Post on 02-Mar-2019
i
PELAKSANAAN REKRUITMEN PEMAIN PROFESIONAL PADA KLUB SEPAKBOLA PERSIJAP JEPARA
SKRIPSI
diajukan dalam rangka menyeleseikan studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
pada Universitas Negeri Semarang
oleh Type Haryanto
6211411120
ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
ABSTRAK
Type Haryanto. 2015. Pelaksanaan Rekruitmen Pemain Profesional Pada Klub Persijap Jepara. Skripsi. Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Drs. Hadi Setyo Subyono, M.Kes. Kata kunci: Rekruitmen, Sepakbola, Pemain Profesional
Perekrutan pemain merupakan hal yang tidak lepas dari dunia sepakbola,
pihak klub akan mengincar pemain yang dibutuhkan guna strategi dan target klub. Seorang pemain yang berkualitas dalam sebuah klub sepakbola professional merupakan hal yang dibutuhkan untuk mempermudah pihak klub dalam melakukan fungsi organisasi dan tercapainya tujuan klub sepakbola professional. Pemain sepakbola yang direkrut oleh klub sepakbola professional tentu terikat suatu hubungan kerjasama antara kedua belah pihak yang berdasarkan sebuah perjanjian kontrak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: Pelaksanaan rekruitmen pemain professional pada klub Persijap Jepara dan Proses pemain setelah direkrut oleh klub Persijap Jepara.
Metode penelitian ini yaitu menggunakan penelitian deskriptif dengan metode survey. Sumber data diperoleh dari CEO PT. Jepara Raya Multitama MS. Basalamah dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan Persijap Jepara. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan studi dokumen. Instrumen penelitian yang digunakan dengan menyiapkan model pedoman wawancara yang meliputi daftar pertanyaan yang akan digunakan untuk mengambil data dari narasumber. Lokasi penelitian PT. Jepara Raya Multitama. Tanggal dan waktu pelaksanaan penelitian pada tanggal 15 Februari 2015 pukul 09.35 wib dan 25 April 2015 pukul 10.30 wib. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan rekruitmen pemain professional. Persijap Jepara menerapkan tiga tahap dalam perekrutan pemain. Mulai dari pemain mendapat panggilan atau datang untuk melakukan seleksi, kemudian setelah melakukan seleksi pemain akan dinyatakan diterima atau tidak. Apabila pemain diterima maka akan terjadi proses negosiasi. Setelah negosiasi selesai maka tahap penting selanjutnya adalah penandatangan kontrak. Apabila telah terjadi kesepakatan dalam kontrak oleh pemain dengan klub Persijap Jepara, maka tahap selanjutnya adalah pelaksanaan kontrak. Pada musim kompetisi Liga Super Indonesia 2014 Persijap Jepara mengikat kontrak dengan 25 pemain yang terdiri dari 22 pemain lokal dan 3 pemain asing. Kemudian Persijap Jepara menunjuk MS. Basalamah CEO sekaligus General Manager PT. Jepara Raya Multitama untuk bertindak mewakili Persijap Jepara dalam melakukan proses perekrutan pemain dan melakukan tanda tangan kontrak.
Simpulan hasil penelitian yaitu Persijap Jepara melakukan kerjasama dengan pemain sepakbola professional. Persijap Jepara melakukan tahapan seleksi dan negosiasi. Tahap seleksi dilakukan oleh tim pelatih yang ditunjuk oleh manajemen klub. Pada musim kompetisi Liga Super Indonesia 2014 Persijap Jepara mengikat kontrak dengan 25 pemain yang terdiri dari 22 pemain lokal dan 3 pemain asing.
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan dan tiada jalan
yang sulit bila dihadapi dengan kesabaran dan ketenangan hati, maka
apabila kamu telah selesai dengan satu urusan, kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain.” (QS. Al Insyirah 6-7)
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Persembahan:
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kepada Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat serta hidayah-nya
2. Kedua Orangtuaku tercinta Alm. Bapak Edy
Daryanto dan Ibu Harni
3. Kakakku Yuni Haryanto, Adikku Syma Sekar
Haryanto
4. Teman-teman Ilmu Keolahragaan angkatan
2011 dan Almamater FIK Unnes
5. Almamater Unnes 2011
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mendapat kemudahan
dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi ini. Dalam penyusunan skripsi ini
banyak pihak yang telah memberikan bantuan yang sangat berharga. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi.
2. Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan yang selalu memberikan dorongan
semangat dan strategi untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
3. Drs. Hadi Setyo Subyono, M.Kes, Sebagai Pembimbing atas segala
kesabaran, saran, ilmu, waktu dan tenaga yang telah diberikan untuk
membimbing, mengarahkan dan membenarkan setiap langkah yang kurang
tepat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah mendidik dan
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuliah.
5. Semua pihak pada PT. Jepara Raya Multitama yang telah memberikan izin,
bantuan dan informasi-informasi kepada penulis.
