karena
setiap TKI yang
dikirimkan harus tercatat
pada BNP2TKI
Hasil dari pencocokan system requirement fungsional terhadap aktor, maka
paket sistem yang akan dibuat dapat dipisah sesuai kebutuhan. Penulis membuat
penamaan terhadap paket sistem yang digunakan oleh Admin atau pihak
pemerintah pada bagian manajerial data adalah adminApp, Operator atau pihak
pemerintah dalam pengawasan adalah serverApp dan yang digunakan oleh TKI
adalah clientApp. Dengan pemisahan paket sistem ini, maka dapat digambarkan
mission use cases berdasarkan paket sistem seperti pada Gambar 4.3.
94
Gambar 4.3 Mission Use Cases diagram berdasarkan paket sistem dari
SIGEPTKI
Setelah didapat paket sistem mission use cases dari Sistem ini, maka perlu
dilakukan perincian dari setiap paket sistem. Mission use cases mendeskripsikan
95
tujuan secara rinci dari setiap aktor yang berkaitan dengan sistem. Maka didapatkan
mission use cases dari SIGEPTKI adalah seperti pada Gambar 4.4
Gambar 4.4 Mission Use Cases Diagram dari keseluruhan SIGEPTKI
96
4.3.1.4 Define System Use Cases
Tahap mendefinisikan use cases adalah tahap untuk mendefinisikan apa saja
yang dilakukan oleh setiap aktor terhadap sistem dari setiap mission use case.
Pendefinisian dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 4.1 Pendefinisian use case dari setiap mission use case.
Aktor Mission Use Case Use Case
TKI
Mengirim Lokasi Secara
Otomatis
Kirim koordinat
Mengirim sinyal S.O.S Kirim sinyal S.O.S
Menerima petunjuk arah
menuju kedubes RI
Lihat petunjuk arah
Menerima pengingat
masa kontrak kerja
Lihat masa kontrak
Admin Manajerial Data
Log in
Input data clientApp
Manajemen data
clientApp
Log out
Operator
Melihat Lokasi TKI Lihat lokasi TKI
Menerima petunjuk arah
menuju lokasi TKI
Lihat petunjuk arah
97
Karena sebagai admin memiliki tujuan yaitu manajerial data, maka untuk
menjaga keamanan data diperlukan fasilitas log in dan log out. Dari pendefinisian
diatas maka dapat digambarkan use cases diagram pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Use Cases Diagram dari SIGEPTKI
Untuk mengetahui spesifikasi dari fungsi yang dilakukan di use cases
diagram maka perlu dibuat spesifikasi use case. Spesifikasi dari setiap use case
pada use cases diagram SIGEPTKI dijelaskan oleh tabel-tabel berikut ini.
98
Tabel 4.2 Use case kirim koordinat secara otomatis
Use case name Kirim koordinat secara otomatis
Brief description Use case ini adalah kegiatan
sistem mengetahui posisi nya,
yang kemudian dikirimkan ke
server dalam bentuk koordinat.
Actor TKI
Precondition Kegiatan ini dilakukan secara
periodik setiap jam 8 pagi waktu
setempat.
Main flow Use case ini melakukan
pengiriman informasi lokasi dari
TKI secara otomatis dan
berulang-ulang setiap jam 8 pagi
waktu setempat
Alternative flow Jika pada jam 8 pagi use case ini
tidak bisa dijalankan secara
otomatis karena gangguan, maka
use case ini akan mengulang
proses nya di keesokan harinya
Post condition Jika use case berhasil dilakukan
maka akan ada pesan
pemberitahuan berhasil pada TKI
99
Tabel 4.3 Use case kirim sinyal S.O.S
Use case name Kirim sinyal S.O.S
Brief description Use case ini adalah kegiatan
mengirimkan semacam sinyal
bahwa si pengguna sedang dalam
bahaya, dan mengirimkan lokasi
terakhir dari pengguna
Actor TKI
Precondition TKI membuka aplikasi clientApp
kemudian masuk ke halaman
kirim signal S.O.S
Main flow Pada saat TKI memasuki halaman
kirim sinyal S.O.S dan
mengaktifkannya, kemudian
sistem akan meminta TKI
memasukan kata sandi untuk
mengaktifkannya.
Alternative flow Jika kata sandi salah maka
kegiatan kirim sinyal S.O.S tidak
akan berfungsi dan akan
menampilkan pesan gagal.
Post condition Saat proses ini berhasil dilakukan,
maka pihak pemerintah akan
100
mendapatkan tanda dari si
pengirim sinyal bahwa si pengirim
sinyal sedang dalam bahaya,
sehingga pemerintah dapat
melakukan tindakan secepat
mungkin
Tabel 4.4 Use case lihat rute menuju kedubes RI
Use case name Lihat petunjuk arah
Brief description Use case ini adalah kegiatan
dimana sistem ini akan
menyediakan petunjuk arah
kepada TKI menuju kedubes RI
di negara tempat TKI tersebut
bekerja
Actor TKI
Precondition TKI membuka aplikasi clientApp
Main flow Pada saat TKI masuk ke rute
menuju kedubes RI, maka sistem
akan mengambil data lokasi
kedubes RI di negara TKI
101
tersebut bekerja dan memberikan
petunjuk arah menuju kedubes
Alternative flow Jika sinyal GPS dan internet tidak
ada, maka akan menampilkan
pesan gagal
Post condition Ketika petunjuk arah sudah
diberikan, maka sistem navigasi
akan menuntuk TKI menuju
lokasi tujuan yaitu kedubes RI
Tabel 4.5 Use case lihat masa kontrak
Use case name Lihat masa kontrak
Brief description Use case ini adalah kegiatan
sistem sebagai pengingat masa
kontrak TKI
Actor TKI
Precondition TKI membuka aplikasi clientApp
Main flow Pada saat aplikasi dibuka, maka
akan ada pesan pertama yang
muncul yaitu menampilkan masa
kontrak TKI.
102
Alternative flow Jika terjadi gangguan internet,
maka akan menampilkan pesan
gagal menampilkan informasi
kontrak
Post condition Ketika masa kontrak TKI sudah
ditampilkan, TKI dapat menutup
kotak pesan tersebut dan mulai
menggunakan sistem clientApp
Tabel 4.6 Use case log in
Use case name Log in
Brief description Use case ini adalah kegiatan untuk
mengamankan data-data
clientApp dan identitas TKI pada
sistem adminApp
Actor Admin
Precondition Admin membuka aplikasi
serverApp
Main flow Pada saat aplikasi dibuka, maka
akan muncul halaman log in
Alternative flow Jika pada saat memasukan
username dan password terjadi
103
ketidak cocokan, maka akan
menampilkan pesan gagal
Post condition Jika username dan password
cocok, maka operator dapat
mengoperasikan aplikasi
adminApp
Tabel 4.7 Use case manajemen data clientApp
Use case name Manajemen data clientApp
Brief description Use case ini adalah kegiatan
untuk melakukan add, edit, dan
delete pada data clientApp
Actor Admin
Precondition Operator membuka aplikasi
adminApp kemudian masuk ke
halaman manajemen data
Main flow Pada saat masuk ke halaman
manajemen data kemudian pilih
add data clientApp. Sistem akan
menampilkan form pengisian
clientApp
104
Alternative flow Aktor dapat memiliki pilihan
untuk edit dan delete data
clientApp.
Post condition Jika data clientApp baru sudah
berhasil dimasukan maka, data
baru tersebut akan terekam di
database.
Tabel 4.8 Use case manajerial data identitas TKI
Use case name Manajemen data identitas TKI
Brief description Use case ini adalah kegiatan
untuk melakukan add, edit, dan
delete pada data identitas TKI
Actor Admin
Precondition Operator membuka aplikasi
adminApp kemudian masuk ke
halaman manajemen data
Main flow Pada saat masuk ke halaman
manajemen data kemudian pilih
add data identitas TKI. Sistem
akan menampilkan form
pengisian clientApp
105
Alternative flow Aktor dapat memiliki pilihan
untuk edit dan delete data
clientApp.
Tabel 4.9 Use case logout
Use case name Log out
Brief description Use case ini adalah kegiatan
menutup aplikasi dan menghapus
historis dari username dan
password untuk login dengan
maksud menjamin keamanan
data, sehingga untuk dapat
mengoperasikan sistem
adminApp lagi, perlu memasukan
username dan password lagi.
Actor Admin
Precondition Operator menekan perintah log
out pada sistem.
Main flow Setelah perintah log out
dilakukan, maka sistem akan
menampilkan pesan untuk
meyakinkan perintah.
106
Post condition Jika perintah sudah dibenarkan,
maka sistem akan menampilkan
halaman login dengan kolom
username dan password dalam
keadaan kosong.
Tabel 4.10 Use case Lihat lokasi TKI
Use case name Lihat lokasi TKI
Brief description Use case ini adalah kegiatan
untuk mengetahui posisi setiap
TKI yang sedang bekerja di luar
negeri
Actor Operator
Precondition Operator membuka aplikasi
serverApp kemudian masuk ke
halaman monitoring TKI
Main flow Pada saat masuk ke halaman
monitoring TKI, maka sistem
akan menampilkan peta dan titik
sebagai representasi lokasi TKI
Post condition Setiap titik terdapat informasi
mengenai status dari TKI tersebut
107
Tabel 4.11 Use case lihat rute menuju lokasi TKI
Use case name Lihat rute menuju lokasi TKI
Brief description Use case ini adalah kegiatan
sistem untuk menyediakan
petunjuk arah menuju lokasi TKI
yang diinginkan
Actor Operator
Precondition Operator membuka aplikasi
serverApp kemudian masuk ke
halaman monitoring TKI
Main flow Pada saat masuk ke halaman
monitoring TKI, kemudian pilih
salah satu lokasi TKI yang akan
dituju, kemudian masukan
perintah petunjuk arah. Setelah
itu petunjuk arah akan
ditampilkan
Post condition Ketika petunjuk arah sudah
diberikan, maka sistem navigasi
akan menuntuk Operator menuju
lokasi terakhir dari TKI yang
dituju.
108
4.3.2 Elaboration
Pada tahap ini, adalah dimulainya tahap perincian sistem dan tahap memulai
pengembangan sistem melalui pendekatan teknis, tidak lagi hanya melihat dari apa
yang dapat dilakukan sistem tetapi juga melihat bagaimana cara sistem itu bekerja.
