Post on 16-Jun-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN METODE KERJAKELOMPOK UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VI SDN I Kunden Karanganom, Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011)
SKRIPSI
Oleh :
SRI JUMINAH
NIM : X1808099
PROGRAM PJJ S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN METODE KERJAKELOMPOK UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA (Penelitian
Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VI SDN I Kunden Karanganom, Klaten
Tahun Ajaran 2010/2011)
Oleh :
SRI JUMINAH
NIM : X1808099
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapat Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Sri Juminah. PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VI SDN 1 Kunden Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebels Maret Surakarta, Juni 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VI SDN 1 Kunden Karanganom, Klaten Tahun 2010/2011 dengan penerapan metode kerja kelompok.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas VI SDN 1 Kunden Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011, sebanyak 31 siswa. Teknik pengumpulan data tentang aktifitas siswa selama proses pembelajaran digunakan observasi, tes, dan analisis dokumen. Sedangkan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar matematika digunakan tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif yaitu data, paparan data, dan penyimpulan.
Dari hasil penelitian membuktikan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada penguasaan materi operasi hitung pecahan, pada siswa kelas VI SDN 1 Kunden Karanganom Klaten pada Tahun Ajaran 2010/2011, ditunjukkan pada perbandingan hasil tes pra tindakan, tes akhir siklus I, dan siklus II. Nilai rata-rata pada pra tindakan 62,90 dengan tingkat ketuntasan 45,16 % dan pada tes akhir siklus I ada peningkatan dengan rata-rata 68,39 dan pada siklus II rata-ratanya 64,52. Tingkat ketuntasan pada siswa pada tes akhir siklus I 64,52 % meningkat menjadi 93,55 % pada siklus II. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 45 %.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar matematika pada siswa kelas VI SDN 1 Kunden Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011.
Kata Kunci : Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTO
”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (Q.S Al
Insyirah 6-8)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang ia kerjakan....”(QS. Al Baqarah, 286)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini yang berjudul “Penerapan
Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika
Siswa Kelas VI SDN 1 Kunden Karanganom Klaten Tahun Pelajaran
2010/2011”. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW karena berkat perjuangan beliau kita dapat merasakan indahnya
ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis telah
mendapat banyak bimbingan dan bantuan dari berbaga pihak, maka dalam
kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, Dekan PJJ PGSD FKIP UNS
Surakarta
2. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, Ketua Program PJJ PGSD FKIP UNS Surakarta
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan, dan
arahan.
3. Dr. Riyadi, M.Si, Dosen Pengampu Mata Kuliah Penelitian Tindakan Kelas
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan masukan, bimbingan, dan arahan.
4. Dra. Hj. Lies Lestari, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu untuk memberikan koreksi, arahan, bantuan, bimbingan,
dan motivasi dengan penuh kesabaran.
5. Dosen PJJ S1 PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan motivasi, kritik, dan saran.
6. Suwarti, Kepala Sekolah SDN 1 Kunden yang telah memberikan ijin,
bimbingan, kritik, dan saran pada peneliti.
7. Bapak dan ibu guru SDN 1 Kunden yang telah memberikan dukungan, kritik,
saran, serta bantuan kepada peneliti.
8. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat
penulis panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan
menjadikan amal ibadah yang mulia. Selanjutnya sebagai manusia biasa penulis
tidak lepas dari segal kesalahan, kekhilafan, dan kekurangan untuk itu penulis
mohon maaf yang setulus-tulusnya. Namun masih ada kesalahan dan kekurangan
dalam penulis menyusun skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
yang membangun akan sangat membantu penulis dalam penyempurnaan skripsi
ini.
Klaten, Juni 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iii
ABSTRAK.................................................................................................. iv
MOTO.......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................. vi
DAFTAR ISI...............................................................................................viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................x
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6
D. Manfaat penelitian.......................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Metode....................................................................... 8
2. Pengertian Motivasi................................................................. 14
3. Pengertian Belajar....................................................................17
4. Pengertian Matematika............................................................ 17
B. Kerangka Berfikir.......................................................................... 19
C. Hipotesis Tindakan......................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 21
B. Subyek Penelitian............................................................................21
C. Teknik Pengumpulan Data..............................................................21
D. Validitas Data..................................................................................22
E. Teknik Analisis Data.......................................................................22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
F. Indikator.......................................................................................... 23
G. Prosedur Penelitian......................................................................... 23
BAB IV PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Pra Tindakan................................................... 26
2. Deskripsi Siklus I.....................................................................28
3. Deskripsi Siklus II................................................................... 32
B. Pembahasan................................................................................... 37
C. Hasil Penelitian.............................................................................. 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan........................................................................................ 39
B. Implikasi........................................................................................ 39
C. Saran.............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 41
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Ketuntasan Belajar Siswa dari Hasil Tes Pra Tindakan................26
Tabel 4.2 Hasil Tes Tindakan................................................................................27
Tabel 4.3 Data Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus I.................................29
Tabel 4.4 Hasil Tes Akhir Siklus I.........................................................................30
Tabel 4.5 Perbandingan Ketuntasan Tes Pra Tindakan dan Akhir Siklus I...........31
Tabel 4.6 Data ketuntasan Siklus II.......................................................................34
Tabel 4.7 Hasil Tes Akhir Siklus II.......................................................................34
Tabel 4.8 Perbandingan Tingkat Ketuntasan Tes Siklus I dan Siklus II................36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir...................................................................19
Gambar 3.1 Gambar Siklus I dan Siklus II............................................................25
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa dari Hasil tes Pra Tindakan.......26
Gambar 4.2 Grafik hasil Tes Tindakan..................................................................27
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus I......................29
Gambar 4.4 Grafik Data Hasil Tes Akhir Siklus I.................................................30
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Tes Pra Tindakan dan Tes Akhir Siklus I........32
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus II.....................34
Gambar 4.7 Grafik Data Hasil Tes Akhir Siklus II................................................35
Gamabar 4.8 Grafik Perbandingan Hasil Tes Siklus I dan Siklus II......................36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal PTK........................................................................ 42
Lampiran 2. Lembar Observasi............................................................. 43
Lampiran 3. Daftar Nilai.....................................................................44
Lampiran 4. RPP Siklus I....................................................................45
Lampiran 5. RPP Siklus II...................................................................52
Lampiran 6. Lembar Soal Siklus I........................................................59
Lampiran 7. Lembar Soal Siklus II.......................................................65
Lampiran 8. Pendapat Siswa................................................................68
Lampiran 9. Curriculum Vitae Peneliti................................................69
Lampiran 10. Personalia Peneliti.........................................................70
Foto Kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang
bertanggungjawab atas pendidikan siswa. Salah satu komponen sentral
sekolah adalah guru.Guru mempunyai tugas diantaranya mendidik dan
mengajar siswa Guru dalam tugas mendidik dan mengajar kepada siswa harus
mengacu kepada tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional
menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab. Tujuan pendidikan tersebut perlu dijabarkan lebih
khusus pada tiap lembaga yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan
tertentu. Sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan dasar. Pendidikan
dasar merupakan pendidikan yang lamanya sembilan (9) tahun yang
diselenggarakan selama enam (6) tahun di SD dan (3) tahun di SLTP, atau
satuan pendidikan yang sederajat.
