Post on 02-Mar-2019
1
PELAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH DAN DESA
2
Agenda
2
Akuntabilitas Keuangan Pemerintah dan Desa 1.
Standar Akuntansi Pemerintahan 2.
Pelaporan Keuangan Desa
3.
Diskusi 4.
3
AKUNBILITAS PEMERINTAH DAN DESA
Undang Undang No 6 tahun 2014
Tentang Desa
Permendagri 113 Tahun 2014 Pengelolaan Keuangan Desa
Laporan Keuangan Desa
Undang Undang No 17 tahun 2003
Tentang Keuangan Negara
PP 71 tahun 2010 Standar Akuntansi Pemerintahan
Laporan Keuangan Pemerintah (Pusat dan Daerah)
4
Keuangan Negara
• Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat
dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun
berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.
– hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan
melakukan pinjaman;
– kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan
negara dan membayar tagihan pihak ketiga;
– Penerimaan Negara;
– Pengeluaran Negara;
– Penerimaan Daerah;
Pengeluaran Daerah;
– kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat
dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan
negara/ perusahaan daerah;
– kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka
penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
– kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan pemerintah.
5
APBN
• APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan
tiap tahun dengan undang- undang.
• APBD merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkan
setiap tahun dengan Peraturan Daerah.
• Presiden menyampaikan RUU pertanggungjawaban pelaksanaan APBN
kepada DPR berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan
Pemeriksa Keuangan, selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun
anggaran berakhir.
• Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi
– Laporan Realisasi APBN,
– Neraca,
– Laporan Arus Kas, dan
– Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan laporan keuangan
perusahaan negara dan badan lainnya.
6
DESA
• Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
• Laporan Desa
– Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir tahun anggaran kepada
Bupati/Walikota;
– Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhir masa jabatan kepada
Bupati/Walikota;
– Laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada Badan
Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran;
– Informasi penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada masyarakat Desa setiap akhir
tahun anggaran.
7
DESA
• Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Laporan Desa
– Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir tahun anggaran kepada
Bupati/Walikota;
– Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhir masa jabatan kepada
Bupati/Walikota;
– Laporan keterangan penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada Badan
Permusyawaratan Desa setiap akhir tahun anggaran;
– Informasi penyelenggaraan pemerintahan secara tertulis kepada masyarakat Desa setiap akhir
tahun anggaran.
8
DESA
• Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai
dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
• Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa terdiri atas pendapatan, belanja, dan
pembiayaan Desa.
• Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa diajukan oleh Kepala
Desa dan dimusyawarahkan bersama Badan Permusyawaratan Des
• Aset Desa dapat berupa tanah kas Desa, tanah ulayat, pasar Desa, pasar
hewan, tambatan perahu, bangunan Desa, pelelangan ikan, pelelangan hasil
pertanian, hutan milik Desa, mata air milik Desa, pemandian umum, dan aset
lainnya milik Desa.
• Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang dikelola
dengan semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan, yang menjalankan
usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
9
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
PEMERINTAHAN (PSAP)
PP 71 TAHUN 2010
10
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2008-2014
PEMERINTAH DAERAH
LKPD OPINI
JML WTP % WDP % TW % TMP %
2006 3 1% 327 28% 28 6% 105 23% 463
2007 4 1% 283 59% 59 13% 123 26% 469
2008 13 3% 323 67% 31 6% 118 24% 485
2009 15 3% 330 65% 48 10% 111 22% 504
2010 34 7% 343 66% 26 5% 119 23% 524
2011 67 13% 349 67% 8 2% 100 19% 524
2012 120 23% 319 61% 6 1% 79 15% 524
2013 156 30% 311 59% 11 2% 46 9% 524
2014 252 47% 247 46% 5 1% 35 6% 539
2015 312 59% 187 35% 3 1% 30 6% 532
Sumber: IHPS BPK
Kriteria Pemberian Opini Laporan Keuangan oleh BPK (UU 15/2004)
Kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
Kecukupan Pengungkapan (adequate disclosure)
Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
Efektivitas Sistem Pengendalian Intern
11
HASIL PEMERIKSAAN BPK 2008-2014
PEMERINTAH PUSAT
LKPD OPINI
JML WTP % WDP % TW % TMP %
2008 34 41% 31 37% 0 0% 18 22% 83
2009 42 58% 24 33% 0 0% 7 10% 73
2010 50 65% 25 32% 0 0% 2 3% 77
2011 61 76% 17 21% 0 0% 2 3% 80
2012 62 71% 22 25% 0 0% 3 3% 87
2013 65 75% 19 22% 0 0% 3 3% 87
2014 62 71% 18 21% 0 0% 7 8% 87
2015 56 65% 26 30% 0 0% 4 5% 86
Sumber: IHPS BPK
Wapres Budiono dalam Rakernas Akuntansi 2014: “opini WTP bukanlah tujuan akhir, tetapi hanya sasaran antara untuk
mencapai good governance dalam pengelolaan keuangan pemerintah”.
12
• Pendapatan negara/daerah dalah hak pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
• Belanja negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
Psl 17
UU17/2003
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun
Psl 36 ayat (1) UU
17/2003
• Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran 2008
Psl 70 ayat (2) UU 1/2004
DASAR HUKUM
13
PENYUSUNAN SAP AKRUAL
• SAP Akrual dikembangkan dari SAP yang ditetapkan dalam
PP 24/2005 dengan mengacu pada International Public
Sector Accounting Standards (IPSAS) dan memperhatikan
peraturan perundangan serta kondisi Indonesia.
• Pertimbangan: SAP yang ditetapkan dengan PP 24/2005
berbasis ”Kas Menuju Akrual” sebagian besar telah mengacu
pada praktik akuntansi berbasis akrual,
– Para Pengguna yang sudah terbiasa dengan SAP PP
24/2005 dapat melihat kesinambungannya.
