Post on 05-Aug-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG GEJALA ALAM
PADA SISWA KELAS VI SDN GUWOREJO 2
KARANGMALANG SRAGEN
TAHUN AJARAN
2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
SUKARNI NIM X7111535
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG GEJALA ALAM
PADA SISWA KELAS VI SDN GUWOREJO 2
KARANGMALANG SRAGEN
TAHUN AJARAN
2011/2012
Oleh:
SUKARNI NIM X7111535
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Sukarni
NIM : X7111535
Jurusan/Program Studi : IP/Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN MODEL
KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
TENTANG GEJALA ALAM PADA SISWA KELAS VI SDN GUWOREJO
2 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikaan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Mei 2012
Yang membuat pernyataan
Sukarni X7111535
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman
Tentang Gejala Alam Pada Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012
Oleh :
Nama : Sukarni
NIM : X7111535
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari :
Tanggal :
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Hadi Mulyono,M.Pd NIP. 19561009 198012 1 001
Pembimbing II
Usada, M.Pd NIP. 19510908 198003 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman
Tentang Gejala Alam Pada Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang
Sragen Tahun Ajaran 2011/2012
Oleh :
Nama : Sukarni
NIM : X7111535
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M.Pd ............................
Sekretaris : Drs. Sukarno, M.Pd ............................
Anggota I : Drs. Hadi Mulyono,M.Pd ............................
Anggota II : Drs. Usada, M.Pd ............................
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
a.n Dekan,
Pembantu Dekan I Prof. Dr. rer.nat Sajidan, M.Si
NIP 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Sukarni. Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman Gejala Alam pada Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2012.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Meningkatkan pemahaman tentang gejala alam pada siswa kelas VI SD Negeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 melalui Model Kooperatif tipe STAD.
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012 terdiri dari 14 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada setiap siklus terdapat dua kali pertemuan. Setiap siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Bentuk tindakan yang diberikan adalah pembelajaran IPS materi gejala (peristiwa) alam menggunakan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Untuk mengetahui pemahaman siswa, diadakan tes awal sebelum tindakan dan tes pada setiap akhir pertemuan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif interaktif. Validitas data yang digunakan adalah validitas isi.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil tes awal sebelum tindakan yaitu 58,57 dengan ketuntasan klasikal 35,71%. Pada siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 70 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 71,43%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 78,57%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam siswa kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen tahun ajaran 2011/2012.
Kata kunci: pemahaman gejala alam, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sukarni. THE IMPROVEMENT OF THE SOCIAL SCIENCE LEARNING OUTCOME THROUGH COOPERATIVE LEARNING IN TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION OF THE 6th B GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL GUWOREJO 2 KARANGMALANG SRAGEN in THE ACADEMIC YEAR 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta. 2012.
The purposes of this Classroom Action Research are to improve the learning process, so the learning outcome on the social science can be increased through cooperative learning in type Student Teams Achievement Division on the 6th grade students of elementary school Guworejo 2 Karangmalang Sragen in the academic year 2011/2012.
The subject of this Classroom Action Research are student of 4th grade of the class in elementary school, Guworejo 2, Karangmalang, Sragen the academic year of 2011/2012 which consist of 14 students. There are two cycle in this research, each cycle consist of two sessions. Each of the cycle consists of planning stage, implementation stage, observation stage, and reflection stage. The action form that given is social science learning through cooperative learning in type Student Teams Achievement Division. To know the student’s learning outcome there were a pre test before the action and post test in the end of every session. Data collecting technique that used were interview, observation, test and documentation techniques. Data analizing technique that used was the interactive descriptive analysis. Validity of the data that used was triangulation method and triangulation data.
Based on results of the research, it was obtained that the average grade of the pre test before the action was 58,57, with the classical completeness was 35,71%. In the first cycle, it indicates that average grade was up to 70 and classical completeness was raising up to 71,43%. In the second cycle, average grade was up to 75 with classical completeness was raising up to 78,57%. Therefore, it can be concluded that social science learning through cooperative learning in type Student Teams Achievement Division can improve the study outcomet of the 6th grade students of elementary school Guworejo 2 Karangmalang Sragen in the academic year 2011/2012.
Keyword: the social science learning outcome, cooperative learning in type Student Teams Achievement Division
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan akan dating kemudahan,
maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh
dan hanya kepada Alloh SWT kamu berharap.
(QS. Al-Insyirah: 6-8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
- Suamiku tercinta yang selalu membantuku dalam kesulitan, menolongku saat
membutuhkan dan mendorongku untuk maju.
- Salam sayang wahai suamiku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan
dalam menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat-Nya akhirnya skripsi ini
dapat terselesaikan. Penulisan Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian
persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah melibatkan berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat:
1. Prof Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Dosen pembimbing I sekaligus Ketua
Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Usada, M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan sabar mengarahkan dan
membimbing selama penyelesaian penelitian ini.
5. Kepala SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen yang telah memberikan ijin
untuk penelitian ini.
6. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan dunia pendidikan pada umumnya.
Surakarta, Mei 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 3
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 5
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 5
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ........ 5
a. Model Pembelajaran ..................................................... 5
b. Model Pembelajran Kooperatif .................................... 6
c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ................ 6
2. Hakekat Pemahaman tentang Gejala Alam ........................ 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
a. Pengertian Pemahaman ......................................... 7
b. Materi Gejala (Peristiwa) Alam ............................. 8
c. Pemahaman tentang Gejala (Peristiwa) Alam ....... 8
d. Tinjauan tentang Pembelajaran IPS ....................... 9
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 15
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 16
D. Hipotesis .................................................................................. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 18
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 18
1. Tempat Penelitian ................................................................ 18
2. Waktu Penelitian .................................................................. 18
B. Subjek Penelitian .................................................................... 19
C. Sumber Data ........................................................................... 19
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 20
1. Observasi .......................................................................... 20
2. Wawancara ....................................................................... 20
3. Tes ..................................................................................... 20
E. Validitas Data ......................................................................... 21
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 21
G. Indikator Kerja ........................................................................ 22
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 22
1. Rancangan Siklus 1 ........................................................... 23
2. Rancangan Siklus II .......................................................... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 27
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 27
1. Deskripsi Prasiklus ............................................................. 27
2. Siklus I .............................................................................. 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
3. Siklus II ............................................................................. 38
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 47
1. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Selama Proses
Pembelajaran............................................ ........................ 47
2. Hasil Nilai Pemahaman tentang Gejala
Alam................................................. ................................ 48
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 51
A. Simpulan ................................................................................. 51
B. Implikasi .................................................................................. 51
1. Implikasi Teoritis ................................................................. 51
2. Implikasi Praktis ................................................................... 52
C. Saran ........................................................................................ 52
1. Bagi Siswa ........................................................................... 52
2. Bagi Guru............................................................................. 52
3. Bagi Sekolah ........................................................................ 53
4. Bagi Peneliti Lain ................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 54
LAMPIRAN ..................................................................................................... 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ......................................................................... 17
Gamber 3.1 Model Analisis Interatif (Miles dan Huberman,2002:20) ............... 22
Gambar 3.2 Gambar 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi
Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2006 : 74) ............................. 23
Gambar 4.1. Grafik Nilai Prasiklus Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen ................................................................. 28
Gambar 4.2. Grafik Nilai Siklus I Pemahaman tentang Gejala Alam Siswa
Kelas VI SDN Guworejo 2 .......................................................... 37
Gambar 4.3. Grafik Nilai Siklus II Pemahaman tentang Gejala Alam Siswa
Kelas VI SDN Guworejo 2 .......................................................... 46
Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Peningkatan Nilai dari Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II Pemahaman tentang Gejala Alam ................................. 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel. 3.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian ........................................... 18
Tabel 4.1. Data Frekuensi Nilai Prasiklus Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen ........................................................................ 27
Tabel 4.2. Data Frekuensi Nilai Siklus I Pemahaman tentang Gejala Alam
Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 ..................................................... 37
Tabel 4.3. Data Frekuensi Nilai Siklus II Pemahaman Gejala Alam Siswa
Kelas VI SDN Guworejo 2 ................................................................ 45
Tabel 4.4. Frekuensi Peningkatan Nilai Pemahaman tenytang Gejala Alam
Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................................................ 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Panduan Wawancara untuk Guru Sebelum Diterapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division ...................................................................................... 55
Lampiran 2 Panduan Wawancara untuk Guru Setelah Diterapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division ...................................................................................... 57
Lampiran 3 Panduan Wawancara untuk Siswa Sebelum Diterapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division ...................................................................................... 59
Lampiran 4 Panduan Wawancara untuk Siswa Setelah Diterapkan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Division ...................................................................................... 60
Lampiran 5 Nilai Hasil Evaluasi Tahap Prasiklus Mata Pelajaran : IPS
Materi Gejala (Peristiwa) Alam .................................................. 63
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I .................................................................................... 64
Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II ................................................................................... 70
Lampiran 8 INTRUMEN PENELIAIAN GURU SIKLUS I PERTEMUAN
1 ................................................................................................... 80
Lampiran 9 INSTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN 1 ........................................................ 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 10 INTRUMEN PENELIAIAN GURU SIKLUS I PERTEMUAN
2 ................................................................................................... 91
Lampiran 11 INSTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN 2 ........................................................ 94
Lampiran 12 INTRUMEN PENELIAIAN GURU SIKLUS II
PERTEMUAN 1 ......................................................................... 102
Lampiran 13 INSTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II PERTEMUAN 1....................................................... 105
Lampiran 14 INTRUMEN PENELIAIAN GURU SIKLUS II
PERTEMUAN 2 ......................................................................... 113
Lampiran 15 INSTRUMEN PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
SIKLUS II PERTEMUAN 2....................................................... 116
Lampiran 16 Nilai Hasil Evaluasi Tahap Siklus I Mata Pelajaran : IPS
Materi Gejala (Peristiwa) Alam .................................................. 124
Lampiran 17 Nilai Hasil Evaluasi Tahap Siklus II Mata pelajaran : IPS
Materi Gejala (Peristiwa) Alam .................................................. 125
Lampiran 18 Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II ....................................... 126
Lampiran 19 Surat Keputusan Dekan ............................................................... 127
Lampiran 20 Surat Ijin Menulis Skripsi ........................................................... 128
Lampiran 21 Perijinan Penelitian ..................................................................... 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan bagian Integral perkembangan. Proses pendidikan
tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan
bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas .
Tujuan pendidikan dapat tercapai, salah satunya melalui pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) karena mata pelajaran IPS merupakan bagian
penting dari pendidikan. Kehadiran IPS sebagai ilmu pengetahuan masih
diperlukan sebab peranan IPS sangat strategi dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia.
Pembelajaran dapat meningkat dengan baik apa bila disajikan dengan
baik pula. Dalam hal ini guru harus memperhatikan berbagai aspek yang ada
hubungannya dengan pembelajaran IPS. Materi pelajaran IPS dapat digali dari
kehidupan sehari–hari dan dihubungkan dengan pengalaman siswa. Oleh karena
itu guru perlu memperhatikan pengalaman siswa yang didapat dalam
kehidupannya.
Berdasarkan pengalaman sehari – hari dalam kegiatan pembelajaran,
sebagian besar kelas VI SDN egeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen, masih
rendah dalam pemahaman tentang gejala alam khususnya. Bahkan siswa
mendapat kesulitan dalam menyusun kliping tentang gejala (peristiwa) alam.
Dalam hal ini terbukti dari nilai yang diperoleh belum mencapai hasil yang sesuai
dengan Kreteria Ketuntasan Maksimal ( KKM ) yang ditetapkan sekolah yaitu
60. Dari penelitianyang dilakukan pada pra siklus ditemukan hal sebagai
berikut; Dari jumlah siswa sebanyak 14 anak, diperoleh hasil relevansi tes
formatif sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran terdapat 5 siswa atau 35,71%
yang mencapai ketuntasan belajar, sedangkan 9 siswa atau 64,29% lainnya belum
mencapai ketuntasan. Nilai rata–rata dalam pembelajran hanya 5,9. (lampiran 5
halaman 63)
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Adapun kesulitan yang paling mendasar dalam pemahaman tentang
gejala (peristiwa) alam adalah siswa tidak terbiasa berkomunikasi dengan sesama
siswa, guru, atau orang lain. Hal tersebut merupakan masalah yang perlu
dipecahkan sebab tanpa komunikasi dengan orang lain, pemahaman tentang
gejala alam tidak akan tercapai dengan baik.
Kurang aktifitas dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran berpengaruh
terhadap kemampuan mengeluarkan pendapat atau gagasan yang dimilikinya.
