Post on 01-Dec-2015
PEMBAHASAN
A. Islam Pada Awal Sejarah Singapura
Singapura merupakan salah satu Negara terkecil di benua asia tenggara yang terdiri
berbagai macam suku bangsa dan penganut berbagai macam agama. Penduduknya sekarang
kira-kira mencapai 4.000.000 jiwa lebih hampir 77 persen warga Negara singapura adalah
china dan minoritas adalah suku melayu, yaitu sekitar 17 persen dari jumlah keseluruhan
warga Negara singapura. sedangkan sisanya disusul oleh india, Pakistan, dan arab.
Dalam perjalanan sejarahnya, singapura pernah menjadi salah satu pusat islam paling
penting di asia tenggara, hal ini dilihat dari keunggulanya sebagai pintu masuk bagi para
pedagang dari berbagai benua maupun Negara asing atau disebut dengan pusat perdagangan
internasional. Selain sebagai pusat perdagangan, Negara ini sangat stategis bagi pusat
informasi dan dakwah islami atau islamisasi kualitatif maupun kuntitatif, baik pada masa
kesultanan malaka maupun sampai sekarang.
Jadi, Bagaimana proses masuknya islam di singapura? Dan abad ke berapa islam
masuk ke singapura? Sejarah kehadiran agama Islam di Singapura tidak dapat dipisahkan
dengan sejarah kedatangan Islam di Asia Tenggara pada umumnya, begitu pula dari masa
kemasa yang selalu berkaitan dengan perkembangan agama Islam diwilayah lainya. Pada
sebagian ahli sejarah sudah hampir sepakat
bahwa agama Islam sudah sampai ke Asia Tenggara pada abad pertama Hijriah atau
pada akhir abad ke-7 Masehi, karena pada abad itu pedagang-pedagang Arab atau pedagang
Muslim India sudah mengadakan perdagangan sampai keselat Malaka dan ke Cina, sebagian
ada yang singgah di Sumatera dan Jawa. Kemudian jalur perdagangan itu menjadi rute tetap
pada pedagang Arab dan India yang menjulur dari laut Tengah melalui Persia dan India ke
Asia Tenggara dan terus ke Tiongkok .Namun untuk menentukan dengan pasti kapan
sesungguhnya awal kehadiran agama Islam, dimana dimulai, kemana penyebarannya, siapa
penyebarnya, dan bagaimana metode pengajarannya adalah suatu pekerjaan yang tidak
mudah, karena sulit menentukan bukti yang dapat dipercaya kebenarannya. Singapura sendiri
mempunyai peranan penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Posisi stategis yang
merupakan nilai lebih Singapura menjadikannya sebagai transit bagi perdagangan dari
berbagai kawasan. Pada sisi lain, selain sebagai transit perdagangan letaknya yang strategis
ini juga telah memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam,
karena secara geografis Singapura hanyalah salah satu pulau kecil yang terdapat di tanah
Semenanjun Melayu.
Singapura menjadi sebuah Negara Republik yang merdeka setelah melepaskan diri
dari Malaysia. Saat ini, Singapura merupakan Negara paling maju diantara Negara-negara
tetangganya di kawasan Asia Tenggara. Namun demikian, Islam relative tidak berkembang di
Negara ini, baik bila dibandingkan dengan sejarah masa lalunya, maupun bila
dibandingkan dengan perkembangan Islam di Negara-negara lainnya di kawasan Asia
Tenggara. Pada tahun 1940-1950 orang islam boleh kawin dan bercerai deengan mudah
melalui beberapa kodi yang bergerak dari satu tepat ke tempat yang lain. Ketidak teraturan ini
di pergunakan dengan salah guna. Ada kodi yang kurang teliti dalam segi taraf perkawinan
dengan hasrat wali mereka yang sah. Perceraian juga diperbolehkan dengan senang.[1]
Dalam hal ini imam-imam atau guru-guru sangat berpengaruh terutama dalam praktek
agama, realitas upacara-upacara sosial ke agamaan dengan berbagai macam Negara yang
datang ke Singapura membawa banyak agama dan keperrcayaan.[2]
Namun pemerintah dalam hal ini bersifat netral , untuk meyakinkan kaum muslimin
bahwa pemerintah memegang prinsip kebebasan dalam beragama dan melindungi keyakinan
mereka, maka MUIS (Majelis Ulama Islam Singapura ) didirikan di bawah perundang-
undangan dan ketentuan AMLA (Administration Of Muslim Law Act OF 1966 ). MUIS
bertanggung jawab dalam mengatur administrasi hokum islam di Singapura, termasuk
mengumpulkan zakat mall, pengaturan perjanjian haji, setipikasi halal, aktifitas dakwah,
mengorganisasi sekolah-sekolah agama, mengorganisa pembangunan mesjid dan
manajerialnya, pemberian bantuan biayasiswapelajar muslim, bbertugas mengeluarkan patwa
agama. Keta dan MUIS di angkat dan di berhentikan oleh Presiden, melalui usulan dari
kelompok muslim.[3]
Dalam bidang pendidikan singapura menganut sistem pendidikan islam moderen dari
awal hingga sekarang merujuk pada system mesir dan barat sepeti madrasah, sekolah arab
atau sekolah agama, tetapi tidak mengenal pondok pesantren. Ada 4 madrasah terbesar di
singapura yaitu:
a) Madrasah Aljunied, didirikan pada tahun 1927 M, oleh pangeran Syarif al-Syaid
Umar bin Ali Aljuneid dari palembang.
