Post on 24-Mar-2019
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Mikro pada PT Bank Rakyat
Indonesia (PERSERO) Tbk
Proses Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Mikro pada PT Bank Rakyat
Indonesia (PERSERO) Tbk adalah sebagai berikut :
1. Pengajuan Permohonan Kredit Mikro
Calon debitur yang ingin mengajukan permohonan pinjaman mikro mendatangi
BRI Unit. Dengan dibantu oleh deskman (Customer Service), calon debitur
kemudian mengisi formulir permohonan pengajuan pinjaman atau Surat
Keterangan Permohonan Pinjaman (SKPP) model 72 Kupedes yang terlampir
pada lampiran 2 atau model 75 Kupedes bagi calon debitur yang mempunyai
penghasilan tetap yang terlampir pada lampiran 3. Calon debitur mengisi pada
formulir jenis usaha yang akan dibiayai kredit, besar pinjaman yang akan
diminta, jangka waktu dan cara pembayaran, latar belakang permohonan kredit
serta jaminan atau agunan yang dapat disediakan. Kemudian, calon debitur
menyerahkan dokumen–dokumen sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan seperti melampirkan legalitas usaha minimal surat keterangan usaha
dari kepala desa atau lurah atau pasar, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP),
pengalaman usaha minimal satu tahun, melampirkan dokumen identitas diri
seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Ijin Mengemudi (SIM) kepada
deskman. Deskman (customer service) wajib untuk memberitahukan calon
debitur untuk membuka rekening tabungan apabila calon debitur belum memiliki
rekening tabungan di Bank Rakyat Indonesia.
2. Analisis Kredit
Setelah debitur mengisi Surat Keterangan Permohonan Pinjaman (SKPP) dan
menyerahkan dokumen identitas diri kepada deskman (Costumer Service),
deskman melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan berkas SKPP yang telah
diterima untuk diproses lebih lanjut dan memasukan data calon debitur pada
BRINETS sesuai SKPP dan tanda bukti diri debitur. Kemudian, deskman
menyerahkan berkas SKPP tersebut kepada Kepala Unit. Bila permohonan
pinjaman debitur dinilai layak diberikan, maka Kepala Unit menunjuk seorang
Mantri (account officer) untuk melakukan pemeriksaan langsung ke tempat
usaha debitur (on the spot) dan melakukan analisis sesuai dengan keterangan
SKPP yang telah diisi oleh debitur. Mantri akan melakukan wawancara untuk
mencari informasi dasar yang berhubungan dengan debitur seperti besarnya
pinjaman yang diminta, usaha pokok yang akan dibiayai, alamat usaha, bentuk
usaha yang dijalankan, jumlah tenaga kerja dan melakukan perhitungan rugi atau
laba usaha. Mantri juga melakukan analisis untuk mengetahui proyeksi perkiraan
kenaikan produksi usaha dan menilai jenis agunan. Laporan hasil pemeriksaan di
lapangan dan hasil analisis sehubungan dengan permohonan kredit yang
dilakukan oleh mantri (account officer) dicatat pada formulir model 70 Kupedes
yang terlampir pada lampiran 4, mantri akan memberikan scoring resiko kredit
atas penilaian yang telah dilakukan.
Dalam menilai kebenaran dan melakukan penafsiran nilai agunan yang dimiliki
debitur, mantri juga membuat laporan penilaian pada formulir model 71-78
Kupedes sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang terlampir pada lampiran 5.
3. Persetujuan Kredit
Setelah membuat laporan pemeriksaan dan analisis yang telah dilakukan,
selanjutnya mantri (account officer) menyerahkan berkas SKPP tersebut kepada
deskman. Berkas tersebut kemudian diserahkan oleh deskman (customer service)
kepada Kepala Unit.
Sebelum memberikan persetujuan, Kepala Unit memeriksa dan memastikan
kembali hasil pemeriksaan dan analisis Surat Keterangan Permohonan Pinjaman
(SKPP) yang telah dilakukan oleh mantri. Kepala Unit juga wajib memastikan
keaslian dokumen yang telah diberikan oleh debitur. Apabila Kepala Unit merasa
tidak yakin atas hasil pemeriksaan tersebut , Kepala Unit dapat memutuskan
untuk dilakukan pemeriksaan ulang kembali. Jika permohonan pinjaman tersebut
tidak disetujui, Kepala Unit wajib memberikan alasan penolakan dan
mencantumkannya dalam SKPP dan memberikannya pada deskman untuk
dibuatkan surat penolakan.
Deskman (customer service) akan memberitahukan kepada debitur untuk
mengkonfirmasi kembali beberapa hari menurut hari yang telah ditentukan oleh
pihak bank setelah pengajuan surat permohonan pinjaman.
4. Perjanjian Kredit
Kepala Unit menyerahkan Surat Keterangan Permohonan Pinjaman (SKPP) yang
telah disetujui kepada deskman (Costumer Service). Deskman kemudian
menyiapkan Surat Pengakuan Hutang (SPH) dan surat pengikatan agunan untuk
dibaca dan ditandatangani oleh debitur. Deskman (Customer Service) harus
memastikan bahwa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan perjanjian
pinjaman telah ditandatangani oleh debitur sebagai bukti persetujuan.
Selanjutnya, deskman (Customer Service) kemudian mengisi kuitansi pencairan
pinjaman serta menyerahkan semua berkas perjanjian pinjaman kepada Kepala
Unit untuk dilakukan fiat bayar pinjaman yang telah diputuskan sesuai dengan
kewenangannya.
5. Pencairan Kredit
Setelah menerima kuitansi dan berkas pinjaman dari deskman, Kepala unit
memeriksa kelengkapan berkas sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.
Apabila telah sesuai, Kepala Unit menandatangani kuitansi pencairan pinjaman
yang telah diberikan. Kuitansi pencairan pinjaman diberikan kepada teller,
sedangkan berkas pinjaman debitur diserahkan kembali kepada deskman
(customer service). Pencairan pinjaman debitur dilakukan oleh Teller
berdasarkan kuitansi yang diterima dari Kepala Unit. Teller wajib meneliti
keabsahan kuitansi terlebih dahulu. Besarnya pencairan pinjaman harus sesuai
dengan kuitansi pencairan pinjaman yang telah disepakati.
IV.2 Analisis Sistem Pengendalian Intern Terhadap Pemberian Kredit Mikro pada
PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk
Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/22/DPNP tanggal
29 September 2003, Sistem Pengendalian Intern yang efektif merupakan komponen
penting dalam manajemen dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional Bank yang sehat
dan aman. Sistem Pengendalian Intern yang efektif dapat membantu pengurus Bank
menjaga aset Bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang
dapat dipercaya, meningkatkan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian,
penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.
