Post on 04-Oct-2021
PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINANKEPALA MADRASAH DAN KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA
MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN WAY BUNGUR
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai GelarMagister dalam Bidang Pendidikan Agama Islam (M.Pd)
Oleh
MUSTAKIMNPM: 1605641
PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN 1439 H / 2018 M
PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG GAYA KEPEMIMPINANKEPALA MADRASAH DAN KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA
MADRASAH TERHADAP KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SE-KECAMATAN WAY BUNGUR
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai GelarMagister dalam Bidang Pendidikan Agama Islam (M.Pd)
Oleh
MUSTAKIM NPM: 1605641
Pembimbing I : Dr. H. Mahrus As’ad, M.Ag Pembimbing II : Dr. H. Khoirurrijal, M.A
PASCASARJANAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TAHUN 1439 H / 2018 M
ii
ABSTRAK
Mustakim, NPM: 1605641. Pengaruh Persepsi Guru tentang GayaKepemimpinan Kepala Madrasah dan Kemampuan Supervisi KepalaMadrasah terhadap Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan WayBungur Kabupaten Lampung Timur. Tesis Program Pascasarjana IAINMetro Tahun 2018
Gaya kepemimpinan yang tepat terlihat pada jalannya roda organisasidengan tertib, nyaman, kondusif dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.Seorang kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan menghadapitanggungjawab yang berat, dalam menghadapi segala permasalahan dantantangan yang dihadapi untuk menciptakan dan memberikan kenyamanan bagiguru dan siswa di madrasah. Kemampuan supervisi kepala madrasah dalammemimpin sangat berpengaruh dalam meningkatkan kerja guru dan menciptakanproses pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran. Gaya kepemimpinan yangdilakukan kepala madrasah berpengaruh pada proses penciptaan kenyamanan,ketertiban proses pembelajaran, yang berdampak pada kinerja guru.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis adanya: 1) Pengaruhpersepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja gurudi Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur. 2 Pengaruh kemampuansupervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur. 3). Pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinankepala madrasah dan kemampuan supervisi kepala madrasah secara bersama-sama terhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode surveipendekatan asosiatif. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru di MadrasahIbtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur sejumlah 25 orang guru penelitianpopulasi. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner yangdisebarkan guru di Madrasah Ibtidaiyah yang telah ditapkan semua populasipenelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis regresi linearsederhana dan analisis regresi ganda. Uji F dan uji T dilakukan terhadap hasilpenelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independenterhadap variabel dependen pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05).
Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah: 1) terdapat pengaruhpersepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah terhadap kinerja gurudi Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur sebesar 70,90% . 2) terdapatpengaruh signifikan antara Pengaruh kemampuan supervisi kepala madrasahterhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur sebesar66,60%, 3) terdapat pengaruh signifikan antara pengaruh persepsi guru tentanggaya kepemimpinan kepala madrasah dan kemampuan supervisi kepala madrasahterhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur sebesarI1.309%. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi guru tentang gayakepemimpinan kepala madrasah dan kemampuan supervisi kepala madrasahsanagat signifikan berpengaruh pada kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur.
iii
ABSTRACT
Mustakim, NPM: 1605641, Influence of Teacher Perceptions About LeadershipStyle of Madrasah Principal and Ability of Supervision of Madrasah Principal toPerformance of Madrasah Ibtidaiyah Teachers in Way Bungur Sub-District, EastLampung District. Thesis Postgraduate Program State Institute for IslamicStudies (IAIN) Metro Year 2018
The right leadership style is seen in the way of organization wheel withorderly, comfortable, conducive and in accordance with the aim to be achieved. Amadrasah head as an education leader faces a heavy responsibility, facing all theproblems and challenges faced to create and provide comfort for teachers andstudents in madrasah. The ability to supervise the head of the madrasah inleading is very influential in improving the work of teachers and create aneffective and targeted learning process. Leadership style conducted by the head ofthe madrasah influences the process of creating comfort, order the learningprocess, which impact on the performance of teachers.
This study aims to describe: 1) Influence of teacher perception aboutleadership style of head of madrasah to teacher performance at MadrasahIbtidaiyah Se-Sub District Way Bungur East Lampung Regency. 2 The influenceof madrasah head supervision ability on teacher performance in MadrasahIbtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur East Lampung Regency. 3). Influence ofteacher perception about leadership style of madrasah head and madrasah headsupervision ability simultaneously on teacher performance in MadrasahIbtidaiyah Se-Sub District Way Bungur East Lampung Regency.
This research type is quantitative research with survey method ofassociative approach. The population of this study is all teachers in MadrasahIbtidaiyah Se-Sub District Way Bungur a number of 25 population researchteachers. The data was collected by distributing questionnaires distributed byteachers in Madrasah Ibtidaiyah which has been established by all studypopulations. Hypothesis testing is done by simple linear regression analysis andmultiple regression analysis. F test and T test conducted on result of researchwith aim to know influence of independent variable to dependent variable at levelof trust 95% (α = 0,05)α = 0,05)
The results of the research that: 1) there is influence of teacher perceptionabout leadership style of head of madrasah to teacher performance at MadrasahIbtidaiyah Se-Sub District Way Bungur equal to 70,90%. 2) there is a significantinfluence between the influence of madrasah head supervision ability on theperformance of teachers in Madrasah Ibtidaiyah Se-Sub District Way Bungur of66.60%; 3) there is a significant influence between teacher perceptions influenceon leadership style of madrasah head and madrasah head supervision ability onteacher performance in Madrasah Ibtidaiyah Se-Sub District Way Bungur forI1.309%. So it can be concluded that teachers' perceptions of the leadership styleof madrasah head and the ability of supervision of madrasah heads significantlyinfluence the performance of teachers in Madrasah Ibtidaiyah Se-Sub DistrictWay Bungur.
iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAPROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METROJl. Ki Hajar Dewantara Kampus 15 A Iring Mulyo Kota Metro Lampung 34111
Telp. (0725) 41507. Fax. (0725) Email: ppsiainmetro@yahoo.comWebsite: www.ppsIAINmetro.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Tesis dengan Judul : Pengaruh Persepsi Guru Tentang Gaya KepemimpinanKepala Madrasah dan Kemampuan Supervisi KepalaMadrasah terhadap Kinerja Guru MadrasahIbtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur KabupatenLampung Timur.
Nama : Mustakim
NIM : 1605641
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah memenuhi Syarat untuk diajukan dalam Ujian Seminar Hasil pada
Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
Metro, 30 Oktober, 2017MENYETUJUI
Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Dr. Mahrus As’ad, M.AgNIP: 196112211993031001
Pembimbing II
Dr. H. Khoirurrijal, M.A NIP .19730321 200312 1 002
MengetahuiKetua Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Dr. H. Khoirurrijal, M.A NIP .19730321 200312 1 002
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIAPROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METROJl. Ki Hajar Dewantara Kampus 15 A Iring Mulyo Kota Metro Lampung 34111
Telp. (0725) 41507. Fax. (0725) Email: ppsiainmetro@yahoo.comWebsite: www.ppsiainmetro.ac.id
PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS
Tesis dengan judul: Pengaruh Persepsi Guru tentang GayaKepemimpinan Kepala Madrasah dan Kemampuan Supervisi KepalaMadrasah terhadap Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan WayBungur Kabupaten Lampung Timur. Disusun oleh Mustakim dengan NIM1605641 Program Studi: Pendidikan Agama Islam telah diujikan dalam SeminarHasil pada Pascasarjana IAIN Metro, pada hari/tanggal: Rabo 17 Januari 2018,dan telah diperbaiki sesuai dengan permintaan Tim Seminar Hasil, Selanjutnyadisetujui untuk diujikan dalam Sidang Ujian Munaqosyah:
TIM PENGUJI:
Penguji Utama Dr. H. Zainal Abidin, M.Ag ( ..........................)
Pembimbing I/Penguji Dr. H. Mahrus As’ad, M.Ag ( ..................... ....)
Pembimbing II/Penguji Dr. H. Khoirurrijal, MA ( ..................... ....)
Sekretaris Sidang Fitri Kurniawati, M.E.Sy ( ..........................)
Direktur PascasarjanaIAIN Metro
Dr. Hj. Tobibatussaadah, M.AgNIP. 19701020 199803 2 002
vi
PERNYATAAN ORISINALITAS PENELITIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Mustakim
NPM : 1605641
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Konsentrasi : Pengaruh Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan KepalaMadrasah dan Kemampuan Supervisi Kepala Madrasahterhadap Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-KecamatanWay Bungur Kabupaten Lampung Timur
Menyatakan bahwa Tesis ini secara keseluruhan adalah asli hasil penelitian
saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan
dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka
saya bersedia menerima sangsi berupa pencabutan gelar.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya
Metro, 02 Januari, 2018Yang menyatakan,
Matrai 6000
MUSTAKIM NPM: 1605641
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman Transliterasi Penelitian Tesis pada Pascasarjana Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Metro sebagai berikut:
1. Huruf Araf dan Latin
Huruf
ArabHuruf Latin Huruf Arab Huruf Latin
ا Tidak dilambangkan ط ţب b ظ zت t ع ´ث ś غ gج j ف fح h ق qخ kh ك kد d ل lذ ż م mر r ن nز z و wس s ه hش sy ء `ص ş ي yض d
2. Maddah atau vokal panjang
Harkat dan huruf Huruf dan tanda
ا - ى - â- ي î- و Û ي ا ai
و ا - auPERSEMBAHAN
Tesis ini Peneliti persembahkan kepada:
1. Ibu Romlah dan Ayah H. Bukhori yang selalu memberikan kasih sayang, dan
selalu mendoakan dalam melaksakan studi.
viii
.
2. Istriku Nurcahyati, S.Ag dan anak-anakku yang selalu memberikan dukungan
dalam menyelesaikan kuliah di Program Pascasarjana IAIN Metro
3. Teman-teman Almamater Pascasarjana IAIN Metro
4. Almamater Pascasarjana IAIN Metro
MOTTO
ذي وهو خلئف ٱلذيل ضم خلئف جعلك ر خلئف أ ٱل خلئف ق ب ف ك ضضض ع خلئف ض ورفضضع ب و خلئف م خلئف ع خلئف ك سريع إن رب في ما ءاتىك لوك ي م خلئف إن ربك سريع درج ل م خلئف ب خلئف عقضضابت هٱل خلئف ۥ وإن
حي م لغفو ر )165:الانعام( ١٦٥ر رحيم
ix
Artinya: Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan
Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur Peneliti panjatkan kepada Allah SWT.
yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga Peneliti dapat
menyelesaikan Penelitian Tesis ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai pembawa
risalah agung bagi kemaslahatan dan keselamatan manusia di Dunia dan Akhirat.
1 Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: Fokus Media, 2011),h. 134
x
Penelitian ini sebagai salah satu bagian persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan program strata dua atau Magister pada Pascasarjana IAIN Metro.
Dalam penyelesaian Tesis, Peneliti menerima banyak bantuan banyak pihak.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro Lampung.
2. Dr. Tobibatussaadah, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung.
3. Dr. Mahrus As’ad, M.Ag, selaku Wakil Direktur Pascasarjana Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Metro, dan selaku pembimbing I dengan segala motivasi,
bimbingan dan perhatiannya selama bimbingan berlangsung.
4. Dr. H. Khoirurrijal, S.Ag., M.A, selaku Kaprodi Bahasa Arab Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro dan sekaligus pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan dan arahannya dalam penyelesaian Tesis
5. Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam
6. Bapak dan Ibu Dosen/Karyawan Program Pascasarjana IAIN Metro yang telah
menyediakan waktu dan fasilitas dalam rangka pengumpulan data.
Kritik dan saran demi perbaikan Tesis ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapangan dada. Dan akhirnya semoga hasil penelitian yang
telah dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Metro, 1 Februari, 2018Peneliti,
MUSTAKIMNPM: 1605641
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN..................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................... iii
ABSTRACT..................................................................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. v
xi
KOMISI UJIAN TESIS................................................................................. vi
SURAT PERNYATAAN................................................................................ vii
PADOMAN TRANSLITERASI....................................................................viii
PERSEMBAHAN........................................................................................... ix
MOTTO .......................................................................................................... x
KATA PENGANTAR.................................................................................... xi
DAFTAR ISI................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv
LAMPIRAN.................................................................................................... xiiv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah............................................................ 8
C. Pembatasan Masalah........................................................... 8
D. Rumusan Masalah............................................................... 9
E. Tujuan Penelitian................................................................ 9
F. Manfaat Penelitian.............................................................. 10
G. Penelitian yang Relevan...................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI............................................................... 15
A. Kinerja Guru ....................................................................... 15
1. Pengertian Kinerja Guru................................................ 15
2. Persepsi Kinerja Guru.................................................... 18
3. Indikator Kinerja Guru................................................... 19
4. Tugas dan Fungsi Guru.................................................. 21
5. Penilaian Kinerja Guru................................................... 23
B. Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah........................... 26
1. Pengertian Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah..... 26
2. Tujuan dan Fungsi Kemampuan Supervisi Kepala
Madrasah........................................................................ 28
3. Pelaksanaan Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah. . 32
xii
4. Macam-macam Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah 39
C. Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah ............................................................................ 43
1. Pengertian Persepsi guru tentang Gaya Kepemimpinan
Kepala Madrasah........................................................... 43
2. Tujuan dan Fungsi Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah....................................................................... 46
3. Pelaksanaan Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah... 51
4. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah 53
D. Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan dan Kemampuan
Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru............ 55
1. Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah Terhadap Kinerja Guru.................................. 55
2. Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah terhadap
Kinerja Guru................................................................... 57
3. Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan dan
Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah terhadap
Kinerja Guru.................................................................. 59
E. Kerangka Pikir dan Paradigma............................................ 61
F. Hipotesis Penelitian............................................................. 64
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................ 66
A. Rancangan Penelitian......................................................... 66
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling.............................. 67
C. Definisi Operasional Variabel............................................. 71
D. Metode Pengumpulan Data................................................. 72
E. Instrumen Penelitian............................................................ 74
F. Uji Coba Instrumen ............................................................ 78
G. Analisis Data....................................................................... 83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................... 85
A. Temuan Umum Penelitian................................................... 85
xiii
1. Sejarah Singkat Kecamatan Way Bungur...................... 85
2. Giografi Kecamatan Way Bungur.................................. 87
B. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan
Way Bungur........................................................................ 88
1. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Toto Projo......... 88
2. Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Tanjung Tirto............... 96
3. Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Tanjung Kencono 100
4. Madrasah Ibtidaiyah Muhamadiyah Bungur Tanjung
Tirto ................................................................................ 105
C. Temuan Khusus Penelitian.................................................. 108
D. Pembahasan......................................................................... 128
BAB V PENUTUP................................................................................ 134
A. Kesimpulan......................................................................... 134
B. Implikasi.............................................................................. 136
C. Saran.................................................................................... 137
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 138
DAFTAR TABEL
1. Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan (X1. . 68
2 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah (X₂)........ 69
3. Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru (Ŷ)...................................................... 70
4. Tokoh-tokoh Desa Toto Projo Kecamatan Way Bungur......................... 78
5. Data Guru pada Tahun Pertama Didirikanya Madrasah Ibtidaiyah......... 78
xiv
6. Data Guru pada Tahun kedua yaitu 1988................................................. 79
7. Data Guru pada Tahun Tiga yaitu Tahun 1999........................................ 79
8. Data Guru pada Tahun Ke empat yaitu Tahun 2000................................ 80
9. Data Guru pada Tahun Lima yaitu Tahun 2003....................................... 80
10. Data Guru pada Tahun Enam yaitu Tahun 2011...................................... 81
11. Keadaan sarana Fisik Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Toto Projo 82
12. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Toto Projo....................................... 83
13. Keadaan Siswa MI Muhammadiyah 4 Tahun Terakhir........................... 83
14. Data Pegawai MI Muhammadiyah Tanjung Tirto................................... 85
15. Keadaan Fisik Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Tanjung Tirto................. 87
16. Keadaan Fisik Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Tanjung Tirto................. 88
17. Kegiatan Ektrakulikuler Ibtidaiyah Islamiyah Tanjung Tirto.................. 88
18. Sarana MI MuhammadiyahTanjung Kencono......................................... 92
19. Prasarana MI Muhammadiyah Tanjung Kencono.................................... 93
20. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Tanjung Kencono............................ 93
21. Tokoh Pendiri MI Muhammadiyah Bungur Tanjung Tirto...................... 95
22. Kepala Madrasah Muhammadiyah Bungur Tanjung Tirto...................... 96
23. Distribusi Frekuensi Kinerja guru (Y)...................................................... 98
24. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Tentang Kemampuan Supervisi
Kepala Madrasah (X2).............................................................................. 101
25. Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah (X1)........................................................................................... 103
26. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Variabel Pengaruh Persepsi Guru
Tentang Gaya Kepemimpinan dan Persepsi Guru Tentang Kemampuan
Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru................................ 106
27. Hasil Homogenitas................................................................................... 109
28. Uji Pengaruh Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah (X1) terhadap Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah ................. 111
29. Uji Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kemampuan Supervisi Kepala
Madrasah Terhadap Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah......................... 113
30. Uji Pengaruh Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan dan Persepsi
xv
Guru Tentang Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja
Guru Madrasah Ibtidaiyah........................................................................ 115
DAFTAR GAMBAR
1. Variabel Penelitian................................................................................... 63
2. Histrogram Variabel Kinerja guru (Y).................................................... 100
3. Histrogram Persepsi Guru Tentang Kemampuan Supervisi Kepala
Madrasah (X2)......................................................................................... 102
4. Histrogram Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala
xvi
Madrasah (X1).......................................................................................... 105
5. Normal P-P Plot Of Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan......... 107
6. Normal P-P Plot Of Persepsi Guru Tentang Kemampuan Supervisi...... 107
7. Normal P-P Plot Of Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah......................... 108
8. Histogram Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah........................................ 117
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Madrasah merupakan sebuah institusi pendidikan sebagaimana sekolah
pada umumnya yang di dalamnya terdapat beberapa komponen yang saling
berkaitan. Komponen-komponen tersebut meliputi kepala madrasah, guru,
siswa, staf administrasi, lingkungan, dan kurikulum (materi, metode, media).
