Post on 06-Oct-2018
PENGARUH PELATIHAN SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PECAHAN
PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh :
Sonia Chandrikinnanti
NIM : 129114152
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
“The only way to have the greatest work in your life is love what you do first.”
-Anonymous
“How you climb a mountain is more important than reaching the top.”
-Yvon Chouinard
“Nothing is impossible. The word itself says, I’M POSSIBLE.”
-Audrey Hepburn
“Don’t ever stop trying, learning, fighting, experimenting, doing,
until the miracle happens.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk :
- Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karunia-Nya maka
skripsi dapat berjalan dengan lancar hingga selesai. Puji syukur yang
tak terhingga atas segala nikmat, karunia dan berkah yang berlimpah
yang telah diberikan selama hidup ini.
- Orangtua ku tercinta, Bapak Arie Purnama dan Ibu Dewi Sri Rahayu
yang senantiasa mendoakan untuk kesuksesan saya. Yang tidak pernah
lelah mendengarkan keluh kesah dan mimpi-mimpi dari sejak kecil.
Yang selalu memberikan dukungan terbesar disetiap langkah hidup
yang saya pilih. My truly happiness is based on your happiness dear
mom and dad.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 20 Juli 2016
Penulis
( Sonia Chandrikinnnanti )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENGARUH PELATIHAN SENAM OTAK TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA OPERASI
HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Sonia Chandrikinnanti
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
ABSTRAK
Penelitian eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan
senam otak terhadap kemampuan matematika pada siswa sekolah dasar. Desain
penelitian adalah non-randomized pretest-posttest control group design. Subjek
penelitian adalah 72 orang siswa kelas 5 SD Negeri 18 Muara Enim. Subjek
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen
(n=36) dan siswa kelas VC sebagai kelompok kontrol (n=36). Kelompok
eksperimen mendapatkan pelatihan senam otak selama 10 hari berturut-turut,
sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan. Kemampuan matematika
siswa diukur dengan tes matematika. Tes matematika berisi 40 soal dengan
materi operasi hitung pecahan yang dilaksanakan selama 70 menit. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis independent sample t-test. Hasil analisis data
menunjukkan uji t pada data gain score memiliki nilai t sebesar 11,053 dengan
p=0,00 (p<0,05). Hasil perhitungan menunjukkan gain score pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara signifikan. Pelatihan senam
otak berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan matematika tentang operasi
hitung pecahan pada siswa kelas V sekolah dasar.
Kata kunci : senam otak, kemampuan matematika, siswa sekolah dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE EFFECT OF BRAIN GYM TRAINING ON MATHEMATICS
ABILITY OF FRACTION COMPUTATION IN FIFTH GRADE
ELEMENTARY SCHOOL
Sonia Chandrikinnanti
Faculty of Psychology
Sanata Dharma University
ABSTRACT
This experimental study aimed to determine the effect of brain gym
training on the ability of mathematics in elementary school students. The study
design was non-randomized pretest-posttest control group design. The subjects
were 72 students in fifth grade students of SD Negeri 18 Muara Enim. They were
divided into two groups, namely VB graders as experimental group (n = 36) and
VC grades as a control group (n = 36). The experimental group received brain
gym training for 10 consecutive days, while the control group did not receive any
treatment. Student's math ability was measured by math test. Math test contains
40 problems fractional arithmetic operations. The test was performed in 70
minutes. This study used analysis techniques of independent sample t-test. The
result showed a value of t score is 11.053 with p = 0.00 (p <0.05). This shows
that gain score in the experimental group and the control group differing
significantly. Brain gym training has significant effect to improve mathematics
ability in fifth grade elementary school students.
Keywords: brain gym, mathematics ability, elementary school students
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Sonia Chandrikinnanti
Nomor Mahasiswa : 129114152
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH PELATIHAN SENAM OTAK TERHADAP
PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA OPERASI
HITUNG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 20 Juli 2016
Yang menyatakan,
( Sonia Chandrikinnanti )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
penyertaan-Nya, skripsi yang berjudul “Efektivitas Pelatihan Senam Otak
Terhadap Peningkatan Kemampuan Matematika Pada Siswa Sekolah Dasar.”
dapat diselesaikan untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma. Keberhasilan dalam penulisan skripsi ini
tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Dengan kerendahan hati peneliti
mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si., Dekan dan dosen penguji skripsi yang
telah memberikan banyak bantuan dan saran yang sangat bermanfaat.
2. Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ., dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan doa, dukungan,
dan masukan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si., Kaprodi beserta semua jajaran staf
dosen dan administrasi serta seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan pendidikan, ilmu yang bermanfaat
dan bantuan selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi diselesaikan.
4. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si., dosen penguji skripsi yang telah memberikan
saran dan masukan yang sangat berguna.
5. Bapak Nugroho S.Pd, SD., Kepala Sekolah SD Negeri Minomartani I yang
telah membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
kegiatan pilot study.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Ibu Chandra Yunia Linarti S. Pd, SD., Kepala Sekolah SD Negeri 18 Muara
Enim yang telah memberikan izin dan keluasan waktu kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
7. Siswa-siswi kelas VB dan VC SD Negeri 18 Muara Enim yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk berpastisipasi menjadi subjek penelitian.
8. Terima kasih untuk Bapak Arie Purnama, Ibu Dewi Sri Rahayu, Siti
Nurshaliha Mahardika, Shabrina Maharani Putri dan seluruh keluarga besar
penulis yang selalu memberikan do’a, dukungan dan semangat selama
penulisan skripsi ini.
9. Zomy Denianto, yang selalu membantu, menemani dan mendukung selama
proses pengerjaan skripsi ini.
10. Teman-teman se-angkatan Psikologi Universitas Sanata Dharma 2012 yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu untuk dukungan dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang dapat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.
Yogyakarta, 20 Juli 2016
Penulis ,
Sonia Chandrikinnanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH .......................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan penelitian ............................................................................. 5
C. Manfaat penelitian ........................................................................... 6
BAB II. LANDASAN TEORI ....................................................................... 7
A. Kemampuan Matematika ................................................................ 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
1. Pengertian Matematika............................................................... 7
2. Kemampuan Matematika ........................................................... 7
3. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Matematika.............. 8
4. Matematika di Sekolah Dasar .................................................... 12
5. Hasil Belajar Matematika ........................................................... 13
B. Senam Otak ..................................................................................... 14
1. Pengertian Senam Otak .............................................................. 14
2. Dimensi Otak ............................................................................. 11
3. Jenis-jenis Gerakan Senam Otak ................................................ 17
C. Pengaruh Senam Otak Terhadap Kemampuan Matematika ........... 24
D. Siswa Sekolah Dasar ...................................................................... 25
E. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 26
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 27
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 27
B. Identifikasi Variabel ........................................................................ 27
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 27
1. Variabel Bebas ........................................................................... 28
2. Variabel Terikat ......................................................................... 28
3. Pengendalian Eksperimen .......................................................... 28
a. Waktu Pelaksanaan Pelatihan .............................................. 28
b. Tempat Pelaksanaan Pelatihan ............................................ 28
c. Pemilihan Instruktur ............................................................ 28
d. Jenis Instrumen Eksperimen ............................................... 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Subjek Penelitian ............................................................................. 29
E. Desain Eksperimen .......................................................................... 30
F. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data ..................... 31
G. Prosedur Penelitian .......................................................................... 35
H. Metode Analisis Data ...................................................................... 36
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 38
A. Pilot Study ...................................................................................... 39
B. Persiapan Penelitian........................................................................ 39
1. Perizinan Penelitian .................................................................... 39
2. Persiapan Subjek ........................................................................ 39
C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 39
1. Pre-Test ...................................................................................... 39
2. Pelatihan Senam Otak ................................................................ 40
3. Post-Test ..................................................................................... 40
D. Hasil Penelitian .............................................................................. 41
1. Data Deskriptif Penelitian .......................................................... 41
2. Proses Analisis Data ................................................................... 41
3. Uji Asumsi ................................................................................. 42
a. Uji Normalitas ....................................................................... 42
b. Uji Homogenitas ................................................................... 43
4. Uji Hipotesis .............................................................................. 45
E. Pembahasan .................................................................................... 46
F. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian ............................................ 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 50
A. Kesimpulan .................................................................................... 50
B. Saran ............................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 51
LAMPIRAN .................................................................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Tes Kemampuan Matematika kelas V SD .................... 32
Tabel 2. Tabel Data Deskriptif Penelitian .................................................... 41
Tabel 3. Tabel Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov one sample .............. 43
Tabel 4. Tabel Uji Homogenitas Levene test ............................................... 44
Tabel 5. Tabel Uji Hipotesis ........................................................................ 45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rancangan Penelitian .................................................................. 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Petunjuk Pelaksanaan Pre-test dan Post-test .......................... 55
Lampiran B. Instrumen Pengukuran Kemampuan Matematika .................. 57
Lampiran C. Petunjuk Gerakan Senam Otak ............................................... 62
Lampiran D. Pelaksanaan Pelatihan Senam Otak ........................................ 72
Lampiran E. Daftar Hadir Subjek ................................................................ 78
Lampiran F. Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Eksperimen ............... 84
Lampiran G. Skor Pre-test dan Post-test Kelompok Kontrol ...................... 87
Lampiran H. Perhitungan Statistik ............................................................... 90
Lampiran I. Surat Keterangan Penelitian ................................................... 96
Lampiran J. Dokumentasi Pelatihan Senam Otak ...................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan
dari orang tua, masyarakat dan lingkungannya. Menurut Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Pendidikan dan pembelajaran dapat dicapai dengan prosedur
perencanaan dan penentuan tujuan kegiatan pembelajaran yang tepat
(Wilmes et all, 2008). Pengelolaan pembelajaran dan evaluasi yang terarah
juga menjadi salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan (Ansari, 2008).
Metode pembelajaran yang tepat diharapkan mampu menjadikan siswa
menjadi pribadi yang inovatif, aktif, kreatif, menarik, dan dapat diterapkan
dalam kehidupan siswa sehari-hari (Willis, 2007).
Menurut Emilda (2015), pembelajaran dengan menerapkan metode
yang bervariasi mampu mengatasi kejenuhan siswa dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
proses pembelajaran. Kejenuhan yang dialami siswa dapat disebabkan oleh
faktor guru, siswa, metode pembelajaran dan faktor-faktor lain. Faktor beban
tugas, latihan dan banyaknya materi yang harus dipelajari dalam satu
semester menyebabkan siswa jenuh. Kejenuhan menyebabkan kurangnya
minat dan motivasi belajar siswa. Siswa akan mampu belajar secara efektif
jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan (Coe et all, 2006).
Mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah sungguh
beragam. Salah satu mata pelajaran yang memerlukan model dan metode
yang inovatif dan kreatif adalah matematika. Pelajaran matematika dianggap
oleh kebanyakan siswa sebagai pelajaran yang sulit dibandingkan dengan
yang pelajaran lain. Siswa juga mengatakan bahwa matematika adalah
pelajaran yang menjenuhkan dan melelahkan. Siswa mengalami kesulitan
untuk memahami matematika karena materi pelajaran yang cukup rumit. Hal
ini menyebabkan hasil yang diperoleh dari pembelajaran matematika kurang
maksimal (Pratt, 2010).
Keberhasilan dari proses belajar seseorang dapat dilihat dari
perubahan yang terjadi pada diri seseorang. Perubahan dapat dilihat dari
pengetahuan, pemahaman sikap dan perilaku, keterampilan, kecakapan dan
kemampuannya, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu
dari hasil proses belajar (Stephenson, 2009).
Peran guru sangat penting dalam keberhasilan proses belajar siswa
(Cohen, 2003). Seorang guru harus mampu mengajar dengan metode
pembelajaran yang tepat sehingga siswa menjadi lebih mampu memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan menerima materi pelajaran (Willis, 2007). Dalam pelajaran matematika,
guru diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa agar dapat belajar
matematika dengan baik. Guru perlu membantu untuk memaksimalkan
kinerja otak siswa, dan metode pembelajaran saat ini harus diarahkan kepada
proses belajar siswa yang bersifat pengoptimalan fungsi otak (Leepo, 2000).
Metode pengajaran saat ini masih bersifat konvensional. Menurut
Johnson (2002), metode konvensional adalah metode yang bersifat ceramah
dan belajar dengan menghafal. Metode ini cukup baik untuk dilakukan agar
siswa lebih paham dan mengerti materi yang diajarkan oleh guru. Disisi lain,
metode ini memiliki kekurangan yaitu menimbulkan kebosanan dan dianggap
hanya mengembangkan kemampuan otak kiri saja sehingga kemampuan otak
lain tidak dikembangkan dengan baik (Carpenter, 2005). Untuk
mengoptimalkan fungsi otak dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan otak
kanan diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu kerja
otak siswa secara keseluruhan (Awolola, 2011).