b) Madrasah Al-Ma’arif, didirikan pada tahun 1940-an gurunya dari lulusan al-Azhar
Mesir.
c) Madrasah Wak Tajung AL- Islamiyah , didirikan tahun 1955 M.
d) Madrasah AL-Sagoff, didirikan pada tahun 1912 di atas tanah wakaf Syed Muhammad
bin Syed al- Sagoff.
Ada juga pengembangan dalam masyarakatnya,di antara badan-badan yang
menyediakan berbagai pelayanan MENDAKI (Majelis Perkembangan Masyaraka Islam
Singapura ), muncul sebagai organisasi utama, dengan berbagai kegiatan yang menyeluruh ,
dan pendidikan kepada ekonomi. MENDAKI menerima dukungan dan bantuan keuangan
dari pemerintah. Badan ini di tumbuhkan pada tahun 1981 atas usaha ahli-ahli parlemen
Melayu-islam untuk mengatasi kemerosotan orang Melayu, seperti yang di perliatkan pada
tahun 1980. dalam tujuh tahun pertama, mendaki sangat perhatian terhadap soal pendidikan.
Ia mengadakan kelas bimbingan setiap menggu dan nasehat kepada pelajar dan kkeluaga
mereka. MENDAKI tidak perlu berjaya, kelembapannya kaadang-kadang mejadi kritikan.
Pada tahun 1989, satu seminar diadakan di dewan persidangan singapura, untuk
memutar haluan baru bagi MENDAKI. Perlu ada komitmen sepenuhnya dan usaha. Dengan
komitmen sepenuhnya orang melayu yang kaya atau yang punya kekayaan untuk membantu
saudaranya yang kurang mampu,komitmen dukungan masyarakat terhadap rancangan
MENDAKI, komitmen pemerintah sebagai bukti anda mau bekerja sama mencapai aspirasi
masyarakat anda.” Para peserta seminar dari berbagai masyarakat islam setuju dengan beliau.
Mereka menyokong MENDAKI agar meluaskan kegiatan serta menyususn semula
rancangan-rancangannya dengaan menawarkan lebih banyak program pedidikan. Di sampang
mengajukan kegiatan sosial dan ekonomi. “ sebagian keberhasilan orang melayu-islam dalam
pendidikan adalah di sebabkan oleh Mendaki. Program terkemuka adalah bimbingan pada
akhir minggu. Kelas-kelas utamanya semula pada Februari 1980 degnan 60 orang pelajar
kelas “A”, menghadiri kelas setiap hari Ahad di mesjid AL-Anshar di Chai Chee dan mesjid
Al-muttaqin di Ang Mo Kio.
MENDAKI mengendalikan lebih dari 10.000 orang pelajar di 14 pusat. Rata-rata
berumaur sekitar sembilan hingga delapan belas tahun. Para pelajar manghabiskan petang
sabtu atau pagi ahad mendalami pelajaran yang di peroleh dari sekolah. Ada juga program-
program khusus, seperti kelas matematik lanjutan dan kelas bahasa inggrais yang intensif
untuk pelajar yang sederhana kebolehannya. Dua lagi projek utama merupakan bagian dari
strategi pengayaan untuk semua MENDAKI, yaitu untuk pelajar pandai dan untuk pelajar
yang pencapaiannya di bawah standar.
Kegiatan lain MENDAKI adalahn kelas-kelas computer, ceramah tentang orang tua
yang baik, bengkel membaca, kemah-kemah cuti sekolah, anugrah dan beayasiswa. Dia juga
memberi pinjaman tampa angsuran. Bagi pihak pemerintah, MENDAKI menguruskan
subsidi iyuran pendidikan tinggi bagi orang melayu, satu proyek yang membolehkan orang
melayu yang membolehkan pendidikan gratis di peringkat perguruan tinggi.[4]
Proyek utama MENDAKI dalam bidang sosial dan kebajikan adalah mendirikan pusat
pelayanan keluaga dengan kerjasama persatuan pemudi islam singapura (PPIS). Dalam
bidang ekonomi, MENDAKI mencatat perkembangan besar mmelalui amanah salam
mendaki (ASM), sebuah tabung bagi masayarakat islam. MENDAKI juga telah memasuki
bidang memberi latihan kepada pekerja islam dan kepada pekerja sama denga Lembaagi
Penghasil Negara (NPB) Untuk tujuan ini. Para penyokong mendaki sadar bahwa banyak
banyak keberhasilan yang telah di capai. Yang lain juga merasa banyak lagi yang bileh di
lakukan. berawal perdebatan ini, lahir sebuah badan yang hampirsama tujuannya yaitu
angkatan kariawan islam (AMP). Parapenggerak uatamanya iyalah sekumpualan kariawan
islam yang muda bekas pemimpin pelajar yang aktif takkala di uni versitas dulu. Setelah
memantapkan kerja dan keluarga masing-masing, mereka merasa masyarakat memerlukan
komitmen mereka.