Komponen-komponen tersebut seyogyanya tercipta suatu kerjasama
yang sinergis untuk dapat mencapai tujuan madrasah. Tujuan madrasah
termasuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebagaimana tujuan sekolah pada
umumnya secara global dapat berupa tuntutan untuk mewujudkan
kemampuan akademis tertentu, ketrampilan, sikap, dan mental serta
kepribadian yang harus dimiliki peserta didik sebagai output dari proses
pembelajaran.1
Pengelolaan pendidikan madrasah tidak dapat dipisahkan dari gaya
kepemimpinan yang dilakukan kepala madrasah dalam menjalankan tugas
sebagai seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala
madrasah terkait dengan hasil dalam memimpin dan menjalankan proses
pendidikan di madrasah. Adanya keterikatan kuat antara gaya kepemimpinan
yang dipakai oleh kepala madrasah dengan keefektifan secara keseluruhan
dari proses pendidikan di madrasah. Artinya, sumber daya manusia yang
1 Kadim Masaong, Kepemimpinan Berbasis Intelligence. (Bandung: Alfabeta 2011), h.53
1
2
handal tidak lepas dari pengaruh pola ataupun gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh pimpinan, hal ini tercermin dalam pelaksanaan organisasi,
mewujudkan kemampuan akademis tertentu, ketrampilan, dan kepribadian.
Gaya kepemimpinan yang tepat terlihat pada jalannya roda organisasi
dengan tertib, nyaman, kondusif dan sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Seorang kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan menghadapi
tanggungjawab yang berat, dalam menghadapi segala permasalahan dan
tantangan yang dihadapi untuk menciptakan dan memberikan kenyamanan
bagi guru dan siswa di madrasah.
Kemampuan kepala madrasah dalam memimpin sangat berpengaruh
dalam meningkatkan kerja guru maupun meningkatkan dan menciptakan
proses pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran. Gaya kepemimpinan yang
dilakukan kepala madrasah berpengaruh pada proses penciptaan kenyamanan,
ketertiban proses pembelajaran, yang berdampak pada kinerja guru.2
Kepala madrasah merupakan personel yang bertanggung jawabterhadap seluruh kegiatan madrasah. Kepala madrasah mempunyaiwewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakanseluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan madrasah yangdipimpinnya. Kepala madrasah selain bertanggung jawab ataskelancaran jalannya madrasah secara teknis akademis juga bertanggungjawab atas segala kegiatan, keadaan lingkungan madrasah dengankondisi dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitar.3
Dengan demikian bahwa fungsi kepala madrasah, memang sangat
menentukan bagi kemajuan madrasah.4 Kepala madrasah yang berhasil yaitu
2 Hendiyat Suetopo dan Wasty Suemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan.(Malang: Bina Aksara, 1999), h. 19
3 Daryanto, Administrasi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 804 Sutrisno. Pembaharuan dan Pengembangan Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Fadila
Tama, 2011), h. 67
3
apabila memahami keberadaan madrasah sebagai organisasi yang kompleks
dan unik. Serta mampu melaksanakan peranan kepala madrasah sebagai
seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin madrasah.
Kepemimpinan berarti mempengaruhi orang lain untuk mengambil
tindakan dengan berbagai cara seperti menggunakan otoritas yang
terligitimasi, menciptakan model (teladan), penetapan sasaran, memberi
imbalan dan hukuman, restrukturisasi organisasi dan mengkomunikasikan
sebuah visi. Dalam melaksanakan kepemimpinan setiap kepala madrasah
memiliki gaya kepemimpinan untuk mencapai tujuan.5
Selain persoalan persepsi guru tentang gaya kepemimpinan yang
merupakan ciri dalam melaksanakan tugas, tugas kepala madrasah juga untuk
melakukan supervisi. Setiap kegiatan supervisi yang dilakukan oleh
supervisor terkandung tujuan yang ingin dicapai.6
Tujuan yang ingin dicapai tentu saja berkaitan dengan tujuan supervisi
yang berkaiatan erat dengan tujuan pendidikan di madrasah. Sebab supervisi
pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka membantu guru agar dapat
melaksanakan tugasnya secara baik, sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan dicapai secara optimal. Tujuan kepemimpinan kepala madrasah
setidaknya mengambil langkah dalam menciptakan suasana emosional yang
sehat bagi madrasah.
5 Hendiyat Suetopo dan Wasty Suemanto, Kepemimpinan, h. 346 Aan Komariah dan Cepi Triatna. Visionary Leadership. Jakarta: Bumi Aksara, 2010),
h. 74
4
Salah satu tugas pokok kepala madrasah adalah sebagai supervisor.
Dalam menjalankan tugas pokok sebagai sebagai supervisor, kepala
madrasah diharapkan mampu bertindak sebagai konsultan, sebagai fasilitator
yang memahami kebutuhan dari guru dan juga mampu memberi alternatif
pemecahannya. Disamping itu, kepala madrasah diharapkan dapat
memberikan memotivasi guru agar lebih kreatif dan inovatif. Dalam kerangka
pembinaan kompetensi guru melalui supervisi perlu dicermati bahwa kegiatan
tersebut bukan hanya memfokuskan pada peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan mengelola pembelajaran, tetapi juga mendorong pengembangan
motivasi untuk melakukan peningkatan kualitas kinerjanya dan bertugas untuk
melakukan pembinaan kompetensi guru juga berfungsi sebagai motivator.
Persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah yaitu
menafsirkan dan memandang kesan indera memberi makna
pada lingkungan dan kemudian dapat mempengaruhi
perilaku, memiliki peluang berpengaruh terhadap kinerja guru disebabkan
karena faktor kepemimpinan merupakan hal yang cukup dominan dalam
menentukan keberhasilan lembaga.7
Hal ini bisa terjadi mengingat faktor kepribadian pemimpin, atau
keinginan pemimpin dalam rangka menyesuaikan diri dengan bawahan,
sehingga muncul keselarasan antara pimpinan dengan bawahan, dalam hal ini
antara kepala madrasah dengan para guru dan semua peserta didiknya. Jika
7 Wahjosumidjo Kepemimpinan Kepala Madrasah Sekolah: Tinjauan Teoritik danPermasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada , 2010), h. 93
5
suasana madrasah kondusif, maka akan lebih mudah mencapai semua program
madrasah yang telah menjadi komitmen bersama.
Supervisi kepala madrasah menekankan pada inti keahlian teknis serta
perlu ditunjang oleh kepribadian dan sikap profesional. Supervisi kepala
madrasah merupakan proses yang didesain oleh Madrasah untuk memajukan
kualitas serta kuantitas anggota staf yang diperlukan untuk memecahkan
masalah, demi tercapainya tujuan Madrasah. 8
Kemampuan supervisi kepala madrasah memiliki peluang berpengaruh
terhadap kinerja guru. Hal itu disebabkan kecakapan yang harus dimiliki agar
kinerja optimal bakat manusiawi untuk melakukan koordinasi sosial, yaitu:
membangun ikatan, menumbuhkan hubungan yang instrumental, kolaborasi
dan kooperasi bekerjasama dengan orang lain menuju sasaran bersama,
kemampuan tim. Tujuan supervisi pembelajaran adalah untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dalam meningkatkan proses hasil belajar melalui
pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan profesional kepada guru.
Persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dan
persepsi kemampuan supervisi berpeluang untuk mempengaruhi kinerja
guru. Kepala madrasah selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi, juga
memiliki kemampuan menjalin kerja sama dengan masyarakat dalam rangka
membina pribadi siswa secara optimal serta mampu menciptakan iklim yang
kondusif lahirnya partisipasi secara profesional, transparan, dan demokratis.
8 D.E Orlosky, Educational Administration Today (London: Croo Helm, 1994), h. 53.
6
Berdasarkan hasil pra survey yang peneliti laksanakan pada tanggal 17
Februari 2017, dengan metode wawancara dengan guru-guru.5 di MI Se-
Kecamatan Way Bungur, peneliti menyimpulkan ”kinerja guru masih kurang
maksimal, karena masih ada sebagian guru dalam menjalankan tugasnya tidak
sesuai keahliannya, ada beberapa guru yang kurang disiplin. Guru merupakan
jabatan yang memerlukan keahlian, sebab orang yang pandai berbicara dalam
bidang-bidang tertentu, belum disebut sebagai guru, untuk menjadi guru
diperlukan syarat khusus, sebagai guru menguasai pendidikan dan pengajaran
dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina.
Guru dalam pendidikan kurangnya dilihat dari empat dimensi yaitu
guru sebagai pribadi, guru sebagai unsur keluarga, guru sebagai unsur
pendidikan, dan guru sebagai unsur masyarakat. Kinerja guru dalam kaitan
dengan mutu pendidikan harus dimulai pada dirinya sendiri. Sebagai pribadi,
guru merupakan perwujudan diri dengan seluruh karakteristik yang sesuai
dengan posisi sebagai profesi keguruan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja guru adalah pembinaan oleh kepala madrasah melalui supervisi, faktor
ekstrinsik yang berkontribusi secara signifikan terhadap motivasi kerja,
prestasi dan profesionalisme guru ialah layanan supervisi kepala madrasah.
Rendahnya motivasi dan prestasi guru yang mempengaruhi profesi
guru tidak terlepas dari rendahnya kontribusi kepala madrasah dalam
membina guru di sekolah melalui kegiatan supervisi. Ada dua faktor penting
55 Wawancara dengan Bapak Purwadi, S.Pd.I, salah satu Kepala Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Way Bungur, pada tanggal 20 Februari 2017, pukul 10.00 WIB
7
yang mempengaruhi kinerja guru di madrasah yaitu faktor kualifikasi standar
guru dan relevansi antara bidang keahlian guru dengan tugas mengajar.
Pada tanggal 20 Februari 2017, Peneliti juga telah melakukan observasidi empat MI di Kecamatan Way Bungur. Hal ini dapat diketahui dari ke4 madrasah yaitu: 1) MIM Totoprojo kepala Madrasahnya BapakPurwadi, S.Pd.I, 2) MI Islamiyah Tanjung Terto kepala Madrasahnyabapak Lukman Adim, 3) MI Muhammadiyah Bungur Tanjung Tertokepala Madrasahnya bapak Sholihin, S.Pd.I, dan 4) MI MuhammadiyahTanjung Kencono kepala Madrasahnya bapak Ahmad Zajuli.Berdasarkan hasil observasi di lapangan, Peneliti memperolehinformasi yaitu kinerja guru MI di Kecamatan Way Bungur yangmengampu tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.9
Rendahnya kualitas lulusan siswa serta kinerja guru kemungkinan
besar disebabkan, kompetensi guru, motivasi kerja. Faktor yang mungkin
menyebabkan kinerja organisasi menurun yaitu: (1) Beban kerja berlebihan,
(2) Kurangnya kewenangan, (3) Imbalan yang tidak memadahi, (4)
Hilangnya sambung rasa, (5) Perlakuan tidak adil, (6) Konflik nilai.10
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru
merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan secara konsisten dan profesional, karena pengembangan
profesi guru dilaksanakan melalui berbagai program pendidikan, pra-jabatan,
maupun program dalam jabatan. Tidak semua guru yang dididik di lembaga
pendidikan terlatih dengan baik dan qualified. Potensi sumber daya guru perlu
berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara potensial.
Secara langsung ataupun tidak, guru merupakan kunci dalam
peningkatan mutu pendidikan dan guru berada dititik sentral dari setiap usaha
9 Hasil Observasi di 4 Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Way Bungur10 Kadim Masaong, Kepemimpinan Berbasis Intelligence, h. 42
8
reformasi perdidikan yang diarahkan perubahan kualitatif. Setiap peningkatan
kinerja guru, perubahan kurikulum, pengembangan metode mengejar,
penyediaan sarana dan prasarana akan berarti apabila melibatkan guru.
Untuk meningkatkan kinerja guru, peran dan posisi kepala madrasah
menjadi sangat penting untuk mewujudkan tercapainya tujuan yang
diharapkan madrasah Ibtidaiyah. Kepala madrasah dituntut memiliki jiwa
kepemimpinan mengatur semua aktifitas madrasah sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya. Sehubungan dengan uraian di atas maka dilakukan penelitian
agar mendapatkan informasi berkenaan dengan Pengaruh Persepsi Guru
Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dan Kemampuan Supervisi
Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan
Way Bungur Kabupaten Lampung Timur.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka permasalahan
penelitian ini sebagai berikut:
1. Menurunnya kinerja para guru tenaga pendidik yang ditunjukkan dengan
guru yang malas dan guru yang sering terlambat ke madrasah.
2. Persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah sudah baik
namun belum maksimal dalam memberikan perubahan pada kinerja guru.
3. Kemampuan supervisi kepala madrasah sudah baik namun belum
maksimal dalam memberikan perubahan pada kinerja guru.
4. Persepsi guru tentang gaya kepemimpinan dan kemampuan supervisi
diharapkan dapat memberikan kedisiplinan kepada guru.
9
5. Rendahnya kualitas proses belajar mengajar karena kebanyakan dari guru
mengajar tidak sesuai dengan keahliannya.
6. Persepsi guru tentang gaya kepemimpinan dan kemampuan supervisi
kepala madrasah secara bersama-sama dapat mempengaruhi kinerja guru.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas perlu adanya
pembatasan masalah agar penelitian lebih terarah serta mencapai tujuan yang
diinginkan. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini antara lain:
1. Persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah pada
peningkatan proses belajar-mengajar yang merupakan suatu sistem
diperlukan suatu pendekatan seperti pengembangan kurikulum, kebutuhan
akan bangunan dan perlengkapan, penciptaan iklim kerja yang harmonis.
2. Kemampuan supervisi kepala madrasah seperti proses bimbingan dalam
pendidikan bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam
pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara obyektif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala
madrasah terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way
Bungur Kabupaten Lampung Timur?
10
2. Adakah pengaruh kemampuan supervisi kepala madrasah terhadap kinerja
guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur Kabupaten
Lampung Timur?
3. Adakah pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala
madrasah dan kemampuan supervisi kepala madrasah terhadap kinerja
guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur Kabupaten
Lampung Timur?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan:
1. Pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah
terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur
Kabupaten Lampung Timur.
2. Pengaruh kemampuan supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru
Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur Lampung Timur.
3. Pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dan
kemampuan supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru Madrasah
Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung atau menunjang
perluasan khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang pengaruh
persepsi tentang gaya kepemimpinan dan kemampuan supervisi yang
11
dilakukan kepala madrasah se-Kecamatan Way Bungur terhadap kinerja
guru madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Way Bungur.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
nyata pada guru bidang studi pada umumnya, sehingga dari sinilah dapat
digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kompetensi dalam
mengajar dan mengelola lingkungan pendidikan yang baik.
G. Penelitian yang Relevan
Bagian ini memuat uraian secara sistematis mengenai hasil penelitian
terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji dalam Tesis.
“Penelitian terdahulu yang relevan sama dengan Tinjauan Pustaka, Telaah
Kepustakaan atau kajian Pustaka istilah lain yang sama maksudnya, pada
dasarnya tidak ada penelitian yang sama atau baru selalu ada keterkaitan
dengan yang sebelumnya.11
Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti mengutip beberapa penelitian
yang terkait dengan persoalan yang akan diteliti sehingga akan terlihat, dari
sisi mana peneliti tersebut membuat suatu karya ilmiah. Disamping itu akan
terlihat suatu perbedaan tujuan yang dicapai. Di bawah ini akan disajikan
beberapa kutipan hasil penelitian yang telah lalu yang terkait diantaranya:
1. Bahagia Hadi, NIM: 144031041, Tesis Pascasarjana IAIN Surakarta
Tahun 2016 dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Supervisi
11 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro, Pedoman PenulisanTesis Edisi Revisi (Metro: Program Psacasarjana 2015) h. 6
12
Klinis Kepala Sekolah Terhadap Profesionalisme Guru PAI di SMA
Kabupaten Karanganyar.12
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tidak terdapat pengaruh
gaya kepemimpinan terhadap profesionalisme guru. Namun demikian,
hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan
terhadap profesionalisme guru memberikan kontribusi sebesar 11,0%
kepada profesionalisme guru PAI di SMA Kabupaten Karanganyar. 2)
Terdapat pengaruh antara supervisi klinis kepala sekolah terhadap
profeisonalisme guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
supervisi klinis kepala sekolah terhadap profesionalisme guru memberikan
kontribusi atau sumbangan sebesar 18,2%. 3) Terdapat pengaruh gaya
kepemimpinan dan supervisi klinis kepala sekolah secara bersama-sama
terhadap profesionalisme guru PAI di SMA Kabupaten Karanganyar.
Variabel gaya kepemimpinan dan supervisi klinis kepala sekolah secara
bersama-sama berpengaruh terhadap profesionalisme guru dengan
signifikansi sebesar 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, karena Fhitung
Ftabel (4,157 3,33). Oleh karena itu, terdapat pengaruh gaya˃ Ftabel (4,157 ˃ 3,33). Oleh karena itu, terdapat pengaruh gaya ˃ Ftabel (4,157 ˃ 3,33). Oleh karena itu, terdapat pengaruh gaya
kepemimpinan dan supervisi klinis kepala sekolah terhadap
profesionalsime guru.
2. Hadi Suhartanto, dengan judul Tesis. Pengaruh supervisi kepala madrasah
dan kompetensi pedagogik guru terhadap kinerja guru SMP Se-Kecamatan
12 Bahagia Hadi, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Supervisi Klinis Kepala SekolahTerhadap Profesionalisme Guru PAI di SMA Kabupaten Karanganyar, Tesis Pascasarjana IAINSurakarta Tahun 2016
13
Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah, Tesis Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung, Tahun 2017.13
Supervisi kepala madrasah harus memahami tugasnya dalam
membina dan mengembangkan guru yang profesional, terutama yang
berkaitan dengan pengembangan kreativitas dan pemberian motivasi,
karena pengembangan kinerja guru yang profesional. Kegiatan supervisi
yang dilakukan oleh kepala madrasah kepada guru-guru diharapkan dapat
mewarnai pembelajaran. Semakin baik pelaksanaan supervisi. Supervisor
harus mengetahui, memahami serta melaksanakan teknik-teknik dalam
supervisi untuk membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar.
