Post on 04-Jun-2020
PEMIKIRAN KARTINI&
PERAN PEREMPUAN DI ERA MILENIAL
0leh:
Prof. Dr. Emy Susanti, MA
(Universitas Airlangga)
KUTIPAN-KUTIPAN PEMIKIRAN KARTINI
"Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau
dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup!
Kehidupan yang sebenarnya kejam."
"Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang
ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku
melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata Aku tiada dapat!
melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku mau!' membuat kita mudah
mendaki puncak gunung."
"Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah
diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek
moyangnya."
"Lebih banyak kita maklum, lebih kurang rasa dendam dalam hati kita.
Semakin adil pertimbangan kita dan semakin kokoh dasar rasa kasih
sayang. Tiada mendendam, itulah bahagia."
KUTIPAN-KUTIPAN PEMIKIRAN KARTINI
"Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu – satunya hal
yang benar – benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu
sendiri."
"Saat membicarakan org lain Anda boleh saja menambahkan
bumbu, tapi pastikan bumbu yg baik."
"Tidak ada sesuatu yang lebih menyenangkan, selain
menimbulkan senyum di wajah orang lain, terutama wajah yang
kita cintai.
"Jangan mengeluhkan hal-hal buruk yang datang dalam
hidupmu. Tuhan tak pernah memberikannya, kamulah yang
membiarkannya datang."
POKOK-POKOK PIKIRAN KARTINI
MEMERANGI KEBODOHAN
PEREMPUAN HARUS SEKOLAH –
BERPENDIDIKAN & MEMILIKI KETRAMPILAN
MEMERANGI KEMISKINAN
PEREMPUAN HARUS DAPAT BERKONTRIBUSI
SECARA SOSIAL & EKONOMI
MEMERANGI KETIDAKADILAN PADA PEREMPUAN
MENENTANG POLYGAMI – PERJODOHAN
PAKSAAN - PINGITAN
ERA MILLENIAL
KARAKTERISTIK:
Confident
high expectations
Achievement oriented
PEMIKIRAN KARTINI …….?
No. GenderDiploma
Program
Undergrad
uate
Program
Master
Program
Doctoral
ProgramProffesions Specialist
1. Male 347.106 2.451.761 143.487 13.912 20.956 5.767
2. Female 486.067 2.470.312 114.920 8.270 40.681 6.549
Jumlah 833.173 4.922.073 258.407 22.182 61.637 12.316
Number of Enrolled Students by Level of Program & Gender
Number of Graduates by Level of Program & Gender
No. GenderDiploma
Program
Bachelor
Program
Master
Program
Doctoral
ProgramProffesions Specialist
1. Male 63.529 273.492 29.901 1.706 8.961 1.041
2. Female 115.006 362.478 26.453 972 18.401 1.236
Jumlah 178.535 635.970 56.354 2.678 27.362 2.277
No.Types of
University
Male
(f/%)
Female
(f/%)(Male + Female)
1. Public41.371
(60.73)
26.751
(39.27)
68.122
(100.00)
2. Private81.331
(55.78)
64.467
(44.22)
145.798
(100.00)
Number of Lecturers by Gender
Number of Researcher in Indonesia
No
.Gender f (%)
1. Male 5.636 (58.45)
2. Female 4.006 (41.55)
Total 9.642 (100.00)
“Four pillars of education (learning to know, learning to
do, learning to be, and learning to live together)
should be interpreted in the context of upholding
equity and gender equality in the development of the
education system”
Equal access of women and men to be accepted as
students, lecturers, employees
Equal treatment in the process of education -
teaching, administration, and career development
Apply Gender-based curriculum
Adoption of justice and gender equality values by all
education stakeholders
GENDER MAINSTREAMING IN HIGHER EDUCATION
REALITAS DI ERA MILLENIAL
PEREMPUAN BERSEKOLAH – BERPENDIDIKAN (V)
PEREMPUAN BERKONTRIBUSI SECARA SOSIAL &
EKONOMI (V)
KETIDAKADILAN PADA PEREMPUAN –
KESETARAAN PERAN PEREMPUAN 7 LAKI-LAKI (?)
(POLYGAMI – PERJODOHAN PAKSAAN – KAWIN
ANAK)
emi fisip unair 0309
“ Saudara laki-laki saya boleh pulang sesuka
hati, tetapi saya hrs pulang sblm gelap.”
“ Saya tahu bahwa keluarga saya tidak
senang dengan kelahiran saya.
Mereka menginginkan bayi laki-laki.”
emi fisip unair 0309
“ Saya tidak punya hak atas harta ayah saya. Harta
suami saya juga bukan milik saya. Sebenarnya tdk
ada rumah yang bisa saya sebut rumah saya.”