Siswa tidak akan terbiasa untuk belajar mandiri dan tidak akan belajar apabila
tidak diberi penjelasan oleh guru. Hal tersebu merupakan masalah yang perlu
dicari solusinya, jika hal ini dibiarkan akan berdampak negatif terhadap prestasi
belajar siswa baik pada pembelajaran IPS maupun pembelajaran lainnya.
Rendahnya hasil belajar, motivasi, dan aktivitas belajar IPS dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Faktor yang mendukung pelaksanaan pembelajaran pada
dasarnya sangat komplek dan dapat ditinjau dari berbagai aspek. Adapun aspek
yang paling mendasar dan menetukan terhadap keberhasilan pembelajaran di
antaranya sarana dan prasarana yang memadai, situasi dan kondisi yang kondutif,
faktor guru, termasuk pemilihan dan penggunaan model pembelajaran.
Di antara berbagai model pembelajaran, satu diantaranya adalah model
kooperatif. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
bersama–sama atas gotong royong sehingga makna kebersamaan sangat dominan.
Selain itu, model ini dapat mengaktifkan siswa dalam belajar karena siswa
didorong untuk mengemukakan pendapat atau penyanggah berbagai masalah yang
diajukan oleh rekan sekelompoknya.
Banyak tipe model kooperatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
IPS diantaranya adalah tipe STAD. Tipe STAD (Student Team Achievement
Division) yaitu salah satu model pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara
mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok , masing–masing kelompok
terdiri dari 4 atau 5 orang. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik
jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah) tiap
kelompok menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama
anggota kelompok. Kelebihan tipe STAD dapat memberi kesempatan siswa untuk
bekerja sama dan mempunyai banyak kessempatan berkomonikasi. Adapun
kelemahannya adalah apabila kurang bimbingan dari guru dalam
mengelompokkan siswa, maka kegiatan diskusi kurang efektif.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan
pemahaman tentang Gejala Alam pada Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah
padapenelitian ini selanjutnya dirumuskan sebagai berikut :
Apakah penerapan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
pemahaman tentang gejala alam pada kelas VI SD Negeri Guworejo 2
Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembelajarandiatas
adalah sebagai berikut
Meningkatkan pemahaman tentang gejala alam pada siswa kelas VI SD
Negeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011 / 2012 melalui
model Kooperatif tipe STAD.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya kegiatan penelitian ini diharapkan
dapatbermanfaat baik bagi siswa, bagi peneliti, bagi guru, serta bagi sekolah.
a. Bagi Siswa
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang gejala
alam melalui keterlibatan secara efektif dalam bertukar pikiran antar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
b. Bagi Guru.
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai masukan Contoh model
pembelajaran yang dapat dikembangkan pada pokok bahasan yang lain.
c. Bagi Peneliti.
Dengan penelitian ini dapat memberikan wawasan dalam pembelajaran serta
pengalaman yang berharga.
d. Bagi Sekolah.
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja guru
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pendidik dan
pengajar yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A Kajian Pustaka
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
a. Model Pembelajaran
Winaputra dalam Sugiyanto (2008: 7) berpendapat bahwa yang
dimaksut model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistimatis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan berfungsi sebagai
pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
perencanaan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Selain itu, menurut Joyce dan Weil dalam Mulyani Sumantri (2001:
25) menyatakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual
yang sistimatis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar.
Menurut Asep Jihad (2009:25) model pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun
kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelas dalam seting pengajaran atau seting lainnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM). Model pembelajaran yang menarik dan variatif yang dipakai guru untuk membantu memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Model Pembelajaran Kooperatif.
1) Pengertian model pembelajaran kooperatif
Manusia memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta
harapan masa depan yang berbeda – beda. Karena perbedaan itu, manusia
dapat saling asah, asih dan asuh (Saling mencerdaskan). Pembelajaran
kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta
masyarakat belajar. Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga dari
sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujua belajar.
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya
terdapat elemen – elemen yang saling terkait. Elemen – elemen pembelajaran
kooperatif manurut Lie (2004 ) adalah saling ketergantungan positif, interaksi
tatap muka , akuntabilitas individual, ketrampilan untuk mejalin hubungan
antar pribadi atau ketrampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.
2) Macam – macam model pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat beberapa tehnik yang dapat
digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas al:
a) Metode STAD (Student Achievrment Division). Model STAD
dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan–kawan dari universitas John
Hopkins.
b) Metode Jigsaw. Metode ini dikembangkan oleh Ellit Aronson.
c) Metode GI ( Group investigation ). Dasar–dasar metode GI
c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar
dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. dalam
menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan
membantu memahami suatu bahan pembelajaran artinya belajar belum
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pembelajaran. Dan mempunyai ciri-ciri, manfaat, ketrampilan–ketrampilan serta
tipe-tipenya yaitu STAD, GTG, Jigsaw. STAD merupakan tipe pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan dalam tim
(kelompok) belajar beranggotakan 4 atau 5 orang yang merupakan campuran
menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Guru mengajikan pelajaran
kemudian siswa bekerja dalam tim (kelompok) untuk memastikan bahwa seluruh
anggota kelompok telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa
dikenai kuis tentang materi itu dimana pada saat kuis mereka tidak boleh saling
membantu.
2) Hakekat Pemahaman Tentang Gejala Alam
a. Pengertian Pemahaman
Pemahaman yaitu memahami atau mengerti apa yang diajarkan,
mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya
tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain (Daryanto, 2008:106).
Purwanto (2009: 51) menjelaskan bahwa kemampuan pemahaman
(comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta.
Menghafal fakta tidak lagi cukup, karena pemahaman menuntut pengetahuan akan
fakta dan hubungannya.
Bloom dalam Purwanto (2010: 50) membagi taksonomi hasil belajar
menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Taksonomi hasil
belajar kognitif terdiri atas enam tingkatan, yakni hafalan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Taksonomi hasil belajar afektif dibagi
menjadi lima tingkatan, yaitu penerimaaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Taksonomi hasil belajar psokomotor diklasifikasikan menjadi enam,
yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks,
dan kreativitas.
Berdasarkan penjelasan diatas, pemahaman termasuk dalam salah satu
domain kognitif pada taksonomi Bloom. Pemahaman dapat dibedakan ke dalam
tiga kategori (Nana Sudjana, 2009: 24), yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1) Pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya.
2) Pemahaman penafsiran, menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan
yang diketahui berikutnya, membedakan yang pokok dan yang bukan
pokok.
3) Pemahaman ekstrapolasi, mampu melihat dibalik yang tertulis, membuat
ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu,
dimensi, kasus ataupun masalah.
Pengorganisasian bahan pemahaman tentang gejal alam di SD sumbernya
dari berbagai ilmu sosial yang diintegrasikan menjadi satu kedalam mata
pelajaran.
Dengan demikian pengajaran IPS di SD merupakan bagian integral dari
bidang studi. Namun ketika membicarakan suatu topik yang berkaitan dengan
pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam, bahan-bahan pengajaran bisa
dibicarakan secara lebih tajam. Ada dua bahan kajian IPS, yaitu bahan kajian
pengetahuan sosial mencakup lingkungan sosial, yang terdiri atas ilmu bumi,
ekonomi dan pemerintahan dan bahan kajian sejarah meliputi perkembangan
masyarakat Indonesia sejak lampau hingga masa kini.
b. Materi Gejala (Peristiwa) Alam
Gejala (Peristiwa) Alam merupakan salah satu pokok materi yang harus
dipelajari oleh peserta didik kelas VI semester II. Pokok materi ini terdapat dalam
standar kompetensi Memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan
sekitarnya. Di dalam standar kompetensi ini terdapat dua kompetensi dasar yaitu
(1) Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara
tetangga. (2) Mengenal cara-cara menghadapi bencana alam.
c. Pemahaman tentang Gejala (Peristiwa) Alam
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pemahaman tentang gejala
(peristiwa) alam adalah kemampuan seseorang atau peserta didik untuk mengerti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
sesuatu, menangkap suatu makna, memanfaatkan isi bahan, dan memecahkan
masalah yang berhubungan dengan materi gejala (peristiwa) alam.
d. Tinjauan tentang Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mempersiapan siswa menjadi
warga negara yang baik dalam kehidupan di masyarakat, seperti yang telah
dikemukakan oleh Gros , to prepare students to bewell functioning citizens in a
democratic society. Selain itu, tujuan IPS adalah untuk mengembangkan
kemampuan mahasiswa menggekunakan penalaran dalam mengambil
keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.
Dalam hal ini Benjamin S. Bloom. Membagi tujuan pembelajaran IPS.
Kedalam 3 bidang yang disebut Taksonomi Bloom. Yaitu :
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada
aspek intelektual. Pembelajaran IPS bertujuan untuk memperoleh pengetahuan
dan pengertian, mangasah intelegensi dan meningkatkan ketrampilan berpikir.
Tujuan kognitif ini berbagi kedalam 6 tingkatan, yakni:
a) Pengetahuan (knowledge)
Dalam tingkatan ini, tujuan kognitif pembelajaran IPS mencakup :
1. Pengenalan mengenai peristilahan, devenisi, fakta-fakta, gagasan,
pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb.
2. Pengetahuan mengenai terminologi (penggunaan kata) secara
umum
3. Pengetahuan mengenai fakta yang spesifik
4. Pengetahuan mengenai konsep dasar
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah mengasah kemampuan agar dapat mendenifisikan,
mengenal, mencocokan, mengingat, mengulang, membedakan,
mengidentifikasikan, menyebut, melabel, menghubungkan, mencatat sesuatu dan
mengungkap kembali suatu peristiwa. Sebagai contoh, seorang guru yang
menerangkan mengenai suatu ilmu yang belum pernah kita ketahui sebelumnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
harus menjelaskan dengan baik akan konsep dasar ilmu tersebut agar siswanya
memiliki pembekalan awal yang cukup untuk lanjut menerima materi yang lebih
kompleks terkait dengan ilmu tersebut.
b) Pemahaman (comprehension)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat pemahaman yakni
1. Kemampuan membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram,
arahan, peraturan, dsb.
2. Kemampuan menafsirkan chart dan grafik.
3. Pemahaman mengenai fakta yang terjadi
4. Penyesuaian prosedur dengan metode yang di terapkan.
5. Kemampuan mempekirakan kebutuhan.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan kognetif
pembelajaran IPS adalah menerjemahkan, mengubah, mengatur kembali,
mengekspresikan, memberi contoh, mengilustrasikan, menggeneralisasi dan
menyimpulkan suatu keadan.
Sebagai contoh, seseorang yang di mintai penjelasan mengnai suatu hal
oleh temannya dan ia belajar agar dirinya memiliki pengetahuan akan sesuatu hal,
maka orang tersebut paham mengenai pengetahuan yang telah ia pelajari sehingga
apabila pengetahuan tersebut di kembangkan lebih lanjut (misalnya dengan
mengelompokan materi menggunakan tabel), orang tersebut dapa menerangkan
dengan baik kepada temannya.
c) Aplikasi (Application)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat aplikasi, yakni :
1. Kemampuan dalam menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori,
dsb.
2. Aplikasi konsepdan prinsip – prinsip ke dalam situasi yang baru.
3. Pemecahan problim Ips. Penyusunan grafik dan chart.
4. Berpendapat didalam menggunakanmetode dan prosedur.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah mengaplikasikan, mengorganisasikan, merestrukturisasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memecahkan, mentransfer, menggunakan, mengklasikasi, memilih,
mendramatisasi, membuat sket, mendemontrasikan mengelustrasikan ,
menangani, mengkalkulasi.
Sebagai contoh, ketika seorang siswa diberi soal matematika oleh gurunya
,maka siswa tersebut harus memiliki pengetahuan dan paham akan materi soal
yang diberikan, maka siswa siswa tersebut akan dapat mencari jawaban dari soal
matematika dengan pemahaman yang ia terima oleh gurunya.
d) Analisis ( Analysis )
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat anlisis yakni :
1. Analisa informasi yang masuk dan menyusun informasi kedalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya.
2. Kemampuan mengenali dan membedakan faktor penyebab dan akibat dari
suatu keadaan yang rumit.
3. Kemampuan mengenal dan menggunakan logika berfikir untuk
menyampaikan suatu alasan
4. Mengevaluasi relevansi data.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat analisis dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah dapat membedakan, memilih, membandingkan,
membedakan, membuat diagram, menjelaskan, menganalisis, mengkategorikan,
memeriksa, berdebat, menguji dan melakukan eksperimen.
(e) Sintesis ( Synthesis )
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat sintesis, yakni :
1. Penjelasan mengenai strutur atau pola dari sebuah skenario yang
sebelumnya tidak terlihat.