3. Sarip Hidayatuloh, Tahun 2017 dengan judul Tesis. Pelaksanaan supervisi
kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs At-Tholibin
Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara. Tesis Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung.14
Supervisi kepala madrasah merupakan suatu proses yang dirancang
secara khusus untuk membantu guru dalam mempelajari tugasnya sehari-
hari di madrasah, agar mereka dapat melaksanakan tugas mengajarnya lebih
baik dan meningkatkan kinerja guru. Penelitian ini membahas tentang
pelaksanaan supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala madrash
ditandai dengan membuat perencanaan jadwal supervisi, pelaksanaannya
13 Hadi Suhartanto, Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Dan Kompetensi Pedagogik Guruterhadap Kinerja Guru SMP Se-Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah, MetroPascasarjana IAIN Metro Tahun 2017.
14 Sarip Hidayatuloh, Pelaksanaan supervisi kepala madrasah dalam meningkatkan kinerjaguru di MTs At-Tholibin Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara, Metro Pascasarjana IAINMetro Tahun 2017.
14
mengggunakan model, pendekatan dan teknik supervisi. Dampak supervisi
dapat meningkatkan kompetensi profesionali ditandai dengan meningkatnya
guru dalam membuat silabus dan RPP secara mandiri.
Subyek penelitian yang dilakukan sedikit ada kesamaan dengan yang
peneliti lakukan, meneliti tentang supervisi berhubungan dengan pelaksanaan
kinerja guru. Perbedaannya dalam penelitian yang dilakukan peneliti lebih
ditekankan pada pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan dan
persepsi guru tentang supervisi kepala madrasah terhadap kinerja kepala
madrasah dan kinerja guru dengan menggunakan penelitian kuantitatif.
Berkait dengan penelitian ini terdapat kesamaan variabel, yakni
variabel bebas mencakup kepemimpinan. Hanya saja, peneliti akan
mengerucutkan satu variabel, yakni kepemimpinan menjadi gaya
kepemimpinan. Sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja guru.
Sedangkan perbedaannya terletak pada ruang atau subjek penelitian yang
berbeda yakni pada guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur
Kabupaten Lampung Timur.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih ditekankan
tentang pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan dan kemampuan
supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Se-
Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur dengan menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif diskriptif. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa Tesis berjudul “Pengaruh persepsi guru tentang gaya
kepemimpinan dan kemampuan supervisi kepala madrasah terhadap kinerja
15
guru pada Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur Kabupaten
Lampung Timur” belum pernah diteliti sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja Guru
Kata kinerja sering digunakan secara silih berganti dengan istilah
performansi atau unjuk kerja. Istilah kinerja selalu dikaitkan dengan
seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan pekerjaan. Kinerja
merupakan kata ”performance” (Job Performance). Secara etimologis
performance berasal dari kata “to perform” yang berarti melaksanakan.
Kinerja adalah hasil kerja dan kepuasan pelanggan dan
kontribusinya terhadap lingkungan strategik. Keberhasilan suatau instansi
pemerintah lebih ditekankan kepada daya walaupun hasilnya sangat
mengecewakan, seharusnya keberhasilan suatau instansi lebih dilihat dari
kemempuan instansi tersebut, berdasarkan sumber daya yang dikelolanya.1
Kinerja bukanlah sekedar untuk memperoleh penghasilan bagi
kepentingan diri dan keluarganya. Namun lebih dari terkait juga dengan
kebutuhan status sosial, dimata masyarakat sehingga kadang seseorang
memilih pekerjaan yang oleh masyarakat dianggap terpandang walaupun
imbalannya lebih rendah dari pada pekerjaan lain yang dipandang kurang
bergengsi. Bekerja pada hakekatnya juga bukan hanya untuk kepentingan
sendiri, tetapi sebenarnya juga memberi manfaat kepada pihak lain.
1 Akdon. Strategic Management For Educational Management. (Bandung: Alfabeta,2011), h. 166
15
16
Kinerja bagi guru berkaitan dengan dua predikat yang menjadi
tugasnya. Yaitu: pendidik dan guru. Pendidik (Murobbi) orang yang
berperan dalam mendidik subjek didik, atau melakukan tugas pendidikan
(Tarbiyah). Sedangkan guru adalah arang yang melakukan tugas mengajar
(ta’lim).2 Kinerja dalam persepektif pendidikan islam dapat diartikan
sebagai berikut:
Kinerja guru mengisyaratkan pada guru dalam situasi
pembelajaran, baik dalam kelas, atau diluar kelas. Kinerja ini dilihat
sebagai terjemah operasional terhadap apa yang dikerjakan guru, berupa
pekerjaan, strategi pembelajaran, manajemen kelas, kontribusinya dalam
kegiatan Madrasah atau perbuatan lain yang dapat memberi kontribusi
dalam merealisasikan kemajuan pembelajaran siswa.3
Kinerja merupakan sutau kegiatan yang dilakukan untuk
melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan
harapan dan tujuan yang telash ditetapkan. Dilihat dari arti kinerja berasal
2 Moh. Roqib, Ilmu pendidikan, Pengembangan Pendidik Intergratif di Sekolah,Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta: Lkis, 2009), h. 36
3 Hasan yihatah dan Zainab An-Najjar, Mu’jam Mustolah At-Tarbawiyah Wa Nafsiyyah,(Kairo: Ad-Dar Al-Misriyah, 3003), h. 29
17
dari kata performance. Kinerja adalah hasil kerja secara berkualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.4
Kata “performance” memberikan tiga arti, yaitu : (1) “prestasi”
seperti dalam konteks atau kalimat “high performance car”, atau mobil
yang sangat cepat”; (2) “pertunjukan” seperti dalam konteks atau kalimat
“Folk dance performance”, atau “pertunjukan tari-tarian rakyat”;(3)
“pelaksanaan tugas” seperti dalam kalimat “in performing his/her duties” 5
Kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan berdasarkan atas standarisasi atau
ukuran dan waktu yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan sesuai
dengan norma dan etika yang telah ditetapkan.6
Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (bahasaInggris) yang berasal dari kata to perform, yang antara lain berarti:(1) menjalankan atau melakukan; (2) memenuhi atau menjalankankewajiban suatu nazar; (3) menggambarkan suatu karakter dalamsuatu permainan; (4) menggambarkannya dengan suara atau alatmusik; (5) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab;(6) melakukan suatu kegiatan dalam suatu permainan.7
Istilah “kinerja” dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai terjemahan
dari kata performance (Bahasa Inggris). Performance didifisinikan
“Performance is defined as the record of out-comes produced on a
specified job function or activity during a specified time period”.8
4 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2012), h. 1455 A.S Ruky, Sistem manajemen Kinerja (Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2002), h. 14.6 Supardi. Kinerja Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada., 2013), h. 477 Nyayu Khodijah, Jurnal IAIN Raden Fatah Cakrawala Pendidikan, Februari 2013. 32,
No. 18 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, h. 53
18
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja guru
adalah penampilan yang melakukan, menggambarkan dan menghasilkan
sesuatu hal, baik yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan
petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap,
keterampilan, dan motivasi serta hasil kerja yang telah dicapai oleh
seseorang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan, dan catatan
tentang hasil yang diperoleh dengan fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau
kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Kinerja guru adalah hasil
kerja, baik dalam bentuk dokumen dari proses pembelajaran yang
berkembang dalam diri siswa sebagai bagian dari proses belajar mengajar
yang sudah dilaksanakan.
2. Persepsi Kinerja Guru
Pengembangan dan manajemen kinerja pada dasarnya sebuah
proses dalam manajemen berarti proses diawali dengan penetapan tujuan
dan berakhir dengan evaluasi. Sebagaimana pendapat ahli bahwa persepsi
adalah suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan dalam
pikirannya, menafsirkan, mengalami dan mengolah tanda atau segala
sesuatu yang terjadi di lingkungan dan bagaimana segala sesuatu tersebut
mempengaruhi persepsi dan perilaku yang dipilihnya.9
Kinerja guru dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas,
sesuai dengan kriteria tertentu. Kinerja seseorang guru akan nampak pada
9 Hartini, Y. “Komitmen Organisasi Ditinjau Berdasarkan Iklim Organisasi dan MotivasiBerprestasi”. Phronesis. Vol. 5. No. 9. h. 21-31
19
situasi dan kondisi kerja. Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan
menjalankan tugas dalam melaksanakan/tugas.10
Kinerja guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya di Madrasah
khususnya dalam proses pembelajaran dalam konteks sekarang ini
memerlukan pengembangan dan perubahan kearah yang lebih inovatif,
kinerja inovatif guru menjadi penting bagi berhasilnya implementasi
inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.11
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa persepsi kinerja
guru adalah proses seseorang mengorganisasikan dalam pikirannya,
menafsirkan, mengalami dan mengolah tanda atau segala sesuatu yang
terjadi di lingkungan. Pada dasarnya kinerja dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan
pendidik di Madrasah yang dapat menggambarkan mengenai prestasi
kerjanya dalam melaksanakan semua itu, dan hal ini jelas bahwa pekerjaan
sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tanpa memiliki
keahlian dan kualifikasi tertentu sebagai guru.
3. Indikator Kinerja Guru
Kinerja lebih sering disebut dengan prestasi yang merupakan ‘
hasil’ atau apa yang keluar’ (outcomes) dari sebuah pekerjaan dan
kontribusi sumber daya manusia terhadap organisasi. Kinerja merupakan
suatu konstruksi multidimensi yang mencakup banyak faktor yang
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor instrinsik guru
10 Momon Sudarma. Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2013, h. 12511 Uhar Suharsaputra. Pengembangan Kinerja Guru.http://uharsputra.wordpress.com/
pkbguru/ pengembangan-kinerja-guru/, 2014), h. 1
20
(personal) atau sumber daya manusia. Dan ekstrinsik yaitu kepemimpinan,
sistem, tim dan situasional.12
Indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukurantolak ukur dalam menilai kinerja. Kinerja merupakan suatukonstruksi multidimensi yang mencakup banyak faktor yangmempengaruhinya. Faktor tersebut yaitu instrinsik guru (personal)sumber daya manusia. Ekstrinsik yaitu kepemimpinan, sistem.“Kinerja terdapat proses komunikasi yang berlangsung terusmenerus yang dilaksanakan kemitraan, antar seorang guru dengansiswa.13
Kinerja guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi
karena guru mengemban tugas profesional. Artinya tugas-tugas hanya
dapat dikerjakan dengan kompetensi khusus yang diperoleh melalui
program pendidikan.Guru memiliki tanggungjawab yang secara garis
besar dapat dikelompokkan yaitu: 1) Guru sebagai pengajar, 2) Guru
sebagai pembimbing, dan 3) Guru sebagai administrator kelas.14
Kinerja yang berlangsung terus menerus dilaksanakan kemitraan,antar seorang guru dengan siswa. Dengan terjadinya proseskomunikasi dengan baik antara kepala madrasah dengan guru, danguru dengan siswa dalam proses pembelajaran dapat lebihmempercepat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikanguru. Hal ini merupakan suatu sistem kinerja yang memberi nilaitambah dalam rangka meningkatan kualitas siswa dalam belajarselama satu semester.15
Kinerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengetahuan,
keterampilan, motivasi dan peran individu. Kinerja individu akan
mempengaruhi kinerja kelompok. Sementara kinerja organisasi
12 Syafri Mangku Prawira dan Aida Vitayala. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia.(Jakarta: Ghalia Indonesia. 2007), h. 155
13 Robert Bacal.. Performance Management. (Jakarta: Terjemahan PT GramediaPustaka, 2005), h. 75
14 Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditiya Media, 2012), h. 13215 Robert Bacal, Performance Management. (Jakarta: Terjemahan PT Gramedia Pustaka.
2005), h. 3
21
dipengaruhi oleh beragam karakteristik organisasi untuk menciptakan
sistem kinerja yang efektif.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja
guru sangat penting untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru
mengemban tugas profesional. Tugas hanya dapat dikerjakan dengan
kompetensi khusus yang diperoleh melalui program pendidikan. Faktor
tersebut yaitu instrinsik guru (personal) sumber daya manusia. Ekstrinsik
yaitu kepemimpinan, sistem. Kinerja terdapat proses komunikasi yang
berlangsung terus menerus yang dilaksanakan kemitraan, antar seorang
guru dengan siswa. Guru memiliki tanggungjawab yang secara garis besar
dapat dikelompokkan yaitu, guru sebagai pengajar, guru sebagai
pembimbing, dan administrator.
4. Tugas dan Fungsi Guru
Di madrasah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah
melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan
berarti dengan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan
kontribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan
efektifitas dan efisien pelayanan bimbingan dan konseling di
madrasah.16
Peningkatan kinerja guru dalam memberikan pelayanan
pendidikan pada satuan pendidikan diketahui ada empat tugas profesi
guru diantaranya adalah:
a. Guru sebagai pendidik.
16 Hendiyat Suetopo dan Wasty Suemanto, Kepemimpinan dan Supervisi, h. 78
22
Guru sebagai pendidik hendaknya memiliki ciri kemempuan pandaibergaul dengan siswa, bersifat sabar, memiliki sikap kasih sayangkepada siswa, bersikap periang (joyful teaching & learning).
b. Sebagai pengajarSebagai tenaga pengajar guru hendaknya dapat membuat perangkatpengajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakankegiatan penilaian proses belajar, melaksanakan analisis pekerjaansiswa, menyusun program perbaikan, membuat daftar nilai siswa
c. Sebagai pembimbingGuru yang berfungsi sebagai pembimbing dapat memberikan layananbimbingan kepada siswa agar anak mengenali dirinya (pribadinya).
d. Guru sebagai pelatihGuru sebagai pelatih, yaitu memberikan latihan sehingga siswamemiliki kemampuan riil praktis, dan psikomotorik.17
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Indonesia Pasal 39 ayat 3 dinyatakan bahwa
pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menegah
disebut guru. Sementara itu, tugas guru sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 39 ayat 2 adalah merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Guru pahlawan tanpa tanda jasa. Buktinya pembimbingan,
pembinaan, keterdidikan tanpa pamrih tetapi mengedepankan Indonesia
totalitas/seutuhnya berlandasakan pancasila. Penegasai ini lebih menjadi
perhatian bagi semua dengan memperhatikan kode etik guru Indonesia.18
Guru setidaknya harus mempunyai kompetensi pedagogik yaitu
kemampuan dalam pengelolaan siswa meliputi: (1) pemahaman wawasan
17 Momon Sudarma. Profesi Guru, h. 135-13618 Rohmat. Manajemen Kepemimpinan Kewirausahaan. ( Yogyakarta: Cipta Media
Aksara 2013), h. 67
23
atau landasan kependidikan; (2) pemahama terhadap siswa; (3)
pengembangan kurikulum/silabus dan RPP (4) perancangan pembelajaran;
(5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik; (6) evaluasi hasil belajar;
(7) pengembangan siswa mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya secara keseluruhan.
Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk: (1) berkomunikasi lesan dan tulisan; (2)
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (3)
secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua siswa dan (4) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.19
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa tugas dan fungsi
guru yaitu: kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: konsep,
struktur, dan metode keilmuan yang menaungi dengan materi ajar; materi
ajar yang ada dalam kurikulum Madrasah; hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait; penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan
sehari-hari; dan kompetisi secara profesional dalam kontek global.
5. Penilaian Kinerja Guru
Penilaian kinerja guru dapat dilihat pada aspek: “penguasaan
content knowledge, behavioral skill, dan human relation skill”. Menilai
kinerja individu (termasuk guru), yaitu “quality of work, proptness,
initiatif, capabality, and communication”. Berdasarkan pendapat di atas
19 Rifa’i, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan. Jilid 2 (Jakarta: Murai Kencana,2004), h. 321
24
kinerja guru dinilai dari penguasaan keilmuan, keterampilan tingkah
laku, kemampuan membina hubungan, kualitas kerja, inisiatif, kapasitas
diri serta kemampuan dalam berkomunikasi.
Aspek-aspek yang dapat dinilai dari kinerja seorang guru dalam
suatu organisasi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kemampuan teknik,
kemampuan konseptual, dan kemampuan hubungan interpersonal.
a. Kemampuan teknik yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan,metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakantugas serta pengalaman dan pelatihan yang telah diperoleh.
b. Kemampuan konseptual yaitu kemampuan untuk memahamikompeksitas organisasi dan penyesuaian bidang dari unit operasional.
c. Kemampuan hubungan interpersonal yaitu kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain, membawa guru melakukan negosiasi. 20
Instrumen sebagai Alat Penilaian Kinerja ata Kemampuan Guru
(APKG) telah dikembangkan oleh Departeman Pendidikan dan
Kebudayaan. Dan disebut sebagai tiga komponen penting bagi seorang
guru dalam proses pembelajaran, yaitu: 1)persiapan pembelajaran, 2)
pelaksanaan pembelajaran, dan 3) hubungan anrar pribadi. 21
Alat ukur bersifat generic esential terdiri tiga macam: 10 lembar
penilaian perencanaan pembelajaran, 2) lembar penilaian kemampuan
pembelajaran, dan 3) lembar penilaian hubungan antar pribadi. 22
Lembar perencanaan pembelajaran dimensinya meliputi: (1)
perencaaan pengorganisasian bahan pembelajaran, (2) perencaan
pengelolaan kegiatan pembelajaran, (3) perendaan pengelolaan kelas, (4)
20Rifa’i, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan. h. 324.21 B. Harahap, Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah,
Penilik, dan Pengawas Sekolah (Jakarta: Damai Jaya. 1983), h.32.22 I. Bafadal, Supervisi Pengajaran. Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional
Guru (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 143.