Kerap di anggap pesaing MENDAKI, AMP dengan segera menyiapkan pelbagai
rancangan dari pada bersipat pendidikan kepada kauseling untuk keluarga serta individu dan
program-program latihan bagi para pekerja. Pada awal tahun 1994, AMP mendirikan pusat
latihan untuk meningkatkan kemahiran pekerja melayu islam. Dan kemajuan kemahiran
pemerintah telah menyumbang lebih $2 juta dalam usia ini. Dalam masa tiga tahun akan
datang kira-kira 6,600 orang pekerja islam akan menjalani latihan. AMP juga giat dalam
usaha niaga, ia mendirikan sarikat pemegangan untuk kegiatan perdagangan dan
pembangunan di rantau ini. Sebuah lagi badan melayu sosial islam ialah taman bacaan
pemuda pemudi melayu singapura,didirikan tahun 1959 untuk memupuk minat terhadap
kesastraan dengan meminjamkan jurnal dan buku kepadaahli-ahlinya. Beberapa tahun
kemudian taman bacaan bertukar peranan untuk memenuhi kepeluan masyarakat. Ia mulai
mengendalikan bengkel untuk ibu bapak dan pelajar seta rancangan-rancangan pendidikan
termasuk aspek-aspek kemahiran,keibubapaan, pengurusan waktu dan kelas-kelas bahasa.
Sebuah lgi badan berusia tiga abad ialah Lembaga Biayasiswa Kenangan Maulud
(LBKM). Pada tahun 1965, beberapa minggu selepas singpura merdeka pada tanggal 9
Agustus, perwakilan 77 pertumbuhan Melayu-Islam menghadiri perhimpunan di Dewan
Peringatan Victoria untuk melancarkan LBKM. Dengan LBKM mulai usaha mendirikan
lembaga bagi pembantu para pelajar islam yang berpontensi untuk melannjutkan pelajaran
tampa terhambat oleh biaya.
Lebih kurang setahun kemudian , lembaga itu mempunyai uang yang cukup untuk
menawarkan biaya siswa kepada 18 orang pelajar. Lembaga ini juga mengeluarka bantuan
penyelidikan dan dua kali setahun mengadakan cerama-ceramah peringatan oleh sarjans-
sarjana islam terkenal. Badan islam yang lebih mudah ialah Pertapis (Persatuan Taman
Pengajian Islam Singapura ) yang memberikan perhatian kepada kebajikan masyarakat dan
pendidikan. Pertapis juga mengendalikan rumah-rumah orang tua, rumah kanak-kanak dan
pusat bagi wanita dan kanak-kanak. Di samping kursus pendidikan. Badan ini juga
memepunyai beberapa cabang di Singapura.
Bagi kebanyakan orang islam, lorong 12 sama artinya dengan Jamiyah.yang beribu
pejabat di situ. Jamiyah (Persatuan Seluruh Islam Singapura) mempunyai sejarah kegiatan
dakwah dan sosial yang lama. Pada awalnya, Jamiyah hany mengasuh kelas-kalas agama,
bukan hanya untuk anggota masyarakat tetapi juga angota pasien di houspital dan di penjara.
Badan ini juga membantu mengislamkan orang bukan islam sambil mengadakan ceramah
oleh para sarjana-sarjana islam setepat atau antar bangsa.
Tidak jauh dari Jamiyah, di Haigsville Drive, ialah persatuan Pemuda Islam
Singapura (PPIS). PPIS yang juga muncul dan berkembang dari kesadaran sekumpulan kecil
umat islam didirikan oleh beberapa orang wanita yang belatar belakang dan dari kumpulan
etnik yang berbeda.Terbentuk pada tahun 1952, PPIS mendapat perhatian ahli-ahlinya,
memberi pandangan kepada jawatan yang bersidang tetang akta pelayanan hukum islam
(AMLA) pada tahun 1966. PPIS mengesakan jawatan itu supaya menaikan umur minimum
perkawinan islam dari yang di canangkan 15 tahun sampai 18 tahun, selaras dengan piagam
wanita Singapura. Jawatan tersebut musyawarah baru dengan menetapkannya 16 tahun.
Satu lagi pertumbuhan ialah Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1957 oleh
sekumpulan pelajar yang memanggil diri mereka Ahlul Sunnah Wal-jamaah. Bermula dengan
kelas-kelas agama, kegiatan badan ini telah berkembang ke bidang-bidang lain termasuk
taman kanak-kanak dan madrasah. Turut memberi sumbangan adalah Darul Arqam
(Persatuan Muallaf Singapura), mengambil nama sempena dengan nama Arqam, sahabat nabi
saw Yang memberi perlindungan ke pada pemeluk baru agama islam. Belakangan ini, Darul
Arqam gigih berusaha untuk mengajak orang islam dan juga bukan islam berdakwah. Ia ingin
islam di lihat sebagai agama bukan saja orang melayu, tetapi untuk semua bangsa.