2. Kemampuan mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk
menghasilkan solusi yang dibutuhkan.
3. Mengungkapkan suatu konsepsi yang terorganisasi secara baik.
4. Merumuskan sesuatu konsepsi baru.
Dapat disimpulkan bahwa tingkat sintesis dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah memadukan, mengkoposisikan, membangun,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
merencanakan, memodifikasi, memformulasi. Sebagai contoh, ditingkat ini
seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat
reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab
turunnya kualitas produk.
(f) Evaluasi : (Evaluation)
Tujuan kognitif pembelajaran IPS pada tingkat evaluasi, yakni :
1. Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan
sebagainya dengan menggunakan kreteria yang cocok atau standart
yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya
2. Menyesuaikan nalai suatu pekerjaan
Dapat disimpulkan bahwa tingkat evaluasi dalam tujuan kognitif
pembelajaran IPS adalah menyimpulkan, menyesuaikan, merangking,
mendukung, menjelaskan, menilai, menyeleksi, mengapresiasi, membobot,
merevisi dan memperbaiki.
1) Aspek Afektif
Aspek afektif dalam pembelajaran IPS mencakup perilaku – perilaku yang
menekankan pada aspek perasaan dan emosi serta derajat penerimaan atau
penolakan siswa pada meteri pembelajaran IPS yang diberikan. Tujuan afektif ini
terbagi dalam 5 tingkatan, yakni :
a) Penerimaan (receiving)
Yakni adanya kesediaan untuk menyadari adanya suatu kenyataan
(Fenomena) maupun gejala yang ada di lingkungannya. Tujuan afektif
pembelajaran IPS pada tingkat penerimaan, yakni :
1. Dapat menerima
2. Dapat menghadiri
3. Sadar akan situasi kondisi yang sedang terjadi
Tujuan lain dalam tingkatan ini adalah menerima, memilih, menanyakan,
mendengar dan menyeleksi suatau kondisi.
Misalkan saja mengenai hubungan interpersonal antar guru dengan siswa. Apabila
guru tersebut menyenangkan dalam mengajar dan materi yang dibawakan mudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mengerti, maka siswa akan semakin mudah dalam menerima materi yang
diberikan guru
(a) Tanggapan (responding)
Yakni memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.
Meliputi persetujuan, kesediaan dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
Tujuan lainnya adalah untuk dapat aktif berpartisipasi seperti dalam hal mampu
membuktikan, memberitahukan, menolong, melakukan dengan suka rela serta
mengklaim terhadap sesuatu yang telah menjadi hak kita.
(b) Penghargaan (valuating)
Yakni berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu obyek,
fenomena atau tingkah laku.
Tujuan afektif pembelajaran IPS pada tingkat penghargaan, yakni :
1. Menerima nilai-nilai / norma
2. Taat kepada nilai-nilai / norma
3. Memegang teguh nilai/norma
Apabila perilaku seseorang telah mencerminkan perilaku tersebut, maka
seseorang itu patut diberi pengharga atas apa yang telah ia capai, misalnya saja
dengan pujian, dsb.
(c) Pengorganisasian (organinization)
Tujuan afektik pembelajaran IPS pada tingkat pengorganisasian, yakni :
1. Menghubungkan nilai/norma yang dianutnya
2. Mengintegrasikan nilai/norma kedalam kebiasaan hidup
Sehari-hari.
3. Memadukan nilai-nilai yang berbeda.
4. Menyelesaikan konplik di antaranya, dan membentuk suatu sistem
nilai yang konsisten.
(d) Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai ( characterization by value)
Yakni internalisasi nilai/norma menjadi pola hidup seperti dalam
bertingkah laku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS secara khusus adalah
melakukan tindakan, mengajukan pertanyaan, menjelaskan, memilih, menjawab,
mengikuti dan menceritakan.
2) Aspek Psikomotorik
Aspek psikimotorik mencakup perilaku-perilaku yang menekankan pada
aspek ketrampilan motorik (gerakan)
Tujuan Psikomotorik ini terbagi dalam 5 tingkatan, yakni :
(a) Imitasi
Kemampuan menirukan gerakan yang telah diamati seperti mengamati,
menirukan (gerakan) sederhana.
(b) Memanipulasi
Menggunakan konsep untuk melakukan gerakan sesuai dengan
instruksi.
(c) Presisi
Melakukan gerakan dengan benar seperti dapat mengartikulasikan
gerakan apabila mengalami kesalahan dan melakukan sesuatu dengan
akurat.
(d) Artikulasi
Merangkaikan berbagai gerakan secara berkelanjutan dan terintegrasi
seperti mengkoordinasikan beberapa kemampuan.
(e) Naturalisasi
Melakukan gerakan secara wajar dan efisien serta telah menjadi bagian
dari kebiasaannya seperti melakukan sesuatu secara terbiasa
Dalam hal aspek psikomotorik, kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
adalah dengan praktek. Tujuan psikomotorik yang telah diuraikan diatas lebih
menekankan pada gerakan yang diberikan oleh seorang siswa di dalam kegiatan
belajar mengajar.
Bermula pada pemberian instruksi untuk melakukan gerakan tertentu
sampai pada gerakan-gerakan yang sudah menjadi kebiasaan sehingga apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kebiasaan itu dapat memajukan kegiatan belajar mengajar maka akan lebih mudah
bagi pengajar untuk mengontrol siswanya.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian peningkatan keterampilan menulis menerapkan pendekatan
kontekstual pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Katelan Tangen ini tidak
terlepas atau mengacu dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fajar Yudi Prasetyo (2011)
dengan judul “Penerapan Metode STAD untuk Peningkatan Kemampuan
Penyelesaian Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V SDN 02 Jaten Karanganyar
Tahun 2011.” Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa metode
STAD dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika.
Hal ini terbukti pada hasil kuis siklus I, siklus II dan siklus III sebagai berikut :
Pada siklus I dari 47 siswa sebanyak 30 siswa atau 63,83% mencapai nilai KKM,
Pada siklus II dari 47 siswa sebanyak 35 siswa atau 74,47% mencapai nilai KKM,
Pada siklus III dari 47 siswa sebanyak 42 siswa atau 89,36% mencapai KKM.
Penelitian Fajar Yudi Prasetyo di atas, relevan dengan penelitian ini.
Persamaannya yaitu terdapat pada model pembelajrannya yaitu menerapkan
STAD. Selain memiliki persamaan, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan
dengan penelitian ini yaitu penelitian Fajar Yudi Prasetyo objek kajiannya dalam
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dan subjek penelitian yaitu
siswa kelas V, sedangkan penelitian ini objeknya pemahaman tentang gejala
(peristiwa) alam dan subjeknya siswa kela VI.
Yusrika Firda Isnaini (2010) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Ips
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Wonorejo Polokarto
Kabupaten Sukoharjo” Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata hasil
tes awal sebelum tindakan yaitu 65,39, dengan ketuntasan klasikal 52,78%. Pada
siklus I menunjukkan nilai rata-rata kelas mencapai 71,83 dan ketuntasan klasikal
meningkat menjadi 72,22%. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
79,39 dan ketuntasan klasikal meningkat menjadi 86,11%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV B SD Muhammadiyah Wonorejo, Polokarto, Kabupaten
Sukoharjo tahun ajaran 2009/2010.
Penelitian Yusrika Firda Isnaini di atas, relevan dengan penelitian ini.
Persamaan dengan penelitian ini yaitu penerapan model kooperatif tipe STAD dan
objek pada mata pelajaran IPS. Selain memiliki persamaan, kedua penelitian ini
juga memiliki perbedaan yaitu penelitian yang dilakukan Yusrika Firda Isnaini
subjeknya pada siswa kelas IV tahun ajaran 2009/2010, sedangkan penelitian ini
pada siswa kelas VI tahun ajaran 2011/2012.
C. Kerangka Berpikir
Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN Guworejo 2 diperoleh
permasalahan yang muncul dalam pembelajaran menulis (kondisi awal), yaitu
a) kurangnya minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran menulis.
Pembelajaran menulis kerap kali menjadi sesuatu hal yang dibenci dan
menakutkan bagi para siswa. Tidak jarang pula para siswa ketika diberi tahu
bahwa hari itu pelajaran menulis, mereka langsung mengeluarkan suara keluhan.
b) Sebagian besar siswa masih belum terbiasa dalam memanfaatkan media tulis
untuk mengungkapkan ide, gagasan mereka, dengan kata lain siswa belum
terbiasa melakukan kegiatan menulis dalam bentuk apapun. c) Guru belum
menggunakan model yang inovatif.
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam siswa (tindakan).
Salah satu model yang dapat mengembangkan pemahaman siswa, yaitu dengan
model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan
modelpembelajaran ini, pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam siswa
diharapkan dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Pada kondisi akhir diharapkan terdapat peningkatan pemahaman tentang
gejala (peristiwa) alam menerapkan model kooperatif tipe STAD. Peningkatan
ini akan ditandai dengan target akhir sebanyak 75% dari jumlah siswa kelas VI
yang ada mendapatkan nilai di atas KKM.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat divisualisasikan pada
gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerang Berfikir
D. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, kajian teori, kajian pustaka dan kerangka
berpikir, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut : Penerapan
model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman tentang Gejala
(peristiwa) alam di Kelas VI SD Negeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen.
Hasil pemahaman tentang gejala alam rendah
Siklus I
Siklus II
Belum diterapkan model Kooperatif.
Penerapan model Kooperatif.tipe STAD dalam pemahaman gejala alam
Penerapan model Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman tentang gejala alam
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A . Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Guworejo 2
Karangmalang Sragen. Siswa Kelas VI bejumlah 14 siswa, 6 siswa laki–laki dan
9 siswa perempuan. Pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah kemampuan
siswa–siswi khususnya kelas VI masih tergolong rendah sehingga perlu
diadakan penelitian tindakan kelas. Selain itu kepala SD Negeri Guworejo 2 juga
memberi ijin untuk dilaksanakan PTK. Sebagai upaya peningkatan mutu
pendidikan di SD Guworejo 2 Karangmalang Sragen.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama empat bulan, dengan jenis
kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel. 3.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Waktu.
Jenis Kegt.
Bulan. ke-1 Bulan. Ke-
2
Bulan. Ke-
3
Bulan. Ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul x
2 Pengajuan proposal X
3 Pengajuan surat ijin x
4 Pelaksanaan
1. Siklus I x x
2. Siklus II x x
5 Analisis data. x x x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
6 Pembuatan
laporan.
x X x x
B. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah adalah siswa kelas VI SD Negeri Guworejo 2
Karangmalang Sragen yang terdiri dari 14 siswa, 6 laki– laki dan 9 perempuan.
Masing-masing siswa memiliki pemahaman tentang gejala alam yang tergolong
masih rendah. Objek dalam penelitian ini yaitu tentang pemahaman gejala
(peristiwa) alam pada pembelajran IPS kelas VI.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tempat dan peristiwa (proses proses belajar mengajar pemahaman
tentang gejala alam) Data yang dikumpulkan yaitu data tentang
bagaimana proses pembelajaran pemahaman tentang gejala alam yang
berlangsung di kelas VI SD Negeri guworejo 2 Karangmalang Sragen.
2. Informasi, informasi dalam penelitihan ini terdiri dari :
a. Guru.
Data yang dikumpulkan yaitu data tentang pelaksanaan
pemahaman tentang gejala alam di kelas VI SD Negeri Guworejo 2
Karangmalang Sragen, data mengenai hambatan – hambatan yang
dihadapi guru, data tentang usaha–usaha yang ditempuh guru dalam
pemahaman tentang gejala alam.
b. Siswa kelas VI.
Sebagai subjek pemahaman tentang gejala alam di kelas VI SD Nergeri
Guworejo 2, Karangmalang Sragen untuk mendapatkan data mengenai
tempat dan peristiwa yang diteliti.
c. Dukumen.
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dokumen berupa hasil pemahaman tentang gejala alam siswa, hasil tes
siswa, dan rencana pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ini yang digunakan dalam penelitihan ini adalah
sebagai berikut
1. Observasi.
Observasi dilakuan untuk mengamati perkembangan pemahaman
tentang gejala alam yang dilakukan siswa dan guru sejak sebelum
pelaksanaan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir tindakan.
Observasi ini dilakukan dengancara peneliti bertindak sebagai
partisipasifyang mengamati jalannya pembelajarandi kelam yang dipimpin
oleh guru. Peneliti mengambil posisi ditempat duduk di paling belakang,
mengamati jalannya proses pembelajaran sambil mencatan segala sesuatu
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung, dengan berada di
tempat duduk.