4.3.2.1 Analisis Fungsional Sistem
Tahap ini adalah tahap mendefinisikan dan membuat detail dari setiap
fungsi-fungsi sistem yang telah ditentukan pada tahap inception. Fungsi-fungsi
sistem sudah terdefinisikan pada use cases diagram, sehingga yang dilakukan pada
tahap ini adalah merincikan setiap use case yang ada dengan bantuan activity
diagram.
1. Activity Diagram untuk Log in
Gambar 4.6 Activity Diagram untuk use case Log in
109
Gambar 4.6 menjelaskan activitas dari use case log in yang
dilakukan pada adminApp. Proses awal yang dilakukan adalah
menjalankan aplikasi adminApp, kemudian akan muncul halaman log
in. Di halaman tersebut terdapat dua field yang wajib di isi yaitu
username dan password supaya dapat mengoperasikan sistem
adminApp. Setelah username dan password dimasukan, maka sistem
akan memverifikasi dengan data yang ada pada database, apakah
username dan password tersebut cocok.
Jika username dan password tidak cocok dengan data yang ada,
maka sistem akan menampilkan pesan peringatan bahwa login gagal dan
sistem akan tetap menampilkan halaman log in. Jika username dan
password benar, maka akan adminApp dapat dioperasikan.
2. Activity Diagram manajemen data clientApp
Aktivitas yang dilakukan pada Gambar 4.7 adalah aktivitas
untuk manajemen data clientApp supaya yang dapat dimonitor oleh
serverApp yang dilakukan pada adminApp. Untuk dapat menambahkan
data clientApp pada database, maka seorang admin perlu melakukan log
in terlebih dahulu. Setelah berhasil, admin masuk ke halaman , yang
manajemen data kemudian memilih add, edit, atau hapus data clientApp
untuk melakukan kegiatan manajemen data clientApp.
110
Gambar 4.7 Activity Diagram untuk use case manajemen data clientApp
111
Pada form add, sistem akan menampilkan formulir tentang data
clientApp yang perlu diisi oleh admin. Jika seluruh data sudah diisi dan
lolos dari kontrol error data maka data tersebut sudah masuk kedalam
database. Dan sejak saat itu, device yang sudah didaftarkan, bisa
dimonitor keberadaannya oleh serverApp. Sedangkan form edit dan
delete sistem akan menampilkan list clientApp untuk kemudian seorang
admin dapat memilih data mana yang akan di edit atau di hapus.
3. Activity Diagram manajemen data identitas TKI
Aktivitas ini manajemen data yang digambarkan pada Gambar
4.8 dibawah ini menjelaskan secara rinci apa itu manajemen data
identitas TKI. Manajemen data identitas TKI adalah kegiatan add, edit
dan delte data identitas TKI pada database. Aktivitas yang dilakukan
adalah seperti biasa, Admin perlu log in untuk dapat mengoperasikan
adminApp, kemudian masuk ke halaman manajemen data. Disitu Admin
akan disajikan oleh pilihan add, edit, atau delete.
Pada form add, sistem akan menampilkan formulir tentang data
clientApp yang perlu diisi oleh admin. Jika seluruh data sudah diisi dan
lolos dari kontrol error data maka data tersebut sudah masuk kedalam
database. Sedangkan form edit dan delete sistem akan menampilkan list
clientApp untuk kemudian seorang admin dapat memilih data mana
yang akan di edit atau di hapus.
112
Gambar 4.8 Activity Diagram untuk usecase manajemen data identitas
TKI
113
4. Activity Diagram log out
Aktivitas pada yang ditunjukkan pada Gambar 4.9 adalah
aktivitas dimana Admin keluar dari sistem adminApp dan untuk
menjaga keamanan data, maka aktivitas log out ini nantinya akan
menghapus historis tentang username dan password pada device.
Sehingga jika ingin mengoperasikan serverApp lagi, operator harus log
in kembali.
Aktivitas ini dimulai dari memilih perintah log out pada
adminApp, kemudian sistem akan menampilkan pesan konfirmasi
apakah admin benar-benar akan keluar dari sistem ini. Jika pilihannya
ya, maka sistem akan menampilkan halaman log in dengan kolom
username dan password dibuat kosong, jika pilihannya batal, maka
sistem akan kembali ke halam awal
114
.
Gambar 4.9 Activity Diagram untuk usecase log out
5. Activity Diagram lihat lokasi TKI
Pada aktivitas di Gambar 4.10, operator dapat melihat pemetaan
lokasi near real time dari masing-masing TKI. Aktivitas yang dilakukan
adalah setelah operator melakukan log in dan berhasil, pilih menu
monitoring keberadaan TKI. Dengan begitu sistem akan menerima data
clientApp paling terkini dari database dan menampilkannya dalam
bentuk pemetaan dengan titik sebagai simbol lokasi TKI.
115
Gambar 4.10 Activity Diagram untuk usecase lihat lokasi TKI
6. Activity Diagram lihat rute menuju lokasi TKI
Aktivitas pada bagian ini, maksudnya adalah sistem
menyediakan fasilitas petunjuk arah menuju lokasi terakir TKI tertentu
yang di inginkan. Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, maka aktivitas
yang dilakukan operator adalah login, kemudian masuk ke halaman
monitoring TKI lalu pilih titik mana atau TKI mana yang akan dituju.
Setelah itu masukan perintah tampilkan petunjuk arah. Dengan begitu
sistem akan menampilkan petunjuk arah menuju lokasi near real time
TKI yang dipilih. Aktivitas ini digambarkan sebagai diagram pada
Gambar 4.11
116
Gambar 4.11 Activity Diagram untuk usecase lihat rute menuju lokasi
TKI
7. Activity Diagram kirim koordinat secara otomatis
Aktivitas dari Gambar 4.12 adalah aktivitas mengirimkan titik
koordinat lokasi TKI secara otomatis. Sistem akan bekerja secara
otomatis ketika waktu setempat telah menunjukan pukul 08:00. Pada
waktu tersebut, tanpa diperintah oleh user (TKI), sistem akan
memeriksa konektivitas internet dan GPS dan kemudian menangkap
lokasi dirinya sendiri. Setelah koordinat didapat, sistem akan
117
mengirimkan secara otomatis ke webservice yang kemudian disimpan
dalam database sebagai lokasi baru dari TKI mana yang mengirimkan
lokasi tersebut
Gambar 4.12 Activity Diagram untuk usecase kirim koordinat
118
8. Activity Diagram Kirim Sinyal S.O.S
Aktivitas pada Gambar 4.13 menggambarkan bagaimana jika
seorang TKI benar-benar terancam bahaya dan perlu mengirimkan sinya
bahwa TKI tersebut sedang dalam bahaya kepada pemerintah. Aktivitas
tersebut dimulai dengan memasukan perintah sinyal S.O.S pada
clientApp, kemudian sistem akan memeriksa koneksi internet. Jika tidak
terdapat koneksi internet maka sistem tidak dapat mengirimkan sinyal
S.O.S dan akan menampilkan pesan gagal.
Tetapi jika sistem memiliki koneksi internet maka, sistem akan
melanjutkan kepada verifikasi pengguna, apakah yang mengirimkan
sinyal S.O.S ini adalah benar si TKI pengguna clientApp tersebut
ataukah orang lain dengan cara sistem meminta TKI memasukkan nama
ibu kandung. Mengapa ibu kandung ? Dalam buku Sistem keamanan
bank, ibu kandung adalah salah satu bentuk sandi keamanan dalam
transaksinya untuk memastikan kebenaran dari seseorang.
119
Gambar 4.13 Activity Diagram untuk usecase kirim sinyal S.O.S
9. Activity Diagram lihat rute menuju kedubes RI
Aktivitas pada Gambar 4.14 dibawah, adalah aktivitas untuk
mendapatkan petunjuk arah menuju kedutaan besar di negara TKI
tersebut bekerja. Aktivitas tersebut dimulai dari perintah pengguna
untuk mendapatkan petunjuk arah menuju kedubes RI, kemudian sistem
120
akan memeriksa koneksi internet. Jika tidak ada koneksi internet maka
akan muncul pesan gagal dan sistem tidak menampilkan petunjuk arah.
Namun, jika koneksi internet tersebut tersedia maka sistem akan
menghubungi web service untuk memanggil data TKI dan mencari tahu
lokasi TKI yang bersangkutan. Setelah mendapatkan lokasi TKI, sistem
akan kembali menghubungi web service untuk mendapatkan data lokasi
kedubes di negara yang bersangkutan. Aktivitas terakhir ialah, sistem
akan menampilkan petunjuk arah menuju kedubes RI tersebut.
Gambar 4.14 Activity Diagram untuk usecase lihat rute menuju kedubes
RI
121
10. Activity Diagram lihat masa kontrak
Gambar 4.15 Activity Diagram untuk usecase lihat masa kontrak
Pada Gambar 4.15 menunjukan aktivitas bagaimana sistem
memperlihatkan masa kontrak kerja sebagai bentuk pengingat pada TKI.
Aktivitas ini dimulai setiap kali TKI membuka aplikasi ini, maka sistem
akan secara otomatis menghubungi web service untuk mendapatkan data
tentang TKI yang bersangkutan dan kemudian menampilkan masa
kontrak kerja.
122
4.3.2.2 Membangun Sistem Arsitektur
Aktivitas ini adalah tahap membangun arsitektur dengan pendekatan teknis.
Disini, pendefinisian telah difokuskan kepada bagaimana cara kerja SIGEPTKI
secara teknisnya.
Gambar 4.16 Menggambarkan skema sistem arsitektur pada SIGEPTKI.
Dapat dilihat bahwa terdapat 2 paket sistem utama yaitu clientApp sebagai sistem
yang dipegang oleh TKI dan serverApp, sistem yang dipegang oleh pihak
pemerintah, dalam kaitannya dengan penelitian ini disebut operator.
Gambar 4.16 System Architecture dari SIGEPTKI.
123
Pada skema tersebut dijelaskan juga bahwa basis data sistem tersebut berada
terpisah dari kedua paket sistem. Database disediakan secara online, dan hanya
dapat diakses melalui koneksi internet. Selain membutuhkan koneksi internet,
sistem ini juga membutuhkan sinyal GPS, sehingga dengan kata lain faktor
eksternal dari lingkungan SIGEPTKI ini sangat berpengaruh terhadap operasi
sistem.