14
PERUBAHAN PSAP (PASAL 5)
• Dalam hal diperlukan perubahan terhadap PSAP,
perubahan tersebut diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan setelah mendapat pertimbangan dari Badan
Pemeriksa Keuangan
• Rancangan perubahan PSAP tersebut disusun oleh
KSAP sesuai dengan mekanisme yang berlaku dalam
penyusunan SAP
15
PENGATURAN PP 71 / 2010
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
LAMPIRAN I BASIS AKRUAL
PP71/2010
LAMPIRAN II BASIS CTA PP24/2005
PP 71 2010
• SAP Berbasis Akrual Lampiran I • Berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat
segera diterapkan • Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi
Pemerintah dan 12 PSAP • Berlaku paling lambat TA 2015
• SAP Berbasis Kas Menuju Akrual Lampiran II (PP 24/2005)
• Berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP
• Berisi Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah dan 11 PSAP
• Tidak berlaku mulai TA 2015
Men
jad
i
16
STRUKTUR SAP BERBASIS AKRUAL (LAMPIRAN I & II)
PSAP BASIS KAS MENUJU AKRUAL (LAMPIRAN II) BASIS AKRUAL (LAMPIRAN I)
PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan Penyajian Laporan Keuangan
PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
PSAP 03 Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas
PSAP 04 Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas Laporan Keuangan
PSAP 05 Akuntansi Persediaan Akuntansi Persediaan
PSAP 06 Akuntansi Investasi Akuntansi Investasi
PSAP 07 Akuntansi Aset Tetap Akuntansi Aset Tetap
PSAP 08 Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan
PSAP 09 Akuntansi Kewajiban Akuntansi Kewajiban
PSAP 10 Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan Peristiwa Luar Biasa
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Operasi yang Tidak Dilanjutkan
PSAP 11 Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan Konsolidasian
PSAP 12 - Laporan Operasional
PSAP 13 Akuntansi Badan Layanan Umum
17
PUSAP (PASAL 6)
• Sistem Akuntansi Pemerintahan pada Pemerintah Pusat dan Sistem
Akuntansi Pemerintah daerah disusun dengan mengacu pada
pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan.
• Pedoman umum Sistem Akuntansi Pemerintahan tersebut diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan setelah berkoordinasi dengan
Menteri Dalam Negeri.
PMK No 238/PMK.05/2011 Tentang
PEDOMAN UMUM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN
18
APLIKASI AKRUAL DI DAERAH
PERMENDAGRI 64
TAHUN 2013 PENERAPAN STANDAR
AKUNTANSI
PEMERINTAHAN
BERBASIS AKRUAL
PADA PEMERINTAH
DAERAH
Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi
Pemerintah Daerah
Bagan Akun Standar
(BAS)
Konversi Penyajian LRA
Penyajian kembali
(Restatement)
19
LAPORAN KEUANGAN PEMDA
PP
71/2010 Pendapatan-LO
Beban
Pendapatan-LRA
Belanja
Aset Tetap &
Penyusutan
Aset Lainnya
Kas & Setara Kas
Piutang
Persediaan
Investasi Jangka
Panjang
Kewajiban
Koreksi Kesalahan
Pembiayaan
Dana Cadangan
Konsolidasi
ReStatement
Laporan Keuangan
LRA SAL
LO LPE
Neraca
LAK
C
A
L
K
**)
1
2
3
5
4
6
7
*)
Transaksi
Transitoris
Transfer
Kebijakan
Akt &
SAPD
Permen
dagri
64/2013
20
LAPORAN KEUANGAN SKPD
PP
71/2010
Permendag
ri 64/2013
Pendapatan-LO
Beban
Pendapatan-LRA
Belanja
Aset Tetap &
Penyusutan
Aset Lainnya
Kas & Setara Kas
Piutang
Persediaan
Kewajiban
Koreksi Kesalahan
Konsolidasi
Laporan Pemda
LRA
LO LPE
Neraca
C
A
L
K
1
2
3
4
5
21
KONSEPSI ANGGARAN DAN AKUNTANSI
ANGGARAN
AKUNTANSI BASIS
AKRUAL
BASIS KAS
LO Surplus/
Defisit-LO
Laporan Perubahan
Ekuitas Ekuitas Neraca
LRA SILPA/SIKPA Laporan
Perubahan SAL
LO disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO, Laporan perubahan ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan
22
Meningkatkan kualitas informasi pelaporan keuangan
Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban pemerintah
Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan, efisiensi, dan pencapaian tujuan
Menghasilkan pengukuran kinerja yang lebih baik
Memfasilitasi manajemen keuangan yang lebih baik
Memfasilitasi dan meningkatkan manajemen aset
MANFAAT AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
23
LAPORAN OPERASIONAL
Input
(cost dari program/ kegiatan)
Output keluaran
Outcome (Hasil)
efektivitas
efisien
ekonomi
Laporan Operasional
Konsep VFM digunakan untuk
menilai apakah suatu organisasi
telah mencapai benefit
maksimal, dengan mengunakan
sumber daya yang ada.
Laporan Kinerja
Evaluasi kinerja
berdasarkan konsep
Value for Money
(ekonomi, efisien &
efektif)
24
KOMPONEN LK – PP 71/2010
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Laporan Operasional
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Catatan atas Laporan Keuangan
25
HUBUNGAN ANTAR LAPORAN
Laporan Finansial:
• LO Laporan Perubahan Ekuitas Neraca
Laporan Pelaksanaan Anggaran:
• LRA Laporan Perubahan SAL
26
TRANSAKSI DALAM SAP AKRUAL
TRANSAKSI AKRUAL
• Pendapatan masih harus diterima
• Pendapatan diterima dimuka
• Beban yang masih harus dibayar
• Beban dibayar dimuka
• Beban Penyusutan
• TRANSAKSI KAS PELAKSANAAN ANGGARAN
27
PENYESUAIAN KAS - AKRUAL
LRA
Pendapatan-LO
Sekaligus
Pendapatan-LRA
Pendapatan LRA dan Pendapatan LO
Belanja
Sekaligus
Beban
Belanja dan Beban
Pend. Diterima Dimuka
Piutang Pendapatan
Pendapatan LO sudah diterima
Kas-nya
Belanja Dibayar Dimuka
Utang atas Belanja (YMHD)
Beban sudah dikeluarkan
Kas-nya/ Dibayar
LO LRA LO
28
DRAFT
PELAPORAN KEUANGAN DESA
29
Draft Pelaporan Keuangan Desa
• Materi ini disusun dari Draft Pelaporan Keuangan Desa.
• Pelaporan Keuangan Desa belum disahkan dan baru dalam proses
memperoleh pertmbangan BPK.
• Isi standar baru merupakan wacana dan belum diterapkan.