Sistem Pengendalian Intern perlu mendapat perhatian dari Bank, mengingat
bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya kesulitan usaha Bank adalah adanya
berbagai kelemahan dalam pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern seperti kurangnya
mekanisme pengawasan, kurangnya komunikasi dan informasi antar jenjang dalam
organisasi Bank, kurang memadai atau kurang efektifnya program audit intern dan
kegiatan pemantauan lainnya.
Dalam bab ini, penulis akan menganalisis dan mengevaluasi penerapan sistem
pengendalian intern dalam pemberian kredit kepada usaha kecil dan mikro pada PT
Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk berdasarkan Committee of Sponsoring
Organization of Treadway Commission (COSO) yaitu lingkungan pengendalian,
penilaian risiko yang terdiri dari risiko pasar, risiko kredit, risiko hukum, risiko sumber
daya manusia, risiko stratejik dan risiko reputasi, informasi dan komunikasi, aktivitas
pengendalian dan pemantauan.
IV.2.1 Lingkungan Pengendalian ( control environment )
Lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan komitmen, perilaku dan
kepedulian dan langkah- langkah dewan Komisaris dan Direksi dalam melaksanakan
kegiatan pengendalian operasional. Komponen lingkungan Pengendalian menurut
Committee of Sponsoring Organization of Treadway Commission (COSO) yang
diterapkan oleh Bank Rakyat Indonesia, dengan menguraikannya menjadi 7 komponen
sebagai berikut :
1. Integritas dan nilai etika
Suatu Sistem Pengendalian Intern suatu perusahaan tidak dapat berjalan dengan
baik sesuai dengan tujuan entitas apabila dijalankan oleh orang–orang yang tidak
menjunjung tinggi nilai integritas dan tidak memiliki nilai etika. Dalam menjalankan
aktivitas bisnis, manajemen dituntut untuk dapat mengkomunikasikan nilai integritas
dan etika melalui tindakan individual mereka sehinga nilai – nilai tersebut dapat diamati
oleh karyawan entitas.
Dari hasil wawancara dan observasi, penulis menemukan hal yang telah
dilaksanakan berhubungan dengan integritas dan nilai etika , diantaranya sikap pegawai
yang sangat ramah dan bersedia meluangkan waktu untuk melakukan wawancara serta
tanya jawab dengan penulis terkait pertanyaan yang berhubungan dengan topik skripsi
yang akan dibahas. Tidak semua informasi bisa didapatkan oleh penulis karena ini
berhubungan dengan kode etik pegawai Bank dimana para pegawai wajib menjaga
rahasia Bank untuk hal yang dikategorikan rahasia (confidential). Bank Rakyat
Indonesia mempunyai Buku Pedoman Operasional (BPO) tertulis yang digunakan
sebagai acuan dalam melaksanakan seluruh kegiatan operasionalnya yang dibuat dan
direvisi oleh Divisi Layanan Bank Rakyat Indonesia.
Bank Rakyat Indonesia menerapkan nilai - nilai perusahaan (corporate value)
yang menjadi landasan bepikir, bertindak serta berprilaku setiap insan Bank Rakyat
Indonesia sehingga menjadi budaya kerja yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai pokok
perusahaan tersebut tertuang pada Budaya Kerja Bank Rakyat Indonesia yaitu Integritas,
Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan, dan Penghargaan kepada Sumber
Daya Manusia.
a. Integritas
Menjunjung tinggi nilai kejujuran bagi setiap karyawan
b. Profesionalisme
Mampu bekerja secara professional
c. Kepuasan Nasabah
Memberikan pelayanan prima dan mengutamakan kepuasan nasabah
d. Keteladanan
Menjadi teladan dalam bekerja
e. Penghargaan terhadap Sumber Daya Manusia
Memberikan penghargaan bagi para karyawan yang berprestasi
Nilai-nilai Budaya Kerja Bank Rakyat Indonesia telah diimplementasikan oleh
seluruh jajaran yang merupakan nilai-nilai untuk membangun kode etik Bank Rakyat
Indonesia sehingga dalam berpikir dan bertindak mempunyai acuan yang jelas dan
terukur. Pemenuhan nilai-nilai budaya kerja Bank Rakyat Indonesia selanjutnya dapat
mengantarkan Bank Rakyat Indonesia dalam menerapkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance.
Kode etik merupakan pedoman standar perilaku yang mencerminkan integritas
pegawai. Setiap pegawai bank yang bertanggung jawab, tidak hanya mengetahui kode
etik, melainkan juga menerapkannya dalam tindakan sehari – hari. Para pegawai Bank
Rakyat Indonesia dilarang keras untuk meminta atau menerima fasilitas dan hal – hal
lainnya yang dapat dinilai dengan uang sebagai imbalan atas jasa atau layanan yang
telah diberikan kepada nasabah atau patut diduga mempunyai hubungan secara langsung
maupun tidak langsung dengan jabatan atau pekerjaan pegawai yang bersangkutan.
Integritas dan nilai etika tersebut diharapkan dapat meningkatkan kejujuran pegawai
terhadap pekerjaan dan kualitas kinerja pegawai dalam melakukan kegiatan perbankan
yang terbaik dengan memberikan pelayanan yang prima dan selalu mengutamakan
kepuasan nasabah.
Pemberian kredit merupakan kegiatan utama Bank yang dapat menimbulkan resiko
besar bagi kesehatan dan kelangsungan usaha Bank. Bank Umum diwajibkan memiliki
pedoman kebijaksanaan perkreditan secara tertulis dan wajib mematuhi kebijaksanaan
perkreditan Bank yang telah disusun secara konsisten. Sebagai bagian dari self
regulatory banking, Bank Rakyat Indonesia memiliki buku pedoman pelaksanaan kredit
yang mengatur prinsip kehati-hatian dalam perkreditan dan menyusun kebijaksanaan
persetujuan kredit yang mengacu pada instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan
hasil pemikiran kebijakan para Dewan Komisaris dan Direksi. Buku Pedoman
Pelaksanaan Kredit tersebut dibuat dan direvisi oleh Divisi Administrasi Kredit Bank
Rakyat Indonesia. Namun, penulis tidak dapat memberikan informasi yang lebih rinci
mengenai buku pedoman perkreditan yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia karena
pedoman perkreditan dikategorikan rahasia (confidential) bank.
Peningkatan nilai Bank Rakyat Indonesia juga dilakukan dengan peningkatan
kualitas dalam pengelolaan risiko dan penerapan Good Corporate Governance melalui
pelaksanaan peraturan dan prosedur kerja yang terus disempurnakan. Bank Rakyat
Indonesia sebagai perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi seluruh ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional bank maupun pasar
modal. Hal tersebut telah mendorong Bank Rakyat Indonesia untuk selalu
mengutamakan prudential banking serta kepentingan stakeholders.
2. Komitmen terhadap kompetensi
Menurut William, C.Boynton, Raymond N. J, Walter G. alih bahasa oleh Paul A.
(2003), Komitmen terhadap kompetensi (commitment to competence) mencakup
pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan
bauran intelegensi, pelatihan dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan
kompetensi tersebut.