6. Bapak Mohammad Said Basalamah selaku CEO PT. Jepara Raya Multitama
yang telah membantu penulis dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
viii
7. Alm. Bapak Edy Daryanto dan Ibu Harni atas doa dan dukungan yang tak
terhingga pada penulis dalam menempuh pendidikan. Kakakku Yuni
Haryanto, adikku Syma Sekar Haryanto, serta seluruh keluarga besar yang
saya cintai.
8. Bapak dan Ibu atas semua do‟a dan dukungan yang tak terhingga pada
penulis dalam menempuh pendidikan ini.
9. Sahabatku saudaraku tersayang Iwan Desriyanto, Emyr Agus Setyawan,
Irawan, teman-teman OPERA.
10. Teman-teman kos M. Imam Majid, M. Agung Prasetyo, M. Bama. F, Kukuh
Adi N, M. Mansur, M. Hendi Topang, Riza Fuady, Ristian Hardianas, Bagus
Isnain, Eko Aryanto, Denadyar Osa Pratama, Nanang Fahminuddin, Ari
Kurnia Sandy, Benny Irawan, Yoel Bagus Prakoso, Indra Wahyu Laksono.
11. Teman-teman Komplong FC (K.F.C).
12. Noni Widyastuti S.E yang senantiasa membantu terselesaikannya skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini.
Disadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, disebabkan oleh
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Semarang, Januari 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK .......................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PERNYATAAN .................................................................................................. v MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix DAFTAR BAGAN ............................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1 1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 5 1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 5 1.4 Rumusan Masalah .................................................................................... 5 1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6 1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR ................................ 7 2.1 Pemain Sepakbola Profesional ................................................................. 7 2.1.1 Klub Sepakbola ...................................................................................... 9 2.1.2 Kompetisi ................................................................................................ 10 2.1.3 Industri Sepakbola .................................................................................. 11 2.1.4 Kompensasi Pembinaan ......................................................................... 13 2.1.5 Bursa Pemain ......................................................................................... 18 2.1.6 Organisasi .............................................................................................. 25 2.2 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 33 3.1 Jenis penelitian .......................................................................................... 33 3.2 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 34 3.3 Instrumen Penelitian .................................................................................. 36 3.4 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 36 3.5 Informan dan Responden .......................................................................... 36 3.6 Teknik Analisa Data ................................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 38 4.1 Deskripsi Data ........................................................................................... 38 4.2 Pembahasan ............................................................................................ 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 73
5.1 Simpulan ................................................................................................... 73 5.2 Saran ......................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 77
x
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 32
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Riwayat Kompetisi Persijap Jepara Tahun 1994 sampai Tahun 2014 .......... 40
4.2 Susunan Manajemen Persijap Jepara.......................................................... 48
4.3 Susunan Official Tim Persijap Jepara .......................................................... 48
4.4 Susunan Panitia Penyelenggara Pertandingan Persijap Jepara................... 49
4.5 Data Pemain Lokal Persijap Jepara Musim Kompetisi ISL 2014 .................. 61
4.6 Data Pemain Asing Persijap Jepara Musim Kompetisi ISL 2014 .................. 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Usulan Dosen Pembimbing ............................................................. 77
2. Surat Penetapan Dosen Pembimbing ....................................................... 78
3. Surat Ijin Melakukan Penelitian ................................................................. 79
4. Surat Balasan Melakukan Penelitian ........................................................ 80
5. Instrumen Penelitian ................................................................................. 81
6. Kontrak Pemain Sepakbola Profesional Persijap Jepara .......................... 87
7. Daftar Pemain Lokal Persijap Jepara ...................................................... 103
8. Daftar Pemain Asing Persijap Jepara ..................................................... 104
9. Dokumentasi........................................................................................... 105
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sepakbola merupakan olahraga kesehatan yang cara memainkanya
menggunakan sebuah alat bola sepak. Olahraga ini dimainkan oleh dua tim yang
saling bertanding memperebutkan poin dengan cara mencetak gol sebanyak-
banyaknya ke jala lawan. Sepakbola dimainkan di lapangan berbentuk persegi
panjang diatas rumput atau rumput sintetis. Durasi pertandingan sepakbola
secara resmi berlangsung selama 90 menit yang terbagi dalam 2 babak yang
masing-masing berlangsung selama 45 menit dengan jeda waktu istirahat 15
menit dimulai dari hitungan akhir babak pertama sampai awal peluit babak kedua
dimulai.
Dalam perkembanganya sepakbola tidak hanya dimainkan sekedar untuk
hobi. Olahraga ini telah berkembang menjadi sebuah profesi pemain. Sejatinya
pemain dalam sepakbola merupakan subyek utama yang menjadi tolak ukur
pada kompetisi klub. Dalam keterangan regulasi kompetisi Indonesia Super
League 2014 yang mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan dan pelaksanaan Indonesia Super League 2014 menyatakan
“Pemain adalah seseorang yang memiliki ketrampilan untuk bermain sepakbola
serta terdaftar untuk mengikuti kompetisi dan turnamen yang diselenggarakan
oleh Liga dan/atau PSSI dengan status amatir dan non-amatir (professional).”