• Penerapan pelaporan keuangan desa sebelum standar ada harus
mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
– Peraturan Pemerintah No 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU 6 Tahun 2014 Tentang Desa
– Peraturan Pemerintah 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas PP
Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari APBN
– Permendagri 113 Tahun 2013 tentang Pengeloaan Keuangan Desa
30
• Desa melakukan pengelolaan keuangan desa dan membuat
pertanggungjawaban
• Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah
• 20,766,200,000 APBN-P 2015
• 46.982.080.000 APBN 2016
• Keuangan Desa adalah dana publik yang harus
dipertanggungjawabkan kepada publik, bukan hanya kepada
pengguna tertentu
• Tuntutan akuntabilitas dari masyarakat atas pengeloaan
keuangan Desa
Latar Belakang Akuntansi Desa
30
31
Akuntabilitas Keuangan Desa
31
• Desa adalah unit pemerintahan daerah terkecil, sebagai
bagian integral dari akuntansi pemerintah daerah
Kabupaten atau Kota dalam NKRI, maka
pertanggungjawaban keuangan Desa sebaiknya diatur
secara nasional.
• Akuntabilitas merupakan salah satu asas dalam
penyelenggaraan Desa (Ps 24 huruf g UU 6/2014)
• Akuntabilitas harus berterima umum, sehingga sarana
pertanggungjawaban perlu diatur dengan standar
nasional.
32
Pendahuluan
Latar Belakang Desa melakukan pengelolaan keuangan desa dan membuat pertanggungjawaban, Terdapat alokasi Dana Desa dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, dan Tuntutan akuntabilitas dari masyarakat atas pengelolaan keuangan Desa
Tujuan Mengatur penyajian LK Desa dan meningkatkan transparansi serta akuntabilitas keuangan desa
Ruang Lingkup seluruh entitas pemerintah desa dalam menyusun laporan keuangan.
Basis akuntansi Basis Kas untuk LRA dan Basis Akrual untuk Neraca serta dapat sepenuhnya menggunakan akrual untuk menghasilkan informasi yang lebih lengkap berdasarkan PSAP Berbasis Akrual yang telah ada
Tanggung Jawab Tanggung jawab penyusunan dan penyajian laporan keuangan Pemerintah Desa berada pada Kepala Desa
33
Komponen Laporan Keuangan Desa
Disajikan
secara
komparatif
setiap akhir
periode
pelaporan.
Laporan Realisasi Anggaran Desa
Neraca Desa; dan
Catatan atas Laporan Keuangan Desa.
Komponen laporan keuangan desa terdiri atas:
34
Laporan Realisasi Anggaran Desa
Pendapatan Desa : Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Pendapatan Lain-Lain Belanja Desa : Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal dan Belanja Tak Terduga (berdasarkan jenis belanja)
Surplus/Defisit : Selisih antara Pendapatan Desa dan Belanja Desa
Pembiayaan : penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Desa : Selisih lebih/kurang antara realisasi Anggaran Desa, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam Anggaran Desa selama satu periode pelaporan informasi Kas : Saldo Awal Kas, Penerimaan Kas, Pengeluaran Kas, dan Saldo Akhir Kas
Laporan Realisasi Anggaran Desa memuat anggaran dan realisasi selama periode pelaporan serta menyediakan informasi mengenai apakah sumber daya ekonomi telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan (Prinsip Ketaatan)
35
Neraca
Memberikan informasi mengenai Aset (kekayaan) dan Kewajiban entitas pemerintah
Desa pada tanggal pelaporan dan perubahan kekayaan selama periode berjalan.
Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan
entitas Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan Desa di
masa mendatang
Menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya,
antara lain pos-pos berikut:
Aset
– Kas;
– Piutang;
– Persediaan;
– Investasi;
– Aset Tetap;
– Aset Lainnya;
Kewajiban; dan
Ekuitas
36
Neraca
Aset : diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dan diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah
• kas (nilai nominal) • Piutang (nilai nominal) • Persediaan (biaya perolehan atau nilai wajar) • investasi (biaya perolehan) • aset tetap (biaya perolehan atau nilai wajar) • Aset Lainnya Kewajiban Desa : diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban
timbul. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal
Ekuitas : kekayaan bersih pemerintah desa yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah desa pada tanggal laporan
Memberikan informasi mengenai Aset (kekayaan) dan Kewajiban entitas pemerintah Desa pada tanggal pelaporan dan perubahan kekayaan selama periode berjalan. Informasi ini diperlukan pengguna untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan entitas Pemerintah Desa dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan Desa di masa mendatang
37
Catatan atas Laporan Keuangan
Informasi Umum tentang Entitas Pemerintah Desa
Informasi tentang geografis dan kondisi umum Desa, potensi dan sumber pendapatan masyarakat
Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian realisasi pendapatan dan realisasi belanja
Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada LRA dan Neraca
Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam LRA dan Neraca
Pemerintah Desa harus mengungkapkan semua informasi penting, baik yang telah tersaji dalam Neraca dan LRA maupun yang tidak tersaji, pada Catatan atas Laporan Keuangan Desa
Cakupan
Catatan atas Laporan Keuangan Desa disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Keuangan Desa harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan Desa
38
Penilaian Awal Aset
• Pemerintah Desa menyusun Laporan Keuangan Desa secara lengkap.
Dalam hal penyusunan Neraca Desa belum akurat atas nilai wajar aset
yang dimiliki untuk tahun pertama dapat disajikan dalam bentuk daftar aset.
Dalam hal nilai aset sudah dapat diketahui dan/atau ditentukan nilai
wajar/nilai perolehannya disajikan pada neraca desa.
• Untuk penyajian nilai aset pada neraca awal Desa, entitas dapat melakukan
inventarisasi atas pos-pos neraca. Inventarisasi tersebut dapat dilakukan
dengan cara inventarisasi fisik, catatan, laporan, atau dokumen sumber
lainnya.
• Aset yang dimiliki pemerintah desa sebelum penerapan awal standar ini
dinilai menggunakan harga perolehan atau harga wajar jika harga
perolehan tidak diketahui.
• Aset desa yang belum diketahui dan/atau ditetapkan nilai wajar/nilai
perolehannya disajikan dalam daftar tersendiri dan dijelaskan pada Catatan
atas Laporan Keuangan Desa.