Web Service pada sistem ini adalah penyedia encoder data sebagai perantara
sekaligus penerjemah data yang dikirim dari perangkat mobile menuju database.
Tanpa adanya web service, paket sistem clientApp dan serverApp tidak akan bisa
berkomunikasi dengan database.
Setelah sistem arsitektur dari SIGEPTKI ini didefinisikan, langkah
selanjutnya adalah menentukan teknologi dalam pengembangannya dengan cara
membuat deployment diagram. Gambar 4.17 memperlihatkan deployment diagram
dari SIGEPTKI.
124
Gambar 4.17 Deployment Diagram dari SIGEPTKI
Dalam deployment diagram diatas, dijelaskan bahwa perangkat mobile yang
digunakan sebagai clientApp adalah iPhone, dan perangkat mobile yang digunakan
sebagai serverApp dan adminApp adalah iPad. Ketiga Aplikasi tersebut merupakan
aplikasi native (aplikasi yang di instal kedalam sistem operasi dari sebuah device).
Web service terdiri dari 2 teknologi yaitu encoder PHP-JSON dan sistem basis data
dengan teknologi MySQL
125
4.3.3 Construction
Tahap construction ini adalah tahap untuk merancang aplikasi tersebut.
Secara garis besar, hal pertama yang harus dilakukan untuk merancang aplikasi
adalah menganalisis data. Setelah data dianalisis, selanjutnya mendeskripsikan
setiap skenario dari sistem dan membangun user interface supaya sesuai dengan
skenario yang telah dibuat. Setelah ketiga hal tersebut telah didapatkan hasilnya,
maka tahap terakhir adalah tahap pemrogramman (coding).
4.3.3.1 Struktur Sistem
Untuk mendefinisikan struktur sistem, disini perlu dibuat class diagram
sebagai penggambaran struktur statis dari sebuah sistem. Sebagaimana pada
Gambar 4.18 yang menggambarkan struktur class diagram awal dari sistem ini baru
menentukan method dari masing-masing kelas dan belum mendefinisikan datanya.
126
Gambar 4.18 Class Diagram awal dari SIGEPTKI
Pada class diagram tersebut dapat terlihat bahwa user interface dari sistem
ada tiga yaitu, serverApp interface. adminApp interface dan clientApp interface.
ServerApp interface memiliki fungsi untuk memonitor data clientApp yang berisi
didalamnya data identitas TKI. Sedangkan pada adminApp memiliki fungsi penuh
untuk melakukan manipulasi data dari clientApp dan identitas TKI, dari mulai add
data, edit, find dan delete. Pada clientApp memiliki fungsi mengubah beberapa data
yang terdapat pada kelas clientApp.
Untuk mendefinisikan data-data apa saja yang akan dimasukkan dalam
sistem, maka dapat dilihat dari kelas identitas TKI, clientApp, kedubes_ri, dan
admin. Pertama pada kelas identitas TKI, kelas ini adalah kelas yang
mendefinisikan biodata dari TKI. Berdasarkan data yang penulis dapatkan dari
penelitian di BNP2TKI, setiap TKI memiliki data-data diantaranya adalah id_tki,
127
no_ktp, nama dan lain-lain yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Kelas
clientApp dibentuk untuk menampung data koordinat TKI, dan data SOS Signal.
Kelas admin yang ada pada class diagram tersebut hanya kelas sebagai
kontrol keamanan dari pengguna serverApp. Tidak ada pembedaan hak akses
terhadap pengoperasian serverApp. Asalkan seorang pengguna mengetahui
kombinasi username dan password yang terdaftar, maka pengguna tersebut dapat
mengoperasikan seluruh fungsi pada serverApp.
Kelas kedubes_ri berfungsi sebagai penyedia data nama negara untuk di
isikan pada field negara_tujuan pada kelas identitas_tki sebagai control data
mengenai fungsi rute menuju kedubes RI di setiap negara untuk keperluan
pembuatan rute menuju kedubes RI. Maka, dari analisis data tersebut, dapat
didefinisikan class diagram secara utuh dari SIGEPTKI sebagaimana pada Gambar
4.19.
128
Gambar 4.19 Class Diagram SIGEPTKI
129
Setelah mendefinisikan class diagram secara keseluruhan, maka dapat
dibuat struktur database berdasarkan class diagram dan data-data yang didapatkan
dari BNP2TKI seperti pada Gambar 4.20
Gambar 4.20 Struktur Database
130
Seperti yang digambarkan pada Class Diagram, field id_tki merupakan
foreign key dari tabel clientApp merefer ke tabel identitas_tki. Definisi dari data
dari struktur database diatas dapat dilihat pada Tabel 4.12
Tabel 4.14 Definisi Data
No. Nama Field Tipe Data Keterangan
1. id_admin varchar(3)
Sebagai primary key dari tabel
admin
2. username varchar(15)
Berisi username dari aktor
admin
3. password varchar(13)
Berisi passsword dari aktor
admin
4. id_kedubes varchar(3)
Sebagai primary key dari tabel
kedubes_ri
5. negara_kedubes varchar(25)
Nama negara dimana kedubes
yang dimaksud berada
6. lat_kedubes float Nilai latitude dari kedubes
7. long_kedubes float Nilai longitude dari kedubes
8. serial_number varchar(12)
Berisi nomor seri dari
perangkat iPhone dan
dijadikan sebagai primary key
131
sekaligus sebagai angka unik
dari masing-masing perangkat
supaya tidak diperlukan akun
9. id_tki varchar(8)
Sebagai primary key dari tabel
identitas_tki
10. latitude float
Nilai latitude terakhir yang
dikirim dari aplikasi clientApp
11. longitude float
Nilai longitude terakhir yang
dikirim dari aplikasi clientApp
12. jam_akhir_posisi time
Waktu (jam) ketika aplikasi
clientApp terakhir kali
mengirimkan mengirimkan
koordinat
13. tgl_akhir_posisi date
Waktu (tanggal) ketika
aplikasi clientApp terakhir kali
mengirimkan mengirimkan
koordinat
14. sos_signal tinyint(1)
Berisi informasi yang
menyatakan apakah sinyal
132
S.O.S dari seorang TKI sedang
aktif atau tidak
15. sos_date date
Berisi informasi tanggal
pengiriman sinyal S.O.S dari
TKI
16. no_ktp varchar(17) Nomor KTP dari TKI
17. nama varchar(35) Nama TKI
18. tempat_lahir varchar(30) Tempat Lahir TKI
19. tanggal_lahir date Tanggal Lahir TKI
20. jenis_kelamin varchar(11) Jenis Kelamin TKI
21. agama varchar(15) Agama yang dianut TKI
22. pendidikan varchar(20)
Pendidikan terakhir TKI
sebelum TKI berangkat ke luar
negeri
23. status varchar(13) Status TKI berdasarkan KTP
24. alamat_tki varchar(100) Alamat tempat tinggal TKI
25. kota_tki varchar(30) Kota tempat tinggal TKI
133
26. nama_ayah varchar(25) Nama Ayah TKI
27. nama_ibu varchar(25) Nama Ibu TKI
28. alamat_ortu varchar(100)
Alamat tempat tinggal dari
orang tua TKI
29. kota_ortu varchar(30)
Kota tempat tinggal orang tua
TKI
30. no_paspor varchar(9) Nomor Paspor TKI
31. tanggal_paspor date
Tanggal diterbitkannya paspor
TKI
32. no_visa varchar(19) Nomor Visa TKI
33. negara_tujuan varchar(28)
Negara tujuan bekerja dari
TKI
34. pptkis varchar(35)
Nama Penyelenggara
Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Swasta
35. nama_agensi varchar(35) Nama Agensi dari TKI
36. pengguna_tki varchar(35)
Nama Majikan atau bos dari
TKI
134
37. alamat_pengguna_tki varchar(100)
Alamat majikan atau bos dari
TKI
38. jabatan varchar(35) Jabatan atau profesi TKI
39. no_ktkln varchar(17)
Nomor Kartu Tanda Kerja
Luar Negeri
40. tanggal_terbit_ktktln date
Tanggal diterbitkannya
KTKLN
41. tanggal_habis_ktkln date
Tanggal berakhirnya KTKLN
atau jatuh tempo dimana
seorang TKI harus berhenti
bekerja dan dipulangkan
135
4.3.3.2 Mendeskripsikan Skenario Sistem
Untuk mendeskripsikan setiap interaksi pada setiap skenario dalam
SIGEPTKI, dapat digambarkan dengan sequence diagram.
1. Sequence Diagram login
Gambar 4.21 Sequence Diagram login
Sequence diagram yang digambarkan pada Gambar 4.21 adalah sequence
diagram untuk proses log in. Pertama admin harus login sistem, kemudian sistem
akan memunculkan form login dan meminta admin menginput username dan
password. Jika username dan password yang dimasukkan tidak valid, maka sistem
secara otomatis mengharuskan admin untuk melakukan input data username dan
password kembali. Jika username dan password yang di input benar, maka sistem
akan menampilkan halaman utama adminApp.
136
2. Sequence Diagram add data identitas TKI
Gambar 4.22 Sequence Diagram add identitas TKI
Sequence diagram yang digambarkan pada Gambar 4.22 merupakan
sequence diagram untuk proses add data identitas TKI. Tahapan yang dilakukan
oleh admin untuk add data adalah melakukan log in terlebih dahulu, kemudian
masuk ke halaman manajemen data dan pilih add data identitas TKI. Sistem akan
otomatis membaca field negara_kedubes pada tabel kedubes_ri yang kemudian
akan dibuatkan list negara sebagai pencegahan terhadap salah memasukan data
negara_tujuan pada tabel identitas_tki, yang merupakan field penting sebagai
137
parameter pada fungsi rute menuju kedubes RI. Setelah itu sistem akan
menampilkan form identitas TKI
Setelah form dilengkapi, sistem akan mengirimkannya ke tabel
identitas_tki, jika data berhasil disimpan maka sistem akan menampilkan pesan
berhasil. Jika gagal maka sistem akan menampilkan pesan gagal dan jika terjadi
kesalahan pada input data, maka sistem akan menampilkan pesan bahwa terdapat
kesalahan pada penginputan data.
3. Sequence Diagram edit data identitas TKI
Sequence diagram pada Gambar 4.23 merupakan sequence diagram untuk
proses edit data identitas TKI. Pertama Admin harus melakukan login kemudian
masuk ke halaman manajemen data. Setelah itu, admin memilih perintah edit
identitas TKI yang kemudian sistem akan menampilkan list identitas TKI. Admin
memilih identitas TKI mana yang akan dilakukan perubahan data.