25
perencaaan penggunaan median dan sumber pembelajaran, (5) perencaan
penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pembelajaran. Lembar
penilain kemampuan pembelajaran meliputi dimensi: (a) penggunaan
metode, media, dan bahan latihan , (b) berkomunikasi dengan siswa, (c)
mendemonstrasikan metode pembelajaran, (d) mendorong dan
menggalang keterlibatan siswa dalam pembelajaran, (e)
mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan relevansinya, (f)
pengorganisasian waktu, ruang, bahan dan perlengkapan pembelajaran,
dan (g) melaksanakan evaluasi siswa dalam pembelajaran.23
Penilaian kinerja terhadap guru sangat diperlukan. Karena
Penilaian kinerja guru bermanfaat dalam mengetahuai tentang perbaikan
prestasi kerja, adaptasi kompensasi, keputusan penempatan, kebutuhan
latihan dan pengembangan, perencaan dan pengembangan karier,
penyimpangan proses staffing, ketidakakuratan informasional, kesalahan
desai pekerjaan, kesempatan kerja yang adil, dan tantang eksternal.
Agar penilaian kinerja guru mudah dilaksanakan serta manfaat
diperlukan pedoman dalam penilaian kinerja. Pedoman penilaian
terhadap kinerja guru mencangkup:
a. Kemampuan dalam memahami materi bidang studi yang menjaditanggung jawabnya (subject mastery and content knowledge).
b. Keterampilan metodologi yaitu merupakan keterampilan carapenyampaian bahan pelajaran dengan metode pembelajaran yangbervariasi (metodological skill atau technical skill).
c. Kemampuan berinteraksi dengan siswa sehingga tercipta suasanapembelajaran yang kondusif bisa mempelancar pembelajara.
23 B. Harahap, Supervisi Pendidikan yang Dilaksanakan oleh Guru, Kepala Sekolah,Penilik, dan Pengawas Sekolah, h. 36
26
d. Di samping itu, perlu juga adanya sikap profesional menentukankeberhasilan seorang guru melaksanakan kegiatan pembelajaran.24
Berdasarkan uraian di atas dari dua subjek utama dalam
manajemen sumber daya manusia, yaitu guru dan kepala madrasah.
Kegunaan penilaian kinerja pada umumnya memenuhi dua tujuan.
Meningkatkan kinerja guru dengan cara membantu mereka menyadari dan
menggunakan potensi mereka sepenuhnya dalam menjalankan misi
organisasi, Menyediakan informasi kepada guru dan kepala madrasah yang
akan dipakai dalam keputusan pekerjaan terkait.
B. Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah
1. Pengertian Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah
Kemampuan supervisi kepala madrasah adalah suatu pelayanan
untuk membimbing, membina, guru mampu meningkatkan kemampuan
dalam menjalankan tugas pembelajaran, sukses tidaknya pembelajaran
salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan supervsi kepala Madrasah
dalam mengelola setiap komponen Madrasah (who is behind the school)25
Supervision” dari dua perkataan yaitu “super” yang maksudnya
atas dan “vision” artinya melihat atau mensupervisi. Maka supervisi
diartikan secara bebas melihat atau mensupervisi. Supervisi pendidikan
maksudnya adalah melihat dan mengadakan supervisi terhadap jalannya
proses pendidikan Madrasah.26
24 D.E Orlosky, Educational Administration Today, h. 6525 Ahmad Maulid Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan Jurnal Volume
1, No. 2, Juli-Desember 2016)26 Supardi. Kinerja Guru. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada., 2013), h. 45
27
Supervisi kepala madrasah adalah segala kegiatan pemberian
pengarahan dan bantuan, dengan cara membimbing secara langsung
terhadap kegiatan-kegiatan guru untuk meningkatkan kemampuan dan
mengurangi kelemahan guru dalam pembelajaran guna mencapai tujuan
pendidikan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru.27
Salah satu bentuk pengawasan yang dilaksanakan pada unit kerja
yang berbentuk Unit Pelaksanaan Teknis Madrasah adalah supervisi.28
Yang lebih dikenal dengan supervisi pendidikan atau supervisi
pembelajaran. Perkataan supervisi berasal dari bahasa Inggris
“supervision” dan merupakan panduan dari dua perkataan yaitu “super”
yang maksudnya atas dan “vision” artinya memelihara atau mensupervisi.
Maka supervisi dapat diartikan secara bebas sebagai melihat atau
mensupervisi dari atas. Supervisi pendidikan maksudnya adalah melihat
dan mengadakan supervisi terhadap jalannya pendidikan di Madrasah.
Supervisi kepala madrasah adalah suatu usaha mentimulir,mengkoordinir dan membimbing secara kontinu pertumbuhanguru-guru di Madrasah baik secara individual maupun secarakolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkanseluruh fungsi pembelajaran dengan demikian mereka dapatmenstimulir dan membimbing pertumbuhan setiap murit, sehinggadengan demikian mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasidalam masyararakat demokrasi modern. 29
Mengingat banyak defisin supervisi pendidikan yang dikemukakan
oleh para ahli, maka supervisi pendidikan dapat didefinisikan yaitu:
27 Supardi. Kinerja Guru, h. 2528 Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: Ardadizya, 2000), h. 201.29 Charles Boardman et. al., Democratic Supervision in Secondary School (Combridge,
Massachusets: Houghton Mifflin Company, 1993), h. 5.
28
a. Supervisi bukan usaha pengarahan pembentuk pribadi guru selarasdengan pola yang dikehendaki oleh supervisor.
b. Dalam kegiatan supervisi pendidikan bukan hanya profesi guru yangbersangkutan, tetepi juga pribadinya.
c. Dalam kegiatan supervisi, supervisor tidak mencari kesalahan guru,tetapi membantu mereka agar dapat memecahkan masalah.30
Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi
guru tentang kemampuan supervisi adalah persepsi merupakan proses yang
terintegrasi dari individu terhadap stimulus yang diterimanya sehingga
seluruh yang ada dalam diri individu seperti pengalaman, dalam
pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan profesional guru
dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara
obyektif, teliti, sebagai dasar untuk usaha merngubah perilaku mengajar
guru. Pelayanan untuk membantu, mendorong, membimbing serta
membina guru mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
menjalankan tugas pembelajaran. Pada posisi demikian pengkajian lebih
mendalam tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah.
2. Tujuan dan Fungsi Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah
Tujuan supervisi Kepala Madrasah dapat dibagi dalam dua macam,
yaitu tujuan umum tujuan khusus. Tujuan umum dimaksudkan tentang
apakah yang sebenarnya hendak dicapai melalui pelaksanaan supervisi
terhadap guru-guru di Madrasah. Adapun tujuan khusus lebih diarahkan
pada tujuan yang hendak dicapai dalam pembinaan aspek-aspek yang
terlibat dalam proses pembelajaran di Madrasah.
Supervisi pembelajaran secara umum mempunyai bertujuan
didalam pendidikan, tujuan tersebut ialah: diantara komponen sistem
30 Supardi. Kinerja Guru, h. 50
29
pendidikan yang bersifat human resources, yang selama ini mendapatkan
perhatian lebih banyak adalah tenaga guru.31
Kementerian Pendidikan Nasional, terhadap guru sebenarnya
didasarkan atas suatu anggapan, bahwa ditangan guru mutu pendidikan
bergantung. Kenyataan, tidak berdayanya madrasah bila tidak ada guru.
Guru dipandang sebagai faktor kunci karena yang berinteraksi secara
langsung dengan siswanya dalam proses belajar mengajar di Madrasah.
Guru yang mempunyai tugas mendidik dan mengajar. Sedikit saja
lengah dalam belajar akan ketinggalan dengan perkembangan, termasuk
siswa yang diajar. Oleh karena itu, kemampuan mengajar guru harus
senantiasa ditingkatkan, antara melalui supervisi pembelajaran.32
Tujuan supervisi pembelajaran pembelajaran adalah untuk
meningkatkan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan proses
hasil belajar melalui pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan
profesional kepada guru. Jika proses belajar meningkat, maka hasil belajar
diharapkan juga meningkat. Dengan demikian, rangkaian usaha supervisi
akan memperlancar pencapaian tujuan kegiatan belajar mengajar.
Menurut pendapat ahli tujuan supervisi adalah terbentuknya
proses belajar mengajar, melalui serangkaian tindakan, bimbingan.
Proses belajar mengajar yang pencapaiannya melalui peningkatan
kemampuan profesional, guru tersebut diharapkan memberikan kontribusi
bagi peningkatan mutu pendidikan.33
31 Ahmad Maulid Manajemen, Kepemimpinan, h. 2432 Ali Imron. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, h. 1-233 Ali Imron. Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, h, 24
30
Tujuan utama supervisi pembelajaran adalah: (1) membimbing
dan memfasilitasi guru mengembangkan kompetensi profesinya, (2)
memberi motivasi guru menjalankan tugasnya secara efektif (3)
membantu guru mengelola kurikulum dan pembelajaran secara efektif, (4)
membantu guru membina siswa potensinya berkembang secara optimal.34
Memantau dan mengawasi kinerja guru dan tenaga kependidikan
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing agar
para guru dan tenaga kependidikan tersebut bekerja secara profesional dan
mutu kinerjanya meningkat”. 35 Tujuan supervisi secara khusus kepada
guru adalah “untuk meningkatkan mutu profesionalisme dan kinerja guru
dalam melaksanakan empat kompetensi utama guru secara profesional,
yaitu kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian.
Menurut ahli menjelaskan bahwa supervisi kepala madrasah yaitu
meliputi ilmu pengetahuan, ketrampilan, kepribadian, kesejahteraan guru,
pelayanan kepegawaian, dan jenjang karir kepada dewan guru.36 Supervisi
meliputi pembinaan kinerja, kepribadian, dan profesional, sehingga
membawa guru kepada sikap terbuka, terampil, jiwanya menyatu dengan
tugas sebagai pendidik.37
Supervisi kepala madrasah menekankan kepada pertumbuhan
profesionalitas guru dengan inti keahlian teknis serta perlu ditunjang oleh
kepribadian dan sikap profesional. Supervisi kepala madrasah merupakan
34 Abd. Kadim Masaong. Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan, h. 6-735 R. Goldamer et. al, Clinical Supervision: Special Methods For The Supervision of
Teacher (3th edn) (Forworth: Harcourt Brace Jovanovich, 1999).36 W. Surachmad, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar (Bandung: Tarsito, 1993).37 Supardi. Kinerja Guru, h. 11
31
proses yang didesain oleh Madrasah untuk memajukan kualitas serta
kuantitas anggota staf yang diperlukan untuk memecahkan masalah, demi
tercapainya tujuan Madrasah. 38
Menurut pendapat ahli kegiatan atau usaha-usaha yang dapat
dilakukan dalam rangka pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala
madrasah adalah:
a. Membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru dan pegawaiMadrasah lainnya dalam menjalankan tugasnya masing-masingdengan sebaik-baiknya.
b. Berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat perlengkapantermasuk macam-macam media instruksional yang diperlukan bagikelancaran jalannya proses belajar mengajar yang baik
c. Bersama guru-guru berusaha mengembangkan, mencari danmenggunakan metode-metode baru dalam proses belajar mengajaryang lebih baik
d. Membina kerjasama yang baik dan harmonis antara guru, siswa, danpegawai Madrasah lainnya. 39
Uraian di atas mejelaskan supervisi dilakukan dalam upaya
membantu dan melayani guru, melalui penciptaan lingkungan yang
konduktif bagi peningkatan kualitas pengetahuan, keterampilan,
kedisiplinan, serta pemenuhan kebutuhan dan berusaha untuk selalu
meningkatkan diri dalam rangka meningkatkan kualitas belajar mengajar
sehingga mencapai keberhasilan pendidikan.
Secara lebih gamblang disebutkan dalam Permendiknas Nomor 13
Tahun 2007 tentang Standar Kepala Madrasah yang salah satunya
memiliki fungsi supervisi yang kompetensinya adalah:
38 D.E Orlosky, Educational Administration Today (London: Croo Helm, 1994), h. 53.39 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1998), h. 28.
32
a. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru
b. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan
menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat
c. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.40
Berdasarkan uiraian di atas dapat dijelaskan bahwa tujuan dan
fungsi Kepala Madrasah adalah melalui pelaksanaan supervisi terhadap
guru-guru di Madrasah, pembinaan aspek-aspek yang terlibat dalam proses
pembelajaran di Madrasah, supervisi menekankan kepada pertumbuhan
profesional dengan inti keahlian teknis serta perlu ditunjang oleh
kepribadian dan sikap profesional. Memberikan layanan bantuan kepada
guru. Maka tujuan supervisi secara umum adalah memberikan layanan
dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang
dilakukan guru di kelas untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di
kelas, dan pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa dan
membantu guru membina siswa agar potensinya berkembang.
3. Pelaksanaan Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah
Pelaksanaan kepala Madrasah sebagai supervisor harus mampu
mengadakan pengendalian terhadap guru dengan tujuan meningkatkan
kemampuan profesi guru dasn kualitas proses pembelajaran agar
berlangsung secara efektif dan efesien. Peranan yang sangat penting dalam
40 Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007
33
mengelola ddan memajukan Madrasah. Supervisi juga penting dijalankan
oleh kepala Madrasah karena dapat memberikan bantuan kepada guru.
Teknik supervisi ada beberapa macam, yaitu (1) observasi kelas (2)
percakapan individu/kelompok, (3) saling berkunjung, (4) diskusi, (5)
rapat guru, (6) kunjungan studi”.41 Sahertian membedakan teknik supervisi
menjadi dua yaitu teknik supervisi yang bersifat individual dan kelompok.
Teknik supervisi yang bersifat individual ada tiga jenis yaitu: (1)
kunjungan kelas, (2) observasi, (3) percakapan pribadi. Sedangkan teknik
yang bersifat kelompok antara lain: rapat guru, diskusi kelompok, loka
karya, seminar, simposium, dan sebagainya. 42
Tugas dan tanggung jawab kepada Madrasah dalam pelaksanaan
supervisi meliputi: (1) memahami arti, tujuan dan teknik supervisi, (2)
menyusun progam supervisi, (3) melaksanakan supervisi, (4)
memanfaatkan hasil supervisi, dan (5) umpan balik hasil supervisi.
Untuk dapat menjalankan supervisi dengan sukses kepalaMadrasah dituntut memeliki berbagai persyaratan baik yangberhubungan dengan sifat-sifat pribadi sebagai seorang supervisordan pemimpin maupun keterampilan sebagai seorang supervisorpendidikan yang baik pula. Di antara persyaratan pribadi supervisoradalah: (1) sehat jasmani dan rohani, (2) berkemampuan, (5)mempunyai kegairahan kerja, (4) bersifat ramah, (5) jujur,(6)menguasai teknik-teknik supervisi, (7) tegas, (8) cerdas, (9)terampil dsalam mengajar, dan (10) percaya pada diri sendiri.43
41 L. Soewadji, Kepala Sekolah dan Tanggung Jawabnya (Yogyakarta: Kanisius, 1997),h. 42.
42 Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional,1982), h. 53.
43 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi, h. 50
34
Supervisor harus memenuhi kompetensi umum maupun
kompetensi khusus pada kepala madrasah atau pengawas madrasah.
Kompetensi umum meliputi:
(1) bertindak demokratis, bersifat transparan, menghormati oranglain, maupun berkomunikasi dengan baik dan menjalin kerja samadengan berbagai pihak terkait; (2) memiliki kepribadian yangmenarik dan simpatik serta mudah bergaul; (3) bersifat ilimiahdalam segala hal serta memiliki prinsip mau terus belajar; (4)memiliki dedikasi tinggi sertalayak pada tugas dan jabatannya; (5)menghindarkan diri dari sifat tercela; (6) Guru dan seluruh tenagapendidikan sebagai mitra kerja, bukan sebagai bawahan.44
Adapun kemampuan khusus seorang supervisor diantaran adalah
sebagai berikut : (1) memiliki pengetahuan tentang menejemen pendidikan
secara umum dan menejemen pendidikan secara umum dan menejemen
personel, menejemen bahan mata pelajaran dan menejemen operasional;
(2) memiliki pengetahuan supervisi pendidikan, yang meliputi tujuan
teknik, langkah dan prinsip dasar suprervisi pendidikan; (3) mengusai
substansi bahan mata pelajaran, supervisi pendidikan, yang meliputi
kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi dan lain-lain;
(4) menguasai substansi bahan mata pelajaran supervisi teknik
manajemen, antara lain: administrasi Madrasah, administrasi kepegawaian,
administrasi kurikulum, pengelolaan perpustakaan; (5) memiliki
kemampuan berkomunikasi, pembina dan memberi contoh tentang
pelaksanaan pembelajaran yanng baik; (6) memiliki kemampuan mediator
antara guru denga guru, dll; (7) memiliki kemampua npembimbing guru
dan ddalam hal perolehan angka kredit dan membuat karya ilmiah; (8)
44 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 35
35
bekerja sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan (9) harus
memiliki kepatuhan terhadap peraturan UUD yang berlaku dan harus
menjunjung tinggi kode etik jabatan.
Lain dari itu juga di samping harus memenuhi persyaratan dan
kompetensi supervisor dalam hal ini kepala Madrasah, memiliki tanggung
jawab sebagai berikut:
a. Mengorganisasikan dan membina guru, yang mencakup: (a)memotivasi dan meningkatkan semangat kerja; (b) menegakkandisiplin dengan sanksi-sanksinya; (c) memberi konsultasi, memimpindiskusi, dan membantu pemecahan masalah; (d) memberi contohperilaku seperti di tuntut dalam supervisinya; (e) ikut mengusahakaninsentif guru-guru; (f) mengembangkan profesi guru lewat belajarkelompok, penataran, dan belajar lebih lanjut; (g) mengusahakanperpustakaan untuk guru-guru; (h) memberi kesempatan kepada guru-guru mengarang bahan pembelajaran sendiri buku tambahan.
b. Mempertahankan dan mengembangkan kurikulum yang berlaku, yangmencakup: (a) menciptakan dan mempertahankan keadaan dan iklimpembelajaran yang sesuai, (b) memberi pengarahan kepada guru-gurutentang cara mengelola kelas, (c) mengoordinasi guru, (d) memberikanpengetahuan pendidikan yang baru, (e) mengembangkan programpembelajaran yang sesuai, (f) mengembangkan bahan mata pelajaranpelajaran bersama guru (g) mengembangkan model pembelajaranbersama guru (h) mengembangkan alat-alat bantu pembelajaranbersama guru-guru, (i) memberi contoh model pembelajaran.
c. Meningkatkan pelaksanaan aktivitas penunjang kurikulum, yangmencakup: (a) melakukan penelitian pendidikan bersama guru-gurudan kepala Madrasah; (b) mengadakan hubungan dengan masyarakatbersama guru-guru dan kepala Madrasah. 45
Pada penelitian ini kepala Madrasah melakukan supervisi atau
bisa disebut dengan supervisi kunjungan kelas kepada guru. Supervisi
kunjungan kelas adalah salah satu teknik supervisi yang ditujukan
45 Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara,1999), h. 26
36
langsung pada guru untuk perbaikan cara-cara mengajar, menggunakan
alat peraga, kerjasama siswa dalam kelas dan lain-lainnya. 46
Kunjungan kelas yang diutamakan adalah mempelajari sifat dan
kualitas cara belajar anak dan bagaimana guru membimbing siswanya.