Sampai sekarang, Bank Rakyat Indonesia yang didirikan sejak tahun 1895
mempunyai komitmen yang tetap dan tidak berubah untuk selalu memberikan bantuan
kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Diantaranya dengan memberikan
fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil. Komitmen ini dapat kita lihat dari
alokasi kredit yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia untuk sektor-sektor yang
mempengaruhi mata pencaharian penduduk dan jasa keuangan lainnya. Pengembangan
fitur- fitur baru yang selalu up to date terdapat dalam bisnis mikro, ritel, consumer
banking, treasury dan internasional untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya.
Perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia dilakukan secara tepat waktu,
tepat jumlah dan memenuhi kualitas sesuai dengan rencana bisnis Bank Rakyat
Indonesia. Menghadapi tantangan dan persaingan bisnis, pekerja Bank Rakyat Indonesia
memposisikan diri menjadi human capital yang kreatif, inovatif, memiliki kemampuan
belajar dan kemauan berubah. Selain itu peningkatan pengetahuan dan keterampilan
pekerja merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penerapan prinsip kehati-hatian
serta pengelolaan risiko secara terpadu.
Demi mencapai visi perusahaan yang diharapkan, sebuah perusahaan dituntut
untuk memiliki komitmen saling mendukung antar sumber daya manusia yang dimiliki.
Menyadari pentingnya kontribusi sumber daya manusia terhadap kesuksesan dan
keberlanjutan usaha, Bank Rakyat Indonesia memiliki komitmen untuk mendukung
perkembangan para pegawainya dengan melakukan pembenahan dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang profesional serta peningkatan kompetensi diseluruh
aspek yang meliputi perencanaan, pembinaan dan pengembangan pekerja, pendidikan
dan pelatihan melalui training, seminar dan workshop sesuai dengan keperluan masing-
masing bagian serta kesejahteraan pekerja. Bank Rakyat Indonesia juga memberikan
pengetahuan khusus dan pelatihan untuk lebih memahami bidang kredit secara lebih
mendalam bagi para pegawai yang ingin mengaktualisasikan diri dalam bidang tersebut.
Bank Rakyat Indonesia juga melakukan promosi jabatan sebagai bukti pengakuan atas
hasil atau prestasi yang telah diraih oleh pegawai. Diharapkan dengan adanya jenjang
promosi dapat menambah motivasi kerja terhadap pegawai untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman sehingga diharapkan para pegawai Bank Rakyat Indonesia
tetap memiliki semangat kerja yang tinggi untuk meraih prestasi kerja yang lebih baik.
3. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit
Pelaksanaan tanggung jawab dari dewan direksi dan komite audit atas kekuasaan
dan kekeliruan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan pengendalian. Sesuai
dengan Lampiran Surat Edaran No.5/22/DPNP tanggal 29 September 2003, Dewan
Komisaris Bank mempunyai tanggung jawab melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengendalian intern secara umum, termasuk kebijakan Direksi yang
menetapkan pengendalian intern tersebut, sedangkan Direksi Bank mempunyai tanggung
jawab menciptakan dan memelihara Sistem Pengendalian Intern yang efektif serta
memastikan bahwa sistem tersebut berjalan secara aman dan sehat sesuai tujuan
pengendalian intern yang ditetapkan Bank.
Sebagai bagian dari kepengurusan Bank Umum, Bank Rakyat Indonesia
mempunyai Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris bertanggung jawab
kepada pemegang saham dan bertugas independen untuk melakukan pengawasan atas
kebijakan direksi dalam mengelola Bank serta memberikan arahan kepada Direksi.
Dewan Komisaris Bank Rakyat Indonesia diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang Komisaris Utama. Dewan Komisaris
wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen, memastikan
terselenggaranya tata kelola perusahaan dalam setiap kegiatan Bank pada seluruh
jenjang organisasi, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab Direksi, serta memberikan saran kepada Direksi.
Direksi bertanggung jawab mengelola Bank, menentukan dan melaksanakan
kebijakan strategis untuk mencapai tujuan perusahaan. Direksi bertanggung jawab penuh
atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Direksi pada Bank Rakyat Indonesia terdiri dari
Direktur Utama dan 9 (sembilan) direktur independen dengan tugas dan tanggung jawab
masing- masing. Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Untuk mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Direksi, Bank Rakyat Indonesia juga membentuk sebuah Komite Audit
yang mencakup pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) untuk
memberikan pendapat professional yang independen kepada Dewan Komisaris
mengenai laporan – laporan keuangan yang disampaikan apakah telah sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku serta pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atas temuan
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI). Satuan Kerja Audit Internal diharapkan juga
mampu mengevaluasi dan berperan aktif dalam meningkatkan efektivitas system
pengendalian intern Bank Rakyat Indonesia.
Sebagai bagian dari Self Regulatory Banking, Bank Rakyat Indonesia juga
mempunyai Direktur Kepatuhan yang bertugas untuk menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan guna memastikan bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia
dan peraturan perundang-undangan dalam rangka pelaksanaan prinsip kehati-hatian serta
memantau dan menjaga agar kegiatan usaha bank tidak menyimpang dari ketentuan
yang berlaku.
4. Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
Filosofi dapat dikatakan sebagai seperangkat keyakinan dasar yang menjadi
parameter bagi perusahaan dan pegawai. Filosofi yang terdapat pada Bank Rakyat
Indonesia dapat dilihat dari visi dan misi yang menjadi tolak ukur prestasi manajemen.
Visi dan Misi yang dimiliki oleh Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai berikut :
VISI
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah.
MISI
1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan
kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi
masyarakat
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan
melaksanakan praktek good corporate governance
3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki, Filosofi yang diterapkan Bank Rakyat
Indonesia lebih menekankan kepada kualitas pelayanan yang prima dan selalu
mengutamakan kepuasan nasabah. Penerapan visi dan misi yang dilakukan berhasil
membawa perusahaan ini sebagai penyalur kredit mikro dengan pendekatan komersial
yang mampu berdiri sendiri tanpa adanya bantuan atau subsidi dari pihak pemerintah.
Filosofi sebuah perusahaan dikomunikasikan kepada seluruh pegawai melalui
gaya operasi manajemen. Manajemen akan mengkomunikasikan suatu kebijakan yang
bersifat fundamental dengan mengadakan rapat internal dengan para bawahannya.
5. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk
memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu entitas. Struktur Organisasi
juga diselenggarakan sebagai suatu sistem komunikasi yang efektif kepada seluruh
jenjang organisasi Bank. Pengembangan struktur organisasi suatu entitas mencakup
pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab didalam suatu organisasi dalam
mencapai tujuan organisasi.