Dalam mengatasi permasalahan para siswa dalam memahami
pelajaran matematika, telah banyak ditemukan metode-metode yang
membantu siswa mengatasi kesulitan tersebut. Salah satunya dengan metode
pelatihan senam otak (Brain Gym). Pelatihan senam otak dianggap sangat
efektif untuk meningkatkan kecerdasan otak terutama dalam kemampuan
matematika (Rentschler, 2007). Dari hasil penelitian Twomey (2002)
membuktikan bahwa metode senam otak efektif dalam meningkatkan
kemampuan matematika siswa. Senam otak sangat baik dilakukan pada awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
proses pembelajaran atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Hal ini dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran siswa sebelum
menjalani proses pembelajaran yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Senam otak adalah serangkaian latihan gerak yang sederhana untuk
memudahkan kegiatan belajar dan penyesuaian dengan tuntutan sehari-hari
(Dennison, 2009). Senam otak merupakan gagasan mengenai pemolaan ulang
neurologis untuk meningkatkan fungsi otak (Hyatt, 2007). Gerakan senam
otak dibuat untuk menstimulasi (Dimensi lateralitas), meringankan (Dimensi
Pemfokusan), atau merelaksasi (Dimensi Pemusatan) untuk memaksimalkan
kemampuan belajar siswa (Dennison, 2008).
Senam otak digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar
dengan menggunakan keseluruhan otak seperti yang dilakukan oleh siswa-
siswa Paul E. Denisson Ph.D. di Educational Kinesiology (Edu-K). Sehingga
senam otak dapat dijadikan solusi untuk menangani siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar matematika. Senam otak menjadi suatu alat bantu
pembelajaran yang sangat efektif (Dennison, 2009).
Penelitian dari Watson (2014), latihan senam otak dapat memberikan
pengaruh positif pada peningkatan daya ingat, peningkatan kemampuan
matematika, atensi, kewaspadaan dan kemampuan fungsi otak untuk
melakukan perencaaan, respon dan membuat keputusan. Para siswa di
Educational Kinesiology Foundation, California, USA melakukan gerakan-
gerakan senam untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan
menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri (Brain Gym® International,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Nussabaum (2010) menyatakan bahwa
pelatihan senam otak memudahkan kegiatan belajar, memperbaiki konsentrasi
belajar dan menguatkan motivasi belajar pada siswa. Senam otak juga
meningkatkan rasa percaya diri, membangun harga diri, rasa kebersamaan,
dan membuat siswa lebih mampu mengendalikan diri (Shamberg, 2009).
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan teori yang telah
dikemukakan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang efektivitas
pelatihan senam otak untuk meningkatkan kemampuan matematika pada
siswa sekolah dasar. Pelatihan senam otak diberikan kepada siswa kelas lima
sekolah dasar sebagai subjek. Penelitian ini menggunakan gerakan senam
otak yang terdiri dari gerakan pendahuluan atau PACE dan 6 kombinasi
gerakan senam otak yang disesuaikan untuk meningkatkan kemampuan
matematika.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan senam otak
terhadap peningkatan kemampuan matematika operasi hitung pecahan pada
siswa kelas V sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu psikologi
terutama dalam bidang psikologi perkembangan dan pendidikan,
khususnya mengenai manfaat pelatihan senam otak terhadap kemampuan
matematika.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan cara belajar
matematika siswa sekolah dasar dengan menggunakan pelatihan senam
otak yang berguna untuk meningkatkan kemampuan matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kemampuan Matematika
1. Pengertian Matematika
Matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau manthenein,
yang artinya mempelajari. Owens (2008) menjelaskan bahwa matematika
adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan
konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya dengan jumlah
yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan
geometri. Matematika juga salah satu disiplin ilmu untuk meningkatkan
kemampuan berpikir dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian
masalah sehari-hari serta memberikan dukungan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan lain dan teknologi (Sousa, 2008).
Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa pengertian
matematika merupakan ilmu tentang logika dan konsep-konsep yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari dan sangat penting dipelajari karena
dapat membantu meningkatkan siswa dalam mempelajari ilmu lain.
2. Kemampuan Matematika
Gozuyesil & Dikici (2014) menjelaskan bahwa kemampuan
berarti kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas
dalam suatu pekerjaan. Salah satu kemampuan yang perlu dimiliki
seseorang adalah kemampuan matematika. Menurut NCTM (1999),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
definisi kemampuan matematika adalah kemampuan untuk
mengeksplorasi, menduga dan berpikir secara logis untuk memecahkan
masalah matematika. Kemampuan matematika juga tentang
berkomunikasi melalui matematika dan menghubungkan ide-ide dalam
matematika dengan ilmu lainnya. Menurut Anthony & Walshaw (2009),
kemampuan matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam
menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat
matematika. Berbagai komponen kemampuan matematika adalah berfikir
logis, pemecahan masalah, ketajaman dalam melihat pola, pengenalan
konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab akibat
(Nelson, 2002).
Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa
kemampuan matematika seseorang dilihat dari berfikir secara logis,
mampu berkomunikasi melalu matematika, memahami dan menganalisis
pola angka-angka serta memecahkan masalah matematika dan
menerapkan ilmu matematika ke berbagai ilmu lainnya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Matematika
Slameto (2010) menyatakan bahwa kemampuan matematika
seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
A. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari diri pribadi
manusia yang membawa pengaruh terhadap hasil belajar matematika.
Faktor internal terbagi dua yaitu psikologi dan fisiologis.
1. Faktor Psikologis
a) Bakat dan Intelegensi
Faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya kemampuan
matematika seseorang adalah bakat dan minat. Bakat adalah
kemampuan tertentu yang dimiliki seseorang sebagai kecakapan
pembawaan. Intelegensi dapat diartikan sebagai kemampuan
bawaan pada diri seseorang (Slameto, 2010).
b) Minat
Minat adalah ketertarikan seseorang pada suatu hal. Minat
yang tinggi akan menghasilkan kemampuan belajar yang tinggi
pula, artinya bila siswa belajar dengan penuh minat akan
membantu pemusatan pikiran dan kegembiraan dalam belajar
(Slameto, 2010).
c) Motivasi
Motivasi adalah keinginan untuk memperbaiki kegagalan
dengan usaha yang baru, untuk mendapatkan rasa aman bila
menguasai pelajaran, ganjaran untuk hukuman, kebutuhan untuk
mendapatkan kehormatan dari masyarakat, kebutuhan kecintaan,
keinginan yang harus tercapai (Slameto, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
d) Emosional
Faktor emosi seperti rasa takut, benci atau bosan terhadap
bahan atau mata pelajaran mempengaruhi kemampuan siswa
dalam belajar. Sifat mudah putus asa didalam melakukan tugas,
kecemasan yang terus menerus dan sebagainya akan sangat
mempengaruhi prestasi belajar siswa (Slameto, 2010).
e) Ambisi dan Tekad
Ambisi dan tekad adalah tenaga yang sangat besar
potensialnya dalam diri seseorang. Biasanya seseorang yang
sangat berambisi dan mempunyai tekad yang kuat akan lebih
mudah bila dibandingkan dengan orang yang tidak berambisi
(Slameto, 2010).
2. Faktor Fisiologi
a) Kesehatan
Kesehatan jasmani berupa kesehatan badan fit, tubuh sehat dan
normal sedangkan kesehatan rohani berupa pikiran yang sehat dan
tenang (Slameto, 2010).
b) Keadaan Panca Indera
Panca indera merupakan bagian dari tubuh manusia yang
sangat vital dalam proses belajar mengajar, dengan panca indera
manusia bisa melakukan kegiatan baik kegiatan belajar maupun
kegiatan untuk melangsungkan kehidupan sehari-hari (Slameto,
2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah hal-hal atau situasi dari luar diri seseorang
yang dapat mempengaruhi kemampuan.
1. Faktor Keluarga
Faktor keluarga mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.
Orang tua dan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar
dan dominan seperti halnya pengaruh orang tua terhadap anak-
anaknya, cara orang tua mendidik, relasi antar anggota-anggota
keluarga, suasana keluarga dan keadaan ekonomi keluarga
(Slameto, 2010).
2. Faktor Sekolah dan Lembaga Pendidikan
a) Guru
Guru yang efektif adalah guru yang berhasil mencapai
kemampuan berdasarkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang dimiliki dalam proses belajar mengajar. Peran guru
diharapkan dapat mendukung kemampuan anak didik, sikap dan
penampilan serta memotivasi siswa, membangkitkan minat siswa
dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar (Slameto,
2010).
b) Metode Mengajar
Metode mengajar harus kreatif dan inovatif sehingga siswa
mampu belajar secara maksimal dan mengembangkan potensi diri
secara optimal. (Slameto, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
c) Kurikulum Sekolah
Kurikulum adalah sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa. Pelajaran yang telah tersusun dengan baik tentu proses
belajar mengajar akan dapat terlaksana dengan baik pula. Kegiatan
pembelajaran berupa penyajian bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran
(Slameto, 2010).
d) Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar sekolah memadai ikut mempengaruhi proses
belajar mengajar. Perlengkapan belajar tidak boleh diabaikan
karena dalam proses belajar mengajar membutuhkan peralatan
atau fasilitas pendidikan yang mencukupi yang dapat menunjang
proses belajar mengajar (Slameto, 2010).
4. Matematika di Sekolah Dasar
Pape (2003) menyatakan bahwa tujuan akhir pembelajaran
matematika di sekolah yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan
berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. Bodovski &
Farkas (2007) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di
sekolah dasar adalah memahami konsep matematika, menggunakan
penalaran pada pola dan sifat dalam menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika, memecahkan masalah dan merancang model matematika,
mengkomunikasikan gagasan matematika dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain. Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan untuk melatih dan
menumbuhkan cara berpikir siswa secara terampil dalam memahami
konsep matematika dan mampu menyelesaikan masalah matematika
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Hasil Belajar Matematika
Duman (2006) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami
aktivitas belajar. Hasil belajar dapat diamati dan diukur dalam bentuk
perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
pembelajar. Anderson & Krrathwohl (2001) menyatakan bahwa hasil
belajar dalam perilaku intelektual dicapai melalui tiga kategori ranah
antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Hasil belajar matematika dapat
diukur dengan suatu tes yang digunakan sebagai alat untuk evaluasi
pembelajaran dan mengukur kemampuan matematika siswa.
Pendapat-pendapat di atas memberi kesimpulan bahwa hasil
belajar matematika adalah tingkat keberhasilan atau kemampuan siswa
terhadap matematika setelah menempuh proses belajar mengajar yang
terlihat pada nilai yang diperoleh dari tes hasil belajarnya. Di mana hasil
belajar matematika siswa dapat diukur dengan menggunakan alat evaluasi
yaitu tes hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
B. Senam Otak (Brain Gym)
1. Pengertian Senam Otak (Brain Gym)
Senam otak (Brain Gym) merupakan latihan gerak sederhana yang
melibatkan beberapa titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-
saraf otak yang berfungsi untuk memudahkan pernafasan, memperlancar
peredaran darah, menyegarkan dan melemaskan otak (Dennison, 2006).
Senam otak (Brain Gym) dikenal sebagai pendekatan unik dalam
bidang pendidikan yang pertama kali diciptakan oleh Paul E. Dennison,
Ph. D. Senam otak (Brain Gym) adalah serangkaian gerak sederhana yang
menyenangkan dan digunakan oleh para siswa di educational kinesiologi
(Edu-K) untuk meningkatkan kemampuan belajar mereka dengan
menggunakan keseluruhan otak (Dennison, 2006).
2. Dimensi Otak
Dennison (2006) menjelaskan bahwa otak manusia seperti
halogram, terdiri dari tiga dimensi dengan bagian-bagian yang saling
berhubungan sebagai satu kesatuan. Tiap dimensi ini memiliki tugas
spesifik yang dalam aplikasi Senam otak (Brain Gym) dipakai istilah
Dimensi Lateralitas untuk belahan otak kiri dan kanan, Dimensi
Pemfokusan untuk bagian belakang otak (batang otak atau Brainstem) dan
bagian depan otak (Frontal Lobes), Dimensi Pemusatan untuk sistem
limbis (midbrain) dan otak besar (cerebral cortex).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a. Dimensi Lateralitas
Dimensi lateralitas mengintegrasikan belahan otak kiri dan otak
kanan. Dimensi lateralitas akan menjelaskan kegiatan yang berhubungan
dengan komunikasi. Mengingat otak sebagai pusat kegiatan tubuh yang
akan mengaktifkan seluruh organ dan sistem tubuh melalui pesan-pesan
yang disampaikan melewati serabut syaraf secara sadar maupun tidak
sadar. Hal ini menyebabkan belahan otak kiri akan aktif jika sisi kanan
tubuh digerakkan dan belahan otak kanan akan aktif jika sisi kiri tubuh
digerakkan. Sifat ini memungkinkan munculnya dominasi salah satu sisi
otak, maka diperlukan upaya untuk mengintegrasikan kedua sisi tubuh
(bilateral integration) agar kedua belahan otak bisa bekerjasama dengan
baik. Program Brain Gym memperkenalkan keterampilan yang berupa
gerakan-gerakan yang dapat menstimulasi koordinasi kedua belahan otak
dan mengintegrasikan dua sisi tubuh agar bekerja sama dengan baik.
