Post on 16-Mar-2019
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Helichrysum bracteatum DAN Zinnia elegans
Oleh: Eneng Susilawati
A34303022
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TERHADAP PERKECAMBAHAN
DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Helichrysum bracteatum DAN Zinnia elegans
Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh:
Eneng Susilawati
A34303022
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
RINGKASAN
ENENG SUSILAWATI. Pengaruh Komposisi Media terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Tanaman Helichrysum bracteatum dan Zinnia elegans. (Dibimbing oleh SYARIFAH IIS AISYAH )
Tanaman hias merupakan komoditas hortikultura yang potensial untuk
dikembangkan. Permintaan konsumen terhadap tanaman hias setiap tahunnya
semakin meningkat. Introduksi tanaman hias diperlukan untuk menambah jenis
tanaman hias yang sudah ada karena selera konsumen tanaman hias selalu
berubah. Introduksi tanaman hias umumnya melalui benih. Benih-benih tersebut
harus dapat beradaptasi dari lingkungan aslinya (sub tropis) ke lingkungan yang
beriklim tropis agar pertumbuhan dan perkembangannya optimal. Media tanam
yang tepat untuk perkecambahan dan pertumbuhan tanaman akan mendukung
proses adaptasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi media
terhadap perkecambahan dan pertumbuhan dua spesies tanaman hias introduksi
yaitu: Helichrysum bracteatum dan Zinnia elegans. Penelitian ini dilaksanakan di
rumah plastik Kebun Munjul desa Kayu Manis Jl. Baru, Bogor pada bulan Januari
sampai Juli 2007.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan faktor
tunggal yaitu komposisi media tanam untuk setiap spesies tanaman hias yang
terdiri dari empat taraf komposisi media dengan yaitu; M1 = Serbuk sabut kelapa:
Tanah: Kompos (3:2:1) M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 =
Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Komposisi media dibedakan berdasarkan volume. Pada perkecambahan, bibit H.
bracteatum yang disemai sebanyak 50 benih untuk setiap bak semai. Z. elegans
yang disemai sebanyak 21 benih per bak semai. Pada pertumbuhan tanaman,
terdapat 4 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan, sehingga terdapat 12
satuan percobaan. Masing-masing ulangan terdiri dari 3 tanaman, sehingga jumlah
tanaman yang diamati adalah 36 tanaman untuk masing-masing tanaman hias.
Total tanaman yang diamati adalah 72 tanaman.
Komposisi media tanam serbuk sabut kelapa: tanah: kompos (3:2:1)
menghasilkan persentase perkecambahan terbaik untuk tanaman H. bracteatum,
ditunjukkan dengan daya berkecambah tertinggi yaitu 96% dan kecepatan tumbuh
tercepat (0.54%/etmal). Pada Z. elegans, perlakuan media M1 menghasilkan
persentase daya berkecambah tertinggi yaitu 95.24% dan perlakuan media M3
menghasilkan kecepatan tumbuh tercepat yaitu 0.39%/etmal.
Pada fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman H. bracteatum,
perlakuan media M3 menghasilkan tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun
terbanyak dan jumlah bunga terbanyak. Sedangkan perlakuan media M1
menghasilkan diameter bunga terlebar.
Pada Zinnia elegans, perlakuan media M1 menghasilkan jumlah bunga
terbanyak dan waktu pertama bunga muncul tercepat, sedangkan perlakuan media
M3 menghasilkan tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun terbanyak, panjang dan
lebar daun terluas, dan diameter batang terbesar.
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TERHADAP
PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN
Helichrysum bracteatum DAN Zinnia elegans
Nama : Eneng Susilawati
NRP : A34303022
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, Msc. Agr
NIP. 131 956 695
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr.
NIP. 131 124 019
Tanggal lulus : .................................
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 19 Agustus 1984. Penulis
merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Moch. Rosyid (Alm) dan Ibu Euis
Suryati.
Penulis menyelesaikan sekolah TK sampai SMP di Ar-Rasyid Cijeruk
(1990-2000). Selanjutnya penulis melanjutkan studi di SMU Negeri 6 Bogor
(2000-2003). Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) pada tahun 2003 sebagai mahasiswa Departemen
Agronomi dan Hortikultura.
Penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan ekstra kurikuler diantaranya
Pasukan Khusus (PASUS) tahun 1998-1999, OSIS (1997-1999), KIR (2000-
2001), komputer (2000-2002) dan pada saat kuliah penulis aktif sebagai pengurus
di Himpunan Mahasiswa Agronomi (HIMAGRON). Penulis juga aktif mengikuti
berbagai kepanitiaan diantaranya Festival Tanaman (Festa) ke-27, Festa ke-28,
dan Terarium For Kids (TFK).
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas izin dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Rasulullah, keluarganya,
sahabatnya dan umatnya yang senantiasa setia hingga akhir jaman. Penelitian ini
berjudul Pengaruh Komposisi Media terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan
Tanaman Helichrysum bracteatum dan Zinnia elegans. Penelitian ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini tidak lepas dari
dukungan dan bantuan banyak pihak. Oleh karena pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Syarifah Iis Aisyah, MSc sebagai pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.
2. Dewi Sukma, SP. MSi sebagai pembimbing akademik dan juga
sebagai penguji. 3. Ir. Ketty Suketi, MSi sebagai penguji. 4. Kedua orang tua, adik-adikku, dan juga nenek penulis yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil. 5. Teman-teman yang telah banyak membantu dan memotivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat di kemudian hari
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, September 2007
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... x
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 Latar Belakang ......................................................................................... 1 Tujuan ...................................................................................................... 3 Hipotesis .................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 4 Deskripsi Spesies ..................................................................................... 4 Helichrysum bracteatum ....................................................................... 4 Zinnia elegans ...................................................................................... 4 Media Tanam ............................................................................................ 5 Perkecambahan ......................................................................................... 8 Pertumbuhan dan Perkembangan.............................................................. 9
BAHAN DAN METODE .................................................................................... 10 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 10 Bahan dan Alat .......................................................................................... 10 Metode Penelitian ...................................................................................... 10 Pelaksanaan Penelitian............................................................................... 11 Pengamatan ................................................................................................ 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 13 Kondisi umum Penelitian.......................................................................... 13 Perkecambahan ..................................................................................... 15 Helichrysum bracteatum ........................................................................... 16 Zinnia elegans ........................................................................................... 26
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35
LAMPIRAN ......................................................................................................... 39
DAFTAR TABEL Nomor Halaman
Teks 1. Kandungan Nitrogen, Fosfor, Kalium, pH, EC pada Berbagai Komposisi Media ........................................................................................................................... 13
2. Rekapitulasi Daya Berkecambah Kedua Tanaman yang Diamati .............................. 15
3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam terhadap H. bracteatum pada Seluruh Peubah yang Diamati ..................................................................................... 17
4. Warna Bunga H. bracteatum ....................................................................................... 24
5. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam terhadap Z. elegans pada Seluruh Peubah yang Diamat .............................................................................. 37
6. Warna Bunga Z. elegans ................................................................................................ 32
Lampiran
1. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Tinggi Tanaman Helicrhysum bracteatum ............................................................................................. 40
2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Jumlah Daun Tanaman Helicrhysum bracteatum.............................................................................................. 41
3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Panjang Daun Tanaman Helicrhysum bracteatum. ............................................................................................. 43
4. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Lebar Daun Tanaman Helicrhysum bracteatum .............................................................................................. 44
5. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Pertumbuhan Tanaman Helicrhysum bracteatum.............................................................................................. 45
6. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Helicrhysum bracteatum................................................................. 47
7. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap Jumlah Bunga Helicrhysum bracteatum.............................................................................................. 48
8. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap Diameter Batang Helicrhysum bracteatum.............................................................................................. 48
9. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Pertumbuhan Tanaman Zinnia elegans .............................................................................................................. 48
10. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Zinnia elegans................................................................................. 51
11. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap Panjang dan Lebar Daun Zinnia elegans .......................................................................................... 52
12. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap Diameter Batang dan Jumlah Bunga Zinnia elegans ............................................................................... 52
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
Teks
1. Penampang akar Z. elegans pada Setiap Perlakuan Komposisi Media..................... 14
2. Pertumbuhan Rata-rata Tinggi Tanaman H. bracteatum pada Berbagai Komposisi Media Tanam......................................................................................... 18
3. Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Daun Tanaman H. bracteatum pada Berbagai Komposisi Media Tanam.......................................................................................... 19
4. Pertumbuhan Rata-rata Diameter Batang Tanaman H. bracteatum pada Berbagai Komposisi Media Tanam .......................................................................... 20
5. Pertumbuhan Rata-rata panjang Daun Tanaman H. bracteatum pada Berbagai Komposisi Media Tanam.......................................................................................... 21
6. Pertumbuhan Rata-rata Lebar Daun Tanaman H. bracteatum pada Berbagai Komposisi Media Tanam......................................................................................... 21
7. Persentase Waktu Bunga Pertama Muncul pada Setiap Perlakuan .......................... 23
8. Pertambahan Rata-rata Jumlah Bunga Tanaman H. bracteatum pada Berbagai Komposisi Media Tanam ......................................................................... 25
9. Pertumbuhan Rata-rata Tinggi Tanaman Z. elegans pada Berbagai Komposisi Media Tanam ............................................................................................................ 28
10. Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Z. elegans pada Berbagai Komposisi Media Tanam.......................................................................................... 29
11. Pertumbuhan Rata-rata Panjang dan Lebar Daun Tanaman Z. elegans pada Berbagai Komposisi Media Tanam .......................................................................... 30
12. Pertumbuhan Rata-rata Diameter Batang Tanaman Z. elegans pada Berbagai Komposisi Media Tanam.......................................................................................... 30
13. Persentase Bunga Muncul pada Perlakuan Media Tanam....................................... 31
14. Persentase Jumlah Bunga pada Perlakuan Media Tanam........................................ 33
Lampiran
1. Kemasan Benih Helichrysum bracteatum.............................................................. 52
2. Kemasan Benih Zinnia elegans .............................................................................. 52
3. Pertumbuhan H. bracteatum pada (A) Umur 7 MST (B) Umur 21 MST............... 53
4 Warna Bunga H. bracteatum .................................................................................... 54
5 Pertumbuhan Z. elegans pada 7 MST ....................................................................... 55
6 Penampilan Bunga Z. elegans.................................................................................. 55
PENDAHULUAN
Latar belakang
Tanaman hias merupakan komoditas hortikultura yang potensial untuk
dikembangkan. Permintaan konsumen terhadap tanaman hias setiap tahun
semakin meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2006)
peningkatan ekspor tanaman hias dari tahun 1999-2004 adalah 1.13% per tahun
dan peningkatan impor 34.07% per tahun. Volume impor yang tinggi
menunjukkan konsumen Indonesia masih tertarik terhadap tanaman hias luar
negeri walaupun tanaman hias lokal makin berkembang. Introduksi tanaman hias
diperlukan untuk menambah jenis tanaman hias yang sudah ada karena selera
konsumen tanaman hias selalu berubah. Introduksi tanaman hias umumnya
melalui benih. Salah satu negara yang banyak mengembangkan tanaman hias
adalah Jerman, beberapa jenis di antaranya adalah H. bracteatum dan Z. elegans.
Benih-benih tersebut harus dapat beradaptasi dari lingkungan aslinya (sub tropis)
ke lingkungan yang beriklim tropis agar pertumbuhan dan perkembangannya
optimal.
Media tanam yang tepat untuk perkecambahan dan pertumbuhan tanaman
akan mendukung proses adaptasi tersebut. Media merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, sebagai tempat tumbuh, media
perakaran, dan sumber unsur hara (Soepardi, 1983). Karakteristik media tanam
sebagai tempat tumbuh yang terpenting menurut Acquaah (2002) adalah
mempunyai kemampuan memegang air yang baik, mempunyai aerasi dan
draenase yang baik, mempunyai pH yang sesuai dengan jenis tanaman, dan
mengandung unsur hara untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
Untuk perkecambahan dan pertumbuhan tanaman hias, di luar negeri
umumnya menggunakan media buatan seperti “UC mix” yang diperkenalkan
pertama kali oleh University of California, “Cornell mix” yang diperkenalkan
oleh Cornell University, AS, dan di Belanda kebanyakan menggunakan media
tanam dengan bahan campuran non organik seperti rockwool, arang sekam dan
hasil industri lainnya (Tjia, 2002).
2
Cayanti (2006) melaporkan bahwa media dengan campuran cocopeat:
tanah: pupuk kandang (2: 1: 1) menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 18.82
cm pada 7 Minggu Setelah Pemangkasan (MSP) serta menghasilkan jumlah
cabang yang paling banyak yaitu 9.22 pada 7 MSP, selain itu media dengan
campuran cocopeat menghasilkan waktu berbunga pertama muncul tercepat yaitu
33.33 Hari Setelah Pemangkasan (HSP) pada cabe hias.
Hancuran kayu, serbuk gergaji, dan serutan kayu dapat digunakan sebagai
komponen dalam campuran media untuk pembibitan. Poerwanto (2003)
menyatakan bahwa untuk menciptakan campuran yang seragam dan tekstur yang
baik, pasir dan beberapa bahan organik seperti peat moss atau serbuk gergaji
biasanya ditambahkan ke tanah.