Karena sifatnya mempelajari dan mengadakan peninjauan kelas, maka
sering disebut observasi kelas. Supervisi kunjungan kelas pada
hakekatnya adalah observasi dikelas dengan tujuan untuk menemukan
kelemahan dan kelebihan guru mengajar sehingga dapat ditemukan
permasalahan yang dijumpai guru untuk selanjutnya dibantu
pemecahannya oleh supervisor. Supervisi kunjungan kelas berfungsi
untuk memajukan cara mengajar dan cara belajar yang baru. 47
Supervisi kunjungan kelas juga berfungsi untuk membantu
pertumbuhan profesional baik bagi guru maupun supervisor karena
memberi kesempatan untuk meneliti prinsip dan pada proses belajar
mengajar. Jenis supervisi kunjungan kelas dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Kunjungan Dengan Tanpa Memberitahu
Jenis supervisi ini ada segi positifnya dan ada segi negatifnya.
Segi positifnya yaitu supervisor dapat mengetahui keadaan yang
sesungguhnya, sehingga ia dapat menentukan sumbangan apakah yang
diperlukan oleh guru tersebut. Suasana yang wajar ini juga akan
berpengaruh terhadap suasana belajar anak secara wajar. Kemudian
supervisor dapat melihat sebenarnya tanpa dibuat-buat.48
46 Rohmadi, Supervisi Kunjungan Kelas (Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 81.47 Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya:Nasional, 1992), h.4548 Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, h. 67
37
Sedangkan kelemahannya adalah guru menjadi gugup, karena
tiba-tiba didatangi, tentu timbul prasangka bahwa ia dinilai dan pasti
hasilnya tidak memuaskan. Ada sebagian guru yang tidak senang, bila
tiba-tiba dikunjungi tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
b. Kunjungan dengan Cara Memberitahu Terlebih Dahulu
(Anannounced Visitation)
Jenis supervisi kunjungan kelas dengan diberitahukan lebih
dahulu ini juga ada segi positif dan negatifnya. Segi positifnya adalah
ada pembagian waktu merata bagi pelaksanaan supervisi terhadap
semua guru yang memerlukannya. Dengan demikian akan tercapai
efisiensi kerja dan meningkatkan proses belajar mengajar. Sedangkan
segi negatifnya adalah ada kemungkinan pengurangan kesempatan
bagi guru-guru yang lebih banyak membutuhkan supervisi.49
Keterbatasan waktu yang ditentukan itu menekan guru yang
bersangkutan karena harus menuggu giliran berikutnya. Kecuali itu
bagi supervisor kunjungan yang direncanakan ini sangat tepat dan ia
punya konsep pengembangan yang kontinyu dan terencana. Para guru
dapat mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya karena ia sadar
bahwa kunjungan itu akan membantu apa yang diharakan guru.
Kelemahannya adalah guru dengan sengaja mempersiapkan
diri, sehingga ada kemungkinan timbul hal-hal yang dibuat-buat dan
kemungkinan berlebihan, sehingga gambaran yang diperoleh
supervisor bukan merupakan hasil yang murni.
49 Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, h. 51
38
c. Kunjungan Atas Undangan Guru (Visit UponInvitation)
Pada jenis supervisi ini guru dengan sengaja mengundang
kepala Madrasah untuk mengunjungi kelasnya. Jarang sekali terjadi
ada seorang guru yang menginginkan kepala Madrasahnya melihat/
memperhatikan suasana pada waktu guru tersebut mengajar. Karena
itu jenis supervisi ini lebih baik, karena guru secara sadar berupaya
dan termotivasi untuk mempersiapkan diri dan membuka diri untuk
memperoleh balikan dan pengalaman baru dalam hal perjumpaannya
dengan kepala Madrasah.50
Ada sifat keterbukaan dari guru dan guru memiliki otonomi
dalam jabatannya, aktualisasi kemampuannya terwujud sehingga guru
selalu belajar untuk mengembangkan dirinya. Sikap dan dorongan
untuk mengembangkan diri ini merupakan alat untuk mencapai
proporsional, karena dipersiapkan jauh sebelumnya.
Kelebihan dari jenis supervisi ini adalah supervisor akan lebih
pengalaman dalam berdialog dengan guru, sedangkan guru akan lebih
mudah untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya, karena
motivasi untuk belajar dari pengalaman dan bimbingan dari supervisi
sudah begitu tinggi, maka supervisi dirasakan sebagai kebutuhan
mutlak dari seorang guru yang profesional.51
50 Rohmadi, Supervisi Kunjungan Kelas, h.5651 Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, h. 71
39
Kelemahannya adalah kemungkinan timbul sikap manipulasi,
yaitu dengan dibuat-buat untuk menonjolkan diri. Sewaktu-waktu bisa
tidak berbuat seperti itu.
Tujuan supervisi kunjungan kelas terlebih dahulu harus
dirumuslan secara jelas. Rancangan yang berkaitan dengan kegiatan
supervisi kunjungan kelas harus sudah disusun lebih dahulu oleh
kepala madrasah terutama menyangkut situasi belajar mengajar.52
Supervisi kegiatan guru yang paling utama dinilai adalah guru
mengajar di kelas karena pada saat kegiatan proses belajar mengajar
terjadi kegiatan interaksi aktif antara guru dengan siswa dan
sebaliknya antara siswa dengan siswa. Karena itu akan lebih baik bila
kepala Madrasah melakukan supervisi kunjungan kelas yang
sebelumnya telah diprogramkan secara baik, yaitu minimal tiga kali
dalam satu tahun dari berbagai jenis supervisi kunjungan kelas.
Disamping itu guru jauh-jauh sebelumnya sudah tahu akan ada
supervisi kunjungan kelas, lewat pemberitahuan secara tertulis (surat
tugas) maupun lewat lisan dari kepala Madrasah, sehingga guru sadar
bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas oleh kepala Madrasah
bertujuan tidak mencari kesalahan guru, akan tetapi memberi layanan
dan bantuan kepada guru agar proses belajar mengajar berjalan baik.
4. Macam-macam Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah
Diketahui bahwa macam/jenis supervisi kepala madrasah ada
beberapa macam di antaranya adalah:
52 Piet A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi, h. 62
40
a. Supervisi Umum atau Supervisi Pengajaran
Supervisi umum yaitu supervisi yang dilakukan terhadap
kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan
dengan usaha perbaikan pengajaran, seperti kegiatan pengelolaan
bangunan, manajemen keuangan dan perlengkapan madrasah atau
kantor pendidikan.
Sedangkan supervisi pengajaran adalah kegiatan kepengawasan
yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi baik personil dan materiil
yang memugkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih
baik demi tercapainya tujuan pendidikan.53
b. Supervisi Klinis
Supervisi klinis sebagai supervisi yang difokuskan pada
perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap
perencanaan, pengamatan, dan menganalisis intelektual yang intensif
terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk
mengadakan modifikasi yang optimal.54
Supervisi klinis adalah supervisi yang fokus pada pembelajaran
melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan,
pengamatan dan analisis yang intensif terhadap pembelajaranya
dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.55
53Adnan Hero. Jenis-jenis Supervisi Pendidikan. (http://educationforyourinfo.blogspot.com/2012/03/.html), 2012, h. 12
54 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, h. 9055 Kholik, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 3
41
Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada
peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam
perencanaan, analisis yang intensif tentang penampilan mengajar yang
nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan yang rasional.56
Supervisi klinis memfokuskan aktivitasnya kepada Pelaksanaan
RPP ini dalam PBM sebagai pedoman, acuan, arah, monitoring,
diskripsi, langkah kegiatan pembelajaran, pencapaian tujuan, dan
evaluasi pelaksanaan RPP pada setiap pertemuan kelas belajar.
kompleksitas berbagai peluang terjadinya hambatan, maka diantisipasi
secara cermat untuk mendapatkan hasil belajar yang diharapkan.
c. Pengertian Supervisi Akademik
Istilah supervisi berasal dari bahasa latin “supervideo” yang
artinya mengawasi (oversee), atau menilai kinerja bawahan.
Berkaitan dengan supervisi, dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya
sering digunakan secara bergantian dengan istilah pengawasan,
pemeriksaan dan inspeksi. Pengawasan dapat diartikan sebagai proses
untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
tercapai.
Pengawasan diartikan kegiatan untuk melakukan pengamatan
agar pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan
dimaksudkan untuk melihat suatu kegiatan yang dilaksanakan telah
56 A. Piet Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam RangkaPengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Reneka Cipta, 2008), h. 36
42
mencapai tujuan. Sedangkan inspeksi dimaksudkan untuk mengetahui
kekurangan atau kesalahan dalam suatu pekerjaan.57
Sedangkan supervisor spesial menangani hal-hal yang
berkaitan dengan perbaikan proses belajar mengajar yang meliputi;
menyeleksi materi, pengembangan materi pengembangan alat dan
media pembelajaran, perencanaan program pelaksanaannya, menilai
program pelaksanaannya dan lain sebagainya. Seperti halnya
supervisor umum, supervisor berkewajiban meningkatkan motivasi
guru dalam bekerja.58
Supervisi akademik adalah supervisi yang menitik beratkan
pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada
dalam lingkup pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk
membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar.59
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu
guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Dan dapat
dijelaskan menjelaskan bahwa supervisi akademik merupakan upaya
membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai
tujuan pembelajaran.60
57Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Kekolah dalam Organisasi Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 97
58 Made Pidarta, Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: BumiAksara,1997),h. 84
59 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Supervisi. (Jakarta: Reneka Cipta, 2004), h. 560 Jamal Ma’mur Asmani, Tips Efektif Supervisi Pendidikan Sekolah. (Jogjakarta:
DIVA Press, 2012), h. 92
43
Supervisi atau pengembangan untuk menemukan solusi, atau
berbagai alternative pengembangan dalam kemampuan professional,
dan komitmen guru, kepala sekolah, dan kinerja sekolah dalam rangka
peningkatan mutu, relevansi, efisiensi dan akuntabilitas pendidikan.61
Supervisi akademik adalah apa yang dilakukan petugas sekolah
terhadap stafnya untuk memelihara atau mengubah pelaksanaan
kegiatan disekolah yang langsung berpengaruh terhadap proses
mengajar guru dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.62
Kesimpulan bahwa supervisi akademik merupakan kegiatan
bimbingan terhadap guru dalam memperbaiki, Mengembangkan
atau meningkatkan situasi pembelajaran. Pelaksanaannya supervisi,
hendaknya supervisor tidak mencari-cari kesalahan yang diperbuat
oleh guru tetapi membimbing para guru-guru dan bersama-sama
membicarakan permasalahan yang dihadapi guru dalam kegiatan
pembelajaran. Guru dijadikan sebagai partner kerja, mereka akan
merasa lebih dihargai dan lebih semangat untuk bekerja,
pelaksanaan kegiatan disekolah yang langsung berpengaruh terhadap
proses mengajar guru dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah
1. Pengertian Persepi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah
61 Saiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, (Bandung:Alfabata, 2010), h. 157
62 Sahertian, Alaeida Ida, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program InserviceEducation. (Jakarta: Reneka Cipta, 1995), h. 56
44
Persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu
untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya, yaitu objek. Persepsi
merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh
karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara
berbeda meskipun objeknya sama.63
Objek persepsi yang berwujud benda disebut
persepsi benda (things perception) atau non-social perception,
sedangkan apabila objek persepsi berwujud manusia atau
orang disebut social perception. maksud persepsi yang
menggunakan diri sendiri sebagai objek persepsi (self-
perception).64
Pemimpin memiliki orang yang dipimpin. Pemimpin diartikan pula
sebagai orang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan
suatu organisasi. Pemimpin juga dapat diartikan sebagai orang yang
memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan
tugas tertentu yang menjadi harapan dan tujuan sang pemimpin.65
The leadership capacities of other leaders in their respectiveschools. Participants were purposefully selected researchers in twostates of the United States, one on the east coast and one on thewest coast, who engaged their professional networks of currentand former educational leaders to obtain recommendations of highschool principals known for developing the leadership capacitiesof formal and informal leaders in their schools..66
63 Gibson, C.B.. Journal of Organizational Behavior, (New York: McGraw Hill, 2001),No. 34
64 Sukmana, Dasar-dasar Psikologi Lingkungan. (Malang: Bayu Media dan UMM Press,2003), h. 55
65 Hikmat. Manajemen Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia. 2011), h. 24766 Journals. International Journal of Education Policy and Leadership Vol 12, No 1
(2017)
45
Kepemimpinan adalah proses pemberi inspirasi kepada semua
karyawan agar bekerja sebaik-baiknya untuk mencapai hasil yang
diharapkan kepemimpinan adalah cara mengajak karyawan agar bertindak
secara benar. Adapun kepemimpinan dapat didefinisikan yaitu:
a. Kepemimpinan adalah “perilaku seorang individu yang memimpinaktivitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama.
b. Kepemimpinan adalah “pengaruh antara pribadi yang dijalankandalam situasi tertentu, diarahkan melalui prospek komunikasi, kearah.
c. Kepemimpinan adalah “pembentukan awal serta pemeliharaanstruktur dalam harapan dan interaksi”.
d. Kepemimpinan adalah “peningkatan pengarah sedikit dan beradadiatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan rutin organisasi’’.
e. Kepemimpinan adalah “proses mempengaruhi aktifitas-aktifitassebuah kelompok yang diorganisir kearah pencapaian tujuan.67
Kepemimpinan kepala madrasah memberikan motivasi kerja bagi
peningkatan produktivitas kerja guru dan hasil belajar. Kepemimpinan
kepala madrasah harus benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, karena
tanggung jawab kepala madrasah sangat penting dan menentukan tinggi
rendahnya hasil belajar para siswa, juga produktivitas dan semangat kerja
guru tergantung kepala madrasah.
Kepala madrasah mampu menciptakan kegairahan kerja dan kepala
madrasah mampu mendorong bawahannya untuk bekerja sesuai dengan
kebijaksanaan dan program yang telah digariskan sehingga
produktivitas kerja guru tinggi, hasil belajar siswa meningkat.68
Seorang pemimpin yang memiliki kharisma dan beriman selalu
menyadari dan mensyukuri dalam kepribadiannya sebagai pemberian
67 Hartani A.L. Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: LaksBang Pressindo, 2011) h. 3068 Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Madrasah Sekolah: Tinjauan Teoritik dan
Permasalahannya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada , 2010), h. 93
46
Allah SWT. Allah berfirman dalam surat Al-An’am ayat 165 yang
memberitakan sebagai berikut:
فق ك ضضض ض ورفضضع ب أ خلئف ذي جعلك ل وقوهضضو مق عق رق ٱلق مق ٱريع ك سضض إن رب في مضضا ءاتىك لضضوك ي درج ل مق إن ربك سريعب مق بق ت ليبلوكم في ما ءاتىكم إن ربك سريع عقض ليبلوكم في ما ءاتىكم إن ربك سريع
حي ه لغفو ر م عقاب وإن ر رحيم ١٦٥ٱلقۥ لغفور رحيم Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain)
beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan
sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.69
Berdasarkan ayat di atas Allah SWT telah menjadikan manusia
pemimpin-pemimpin di bumi untuk mengatur kehidupan rakyatnya dan
Dia pula yang meninggikan derajat sebagian mereka dengan sebagian yang
lain. Allah juga telah menjadikan manusia pemakmur bumi dari generasi
ke generasi. Manusia dijadian pemimpin oleh Allah di bumi ini untuk
mengatur dengan sebaik-baiknya apa yang telah dikaruniakan kepada
manusia, agar manusia bisa hidup makmur menjaga dari satu generasi ke
generasi berikutnya untuk selalu taat kepada Allah SWT.
Pemimpin adalah orang yang memiliki kedudukan utama dalam
menjalankan roda organisasi atau kelompoknya. Misalnya, Suami adalah
pemimpin dalam keluarga, maka suami adalah pemimpin bagi istri dan
anak-anaknya.70
69 Depag. RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Diponegoro, 2007), h. 8970 Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Madrasah Sekolah, h. 89
47
Uraian di atas, bahwa persepsi tentang gaya kepemimpinan kepala
madrasah adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu.