Serangkaian gerakan tersebut dikenal sebagai gerakan “menyeberangi
garis tengah”. Keterampilan melakukan gerakan-gerakan ini merupakan
kemampuan dasar kesuksesan akademik dan sebaliknya ketidakmampuan
menyeberangi garis tengah mengakibatkan apa yang disebut
“ketidakmampuan belajar” atau “Disleksia” (Dennison, 2006).
b. Dimensi pemfokusan
Dimensi pemfokusan mengintegrasikan bagian belakang otak
(batang otak atau Brainsterm) dan bagian depan otak (Frontal Lobes).
Dimensi pemfokusan akan menjelaskan kegiatan yang terkait dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pemahaman. Hambatan yang terjadi pada bagian ini akan menyebabkan
seseorang mengalami ketidakmampuan mengekspresikan diri dengan
mudah dan ketidakmampuan ikut aktif dalam proses pembelajaran. Anak
yang mengalami kurang fokus (Underfocused) akan mengalami kesulitan
pemfokusan seperti “kurang perhatian”, “kurang pengertian”, dan
“telambat berbicara”. Anak yang mengalami fokus berlebih
(Overfocused) akan berusaha terlalu keras untuk fokus. Gerakan-gerakan
yang melepaskan hambatan fokus dikenal sebagai gerakan “meregangkan
otot” (Dennison, 2006)..
c. Dimensi pemusatan
Dimensi pemusatan mengintegrasikan sistem limbis (Midbrain)
dan otak besar (Cerebral Cortex). Dimensi Pemusatan menjelaskan
kegiatan yang terkait dengan pengorganisasian dan pengaturan. Jika
terjadi hambatan pada dimensi ini, orang akan mengalami “kurang
konsentrasi, kurang percaya diri, penakut, dan mengabaikan perasaan”.
Gerakan yang dapat membantu mengatasi hambatan ini adalah gerakan-
gerakan “meningkatkan energi”. Dengan melakukan gerakan-gerakan
meningkatkan energi maka hubungan elektrik dapat diaktifkan sehingga
jaringan jalur-jalur syaraf yang memberikan informasi dari badan ke otak
atau sebaliknya dapat berfungsi dengan baik. Selain itu, hubungan otak
bagian bawah (sistem limbis) untuk informasi emosional dengan otak
besar (Cerebral Cortex) tempat berpikir abstrak dapat diaktifkan
(Dennison, 2006)..
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Jenis-jenis Gerakan Senam Otak
Gerakan senam otak diciptakan oleh Paul E. Dennison. Jumlah
gerakannya ada 26 jenis gerakan. Gerakan tersebut dikelompokkan
menjadi 3 bagian berdasarkan dimensi-dimensi yang dimiliki otak yaitu
gerakan menyeberangi garis tengah untuk merangsang dimensi lateralitas,
gerakan meregangkan otot untuk merangsang dimensi pemfokusan, dan
gerakan meningkatkan energi untuk merangsang dimensi pemusatan
(Dennison, 2006).
Adapun pembagian jenis-jenis gerakan senam otak dapat
dijabarkan sebagai berikut:
a) Gerakan Menyeberangi Garis Tengah/ The Midline Movement
1. Gerakan Silang/ Cross Crawl
2. Gerakan 8 tidur/ Lazy 8s
3. Coretan ganda/ Double Doodle
4. Abjad 8/ Alphabet 8’s
5. Gajah/ The Elephant
6. Putaran leher/ Neck Rolls
7. Olengan pinggul/ The Rocker
8. Pernafasan perut/ Belly Breathing
9. Gerakan silang berbaring/ Cross Crawl Sit-Ups
10. Mengisi energi/ The Energizer
11. Membayangkan huruf X/ Think of an X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b) Gerakan Meregangkan Otot/ Lengthening Activities
1. Burung Hantu/ The Owl
2. Mengaktifkan Tangan/ Arm Activation
3. Lambaian Kaki / The Footflex
4. Pompa Betis/ The Calf Pump
5. Luncuran Gravitasi/ The Gravity Glider
6. Pasang Kuda-kuda/ Grounder
c) Gerakan Meningkatkan Energi/ Energy Exercises
1. Air/ Water
2. Saklar Otak/ Brain Buttons
3. Tombol Bumi/ Earth Buttons
4. Tombol Imbang/ Balance Buttons
5. Tombol Angkasa/ Space Buttons
6. Menguap Berenergi/ The Energy Yawn
7. Pasang Telinga/ The Thinking Cap
8. Kait Relaks/ Hook-ups
9. Titik Positif/ Positive Points
Senam otak dapat digunakan untuk meningkatkan berbagai
macam kemampuan seseorang. Setiap kemampuan tersebut ada gerakan
senam otak tersendiri. Oleh karena itu gerakan senam otak yang
digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan apa yang ingin dicapai.
Kemampuan yang bisa dirangsang dengan gerakan senam otak
diantaranya adalah kemampuan membaca, kemampuan berpikir,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kemampuan berhitung/matematika, kemampuan menulis, kemampuan
kesadaran diri (Koester, 2000).
Gerakan senam otak yang digunakan untuk merangsang
kemampuan matematika yaitu :
a. Gerakan pembukaan
Berdasarkan pada pemikiran bahwa dalam melakukan aktivitas
belajar, perlu adanya suatu persiapan, menurut Dennison (2006) para
siswa perlu dipersiapkan dengan PACE. PACE dalam artian kata
Positive, Active, Clear dan Energetic, merupakan empat keadaan yang
diperlukan untuk belajar mandiri dengan menggunakan keseluruhan
otak agar belajar menjadi optimal. Gerakan PACE adalah sebagai
berikut:
1) Positif: Gerakan Kait Rileks/ Hooks-up
Gerakan ini menghubungkan rangkaian listrik yang ada
dalam tubuh untuk membuat perhatian dan energi yang tidak
beraturan menjadi fokus. Pikiran dan tubuh menjadi rileks saat
energi mengaliri daerah tubuh yang tadinya mengalami
ketegangan (Dennison, 2006).
2) Aktif: Gerakan Silang/ Cross Crawl
Dalam melakukan gerakan ini, siswa menggerakkan
tangan dan kaki secara bersamaan, dengan syarat kaki kiri
berpasangan dengan tangan kanan dan kaki kanan berpasangan
dengan tangan kiri. Pada intinya terjadi persilangan antara tubuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sebelah kiri dan tubuh sebelah kanan. Gerakan ini akan
mengaktifkan hubungan antara belahan otak kiri dan belahan otak
kanan (Dennison, 2006).
3) Clear: Tombol Otak/ Brain Button
Gerakan ini akan mengaktifkan otak agar mengirimkan
sinyal dari belahan otak kanan ke tubuh sebelah kiri dan dari
belahan otak kiri ke tubuh sebelah kanan. Gerakan ini juga
membuat otak menerima oksigen dalam jumlah yang meningkat
dan terjadi peningkatan aliran energi elektromagnetik (Dennison,
2006).
4) Energetis: Air/ Water
Minum air merupakan gerakan untuk mengawali kegiatan
belajar. Gerakan ini dilakukan karena air sebagai media
penghantar yang meningkatkan potensi listrik melalui membran
sel dan yang paling dibutuhkan untuk menjamin fungsi jaringan
syaraf. Dengan minum air, para siswa cukup berenergi untuk
belajar, mengingat semua aktivitas tubuh memerlukan air
(Dennison, 2006).
b. Gerakan inti
Dalam penelitian ini gerakan-gerakan yang dipakai oleh
peneliti, yaitu gerakan-gerakan yang berfungsi untuk mengaktifkan
otak dalam meningkatkan kemampuan matematis. Gerakan-gerakan
tersebut adalah gerakan yang dapat menunjang kemampuan bekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dalam media yang multidimensi dan multiarah. Kemampuan
matematis lebih mudah diterima siswa yang memiliki pengertian
tentang bangun, ruang, massa, jumlah dan hubungan (Dennison,
2006). Fungsi dan praktek masing-masing gerakan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Gerakan Gajah (The Elephant)
Gerakan ini bertujuan untuk mengaktifkan bagian dalam
telinga sehingga meningkatkan keseimbangan dan meningkatkan
daya ingat (mengingat secara berurutan, seperti dalam
matematika). Selain itu, gerakan ini juga untuk mengintegrasikan
kemampuan mendengar dengan kedua telinga. Gerakan ini
mampu melemaskan otot leher yang kaku, yang sering terjadi
akibat reaksi tubuh terhadap suara atau karena gerakan bibir yang
berlebihan saat membaca dalam hati. Dalam gerakan gajah, tubuh
kepala, lengan dan tangan bekerja sama dalam satu kesatuan
dengan fokus mata melewati posisi tangan, dan seluruh tubuh
bergerak (Dennison, 2006).
2) Gerakan Burung Hantu (The Owl)
Gerakan burung hantu dapat meningkatkan keterampilan
penglihatan, pendengaran, konsentrasi, daya ingat dan
kemampuan berhitung. Gerakan ini dapat melepaskan ketegangan
otot leher, tengkuk dan bahu yang timbul karena stress, khususnya
ketika melakukan keterampilan dengan jarak pandang dekat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
seperti membaca, menulis, berhitung matematika dan tugas
komputer (Dennison, 2006).
3) Pompa Betis (The Calf Pump)
Gerakan pompa betis adalah suatu gerakan yang digunakan
untuk mengembalikan panjang alamiah dari tendon dan tungkai
bawah. Pada saat merasakan bahaya, tendon memendek untuk
menyiapkan gerakan lari dengan menekan tumit ke bawah dan
memperpanjang tendon betis, refleks rasa takut ini dilepaskan dan
otot akan kembali ke ketegangan normal. Gerakan pompa betis
mengaktifkan otak belakang dan otak depan untuk membantu
siswa lebih semangat dalam belajar dan bergerak, meningkatkan
kemampuan berkomunikasi dan memberikan tanggapan serta
meningkatkan kemampuan menuntaskan suatu tugas (Dennison,
2006).
4) Putaran Leher (Neck Rolls)
Gerakan putaran leher menunjang relaksnya tengkuk dan
leher dan melepaskan ketegangan yang disebabkan oleh
ketidakmampuan menyeberangi garis tengah visual atau untuk
bekerja dalam bidang tengah. Bila gerakan ini dilakukan sebelum
membaca dan menulis, akan memacu kemampuan penglihatan
dengan kedua mata dan pendengaran dengan kedua telinga secara
bersamaan (Dennison, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5) Luncuran Gravitasi (The Gravity Glider).
Gerakan luncuran gravitasi merupakan gerakan untuk
mengembalikan keadaan alamiah dari pinggul dan sekitarnya
(Pelvis). Gerakan ini menggunakan gravitasi untuk melepaskan
ketegangan di pinggul dan Pelvis, agar dapat menemukan sikap
tubuh duduk dan berdiri yang nyaman. Gerakan luncuran gravitasi
mengaktifkan otak untuk meningkatkan keseimbangan, koordinasi
dan penglihatan. Gerakan ini juga akan menunjang kemampuan
akademik untuk pemikiran abstrak, berhitung dengan mencongak
serta memudahkan pemahaman waktu membaca (Dennison,
2006).
6) Coretan Ganda (Double Doodle)
Coretan ganda adalah kegiatan menggambar di kedua sisi
tubuh yang dilakukan pada bidang tengah dengan kedua tangan.
Ketika telah merasakan perbedaan antara kiri dan kanan, maka
saat menggambar dan menulis otak dapat menempatkan dirinya di
pusat sehingga gerakan ke luar atau ke dalam, ke atas atau ke
bawah selalu dihubungkan dengan pusat otak. Gerakan coretan
ganda mengaktifkan otak untuk koordinasi mata dan tangan di
semua bidang penglihatan. Gerakan ini akan menunjang
kemampuan akademik dalam hal menulis, mengeja, dan
menghitung (Dennison, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
C. Pengaruh Senam Otak Terhadap Kemampuan Matematika
Senam otak merupakan latihan gerak sederhana yang melibatkan
beberapa titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-saraf otak yang
berfungsi untuk memudahkan pernafasan, memperlancar peredaran darah,
menyegarkan dan melemaskan otak serta serangkaian gerakan tubuh yang
sederhana yang digunakan untuk memadukan semua bagian otak untuk
meningkatkan kemampuan belajar, membangun harga diri dan rasa
kebersamaan (Dennison, 2009). Senam otak ditujukan untuk
menyeimbangkan kinerja otak kiri dan kanan secara bersama-sama sehingga
memunculkan dan mengoptimalkan output dari perlakuan yang diberikan.
