PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/...Buat acara...

Post on 20-Mar-2019

223 views 0 download

Transcript of PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN …file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPELATIHAN/...Buat acara...

PENERAPAN PSIKOLOGI OLAHRAGA DAN BEBERAPA PETUNJUK PRAKTIS

DALAM PELATIHAN OLAHRAGA

Oleh:

KOMARUDIN

FISIK

TEKNIK PRESTASI TAKTIK

MENTAL

PSIKOLOGI OLAHRAGA

KONSEP PSIKOLOGI OLAHRAGA

Ilmu yang mempelajari tingkahlaku danpengalaman manusia berolahraga dalaminteraksi dengan manusia lain dan dalam situasi-situasi sosial yang merangsangnya.

Ilmu pengetahuan yang menerapkan prinsip-rinsip psikologi di dalam situasi lingkunganolahraga, dengan tujuan meningkatkanpenampilan/prestasi seseorang dalam situasi

kegiatan olahraga.

Pemahaman tentang perilaku manusia secarakejiwaan di dalam situasi/lingkungan olahragadan kegiatan jasmani lainnya.

Berusaha untuk mengaplikasikan fakta-faktakejiwaan serta prinsip-prinsip pembelajaran,penampilan, dan perilaku manusia yang terkaitdengan lingkungan olahraga. Seorang pelatiholahraga misalnya, harus menaruh perhatianterhadap manfaat faktor-faktor kejiwaan, emosi,dan sosial, dan bukan hanya pada faktor fisiksaja.

MANFAAT MEMPELAJARI

PSIKOLOGI OLAHRAGA

Explanation

Prediction

Control

MANFAAT

MOTIVASI

INTRINSIK

EKSTRINSIK

KARAKTERISTIK

Mampu mengendalikan arah

dan perilaku sesuai dengan

tujuan

Menyadari segala konsekwensi perbuatannya

Perilaku dan aktivitasnya bertahan sampai tujuannya

tercapai

MOTIVASI BERPRESTASI

MOTIVASI BERPRESTASI

Besarnya harapan

Kuatnya potensi –motivasi

Kepuasan

Karakteristik

Berusaha makin keras (lebih baik).

Berhasil mencapai standar (puas).

Suka pekerjaan dengan resiko moderat.

Umpan balik (cepat) – (aktivitas lebih giat).

Menyadari (prestasi) tidak dicapai waktu singkat.

Hambatan/masalah (alternatif).

Bersungguh-sungguh terlibat (tugas).

Strategi Memelihara Motivasi

Bergairah ----- Latihan ----- Bosan ----- Butuh motivasi

----- Bertanding ----- Kalah ----- Cemas ----- Butuh

percaya diri ----- Beri kemenangan ----- Timbul percaya

diri ----- timbul motivasi ----- Bergairah ----- Percaya diri

----- Motivasi menguat ----- Beri lawan seimbang -----

Tidak puas ----- Evaluasi ----- Motivasi menguat -----

Gairah menguat ----- Latihan khusus ----- Kemampuan

meningkat ----- Percaya diri menguat ----- Beri lawan

seimbang ----- Menang ----- Puas ----- Bangga ----- Percaya

diri ----- Beri lawan di atasnya ----- Kalah ----- Kecewa -----

Menyesal ----- Evaluasi ----- Sadar ----- Motivasi menguat –

--- Beri kemenangan ----- Percaya diri menguat dan

terkontrol ----- Motivasi menguat

Teknik Memotivasi Atlet

Kenali setiap atlet dengan baik

Dengarkan suara hati atlet

Luangkan waktu untuk berdiskusi dengan atlet

Kembangkan variasi latihan

Program latihan disesuaikan

Tetapkan sasaran-sasaran

Berikan pengakuan atas usaha atlet

Fokuskan latihan pada peningkatan keterampilan

Berikan hadiah pada saat-saat tertentu

Saling memberikan dukungan/semangat

Beri contoh yang baik

Lakukan visualisasi

KECEMASAN

Gejala fisik: Adanya perubahan

yang dramatis pada perilaku.

Terjadinya peregangan otot-otot pundak, leher, perut (otot ektremitas).

Terjadi perubahan irama pernapasan.

Terjadi kontraksi otot setempat (dagu, sekitar mata, rahang).