39
PEMERINTAH DESA ABC
KECAMATAN DEF
KABUPATEN XYZ
LAPORAN REALISASI ANGGARAN DESA
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan Desember 20X1 dan 20X0
(dalam rupiah) No Uraian Anggar
an
20X1
Realisasi
20X1
(%) Realisasi
20X0
16 PENDAPATAN LAIN-LAIN
17 Hibah Pihak ketiga XXX XXX XX XXX
18 Sumbangan XXX XXX XX XXX
19 Pendapatan Lain-lain XXX XXX XX XXX
Jumlah Pendapatan lain-lain
XXX XXX XX XXX
20 JUMLAH PENDAPATAN XXX XXX XX XXX
21 BELANJA
22 Belanja Pegawai XXX XXX XX XXX
23 Belanja Barang dan Jasa XXX XXX XX XXX
24 Belanja Modal XXX XXX XX XXX
25 JUMLAH BELANJA XXX XXX XX XXX
26 SURPLUS/DEFISIT DESA XXX XXX XX XXX
No Uraian Anggaran
20X1
Realisasi
20X1
(%) Realisasi
20X0
1 PENDAPATAN DESA 2 PENDAPATAN ASLI DESA 3 Hasil Usaha XXX XXX XX XXX
4 Hasil Pengelolaan Aset XXX XXX XX XXX
5 Swadaya Masyarakat XXX XXX XX XXX
6 Lain-Lain Pendapatan Asli Desa
XXX XXX XX XXX
7 Jumlah Pendapatan Asli Desa XXX XXX XX XXX
8 PENDAPATAN TRANSFER 9 Dana Desa XXX XXX XX XXX
10 Bagian Hasil Pajak Daerah XXX XXX XX XXX
11 Bagian Hasil Retribusi Daerah XXX XXX XX XXX
12 Alokasi Dana Desa XXX XXX XX XXX
13 Bantuan Keuangan Dari Provinsi
XXX XXX XX XXX
14 Bantuan Keuangan Dari Kabupaten/Kota
XXX XXX XX XXX
15 Jumlah Pendapatan Transfer XXX XXX XX XXX
Ilustrasi
40
PEMERINTAH DESA ABC
KECAMATAN DEF
KABUPATEN XYZ
LAPORAN REALISASI ANGGARAN DESA
Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan Desember 20X1 dan
20X0
(dalam rupiah)
No Uraian Anggaran
20X1
Realisasi 20X1
(%) Realisasi 20X0
27 PEMBIAYAAN
28 Penerimaan Pembiayaan
29 SiLPA Tahun Sebelumnya XXX XXX XX XXX
30 Pencairan Dana Cadangan XXX XXX XX XXX
31 Hasil Penjualan Kekayaan
Desa Yang Dipisahkan
XXX XXX XX XXX
32 Jumlah Penerimaan
Pembiayaan
XXX XXX XX XXX
33 Pengeluaran Pembiayaan
34 Pembentukan Dana
Cadangan
XXX XXX XX XXX
35 Penyertaan Modal pada
BUMDes
XXX XXX XX XXX
36 Jumlah Pengeluaran
Pembiayaan
XXX XXX XX XXX
37 Jumlah Pembiayaan
Bersih
XXX XXX XX XXX
38 SILPA XXX XXX XX XXX
Ilustrasi
Informasi Saldo Kas: Saldo Awal Kas Rp XXX Penerimaan Rp XXX Pengeluaran Rp XXX Kenaikan/Penurunan Kas Rp XXX Saldo Akhir Kas Rp XXX Desa ABC, Januari 20X1 Kepala Desa __________________________
41
PEMERINTAH DESA ABC
KECAMATAN DEF
KABUPATEN XYZ
NERACA DESA
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(dalam rupiah)
Ilustrasi
No Uraian Ref 20X1 20X0 Naik/turun
1 ASET 2 Kas Desa XXX XXX XXX
3 Piutang XXX XXX XXX
4 Persediaan XXX XXX XXX
5 Investasi pada BUMDes XXX XXX XXX
6 Dana Cadangan XXX XXX XXX
7 Tanah Desa XXX XXX XXX
8 Gedung dan Bangunan XXX XXX XXX
9 Peralatan dan Mesin XXX XXX XXX
10 Jalan, Irigasi, dan Jaringan XXX XXX XXX
11 Aset tetap Lainnya XXX XXX XXX
12 Konstruksi Dalam pengerjaan XXX XXX XXX
13 Aset Lainnya XXX XXX XXX
14 Jumlah Aset Desa XXX XXX XXX
15 KEWAJIBAN 16 Utang Desa XXX XXX XXX
17 EKUITAS 18 Ekuitas Desa XXX XXX XXX
19 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas XXX XXX XXX
Desa ABC, Januari 20X1 Kepala Desa __________________________
42
PEMERINTAH DESA ABC
KECAMATAN DEF
KABUPATEN XYZ
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Ilustrasi
3. Penjelasan atas Pos-Pos Neraca 3.1. Aset
3.1.1. Kas 3.1.2. Piutang 3.1.3. Persediaan 3.1.4. Investasi 3.1.5. Aset Tetap 3.1.6. Aset Lainnnya 3.1.7. Daftar Aset yang Belum Diketahui
Nilainya 3.2. Kewajiban 3.3. Ekuitas 4. Daftar Lampiran
1. Informasi Umum 1.1. Profil dan Kebijakan Teknis 2. Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Realisasi
Anggaran 2.1. Pendapatan Desa
2.1.1. Pendapatan Asli Desa 2.1.2. Pendapatan Transfer 2.1.3. Lain-lain Pendapatan Desa yang Sah
2.2. Belanja Desa 2.3. Surplus/Defisit Desa 2.4. Pembiayaan Desa
2.4.1. Penerimaan Pembiayaan 2.4.2. Pengeluaran Pembiayaan
2.5. Sisa Lebih (Kurang) Perhitungan Anggaran Desa
DAFTAR ISI
43 43
Dwi Martani - 081318227080 martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
44
Regulasi Keuangan Desa
UU Nomor 6 Tahun 2014
PP Nomor 43 Tahun 2014 jo PP 47 Tahun 2015
PP 60 Tahun 2014 Jo PP 22 Tahun 2015
Permendagri 113 Tahun 2014, etc..
Permendes dan PerMenKeu etc..
45
Tujuan UU Desa
Desa kuat, maju, mandiri,
demokratis dan sejahtera
Pemerintahan:
Efektif, profesional, transparan dan akuntabel
Pembangunan: peningkatan kualitas
hidup manusia, penanggulangan kemiskinan dan kesejahteraan
Kemasyarakatan:
kerukunan, kegotongroyongan,
solidaritas, swadaya, kebersamaan
Pemberdayaan: kesadaran, kapasitas
dan prakarsa lokal
(psl 4 UU 6/14)
46
DESA atau Nama Lainnya
47
DESA dan KEDUDUKANNYA
DESA adalah desa dan desa adat atau yang disebut nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
48
Pandangan Kedudukan Desa
Kedudukan & Tipe
Azas Gambaran
Desa adat Rekognisi (pengakuan dan penghormatan)
Desa hanya sebagai kesatuan masyarakat (self governing community); Otonomi asli atau otonomi bawaan, desa tidak menjalankan tugas administrasi dari negara, desa memperoleh bantuan dari negara.