Kasirin et. al (1994) melaporkan bahwa campuran media arang sekam:
tanah: pupuk kandang (3:2:1) menghasilkan diameter batang bawah terbesar pada
pembibitan manggis.
Dewi (2005) melaporkan bahwa media tanam dengan campuran pasir:
pupuk kandang: tanah (1:1:2) menghasilkan respon terbaik terhadap tinggi
tanaman total dan panjang tunas pada pembibitan mangga varietas arumanis.
Helichrysum bracteatum atau lebih dikenal dengan sebutan Strawflower
merupakan tanaman annual asli dari Australia. H. bracteatum belum dikenal luas
di Indonesia. Di luar negeri, H. bracteatum digunakan sebagai tanaman bedengan,
bunga potong, dan sangat disukai untuk bunga kering. Tanaman ini membutuhkan
cahaya matahari penuh dan media yang mempunyai drainase yang baik untuk
persemaiannya. “Gufullte Mischung” merupakan jenis Strawflower yang berasal
dari Jerman.
Zinnia elegans merupakan tanaman annual yang berasal dari Meksiko,
Amerika Tengah. Di Indonesia tanaman hias ini telah lama dikenal dengan nama
bunga kertas. Zinnia banyak ditanam sebagai tanaman bedengan dan kebanyakan
memiliki mahkota tunggal. ”Liliput Mischung” merupakan jenis bunga kertas
yang mempunyai mahkota bertumpuk (double blossoms). Zinnia diperbanyak
dengan biji dan mudah ditanam pada media yang mempunyai drainase yang baik
dan mempunyai pH netral.
3
Komposisi media yang terbaik untuk tanaman hias introduksi di Indonesia
saat ini belum banyak diketahui sehingga menjadi kendala untuk
mengembangkannya. Oleh karena itu perlu suatu penelitian untuk mengetahui
komposisi media yang tepat untuk persemaian dan pertumbuhan dua tanaman hias
introduksi tersebut. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi para produsen
tanaman hias yang akan mengembangkan tanaman tersebut dalam mengurangi
persentase daya berkecambah yang rendah.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi
media terhadap perkecambahan dan pertumbuhan dua spesies tanaman hias yaitu:
Helichrysum bracteatum dan Zinnia elegans.
Hipotesis
1. Komposisi media yang tepat dapat meningkatkan perkecambahan dan
pertumbuhan tanaman Helichrysum bracteatum dan Zinnia elegans.
2. Pengaruh perlakuan komposisi media memberikan respon yang berbeda pada
masing-masing spesies.
TINJAUAN PUSTAKA
Deskripsi Tanaman
Helichrysum bracteatum
Helichrysum bracteatum merupakan tanaman annual yang termasuk ke
dalam famili Asteraceae. Di negara asalnya Australia, H. bracteatum dikenal juga
dengan nama Strawflower, Paper Daisy, Everlasting Daisy. Selain sebagai
tanaman pot dan tanaman bedengan, tanaman ini dapat digunakan sebagai bunga
potong dan sangat disukai sebagai bunga kering.
Perbanyakan H. bracteatum dapat dilakukan dengan biji. Di luar negeri
penyemaian dilakukan pada akhir musim dingin atau awal musim semi. Suhu
yang dibutuhkan untuk mengecambahkan biji di atas 20°C. Tanaman ini akan
berkembang dengan baik pada kondisi media dengan drainase baik.
Pengecambahan tanaman dilakukan di dalam ruangan selama 4-6 hari (Bill,
2003)..
Tinggi tanaman ini bisa mencapai 30-90 cm, tetapi umumnya varietas
komersil rata-rata tingginya 30 cm dan lebar perawakannya mencapai 30-60 cm.
Daun berwarna hijau, bentuk daun oblong (jorong)-lanceolate (lanset), panjang
daun 5 cm dan permukaan daunnya bertekstur (Hughes, 2001). Bunga seperti
kertas, warna bunga tergantung varietas, ada yang berwarna kuning sampai
kuning keemasan, oranye, merah muda, putih, merah dan salem (Evans, 2003),
diameter bunga bisa mencapai 7-8 cm, bunga menutup pada malam hari atau pada
keadaan mendung *1).
Zinnia elegans
Zinnia atau lebih dikenal dengan nama bunga kertas (kembang kertas)
merupakan tanaman asli Meksiko dan dapat ditemukan sampai ketinggian 1.400
m dpl. Tanaman ini biasa ditanam secara bergerombol di taman-taman atau di
pekarangan sebagai tanaman bedengan atau bunganya digunakan sebagai bunga
potong.
*1) www.samen.ch/blumen_detail.asp.htm
5
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan biji. Media persemaian biasanya
berupa campuran tanah subur, humus atau peat dengan tambahan sedikit pasir.
Lokasi persemaian sebaiknya di tempat terlindung dari sinar matahari (indoor).
Untuk pertumbuhannya zinnia menyukai tempat yang terkena cahaya matahari
langsung dan media yang berdrainase baik *2).
Zinnia tumbuh tegak, tingginya sekitar 40-50 cm, daunnya berwarna hijau,
letaknya berhadapan. Helaian daun bentuknya memanjang, ujung runcing,
pangkal memeluk batang, tepi rata, tulang daun melengkung. Bentuk bunganya
seperti bunga aster, dengan warna yang beraneka ragam seperti merah tua, merah
muda, kuning atau putih. Diameter bunga zinnia untuk varietas ”Liliput” rata-rata
7 cm *3).
Media
Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman
optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang sesuai.
Harjadi (1989) menyatakan bahwa media tanam terdiri dari dua tipe yaitu
campuran tanah (soil-mixes) yang mengandung tanah alami dan campuran tanpa
tanah (soilles-mixes) yang tidak mengandung tanah.
Bahan-bahan campuran media tanam harus memiliki peranan yang khusus
di dalam campuran tersebut. Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media
untuk dijadikan campuran adalah: kualitas dari bahan tersebut, baik kimia atau
fisiknya, tersedia di pasaran, murah, mudah cara penggunaanya, dapat digunakan
untuk berbagai macam tanaman, tidak membawa hama dan penyakit, mempunyai
drainase dan kelembaban yang baik, mempunyai pH yang sesuai dengan jenis
tanaman dan mengandung unsur hara untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
(Acquaah, 2002).
*2) www.botany.com*3) www.bio-gaertner.de
6
Tanah
Tanah merupakan sistem dispersi tiga fase yang selalu berada dalam
keseimbangan dinamis. Ketiga fase tersebut adalah padat, cair dan gas. Untuk
pertumbuhan tanaman yang optimal material tersebut harus berada dalam proporsi
yang tepat (Poerwanto, 2003)
Porsi padat pada tanah ada dalam bentuk organik dan inorganik. Bagian
organik tersebut berasal dari dekomposisi organisme yang hidup dan mati,
sedangkan bagian inorganik adalah residu dari batuan induk setelah dekomposisi
yang dihasilkan dari proses kimia dan fisika. Porsi cair pada tanah adalah larutan
tanah terjadi akibat air yang melarutkan mineral, oksigen dan karbondioksida.
Bagian gas tanah penting untuk pertumbuhan tanaman yang baik. Pada tanah yang
berdrainase buruk atau tanah tergenang, air akan menggantikan udara sehingga
pertumbuhan akar terganggu dan menghilangkan mikroorganisme aerobik yang
diinginkan (Poerwanto, 2003).
Tanah mengandung unsur hara makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S)
dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Zn, B, Cu, Mo dan Cl). Sifat fisik tanah yang
terpenting untuk menentukan daya penyediaan unsur hara dan penyediaan air serta
udara adalah tekstur dan struktur tanah (Soepandi, 1983 ; Islam dan Utomo,
1995).
Pasir
Pasir adalah silika murni dengan ukuran partikel antara 0.5-2 mm, pada
umumnya pasir digunakan untuk media campuran (mixes) karena mudah didapat
dan murah tetapi pasir merupakan media yang paling berat dari semua media
pengakaran. Pasir ditambahkan ke dalam media untuk meningkatkan porositas
media, tetapi pasir yang terlalu halus dapat menghalangi lubang-lubang drainase
(Harjadi, 1989 ; Poerwanto, 2003)
Pasir seharusnya difumigasi dan dipasteurisasi sebelum digunakan karena
mengandung biji rumput liar dan berbagai patogen yang berbahaya. Pasir tidak
menyediakan banyak unsur hara dan secara kimia pasir merupakan bagian dari
media yang tidak bereaksi (Miller dan Jones, 1995 ; Acquaah, 2002).
7
Serbuk Sabut Kelapa
Serbuk sabut kelapa (Cocopeat) merupakan media hasil penghancuran
sabut kelapa. Sabut kelapa adalah bagian mesokarp dari buah kelapa, tebalnya 5
cm dan menempati 35% dari total buah kelapa yang telah masak petik. Bagian
yang berserabut ini merupakan kulit dari buah kelapa dan dapat dijadikan sebagai
bahan baku aneka industri (karpet, sikat, keset, bahan pengisi jok mobil dan tali)
dan juga dapat dimanfaatkan sebagai media tanam karena mengandung unsur
kalium dan fosfor (Palungkun, 1992). Serbuk sabut kelapa banyak diproduksi
terutama di Sri Lanka, Philipina, Indonesia, Meksiko, Costa Rica dan Guyana.
Serbuk sabut kelapa banyak digunakan untuk media tumbuh karena serbuk
sabut kelapa mempunyai kapasitas memegang air yang baik, dapat
mempertahankan kelembaban (80%), kapasitas tukar kation dan porositas yang
baik, dan mempunyai C/N ratio rendah yang mempercepat N tersedia dan reduksi
karbon.
Kompos
Kompos merupakan pupuk organik dari hasil pelapukan jaringan atau
bahan-bahan tanaman atau limbah organik pengolahan pabrik dan sampah organik
yang sengaja dibuat manusia. Tingkat kandungan hara kompos sangat ditentukan
oleh bahan dasar, cara pengomposan, dan cara penyimpanan (Musnamar, 2004).
Kompos berperan sebagai materi humus pengikat kelembaban, bila
dicampur dengan tanah maka kompos akan menambah bahan organik sehingga
dapat meningkatkan sifat fisik tanah, meningkatkan infiltrasi air, meningkatkan
aerasi tanah, menurunkan erosi, dan menyediakan hara bagi tanaman (Poerwanto,
2003).
Serbuk Gergaji
Serbuk gergaji, hancuran kulit kayu dan serutan kayu dari kayu merah,
kayu cemara atau cedar, pinus dan berbagai spesies berkayu keras dapat
digunakan sebagai komponen dalam campuran media pertumbuhan dan
perbanyakan. Media ini banyak digunakan karena biaya relatif rendah, ringan dan
mudah didapat. Miler dan Jones (1995) menyatakan bahwa media ini digunakan
8
dalam campuran media untuk meningkatkan porositas udara dan kapasitas
penahan air dalam campuran.
Kekurangan dari serbuk gergaji menurut Poerwanto (2003) beberapa tipe
segar dapat mengandung material toksik terhadap tanaman seperti fenol, resin,
terpen dan tannin sehingga dibutuhkan pengomposan selama 10-14 minggu
sebelum digunakan.
Arang Sekam
Arang sekam merupakan media kuntan yang diperoleh dari pembakaran
sekam yang tidak sempurna (sebelum berubah menjadi abu). Menurut hasil
analisis Japanese Society dalam Krisantini et al. (1993), komposisi arang sekam
paling banyak ditempati oleh SiO2 (52%), dan C (31%), komponen lain adalah
Fe2O3, K2O, MgO, CaO. MnO dan Cu dalam jumlah sedikit serta bahan-bahan
organik.
Sebagai media tanam dalam campuran media, arang berfungsi sebagai
deodorizer, yaitu menyerap bau tidak sedap dan racun dari hasil dekomposisi pada
ruang perakaran, disamping itu arang mempunyai daya serap air yang tinggi
(Arifin dan Andoko, 2004). Selain itu arang sekam digunakan dalam campuran
media karena sangat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi (banyak pori)
warnanya coklat kehitaman sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan
efektif dan dapat mengurangi pengaruh penyakit layu bakteri.
Perkecambahan
Perkecambahan adalah tahap awal dari pertumbuhan tanaman.
Perkecambahan merupakan deretan kejadian dari biji dorman sampai bibit yang
tumbuh, tergantung viabilitas benih, pemecahan dormansi dan kondisi lingkungan
yang cocok. Viabilitas benih ditunjukkan oleh persen benih yang dapat
menyelesaikan perkecambahan, laju perkecambahan, dan vigor atau ketegaran
bibit hasilnya, yang paling umum untuk mengukur viabilitas adalah persentase
perkecambahan dan daya berkecambah.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan yaitu air, suhu,
oksigen dan cahaya. Kebutuhan air bagi perkecambahan berbeda-beda menurut
9
spesies. Kelembaban harus diperhatikan selama perkecambahan, agar kecambah
tidak kering. Agar kelembaban terjaga sangat dianjurkan untuk pemberian
naungan sampai perkecambahan selesai (Harjadi 1989).
