Pengaruh strategi diferensiasi terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di kota...

Post on 24-Jul-2015

213 views 2 download

Transcript of Pengaruh strategi diferensiasi terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di kota...

387

PENGARUH STRATEGI DIFERENSIASI TERHADAP KEUNGGULAN BERSAING PADA DISTRO DAN BUTIK DI KOTA LHOKSEUMAWE

Jummaini

Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Kampus Fakultas Ekonomi Bukit Indah Jalan Sumatera Blang Pulo No.1 Po.Box. 141

*Email:jummaini@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh strategi diferensiasi terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe. Data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dengan cara menyebarkan kuisioner kepada 36 responden yaitu para wirausaha pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe. Aspek pengukuran terhadap data-data yang dianalisis dilakukan dengan pembentukan indikator pada setiap pertanyaan diajukan dengan menggunakan skala likert pada interval jawaban antara 1 (sangat tidak setuju) dan 5 (sangat setuju). Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi merek dan diferensiasi harga berpengaruh terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik. Temuan tersebut mengindikasikan bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses pada usaha distro dan butik maka harus dapat mempertahankan keunggulan bersaing, yaitu dengan strategi diferensiasi. Produk dan merek yang mempunyai kualitas harus diperhatikan, disamping harga yang terjangkau dan kualitas pelayanan yang baik.

Kata kunci: Strategi diferensiasi, keunggulan bersaing

Pendahuluan

Perkembangan dunia mode di Indonesia saat ini sudah berkembang dengan pesat, dan melahirkan inovasi baru dengan membuat toko-toko baju yang dikenal dengan nama distro. Melihat peluang akan berhasilnya konsep distro tersebut, membuat banyak orang tertarik untuk membuatnya yang menyebabkan pertumbuhan distro saat ini menjadi semakin cepat. Distro secara langsung atau tidak langsung juga memberikan dampak positif untuk perkembangan mode dan perekonomian di Indonesia. Distro bukan hanya sebagai sebuah pilihan mode pakaian namun juga menjadi sebuah pilihan dalam membuka sebuah peluang usaha baru. Persaingan untuk menjadi yang terbaik dalam dunia bisnis terjadi begitu ketat sehingga menuntut setiap perusahaan harus mampu untuk mengembangkan usahanya dengan cara memperhatikan apa yang diinginkan oleh konsumen. Salah satu upaya yang dilakukan oleh produsen diantaranya adalah memahami selera dari konsumen itu sendiri yang nantinya akan menjadikan perusahaan memperoleh kepercayaan dari konsumen sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhannnya.

Dalam persaingan memasarkan produk, perusahaan perlu membangun strategi pemasaran yang baik. Strategi yang harus dilakukan dalam upaya mencapai target pemasaran dimulai dari dalam perusahaan. Strategi yang perlu dilakukan tersebut adalah strategi diferensiasi. Arti diferensiasi lebih dari pengikatan perbedaan-perbedaan yang rumit yang mewarnai suatu entitas. Keberadaan dan perkembangan

388

distro dan butik akan membuka banyak sekali lapangan kerja yang tentu saja hal tersebut akan otomatis meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Termasuk wirausaha distro dan butik yang ada di kota lhokseumawe yang saat ini sudah mencapai 36 unit.

Strategi. Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture[1]. Pengertian strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi, [2].

Diferensiasi. Menurut Kartajaya [3], diferensiasi adalah semua upaya yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan perbedaan diantara pesaing dengan tujuan memberikan nilai yang terbaik untuk konsumen. Diferensiasi adalah cara merancang perbedaan yang berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaingnya Kotler [4]. Strategi diferensiasi adalah suatu strategi yang dapat memelihara loyalitas pelanggan dimana dengan menggunakan strategi diferensiasi, pelanggan mendapat nilai lebih dibandingkan dengan produk lainnya. Aaker dalam Ferdinand [5](2003:87) menyatakan bahwa strategi diferensiasi yang sukses haruslah strategi yang mampu: (a) menghasilkan nilai pelanggan, (b) memunculkan persepsi yang bernilai khas dan baik serta (c) tampil sebagai wujud berbeda yang sulit untuk ditiru.