Hasil observasi peneliti didiskusikan dengan guru yang bersangkutan
untuk kemudian dianalisis bersama–sama untuk mengetahui berbagai
kelemahan yang ada dan untuk mencari solusi terhadap segala kelemahan
yang ada.Hasil diskusi yang berupa solusi untuk berbagai kelemahan
tersebut kemudian dilaksanakandalam siklus selanjutnya.Observasi
terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru mengelola kelas dan
memancing keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung.Sedangkan
observasi terhadap siswa difokuskan pada keaktifan siswa dan minat
siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Wawancara, dilakukan terhadap siswa, guru dan informasi lain untuk
menggali data tentang minat siswa terhadap kegiatan pemahaman tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
gejala alam dan metode yang digunakan dalam kegiatan pemahaman
tentang gejala alam.
Analisa tes untuk mengetahui pemahaman tentang gejala alam.
3. Tes, dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui pemahaman siswa
tentang gejala (peristiwa) alam pada pembelajaran IPS. Hasil tes ini
merupakan data primer yang digunakan peneliti.
E. Validasi Data
Validitas adalah keshihan data didalam suatu penelitian, hal ini data dicatat
dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan kebenarannya , oleh
karena setiap penelitian harus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat
untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Menurut Sarwiji
Suwandi (2009: 60) validitas isi merupakan jaminan kemantapan dan tafsir makna
penelitiannya berdasarkan isi dan intrumen penelitian.
Semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang
sebenarnya diukur atau diteliti. Agar data yang didapat valid maka pengujiannya
menggunakan validitas isi. Untuk instrumen yang berbentuk tes, pengujian
validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan.
Untuk data tentang penerapan model kooperatif tipe STAD menggunakan
validitas isi yaitu tes yang akan digunakan untuk mengungkapkan pemahaman
tentang gejala (peristiwa) alam harus sesuai dengan indikator/tujuan
pembelajaran serta materi pembelajaran. Pengujian validitas isi juga
dibandingkan dengan tujuan pembelajaran khusus.
F. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
analisis kulitatif dengan model interaktif Miles & Huberman. Menurut Sugiyono
(2003:91) model analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen pokok, yaitu
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Aktivitasnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu
proses siklus.
1. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan,
menyederhanakan dan mengabstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote.
Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Data reduksi
adalah suatu bntuk analisis ang mempertegas, memperpendek, membuat fokus,
membuang hal-hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dilakukan. Proses ini berakhir sampai laporan akhir
penelitian selesai ditulis.
2. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan
penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data, maka akan
dimengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu
pada analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut, dalam hal
ini penyajian data meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja dan
tabel.
Penarikan kesimpulan, apabila dalam tahapan ini ditemukan data yan
akurat, maka peneliti tidak segan-segan untuk melakukan penyimpulan ulang.
Peneliti dalam hal ni bersifat terbuka dan skeptis, namun demikian akan
meningkat secara eksplisit dan memiliki landasan yang kuat. Kesimpulan akhir
tidak akan terjadi sampai proses pengumpulan data berakhir. Untuk lebih
jelasnya, proses analisis interaktif dari gambar 3.1 berikut ini:
Gambar 3.1. Model Analisis Data Kualitatif Miles dan Huberman (2009: 20)
Pengumpulan data Sajian data
Penarikan simpulan
(verivikasi)
Reduksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
G. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini
yang menjadi indikator kinerja adalah: apabila 75% dari jumlah siswa kelas VI
mencapai nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk pemahaman tentang gejala
alam adalah 65,00.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah suatu rangkaian tahap–tahap penelitian dari
awal sampai akhir. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh
peneliti. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat pada gambar 3.2
berikut ini:
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.2 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2006 : 74).
Permasalahan
Permasahan baru hasil refleksi
Apabila permasalahan belum selesai
Perencanaan
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi Pengamatan pengumpulan data I
Perencanaan tindakan siklus II
Pelaksanaan tindakan II
Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Pengamatan pengumpulan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Keterangan:
1. Siklus I
a. Rencana Tindakan.
Berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan masalah, peneliti kemudian
mengajukan alternatif pemecahan masalah, yaitu penggunaan model kooperatif
dalam pembelajaran pemahaman tentang gejala alam. Pada tahap ini peneliti
menyajikan data–data yang telah dikumpulkan kemudian bersama guru
menentukan solusi yang tepat masalah yang dihadapi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran pemahaman tentang
gejala alam yang selama ini berjalan kurang efektif .Upaya yang yang dilakukan
dalam pelaksanaan tindakan ini adalah dengan penggunaan model kooperatif tipe
STAD. Penggunaan model kooperatif tipe STAD ini dimaksudkan untuk
menarik minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pemahaman
tentang gejala alam di kelas sehingga kemampuan pemahaman tentang gejala
alam yang dimiliki dapat meningkat. Dalam setiap tindakan yang dilakukan selalu
diikuti dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Pada
tahap ini peneliti peneliti mengadakan pemantauan apakah tindakan yang telah
dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.Selain itu, pemantauan dilakukan
untuk mengumpulkan data-data yang nantinya diolah untuk menentukan tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya.
c. Pemantauan dan Evaluasi Tindakan.
Pemantauan dilakukan untuk memonitor segala kegiatan yang terjadi
dalam kelas. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai partisipasif dimana peneliti
berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif ( hanya mengamati dan
mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran pemahaman tentang gejala
alam ) ketika proses pembelajaran berlangsung. Setelah itu peneliti mengolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
data mengenai kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran sehingga dapat
disajikan pada guru.
1. Analisis dan Refleksi Tindakan.
Pada tahap ini peneliti menganalisis /mengolah data yang telah dikumpulkan kemudian menyajikannya padaguru. Kemudian peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk menentukan langkah–langkah perbaikan ( solusi pemecahan masalah ) dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Setelah itu baru diambil kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak berhasil sehingga dapat diketahui langkah selanjutnya.
2. Siklus II
a. Rencana Tindakan.
Berdasarkan hasil identifikasi dan penetapan masalah, peneliti kemudian
mengajukan alternatif pemecahan masalah, yaitu penggunaan model kooperatif
dalam pembelajaran pemahaman tentang gejala alam. Pada tahap ini peneliti
menyajikan data–data yang telah dikumpulkan kemudian bersama guru
menentukan solusi yang tepat masalah yang dihadapi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengadakan perbaikan terhadap proses pembelajaran pemahaman tentang
gejala alam yang selama ini berjalan kurang efektif .Upaya yang yang dilakukan
dalam pelaksanaan tindakan ini adalah dengan penggunaan model kooperatif tipe
STAD. Penggunaan model kooperatif tipe STAD ini dimaksudkan untuk
menarik minat dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran pemahaman
tentang gejala alam di kelas sehingga kemampuan pemahaman tentang gejala
alam yang dimiliki dapat meningkat. Dalam setiap tindakan yang dilakukan selalu
diikuti dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Pada
tahap ini peneliti peneliti mengadakan pemantauan apakah tindakan yang telah
dilakukan dapat mengatasi masalah yang ada.Selain itu, pemantauan dilakukan
untuk mengumpulkan data-data yang nantinya diolah untuk menentukan tindakan
yang akan dilakukan selanjutnya.
c. Pemantauan dan Evaluasi Tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Pemantauan dilakukan untuk memonitor segala kegiatan yang terjadi
dalam kelas. Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai partisipasif dimana peneliti
berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif ( hanya mengamati dan
mencatat segala aktivitas dalam proses pembelajaran pemahaman tentang gejala
alam ) ketika proses pembelajaran berlangsung. Setelah itu peneliti mengolah
data mengenai kelebihan dan kelemahan proses pembelajaran sehingga dapat
disajikan pada guru.
2. Analisis dan Refleksi Tindakan.
Pada tahap ini peneliti menganalisis /mengolah data yang telah dikumpulkan kemudian menyajikannya padaguru. Kemudian peneliti dan guru mengadakan diskusi untuk menentukan langkah–langkah perbaikan ( solusi pemecahan masalah ) dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan. Setelah itu baru diambil kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan berhasil atau tidak berhasil sehingga dapat diketahui langkah selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Kondisi Awal (Prasiklus)
Sebelum diadakan tindakan siklus, peneliti telah melakukan tidakan
prasiklus sebagai tes awal. Hasil tes awal digunakan untuk mengetahui hasil
belajar awal siswa kelas VI dalam mata pelajaran IPS materi tentang gejala alam
serta sebagai dasar tolok ukur hasil belajar setelah diadakan siklus I dan II. Selain
itu, nilai awal juga digunakan sebagai skor awal untuk menentukan perhitungan
skor perkembangan individu dan skor kelompok dalam model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division. Nilai hasil prasiklus siswa
kelas VI sebelum diadakan tindakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Data Frekuensi Nilai Prasiklus Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen
No Interval
Nilai Fi Xi Xi . Fi Persentase Keterangan 1 36-40 1 37,5 37,5 7,14% Tidak Tuntas 2 41-45 2 42,5 85 14,29% Tidak Tuntas 3 46-50 0 47,5 0 0,00% Tidak Tuntas 4 51-55 2 52,5 105 14,29% Tidak Tuntas 5 56-60 4 57,5 230 28,57% Tidak Tuntas 6 61-65 0 62,5 0 0,00% Tidak Tuntas 7 66-70 2 67,5 135 14,29% Tuntas 8 71-75 1 72,5 72,5 7,14% Tuntas 9 75-80 2 77,5 155 14,29% Tuntas
Jumlah 14 820 100,00% Rata- rata 58,57 Ketuntasan Klasikal 35,71%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat, maka dapat disajikan dalam bentuk
grafik gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1. Grafik Nilai Prasiklus Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen
Nilai tentang materi gejala alam prasiklus siswa kelas VI SDN
Guworejo 2 pada tabel 4.1 dan gambar 4.1 di atas menunjukkan siswa yang
mendapat nilai dalam interval 36-40 sebanyak 1 siswa (7,14%), interval nilai
41-45 terdapat 2 siswa (14,29%), interval nilai 46-50 tidak ada, interval nilai
51-55 sejumlah 2 siswa (14,29%), interval nilai 56-60 sejumlah 4 siswa
(28,57%), interval nilai 61-65 tidak ada, interval nilai 66-70 sejumlah 2 siswa
(14,29%), interval nilai 71-75 sejumlah 1 siswa (7,14%), dan terdapat 2 siswa
(14,29%) mendapat nilai dalam interval 76-80. Nilai rata-rata kelas adalah
58,57 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 5 siswa (35,71%) dari 14 siswa.
Hasil ini menunjukkan hasil nilai pada kondisi awal masih rendah sehingga
perlu diupayakan peningkatan.
Berdasarkan kondisi awal tersebut, selanjutnya guru dan peneliti
melakukan diskusi untuk mencari solusi permasalahan yang terdapat dalam
pelaksanaan pembelajaran tentang gejala alam, sehingga dicapailah
kesepakatan bahwa peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan
judul ”Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan
Pemahaman tentang Gejala (Peristiwa) Alam pada Siswa Kelas VI SDN
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Guworejo 2 Karangmalang Sragen Tahun Ajaran 2011/2012”. Penerapan
tindakan ini difokuskan pada hasil nilai pembelajaran IPS tentang gejala
(peristiwa) alam dan jumlah ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan
model kooperatif tipe STAD harus mencapai 75% dari jumlah siswa.
2. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan dua 2 pertemuan, yaitu pada tanggal 10
Februari 2012 dan 17 Februari 2012. Alokasi waktu pada masing-masing
pertemuan adalah 2 x 35 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus 1
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I dimulai dengan kegiatan pengamatan
terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berdasarkan
pengamatan pada mata pelajaran IPS materi gejala (peristiwa) alam dari
keseluruhan siswa yang berjumlah 14 terdapat 5 siswa atau 35,71% sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 65. Setelah dilaksanakan
pemeriksaan, sebagian besar siswa belum dapat memahami dan memaknai
materi gejala (peristiwa) alam yang diajarkan oleh guru. Dari hasil
pengamatan tersebut, diadakan diskusi sekaligus konsultasi dengan guru kelas
VI untuk mencari alternatif pemecahan agar dapat meningkatkan hasil belajar
IPS pada siswa kelas VI. Dari diskusi tersebut diperoleh kesepakatan bahwa
pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan alokasi
waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Rabu tanggal 12 Mei 2012
dan hari Sabtu tanggal 15 April 2012. Salah satu alternatif pemecahan yang
dapat dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan mengaktifkan
siswa, yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD
2006 Kelas VI, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division sebagai berikut:
1) Memilih Kompetensi Dasar atau yang sesuai dengan pokok bahasan
koperasi. Alasan memilih Kompetensi Dasar atau indikator tersebut
adalah :
a) Kompetensi dasar koperasi tersebut nantinya dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari siswa.
b) Pemilihan kompetensi dasar koperasi didasarkan pada kurikulum yang
berlaku dan sesuai dengan harapan masyarakat terhadap hasil belajar
siswa.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pembelajaran disusun 2 kali pertemuan masing-masing
pertemuan 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit yang dilaksanakan pada
tanggal 10 dan 17 Februari 2012. Perencanaan RPP mencakup penentuan:
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, media, metode, sumber
pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan sistem penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlampir.