Menurut UU RI No.2 Tahun 1989 Tentang Sisdiknas Pendidikan
Dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta
didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. (Depdikbud, 1994:54).
Sedangkan pendidikan dasar yang diselenggarakan di SD bertujuan
memberikan bekal kemampuan dasar “baca,tulis,hitung” pengetahuan dan
ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa dengan tingkat perkembangan
serta mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan di SLTP (Depdikbud,
1999:16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang
dikembangkan di SD, yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
untuk berkomunikasi dengan menggunakan bilangan-bilangan dan simbol-
simbol, serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih khusus
tujuan mata pelajaran matematika di SD sebagaimana dalam Depdikbud
(1994:3) yaitu:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan berhitung
(menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui
kegiatan matematika.
3. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar
lebih lanjut di SLTP.
4. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif, dan disiplin.
Mata pelajaran matematika adalah salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit (momok) bagi sebagian siswa SD. Sehingga sebagian besar
siswa SD enggan, malas, dan sungkan untuk belajar matematika. Menurut
Lerner dalam Abdurrahman (2003:299) ada beberapa karakteristik anak
berkesulitan belajar matematika yaitu:Adanya gangguan dalam hubungan
keruangan; Abnormalitas persepsi visual; Asosiasi visual motor;perseverasi;
Kesulitan mengenal dan memahami simbol; Gangguan penghayatan tubuh;
kesulitan dalam bahasa dan performance IQ jauh lebih rendah dari pada skor
verba IQ.
Selain beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika
tersebut, matematika dianggap sulit oleh anak mungkin karena metode
pembelajaran yang monoton (metode ceramah dan tugas), kurang adanya
media pembelajaran, penyampaian yang kurang menarik, dan kurang
pemahamannya tentang konsep matematika. Sehingga menyebabkan hasil
belajar siswa pada ulangan harian, rata-rata semester serta ulangan Ujian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Akhir Nasional rata-rata nilai yang dicapai terendah adalah nilai mata
pelajaran matematika dibandingkan mata pelajaran yang lain. Hal ini terbukti
dari hasil belajar di bawah KKM, yakni dari jumlah murid 31 siswa nilai
yang diperoleh sebagai berikut : perolehan nilai tidak tuntas 17 siswa
(54,84%) dan tuntas 14 siswa (45,16%). Kondisi inilah yang menyebabkan
peneliti ingin memperbaiki pembelajaran matematika dengan metode kerja
kelompok, sehingga dapat meningkatkan motivasi hasil belajar siswa
khususnya mata pelajaran matematika.
Metode kerja kelompok adalah metode mengajar yang
mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu
kesatuan dimana mereka saling berinteraksi, saling membantu,, menerima
aturan bersama, kerja bersama sehingga memperoleh hasil kerja kelompok
yang layak dan mmperoleh perubahan tingkah laku yang positif serta
berkembangnya hubungan sosial. Penerapan metode kerja kelompok
menuntut guru untuk dapat mengelompokkan peserta didik secara arif dan
proporsional. Pengelompokkan peserta didik dalam satu kelompok dapat
didasarkan pada : Fasilitas yang tersedia,perbedaan individual dalam minat
belajar dan kemampuan belajar,jenis pekerjaan yang diberikan, wilayah
tempat tinggal peserta didik, jenis kelamin, memperbesar partisipasi peserta
didik dalam kelompok, berdasarkan pada lotre atau random.
Selanjutnya, pambagian kelompok sebaiknya heterogen baik dari
segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin agar terjadi dimana kegiatan
belajar yang lebih baik dan kelompok tidak terkesan berat sebelah yaitu ada
kelompok yang kuat dan ada kelompok yang lemah. Model pembelajaran
kerja kelompok adalah model pembelajaran yang dilakukan secara kelompok
yang heterogen, dengan bekerjasama yang aktif diantara anggota untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.
Ada banyak nilai pembelajaran kerja kelompok diantaranya adalah
meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, memungkinkan para
siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial,
dan pandangan-pandangan, memudahkan siswa melakukan penyesuaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sosial, memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois,
membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memulihkan hubungan
saling membutuhkan dapat dianjurkan dan dipraktekkan, meningkatkan rasa
saling percaya kepada sesama manusia, meningkatkan kemampuan
memandang masalah, dan situasi dari berbagai perspektif, meningkatkan
kesetiaan. Dengan penerapan metode kerja kelompok diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa terutama mata pelajaran matematika.
Menurut H. Hadari Mawawi mendefinisikan motivasi sebagai
suatu keadaan yang mendorong atau menjadikan sebab seseorang melakukan
sesuatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar. Motivasi
pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan individu,
termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Menurut Hamzah B. Uno
motivasi memiliki beberapa peranan penting yaitu :
1. Peranan motivasi dalam menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat
berperan dalam penguatan belajar apabila seseorang anak yang belajar
dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan hanya
dapat dipecahkan berkat bantuan hal–hal yang pernah dilalui.
2. Peranan motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya
dengan kebermaknaan belajar. Anak akan tertarik belajar sesuatu jika
yang dipelajari sedikitnya sudah dapat diketahui dan dinikmati
manfaatnya bagi anak.
3. Motivasi menentukan ketekunan. Seorang anak yang telah termotivasi
untuk belajar sesuatu, akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan
tekun, dengan harapan memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu
tampak bahwa motivasi belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
Sebaliknya apabila seseorang kurang/tidak memiliki motivasi untuk
belajar, maka dia tidak tahan belajar. Dia mudah tergoda mengerjakan hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh dalam
ketahanan dan ketekunan belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa peranan
motivasi belajar adalah untuk menentukan penguatan belajar, membesarkan
semangat belajar, menentukan ketekunan siswa, dan memperjelas tujuan
belajar yang erat hubungannya dengan kebermaknaan belajar. Melihat dan
memperhatikan hasil yang dicapai mata pelajaran matematika rendah, maka
peneliti akan berusaha meningkatkan motivasi belajar siswa dengan
menggunakan metode kerja kelompok.dalam mata pelajaran matematika
tentang operasi bilangan pecahan. Dengan harapan dengan metode kerja
kelompok akan menciptakan kerjasama antara anak yang satu dengan yang
lainnya dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam mengerjakan
mata pelajaran matematika. Dengan metode kerja kelompok diharapkan anak
yang tidak mampu dan malu bertanya akan termotivasi dan mulai senang
belajar matematika.
Dengan latar belakang tersebut di atas dan fakta-fakta yang ada di
SDN 1 Kunden maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Metode Kerja Kelompok untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Matematika (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VI SDN 1
Kunden Karanganom, Klaten Tahun Ajaran 2010/2011)”.
B. Perumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah dan fakta-fakta yang ada di SD N
1 Kunden maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah dengan metode kerja kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar
matematika siswa kelas VI SD N 1 Kunden, Kecamatan Karanganom,
Kabupaten Klaten Tahun 2010/2011?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan metode kerja
kelompok pada siswa kelas VI SD N 1 Kunden, Kecamatan Karanganom
Tahun 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VI SD N 1 Kunden,
Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten Tahun 2010/2011 dengan
penerapan metode kerja kelompok.
2. Membahas kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan metode kerja
kelompok pada siswa kelas VI SDN 1 Kunden, Kecamatan Karanganom
Tahun 2010/2011
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran kepada guru dalam proses
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika dan mata
pelajaran yang lain pada umumnya.
b. Memberikan arah kepada guru dalam proses pembelajaran yang
memperhatikan perbedaan siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
1) Dapat meningkatkan motivasi belajar matematika
2) Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Manfaat bagi guru :
1) Dapat memberikan proses belajar yang bermakna bagi siswa dengan
menggunakan metode kerja kelompok dalam pembelajaran
Matematika.
2) Dapat meningkatkan profesionalisme guru dan untuk berbagi
pengalaman dengan guru lain.
c. Manfaat bagi sekolah :
1) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika di SD Negeri 1 Kunden, Karanganom, Klaten.
2) Untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran
Matematika di kelas VI SDN 1 Kunden tahun 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Metode
Menurut Sagala (2003, 2-5) metode adalah cara yang digunakan
oleh guru atau siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data,
dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu
strategi. T. Raka Joni (1993, 2-5) mengartikan metode sebagai cara kerja
yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1980, 2-5) metode mengandung
arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara
kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan. Dengan demikian metode dapat
diartikan cara atau jalan menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan.
a. Pengertian Metode Kerja Kelompok
Sagala (2006, 7-2) mengatakan bahwa metode kerja kelompok
adalah cara pembelajaran dimana siswa dalam kelas dibagi dalam
beberapa kelompok, dimana setiap kelompok dipandang sebagai satu
kesatuan tersendiri untuk mempelajari materi pelajaran yang telah
ditetapkan untuk diselesaikan secara bersama-sama.
Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
belajar-mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai
suatu kelompok atau dibagi atas kelompok-kelompok kecil untuk
mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu (http://delsajoesafira.
Blogspot.com/2010/05/metode-kerja-kelompok.html).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok
mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang
sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas
kelompok-kelompok kecil (sub-sub kelompok)
(http://amierkamboja88.Wordpress.com/2010/04/23/metodekerjak
elompok/).
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode
kerja kelompok adalah cara pembelajaran dimana kelas dibentuk
dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas yang sama secara
bersama-sama.
Metode kerja kelompok yang digunakan dalam suatu strategi
pembelajaran bertujuan untuk memecahkan masalah pembelajaran
melalui proses kelompok dan mengembangkan kemampuan
bekerjasama di dalam kelompok.
Guru menggunakan metode kerja kelompok dalam
pembelajaran karena kerja kelompok dapat mengembangkan perilaku
gotong royong dan demokratis. Kerja kelompok dapat memacu siswa
aktif. Kerja kelompok tidak membosankan siswa melakukan kegiatan
belajar di luar kelas bahkan di luar sekolah yang bervariasi, seperti
observasi, wawancara, mencari buku di perpustakaan umum dan
sebagainya.
Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode kerja
kelompok adalah
1) Kegiatan Persiapan
a) Merumuskan pembelajaran yang akan dicapai.
b) Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi
tersebut ke dalam tugas-tugas pokok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c) Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran
kegiatan kerja kelompok.
d) Menyusun peraturan pembentukan kelmpok, cara kerja, saat
memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
2) Kegiatan Pelaksanaan
a) Kegiatan Membuka Pelajaran.
i. Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi
pelajaran sebelumnya.
ii. Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada
kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
iii. Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan
yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
b) Kegiatan Inti pelajaran
i. Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan
dipelajari.
ii. Membentuk kelompok.
iii. Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua
kelompok atau langsung kepada semua kelompok.
iv. Mengemukakan peraturan dan tata tertib saat memulai dan
mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
v. Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator
selama siswa melakukan kerja kelompok.
vi. Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok,
pemberian balikan dari kelompok lain atau guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
c) Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
i. Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji
melalui kerja kelompok.
ii. Melakukan evaluasi hasil dan proses.
iii. Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang
materi yang belum dikuasai siswa maupun memberi tugas
pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi tersebut.
Kekuatan metode kerja kelompok adalah membiasakan
siswa untuk bekerja sama, bermusyawarah, dan bertanggungjawab.
Menimbulkan kompetisi yang sehat antar kelompok, sehingga
membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh. Guru
dipermudah tugasnya karena tugas kerja kelompok cukup disampaikan
kepada para ketua kelompok. Ketua kelompok dilatih menjadi
pemimpin yang bertanggung jawab, dan anggotanya dibiasakan patuh
pada aturan yang ada.
Kelemahan metode kerja kelompok adalah sulit membentuk
kelompok yang homogen baik segi minat, bakat, prestasi, maupun
intelegensi. Pemimpin kelompok sering sukar untuk memberikan
pengertian kepada anggota, menjelaskan, dan pembagian kerja.
Anggota kadang-kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan
pemimpin kelompok. Dalam menyelesaikan tugas, sering menyimpang
dari rencana karena kurang control dari pemimpin kelompok atau guru.
Sulit membuat tugas yang sama sulit dan luasnya terutama bagi kerja
kelompok yang komplementer.
b. Metode Belajar Matematika
Di dalam mempelajari matematika ada beberapa cara atau
metode seperti tercantum dalam buku Metodik Khusus Pengajaran
Matematika di Sekolah Dasar (Depdikbud, 1994:4).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1) Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang
dilakukan oleh guru dengan lisan kepada siswa atau dilakukan
dengan menggunakan alat bantu serta gambar-gambar.
2) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyampaian suatu
pelajaran melalui interaksi dua arah dari guru kepada siswa atau
dari siswa kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi
melalui jawaban lisan guru atau siswa. Dalam metode tanya jawab
guru dan siswa sama-sama aktif. Siswa dituntut untuk aktif agar
mereka tidak tergantung kepada keaktifan guru. Rasa ingin tahu
anak usia SD harus ditumbuh-suburkan agar ia menjadi manusia
yang kreatif. Untuk itu guru harus menguasai ketrampilan bertanya
dan juga harus mempunyai semangat yang tinggi didalam
menciptakan situasi yang kondusif bagi terlaksananya tanya jawab
yang mendidik.
3) Metode Pemberian Tugas.
Metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan
pelajaran dengan cara memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar, dan kemudian hasil pelaksanaan tugas
itu dilaporkan kepada guru. Tujuan penggunaan metode pemberian
tugas adalah untuk memperdalam bahan ajar yang ada, untuk
mengecek penguasaan siswa terhadap bahan yang telah dipelajari
untuk membuat siswa aktif belajar, baik secara individu maupun
kelompok. Alasan penggunaan metode pemberian tugas adalah
karena dengan metode tersebut siswa diaktifkan baik secara mental
maupun fisik dalam menguasai materi pelajaran, siswa akan lebih
mudah menguasai materi pelajaran dan siswa diperluas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pengetahuannya tentang materi pelajaran tersebut, siswa dibiasakan
tidak cepat puas dengan apa yang dipelajari dari materi ajar yang
telah ada sehingga dapat dikembangkan sikap ingin tahu dan harus
ilmu pegetahuan, dan siswa akan termotivasi belajar dan dilatih
problem solving.