Darul Arqan telah membawa islam ke dunia antar bangsa melalui pertukaran antar
kebudayaan denagn orang islam di seluruh dunia. Tokoh-tokoh islam terkemuka kerap di
undang untuk menyampaikan ceramah-ceramah umum dan berbincang dengan ahli-ahlinya.
Ia juga berhubungan rapat dengan banyak badan islam antar bangsa, termasuk
perhimpunan Belia Islam Sedunia.
Sebuah lagi pertumbuhan agama ialah Persatuan Tabung Amanah Muslimin (MTFA)
yang menguruskan rumah anak-anak yatim Darul Ihsan Lilbanin untuk budak laki-laki, dan
Darul Ihsan Libanat untuk budak perempuan. Anak-anak yatim yang tidak tinggal di rumah-
rumah tersebut juga boleh memohon bantuan keuangan atau pendidikan dari MTFA, pada
tahun 1993, MTFA memberi $75,000 dalam betuk bantuann pendidikan. Dengan di capainya
hal tersebut maka menjadikan masyarakat Singapura mendapat tempat tinggal yang lebih
baik.
Sejarah kehadiran agama Islam di Singapura tidak dapat dipisahkan dengan sejarah
kedatangan Islam di Asia Tenggara pada umumnya, begitu pula sejarah perkembangan dari
masa kemasa yang selalu berkaitan dengan perkembangan agama Islam diwilayah lainya.
Pada sebagian ahli sejarah sudah hampir sepakat bahwa agama Islam sudah sampai ke Asia
Tenggara pada abad pertama Hijriah atau pada akhir abad ke-7 Masehi, karena pada abad itu
pedagang-pedagang Arab atau pedagang Muslim India sudah mengadakan perdagangan
sampai keselat Malaka dan ke Cina, sebagian ada yang singgah di Sumatera dan Jawa.
Kemudian jalur perdagangan itu menjadi rute tetap pada pedagang Arab dan India yang
menjulur dari laut Tengah melalui Persia dan India ke Asia Tenggara dan terus ke Tiongkok.[5] Namun untuk menentukan dengan pasti kapan sesungguhnya awal kehadiran agama Islam,
dimana dimulai, kemana penyebarannya, siapa penyebarnya, dan bagaimana metode
pengajarannya adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena
sulit menentukan bukti yang dapat dipercaya kebenarannya. Singapura sendiri mempunyai
peranan penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Posisi stategis yang merupakan
nilai lebih Singapura menjadikannya sebagai transit bagi perdagangan dari berbagai kawasan.
Pada sisi lain, selain sebagai transit perdagangan letaknya yang strategis ini juga telah
memungkinkannya menjadi pusat informasi dan komunikasi dakwah Islam, karena secara
geografis Singapura hanyalah salah satu pulau kecil yang terdapat di tanah
Semenanjung Melayu.
Singapura menjadi sebuah Negara Republik yang merdeka setelah melepaskan diri
dari Malaysia pada tanggal 17 Agustus 1965. Saat ini, Singapura merupakan Negara paling
maju diantara Negara-negara tetangganya di kawasan Asia Tenggara. Namun demikian,
Islam relative tidak berkembang di Negara ini, baik bila dibandingkan dengan sejarah masa
lalunya, maupun bila dibandingkan dengan perkembangan Islam di Negara-negara lainnya di
kawasan Asia Tenggara.[6] Sejak abad ke-15, pedagang Muslim menjadi unsur penting
dalam perniagaan wilayah Timur, tidak terkecuali Singapura. Beberapa diantara
para pedagang ada yang menetap, dan menjalin hubungan perkawinan dengan
penduduk setempat. Lama-kelamaan mereka membentuk suatu komunitas tersendiri.
Para pedagang tersebut tidak jarang menjadi guru agama dan imam. Dalam
komunitas Muslim ini juga sudah terdapat sistem pendidikan agama yang bersifat
tradisional. Pada umumnya mereka belajar agama dirumah-rumah, yang kemudian
dilanjutkan di surau-surau dan mesjid. Pada tahun 1800 di kampong Glam dan kawasan
Rocor menjadi pusat pendidikan tradisional. Dalam hal ini, guru-guru dan imam
sangat penting peranannya dalam memupuk penghayatan keagamaan pada
masyarakat Muslim Singapura. Sama dengan Muslim di kawasan Asia Tenggara
lainnya, Muslim di Singapura pada masa awal menganut mazhab Syafi'I dan
berpaham teologi Asy'ariyah.
B. Perkembangan Islam di Negara singapura
Singapura merupakan neagara yang memiliki penduduk Muslim yang Minoritas.