“ Saya harus membantu ibu
mengerjakan pekerjaan rumah,
tapi saudara laki-laki saya tidak.”
DISKRIMINASI GENDER(Menurut Siklus Kehidupan)
THE NEW BORN GIRL (BARU LAHIR)
Kelahiran anak perempuan tidak/jarang dirayakan secara khusus bahkan
seringkali mendapat perlakuan yang tidak proporsional karena kelahirannya
tidak/kurang dikehendaki
THE GIRL INFANT (USIA S/D 1 th)
Anak perempuan mengalami kondisi buruk dalam hal gizi, imunisasi, tingkat
penderita sakit dan tingkat kematian serta tingkat kesehatan pada umumnya
THE YOUNG GIRL (USIA 1-5 th)
Rendahnya dorongan dan kesempatan pendidikan bagi anak perempuan,
rendahnya perhatian dalam pengasuhan anak perempuan dibandingkan
anak laki-laki
THE SCHOOL AGE GIRL USIA (6-11 th)
Besarnya tanggung jawab tugas domestik bagi anak perempuan, menjadi
pekerja keluarga, rendahnya prioritas pendidikan sehingga angka
’drop out’ tinggi dan tingkat pendidikan anak perempuan rendah
THE ADOLESCENT GIRL (12-18 th)
Pada tahap ini anak perempuan disiapkan untuk memasuki jenjang
perkawinan, sebaliknya anak laki-laki mengikuti pendidikan yang lebih tinggi
dan disiapkan melaksanakan peran-peran publik.
SEKS GENDER
Jakala
Penis
Sperma
Rahim VaginaSel TelurPaydara
Sponsor
HaidMengandungMelahirkanMenyusui
TIDAK DAPAT DIPERTUKARKAN
TIDAK DAPAT BERUBAH
SAMA
WAKTU / TEMPAT
BERBEDA
WAKTU / TEMPAT
DAPAT
BERUBAH
DAPAT DIPERTUKARKAN
Mandiri Agresif
Dominan Tegas
TergantungLemahPenurut
Emosional
PEREMPLAKI 2 LAKI 2 PEREMP
BIOLOGIS/KODRAT
SOSIAL/BUKAN KODRAT
Maskulin Feminin
Peran Publik Peran Domestik
15
Isu gender di bidang ekonomi, antara lain:
1. Rendahnya akses perempuan terhadap kredit usaha/modal kerja,
dan sumber daya ekonomi lainnya, karena sebagian besar
mensyaratkan adanya “agunan” Perlu peningkatan akses
perempuan terhadap kredit/modal kerja dan sumber daya ekonomi
terutama pada usaha-usaha kecil dan mikro.
2. Rendahnya keterampilan dalam berusaha di kalangan perempuan,
karena keterbatasan akses Pelatihan (produksi, pemasaran, dll)
perlu diperbanyak untuk perempuan, dalam rangka meningkatkan
produktivitas mereka, dan selanjutnya pendapatannya juga akan
meningkat.
3. Berbagai kegiatan pembangunan dengan sasaran seperti:
pengusaha kecil dan mikro, koperasi, petani, atau nelayan perlu
memberikan perhatian khusus bagi perempuan. Pelibatan
perempuan merupakan salah satu bentuk aksi afirmasi.
16
Isu gender di bidang ketenagakerjaan, antara lain:
1. Kualitas tenaga kerja yang masih rendah, terutama
tenaga kerja perempuan di sektor informal, sehingga
sangat rentan terhadap berbagai tindak kekerasan dan
diskriminasi Perlu ditingkatkan pendidikan dan
keterampilan tenaga kerja perempuan sehingga memiliki
“posisi tawar/bargaining position” yang lebih tinggi
2. Tidak adanya sistem perlindungan bagi tenaga kerja di
sektor informal (yang didominasi oleh perempuan,
terutama sebagai PRT) Perlu dikembangkan
sistem perlindungan sosial bagi pekerja informal,
terutama PRT (baik yang bekerja di DN maupun di LN).
3. Lemahnya akses perempuan terhadap informasi tenaga
kerja Perlu disusun strategi diseminasi informasi “pasar
tenaga kerja” yang responsif gender, yang dapat
membuka akses lebih banyak bagi perempuan terutama di
daerah perdesaan.