4) Metode Diskusi.
Metode diskusi adalah siasat untuk menyampaikan bahan
pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan
dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang
bersifat problematik.
5) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik
dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam
topik bahasan yang harus didemonstrasikan. Metode demonstrasi
biasanya berkenaan dengan tindakan–tindakan atau prosedur yang
dilakukan, misalnya : proses mengerjakan sesuatu, proses
menggunakan sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara
lain, atau untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.
Metode demonstrasi digunakan dengan tujuan mengajarkan suatu
proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh siswa,
mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa,
mengembangkan kemampuan pengamatan kepada para siswa
secara bersama-sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
6) Metode Karya Wisata
Metode karya wisata adalah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan membawa siswa langsung kepada objek yang
akan dipelajari di luar kelas. Dengan metode ini siswa memperoleh
pengalaman langsung, mengumpulkan bahan-bahan pelajaran,
memotivasi untuk belajar, dan membuktikan kebenaran pengertian
yang diperoleh dalam kelas.
2. Pengertian Motivasi
Menurut Gray (http://annesdecha.blogspot.com/2010/03/pengertian
-motivasi.html) pengertian motivasi sebagai sejumlah proses, yang bersifat
internal atau eksternal, dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan-
kegiatan tersebut. T. Hani Handoko (http://annesdecha.blogspot.com
/2010/03/pengertian-motivasi.html) motivasi adalah keadaan pribadi
seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan
tertentu guna mencapai tujuan. Sedangkan H. Hadari Mawawi
(http://annesdecha.blogspot.com/2010/03/pengertianmotivasi.html)
mendefinisikan motivasi sebagai suatu keadaan yang mendorong atau
menjadikan sebab seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan
yang berlangsung secara sadar. Soemanto (http://annesdecha.blogspot.com
/2010/03/pengertianmotivasi.html) mendefinisikan motivasi sebagai suatu
perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi
pencapaian tujuan. Motivasi belajar siswa dapat dianalogikan sebagai
bahan bakar untuk menggerakan mesin, motivasi belajar yang memadai
akan mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas,
tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap
keefektifan usaha belajar anak.
Mc. Donald, sebagaimana dikutip Martinis Yamin (2007:217)
motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya feeling dan didahului adanya tanggapan. Dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pengertian ini mengandung tiga (3) macam elemen penting yaitu bahwa
memotivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap diri
individi, motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling afektif
seseorang, dan motivasi dirangsang karena tujuan. Setiap perbuatan
belajar didorong oleh suatu motivasi. Menurut sifatnya motivasi ada 2
yaitu : motivasi yang bersifat intrinsik dan motivasi yang bersifat
ekstrinsik. Motivasi yang bersifat instrinsik adalah motivasi yang
terbentuk karena orang tersebut senang melakukannya. Motivasi ini
merupakan kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan
penghayatan sesuatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Keinginan ini diwujudkan dalam upaya
kesungguhan seseorang untuk mendapatkannya. Motivasi yang bersifat
ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di luar
perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu karena adanya hadiah
dan menghindari hukuman. Motivasi ini merupakan kegiatan belajar yang
tumbuh dari dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak
berhubungan dengan kegiatan belajarnya sendiri. Winkel dalam Martinis
Yamin (2007:227) beberapa bentuk motivasi ekstrinsik diantaranya adalah
: belajar demi memenuhi kewajiban, belajar demi menghindari hukuman,
belajar demi memperoleh hadiah, belajar demi meningkatkan gengsi,
belajar demi memperoleh pujian, dan belajar demi persyaratan kenaikan
pangkat. Dimyti dan Mujiyono (2002:37) sifat motivasi yaitu motivasi
bersifat internal dan motivasi yang bersifat eksternal. Motivasi yang
bersifat internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang.
Namun pada siswa motivasi internal itu sangat kecil. Motivasi yang
bsersifat eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang,
contohnya guru, orang tua, teman, buku, dan lain sebagainya. Berdasarkan
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi dibedakan atas dua jenis
yaitu:
a. Motivasi internal adalah motivasi yang terdorong dari dalam diri
seseorang. Motivasi belajar yang terdorong dari dalam diri seseorang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dalam belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu
kebutuhan dan dorongan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.
b. Motivasi belajar eksternal adalah motivasi yang terdorong dari luar
diri seseorang dalam belajar timbul dari dorongan dan kebutuhan
seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan kegiatan
belajarnya sendiri.
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar.
Motivasi memiliki beberapa peranan penting yaitu peranan motivasi dalam
menentukan penguatan belajar. Motivasi dapat berperan dalam penguatan
belajar apabila seseorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu
masalah yang memerlukan pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat
bantuan hal–hal yang pernah dilalui. Peranan motivasi dalam memperjelas
tujuan belajar erat kaitannya dengan kebermaknaan belajar. Anak akan
tertarik belajar sesuatu jika yang dipelajari sedikitnya sudah dapat
diketahui dan dinikmati manfaatnya bagi anak. Motivasi menentukan
ketekunan. Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu,
akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu tampak bahwa motivasi belajar
menyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya apabila seseorang
kurang/tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak tahan
belajar. Dia mudah tergoda mengerjakan hal lain dan bukan belajar. Itu
berarti motivasi sangat berpengaruh dalam ketahanan dan ketekunan
belajar.
Dimiyati dan Mulyono (2002:85) penanaman motivasi belajar
adalah menyatakan kedudukan pada awal, proses, dan hasil belajar.
Mengimformasikan tentang kekuatan usaha belajar yang dibandingkan
dengan teman sebaya, sebagai ilustrasi jika terbukti usaha belajar
seseorang kurang memadai. Membesarkan semangat belajar sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
ilustrasi, dibiayai orang tua, etelah ia ketahui bahwa dirinya telah
menghabiskan dana untuk belajar. Menyadarkan tentang adanya
perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
3. Pengertian Belajar.
Belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan tingkah laku keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut
Winkel (http: techonly13. com. 2009/07/04. Pengertian Hasil Belajar …..
dipetik 7 Januari 2011) belajar sebagai suatu proses kegiatan mental pada
diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif individu dengan
lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif
menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Edward Walter, belajar adalah perubahan atau tingkah laku
akibat pengalaman dan latihan. Clifford T. Morgan, belajar merupakan
perubahan tingkah laku karena hasil pengalaman, sehingga memungkinkan
seseorang menghadapi situasi selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda.