Kemampuan matematika dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam
menghitung, mengukur, dan menyelesaikan hal-hal yang bersifat matematika
(Anthony & Walshaw, 2009). Berbagai komponen kemampuan matematika
adalah berfikir logis, pemecahan masalah, ketajaman dalam melihat pola,
pengenalan konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab akibat
(Nelson, 2002).
Matematika adalah pelajaran yang membutuhkan cara berpikir logis
sehingga diperlukan kemampuan otak kanan dan otak kiri secara seimbang.
Senam otak dapat membantu siswa menyeimbangkan fungsi otak kanan dan
otak kiri agar dapat seimbang dan terintegrasi dengan lebih baik. Kaitan
antara kemampuan matematika dan senam otak adalah senam otak
merupakan metode untuk membantu siswa memaksimalkan fungsi otak
dalam mengasah kemampuan matematika siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
D. Siswa Sekolah Dasar
1. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Siswa merupakan anak yang sedang mengalami masa
perkembangan. Dalam setiap tahap perkembangan usianya, anak memiliki
karakteristik yang berbeda-beda (Hurlock, 2006). Dengan menyesuaikan
karakteristik siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat
meningkatkan kecerdasan sesuai dengan potensi yang ada pada diri siswa.
Piaget (2010) berpendapat bahwa perkembangan anak terbagi
menjadi empat tahap yaitu: (1) tahap Sensorimotor (0-2 tahun), (2) tahap
Preoperational (2-7 tahun), (3) tahap Concrete Operational (7-11 tahun),
dan (4) tahap Formal Operational (11-15 tahun). Usia anak SD termasuk
dalam tahap Concrete Operational atau operasional konkret (7-11 tahun).
Tahap operasional konkret menurut Piaget (2010) memiliki
beberapa proses penting sebagai berikut :
a. Pengurutan yaitu kemampuan untuk mengurutkan objek menurut
ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
b. Klasifikasi yaitu kemampuan untuk memberi nama dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya,
atau karakteristik lain.
c. Decentering yaitu anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari
suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya.
d. Reversibility yaitu anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-
benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
e. Konservasi yaitu memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah
benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan
dari objek atau benda-benda tersebut.
f. Penghilangan sifat Egosentrisme yaitu kemampuan untuk melihat
sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir
dengan cara yang salah).
Yusuf (2012) menyatakan bahwa karakteristik siswa kelas V SD
yang berusia antara 10-11 tahun yaitu: (1) berada pada tahap operasional
konkret yang berarti proses belajar terbentuk dari hal-hal yang dapat
dilihat, didengar, diraba, dan diotak-atik, serta memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar sehingga siswa mampu berpikir secara logis dan
objektif, (2) memiliki rasa ingin tahu serta keinginan belajar yang tinggi,
(3) mampu berpendapat dan memberikan penilaian, (4) memandang
segala yang dipelajari secara utuh dan terpadu, (5) berkembang secara
bertahap dari hal sederhana ke hal yang lebih kompleks.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian menyatakan senam otak berpengaruh pada
peningkatan kemampuan matematika diantara siswa kelas V (Lima) SD.
Kemampuan matematika pada siswa kelas V (Lima) SD dengan pelatihan
senam otak lebih meningkat secara signifikan dibandingkan dengan
kemampuan matematika pada siswa kelas V (Lima) SD tanpa pelatihan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk melihat pengaruh perlakuan tertentu pada kelompok
eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan (Creswell,
2008). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuasi eksperimen yang
merupakan model eksperimen semu yang melakukan controlling terhadap
variabel-variabel eksperimental. Desain kuasi eksperimen telah banyak
digunakan dalam penelitian psikologi karena desain ini direkomendasikan
dalam melakukan penelitian terhadap manusia (Marliani, 2013).
B. Identifikasi Variabel
Variabel Bebas : Pelatihan Senam Otak
Varabel Tergantung : Kemampuan Matematika
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Senam otak adalah latihan gerak tubuh yang melibatkan beberapa
titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-saraf otak, berfungsi
untuk memudahkan pernapasan, memperlancar peredaran darah,
menyegarkan dan melemaskan otak (Dennison, 2008). Dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
memudahkan dan membantu kegiatan belajar, hambatan berpikir,
membangun harga diri, mengurangi stres, rasa kebersamaan dan
sebagainya. Dalam pelatihan ini, perlakuan senam otak diberikan sesuai
dengan gerakan-gerakan khusus untuk meningkatkan kemampuan
matematika (Saklar Otak, Kait Rileks, Gerakan Silang, Minum air,
Coretan Ganda, Pompa Betis, Gajah, Putaran Leher, Luncuran Gravitasi
dan Burung Hantu).
2. Variabel Terikat
Kemampuan Matematika adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk memahami ide-ide dan menyelesaikan persoalan
matematis yang meliputi penjumlahan, pengurangan, pengukuran serta
hal-hal tentang matematika (Anthony & Walshaw, 2009). Dalam
penelitian ini, tes kemampuan matematika disesuaikan dengan materi
pembelajaran matematika yang telah diterima siswa kelas V (lima) saat di
sekolah.
3. Pengendalian Eksperimen
a. Waktu Pelaksanaan Pelatihan
Pelatihan senam otak dilakukan selama 10 hari berturut-turut.
Pelatihan dilakukan pada pagi hari sebelum dimulai pelajaran pertama.
Hal ini dilakukan agar siswa mampu mengikuti kegiatan dalam kondisi
yang masih segar dan tidak akan menganggu kegiatan belajar mengajar di
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Tempat Pelaksanaan Pelatihan
Pelaksanaan senam otak dilakukan di ruang kelas tempat siswa
melakukan proses belajar mengajar.
c. Pemilihan Instruktur
Instuktur pelatihan senam otak adalah peneliti sendiri. Hal ini
dilakukan agar peneliti dapat melakukan observasi secara langsung
terhadap subjek dan memberikan arahan yang tepat sesuai dengan tujuan
penelitian tersebut.
d. Jenis Instrumen Eksperimen
Instrumen eksperimen yang digunakan untuk mengukur
kemampuan matematika adalah tes matematika. Instrumen ini dibuat
dengan bantuan guru matematika yang mengajar subjek dan disesuaikan
dengan tingkat kemampuan pembelajaran subjek yang telah diterima
selama belajar matematika di sekolah. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kesalahan pengujian materi matematika bagi subjek. Tes
matematika ini telah disesuaikan dengan materi pelajaran matematika
yang telah dipelajari oleh subjek.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VB dan VC di SD
Negeri 18 Muara Enim. Subjek penelitian berjumlah 72 orang siswa. Subjek
kemudian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu siswa kelas VB berjumlah 36
orang sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VC berjumlah 36 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
sebagai kelompok kontrol.
Pemilihan subjek penelitian yang merupakan siswa kelas V (lima)
yang berusia 10-11 tahun dikarenakan pada usia tersebut siswa akan lebih
mudah memahami instruksi dan gerakan senam otak.
Subjek penelitian dipilih melalui metode purposive sampling. Sesuai
dengan metode ini, maka sampel subjek yang digunakan harus memenuhi
kriteria yaitu siswa yang duduk di kelas V (lima) SD dengan rentang usia 10-
11 tahun.
E. Desain Eksperimen
Desain penelitian kuasi eksperimen ini adalah “Non-Randomized Pre-
Test and Post-Test Control Group Design”. Desain ini merupakan desain
eksperimen yang dilakukan dengan pre-test sebelum perlakuan dan kemudian
dilakukan post-test sesudah perlakuan diberikan. Desain ini memiliki
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, namun penentuan sampelnya
tidak dilakukan secara random (Latipun, 2008).
(KE) O1 X O2
(KK) O1 -X O2
Gambar 1. Rancangan Penelitian
Keterangan:
KE : Kelompok Eksperimen
KK : Kelompok Kontrol
O1 : tes sebelum perlakuan (pre-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
O2 : tes sesudah perlakuan (post-test)
X : Treatment (perlakuan)
-X : Tidak ada Treatment
F. Instrumen Penelitian dan Metode Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan matematika yang
terdiri dari 40 soal dengan materi soal operasi hitung pecahan. Instrumen tes
ini berbentuk tes isian singkat. Tes kemampuan matematika dibuat oleh
peneliti berdasarkan materi yang telah dipelajari oleh subjek. Namun, tes
matematika ini belum mengalami uji coba berkali-kali. Peneliti melakukan try
out untuk menentukan validitas dan realibilitas tes tersebut sebelum
diterapkan kepada subjek penelitian.
Instrumen eksperimen yang diberikan berupa tes kemampuan
matematika ini akan diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sebagai pre-test dan post-test. Tes matematika yang diberikan akan
memiliki soal yang sama pada saat pre-test dan post-test sehingga hasilnya
dapat dibandingkan. Pre-test digunakan sebagai informasi kemampuan awal
subjek sebelum diberi perlakuan senam otak sedangkan post-test digunakan
untuk mengukur kemampuan subjek setelah diberikan perlakuan. Hasil dari
pre-test dan post-test ini untuk melihat apakah pelatihan senam otak ini
memberikan pengaruh bagi kemampuan matematika subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 1.
Blue Print Tes Kemampuan Matematika Siswa kelas V Sekolah Dasar
NO. STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR
INDIKATOR SOAL
1. Operasi hitung
pecahan
1) Penjumlahan
pecahan
a) Penjumlahan dua
pecahan berpenyebut
sama
1)
2)
b) Penjumlahan dua
pecahan berpenyebut
tidak sama
3)
4)
5)
6)
7)
8)
c) Penjumlahan tiga
pecahan berurutan
9)
10)
2) Pengurangan
pecahan
a) Pengurangan dua
pecahan berpenyebut
sama
1)
2)
b) Pengurangan dua
pecahan berpenyebut
tidak sama
3)
4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5)
6)
7)
8)
c) Pengurangan tiga
pecahan berurutan
9)
10)
3) Perkalian
pecahan
a) Perkalian dua pecahan
biasa
1)
2)
b) Perkalian pecahan
campuran
3)
4)
5)
6)
7)
8)
c) Perkalian tiga bilangan
pecahan berurutan
9)
10)
4) Pembagian
pecahan
a) Pembagian dua
pecahan biasa
1)
2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b) Pembagian dua
pecahan campuran
3)
4)
5)
6)
7)
8)
c) Pembagian tiga
bilangan pecahan
berurutan
9)
10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Prosedur Penelitian
Prosedur dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
a. Mengadakan observasi ke sekolah tempat subjek penelitian.
b. Meminta surat permohonan izin kepada pihak Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma untuk melakukan penelitian.
c. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah.
d. Setelah disetujui untuk melakukan penelitian, peneliti berkonsultasi
dengan guru matematika yang mengajar subjek penelitian. Hal ini
dilakukan untuk membantu peneliti dalam pembuatan soal tes
kemampuan matematika.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Peneliti melakukan rapport kepada subjek penelitian.
b. Peneliti melakukan kesepakatan jadwal pelaksanaan pelatihan senam
otak dengan kelompok eksperimen.
c. Peneliti memberikan tes kemampuan matematika sebagai pre-test
kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
d. Peneliti memberikan pelatihan senam otak 10 hari berturut-turut
kepada kelompok eksperimen yang terdiri dari :
1. Gerakan PACE yaitu Positif (kait relaks), Aktif (gerakan silang),
Clear (saklar otak) dan Energetis (minum air).
2. Gerakan Gajah (The Elephant)
3. Gerakan Burung Hantu (The Owl)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Gerakan Pompa Betis (The Calf Pump)
5. Gerakan Putaran Leher (Neck Rolls)
6. Gerakan Luncuran Gravitasi (The Gravity Glider)
7. Gerakan Coretan Ganda (Double Doodle)
3. Akhir Penelitian
a. Peneliti memberikan tes kemampuan matematika sebagai post-test
kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
F. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah suatu metode atau cara yang ditempuh
untuk mengolah data yang sudah terkumpul sehingga memperoleh suatu
kesimpulan dalam penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
dianalisis dengan menggunakan metode uji hipotesis secara analisis statistik
independent sample/uncorrelated data t-test untuk gain score. Analisis
dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistic Program for Social
Science) versi 22 for windows.
Analisis data penelitian ini dengan menggunakan data subjek yang
sesuai dengan kriteria penelitian yaitu subjek merupakan siswa kelas V (lima)
SD dan berusia 10-11 tahun yang selalu hadir mengikuti pelatihan senam
otak, dan subjek telah mengikuti pre-test dan post-test.