Menurut Salisbury dan Ross (1995) Pada sebagian besar tumbuhan,
perkecambahan biji dimulai dengan munculnya radikula (akar embrionik) dan
bukan epikotil (tajuk).
Pertumbuhan dan Perkembangan
Harjadi (1996) menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman ditunjukkan oleh
pertambahan ukuran dan berat kering yang tidak dapat balik. Pertambahan ukuran
dan berat kering dari suatu organisme mencerminkan bertambahnya protoplasma,
yang mungkin terjadi karena ukuran sel maupun jumlahnya bertambah.
Perkembangan diartikan pada diferensiasi, yaitu suatu perubahan dalam tingkat
lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dari organ secara anatomi dan fisiologi.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah faktor internal
dan faktor eksternal atau lingkungan. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman antara lain tanah atau media, suhu, dan cahaya (Poerwanto,
2003).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Percobaan
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juli 2007. Penelitian
dilaksanakan di rumah plastik Kebun Munjul desa Kayu Manis Jl. Baru, Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah dua spesies benih tanaman hias introduksi
dari Jerman yaitu H. bracteatum, dan Z. elegans. Media tanam yang digunakan
adalah tanah, pasir steril, kompos, serbuk sabut kelapa, serbuk gergaji, arang
sekam, paranet 55%, Vitamin B1, pupuk NPK, Gandasil B, dan kertas label.
Alat yang digunakan adalah bak semai, sprayer, polybag diameter 15 cm
dan 25 cm, jangka sorong, meteran, ember, dan alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 2 percobaan yang saling terpisah, setiap
percobaan dibedakan atas spesies tanaman hias, yaitu percobaan ke-1 pada
Helichrysum bracteatum dan percobaan ke-2 pada Zinnia elegans.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
faktor tunggal yaitu komposisi media tanam untuk setiap spesies tanaman hias
yang terdiri dari empat taraf yaitu; M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos
(3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah:
Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1). Komposisi media berbeda
berdasarkan volume (v/v/v).
Pada perkecambahan, bibit yang ditanam untuk masing-masing tanaman
berbeda. Untuk H. bracteatum, benih yang disemai sebanyak 50 benih untuk
setiap bak semai. Z. elegans yang disemai sebanyak 21 benih per bak semai.
Pada pertumbuhan tanaman, terdapat 4 kombinasi perlakuan dengan 3 kali
ulangan, sehingga terdapat 12 satuan percobaan. Masing-masing ulangan terdiri
dari 3 tanaman, sehingga jumlah tanaman yang diamati adalah 36 tanaman untuk
masing-masing tanaman hias. Total tanaman yang diamati adalah 72 tanaman.
11
Model aditif linier percobaan adalah sebagai berikut:
Yijk = μ + α i + ε ijk
Keterangan :
Yijk = nilai pengamatan pada faktor M taraf ke-i, faktor S taraf ke-j dan ulangan
ke-k
μ = nilai tengah umum
α i = pengaruh perlakuan komposisi media taraf ke-i
ε ijk = galat percobaan
Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F. Apabila dalam perlakuan
menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap hasil pengamatan, maka dilakukan
analisis uji lanjut dengan metode Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf
5%.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu persiapan alat dan
bahan, penanaman bahan tanaman, penanaman, dan pemeliharaan.
Persiapan bahan dan alat meliputi persiapan bahan tanaman yaitu H.
bracteatum, dan Z. elegans diintroduksi dari Jerman. Tanah yang dipakai adalah
tanah Darmaga, jenis tanahnya Latosol. Semua media tanam disterilisasi di
Laboratorium Hama Penyakit Tanaman (HPT). Media tanam dipersiapkan sesuai
dengan perlakuan yang telah ditentukan sebelumnya dan diberi label.
Benih disemai pada bak semai yang telah diisi campuran media sesuai
perlakuan. Penyemaian dilakukan dengan cara ditaburkan di atas bak semai
kemudian ditutup dengan sedikit media, disungkup dan diletakan di bawah
naungan. Setelah 1 minggu persemaian dipindahkan ke rumah plastik. Pemberian
vitamin B1 dilakukan 1 kali seminggu pada persemaian. Pemeliharaan yang
dilakukan pada saat persemaian adalah penyiraman. Penyiraman dilakukan setiap
hari dengan sprayer.
Bibit diambil dari persemaian untuk penanaman pada saat bibit telah
mempunyai 2-3 lembar daun dewasa (14 Hari Setelah Semai) kemudian bibit
tersebut ditanam dan diberi perlakuan yang sama seperti pada media persemaian.
12
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, pemupukan,
penyiangan gulma dan pemberantasan hama penyakit. Penyiraman dilakukan 2
hari sekali sebanyak ± 200 ml/tanaman, pemupukan dengan pupuk NPK
dilakukan pada minggu ke-2 setelah tanam sebanyak 2 g/polybag. Untuk
strawflower diberikan pupuk Gandasil B 1 g/liter setiap minggu pada saat mulai
muncul kuncup bunga.
Pengamatan
Pengamatan meliputi seluruh kondisi tanaman, baik kondisi fisik tanaman
maupun kondisi lingkungan sekitar tanaman. Pengamatan tersebut antara lain:
1. Pengamatan saat perkecambahan : persentase perkecambahan benih yang
tumbuh normal dengan kriteria daun pertama muncul dan hipokotil tumbuh
normal dan kecepatan tumbuhnya (KCT). Pengamatan dilakukan setiap hari.
2. Pengamatan saat pertumbuhan yang dilakukan 1 kali seminggu, meliputi :
a) Persentase tanaman yang hidup, dihitung pada akhir penelitian.
b) Tinggi tanaman, pengukuran dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman
dari pangkal batang tepat di atas permukaan tanah sampai ke titik tumbuh.
c) Jumlah daun, daun yang dihitung adalah daun yang telah berkembang
sempurna, tidak cacat dan tidak terserang hama penyakit.
d) Diameter batang. Untuk H. bracteatum, diameter batang diukur setiap
bulan dengan menggunakan jangka sorong mulai bulan ke-4, sedangkan
untuk Z. elegans diameter batang diukur pada 1, 4, dan 7 MST (Minggu
Setelah Tanam).
e) Lebar dan panjang daun terlebar, dihitung pada saat 3 MST.
f) Pembungaan, meliputi : waktu muncul bunga (dicatat ketika kuncup bunga
muncul), warna bunga (menggunakan Royal Horticultural Society Mini
Colour Chart), ukuran (diameter) bunga, dan jumlah bunga.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum Penelitian
Penelitian dilakukan di rumah plastik Kebun Munjul desa Kayu Manis Jl.
Baru, Bogor pada bulan Januari sampai Juli 2007. Setiap komposisi media tanam
yang digunakan memiliki berat jenis yang berbeda. Komposisi media tanam M4
mempunyai berat jenis paling berat dengan rataan 433.2 g/pot, hal ini terjadi
karena dalam campuran media tanam mengandung 2/5 bagian pasir. Komposisi
media tanam paling ringan adalah media tanam M2 yaitu 245.7 g/pot. Media M1
memiliki berat 260.9 g/pot, dan media M3 mempunyai berat 301.8 g/pot.
Kandungan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dalam media
tanam yang digunakan pada penelitian ini telah dianalisis di Laboratorium Tanah.
Analisis dilakukan sebelum penanaman. Selain analisis unsur NPK dilakukan juga
analisis terhadap pH dan EC. Berikut disajikan unsur N, P, K, pH dan EC yang
terkandung dalam media tanam tersebut.
Tabel 1. Kandungan Nitrogen, Fosfor, Kalium, pH, EC pada Berbagai Komposisi
Media.
Komposisi Media
Nitrogen (%)
Fosfor (P) (ppm)
Kalium (me/100g)
pH (H2O)
EC (ms/cm)
M1 0.37 79.0 7.17 6.50 0.9105 M2 0.35 149.8 6.62 6.30 0.4051 M3 0.40 61.6 7.94 6.50 1.090 M4 0.23 81.5 3.33 6.80 0.5612
Keterangan: M1= Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1) M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1) M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1)
M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1). Berdasarkan analisis yang dilakukan sebelum perlakuan, media M3
memiliki kandungan N, K dan EC tertinggi sedangkan kandungan P tertinggi
dimiliki oleh media M2. Kisaran pH untuk ke 4 komposisi media tanam sesuai
untuk tanaman pada umumnya yaitu 5.5-6.8. Kisaran EC yang optimal untuk
pertumbuhan tanaman adalah 0.5-1.8 ms/cm (Cavins et al., 2002). Electrical
Conductivity (EC) yang optimal diberikan oleh media M1, M3 dan M4.
kandungan EC terendah diberikan oleh media M2 yaitu 0.4051 ms/cm.
14
Media M1 berwarna kecoklatan, porositas media baik, mudah menyerap air
dan lembab, serta dingin. Media M2 berwarna kuning kecoklatan, media M2
sangat poros dan pada saat awal penyiraman sangat lambat memegang air. Media
M3 berwarna hitam kecoklatan, mempunyai porositas yang baik dan mudah
menyerap air. Media M4 memupakan media terberat, M4 berwarna hitam abu-
abu, media mudah mengalami kekeringan.
Selama perkecambahan biji, unsur-unsur hara disediakan dari persediaan
yang dikandung dalam biji tanaman tersebut, tetapi unsur hara tersebut dapat
habis dan tanaman menjadi tergantung pada unsur hara dalam media tanam. Akar
tanaman baru akan tumbuh dan menyerap unsur hara dari media. Foth (1988)
menyatakan bahwa perluasan akar menembus media menunjukkan bahwa akar-
akar sampai pada persediaan unsur hara baru. Berikut disajikan penampang akar
tanaman Zinnia sebelum tanam.
Gambar 1. Penampang akar Z. elegans pada Setiap Perlakuan Komposisi Media.
M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Pada Gambar 1, terlihat bahwa media M1 memiliki serabut akar yang
banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
media M1 mempunyai jumlah dan penyebaran pori-pori yang cukup besar
sehingga ujung akar mudah untuk masuk dan memungkinkan perluasan akar.
Hama yang menyerang kedua jenis tanaman antara lain belalang,
penggorok daun (Liriomyza huidobrensis), dan kutu dompolan (Planococcus sp.).
Pengendalian dilakukan dengan menggunakan decis 0.5 ml/liter dengan cara
disemprotkan pada seluruh bagian tanaman setiap minggu. Penyakit yang
menyerang adalah virus dengan gejala keriting.
15
Perkecambahan
Bentuk perkecambahan pada kedua jenis tanaman yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perkecambahan epigeal. Perkecambahan kedua jenis tanaman
selama penelitian cukup baik. Media M1 menghasilkan persentase perkecambahan
benih terbaik, persentase perkecambahan H. bracteatum yaitu 96% dan Z. elegans
yaitu 95.24%. Media M2 menghasilkan daya berkecambah terendah pada H.
bracteatum (62%) maupun pada Z. elegans (90.48%). Pada 2 HSS (Hari Setelah
Semai) pertumbuhan zinnia pada semua media tampak normal, tetapi pada M1
lebih kompak, besar dan tegak, sedangkan pada H. bracteatum tumbuh normal
pada 3 HSS. Berikut disajikan rekapitulasi peubah yang diamati pada saat
persemaian.
Tabel 2. Rekapitulasi Daya Berkecambah Kedua Tanaman yang Diamati
Perlakuan ∑ Benih ∑ Tanaman Tumbuh (14
HSS)
Daya Berkecambah (%)
Kecepatan Tumbuh
(%/etmal) M1 50 48 96.00 0.540 M2 50 31 62.00 0.484 M3 50 45 90.00 0.538
H. bracteatum
M4 50 46 92.00 0.521 M1 21 20 95.24 0.350 M2 21 19 90.48 0.323 M3 21 19 90.48 0.389 Z.elegans
M4 21 20 95.24 0.355 Keterangan: M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1),
M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Tanaman H. bracteatum pada media M1 menghasilkan daya berkecambah
terbanyak (96%) dan kecepatan tumbuh tercepat (0.54%/etmal). Tjia (2001)
menyatakan bahwa struktur yang poros dari serbuk sabut kelapa membuatnya
sangat baik untuk digunakan sebagai komponen media tanam. Serbuk sabut
kelapa mempunyai banyak pori dalam satu partikel tunggalnya, keuntungan fisik
tersebut menyumbangkan total pori yang kuat dan lebih banyak serta kapasitas
memegang air yang tinggi pada zona perakaran sehingga menghasilkan perakaran
yang kuat dan lebih baik untuk perkecambahan.
16
Pada tanaman Z. elegans, media yang menghasilkan daya berkecambah
terbanyak adalah media M1 dan media M4. Menurut Rimando (2004) media yang
biasa digunakan untuk tanaman bedengan seperti zinnia adalah campuran dari
cocopeat dan pasir (3:1, v/v) atau campuran lempung berpasir, cocopeat dan pasir
(1:1:1). Kecepatan tumbuh tercepat diberikan oleh media M3 sebesar
0.389%/etmal. Dalam media M3 terdapat arang sekam yang berwarna hitam
akibat adanya proses pembakaran, menurut Murbandono (1993) karena hal
tersebut, arang sekam mempunyai daya serap terhadap panas tinggi dapat
menaikkan suhu dan mempercepat perkecambahan.