Desa Otonom Desentralisasi Desa sebagai unit pemerintahan lokal yang otonom (Local self government) seperti daerah, desa memperoleh ADD dari APBN.
Desa Administratif
Delegasi (tugas pembantuan)
Desa sebagai unit administratif atau kepanjangan tangan negara (local state government).
49
Perbandingan Pemda dan Desa
Uraian Pemerintah Daerah Desa
- Pemilihan Langsung PILKADA PILKADES
- Masa Jabatan 5 Tahun 6 Tahun
- Eksekutif Gub/Bupati/Walikota Kepala Desa
- Legislatif DPRD BPD (Permusyawaratan)
- Perencanaan RPJM, RKPD RPJM Desa, RKP Desa
- Sumber Pendanaan DAU, DAK, Bagi Hasil
Pajak/Retribusi
Dana Desa, ADD, Bagi
Hasil Pajak/Retribusi
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Desa
- Badan Usaha BUMD BUM Desa
- Anggaran APBD APB Desa
- Laporan-Laporam
- Semesteran
- Tahunan
- Akhir Masa Jabatan
Lap. Prognosis APBD
LKPD, LPPD, LKPJ,
LPPD AMJ
Lap Sem. APB Desa
Lap. Sem. Dana Desa
LPP Des, LKPJ Desa
LPP Desa AMJ
- Laporam Kekayaan Neraca Lap. Kekayaan Milik Desa
50 Sumber Data: Permendagri 56 Tahun 2015, yg mencabut Permendagri 39 Tahun 2015
Luas: 42.013 Km2 Penduduk: 5.389.418 jiwa
Luas: 1.913.578,68 Km2 Penduduk 255.153.932
Provinsi:
34
Kab: 416
Kota: 98
Kecamatan:
7.160
DESA:74.754 Kel: 8.430
TAHUN 2015: DANA DESA (APBN-P 2015) Rp 20,776 Triliun (UU No 3/2015, Perpres 36/2015) Jml. Desa : 74.093 TAHUN 2016: DANA DESA (APBN 2016) Rp 46,982 T (UU No. 14/2015, Perpres 137/2015) Jml. Desa : 74.754
Dana Desa: Kab: 416 Kota: 18
51
Kewenangan Desa
1. Kewenangan yang Sudah Ada Berdasarkan Hak Asal Usul
(Seperti Tanah Kas Desa, Organisasi Masyarakat Adat,
Pranata Dan Hukum Adat, Kelembagaan Masyarakat)
2. Kewenangan Lokal Berskala Desa (Seperti Pasar Desa,
Saluran Irigasi, Jalan Desa, Tambatan Perahu).
3. Kewenangan yang Ditugaskan Pemerintah, Pemerintah
Prov, Pemerintah Kab/Kota
4. Kewenangan Lainnya Yang Ditugaskan Pemerintah,
Pemerintah Prov, Pemerintah Kab/Kota Sesuai Peraturan
Perundangan
52
Kewenangan Lokal & Pembangunan Desa
No Mandat
pembangunan (UU
Desa)
Jenis kewenangan lokal
1 Pelayanan dasar Posyandu, penyediaan air bersih, PAUD, sanggar belajar,
sanggar seni budaya, perpustakaan desa, dll.
2 Sarana dan
prasarana
Jalan desa, jalan usaha tani, embung desa, rumah
ibadah, sanitasi lingkungan, balai rakyat, irigasi tersier,
lapangan, taman desa, dll.
3 Pengembangan
Ekonomi lokal
Pasar desa, usaha kecil berbasis desa, karamba ikan,
lumbung pangan, benih, ternak kolektif, energi mandiri,
buah dan sayur mayur, BUMDes, tambatan perahu,
wisata desa.
4 SDA dan lingkungan Hutan dan kebun rakyat, hutan bakau, pengelolaan
sampah, dll.
53
LINGK.
STRATEGIS UU 6/2014
UU 23/2014
PP 43/2014 jo PP 47/2015
PP 60/2014 jo PP 22/2015
PP 60/2008
PMK 93/2015 jo 247/2015
Perka LKPP 13/2013 jo
22/2015
Permendagri
113/2014 114/2014 52/2015
Permen.Desa
PDTT
1/2015 3/2015 5/2015 jo 21/2015
PENGAWALAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DESA
TITIK KRITIS Koordinasi Kementerian, Alokasi, SDM, Kebijakan, Sarana/Prasarana, SPIP
DESA
Pemerintah Pusat
Kemenkeu Kemendagri Kemendes
PDTT
Provinsi Kab/Kota
RPJMN/ RKP
RPJMD/ RKPD
DESA Sejahtera
Kepala Desa
Belanja Desa
70%
30%
Pemb. & pemberdayaan Masy. Desa
Penghasilan Tetap / Operasional
Bel. Pegawai
Bel. Brg&Jasa
Bel. Modal
Pembiayaan Desa
Pendapatan Desa: PADes, Transfer, Lainnya
Perangkat Desa
BPD Lembaga Kemasy.
Desa
Laporan ke Bup/Wali: - LRA Semesteran dan
Tahunan - LPJ Realisasi APB Des
(Tahunan) - LPPDesa tahunan
(LRA, LPJ, Lap.KMD) dan LPPDesa akhir Masa Jabatan
- Lap. Dana Desa per Semester
Laporan ke BPD - Lap. Keterangan
Penyelenggaran Pem. Desa terdiri dari LRA Desa & Lap. Kekayaan Milik Desa (Tahunan)
RPJM Desa/ RKP Desa APB DESA
PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Dana Desa (melalui APBD Kab/Kot) Ban.Keu ADD Dana Bagi Hasil
Pajak/Ret Dae
Prioritas Penggunaan Dana Desa
(Kem.DesaPDTT)
Pembinaan & Pengawasan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota (trmsuk Kec & Insp)
Masy/P III
PADes/ Hibah
54
a. memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa; b. memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa; c. memberikan penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kepada lembaga masyarakat Desa; d. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; e. memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa; f. melakukan pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan keuangan, bantuan
pendampingan, dan bantuan teknis; g. melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh Pemerintah
Daerah kabupaten/Kota; h. melakukan inventarisasi kewenangan Provinsi yang dilaksanakan oleh Desa; i. melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa; j. melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penataan wilayah Desa; k. membantu Pemerintah dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat hukum adat sebagai Desa;
dan l. membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa Kabupaten/Kota dan lembaga kerja
sama antar Desa.