Woodword, belajar merupakan perubahan yang relatif permanen akibat
interaksi lingkungan. Crow & Crow, belajar adalah perubahan dalam diri
individu karena kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Pakar-pakar yang lain,
belajar merupakan proses memiliki pengetahuan, dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dari pengertian belajar
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan
individu yang mengakibatkan perubahan individu pada penguasaan
koknitif, afektif, dan psikomotorik.
4. Pengertian matematika
D. Jauazak Ahmad (1994:13) mengatakan bahwa matematika
adalah salah satu ilmu dasar dalam kehidupan sehari-hari yang berguna
untuk memahami dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
dewasa ini. Pendapat matematika menurut James and James dalam kamus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
matematikanya (1976) Ruseffendi (1992:27) menyatakan bahwa
“Matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan,
besaran, dan konsep-konsep yang saling berhungan satu sama lainnya
dengan jumlah yang banyaknya terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar,
analis, dan geometri”. Menurut Johnson dan Myklobust di dalam Mulyono
Abdurrahman (1999:252) mengatakan bahwa matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekpresikan hubungan-
hubungan kuantitatif dan ruang, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk
memudahkan berfikir. Menurut Lerner sebagaimana yang dikutip
Abdurrahman (1999:252) mengatakan bahwa “Matematika disamping
sebagai simbolik juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan
manusia memikirkan, mencatat, dan mengkombinasikan ide mengenai
elemen kuantitas”. Mulyono Abdurrahman (1999:252) menyatakan bahwa
matematika adalah suatu cara yang menggunakan pengetahuan tentang
bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitungm, dan
yang paling penting adalah pemikiran dalam diri manusia itu dalam
melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Kesimpulan matematika
adalah salah satu ilmu dasar yang berguna untuk memahami dasar-dasar
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memudahkan manusia berfikir dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Purwanto
(2003:12) Matematika merupakan pengetahuan deduktif artinya menerima
generalisasi yang didasarkan pembuktian secara deduktif dan tidak
menerima generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif). Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003 : 723) Matematika adalah ilmu
tentang bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan pemandu
operasional yang digunakan penyelesaian masalah mengenai bilangan.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah
ilmu tentang bilangan-bilangan hasil pemikiran manusia yang
berhubungan dengan ide dan penalaran yang didasarkan atas pembuktian
secara deduktif yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai
bilangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran masih bersifat konvensional, dimana pada saat
pembelajaran masih belum menerapkan pembelajaran yang inovatif, sehingga
siswa merasa bosan. Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan
tugas saja, sehingga siswa tidak tertarik, malu bertanya, kurang
memperhatikan, dan akhirnya hasil belajarnya rendah.
Dengan melihat keadaan tersebut di atas, dapat diambil tindakan
dengan mengubah gaya mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang
inovatif, agar anak tidak bosan, tertarik, dan termotivasi untuk belajar
matematika melalui 2 siklus dengan menerapkan metode kerja kelompok.
Diharapkan penerapan metode kerja kelompok dapat meningkatkan
motivasi belajar ,sehingga hasil belajarpun meningkat.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir
Kondisi Awal - Pembelajaran bersifat konfensional - Siswa malu bertanya - Hasil belajar siswa rendah
Pelaksanaan
Tindakan
Penerapan metode kerja kelompok
Siklus I
Siklus II
Kondisi Akhir Peningkatan motivasi belajar matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Hipotesis Tindakan
Dengan dilaksanakannya proses pembelajaran menggunakan metode
kerja kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar matematika kelas VI SDN 1
Kunden Tahun Ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan di kelas VI SD Negeri 1 Kunden, Kecamatan
Karanganom, Kabupaten Klaten. Tempat di SDN 1 Kunden karena peneliti
bertugas sebagai guru di SD tersebut, sehingga mempermudah penelitian,
sekaligus dapat bekerja menjalankan tugas dinas tanpa mengorbankan
waktu dan siswa sekolah ini.
2. Waktu pelaksanaan pada semester II tahun 2010/2011 selama 3 bulan,
dimulai bulan Januari sampai Maret 2011.
B. Subyek Penelitian
1. Subyek penelitian dilakukan terhadap siswa Kelas VI yang berjumlah 31
anak terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan siswa SD
Negeri 1 Kunden, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.
2. Penerapan metode kerja kelompok untuk meningkatkan motivasi belajar
matematika siswa kelas VI yang berjumlah 31 anak siswa SD Negeri 1
Kunden, Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis
sumber data yang dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah observasi langsung. Observasi
langsung adalah observasi yang dilakukan tanpa perantara terhadap objek
yang diteliti. Observasi dilakukan pada siswa kelas VI SDN I Kunden
Karanganom pada saat proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2. Tes
Tes dilaksanakan untuk mengukur kemampuan siswa sebelum
diadakan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan.
3. Dokumen
a. Daftar nilai kelas VI SDN I Kunden
b. Foto.
D. Validitas Data
Penelitian ini menggunakan trianggulasi data untuk menjamin dan
mengembangkan validitas data.
1. Trianggulasi data yaitu dengan membandingkan data yang diperoleh
sebelum penelitian tindakan kelas diadakan dengan data setelah
pelaksanaan penelitian tindakan kelas, sehingga dari data tersebut dapat
dilihat apakah ada perubahan dari sebelum dan setelah pelaksanaan
penelitian tindakan kelas.
2. Trianggulasi sumber yaitu dengan mengkroscekkan data yang diperoleh
dengan informasi dari siswa, guru lain, kepala sekolah ataupun pihak-
pihak lain yang berhubungan.
3. Trianggulasi metode yaitu dengan menggunakan metode tes, observasi,
dan wawancara sehingga didapatkan hasil yang seakurat dan sebanyak
mungkin mengenai penelitian tindakan kelas.
E. Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan teknik deskriptif yaitu membuat rata-rata
nilai, menghitung persentase, membuat grafik untuk mendeskripsikan data-
data, menarik kesimpulan dan untuk mengambil tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
F. Indikator
Peneliti menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran dengan
menetapkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) > 65, siswa yang tuntas >
75% dari jumlah siswa dalam satu kelas.
G. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus, tiap siklus terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Sirklus
dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui teknik observasi
2) Menganalisa data.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP pada lampiran
1 dan lampiran 2)
4) Membuat lembar observasi (lampiran 4).
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Pelaksanaan pembelajaranmatematika sesuai dengan rencana.
2) Siswa belajar matematika baik secara individu maupun kelompok
dengan bimbingan guru.
c. Tahap Observasi
1) Guru mengamati dan memonitoring siswa dalam belajar.
2) Guru memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
3) Pada saat pembelajaran,peneliti mengamati siswa belajar.
4) Menilai hasil belajar matemat
d. Tahap Refleksi
Pada saat refleksi ini peneliti mengadakan evaluasi dan evaluasi.
Berdasarkan hasil refleksi ini dapat diketahui kelemahan dan
kekurangan dalam kegiatan pembelajaran matematika.Sehingga dapat
digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnnya.