Gejala psikis: Gangguan perhatian

dan konsentrasi. Perubahan emosi Menurunnya rasa

percaya diri Timbulnya obsesi Tidak ada motivasi

TEKNIK MENGATASI

KECEMASAN

Teknik Intervensi:

Centering

Deep breathing

Latihan relaksasi

Latihan visualisasi

Mencari sumber ketegangan

Pembiasaan (simulasi)

Teknik-teknik khusus

–Melalui musik

–Memperkuat keyakinan

–Menjauhkan atlet dari pembina pencemas.

–Menjelaskan kecemasan wajar

PERCAYA DIRI

Teknik Meningkatkan Percaya diri:

Performance accomplishment

Acting confidently

Thinking confidently

Imagery

Physical conditioning

Preparation

Teknik Menanamkan Disiplin

Buat acara yang padat yang menarik minat atlet.

Berikan pujian dan penghargaan. Perhatikan perbedaan memberikan

individual. Usahakan tidak hukuman kepada atlet

yang sensitif. Memperhatikan perasaan anggota tim

pada waktu memberi perlakuan terhadap salah seorang anggota tim.

Hindarkan perbedaan pendapat atau pertentangan pelatih dan atlet.

Setelah melakukan hukuman harus segera bertindak normal kepada atlet yang melakukan kesalahan.

Jangan menghukum seluruh pemain apabila kesalahan hanya dilakukan seorang atlet.

Latihan Penguasaan Emosi

Latihan meningkatkan kesadaran dan

penguasaan fisik (body awarneness)

Meningkatkan stabilitas emosional yaitu

latihan meredam kemarahan, rasa tidak

puas pada keputusan wasit.

Hindarkan rasa jemu (boredom) dan

kelelahan mental dengan latihan relaksasi

Aspek Psikologis Atletik

Kemampuan konsentrasi pada tugas

Intensitas kegairahan (arousal) sesuai dengan kebutuhan sesaat

– Sprint: Start-finish (Motivasi tinggi)

– Lari jarak menengah dan jarak jauh (aerobic) (Sabar, motivasi tinggi, percaya diri)

– Lompat dan lempar (Daya image, orientasi ruang)

– Kewaspadaan dan ketelitian

OLAHRAGA BEREGU

Daya antisipasi terhadap tindakan orang lain.

Kemampuan bekerjasama dengan rekan seregunya.

– Olahraga beregu dapat dikelompokan kedalam tiga kelompok:

Permainan net (bola voli): Konsentrasi, motivasi tinggi, antisipasi, dan membaca lawan).

Permainan mengandung agresi langsung (sepakbola): Ketahanan mental, kemampuan mengikuti pola permainan yang berubah-ubah, kesediaan bertindak agresif dalam batas-batas tertentu).

Permainan parallel: (golf, bowling): Sabar, konsentrasi.

Perbedaan Aspek Psikologis

Olahraga Perorangan

Tidak pencemas

Tidak tergantung pada orang lain

Biasanya tertutup

Kurang dapat berpikir objektif

Olahraga beregu

Lebih pencemas

Lebih tergantung pada orang lain

Sifatnya lebih terbuka

Lebih bebas/lebih kuat egonya

Lebih dapat berpikir objektif

Model Latihan Mental

Desensitization Training Model:

Jacobson dan Schultz

Cratty

Penyebab anxiety tinggi:

1. Permulaan pertandingan yang menentukan

2. Munculnya saingan utama.

3. Beban/sasaran yang ditentukan oleh KONI.

4. Sasaran yang ditentukan oleh pelatih.

Penyebab Anxiety Moderat:

5. Munculnya lawan di lapangan.

6. Memasuki lapangan yang asing.

7. Melihat lawan warming up.

8. Hadirnya penonton asing.

9. Hadirnya orang tuanya.

Penyebab anxiety rendah:

10. Tes-tes uji-coba.

11. Latihan daya tahan.

PROGRAM LATIHAN MENTAL

TAHAP PERSIAPANTahap Persiapan Umum (TPU)• Menentukan penampilan puncak.• Memonitor tingkat arousal dan anxiety.• Gunakan teknik regulasi diri (latih

pernapasan).• Berikan program yang memberikan stress,

tekankan disiplin, motivasi.• Berikan dasar pelatihan mental (relaksasi,

visualisas).

TAHAP PERSIAPAN KHUSUS (TPK)

• Membiasakan keterampilan ritual dalam situasi spesifik.

• Gunakan keterampilan mental yang sudah dipelajari.

• Pelihara terus keterampilan yang telah dikuasai.

