Post on 20-Apr-2018
eJournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (2):430-444 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2015
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BEI TAHUN 2009-2013
Raesah
1
Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai oleh dari penelitian ini adalah untuk : (1)
Mengetahui pengaruh modal intelektual (VACA) terhadap profitabilitas
perusahaan yang diukur dengan Return On Assets (ROA), (2) Mengetahui
pengaruh modal intelektual (VAHU) terhadap profitabilitas perusahaan yang
diukur dengan Return On Assets (ROA), (3) Mengetahui pengaruh modal
intelektual (STVA) terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan
Return On Assets (ROA).Metode penelitian merupakan pengujian hipotesis
(hypothesis testing study) dengan pendekatan kuantitatif. Jenis data yang
dipergunakan adalah data sekunder. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode
2009-2013. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk
mendapatkan sampel. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 20 perusahaan
selama periode pengamatan 5 tahun. Metode pengumpulan data yang
dipergunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan. Alat analisis
yang dipergunakan adalah regresi linier berganda dan pengujian hipotesis
menggunakan uji T secara parsial, uji F simultan dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan variabel VACA tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Return On Asset
(ROA). Hal ini didukung oleh hasil uji t dengan tingkat signifikansi 0,060
(tidak signifikan>0,05). Variabel VAHU berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Hal
ini didukung oleh hasil uji t dengan tingkat signifikansi 0,00 (signifikan<0,05).
Variabel STVA berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan
yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Hal ini didukung oleh hasil uji t
dengan tingkat signifikansi 0,00 (signifikan<0,005).
Kata Kunci : VAIC™ (VACA, VAHU, STVA), ROA.
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: raesah.resa@yahoo.com
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, (Raesah)
431
Pendahuluan
Perkembangan didunia bisnis sekarang ini, menuntut suatu perusahaan
untuk memberikan kontribusi yang terbaik untuk memajukan perusahaannya
Agar tidak mudah jatuh dan terus berada di puncak, perusahaan harus sekuat
tenaga untuk membangun kinerja perusahaannya. Agar dapat terus bertahan
dengan cepat perusahaan-perusahaan mengubah dari bisnis yang didasarkan
pada tenaga kerja (labour-based business), menuju bisnis yang berdasarkan
pada pengetahuan (knowledge-based business), sehingga karakteristik
perusahaanya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan dengan
penerapan manajemen pengatahuan (knowledge management) maka
kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada suatu penciptaan
transformasi dan kapitalisasi dari pengetahuan itu sendiri (Sawarjuwono, 2003).
Perubahan pola industri yang sekarang memasuki jaman knowledge-
based industries ini belum banyak dilaporkan secara memadai dalam laporan
keuangan perusahaan. Dalam era labour-based industries, perubahan
lingkungan ekonomi terhadap akutansi adalah pengenalan metode penyusutan
dan kapitalisasi untuk mencatat investasi yang besar pada aset fisik.
Pengeluaran untuk investasi pada aset fisik bisa dilaporkan sebagai sumber
daya perusahaan pada neraca. Sedangkan perubahan lingkungan ekonomi
industri pada era knowledge-based industries belum bisa direspon secara
memadai. Pengeluaran untuk investasi non fisik masih dicatat sebagai biaya,
bukan dilaporkan sebagai aset atau sumber daya perusahaan yang nantinya
akan mendatangkan future economic benefit (Hartono, 2001).
Akibat terjadinya perubahan lingkungan pelaporan akutansi, maka
terjadi perubahan paradigma pelaporan akutansi, Hartono (2001) menyatakan
bahwa paradigma akutansi sebelumnya menganggap bahwa laporan keuangan
memiliki fungsi stewardship, yaitu fungsi kepengurusan atau
pertanggungjawaban pengelola kepada pemilik masih berdasarkan historical
cost. Sedangkan paradigma akutansi yang baru melihat bahwa laporan
keuangan memberikan informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi oleh
investor dan kreditor mensyaratkan sumber daya perusahaan harus diukur
berdasarkan nilainya atau current value.