17
Isu gender di bidang hukum, antara lain:
1. Materi hukum: banyak peraturan perundangan yang bias gender
Perlu dilakukan revisi peraturan perundang-undangan yang
bias gender (berupa UU, dll)
2. Struktur hukum: banyak aparat penegak hukum yang belum
memiliki wawasan gender dan masih diskriminatif Perlu KIE
bagi aparat penegak hukum (jaksa, polisi dan aparat penegak
hukum lainnya)
3. Budaya hukum: akses perempuan terhadap hukum masih
rendah Kegiatan penyuluhan kesadaran hukum lebih
digiatkan sehingga dapat menjangkau lebih banyak perempuan.
18
Isu gender di bidang kesehatan, antara lain:
1. Tingginya angka kematian ibu (tertinggi diantara negara-negara
ASEAN), terutama di daerah perdesaan, daerah miskin perkotaan
dan KTI Perlu dilakukan penggalakan kembali berbagai bentuk
gerakan yang pernah ada (Gerakan Sayang Ibu, Rumah Sakit Sayang
Ibu, Ambulans Desa, dll), dan merevitalisasi peran Posyandu serta
penempatan bidan desa di seluruh desa sehingga mampu mendeteksi
ibu-ibu hamil resiko tinggi yang perlu penanganan khusus, serta
penguatan sistem rujukan puskesmas ke rumah sakit terdekat untuk
penanganan kelahiran dari bagi ibu-ibu hamil yang berisiko tinggi.
2. Rendahnya pemahaman suami, keluarga dan masyarakat tentang
kesehatan dan gizi bagi bayi, balita, anak, dan ibu hamil Perlu KIE
bagi suami, keluarga dan masyarakat akan pentingnya menjaga
kesehatan dan gizi bagi bayi, balita, anak, dan ibu hamil yang berada
di lingkungannya.
3. Masalah anemia pada remaja putri Perlu ditingkatkan pemberian
tablet besi dikhususkan bagi remaja putri.
19
Isu gender di bidang pendidikan, antara lain:
1. Tingginya angka buta aksara perempuan (dua kali lipat dari laki-laki)
Perlu ditingkatkan upaya penurunan angka buta aksara, terutama bagi
perempuan, melalui kegiatan keaksaraan fungsional.
2. APK dan APS SLTA dan PT untuk perempuan jauh lebih rendah
daripada laki-laki Perlu dilakukan peningkatan akses perempuan
terhadap pelayanan pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan
menengah dan tinggi, misalnya melalui pemberian beasiswa yang lebih
difokuskan bagi perempuan, terutama dari keluarga miskin di daerah
perdesaan dan di KTI.
3. Materi ajar pada seluruh jenjang dan jenis pendidikan masih bias
gender Perlu penggarapan penulisan materi ajar khususnya ilustrasi,
contoh-contoh dan pernyataan yang mencerminkan kesetaraan gender.
4. Manajemen pendidikan masih bias gender terutama pada penetapan
kepala sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah perlu
kebijakan afirmatif untuk mensetarakan kesempatan guru perempuan
dan laki-laki menjadi kepala sekolah
Lahirnya Gerakan Kesetaraan Gender
Tahun 1960 an: mulai lahir gerakan Feminisme (diAmerika)
Gerakan Feminisme ditandai: gerakan ‘civil rights’ + ‘gender needs’
1975: PBB mencanangkan ‘International Decade for Women’
1979: Resolusi PBB untuk penghapusan segala bentukdiskriminasi thd perempuan
Indonesia: PUG, UU Penghapusan Kekerasan, UU KDRT
ISSUES BROUGHT IN WOMEN SOCIAL MOVEMENTS
Various issues were brought in the women’s social
movement:
Higher Education for Women
Stop the Practices of Girl Marriage & Female Genital
Mutilation
No Polygamy Practices
No prohibition on women working and career with high
positions
Ensure Women's Rights in Politics
Reinterpretation of Religious Text that harms Women
Feminisme
suatu aliran pemikiran yang memberikan penjelasan tentang akar ketimpangan relasi sosial perempuan dan laki-laki
suatu perjuangan untuk perubahan mendasar sistem dan struktur sosial yang adil bagi perempuan dan laki-laki
IBU KARTINI TOKOH FEMINIS
PUISI: Emansipasi Wanita Indonesia
Raden Ajeng Kartini
Kau lahir pada masa penjajahan
tumbuh menjadi sosok perempuan yang elok
berparas nan cantik dan berakal budi yang baik
Akal budimu menjelajah dunia
Membawa dunia di tangan hawa
Agar sejajar diantara kaum adam
Kau perjuangkan martabat kaum hawa
Untuk perempuang yang terkungkung
Terkekang oleh jiwa jiwa yang terpenjara
Kau bebaskan mereka dengan pengetahuanmu
Kau bela selalu kaum hawa
SEKIAN
&
TERIMA KASIH