Bila hasil refleksi dan evaluasi pada siklus I belum menunjukan
adaanya peningkatan hasil belajar yng signifikan, perlu dilanjutkan dengan
siklus ke II yng meliputi : tahap perencananan, tahap pelaksanaan, tahap
observasi dan tahap refleksi.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Merevisi Menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terutama pada peran guru dalam kegiatan inti pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Guru marepkan Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode kerja kelompok yang telah direvisi.
2) Melaksanakan tes awal sebelum melaksanakan tindakan kedua
3) Siswa dengan bimbingan guru melaksanakan pembejaran dengan
metode kerja kelompok.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi pada siklus II hamper sama dengan siklus I,
supervisor mengobservasi kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d. Tahap Refleksi
Peneliti mengadakan evaluasi dan refleksi dari kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan observasi yang dikolaborasikan dengan
supervisor. Dalam siklus II ini diharapkan indicator keberhasilan peneliti
sudah tercapai.
Berdasarkan prosedur penelitian tersebut di atas penelitian akan
dilaksanakan dengan gambar seperti bagan di bawah ini
Gambar 3.1 Gambar Siklus I dan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Pra Tindakan
Penyampaian materi kompetensi dasar operasi pada berbagai
bentuk pecahan sebagian besar dilakukan secara klasikal. Hal ini
mengakibatkan tingkat penguasaan materi sangat rendah sehingga berakibat
pada hasil belajar yang juga rendah. Berdasarkan hasil tes pra tindakan
diperoleh hasil dari jumlah siswa 31 kelas VI terdapat 17 (54,84 %) siswa
yang belum tuntas dengan nilai standar ketuntasan 58 dan yang 14 (45,16%)
siswa sudah tuntas. Sebagian besar siswa belum mecapai ketuntasan belajar.
Data ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Data Ketuntasan Belajar Siswa dari Hasil Tes Pra Tindakan.
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase
1 Tuntas 14 45,16 %
2 Tidak Tuntas 17 54,84 %
Jumlah 31 100,00 %
Berdasarkan pada tabel di atas dapat di perjelas dengan diagram
ketuntasan belajar sebagai berikut
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Hasil tes Pra Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Adapun interval nilai yang diperoleh siswa adalah 3 orang siswa
memperoleh nilai antara 0-49, 16 orang memperoleh nilai antara 50-69, dan
12 siswa memperoleh nilai anatara 70-90. Hasil tes dapat disajikan dalam
Tabel 4.2 berikut ini
Tabel 4.2 Hasil Tes Tindakan
No Interval Frekuensi Presentase
1 0-49 3 9,68 %
2 50-69 16 51,61 %
3 70-90 12 38,71 %
Jumlah 31 100,00 %
Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas dapat digambarkan dalam
grafik batang sebagai berikut
Gambar 4.2 Grafik Hasil Tes Tindakan
Hasil tes tindakan tersebut di atas memberi gambaran bahwa pada
pengerjaan operasi hitung pecahan masih rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Diskripsi Sikulus I
a. Tahap Perencanaan
1) Merancang Skenario pembelajaran
2) Menyusun rencana pembelajaran
3) Membuat alat peraga
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan mengadakan dalam
pembelajaran yang dalam satu siklus ada 3x pertemuan (tatap muka) yang
masing–masing 3x35 menit, sesuai dengan skenario pada RPP. Langkah-
langkah pembelajaran pada pertemuan ke 1 adalah : a) kegiatan awal
meliputi: 1) mempersiapkan alat dan bahan, 2) melakukan yel –yel 3)
apersepsi mengingat tentang bilangan pecahan 4) menjelaskan tujuan b)
kegiatan inti meliputi : 1) membentuk kelompok 2) menjelaskan cara
menyederhanakan pecahan 3 ) pembagian tugas 4 ) mengerjakan tugas
dengan kerja kelompok 5) mepresentasikan hasil kerja kelompok 6)
menyimpulkan 7) mengerjakan soal latihan c) kegiatan akhir siswa dan
guru melakukan refleksi dan tindak lanjut.
Langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan ke 2 adalah : a)
kegiatan awal meliputi: 1) mempersiapkan alat dan bahan, 2) melakukan
apersepsi menanyakan cara menyederhanakan bilangan pecahan 4)
menjelaskan tujuan b) kegiatacn inti meliputi : 1) membentuk kelompok 2)
menjelaskan cara menyamakan penyebut dan mengurutkan pecahan 3)
pembagian tugas 4) mengerjakan tugas dengan kerja kelompok 5)
mepresentasikan hasil kerja kelompok 6) menyimpulkan 7) mengerjakan
soal latihan c) kegiatan akhir siswa dan guru melakukan refleksi dan
tindak lanjut.
Sedang langkah–langkah pembelajaran pada pertemuan ke-3
adalah : a) kegiatan awal meliputi : 1) mempersiapkan alat dan bahan, 2)
melakukan apersepsi menanyakan cara menyamakan penyebut dan
mengurutkan pecahan pecahan 4) menjelaskan tujuan b) kegiatan inti
meliputi : 1) membentuk kelompok 2) menjelaskan cara mengubah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pecahan biasa menjadi pecahan desimaldan sebaliknya 3) pembagian tugas
4) mengerjakan tugas dengan kerja kelompok 5) mepresentasikan hasil
kerja kelompok 6) menyimpulkan 7) mengerjakan soal latihan c) kegiatan
akhir siswa dan guru melakukan refleksi dan tindak lanjut.
c. Tahap Observasi
Hasil pembelajaran pada siklus I berupa hasil tes (kuantitatif) dan
non tes (kualitatif). Hasil tes dari soal sebanyak 5 soal dengan skor 1 soal
skor 2. Sedangkan hasil non tes didapat dari hasil pengamatan.
1) Hasil tes (Kuantitatif)
Hasil tes akhir siklus I menunjukkan bahwa dari 31 siswa kelas VI
terdapat 25 siswa yang telah mencapai ketuntasan dan 6 siswa yang belum
mencapai ketuntasan. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya
peningkatan hasil. Data ketuntasan belajar hasil tes akhir siklus I sebagai
berikut.