Firer (2003) menyatakan bahwa perusahaan proses bisnis, munculnya
pemahaman baru mengenai proses produksi, peran konsumen dan juga
pandangan perusahaan terhadap peran penting sumber daya manusia memiliki
dampak pada pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan yang fokusnya kinerja
perusahaan sering dianggap kurang memadai sebagai suatu pelaporan kinerja
perusahaan. Ada hal lain yang perlu disampaikan kepada pengguna laporan
keuangan yang bisa menjelaskan nilai lebih yang dimiliki perusahaan seperti
inovasi, penemuan, pengetahuan dan keterampilan pengetahuan sumber daya
manusia, reaksi dengan konsumen dan sebagainya yang sering diistilahkan
sebagai knowledge capital atau intellectual capital tetapi sulit disampaikan
kepada pihak luar karena belum ada standar akutansi yang mengaturnya.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015
432
Abidin (2003) mengatakan bahwa intellectual capital sendiri masih
belum dikenal secara luas di Indonesia. Hal ini disebabkan karena perusahaan-
perusahaan di Indonesia masih menggunakan conventional based dalam
membangun bisnisnya, dan perusahaan-perusahaan tersebut belum memberikan
perhatian lebih kepada human capital, structural capital, maupun customer
capital. Apabila perusahaan-perusahaan tersebut mengikuti perkembangan
yang ada, yaitu manjemen berbasis pengetahuan, maka perusahaan-perusahaan
di Indonesia dapat bersaing secara kompetitif melalui inovasi-inovasi kreatif
yang dihasilkan oleh modal intelektual yang dimilki perusahaan. Sehingga
mendorong terciptanya produk-produk yang favourable bagi konsumen.
Menurut Husnan (2001) modal intelektual telah menyebakan
pergeseran dalam paradigma melakukan bisnis, sumber kekuatan akan bergeser
dari modal fisik menjadi sumber daya manusia, dari sumber daya alam menuju
sumber daya pengetahuan, dari posisi sosial seseorang menjadi proses
hubungan, dan dari kekuatan pemegang saham menjadi kekuatan pelanggan.
Kini perusahaan mengakui pentingnya modal intelektual yang bersifat abstrak
dan tidak nyata untuk dijadikan penggerak utama dalam pengembangan bisnis.
Oleh karena itu, modal intelektual telah menjadi aset yang sangat bernilai
dalam dunia bisnis modern.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pengungkapan
intellectual capital sebagai penggerak nilai perusahaan sedangkan adanya
kesulitan dalam mengukur intellectual capital secara langsung mengakibatkan
Pulic (1998) memperkenalkan pengukuran intellectual capital secara tidak
langsung dengan menggunakan Value Added Intellectual Coefficient
(VAIC™), yaitu suatu ukuran untuk menilai efisiensi dari nilai tambah sebagai
hasil dari kemampuan intelektual perusahaan. Sumber daya perusahaan yang
juga merupakan komponen utama dari VAIC™ adalah physical capital (VACA
- Value Added Capital Employed).
Perusahaan yang memiliki kinerja intellectual capital yang baik
cenderung akan mengungkapkan intellectual capital yang dimiliki oleh
perusahaan dengan lebih baik. Semakin tinggi kinerja intellectual capital
perusahaan, maka semakin baik tingkat pengungkapannya, karena
pengungkapan mengenai intellectual capital dapat meningkatkan kepercayaan
para stakeholder terhadap perusahaan. Dengan pemanfaatan dan pengelolaan
intellectual capital yang baik, maka kinerja perusahaan juga semakin
meningkat. Ukuran kinerja perusahaan dalam penelitian ini menggunakan rasio
profitabilitas (ROA) yang mengukur efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan dengan total aset yang dimiliki.
Pemilihan model VAIC™ sebagai proksi untuk intellectual capital
mengacu pada penelitian Firrer dan William (2003), Chen et al (2005), dan
Ulum (2008). Indikator dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
perusahaan yang diukur dengan return on asset (ROA).