Diferensiasi produk. Dalam diferensiasi produk, produk memiliki arti atau nilai

bahwa perusahaan menciptakan suatu produk baru yang dirasakan oleh keseluruhan pelanggan sebagai produk yang unik dan berbeda. Dalam hal ini, produk yang dimaksud adalah mutu produk yang akan mendukung posisi produk dipasaran. Mutu dapat didefinisikan sebagai pembanding dengan alternatif pesaing dari pandangan pasar. Mutu dapat dikatakan sebagai bagaimana produk itu disesuaikan dengan baik dan sesuai dengan yang digunakan, dan juga dipercaya selama berakhirnya waktu. Suatu penentu terpenting pada kesuksesan produk baru dan keuntungan adalah pada mutu produk (Perlusz, Gattiker dan Pedersen, 2000) dalam Budiyono [6]. Produk fisik merupakan hal yang potensial untuk dijadikan pembeda. Perusahaan dapat membedakan produknya berdasarkan keistimewaan, kualitas kinerja kualitas kesesuaian, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya dan rancangan. Pemilihan produk di antara banyaknya tawaran yang ada di pasar selalu didasarkan pada adanya perbedaan, baik secara implisit maupun eksplisit. Literatur Psikologi merujuk kepada fakta bahwa perbedaan mencolok yang terkait dengan suatu produk akan merangsang daya ingat karena perbedaan tersebut akan diapresiasikan secara intelektual, Hasan [7].

Diferensiasi pelayanan. Menurut Tjiptono [8], cara lain untuk melakukan

diferensiasi adalah secara konsisten memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik

daripada para pesaing. Hal ini dapat dicapai dengan memenuhi atau bahkan

melampaui kualitas jasa yang diharapkan para pelanggan. Hellier [9] bahwa standar

tinggi kualitas layanan merupakan hal yang penting tetapi tidak cukup untuk

meningkatkan kepuasan pelanggan secara keseluruhan.

Diferensiasi merek. Menurut Sergio Zyman (2000:141), banyak perusahaan yang sukses dalam menjual produk karena produk mereka memiliki citra jelas yang menentukan posisi mereka di titik yang secara potensial menarik dalam pilihan konsumen yang begitu banyak.

389

Berbagai konsep yang berkembang saat ini menyiratkan bahwa pentingnya merek sebagai sarana atau alat untuk meraih keunggulan bersaing di pasar. Begitu perusahaan telah secara jelas mendefinisikan citranya kepada pelanggan, maka langkah berikutnya adalah mengkomunikasikan citra tersebut agar elemen ini menjadi sumber keunggulan bersaing yang anda miliki dalam jangka panjang] (Robert Grede, 2002 : 81).

Diferensiasi harga. Menurut Kotler dan Armstrong [10] harga (price) merupakan jumlah yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa. Sementara itu menurut Prawirosentono (2002: 157) harga adalai nilai suatu produk yang diukur dengan uang (in money term) dimana berdasarkan nilai tersebut, penjual produsen bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimilikinya kepada pihak lain dengan memperoleh keuntungan tertentu.

Keunggulan bersaing. Keunggulan bersaing menurut Porter [11] adalah kemampuan suatu perusahaan untuk meraih keuntungan ekonomis di atas laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama. Perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif senantiasa memiliki kemampuan dalam memahami perubahan struktur pasar dan mampu memilih strategi pemasaran yang efektif.

Menurut Tjiptono [8], strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh perusahaan yang menerapkan strategi produk diferensiasi agar senantiasa memiliki keunggulan bersaing di pasar dapat dilakukan dengan melakukan pilihan terhadap strategi diferensiasi.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kota Lhokseumawe. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Populasi dan sampel yang gunakan adalah para wirausaha distro dan butik. Adapun teknik penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode pengambilan sampel yang bersifat tidak acak dan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu serta penentuan sampling dilakukan dengan metode sensus terhadap 36 responden yang merupakan wirausaha distro dan butik di Kota Lhokseumawe

Adapun model analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian ini adalah dengan analisis regresi linear berganda dengan bantuan program software SPSS (Statistical Package For Social Science) dengan persamaan sebagai berikut: Y= bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ei

Dimana: Y = Keunggulan Bersaing, a = Konstan, bo = Koefisien Regresi X1 = Diferensiasi Produk, X2 = Diferensiasi Pelayanan X3 = Diferensiasi Merek, X4 = Diferensiasi Harga, ei = Error Term

Hasil Penelitian

Pengaruh pengaruh strategi diferensiasi terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di kota lhokseumawe.