3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas yang biasa
digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu atau
bisa dibuat kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
b) Buku sumber belajar
Buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang digunakan sebagai
buku acuan belajar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI kelas 6.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Division dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya. Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan I
Pertemuan ke I dilaksanakan hari Jum’at tanggal 10 Februari 2012.
Pembelajaran direncanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division. Pada pertemuan ini materi yang
dipelajari adalah macam-macam gejala alam dan dampak gejala (peristiwa)
alam.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdoa, lalu guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru memberikan
apersepsi dengan menanyakan pelajaran yang telah diketahui siswa yaitu
tentang bencana alam. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai secara sederhana kepada siswa. Tujuan pembelajaran pada pertemuan
ini adalah menyebutkan gejala alam, mendeskripsikan akibat geala alam, dan
meyebutkan contoh-contoh gejala alam yang pernah terjadi di Indonesia. Guru
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa melalui tanya jawab. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan
dari guru. Guru membagi 14 siswa menjadi 3 kelompok secara heterogen
(campuran menurut tinggi rendah prestasi siswa dan jenis kelamin), jadi setiap
kelompok beranggotakan 4-5 siswa.
Pada kegiatan inti terdapat 3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division yaitu tahap penyajian materi, tahap
kerja kelompok, dan tahap tes individu. Pada tahap penyajian materi dilakukan
guru secara klasikal, kegiatannya adalah: siswa menyimak penjelasan guru
tentang gejala alam, melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai macam-
macam gejala alam, salah satu siswa disuruh maju untuk mendeskripsikan
gejala alam melalui gambar, serta guru memberi orientasi tugas yang akan
dikerjakan setiap kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division. Tahap kerja kelompok kegiatannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
adalah setiap kelompok Student Teams Achievement Division diberi lembar
tugas sebagai bahan yang dipelajari lalu semua anggota kelompok saling
berdiskusi mengenai macam-macam gejala alam dan dampaknya. Dalam kerja
kelompok, setiap siswa saling berbagi tugas dan membantu memberikan
penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memehami materi yang
dibahas. Hasil diskusi ditulis pada lembar hasil diskusi atau lembar kerja
siswa. Lembar hasil diskusi dikumpulkan pada guru sebagai hasil kelompok.
Pada tahap ini peran guru yaitu memantau, mengarahkan, dan membimbing
siswa selama diskusi berlangsung. Tahap selanjutnya yaitu tahap tes individu.
Guru membagikan soal tes individu mengenai materi yang telah dibahas pada
pertemuan ini. Siswa mengerjakan soal tes dengan kemampuan masing-
masing. Tahap perhitungan skor individu dan kelompok pada hasil tes ini
dilakukan guru setelah proses pembelajaran dan tahap pemberian penghargaan
kelompok akan diumumkan pada pertemuan berikutnya.
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan pembahasan soal tes
individu, tanya jawab untuk mengulas kembali materi pembelajaran pada
pertemuan ini, penarikan kesimpulan dan guru memberikan refleksi materi
dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai tindak lanjut guru
memberikan pekerjaan rumah untuk siswa. Setelah itu, guru menutup
pembelajaran IPS.
2) Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Jum’at tanggal 17 Februari 2012.
Pembelajaran direncanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division. Pada pertemuan ini materi yang
dipelajari adalah macam-macam gejala alam.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdoa, lalu guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru melakukan
tanya jawab berkaitan tentang materi pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
secara sederhana kepada siswa. Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
adalah menyebutkan macam-macam gejala alam. Guru mengaitkan materi
yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Guru
mengatur posisi tempat duduk kelompok, dan siswa duduk dengan anggota
kelompoknya masing-masing.
Pada kegiatan inti terdapat 3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division yaitu tahap penyajian materi, tahap
kerja kelompok, dan tahap tes individu. Pada tahap penyajian materi dilakukan
guru secara klasikal, kegiatannya adalah: guru memberi penjelasan singkat
mengenai manfaat koperasi dan guru memberi orientasi tugas yang akan
dikerjakan setiap kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division. Tahap kerja kelompok kegiatannya
adalah setiap kelompok STAD diberi lembar tugas sebagai bahan yang
dipelajari lalu semua anggota kelompok saling berdiskusi mengenai tujuan
dan asas koperasi. Dalam kerja kelompok, setiap siswa saling berbagi tugas
dan membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat
memehami materi yang dibahas. Hasil diskusi ditulis pada lembar hasil
diskusi atau lembar kerja siswa. Lembar hasil diskusi dikumpulkan pada guru
sebagai hasil kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai motivator dan
fasilitator dalam membimbing siswa selama diskusi berlangsung. Tahap
selanjutnya yaitu tahap tes individu. Guru membagikan soal tes individu
mengenai materi yang telah dibahas. Siswa mengerjakan soal tes dengan
kemampuan masing-masing. Tahap perhitungan skor individu dan kelompok
pada hasil tes ini dilakukan guru setelah proses pembelajaran.
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan pembahasan soal tes
individu, penarikan kesimpulan materi, guru memberikan refleksi materi
dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari, dan tahap pemberian
penghargaan kelompok pada pertemuan I. Sebagai tindak lanjut guru memberi
pesan-pesan agar selalu rajin belajar dan memberikan pekerjaan rumah. Guru
menutup pembelajaran IPS.
c. Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Pada tahap observasi dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division dilaksanakan dengan menggunakan
lembar observasi. Lembar observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman
yang telah dirumuskan oleh peneliti dengan guru kelas. Observasi ini
dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk
mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan model kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division dapat menghasilkan perubahan pada
hasil belajar IPS tentang materi gejala alam siswa kelas VI SDN Guworejo 2
Karangmalang Sragen. Uraian observasi tiap pertemuan pada siklus I sebagai
berikut :
Pertemuan I
1) Kegiatan Siswa
a) Kedisiplinan siswa dalam kriteria sangat baik, b) keaktifan siswa
dalam kriteria kurang, c) kemampuan siswa melakukan diskusi dalam kriteria
kurang, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria kurang, e)
kenampakan sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria baik,
f) kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dalam kriteria baik,
g) keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria sangat baik, h)
kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi dalam kriteria baik.
2) Proses Pembelajaran Oleh Guru
a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria
baik, b) kegiatan apersepsi dalam kriteria kurang, c) pengelolaan kelas dalam
kriteria baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran dalam kriteria
kurang, e) kegiatan penyampaian materi melalui pembelajaran kooperatif tipe
STAD dalam kriteria baik, f) kegiatan tanya jawab dalam kriteria kurang, g)
diskusi dan penjelasan konsep dalam kriteria kurang, h) perhatian guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
terhadap siswa dalam kriteria baik, i) pengembangan aplikasi dalam kriteria
baik, j) kemampuan menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.
Rata-rata hasil observasi proses pembelajaran oleh guru pada siklus I
pertemuan I adalah 2,93. Tabel hasil observasi proses pembelajaran oleh guru
dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 80.
Pertemuan II
1) Kegiatan Siswa
a) Kedisiplinan siswa dalam kriteria sangat baik, b) keaktifan siswa
dalam kriteria baik, c) kemampuan siswa melakukan diskusi dalam kriteria
baik, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria kurang, e) kenampakan
sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria baik, f)
kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dalam kriteria baik, g)
keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria sangat baik, h)
kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi dalam kriteria baik.
2) Proses Pembelajaran Oleh Guru
a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria
baik, b) kegiatan apersepsi dalam kriteria kurang, c) pengelolaan kelas dalam
kriteria baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran dalam kriteria
baik, e) kegiatan penyampaian materi melalui pembelajaran kooperatif tipe
STAD dalam kriteria baik, f) kegiatan tanya jawab dalam kriteria kurang, g)
diskusi dan penjelasan konsep dalam kriteria baik, h) perhatian guru terhadap
siswa dalam kriteria baik, i) pengembangan aplikasi dalam kriteria baik, j)
kemampuan menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik.
Rata-rata hasil observasi proses pembelajaran oleh guru pada siklus I
pertemuan II adalah 3,12. Tabel hasil observasi proses pembelajaran oleh guru
dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 91.
Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I menunjukkan adanya
peningkatan pada keaktifan siswa dan kemampuan siswa melakukan diskusi.
Itu berarti peran dan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran
diharapkan siswa lebih memahami materi sehingga dapat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran
IPS yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division pada siklus I dapat ditarik simpulan
keaktifan siswa sudah ada peningkatan namun belum maksimal, meskipun
sudah ada perubahan dari pertemuan I ke pertemuan II. Tetapi hasil yang
diharapkan belum dapat dicapai dengan baik.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui
observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Tujuan dari refleksi adalah untuk
mengetahui kendala sekaligus solusi pelaksanaan pada siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses pelaksanaan
tindakan pada pertemuan I belum menunjukkan perubahan yang berarti, baik
pada keaktifan siswa selama belajar maupun pada pencapaian hasil belajar.
Sedangkan untuk pertemuan II telah menunjukkan perubahan yang cukup.
Berikut ini adalah uraian hasil refleksi pada siklus I :
Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran
menunjukkan sikap kerjasama kelompok sesuai teori model kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division belum sepenuhnya tampak. Meskipun
sudah dalam kelompok, tetapi masih ada siswa yang belum ikut bekerjasama
dalam mempelajari materi tentang gejala (peristiwa) alam sehingga
keterampilan kooperatif masih kurang terlihat. Hal ini mengakibatkan siswa
belum sepenuhnya memahami tentang materi gejala alam dengan baik,
sehingga nilai yang diperoleh siswa pada pertemuan ke I belum menunjukkan
perubahan yang cukup berarti dengan nilai rata-rata kelas mencapai 70. Siswa
yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) yaitu 10 siswa atau 71,43%. Data nilai
pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam siswa kelas VI pada siklus I
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tabel 4.2. Data Frekuensi Nilai Siklus I Pemahaman tentang Gejala Alam Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
No Interval
Nilai Fi Xi Xi . Fi Persentase Keterangan 1 36-40 0 37,5 0 0% Tidak Tuntas 2 41-45 0 42,5 0 0% Tidak Tuntas 3 46-50 1 47,5 47,5 7,14% Tidak Tuntas 4 51-55 3 52,5 157,5 21,43% Tidak Tuntas 5 56-60 0 57,5 0 0% Tidak Tuntas 6 61-65 0 62,5 0 0% Tidak Tuntas 7 66-70 5 67,5 337,5 35,71% Tuntas 8 71-75 1 72,5 72,5 7,14% Tuntas 9 76-80 2 77,5 155 14,29% Tuntas 10 81-85 1 82,5 82,5 7,14% Tuntas 11 86-90 0 87,5 0 0% Tuntas 12 91-95 1 92,5 92,5 7,14% Tuntas
Jumlah 14 945 100% Rata- rata 67,50 Ketuntasan Klasikal 71,43%
Dari tabel 4.2 yang telah diuraikan di atas, dapat divisualisasikan ke
dalam grafik pada Gambar 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2. Grafik Nilai Siklus I Pemahaman tentang Gejala Alam Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Nilai tentang materi gejala alam siklus I siswa kelas VI SDN
Guworejo 2 pada tabel 4.2 dan gambar 4.2 di atas menunjukkan siswa yang
mendapat nilai dalam interval nilai 46-50 sejumlah 1 siswa (7,14%), interval
nilai 51-55 sejumlah 3 siswa (21,43%), interval nilai 56-60 tidak ada, interval
nilai 61-65 tidak ada, interval nilai 66-70 sejumlah 5 siswa (35,71%), interval
nilai 71-75 sejumlah 1 siswa (7,14%), interval nilai 76-80 sejumlah 2 siswa
(14,29%), interval nilai 81-85 tidak ada, interval nilai 86-90 tidak ada, dan
terdapat 1 siswa (7,14%) mendapat nilai dalam interval 91-95. Nilai rata-rata
kelas adalah 58,57 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 5 siswa (35,71%) dari
14 siswa. Pada siklus I terdapat peningkatan nilai rata-rata yang sebelumnya
58,57 menjadi 70 dan adanya peningkatan pemahaman tentang gejala alam
siswa ditunjukkan dengan jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) yang
sebelumnya 5 siswa menjadi 10 siswa.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa ketuntasan pemahaman
tentang gejala alam siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) belum
mencapai 75%, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus II.
3. Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan dua 2 pertemuan, yaitu hari Jum’at 24
Februari 2012 dan hari Jum’at 2 Maret 2012 dengan waktu pada masing-masing
pertemuan adalah 2 x 35 menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II
adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui
bahwa sudah menunjukkan adanya peningkatan pemahaman tentang gejala
(peristiwa) alam pada siswa kelas VI SDN Guworejo 2 tetapi belum berhasil
dengan maksimal. Hal ini ditunjukkan masih ada 5 siswa yang belum tuntas
dalam pembelajaran IPS. Dari hasil tindakan siklus I, diadakan diskusi
sekaligus konsultasi dengan guru kelas VI untuk mencari alternatif pemecahan
agar dapat meningkatkan pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
siswa kelas VI SDN Guworejo 2. Dari diskusi tersebut diperoleh kesepakatan
bahwa pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan
alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari Juma’at tanggal 24
Februari 2012 dan hari Jum’at tanggal 2 Maret 2012. Hal yang perlu
diperbaiki guru dalam pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
sebagai upaya untuk mengatasi kekurangan yang ada yaitu menggunakan
lembar kerja siswa yang lebih menarik.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD
2006 Kelas IV, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division sebagai berikut:
1) Memilih indikator yang sesuai dengan materi gejala (peristiwa) alam.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pembelajaran disusun 2 kali pertemuan masing-masing
pertemuan 2 jam pelajaran atau 2 x 35 menit yang dilaksanakan pada
tanggal 24 Februari dan 2 Maret 2012. Perencanaan RPP mencakup
penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator, media,
metode, sumber pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan sistem
penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terlampir.
3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa
digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa per individu ayau
bisa dibuat kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
b) Buku sumber belajar
Buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang digunakan sebagai
buku acuan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Division dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun
sebelumnya. Siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Perbedaan siklus
II dari siklus I adalah selain pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai juga
pada Lembar Kerja Siswa yang akan digunakan dalam diskusi dalam
kelompok dibuat sedemikian rupa lebih menarik sehingga membuat siswa
lebih termotivasi untuk berdiskusi dalam mempelajari materi.
1) Pertemuan I
Pertemuan ke I dilaksanakan hari Rabu tanggal 19 Mei 2010.
Pembelajaran direncanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division. Pada pertemuan ini materi yang
dipelajari adalah macam-macam gejala alam dan dampaknya.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdoa, lalu guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru memberikan
apersepsi dengan tanya jawab tentang materi pada pertemuan sebelumnya.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara sederhana
kepada siswa. Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini adalah menyebutkan
macam-macam gejala alam dan mendeskripsikan akibat gejala (peristiwa)
alam. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang
telah dimiliki siswa. Guru mengatur posisi tempat duduk kelompok, dan siswa
duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing.
Pada kegiatan inti terdapat 3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division yaitu tahap penyajian materi, tahap
kerja kelompok, dan tahap tes individu. Pada tahap penyajian materi dilakukan
guru secara klasikal, kegiatannya adalah: melakukan tanya jawab singkat
dengan siswa mengenai jenis-jenis koperasi dan guru memberi orientasi tugas
yang akan dikerjakan setiap kelompok dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division. Tahap kerja kelompok kegiatannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
adalah setiap kelompok Student Teams Achievement Division diberi lembar
tugas sebagai bahan yang dipelajari lalu semua anggota kelompok saling
berdiskusi tentang gejala (peristiwa) alam dan dampaknya. Dalam kerja
kelompok, setiap siswa saling berbagi tugas dan membantu memberikan
penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang
dibahas. Hasil diskusi ditulis pada lembar hasil diskusi atau lembar kerja
siswa. Lembar kerja hasil diskusi dikumpulkan pada guru sebagai hasil
kelompok. Pada tahap ini peran guru sebagai pembimbing, pengarah,
pemantau siswa selama berdiskusi. Tahap selanjutnya yaitu tahap tes individu.
Guru membagikan soal tes individu mengenai materi yang telah dibahas.
Siswa mengerjakan soal tes dengan kemampuan sendiri. Tahap perhitungan
skor individu dan kelompok pada hasil tes ini dilakukan guru setelah proses
pembelajaran.
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan pembahasan soal tes
individu, tanya jawab untuk mengulas kembali materi pembelajaran pada
pertemuan ini, penarikan kesimpulan dan guru memberikan refleksi materi
dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu guru memberikan
penghargaan kelompok pada hasil diskusi siklus I pertemuan II. Sebagai
tindak lanjut guru memberi pesan-pesan agar selalu rajin belajar dan
memberikan pekerjaan rumah untuk siswa. Guru menutup pembelajaran IPS.
2) Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Jum’at tanggal 2 Maret 2012.
Pembelajaran direncanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division. Pada pertemuan ini materi yang
dipelajari adalah macam-macam gejala alam dan dampaknya.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin
berdoa, lalu guru melanjutkan dengan kegiatan presensi. Guru melakukan
tanya jawab sederhana gejala alam yang terjadi disekitar. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara sederhana kepada siswa. Tujuan
pembelajaran pada pertemuan ini adalah menyebutkan dampak gejala alam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
bagi kehidupan. Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Guru mengatur posisi tempat duduk
kelompok, dan siswa duduk dengan anggota kelompoknya masing-masing.
Pada kegiatan inti terdapat 3 tahapan dalam pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division yaitu tahap penyajian materi, tahap
kerja kelompok, dan tahap tes individu. Pada tahap penyajian materi dilakukan
guru secara klasikal, kegiatannya adalah: guru memberi penjelasan singkat
mengenai koperasi sekolah dan guru memberi orientasi tugas yang akan
dikerjakan setiap kelompok dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division. Tahap kerja kelompok kegiatannya
adalah setiap kelompok Student Teams Achievement Division diberi lembar
tugas sebagai bahan yang dipelajari lalu semua anggota kelompok saling
berdiskusi mengenai dampak gejala alam bagi kehidupan. Dalam kerja
kelompok, setiap siswa saling berbagi tugas dan membantu memberikan
penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memehami materi yang
dibahas. Hasil diskusi ditulis pada lembar hasil diskusi atau lembar kerja
siswa. Lembar hasil diskusi dikumpulkan pada guru sebagai hasil kelompok.
Pada tahap ini peran guru sebagai fasilitator, pembimbing, pengarah, dan
pemantau dalam kegiatan diskusi siswa. Tahap selanjutnya yaitu tahap tes
individu. Guru membagikan soal tes individu mengenai materi yang telah
dibahas. Siswa mengerjakan soal tes dengan kemampuan sendiri. Tahap
perhitungan skor individu dan kelompok pada hasil tes ini dilakukan guru
setelah proses pembelajaran.
Kegiatan akhir pembelajaran diisi dengan pembahasan soal tes
individu, penarikan kesimpulan materi, guru memberikan refleksi materi
dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari, dan tahap pemberian
penghargaan kelompok terhadap hasil siklus II pertemuan I. Sebagai tindak
lanjut guru memberi pesan-pesan agar selalu rajin belajar dan memberikan
pekerjaan rumah. Guru menutup pembelajaran IPS.
c. Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Pada tahap observasi dilaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division dilaksanakan dengan menggunakan
lembar observasi. Lembar observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman
yang telah dirumuskan oleh peneliti dengan guru kelas. Observasi ini
dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun serta untuk
mengetahui hasil pembelajaran pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam
dengan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division siswa
kelas VI SDN Guworejo 2 Karangmalang Sragen.
Pertemuan I
1) Kegiatan Siswa
a) Kedisiplinan siswa dalam kriteria sangat baik, b) keaktifan siswa
dalam kriteria sangat baik, c) kemampuan siswa melakukan diskusi dalam
kriteria baik, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria baik, e)
kenampakan sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria
sangat baik, f) kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dalam
kriteria baik, g) keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria
sangat baik, h) kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi dalam kriteria
baik.
2) Proses Pembelajaran Oleh Guru
a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria
sangat baik, b) kegiatan apersepsi dalam kriteria baik, c) pengelolaan kelas
dalam kriteria baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran dalam
kriteria baik, e) kegiatan penyampaian materi melalui pembelajaran kooperatif
tipe STAD dalam kriteria sangat baik, f) kegiatan tanya jawab dalam kriteria
baik, g) diskusi dan penjelasan konsep dalam kriteria sangat baik, h) perhatian
guru terhadap siswa dalam kriteria sangat baik, i) pengembangan aplikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dalam kriteria baik, j) kemampuan menutup pelajaran dalam kriteria sangat
baik.
Rata-rata hasil observasi proses pembelajaran oleh guru pada siklus II
pertemuan I adalah 3,34. Tabel hasil observasi proses pembelajaran oleh guru
dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 102.
Pertemuan II
1) Kegiatan Siswa
a) Kedisiplinan siswa dalam kriteria sangat baik, b) keaktifan siswa
dalam kriteria sangat baik, c) kemampuan siswa melakukan diskusi dalam
kriteria baik, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria sangat baik, e)
kenampakan sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria
sangat baik, f) kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dalam
kriteria baik, g) keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam kriteria
sangat baik, h) kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi dalam kriteria
baik.
Rata-rata hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II pertemuan II
adalah 3,75. Tabel hasil observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada lampiran
12b halaman 149.
2) Proses Pembelajaran Oleh Guru
a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria
sangat baik, b) kegiatan apersepsi dalam kriteria baik, c) pengelolaan kelas
dalam kriteria sangat baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran
dalam kriteria baik, e) kegiatan penyampaian materi melalui pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam kriteria sangat baik, f) kegiatan tanya jawab
dalam kriteria baik, g) diskusi dan penjelasan konsep dalam kriteria sangat
baik, h) perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria sangat baik, i)
pengembangan aplikasi dalam kriteria sangat baik, j) kemampuan menutup
pelajaran dalam kriteria sangat baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Rata-rata hasil observasi proses pembelajaran oleh guru pada siklus II
pertemuan II adalah 3,53. Tabel hasil observasi proses pembelajaran oleh guru
dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 113.
Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran
IPS yang dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Division, pada siklus II dapat ditarik
simpulan aktifitas siswa sudah baik, sehingga hasil yang diharapkan dapat
dicapai dengan baik.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan observasi, data-data yang diperoleh melalui
observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan
selama proses pembelajaran menunjukkan sikap kerjasama kelompok sesuai
teori model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division sudah
sepenuhnya tampak. Siswa yang dulu bekerja secara individual menjadi lebih
memperhatikan kerjasama dalam satu kelompoknya. Hal ini mengakibatkan
siswa telah memahami tentang materi dasar koperasi dengan baik, sehingga
nilai yang diperoleh siswa pada siklus II sudah menunjukkan perubahan yang
cukup berarti dengan nilai rata-rata kelas mencapai 75. Siswa yang
memperoleh nilai < 65 (KKM) ada 3 siswa atau 21,43% dan siswa yang
memperoleh nilai ≥ 67 (KKM) yaitu 12 siswa atau 78,57%. Data nilai
pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam pada siswa kelas VI siklus II
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4.3. Data Frekuensi Nilai Siklus II Pemahaman Gejala Alam Siswa Kelas VI SDN Guworejo 2
No Interval
Nilai Fi Xi Xi . Fi Persentase Keterangan 1 36-40 0 37,5 0 0,00% Tidak Tuntas 2 41-45 0 42,5 0 0,00% Tidak Tuntas 3 46-50 0 47,5 0 0,00% Tidak Tuntas 4 51-55 2 52,5 105 14,29% Tidak Tuntas 5 56-60 1 57,5 57,5 7,14% Tidak Tuntas 6 61-65 0 62,5 0 0,00% Tidak Tuntas 7 66-70 2 67,5 135 14,29% Tuntas 8 71-75 2 72,5 145 14,29% Tuntas 9 75-80 2 77,5 155 14,29% Tuntas 10 81-85 1 82,5 82,5 7,14% Tuntas 11 86-90 0 87,5 0 0,00% Tuntas 12 91-95 3 92,5 277,5 21,43% Tuntas 13 96-100 1 92,5 92,5 7,14% Tuntas
Jumlah 14 1050 100,00% Rata- rata 75,00 Ketuntasan Klasikal 78,57%
Dari Tabel 4.3 dapat divisualisasikan ke dalam bentuk grafik pada Gambar
4.3 berikut ini:
Gambar 4.3. Grafik Nilai Siklus II Pemahaman tentang Gejala Alam Siswa Kelas
VI SDN Guworejo 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Berdasarkan tabel 4.3 dan gamabar 4.3 di atas menunjukkan siswa
yang mendapat nilai dalam interval nilai 51-55 sejumlah 2 siswa (21,43%),
interval nilai 56-60 1 tidak ada, interval nilai 61-65 tidak ada, interval nilai 66-
70 sejumlah 2 siswa (35,71%), interval nilai 71-75 sejumlah 2 siswa (7,14%),
interval nilai 76-80 sejumlah 2 siswa (14,29%), interval nilai 81-85 1 tidak ada,
interval nilai 86-90 tidak ada, interval nilai 91-95 sejumlah 3 siswa (21,43%)
dan terdapat 1 siswa (7,14%) mendapat nilai dalam interval 96-100. Nilai rata-
rata kelas adalah 75 dengan ketuntasan klasikal sebanyak 11 siswa (78,57%)
dari 14 siswa. Pada siklus II terdapat peningkatan nilai rata-rata yang
sebelumnya 70 menjadi 75 dan adanya peningkatan pemahaman tentang gejala
alam siswa ditunjukkan dengan jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM)
yang sebelumnya 10 siswa menjadi 11 siswa. Dengan demikian, dapat
diketahui bahwa ketuntasan pemahaman tentang gejala alam siswa yang
memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) telah mencapai 75%, sehingga pembelajaran
dapat diberhentikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Selama Proses Pembelajaran
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh,
dapat dilihat adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan
peningkatan pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam siswa kelas VI SDN
Guworejo 2 melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division. Peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
antara lain:
a. Kesiapan siswa sebelum menerima pelajaran lebih tinggi dari pembelajaran
sebelum tindakan dilaksanakan
b. Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
c. Siswa dapat berdiskusi dengan kelompoknya dalam memecahkan masalah
atau mempelajari materi
d. Kerjasama dengan temannya semakin meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
e. Siswa menunjukkan sikap toleransi dan menghormati sesama anggota
kelompok dan dalam kelas
f. Siswa lebih aktif menjawab pertanyaan guru
g. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat
h. Siswa lebih aktif mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
i. Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes lebih meningkat, karena pada saat
berdiskusi dalam kelompok siswa belajar bersama dalam memahami materi
koperasi.
Berdasarkan hasil analisis observasi di atas dapat dilihat hasil kegiatan
siswa dalam pembelajaran pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division secara
individual dan kelompok, dari siklus I sampai dengan siklus II mengalami
peningkatan kegiatan yang sangat baik. Peningkatan kegiatan siswa ini
mengakibatkan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan.
2. Hasil Nilai Pemahaman tentang Gejala Alam
Dengan meningkatnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran melalui
model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division maka nilai
pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam siswa kelas VI SDN Guworejo 2 juga
meningkat. Peningkatan terlihat dari sebelum diadakan tindakan dan setelah
tindakan siklus I dan tindakan siklus II yang masing-masing siklus terdiri atas dua
pertemuan. Peningkatan hasil belajar tersebut disajikan dalam bentuk tabel
perbandingan nilai dari pra siklus, siklus I, siklus II, dan tabel rata-rata nilai
ketuntasan belajar yang masing-masing disertai dengan grafiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 4.4. Frekuensi Peningkatan Nilai Pemahaman tenytang Gejala Alam Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No Interval Nilai
Frekuensi Persentase Keterangan Pra
siklus Sikus
I Siklus
II Pra
siklus Sikus I Siklus
II
1 36-40 1 0 0 7,14% 0% 0% Tidak Tuntas
2 41-45 2 0 0 14,29% 0% 0% Tidak Tuntas
3 46-50 0 1 0 0% 7,14% 0% Tidak Tuntas
4 51-55 2 3 2 14,29% 21,43% 14,29% Tidak Tuntas
5 56-60 4 0 1 28,57% 0% 7,14% Tidak Tuntas
6 61-65 0 0 0 0% 0% 0% Tidak Tuntas
7 66-70 2 5 2 14,29% 35,71% 14,29% Tuntas 8 71-75 1 1 2 7,14% 7,14% 14,29% Tuntas 9 75-80 2 2 2 14,29% 14,29% 14,29% Tuntas 10 81-85 0 1 1 0,00% 7,14% 7,14% Tuntas 11 86-90 0 0 0 0% 0% 0% Tuntas 12 91-95 0 1 3 0% 7,14% 21,43% Tuntas 13 96-100 0 0 1 0% 0% 7,14% Tuntas
Jumlah 14 14 14 100% 100% 100% Rata- rata 58,57 70 75 Ketuntasan Klasikal 35,71% 71,43% 78,57%
Tabel 4.4 di atas menunjukkan adanya peningkatan nilai pemahaman
tentang gejala (peristiwa) alam siswa dari prasiklus sampai siklus II. Presentase
ketuntasan klasikal meningkat dari prasiklus sebesar 35,71% menjadi 71,43%
pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 78,57%. Pada akhir
siklus masih terdapat tiga siswa yang belum tuntas KKM dalam pemahaman
tentang gejala alam.
Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan.
Pada prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 58,57, pada siklus I nilai rata-rata
kelas meningkat menjadi 70. Selanjutnya nilai rata-rata kelas keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
berbicara mengalami peningkatan signifikan pada siklus II menjadi 75.
Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif
student team achievement division (STAD) tepat untuk membantu meningkatkan
pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam pada pelajaran IPS kelas VI.
Dari tabel 4.4 perbandingan perolehan nilai pemahaman gejala alam
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division
di atas dapat dibuat grafik 4.4 sebagai berikut:
Gambar 4.4. Grafik Frekuensi Peningkatan Nilai dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Pemahaman tentang Gejala Alam
Dari gambar 4.4 tersebut terlihat bahwa prasiklus (merah) lebih
mendominasi pada interval nilai rendah, siklus I (kuning) mendominasi interval
nilai sedang, dan siklus II (biru) dominasi pada interval nilai tinggi. Dengan
demikian nilai dari mulai prasiklus, siklus I, hingga siklus II mengalami
peningkatan.
Berdasarkan uraian di atas dapat diajukan suatu kesimpulan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dapat
meningkatkan pemahaman tentang gejala alam pada siswa kelas VI SDN
Guworejo 2 Karangmalang Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang sudah dilaksanakan
oleh guru dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan model kooperatif
tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam
pada Sd Negeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen. Hal ini terbukti pada
prasiklus nilai rata–rata kelas 58,57 dengan ketuntasan klasikal hanya mencapai
35,71% (5 siswa) memiliki nilai di atas KKM 65. Kondisi tersebut mengalami
peningkatan, pada siklus I nilai rata–rata kelas menjadi 67,50 dengan ketuntasan
klasikal 71,43% (10 siswa ) yang memiliki nilai di atas KKM 65. Pada siklus II
nilai rata – rata kelas meningkat menjadi 75,00 dengan ketuntasan klasikal
78,57% (11 siswa) memiliki nilai di atas KKM 65. Dengan demikian, penerapan
model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) dapat
meningkatkan pemahaman tentang gejala (peristiwa) alam di kelas VI SDN
Guworejo 2 Karangmalang Sragen.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti model kooperatif tipe
student teams achievement division (STAD) dapat meningkatkan pemahaman
tentang gejala (peristiwa) alam. Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat
dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Penelitian ini berimplikasi pada terbukanya wawasan dan khazanah
ilmu pengetahuan tentang manfaat media dalam pembelajaran. Berdasarkan
temuan membuktikan keberhasilan model kooperatif tipe student teams
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
achievement division (STAD) dalam meningkatkan pemahaman tentang gejala
(peristiwa) alam siswa baik dari segi proses maupun hasil. Penelitian ini dapat
sebagai pertimbangan bagi guru lain yang ingin menggunakan model sejenis
sebagai model pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Setelah dilaksanakan penelitian menerapkan model kooperatif tipe
student teams achievement division (STAD) dalam meningkatkan pemahaman
tentang gejala (peristiwa) alam, terlihat dengan jelas bahwa keberhasilan proses
pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa
hal. Dilihat dari sisi guru yaitu: keterampilan mengelola kelas, kemampuan
guru dalam membangkitkan keaktifan, perhatian, dan ketertarikan siswa
terhadap pembelajaran, serta metode, teknik atau media yang digunakan guru
dalam proses belajar mengajar. Pedoman penilaian pemahaman gejala
(peristiwa) alam yang tepat juga harus diterapkan guru disesuaikan dengan
kompetensi yang akan dicapai. Sementara itu, dari sisi siswa, minat, motivasi
dan lingkungan yang kondusif sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil
pembelajaran. Penelitian ini dapat sebagai pertimbangan bagi guru lain yang
ingin menggunakan model sejenis sebagai model pembelajaran.
C. SARAN
Diakhir pembahasan ini penulis mencoba memberanikan diri untuk
menyampaikan saran- saran yang mungkin dapat bermanfaat dalam usaha
kita untuk meningkatkan mutu pendidikan
1. Bagi Siswa
a. Siswa harus dapat bekerja sama dengan baik dalam diskusi dengan
menggunakan model kooperatif tipe STAD.
b. Jadikan kegiatan belajar menjadi suatu kegiatan yang menynangkan,
seperti menyenangi ketrampilan menggambar bentuk,Inovatif. Kreatif
untuk mendorong siswa lebih maju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2. Bagi Guru
Dalam kegiatan belajar mengajar guru hendaknya mampu menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. agar dapat mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
4. Bagi Peneliti Lain
Saran bagi peneliti lain yaitu agar menindaklanjuti penelitian kembali
dengan menerapkan model kooperatif tipe student teams achievement
division (STAD) dalam meningkatkan pemahaman tentang gejala
(peristiwa) alam. Hal ini dikarenakan penelitian ini belum sepenuhnya
siswa mencapai ketuntasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2008. Cooperative Laerning. Jakarta: Grasindo.
Asep Jihad.2009.. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Fajar Yudi Prasetyo. 2011. Penerapan Metode STAD untuk Peningkatan Kemampuan Penyelesaian Soal Cerita Matematika Siswa Kelas V SDN 02 Jaten Karanganyar Tahun 2011. Skripsi. Surakarta : PGSD FKIP UNS Surakarta
Miles, Matthew. B dan A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Maulana
Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sarwiji Suwandi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 13 Surakarta
Sugiyanto. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta
Yusrika Firda Isnaini. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Wonorejo Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Surakarta : PGSD FKIP UNS Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
SEBELUM DITERAPKAN MODEL STAD
(STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)
Nama Sekolah : SD Negeri Guworwjo 2 Karangmalan Sragen
Nama Guru :
Waktu Wawancara :
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pembelajaran IPS
pada materi gejala (peristiwa)
alam selama ini?
2. Apakah dengan pembelajaran
tersebut siswa sudah dapat
memahami materi dengan baik?
3. Apakah dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS pada materi
gejala (peristiwa) alam yang
Anda terapkan selama ini sudah
ada interaksi multiarah antara
siswa dengan guru dan siswa
dengan siswa?
4. Bagaimanakah nilai yang
diperoleh siswa dengan
pembelajaran tersebut?
Refleksi hasil wawancara:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
………………………………………………………………………………………
Guworejo,
Pewawancara
Sukarni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
SEBELUM DITERAPKAN MODEL STAD
(STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)
Nama Sekolah : SD Negeri Guworwjo 2 Karangmalan Sragen
Nama Guru : Sukarni
Waktu Wawancara : 12 Februari 2012
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pembelajaran IPS
pada materi gejala (peristiwa)
alam selama ini?
Pembelajaran IPS pada materi gejala
alam masih sederhana dan masih
menggunakan metode ceramah.
Pembelajaran juga kurang menjadikan
siswa aktif.
2. Apakah dengan pembelajaran
tersebut siswa sudah dapat
memahami materi dengan baik?
Ada yang sudah paham, tetapi sebagian
besar siswa kurang paham.
3. Apakah dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS pada materi
gejala (peristiwa) alam yang
Anda terapkan selama ini sudah
ada interaksi multiarah antara
siswa dengan guru dan siswa
dengan siswa?
Belum begitu ada interaksi multiarah.
Hanya terpusat pada guru. Siswa
cenderung mendengarkan saja.
4. Bagaimanakah nilai yang
diperoleh siswa dengan
pembelajaran tersebut?
Nilai siswa masih tergolong rendah.