Peran Pemerintah (UU Nomor 6 Tahun 2014, Psl 113)
54
55
Regulasi Pemerintah Pusat
PP 22/2015 tentang Perubahan atas PP
60/2014
UU 6/2014 tentang
Desa
PP 43/2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU 6/2014
PP 60/2014 tentang Dana Desa
Bersumber dari APBN
PERMENDAGRI: 1. Permendagri No. 111/2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di
Desa
2. Permendagri No. 112/2014 tentang Pemilihan Kepala Desa
3. Permendagri No. 113/2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa
4. Permendagri No. 114/2014 Tentang Pedoman Pembangunan Desa
PMK 93/2015 jo PMK 247/2015 sebagai pedoman pelaksanaan PP 22/2015
(mengatur hal-hal teknis terkait pengalokasian, penyaluran, penggunaan, pemantauan dan evaluasi Dana Desa)
55
PERMENDES: 1. Permendes No. 1/205 tentang Pedoman Kewenangan Lokal Berskala
Desa
2. Permendes No. 2/2015 tentang Musyawarah Desa
3. Permendes No. 3/2015 tentang Pendampingan Desa
4. Permendes No. 4/2015 tentang Pendirian, Pengurusan, dan Pengelolaan dan Pembubaran BUM Desa
5. Permendes No. 5/2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana desa Tahun 2015 (New: Permedes 21/2015)
SKB 3 Menteri: Kepmendagri Nomor 900/5356/SJ
Kepmenkeu Nomor 957/PMK.07/2015 Kepmendes, PDT & Trans. Nomor 49 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyaluran, Pengelolaan dan
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015
PP 47/2015 tentang Perubahan atas PP
43/2014
56
PAGU DANA
DESA APBN
90% ALOKASI
DASAR
PAGU DANA
DESA
KABUPATEN/
KOTA
10% FORMULA
25% X JML PENDUDUK
35% X JML PENDUDUK MISKIN
10% X LUAS WILAYAH
30% X IKK
25% X JML PENDUDUK
35% X JML PENDUDUK MISKIN
10% X LUAS WILAYAH
30% X IKG
10% FORMULA
90% ALOKASI
DASAR
PAGU DANA
DESA SETIAP DESA
PERUBAHAN ALOKASI DANA DESA DALAM PP 22/2015 & PMK 93/2015 jo 247/2015
PP 22/2015, Pasal 11 dan 29 PMK 93/2015, Pasal 3 dan 4
PP 22/2015, Pasal 12 dan 29 PMK 93/2015, Pasal 8 dan 9
57
Aliran Masuk Keuangan Desa
DESA
KAB/KOTA
PROVINSI
PUSAT (Kemenkeu)
(PP 60/2014 jo PP 22/2015)
7 hari setelah diterima RKUD Tahap I: 40% (April) Syarat: Perdes APB Desa Lap. Sem. II Thn sebelumnya
Tahap II: 40% (Agustus) Syarat: Lap. Sem. I Thn Berjalan
Tahap III: 20% (Okt) Syarat: -
Pencairan sesuai Perkada
Dana Desa Tahap I: 40% (April) Syarat: - Perkada Tatacara Alokasi Dana Desa untuk setiap desa - Perda APBD Kab/Kota - Lap. Realisasi Penyaluran & Konsolidasi
Penggunaan Dana Desa
Tahap II: 40% (Agustus) Syarat: -
Tahap III: 20% (Okt) Syarat: -
ADD, Bagi Hasil Pajak/Ret &
Ban.Keu
Bantuan Keuangan
(PP 43/2014 jo PP 47/2015)
Dana Desa
Ban
Keu
P
rov
Dana Desa, ADD, DBH, BanKeu
Ban
Keu
P
rov
PAD
es, P
end
apatan
Lain
nya Pihak III/
Masyarakat
Dan
a D
esa
(R
KU
N =
> R
KU
D)
Dan
a D
esa
(R
KU
D =
> R
ek.
De
sa)
58
ROAD MAP DANA DESA
APBN-P 2015
2016
2017
3% dari Dana Transfer ke Daerah Rata-Rata @ Desa ± 280 jt
6% dari Dana Transfer ke Daerah Rata-Rata @ Desa ± 560 jt
10% dari Dana Transfer ke Daerah Rata-Rata @ Desa ± 1 M
PP 60/2014 jo PP 22/2015 ttg DANA DESA dari APBN Pasal 30 A Pengalokasian anggaran Dana Desa dalam APBN dilakukan secara bertahap
RAPBN 2016 Rp 46,982 Triliyun @ Desa Min. 565,6 jt
59
60
Dana Desa Thn 2016
61
Titik Kritis Pengelolaan Keuangan Desa
Tingkat Pemerintahan
Proses Pengelolaan Keuangan Desa
Perencanaan (RKPDesa) PEMPUS
Pemkab/ Kota
Pemdes
• Koordinasi Kementerian (Kemendagri & KDPDTT)
• Ketentuan Pelaksanaan
Keselarasan Perencanaan Tingkat Partisipasi Kualitas RKP Desa
Unifikasi dan Integrasi Anggaran Harmonisasi Kades & BPD
Evaluasi APB Desa oleh kec
Pengadaan B/J Kewajiban Perpajakan
Kades ‘Powerfull’
Administrasi pembukuan Cara peng-SPJ-an
Pencatatan kekayaan desa Konsep ‘Bel. Modal’ & Bel. Barang
Jumlah Laporan yg hrs dibuat
Tatacara Pelaporan
Efektifitas pengawasan Kesiapan aparat pengawasan
Koordinasi stakeholders, Peningkatan Kapasitas SDM, Penyusunan Juklak yg
jelas/implementatif, SIMDA-DESA, SPIP
PemProv. • Pembinaan & Pengawasan
Penganggaran
Pelaksanaan
Penatausahaan
Pelaporan & Pertanggungjawaban
Pengawasan
• Kebijakan penghitungan alokasi: Dana Desa, ADD dan Bagi Hasil
• SDM (Kec, Ins, BPMPD, DPPKAD)
• Kebijakan PBJ Desa dan Pengelolaan Keu Desa
• SDM Kades, perangkat Desa dan BPD
• Sarana dan Prasarana Desa
• Kebijakan tingkat Desa
62
SPIP PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Pengawasan BPD, Masyarakat dan Kabupaten/Kota
Perencanaan
Pengang-garan
Pelaksanaan Anggaran
Panata-usahaan
Pelaporan & Pertanggung
jawaban
AKUNTABILITAS KEUANGAN
LAP. REAL APB DESA
AKUNTABILITAS KINERJA LPP DESA
DESA SEJAHTERA
63
PENGAWASAN FUNGSIONAL KEU DESA
63
DESA
INS. KAB/KOT
INSPEKTORAT PROVINSI
Ban
Keu
P
rov
Dana Desa, ADD, DBH, BanKeu
Ban
Keu
P
rov
PAD
es, P
end
apatan
Lain
nya
Ban.Keu/APBD Prov
Pengawalan BPKP
Pemeriksaan BPK-RI
UU 6/2014 Psl 115 huruf g
“Pengawalan Kebijakan Strategis”
+/+ Mengawasi Pemberian/Penyaluran Dana Desa, ADD & DBH
(Permendagri 113/2014 Psl 44 ayat 1)
UU 15/2004: Pasal 2 Ayat 2
+/+ Membina dan Mengawasi Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Desa dan Pendayaginaan Aset Desa (Permendagri 113/2014 Psl 44 ayat 2)
BPD
PP 60 Tahun 2008 tentang SPIP
64
No Kemendagri No Kementrian Desa PDTT
1 Penataan desa 1 Pembinaan pengelolaan pelayanan sosial dasar
2 Penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa
2 Pengembangan usaha ekonomi desa
3 Pengelolaan keuangan dan aset desa
3 Pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi tepat guna
4 Produk hukum desa 4 Pembangunan sarana prasarana desa
5 Pemilihan kepala desa 5 Pemberdayaan masyarakat desa
6 Perangkat desa 6 Perencanaan pembangunan kawasan perdesaan
7 Pelaksanaan penugasan urusan pemerintahan
7 Pembangunan sarana/prasarana kawasan perdesaan
8 Kelembagaan desa 8 Pembangunan ekonomi kawasan perdesaan
9 Kerja sama pemerintahan 10 Evaluasi perkembangan desa