390

Tabel 1. Hasil Regresi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing

Variabel Koefisien t hitung Sig

Constant X1 X2 X3 X4

0,644 0,261 0,217 0,539 0,180

3,025 3,044 2,775 6,080 2,925

0,005 0,005 0,009 0,000 0,006

DF=36-4-1=31 R=0,958 R2=0,906

t tabel=2,145 F hitung =85,819 F tabel=3,112

Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel diatas menunjukkan bahwa koefisien dari masing-masing variabel dan konstanta dalam penelitian ini adalah koefisien X1 0,261, koefisien X2 0,217, koefisien X3 0,539, koefisien X4 0,180 dan konstanta 0,644. Hal ini bahwa Diferensiasi Produk (X1), Diferensiasi Pelayanan (X2), Diferensiasi Merek (X3), Diferensiasi Harga (X4) mempengaruhi Keunggulan Bersaing Distro dan Butik di Kota Lhokseumawe. Secara persamaan dapat ditulis sebagai

berikut: Y = 0,644 + 0,261X1 + 0,217X2 + 0,539X3 + 0,180X4 + ei

Dimana hasil analisis menunjukkan bahwa: a. konstanta (a) sebesar 0,644 yang berarti bahwa apabila faktor diferensiasi

produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi merek dan diferensiasi harga dianggap konstan, maka keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe adalah sebesar 0,644.

b. koefisien variabel faktor diferensiasi produk (X1) sebesar 0,261 yang berarti bahwa apabila perkiraan indikator-indikator diferensiasi produk ditingkatkan 1%, maka akan mempengaruhi keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe adalah sebesar 26,1%.

c. Koefisien faktor diferensiasi pelayanan (X2) sebesar 0,217 yang berarti bahwa apabila perkiraan indikator-indikator diferensiasi pelayanan ditingkatkan 1%, maka akan mempengaruhi keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe adalah sebesar 21,7%.

d. Koefisien faktor diferensiasi merek (X3) sebesar 0,539 yang berarti bahwa apabila perkiraan indikator-indikator diferensiasi merek ditingkatkan 1%, maka akan mempengaruhi keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe adalah sebesar 53,9%.

e. Koefisien faktor diferensiasi harga (X4) sebesar 0,180 yang berarti bahwa apabila perkiraan indikator-indikator diferensiasi harga ditingkatkan 1%, maka akan mempengaruhi keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe adalah sebesar 18%.

Koefisien korelasi dan determinasi. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau kuat lemahnya hubungan antara Diferensiasi Produk (X1), Diferensiasi Pelayanan (X2), Diferensiasi Merek (X3), Diferensiasi Harga (X4) terhadap Keunggulan Bersaing (Y) Distro dan Butik di Kota Lhokseumawe hubungan antar faktor spirit of entrepreneur (X1), motivation (X2) mempengaruhi kinerja usaha (Y) memiliki hubungan yang kuat dan positif, dapat dilihat dari koefisien korelasi (R). Dari pengolahan data diperoleh nilai koefesien korelasi (R) adalah 0,958 atau 95,8%, ini bermakna bahwa hubungan yang terjadi antara diferensiasi produk, diferensiasi

391

pelayanan, diferensiasi merek dan diferensiasi harga dengan faktor keunggulan bersaing distro dan butik di Kota Lhokseumawe adalah erat dan positif sebesar 95,8% dan sisanya 4,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak terobservasi pada penelitian ini (error tern).

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen yaitu faktor Diferensiasi Produk (X1), Diferensiasi Pelayanan (X2), Diferensiasi Merek (X3), Diferensiasi Harga (X4) mempengaruhi Keunggulan Bersaing (Y), dapat dilihat pada koefisien determinasi (R2). Dari hasil penelitian diperoleh hasil R2 = 0,906, ini berarti pengaruh faktor Diferensiasi Produk (X1), Diferensiasi Pelayanan (X2), Diferensiasi Merek (X3), Diferensiasi Harga (X4) terhadap Keunggulan Bersaing (Y) Distro dan Butik di Kota Lhokseumawe adalah sebesar 90,6% dan sisanya sebesar 9,4% dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini (error tern).