Setelah melakukan perubahan data, sistem akan mengirimkannya ke tabel
identitas_tki, jika data berhasil disimpan maka sistem akan menampilkan pesan
berhasil. Jika gagal maka sistem akan menampilkan pesan gagal dan jika terjadi
kesalahan pada input data, maka sistem akan menampilkan pesan bahwa terdapat
kesalahan pada penginputan data.
138
Gambar 4.23 Sequence Diagram edit identitas TKI
139
4. Sequence Diagram delete data identitas TKI
Gambar 4.24 Sequence Diagram delete identitas TKI
Sequence diagram pada Gambar 4.24 merupakan sequence diagram untuk
proses delete data identitas TKI. Pertama Admin harus melakukan login kemudian
masuk ke halaman manajemen data. Setelah itu, admin memilih perintah delete
identitas TKI yang kemudian sistem akan menampilkan list identitas TKI. Admin
memilih identitas TKI mana yang akan dihapus.
Setelah melakukan perintah delete, sistem akan memeriksa apakah data
identitas TKI tersebut sudah terhubung dengan clientApp, jika sudah terhubung,
maka field id_tki yang dipilih untuk dihapus dan berada di tabel clientapp akan
140
dihapus dan begitu juga data terpilih pada tabel identitas_tki, jika data berhasil
dihapus maka sistem akan menampilkan pesan berhasil. Jika gagal maka sistem
akan menampilkan pesan gagal.
5. Sequence Diagram add data clientApp
Gambar 4.25 Sequence Diagram add clientApp
Sequence diagram yang digambarkan pada Gambar 4.25 merupakan
sequence diagram untuk proses add data clientApp. Tahapan yang dilakukan oleh
admin untuk add data clientApp adalah melakukan log in terlebih dahulu, kemudian
masuk ke halaman manajemen data dan pilih add data clientApp. Sistem secara
otomatis akan menerima data seluruh field id_tki pada tabel identitas_tki sebagai
141
kontrol error dalam pengisian field id_tki pada tabel clientApp. Kemudian sistem
akan menampilkan form clientApp
Setelah form dilengkapi, sistem akan mengirimkannya ke tabel clientapp,
jika data berhasil disimpan maka sistem akan menampilkan pesan berhasil. Jika
gagal maka sistem akan menampilkan pesan gagal dan jika terjadi kesalahan pada
input data, maka sistem akan menampilkan pesan bahwa terdapat kesalahan pada
penginputan data.
6. Sequence Diagram edit data clientApp
Sequence diagram pada Gambar 4.26 dibawah, merupakan sequence
diagram untuk proses edit data clientApp. Pertama Admin harus melakukan login
kemudian masuk ke halaman manajemen data. Setelah itu, admin memilih perintah
edit clientApp yang kemudian sistem akan menampilkan list clientApp. Admin
memilih data clientApp mana yang akan dilakukan perubahan data.
Setelah melakukan perubahan data, sistem akan mengirimkannya ke tabel
clientapp, jika data berhasil disimpan maka sistem akan menampilkan pesan
berhasil. Jika gagal maka sistem akan menampilkan pesan gagal dan jika terjadi
kesalahan pada input data, maka sistem akan menampilkan pesan bahwa terdapat
kesalahan pada penginputan data.
142
Gambar 4.26 Sequence Diagram edit clientApp
143
7. Sequence Diagram log out
Gambar 4.27 Sequence Diagram Log out
Sequence diagram pada Gambar 4.27 merupakan sequence diagram untuk
proses logout pada aplikasi adminApp. Pertama Admin harus memasukan perintah
logout kemudian Sistem akan menampilkan pesan verifikasi. Jika admin
memverifikasi nya maka seluruh history akan dihapus dan kembali ke halaman
login. Jika dibatalkan maka akan tampil pesan batal logout.
144
8. Sequence Diagram delete data clientApp
Gambar 4.28 Sequence Diagram delete identitas TKI
Sequence diagram pada Gambar 4.28 merupakan sequence diagram untuk
proses delete data clientApp. Pertama Admin harus melakukan login kemudian
masuk ke halaman manajemen data. Setelah itu, admin memilih perintah delete
clientApp yang kemudian sistem akan menampilkan list clientApp. Admin memilih
clientApp mana yang akan dihapus.
145
Setelah melakukan perintah delete, jika data berhasil dihapus maka sistem
akan menampilkan pesan berhasil. Jika gagal maka sistem akan menampilkan pesan
gagal.
9. Sequence Diagram monitoring dan rute menuju lokasi TKI
Gambar 4.29 Sequence Diagram monitoring dan rute menuju lokasi TKI
Sequence diagram pada Gambar 4.29 merupakan sequence diagram untuk
proses monitoring lokasi TKI melalui pemetaan dan rute menuju lokasi tersebut.
Untuk mendapatkan rute menuju lokasi TKI, pertama operator harus melakukan log
in kemudian masuk ke halaman monitoring TKI. Setelah itu sistem akan mengambil
data clientApp dari database untuk ditampilkan dalam bentuk pemetaan. Pada tahap
ini operator sudah dapat melihat lokasi para TKI yang sedang bekerja di luar negeri.
146
Setelah proses tersebut, operator dapat memilih lokasi mana yang akan
dipilih untuk dituju. Setelah memilih clientApp, sistem akan secara otomatis
membuatkan rute untuk mencapai ke lokasi tersebut.
10. Sequence Diagram kirim koordinat lokasi TKI secara otomatis
Gambar 4.30 Sequence Diagram kirim koordinat lokasi TKI
Sequene Diagram pada Gambar 4.30 merupakan sequence diagram untuk
proses mengirimkan koordinat lokasi TKI secara otomatis dan periodik. Pertama,
indikator supaya sistem memulai proses mengirimkan koordinat lokasi TKI adalah
ketika waktu memasuki pukul 08:00 waktu setempat.
Setelah pukul 08:00 tiba, sistem akan secara otomatis menerima sinyal GPS
untuk mengetahui koordinat lokasi device. Jika terjadi kegagalan dalam penerimaan
147
sinyal GPS maka sistem akan menampilkan pesan gagal mengirim lokasi pada
halaman utama, dan jika berhasil maka sistem akan menampilkan pesan berhasil
mengirim lokasi pada halaman utama juga.
11. Sequence Diagram kirim sinyal S.O.S
Gambar 4.31 Sequence Diagram kirim sinyal S.O.S
Sequence Diagram pada Gambar 4.31 merupakan sequence diagram untuk
proses mengirim sinyal S.O.S dari clientApp. Pertama, TKI atau pengguna
memasukan perintah untuk mengirim sinyal S.O.S yang kemudian akan di respon
148
kolom kosong oleh sistem. Kolom tersebut diisi dengan nama ibu kandung sebagai
kontrol prosesnya.
Jika nama ibu kandung yang dimasukkan salah, maka sistem akan
menampilkan pesan bahwa nama ibu kandung yang dimasukkan salah. Jika benar
maka sistem akan memeriksa koneksi internet. Jika tidak ada koneksi internet, maka
sistem akan mengirimkan pesan bahwa sinyal S.O.S gagal dikirimkan.
Namun, jika sistem sudah terkoneksi internet tetapi tidak dapat menerima
sinyal GPS, maka sistem akan menampilkan pesan bahwa telah berhasil mengirim
sinyal S.O.S tetapi tanpa mengirimkan lokasi terbaru. Dan jika seluruh koneksi
tersedia maka sistem akan menyimpan data ke database tentang sinyal S.O.S dan
koordinat lokasi terbaru dan sistem akan menampilkan pesan pada pengguna bahwa
sinyal S.O.S beserta lokasi terbaru telah berhasil dikirim.
12. Sequence Diagram menampilkan rute menuju kedubes RI
Sequence diagram pada Gambar 4.32 merupakan sequence diagram untuk
proses menampilkan petunjuk arah menuju kedubes RI di negara tempat TKI
tersebut bekerja. Pertama TKI harus masuk ke halaman utama aplikasi clientApp,
kemudian masukan perintah tampilkan rute menuju kedutaan besar RI. Sistem akan
mencari informasi mengenai negara tempat TKI tersebut bekerja dengan mengakses
database. Kemudian setelah data didapat, sistem akan kembali mengakses database
untuk mendapatkan data tentang lokasi kedubes RI. Setelah sistem mendapatkan
lokasi kedubes RI pada negara tempat TKI bekerja, sistem akan menentukan rute
menuju lokasi tersebut dan menampilkannya pada pengguna.
149
Gambar 4.32 Sequence Diagram menampilkan petunjuk arah menuju kedubes RI
13. Sequence Diagram menampilkan masa kontrak
Sequence diagram pada Gambar 4.32 merupakan sequence diagram untuk
proses menampilkan petunjuk arah menuju kedubes RI di negara tempat TKI
tersebut bekerja. Pertama TKI harus masuk ke halaman utama aplikasi clientApp,
kemudian masukan perintah tampilkan rute menuju kedutaan besar RI. Sistem akan
mencari informasi mengenai negara tempat TKI tersebut bekerja dengan mengakses
database. Kemudian setelah data didapat, sistem akan kembali mengakses database
untuk mendapatkan data tentang lokasi kedubes RI. Setelah sistem mendapatkan
lokasi kedubes RI pada negara tempat TKI bekerja, sistem akan menentukan rute
menuju lokasi tersebut dan menampilkannya pada pengguna.
150
Gambar 4.33 Sequence Diagram menampilkan masa kontrak kerja
Sequence Diagram pada Gambar 4.33 merupakan sequence diagram untuk
proses menampilkan masa kontrak kerja kepada TKI. Proses nya adalah ketika TKI
membuka aplikasi maka sistem akan secara otomatis mengambil data tanggal
expired KTKLN dari TKI tersebut dan kemudian menampilkannya kepada TKI
tersebut.