Struktur organisasi mengkontribusikan pada suatu lingkungan pengendalian yang
baik. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan elemen tertinggi dalam
struktur pengelolaan perusahaan, sedangkan Dewan Komisaris dan Direksi berada
dibawah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Komisaris Bank Rakyat Indonesia
terdiri dari Komisaris Utama dan beberapa Komisaris Independen. Terdapat pula jajaran
dewan direksi yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama, diantaranya Direktur Bisnis
Usaha Kecil dan Menengah (UMKM), Direktur Bisnis Konsumer, Direktur Bisnis
Komersial, Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN, Direktur Jaringan dan Layanan,
Direktur Keuangan, Direktur Pengendalian Risiko Kredit, Direktur Kepatuhan dan
Direktur Operasional. Dibawah setiap direktur, terdapat divisi yang sesuai dengan
bagian atau fungsi masing - masing. Direktur Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) membawahi divisi bisnis program, divisi bisnis mikro dan divisi ritel dan
menengah. Divisi – divisi ini berada di kantor pusat.
Dengan mempertimbangkan potensi bisnis dan kondisi di wilayah kerja masing –
masing, Divisi Jaringan dan Layanan membentuk kantor wilayah, kantor cabang
maupun BRI Unit. BRI Unit (micro outlets) tersebar di seluruh daerah di Indonesia
untuk melayani nasabah yang ingin mendapatkan informasi seputar kredit usaha kecil
dan mikro maupun ingin mengajukan permohonan kredit mikro kepada pihak bank.
Pada Struktur Organisasi BRI Unit, Fungsi Operasional Unit dikoordinasikan oleh
Supervisor Unit yang membawahi fungsi deskman (Customer Service) dan Teller. Bank
Rakyat Indonesia juga membuka Teras BRI untuk lebih menyasar langsung pusat
ekonomi pasar basah sebagai jembatan atau media bagi pengusaha yang belum
mempunyai akses perbankan.
6. Penetapan wewenang dan Tanggung jawab
Menurut William, C.Boynton, Raymond N. J, Walter G. alih bahasa oleh Paul A.
(2003), penetapan wewenang dan tangung jawab merupakan perpanjangan dari
pengembangan suatu struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab mencakup
penjelasan – penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung
jawab untuk semua aktivitas dibebankan.
Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan perluasan lebih lanjut dari
pengembangan struktur organisasi. Dengan penetapan wewenang dan tanggung jawab
yang jelas, organisasi akan dapat lebih optimal mengalokasikan berbagai sumber daya
yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai elemen tertinggi dalam struktur
pengelolaan perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk mengangkat
dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direksi, menerima dengan baik atau
menolak laporan pertanggung jawaban Dewan Komisaris dan Direksi serta
mengevaluasi kinerja secara keseluruhan dari masing-masing anggota Dewan.
Sedangkan, Dewan Komisaris yang diangkat oleh para pemegang saham mepunyai
wewenang dan tanggung jawab untuk berperan aktif dalam menentukan sasaran usaha
dan kebijaksanaan bank, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Dewan Direksi, berhak memberikan nasihat atau teguran terhadap
direktur utama, serta mengarahkan kegiatan operasional Bank.
Informasi mengenai penetapan wewenang dan tanggung jawab yang penulis
dapatkan merupakan hasil wawancara dari salah satu pegawai bagian Microfinance
International Cooperation dan pegawai bagian kebijakan dalam divisi mikro. Penilaian
evaluasi terhadap penetapan wewenang dan tanggung jawab pada Bank Rakyat
Indonesia sudah cukup baik, setiap direksi mempunyai wewenang dan tanggung jawab
yang berbeda dan terpisah untuk menghindari terjadinya suatu penyimpangan.
Penetapan wewenang dan tanggung jawab organisasi masing – masing bagian terdapat
dalam Buku Pedoman Operasional tertulis yang dikeluarkan Bank Rakyat Indonesia
Kantor Pusat.
Secara teknis, dalam pelayanan kredit mikro, Bank Rakyat Indonesia hanya
melayani nasabah di kantor BRI unit maupun Teras BRI yang tersebar di berbagai
daerah di Indonesia. Dalam pemberian kredit kepada usaha kecil dan mikro, Kepala BRI
Unit mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain merencanakan,
mengkoordinasikan, menetapkan strategi pemasaran simpanan dan pinjaman mikro di
BRI Unit untuk menghadapi persaingan bisnis mikro, melakukan pengawasan dan
memonitor operasional BRI Unit dan memastikan sistem telah berjalan sesuai ketentuan
untuk mengeliminasi terjadinya penyimpangan, memonitor dan menganalisis laporan –
laporan BRI Unit serta memastikan kebenarannya untuk keperluan penentuan kebijakan
manajemen sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan target yang telah ditetapkan.
Kepala BRI Unit juga mempunyai wewenang untuk memutuskan atau memfiat biaya
promosi sesuai kewenangannya, memfiat pencairan atau penarikan simpanan, memfiat
permintaan kredit sesuai dengan kewenangan yang diberikan serta memberikan reward
atau punishment terhadap bawahannya.
Mantri (account officer) tidak mempunyai wewenang untuk menyetujui
permohonan pinjaman oleh debitur. Laporan hasil pemeriksaan di lapangan dan hasil
analisis sehubungan dengan permohonan pinjaman debitur yang telah dilakukan oleh
mantri diserahkan kepada Kepala Unit. Mantri (account officer) memiliki tanggung
jawab untuk membuat rencana target pinjaman, melakukan penelitian kelengkapan dan
keabsahan dokumen pinjaman BRI Unit, analisa permohonan pinjaman nasabah dan
calon nasabah, melakukan pembinaan, penagihan dan pengawasan pinjaman BRI Unit
mulai dari pinjaman dicairkan sampai dengan lunas untuk meminimalkan risiko
pinjaman serta memasarkan dan memperkenalkan produk – produk BRI dan
menyampaikan hasil kunjungan ke nasabah kepada atasan dalam rangka memperluas
jangkauan. Mantri (account officer) mempunyai wewenang untuk memprakarsai
permintaan pinjaman serta memproses dan mengusulkan permintaan pinjaman nasabah
atau calon nasabah. Bank Rakyat Indonesia menetapkan ketentuan jangka waktu selama
kurang dari lima hari untuk memberikan hasil putusan kepada nasabah mengenai
permohonan kredit yang diajukan apakah layak untuk disetujui atau tidak.
7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
Agar sistem pengendalian intern dapat berjalan secara efektif, sangat penting jika
kebijakan dan praktik sumber daya manusia yang diterapkan dapat menjamin bahwa
personel entitas memiliki integritas, nilai etika dan kompetensi yang diharapkan.
personel merupakan unsur yang penting dalam setiap sistem pengendalian intern. Agar
tercipta suatu lingkungan pengendalian intern yang baik, suatu perusahaan perlu
memiliki metode yang baik dalam menerima karyawan, mengembangkan kompetensi
pegawai, menilai prestasi dan memberikan kompensasi atas prestasi yang telah diraih.