TAHAP PERTANDINGAN

TAHAP PRA PERTANDINGAN

(1-2 minggu sebelum pertandingan)

• Monitor peningkatan mental dan fisik agar tetap bugar (konsentrasi, focus pada perhatian, irama dan timing dan keterampilan sudah baik, sikap pada latihan).

• Monitor tingkat arousal dan anxiey:• Mata (lelah/segar dan waspada).• Muka (kurang tegang/ dahi berkerut).• Kualitas dan kuantitas tidur.• Perasaan tenang/tentram.• Food intake (kualitas dan kuantitas).• Kewaspadaan mental secara umum.• Faktor psikosomatik (sakit otot, sesak, batuk/flu,

sakit tenggorokan)• Sesuaikan beban kerja (monitor aspek

fisiologisnya: HR, perubahan berat badan; seimbangkan skill practice dan competitive play).

• Atlet tidak memikirkan pertandingan selama 24 jam/sehari, khusus untuk aktivitas yang menyenangkan).

Satu Hari Sebelum Pertandingan

• Jauhkan aktivitas yang bisa mengingat pertandingan, khususnya malam sebelum pertandingan (nonton film).

• Tidur tepat waktu, jangan terlalu larut malam.

• Nikmati musik yang relaks.

Pelaksanaan Pertandingan

• Yakinkan atlet tidur dengan cukup.

• Manfaatkan aktivitas rutin:

• Sarapan pagi.

• Ceck peralatan.

• Lakukan visualisasi

• Istirahat beberapa menit.

• Monitor tingkat arousal.

Ditempat Pertandingan

• Ketahui berapa lama harus menunggu di tempat pertandingan.

• Ketahui apakah atlet membutuhkan teman atau butuh menyendiri.

• Lakukan pemanasan dan stretching.

• Lakukan pertemuan tim, bicaralah dengan pelatih.

• Mintalah izin kepada official.

30 Menit Sebelum Pertandingan

• Atlet menyendiri atau berinteraksi tergantung kebutuhan.

• Berpikir positif.

• Monitor tingkat arousal dan anxiety.

• Gunakan teknik pengaturan diri.

• Berikan strategi reinforcement.

10 Menit Sebelum Pertandingan

• Atlet menyendiri.

• Lakukan teknik pernapasan.

• Visualisasi.

• Fokuskan konsentrasi.

• Siapkan diri anda pada olahraga yang akan anda lakukan.

• Bergeraklah dengan irama secara wajar.

Selama Pertandingan

• Monitor dan sesuaikan tingkat arousal.

• Fokuskan perhatian pada tugas yang dihadapi

• Fisik dalam keadaan relaks

• Jernihkan pikiran hanya focus pada tugas.

• Jangan lakukan analisa berlebihan.

• Percaya pada instincts anda.

• Bermain dengan irama yang wajar.

• Lakukan strategi atau evaluasi jika diperlukan.

• Jangan lakukan!

• Memaki-maki diri anda jika melakukan kesalahan.

• Berbicara terlalu berlebihan pada diri anda.

• Berpikir negative.

• Tanya kemampuan anda.

• Jika anda bermain dengan baik, jangan tanya mengapa?

• Biarkan saja segala sesuatunya mengalir.

Selama Pertandingan

• Monitor dan sesuaikan tingkat arousal.

• Fokuskan perhatian pada tugas yang dihadapi

• Fisik dalam keadaan relaks

• Jernihkan pikiran hanya focus pada tugas.

• Jangan lakukan analisa berlebihan.

• Percaya pada instincts anda.

• Bermain dengan irama yang wajar.

• Lakukan strategi atau evaluasi jika diperlukan.

TAHAP TRANSISI

• Evaluasi penampilan anda, apakah tujuan sudah tercapai?

• Tentukan apakah anda butuh untuk menyesuaikan program anda?

• Fokus dan replay dalam pikiran anda aspek positif tentang penampilan anda.

• Lakukan aktivitas yang bersifat rekreatif.

Teknik menumbuhkan kohesi

• Saling menghormati dan meningkatkan rasa toleransi.

• Menciptakan pola hubungan komunikasi yang efektif.

• Menumbuhkan rasa sebagai anggota yang berarti bagi kelompok, dengan jalan memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap upaya keras.

• Menumbuhkan keyakinan, kesediaan dan komitmen yang tinggi untuk menerima dan berupaya mencapai tujuan bersama.

• Perlakuan yang bijak dan adil bagi setiap atlet.