Pembagian Kewenangan
65
REGULASI KEMENDAGRI
a. Permendagri Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
b. Permendagri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa;
c. Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
d. Permendagri Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa;
e. Permendagri Nomor 39 Tahun 2015 jo Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan
f. Permendagri Nomor 81 Tahun 2015 tentang Evaluasi Perkembangan Desa Dan Kelurahan.
g. Permendagri Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa;
h. Permendagri Nomor 83 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa;
i. Permendagri Nomor 84 Tahun 2015 tentang SOTK Pemerintah Desa;
j. Permendagri Nomor 1 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Aset Desa
Perpres Nomor 11 Tahun 2015 ttg Kemendagri
66
REGULASI KEMENDES
1. PermenDes PDTT Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan
Hak Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa
2. PermenDes PDTT Nomor 2 Tahun 2015 tentang Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
3. PermenDes PDTT Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa;
4. PermenDes PDTT Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian, Pengurusan dan
Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa;
5. PermenDes PDTT Nomor 5 Tahun 2015 jo 21 Tahun 2015 tentang
Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015 jo PermenDes
PDTT Nomor 21 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2016.
Perpres Nomor 12 Tahun 2015 ttg Kemen DESA PDTT
67
WasBin Pemprov Lainnya: - Melakukan Inventarisasi kewenangan Provinsi yang dilaksanakan oleh Desa; - Membantu Pemerintah dlm penentuan kesatuan masyarakat hukum adat sebagai Desa - Membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa Kabupaten/Kota dan lembaga kerja sama antarDesa.
• Pembinaan peningkatan kapasitas Kepala
Desa dan perangkat Desa, BPD, dan lembaga kemasyarakatan;
• Pembinaan manajemen Pemerintahan Desa
• Pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis;
• Bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
Pembinaan penyusunan Peraturan Daerah yang mengatur Desa; Pembinaan pemberian alokasi
dana Desa; Pembinaan dan pengawasan atas
penetapan RAPBD dalam pembiayaan Desa; Pembinaan dalam rangka
penataan wilayah Desa;
Peran Pemerintah Provinsi (UU Nomor 6 Tahun 2014, Psl 114)
67
DI KABUPATEN/KOTA DI DESA
68
PEMERINTAH PROVINSI
• Sosialisasi Peraturan2 terkait Pengelolaan Keuangan Desa
• Penyusunan Perkada Tatacara Penyaluran Dana Desa
• Penyusunan Perkada Pengadaan Barang/Jasa Desa
• Penyusunan Perkada Pengelolaan Keuangan Desa
• Penyusunan Perkada Pengelolaan Kekayaan Milik Desa
• Inventarisasi Bersama Aset Desa antara Pemkab/kota dengan
Pemerintah Desa (Paling lama 2 Thn sejak UU 6/2014 berlaku)
• Peningkatan Kapasitas SDM
Kewajiban Pemkab/Kota
PEMANTAUAN
PP 43/47 Psl 105 PerMendagri 113 Pasl 32
PerMendagri 113 Pasl 43
UU 6 Psl 116
PP 60/22 Psl 12
Permendagri 113 Pasal 44: Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi Pemberian dan Penyaluran Dana Desa, ADD, dan Dana
Bagi hasil Pajak dan Rertibusi Daerah dari Kabupaten/Kota kepada Desa
69
a. memberikan pedoman pelaksanaan penugasan urusan Kabupaten/Kota yang dilaksanakan oleh
Desa; b. memberikan pedoman penyusunan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa; c. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; d. melakukan fasilitasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa; e. melakukan evaluasi dan pengawasan Peraturan Desa; f. menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk Desa; g. mengawasi pengelolaan Keuangan Desa dan pendayagunaan Aset Desa; h. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Desa; i. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan
Desa, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat; j. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, Badan Permusyawaratan Desa, lembaga kemasyarakatan, dan lembaga adat; k. melakukan upaya percepatan pembangunan perdesaan; l. melakukan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan keuangan, bantuan
pendampingan, dan bantuan teknis; m. melakukan peningkatan kapasitas BUM Desa dan lembaga kerja sama antar-Desa; dan n. memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh Kepala Desa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peran Pemerintah Kabupaten/Kota (UU Nomor 6 Tahun 2014, Psl 115)
69
70
a. fasilitasi penyusunan peraturan Desa dan peraturan kepala Desa; b. fasilitasi administrasi tata Pemerintahan Desa; c. fasilitasi pengelolaan keuangan Desa dan pendayagunaan aset Desa; d. fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; e. fasilitasi pelaksanaan tugas kepala Desa dan perangkat Desa; f. fasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala Desa; g. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Permusyawaratan Desa; h. rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian perangkat Desa; i. ifasilitasi sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah dengan pembangunan Desa; j. fasilitasi penetapan lokasi pembangunan kawasan perdesaan; k. fasilitasi penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum; l. fasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban lembaga kemasyarakatan; m. fasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; n. fasilitasi kerja sama antar-Desa dan kerja sama Desa dengan pihak ketiga; o. fasilitasi penataan, pemanfaatan, dan pendayagunaan ruang Desa serta penetapan dan
penegasan batas Desa; p. fasilitasi penyusunan program dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Desa; q. koordinasi pendampingan Desa di wilayahnya; dan r. koordinasi pelaksanaan pembangunan kawasan perdesaan di wilayahnya.