Dengan jumlah penduduk sekitar 4,99 Juta jiwa hanya sekitar 14.9 % saja yang memeluk
agama Islam. Dan menjadi agama kedua terbesar setelah Buddha 42,9% di ikuti oleh Ateis
14.8 %, Kristen 14.6%, Taouisme 8% dan Hinddu 4% serta agama lainnya 0.6%.[7]
Wajah Islam di Singapura tidak jauh beda dari wajah muslim di negeri jirannya,
Malaysia. Banyak kesamaan, baik dalam praktek ibadah maupun dalam kultur kehidupan
sehari-hari. Barangkali hal ini dipengaruhi oleh sisa warisan Malaysia, ketika Negara kecil itu
resmi pisah dari induknya, Malaysia, pada tahun 1965.
Hal ini jika di urut melalui sejarahnya, keberadaan Islam di Singapura tak lepas dari
keberdaan Etnis Melayu yang mendiami pulau tersebut. Ditambah dengan golongan lain yang
dikatagorikan sebagai Migran Muslim. Mereka inilah, terutama migranArab, sebagai
penyandang dana utama dalam pembangunan masjid masjid, lembaga lembaga pendidikan
dan organisasiorganisasi Islam.[8] Sejak pertengahan abad ke19, ketika Belanda melakukan
tindakan represif dan pembatasan atas calon haji Indonesia, Singapura menjadi alternatif
mereka sebagai tempat pemberangkatan. Brokerbroker perjalan ibadah haji ini adalah
kalangan migran Arab. Berbeda dengan Muslim imigran, masyarakat Melayu
merupakan mayoritas. Mengikuti pembagian Sharon Siddique, mungkin karena
mayoritas migran yang berasal dari dalam wilayah (Jawa, Sumatera, Riau dan Sulawesi.
Cenderung membawa isteri dan anak mereka. Dengan demikian rasioseks (khususnya
pada komponen mayoritas yang berbahasa Melayu) lebih seimbang dibanding
komunitaskomunitas lain. Kenyataan yang demikian berakibat pada kelambatan terjadinya
asimilasi kemelayuan. Kelompok migran biasanya mendiami kampung-kampung yang ditata
berdasarkan tempat asal. Dan ini berakibat pada menguatnya bahasabahasa etnis dan adat
istiadat. Dengan demikian, karena heteroginitas penduduk Muslim Singapura, orang bukan
mendapatkan “suatu” komunitas Muslim, namum sejumlah komunitas Muslim. Hal ini
diperkuat dari dalam dengan pelestarian batasbatas linguistik, tempat tinggal yang
berorientasi tempat asal, spesialisasi pekerjaan, status ekonomi dan berbagai tingkat
pendidikan.
Bersamaan dengan itu, gejala yang terjadi pada migran luar wilayah (Arabdan India)
memiliki kecenderungan terbalik. Migrasi yang mereka lakukan hampir secara eksklusif
hanya dilakukan oleh kaum pria. Dengan mengawini wanitaMuslim Melayu, berarti mereka
membangun keluarga keluarga baru di Singapura. Hal ini selanjutnya memberikan definisi
komunitas baru Arab dan Muslim India yang, melalui garis patrilineal memberi identitas pada
diri mereka sendiri, namun menurut garis matrilineal adalah keturunan pribumi. Proses ini
melahirkan suatu komunitas ArabMelayu dan Jawi Peranakan yang mulai mengidentifikasi
diri dengan bahasa Melayu dan dengan adat istiadat serta kebiasaan local.[9]
C. Lembaga dan Aktivitas Keagamaan Islam di Singapura
Pembentukan kelembagaan keagamaan pertama bermula sejak 1880, ketika dibentuk
jabatan Qadi (Hakim Agama), yang didasarkan pada Ordonansi Perkawinan Pengikut
Muhammad. Selanjutnya masalah-masalah yang muncul dikalangan internal umat Islam atau
dengan umat agama lain diurus oleh Moslems and Hindu Endowment Board, pada tahun
1906. Anehnya sampai dengan tahun 1948 tidak seorang muslim pun bekerja dilembaga ini.
Sampai dibubarkan pada tahun 1968, dewan ini terdiri dari: pengacara umum, tiga orang
wakil umat Islam, tiga wakil umat Hindu, satu Persia, dan bendahara umum yang juga
bertugas sebagai sekretaris dewan.
Oleh karena posisi Singapura sebagai transit pemberangkatan dan kedatangan jama’ah
Haji di seluruh Nusantara, pemerintah Inggris kemudian mengatur dan mengambil
keuntungan ekonomi dari pengaturan perjalanan Haji sejak tahun 1889, dan pada tahun 1905
mengadakan “Ordonasi” Pengawasan Agen Perantara Perjalanan Haji”. Kemudian pada
tahun 1915, untuk mengurus masalah sosial keagamaan masyarakat muslim Singapura,
dibentuk Lembaga Penasihat Orang-orang Islam. Lembaga ini bertugas dan berwenang
megurus dan menyelesaikan masalah perkawinan, penentuan awal puasa dan hari raya,
memberikan pertimbangan pada pemerintah Inggris. Semula lembaga ini dipimpin oleh orang
Inggris, dengan beberapa anggota orang Islam, tetapi kemudian secara bertahap mulai tahun
1928 lembaga ini dipimpin oleh seorang muslim, yakni Hafizuddin S. Moonshi. Penetapan
dan hak mengeluarkan fatwa pada mulanya hanya oleh Mufti Besar kerjaan Johor dan
didampingi oleh QadiSingapura. Akan tetapi, untuk kemudian dipegang sendiri oleh Mufti
Singapura, yang mengepalai komisi fatwa (fatwa comtte) secara kolektif.