Helichrysum bracteatum
Berdasarkan pengamatan morfologi, H. bracteatum memiliki tipe
perakaran tunggang bercabang, batang berwarna hijau, bentuk bulat, permukaan
batang licin, arah tumbuhnya tegak lurus dan tipe percabanganya simpodial. Daun
berwarna hijau, letak daun tersebar, tipe tunggal, helaian daun lanset dengan
pangkal dan ujung daun meruncing, tepi daun rata, pertulangan daun menyirip dan
permukaan daun berambut. Letak bunga terminal dengan warna bunga pink,
oranye dan merah.
Pertumbuhan tanaman secara umum terlihat baik. Pertumbuhan vegetatif
terbaik diberikan oleh media M3 yang ditunjukkan dengan pertumbuhan tinggi
paling tinggi, jumlah daun paling banyak, dan diameter batang terlebar. Kuncup
Bunga awal muncul pada H. bracteatum pada 14 MST yaitu pada media M3.
Sidik ragam pada Tabel 3 menunjukkan bahwa perlakuan media
berpengaruh sangat nyata terhadap peubah tinggi tanaman pada 1 MST hingga 21
MST, perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah daun pada 3
MST. Perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap peubah panjang daun pada 3-
19 MST, dan 21 MST, dan terhadap peubah lebar daun pada 3-20 MST. Diameter
batang dihitung pada 4 BST, perlakuan berpengaruh sangat nyata pada peubah
diameter batang hingga akhir penelitian. Perlakuan berpengaruh nyata terhadap
peubah jumlah bunga pada 20 MST. Berikut disajikan rekapitulasi sidik ragam
terhadap semua peubah yang diamati.
Tabel 3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam terhadap H. bracteatum pada Seluruh Peubah yang Diamati
MST Tinggi Tanaman KK Jumlah
Daun KK Panjang
Daun Terlebar
KK Lebar Daun
Terlebar KK Diameter
Batang KK Jumlah Bunga KK Diameter
Bunga KK
0 tn 36.273 ** 19.117 1 ** 29.333 ** 19.685 2 ** 24.847 ** 18.833 3 ** 30.273 tn 25.175 ** 20.097 ** 23.648 4 ** 43.130 ** 22.504 ** 29.905 ** 28.909 5 ** 50.034 ** 26.348 ** 27.827 ** 27.484 6 ** 40.339 ** 26.724 ** 22.477 ** 25.918 7 ** 35.354 ** 23.872 ** 18.167 ** 22.386 8 ** 30.978 ** 27.323 ** 20.514 ** 31.042 9 ** 29.992 ** 24.647 ** 17.565 ** 20.685
10 ** 25.826 ** 35.689 ** 13.886 ** 21.586 ** 24.101 11 ** 25.050 ** 37.554 ** 14.218 ** 24.465 12 ** 26.109 ** 48.543 ** 15.003 ** 19.115 13 ** 27.099 ** 45.424 ** 13.597 ** 20.815 14 ** 27.998 ** 46.163 ** 13.240 ** 21.519 tn 15 ** 28.827 ** 40.310 ** 12.035 ** 28.033 ** 19.662 tn 84.853 16 ** 28.168 ** 35.273 ** 13.745 ** 21.459 tn 34.401 17 ** 26.853 ** 55.423 ** 16.437 ** 19.171 tn 43.301 18 ** 26.601 ** 40.085 ** 17.332 ** 19.922 tn 50.499 19 ** 26.950 ** 43.491 ** 16.257 ** 17.365 tn 30.287 20 ** 23.226 ** 44.488 * 23.035 ** 17.895 ** 15.620 * 13.363 21 ** 23.433 ** 53.081 ** 17.994 * 31.479 tn 33.025 22 tn 64.425 23 tn 65.403 tn 14.150
Keterangan: KK: Koefisien Keragaman * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
17
18
Persentase Tanaman yang Hidup
Berdasarkan sidik ragam, perlakuan media tidak berpengaruh nyata
terhadap peubah persentase tanaman yang hidup. Persentase tanaman yang hidup
pada media M1 dan media M3 yaitu 88.89% dari 9 tanaman, karena pada kedua
media ada tanaman yang dieradikasi karena terserang virus pada 16 dan 20 MST.
Persentase tanaman hidup pada media M2 dan M4 yaitu 100% dari 9 tanaman.
Persentase total tanaman yang hidup pada semua media hingga akhir penelitian
adalah 91.67% dari 36 tanaman.
Tinggi Tanaman
Berdasarkan sidik ragam, perlakuan media tanam berpengaruh sangat
nyata terhadap peubah tinggi tanaman dari 1 MST hingga 21 MST. Sejak awal
hingga akhir pengamatan media M1 memberikan pengaruh yang sama baiknya
dengan media M3 pada peubah tinggi tanaman sehingga di antara keduanya tidak
berbeda nyata.
Pada akhir pengamatan komposisi media M3 menghasilkan tinggi tanaman
rata-rata paling tinggi yaitu 128.75 cm, media M2 menghasilkan tinggi tanaman
rata-rata terendah yaitu 34.33 cm. Hal ini dimungkinkan karena kandungan
nitrogen pada media M3 lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain.
Pertumbuhan rata-rata tinggi tanaman terlihat pada Gambar 2.
0
20
40
60
80
100
120
140
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
MST
cm
M1 M2M3 M4
Gambar 2. Pertumbuhan Rata-rata Tinggi Tanaman H. bracteatum pada Berbagai
Komposisi Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Kurva menunjukkan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. Menurut
Salisbury dan Ross (1995) kurva pertumbuhan dibagi menjadi tiga fase yaitu fase
19
logaritmik, fase linier, dan fase penuaan. Pada fase logaritmik, ukuran bertambah
secara eksponensial sejalan dengan waktu. Ini berarti laju pertumbuhan lambat
pada awalnya. Pada fase linear, pertambahan ukuran berlangsung secara konstan,
laju pertumbuhan yang konstan ditunjukkan oleh kemiringan yang konsisten atas
tinggi tanaman. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang menurun saat
tumbuhan sudah mencapai kematangan dan mulai tua.
Jumlah Daun Total
Perlakuan media berpengaruh sangat nyata terhadap peubah jumlah daun
total (kecuali pada 3 MST). Pada pengamatan akhir (21 MST) perlakuan
komposisi media M3 menghasilkan jumlah daun total rata-rata terbanyak yaitu
113.9, jumlah daun total rata-rata paling sedikit diberikan oleh perlakuan
komposisi media M2 yaitu 12.9. Komposisi media M1 dan M4 menghasilkan
jumlah daun total rata-rata yaitu 55.1 dan 82.1.
Peningkatan jumlah daun total selama penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3, tanaman pada media M3 menunjukkan peningkatan jumlah daun total
tertinggi dibandingkan tanaman pada media lainya.
0
20
40
60
80
100
120
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
MST
Jum
lah
Dau
n
M1 M2M3 M4
Gambar 3. Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Daun tanaman H. bracteatum pada
Berbagai Komposisi Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Komposisi media M3 menghasilkan jumlah daun paling banyak dan
komposisi media M2 memperlihatkan peningkatan jumlah daun yang paling
rendah. Soepardi (1983) menyatakan bahwa nitrogen yang tinggi dapat
20
memperlambat pematangan atau penuaan. Hal ini terlihat pada media M3 dimana
pertumbuhan vegetatif lebih dominan.
Diameter Batang
Diameter batang tanaman dicatat pada bulan ke 4 setelah tanam karena
batang tanaman terlalu kecil dan pendek pada bulan-bulan awal penanaman,
sehingga jika dilakukan pengukuran dikhawatirkan batang tanaman akan patah.
Perlakuan komposisi media tanam berpengaruh sangat nyata terhadap peubah
diameter batang. Pada Gambar 4, terlihat bahwa media M3 menghasilkan rataan
diameter batang terbesar relatif konsisten setiap bulannya. Walaupun pada 6 BST
media M4 menghasilkan diameter batang rata-rata terbesar yaitu 0.89 cm tetapi
tidak berbeda nyata dengan media M3 yaitu 0.88 cm. Media M2 menghasilkan
rataan diameter batang terkecil di setiap pengamatan.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
4 5 6
BST
cm
M1 M2M3 M4
Gambar 4. Pertumbuhan Rata-rata Diameter Batang Tanaman H. bracteatum pada Berbagai Komposisi Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Panjang dan Lebar Daun Terlebar
Sidik ragam (Tabel 3) menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media
tanam berpengaruh sangat nyata terhadap peubah panjang daun pada 3 - 19 MST
dan 21 MST. Sedangkan untuk peubah lebar daun terlebar berpengaruh sangat
nyata pada 3 MST hingga 20 MST.
21
0
5
10
15
20
25
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
MSTP
anja
ng D
aun
(cm
)M1 M2M3 M4
Gambar 5. Pertumbuhan Rata-rata Panjang Daun Tanaman H. bracteatum pada Berbagai Komposisi Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Media M1 dan M3 mengalami penurunan panjang daun pada akhir
penelitian. Hal ini dimungkinkan karena pada tanaman tersebut karbohidrat lebih
banyak digunakan untuk pembentukan bunga. Poerwanto (2003) menyatakan
bahwa daun merupakan source utama karbohidrat dan sink utama adalah biji,
buah, bunga, akar dan sebagainya. Pada akhir pengamatan, panjang daun rata-rata
pada M4 adalah 18.3 cm tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan komposisi
media M1 yaitu 16.4 cm, komposisi media yang menghasilkan panjang daun
terpendek adalah media M2 yaitu 13.1 cm.
0
1
2
3
4
5
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
MST
Leba
r Dau
n (c
m)
M1 M2M3 M4
Gambar 6. Pertumbuhan Rata-rata Lebar Daun Tanaman H. bracteatum pada
Berbagai Komposisi Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Pada akhir pengamatan, lebar daun rata-rata pada media M4 adalah 3.5
cm, media M3 (3.2 cm), media M1 (2.5 cm) dan lebar daun tersempit dihasilkan
22
oleh M2 yaitu 2.3 cm. Komposisi media M2 (serbuk gergaji, tanah dan kompos
(3:2:1)) menghasilkan panjang dan lebar daun terendah, hal ini mungkin
disebabkan sifat fisik media yang terlalu poros dan kurang kuat daya ikat airnya
sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Salisbury dan Ross (1992)
menyatakan bahwa kekurangan air mempunyai beberapa efek terhadap
pertumbuhan tanaman, diantaranya adalah terjadinya suatu pembatasan terhadap
ekspansi daun. Fisher dan Dunham (1992) menyatakan bahwa luas daun telah
diterima sebagai ukuran untuk menilai daya potensial fotosintesis tajuk karena
fotosintesis biasanya sebanding dengan luas daun.
Perlakuan komposisi media tanam M3 menghasilkan pertumbuhan terbaik
dibandingkan komposisi media lainnya. Hal ini mungkin terjadi karena M3
mengandung kombinasi unsur-unsur yang paling sesuai untuk pertumbuhan
tanaman H. bracteatum. Kandungan nitrogen yang tinggi pada M3 menghasilkan
pertumbuhan vegetatif lebih baik. Setyamidjaja (1986) menyatakan bahwa
nitrogen mempunyai peranan penting diantaranya adalah merangsang
pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu tinggi tanaman dan merangsang tumbuhnya
tanaman. Electrical Conductivity (EC) pada media M3 lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya. Cavins et al. (2002) menyatakan bahwa EC dari larutan media
memberikan gambaran mengenai status hara tanaman. Semakin besar kandungan
EC, maka semakin mudah ion-ion bergerak melalui larutan.
Pembungaan
Pembungaan merupakan masa transisi atau perubahan fase vegetatif ke
fase generatif pada tanaman. Bunga merupakan organ tumbuhan modifikasi suatu
tunas (batang dan daun-daun) yang dibentuk. Proses pembungaan meliputi
perubahan fisiologi, biokimia dan molekuler tanaman.
Kedua jenis tanaman hias yang ditanam termasuk ke dalam famili
Asteraceae. Satu infloresens terdiri dari beberapa atau banyak bunga tabung (disk
flower) yang merupakan bunga hermaprodit dan biasanya fertil serta bunga pita
(ray flower) yang merupakan bunga jantan.
23
Waktu Bunga Pertama Muncul
Kuncup bunga H. bracteatum pertama muncul saat tanaman berumur 14
MST yaitu pada perlakuan media M3, kuncup bunga pertama muncul pada
perlakuan media M1 saat tanaman berumur 15 MST, dan pada media M4 kuncup
bunga muncul pada 21 MST. Pada akhir pengamatan, persentase tanaman
berbunga pada media M3 dan M1 adalah 66.7% dari 9 tanaman, sedangkan
tanaman pada media M4 berbunga sebanyak 44.4% dari 9 tanaman. Perlakuan
media M2 sampai akhir penelitian tidak berbunga. Untuk melihat lebih jelas
persentase bunga pada setiap perlakuan disajikan pada Gambar 7.