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, (Raesah)
433
Penelitian ini merupakan penyempurnaan dari penelitian Ulum (2009),
yaitu dengan menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai variabel
independen dan menggunakan sektor perusahaan manufaktur sebagai sampel
penelitian, dan pengembangan hipotesis. Variabel Return on Asset (ROA)diakui
sebagai aset perusahaan mampu menghasilkan keunggulan kompetitif sehingga
perusahaan dapat survive dan terus berkembang untuk memaksimalkan
kepentingan para stakeholder. digunakan karen
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
judul tentang “ Pengaruh Intelecctual Capital Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2009-2013 ”
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka yang menjadi
pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah modal intelektual (VACA) berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return On Assets (ROA)?
2. Apakah modal intelektual (VAHU) berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return On Assets (ROA)?
3. Apakah modal intelektual (STVA) berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan yang diukur dengan Return On Assets (ROA)?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengaruh VACA terhadap ROA
2. Untuk mengetahui pengaruh VAHU terhadap ROA
3. Untuk mengetahui pengaruh STVA terhadap ROA
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat.
1. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pertimbangan, masukan dan
dorongan bagi perusahaan, dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang
berorientasi ke arah masa depan.
2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan referensi bagi peneliti-
peneliti selanjutnya, baik yang bersifat melanjutkan maupun melengkapi.
Kerangka Dasar Teori
Stakeholder Theory
Menurut Gutrie dalam Purmomosidhi, (2012:5) teori ini
mengharapkanmanajemen perusahaan melaporkan aktivitas-aktivitas
perusahaan kepada para stakeholder, yang berisi dampak aktivitas-aktivitas
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015
434
tersebut pada perusahaan mereka, meskipun nantinya mereka memilih untuk
tidak menggunakan informasi tersebut.
Knowledge-Based Theory
Menurut Sangkala dalam Rahmawati (2009:27) resource-based
theorymenjelaskan adanya dua pandangan mengenai perangkat penyusunan
strategi perusahaan. Yang pertama yaitu pandangan yang berorientasi pada
sumber daya (resource-based).
Intellectual Capital Intellctual capital atau modal intelektual memiliki peran yang sangat
penting dan strategis di perusahaan. Stewart dalam Hartono, (2001:28)
mendefinisikan inlelctual capital sebagai “ intellctual capital as the intelcctual
material that has been formalized, captured and leveraged to create wealth by
producing a higher value assets”.Dalam penelitian ini, intellectual capital akan
diukur dengan VAIC, yang dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk
menciptakan Value Added (VA), yang juga merupakan selisih antara input dan
output. Sedangkan, VA itu sendiri dipengaruhi oleh efisiensi Human Capital
(HC) dan Structural Capital (SC). Selanjutnya hubungan antara VA dengan
Capital Employed (CE) atau dan yang tersedia, yang diformulasikan dengan
VACA. Hubungan selanjutnya adalah VA dan human capital diformulasikan
VAHU.
Formulasi dan tahap perhitungan VAIC™ adalah sebagai berikut.
1. Tahap Pertama : menghitung value added (VA).
Dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 2003:9).
Output
Value Added=
Input
Dimana :
a. OUT = Output : total Penjualan dan Pendapatan lain
b. IN = Input : Beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban karyawan)
Pendapatan adalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima
dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa. Pendapatan
lain dalam penelitian ini adalah pendapatan non operasi yang diterima
perusahaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok yang dilakukan
oleh perusahaan dalam kegiatannya. Biaya-biaya lain adalah biaya yang tidak
mempunyai hubungan dengan kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan.
Penjualan adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan sebagai usaha pokoknya, dimana penjualan menawarkan suatu
produk dengan harapan terjadi penyerahan sejumlah uang sebagai alat ukur
harga oleh konsumen.Beban penjualan adalah biaya-biaya yang diperlukan
dalam rangka kegiatan penjualan oleh perusahaan.