Data gain score adalah skor hasil post-test dikurangi dengan hasil pre-
test setiap subjek. Skor yang diperoleh merupakan peningkatan atau
penurunan kemampuan matematika tergantung akibat dari perlakuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
diberikan. Skor gain score dianalisis dengan uji asumsi terlebih dahulu
seperti uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas digunakan untuk
mengetahui distribusi data variabel yang digunakan dalam penelitian. Data
yang digunakan dalam penelitian adalah data yang berdistribusi normal. Uji
homogenitas digunakan untuk membandingkan kesamaan varian pada data
sebelum dan sesudah perlakuan. Setelah uji asumsi, data diuji hipotesis
dengan menggunakan independent sample t-test. Jika uji hipotesis penelitian
menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05) maka hipotesis penelitian
diterima (Saifuddin, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pilot Study
Pilot study merupakan uji coba penelitian dalam skala kecil yang
dilakukan sebelum penelitian sebenarnya dilaksanakan. Pilot study
dilaksanakan di SD Negeri Minomartani I karena jumlah siswa-siswi kelas
lima di SD tersebut lebih kecil daripada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, yaitu berjumlah 21 orang. Pilot study dilaksanakan untuk
mengidentifikasi kesalahan atau gangguan yang terjadi dalam pelaksanaan
penelitian serta agar rencana penelitian berjalan dengan baik dan lancar. Pilot
study ini meliputi pengujian terhadap prosedur penelitian, perlakuan, dan
pengukuran variabel tergantung (Seniati et al, 2005).
Pilot study dilaksanakan pada tanggal 25 April – 4 Mei 2016 selama
10 hari berturut-turut. Berdasarkan pilot study, terdapat perbedaan yang
signifikan dari hasil pre-test dan post-test subjek. Dari perhitungan statistik,
diperoleh nilai t untuk pre-test dan post-test kelompok pilot study sebesar
5,227 dengan p = 0,000 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan
senam otak berpengaruh pada peningkatan kemampuan matematika subjek
kelompok pilot study.
Peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian pada kelompok
pilot study. Proses diskriminasi item tes dilakukan untuk menentukan soal tes
mana yang baik dan mana yang tidak baik. Peneliti menemukan terdapat 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
item soal yang tidak baik. Peneliti memperbaiki beberapa item soal yang
tidak baik dan diganti dengan bentuk soal yang baik berdasarkan data dari
hasil diskriminasi item tes. Peneliti juga mempersiapkan beberapa materi ice
breaking karena hasil observasi selama pilot study beberapa siswa terlihat
bosan mengikuti gerakan senam otak yang terus berulang-ulang.
B. Persiapan Penelitian
1. Perizinan Penelitian
Peneliti memohon izin kepada kepala sekolah SD Negeri 18
Muara Enim untuk melakukan penelitian dengan subjek siswa kelas VB
dan VC.
2. Persiapan Subjek
Subjek yang dipilih adalah siswa kelas V (lima) dan berusia 10 -
11 tahun. Pemilihan ini dilakukan berdasarkan pertimbangan
perkembangan kognitif, kemampuan memahami instruksi, dan
kemampuan siswa untuk dapat diajak bekerjasama.
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Pre-Test
Pre-test pada kelompok eksperimen dan kontrol berlangsung pada
waktu yang sama di ruang kelas lima SD Negeri 18 Muara Enim pada
hari Kamis tanggal 19 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40 WIB. Pre-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kelompok ekperimen dan kontrol masing-masing diikuti oleh 36 siswa.
Waktu pengerjaan pre-test adalah 70 menit.
2. Pelatihan Senam Otak
Pelatihan senam otak berlangsung selama 10 hari berturut-turut
pada pagi hari. Latihan berlangsung dari tanggal 19 Mei 2016 dan
berakhir pada 28 Mei 2016. Instruktur pelatihan senam otak adalah
peneliti itu sendiri. Pelatihan senam otak meliputi 10 gerakan yang terdiri
dari 4 gerakan PACE dan 6 gerakan yang telah dipilih untuk
meningkatkan kemampuan matematika (lihat lampiran C).
Pelatihan senam otak dilakukan pada kelompok eksperimen secara
terus-menerus di ruang kelas VB dan dilaksanakan setiap pagi hari pukul
07.30 – 08.00 WIB termasuk hari minggu.
Secara umum, senam otak dapat diikuti oleh anak dengan serius.
Pada awal latihan, waktu pelatihan cukup panjang karena siswa masih
mengenal dan menyesuaikan diri dnegan gerakan-gerakan senam otak dan
teknik pernapasan yang relaks. Beberapa anak mengalami kesulitan untuk
melakukan gerakan tertentu. Siswa dapat mengikuti pelatihan dengan
lancar mulai hari ketiga. Beberapa anak menunjukkan kebosanan dalam
melakukan gerakan senam otak ketika memasuki hari keempat, tetapi
mereka berusaha untuk tetap mengikuti pelatihan dengan serius.
3. Post-Test
Post-test diikuti oleh 36 siswa kelompok eksperimen dan 36 siswa
kelompok kontrol. Post-test berlangsung di ruang kelas lima SD Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
18 Muara Enim pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40
WIB. Waktu pengerjaan post-test adalah 70 menit. Post-test berlangsung
setelah para siswa kelompok eksperimen mengikuti pelatihan senam otak
selama 20 menit dan beristirahat selama 10 menit.
D. Hasil Penelitian
1. Data Deskriptif Penelitian
Nilai rerata (mean) dan jumlah subjek (N) pada masing-masing
kelompok penelitian ditunjukkan dengan table berikut ini :
Tabel 2.
Tabel Data Deskriptif Penelitian
No Keterangan Kelompok Subjek N Mean Standard
Deviasi
1 Pre-test Kelompok Eksperimen 36 18.14 4.691
Kelompok Kontrol 36 18.89 5.209
2 Post-test Kelompok Eksperimen 36 25.14 6.397
Kelompok Kontrol 36 18.94 4.980
3 Gain Score Kelompok Eksperimen 36 7.00 3.439
Kelompok Kontrol 36 0.19 1.348
2. Proses Analisis Data
Hasil dari proses analisis data (lihat lampiran H) adalah sebagai berikut :
a. Skor hasil pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tidak berbeda secara signifikan. Dari perhitungan statistik, diperoleh
nilai t untuk pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebesar 0,642 dengan p=0,523 (p>0,05). Hasil ini menunjukan bahwa
kondisi awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Skor hasil pre-test dan post-test kelompok kontrol tidak berbeda. Dari
perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk pre-test dan post-test
kelompok kontrol sebesar 0,247 dengan p=0,807 (p<0,05). Hasil ini
menunjukan bahwa hasil pre-test dan post-test dari kelompok kontrol
sama tidak ada perbedaan signifikan.
c. Skor hasil pre-test dan post-test kelompok eksperimen berbeda secara
signifikan. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t untuk pre-test
dan post-test kelompok eksperimen sebesar 12,212 dengan p=0,000
(p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak
berpengaruh pada peningkatan kemampuan matematika.
d. Skor hasil post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
berbeda secara signifikan. Dari perhitungan statistik, diperoleh nilai t
untuk post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar
4,585 dengan p=0,00 (p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa adanya
perbedaan secara signifikan antara kelompok eksperimen yang
menerima perlakuan berupa pelatihan senam otak dengan kelompok
kontrol yang tidak menerima perlakuaan.
3. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik
Kolmogorov-Smimov one sample. Uji normalitas ini bertujuan untuk
mengetahui apakah data dari populasi berdistribusi normal. Uji normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ini dilakukan pada kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan
data gain score.
Tabel 3.
Tabel Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok
Eksperimen
Kelompok
Kontrol
N 36 36
Normal
Parametersa
Mean 7.00 .19
Std.
Deviation 3.439 1.348
Most Extreme
Differences
Absolute .167 .220
Positive .167 .141
Negative -.108 -.220
Kolmogorov-Smirnov Z 1.000 1.323
Asymp. Sig. (2-tailed) .270 .060
a. Test distribution is Normal.
Uji Kolmogorov-Smimov one sample data gain score pada
kelompok eksperimen menghasilkan nilai z sebesar 1,00 dengan p=0,270
(p>0,05). Uji Kolmogorov-Smimov one sample data gain score pada
kelompok kontrol menghasilkan nilai z sebesar 1,323 dengan p=0,060
(p>0,05). Berdasarkan uji normalitas tersebut, data dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol merupakan data yang berdistribusi
normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Uji Homogenitas
Tabel 4.
Tabel Uji Homogenitas
Levene's Test for Equality of
Variances
F Sig.
21.298 .000
Hasil pengujian Levene test pada gain score menghasilkan nilai F
sebesar 21,298 dengan signifikansi 0,000 (sig F<0,05). Dapat disimpulkan
bahwa varian gain score pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak identik atau homogen. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan skor gain score yang cukup besar antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4. Uji Hipotesis
Tabel 5.
Tabel Uji Hipotesis
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differ
-ence
Std.
Error
Differ
-ence
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Gain
score
Equal
variances
assumed
11.053 70 .000 6.806 .616 5.578 8.034
Equal
variances
not assumed
11.053 45.512 .000 6.806 .616 5.566 8.045
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda atau uji t
untuk data dari seluruh subjek. Uji t pada gain score menghasilkan nilai t
sebesar 11,053 dengan p=0,00 (p<0,05).
Hasil dari uji t pada gain score tersebut menunjukan bahwa nilai t
signifikan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima.
Hasil tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan antara
peningkatan kemampuan matematika antara kelompok eksperimen yang
mendapatkan pelatihan senam otak dan kelompok kontrol yang tidak
mendapatkan pelatihan senam otak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
pelatihan senam otak efektif untuk meningkatkan kemampuan
matematika pada siswa sekolah dasar. Adapun hipotesis dalam penelitian
ini adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
1. H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
matematika siswa yang mendapat pelatihan senam otak dengan
kemampuan matematika siswa yang tidak diberi pelatihan senam otak.
2. Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan
matematika siswa yang mendapat pelatihan senam otak dengan
kemampuan matematika siswa yang tidak diberi pelatihan senam otak.
E. Pembahasan
Hasil uji t terhadap nilai gain score antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,00). Hasil ini
menegaskan bahwa senam otak berpengaruh untuk meningkatkan
kemampuan matematika siswa sekolah dasar.
Gerakan-gerakan senam otak mampu mengaktifkan dan
menyeimbangkan ketiga dimensi otak sebagai fungsi kognitif manusia
sehingga siswa lebih mudah menerima proses belajar terutama pada pelajaran
matematika (Dennison, 2006). Dalam penelitian ini menggunakan gerakan
PACE dan 6 gerakan untuk meningkatkan kemampuan matematika (lihat
lampiran C).
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan
kemampuan matematika kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada
hasil post-test. Pelatihan senam otak yang diberikan kepada kelompok
eksperimen mampu meningkatkan fungsi otak dan menyeimbangkan otak
kanan dan otak kiri sehingga adanya peningkatan pada kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
matematika siswa. Pada siswa kelompok kontrol yang tidak menerima
pelatihan senam otak tidak memiliki peningkatan kemampuan matematika.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kristian (2012) memiliki
hasil yang sama dengan penelitian ini. Namun, peneliti sebelumnya
menggunakan senam otak untuk meningkatkan ingatan jangka pendek. Hasil
penelitian sebelumnya menyatakan bahwa senam otak berpengaruh terhadap
peningkatan muatan ingatan jangka pendek pada anak akhir. Peneliti tersebut
memberikan pelatihan senam otak selama 10 hari berturut-turut pada
kelompok eksperimen. Kombinasi gerakan yang digunakan adalah langkah
pembukaan (PACE) dan gerakan untuk meningkatkan ingatan jangka pendek
yaitu olengan pinggul, pengisi energi, menguap energi, luncuran gravitasi,
tombol imbang dan tombol bumi.
Keefektivitasan pelatihan senam otak terhadap kemampuan
matematika dalam penelitian ini didukung oleh beberapa hal, antara lain :
pertama, pelatihan senam otak dilakukan selama 10 hari berturut-turut. Waktu
10 hari tersebut merupakan waktu minimal untuk mengevaluasi dampak
senam otak (Dennison, 2004 dalam Irwandy, 2007). Pelatihan yang dilakukan
secara berturut-turut dan rutin dapat memberikan dampak positif yaitu senam
otak meningkatkan kognitif siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah
(Dennison, 2006). Pelatihan senam otak dilakukan pada pagi hari sebelum
anak menerima pelajaran. Hal ini dilakukan untuk membuat siswa menjadi
relaks dan lebih fokus dalam menerima materi pembelajaran di sekolah
(Donczik & Bocker, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kedua, instruktur pelatihan senam otak dalam penelitian ini adalah
peneliti itu sendiri. Peneliti awalnya membangun rapport kepada siswa saat
dilakukan observasi penelitian. Carpenter (2005) menjelaskan bahwa hal ini
penting dilakukan untuk melihat kondisi seluruh siswa dan beradaptasi
dengan lingkungan kelas. Dalam penelitian ini, ruangan tempat pelatihan
senam otak selalu dilaksanakan di ruang kelas kelompok eksperimen.
Instruktur telah mempelajari dan berlatih gerakan senam otak sesuai dengan
panduan pelatihan senam otak yang telah terstandarisasi (Dennison, 2009).
Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pemberian instruksi saat
penelitian.
Ketiga, Bengtson & Perry (2005) mengatakan bahwa interaksi yang
baik antara instruktur dan siswa membuat siswa menjadi lebih aktif dan
mampu mengikuti pelatihan senam otak dengan baik. Pada awal pelatihan,
siswa dengan cepat beradaptasi dan belajar gerakan-gerakan senam otak.
Peneliti sebagai instruktur membantu anak yang kesulitan mengikuti gerakan
senam otak. Namun, gerakan senam otak yang berulang menimbulkan
kebosanan pada beberapa siswa. Peneliti mengatasi rasa bosan dengan
memberikan beberapa metode ice breaking sebelum pelaksanaan senam otak.
Keempat, Willis (2007) menjelaskan bahwa para siswa harus
diberikan petunjuk pelaksanaan yang jelas sebelum diberikan tes. Petunjuk
pelaksanaan dijelaskan sesaat sebelum tes matematika diberikan kepada siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti memberikan
kesempatan bertanya jika petunjuk pelaksanaan belum jelas. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dilakukan untuk menghindari kebingungan yang terjadi pada siswa dalam
pengerjaan tes matematika. Petunjuk pelaksanaan tersebut dibuat secara
tertulis (lihat lampiran A). Tidak ada perbedaan pemberian petunjuk
pelaksanaan yang diberikan saat pre-test maupun post-test.
Kelima, instrument yang digunakan adalah tes soal matematika
sebanyak 40 soal. Soal-soal ini merupakan materi yang sudah dipelajari oleh
siswa kelas lima SD. Tes soal matematika ini sudah terstandarisasi dan
disesuaikan dengan buku yang digunakan oleh para siswa. Soal-soal berupa
materi tentang operasi hitung pecahan terdiri dari penjumlahan pecahan,
pengurangan pecahan, perkalian pecahan dan pembagian pecahan (lihat
lampiran B).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak
meningkatkan kemampuan matematika siswa sekolah dasar secara signifikan.
F. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian
Penelitian ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penelitian
ini adalah penelitian ini dilaksanakan selama 10 hari berturut-turut termasuk
hari minggu. Hal ini membuat pelatihan senam otak mampu meningkatkan
kemampuan matematika karena dilakukan secara rutin dan kontinyu.
Kekurangan penelitian ini adalah gerakan senam otak yang berulang-ulang
setiap harinya menimbulkan kebosanan terhadap diri siswa. Rasa bosan yang
terjadi pada diri siswa mengakibatkan beberapa siswa kurang serius dalam
melakukan pelatihan senam otak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelatihan senam otak efektif
untuk meningkatkan kemampuan matematika pada siswa sekolah dasar. Uji t
pada gain score menghasilkan nilai t sebesar 11,053 dengan p=0,00 (p<0,05).
Hasil tersebut menjelaskan bahwa ada perbedaan signifikan antara
peningkatan kemampuan matematika kelompok eksperimen yang
mendapatkan pelatihan senam otak dengan kelompok kontrol yang tidak
mendapatkan pelatihan senam otak.
B. Saran
1. Untuk peneliti selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu menemukan metode-metode
ice breaking yang menarik untuk menghindari adanya rasa bosan siswa
ketika mengikuti pelatihan senam otak.
2. Untuk para siswa dan guru
a. Para siswa diharapkan mampu melakukan gerakan senam otak secara
rutin untuk mengoptimalkan otak kanan dan kiri agar mempermudah
siswa dalam menerima pelajaran.
b. Para guru dapat menggunakan model pembelajaran diawali dengan
senam otak agar dapat menghasilkan hasil belajar yang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
DAFTAR PUSTAKA
Ansari, D. (2008). The Brain Goes To School: Strengthening The Education-
Neuroscience Connection. Education Canada, 48(4), 6-10.
Anderson, L.W., & Krrathwohl, D. R. (2001). A Taxonomy for Learning
Teaching, and Assessing : A Revision of Bloom’s Taxonomy of
Educational Objectives. New York : Addison Wesley Longman, Inc.
Anthony, G. & Walshaw, M. (2009). Characteristics of Effective Teaching of
Mathematics: A View from The West. Journal of Mathematics Education,
Vol. 2, No.2, 147-164.
Arcavi, A. (2003). The Role of Visual Representations in The Learning of
Mathematics. Journal of mathematicsal education in science and
technology, Vol. 29, No.3, 401-420.
Awolola, S., A. (2010). Effect of brain-based learning strategy on students’
achievement in senior secondary school mathematics in Oyo State,
Nigeria. Journal of Educational Sciences. Vol.2, 91-106
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.
Bengtson, V., & Perry, P. (2005). Effectiveness of the Brain Gym for improving
the handwriting of first grade students. (Masters Thesis, The College of
St. Scholastica, Duluth, MN).
Brain Gym® International. (2011). The Official Brain Gym Website. Diunduh
tanggal 3 maret 2016 dari http://www.braingym.org.
Bodovski, K., & Farkas, G. (2007). Mathematics Growth in Early Elementary
School: The Roles of Beginning Knowledge, Student Engagement, and
Instruction. The Elementary School Journal, Vol. 108, No.2, 115-130
Carpenter, C. (2005). Planting brain gym seeds. Brain Gym Journal, Vol.19, 83-
92.
Creswell, J. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and Evaluating
Quantitative and Qualitative Research, 3rd Edition. New Jersey : Person
Education Inc.
Coe, D. P., Pivarknik, J. M., Womack, C. J., Reeves, M. J., & Malina, R. M.
(2006). Effect Of Physical Education And Activity Levels On Academic
Achievement In Children. Medicine and Science in Sports and Exercise,
Vol. 38, 1515-1519.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Cohen, I. and Goldsmith, M. (2003). Hands On: How to Use Brain Gym in the
Classroom (3rd ed.). Ventura: Edu-Kinesthetics, Inc.
Dennison, P.E & G. E. (2006). Brain Gym : Buku Panduan Lengkap. Jakarta : PT.
Grasindo.
Dennison, P.E., Dennison, G.E. (2008). Brain Gym® 101: Balance for Daily Life.
Ventura, CA : Edu-Kinesthetics, Inc.
Dennison, P. (2009). Research now validates movement-based learning. Brain
Gym Journal, Vol. 23 (1-2), 3. Ventura, CA : Edu-Kinesthetics, Inc.
Departemen Pendidikan Nasional, (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Depdiknas.
Duman, B. (2006). The effect of Brain Base Instruction to Improve on Students'
Academic Achievement in Social Studies Instruction. International
Conference on Engineering Education. Turkey: Mugla University.
Donczik, J., & Bocker, I. (2009). Using Dennison Laterality Repatterning To
Increase Mental Speed. Brain Gym Journal, Vol. 23(1-2), 4–5.
Emilda. (2015). Teaching Mathematics through Integrated Brain Gym in Pair
Checks of Cooperative Learning. Journal Of Humanities And Social
Science (IOSR-JHSS) Vol. 20, Issue 11, Ver. III, 27-31.
Gozuyesil, E. & Dikici, A. (2014). The Effect of Brain Based Learning on
Academic Achievement: A Meta-analytical Study. Journal of Educational
Science, vol. 14,. 642-648.
Hurlock, E.B. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Hyatt, K. J. (2007). Brain Gym: Building stronger brains or wishful thinking?.
Journal Remedial and Special Education, Vol. 28, h.117-124.
Irwandy, E. L. (2007). Efektifitas Pelatihan Senam Otak Dalam Usaha
Meningkaytkan Kapasitas Muatan STM Anak Kelas IV SD. Skripsi
Fakultas Psikologi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta : Universitas Sanata
Dharma.
Johnson, D.W., & Roger T. J. (2002). Cooperative learning method: A meta-
Analysis. Journal of Research Education. Vol.1, 165-189.
Kristian, A. D. (2012). Efektifitas Pelatihan Senam Otak Terhadap Peningkatan
Ingatan Jangka Pendek Pada Akhir. Skripsi Fakultas Psikologi (tidak
dipublikasikan). Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Koester, C. (2000). A summary of a Brain Gym research project on reading. Brain
Gym Journal December. Diunduh tanggal 12 Maret 2016 dari
http//www.iamthechild.com/articleresearchlarticlereading.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Latipun. (2008). Psikologi Eksperimen. Malang : UMM Press.
Leepo, M., David, D. & Crim, B. (2000). The Basics of Exercising The Mind and
Body. Childhood Education, Vol. 76, No.3, 142-147.
Lithner, J. (2006). A Framework For Analysing Creative And Imitative
Mathematical Reasoning, Research Reports In Mathematics Education.
Swedan: Department Of Mathematics And Mathematical Statistics. Umea
University.
Muliati, Deasny. (2009). Pengaruh Brain Gym Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Batu Tahun Ajaran
2009/2010. Tesis (tidak dipublikasikan). Malang : Universitas
Muhammadiyah Malang.
Marliani, R. (2013). Psikologi Eksperimen. Bandung : Pustaka Setia.
NCTM. (1999). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.
Reston, VA : NCTM.
Nelson, T. (2002). Mathematics Education: A Summary of Research, Theories,
and Practice [E-book]. Diunduh tanggal 15 Maret 2016 dari
http://www.math4.nelson.com/pdf/tc_pr_summary.pdf.
Nussabaum, S. S. (2010). The Effects Of 'Brain Gym' As A General Education
Intervention: Improving Academic Performance And Behaviors (Doctoral
Dissertation, Northcentral University).
Owens, K. (2008). Identity as a Mathematical Thinker. Journal Mathematics
Teacher Education and Development, Vol. 9, 36-30.
Pape, S. (2003). Developing Mathematical Thingking and Self-Regulated
Learning: A Teaching Experiment in a Seventh-Grade Mathematics
Classroom. Journal of Education Psychology, Vol. 90, 682-697.
Piaget, Jean, & Barbel Inhelder. (2010). Psikologi Anak, Terj. Miftahul Jannah.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Pratt, S. (2010). At The Intersection Of The Embodiment And Emergence For A
Mathematics Teacher Educator. Journal of Curriculum Theorizing,Vol 26,
No. 1.
Rentschler, M. (2007). The Basics Of Educational Kinesiology. Journal of
Behavioral, Vol.16, No. 4, 95.
Saifuddin, Azwar. (2007). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiabudi, B, N. (2005). Psikologi Eksperimen.
Jakarta: Indeks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Shamberg, S. (2009). Early childhood development and Brain Gym sensorimotor
exercises. Brain Gym Journal, Vol. 23(1-2), 10–11.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sousa, D.A. (2008). How the brain learns mathematics. California: Corwin Press:
A Sage Publications Company Thousand Oaks.
Stephenson, J. (2009). Best practice? Advice provided to teachers about the use
of Brain Gym® in Australian schools. Jurnal Education, Vol. 11, 12-15.
Twomey, L.J. (2002). A Study on Brain Gym and Its Effects on Mathematics:
“Creating a Win-Win Situation in a Canadian Grade School”. Brain Gym
Journal, Vol. XVI, No.3.
Watson, A., & Kelso, G. L. (2014). The Effect Of Brain Gym® On Academic
Engagement For Children With Developmental Disabilities. International
Journal Of Special Education, Vol.29, No.2, 1
Willis, J. (2007). Brain-Based Teaching Strategies For Improving Students'
Memory, Learning, And Test-Taking Scores. Childhood Education,
Vol.83, 310-317.
Wilmes, B., Harrington, L., Kohler-Evans, P., & Sumpter, D. (2008). Coming To
Our Senses: Incorporating Brain Research Findings Into Classroom
Instruction. Education, Vol. 28, 659-666.
Yusuf, S. (2012). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
LAMPIRAN A
PETUNJUK PELAKSANAAN
PRE-TEST DAN POST-TEST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Petunjuk Pelaksanaan Pre-test / Post-test
1. Siswa memasuki ruang kelas pada jam pelajaran pertama bersama guru,
peneliti, dan asisten peneliti.
2. Guru kelas dan asisten peneliti melakukan presensi kelas untuk memeriksa
jumlah siswa yang hadir pada hari itu.
3. Peneliti melakukan perkenalan singkat dan penjelasan tentang tes yang
akan diberikan kepada siswa.
4. Peneliti dan asisten peneliti membagikan soal dan lembar jawaban kepada
seluruh siswa yang hadir dan memberikan instruksi untuk mengisi
identitas (nama dan nomor presensi) di lembar jawaban.
5. Peneliti memberikan instruksi pengerjaan tugas :
“Adik-adik, dalam pengerjaan tes matematika ini kalian memiliki waktu
70 menit untuk mengerjakan seluruh soal. Adik-adik diminta untuk
menuliskan jawaban yang benar dengan tulisan yang jelas. Silahkan
dikerjakan sendiri dan dilarang mencontek. Apabila ada yang ingin
bertanya tentang tes matematika ini, saya persilahkan terlebih dahulu.”