0
10
20
30
40
50
60
70
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
MST
Pers
enta
se B
unga
mun
cul
M1 M3 M4
Gambar 7. Persentase Tanaman Muncul Bunga Pertama pada Setiap Perlakuan Media. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Perlakuan media M2 tidak berbunga hingga akhir pengamatan, walaupun
dari hasil analisis media kandungan P dan K media M2 sangat tinggi, tetapi
mungkin karena fosfor biasanya berada dalam bentuk mineral yang kompleks
sehingga sangat lambat tersedia. Soepardi (1983) menyatakan bahwa kemampuan
tanah menyediakan unsur hara tidak begitu bergantung dari jumlah unsur, tetapi
dari laju unsur tersebut menjadi tersedia bagi tanaman.
Bunga pertama muncul pada media M4 ketika umur tanaman 21 MST.
Salisbury dan Ross (1995) menyatakan bahwa tanaman akan menghasilkan bunga
bila tanaman tersebut telah melewati masa vegetatif dimana telah terjadi
penambahan besar, berat dan menimbun karbohidrat lebih banyak untuk
pembungaan.
24
Warna Bunga
Pengamatan scoring terhadap warna bunga mengacu pada RHCC.
Perbedaan warna bunga tidak disebabkan oleh perlakuan media. Pengamatan
warna bunga hanya untuk melihat warna bunga dari tanaman hias H. bracteatum
introduksi sehingga tidak diolah lebih lanjut.
Tabel 4. Warna Petal H. bracteatum
Perlakuan Warna Bunga Light pink RHS 54D Red pink RHS 52B
Pink RHS 68C Pink RHS 63B
M1
Orange yellow RHS 23A Pink RHS 63B M3
Orange yellow RHS 23A Red pink RHS 52B M4
Pink RHS 64D Keterangan: M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1) M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1)
M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Helichrysum bracteatum termasuk ke dalam famili Asteraceae dimana
infloresen terdiri dari beberapa atau banyak bunga pita dan bunga tabung. Bunga
pita terletak di tepi bunga dan biasanya berwarna mencolok, sedangkan bunga
tabung terletak di tengah dan kebanyakan berwarna kurang menarik. Berdasarkan
tabel di atas, warna petal (bunga pita) tanaman ini terbagi menjadi dua warna
yaitu merah muda dan oranye. Bunga tabung tanaman ini kebanyakan berwarna
kuning.
Diameter Bunga
Perlakuan media tanam berdasarkan sidik ragam tidak menghasilkan
pengaruh yang nyata terhadap peubah diameter bunga. Diameter bunga terlebar
diberikan oleh perlakuan komposisi media M1 yaitu 4.2 cm, tanaman pada media
M3 menghasilkan 3.7 cm dan diameter bunga terkecil diberikan oleh perlakuan
komposisi media M4 sebesar 3.3 cm. Di negara asalnya, diameter bunga H.
bracteatum bisa mencapai 7-8 cm. Kemungkinan hal ini terjadi akibat suhu yang
25
tidak sesuai untuk pembungaan optimal. Hughes (2001) menyatakan bahwa
tanaman ini akan tumbuh dan berbunga dengan baik pada suhu antara 10-20°C,
akan tetapi untuk menghasilkan bunga yang maksimal suhu harus dipertahankan
diatas 20°C pada siang hari
Jumlah Bunga
Berdasarkan sidik ragam, perlakuan komposisi media tanam tidak
berpengaruh nyata terhadap peubah jumlah bunga kecuali pada 20 dan 21 MST.
Pada akhir pengamatan, jumlah bunga rata-rata terbanyak diberikan oleh media
M3 yaitu 5.7 tetapi tidak berbeda nyata dengan media M1 dan M4 yaitu sebanyak
4.3 dan 2.2 bunga.
0
1
2
3
4
5
6
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
MST
Jum
lah
Bun
ga
M1 M2M3 M4
Gambar 8. Pertambahan Rata-rata Jumlah Bunga Tanaman H. bracteatum pada
Berbagai Komposisi Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Pada 17 MST, jumlah bunga pada media M3 terjadi penurunan. Hal ini
terjadi karena ada tanaman yang patah akibat gigitan belalang. Pada akhir
pengamatan, ada bunga layu dan gugur pada media M1 sehingga jumlah bunga
pada media M1 berkurang.
Media tanam M1 menghasilkan respon terhadap pertumbuhan yang
sedang, ditunjukkan dengan tinggi tanaman tidak terlalu tinggi, jumlah daun tidak
terlalu banyak, panjang daun tidak berbeda nyata dengan jumlah daun terbanyak
pada media M4, jumlah bunga yang tidak berbeda nyata dengan jumlah bunga
terbanyak pada media M3 dan mempunyai diameter bunga terbesar. Menurut
26
Harjadi (1989) tanaman dalam keadaan tersebut mempunyai laju fotosintesis yang
tinggi, suhu dan lingkungan yang lainnya menyokong pembelahan sel dengan
kecepatan medium. Sebagai akibatnya, tidak semua karbohidrat digunakan untuk
perkembangan batang dan daun, sebagian disisakan untuk perkembangan bunga
dan buah.
Zinnia elegans
Berdasarkan pengamatan morfologi terhadap tanaman zinnia, sistem
perakarannya tunggang bercabang. Batang berwarna hijau, bentuk bulat,
permukaan batang berambut, arah tumbuh batang tegak lurus, dan cara
percabangannya simpodial. Daun berwarna hijau, letaknya berhadapan, tipe daun
tunggal, helaian daun lonjong, pangkal daun memeluk batang, ujung daun
runcing, tepi daun rata serta permukaan daunnya berambut. Letak bunga terminal
dan warna bunganya merah, pink, kuning, oranye dan putih.
Secara umum semua perlakuan media berpengaruh terhadap peubah yang
diamati. Walaupun pada akhir pengamatan, tinggi tanaman, jumlah daun dan
diameter bunga tidak berbeda nyata. Komposisi media M3 menghasilkan respon
terhadap tinggi tanaman tertinggi, jumlah daun terbanyak, dan panjang serta lebar
daun terlebar yang konsisten disetiap minggunya, sedangkan media M1
menghasilkan persentase waktu bunga pertama muncul lebih banyak dan jumlah
bunga terbanyak. Untuk tanaman hias pot biasanya konsumen lebih memilih
tanaman yang tidak terlalu tinggi dan jumlah daun tidak terlalu rimbun, konsumen
lebih memilih tanaman yang lebih cepat berbunga, jumlah bunganya banyak dan
ukurannya besar. Berikut disajikan rekapitulasi sidik ragam untuk semua peubah
yang diamati.
27
Tabel 5. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam terhadap Z. elegans pada Seluruh Peubah yang Diamati.
MST 0 1 2 3 4 5 6 7 Persentase Tanaman Hidup tn KK 9.897 Tinggi Tanaman ** ** ** ** ** ** tn tn KK 24.062 17.799 17.299 16.453 16.422 17.479 20.496 22.854 Jumlah Daun ** ** ** ** * ** ** ** KK 28.112 20.402 13.010 11.672 13.297 31.737 31.370 31.124 Panjang Daun Terlebar ** ** ** ** ** KK 21.354 21.468 20.255 20.420 21.841 Lebar Daun Terlebar ** ** ** ** ** KK 24.687 25.289 20.364 21.576 22.224 Diameter Batang ** ** ** KK 23.717 31.496 21.665 Jumlah Bunga tn tn tn ** KK 24.502 20.728 48.542 52.247 Diameter Bunga tn KK 18.141 Keterangan: KK: Koefisien Keragaman * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1 %
Persentase Tanaman yang Hidup
Secara umum kondisi per tanaman selama penelitian cukup baik,
persentase tanaman yang hidup pada akhir pengamatan sebesar 97.2% dari 36
tanaman, hal ini disebabkan terdapat satu tanaman yang dieradikasi karena
terserang virus.
Berdasarkan sidik ragam perlakuan media tidak berpengaruh nyata
terhadap persentase tanaman yang hidup, tetapi media M1 menunjukkan
persentase tanaman hidup yang rendah yaitu 88.9% dari 9 tanaman, untuk media
M2, media M3, dan media M4 yaitu 100% dari 9 tanaman.
Tinggi Tanaman
Berdasarkan rekapitulasi sidik ragam, media tanam berpengaruh nyata
terhadap peubah tinggi tanaman pada 0-5 MST. Tinggi tanaman tertinggi
diberikan oleh perlakuan media M1 pada 0 MST hingga 3 MST. Setelah bunga
muncul yaitu pada 3 MST, tinggi tanaman tidak berbeda nyata dengan perlakuan
lainya. Berikut disajikan kurva pertumbuhan zinnia selama 7 MST.
28
0
10
20
30
40
50
60
0 1 2 3 4 5 6 7(MST)
Cm
M1 M2M3 M4
Gambar 9. Pertumbuhan Rata-rata Tinggi Tanaman Z. elegans pada Berbagai
Komposisi Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa rataan tinggi tanaman yang
tertinggi dihasilkan oleh media tanam M3 yaitu 49.8 cm. Media tanam M1
memiliki rataan tinggi tanaman terendah yaitu 44.6 cm pada akhir pengamatan
namun tidak berbeda nyata dengan semua media tanam. Hal ini diduga karena
pada media M3 mengandung kombinasi unsur-unsur yang paling sesuai untuk
pertumbuhan vegetatif tanaman. Nitrogen dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah
yang banyak karena nitrogen merupakan penyusun asam amino dan asam nukleat.
Penurunan pertambahan tinggi pada media M1 menunjukkan bahwa media M1
lebih cepat memasuki fase reproduksi.
Jumlah Daun
Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam
berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan jumlah daun. Perlakuan media
campuran arang sekam, tanah dan kompos (M3) menghasilkan hasil yang sama
baiknya dengan campuran cocopeat, tanah dan kompos (M1) terhadap jumlah
daun total rata-rata sehingga tidak berbeda nyata di antara perlakuan tersebut pada
akhir pengamatan. Berikut disajikan pertambahan jumlah daun total setiap
perlakuan.
29
0
10
20
30
40
50
60
0 1 2 3 4 5 6
MST
Jum
lah
Dau
n
M1 M2M3 M4
Gambar 10. Pertumbuhan Rata-rata Jumlah Daun pada Berbagai Komposisi Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Pada akhir pengamatan komposisi media M3 menghasilkan rataan jumlah
daun total terbanyak yaitu 55.9, sedangkan jumlah daun terkecil diberikan oleh
perlakuan media M2 yaitu 24 daun.
Panjang dan Lebar Daun Terlebar
Perlakuan media tanam, berpengaruh nyata pada panjang dan lebar daun
tanaman sejak awal sampai akhir pengamatan. Tanaman pada media M3
menghasilkan panjang dan lebar daun terlebar dari awal hingga akhir pengamatan,
sedangkan tanaman pada media M2 memiliki panjang dan lebar daun tersempit.
Selain mempunyai kandungan nitrogen yang tinggi yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman, media M3 mempunyai kandungan EC
paling tinggi dibandingkan dengan media lainnya. Sebaliknya media M2
mempunyai EC paling rendah. Menurut Cavins et al (2002) jika kandungan EC
terlalu rendah, pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kerdil atau warna daun
memudar sebagai akibat unsur hara yang kurang. Berikut disajikan pertumbuhan
panjang dan lebar daun.
30
0
2
4
6
8
10
3 4 5 6 7
MST
cmPD M1 PD M2 PD M3PD M4 LD M1 LD M2LD M3 LD M4
Gambar 11. Pertumbuhan Rata-rata Panjang dan Lebar Daun Tanaman Z. elegans pada Berbagai Komposisi Media Tanam
PD = Panjang Daun, LD = Luas Daun, M (1,2,3 dan 4) = Media
Diameter Batang
Pencatatan diameter batang pada tanaman zinnia dilakukan pada minggu
ke 2, 4 dan 7 MST. Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media
berpengaruh sangat nyata terhadap peubah diameter batang. Pada 1 MST,
tanaman pada media M1 memiliki diameter batang terbesar, sedangkan pada 6
dan 7 MST diameter batang terbesar dimiliki oleh tanaman pada media M3.
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1 4 7
MST
(cm
)
M1 M2M3 M4
Gambar 12. Pertumbuhan Rata-rata Diameter Batang Tanaman Z. elegans pada Berbagai Komposisi Media Tanam M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Berdasarkan gambar, media M3 menghasilkan diameter batang terbesar
yaitu 0.59 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan media M1 yaitu
sebesar 0.54 cm. Diameter batang terkecil diberikan oleh perlakuan media M2
yaitu sebesar 0.29 cm pada pengamatan akhir.
31
Pembungaan
Zinnia termasuk kedalam famili Compositae. Seperti halnya famili Daisy
pada umumnya, terdapat beberapa sampai banyak bunga dalam satu infloresen
capitulum (bongkol) zinnia. Dalam satu infloresen terdapat bunga tengah/tabung
dan bunga tepi atau pita. Bunga yang berwarna mencolok adalah bunga pita.
Waktu Bunga Pertama Muncul
Perlakuan media memberikan respon yang berbeda terhadap waktu
muncul bunga, bunga pertama muncul pada 3 MST. Pencatatan waktu muncul
bunga dilakukan pada saat kuncup bunga mulai terlihat. Pada 3 MST, persentase
bunga muncul pertama pada media M1 sebanyak 44.4%, media M2 sebanyak
11.1%, media M4 sebanyak 22.2% dari 9 tanaman. Media M3 berbunga pada 4
MST.