Proses seleksi pegawai dilakukan di kantor pusat dengan melakukan seleksi
melalui psikotest, wawancara dan test kesehatan. Bagi yang telah lulus seleksi tersebut,
Bank Rakyat Indonesia memberikan pelatihan kerja (job training) bagi para pegawai.
Mantri (account officer) diberikan pelatihan selama 3 (tiga) bulan, sedangkan untuk
Teller dan deskman (Customer Service) diberikan pelatihan selama 2 (dua) bulan. Bagi
pegawai yang ingin terlibat langsung dalam proses pemberian kredit, PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk melakukan recruitment dengan mengadakan test Account
Officer. Tidak ada kriteria khusus bagi calon mantri (account officer) tersebut, terbuka
untuk semua latar belakang pendidikan yang berbeda, dengan IPK min 2,75. Untuk
dikantor cabang maupun kantor unit, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
melakukan penerimaan calon pegawai yang berdomisili di sekitar kantor cabang maupun
kantor unit. Hal ini dimaksudkan para calon pegawai mampu memahami kondisi dan
wilayah sekitar sehingga diharapkan dapat memberikan penilaian kredit yang sesuai.
Bank Rakyat Indonesia melakukan mutasi kerja bagi para pegawai. Pada
dasarnya mutasi merupakan fungsi pengembangan pegawai karena tujuan utama
dilakukan mutasi kerja adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam
perusahaan. Mutasi kerja juga dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan terhadap
pekerjaan yang dialami para pegawai. Mutasi kerja dilakukan bagi mereka yang bekerja
sebagai deskman (customer service) dan Teller dalam bentuk promosi.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis dengan salah satu
pegawai divisi mikro Bank Rakyat Indonesia memberikan hak cuti bagi seluruh
pegawai. Hak cuti tersebut dibedakan berdasarkan usia para pegawai. Bagi pegawai
yang masih muda, hak cuti diberikan selama 12 hari dalam setahun, sedangkan bagi
pegawai yang berusia tua, hak cuti diberikan selama 15-18 hari dalam setahun. Para
pegawai Bank Rakyat Indonesia tidak diwajibkan untuk menggunakan hak cuti tersebut.
Keharusan dalam mengambil hak cuti dapat digunakan oleh manajemen perusahaan
untuk melakukan penilaian kinerja yang telah dilakukan oleh pegawai tersebut.
IV.2.2 Penilaian risiko ( risk assessment )
Salah satu pengawasan yang dilakukan oleh Bank adalah melakukan pengawasan
dengan menggunakan strategi dan metode berdasarkan risiko yang memungkinkan Bank
dapat mendeteksi risiko yang signifikan secara dini dan mengambil tindakan
pengawasan yang sesuai dan tepat waktu.
Menurut Ferry N. Idroes dan Sugiarto (2006), risiko – risiko perbankan yang
diisyaratkan Bank Indonesia untuk dikelola adalah sebagai berikut :
a. Risiko pasar
Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran No. 13/24/DPNP tanggal 25 oktober
tahun 2011, Risiko pasar adalah Risiko yang timbul karena adanya pergerakan
variable pasar dari portfolio yang dimiliki oleh bank yang dapat merugikan
Bank. Variabel pasar antara lain adalah suku bunga dan nilai tukar.
Keuntungan utama dari bisnis perbankan adalah bagaimana mengelola dan menentukan
bunga pinjaman secara fleksibel sehingga menghasilkan laba yang maksimal. Artinya,
tingkat suku bunga pinjaman haruslah lebih tinggi dari tingkat suku bunga simpanan
sehingga bank dapat memperoleh keuntungan. Suku bunga kredit merupakan salah satu
sarana bank dalam memenangkan persaingan di pasar.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan good governance dan mendorong
persaingan yang sehat dalam industri perbankan melalui terciptanya disiplin pasar
(market discipline) yang lebih baik, Bank Rakyat Indonesia menerapkan transparansi
informasi suku bunga dasar kredit dan dipublikasikan kepada masyarakat. Penentuan
suku bunga kredit yang berlaku pada Bank Rakyat Indonesia diatur oleh bagian divisi
treasury. Usaha kecil, mikro dan menengah masih menjadi pendorong utama
pertumbuhan kredit di Bank Rakyat Indonesia. Besar plafon kredit yang diberikan untuk
kredit mikro di Bank Rakyat Indonesia sampai dengan Rp 100.000.000 (seratus juta
rupiah).
b. Risiko Kredit
adalah risiko yang timbul sebagai akibat kegagalan debitur dalam memenuhi
kewajibannya. Bank Rakyat Indonesia mempunyai divisi pengendalian risiko kredit
yang dipimpin oleh seorang direktur. Untuk menghindari terjadinya kemungkinan risiko
kredit bermasalah, sebelum menyetujui putusan kredit kepada debitur, Kepala Unit
mendisposisi seorang mantri (account officer) untuk melakukan pemeriksaan langsung
terhadap usaha debitur dan melakukan analisis serta menilai jenis dan besarnya nilai
agunan yang dimiliki oleh debitur. Dalam melakukan analisa non finansial, mantri
(account officer) melakukan wawancara langsung dengan debitur. Wawancara
dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana karakter yang dimiliki oleh debitur karena
karakter merupakan penilaian yang paling penting dan paling diutamakan. Karakter
menentukan kemauan atau keinginan seorang nasabah membayar kembali kewajibannya
(willingness to pay). Mantri (account officer) juga melakukan pengawasan terhadap
debitur yang mendapatkan pinjaman. Pengawasan dilakukan secara berkala untuk
mengetahui kondisi usaha debitur pada saat mengajukan permohonan pinjaman hingga
kondisi usaha debitur pada saat diperiksa. Setelah melakukan pengawasan terhadap
debitur, mantri kemudian membuat laporan untuk diserahkan kepada Kepala Unit.
Selain pengawasan, mantri juga melakukan penagihan atas tunggakan yang dimiliki
debitur. Dalam proses pemberian kredit mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
audit intern tidak dilibatkan dalam melakukan penilaian risiko kredit maupun melakukan
pengawasan internal. Bank Rakyat Indonesia juga membebankan debitur yang
mendapatkan kredit mikro dengan premi asuransi jiwa. Asuransi ini dimaksudkan
sebagai upaya antisipasi terhadap resiko kredit yang akan dihadapi pihak bank apabila
terdapat debitur yang meninggal dunia sebelum melunasi pinjaman.
c. Risiko Hukum (Legal Risk)
adalah risiko yang berasal dari ketidakpastian tindakan hukum atau
ketidakpastian dalam menginterprestasikan atau mengaplikasikan kontrak, hukum atau
peraturan.
Sebelum memulai kegiatan penjaminan kredit, maka terlebih dahulu harus terdapat suatu
perjanjian kredit yang telah disepakati antara pihak Bank dengan debitur. Agar memiliki
kekuatan hukum yang mengikat, maka perjanjian kredit wajib di tandatangani oleh 3
(tiga) pihak yakni Bank, Nasabah dan Notaris publik.