4.3.3.3 Membangun Interface
Pada pengembangan SIGEPTKI ini menggunakan pendekatan Framework
Cocoa pada Objective-C. Menurut Keur, et al. 2014, pembangunan interface pada
pemrograman dengan pendekatan Framework Cocoa pada Objective-C adalah
151
menggunakan storyboard. Seperti yang sudah dijelaskan pada Bab 2 tentang
storyboard, Gambar 4.34 merupakan storyboard dari adminApp, Gambar 4.35
merupakan storyboard dari serverApp dan Gambar 4.36 merupakan storyboard dari
clientApp
Gambar 4.34 Storyboard adminApp
152
Gambar 4.35 Storyboard serverApp
Gambar 4.36 Storyboard clientApp
153
4.3.3.4 MVC Programming
MVC merupakan sebuah metode untuk membuat sebuah aplikasi dengan
memisahkan data (Model) dari tampilan (View) dan cara bagaimana memprosesnya
(Controller). Penulis menggunakan pola MVC Programming dikarenakan menurut
James, et al 2013 Untuk dapat mendapatkan pemrosesan yang efisien dalam
pemrograman mobile, maka MVC Programming adalah pilihan pola pemrograman
yang tepat.
Pola MVC Programming biasa digambarkan dengan class diagram, pada
bagian sebelumnya telah ditentukan bagaimana class diagram untuk sistem ini,
maka pada bagian MVC Programming, penulis hanya tinggal mengadaptasi dari
class diagram yang sudah dibuat menjadi Pola MVC pada Sistem ini dibagi menjadi
2 yaitu pola MVC pada pembangunan serverApp dan pola MVC pada
pembangunan clientApp. Sebagaimana yang terdapat pada Gambar 4.31 adalah pola
MVC pada pembangunan serverApp
154
Gambar 4.37 Model MVC untuk membangun adminApp
Pada Gambar 4.37 dapat diambil kesimpulan bahwa dalam membangun
aplikasi adminApp, maka akan dibuat kelas utama dalam pemrogramannya yaitu
kelas control_login, control_logout, dan control_data_tki. Kelas utama itu dibuat
dalam bahasa pemrograman Objective-C, seperti yang telah dijelaskan pada
deployment diagram pada bagian sebelumnya.
Model pada pola MVC pembangunan aplikasi adminApp terdiri dari 4 kelas
pada model yaitu tabel admin, kedubes_ri, tabel identitas_tki dan tabel clientapp.
Untuk kelas admin dan kedubes_ri, kegiatan pada controller hanya sebatas melihat
data, tidak memiliki operasi untuk mengubah kedua kelas tersebut. Sedangkan
untuk kelas identitas_tki dan clientApp, aplikasi adminApp memiliki akses penuh
pada kelas tersebut. Kelas-kelas yang terdapat pada model akan menjadi tabel pada
database.
155
Database yang digunakan adalah MySQL dan sebagai penghubungnya
adalah menggunakan bahasa PHP, karena Sistem ini menaruh databasenya secara
cloud seperti yang sudah digambarkan pada deployment diagram juga. Selain PHP
sebagai penghubung, karena Model ini terkait dengan perintah manajerial data,
maka sebagai encoder datanya digunakan bahasa pemrograman JSON. Proses
pembangunan View dapat dilakukan dengan bantuan skema user interface yang
telah didefinisikan dengan storyboard pada bagian sebelumnya dengan bahasa
pemrogramman Objective-C.
MVC Programming untuk aplikasi serverApp, adalah sebagaimana pada
Gambar 4.38, yaitu terdiri dari dua kelas utama dalam controller nya yaitu kelas
monitoring_tki dan kelas route_generator_tki. Sedangkan pada Model nya sama
masih sama dengan adminApp, hanya saja pada serverApp tidak mengakses kelas
admin dan kedubes_ri.
Gambar 4.38 Pola MVC untuk membangun serverApp
156
Berikutnya, dalam pembangunan aplikasi clientApp sebagaimana model
mvc nya pada Gambar 4.39 dijelaskan bahwa
Gambar 4.39 Pola MVC untuk membangun clientApp
Pada Gambar 4.39 menjelaskan terdapat 4 kelas utama untuk merancang
aplikasi clientApp di bagian controller, yaitu kirim_koordinat_secara_otomatis,
menampilkan_masa_kontrak, control_data_sos_signal, dan route_generator_dubes
Untuk Model pada pembangunan clientApp, ternyata memiliki kesamaan
dalam pembangunan serverApp dan adminApp. Hal tersebut menandakan adanya
integrasi atau transaksi antara clientApp dengan serverApp. Maksud dari pernyataan
tersebut yaitu kelas dari bagian Model yang sama tidak perlu dibuat ulang.
157
4.3.4 Transition
4.3.4.1 Prototype Aplikasi
Prototype ClientApp
Gambar 4.40 Prototype clientApp
158
Pada clientApp sebagaimana pada Gambar 4.40 terdapat 3 tabbar, yaitu tab
home, tab S.O.S, dan kedubes. Tab home sebagaimana pada Gambar 4.40,
menampilkan masa kontrak TKI, Tab S.O.S menampilkan textfield nama Ibu
Kandung TKI untuk dapat mengirimkan sinyal S.O.S dan tab kedubes
menampilkan peta lokasi kedubes RI tempat TKI tersebut bekerja yang kemudian
terdapat tombol get direction to Indonesia Embassy untuk mendapatkan rute
menuju Kantor Kedutaan RI.
Pada adminApp sebagaimana pada Gambar 4.41 terdapat 4 tabbar, yaitu tab
add idTki, tab listTki, tab addclientApp, dan tab listClientApp. Pada tab addTKI
berisi beberapa textfield guna memasukan data TKI, begitu juga pada tab
addclientApp berisi form untuk menambahkan data clientApp atau device-nya.
Pada tab listTki menampilkan tableView untuk menampilkan daftar TKI,
yang ditampilkan hanya ID TKI dan Nama nya saja. Kemudian jika admin swipe
maka akan tampil tombol hapus untuk menghapus salah satu data TKI dan jika di
tap maka dapat meng-edit identitas TKI. Begitu juga pada tab listClientApp, akan
ditampilkan daftar clientApp dengan menampilkan hanya serial_iphone dan ID TKI
yang telah didaftarkan. Jika admin swipe maka akan tampil tombol hapus untuk
menghapus salah satu data clientApp dan jika di tap maka dapat meng-edit data
clientApp.
159
Gambar 4.41 Prototype adminApp
160
Pada prototype serverApp sebagaimana pada Gambar 4.42 langsung menuju
halaman utama yang menampilkan peta berisikan poin-poin lokasi TKI. Jika ada
TKI yang mengirimkan sinyal S.O.S, maka poin tersebut akan berubah
menampilkan tanda “+”. Saat di klik salah satu poin tersebut akan menampilkan
serial_iphone, dan jika di klik sekali lagi akan tampil ke halaman berikutnya
menampilkan data TKI. Untuk mendapatkan rute operator hanya tinggal mengklik
get direction.
Gambar 4.42 Prototype serverApp
161
4.3.4.2 Pengujian Sistem
Pada tahap ini juga dilakukan pengujian sistem. Pengujian sistem ini
merupakan pengujian yang dilakukan terhadap sistem secara keseluruhan (Whitten
& Bentley, 2005: 501). Dalam tahap ini memastikan bahwa sistem telah selesai
dirancang dan diuji secara keseluruhan. Dalam pengujian SIGEPTKI ini
menggunakan metode Black Box. Pengujian Black Box dilakukan tanpa memahami
internal behavior. Berikut hasil hasil dari pengujian sistem yang dilakukan
1. Pengujian pada tampilan halaman adminApp
Tabel 4.13 Pengujian pada tampilan adminApp
No. Rancangan Proses Hasil yang
diharapkan
Hasil Keterangan
1.
Admin melakukan
login
Form login telah
disediakan
Sesuai
2.
Jika Admin salah
memasukan
username dan
password pada saat
login
Tampil alert Sesuai
Nilai input
tidak valid
3. Admin sukses login
Tampil halaman tab
add new TKI
Sesuai
4.
Tab bar Controller
adminApp
Terdapat 4 tab bar
yaitu add new TKI, list
Sesuai
162
TKI, add new
clientApp, dan list
clientApp.
5. Tab add new TKI
Tampil form terkait
dengan data TKI
Sesuai
6. Tab list TKI
Tampil list ID TKI
beserta Nama TKI
Sesuai
7.
Klik salah satu list
TKI
Tampil Halaman edit
data TKI berisikan
form data TKI yang
telah terisi dengan data
yang sudah ada.
Sesuai
8. Edit data TKI
Data yang lama dapat
diubah dan disimpan
Sesuai
9.
Jika terjadi
kesalahan dalam
penulisan
Tampil alert Sesuai
Terdapat
kesalahan
dalam
pengisian
form.
163
10. Menghapus data TKI
Data TKI yang dipilih
dapat terhapus
Sesuai
11.
Tab add new
clientApp
Tampil form terkait
dengan data clientApp
Sesuai
12. Tab list clientApp
Tampil list ID
clientApp beserta ID
TKI
Sesuai
13.
Klik salah satu list
clientApp
Tampil Halaman edit
data clientApp
berisikan form data
clientApp yang telah
terisi dengan data yang
sudah ada.
Sesuai
14. Edit data clientApp
Data yang lama dapat
diubah dan disimpan
Sesuai
Terdapat
kesalahan
dalam
pengisian
form.
164
15.
Jika terjadi
kesalahan dalam
penulisan
Tampil alert Sesuai
16. Menghapus data TKI
Data clientApp yang
dipilih dapat terhapus
Sesuai
17.
Admin melakukan
log out
Akan tampil halaman
login
Sesuai
2. Pengujian pada tampilan halaman serverApp
Tabel 4.14 Pengujian pada tampilan serverApp
No. Rancangan Proses Hasil yang diharapkan Hasil Keterangan
1. Membuka aplikasi
Tampil halaman
monitoring TKI
Sesuai
2.
Memilih negara
untuk dimonitor
Tampilkan keberadaan
TKI yang berada di
negara terpilih
Sesuai
3.
Jika ada TKI yang
mengirim sinyal
S.O.S
Akan tampil pin TKI
yang berbeda dengan
yang lainnya
Sesuai
165
4.
Memilih salah satu
lokasi TKI
Lokasi TKI ditampilkan
beserta status dan
identitasnya
Sesuai
5.
Memilih get
direction
Tampil rute menuju
lokasi TKI yang dipilih
Sesuai
3. Pengujian pada tampilan halaman serverApp
Tabel 4.15 Pengujian pada tampilan clientApp
No. Rancangan Proses Hasil yang
diharapkan
Hasil Keterangan
1.