Secara berbeda mempunyai kemampuan yang dimiliki oleh kepala
madrasah untuk memberikan pengaruh kepada orang lain melalui interaksi
individu dan kelompok sebagai wujud kerja sama dalam organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
2. Tujuan dan Fungsi Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah
Dapat dipahami bahwa kepemimpinan kepala madrasah
mempunyai tujuan dan fungsinya sebagai kepala madrasah adalah:
a. Tujuan Kepemimpinan Kepala Madrasah
Tujuan kepemimpinan kepala madrasah setidaknya mengambil
langkah-langkah dalam menciptakan suasana emosional yang sehat
bagi madrasah, sehingga situasi madrasah tercipta perasaan
kekeluargaan yang akrab dan bahagia yang memberi dorongan kerja
penuh semangat dan gairah.71
Di dalam al-qur’an telah disebutkan bahwa manusia menempati
posisi yang sangat istimewa di alam raya ini yaitu manusia sebagai
wakil Tuhan di bumi sebagaimana dinyatakan dalam Q.S. Al-Baqarah
ayat 30 sebagai berikut:
ض أ ي جاع في ضضضة إن ملئك ك ل قضضضال رب رقوإ ٱلق ل رحيم لق ذقفك د فيهضضا وي سضض عل فيهضضا من ي سقخليف قالوا أت فق جق ة قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفكي قضضال إن دك ونقدس ل ح بح ن نسب ك قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفكلدماء ون مق حق ٱ
لمون عقألم ما لا ت ٣٠عق
71 Dirawat, Dkk, Pengatar Kepemimpinan Pendidikan, (Surabaya Railza, 1998), h. 91
48
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada paraMalaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorangkhalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkauhendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akanmembuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahalkami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau danmensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Akumengetahui apa yang tidak kamu ketahui.72
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerja sama
mencapai suatu tujuan kelompok. Sebagaimana Q.S An Nissa yaitu:
ول سضض لر ه وأطيعضضوا لل ذين ءامنوا أطيعوا ل ها ٱيأي ٱ ٱ في شضض فضضردوه ت ضضز فضضإن تن ر منك
أ يقء ليبلوكم في ما ءاتىكم إن ربك سريعوأولي مق عق مق قالوا أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك مق ٱلق
م ي ه و لل ضضضون ب من ت ول إن كنت سضضض لر ه و لل وقإلى ٱلق ٱلله وٱليوم ؤق مق ٱ ٱ sويلا أقأخ ذلك خ وأسن ت حق يقر رحيم ر ذلك خير وأحسن تأويلا ٥٩ٱلق
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dantaatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudianjika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, makakembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah danhari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) danlebih baik akibatnya. (Q.S An Nissa Ayat 59)73
Ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
sebuah tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain
yang tergabung dalam wadah tertentu untuk bekerja sama dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, sehingga dapat
terpenuhinya dengan baik kepentingan pribadi, anggota kelompok
maupun kepentingan bersama.
72 Depag. RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Bandung: Diponegoro, 2007), h. 673 Depag. RI, Al-Qur’an dan Terjemah, h. 45
49
b. Fungsi Kepemimpinnan Kepala Madrasah
Fungsi kepemimpinan dalam pendidikan adalah
memberdayakan para guru dan memberikan meraka wewenang yang
luas untuk meningkatkan pembelajaran para siswa. Kepemimpinan
di Madrasah bergantung pada pemberdayaan guru yang terlibat dalam
proses belajar mengajar. Para guru diberi wewenang untuk
mengambil keputusan, sehingga mereka memiliki tanggung jawab
yang besar.74
Fungsi kepemimpinan adalah sebagai bagian dari tugas utama
yang harus dilaksanakan, yaitu membantu terciptanya suasana
persaudaraan, dan kerjasama dengan penuh rasa kebebasan, membantu
kelompok untuk mengorganisasikan diri yaitu ikut memberikan
stimulus dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan tujuan.75
Secara operasional, fungsi kepemimpinan dapat dibedakan atas
lima fungsi pokok kepemimpinan yaitu; 1) fungsi pengambilan
keputusan, 2) fungsi instruktif, 3) fungsi konsultatif, 4) fungsi
partisipatif, 5) fungsi delegatif, 6) fungsi pengendalian.76
Fungsi pemimpin adalah menjalankan kepemimpinannya
dengan baik dan benar. Ada empat fungsi kepemimpinan. Seorang
kepala madrasah harus memiliki empat fungsi kepemimpinan ini.
1) Fungsi Perintis (Pathfinding)
74 Edward Sallis, Total Quality Management . (Jogjakarta: IRCiSoD, 2012), h. 17475 Ardi, Manajemen Kepemimpinan Modern, (Bandung: Rosdakarya, 2000), h. 34 76 Hamdan Dimyati, Model Kepemimpinan dan Sistem Pengambilan Keputusan.
(Bandung: Pustaka Setia, 2014), h. 42-43
50
Fungsi ini mengungkapkan bagaimana upaya seorang kepala
madrasah memahami dan memenuhi kebutuhan utama para
stakeholder-nya, misi, dan nilai-nilai yang dianutnya serta
berkaitan dengan visi, yaitu pendidikan seperti yang diinginkan
dan bagaimana agar bisa sampai kesana.
2) Fungsi Penyelaras (Aligning)
Fungsi penyelaras atau Aligning berkaitan dengan kepala
madrasah menyelaraskan keseluruhan sistem dalam organisasi agar
mampu bekerja dan saling bekerjasama. Seorang kepala madrasah
harus memahami sistem. Kemudian menyelaraskan bagian agar
sesuai dengan strategi untuk mencapai visi yang telah digariskan.
3) Fungsi Pemberdayaan (Empowering)
Fungsi ini berhubungan dengan upaya seorang kepala
madrasah untuk menumbuhkan lingkungan madrasah yang
kondusif dan nyaman agar setiap orang dalam organisasi mampu
melakukan yang terbaik dan mempunyai komitmen yang kuat.77
Seorang kepala madrasah harus memahami sifat pekerjaan
dan tugas yang diembannya, Ia juga harus mengerti dan
mendelegasikan seberapa besar tanggung jawab dan otoritas yang
harus dimiliki oleh setiap bawahan yang dipimpinnya.
4) Fungsi Panutan (Modeling)
77 Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan ala Rasullah, (Jogjakarta: AR-Ruzz Media,2012)h. 234-235
51
Fungsi ini mengungkapkan bagaimana agar kepala
madrasah dapat menjadi panutan bagi para guru, karyawan dan
siswa secara umumnya. Bagaimana seorang kepala madrasah
bertanggung jawab atas tutur kata, sikap, perilaku, dan keputusan-
keputusan yang telah diambilnya.78
Berdasarkan uraian di atas bahwa fungsi kepemimpinan dalam
sebuah organisasi adalah sebagai pengambil keputusan dan pengambil
kebijakan baik secara individual maupun secara tim dalam mengatasi
berbagai masalah. Pemimpin juga berwewenang memberikan perintah
kepada bawahannya dalam rangka menjalankan tugasnya sesuai dengan
aturan yang ada. Dengan pertimbangan kebijakan, pemimpin dalam
mengambil keputusan berkonsultasi terlebih dahulu dengan
bawahannya, sikap pemimpin yang saling menghargai antara atasan
dengan bawahan dan memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk ikut berpartisipasi terhadap kebijakan dan keputusan bersama.
3. Pelaksanaan Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah
Salah satu perubahan yang mendasar dalam organisasi pendidikan
adalah manajemen yang sentralistis diganti dengan sistem manajemen
desentralistis melalui UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Hal ini menuntut perubahan berbagai komponen dalam organisasi
kepemimpinan. Artinya, situasi yang tidak menentu, penuh dengan
perubahan dan ketidakpastian diperlukan keahlian manajerial yang baik.
78 Imron Fauzi, Manajemen Pendidikan ala Rasulullah, , h. 233
52
Keahlian manajerial dengan kepemimpinan merupakan duaperan yang berbeda. Seorang manajer yang baik adalah seseorangyang mampu menangani kompleksitas organisasi, dia adalah ahliperencanaan strategik dan operasional yang jujur, mampumengorganisasikan aktivitas organisasi secara terkoordinasi, danmampu mengevaluasi secara releable dan valid. Sedangkanseorang pemimpin yang efektif mampu membangun motivasi staf,menentukan arah, menangani perubahan secara benar.79
Kepemimpinan berfungsi sebagai tindakan yang dilakukan kepala
madrasah menggerakkan guru agar mau berbuat untuk mewujudkan kerja
yang dirumuskan. Kepala madrasah dalam menjalankan tugas sehari-hari
tidak terlepas gaya kepemimpinan diterapkan oleh kepemimpinannya.80
Gaya kepemimpinan adalah pola-pola perilaku konsisten sepertiyang dipersepsikan orang. Pola-pola itu timbul pada diri orangpada waktu mereka mulai memberikan tanggapan dengan carayang sama dalam kondisi yang serupa. Gaya kepemimpinan,hubungannya dengan perilaku pemimpin, yang biasanya dilakukanterhadap bawahan atau pengikutnya, yakni: perilaku mengarahkandan perilaku mendukung. Gaya kepemimpinan merupakan normaperilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebutmencoba mempengaruhi perilaku orang lain.81
Dalam menjalankan kepemimpinannya, seorang pemimpin
mempunyai cara dan gaya. Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan,
temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang khas, sehingga
tingkahlaku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang lain.
Menurut pendapat ahli ada beberapa gaya yang dilakukan oleh
seorang pemimpin yaitu sebagai berikut:
79 Aan Komariah dan Cepi Triatna. Visionary Leadership. ( Jakarta: Bumi Aksara,2010), h. 74
80 Abd. Kadim Masaong. Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence. (Bandung:Alfabeta 2011), h. 150
81 Aan Komariah dan Cepi Triatna. Visionary Leadership, h. 78
53
a. Gaya kepemimpinan otoriter/autthoritarian, adalah gayakepemimpinan yang memusatkan segala keputusan dan kebijakanyang diambil dari dirinya sendiri secara penuh.
b. Gaya kepemimpinan demokratis/ democratic, adalah gaya pemimpinyang memberikan wewenang secara luas kepada bawahan.
c. Gaya kepemimpinan bebas/ laissez faire.Kepala madrasah dengan gaya ini menghargai perasaan stafnya, tidakterlalu menekankan pencapaian hasil dan tujuan tetapi lebihmenekankan kebutuhan emosi pada staf.82
Meskipun kurang efektif sebagai pembangkit motivasi langsung
terhadap kinerja, gaya ini memiliki dampak yang luar biasa pada iklim
emosi kelompok. Gaya ini cocok untuk membangun resonansi pada semua
situasi, terutama diterapkan ketika kepala madrasah berusaha meninggikan
harmoni tim, meningkatkan moral, memperbaiki komunikasi, atau
memperbaiki kepercayaan yang pernah putus. Gaya kepemimpinan
merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat
orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain.
4. Macam-Macam Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah
Gaya kepemiminan akan menghasilkan kinerja yang maksimal jika
faktor lingkungan dan bawahannya mendukung, gaya kepemimpinan
adalah identitas pemimpin kepada bawahanya. “Gaya kepemimpinan
adalah cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang
diimplimentasikan dalam perilaku seseorang mempengaruhi orang lain
untuk bertindak sesuai yang diinginkan.83
Gaya kepemiminan akan menghasilkan kinerja yang maksimal jika
faktor lingkungan dan bawahannya mendukung. Tetapi perilaku pimimpin
82 Hartani A. L. Manajemen Pendidikan, h. 5683 Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan, h. 70
54
akan menjadi tidak efektif jika lingkungannya berlebihan atau tidak sesuai
dengan karakter bawahannya.84 Dalam hal ini ada tiga macam gaya
kepemimpinan yang akan dikemukakan adalah:
a. Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan kepala madrasah mestinya hal yang diharapkan
oleh setiap bawahannya namun tidak dengan kepemimpinan otoriter:
Gaya kepemimpinan otoriter kepala madrasah adalah gayapemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakandiri pemimpin. ”Kepemimpinan otoriter adalah suatukepemimpinan dimana seorang pemimpin bertindak sebagaidiktator. Pemimpin adalah penguasa ada ditangan pemimpin.Seorang diktator jelas tidak menyuka rapat apalagi musyawarahkarena menghendaki perbedaan dan suka dengan memaksakankehendaknya.85
Kepemimpinan kepala madrasah yang otoriter bukanlah hal
yang diharapkan oleh setiap bawahannya, karena pemimpin seperti
ini selalu memaksakan kehendaknya sendiri tanpa adanya
pertimbangan apapun dalam melaksanakan tugasnya. Sikap pemimpin
yang otoriter tidak mau adanya musyawarah demi kemajuan bersama,
sehingga para guru tidak bisa meningkatkan profesionalismenya
karena selalu berada dalam tekanan kekuasaan pimpinannya.
b. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis ditandai adanya suatu struktur
yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan
keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan demokratis,
84 Muwahid Shulhan, Model Kepemimpinan Kepala Madrasah. (Yogyakarta: Teras,2013), h. 132
85 Hamdan Dimyati, Model Kepemimpinan dan Sistem h. 70
55
bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama,
mengutamakan mutu kerja, dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Gaya kepemimpinan demokratis adalah pemimpin yang
cenderung mengikut sertakan karyawan dalam pengambilan
keputusan, mendelagasikan kekuasaan, mendorong pertisipasi
karyawan dalam menentukan metode kerja dan tujuan yang ingin
dicapai.86
Artinya Kepemimpinan kepala madrasah yang demokratis
sangatlah cocok apabila diterapkan dalam sebuah organisasi karena
adanya bimbingan serta koordinasi yang efesien terhadap pekerjaan
pada semua bawahannya yaitu guru.
c. Gaya Kepemimpinan Permisif
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan permisif akan selalu
berkeinginan untuk membuat setiap orang dalam keadaan puas.
“Gaya menganggap bahwa bila orang merasa puas dengan diri mereka
sendiri dan orang lain, maka dengan demikian organisasi akan
berfungsi.87
Gaya kepemimpinan kepala madrasah yang permisif ini
memberikan kebebasan kepada bawahannya atau para guru bebas
dalam bekerja menurut kemauannya tanpa ada teguran dan perbaikan,
dalam memangku jabatannya tanpa ada yang protes dan tanpa ada
86 Hamdan Dimyati, Model Kepemimpinan, h. 7187 Muwahid Shulhan, Model Kepemimpinan Kepala Madrasah, h. 132
56
yang merongrong kekuasaannya. Kepemimpinan seperti akan
mengurangi ancaman dari karyawan terhadap atasanya.
Suatu gaya kepemimpinan akan efektif apabila mengandung
unsur-unsur yang mempengaruhi, mendorong, serta menggerakkan
bawahannya yang sesuai dengan aturan yang ada agar mereka rajin
dalam bekerja dengan penuh semangat dan dedikasi yang tinggi
dalam mencapai suatu tujuan. Sikap seperti inilah yang akan
mampu menciptakan inovasi serta menggugah motivasi dan juga
membangun nilai kreatifitas dan inovatif semua guru yang profesional.
D. Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan dan Kemampuan Supervisi
Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru
1. Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah terhadap
Kinerja Guru
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi maupun
individu. Faktor yang mempengaruhi prestasi kerja atau kinerja seseorang
antara lain adalah lingkungan, perilaku manajemen, desain jabatan,
penilaian kerja, administrasi. Kinerja organisasi ditentukan oleh empat
faktor antara lain yaitu (a) lingkungan, (b) karakteristik individu, (c)
karakteristik organisasi, (d) karakteristik pekerjaan.88
Pembaharuan madrasah terkait dengan kualitas guru. Demikian
kualitas lulusan madrasah banyak dipengaruhi oleh kualitas gurunya.
88 Supardi. Kinerja guru, h. 50
57
Barangkali dapat dikatakan bahwa salah satu sebab utama rendahnya
kualitas lulusan madrasah adalah karena rendahnya kualitas gurunya.89
Persoalan kepemimpinan kepala madrasah tidak dapat lepas daribeberapa aspek yang turut membangun terjadinya efektifitaskepemimpinan sehingga mutu madrasah akan dicapai. Kepalamadrasah menjadiunsur yang sangat penting bagi berlangsungnyadinamisasi madrasah. Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikanmerupakan suatu usaha secara kontinu mengingat pendidikanyang bermutu juga memerlukan guru yang bermutu. Kematanganprofesional guru menuntut kepala madrasah untuk terus memantauperkembangan kualitas pendidikan.90
Dasar tersebut menunjukkan pentingnya peran kepemimpinan
kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam keberadaannya. Peran yang demikian
dipandang memiliki kekuatan efektif dalam pengelolaan madrasah untuk
menghadapi dinamika perjalanan madrasah, apakah kearah yang lebih
baik atau sebaliknya, yang kesemuanya tergantung atas peran
kepemimpinan kepala Madrasah Ibtidaiyah dalam memainkan peran dan
fungsinya.
Selanjutnya dapat diambil pengertian, bahwa kepemimpinan kepala
Madrasah Ibtidaiyah adalah kemampuan kepala Madrasah Ibtidaiyah
dalam mempengaruhi para guru, staf administrasi dan siswa dalam
mencapai tujuan pendidikan serta mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki madrasah. Perilaku kepemimpinan kepala Madrasah menjadi
tauladan bagi semua personel yang ada di madrasah.
Pada keseluruhan organisasi baik yang bersifat profit maupunorganisasi yang bersifat non-profit. Madrasah sebagai lembagapendidikan yang termasuk juga lembaga non-profit juga tidakterlepas dari fenomena ini, itulah sebabnya dalam banyak hal
89 Sutrisno. Pembaharuan dan Pengembangan Pendidikan Islam, h. 7290 H. Jerry Makawimbang . Supervisi Klinis, h. 58
58
lembaga pendidikan harus mengetahui berbagai harapan dankebutuhan stakeholder. Pemerintah dalam hal ini telahmemberikan regulasi kepada lembaga pendidikan untuk selalumenyertakan stakeholder dalam seluruh kegiatan melalui apa yangdisebut dengan komite madrasah.91
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan
dalam organisasi, baik buruknya organisasi seringkali sebagian besar
tergantung pada faktor pemimpin, berbagai riset juga telah membuktikan
bahwa faktor pemimpin memegang peranan pentig dalam pengembangan
organisasi, sedangkan faktor pemimpin yang sangat penting adalah
karakter dari orang yang menjadi pemimpin tersebut, dalam
kepemimpinan untuk memberikan pengaruh secara sosial kepada orang
lain, sehingga orang lain tersebut menjalankan suatu proses sebagaimana
diinginkan oleh pemimpin. Proses pelaksanaan kegiatan mempengaruhi
yang berbeda- beda, kemudian menghasilkan tingkatan-tingkatan dalam
kepemimpinan.
2. Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru
Guru adalah salah satu komponen yang ada dalam lembaga
pendidikan, baik itu Madrasah ataupun madrasah. Kehadiran guru menjadi
sangat penting dan memiliki posisi pada garda terdepan dalam suksesnya
pelayanan pendidikan, dan pencapaian tujuan pendidikan.