Dalam prakteknya, pemberian kredit untuk usaha kecil dan mikro di Bank Rakyat
Indonesia dilakukan dengan pengikatan kredit secara bawah tangan. Penandatanganan
perjanjian kredit mikro hanya dilakukan deskman (customer service) dan debitur dengan
surat pengakuan hutang sebagai bukti perjanjian kredit telah dilakukan. Perjanjian kredit
secara bawah tangan ini dapat mengakibatkan risiko hukum yang sangat tinggi apabila
nasabah menyangkal telah menyetujui dan menandatangani perjanjian kredit tersebut.
Pada perjanjian kredit secara bawah tangan, apabila akta perjanjian kredit yang asli
hilang, maka pihak Bank tidak dapat membuktikan adanya perjanjian kredit tersebut.
Hal ini berbeda jika perjanjian kredit dilakukan secara notaril, maka akta yang asli masih
dapat diperoleh ditempat notaris karena akta yang diberikan kepada pihak Bank adalah
salinannya.
d. Risiko Sumber Daya Manusia (People Risk)
adalah risiko sumber daya manusia ditetapkan sebagai risiko yang berhubungan
dengan karyawan dari suatu Bank atau lebih tepatnya adalah oknum karyawan Bank.
Risiko sumber daya manusia muncul sejalan dengan karakter manusia. Motifnya mulai
dari ketidaksengajaan dalam menjalankan tugas hingga adanya unsur kesengajaan yang
dirancang untuk merugikan Bank.
Pelaksanaan pemberian kredit mikro pada Bank Rakyat Indonesia mempunyai risiko
sumber daya manusia yang sangat tinggi. Kemungkinan terjadinya fraud secara internal
dengan adanya modus kredit fiktif dapat terjadi karena mantri (account officer)
memegang peranan yang cukup besar dalam pelaksanaan kredit mikro kepada debitur,
dimulai dari membuat rencana target pinjaman yang harus direalisasikan, melakukan
penelitian kelengkapan dan keabsahan dokumen nasabah, melakukan penagihan
pinjaman serta melaporkan kondisi nasabah kepada kepala unit. Manajemen resiko yang
tepat untuk menghindari risiko sumber daya manusia dapat dilakukan dengan analisa
potensi dan penempatan karyawan pada posisi yang tepat dan diperlukan kualitas mantri
(account officer) yang benar – benar memiliki komitmen yang tinggi terhadap
profesionalisme.
Bank Rakyat Indonesia juga memberikan pelanggaran bagi karyawan yang
membuat kesalahan dalam bekerja. Hal ini dilakukan sebagai bagian pengawasan yang
efektif untuk menilai kinerja karyawan. Pelanggaran tersebut dibedakan menjadi
pelanggaran ringan dan pelanggaran disiplin. Apabila karyawan melakukan pelanggaran
ringan, maka pihak manajemen akan memberikan surat peringatan. Pelanggaran disiplin
berkaitan dengan penipuan atau fraud yang dilakukan oleh karyawan. Sanksi dari
pelanggaran ini adalah pemecatan karyawan hingga membawa permasalahan ke jalur
hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku.
e. Risiko Strategik (Strategic Risk)
adalah risiko strategik terkait dengan keputusan bisnis jangka panjang yang dibuat
oleh manajemen Bank, bagaimana pihak Bank mengimplementasikan strategi dengan
efektif untuk mencapai rencana strategik yang telah ditetapkan.
Bank Rakyat Indonesia mempunyai strategi dalam mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis di dunia perbankan. Divisi bisnis mikro PT Bank Rakyat Indonesia
(PERSERO) Tbk mempunyai strategi yang digunakan dalam unit kerja pemasaran kredit
serta simpanan yaitu dengan melakukan pemasaran kepada nasabah berbasis hadiah
yang dikenal dengan “ pesta rakyat simpedes”. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai even
komunikasi pemasaran yang sesuai dengan karakteristik nasabah simpedes yang bersifat
kerakyatan dan diadakan setiap tahunnya. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk ajang
pesta rakyat, mulai dari pawai, pasar, penarikan undian dan berbagai macam hiburan.
f. Risiko Reputasi (Reputational Risk)
adalah risiko kerusakan potensial pada suatu perusahaan yang dihasilkan dari
opini publik yang negatif.
Dalam mengelola risiko reputasi, Bank Rakyat Indonesia membentuk bagian
sekretariat perusahaan (corporate secretary) untuk membina hubungan yang baik dan
efektif dengan media dan masyarakat luas. Bank Rakyat Indonesia juga mempunyai
layanan call centre. Call BRI 14017 merupakan layanan phone banking yang
menyediakan berbagai informasi dan transaksi perbankan selama 24 jam sehari, tujuh
hari seminggu, yang dapat diakses melalui nomor 14017 dari telepon rumah ataupun
ponsel. Call BRI 14017 adalah persembahan Bank BRI untuk kemudahan bertransaksi
perbankan bagi nasabah yang sibuk dan tak punya waktu untuk datang langsung ke
ATM atau kantor bank sehingga kesibukan tidak lagi penghambat dalam melakukan
transaksi perbankan di Bank Rakyat Indonesia.
Bank Rakyat Indonesia juga membentuk Microfinance International Cooperation (MIC)
tidak hanya sebagai humas dalam bidang keuangan mikro, tetapi juga sebagai
penyelenggara kerjasama dengan pihak internasional dalam mengembangkan bisnis
mikro.
IV.2.3 Informasi dan Komunikasi
Menurut William, C.Boynton, Raymond N. J, Walter G. alih bahasa oleh Paul A.
(2003), Sistem informasi dan komunikasi (information and communication system) yang
relevan dengan tujan pelaporan keuangan yang memasukkan sistem akuntansi
(accounting system), terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan yang diciptakan
untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, mencatat dan melaporkan
transaksi-transaksi entitas ( dan juga kejadian-kejadian serta kondisi-kondisi) dan untuk
memelihara akuntabilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang
berhubungan.
Penerapan sistem informasi yang terdapat pada Bank Rakyat Indonesia dikenal
dengan istilah BRINETS, unit kerja Bank Rakyat Indonesia dengan teknologi akses
berbasis browser. BRINETS dilengkapi dengan user id dan password sebagai bagian
dari pelaksanaan pengendalian terhadap sistem computer dan pengamanannya. Divisi
Teknologi dan Sistem Informasi Kantor pusat yang mengatur User id dan password
secara administratif sehingga dalam pelaksanaan operasional sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing – masing unit kerja. BRINETS dirancang untuk
meningkatkan pelayanan nasabah dengan memudahkan para nasabah melakukan
transaksi perbankan, mempercepat proses transaksi jasa keuangan serta memberikan
kemudahan bagi para pihak manajemen dalam melakukan pengawasan. Selain itu, setiap
BRI Unit dilengkapi dengan mesin ATM dan EDC Collection yang memiliki fitur untuk
melakukan setoran ke rekening pinjaman maupun simpanan, transfer, melakukan
pembayaran, mengetahui informasi saldo serta melakukan pembelian pulsa untuk
melayani para nasabah.