6. Setelah semua siswa merasa jelas dan siap, maka tes matematika dimulai
dan siswa dipersilahkan untuk mulai mengerjakan tes. waktu yang
diberikan untuk mengerjakan tes selama 70 menit.
7. Asisten peneliti mengumpulkan seluruh soal dan lembar jawaban siswa
setelah waktu mengerjakan telah habis.
8. Salam penutup dan ucapan terima kasih dari peneliti dan asisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
LAMPIRAN B
INSTRUMEN PENGUKURAN
KEMAMPUAN MATEMATIKA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
SOAL PRE-TEST
Nama :
No. absen :
Isilah titik-titik dibawah ini !
1)
……………
2)
……………
3)
……………
4)
……………
5)
……………
6)
……………
7)
……………
8)
……………
9)
……………
10)
……………
11)
……………
12)
……………
13)
……………
14)
……………
15)
……………
16)
……………
17)
……………
18)
……………
19)
……………
20)
……………
21)
……………
22)
……………
23)
……………
24)
……………
25)
……………
26)
……………
27)
……………
28)
……………
29)
……………
30)
……………
31)
……………
32)
……………
33)
……………
34)
……………
35)
……………
36)
……………
37)
……………
38)
……………
39)
……………
40)
……………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
KUNCI JAWABAN PRE-TEST
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)
37)
38)
39)
40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
SOAL POST-TEST
Nama :
No. absen :
Isilah titik-titik dibawah ini!
1.
……………
2.
……………
3.
……………
4.
……………
5.
……………
6.
……………
7.
……………
8.
……………
9.
……………
10.
……………
11.
……………
12.
……………
13.
……………
14.
……………
15.
……………
16.
……………
17.
……………
18.
……………
19.
……………
20.
……………
21.
……………
22.
……………
23.
……………
24.
……………
25.
……………
26.
……………
27.
……………
28.
……………
29.
……………
30.
……………
31.
……………
32.
……………
33.
……………
34.
……………
35.
……………
36.
……………
37.
……………
38.
……………
39.
……………
40.
……………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
KUNCI JAWABAN POST-TEST
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
20)
21)
22)
23)
24)
25)
26)
27)
28)
29)
30)
31)
32)
33)
34)
35)
36)
37)
38)
39)
40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
LAMPIRAN C
PETUNJUK GERAKAN SENAM OTAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
PETUNJUK GERAKAN SENAM OTAK
Senam Otak merupakan latihan gerak sederhana yang melibatkan beberapa
titik penting yang berkaitan langsung dengan saraf-saraf otak yang berfungsi
untuk memudahkan pernafasan, memperlancar peredaran darah, menyegarkan dan
melemaskan otak (Dennison, 2009). Gerakan senam otak yang dilakukan
berjumlah 10 gerakan yang terdiri dari 4 gerakan persiapan (PACE) dan 6 gerakan
inti yang dipilih secara khusus untuk meningkatkan kemampuan matematika.
Gerakan-gerakan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Gerakan PACE (positive, active, clear, energetic) terdiri dari :
a. Minum air
Petunjuk gerakan :
1) Minum segelas air putih secara perlahan dan mulai mengatur
pernapasan dengan teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
b. Gerakan sakelar otak (Brain Button)
Petunjuk gerakan :
1) Pijatlah dua titik/lekukan di bawah tulang
selangka, tangan lainnya letakkan di daerah
pusar.
2) Pijatlah secara lembut selama 20-30 detik,
sementara tangan kiri letakkan di pusar.
3) Ulangi gerakan tersebut sebanyak 3-4 kali dengan mengubah tangan.
c. Gerakan Silang (Cross Crawl)
Petunjuk gerakan :
1) Posisi tubuh berdiri, sentuhlah lutut kiri
dengan tangan kanan, kemudian lutut kanan
dengan tangan kiri secara bergantian.
Lakukan sebanyak 10-15 kali pengulangan.
2) Sentuhlah kaki dengan tangan yang
berlawanan lewat belakang tubuh secara bergantian. Lakukan sebanyak
10-15 kali pengulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
d. Gerakan Kait Relaks (Hook-ups)
Petunjuk gerakan :
1) Posisi duduk di kursi dengan kaki
terentang, silangkan pergelangan kaki ke
atas kaki kanan.
2) Julurkan tangan bersilangan kedepan
dengan posisi jempoil ke bawah, telapak tangan berhadapan dan jari
saling menggengam.
3) Tarik tangan ke depan dada. Tutup mata, bernafas dalam dan teratur
sambil relaks.
4) Saat menarik nafas melalui hidung, tempelkan lidah di langit-langit
mulut, pada waktu membuang nafas melalui mulut, lidah dilepaskan.
5) Setelah itu kembalikan kaki pada posisi biasa danujung-ujung jari
kedua tangan saling bersentuhan secara halus sambil bernapas dalam
selama 1 menit.
6) Ulangi gerakan tersebut sebanyak 3-4 kali dengan mengubah
penempatan tangan dan kaki yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Pompa Betis (The Calf Pump)
Petunjuk gerakan :
1) Berdiri dengan jarak satu lengan dari dinding dan letakkan tangan terpisah
selebar bahu. Mundurkan kaki kiri selangkah ke belakang dan luruskan.
Bagian depan kaki menginjak lantai sambil tumit terangkat.
2) Badan agak miring dengan sudut 45 derajat ke depan. Hembuskan nafas saat
menekan tumit kiri ke lantai, dengan posisi badan dicondongkan ke depan dan
lutut kanan di bengkokkan. Semakin membengkok lutut, semakin terasa
bagian belakang betis kiri semakin tertarik.
3) Sambil menarik nafas dengan perlahan luruskan badan, angkatkat tumit kiri
dan kendurkan.
4) Lakukan gerakan ini 3-4 kali, dengan menarik nafas dan menghembuskannya
secara perlahan dan lengkap pada setiap siklus. Kemudian ganti dengan kaki
lain dan ulangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Luncuran Gravitasi (The Gravity Glider)
Petunjuk gerakan :
1) Duduk dengan nyaman di kursi, silangkan pergelangan kaki dan sedikit
bengkokkan lutut.
2) Buang nafas perlahan-lahan saat membungkukkan badan ke depan, dengan
kepala diarahkan ke bawah. Jangkau sejauh mungkin tanpa memaksa diri.
3) Tarik nafas sambil menegakkan badan, akhirnya kepala kembali tegak.
4) Lanjutkan gerakan ini selama 3-4 kali pernafasan lengkap, kemudian ganti
letak kaki yang disilangkan dan ulangi proses tadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
4. Burung Hantu (The Owl)
Petunjuk gerakan :
1) Pijat otot bahu kiri dengan tanan kanan.
2) Gerakkan kepala perlahan menyebrangi garis tengah, ke kiri, ke kanan, dengan
tinggi posisi dagu tetap.
3) Keluarkan nafas pada setiap putaran kepala, ke kiri, ke kanan dan kembali ke
tengah.
4) Lakukan 3-4 gerakan dan ulangi untuk bahu kanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
5. Putaran Leher (Neck Rolls)
Petunjuk gerakan :
1) Sambil bernafas dalam-dalam, dan kedua bahu relaks, tundukkan kepala agar
dagu bersentuhan dengan dada.
2) Pejamkan mata sambil perlahan-lahan dan dengan lembut putar-putar kepala
dari satu sisi ke sisi yang lain.
3) Kalau ada bagian yang tegang, relakskan kepala sambil membuat lingkaran-
lingkaran kecil dengan hidung dan bernafas dalam dalam.
4) Lakukan 3-4 kali gerakan lengkap dari satu sisi ke sisi lain atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
6. Gajah (The Elephant)
Petunjuk gerakan :
1) Pasang kuda-kuda dan lutut ditekuk sedikit, goyangkan pinggul. Letakkan
telinga di atas bahu dengan tangan direntangkan ke depan.
2) Bayangkan tangan menjadi belalai gajah.
3) Tangan berputar seperti mengikuti bentuk angka 8 tidur.
4) Lakukan 3-4 gerakan lengkap dari satu sisi ke sisi lain atau lebih dan ulangi
pada tangan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
7. Coretan Berganda (Double Doodle)
Petunjuk pengerjaan
1) Mengangakat kedua tangan ke depan
2) Berpura-pura menggambar di udara dengan menggunakan kedua tangan
secara bersamaan.
3) Mulai dari gerakan besar dan sederhana, makin lama makin bervariasi dan
bentu makin kecil.
4) Lakukan 3-4 kali gerakan lengkap dari satu sisi ke sisi lain atau lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN D
PELAKSANAAN PELATIHAN SENAM OTAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PELAKSANAAN PELATIHAN SENAM OTAK
1. Pre-test
Pre-test pada kelompok eksperimen dan kontrol berlangsung pada
waktu yang sama di ruang kelas lima SD Negeri 18 Muara Enim pada hari
Kamis tanggal 19 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40 WIB. Pre-test kelompok
ekperimen dan kontrol masing-masing diikuti oleh 36 siswa. Waktu
pengerjaan pre-test adalah 70 menit.
2. Pelatihan Senam Otak
Pelatihan senam otak berlangsung selama 10 hari berturut-turut pada
pagi hari. Latihan berlangsung dari tanggal 19 Mei 2016 dan berakhir pada
28 Mei 2016. Instruktur pelatihan senam otak adalah peneliti itu sendiri.
Berikut ini adalah hasil observasi selama pelatihan senam otak :
a. Pelatihan hari pertama : Kamis, 19 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari pertama berlangsung pada pukul 09.10 -
09.50 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pada hari pertama, pelatihan
berlangsung setelah para siswa mengikuti pre-test selama 70 menit dan
diberikan jeda waktu 30 menit untuk beristirahat. Pelatihan
berlangsung di ruang kelas VB dan berlangsung selama 40 menit. Para
siswa menerima pengenalan terhadap gerakan-gerakan senam otak.
Siswa mengikuti gerakan yang diinstruksikan oleh instruktur secara
berurutan. Beberapa siswa terlihat mengalami kesulitan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
melakukan beberapa gerakan seperti gerakan kait relaks, luncuran
gravitasi dan gajah. Pada pelatihan hari pertama, instruktur juga
mengenalkan dan mengajarkan teknik pernapasan perut yang relaks
kepada siswa.
b. Pelatihan hari kedua : Jumat, 20 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari kedua berlangsung pada pukul 07.30 -
08.10 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Latihan berlangsung di ruang
kelas VB dan sebagian siswa telah mampu menyesuaikan diri dengan
gerakan-gerakan senam otak. Namun, dua siswa laki-laki masih
bercanda dengan sesama temannya saat latihan senam otak.
c. Pelatihan hari ketiga : Sabtu, 21 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari ketiga berlangsung pada pukul 07.30 -
08.05 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Latihan berlangsung di ruang
kelas VB. Sebagian siswa telah menghafal gerakan senam otak dan
mempraktekannya dengan baik tanpa harus melihat gerakan yang
dilakukan oleh instruktur.
d. Pelatihan hari keempat : Minggu, 22 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari keempat berlangsung pada pukul 08.00 -
08.30 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pada hari keempat, jadwal
pelatihan dimundurkan satu jam berdasarkan kesepakatan dengan para
siswa yang meminta toleransi waktu karena seharusnya hari minggu
adalah hari libur. Latihan berlangsung cepat karena seluruh siswa
mampu melakukan gerakan senam otak dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
e. Pelatihan hari kelima : Senin, 23 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari kelima berlangsung pada pukul 08.00 -
08.30 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pada hari kelima, jadwal
pelatihan berlangsung setelah para siswa mengikuti upacara bendera
hari senin. Pelaksanaan latihan tetap berlangsung di ruang kelas VB.