Profesi tenaga pendidik khususnya dilihat dari aspek budaya kerja.Madrasah diposisikan sebagai sebuah orgsnisasi sosial, dankinerja guru tidak bisa dilihat sekedar dari peilaku individu guru.Kinerja guru harus dilihat dan diposisikan dalam konteks kinerjaorganisasi pendidikan, kinerja organisasi. Dengan mendudukanpersoalan kinerja guru pada konteks budaya organisasi pendidikan,
91 Listyo Sugeng Prabowo. Manajemen Pengembangan Mutu Sekolah/ Madrasah.Yogyakarta: Sukses Offset. 2008), h. 1
59
dapat dilihat relasi kerja dan kinerja guru dengan aspek lainnyadalam maksud pencapaia tujuan pendidikan.92
Pengukuran kinerja merupakan proses yang dilakukan oleh
lembaga dalam upaya untuk mengetahui tingkat capaian kinerja yang
digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan pencapaian sasaran sesuai tujuan yang telah ditetapkan dalam
rangka mewujudkan visi dan misi lembaga yang dipimpinnya.
Pengukuran kinerja yaitu: (a) pengukuran kinerja kegiatan yakni
mengetahui tingkat capaian target dari masing kelompok indikator dari
kinerja kegiatan; (b) pengukuran pencapaian sasaran yakni mengetahui
tingkat target dari masing-masing kelompok indikator dari kinerja.93
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut merupakan
pengekspresian seluruh potensi dan kemampuan yang dimiliki seseorang
serta menuntut adanya kepemilikan yang penuh dan menyeluruh. Dengan
demikian, munculnya kinerja seseorang merupakan akibat dari adanya
suatu pekerjaan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu sesuai.
Kepala madrasah mampu mengadakan pengendalian terhadap guru
dengan tujuan meningkatkan kemampuan profesi guru dan kualitas proses
pembelajaran agar berlangsung secara efektif dan efisien. Peranan kepala
madrasah sebagai supervisor merupakan salah satu peranan yang sangat
penting dalam mengelola dan memajukan madrasah. Supervisi penting
dijalankan oleh kepala madrasah memberikan bantuan dan pertolongan
92 Momon Sudarma. Profesi Guru. (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2013), h. 103-10493 Listyo Sugeng Prabowo. Manajemen Pengembangan , h . 227- 228
60
kepada guru dan tenaga kependidikan di madrasah untuk bersama-sama
mewujutkan tujuan Madrasah dan tujuan pendidikan secara nasional.
3. Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dan
Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru
Kepemimpinan kepala Madrasah Ibtidaiyah merupakan perilaku
kepala madrasah untuk mempengaruhi guru, staf administrasi, dan siswa
dalam menjalankan fungsinya. Kepala madrasah pada umumnya adalah
sebagai pemrakarsa pemikiran baru dalam interaksi di lingkungan madrasah
tempat beraktifitas atau bekerja.
Kemampuan melakukan perubahan atau penyesuaian tujuan,
sasaran, prosedur, input, proses ataupun output dari suatu madrasah sesuai
dengan tuntutan perkembangan, merupakan bagian dari aktifitas
kepemimpinan kepala madrasah. Peran dan tanggung jawab kepala madrasah
pada hakekatnya erat dengan administrasi atau manajemen pendidikan,
kepemimpinan pendidikan, dan supervisi pendidikan.94
Secara individual, kinerja seseorang ditentukan oleh beberapa
bidang yaitu: (a) kemampuan (ability), (b) komitmen (commitment), (c)
umpan balik (feedback), (d) kompleksitas tugas (task complexity), (e)
kondisi yang menghambat (situational constraint), (f) tantangan (challenge),
(g) tujuan (goal), (h) fasilitas, keakuratan dirinya (self-afficacy), (i) arah,
(direction) usaha (effort), (j) daya tahan/ketekunan (persistence).95
94 Sulistyorini, Menejemen Pendidikan Islam ,(Yogyakarta: Teras, 2009), h. 17395 Supardi. Kinerja guru, h. 48
61
Kemampuan melakukan perubahan atau penyesuaian tujuan dan lain
dari pada itu terdapat lima macam indikator kinerja yang umumnya
digunakan yakni:
(a) Indikator kinerja input (masukan) adalah indikator segala sesuatuyang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat menghasilkankeluaran yang ditentukan; (b) indikator kinerja Output (masukan)adalah sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatanyang dapat berupa fisik maupun non fisik; (c) indikator kinerjaoutcome (hasil) segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinyakeluaran (output) kegiatan pada janka menengah (efek langsung);(d) indikator kinerja benefit (manfaat) adalah sesuatu yang terkaitdengan tujuan akhir pelaksanaan tujuan akhir dari pelaksanaan.96
Kinerja pegawai dapat dilihat dari: seberapa baik kualitas
pekerjaan yang dihasilkan, tingkat kejujuran dalam berbagai situasi, inisiatif
dan prakarsa memunculkan ide-ide baru dalam pelaksanaan tugas, sikap
karyawan terhadap pekerjaan dalam (suka atau tidak suka, menrima atau
menolak), kerja sama dan keandalan, pengetahuan dan keterampilan tentang
pekerjaan, pelaksanaan tanggung jawab, serta pemanfaatan waktu efektif.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi pada dasarnya
adalah usaha memberi layanan guru baik secara individual maupun secara
kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran, yang pada gilirannya
untuk meningkatkan kualitas guru, untuk meningkatkan kualitas belajar
siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan profesional guru tetapi untuk
mengembangkan prestasi belajar guru persepsi guru mengenai supervisi
kepala madrasah diperoleh dari kesan yang timbul dari layanan atau
bantuan yang dialami oleh guru. Sehingga kesan menimbulkan macam
persoalan. Sesuatu yang diharapkan langsung dicapai dari suatu kegiatan
96 Momon Sudarma. Profesi Guru, 110
62
yang dapat berupa fisik maupun non fisik Semakin tinggi persepsi guru
mengenai supervisi kepala madrasah, semakin tinggi sikap kreatif dan
konstruktifnya.
E. Kerangka Berfikir dan Paradigma
1. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah “suatu konsep yang berisikan hubungan-
hubungan kausal antara variabel bebas dan tidak bebas dalam rangka
memberikan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek
permasalahan dalam penelitian”97
Maka dalam penelitian ini penulis merumuskan kerangka pikirnya
adalah jika persepsi guru tentang gaya kepemimpinan dijalankan dengan
baik maka terhadap Kinerja Guru MI Se-Kecamatan Way Bungur akan
baik, dan jika supervisi kepala madrasah baik, maka terhadap Kinerja
Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur akan baik pula.
2. Paradigma
Paradigma menurut M.Igbal Hasan adalah merupakan “cara
pandang yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk
mengamati suatu gejala atau peristiwa, sehingga berdasarkan paradigma
tersebut seseorang akan dapat mengartikan gejala yang bersangkutan.”98
Dengan demikian paradigma adalah skema yang berisikan uraian
mengenai hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang
97 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro, Pedoman PenulisanSkripsi/Karya Ilmiah, 2005
98 M. Igbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik (Statistik Deskriptif), (Jakarta :BumiAksara, , 2003), Edisi 2, h. 250
63
lainnya sehingga arah penelitian dapat diketahui dengan jelas. Berdasarkan
pendapat tersebut, maka paradigma dalam penelitian ini adalah:
Bagan 1
Pengaruh Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah danKemampuan Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru Madrasah
Pada penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yaitu dua variabel
bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent varible).
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah persepsi guru tentang gaya
kepemimpinan (X1) dan kemampuan supervisi kepala madrasah (X2),
sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja guru (Ŷ). Berdasarkan deskripsi
teori dapat disusun kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut:
a. Pengaruh Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah
terhadap Kinerja Guru
Gaya kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh terhadap
kinerja guru. Hal itu disebabkan setiap pemimpin dalam menjalankan
kepemimpinannya mempunyai cara dan gaya. Pemimpin itu mempunyai
sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan kepribadian sendiri yang khas,
sehingga tingkahlaku dan gayanya yang membedakan dirinya dari orang
lain. Gaya hidupnya pasti mewarnai perilaku dan tipe kepemimpinannya.
Kinerja Guru(Y)
Persepsi Guru tentang GayaKepemimpinan Kemad(X1)
Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah (X2) Gambar: 1 Variabel Penelitian
64
Kepala madrasah (pemimpin) merupakan bagian penting dalam
peningkatan kinerja dan pekerja. Hal ini memunculkan kebutuhan
organisasi terhadap pemimpin yang dapat mengarahkan dan
mengembangkan usaha-usaha bawahan dengan gaya kepemimpinan yang
dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi dalam membangun organisasi
menuju high-performance serta dapat meningkatkan kinerja bawahan
(guru). Oleh karena itu, terdapat peluang pengaruh gaya kepemimpinan
kepala madrasah terhadap kinerja guru.
b. Pengaruh Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah terhadap Kinerja Guru
Kemampuan supervisi kepala madrasah berpengaruh terhadap
kinerja guru. Supervisi adalah proses bimbingan dalam pendidikan yang
bertujuan membantu pengembangan profesional guru dalam pengenalan
mengajar melalui observasi dan analisis data secara obyektif, teliti,
sebagai dasar untuk usaha merngubah perilaku mengajar guru.
Supervisi kepala madrasah memiliki peluang berpengaruh terhadap
kinerja guru. Hal itu disebabkan kecakapan yang harus dimiliki agar
kinerja optimal bakat manusiawi untuk melakukan koordinasi sosial,
yaitu: membangun ikatan, menumbuhkan hubungan yang instrumental.
Guru adalah salah satu sumber daya manusia di madrasah yang
mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan kualitas
pendidikan. Kualitas pendidikan akan terwujud bila guru dapat
melaksanakan tugas secara profesional, cara kerja yang profesional dapat
menghasilkan prestasi kerja yang optimal.
65
c. Pengaruh Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan Kepala
Madrasah dan Kemampuan Supervisi terhadap Kinerja Guru
Gaya kepemimpinan kepala madrasah dan kemampuan supervisi
secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal itu
disebabkan karena peningkatan proses belajar-mengajar yang merupakan
suatu sistem yang kompleks, diperlukan suatu pendekatan dari berbagai
segi: pengembangan kurikulum, anggaran pendidikan, kebutuhan akan
bangunan dan perlengkapan, pengembangan personil sesuai tuntutan.
Kepala madrasah sebagai pemimpin di madrasah harus mampu.
membuat kinerja guru mendapatkan prioritas, sebab meskipun segala
sesuatunya serba memungkinkan, akan tetapi apabila faktor personil guru
kurang mendukung, termasuk dari sisi kemampuan mengajarnya, maka
madrasah hampir dipastikan jauh dari pencapaian tujuan pendidikan di
madrasah. Oleh karena itu, terdapat pengaruh gaya kepemimpinan kepala
madrasah dan kemampuan supervisi berpengaruh terhadap kinerja guru,
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat
kebenarannya.99 Berdasarkan kerangka berpikir yang telah ditetapkan dan
dijabarkan di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala
madrasah terhadap kinerja guru MI Se-Kecamatan Way Bungur.
99 S Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakart : PT Rineka Cipta, 20011), h. 68
66
2. Adakah pengaruh kemampuan supervisi kepala madrasah terhadap kinerja
guru di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Way Bungur.
3. Adakah pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala
madrasah dan persepsi guru tentang kemampuan supervisi kepala madrasah
bersama-sama terhadap kinerja guru MI Se-Kecamatan Way Bungur.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian Tesis ini peneliti menggunakan penelitian yang bersifat
statistik inferensial yang sering disebut statistik induktif atau statistik
probability, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan digunakan bila
sampel diambil dari populasi yang jelas dan teknik pengambilan sampel dari
populasi itu dilakukan secara random.1
Sehubungan dengan judul penelitian peneliti yaitu “pengaruh persepsi
guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dan kemampuan supervisi
kepala madrasah terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan
Way Bungur. Maka perlu kiranya peneliti kemukakan bentuk, jenis dan sifat
maupun wilayah penelitian seperti di bawah ini.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian jenis data kuantitatif. Adapun
yang peneliti maksud dengan jenis data kuantitatif adalah jenis data yang
dapat diukur secara langsung atau dapat dihitung. Hal ini dijelaskan oleh
Sutrisno Hadi yaitu “jenis data yang dapat diukur langsung, atau lebih
tepatnya dapat dihitung adalah data kuantitatif”.2
Sedangkan sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif sebagaimana
yang dikemukakan oleh S.Margono bahwa “penelitian deskriptif bertujuan
1 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,2009), h. 148
2 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Andi Ofset, 2000), h. 66
66
67
berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dengan
sifat populasi terentu”.3
Berdasarkan uraian di atas penelitian yang akan peneliti lakukan ini
adalah penelitian yang berbentuk data kuantitatif dan bersifat deskriptif.
Sedangkan lokasi penelitian ini adalah bertempat di Madrasah Ibtidaiyah Se-
Kecamatan Way Bungur Kabupaten Lampung Timur.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru yang ada di
Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur sebanyak 25 guru
tersebar di 4 Madrasah Ibtidaiyah dengan asumsi bahwa seluruh guru
sudah dikenai gaya kepemimpinan dan kemampuan supervisi kepalah. Hal
ini didasarkan pada salah satu tugas dan tanggungjawab kepala madrasah
adalah melaksanakan supervisi kepada guru-gurunya di madrasah.
Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup
penelitian.4
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.5 Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh guru Madrasah Ibtidaiyah Se-
Kecamatan Way Bungur yang berjumlah 46 guru.
3 S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rinak Cipta, 2010), Cet ke-8.h. 8
4 Nana Syaodih Sukmadinata. Metode penelitian pendidikan. (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2008), h. 241
5 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, h. 61
68
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa yang
dimaksud dengan populasi adalah segenap subjek penelitian baik yang
berwujud manusia ataupun unsur lainnya yang terdapat dalam ruang
lingkungan sebuah obyek penelitian yang telah ditentukan. Populasi dalam
penelitian ini adalah guru di Madrasah Ibtidaiyah se-Kecamatan Way
Bungur yang berjumlah empat madrasah. Jumlah populasi penelitian di
Madrasah Ibtidaiyah Way Bungur sebanyak 46 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.6
Sampel adalah bagian dari jumlah yang dimiliki populasi, atau bagian
kecil dari populasi yang diteliti untuk dipelajari tentang populasinya.7
Sampel adalah ”sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.8 Dari
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan sampel
dalam sebuah penelitian adalah jumlah subyek penelitian tertentu yang
diambil dari populasi sebagai wakilnya dengan besar jumlahnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kehendak peneliti dengan syarat
benar-benar mewakili populasi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi.8 Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik
random sampling dengan menggunakan rumus slovin. Random sampling
6 Edi Kusnadi, Metodologi penelitian Aplikasi Praktis, h. 80. 7 M. Sudrajat, TjuTju S. Achyar, Statistika Konsep Dasar Pengumpulan & Pengolahan
Data, (Bandung: Widya Padjadjaran , 2010), h. 798 Joko Subagyo, Metode Penelitian (dalam Teori dan Praktik), Rineka Cipta, Jakarta,
2006, h.228 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, h. 62
69
adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.9
Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus
Slovin sebagai berikut:
Ne
Nn
12
dimana:
n = Jumlah elemen / anggota sampel
N = Jumlah elemen / anggota populasi
e = Error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan
1 % atau 0,01, 5 % atau 0,05, dan 10 % atau 0,1) (catatan
dapat dipilih oleh peneliti).
Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 46 orang
dan presisi yang ditetapkan atau tingkat signifikansi 0,05, maka besarnya
sampel pada penelitian ini adalah:
)(1 NXeN
n
2
)0019,0.(461
46
n
211,24
46n
211,24n dibulatkan menjadi 25
9 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, h. 63
70
Berdasarkan hitungan dengan menggunakan slovin di atas
berjumlah 25 orang responden. Maka sampel yang digunakan
berdasarkan populasi di atas yaitu 25 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah probability sampling dengan
menggunakan random sampling. Menurut Sugiyono, random sampling
adalah teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.10
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberi peluang
yang sama setiap anggota populasi. Teknik sampel ini menggunakan jenis
Random Sampling yaitu teknik pengambilan sampel populasi mempunyai
anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.
Berdasarkan data populasi diambil dari jumlah madrasah
Ibtidaiyah, maka pengambilan sampel juga harus dihitung setiap strata.
Perhitungan pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling.
Tabel: Data Penghitungaan Random Sampling
No Nama Madrasah PerhitunganStrata Madrasah
Hasil per Madrasah
1 MIM Totoprojo 12/46x42 6,52
2 MI Islamiyah Tanjung Tirto 13/46x42 7,06
3 MIM Tanjung Kencono 10/46x42 5,43
4 MIM Bungur Tanjung Tirto 11/46x42 5,97
Jumlah24,98dibulatkan 25
10 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, h. 64
71
Berdasarkan tabel di atas random sampling dari anggota populasi
yang diambil sebagai sampel adalah sebanyak 25 orang responden. Pada
perhitungan yang menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya
dibulatkan keatas, hal ini lebih aman daripada kurang dibawahnya. Maka
sampel yang digunakan berdasarkan populasi diatas yaitu 25 orang.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagaimana cara
mengukur suatu variabel. Definisi operasional variabel adalah segala sesuatu
yang berbentuk yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya”.11
Definisi operasional ditampilkan pada bagian ini agar tidak
menimbulkan perbedaan pengertian ataupun kekurang jelasan makna
terhadap variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini.
1. Persepsi Guru tentang Gaya Kepemimpinan (X1)
Pemimpin itu mempunyai sifat, kebiasaan dan kepribadian sendiri
yang khas. Persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah
merupakan persepsi guru tentang pola perilaku kepemimpinan kepala
madrasah yang ditunjukkan kepada guru-guru dalam mempengaruhi dan
mengarahkan guru untuk mencapai tujuan pendidikan, yang merupakan
keseluruhan skor dari indikator seperti 1) Cara memberi perintah, 2) Cara
memberi tugas 3) Cara membina disiplin kerja bawahan 4) Cara
memimpin rapat Anggota dan 5) Cara mengambil keputusan.