Sebagai sarana media informasi untuk mengetahui produk, jasa dan layanan
perbankan yang dihasilkan dan menambah informasi, Bank Rakyat Indonesia juga
memiliki situs website yang mudah diakses melalui internet dan dapat diakses kapan
saja oleh para pihak yang berkepentingan. Untuk menunjukkan komitmen BRI dalam
menjaga dan memelihara privasi dan keamanan nasabah pada saat mengunjungi situs
dan internet banking, Bank Rakyat Indonesia mempunyai kebijakan privasi dan
keamanan diantaranya :
a. Kebijakan privasi
Bank Rakyat Indonesia tidak menjual, menukar atau memperlihatkan segala
informasi yang berkaitan dengan nasabah atau pengunjung situs dan internet
banking BRI. Semua transaksi perbankan nasabah dan informasi rekening
lainnya disimpan secara rahasia sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku di
Indonesia serta kebijakan internal Bank Rakyat Indonesia
b. Pengamanan
1. Sistem pengamanan
Bank Rakyat Indonesia menggunakan 3 (tiga) lapis sistem pengamanan untuk
melindungi akses dan transaksi nasabah di internet banking BRI yaitu :
a. Secure Socket Layer ("SSL") adalah teknologi pengamanan yang 'mengacak'
jalur antar komputer sehingga tidak dapat dibaca oleh pihak lain
b. User ID dan Password
c. mToken BRI adalah teknologi pengamanan tambahan yang selalu
menghasilkan password yang berbeda setiap kali digunakan
2. Proteksi Akses Internet Banking BRI
Bank Rakyat Indonesia mewajibkan para nasabahnya untuk memasukkan User
ID dan Password sebelum dapat melakukan akses ke internet banking Bank
Rakyat Indonesia. Nasabah juga diwajibkan untuk mengubah password dan
mengisi kolom e-mail pada saat melakukan log-in internet banking BRI untuk
pertama kalinya. Pada dasarnya sistem maupun jaringan internet banking Bank
Rakyat Indonesia telah menggunakan pengamanan yang seoptimal mungkin.
Kondisi pengamanan internet banking Bank Rakyat Indonesia selalu dipantau
dan ditingkatkan sejalan dengan perkembangan teknologi dan ancaman yang ada.
Dalam pelaksanaan pemberian kredit mikro, nasabah diwajibkan menyerahkan
dokumen–dokumen untuk mengajukan permohonan kredit. Dokumen- dokumen tersebut
kemudian disimpan di lemari simpanan yang berada di setiap kantor BRI Unit oleh
deskman (Customer Service). Kepala Unit mempunyai wewenang untuk memegang
kunci brankas dan kluis lemari berkas pinjaman dokumen nasabah. Sebagai langkah
pengendalian fisik terhadap aset maupun kas operasional yang dimiliki, Bank Rakyat
Indonesia melengkapi setiap kantor atau unit kerjanya dengan petugas keamanan serta
CCTV demi menjaga keamanan.
IV.2.4 Aktivitas Pengendalian (control activities)
Menurut William, C.Boynton, Raymond N. J, Walter G. alih bahasa oleh Paul A.
(2003), aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian
membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah
diambil untuk pencapaian entitas suatu perusahaan. Salah satu caranya adalah sebagai
berikut :
1. Pemisahan tugas ( segregation of duties)
Melibatkan pemastian bahwa individu tidak melaksanakan tugas yang tidak
seimbang. Tugas dianggap tidak seimbang dari sudut pandang pengendalian ketika
memungkinkan individu untuk melakukan suatu kekeliruan atau kecurangan dan
kemudian berada pada posisi untuk menutupinya dalam pelaksanaan tugas normalnya.
Secara keseluruhan,Bank Rakyat Indonesia pembagian tugas yang jelas. Ini dapat
kita lihat pada bagan struktur organisasi yang dimiliki secara umum. Akan tetapi, dalam
melaksanakan pemberian kredit mikro kepada debitur, Bank Rakyat Indonesia tidak
memisahkan fungsi mantri (account officer) dari fungsi analis kredit (credit analyst) dan
fungsi penilai jaminan (appraisal) sehingga terdapat penumpukan tugas dan tanggung
jawab pada mantri dari awal proses permohonan kredit debitur hingga pengawasan
terhadap debitur. Penumpukan tugas dan tanggung jawab yang diberatkan kepada mantri
seperti melakukan pemasaran produk BRI Unit, membuat rencana target pinjaman,
melakukan analisa permohonan pinjaman sesuai dengan prosedur pengkreditan yang
berlaku dan prinsip kehati-hatian, melakukan pembinaan, penagihan dan pengawasan
pinjaman nasabah. Hal ini dapat menyebabkan kelemahan yang bersifat subjektivitas
karena penilaian analisis kredit hanya dilakukan oleh mantri saja. Selain itu, terjadinya
penumpukan tugas pada mantri (account officer) dapat menyebabkan terjadinya konflik
kepentingan (conflict of interest).
2. Pengendalian pemrosesan informasi
Mengacu pada risiko yang berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan, dan
akurasi transaksi. Pengendalian ini terutama relevan dengan audit laporan keuangan.
Calon nasabah yang ingin mengajukan kredit di PT Bank Rakyat Indonesia
(PERSERO) Tbk wajib untuk membuka tabungan di BRI terlebih dahulu. Prosedur
pemberian kredit mikro dimulai ketika calon nasabah mengajukan permohonan kredit.
Permohonan kredit diajukan calon nasabah kepada bank dengan melampirkan legalitas
usaha minimal surat keterangan usaha dari kepala desa atau lurah atau pasar, Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP), pengalaman usaha minimal satu tahun, melampirkan
dokumen identitas diri seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Surat Ijin Mengemudi
(SIM). Dokumen-Dokumen tersebut diserahkan kepada deskman dan disimpan ke dalam
lemari berkas pinjaman. deskman yang bertugas untuk mengelola berkas pinjaman calon
nasabah serta memastikan kelengkapan, keabsahan, keamanan dan ketertiban
administrasi. deskman juga mempunyai wewenang untuk memegang kunci lemari
berkas pinjaman nasabah.
IV.2.5 Pemantauan (monitoring)
Sesuai dengan Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/22/DPNP tanggal
29 September 2003, Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap
efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern. Pemantauan terhadap risiko
utama Bank harus diprioritaskan dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan Bank
sehari-hari termasuk evaluasi secara berkala, baik oleh satuan-satuan kerja operasional
maupun oleh Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
Bank harus memantau dan mengevaluasi kecukupan Sistem Pengendalian Intern secara
terus menerus berkaitan dengan adanya perubahan kondisi intern dan ekstern serta harus
meningkatkan kapasitas system pengendalian intern tersebut agar efektivitasnya dapat
ditingkatkan.
Sebelum menyetujui pemberian kredit, mantri (account officer) melakukan
kunjungan ke lokasi usaha calon debitur tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Hal
ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemberian informasi yang tidak sesuai oleh
debitur dengan keadaan yang sebenarnya. Bank Rakyat Indonesia juga melakukan
pengawasan kepada debitur setelah kredit mikro telah dicairkan yang dilakukan oleh
mantri. Mantri (account officer) kemudian melaporkan situasi dan kondisi nasabah yang
masih lancar maupun memburuk kepada Kepala Unit serta memberikan usul, saran dan
pemecahannya agar lebih mudah melakukan tindak lanjut. Akan tetapi, audit intern tidak
ikut berperan serta dalam melakukan pemantauan tersebut.
Dalam rangka terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, Bank harus
menetapkan pegawai untuk memantau efektivitas pengendalian. Kelemahan yang
terdapat dalam aktivitas pemantauan adalah Bank Rakyat Indonesia tidak mempunyai
suatu unit atau bagian khusus untuk melakukan pemantauan secara langsung dalam
pelaksanaan pemberian kredit.
IV.3 Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemberian kredit mikro dan sistem
pengendalian intern yang diterapkan Bank Rakyat Indonesia, penulis menemukan
beberapa kelemahan diantaranya :
1. Perjanjian kredit mikro masih dilakukan secara bawah tangan
Para bankir sejatinya sangat menyadari bahwa akta ontetik merupakan suatu
dokumen yang sangat penting bagi bank dalam melakukan suatu transaksi kredit.
Perjanjian kredit mikro yang dilakukan di Bank Rakyat Indonesia masih dilakukan
dengan menggunakan akta perjanjian bawah tangan. Kesepakatan perjanjian kredit
mikro dilakukan deskman (customer service) dan debitur dengan menandatangani surat
pengakuan hutang sebagai bukti perjanjian kredit yang telah disepakati bersama.
Dalam ketentuan kebijakan kredit yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia,
dokumentasi dan administrasi kredit merupakan salah satu hal yang sangat penting di
dalam pengaturan sebuah Bank. Sebagai salah satu tindakan pengawasan yang
dilakukan, bank harus meminimalkan potensi kerugian atas penyediaan dana antara lain
dengan memelihara eksposur risiko kredit pada tingkat yang memadai dengan didukung
dokumentasi kredit secara hukum. Penyebab perjanjian kredit mikro Bank Rakyat
Indonesia masih dilakukan secara bawah tangan dikarenakan kredit mikro dianggap
merupakan kredit dengan nilai nominal yang sangat kecil, sehingga apabila debitur
dikenakan biaya otentifikasi kredit dalam hal ini biaya notaris dan biaya dokumentansi
hukum yang terkait perjanjian kredit, debitur akan enggan untuk mengajukan
permohonan kredit mikro.
Konsekuensi yang dapat terjadi jika suatu perjanjian kredit dilakukan dibawah
tangan adalah pihak Bank Rakyat Indonesia tidak dapat mengikat agunan secara hukum
dan bila akta perjanjian asli hilang, maka Bank tidak memiliki pegangan apapun untuk
membuktikan adanya perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Akta perjanjian
kredit dibawah tangan juga mempunyai kelemahan menyangkut keaslian tanda tangan
debitur yang mengajukan kredit. Debitur dapat dengan mudah mengingkari keaslian
tanda tangan yang telah dilakukan diatas perjanjian kredit tersebut.
Untuk mengatasi hal ini, pihak Bank Rakyat Indonesia terutama deskman
(customer service) dan kepala unit wajib memeriksa keaslian dokumen serta meneliti
tanda tangan yang telah dilakukan oleh debitur sesuai dengan kuitansi serta seluruh
identitas diri yang dimiliki oleh debitur. Penilaian atas agunan yang dimiliki debitur juga
harus dilakukan secara sempurna dan akurat untuk menghindari para pihak yang
bermaksud melakukan penyimpangan.
2. Terdapat penumpukan tugas pada fungsi mantri
Bank Rakyat Indonesia tidak memisahkan fungsi mantri (account officer) dari
fungsi analis kredit (credit analyst) dan fungsi penilai jaminan (appraisal) sehingga
terdapat penumpukan tugas dan tanggung jawab pada mantri (Account Officer).
Pemisahan fungsi dalam sistem pengendalian intern dimaksudkan agar setiap orang
dalam jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan suatu penyimpangan dalam
melaksanakan tugasnya.
Penumpukan tugas dan tanggung jawab pada Mantri (account officer) dilakukan
oleh Bank Rakyat Indonesia agar proses kredit yang diajukan dapat berlangsung lebih
cepat. Hal ini menyebabkan kelemahan yang bersifat subjektivitas karena penilaian
kredit hanya dilakukan oleh mantri (account officer) dan tidak menutup kemungkinan
terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest) antara calon nasabah dengan mantri
(account officer).
Rekomendasi dari penulis adalah sebaiknya Bank Rakyat Indonesia melakukan
pemisahan fungsi pada mantri (account officer) dari fungsi analisis kredit (credit
analyst) dan fungsi penilai jaminan (appraisal) sehingga penilaian kredit yang dilakukan
bersifat lebih obyektif.
3. Pengawasan fungsi operasional unit yang belum optimal
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis, tidak semua kantor unit
Bank Rakyat Indonesia mempunyai supervisor untuk mengawasi jalannya kegiatan
operasional. Sistem pengawasan bank yang efektif memerlukan penetapan tanggung
jawab dan tujuan yang jelas bagi setiap lembaga yang terkait dengan tugas-tugas
pengawasan bank. Masing-masing lembaga harus memiliki independensi operasional
dan sumber daya yang cukup. Sistem pengawasan bank yang efektif sekurang-
kurangnya mencakup bentuk pengawasan di tempat.
Dalam kebijakan yang terdapat dalam Bank Rakyat Indonesia, penempatan
fungsi supervisor dalam mengawasi kegiatan operasional masih bergantung kepada
potensi pinjaman besar di wilayah yang bersangkutan. Tidak terdapatnya fungsi
supervisor dalam setiap kantor unit Bank Rakyat Indonesia menyebabkan fungsi
operasional unit yang dijalankan oleh deskman (customer service) dan teller tidak dapat
dikendalikan dan diawasi secara optimal. Dana operasional kas yang dimiliki oleh BRI
unit juga tidak dapat dikelola secara maksimal.
Diharapkan Bank Rakyat Indonesia menempatkan supervisor (pengawas) di
setiap kantor unit Bank Rakyat Indonesia. Adanya supervisor dapat lebih
mengkoordinasikan, mengawasi kegiatan operasional BRI Unit baik mengelola kas,
mengawasi dan mengendalikan pelayanan BRI unit demi kelancaran operasional dan
pelayanan BRI unit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.