TKI membuka
aplikasi
Tampil Tab bar masa
kontrak
Sesuai
2.
Tab bar masa
kontrak
Tampil masa kontrak
kerja dalam satuan hari
Sesuai
3. Tab bar sinyal S.O.S
Tampil halaman kirim
sinyal S.O.S
Sesuai
4.
Klik kirim sinyal
S.O.S
Tampil field nama ibu
kandung
Sesuai
166
5.
TKI memasukan
nama ibu kandung
Tampil pesan berhasil
mengirimkan sinyal
S.O.S
Sesuai
6.
Jika TKI salah
memasukan nama
ibu kandung
Tampil alert Sesuai
Nama ibu
kandung
tidak sesuai
7.
Tab bar rute menuju
kedubes
Tampil Halaman
kedubes beserta lokasi
Kedubes RI negara
TKI tersebut bekerja
Sesuai
8. Klik get direction
Tampil rute menuju
kedubes RI negara TKI
tersebut bekerja
Sesuai
60
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem informasi geospasial berbasis mobile pada perlindungan TKI
dikembangkan hanya menggunakan data identitas TKI yang didapat
dari BNP2TKI dan koordinat lokasi Kedubes Indonesia di masing-
masing negara yang didapat dari google map (http://maps.google.com).
Sistem ini dinamai SIGEPTKI dan terbagi menjadi 3 aplikasi native,
yaitu clientApp yang digunakan oleh TKI, serverApp yang digunakan
oleh orang yang bertugas untuk mengawasi keberadaan dan status TKI
(operator) dan adminApp yang digunakan oleh admin untuk
memanipulasi data. Aplikasi SIGEPTKI dirancang menggunakan tools
Xcode dengan Framework Cocoa pada Objective-C dari sisi aplikasi
native-nya sedangkan dari sisi web service menggunakan PHP-JSON
sebagai bahasa pengembangan API (Application Programming
Interface) dan MySQL sebagai database sistem.
2. SIGEPTKI memanfaatkan teknologi GPS yang tertanam pada device
smartphone untuk mendapatkan koordinat lokasi dan kemudian
mengirimkannya ke web service secara otomatis setiap jam 8 pagi dan
setiap TKI tersebut membuka aplikasi clientApp. Kemudian serverApp
168
akan menerima secara real time data koordinat lokasi TKI tersebut
karena setiap aplikasi native terhubung ke database yang berada di web
service.
3. SIGEPTKI menggunakan fasilitas Apple Map sehingga mampu
menyediakan rute dan petunjuk arah dari lokasi TKI menuju Kantor
Kedubes RI setempat dan dari lokasi operator menuju lokasi near real
time TKI.
4. SIGEPTKI mampu menampilkan masa kontrak kerja dari seorang TKI
walaupun aplikasi tersebut sedang tidak dibuka oleh TKI dengan
fasilitas Notifikasi.
5. SIGEPTKI melalui aplikasi clientApp mampu mengirimkan sinyal
S.O.S (sinyal bahaya) ke serverApp secara real time.
3.2 Saran
Pembangunan Sistem Informasi Geospasial berbasis mobile pada
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia masih memiliki kekurangan, dan
keterbatasan, oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dikembangkan agar
sistem yang dibangun menjadi lebih baik antara lain:
1. Sebaiknya Sistem Informasi Geospasial ini memiliki algoritma yang
dapat menganalisis keterkaitan antara keberadaan TKI dengan Kedubes
RI. Misalnya, jika terjadi kasus seorang TKI tiba-tiba mengalami
perpindahan lokasi negara diakibatkan satu dan lain hal, maka sistem
169
harus menyediakan rute menuju Kedubes RI dimana TKI tersebut
berada, bukan berdasarkan dimana TKI tersebut seharusnya bekerja.
2. Sebaiknya web service menggunakan teknologi OAuth untuk
mengamankan API-nya karena sistem ini adalah Sistem pemerintahan
yang cakupannya global.
3. Setiap device iPhone yang dipinjamkan ke TKI, sebaiknya diberikan
karakteristik supaya menandakan bahwa device tersebut adalah milik
pemerintah Indonesia dan tidak dapat diperjual belikan.
4. Sebaiknya database yang digunakan adalah database yang sanggup
menampung big data, seperti oracle.
5. Adanya pengembangan fitur-fitur lainnya berkaitan dengan
perlindungan mobile digital bagi TKI.
60
DAFTAR PUSTAKA
Apple Developer Modul,, 2012. Concepts in Objective-C Programming. Apple.Inc,
California
Ladjamudin Al-Bahra bin., 2003. Analisis dan Desain Sistem Informasi, Penerbit
Graha Ilmu, Yogyakarta
Arikunto, S., 2006 Metodelogi penelitian. Bina Aksara, Yogyakarta
Muharram Arifin & Hindayani Hepi, 2012 Aplikasi Sistem Informasi Geografis
dan Penginderaan Jauh untuk Monitoring Area Sawah dengan Data
Multitemporal (Studi Kasus: Area Sawah Kabupaten Sidoarjo). FTS-
Sukolilo.
BNP2TKI., 2014. Data Penempatan dan Perlindungan TKI, Jakarta
BNP2TKI., 2014. Data Identitas TKI, Jakarta
Booch Grady, R. A. Maksimchuk, M. W. Engle, B. J. Young, J. A. Houtson., 2007.
Object-Oriented Analysis and Design With Applications. Addison-Wesley,
New Jersey.
Budiyanto Eko., 2006. Avenue untuk Pengembangan Sistem Informasi Geografis.
Penerbit Andi, Yogyakarta
Buscanek James., 2014. Learn IOS 7 App Development. Apress, California.
Choi Simon, P. Wang, E. Delgado, S.H. Ryu, 2007. Monitoring Small Area Growth
with GIS: An Application to the City of Los Angeles. Paper presented at the
2007 ESRI International User Conference, San Diego, California, June 18-
22, 2007. DOC #127919 v7
Dwi Prasetyo Didik, 2003.Tip dan Trik Kolaborasi PHP dan MySQL
PT.ElexMedia Komputindo, Jakarta.
ECHMA International, 2013. Standard ECHMA-404: The JSON Data Interchange
Format. Ruo du Rhone, Geneva
Isaacson Walter, 2011 Steve Jobs. Simmon & Schuster, New York
I.C Onuigbo & K.U Orisakwe, 2013. Application of Geographic Information
System and Remote Sensing in Road Monitoring in Mina and Environs,
Nigeria. IOSR Journal Of Environmental Science, Toxicology And Food
Technology (IOSR-JESTFT) e-ISSN: 2319-2402,p- ISSN: 2319-2399.
Volume 3, Issue 6
171
Jakowsky Piotr, M.H.Tsou, R.D. Wright, 2007. Applying Internet Geographic
Information System for Water Quality Monitoring. Geography Compass 1/6
:1315–1337, 10.1111/j.1749-8198.2007.00065.x
Jogiyanto, H.M., 2005. Analisis & Desain Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.
Kadir, Abdul. Pengenalan Sistem Informasi, Andi, Yogyakarta.
Kementrian Keuangan, 2014. Infografis Kementrian Keuangan Tahun 2014.
Jakarta
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2014. Data TKI Tahun 2014. Jakarta
Keur Christian, A. Hillegass, J. Conway. 2014. IOS Programming: The Big Nerd
Ranch Guide. Big Nerd Ranch, Atlanta
Kochan G. Stephen., 2014. Programming in Objective-C (sixth edition). Addison-
Wesley, New Jersey
Krikorian, H. F., 2003. Introduction to Object-Oriented Engineering, Part 1. IT
Professional, p.40.
Mata-Toledo Ramon & Cushman K. Pauline, 2010. Schaum’s Outline Dasar-Dasar
Database Relational. Erlangga, Jakarta
Nazir. (1998). Metode Penelitian Rineka Cipta, Jakarta
Pfeifer Report, 2013. How iOS7 Stacks Up: Smartphone OS User Experience
Shootout, Pfeifer Report, Malakoff
Pratama Antonius Nugraha, 2010. CodeIgniter: Cara Mudah Membangun Aplikasi
PHP. Mediakita, Jakarta
Pressman, R.S. (2010), Software Engineering : a practitioner’s approach,
McGraw-Hill, New York
Priyono & Andriyani, 2012. Aplikasi SIG Web untuk Monitoring dan Manajemen
Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Atas di Kota Solo Jawa Tengah.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Salem B, 2003, Application of GIS to Biodiversity Monitoring, Journal of Arid
Environments 54: 91–114.
Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Alfa Beta., Bandung
Supardi, M.d, (2006). Metodologi Penelitian. Yayasan Cerdas Press, Mataram
Triyono Joko & Wahyudi Kunjung, 2008, Aplikasi Sistem Informasi Geografi
Tingkat Pencemaran Industri di Kabupaten Gresik. Jurnal Teknologi Vol. 1
No 1
172
Undang-Undang Republik Indonesia No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 81 Tahun 2006 Tentang Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Whitten Jeffrey & Bentley Lonnie, 2005. Systems Analysis and Design Methods.
McGraw-Hill, New York
Zaenudin, 2012. Tugas Dalam Hidup. Gramedia. Jakarta
60
LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara Dengan Deputi Bidang Penempatan
Responden : Ir.. Agusdin Subiantoro M, MA
Jabatan : Deputi Bidang Penempatan
Tanggal : 24 Agustus 2014
Tempat : BNP2TKI
Tujuan : Mengetahui Cakupan Kegiatan Penempatan TKI
Kutipan Wawancara :
Tanya : Apa Tugas BNP2TKI secara umum pada bidang penempatan ?
Jawab : Mengawasi dan mengatur kebijakan Teknis tentang penempatan
TKI, karena orang kalau mau daftar jadi TKI, daftarnya ke
Pelaksana Swasta bukan ke BNP2TKI langsung
Tanya : Pelaksana Penempatan Swasta itu cakupannya apa ?
Jawab : Begini, Jadi PPTKIS itu yang berada di level paling bawah,
istilahnya frontline. PPTKIS langsung turun menangani TKI,
pendaftaran, pendataan, penempatan dan sebagainya. Dan
seluruh kegiatan PPTKIS itu dibawah pengawasan BNP2TKI
khususnya pada deputi ini ya di bidang Penempatan.
Tanya : Oh jadi BNP2TKI Cuma mengawasi kegiatan PPTKIS saja ?