Pengujian simultan dan parsial. Untuk melihat pengaruh faktor diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi merek dan diferensiasi harga terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe secara simultan, dilakukan dengan uji F. Hasil pengujian secara bersamaan diperoleh nilai Fhitung

sebesar 85,819 sedangkan Ftabel pada tingkat signifikan α = 5% adalah sebesar 3,112. Hal ini memperlihatkan bahwa berdasarkan perhitungan uji statistik Fhitung > Ftabel, dengan tingkat probabilitas 0,000. Dengan demikian hasil perhitungan ini dapat diambil suatu keputusan bahwa faktor diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi merek dan diferensiasi harga berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe.

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi merek dan diferensiasi harga terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe secara parsial, dilakukan uji t. hasil penelitian di atas, maka nilai t hitung untuk variabel diferensiasi produk (X1) sebesar 3,044 > ttabel 2,145 artinya variabel independen yaitu faktor diferensiasi produk (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe. Variabel diferensiasi pelayanan (X2) thitung sebesar 2,775 > t tabel 2,145 artinya variabel independen faktor diferensiasi pelayanan (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe.Variabel diferensiasi merek (X3) thitung sebesar 6,080 > ttabel

2,145, artinya variabel independen yaitu faktor diferensiasi merek (X3) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota Lhokseumawe. Variabel diferensiasi harga (X4) thitung sebesar 2,925 > ttabel 2,145 artinya variabel independen yaitu faktor diferensiasi harga (X4) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing pada distro dan butik di Kota

Lhokseumawe.

Kesimpulan

Temuan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Diferensiasi Produk (X1), Diferensiasi Pelayanan (X2), Diferensiasi Merek (X3), Diferensiasi Harga (X4) mempengaruhi Keunggulan Bersaing (Y) Distro dan Butik di Kota Lhokseumawe. Oleh sebab itu keempat variabel tersebut harus benar-benar diperhatikan dalam upaya meningkatkan keunggulan bersaing wirausaha Distro dan Butik di Kota Lhokseumawe. Dari keempat variabel tersebut, Diferensiasi Merek merupakan variabel yang paling mempengaruhi Keunggulan Bersaing Distro dan Butik di Kota Lhokseumawe. Hal ini memberikan informasi kepada pemilik ditro dan butik di Kota Lhokseumawe untuk lebih memperhatikan unsur-unsur penting dari strategi diferensiasi merek agar mampu meningkatkan keunggulan bersaing, juga unsur-

392

unsur yang terkait lainnya yang ikut mendukung keunggulan persaingan dan pengembangan dalam wirausaha. Mempelajari dan megikuti mode yang sedang diminati konsumen merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan usaha pada Distro dan Butik.

Referensi

[1] David, Geven. (2004). Customer Loyalty in E-Commerce,”Journal of the Association for

Information Systems, Volume 3 [2] Mahe. (2007). Pengaruh Penempatan (Positioning) Produk Terhadap Citra Produk (Studi

Pada Pengguna Kartu HP Simpati di Kota Blitar) [3] Kertajaya. (2010). Connect, Surving New Wave Marketing strategy. Jakarta: Salemba

Empat [4] Kotler, (2001). Marketing Strategy. Jakarta: Erlangga [5] Ferdinan, Augusty. (2003). “Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan Stratejik”.

Research Paper Series, No. 01/Mark/01/2000 [6] Budiyono. (2000). Studi Mengenai Pengembangan Strategi Produk (Studi Kasus Minat

Beli Produk Baru Telkom Flexi di Surabaya). Jurnal Sains Pemasaran Indonesia volume III No. 2 September 2004

[7] Hasan Ali. (2009). Marketing.Yogyakarta: Media Pressindo [8] Tjiptono, Fandy. (2001). Service, Quality, Satisfaction. Yogyakarta: Penerbit Andi [9] Hellier. (2002). Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan

Pengendalian. Alih Bahasa Ancella Anitawati Hermawan. Jakarta: Salemba Empat [10] Kotler, Armstrong. (2006). Prinsip-prinsip pemasaran. Jakarta: Erlangga [11] Porter, Michael. (2000). Keunggulan Bersaing, Alih Bahasa Agus Maulana, Jakarta:

Penerbit