0
20
40
60
80
100
120
3 4 5 6 7MST
pers
enta
se
M1 M2 M3 M4
Gambar 13. Persentase Bunga Muncul pada Perlakuan Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Media M1 menghasilkan respon terhadap persentase bunga pertama
muncul tercepat yaitu 44.4% pada 3 MST. Rimando (2004) menyatakan bahwa
serbuk sabut kelapa mempunyai kemampuan memegang air yang tinggi,
berdrainase baik, memiliki rasio perbandingan lignin dan selulosa yang tinggi
sehingga resisten terhadap proses pelapukan, dan penyusutan pada cocopeat yang
lambat dapat menjaga keseimbangan udara dan air pada zona peakaran untuk
periode yang lama.
32
Hasil penelitian Cayanti (2006) melaporkan bahwa media tanam yang
mengandung cocopeat pada cabai hias berpengaruh terhadap waktu bunga
pertama muncul tercepat yaitu 25.99 HSP (Hari Setelah Pemangkasan).
Warna Bunga
Perbedaan warna bunga pada tanaman zinnia bukan karena pengaruh
perlakuan media tanam. Pencatatan warna bunga hanya dilakukan untuk
mengetahui berbagai warna bunga zinnia yang ditanam pada percobaan, dari data
tersebut diperoleh warna bunga zinnia yang jarang ditemukan di Indonesia seperti
warna bunga zinnia kuning dan oranye. Warna bunga zinnia yang umumnya ada
di Indonesia antara lain : merah, pink dan putih. Berikut disajikan tabel warna
petal bunga pada semua perlakuan.
Tabel 6. Warna Bunga Z. elegans
Perlakuan Warna (RHCC) Purple Red RHS 58B Dark Pink RHS N57C
Red RHS 44A Orange RHS 32A
Purple Pink RHS N74B
M1
Orange RHS 23A Purple Red RHS N57A Purple Pink RHS N74A
Orange RHS 28A M2
White RHS 157B Yellow RHS 12A
Purple Pink RHS 68A Pink RHS 68C Red RHS 44A
Purple Pink RHS N74B
M3
Orange RHS 28A White RHS 157B
Red RHS 44A Dark Pink RHS 61C
Purple PinkRHS N74B Orange RHS 28A
M4
Pink RHS 64D Keterangan: M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1)
M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1) M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1)
M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
33
Diameter Bunga
Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan media tanam tidak
memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah diameter bunga, tetapi media
M3 memiliki diameter bunga rata-rata terbesar dibandingkan perlakuan media
lainnya yaitu 3.39 cm, disusul dengan media M1 sebesar 3.23 cm, media M4 3.17
cm, sedangkan media M2 memiliki diameter bunga rataan terkecil yaitu sebesar
2.40 cm. Diluar negeri, diameter bunga zinnia bisa mencapai 7 cm.
Jumlah Bunga
Respon tanaman terhadap perlakuan media tanam memberikan jumlah
bunga yang berbeda untuk setiap perlakuan. Pada 4 MST hingga 6 MST jumlah
bunga tidak berbeda nyata pada setiap perlakuan komposisi media tanam. Tetapi
pada akhir pengamatan, perlakuan media memberikan pengaruh yang nyata
terhadap peubah jumlah bunga.
0
1
2
3
4
5
4 5 6 7
MST
Jum
lah
Bun
ga
M1 M2 M3 M4
Gambar 14. Persentase Jumlah Bunga pada Perlakuan Media Tanam. M1 = Serbuk sabut kelapa: Tanah: Kompos (3:2:1), M2 = Serbuk gergaji: Tanah: Kompos (3:2:1), M3 = Arang sekam: Tanah: Kompos (1:2:1), M4 = Pasir: Tanah: Kompos (2:2:1).
Media M1 menghasilkan jumlah bunga rata-rata paling banyak
dibandingkan perlakuan media lainnya sebanyak 4.7 bunga, media M2
menghasilkan jumlah bunga rata-rata paling sedikit yaitu 2 bunga. Pertumbuhan
vegetatif tanaman pada media M2 terhambat, sehingga sebagian besar karbohidrat
digunakan untuk perkembangan batang dan daun, karbohidrat yang disisakan
untuk perkembangan bunga dan buah hanya sedikit.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Media tanam dengan komposisi serbuk sabut kelapa: tanah: kompos
(3:2:1) dan komposisi arang sekam: tanah: kompos (1:2:1) menghasilkan hasil
yang sama baiknya terhadap perkecambahan kedua jenis tanaman hias.
Komposisi media arang sekam: tanah: kompos (1:2:1) menghasilkan
pengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman Helichrysum
bracteatum terbaik dibandingkan dengan media lainnya. Diameter bunga rata-rata
terbesar diberikan oleh perlakuan komposisi media serbuk sabut kelapa: tanah:
kompos (3:2:1)
Komposisi media serbuk sabut kelapa: tanah: kompos (3:2:1)
menghasilkan pengaruh terbaik pada tanaman Zinnia elegans, ditunjukkan dengan
jumlah bunga terbanyak, waktu pertama bunga muncul tercepat dan diameter
bunga yang tidak berbeda nyata dengan diameter bunga terbesar yang diberikan
oleh media arang sekam: tanah: kompos (1:2:1).
Komposisi media serbuk gergaji: tanah: kompos (3:2:1) tidak disarankan
sebagai media perkecambahan dan pertumbuhan tanaman H. bracteatum dan Z.
elegans.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk tanaman hias introduksi
dengan media tanam dan komposisi yang berbeda serta dilakukan di dataran tinggi
agar pembungaan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Acquaah, G. 2002. Horticulture: Principles and Practies. 2nd. Ed. Pearson Education. New Jersey. 787 p.
Arifin, N. H. S., dan A. Andoko. 2004. Terarium. Penebar Swadaya. Jakarta.64 hal.
Badan Pusat Statistika. 2006. Ekspor, Impor Tanaman Hias. www.bps.org. 05 September 2006
Bill. 2003. The Gardener’s Forum: Strawflowers (Helichrysum bracteatum). www.thegardenhelper.com. 18 September 2006
Biogaertner. 2006. Zinnien. www.biogaertner.de. 18 September 2006
Botany.com. 2006. Botany Zinnia. www.botany.com. 18 September 2006.
Carvin, T. J., B. E. Whipker, W. C. Fonteno, and J. L. Gibson. 2002. Program pengujian media dalam pot dengan Metode PourThru (Terjemahan dari Bul. Ohio Florist Association. Edisi 2000 (847)). Penterjemah : Tan Djien Song. Bul. Forum Florikultura Indonesia. Edisi (11): 6-9.
Carlson, W. H., M. P. Kaczperski, and E. M. Rowley. 1992. Bedding plant, p. 513-550. In: R. A. Larson (Ed.). Introduction to Floriculture. Second Edition. Academic Press. New York.
Cayanti, R. E. O. 2006. Pengaruh Media terhadap Kualitas Cabai Hias (Capsicum sp.) dalam Pot. Skripsi. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 42 hal.
Dewi, K. 2004. Respon Pertumbuhan Bibit Stum Mangga (Mangifera indica L.) Var. Kelapa dan Arumanis Pada Komposisi Media dan Ukuran Wadah yang Berbeda. Skripsi. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 58 hal.
Evans, E. 2003. Annual Flower: Helichrysum bracteatum. http://www.ces.ncsu.edu. 10 Oktober 2006.
Foth, H. D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 762 hal.
Fisher, N. M., dan R. J. Dunhan. 1996. Morfologi akar dan pengambilan zat hara, hal. 111-155. Dalam: P. R. Goldworthy, dan N. M. Fisher (Eds.). Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
37
Harjadi, S. S. 1989. Dasar-Dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 500 hal.
Harjadi, S. S. 1996. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 197 hal.
Hughes, D. 2001. Helichrysum bracteatum. http://www.plantfacts.com. 10 Oktober 2006.
Islam, T. dan W. H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang. 297 hal.
Kasirin, Soeharto, dan Soegito. 1994. Pengaruh Komposisi Media terhadap Pertumbuhan Bibit Batang Bawah Manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Hortikultura 4(2): 48-49.
Krisantini, S. A. Azis, dan Yudiwanti. 1993 Mempelajari Beberapa Pupuk dan Media Untuk Budidaya Hidroponik Sederhana Pada Tanaman Hortikultura. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 32 hal
Kramer, J. 1992. The New Gardener’s Hand Book and Dictionary. John Wiley and Sons, Inc. New York. 555 p.
Miller, J. H., and N. Jones. 1995. Organic and Compost-Based Growing Media for Tree Seedling Nurseries. The World Bank. Washington. 75 p.
Murbandono, H. S. L. 1993. Membuat Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta. 44 hal.
Musnamar, E. I. 2004. Pupuk Organik. Penebar Swadaya. Jakarta.72 hal.
Palungkun, R. Aneka Produk Olahan Kelapa. 1992. Penebar Swadaya. Jakarta. 118 hal.
Poerwanto, R. 2003. Bahan Ajar Budidaya Buah-Buahan. Program Studi Hortikultura. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rimando, T. J. 2004. Ornamental Horticulture a Little Giant in The Tropics. SEAMEO SEARCA and UPLB. The Philippines.
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2 (Terjemahan Plant Physiolgy). Penterjemah: D. R. Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung
Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 (Terjemahan Plant Physiolgy). Penterjemah: D. R. Lukman dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung
38
Soepandi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 591 hal.
Tim Dosen. 2005. Penuntun Praktikum Taksonomi Tumbuhan Berpembuluh. Lab. Taksonomi Tumbuhan, Departemen Biologi FMIPA. IPB.
Tjia, B. 2001. Serbuk sabut kelapa. Bul. Forum Florikultura Indonesia. Edisi (4): 10-11.
Tjia, B. 2002. Mengapa pertumbuhan tanaman dalam pot lebih unggul dengan media buatan. Bul. Forum Florikultura Indonesia. Edisi (9): 9-11.
LAMPIRAN
39
Tabel Lampiran 1. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Tinggi Tanaman Helicrhysum bracteatum.
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk%
Tinggi 0 MST Media 3 0.261 0.087 1.72 0.1822 tn 36.273 Galat 32 1.616 0.050 Total 35 1.876 1 MST Media 3 0.788 0.263 4.54 0.0092 ** 29.333 Galat 32 1.849 0.058 Total 35 2.636 2 MST Media 3 1.670 0.557 7.72 0.0005 ** 24.847 Galat 32 2.307 0.072 Total 35 3.976 3 MST Media 3 2.888 0.963 6.4 0.0016 ** 30.273 Galat 32 4.809 0.150 Total 35 7.696 4 MST Media 3 12.217 4.072 6.47 0.0015 ** 43.130 Galat 32 20.129 0.629 Total 35 32.346 5 MST Media 3 126.436 42.145 13.26 0.0001 ** 50.034 Galat 32 101.747 3.180 Total 35 228.183 6 MST Media 3 713.752 237.917 27.48 0.0001 ** 40.339 Galat 32 277.067 8.658 Total 35 990.819 7 MST Media 3 1790.358 596.786 34.62 0.0001 ** 35.354 Galat 32 551.691 17.240 Total 35 2342.049 8 MST Media 3 3315.758 1105.253 36.4 0.0001 ** 30.978 Galat 32 971.778 30.368 Total 35 4287.536 9 MST Media 3 5115.794 1705.265 34.65 0.0001 ** 29.992 Galat 32 1575.033 49.220 Total 35 6690.828 10 MST Media 3 6870.076 2290.025 47.54 0.0001 ** 25.826 Galat 32 1541.611 48.175 Total 35 8411.688 11 MST Media 3 9313.521 3104.507 46.4 0.0001 ** 25.050 Galat 32 2140.889 66.903 Total 35 11454.410 12 MST Media 3 12411.743 4137.248 41.39 0.0001 ** 26.109 Galat 32 3198.444 99.951 Total 35 15610.188 13 MST Media 3 14604.076 4868.025 36.11 0.0001 ** 27.099 Galat 32 4314.333 134.823 Total 35 18918.410 14 MST Media 3 18562.389 6187.463 34.34 0.0001 ** 27.998 Galat 32 5766.000 180.188 Total 35 24328.389 Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
40
Tabel Lampiran 1. Lanjutan
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk% Tinggi 15 MST Media 3 22848.521 7616.174 32.24 0.0001 ** 28.827 Galat 32 7560.056 236.252 Total 35 30408.576 16 MST Media 3 26491.768 8830.589 29.16 0.0001 ** 28.168 Galat 31 9389.375 302.883 Total 34 35881.143 17 MST Media 3 30713.046 10237.682 30.9 0.0001 ** 26.853 Galat 31 10271.097 331.326 Total 34 40984.143 18 MST Media 3 34589.696 11529.899 28.64 0.0001 ** 26.601 Galat 31 12480.375 402.593 Total 34 47070.071 19 MST Media 3 38458.245 12819.415 26.58 0.0001 ** 26.950 Galat 31 14949.838 482.253 Total 34 53408.083 20 MST Media 3 42167.524 14055.841 34.22 0.0001 ** 23.226 Galat 30 12323.594 410.786 Total 33 54491.118 21 MST Media 3 45437.029 15145.676 31.63 0.0001 ** 23.433 Galat 30 14365.000 478.833 Total 33 59802.029
Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1 Tabel Lampiran 2. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Jumlah
Daun Tanaman Helicrhysum bracteatum.