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, (Raesah)
435
2. Tahap Kedua: Menghitung Value Added (Capital Employed (VACA). VACA adalah indikator VA yang diciptakan oleh dari satu unit dari
physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit
dari CE terhadap value added organisasi (Ulum, 2009:39)
Value Added
VACA =
Capital Employed
Dimana
a. VACA = Value Added Capital Employed rasio dari VA terhadap CE
b. VA = Value Added
c. CE = Capital Employed: dana yang tersedia (ekuitas)
Ekuitas adalah hak milik sisa (residual interest) dalam aktiva dalam
suatu badan usaha yang tersisa setelah dikurangi ulang. Dalam suatu badan
usaha , ekuitas adalah hak dari pemilik ( Baridwan, 2005 :23).
3. Tahap ketiga : Menghitung Value Added Human Capital (VAHU). VAHU menunjukkan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan dengan
dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi
yang dibuat oleh setiap setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap
value added organisasi (Ulum, 2003:39).
Value Added
VAHU =
Human Capital
Dimana :
a. VAHU = Value added Human Capital : rasio dari VA terhadap HC
b. VA = Value added
c. HC = Human Capital : beban karyawan
Beban karyawan adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan
tenaga kerja manusia tersebut. Dalam penelitian ini beban karyawan
termasukgaji, bonus, pelatihan, dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan
tenaga kerja.
4. Tahap Keempat : Menghitung struktural Capital value added (STVA)
Rasio ini mengukur jumlah SC (Structural Capital)yang dibutuhkan
untuk menhasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai (Ulum, 2003 :39).
Structural Capital
STVA =
Value Added
Dimana :
a. STVA = Structural Capital Value Added : Rasio dari SC terhadap VA
b. SC = Structural Capital : VA – HC
c. VA = Value added
5. Tahap Kelima : Menghitung Valu Added Intellectual Coefficient
(VAIC)
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015
436
(VAIC™) VAIC™ mengindikasikan kemampuan intellectual
organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Perfomance
indicator). VAIC™ merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya
.yaitu VACA, VAHU, dan STVA (Ulum, 2003 :40). VAIC™ = VACA+ VAHU + STVA
Kinerja Keuangan
Helfert (2006:67) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah
hasil dari banyak keputusan industri yang dibuat secara terus menerus oleh
manajemen. Ada berbagai teknik analisis, termasuk berbagai rasio keuangan
yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kenerja keuangan sebuah
perusahaan.Sedangkan pengertian kinerja keuangan menurut Simamora
(2008:327) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah suatu pencapaian
persyaratan pekerjaan tettentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin
dari keluaran yang dihasilkan baik jumlah maupun kualitasnya.
Kerangka Konsep
Hipotesis Penelitian
Hubungan Intellectual Capital dengan Return On Asset (ROA) Pengukuran kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki. Penggunaan sumber daya
perusahaan secara efisien dapat memperkecil biaya sehingga akan
meningkatkan laba perusahaan. Hal ini sesuai dengan pandangan stakeholder
theory dan knowledge-based theory yaitu apabila perusahaan dapat
mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki sebagai sarana
untuk meningkatkan laba, hal ini akan menguntungkan stakeholder.
Penelitian yang dilakukan oleh Chen et al, (2005:174) dan Ulum
(2008:87) menunjukkan bahwa intellectual capital berpengaruh positif
terhadap profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, apabila perusahaan dapat
mengelola dan mengembangkan intellectual capital yang dimiliki dengan baik,
maka akan terjadi peningkatan terhadap ROA yang mengindikasikan kinerja
keuangan yang semakin baik, sehinggan menghasilkan keutntungan kompetitif
bagi perusahaan. Dengan menggunakan metode VAIC sebagai ukuran
kemampuan intektual perusahaan diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara intellectual capital (VACA) terhadap
return onasset (ROA)
H2 : Terdapat pengaruh signifikan antara intellectual capital (VAHU) terhadap
return onasset (ROA)
VACA (X1)
VAHU (X2)
STVA (X3)
ROA (Y)
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, (Raesah)
437
H3 : Terdapat pengaruh signifikan antara intellectual capital (STVA) terhadap
return onasset (ROA)
Metode Penelitian
Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur. Untuk memberikan penjelasan mengenai indikator yang
digunakan dalam penelitian ini maka perlu ada pemecahan masalah yang sesuai
dengan judul penelitian ini. Oleh karena maka dirumuskan definisi operasional
sebagai berikut.