Jawab : Tidak juga, Seluruh data yang dikumpulkan oleh PPTKIS
disortir di BNP2TKI dan dari seluruh data serta pengajuan
Negara Tujuan, layaknya Keberangkatan haji, TKI juga
memiliki Kuota per negara. Makanya kita yang sortir dan kita
kasih jatah Negara ke PPTKIS-PPTKIS.
Tanya : Jadi BNP2TKI punya seluruh data Penempatan TKI ya pak ?
Jawab : BNP2TKI memiliki Seluruh data TKI, dari KTP, Paspor, Visa
dan sebagainya yang terkait dengan Ketenagakerjaan Luar
Negeri dan mengeluarkan KTKLN (Kartu Tanda Kerja Luar
Negeri) sebagai tanda bahwa orang tersebut telah terdaftar di
BNP2TKI.
Lampiran 2 Hasil Wawancara Dengan Deputi Bidang Perlindungan
Responden : Drs Muhammad Syafrie
Jabatan : Deputi Bidang Perlindungan
Tanggal : 22 Agustus 2014
Tempat : BNP2TKI
Tujuan : Mengetahui Cakupan Kegiatan Perlindungan TKI
Kutipan Wawancara :
Tanya : Apa Tugas BNP2TKI secara umum pada bidang perlindungan ?
Jawab : Merumuskan, mengkoordinasikan, dan mengawasi pelaksanaan
kebijakan teknis Perlindungan TKI.
Tanya : Perlindungan TKI dilakukan itu dari kapan sampai kapan ?
Jawab : Perlindungan TKI dilakukan dari masa pra-pemberangkatan,
masa penempatan kerja hingga pemulangan sampai di agen
pptkis masing-masing.
Tanya : Biasanya masa yang mana yang paling sering terjadi masalah ?
Jawab : Biasanya sih di masa penempatan kerja dan berdampak ke
pemulangan. Kalau TKI itu sudah habis masa KTKLN tapi
masih tetap bekerja kan jd masalahnya merambat ke pemulangan
dong. Makanya akar masalahnya sebenarnya ya di masa
penempatan kerja itu. Banyak TKI yang gaji nya belum dibayar
ketika masa KTKLN nya sudah mau habis. Makanya dia ga
pulang dulu sampai dibayar. Eh ketika masa KTKLN nya habis,
majikannya lapor polisi deh biar si TKI itu ditangkep.
Tanya : Oh jadi itu masalah paling sering ya pak ?
Jawab : Ya, itu sering dan ada juga yang tidak beruntung mendapat
majikan yang jahat, jadi disiksa tuh kaya yang suka kamu tonton
di berita-berita.
Tanya : Memang nya ga bisa ya pak kita datangi rumah majikannya itu
buat jemput TKI nya.?
Jawab : Sebenarnya bisa, namun terkadang kalau di Arab dan Singapore
itu majikannya pindah-pindah rumah jadi kita susah
melacaknya.
Lampiran 3 Hasil Wawancara Dengan Deputi Bidang Penempatan
Terkait Pengajuan TKI
1. Mudah dalam memperoleh informasi tentang kriteria menjadi TKI
□ Sangat Mudah □ Mudah □ Cukup Mudah □ Tidak Mudah
88% 12% 0% 0%
2. Mudah untuk mementuhi kriteria sebagi TKI
□ Sangat Mudah □ Mudah □ Cukup Mudah □ Tidak Mudah
0% 12% 81% 7%
Terkait Penempatan TKI
3. Apakah Negara tujuan selalu sesuai dengan yang anda inginkan
□ Sangat Sesuai □ Sesuai □ Cukup Sesuai □ Tidak Sesuai
0% 12% 18% 70%
4. Apakah Negara tujuan sesuai dengan agama TKI
□ Sangat Sesuai □ Sesuai □ Cukup Sesuai □ Tidak Sesuai
0% 88% 0% 12%
5. Apakah Negara tujuan selalu sesuai dengan profesi TKI
□ Sangat Sesuai □ Sesuai □ Cukup Sesuai □ Tidak Sesuai
0% 92% 8% 0%
Terkait Perlindungan TKI
6. Apakah perlindungan TKI yang telah diberikan oleh pemerintah telah sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh anda?
□ Sangat Sesuai □ Sesuai □ Cukup Sesuai □ Tidak Sesuai
0% 0% 88% 12%
7. Apakah Kedubes RI setempat perlu mengetahui lokasi terakhir TKI setiap 24 jam?
□ Sangat Perlu □ Perlu □ Cukup Perlu □ Tidak Perlu
12% 70% 18% 0%
8. Apakah TKI memerlukan pengingat masa kontrak kerjanya?
□ Sangat Perlu □ Perlu □ Cukup Perlu □ Tidak Perlu
88% 0% 12% 0%
9. Apakah TKI memerlukan petunjuk arah secara digital menuju Kedubes RI
setempat?
□ Sangat Perlu □ Perlu □ Cukup Perlu □ Tidak Perlu
82% 0% 18% 0%
10. Apakah sinyal S.O.S untuk Kedubes RI setempat diperlukan sebagai penanda
bahwa TKI yang bersangkutan sedang mengalami sesuatu yang tidak diinginkan?
□ Sangat Perlu □ Perlu □ Cukup Perlu □ Tidak Perlu
100% 0% 0% 0%
Lampiran 4 Data Identitas TKI berdasarkan BNP2TKI
Lampiran 5 Data Statistik Tahun 2006 - 2014 dari BNP2TKI
Lampiran 6 UU No. 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan TKI
Lampiran 7 Perpres No. 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan TKI
Lampiran 8 Peraturan Kepala BNP2TKI No. SE03/KA/VIII/2009
Lampiran 9 Sample Source Code pada halaman awal serverApp
Pada file Brain.h
//
// Brain.h
// MonitoringTKIServer
//
// Created by Azis Senoaji Prasetyotomo on 9/2/14.
// Copyright (c) 2014 ASP.inc. All rights reserved.
//
#import <Foundation/Foundation.h>
@interface Brain : NSObject
+ (NSArray *)getClientAppArray;
+ (void)setClientAppArray:(NSArray *)newClientAppArray;
+ (NSArray *)getIdentitasTkiArray;
+ (void)setIdentitasTkiArray:(NSArray
*)newIdentitasTkiArray;
+ (NSArray *)getTkiArray;
+ (void)setTkiArray:(NSArray *)newTkiArray;
+ (NSArray *)getVisaArray;
+ (void)setVisaArray:(NSArray *)newVisaArray;
+ (NSString *)getLatitudeTki;
+ (void)setLatitudeTki:(NSString *)newLatitudeTki;
+ (NSString *)getLongitudeTki;
+ (void)setLongitudeTki:(NSString *)newLongitudeTki;
+ (NSString *)getIdTki;
+ (void)setIdTki:(NSString *)newIdTki;
@end
Pada file Brain.h
//
// Brain.m
// MonitoringTKIServer
//
// Created by Azis Senoaji Prasetyotomo on 9/2/14.
// Copyright (c) 2014 ASP.inc. All rights reserved.
//
#import "Brain.h"
@implementation Brain
static NSArray *clientAppArray;
static NSArray *identitasTKIArray;
static NSArray *tkiArray;
static NSArray *visaArray;
static NSString *latitudeTki;
static NSString *longitudeTki;
static NSString *idTki;
+ (NSArray *)getClientAppArray
{
return clientAppArray;
}
+ (void)setClientAppArray:(NSArray *)newClientAppArray
{
if (clientAppArray !=newClientAppArray) {
clientAppArray = [newClientAppArray copy];
}
}
+ (NSArray *)getIdentitasTkiArray
{
return identitasTKIArray;
}
+ (void)setIdentitasTkiArray:(NSArray *)newIdentitasTkiArray
{
if (identitasTKIArray != newIdentitasTkiArray) {
identitasTKIArray = [newIdentitasTkiArray copy];
}
}
+ (NSArray *)getTkiArray
{
return tkiArray;
}
+ (void)setTkiArray:(NSArray *)newTkiArray
{
if (tkiArray != newTkiArray) {
tkiArray = [newTkiArray copy];
}
}
+ (NSArray *)getVisaArray
{
return visaArray;
}
+ (void)setVisaArray:(NSArray *)newVisaArray
{
if (visaArray != newVisaArray) {
visaArray = [newVisaArray copy];
}
}
+ (NSString *)getLatitudeTki
{
return latitudeTki;
}
+ (void)setLatitudeTki:(NSString *)newLatitudeTki
{
if (latitudeTki != newLatitudeTki) {
latitudeTki = [newLatitudeTki copy];
}
}
+ (NSString *)getLongitudeTki
{
return longitudeTki;
}
+ (void)setLongitudeTki:(NSString *)newLongitudeTki
{
if (longitudeTki != newLongitudeTki) {
longitudeTki = [newLongitudeTki copy];
}
}
+ (NSString *)getIdTki
{
return idTki;
}
+ (void)setIdTki:(NSString *)newIdTki
{
if (idTki != newIdTki) {
idTki = [newIdTki copy];
}
}
@end
Pada file MonitoringViewController.h
//
// MonitoringViewController.h
// MonitoringTKIServer
//
// Created by Azis Senoaji Prasetyotomo on 9/2/14.
// Copyright (c) 2014 ASP.inc. All rights reserved.
//
#import <UIKit/UIKit.h>
#import <MapKit/MapKit.h>
#define METERS_PER_MILE 1609.344
@interface MonitoringViewController : UIViewController
<MKMapViewDelegate>
{
MKMapView *clientAppMap;
NSArray *clientAppArray;
NSString *titleTapped;
NSString *subtitleTapped;
NSString *latTapped;
NSString *longTapped;
}
@property (strong, nonatomic) IBOutlet MKMapView
*clientAppMap;
- (void)addAnnotation;
- (void)fletchDataClientApp;
@end
Pada file MonitoringViewController.m
//
// MonitoringViewController.m
// MonitoringTKIServer
//
// Created by Azis Senoaji Prasetyotomo on 9/2/14.
// Copyright (c) 2014 ASP.inc. All rights reserved.