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk% Jumlah Daun 0 MST Media 3 6.556 2.185 8.07 0.0004 ** 19.117 Galat 32 8.667 0.271 Total 35 15.222 1 MST Media 3 12.222 4.074 9.46 0.0001 ** 19.685 Galat 32 13.778 0.431 Total 35 26.000 2 MST Media 3 15.333 5.111 6.94 0.001 ** 18.833 Galat 32 23.556 0.736 Total 35 36.471 3 MST Media 3 3.639 1.213 1.25 0.3088 tn 25.175 Galat 32 31.111 0.972 Total 35 34.750 4 MST Media 3 36.083 12.028 8.62 0.0002 ** 22.504 Galat 32 44.667 1.396 Total 35 80.750 5 MST Media 3 162.750 54.250 16.87 0.0001 ** 26.348 Galat 32 102.889 3.215 Total 35 265.639 Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
41
Tabel Lampiran 2. Lanjutan. Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk% Jumlah Daun 6 MST Media 3 502.889 167.630 28.98 0.0001 ** 26.724 Galat 32 185.111 5.785 Total 35 688.000 7 MST Media 3 933.000 311.000 44.65 0.0001 ** 23.872 Galat 32 222.889 6.965 Total 35 1155.889 8 MST Media 3 1060.556 353.519 29.26 0.0001 ** 27.323 Galat 32 386.667 12.083 Total 35 1447.222 9 MST Media 3 1606.528 535.509 35.54 0.0001 ** 24.647 Galat 32 482.222 15.069 Total 35 2088.750 10 MST Media 3 3100.778 1033.593 23.43 0.0001 ** 35.689 Galat 32 1411.778 44.118 Total 35 4512.556 11 MST Media 3 3716.750 1238.917 20.74 0.0001 ** 37.554 Galat 32 1912.000 59.750 Total 35 5628.750 12 MST Media 3 4256.667 1418.889 12.57 0.0001 ** 48.543 Galat 32 3612.889 112.903 Total 35 7869.556 13 MST Media 3 6516.750 2172.250 17.5 0.0001 ** 45.424 Galat 32 3972.222 124.132 Total 35 10488.972 14 MST Media 3 8270.000 2756.667 18.34 0.0001 ** 46.163 Galat 32 2187.653 150.278 Total 35 7785.059 15 MST Media 3 3296.250 3296.250 20.48 0.0001 ** 40.310 Galat 32 5150.222 160.944 Total 35 15038.972 16 MST Media 3 17739.052 5913.017 29.62 0.0001 ** 35.273 Galat 31 6188.833 199.640 Total 34 23927.886 17 MST Media 3 17442.671 5814.224 10.54 0.0001 ** 55.423 Galat 31 17095.500 551.468 Total 34 34538.171 18 MST Media 3 29438.775 9812.925 23.43 0.0001 ** 40.085 Galat 31 12985.111 418.875 Total 34 42423.886 19 MST Media 3 35288.947 11762.982 20.71 0.0001 ** 43.491 Galat 31 17608.653 568.021 Total 34 52897.600 20 MST Media 3 42856.945 14285.648 20.63 0.0001 ** 44.488 Galat 30 20771.319 692.377 Total 33 63628.265 21 MST Media 3 46575.031 15525.010 13.12 0.0001 ** 53.081 Galat 30 35486.528 1182.884 Total 34 82061.559 Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
42
Tabel Lampiran 3. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Panjang Daun Tanaman Helicrhysum bracteatum.
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk%
Panjang Daun 3 MST Media 3 128.273 42.758 39.49 0.0001 ** 20.097 Galat 32 34.649 1.083 Total 35 162.922 4 MST Media 3 203.201 67.734 15.35 0.0001 ** 29.905 Galat 32 141.227 4.413 Total 35 344.428 5 MST Media 3 402.268 134.089 18.1 0.0001 ** 27.827 Galat 32 237.029 7.407 Total 35 639.296 6 MST Media 3 764.885 254.962 35.59 0.0001 ** 22.477 Galat 32 229.262 7.164 Total 35 994.148 7 MST Media 3 915.549 305.183 45.36 0.0001 ** 18.167 Galat 32 215.293 6.728 Total 35 1130.842 8 MST Media 3 644.403 214.801 22.95 0.0001 ** 20.514 Galat 32 299.520 9.360 Total 35 943.923 9 MST Media 3 486.710 162.237 23.24 0.0001 ** 17.565 Galat 32 223.378 6.981 Total 35 710.088 10 MST Media 3 392.296 130.765 28.36 0.0001 ** 13.886 Galat 32 147.547 4.611 Total 35 539.843 11 MST Media 3 315.965 105.322 20.75 0.0001 ** 14.218 Galat 32 162.444 5.076 Total 35 478.410 12 MST Media 3 321.842 107.281 19.23 0.0001 ** 15.003 Galat 32 178.547 5.580 Total 35 500.389 13 MST Media 3 335.496 111.832 23.36 0.0001 ** 13.597 Galat 32 153.191 4.787 Total 35 488.688 14 MST Media 3 247.743 82.581 19.3 0.0001 ** 13.240 Galat 32 136.944 4.280 Total 35 384.688 15 MST Media 3 212.188 70.729 20.29 0.0001 ** 12.035 Galat 32 111.556 3.486 Total 35 323.743 16 MST Media 3 143.127 47.709 9.46 0.0001 ** 13.745 Galat 31 156.314 5.042 Total 34 299.442 17 MST Media 3 119.289 39.763 5.68 0.0032 ** 16.437 Galat 31 217.111 7.004 Total 34 336.400 Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
43
Tabel Lampiran 3. Lanjutan. Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk%
Panjang Daun 18 MST Media 3 126.169 42.056 5.27 0.0047 ** 17.332 Galat 31 247.431 7.982 Total 34 373.600 19 MST Media 3 200.718 66.906 8.89 0.0002 ** 16.257 Galat 31 233.289 7.525 Total 34 434.007 20 MST Media 3 143.276 47.759 3.73 0.0216 * 23.035 Galat 28 383.605 12.787 Total 31 526.881 21 MST Media 3 125.021 41.674 5.07 0.0058 ** 17.994 Galat 28 246.469 8.216 Total 31 371.491
Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1 Tabel Lampiran 4. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap Lebar
Daun Tanaman Helicrhysum bracteatum. Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk%
Lebar Daun 3 MST Media 3 6.729 2.243 25 0.0001 ** 23.648 Galat 32 2.871 0.090 Total 35 9.600 4 MST Media 3 11.065 3.688 14.46 0.0001 ** 28.909 Galat 32 8.164 0.255 ** Total 35 19.230 5 MST Media 3 18.836 6.279 17.3 0.0001 ** 27.484 Galat 32 11.611 0.363 Total 35 30.448 6 MST Media 3 41.936 13.979 28.31 0.0001 ** 25.918 Galat 32 15.800 0.494 Total 35 57.736 7 MST Media 3 53.549 17.850 35.03 0.0001 ** 22.386 Galat 32 16.307 0.510 Total 35 69.856 8 MST Media 3 36.509 12.170 10.58 0.0001 ** 31.042 Galat 32 36.820 1.151 Total 35 3.329 9 MST Media 3 35.388 11.796 26.46 0.0001 ** 20.685 Galat 32 14.264 0.446 Total 35 49.652 10 MST Media 3 25.389 8.463 17.02 0.0001 ** 21.586 Galat 32 15.911 0.497 Total 35 41.300 11 MST Media 3 16.593 5.531 9.22 0.0002 ** 24.465 Galat 32 19.207 0.600 Total 35 35.800 12 MST Media 3 19.370 6.457 19.42 0.0001 ** 19.115 Galat 32 10.640 0.333 Total 35 30.010 Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
44
Tabel Lampiran 4. Lanjutan
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk% Lebar Daun 13 MST Media 3 19.126 6.375 14.93 0.0001 ** 20.815 Galat 32 13.660 0.427 Total 35 32.786 14 MST Media 3 14.350 4.783 13.15 0.0001 ** 21.519 Galat 32 11.640 0.364 Total 35 25.990 15 MST Media 3 10.921 3.640 6.18 0.002 ** 28.033 Galat 32 18.864 0.590 Total 35 29.786 16 MST Media 3 7.241 2.414 6.7 0.0013 ** 21.459 Galat 31 11.169 0.360 Total 34 18.319 17 MST Media 3 5.948 1.983 7.72 0.0005 ** 19.171 Galat 31 7.958 0.257 Total 34 13.906 18 MST Media 3 5.668 1.889 6.6 0.0014 ** 19.922 Galat 31 8.875 0.286 Total 34 14.543 19 MST Media 3 13.967 4.656 19.85 0.0001 ** 17.365 Galat 31 7.269 0.234 Total 34 21.150 20 MST Media 3 6.699 2.233 9.78 0.0001 ** 17.895 Galat 30 6.852 0.228 Total 33 13.551 21 MST Media 3 7.214 2.405 3.29 0.0342 * 31.479 Galat 30 21.955 0.732 Total 33 29.169
Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1 Tabel Lampiran 5. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap
Pertumbuhan Tanaman Helicrhysum bracteatum.
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk% Diameter Bunga 23 MST Media 2 0.836 0.418 1.45 0.2967 tn 14.150 Galat 7 2.013 0.288 Total 9 2.849 Jumlah Bunga 15 MST Media 1 0.667 0.667 0.33 0.6667 tn 84.853 Galat 1 2.000 2.000 Total 2 2.667 16 MST Media 1 2.250 2.250 1.8 0.3118 tn 34.401 Galat 2 2.500 1.250 Total 3 4.750 17 MST Media 1 0.000 0.000 0 1 tn 43.301 Galat 4 5.333 1.333 Total 5 5.333 Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
45
Tabel Lampiran 5. Lanjutan.
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk% Jumlah Bunga 18 MST Media 1 3.556 3.556 2.33 0.1705 tn 50.499 Galat 7 10.667 1.524 Total 8 14.222 19 MST Media 1 0.889 0.889 0.93 0.3662 tn 30.287 Galat 7 6.667 0.952 Total 8 7.556 20 MST Media 1 2.000 2.000 7 0.0331 * 13.363 Galat 7 2.000 0.286 Total 8 4.000 21 MST Media 2 12.067 6.033 3.29 0.0983 tn 33.025 Galat 7 12.833 1.833 Total 9 24.900 22 MST Media 2 29.667 14.833 2.23 0.1466 tn 64.425 Galat 13 86.333 6.641 Total 15 116.000 23 MST Media 2 28.021 14.010 1.76 0.2105 tn 65.403 Galat 13 103.417 7.955 Total 15 131.438 Diameter Batang Mei Media 3 1.087 0.362 31.39 0.0001 ** 24.101 Galat 32 0.369 0.012 Total 35 1.457 Juni Media 3 1.259 0.420 30.64 0.0001 ** 19.662 Galat 32 0.424 0.014 Total 35 1.683 Juli Media 3 1.668 0.556 49.36 0.0001 ** 15.620 Galat 32 0.338 0.011 Total 35 2.006
Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
Tabel Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun H. bracteatum.