Hanya sebagian kecil yang tuntas.
Refleksi hasil wawancara:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pembelajaran guru
kelas VI pada materi gejala (peristiwa) alam masih kurang. Nilai siswa juga
rendah. Maka dari itu diperlukan perbaikan. Dalam hal ini guru belum
menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
Guworejo, 12 februari 2012
Pewawancara
Sukarni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
SETELAH DITERAPKAN MODEL STAD
(STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)
Nama Sekolah : SD Negeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen
Nama Guru :
Waktu Wawancara:
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pendapat Anda,
setelah pembelajaran IPS pada
materi gejala (peristiwa) alam
diterapkan metode STAD (Student
Team Achievement Division)?
2. Menurut Anda, apakah
pembelajaran IPS pada materi gejala
(peristiwa) alam dengan model
STAD (Student Team Achievement
Division) dapat meningkatkan
kemampuan siswa?
3. Adakah kendala-kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan
model STAD (Student Team
Achievement Division)?
4. Bagaimanakah kesan Anda dengan
diterapkannya model STAD
(Student Team Achievement
Division) dalam pembelajaran IPS
pada materi gejala (peristiwa) alam?
5. Bagaimanakah nilai yang diperoleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
siswa setelah diterapkan
pembelajaran IPS pada materi gejala
(peristiwa) alam melalui model
STAD (Student Team Achievement
Division)?
Refleksi hasil wawancara:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
Guworejo,
Pewawancara
Sukarni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
SETELAH DITERAPKAN MODEL STAD
(STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION)
Nama Sekolah : SD Negeri Guworejo 2 Karangmalang Sragen
Nama Guru : Sukarni
Waktu Wawancara: 15 Maret 2012
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pendapat Anda,
setelah pembelajaran IPS pada
materi gejala (peristiwa) alam
diterapkan metode STAD (Student
Team Achievement Division)?
Setelah diadakan pembelajaran dengan
menggunakan model STAD siswa
menjadi lebih aktif. Pembelajran juga
menjadikan siswa mudah memahami
materi gejala (peristiwaa) alam.
2. Menurut Anda, apakah
pembelajaran IPS pada materi gejala
(peristiwa) alam dengan model
STAD (Student Team Achievement
Division) dapat meningkatkan
kemampuan siswa?
Iya, dapat meningkatkan kemampuan
siswa. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan keaktifan siswa dan juga
peningkatan nilai siswa pada materi
gejala (peristiwa) alam.
3. Adakah kendala-kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan
model STAD (Student Team
Achievement Division)?
Kendala-kendalanya siswa belum
terbiasa menggunakan model STAD,
sehingga perlu adanya pemahaman
lebih dalam menerapkan model STAD.
4. Bagaimanakah kesan Anda dengan
diterapkannya model STAD
(Student Team Achievement
Division) dalam pembelajaran IPS
pada materi gejala (peristiwa) alam?
Kesannya sangat bagus, dan ini perlu
diterapkan dalam pembelajaran IPS
materi gejala (peristiwa) alam untuk ke
depannya.
5. Bagaimanakah nilai yang diperoleh Nilai rata-rata siswa meningkat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
siswa setelah diterapkan
pembelajaran IPS pada materi gejala
(peristiwa) alam melalui model
STAD (Student Team Achievement
Division)?
sebelum diadakan pembelajaran
dengan model STAD.
Refleksi hasil wawancara:
Berdasarkan hasil wawancara setelah tindakan di atas, menunjukkan penerapan
model STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan nilai siswa.
Dengan demikian model STAD cocok diterapkan pada materi gejala (peristiwa)
alam kelas VI.
Guworejo, 2 Maret 2012
Pewawancara
Sukarni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Lampiran 5
Nilai Hasil Evaluasi Tahap Prasiklus
Mata Pelajaran : IPS Materi Gejala (Peristiwa) Alam
No urut Siswa Nilai Keterangan
1 58 Belum Tuntas
2 78 Tuntas
3 70 Tuntas
4 54 Belum Tuntas
5 58 Belum Tuntas
6 45 Belum Tuntas
7 76 Tuntas
8 58 Belum Tuntas
9 69 Tuntas
10 75 Tuntas
11 44 Belum Tuntas
12 55 Belum Tuntas
13 58 Belum Tuntas
14 38 Belum Tuntas
827 TT = 9
59 T = 5
35,7 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. ( RPP ) SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Guworejo 2.
Mata Pelajaran. : I P S.
Kelas / Semester. : VI / 2
Alokasi Waktu. : 2 X 35 menit
Hari/Tanggal : Jum’at 10 Februari 2012 dan
: Jum’at 17 Februari 2012.
A. Standart Kompetensi
1. Memahami gejala ( peristiwa ) alam yang terjadi di Indonesia dan
sekitarnya.
B. Kompetensi Dasar
1.2. Mendiskripsikan gejala ( peristiwa ) alam yang terjadi di Indonesia
dan negara tetangga.
C Idikator
a.Aspek Kognitif.
1. Menyebutkan macam – macam gejala ( peristiwa ) alam .
2. Mendiskripsikan akibat gejala (peristiwa) alam.
b. Aspek Afektif.
3. Menunjukkan gambar-gambar gejala (peristiwa) alam.
4.Mengklasifikasikan gejala (peristiwa) yang terjadi di Indonesia
c. Aspek psikomotor.
5.Mengidentifikasikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di
Indonesia
6. Membuat kliping tentang gejala ( peristiwa ) alam.
D.Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif
1. Melalui ceramah dan tanya jawab siswa dapat menyebutkan
macam-macam gejala (peristiwa) alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
2. Melalui penjelasan guru siswa dapat mendiskripsikan akibat gejala
(peristiwa) alam
b. Afektif
3. Melalui penugasan siswa dapat menunjukkan gambar-gambar gejala
(peristiwa) alam
4. Melalui penjelasan guru siswa dapat mengklasifikasikan gejala
(peristiwa) yangtze terjadi di Indonesia. .
c.Psikomotor
5 .Melalui penugasan siswa dapat mengidentifikasikan gejala
(peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia..
6. Melalui penugasan siswa dapat membuat kliping tentang bermacam
– macam gejala ( peristiwa) alam.
E . Materi Pembelajaran
Gejala (peristiwa) alam.
F. Model/Pendekatan/Metode.
Model : Kooperati tipe STAD.
Metode Pembelajaran.: Ceramah, tanya jawab, diskusi,
penugasan.
G. Media /alat peraga : Macam-macam gambar gejala alam.
H. Kegiatan Pembelajaran.
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
1
Pertemuan ke : 1
Kegiatan Awal
a. Salam pembuka diteruskan berdoa
bersama
b. Guru mengkondisikan kelas untuk
persiapan pembelajaran presensi.
c. Apersepsi: menanyakan materi
10 menit
Ceramah
Tanya jawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2
pelajaran yang telah dipelajari.
d. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
1 .Eksplorasi
a. Siswa menyimak penjelasan guru
tentang gambar gejala (peristiwa)
alam
b. Siswa dengan bimbingan guru
menyebutkan macam-macam
contoh bencana alam atau gejala
alam
c. Menunjuk salah satu siswa maju
kedepan kelas untuk mendiskripsikan
gejala (peristiwa ) alam
2 Elaborasi.
a. Siswa dibentuk kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 4 - 5 orang.
b. Setiap kelompok mengerjakan LKS.
membahas macam – macam gejala
alam dan dampaknya.
c. Guru mengawasi jalannya diskusi.
d. Perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya.
3 Komfirmasi.
a. Masing – masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
b. Guru memberi kesempatan kepada
siswa yang belum faham.untuk
45 menit
Ceramah, tanya
jawab,diskusi,
penugasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
3
1.
2.
bertanya.
c. Guru memberi hadiah bagi siswa
yang mendapat nilai bagus.
Kegiatan Akhir.
a. Siswa mengerjakan evaluasi.
b. Membahas hasil evaluasi.
c. Tindak lanjut ( memberi PR )
d. Salam penutup
Pertemuan ke : 2.
Kegiatan Awal
a. Salam pembukaan diteruskan berdoa
bersama
b. Guru mengkondisikan kelas untuk
persiapan pembelajaran
c. Apersepsi dengan mengadakan tanya
jawab tentang materi yang lalu
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
.Kegiatan Inti
1.Eksplorasi
a. Guru menjelaskan materi tentang
gejala (peristiwa) alam yang terjadi
di Indonesia
b. Menunjuk salah satu siswa maju ke
depan kelas untuk mendeskripsikan
tentang gejala (peristiwa) alamos
c. Siswa menyebutkan macam-macam
gejala (peristiwa) alam yang terjadi
di Indonesia
15 menit
10 menit
45 menit
Ceramah, tanya
jawab.
Ceramah,tanya
jawab
Ceramah,tanya
jawab,diskusi,
Penugasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
3
2.Elaborasi
a. Siswa dibentuk kelompok tiap
kelompok terdiri dari 4 atau 5 anak
b. Setiap kelompok mengerjakan LKS
tentang gejala alam yang disediakan
oleh guru.
c. Guru membimbing jalannya diskusi
siswa.
3.Konfirmasi.
a. Masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya.
b. Guru memberi kesempatan kepada
siswa yang belum jelas untuk
bertanya.
c. Guru memberi pujian atau hadiah
kepada kelompok yang mendapat
nilai baik
Kegiatan Akhir.
a. Siswa mengerjakan evaluasi.
b. Membahas hasil evaluasi secara
klasikal
c. Tindak lanjut dengan memberi PR
padat siswa.
d. Salam penutup.
15 menit
Ceramah,tanya
jawab
I.Sumber Pelajaran.
1. Buku IPS Kelas VI Diknas Mulyadi dkk. Jakarta 2008.
2. Buku IPS Kelas VI terpadu penerbit Erlangga.
3. Buku IPS Kelas VI penerbit Tiga Serangkai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
J. Penilaian
1. Prosedur : pos tes.
2. Jenis. : tes tertulis.
3. Bentuk. : uraian.
4. Alat. : soal tes.
5. Intrumen. : terlampir.
Mengetahui.
Sepala Sekolah Peneliti
Sukinah A.Ma Pd. Sukarni
NIP: 19530327 197501 2 004 NIM: X7111535
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SD Negeri Guworejo 2
Mata Pelajaran. : I P S.
Kelas / Semester. : VI/2
Alokasi Waktu. : 2 X 35 menit.
Hari/Tanggal. : Jum’at, 2 Maret 2012
C. Standart Kompetensi.
2. Memahami gejala ( peristiwa ) alam yang terjadi di Indonesia dan
sekitarnya.
D. Kompetensi Dasar.
2.2. Mendiskripsikan gejala ( peristiwa ) alam yang terjadi di Indonesia
dan negara tetangga.
C Indikator.
a.Aspek Kognitif.
1. Menyebutkan macam – macam gejala ( peristiwa ) alam .
2. Mendiskripsikan akibat gejala (peristiwa) alam.
b. Aspek Afektif.
3. Menunjukkan gambar-gambar gejala (peristiwa) alam.
c. Aspek psikomotor.
4. Membuat kliping tentang gejala ( peristiwa ) alam.
D.Tujuan Pembelajaran
a. Kognitif.
1. Melalui ceramah dan tanya jawab siswa dapat menyebutkan
macam-macam gejala (peristiwa) alam.
2. Melalui penjelasan guru siswa dapat mendiskripsikan akibat gejala
(peristiwa) alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b. Afektif.
3. Melalui penugasan siswa dapat menunjukkan gambar-gambar
gejala (peristiwa) alam .
c.Psikomotor.
4.Melalui penugasan siswa dapat membuat kliping tentang bermacam
– macam gejala ( peristiwa alam.
E . Materi Pembelajaran
Gejala ( peristiwa ) alam.
F. Pendekatan /Metode.
Model Pembelajaran. : Kooperatif tipe STAD.
Metode Pembelajaran.: Ceramah, tanya jawab, diskusi,
penugasan.
G. Media /alat peraga : Macam-macam gambar gejala alam.
H. Kegiatan Pembelajaran.
No Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
1
2
Kegiatan Awal
a. Salam pembuka diteruskan berdoa
bersama
b. Guru mengkondisikan kelas untuk
persiapan pembelajaran presensi.
c. Apersepsi: menanyakan materi
pelajaran yang telah dipelajari.
d. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
1 .Eksplorasi
a. Siswa menyimak penjelasan guru
tentang gambar gejala (peristiwa)
alam
b. Siswa dengan bimbingan guru
10 menit
45 menit
Ceramah
Tanya jawab
Ceramah,
tanya
jawab,diskusi,
penugasan