ada pula lembaga yang khusus bergerak dalam bidang pendidikan yaitu Majelis
Pendidikan Anak-anak Muslim (MENDAKI). Dan adapula lembaga DANAMIS yaitu Dana
Perwalian Muslim yang bergerak dalam bidang pendanaan sosial ekonomi umat, semacam
koperasi dan lembaga keuangan non-pemerintah. Lembaga berikutnya adalah Himpunan
Dakwah Islam Singapura (JAMIYAH) dan Association of Muslim Profesionals (AMP) yang
didirikan pada bulan Oktober 1991, lembaga ini berkeinginan untuk mewujudkan masyarakat
muslim Singapura yang siap bersaing secara terhormat untuk memasuki masa depan yang
lebih baik.
D. Posisi Masyarakat Islam di Singapura Dewasa Ini
Menyadari ketertinggalan mereka, pemerintah dan tokoh-tokoh Islam mengadakan
berbagai upaya peningkatan dalam berbagai aspek. Misalnya didirikannya beberapa masjid-
masjid baru di berbagai kompleks perumahan baru, selain itu banyak pula didirikan lembaga-
lembaga oleh pemerintah seperti lembaga pendidikan bagi anak-anak islam, yang disebut
MENDAKI dan beberapa lembaga sosial masyarakat lainnya.
Upaya pemerintah dan para tokoh muslim ini, akhirnya berdampak positif bagi
masyarakat muslim Singapura yang pada awalnya mengalami ketertinggalan. Misalnya pada
tahun 1990 masyarakat muslim Singapura sudah banyak yang berpendidikan formal, seperti
SD, SMP, SMA bahkan adapula yang bersekolah sampai perguruan tinggi sampai mereka
mendapatkan gelar Ph.D.
KESIMPULAN
Setelah Singapura memisahkan diri dengan Malaysia, masyarakat muslim di
Singapura menjadi minoritas. Dalam bidang politik, masyarakat Melayu menyadari posisinya
yang minoritas, sehingga mereka mengambil garis moderat, loyal, dan partisipatif. Namun
kecurigaan dan memandang rendah pada etnis Melayu atau masyarakat muslim Melayu
kadang-kadang juga muncul. Menyadari ketertinggalannya tersebut, pemerintah dan tokoh-
tokoh Islam mengadakan berbagai upaya peningkatan dalam berbagai aspek.
Pada tahap awal proses Islamisasi, Islam diidentikkan dengan agamanya orang
Melayu. Dalam hal ini karena Islam menjadi agama yang dianut oleh sultan di Malaka, yang
juga pernah singgah di Singapura ketika lari dari Palembang, dan kemudian mendirikan
kesultanan Malaka dan menjadi Muslim. Identifikasi Melayu dan Sultan ini memberikan
kemungkinan awal dari perkembangan Islam di Singapura.
Sekalipun demikian, dalam beberapa abad kemudian (kurang lebih 4 abad), Singapura
menjadi daerah yang tidak bertuan. Dan penghuni pulau Singapura adalah para perompak
laut.
Pada tahap kedua, proses Islamisasi terjadi terutama setelah Singapura menjadi
pilihan Raffles sebagai basis perdagangan Inggris di belahan timur. Singapura kemudian
berkembang menjadi pusat perdagangan yang menarik minat Muslim Melayu di sekitarnya
dan juga pedagang-pedagang Muslim Arab dan India untuk bermigran ke Singapura. Sejak
itulah, awal abad 19, proses pembentukan peradaban Islam di Singapura berlangsung sampai
sekarang. Dengan dimotori oleh migran Arab dan India, juga dukungan Muslim Melayu,
Islam berkembang di Singapura membangun citra dirinya. Seiring dengan perjalan
sejarahnya, komunitas Muslim memainkan peran dalam perkembangan pembaharuan Islam
di kawasan Asia Tenggara. Tercatat penerbitan majalah dan buku yang memiliki muatan
refomis dipublikasikan dari Singapura. Bersamaan dengan itu, untuk memenuhi kebutuhan
dalam melaksanakan ajaran Islam, Muslim Singapura telah mendapatkan perhatian dari
pemerintahdengan sejumlah kelembagaan Muslimnya, yang dewasa ini kita kenal
seperti AMLA dan MUIS. Di bawah MUIS itulah dikoordinasikan berbagai
kelembagaan yang menunjang kelangsungan kehidupan umat Islam Singapura. Sebagai
kelompok minoritas, tentu ada pilihan-pilihan nyata yang dihadapi Muslim Singapura. Dalam
hal ini nampaknya umat Islam Singapura lebih mengambil sikap dan pilihan yang
adaptasionis dan kerjasama ketimbang melepaskan diri dari ikatan nasional Singapura.
DARTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik dan Sharon Siddique (ed.). Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia
Tenggara. Terj. Rochman Achwan. Jakarta: LP3ES,1988
Abd. Ghopur, Handout Mata Kuliah Study Islam Asia Tenggara
Asmal May dan Aripudin, Handoud Mata Kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara
Munzir Hitami, Sejarah Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru: Alaf Riau, 2006)
Suhaimi, M.Ag, Sejarah Islam Asia Tenggara, Unri Press, Cetakan Kedua, 2010,
Suhaimi, Cahaya Islam Di Ufuk Asia Tenggara, Pekanbaaru, Suska Perss UIN Suska Riau,
2008
Taufiq abdullah(Ed.), Islam Di-Indonesia, Tinta Mas Jakarta, 1974
http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura, 15/05/2012,13:34 WIB.
[1] Suhaimi, Cahaya Islam Di Ufuk Asia Tenggara, Pekanbaaru, Suska Perss UIN Suska Riau,
2008, hlm 172
[2] Asmal May dan Aripudin, Handoud Mata Kuliah Sejarah Islam Asia Tenggara
[3] Abd. Ghopur, Handout Mata Kuliah Study Islam Asia Tenggara
[4] Suhaimi, op. cit, hlm 222
[5] Taufiq abdullah(Ed.), Islam Di-Indonesia, Tinta Mas Jakarta, 1974, hal 118.
[6] Sejarah Islam Asia Tenggara, Drs. H. Suhaimi, M.Ag, Unri Press, Cetakan Kedua, 2010,
Pekanbaru.
[7] Munzir Hitami, Sejarah Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru: Alaf Riau, 2006), hlm. 32.
[8] http://id.wikipedia.org/wiki/Singapura, 15/05/2012,13:34 WIB.
[9] Abdullah, Taufik dan Sharon Siddique (ed.). Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia
Tenggara. Terj. Rochman Achwan. Jakarta: LP3ES,1988.hlm. 390.
Singapura adalah sebuah pulau yang terletak diujung Semananjung Tanah Melayu,
yang awalnya bernama "Pulau Ujung" (Pu-Lo-Chung), "Salahit" -Selat,dan berikutnya
Temasek", "Tumasik"(Jawa),"Tam-ma-sik"(China). Istilah Singapura sediri muncul pada
tahun 1299 ketika Pangeran Sang Nila Utama singgah di pulau ini dan menemukan seekor
binatang seperti Singa, sehingga pulau itu disebut Lion City(Kota Singa). Versi lain
mengatakan bahwa pada abad ke-14 pulau ini menjadi tampat singgahnya para pedagang
Majapahit sehingga Singapura bararti “kota” (Pura) “singgah” (Singgah).
Islam merupakan agama yang minoriti di Singapura, dengan kira-kiranya 16% sahaja
penduduknya mengamalkan ajaran Islam. Kebanyakan warga Singapura yang
beragama Islam ini terdiri dari golongan orang Melayu. Orang Melayu tidak lagi
berkelompok di sesuatu lokasi. Sebaliknya mereka diselerakkan di seluruh Singapura.[1]
Bilangan umat Islam di singapura
Bancian 2000, 15 % penduduk Singapura beragama Islam, iaitu 14 %
etnik Melayu (450,000 dari jumlah penduduk empat juta) 1 % lagi ialah daripada kaum lain
seperti Arab dan India. Majoriti penduduk Republik Singapura ialah Cina 77 % dan
etnik India 7 %. Profesor Hussin Mutalib dari National University of Singapore menyatakan
bilangan orang Cina memeluk agama Islam meningkat, tetapi jumlahnya masih kecil.
Majlis Ugama Islam Singapura
Sebelum 1963, Islam menjadi majoriti tetapi selepas itu dianggap sebagai minoriti kerana
Singapura disingkir keluar dari Malaysia. Kini mereka mendapat perumahan dan pendidikan
lebih baik dan menjadi golongan 'kelas menengah'.
Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS) ditubuhkan pada 1966 bagi menguruskan hal ehwal
undang-undang pentadbiran Islam , pentadbiran masjid-masjid serta madrasah-madrasah,
urusan menunaikan fardu haji dan harta wakaf. MUIS memiliki harta jutaan dolar hasil
sumbangan dan potongan gaji umat Islam.
Azan
Minoriti Islam di Singapura tidak dibenarkan azan terlalu kuat. Oleh itu orang Melayu
di sana mengkalih pembesar suara menghala ke dalam masjid atau surau dan jauh dari rumah-
rumah sambil menghadkan volume. Dengan adanya siaran radio, orang Islam boleh
mengetahui waktu solat dengan membuka siaran radio. Pada 14 Julai 2010, Menteri
Kanan Goh Chok Tongmenjelaskan masjid tidak lagi menggunakan pembesar suara untuk
azan dan ceramah demi menghormati perasaan orang bukan Islam. Majlis Ugama Islam
Singapura (MUIS) harus akur bahawa Singapura adalah sebuah negara pelbagai kaum dan
agama dengan kewujudan ruang bersama dan sekular untuk semua.