Tabel 4.3 Data Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus I
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase
1 Tuntas 20 64,52 %
2 Tidak Tuntas 11 35,48 %
Jumlah 31 100 %
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diperjelas dengan
diagram sebagai berikut
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Adapun interval nilai yang diperoleh siswa adalah 11 orang siswa
memperoleh nilai antara 40-59, 13 orang memperoleh nilai antara 60-79
dan 7 orang siswa memperoleh nilai anatara 80-99. Data perolehan nilai
tes akhir siklus I dapat disajikan dalam Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil Tes Akhir Siklus I
No Interval Frekuensi Presentase
1 40-59 11 35,48 %
2 60-79 13 41,94 %
3 80-99 7 22,58 %
Jumlah 31 100,00 %
Berdasarkan pada Tabel 4.4 di atas dapat digambarkan dengan
grafik batang sebagai berikut
Gambar 4.4 Grafik Data Hasil Tes Akhir Siklus I
2) Hasil Non Tes (Kualitatif)
Hasil observasi/pengamatan diperoleh saat proses belajar
mengajar berlangsung, yaitu
a) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran
b) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
c) Kerjasama siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
d) Siswa membawa buku
e) Keaktifan siswa dalam kerja kelompok
f) Aktifitas siswa dalam mengerjakan soal
Hasil observasi menunjukkan bahwa
a) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran termasuk kategori A
b) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru termasuk kategori B
c) Kerjasama siswa termasuk kategori B
d) Siswa membawa buku termasuk kategori B
e) Keaktifan siswa dalam kerja kelompok termasuk kategori B
f) Aktifitas siswa dalam mengerjakan soal termasuk kategori A termasuk
kategori B
3) Refleksi
Perbandingan antara hasil tes pra tindakan dengan tes siklus I
menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar. Dari hasil tersebut tingkat ketuntasan belajar siswa tes
akhir siklus I lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar
siswa pada tes pra tindakan. Perbandingan tersebut dapat disajikan pada
Tabel 4.5 sebagai berikut
Tabel 4.5 Perbandingan Tingkat Ketuntasan Tes Pra Tindakan dan Tes
Akhir Siklus I
No Ketuntasan Tes Pra Tindakan Tes Akhir Siklus I
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
1 Tuntas 14 45,16 % 20 64,52 %
2 Tidak Tuntas 17 54,84 % 11 35,48 %
Jumlah 31 100 % 31 100 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Selanjutnya dapat digambarkan dalam grafik berikut ini
Gambar 4.5 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes
Pra Tindakan dan Tes Akhir Siklus I
Mengingat pada hasil tes akhir siklus I masih 64,52 % dan belum
mencapai 75 % maka melanjutkan ke tindakan siklus II
3. Deskripsi Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Merancang Skenario pembelajaran
2) Menyusun rencana pembelajaran
3) Membuat alat peraga
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini dilakukan dengan mengadakan
pembelajaran yang dalam satu siklus ada 3x pertemuan (tatap muka)yang
masing–masing 3x 35 menit, sesuai dengan skenario pada RPP. Langkah–
langkah pembelajaran pada pertemuan ke 1 adalah : a) kegiatan awal
meliputi 1)mempersiapkan alat dan bahan, 2) melakukan yel –yel 3)
apersepsi mengingat tentang bilangan pecahan 4) menjelaskan tujuan b)
kegiatan inti meliputi : 1) membentuk kelompok 2) menjelaskan cara
menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan 3 ) pembagian tugas 4 )
mengerjakan tugas dengan kerja kelompok 5) mepresentasikan hasil kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
kelompok 6) menyimpulkan 7) mengerjakan soal latihan c) kegiatan akhir
siswa dan guru melakukan refleksi dan tindak lanjut.
Langkah–langkah pembelajaran pada pertemuan ke 2 adalah : a)
kegiatan awal meliputi: 1) mempersiapkan alat dan bahan, 2) melakukan
apersepsi menanyakan cara menentukan nilai pecahan dari suatu bilangan
4) menjelaskan tujuan b) kegiatan inti meliputi : 1) membentuk kelompok
2) menyelesaikan penjumlahan berbagai bentuk pecahan 3 ) pembagian
tugas 4 ) mengerjakan tugas dengan kerja kelompok 5) mepresentasikan
hasil kerja kelompok 6) menyimpulkan 7) mengerjakan soal latihan c)
kegiatan akhir siswa dan guru melakukan refleksi dan tindak lanjut.
Sedangkan langkah – langkah pembelajaran pada pertemuan ke 3
adalah : a) kegiatan awal meliputi: 1) mempersiapkan alat dan bahan, 2)
melakukan apersepsi menanyakan cara menyelesaikan penjumlahan
berbagai bentuk pecahan 3) menjelaskan tujuan b) kegiatacn inti meliputi:
1) membentuk kelompok 2) menjelaskan cara menyelesaikan
pengurangan berbagai bentuk pecahan 3) pembagian tugas 4) mengerjakan
tugas dengan kerja kelompok 5) mepresentasikan hasil kerja kelompok 6)
menyimpulkan 7) mengerjakan soal latihan c) kegiatan akhir siswa dan
guru melakukan refleksi dan tindak lanjut.
c. Tahap Observasi
Hasil pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes (kuantitatif) dan
non tes (kualitatif). Hasil tes dari soal sebanyak 5 soal dengan skor 1 soal
skor 2. Sedangkan hasil non tes didapat dari hasil pengamatan.
1) Hasil tes (Kuantitatif)
Hasil tes akhir siklus I menunjukkan bahwa dari 31 siswa kelas VI
terdapat 29 siswa yang telah mencapai ketuntasan dan 2 siswa yang belum
mencapai ketuntasan. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya
peningkatan hasil. Data ketuntasan belajar hasil tes akhir siklus II sebagai
berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 4.6 Data ketuntasan Siklus II
N
o
Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase
1 Tuntas 29 93,55 %
2 Tidak Tuntas 2 6,45 %
Jumlah 31 100 %
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diperjelas dengan
diagram sebagai berikut
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Belajar Hasil Tes Akhir Siklus II
Adapun interval nilai yang diperoleh siswa adalah 4 orang siswa
memperoleh nilai antara 40-59, 11 orang memperoleh nilai antara 60-79
dan 16 orang siswa memperoleh nilai anatara 80-99. Data perolehan nilai
tes akhir siklus II dapat disajikan dalam Tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Hasil Tes Akhir Siklus II
No Interval Frekuensi Presentase
1 40-59 4 12,90 %
2 60-79 11 35,48%
3 80-99 16 51,62 %
Jumlah 31 100,00 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Berdasarkan pada Tabel 4.7 dapat digambarkan dengan grafik
batang sebagai berikut
Gambar 4.7 Grafik Data Hasil Tes Akhir Siklus II
2) Hasil Non Tes (Kualitatif)
Hasil observasi/pengamatan diperoleh saat proses
belajar mengajar berlangsung, yaitu
a) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran
b) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
c) Kerjasama siswa
d) Siswa membawa buku
e) Keaktifan siswa dalam kerja kelompok
f) Aktifitas siswa dalam mengerjakan soal
Hasil observasi menunjukkan bahwa
a) Kesiapan siswa mengikuti pelajaran termasuk kategori A
b) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru termasuk kategori B
c) Kerjasama siswa termasuk kategori B
d) Siswa membawa buku termasuk kategori B
e) Keaktifan siswa dalam kerja kelompok termasuk kategori B
f) Aktifitas siswa dalam mengerjakan soal termasuk kategori A
termasuk kategori B
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) Refleksi
Perbandingan antara hasil tes pra tindakan dengan tes siklus
II menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang telah mencapai
ketuntasan belajar. Dari hasil tersebut tingkat ketuntasan belajar siswa
tes akhir siklus II lebih baik dibandingkan dengan tingkat
ketuntasanbelajar siswa pada tes akhir siklusI. Perbandingan tersebut
dapat disajikan pada Tabel 4.8 sebagai berikut
Tabel 4.8 Perbandingan Tingkat Ketuntasan Tes Siklus I dan Tes
Siklus II
No Ketuntasan Tes Akhir Siklus I Tes Akhir Siklus II
Jumlah Presentase Jumlah Presentase
1 Tuntas 20 64,52 % 29 93,55%
2 Tidak Tuntas 11 35,48 % 2 6,45%
Jumlah 31 100 % 31 100 %
Selanjutnya dapat digambarkan dalam grafik berikut ini
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Tes
Siklus I dan Tes Akhir Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pada siklus II telah mencapai ketuntasan belajar 93,55 berarti
ketuntasan belajar ≥ 75 maka pembelajaran dinyatakan tuntas
B. PEMBAHASAN
Kondisi awal (Pra Tindakan) pada siswa kelas VI SDN 1 Kunden,
Karanganom Tahun ajaran 2010/2011 menunjukkan bahwa 55,16 % siswa
membutuhkan bimbingan intensif dalam pemahaman apresiasi hitung
pecahan. Sedangkan 45,48 % siswa yang sudah baik pemahamannya.