//
#import "MonitoringViewController.h"
#import "Brain.h"
#import "Annotation.h"
@interface MonitoringViewController ()
@end
@implementation MonitoringViewController
@synthesize clientAppMap;
int totalPins;
- (id)initWithNibName:(NSString *)nibNameOrNil
bundle:(NSBundle *)nibBundleOrNil
{
self = [super initWithNibName:nibNameOrNil
bundle:nibBundleOrNil];
if (self) {
}
return self;
}
- (void)viewWillAppear:(BOOL)animated {
// 1
NSNumber *lat = [NSNumber numberWithFloat:1.364194];
NSNumber *lon = [NSNumber numberWithFloat:103.822407];
CLLocationCoordinate2D zoomLocation;
zoomLocation.latitude = lat.doubleValue;
zoomLocation.longitude= lon.doubleValue;
// 2
MKCoordinateRegion viewRegion =
MKCoordinateRegionMakeWithDistance(zoomLocation,
100*METERS_PER_MILE, 100*METERS_PER_MILE);
// 3
MKCoordinateRegion adjustedRegion = [clientAppMap
regionThatFits:viewRegion];
// 4
[clientAppMap setRegion:adjustedRegion animated:YES];
}
- (void)viewDidLoad
{
[super viewDidLoad];
[self fletchDataClientApp];
}
- (void)didReceiveMemoryWarning
{
[super didReceiveMemoryWarning];
}
- (void)fletchDataClientApp
{
dispatch_async(dispatch_get_global_queue(DISPATCH_QUEUE_PRIO
RITY_DEFAULT, 0), ^{
NSData *data1 = [NSData dataWithContentsOfURL:
[NSURL
URLWithString:@"http://berita7as.com/bnp2tki/clientapp.php"]
];
NSError *error;
clientAppArray = [NSJSONSerialization
JSONObjectWithData:data1
options:kNilOptions
error:&error];
dispatch_async(dispatch_get_main_queue(), ^{
NSLog(@"%@", clientAppArray);
[Brain setClientAppArray:clientAppArray];
[self addAnnotation];
});
});
}
- (void)addAnnotation
{
for (id<MKAnnotation> annotation in
clientAppMap.annotations)
{
[clientAppMap removeAnnotation:annotation];
}
NSArray *AS = [Brain getClientAppArray];
totalPins = [AS count];
NSLog(@"total pins = %d",totalPins);
for (int i = 0; i<totalPins; i++) {
NSNumber *latitude = [[AS
objectAtIndex:i]valueForKey:@"latitude"];
NSNumber *longitude = [[AS
objectAtIndex:i]valueForKey:@"longitude"];
NSLog(@"latitudenya %@", latitude);
NSLog(@"longitudenya %@", longitude);
NSString *id_tkiString = [[AS
objectAtIndex:i]valueForKey:@"id_tki"];
NSLog(@"id tki string %@", id_tkiString);
if (id_tkiString == nil || id_tkiString ==
(id)[NSNull null])
{
NSLog(@"nilai nya nil");
}
else
{
NSLog(@"latitude tidak nil");
CLLocationCoordinate2D coordinate;
coordinate.latitude = latitude.doubleValue;
coordinate.longitude = longitude.doubleValue;
NSString *sosSatatus = [[AS
objectAtIndex:i]valueForKey:@"sos_signal"];
if ([sosSatatus isEqualToString:@"1"]) {
Annotation *annotation = [[Annotation
alloc]init];
annotation.coordinate = coordinate;
annotation.title = id_tkiString;
annotation.catagory = @"1";
[clientAppMap addAnnotation:annotation];
} else {
Annotation *annotation = [[Annotation
alloc]init];
annotation.coordinate = coordinate;
annotation.title = id_tkiString;
annotation.catagory = @"0";
[clientAppMap addAnnotation:annotation];
}
}
}
}
-(MKAnnotationView *)mapView:(MKMapView *)mapView
viewForAnnotation:(id <MKAnnotation>)annotation
{
MKAnnotationView *annotationView = [[MKPinAnnotationView
alloc] initWithAnnotation:annotation
reuseIdentifier:@"loc"];
annotationView.rightCalloutAccessoryView = [UIButton
buttonWithType:UIButtonTypeDetailDisclosure];
annotationView.canShowCallout = YES;
Annotation *myAnn = (Annotation *)annotation;
NSLog(@"myAnn.catMapId %@",myAnn.catagory);
NSString *imageName = nil;
NSString *katagori = myAnn.catagory;
if ([katagori isEqualToString:@"1"]) {
imageName = @"firstaid.png";
annotationView.image = [UIImage
imageNamed:imageName];
} else {
imageName = @"default.png";
}
return annotationView;
}
- (void)mapView:(MKMapView *)mapView
annotationView:(MKAnnotationView *)view
calloutAccessoryControlTapped:(UIControl *)control
{
Annotation *annotationTapped = (Annotation
*)view.annotation;
[self performSegueWithIdentifier:@"detailTKI"
sender:view];
titleTapped = [NSString stringWithFormat:@"%@",
annotationTapped.title];
NSLog(@"annotation tapped = %@", titleTapped);
[Brain setIdTki:titleTapped];
latTapped = [NSString stringWithFormat:@"%f",
annotationTapped.coordinate.latitude];
longTapped = [NSString stringWithFormat:@"%f",
annotationTapped.coordinate.longitude];
NSLog(@"yg d tap %@, %@", latTapped, longTapped);
[Brain setLatitudeTki:latTapped];
[Brain setLongitudeTki:longTapped];
}
@end
Lampiran 10 Buku Manual Pengoperasian SIGEPTKI
BUKU MANUAL PENGOPERASIAN SIGEPTKI
SIGEPTKI Ver. 1.0
Petunjuk Penggunaan Aplikasi AdminApp SIGEPTKI
1. Log in Aplikasi
Deskripsi :
1. Digunakan supaya admin dapat masuk dan menggunakan aplikasi
Langkah-langkah :
1. Buka Aplikasi adminApp, kemudian masukan username dan password
2. Tap tombol log in
2. Tambah data clientApp
Deskripsi:
1. Digunakan untuk menambahkan clientApp atau device iphone baru.
2. Mendaftarkan serial number dari perangkat iPhone ke dalam database.
Langkah-langkah:
1. Tap tabbar addClientApp
2. Masukkan Serial Number perangkat iPhone pada kolom yang tersedia
3. Tap tombol Enter.
Tabbar addClientApp
Field Serial Number
Tombol Enter
3. Edit & Hapus data clientApp
Deskripsi
1. Digunakan untuk mengubah data atribut pada clientApp atau menghapus
salah satu data clientApp
2. Biasanya digunakan untuk mengubah integrasi antara identitas TKI dengan
clientApp.dan merubah status sinyal S.O.S
Langkah-langkah
1. Tap tabbar listClientApp. Akan tampil tampilan list serial number iPhone
2. Pilih salah satu yang akan di edit
3. Akan muncul halaman untuk mengubah data sesuai field-field yang tersedia.
Tabbar listClientApp
Daftar Serial Number
4. Untuk mengubah ID TKI cukup tap tombol select ID TKI maka akan
muncul daftar ID TKI yang telah didaftarkan.
5. Untuk menghapus data clientApp tersebut, tap Delete clientApp
Tombol untuk menghapus
4. Tambah data identitas TKI
Deskripsi:
1. Digunakan untuk menambahkan TKI baru beserta identitasnya
Langkah-langkah:
1. Tap tabbar addIdentitasTKI
2. Penuhi seluruh field yang tersedia
3. Tap tombol Enter.
5. Edit & Hapus data identitas TKI
Deskripsi
1. Digunakan untuk mengubah data atribut pada identitas TKI atau menghapus
salah satu data identitas TKI
Langkah-langkah
1. Tap tabbar listIdentitasTKI. Akan tampil tampilan list ID TKI beserta nama
TKI nya
2. Pilih salah satu yang akan di edit atau di Hapus kemudian akan muncul
halaman serupa pada clientApp
Petunjuk Penggunaan Aplikasi serverApp SIGEPTKI
1. Monitoring Keberadaan & Status TKI
Deskripsi:
1. Digunakan untuk mengetahui lokasi near real time dari masing-masing
TKI
2. Menampilkan informasi identitas TKI dan status sinyal S.O.S
Langkah-langkah:
1. Buka Aplikasi serverApp maka akan muncul halaman monitoring
berisikan tampilan peta dengan pin-pin sebagai representasi dari lokasi
TKI
2. Pin bertanda ‘+’, menandakan bahwa TKI tersebut mengirim sinyal S.O.S
3. Jika tombol pilih negara di-tap, maka akan tampil pilihan untuk hanya
menampilkan lokasi-lokasi TKI dari negara tertentu.
4. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang TKI tertentu, cukup
dengan men-tap salah satu Pin pada Peta
Pin TKI
Pin TKI dengan
SOS status Aktif
5. Jika Poin di-tap maka akan muncul tampilan identitas TKI
2. Mendapatkan rute menuju lokasi TKI
Deskripsi:
1. Digunakan untuk mendapatkan rute dan petunjuk arah menuju lokasi
menuju salah satu lokasi TKI yang dipilih
Langkah-langkah:
1. Pada tampilan identitas TKI, tap tombol Get Direction maka akan muncul
tampilan rute.
Petunjuk Penggunaan Aplikasi clientApp SIGEPTKI
1. Mengirim sinyal S.O.S
Deskripsi:
1. Digunakan jika TKI dalam keadaan yang urgent
2. Mengirimkan sinyal kepada pemerintah bahwa TKI yang bersangkutan
dalam keadaan berbahaya.
Langkah-langkah:
1. Tap pada tabbar sinyal S.O.S
2. Lengkapi field kosong yang disediakan lalu tekan tombol “Kirim Sinyal
S.O.S”
2. Mendapatkan rute menuju kedubes RI
Deskripsi
1. Digunakan untuk mendapatkan rute dan petunjuk arah menuju lokasi
kedubes RI dilihat dari Negara Tujuan TKI yang telah terdaftar pada
BNP2TKI.
Langkah-langkah
1. Tap tabbar kedubes RI
2. Tap Tombol Get Direction. Maka akan muncul tampilan petunjuk arah
Lampiran 11 Surat Penunjukan Dosen Pembimbing
Lampiran 12 Surat Permohonan Riset
Lampiran 13 Surat Persetujuan Pelaksanaan Riset
Lampiran 14 Form Perbaikan Sidang Skripsi
Lampiran 15 Form Perbaikan Sidang Skripsi
Lampiran 16 Form Perbaikan Sidang Skripsi
Lampiran 17 Form Perbaikan Sidang Skripsi