Tokoh , sarjana dan ulama Singapura mendapat pendidik dan inspirasi agama di
negara majoriti Islam. Apabila kembali ke Singapura , di mana Islam adalah minoriti -
amalan agama terpaksa diubahsuai.[2]
Penyesuaian ini juga melibatkan agama dan kaum lain. Penganut ajaran Taoist tidak
lagi membakar colok semasa sambutan perayaan di tokong-tokong malah di tempat-tempat
terbuka. Jumlah dan saiz colok dikurangkan dan amalan membakar colok hanya di tokong.
1. ↑ Nasib penduduk minoriti Islam
2. ↑ Rakyat Singapura Pastikan Wujud Harmoni Di Negara Bandaraya Itu
3. ↑ Kesan Natrah pada politik masa kini
Pada fase awal, Islam yang disuguhkan kepada masyarakat Asia Tenggara lebih
kental dengan nuansa tasawuf. Karena itu, penyebaran Islam di Singapura juga tidak terlepas
dari corak tasawuf ini. Buktinya pengajaran tasawuf ternyata sangat diminati oleh ulama-
ulama tempatan dan raja-raja Melayu. Kumpulan tarekat sufi terbesar di Singapura yamg
masih ada sampai sekarang ialah Tariqah ‘Alawiyyah yang terdapat di Masjid Ba’lawi.
Tarekat ini dipimpin oleh Syed Hasan bin Muhannad bin Salim al-Attas.
Para ulama asal Yaman (Hadramaut) yang bernama Syed Abu Bakar Taha Alsaggof
dalam mengembangkan Islam di Singapura sangat besar. Dialah dai dan penyebar Islam
pertama era modern di negeri pulau itu dan membuka lembaga pendidikan Islam, yakni
Madrasah Al-Juneid yamg masih eksis sampai saat ini.
Wajah Islam di Singapura tidak jauh beda dari wajah muslim di negeri jirannya,
Malaysia. Banyak kesamaan, baik dalam praktek ibadah maupun dalam kultur kehidupan
sehari-hari. Barangkali hal ini dipengaruhi oleh sisa warisan Malaysia, ketika Negara kecil itu
resmi pisah dari induknya, Malaysia, pada tahun 1965.
Dalam perkembangan selanjutnya, masyarakat Singapura selalu berupaya untuk
memajukan diri mereka seiring dengan kemajuan negaranya. Pemodernan pemikiran umat
Islam Singapura berpengaruh pula terhadap berkurangnya mitos dan kepercayaan kepada
Khufarat, sehingga semakin mulai menuju kepada cara beragama yang lebih rasional.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, Singapura modern sering dihubungkan dengan
masukknya Sir Stamford Raffles ke pulau itu pada tahun 1819. Waktu itu Singapura hanya
didiami oleh lebih kurang 120 orang Melayu (termasuk dari keturunan Bugis, Jawa, dan
lainnya) dan 30 orang Cina.
Tahun 1901, jumlah orang Melayu itu berkembang menjadi 23.060 orang, yang terdiri
dari 12.335 orang penduduk asli kepulauan Melayu, hampir 1000 orang keturunan arab, dan
600 orang keturunan Jawa. Jumlah penduduk Singapura secara keseluruhan pada waktu itu
sekitar 228.555 orang, dengan 72% etnis Cina.
Orang Melayu awalnya tinggal dikawasan Kampung Gelam yaitu suatu kawasan di
pesisir sungai. Di sekitar Kampung Gelam tersebut mereka hidup secara bersamaan dengan
orang-orang keturunan Bugis, Boyan, Jawa dan Arab.
Dengan demikian, secara umum muslim Singapura terbagi kepada dua kelompok
besar, yaitu etnis Melayu sekitar 90%. Sisanya adalah etnis non-Melayu (India, Timur
Tengah, Indonesia, dan lain-lain) sekitar 10%.
Sementara itu, pada tahun 1947 bilangan penduduk-nya bertambah menjadi 940.824(115.735
Melayu dan 730.133 Cina). Pada tahun 1957 menunjukan bahwa penduduk Singapura telah
meningkat kepada 1.445.929 orang (1.090.596 Cina, 197.059 Melayu/Indonesia, 124.084
India/Pakistan dan 34.190 lainnya). Di akhir tahun 1976, jumlah penduduk Singapura adalah
2.294.900 orang (17% orang Islam dan 15% dari itu adalah orang Melayu).
Menurut istilah Sharon Siddique, muslim Singapura dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu migrant yang berasal dari dalam dan luar wilayah. Migrant dari dalam wilayah
berasal dari Jawa, Sumatra, Sulawesi, Riau dan Bawean. Kelompok ini selalu diidentikkan ke
dalam etnis Melayu. Adapun kelompok migrant dari luar wilayah dibagi menjadi dua
kelompok penting, yaitu muslim India yang berasal dari subkontinen India (Pantai Timur dan
Pantai Selatan India) dan keturunan Arab, khususnya Hadramaut. Dengan demikian, Sharon
berpandangan bahwa muslim Singapura adalah para migran.