Pembahasan materi pokok matematika sebagian besar pembelajarannya
dilakukan melalui ceramah dan pemberian tugas. Hal ini mengakibatkan
tingkat penguasaan materi matematika sangat rendah sehingga berakibat pada
hasil prestasi belajar yang kurang memuaskan.
Pada tindakan siklus I, kondisi sudah membaik. Hasil observasi
menunjukkan bahwa kesiapan siswa mengikuti pelajaran termasuk kategori
A, perhatian siswa terhadap penjelasan guru termasuk kategori B, kerjasama
siswa termasuk kategori B, siswa membawa buku termasuk kategori B,
keaktifan siswa dalam kerja kelompok termasuk kategori B, aktifitas siswa
dalam mengerjakan soal termasuk kategori A termasuk kategori B.
Hasil tes akhir siklus I semakin menguatkan preposisi bahwa
tindakan yang dilakukan mulai menunjukkan hasilnya. Nilai rata-rata siswa
adalah 68,39. Siswa tuntas pada tes akhir siklus I adalah 64,52 sedangkan
siswa yang belum tuntas ada 35,48 %.
Tingkat ketuntasan belajar siswa pada tes akhir siklus I
menunjukkan adanya peningkatan. Hasil tes akhir siklus I menunjukkan
bahwa siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar 20 siswa atau 64,52 %
dari jumlah siswa seluruhnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
dalam hal tingkat ketuntasan belajar dibandingkan pada tes pra tindakan.
Berdasarkan hasil refleksi dari tes akhir siklus I ternyata masih ditemukan
adanya beberapa kelemahan dalam proses pembelajaran. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya beberapa siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar yaitu
11 orang atau 35,48 %. Melalui hasil pengamatan diketahui bahwa tingkat
keaktifan siswa dalam pembelajaran masih cukup rendah. Untuk itu hal-hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
yang masih kurang perlu diperbaiki pada siklus II dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan tujuan khusus yang akan dicapai
2. Guru memberi motivasi
3. Keaktifan siswa dalam kelompok ditingkatkan
Hasil observasi pada pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa
kesiapan siswa mengikuti pelajaran termasuk kategori A, perhatian siswa
terhadap penjelasan guru termasuk kategori B, kerjasama siswa termasuk
kategori B, siswa membawa buku termasuk kategori B, keaktifan siswa dalam
kerja kelompok termasuk kategori B, aktifitas siswa dalam mengerjakan soal
termasuk kategori A termasuk kategori B.
Hasil tes siklus II mengalami peningkatan dari tes akhir siklus I.
Nilai rata-rata menjadi 76,48 jumlah ketuntasan belajar menjadi 93,55 % dari
20 siswa menjadi 29 siswa pada siklus II. Jumlah ini mengalami peningkatan
sebesar 45,00 %.
C. Hasil Penelitian
Berdasarkan temuan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa melalui
metode kerja kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar matematika
siswa kelas VI SDN 1 Kunden, Karanganom pada semester 2 Tahun
Pelajaran 2010/2011. Perbandingan hasil tes antar pra tindakan, tes akhir
siklus I, dan siklus II menunjukkan bahwa pemahaman dan penguasaan siswa
tentang operasi hitung pecahan pada siswa mengalami peningkatan. Nilai
rata-rata pada pra tindakan 62,90 dengan tingkat ketuntasan 45,16 % dan pada
tes akhir siklus I ada peningkatan dengan rata-rata 68,39 dan pada siklus II
rata-ratanya 64,52. Tingkat ketuntasan pada siswa pada tes akhir siklus I
64,52 % meningkat menjadi 93,55 % pada siklus II. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan sebesar 45 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan sebagai berikut :
1. Melalui metode kerja kelompok dalam pengerjaan operasi bilangan
pecahan, kegiatan pembelajaran matematika menjadi hidup, saling
memberi dan menerima dengan iklas, dapat menumbuhkan sikap kerja
sama dan saling membantu bagi siswa kelas VI SDN 1 Kunden
Karanganom, Klaten.
2. Melalui metode kerja kelompok dalam pengerjaan operasi bilangan
pecahan, kegiatan pembelajaran situasinya menyenangkan sehingga dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VI SDN 1
Kunden Karanganom, Klaten.
3. Melalui metode kerja kelompok dalam pengerjaan operasi bilangan
pecahan, dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa kelas VI
SDN 1 Kunden Karanganom sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
B. Implikasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi
belajar melalui metode kerja kelompok dalam pengerjaan operasi bilangan
pecahan. Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan implikasi teoritis
dan implikasi praktis hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah bahwa metode kerja
kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar matematika dan dapat
dimanfaatkan untuk mata pelajaran yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Hasil penelitian memperkuat teori yang menyatakan bahwa metode
kerja kelompok merupakan salah satu metode yang dapat memecahkan
masalah.
2. Implikasi praktis.
Penelitian telah membuktikan bahwa metode kerja kelompok dapat
meningkatkan motivasi belajar sehingga prestasi belajar juga meningkat.
Maka dari itu diharapkan kepada guru untuk menggunakan metode kerja
kelompok dalam mata pelajaran yang lain sehingga siswa dapat
memecahkan masalah yang mereka hadapi.Siswa mampu mengeluarkan
pendapatnya lewat kerja kelompok.
C. Saran
1. Penguasaan materi pelajaran dapat dicapai salah satunya melalui metode
kerja kelompok,maka dari itu disarankan kepada guru untuk menggunakan
metode tersebut dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode kerja kelompok secara tepat
dapat meningkatkan belajar siswa sehingga mempermudah pemahaman
materi pelajaran,untuk itu disarankan kepada:
a. Sekolah.
Menggunakan metode kerja kelompok dalam proses
pembelajaran yang relevan dalam rangka meningkatkan prestasi
belajar di sekolah.
b. Guru.
Diharapkan guru mau dan mampu dalam mengidentifikasi
masalah/kesulitan belajar matematika dan menggunakan metode
kerja kelompok dalam memecahkan masalah.
c. Siswa
Siswa dapat menyampaikan masalah–masalah yang mereka
hadapi dalam kerja kelompok.