11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif-Kualitatif, h. 60
72
2. Persepsi Guru tentang Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah (X2)
Kemampuan tindakan kemampuan supervisi kepala madrasah
merupakan suatu tindakan supervisi dari kepala madrasah sebagai
seorang supervisi, yang difokuskan pada peningkatan sistem
pembelajaran yang baik dan sistematik dan memperkecil kesenjangan
antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar
yang ideal melalui observasi dan analisis data secara objektif.
Alat ukur yang digunakan untuk variabel kemampuan supervisi
kepala madrasah adalah angket yang disusun secara sistematis yang
merupakan keseluruhan skor dari indikator seperti berikut:
a. Supervisi kepala madrasah dilaksanakan atas dasar inisiatif guru,
b. Melaksanakan supervisi terhadap guru
c. Mendorong keterbukaan guru
d. Membantu guru meningkatkatka penguasaan ilmu pengetahuan
3. Kinerja guru (Y)
Kinerja guru adalah perilaku nyata guru yang dapat diamati
dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru kelas pada Madrasah
Ibtidaiyah. Perilaku guru kelas dimaksud, berkaitan dengan
pelaksanaan tugas pengelolaan pengajaran dan pengembangan profesi,
meliputi tiga kemampuan, yakni: 1) kemampuan menyelenggarakan
pengajaran yang baik, 2) Memiliki Wawasan yang luas, 3) Menguasai
Kurikulum, 4) Menguasai media pembelajaran, 5) Menjadi teladan yang
baik, dan 6) Memiliki kepribadian yang baik.
73
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data gunanya untuk mendapatkan data yang di
perlukan sesuai dengan tujuan penelitian diperlukan suatu alat pengumpul
data yang disebut instrumen penelitian. Untuk memperoleh data yang
obyektif atau valid tentang pengaruh persepsi tentang gaya kepemimpinan
kepala madrasah dan kemampuan supervisi kepala madrasah terhadap kinerja
guru di lapangan penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa metode
dalam pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Angket/Quesioner
Menurut ahli yang dimaksud dengan angket/quesioner adalah
“sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang kepribadiannya, atau
hal-hal yang diketahui”.12
Metode angket ada dua jenis, yaitu langsung dan tak langsung,
dalam penelitian menggunakan metode angket tidak langsung data
pertanyaan dikirimkan kepada responden yaitu seluruh guru di Madrasah
Se-Kecamatan Way Bungur untuk memperoleh data tentang persepsi guru
tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dan kemampuan supervisi
kepala madrasah, quesioner bersifat tertutup atau dengan cara responden
diberi soal pilihan ganda untuk memberikan jawaban sejauh persepsi guru
tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dan kemampuan supervisi
kepala madrasah terhadap kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah.
2. Metode Dokumentasi
12 W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia,, 2005) . h. 110
74
Metode dokumentasi adalah “mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, rapat, legger, agenda dan sebagainya”.13 Metode dokumentasi
adalah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan
mengenai data pribadi responden.14
Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan dokumentasi adalah
merupakan metode pengumpulan data yan digunakan dalam suatu
penelitian dengan cara mencatat beberapa masalah yang sudah
didokumentasikan oleh kepala sekolah, guru, tata usaha dan personal
sekolah lainnya. Metode dokumentasi pada penelitian ini digunakan untuk
mengetahui data-data yang berhubungan dengan subyek yang diteliti.
E. Instrument Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Pada penelitian ini menggunakan angket (kuesioner) sebagai instrumen utama
guna mengukur variabel yang akan diukur. Instrumen adalah: “alat bantu
pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”.15
Dengan demikian instrument penelitian merupakan alat bantu suatu
metode dalam pengumpulan data, instrument yang dipergunakan dalam
penelitian ini. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menggunakan
instrument yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Instrumen
13 W. Gulo, Metode Penelitian, h. 23614Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2009), h. 10515 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2010), h. 79
75
Instrument yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Angket yang peneliti gunakan disini adalah jenis angket tidak langsung
yaitu jenis angket yang diberikan kepada seluruh guru di Madrasah Se-
Kecamatan Way Bungur, untuk mengetahui persepsi guru tentang gaya
kepemimpinan kepala madrasah dan kemampuan supervisi kepala
madrasah terhadap kinerja guru, dengan jumlah item soal sebanyak 20
soal untuk angket persepsi guru tentang gaya kepemimpinan, dan
sebanyak 20 soal dan untuk angket kemampuan supervisi kepala
madrasah sedangkan item soal untuk kinerja guru sebanyak 20 soal.
b. Instrumen untuk metode dokumentasi adalah panduan dokumentasi.
Dokumentasi peneliti gunakan untuk mengetahui jumlah guru, keadaan
sarana dan prasarana, jumlah guru dan struktur organisasi madrasah
Uraian di atas dapat dijelaskan bahwa Angket yang disusun
dalam penelitian ini berisi pertanyaan. Jenis angket adalah berstruktur
dengan pertanyaan yang disusun dengan sejumlah alternatif jawaban
yang peneliti seluruh guru di Madrasah Se-Kecamatan Way Bungur.
2. Rancangan/Kisi-kisi Angket
Penyusunan angket dalam penelitian ini berdasarkan kisi-kisi
variabel penelitian yaitu variabel persepsi gurtu tentang gaya
kepemimpinan kepala madrasah dan kemampuan supervisi kepala
madrasah dan kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah.
76
Menurut pendapat ahli bahwa “instrumen adalah sama dengan
mengevaluasi, maka jika kita menyebut jenis metode dan alat atau
instrumen pengumpulan data, maka sama saja menyebut alat evaluasi.16
Angket yang disusun dalam penelitian ini berisi pertanyaan tentang
variabel persepsi gurtu tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dan
kemampuan supervisi kepala madrasah dan kinerja guru madrasah
ibtidaiyah. Jenis angket adalah berstruktur dengan pertanyaan yang
disusun dengan sejumlah alternatif jawaban.
Dengan demikian responden hanya diberi kesempatan untuk
memberikan jawaban yang paling sesuai dengan persepsinya. Penyusunan
angket dalam penelitian ini berdasarkan kisi-kisi variabel penelitian yaitu
variabel persepsi gurtu tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah dan
kemampuan supervisi kepala madrasah dan kinerja guru madrasah
ibtidaiyah. Untuk memperjelas ruang lingkup yang diteliti dan indikator
yang diukur dapat dilihat pada kisi-kisi pada tabel berikut:
Tabel: 1Kisi-Kisi Instrumen Persepsi Guru Tentang Gaya Kepemimpinan (X1)
No Indikator Nomor Jumlah
1 Cara memberi perintah 1 - 3 4
2 Cara membagi tugas 4- 9 4
3 Cara membina disiplin kerja bawahan 10 - 12 4
4 Cara memimpin rapat anggota 13 - 16 4
5 Cara mengambil keputusan 17 - 20 4
Jumlah 20
16 Suarsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu, h. 193
77
Tabel: 2Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah (X₂)
No Indikator NomorButir
JumlahButir
1Supervisi kepala madrasah dilaksanakan atasdasar inisiatif guru 1 - 5 5
2Melaksanakan supervisi terhadap gurudengan menggunakan terwujudnyahubungan kolegialitas
6 - 10 5
3Mendorong keterbukaan guru kepadasepervisor dan mendiskusikan rencanapembelajaran dan supervisi dengan guru
11 - 15 5
4Membantu guru untuk meningkatkanpenguasaan ilmu pengetahuan dandilaksanakannya pertemuan balikan.
16 - 20 5
Jumlah 20
Tabel 3Kisi-kisi Instrumen Kinerja Guru (Ŷ)
No IndikatorNomorButir
JumlahButir
1Memiliki Keterampilan mengajar baik
1 - 33
2 Memiliki Wawasan yang luas 4- 7 3
3 Menguasai Kurikulum 8- 10 4
4 Menguasai media pembelajaran 11 - 13 3
6 Menjadi teladan yang baik 14 - 16 4
7 Memiliki kepribadian yang baik 17 - 20 3
Jumlah 20
Angket pertanyaan ini menggunakan lima alternatif jawabandengan
bobot skor sebagai berikut:
Jawaban Kode Arti Skor (positif) Skor (negatif)a SS Sangat Setujub ST Setujuc AS Agak Setujud KS Kurang Setujue TS Tidak Setuju
78
Skor tiap item minimal 1 dan maksimal 5, kriteria di atas peneliti
maksudkan, apabila responden menjawab pertanyaan pada pilihan nilai
terendah untuk masing variabel, jumlahnya 20 soal, nilai minimal
diperoleh adalah 20. Mulai angka dua puluh sampai skor tertinggi 100.
F. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrument diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan tersebut benar-benar sahih (valid) dan handal (reliabel).
Sedangkan yang dimaksud dengan reliabel atau handal adalah untuk melihat
apakah suatu alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten
dalam waktu dan tempat yang berbeda. Untuk melakukan uji coba maka perlu
diperhatikan beberapa prosedur pelaksanaan yaitu:
1. Uji Validitas Instrumen
Pengujian validitas ditujukan untuk melihat hubungan antara
masing-masing item pertanyaan pada variabel bebas dan variabel terikat.
Apabila ada satu pertanyaan yang dinyatakan tudak valid dari daftar
pertanyaan sehingga terlihat konsistensi dari item pertanyaan dan dapat
digunakan untuk analisis lebih lanjut. Pengujian validitas dilakukan
kepada teknik uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
r = Validitas
x = Jumlah skor item pertanyaan
79
y = Jumlah skor total item pertanyaan
n = Jumlah sampel yang akan diuji
Kriteria putusan
a. Validitas hitung > r tabel, maka valid atau sahih
b. Validitas hitung < r tabel, maka tidak valid atau tidak sahih
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama.
Pengujian untuk mengukur konsistensi instrumen penelitian dapat
menggunakan coeficient alpha. Jika nilai Cronbach’s alpha > 0,6 maka
menunjukan bahwa instrumen yang digunakan adalah reliabel. Cronbach’s
alpha dihitung menggunakan rumus : ∞Cronbach = .
Keterangan :
r : Koefisien reliabilitas seluruh pertanyaank : Jumlah butir pertanyaan
: Varians total: Varians tiap pertanyaan
Kreteria keputusan reliabel tidaknya kuesioner dinyatakan apabila
nilai cronbach Alpha > 0.60 adalah reliabel.
3. Uji Hasil Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas alat ukur yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah kuisioner tentang persepsi guru tentang
80
kepemimpinan kepala madrasah yang berjumlah 20 pertanyaan,
kemampuan supervisi kepala madrasah berjumlah 20 pertanyaan, dan
Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Se-Kecamatan Way Bungur Kabupaten
Lampung Timur yang berjumlah 20 pertanyaan. Kriteria pengujian untuk
menentukan apakah suatu pertanyaan valid atau tidak dilakukan dengan
quisioner diberikan kepada responden di luar sampel dan masih dalam
populasi, dan hasil quisioner dibandingkan nilai r-hitung masing-masing item
pertanyaan dengan nilai r-tabel pada N= 25, dengan taraf signifikan 1% Jika
nilai r-hitung > r-tabel, maka instrumen dinyatakan valid dan sebaliknya jika r-
hitung < r-tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkatan
kemantapan atau konsistenitas suatu alat ukur. Reliabilitas memberikan
kesesuaian antara hasil dengan pengukuran. Instrumen kuesioner dapat
dikatakan reliabel bila memiliki koefisien alpha sebesar ≥ 0,6. Berikut
detail hasil pengujian validitas dan reliabilitas pada setiap variabel:
Tabel
Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel Persepsi Guru Tentang GayaKepemimpinan Kepala Madrasah (X1)
Variabel Item r-hitung r-tabel KeputusanPersepsi GuruTentang Gaya
KepemimpinanKepala
Madrasah (X1)
1 .903 0.487 Valid2 .636 0.487 Valid3 .509 0.487 Valid4 .753 0.487 Valid5 .698 0.487 Valid6 .742 0.487 Valid7 .656 0.487 Valid8 .609 0.487 Valid9 .818 0.487 Valid
10 .506 0.487 ValidCronbach’s Alpha Hitung Ketetapan
81
Alpha .826 0,6 Reliable
Sumber : Data Primer diolah, November Tahun 2017Hasil pengujian validitas kuesioner pada variable persepsi guru
tentang gaya kepemimpinan kepala madrasah, terlihat semua item
pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid karena nilai r-hitung pada masing-
masing pertanyaan dalam variable > r-tabel pada N=25, dan tingkat
kepercayaan (df) sebesar 1%. Sedangkan uji reliabilitas menunjukkan nilai
koefisien alpha cronbach’s sebesar 0,826 ketetapan nilai alpha sebesar 0,6
yang artinya pertanyaan pada variable persepsi guru tentang gaya
kepemimpinan kepala madrasah memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi.
Tabel 4Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel Kemampuan Supervisi
Kepala Madrasah (X2)
Variabel Item r-hitung r-tabel Keputusan
KemampuanSupervisi Kepala
Madrasah(X2)
1 .267 0.487 Tidak Valid2 .849 0.487 Valid3 .700 0.487 Valid4 .641 0.487 Valid5 .698 0.487 Valid6 .700 0.487 Valid7 .636 0.487 Valid8 .834 0.487 Valid9 .874 0.487 Valid
10 .784 0.487 ValidCronbach’s Alpha Hitung Ketetapan
Alpha.661 0,6 Reliable
Sumber : Data Primer diolah, November Tahun 2017
Hasil pengujian validitas kuesioner pada variable Kemampuan
Supervisi Kepala Madrasah, terlihat ada satu item pertanyaan tidak valid,
selain itu semua item pertanyaan pada kuesioner dinyatakan valid dan ada
satu pertanyaan yang dikeluarkan dalam rangkaian kuesioner nilai r-hitung
pada masing-masing pertanyaan dalam variable > r-tabel pada N=25, dan
82
tingkat kepercayaan (df) sebesar 1%. Sedangkan uji reliabilitas
menunjukkan nilai koefisien alpha cronbach’s sebesar 0,661 yang lebih
besar dari ketetapan nilia alpha sebesar 0,6 yang artinya pertanyaan variable
Kemampuan Supervisi Kepala Madrasah memiliki reliabilitas yang tinggi.
4. Uji Persyaratan Analisis
Teknik analisis regresi linier berganda, data yang telah terkumpul
melalui penyebaran kuesioner, perlu diuji apakah data berdistribusi normal
atau tidak, homogen atau tidak, terjadi multikoloneritas antara variabel
penelitian serta linier atau tidak. Uji persyaratan analisis ada 4 macam
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : (1) uji normalitas, (2) uji
homogenitas, (3) uji multikoloneritas, dan (4) uji linieritas.
a. Uji Normalitas
Bukti normalitas dimaksudkan untuk mengetahui kenormalan
data variabel penelitian yaitu variabel persepsi siswa tentang persepsi
guru tentang kepemimpinan kepala madrasah guru (X1), kemampuan
supervisi kepala madrasah (X2), dan Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah
Se-Kecamatan Way Bungur (Y). Tehnik analisis uji normalitas data
penelitian menggunakan program statistika SPSS for Windows V.22.0.
Hasil uji normalitas data secara lengkap terlampir dan berikut ini.
Uji normalisasi digunakan untuk mengrtahui apakah variabel
yang dianalisis memenuhi kriteria distribusi normal Uji normalisasi
dengan uji statistik non parametrik Kolmogorov- Smirnov (K-S), jika
83
nilai signifikan > 0.05 maka data distribusi normal, tetapi jika nilai
signifikan < 0.05 maka data terdistribusi tida normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui homogenitas
(kesamaan) varian dependent variabel terhadap independent variabel.
Suatu data dikatakan homogen apabila tebaran data pada grafik
scatterplot terlihat titik-titik tebaran data merata dan tidak membentuk
suatu pola tertentu.
c. Uji Kolinieritas antar Variabel Independent
Uji kolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Untuk mendekteksi
ada atau tidaknya kolinieritas di dalam model regresi adalah dengan
menganalisis nilai Variance Inflation Factor tidak melebihi angka 10.
d. Uji Linieritas
Uji linieritas menggunakan uji statistic test for linierity dengan
bantuan program statistika SPSS for Windows V.22.0. Asumsi ini
menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linear, hubungan
antara variabel independen dan dependen harus linear.17 Kriteria yang
digunakan untuk uji linieritas adalah dengan melihat arah tebaran data
yang ditarik garis lurus, maka tebaran data mengikuti arah garis.
G. Analisis Data
17 Purbayu Budi Santosa dan Ashari, Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS,(Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2005) h. 231-244
84
Analisa data adalah suatu metode yang digunakan dalam menganalisis
data yang diperoleh dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini untuk
menganalisis data pengaruh persepsi guru tentang gaya kepemimpinan kepala
madrasah dan kemampuan supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru
Madrasah Ibtidaiyah. Analisa data yang digunakan “untuk menguji dalam
hubungannya dengan keperluan pengujian hipotesis penelitian”18
Adapun tujuan analisa data sebagaimana yang dikemukakan oleh ahli,
Hal itu ditunjukkan untuk membuat pencandraan-pencandraan secara
sistematis, faktual dan aktual tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau
suatu daerah tertentu”.19
Regresi linier berganda adalah analisis regresi yang menjelaskan
hubungan antara peubah respon (variabel dependent) dengan faktor-faktor
yang mepengaruhi lebih dari satu prediktor (variabel independent). Regresi
liniear berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja
pada regresi linier berganda variabel penduga (independent) lebih dari satu.
Tujuan analisis regresi berganda adalah untuk mengukur intensitas
hubungan antara dua variabel atau lebih dengan memuat perkiraan nilai Ŷ
atas nilai X. Bentuk persaman regresi linear berganda yang mencakup dua
atau lebih variabel yaitu: Rumus:
Ŷ = a + b1X1+b2X2+…+bnXn
Keterangan : Ŷ = variabel terikat a = konstanta b1,b2 = koefisien regresi
18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. h. 27319 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 108
85
X1, X2 = variabel bebas20
Analisa regresi linear berganda dilakukan dengan bantuan komputer
melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution rel. 22.00).
20 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, h. 118