Post on 23-Oct-2015
description
KEPEKAAN SARAF PERIFER
Besarnya rangsangan yang diberikan pada saraf ischiadicus mempengaruhi
kontraksi pada otot gastrocnemius. Otot memiliki stimulus ambang yaitu voltase
listrik minimum yang menyebabkan otot berkontraksi. Jika stimulus tidak
mencapai ambang batasnya maka otot tidak akan memberikan respon. Pada
praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan bahwa :
a) Rangsangan subliminal adalah rangsangan yang diberikan tetapi belum
ada satu motor unit yang bereaksi terhadap rangsangan tersebut dalam
bentuk potensial aksi.
b) Rangsangan liminal adalah rangsangan yang diberikan dan mulai terjadi
reaksi dari satu motor unit yang paling peka atau dalam kata lain terjadi
kontraksi pertama kali. Dalam praktikum kami besar rangsangan
liminalnya adalah 0,1 volt dengan besar kontraksi 0,5cm. Ini adalah saat
pertama kali katak memberikan respon kepada rangsangan yang kami
berikan, yang menandakan bahwa satu saraf motorik unit pada katak itu
telah berkontraksi.
c) Rangsangan supraliminal adalah rangsangan yang menyebabkan
terjadinya kontraksi yang lebih besar daripada liminal. Dalam praktikum
kami besar rangsangan supraliminalnya adalah 0,4 volt dengan
kontraksi 0,7 cm. pada katak yang kami uji cobakan, setelah satu unit saraf
motorik katak tersebut berkontraksi, kemudian kami memberikan
rangsangan berikutnya saraf-saraf motorik yang lain juga berkontraksi.
d) Rangsangan submaksimal adalah rangsangan yang diberikan sehingga
terjadi kontraksi yang besarnya mendekati nilai maksimalnya. Dari hasil
pratikum kami, didapatkan rangsangan sebesar 5 volt dengan
kontraksi 0,8 cm.
e) Rangsangan maksimal adalah rangsangan yang mengakibatkan semua
motor unit memberikan reaksi dan menghasilkan kontraksi paling tinggi.
Dari hasil pratikum kami besar rangsangannya adalah 0,7 volt dengan
kontraksi 1 cm.
f) Rangsangan supramaksimal adalah rangsangan yang lebih besar dari
rangsangan maksimal tetapi kontraksinya sama dengan atau kurang dari
rangsangan maksimal. Dalam praktikum kami rangsangan supramaksimal
besar rangsangan nya pada 12 volt (lebih besar dari rangsangan maksimal)
dengan kontraksi 0,8 cm (kurang dari rangsangan maksimal).
Sebuah otot akan berkontraksi sangat cepat bila ia berkontraksi tanpa
melawan beban. Tetapi bila diberi beban, kecepatan kontraksi akan menurun
secara progresif seiring dengan penambahan beban. Bila beban meningkat sampai
sama dengan kekuatan maksimum yang dapat dilakukan otot tersebut, maka
kecepatan kontraksi menjadi nol dan tidak terjadi kontraksi sama sekali walaupun
terjadi aktivasi serat otot. Penurunan kecepatan dengan beban ini disebabkan oleh
kenyataan bahwa beban pada otot yang berkontraksi adalah kekuatan berlawanan
arah yang melawan kekuatan kontraksi akibat kontraksi otot.
JAWABAN PERTANYAAN KEPEKAAN SARAF PERIFER
a. Apakah perbedaan antara rangsangan liminal dan nilai ambang ?
Rangsangan luminal adalah rangsangan terkecil yang dapat menimbulkan
pontensial aksi pada kontraksi otot, sedangkan nilai ambang adalah nilai terkecil
yang memungkinkan dapat menimbulkan potensial aksi.
b. Apakah perbedaan antara rangsangan maksimal dan supramaksimal,
kontraksi maksimal dan supramaksimal ?
Rangsangan maksimal adalah rangsangan yang besar, sehingga dapat
mengaktifkan semua serabut saraf sehingga kontraksi yang terjadi sudah
maksimal.
Rangsangan supramakasimal adalah rangsangan yang lebih besar dari rangsangan
maksimal, tetapi kontraksi yang terjadi tidak dapat lebih besar lagi karena
kontraksi pada rangasanan maksimal sudah mengaktifkan semua serabut saraf
yang ada.
Kontraksi maksimal adalah kontraksi otot yang paling besar atau paling tinggi
nilainya.
Kontraksi supramaksimal adalah kontraksi yang memiliki besar yang sama
dengan kontraksi yang maksimal. Hal ini disebabkan karena semua saraf telah
diaktifkan, sehingga tidak dapat memiliki besaran yang lebih lagi
c. Bagaimana menerangkan hubungan antara hukum “all or none” dengan
peristiwa pada percobaan ini?
Hukum “all or none” adalah dimana ketika otot dirangsang maksimal maka
keseluruhan saraf akan langsung aktif sehingga akan berkontraksi langsung
seluruhnya. Pada otot rangka tidak terjadi hukum ini, hal ini dibuktikan dengan
rangsangan liminal sehingga rangsangan maksimal yang menunjukkan angka
berbeda-beda. Hukum ini hanya dapat bekerja pada otot polos dan otot jantung
saja.
KONTRAKSI ‘AFTER LOADED’ OTOT KATAK
Dalam percobaan ini, digunakan tumpuan pada sekrup yang bertujuan agar
penambahan beban tidak menyebabkan pertambahan panjang otot sebelum kerja
dilakukan.