Variabel Independen (X)
Variabel Independen dalam penelitian adalah modal (intellectual
capital). Modal intelektual adalah informasi pengetahuan yang diaplikasikan
dalam pekerjaan untuk menciptakan nilai (William, 2005 dalam Purnomosidhi,
2006 : 4).
Value Added Capital Employed (X1)
VACA adalah indikator VA yang diciptakan oleh dari satu unit dari
physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit
dari CE terhadap value added organisasi (Ulum, 2009:39)
Value Added
VACA = Capital Employed
Dimana
d. VACA = Value Added Capital Employed
e. VA = Value Added
f. CE = Capital Employed
Ekuitas adalah hak milik sisa (residual interest) dalam aktiva dalam
suatu badan usaha yang tersisa setelah dikurangi ulang. Dalam suatu badan
usaha , ekuitas adalah hak dari pemilik ( Baridwan, 2005 :23).
Value Added Human Capital (X2)
VACA merupakan kontribusi yang dibuat oleh setiap setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi (Ulum, 2003:39).
Rasio ini menunjukkan berapa VA yang dapat dihasilkan dengan dana yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja.
Value Added
VAHU = Human Capital
Dimana :
d. VAHU = Value added Human Capital
e. VA = Value added
f. HC = Human Capital
Beban karyawan adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan
tenaga kerja manusia tersebut. Dalam penelitian ini beban karyawan
termasukgaji, bonus, pelatihan, dan biaya-biaya lain yang bersangkutan dengan
tenaga kerja.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015
438
Structural Capital Value Added (X3)
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menhasilkan 1
rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam
penciptaan nilai (Ulum, 2003 :39).
Structural Capital
STVA = Value added
Dimana :
d. STVA = Structural Capital Value Added
e. SC = Structural Capital
f. VA = Value added
Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan adalah kinerja keuangan merupakan
salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi
dalam rangka mencapai tujuannya (Pranata 2007: 37).Return on Total Asset
(ROA), ROA merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam
pemanfaatan total assets (Chen et al, 2006:165 ) ROA dikalkulasi dengan
formula :
ROA = Laba bersih / total aset
Populasi, Sampling, dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang telah go
public kelompok perusahaan manufaktur yang terdaftar diBEI sebanyak 36
perusahaan dengan metode pemilihan sampel nonprobabality
samplingsehingga terpilih 24 perusahaan selama periode 2009-2013
Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkandata
tersebut dalam pelaksanaan penelitian ini adalah.
a. Teknik Dokumentasi
Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan bantuan
Program SPSS (Statistic Program For Social Science) versi 21 dengan
pengujian:
a. Uji Model (Uji Asumsi Klasik)
- Uji Normalitas
- Uji Heteroskesdasitas
- Uji Multikolinearitas
- Uji Autokorelasi
b. Uji Hipotesis (Regresi Linier Berganda)
- Analisis Regresi
- Uji t (Parsial)
- Uji F (Simultan)
- Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, (Raesah)
439
Hasil Pembahasan Dan Pembahasan
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
independen dan dependen terdistribusi secara normal atau tidak. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std. Deviation .75862036
Most Extreme Differences Absolute .114 Positive .080 Negative -.114
Kolmogorov-Smirnov Z 1.091 Asymp. Sig. (2-tailed) .185
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Unstandardized Residual dilihat
dari asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari pada tingkat alpha yaitu 0.185>0.05,
maka data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.Hasil uji ini
membuktikan bahwa distribusi data benar-benar memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedasitas
Cara untuk mendeteksi apakah ada atau tidaknya heteroskesdasitas adalah
denganmenggunakan uji glejser dengan meregresi nilai absolut residual
terhadap variabel dependen ditunjukkan dengan koefisien regresi dari masing-
masing variabel bebas terhadap nilai absolute residualnya (Ghozali, 2005).
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak di
atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heterokesdasitas pada model regresi (Ghozali, 2006:105).
c. Uji Multikolineritas
Batasan yang umum untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah
nilai tolerance < 0,10 atau VIF >10. Coefficients
a
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
.994 1.006
.939 1.065
.943 1.061
a. Dependent Variable: ROA
Pada tabel tersebut terlihat nilai Tolerance untuk variabel bebas VAICTM> 0.10
dan nilai VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan gejala
multikolinearitas dalam model regresi.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015
440
d. Uji Autokorelasi
Salah satu pengujian yang umum digunakan untuk menguji adanya
autokorelasi adalah uji statistik Durbin Watson.
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .657a .431 .412 .77144 1.849
a. Predictors: (Constant), VACA, VAHU, STVA
Hasil pengolahan data pada Tabel 4.3 menunjukkan nilai Durbin Watson
sebesar 1.849. Jadi, nilai Durbin Watson tersebut berada di antara nilai dU dan
(4 - dU) atau 1,8031 < 1.849 < (4 - dU = 2,1969) maka dapat disimpulkan
bahwa dalam regresi linier tersebut tidak terdapat Autokorelasi diantara
kesalahan pengganggu.
Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.661 .223 7.437 .000
VACA .196 .103 .154 1.904 .060
VAHU .470 .123 .316 3.812 .000
STVA 1.399 .241 .481 5.815 .000
Model persamaan regresi untuk Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas
berdasarkan hasil analisis regresi dengan menggunakan SPSS 2.1 sebagai
berikut:
Y = 1.661 + 0.196 X1 + 0.470 X2 + 1.399 X3 +e Adapun interpretasi hasil dari persamaan tersebut adalah dimana:
1. Konstanta sebesar 1.661 artinya jika VACA (X1), VAHU (X2) dan STVA
(X3) nilainya adalah 0, maka ROA (Y) nilainya positif yaitu 1.661.
2. Koefisien regresi VACA (X1) sebesar 0.196 artinya jika VACA (X1)
mengalami peningkatan 1%, maka ROA akan mengalami peningkatan
sebesar 0.196. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara VACA (X1) dengan ROA, semakin naik VACA (X1) maka semakin
meningkatkan ROA.
3. Koefisien regresi VAHU (X2) sebesar 0.470 artinya jika VAHU (X2)
mengalami peningkatan 1%, maka ROA akan mengalami peningkatan
sebesar 0.470. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara VAHU (X2) dengan ROA, semakin naik Vmaka semakin
meningkatkan ROA.
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, (Raesah)
441
4. Koefisien regresi STVA (X3) sebesar 1.399 artinya jika STVA (X3)
mengalami peningkatan 1%, maka ROA akan mengalami peningkatan
sebesar 1.399. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif
antara STVA (X3) dengan ROA, semakin naik STVA (X3) maka semakin
meningkatkan ROA.
Uji t (Parsial) Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.661 .223 7.437 .000
VACA .196 .103 .154 1.904 .060
VAHU .470 .123 .316 3.812 .000
STVA 1.399 .241 .481 5.815 .000
a. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat besarnya t hitung untuk variabel
VACA (X1) 1.904 dengan signifikansi 0,060. Hasil uji statistik tersebut dapat
menyimpulkan t tabel adalah 1,98498 (t-tabel = (α = 5% : df (100 -3- 1) 96 =
1.98498)) sehingga t hitung < t tabel (1.904 < 1.98609). Sedangkan untuk
tingkat signifikansi untuk VACA menunjukkan angka > 0,05 (0,060<0,05),
maka Ha ditolak artinya bahwa variabel VACA secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA.t hitung untuk variabel sebesar VAHU
(X2) 3.812 dengan signifikansi 0.00. Hasil uji statistik tersebut dapat
menyimpulkan t hitung adalah 3.812 sedangkan t tabel adalah 1,98498
sehingga t hitung > t tabel (3.812 > 1,98498). Signifikansi VAHU
menunjukkan angka < 0,05 (0.00<0,05), maka Ha diterima artinya variabel
VAHU secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA. Untuk variabel
STVA (X3) 5.815 dengan signifikansi 0.000. Hasil uji statistik tersebut dapat
menyimpulkan t hitung 5.815 sedangkan t tabel adalah 1.98498 sehingga t
hitung > t tabel (5.815 > 1,98498). Sedangkan untuk tingkat signifikansi untuk
STVA menunjukkan angka < 0,05 (0.00 < 0,05), maka Ha diterima artinya
bahwa variabel STVA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Uji F (Simultan)
Uji F pada dasarnya bertujuan digunakan untuk mengetahui apakah
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Berdasarkan pengolahan data, maka diperoleh hasil sebagai
berikut:
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015
442
Hasil Uji F (Simultan) ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 39.710 3 13.237 22.242 .000b
Residual 52.371 88 .595
Total 92.081 91
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), VACA, VAHU, STVA
Berdasarkan Tabel diatas dari uji ANOVA atau F-test, diperoleh F
hitung sebesar 22.242, sedangkan F tabel dengan tingkat nilai probabilitas
signifikansi = 0,0000. Hasil diperoleh untuk F tabel sebesar 2.70 berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel independen (VACA, VAHU,
STVA) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap ROA karena F
hitung > F tabel (22.242> 2.70) dan signifikansi penelitian < 0.05 (0.000 <
0.05).
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 bertujuan untuk mengukur seberapa besar variasi dari variabel
independen dapat menjelaskan variabel dependen. Banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi
mana model regresi terbaik karena nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun
apabila suatu variabel independen ditambahkan kedalam model. Hasil uji
koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .657
a .431 .412 .77144
a. Predictors: (Constant), VACA, VAHU, STVA b. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan data di atas diperoleh angka Adjust R Square sebesar
0.412 atau (41,2%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan
pengaruh variabel independen (VACA, VAHU dan STVA) terhadap variabel
dependen (ROA) sebesar 41,2% sedangkan sisanya sebesar 58,8% dipengaruhi
atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Pengaruh VAIC™ Terhadap Kinerja Keuangan (ROA) Dari hasil regresi dapat dijelaskan bahwa variabel bebas VACA tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat kinerja keuangan (ROA), dimana
kenaikan VACA tidak mendorong kenaikan ROA manufaktur di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2013. Hal ini didukung oleh hasil uji t dengan tingkat
signifikansi 0,060 (tidak signifikan > 0,05). Artinya secara parsial VACA tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Untuk variabel bebas VAHU melalui uji t dapat disimpulkan bahwa
variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat kinerja
keuangan (ROA) variabel VAHU menunjukkan hasil yang positif, artinya
Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, (Raesah)
443
variabel VAHU yang semakin naik mendorong meningkatkan tingkat
pengembalian assets (ROA) perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009-2013. Hal ini didukung oleh hasil uji t dengan tingkat signifikansi
0,00 (signifikan < 0,05). Yang artinya kenaikan VAHUmenyebabkan
perubahan tingkat pengembalian assets (ROA) perusahaan.
Selanjutnya untuk variabel STVA melalui uji t dapat disimpulkan bahwa
variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat kinerja
keuangan (ROA) variabel STVA menunjukkan hasil yang positif, artinya
variabel STVA yang semakin naik mendorong meningkatkan tingkat
pengembalian assets (ROA) perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
tahun 2009-2013. Hal ini didukung oleh hasil uji t dengan tingkat signifikansi
0,00 (signifikan < 0,05). Yang artinya kenaikan STVA menyebabkan
perubahan tingkat pengembalian assets (ROA) perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulum
(2008), Diez et al. (2010), dan Solikhah (2010).Intellectual capital yang diakui
sebagai aset perusahaan mampu menghasilkan keunggulan kompetitif sehingga
perusahaan dapat survive dan terus berkembang untuk memaksimalkan
kepentingan para stakeholder. Terbukti bahwa semakin tinggi intellectual
capital perusahaan manufaktur, maka nilai perusahaan manufaktur akan
meningkat dan membuat sahamnya akan banyak diminati oleh investor
sehingga permintaan akan saham perusahaan tersebut akan naik sehingga
menyebabkan harga saham menjadi naik. Terbukti pula bahwa sektor industri
manufaktur adalah industri padat Intellectual Capital dan memiliki
karakteristik karyawan yang lebih homogen.
Penutup
Variabel VACA tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Hal ini didukung oleh
hasil uji t dengan tingkat signifikansi 0,060 (tidak signifikan > 0,05)
Variabel VAHU berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Hal ini didukung oleh
hasil uji t dengan tingkat signifikansi 0,00 (signifikan < 0,05).
Variabel STVA berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang diukur dengan Return On Asset (ROA). Hal ini didukung oleh
hasil uji t dengan tingkat signifikansi 0,00 (signifikan < 0,05)
Penelitian selanjutnya sebaiknya perlu menambahkan rasio keuangan
lainnya sebagai variabel independen, karena sangat dimungkinkan rasio
keuangan lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh kuat
terhadap return saham.
Penelitian selanjutnya sebaiknya perlu menambahkan rentang waktu yang
lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih
dapat digeneralisasikan dan untuk memperluas penelitian serta menghasilkan
analisis yang lebih baik.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 2, 2015
444
Daftar Pustaka
Abidin, 2003. Upaya Mengembangkan Ukuran-Ukuran Baru. Edisi 7 Tahun
VIII.pp.46-47 Jakarta.Media Akutansi.
Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan Manufaktur
Tahun 2009-2013.www.idx.co.id. (Diunduh 12 Januari 2014).
Chen, Hwang 2005. “An Emprical investigation of the relationship between
intellectual capital firrms. Market value andfinancial perfomance”
Journal of Intellectual Capital. Vol.6 No.2 pp.159-176.
Firer, S and S.M, williams. 2003. “Intellectual Capital and traditional
measures of corporate perfomance”. Journal of Intellectual Capital.
Vol. 4 No.3 pp.348-360.
Ghozali, Imam. 2007. Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio. Edisi Tiga.UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Hartono, D. 2001. “Pengaruh Intellectual Capital terhadap market Value dan
financial perpomance pada perusahaan jasa keuangan dan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia “ Skripsi sarjana Akutansi, Prpgram
Stara-1, Universitas Airlangga, Surabaya.
Helfert, E. A. 2006. Teknik Analisis Keuangan : Petunjuk Praktis untuk
Mengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan. Diterjemahkan oleh
Herman Wibowo, Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.
Pulic, A. 1998. Measuring the Perfomance of intellectual capital dan busines
perfomance dengan diamond specification : sebuah perspektif
Akutansi. SNA VIII Solo
Pulic, A. 2000. VAIC™ .An Accounting tool for IC Management, (Online )
(http//www.measuring-ip.at/papers/ham.99txt.html.diakses juni 2013
Rahmawati, D.A.D. 2012. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Return On
Asset (ROA) Perbankan, Jurnal Akutansi.
Sawarjuwono. 2003. “Resource Based versus market Based “. Eksekutif no.
338. Mei. Hlm..24-25.
Santoso, S. 2004. Buku latihan SPSS Statistik Paramentik. Elex Media
Komputindo : Jakarta
Ulum, Ihyaul. 2007. “Intellectual capital: Konsep dan Kajian Empiris“.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Van Horne, James C dan Wachowicz, John M. Jr. 2000. Fundamental of
Finance Management. Tenth Edition, Internasional edition. Prentice
Hall.USA
http://www.bursaefekindonesia.co.id (diakses bulan 20 Januari 2015)
http://www.idx.co.id (diakses bulan 20 Januari 2015)
http://www.kumpulanjurnalkeuangan.co.id (diakses bulan 20 Januari 2015)