Peubah
Tinggi Tanaman Jumlah Daun Panjang Daun Lebar Daun MST /
PerlakuanM1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4
0 0.667 0.477 0.700 0.633 3.111a 2.000b 2.889a 2.889a 1 0.867a 0.600b 1.011a 0.800ab 3.778a 2.333b 3.667a 3.556a 2 1.222a 0.711b 1.233a 1.156a 5.111a 3.444b 4.777a 4.889a 3 1.578a 0.844b 1.478a 1.222a 3.889 3.444 4.333 4.000 6.011a 1.933b 6.333a 6.133a 1.378a 0.533b 1.622a 1.533a 4 2.344a 0.989b 2.411a 1.611ab 5.889a 4.333b 6.556a 4.222b 9.167a 3.378c 9.111a 6.444b 2.133ab 0.878c 2.311a 1.667b 5 5.300a 1.456b 5.556a 1.944b 8.556a 5.222b 9.222a 4.222b 13.444a 5.844b 12.722a 7.111b 2.900a 1.367b 2.922a 1.578b 6 11.611a 2.489b 11.867a 3.211b 12.444a 5.667b 13.000a 4.889b 17.478a 7.422b 15.444a 7.289b 4.044a 1.711b 3.500a 1.589b 7 18.467a 3.856b 19.067a 5.589b 15.333a 5.667b 16.889a 6.333b 19.589a 9.144b 19.044a 9.333b 4.656a 1.978b 4.133a 1.989b 8 28.167a 6.044b 26.278a 10.667b 17.111a 5.889b 18.889a 9.000b 19.322a 9.889b 18.878a 11.567b 4.600a 2.044c 4.189a 2.989b 9 36.311a 7.767c 33.511a 15.978b 20.222a 6.111c 23.444a 13.222b 17.144ab 9.233c 18.613a 14.767b 4.400a 1.856c 3.900a 2.756b 10 41.333a 8.500c 39.056a 18.611b 2.222b 6.667d 31.556a 14.000c 17.944a 10.389c 18.800a 14.722b 4.278a 2.033c 3.733a 3.022b 11 48.167a 10.500c 47.583a 24.111b 23.333b 7.667c 35.333a 16.000b 17.778a 11.111c 18.833a 15.667b 3.733a 2.011b 3.544a 3.378a 12 56.444a 12.333c 55.333a 29.056b 25.889b 8.333c 37.333a 16.000bc 18.144a 10.889c 18.278a 15.667b 3.856a 1.856c 3.333ab 3.022b 13 61.222a 13.889c 62.111a 34.167b 26.444b 9.333c 45.333a 17.000bc 18.367a 11.167c 18.889a 15.944b 3.856a 1.933b 3.522a 3.244a 14 67.222a 14.778c 70.611a 39.167b 26.889b 9.556c 50.556a 19.222bc 17.333ab 11.278b 18.000a 15.889b 3.411a 1.744b 3.067a 2.989a 15 73.722a 16.611c 79.389a 43.556b 31.556b 11.667c 57.333a 25.333b 16.778a 11.444b 17.778a 16.056a 3.211a 1.800b 2.967a 2.978a 16 85.125a 20.722c 88.778a 55.111b 37.750b 11.111c 73.556a 37.556b 16.938a 13.033b 17.078a 18.367a 2.912a 2.056b 2.978a 3.256a 17 94.125a 22.944c 95.167a 61.833b 41.250b 11.222c 73.440a 43.44b 16.000a 13.278b 16.833a 18.278a 2.400a 2.167c 2.722a 3.256a 18 100.125a 26.000c 104.667a 73.670b 45.000b 12.111c 92.444a 54.000b 16.125ab 13.500b 16.833a 18.722a 2.375bc 2.222c 2.889b 3.222a 19 104.250a 28.600c 113.340a 82.280b 45.130b 12.330c 99.440a 61.220b 16.850b 13.433b 17.111b 20.100a 2.400bc 2.111c 2.833b 3.767a 20 108.125ab 31.500c 123.438a 92.330b 46.130b 12.780d 110.000a 71.890b 16.438a 12.478b 15.313ab 17.944a 2.375b 2.156b 2.862a 3.278a 21 113.250ab 34.330c 128.750a 103.330b 55.130b 12.890c 113.880a 82.110ab 16.438a 13.122c 15.875ab 18.333a 2.462b 2.278b 2.637ab 3.456a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5%
46
47
Tabel Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap Jumlah Bunga Helicrhysum bracteatum.
Jumlah Bunga MST / Perlakuan
M1 M3 M4 20 4.667a 3.667b 21 5.000a 4.167ab 1.000b 22 3.833 5.500 2.000 23 4.333 5.667 2.25
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5%
Tabel Lampiran 8. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap
Diameter Batang Helicrhysum bracteatum
Diameter Batang BST / Perlakuan M1 M2 M3 M4
4 0.574a 0.180c 0.624a 0.404b 5 0.600b 0.289c 0.761a 0.731a 6 0.581b 0.372c 0.887a 0.889a
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5%
Tabel Lampiran 9. Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Media terhadap
Pertumbuhan Tanaman Zinnia elegans
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk% Tinggi 0 MST Media 3 64.100 21.367 8.53 0.0003** 24.062 Galat 32 80.162 2.505 Total 35 144.262 1 MST Media 3 140.210 46.737 12.11 0.0001** 17.799 Galat 32 123.536 3.860 Total 35 263.746 2 MST Media 3 373.789 124.596 15.31 0.0001** 17.300 Galat 32 260.387 8.137 Total 35 634.176 3 MST Media 3 462.781 154.260 13.63 0.0001** 16.453 Galat 32 362.149 11.317 Total 35 824.930 4 MST Media 3 526.108 175.369 9.02 0.0002** 16.422 Galat 32 622.042 19.439 Total 35 1148.150 5 MST Media 3 596.881 198.960 5.29 0.0045** 17.479 Galat 32 1204.669 37.646 Total 35 1801.550 Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
48
Tabel Lampiran 9. Lanjutan
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk% 6 MST Media 3 327.927 109.309 1.46 0.2432tn 20.496 Galat 32 2391.336 74.729 Total 35 2719.262 7 MST Media 3 144.467 48.156 0.43 0.736tn 22.854 Galat 31 3507.920 113.159 Total 34 3652.387 Jumlah Daun 0 MST Media 3 9.778 3.259 6.9 0.001** 28.112 Galat 32 5.111 0.472 Total 35 24.889 1 MST Media 3 23.444 7.815 7.03 0.0009** 20.402 Galat 32 35.556 1.111 Total 35 59.000 2 MST Media 3 29.333 9.778 9.03 0.0002** 13.010 Galat 32 34.667 1.083 Total 35 64.000 3 MST Media 3 40.000 13.333 7.62 0.0006** 11.672 Galat 32 56.000 1.750 Total 35 96.000 4 MST Media 3 27.889 9.296 2.89 0.0509* 13.297 Galat 32 103.111 3.222 Total 35 131.000 5 MST Media 3 2442.083 814.028 11.83 0.0001** 31.737 Galat 32 2202.222 68.819 Total 35 4644.306 6 MST Media 3 5844.556 1948.185 12.55 0.0001** 31.370 Galat 32 4968.667 155.271 Total 35 10813.222 7 MST Media 3 10531.763 3510.588 15.71 0.0001** 31.124 Galat 31 6927.208 223.458 Total 34 17458.971 Panjang Daun 3 MST Media 3 20.696 6.899 9.77 0.0001** 21.354 Galat 32 22.607 0.706 Total 35 43.303 4 MST Media 3 22.161 7.387 5.91 0.0025** 21.468 Galat 32 40.007 1.250 Total 35 62.168 5 MST Media 3 38.984 12.995 8.39 0.0003** 20.255 Galat 32 49.564 1.549 Total 35 88.549 6 MST Media 3 29.372 9.791 5.72 0.003** 20.420 Galat 32 54.796 1.712 Total 35 84.168 7 MST Media 3 27.001 9.000 4.31 0.0119** 21.841 Galat 31 64.748 2.089 Total 34 91.750 Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
49
Tabel Lampriran 9. Lanjutan
Peubah SK db JK KT Fhit Pr>f kk% Lebar Daun 3 MST Media 3 5.470 1.823 8.31 0.0003** 24.687 Galat 32 7.020 0.219 Total 35 12.490 4 MST Media 3 6.709 2.236 5.59 0.0034** 25.289 Galat 32 12.791 0.400 Total 35 19.500 5 MST Media 3 11.696 3.899 9.44 0.0001** 20.364 Galat 32 13.213 0.413 Total 35 24.909 6 MST Media 3 7.803 2.601 5.02 0.0058** 21.576 Galat 32 16.580 0.518 Total 35 24.383 7 MST Media 3 11.086 3.695 6.26 0.0019** 22.224 Galat 31 18.300 0.590 Total 34 29.386 Diameter Batang 1 MST Media 3 0.013 0.004 6.4 0.0016** 23.717 Galat 32 0.022 0.001 Total 35 0.036 4 MST Media 3 0.110 0.037 8.49 0.0003** 31.496 Galat 32 0.138 0.004 Total 35 0.248 7 MST Media 3 0.491 0.164 17.11 0.0001** 21.665 Galat 31 0.297 0.010 Total 34 0.787 Jumlah Bunga 4 MST Media 3 0.066 0.022 0.33 0.8054tn 24.502 Galat 13 0.875 0.067 Total 16 0.941 5 MST Media 3 0.068 0.023 0.48 0.6988tn 20.728 Galat 19 0.889 0.047 Total 22 0.957 6 MST Media 3 2.232 0.744 1.81 0.1726tn 48.542 Galat 24 9.875 0.411 Total 27 12.107 7 MST Media 3 46.183 15.394 4.6 0.0091** 52.247 Galat 30 100.317 3.344 Total 33 146.500 Diameter Bunga 7 MST Media 3 2.174 0.725 2.28 0.105tn 18.141 Galat 24 7.625 0.318 Total 27 9.799 Keterangan: * : berbeda nyata pada α= 5 % tn : tidak berbeda nyata ** : berbeda nyata pada α= 1
50
Tabel Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Zinnia elegans
Peubah
Tinggi Tanaman Jumlah Daun MST / Perlakuan
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 0 8.533a 5.544b 5.167b 7.067a 3.333a 2.222b 2.222b 2.000b 1 13.822a 8.833c 9.567c 11.933b 6.444a 4.222b 5.111b 4.889b 2 20.756a 11.911c 15.567b 17.722b 9.111a 6.667c 8.444ab 7.778b 3 24.644a 14.944c 19.944b 22.256a 12.667a 9.778c 11.778ab 11.111b 4 31.556a 20.889b 27.422a 27.522a 13.778ab 12.222b 14.667a 13.333ab 5 38.033a 28.167b 38.000a 36.211a 32.000a 16.667b 36.333a 19.556b 6 41.478 37.733 45.967 43.533 47.889a 24.000b 55.889a 31.111b 7 44.600 45.100 49.800 46.467 63.375a 26.444b 67.222a 36.778b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5%
Tabel Lampiran 11. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap
Panjang dan Lebar Daun Zinnia elegans
Peubah Panjang Daun Lebar Daun
MST / Perlakuan
M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4 3 4.700a 2.678b 4.256a 4.111a 2.122a 1.222a 2.133a 2.111a 4 5.500a 4.011b 6.178a 5.144a 2.633a 1.811b 3.000a 2.556a 5 6.389b 4.733c 7.622a 5.833bc 3.200b 2.422c 4.011a 2.989bc 6 7.822a 5.344b 7.822a 6.044b 3.344b 2.767b 4.056a 3.178b 7 6.575ab 5.522b 7.944a 6.422ab 3.487b 2.689c 4.256a 3.400bc
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5%
Tabel Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Analisis DMRT Pengaruh Media terhadap
Diameter Batang Zinnia elegans
Media Perlakuan MST M1 M2 M3 M4
1 0.144a 0.100b 0.100b 0.100b 4 0.244ab 0.122c 0.267a 0.200b
Diameter Batang
7 0.537a 0.289c 0.589a 0.400b 4 1.125 1.000 1.000 1.000 5 1.111 1.000 1.000 1.000 6 1.667 1.000 1.375 1.000
Jumlah Daun
7 4.714a 2.000c 4.667ab 2.889bc Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata
pada uji lanjut DMRT 5%
51
Strohblumen , Gufullte Mischung
(lat.: Helichrysum bracteatum)
Aussaat-
Termin
Boden-
TemperaturKeimdauer Standort Blute
Marz-April 10-20 c0 12-14 Tage sonning Juli-Oktober
Der Inhalt reicht fur ca. 15-20 pflanzen.
Verwendung: Eine bunte Mischung, die in den herrlichsten Farben
erbluht und hervorrangende Bluten zum Binden von Trockenstrauben
und-gestecken liefer.
Kultur und Pflege : Aussaat Marz bis April in Aussaatgefaben im warmen Zimmer. Samen nur dunn mit
Erde bedecken, gut andrucken und gleichmabig feucht halten. Jungpflanzen umtopfen, hell und etwas
kuhlen stellen. Mitte mai mit 30X30cm Abstand auspflanzen.
Tipps : Zum Trocknen Stiele mit den Bluten nach unten an einem luftigen, schattigen Ort hangen. Sehr
knospig schneiden. Bluten offnen sich wahrend des Trockness.
Helichrysum bracteatumGambar Lampiran 1. Kemasan Benih
Zinnie "Liliput-Mischung"
(lat.: Zinnia elegans)
Aussaat-
Termin
Boden-
TemperaturKeimdauer Standort Blute
April-
Mai
Juni-
Oktober18-25 c0 10-20 Tage sonning
Der Inhalt reicht fur ca. 30 pflanzen.
Verwendung: Diese 25 cm hohe, farbenfhohe Mischung varzaubert
Einfassungen und Balkonkasten in ein Blutenmeer. Dankbare
Schnittblume.
Kultur und Pflege : Aussaat April bis Mai im warmen Zimmer. Samen nur wenig mit Erde bedecken,
dunkel stellen. Gleichmabig feucht halten. Nach der Keimung in Topfe plflanzen, bei 15 c hell stellen. Ende
Mai ins Freinland mit 25X25cm Abstand.
0
Tipps : Zinnien gedeihen am besten an geschutzten. Stellen in Garten, Zusammengepflanzt mit Tagetes
gedeihen Zinnien besondes gut.
Gambar Lampiran 2. Kemasan Benih Zinnia elegans
52
(A)
(B)
Gambar Lampiran 3. Pertumbuhan H. bracteatum pada (A) Umur 7 MST (B) Umur 21 MST
Pink RHS 63B Pink RHS 64D Orange yellow RHS 23A
Light pink RHS 54D Red pink RHS 52B
Gambar Lampiran 4. Warna Bunga H. Bracteatum
M1 M2 M3 M4
M2 M4 M3 M1
53
Gambar Lampiran 5. Pertumbuhan Z. elegans pada 7 MST
Red RHS 44A Dark Pink RHS 61C Dark Pink RHS N57C White RHS 157B
Pink RHS 64D Purple Red RHS 58B Orange RHS 32A Yellow RHS 12A
Pink RHS 68C Purple Pink RHS N74B
Gambar Lampiran 6. Warna Bunga Z. elegans