Setelah katak diberi rangsangan (maksimal) dan diberi beban sebesar 15
gram otot mampu menahan beban dengan panjang kontraksi (?)cm (ndak tau
panjangnya berapa, maaf). Ketika diberi beban 25 gram otot tidak mampu lagi
menghasilkan kontraksi.
Ketika beban diberikan, kontraksi akan menurun secara progresif seiring
penambahan beban. Ketika beban 25 gram diberikan otot tidak mampu
menimbulkan kontraksi karena telah mencapai kekuatan maksimum yang dapat
dilakukan oleh otot, walaupun terjadi aktivasi serabut otot. Beban pada otot yang
berkontraksi adalah kekuatan berlawanan arah yang melawan kekuatan kontraksi
akibat kontraksi otot.
KONTRAKSI ‘PRE LOADED’ OTOT KATAK
Dalam percobaan ini, tumpuan pada sekrup dilonggarkan, sehingga tiap
pembebanan menyebabkan panjang otot bertambah sebelum kerja dilakukan.
Kontraksi Preload merupakan kontraksi yang terjadi dengan
menggunakan beban sebelum otot kontraksi atau setelah otot berelaksasi. Hal ini
dilakukan dengan cara melonggarkan sekrup penyangga sehingga musculus
gastroenemius secara langsung menahan beban.
Otot yang diberi beban lebih dulu sebelum menerima rangsangan ternyata
lebih kuat dibandingkan dengan otot yang diberi rangsangan dulu dan setelah itu
baru diberikan beban. Hal ini terlihat pada hasil percobaan yang menunjukkan
bahwa otot mampu menahan beban 15 sampai 25 gram. Ketika otot diberi beban
sebesar 35 gram otot sudah tidak mampu menimbulkan kontraksi.
Masa laten kontraksi pre loaded relatif lebih cepat sehingga kecepatan
pemendekan otot juga menjadi lebih cepat. Pada keadaan pre loaded otot mampu
menahan beban yang lebih besar karena sebelumnya otot sudah di beri beban
terlebih dahulu, sehingga otot dapat menyesuaikan dengan beban yang telah
diberikan. Dengan demikian ketika otot di beri rangsangan otot, maka otot dapat
berkontraksi lebih besar. Sedangkan pada after loaded otot terlebih dahulu
berkontraksi sebelum diberi beban, sehingga otot tidak dapat menyesuaikan
dengan berat beban yang diberikan. Dan hal tersebut berpengaruh pada kekuatan
kontraksi otot.
KONTRAKSI TETANI
Kontraksi tetani adalah kontraksi yang timbul dari penjumlahan kontraksi
yang berulang-ulang sehingga otot tidak sempat relaksasi dan bila dirangsang
pada frekuensi besar secara progresif, maka setiap serabut mempunyai resistensi
yang berbeda-beda dan menyebabkan bersatunya kontraksi.
Pada saat reaksi rangsangan mencapai 10x/detik, otot katak mengalami
tetani bergerigi. Hal ini karena awal relaksasi otot katak berkontraksi akibat diberi
rangsangan multipel. Yang menyebabkan relaksasi tidak berlangsung sempurna.
Saat frekuensi rangsangan mencapai 25x/detik dan seterusnya otot katak
mengalami tetani lurus. Dimana, pada frekuensi yang sedikit lebih tinggi,
kekuatan kontraksi akan mencapai tingkat maksimumnya sehingga tambahan
peningkatan apapun pada frekuensi diatas titik ini tidak akan memberi efek
peningkatan daya kontraksi lebih lanjut. Hal ini dikarenakan terdapat cukup ion
kalsium yang dipertahankan dalam sarkoplasma otot, bahkan diantara potensial
aksi, sehingga terjadi keadaan kontraksi penuh yang berlangsung terus menerus
tanpa memungkinkan adanya relaksasi apapun diantara potensial aksi.
JAWABAN PERTANYAAN KONTRAKSI TETANI
a. Apakah perbedaan antara Tetani dan Sumasi?
Tetani adalah suatu kontraksi otot yang timbul akibat rangsangan yang berulang
ulang, dimana rangsangan berikutnya terjadi sebelum fase relaksasi selesai .
Sumasi merupakan penjumlahan kontraksi kedutan untuk dapat meningkatkan
intensitas seluruh kontraksi otot. (Guyton & Hall 9:102)
b. Kapan didapatkan kontraksi tetani bergerigi dan tetani lurus?
Tetani bergerigi terjadi dengan cara mengubah interval rangsangan (waktu
istirahat antara rangsangan 1 dan 2 diperpendek sehingga rangsangan ke -2 tepat
saat kontraksi 1 akan relaksasi) akibatnya kontraksi 1 dan 2 bersatu menjadi satu
kontraksi yang lebih besar. Sedangkan tetani lurus terjadi karena kontraksi ke-2
dan seterusnya terjadi saat kontraksi sebelumnya belum mengalami fase relaksasi.
c. Apakah yang terjadi bila rangsangan multiple diberikan terus dalam
waktu yang lama?
Keadaan tersebut menyebabkan fatigue atau kelelahan mungkin akibat dari
ketidak mampuan proses kontraksi dan metabolis serat-serat otot untuk terus
memberi hasil kerja yang sama. Hal ini akan menyebabkan otot katak mengalami
kontraksi secara beruntun.
DAPUS
Ganong, W. F., 2000. Fisiologi Kedokteran, terjemahan Adrianto, P., Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Guyton & Hall. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Elsevier, Philadelpia.
2006