Pada hari kelima, sebagian siswa laki-laki mulai menunjukkan ekspresi
bosan pada gerakan senam otak yang berulang-ulang. Instruktur
memberikan penjelasan kepada beberapa siswa laki-laki tersebut
tentang senam otak dan mereka melanjutkan latihan senam otak hingga
selesai.
f. Pelatihan hari keenam : Selasa, 24 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari keenam berlangsung pada pukul 07.30 -
08.00 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Sebelum pelatihan dimulai,
instruktur mengajak siswa untuk melakukan ice breaking selama 2
menit untuk mengurangi rasa bosan siswa terhadap gerakan senam
otak. Namun, dua siswa laki-laki berbicara dengan teman di
sebelahnya saat mengikuti pelatihan.
g. Pelatihan hari ketujuh : Rabu, 25 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari ketujuh berlangsung pada pukul 07.30 -
07.55 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pelaksanaan latihan berlangsung
di ruang kelas VB dan seluruh siswa sudah mampu melakukan gerakan
senam otak dengan baik. Namun diakhir pelatihan senam otak, seorang
siswa perempuan bertanya kepada instruktur tentang berapa lama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pelatihan senam otak ini berlangsung. Tetapi instruktur tidak
menjelaskan tentang waktu pelatihan senam otak melainkan memberi
penjelasan mengenai manfaat pelatihan senam otak.
h. Pelatihan hari kedelapan : Kamis, 26 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari kedelapan berlangsung pada pukul 07.30
- 07.50 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pelaksanaan latihan
berlangsung di ruang kelas VB. Pada hari kedelapan, sebagian siswa
mulai menunjukan ekspresi bosan karena gerakan senam otak yang
berlangsung secara berulang-ulang setiap hari.
i. Pelatihan hari kesembilan : Jumat, 27 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari kedelapan berlangsung pada pukul 07.30
- 07.50 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Pelaksanaan latihan
berlangsung di ruang kelas VB. Pada hari kesembilan, instruktur
mengadakan ice breaking sebelum pelatihan berlangsung. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi rasa bosan siswa terhadap latihan senam
otak. Namun, pada saat latihan senam otak berlangsung 4 orang siswa
laki-laki mengobrol saat melakukan gerakan senam otak.
j. Pelatihan hari kesepuluh : Sabtu, 28 Mei 2016
Pelatihan senam otak hari kedelapan berlangsung pada pukul 07.00
- 07.20 WIB dan diikuti oleh 36 siswa. Latihan hari kesepuluh
berlangsung di ruang VB. Sebelum pelatihan senam otak berlangsung,
instruktur memberikan kata-kata untuk menambah semangat kepada
para siswa. Seluruh siswa melakukan gerakan senam otak dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Post-test
Post-test diikuti oleh 36 siswa kelompok eksperimen dan 36 siswa
kelompok kontrol. Post-test berlangsung di ruang kelas lima SD Negeri 18
Muara Enim pada hari Sabtu tanggal 28 Mei 2016 pukul 07.30 - 08.40
WIB. Waktu pengerjaan post-test adalah 70 menit. Post-test berlangsung
setelah para siswa kelompok eksperimen mengikuti pelatihan senam otak
selama 20 menit dan beristirahat selama 10 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
LAMPIRAN E
DAFTAR HADIR SUBJEK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
DAFTAR HADIR SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN
KELAS VB SD NEGERI 18 MUARA ENIM
No. Nama Siswa Pre-test 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Post-test Keterangan
1. Adelah Damayanti Selalu hadir
2. Adhalia Triyani Selalu hadir
3. Adi Prasetyo Selalu hadir
4. Adithya Ramandha Nugraha Selalu hadir
5. Afifah Khairan Putri Selalu hadir
6. Agil Akhdan Selalu hadir
7. Ahmad Alyah Amanullah Selalu hadir
8. Amanda Putri Zakiani Selalu hadir
9. Aqillah Qoonitah Maharani Selalu hadir
10. Arya Rassya Reginal Selalu hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
11. Buchori Mifta Akbari Selalu hadir
12. Carpeghy Oktia Norica Selalu hadir
13. Charissa Marelda Nugraha Selalu hadir
14. Della Agustina Selalu hadir
15. Fiedella Olivia Gautama Selalu hadir
16. Ira Aprillia Selalu hadir
17. Jingga Alica Selalu hadir
18. M. Abim Prawira Selalu hadir
19. M. Aditya Ar Raffi Selalu hadir
20. M. Andre Meidiansyah Selalu hadir
21. M. Atha Aprizonta Selalu hadir
22. M. Iqbal Al Fasha Selalu hadir
23. Meutia Aura Melia Selalu hadir
24. Mhd. Anizar Selalu hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
25. Mhd. Idham Cholik Selalu hadir
26. Mhd. Tegar Ramadhon Selalu hadir
27. Muhammad Syarif Bagus Selalu hadir
28. Nasyawa Nurhadina Selalu hadir
29. Nasywa Shabirah Selalu hadir
30. Rafky Taufik Selalu hadir
31. Rifky Dafino Pratama Selalu hadir
32. Sari Amelia Apriani Selalu hadir
33. Tharissa Adelia Putri Selalu hadir
34. Tiasna Ardian Faresty Selalu hadir
35. Wanda Pratika Sari Selalu hadir
36. Sarah Christ She Selalu hadir
Jumlah 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 36 anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
DAFTAR HADIR SISWA KELOMPOK KONTROL
KELAS VC SD NEGERI 18 MUARA ENIM
No. Nama Siswa Pre-test Post-test Keterangan
37. Alya Putri Rahmadani Selalu hadir
38. Angel Araya Salsabila Selalu hadir
39. Ashanur Gilang Yuliansyah Selalu hadir
40. Aulia Putri Selalu hadir
41. Auriel Ghezka Putri Selalu hadir
42. Azzah Nabilah Salim Selalu hadir
43. David Kurniawan Selalu hadir
44. Dicka Saputra Selalu hadir
45. Emir Raditya Rasyad Selalu hadir
46. Faizah Artika Syifa Selalu hadir
47. Hafidz Hirzan Nasullah Selalu hadir
48. Hafizah Nida Ariqah Selalu hadir
49. Irsyad Al Ghifari Selalu hadir
50. M. Aldi Dwi Putra Selalu hadir
51. M. Ariel Ortega Selalu hadir
52. M.Arri Jallu Fathan Selalu hadir
53. M. Risqi Ramadhan Selalu hadir
54. M. Wafiq Movrizal Selalu hadir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
55. Mhd. Albar Islami Selalu hadir
56. Mhd. Alfath Agel Baryan Selalu hadir
57. Mhd. Budi Setiawan Selalu hadir
58. Mhd. Daffansyah Desuandi Selalu hadir
59. Mhd. Ghozi Al Gholib Selalu hadir
60. Mhd. Zaki Pratama Effendi Selalu hadir
61. Muhammad Akbar Selalu hadir
62. Muhammad Jumadi Selalu hadir
63. Muhammad Ardi Widarma Selalu hadir
64. Muhammad Jonathan Selalu hadir
65. Oktariansyah Ramadhan Selalu hadir
66. Ollyvia Ramadhanani Putri Selalu hadir
67. Putri Saiba Selalu hadir
68. Radifan Syuqran Selalu hadir
69. Revalina Ditha Zahra Selalu hadir
70. Riza Anisyah Utami Selalu hadir
71. Tafazzul Ramadhani Asri Selalu hadir
72. Zelika Salsa Kayla Selalu hadir
Jumlah 36 36 36 anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
LAMPIRAN F
SKOR PRE-TEST DAN POST-TEST
KELOMPOK EKSPERIMEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
DAFTAR NILAI SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN
KELAS VB SD NEGERI 18 MUARA ENIM
No Nama Siswa Pre-test Post-test Gain Score
1. Adelah Damayanti 18 27 9
2. Adhalia Triyani 21 35 14
3. Adi Prasetyo 15 19 4
4. Adithya Ramandha Nugraha 16 23 7
5. Afifah Khairan Putri 17 22 5
6. Agil Akhdan 18 23 5
7. Ahmad Alyah Amanullah 16 30 14
8. Amanda Putri Zakiani 28 36 8
9. Aqillah Qoonitah Maharani 34 38 4
10. Arya Rassya Reginal 22 34 12
11. Buchori Mifta Akbari 15 17 2
12. Carpeghy Oktia Norica 15 19 4
13. Charissa Marelda Nugraha 21 33 12
14. Della Agustina 21 35 14
15. Fiedella Olivia Gautama 14 18 4
16. Ira Aprillia 16 24 8
17. Jingga Alica 24 34 10
18. M. Abim Prawira 16 21 5
19. M. Aditya Ar Raffi 15 19 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
20. M. Andre Meidiansyah 19 24 5
21. M. Atha Aprizonta 16 22 6
22. M. Iqbal Al Fasha 15 26 11
23. Meutia Aura Melia 24 31 7
24. Mhd. Anizar 16 23 7
25. Mhd. Idham Cholik 17 24 7
26. Mhd. Tegar Ramadhon 16 20 4
27. Muhammad Syarif Bagus 17 29 12
28. Nasyawa Nurhadina 27 30 3
29. Nasywa Shabirah 15 21 6
30. Rafky Taufik 17 23 6
31. Rifky Dafino Pratama 15 22 7
32. Sari Amelia Apriani 15 22 7
33. Tharissa Adelia Putri 10 12 2
34. Tiasna Ardian Faresty 15 19 4
35. Wanda Pratika Sari 15 19 4
36. Sarah Christ She 22 31 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
LAMPIRAN G
SKOR PRE-TEST DAN POST-TEST
KELOMPOK KONTROL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
DAFTAR NILAI SISWA KELOMPOK KONTROL
KELAS VC SD NEGERI 18 MUARA ENIM
No Nama Siswa Pre-test Post-test Gain Score
1. Alya Putri Rahmadani 16 17 1
2. Angel Araya Salsabila 10 10 0
3. Ashanur Gilang Yuliansyah 17 15 -2
4. Aulia Putri 23 23 0
5. Auriel Ghezka Putri 23 20 -3
6. Azzah Nabilah Salim 18 16 2
7. David Kurniawan 11 14 3
8. Dicka Saputra 15 17 2
9. Emir Raditya Rasyad 13 13 0
10. Faizah Artika Syifa 16 18 2
11. Hafidz Hirzan Nasullah 16 16 0
12. Hafizah Nida Ariqah 20 17 -3
13. Irsyad Al Ghifari 26 27 1
14. M. Aldi Dwi Putra 10 10 0
15. M. Ariel Ortega 19 20 1
16. M.Arri Jallu Fathan 24 24 0
17. M. Risqi Ramadhan 18 17 -1
18. M. Wafiq Movrizal 22 22 0
19. Mhd. Albar Islami 10 10 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
20. Mhd. Alfath Agel Baryan 18 19 1
21. Mhd. Budi Setiawan 22 22 0
22. Mhd. Daffansyah Desuandi 19 19 1
23. Mhd. Ghozi Al Gholib 28 29 1
24. Mhd. Zaki Pratama Effendi 23 21 -2
25. Muhammad Akbar 31 30 -1
26. Muhammad Jumadi 19 19 0
27. Muhammad Ardi Widarma 18 19 1
28. Muhammad Jonathan 20 20 0
29. Oktariansyah Ramadhan 18 19 1
30. Ollyvia Ramadhanani Putri 10 11 1
31. Putri Saiba 19 21 2
32. Radifan Syuqran 21 20 -1
33. Revalina Ditha Zahra 28 27 -1
34. Riza Anisyah Utami 21 21 0
35. Tafazzul Ramadhani Asri 22 23 1
36. Zelika Salsa Kayla 16 16 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
LAMPIRAN H
PERHITUNGAN STATISTIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Uji Beda Skor Pre-Test dan Post-Test Kelompok Eksperimen
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre-test 18.14 36 4.691 .782
Post-test 25.14 36 6.397 1.066
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pre-test & post-test 36 .851 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pret-est – post-test -7.000 3.439 .573 -8.164 -5.836 -12.212 35 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Uji Beda Skor Pre-Test dan Post-Test Kelompok Kontrol
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pre-test 18.89 36 5.209 .868
Post-test 18.94 36 4.980 .830
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Pre-test & post-test 36 .966 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pre-test – post-test -.056 1.351 .225 -.513 .402 -.247 35 .807
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Uji Beda Skor Pre-test
T-Test
Group Statistics
kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pre-test Kelompok Eksperimen 36 18.14 4.691 .782
Kelompok Kontrol 36 18.89 5.209 .868
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Pre-test Equal variances assumed
.319 .574 -.642 70 .523 -.750 1.168 -3.080 1.580
Equal variances not assumed
-.642 69.248 .523 -.750 1.168 -3.081 1.581
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Uji Beda Skor Post-test
T-Test
Group Statistics
kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Post-test Kelompok Eksperimen 36 25.14 6.397 1.066
Kelompok Kontrol 36 18.94 4.980 .830
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Post-test Equal variances assumed
4.618 .035 4.585 70 .000 6.194 1.351 3.500 8.889
Equal variances not assumed
4.585 66.025 .000 6.194 1.351 3.497 8.892
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Uji Asumsi dan Uji Beda Gain Score
a. Uji Asumsi
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
N 36 36
Normal Parametersa Mean 7.00 .19
Std. Deviation 3.439 1.348
Most Extreme Differences Absolute .167 .220
Positive .167 .141
Negative -.108 -.220
Kolmogorov-Smirnov Z 1.000 1.323
Asymp. Sig. (2-tailed) .270 .060
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
b. Uji Beda Gain Score
T-Test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
gainscore Kelompok Eksperimen 36 7.00 3.439 .573
Kelompok Kontrol 36 .19 1.348 .225
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
gainscore Equal variances assumed
21.298 .000 11.053 70 .000 6.806 .616 5.578 8.034
Equal variances not assumed
11.053 45.512 .000 6.806 .616 5.566 8.045
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
LAMPIRAN I
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
LAMPIRAN J
DOKUMENTASI PELATIHAN SENAM OTAK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI