Post on 30-May-2018
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
1/33
PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN
EARNING TERHADAP RETURN SAHAM( STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikanProgram Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi
Universitas Pekalongan
Disusun Oleh :
Nama : TRI WIDYOWATI
NPM : 04.0252.E
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN 2008
1
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
2/33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kelangsungan hidup perusahaan di era kompetisi global, menuntut
manajemen untuk menyusun perencanaan strategis dalam menghadapi
perubahan-perubahan yang akan terjadi. Perubahan-perubahan yang perlu di
respon oleh perusahaan bukan hanya yang berorientasi pada produk perusahaan
saja, melainkan juga pada aspek-aspek penting yang menyangkut keuangan
perusahaan sebagai suatu entitas yang berada di tengah-tengah masyarakat.
Keberadaan suatu perusahaan bermula dari adanya investasi para
investor. Untuk perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT), investasinya
berasal dari pemegang saham (shareholder) . Organisasi perusahaan diharapkan
oleh para investornya untuk mampu menjadi institusi pencipta kekayaan.
Dengan demikian, manajemen perusahaan dituntut oleh para investor untuk
menjadikan perusahaan yang mereka kelola mampu menghasilkan kinerja
keuangan untuk menambah kekayaan bagi para investor. Oleh karena itu,
manajemen perusahaan perlu mengarahkan pengelolaan organisasi perusahaan
ke sasaran strategik yang mampu menciptakan nilai bagi investor.
Salah satu kegunaan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi kinerja keuangan perusahaan terutama
profitabilitas yang diperlukan untuk menilai perubahan
2
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
3/33
potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan.
Informasi kinerja yang ada dalam perusahaan bermanfaat
untuk memprediksi perusahaan dalam menghasilkan arus kas
dari sumber daya yang ada. Informasi kinerja tersebut dapat
diperoleh dengan cara melakukan pengukuran kinerja yang ada
dalam perusahaan. Pengukuran kinerja merupakan salah satu
faktor yang penting bagi perusahaan, karena pengukuran
tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem
imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi
perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan. (Rina dan
Solihah, 2003)
Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan
kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian
prestasi perusahaan (analisis fundamental perusahaan), karena
laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para penyandang
dananya, juga merupakan elemen dalam menciptakan nilai
perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa
yang akan datang. Tingkat probabilitas perusahaan pada
analisis fundamental biasanya diukur dari beberapa aspek,
yaitu berdasarkan ROS ( Return On Sales ), EPS ( Earning Per
Share ), ROA ( Return On Asset ) maupun ROE ( Return on
Equity ).
3
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
4/33
Meskipun telah digunakan secara luas oleh investor
sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan
investasi karena nilainya tercantum dalam laporan keuangan,
penggunaan analisis rasio keuangan sebagai alat pengukur
akuntansi konvensional memiliki kelemahan utama, yaitu
mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk
mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil
menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi
kelemahan tersebut, dikembangkan suatu konsep baru yaitu
Economic Value Added (EVA) yang mencoba mengukur nilai
tambah ( Value Creation ) yang dihasilkan suatu perusahaan
dengan cara mengurangi beban biaya modal ( cost of capital )
yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan. EVA
(Economic Value Added ) merupakan indikator tentang adanya
penciptaan nilai dari suatu investasi.
Penggunaan metode EVA membuat perusahaan lebih
memfokuskan perhatian pada usaha penciptaan nilai
perusahaan. Pengertian nilai diartikan sebagai nilai daya guna
maupun benefit yang dinikmati oleh stakeholder (karyawan,
investor, pemilik, pelanggan). Perhitungan EVA ( Economic
Value Added ) cukup rumit dan nilainya tidak tercantum dalam
laporan keuangan perusahaan sehingga hanya investor yang
benar-benar mengerti konsep EVA ( Economic Value Added ) ini
4
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
5/33
yang akan menggunakannya sebagai dasar dalam keputusan
investasi, sehingga metode EVA relatif sulit diterapkan karena
memerlukan perhitungan atas biaya yang kompleks. Namun
bagi perusahaan yang listed di pasar modal mungkin akan lebih
mudah menghitungnya, daripada perusahaan yang belum go
public di pasar modal.
Sejauh ini laporan keuangan, khususnya neraca dan
earning masih diyakini sebagai alat yang andal bagi para
pemakainya untuk mengurangi resiko ketidakpastian dalam
pengambilan keputusan-keputusan ekonomi, disamping itu
earning juga memiliki informasi yang sangat penting untuk
pihak ekstern maupun intern. Menurut Balls dan Watts (1972),
earning tidaklah berpengaruh signifikan terhadap pengambilan
keputusan investasi dalam suatu perusahaan. Walaupun
demikian, dengan mengetahui sifat earning sebagai data seri
waktu ( time series ), dimana seri waktu earning periode waktu
terdahulu memiliki kecenderungan mengalami perubahan
terhadap earning di masa mendatang, maka perubahan
earnings tersebut bersifat acak dan ada korelasi yang serial
dan hal ini membuktikan bahwa earnings memiliki potensi
sebagai alat prediktor untuk menentukan return saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis tertarik
untuk mengambil judul : Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan
5
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
6/33
Earning terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di
Bursa Efek Indonesia) .
1.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu
memungkinkan para pemodal ( investor ) untuk melakukan diversifikasi
investasi, membentuk portofolio sesuai dengan resiko yang bersedia mereka
tanggung dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Investasi pada
sekuritas juga bersifat likuid (mudah dirubah). Oleh karena itu, penting bagi
perusahaan untuk selalu memperhatikan kepentingan para pemilik modal
dengan jalan memaksimalkan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan
merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsi-fungsi
keuangannya.
Untuk mengetahui kinerja perusahaan dapat dilihat Laporan
Akuntansi Keuangan yang terdiri dari : operasional perusahaan, investasi
dan laporan rugi laba. Penilaian kinerja selain menggunakan EVA,
perusahaan dapat menggunakan earning yang dihasilkan dari aktivitas
operasi ( operating cash flow ). Meskipun sebenarnya kinerja keuangan
perusahaan lebih ditunjukkan melalui ukuran EVA sangat menentukan
besarnya return saham yang diperoleh oleh investor. Return saham juga
dipengaruhi oleh : residual income , rasio keuangan, arus kas operasional,
dan earning .
6
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
7/33
Untuk mengukur return saham dari sebuah investasi, selain
digunakan Economic Value Added (EVA), dapat juga digunakan earning .
Karena earning memiliki potensi sebagai alat prediktor untuk
menentukan return saham .
1.2.2 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti memberikan batasan masalah pada
kinerja keuangan diukur dengan Economic Value Added (EVA) dan
earning yang diperoleh perusahaan terhadap return saham.
1.2.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merumuskan masalah
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah EVA mempunyai pengaruh terhadap return saham
perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah earning mempunyai pengaruh terhadap return saham
perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah EVA dan earning secara simultan atau bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur
pada Bursa Efek Indonesia?
7
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
8/33
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh EVA terhadap return
saham perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh earning terhadap
return saham perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh EVA dan earning
secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap return
saham perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini antara lain :
1. Kegunaan Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam kenyataan yang terjadi di
lapangan (perusahaan).
b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan
pemikiran bagi pihak lain atau peneliti-peneliti berikutnya sebagai
kajian lebih lanjut dan pembaca dapat berpartisipasi untuk memberikan
saran dan kritik yang bersifat konstruktif bagi penulisan ataupun
perusahaan tersebut.
2. Kegunaan Praktis
8
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
9/33
Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan
pemberian return saham.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil Penelitian Terdahulu
Suatu penelitian membutuhkan banyak masukan-masukan dari beberapa
penelitian terdahulu ataupun jurnal yang dapat mempermudah arahan kerja dari
suatu penelitian. Masukan-masukan tersebut berupa teori-teori, maupun
pendapat-pendapat dari peneliti tersebut telah teruji dalam penelitiannya untuk
mendukung pendefinisian suatu istilah yang digunakan dalam suatu penelitian,
dan juga dukungan atau perkuatan alat analisis-analisis yang digunakan oleh
para peneliti terdahulu.
9
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
10/33
Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Julius
Cristiawan, (2006), tentang Pengaruh Economic Value Added, Residual
Income, Earnings dan Arus Kas Operasi Terhadap Return yang Diterima
Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
Jakarta) , dengan menggunakan metode analisis data yang digunakan adalah
regresi berganda atau multiple regression untuk menguji pengaruh EVA,
residual income, earnings dan arus kas terhadap return yang diterima pemegang
saham. Hasil penelitian yang telah diperoleh hasil : (1) berdasarkan hasil uji
hipotesis diketahui bahwa variabel economic value added, tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham;
(2) Variabel residual income tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap return yang diterima oleh pemegang saham; (3) Variabel
earnings mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang diterima
oleh pemegang saham; (4) Variabel arus kas operasi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham; (5)
Berdasarkan hasil uji t disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi
berpengaruh paling signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang
saham. Sedangkan variabel economic value added dan residual income tidak
berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh pemegang saham.
Penelitian yang kedua yang dilakukan oleh Sotya Afkar, (2006), tentang
: Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Konsep
Economic Value Added (EVA) terhadap Laba pada PT
(Persero) Telekomunikasi Indonesia , metode analisis data
10
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
11/33
yang digunakan adalah Metode penelitian yang dipakai untuk
mengetahui kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Diperoleh hasil penelitian, bahwa
peningkatan nilai EVA dipengaruhi oleh naiknya laba
perusahaan serta penurunan biaya modal.
Dari uraian hasil penelitian terdahulu dapat disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 2.1Hasil Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti(Tahun) Judul PenelitianMetodeAnalisis Hasil Penelitian
1. Julius Cristiawan(2006)
Pengaruh Economic ValueAdded, Residual Income,Earnings dan Arus KasOperasi Terhadap Returnyang Diterima PemegangSaham (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur diBursa Efek Jakarta)
Regresi berganda ataumultipleregression
Hasil penelitian diperoleh :(1) berdasarkan hasil uji hipotesisdiketahui bahwa variabel economicvalue added, tidak mempunyai pengaruhyang signifikan terhadap return yangditerima oleh pemegang saham;
(2) Variabel residual income tidak mempunyai pengaruh yang signifikanterhadap return yang diterima oleh
pemegang saham; (3) Variabel earningsmempunyai pengaruh yang signifikanterhadap return yang diterima oleh
pemegang saham; (4) Variabel arus kasoperasi mempunyai pengaruh signifikanterhadap return yang diterima oleh
pemegang saham; (5) Berdasarkan hasiluji t disimpulkan bahwa variabel aruskas operasi berpengaruh palingsignifikan terhadap return yang diterima
oleh pemegang saham. Sedangkan
11
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
12/33
variabel economic value added danresidual income tidak berpengaruh
signifikan terhadapreturn
yang diterimaoleh pemegang saham.2. Sotya Afkar
(2006)Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan BerdasarkanKonsep Economic ValueAdded (EVA) terhadapLaba pada PT (Persero)Telekomunikasi Indonesia
Deksirptif Kuantitatif
Diperoleh hasil penelitian, bahwapeningkatan nilai EVAdipengaruhi oleh naiknya labaperusahaan serta penurunanbiaya modal
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Economic Value Added (EVA)
Economic Value Added (EVA) merupakan modifikasi residual
income . Stewart dalam Pradhono (2004) berusaha memperbaiki residual
income dengan melakukan penyesuaian atas NOPAT ( Net Operating Profit
After Tax ) dan capital , yang menurut mereka menyebabkan distorsi dalam
model akuntansi untuk pengukuran kinerja.
Economic Value Added (EVA) merupakan suatu
pengukuran metode kinerja keuangan untuk menghitung
keuntungan ekonomis yang sebenarnya dari suatu
perusahaan. Konsep Economic Value Added (EVA) pertama
kali dicetuskan oleh Bennet G.Steward dan Joel M.Stern
(dalam Prdhono, 2004), bahwa penggunaan Economic Value
Added (EVA) membuat perusahaan memfokuskan
perhatiannya pada penciptaan nilai perusahaan.
Implementasi dari konsep Economic Value Added (EVA) ini
akan membuat para manajer untuk betindak dari sudut
12
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
13/33
pandang investor selaku pemilik modal. Hal tersebut
memberikan motivasi kepada para manajer untuk dapat
memberikan nilai tambah bagi perusahaan dari segala
keputusan yang dibuatnya. Hasil perhitungan Economic
Value Added (EVA) yang positif mencerminkan tingkat
kompensasi yang lebih tinggi daripada biaya modal. Hal ini
berarti manajemen perusahaan berhasil meningkatkan
kekayaan atau membuat nilai tambah bagi perusahaan dan
bagi pemilik modal. Akan tetapi jika nilai perhitungan
Economic Value Added (EVA) negatif, maka hal ini berarti
ada penurunan dari nilai kekayaan perusahaan.
Economic Value Added (EVA) adalah ukuran kinerja keuangan yang
paling baik untuk menjelaskan economic profit suatu perusahaan
dibandingkan dengan ukuran yang lain. EVA juga merupakan ukuran
kinerja yang berkaitan langsung dengan kemakmuran pemegang saham
sepanjang waktu.
Keunggulan EVA sebagai pengukuran kinerja terletak pada
kemampuannya untuk menyatukan tiga fungsi penting manajemen, yaitu :
capital budgeting, performance appraisal dan insentive compensation
(Higgin, 1998). Keputusan capital budgeting didasarkan pada discounted
EVA. Kinerja unit bisnis dapat diukur dengan EVA dan kompensasi insentif
dapat tergantung pada unit EVA relatif terhadap target yang tepat.
13
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
14/33
Tetapi EVA sebagai ukuran kinerja juga mempunyai beberapa
keterbatasan, antara lain :
1. Sebagai ukuran kinerja masa lampau EVA tidak mampu memprediksi
dampak strategi yang kini diterapkan untuk masa depan perusahaan;
2. Sifat pengukurannya merupakan potret jangka pendek, sehingga
manajemen cenderung enggan berinvestasi jangka panjang, karena bisa
mengakibatkan penurunan nilai EVA dalam periode yang bersangkutan.
Hal ini bisa mengakibatkan turunnya daya saing perusahaan di masa
depan.
3. EVA mengabaikan kinerja non keuangan yang sebenarnya bisa
meningkatkan kinerja keuangan. Menurut Kaplan dan Norton, (2001),
tanpa balanced scorecard , strategi value based management memang
dapat menurunkan biaya dan meningkatkan intensitas aktiva, tetapi akan
kehilangan kesempatan menciptakan tambahan nilai, yaitu strategi
pertumbuhan pendapatan jangka panjang melalui investasi pelanggan,
inovasi, perbaikan proses, teknologi informasi dan kemampuan
karyawan.
4. Tidak cocok diterapkan pada industri tertentu. Penggunaan EVA
untuk mengevaluasi kinerja keuangan mungkin tidak tepat untuk
beberapa perusahaan, misalkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang tinggi seperti pada sektor teknologi (Dierks dan Patel, 1997)
5. Tidak bisa diterapkan pada masa inflasi. De Viliers (1997)
mengindikasikan bagaimana inflasi akan mengakibatkan distorsi pada
14
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
15/33
EVA dan menunjukkan bahwa EVA tidak dapat digunakan selama
periode inflasi untuk mengestimasi profitabilitas aktual.
EVA sepintas terlihat lebih accounting based dari pada economic
measure. Tetapi, pada kenyataannya pencipta EVA Stewart (1991)
mengusulkan serangkaian adjustments untuk menyesuaikan pengukuran
sehingga lebih mendekati basis arus kas economic . Penyesuaian untuk
NOPAT dan capital base (invested capital) terutama dilakukan untuk :
1. Operating lease expenses dimana semua transaksi sewa guna usaha,
baik operating lease maupun capital lease , akan diperlakukan dengan
cara yang sama, yaitu mengakui adanya hutang atu modal yang
diivestasikan (invested capital).
2. Biaya penelitian dan pengembangan, dimana semua pengeluaran yang
berkaitan dengan penelitian dan pengembangan diperlakukan sebagai
successful efforts , sehingga akan dikapitalisasi atau ditangguhkan
selama periode tertentu.
3. Biaya iklan dan promosi, dimana pengeluaran untuk iklan dan promosi
ini juga diperlakukan sama dengan penelitian dan pengembangan di
atas, karena juga dianggap bermanfaat pada periode yang akan datang.
4. Penyesuaian nilai persediaan (LIFO), dimana penerapan perhitungan
biaya persediaan berdasarkan LIFO akan menyebabkan nilai perusahaan
yang terlalu rendah, yang kemudian pada gilirannya akan
mengakibatkan modal yang diinvestasikan juga terlalu rendah.
15
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
16/33
5. Pajak Penghasilan ditangguhkan, dimana pajak penghasilan yang
ditangguhkan seharusnya diabaikan karena bukan merupakan suatu
biaya tunai.
6. Amortisasi goodwill, dimana amortisasi good will periode berjalan
dikeluarkan dari laporan laba rugi dan ditambahkan kembali ke modal
yang diinvestasikan, untuk menghilangkan asumsi yang salah tentang
masa manfaat aktiva.
7. Provisi untuk piutang ragu-ragu, dimana provisi untuk piutang yang
diragukan bersifat non tunai dan terlalu konservatif sehingga akan
menyebabkan laba dan aktiva dicatat terlalu rendah.
Metode EVA pertama kali dikembangkan oleh Stewart dan Stern
seorang analisis keuangan dari perusahaan Stern Stewart & Co. pada tahun
1993. Di Indonesia metode tersebut dikenal dengan metode NITAMI (Nilai
Tambah Ekonomi). EVA/NITAMI adalah metode manajemen keuangan
untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan
bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu
memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal (Tunggal, 2001)
EVA merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau
value added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam
operasi perusahaan. Oleh karenanya EVA merupakan selisih, laba operasi
setelah pajak ( Net Operating Profit After Tax atau NOPAT) dengan biaya
modal ( Cost of Capital).
16
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
17/33
2.1.2 Manfaat Economic Value Added (EVA)
Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam
menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan.
Menurut Tunggal (2001) beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja
perusahaan antara lain : (1) EVA merupakan suatu ukuran kinerja
perusahaan yang dapat berdiri sendiri-sendiri tanpa memerlukan ukuran lain
baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau
menganalisis kecenderungan ( trend) (2) hasil perhitungan EVA mendorong
pengalokasian dana perusahaan untuk inventasi dengan biaya modal yang
rendah. Sedangkan menurut Utama (1997:10), manfaat EVA adalah : (1)
EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan
karena penilaian kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai ( value
creation) (2) EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan
kebijakan struktur modal (3) EVA membuat manajemen berpikir dan
bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih inventasi yang
memaximumkan tingkat pengendalian dan meminimumkan tingkat biaya
modal sehingga nilai nilai perusahaan dapat dimaximalkan dan (4) EVA
dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang
memberikan pengembalian lebiht inggi daripada biaya-biaya modalnya.
Selain manfaat yang telah dijelaskan diatas, EVA merupakan
pengukruan yang sangat penting karena dapat dipergunakan sebagai signal
terjadinya financial distress pada suatu perusahaan (Salmi & Virtanen
2001). Jika suatu perusahaan tidak dapat memperoleh profit di atas required
17
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
18/33
of return, maka EVA akan menjadi negative dan hal ini merupakan warning
akan terjadinya Financial Distress bagi perusahaan tersebut.
2.1.3 Weighted Average Cost of Capital dan Penyesuaian Akuntasi
Pada saat kreditur dan pemilik perusahaan menginvestasikan
uangnya kedalam perusahaan, mereka menciptakan sebuah opportunity cost
yang sama dengan return yang mungkin akan diperoleh dari investasi lain
yang sejenis dan memiliki resiko yang sama. Opportunity cost ini adalah
cost of capital perusahaan. Prinsip cost of capital adalah prinsip subsitusi,
seorang investor tidak akan mau membiayai sebuah investasi jika ada
investasi lain yang lebih menarik. Cost of capital perusahaan adalah cost
setiap sumber modal, yang ditimbang sesuai dengan struktur modal
perusahaan. Setiap komponen dalam struktur pembiayaan memiliki biaya
tertentu dan komponen biaya-biaya tersebut membentuk biaya modal rata-
rata tertimbang atau weighted average cost of capital ( WACC). Biaya
modal rata-rata tertimbang dapat dihitung dengan rumus :
WACC = (ke x We) + ([kd x (1-t)] x Wd) (Pradhono, 2004)
Dimana We adalah persentase ekuitas dalam struktur modal dan Wd
adalah persentase hutang dalam struktur modal. Baik ekuitas maupun
hutang dihitung berdasarkan nilai pasarnya.
Dalam banyak kasus, pengaruh dari penyesuaian di atas akan
menghasilkan NOPAT dan capital base yang lebih besar, tetapi tidak
berdampak besar terhadap perhitungan EVA. Penyesuaian EVA perlu dibuat
18
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
19/33
hanya jika jumlahnya signifikan, memiliki dampak material terhadap EVA,
dapat dipahami oleh orang yang menggunakan dan jika informasi yang
diperlukan mudah diperoleh (Stewart, 1991).
2.1.4 Earnings
Pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu
perusahaan. Tanpa pendapatan, tidak ada laba. Tanpa laba,
tidak ada perusahaan. Mengingat pentingnya, sangat sulit
mendefinisikan pendapatan sebagai unsur akuntansi pada
dirinya sendiri. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan (KDPPLK) yang juga mengacu pada
frame work for the preparation and the Intenational
Accountuing Standar Committee (IASC) menyebutkan
beberapa hal mengenai penghasilan menurut (SAK, 2004,
hal 12) antara lain :
1. Pada paragraf 69
Penghasilan Bersih (laba) seringkali digunakan sebagai
ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain
seperti imbalan investasi ( Return of Investment ) atau
penghasilan per saham ( Earning Per Share ) unsur yang
langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan
bersih (Laba) adalah penghasilan dan beban.
2. Pada paragraf 70
19
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
20/33
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
21/33
Biaya-biaya non kas, beberapa jenis biaya yang bersifat non kas, seperti
penyusutan dan amortisasi akan dikurangkan dari pendapatan untuk
memperoleh earnings (3) Accrual versus cash revenue and expenses,
adanya perbedaan waktu antara pengakuan transaksi secara accrual dengan
penerimaan atau pembayaran tunai akan menyebabkan perbedaan antara
pendapatan dan biaya.
2.1.5 Return Saham
Tingkat keuntungan ( return ) merupakan rasio antara
pendapatan investasi selama beberapa periode dengan
jumlah dana yang diinvestasikan. Pada umumnya investor
mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan resiko
kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor
berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang
optimal dengan menentukan konsep investasi yang
memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan
yang diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat
keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara capital gain
dan capital loss . Rata-rata return saham biasanya dihitung
dengan mengurangkan harga saham periode tertentu
dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan
harga saham sebelumnya.
21
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
22/33
Tujuan corporate finance adalah memaksimumkan nilai perusahaan.
Tujuan ini bisa menyimpan konflik potensial antara pemilik perusahaan
dengan kreditur. Jika perusahaan menikmati laba yang besar, nilai pasar
saham (dana pemilik) akan meningkat pesat, sementara nilai hutang
perusahaan (dana kreditur) tidak terpengaruh. Sebaliknya, apabila
perusahaan mengalami kerugian atau bahkan kebangkrutan, maka hak
kreditur akan didahulukan sementara nilai saham merupakan indeks yang
tepat untuk mengukur efektivitas perusahaan, sehingga seringkali dikatakan
memaksimumkan nilai perusahaan juga berarti memaksimumkan kekayaan
pemegang saham.
Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return)
yang diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan.
Return bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan dividen tunai ataupun
adanya perubahan harga saham pada suatu periode. (Ross, 2002)
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.
Return dapat berupa return realisasi ( realized return ) atau
return ekspektasi (expected return) . Return realisasi
merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan. Return Historis ini juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi dan resiko di masa mendatang.
Return Ekspektasi adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor di masa mendatang. Return
22
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
23/33
ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return terdiri dari capital
gain dan yield. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
(Jogiyanto, 2000)
Return = Capital Gain (loss) + Yield
Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari
harga investasi sekarang relatif dengan periode yang
lalu. Rumusnya sebagai berikut : (Jogiyanto, 2000)
Capital gain atau capital loss =1
1
t
t t
P
P P
Jika harga investasi sekarang ( P t ) lebih tinggi dari harga
investasi periode yang lalu ( P t 1 ) ini berarti terjadi
keuntungan modal. Jika sebaliknya maka terjadi kerugian
modal (capital loss).
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik
terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investai.
Untuk saham, yield adalah persentase dividen terhadap harga
saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield adalah
persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga
obligasi periode sebelumnya. Dengan demikian, return total
dapat juga dinyatakan sebagai berikut : (Jogiyanto, 2000)
Return =1
1
t
t t
P
P P + Yield Deviden
23
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
24/33
2.2 Kerangka Pemikiran
Saham suatu perusahaan bisa dinilai dari pengembalian (return) yang
diterima oleh pemegang saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return
bagi pemegang saham bisa berupa penerimaan deviden tunai ataupun adanya
perubahan harga saham pada suatu periode.
Bahwa EVA dan earning mempunyai pengaruh yang lebih nyata
terhadap return yang diterima oleh pemegang saham dan nilai perusahaan,
serta mengevaluasi komponen unik EVA yang mana yang mempunyai
pengaruh terhadap return .
Alur kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1Alur Kerangka Pemikiran
2.3 Hipotesis
Hipotesis alternatif merupakan dugaan atau jawaban sementara yang
peneliti ajukan adalah :
1. EVA berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur
pada Bursa Efek Indonesia.
2. Earning berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur
pada Bursa Efek Indonesia.
24
EVA(X1)
Earning (X2)
Return(Y)
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
25/33
3. EVA dan earning secara simultan atau bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur pada Bursa Efek
Indonesia.
25
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
26/33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Obyek Penelitian
3.1.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini akan dijelaskan mengenai hubungan antara
variabel-variabel. Oleh karena itu jenis penelitian yang dipakai adalah
eksplanatory . Menurut Singarimbun (1995 : 5), penelitian eksplanatory
adalah penelitian penjelasan yang menyoroti hubungan antara variabel-
variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya.
3.1.2 Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.
Pengkajian pada obyek penelitian adalah laporan keuangan selama
tahun 2002 2007.
3.2 Operasionalisasi Variabel
Berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka
dapat dijelaskan variabel operasional sebagai berikut :
1. Economic Value Added adalah metode manajemen keuangan untuk
mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa
26
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
27/33
kesejahteraan hanya dapat tercipta manakala perusahaan mampu memenuhi
semua biaya operasi dan biaya modal. (Tunggal, 2001)
2. Earning merupakan proses akuntansi dan disajikan dalam laporan
laba rugi dan mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan.
3. Return saham adalah pengembalian yang diterima oleh pemegang
saham dari perusahaan yang bersangkutan. Return yang diteliti dari laporan
keuangan adalah lima hari setelah tanggal penerbitan.
3.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini berupa
data sekunder yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal
(PIPM) Pekalongan. Data sekunder yang diperlukan adalah
laporan keuangan selama tahun 2002 2007.
Metode Pengumpulan data dilakukan secara random sampling , yaitu
dilakukan dengan cara mengambil subyek secara acak, namun memiliki kriteria
sebagai :
1. Sampel perusahaan terdaftar sebelum tahun 2002 2007
2. Tidak melakukan stock split deviden yang mengurangi laba
3. Perusahaan yang dijadikan sampel sebanyak 6 perusahaan yang
mewakili perusahaan manufaktur.
27
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
28/33
Metode ini digunakan karena beberapa pertimbangan, misalnya alasan
keterbatasan waktu, tenaga dan dan sehingga tidak dapat melakukan
pengumpulan data yang lebih besar. (Suharsimi Arikunto, 1998 : 127)
3.4 Teknik Analisis
1. Analisis Economic Value Added (EVA)
Analisis yang digunakan untuk mengukur nilai tambah perusahaan (EVA)
digunakan rumus :
EVA = NOPAT (WACC x TA)
Dimana :
NOPAT : Net Operating Profit After Taxes
WACC : Weighted Average Cost of Capital
TA : Total Asset (Total Modal)
Jika nilai Economic Value Added (EVA) yang dihasilkan sebagai
berikut :
EVA > 0 maka ada tambahan nilai ekonomis ke dalam perusahaan
EVA = 0 maka dapat dianggap impas karena semua laba digunakan untuk
membayar kewajiban
EVA < 0 maka tidak memberikan nilai tambah ekonomis ke dalam
perusahaan karena laba tersedia tidak bisa memenuhi harapan
dari pemilik saham.
Perhitungan WACC digunakan rumus :
WACC = (ke x We) + ([kd x (1 t)] x Wd) (Pradhono, 2004)
Dimana :
28
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
29/33
We : Persentase ekuitas dalam struktur modal
Wd : Persentase hutang dalam struktur modal
ke : Besarnya biaya modal
kd : Besarnya tax shield
2. Analisis Earnings
Earning merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Adapun besarnya earning dapat dilihat dari laba bersih yang
diperoleh perusahaan.
3. Analisis Return Saham
Tingkat keuntungan (return) adalah rasio antara
pendapatan investasi selama beberapa periode dengan
jumlah dana yang diinvestasikan. Tingkat return saham
yang diterima oleh pemodal dinyatakan sebagai berikut :
R =1
1
t
t t
P
P P
Dimana :
R = Tingkat return saham
P t-1 = Harga saham awal periode t+1 atau akhir pariode
Pt = Harga saham akhir periode
4. Uji Asumsi Klasik
29
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
30/33
Dalam penelitian ini model analisis yang digunakan adalah regresi untuk
menguji hipotesis, sebelum melakukan uji ini yang diuji terlebih dahulu
adalah asumsi klasik, karena secara teoritis model regresi penelitian ini akan
menghasilkan nilai parameter apabila asumsi klasik regresi terpenuhi. Pada
penelitian ini dilakukan empat pengujian asumsi klasik, yaitu : normalitas,
multikolieritas, autokorelasi dan heterokeastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,
variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normalatau
tidak. (Ghozali, 2005)
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model
regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik
ada model regresi yang berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan uji yang ditujukan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). (Ghozali, 2005)
Uji Multikolineritas dilakukan dengan menghitung nilai tolerance
dan variance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap variabel independen.
Jika nilai tolerance > 0,10, maka tidak terjadi multikolinieritas, atau
dengan melihat nilai VIF, jika nilai VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolinieritas.
30
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
31/33
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara pengganggu pada atau antara anggota
serangkaian observasi yang tersusun dalam rangkaian waktu (time
series) (Ghozali, 2005). Untuk menguji adanya autokorelasi digunakan
metode Durbin Watson (Uji DW).
Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat
satu (first order autocorelation) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara
variabel independen.
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2005).
Uji heterokedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser.
Dengan menggunakan uji Glejser, nilai absolut residual diregresikan
pada tiap-tiap variabel independen. Masalah heteroskedastesitas terjadi
jika ada variabel yang secara statistik signifikan.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis
regresi linier berganda yang merupakan suatu alat analisis yang berusaha
menemukan bentuk atau pola hubungan (pengaruh) antara variabel terikat
31
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
32/33
dengan dua atau lebih variabel bebas dan seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat tersebut. Analisis ini dengan menggunakan
bantuan program komputer statistik, yaitu dengan SPSS Ver. 15.00 for
windows .
Analisis regresi linier berganda yaitu analisis yang dilakukan untuk
mengetahui pengaruh EVA (X 1), dan earnings (X2) terhadap return saham
(Y).
Y = a + b 1X1 + b 2X2 .. (Djarwanto, 1995)
di mana :
Y = Variabel return saham
X1 = Variabel EVA
X2 = Variabel earnings
a = konstanta
b1 dan b 2 = koefisien
5. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis yang digunakan oleh peneliti adalah uji F (pengujian
hipotesis secara simultan atau bersama-sama) dan uji t (pengujian hipotesis
secara parsial/individu).
a. Uji t (uji secara parsial)
Untuk menguji secara parsial variabel independen EVA (X 1), dan
earnings (X2) mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel
return saham (Y), maka digunakan uji t.
Pengujian partial regresion coefeicient dilakukan sebagai berikut :
32
8/14/2019 Pengaruh Economic Value Added Dan Eraning Terhadap Return Saham ( Studi Pada an Manufaktur Di Bursa Efek I
33/33
1) Ho : Variabel X 1 atau X 2 tidak berpengaruh signifikan
terhadap Y
Ha : Variabel X 1 atau X 2 berpengaruh signifikan terhadap Y
2) Taraf nyata ( ) = 5% atau 0,05
3) Derajat kebebasan (dk) = (k 1)/(n k)
b. Uji F (F-test)
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel EVA
(X1), dan earnings (X2) mempunyai pengaruh atau tidak terhadap
variabel return saham (Y).
1) Ho : Variabel X 1 dan X 2 tidak berpengaruh
signifikan terhadap Y
Ha : Variabel X 1 dan X 2 berpengaruh signifikan terhadap Y.
2) Taraf nyata ( ) = 5% atau 0,05
3) Derajat kebebasan (dk) = (k 1)/(n k)
33