Peran Camat (PP Nomor 43 Tahun 2014, Psl 154)
70
71
Struktur Pemdes & PTPKD
Kepala Desa
Sekretariat Desa
Urusan Tata Usaha & Umum
Pelaksana Kewilayahan
Dusun
(atau nama lain)
Pelaksana Teknis
Seksi Pemerintahan
Urusan Keuangan Seksi Kesejahteraan
Urusan Perencanaan Seksi Pelayanan
PEMERINTAH DESA PP 43/2014, Psl 68 & Permendagri 84/2015
Sumber: diolah dari PP 43/2014 Pasal 62 dan 64 serta Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 pasal 13, Permendagri 84/2015
72
Kepala Desa
• Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
• Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
• Kepala Desa memiliki fungsi-fungsi: a) menyelenggarakan pemerintahan desa; b) melaksanakan pembangunan; c) pembinaan kemasyarakatan; d) pemberdayaan masyarakat; e) menjaga hubungan kemitraan dgn lembaga masyarakat dan lembaga lainnya
73
Sekretariat Desa
• Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa
dalam bidang administrasi pemerintahan
• Sekretaris Desa mempunyai fungsi: a) Melaksanakan
urusan ketatausahaan; b) melaksanakan urusan
umum; c) melaksanakan urusan keuangan; d)
melaksanakan urusan perencanaan
• Desa Swasembada & Swakarya wajib memiliki 3 (tiga)
urusan sedangkan Swadaya 2 (dua) urusan, dipimpin
oleh seorang kepala urusan terdiri dari
a. Kaur Tata Usaha dan Umum;
b. Kaur Keuangan dan
c. Kaur Perencanaan
74
Pelaksana Teknis
• Kepala seksi berkedudukan sebagai unsur pelaksana
teknis
• Kepala seksi bertugas membantu Kepala Desa
sebagai pelaksana tugas operasional
• Desa Swasembada & Swakarya wajib memiliki 3 (tiga)
Seksi sedangkan Swadaya 2 (dua) seksi, terdiri dari
a. Kepala Seksi Pemerintahan
b. Kepala Seksi Kesejahteraan
c. Kepala Seksi Pelayanan
75
Pelaksana Kewilayahan
• Kepala Kewilayahan atau sebutan lainnya berkedudukan sebagai unsur satuan
tugas kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan
tugasnya di wilayahnya
• Jumlahnya ditentukan secara proporsional dengan kemampuan keuangan desa
serta memperhatikan luas wilayah kerja, karakteristik, geografis, jumlah
kepadatan penduduk, serta sarana prasarana penunjang tugas
• Kepala Kewilayahan/Kepala Dusun memiliki fungsi:
a) Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya perlindungan
masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan pengelolaan
wilayah.
b) Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.
c) Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.
d) Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang
kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
76
Badan Permusyawaratan Desa
• BPD menjalankan fungsi pemerintahan: (a) membahas dan menyepakati Ranperdes bersama Kepala Desa; (b) menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat; dan (c) melakukan pengawasan kinerja Pemdes.
• Anggota BPD merupakan keterwakilan wilayah yang dilakukan secara demokratis, pemilihan langsung atau melalui musyawarah perwakilan.
• Jumlah anggota ganjil antara 5-9 orang, dan menjamin keterwakilan perempuan
• Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun, paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut-turut atau tidak berturut-turut.
77
Lembaga Masyarakat Desa
Desa mendayagunakan lembaga kemasyarakatan desa yang ada dalam membantu pelaksnaan fungsi penyelanggaraan pemerintah desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa
Lembaga kemasyarakatan desa merupakan wadah partisipasi masyarakat desa sebagai mitra pemdes
Tugas:
- melakukan pemberdayaan masyarakat, - ikut serta merencanakan dan melaksanakan pembangunan serta - meningkatkan pelayanan masyarakat desa
Pelaksanaan program dan kegiatan dari pemerintah, provinsi, kab/kota dan lembaga non pemerintah wajib memberdayakan dan mendayagunakan lembaga kemasyarakatan yang sudah ada di desa
Contoh : Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Karang Taruna, Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
78
BUM Desa
• Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang
dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan
usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan
masyarakat Desa
• Susunan kepengurusan organisasi pengelola BUM Desa
terdiri dari:
a. Penasihat b. Pelaksana Operasional; dan c. Pengawas
• BUM Desa dapat menjalankan kegiatan usaha: bisnis
penyewaan (renting); perantara (brokering); bisnis
keuangan (financial business); usaha bersama (holding)
79
Desa Adat
Pemerintah, Pemprov Dan Pemkab/Kota Melakukan Penataan
Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Dan Ditetapkan Menjadi Desa Adat
(Penetapan Desa Adat Dilakukan Hanya 1 Kali)
Desa Adat Ditetapkan Dengan Perda Kab/Kota dan Sesuai
Persyaratan Yang Ditetapkan
Syarat Desa Adat a.l. : Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Beserta
Hak Tradisionalnya Secara Nyata Masih Hidup, Baik yg Bersifat
Teritorial, Genealogis, Dan Fungsional
Pembentukan Desa Adat Dilakukan Dengan Memperhatikan Faktor
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pembangunan Desa,
Kemasyarakatan dan Pemberdayaan Masyarakat