Perekruitan pemain merupakan hal yang tidak lepas dari dunia
sepakbola, pihak klub akan mengincar pemain yang dibutuhkan guna strategi
dan target klub. Seorang pemain yang berkualitas dalam sebuah klub sepakbola
2
professional merupakan hal yang dibutuhkan untuk mempermudah pihak klub
dalam melakukan pelaksanaan fungsi organisasi dan tercapainya tujuan klub
sepakbola professional. Dalam peraturan organisasi PSSI Nomor : 03/PO-
PSSI/VIII/2009 Bahwa berdasarkan ketentuan FIFA yang tertuang dalam FIFA
Regulation for the status and Transfer of Player, maka Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI) berhak membuat dan memiliki sistem status, alih
status serta perekrutan pemain, yang disesuaikan dengan kondisi yang diizinkan
oleh tata perundang-undangan Negara serta keadaan yang memperhatikan pada
azas keadilan dan kesejahteraan pemain pada umumnya.
Rekrutmen adalah proses dimana organisasi-organisasi yang mencari
dan menarik individu untuk mengisi lowongan pekerjaan (Fisher et all, 2004).
Pesepakbola yang direkrut secara professional oleh klub merupakan tenaga
kerja yang melakukan pekerjaan dibidang jasa, baik tenaga kerja lokal maupun
asing yang didalamnya berhak atas imbalan dalam bentuk lain dari pemberi
kerja. Dalam dunia olahraga khususnya sepakbola persaingan atau bisnis yang
kompetitif akan menjadi sulit untuk bersaing tanpa adanya pemain yang
berkualitas. Menurut (Kleiman, 2005) sebuah pendekatan yang efektif untuk
rekrutmen dan seleksi dapat membantu organisasi untuk memaksimalkan
keunggulan kompetitif dengan memilih kelompok calon terbaik dengan cepat dan
biaya yang efisien.
Pemain sepakbola yang direkrut oleh klub sepakbola professional tentu
terikat suatu hubungan kerjasama antara kedua belah pihak yang berdasarkan
sebuah perjanjian kontrak. Tujuan dari perekrutan dan program seleksi adalah
untuk menarik calon yang sangat berkualitas dan memastikan orang yang tepat
dengan pekerjaanya (Fisher et all, 2004).
3
Dalam Pasal 37 ayat 2 Manual Liga Indonesia tentang standar kontrak
pemain disebutkan, klub wajib untuk mengikuti dan menghormati hal-hal yang
terdapat dalam standar kontrak pemain dan diperbolehkan untuk membuat
penyesuian sesuai dengan kesepakatan antara klub dan pemain. Terhadap
penyesuian tersebut, klub wajib menyampaikan ke Liga untuk dilakukan verifikasi
dan persetujuan.
Salah satu klub professional di Indonesia yang tengah melakukan
perekrutan pemain untuk kompetisi Liga di Indonesia adalah klub profesional
Persijap Jepara. Persijap Jepara merupakan klub sepakbola professional
anggota Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh Liga dalam keikutsertaan di kompetisi
Indonesia dan turnamen sepakbola professional yang diselenggarkan Liga dan
PSSI.
Adapun syarat yang mesti dipenuhi untuk keikutsertaan Indonesia Super
League (ISL) telah diatur berdasarkan Pasal 28 ayat 2 tentang “Klub Peserta”
dalam Manual Liga, yang mensyaratkan :
a. Memiliki lisensi Klub professional yang diterbitkan oleh Liga
b. Ditetapkan oleh PSSI melalui Komite Eksekutif PSSI
c. Memilik hak sebagai peserta sesuai dengan asas sporting merit (promosi
dan degradasi)
d. Mengisi dokumen pendaftaran resmi (seluruh dokumen berisi semua
informasi serta data yang dibutuhkan oleh Liga yang wajib dikirimkan ke Liga
selambat-lambatnya (tanggal sesuai keputusan Liga). Untuk kepentingan
administrasi, Liga dapat meminta dokumen yang dibutuhkan sebelumnya
yang akan disampaikan melalui pemberithuan secara tertulis.
4
e. Mematuhi seluruh peraturan terkait dengan integritas ISL.
f. Memberikan konfirmasi secara tertulis bahwa Klub, bersam-sama dengan
pemain dan ofisial, setuju untuk menghormati peraturan, regulasi, arahan dan
keputusan dari PSSI atau Liga
g. Tidak memiliki tunggakan terhadap Pemain, Ofisial dan/atau pihak ketiga.
Pada dasarnya hampir semua klub professional di dunia melakukan
perekrutan pemain guna memenuhi kebutuhan atau target klub menjelang
kompetisi yang akan datang. Menurut Khan (2008) menyatakan perekrutan
berarti menginformasikan pasar yang orang-orang baru yang akan ditunjuk, yang
dapat dilakukan melalui publikasi dan iklan. Menarik pemain yang berkualitas
dan tenaga kerja yang terampil ini penting. Holt dalam Ayesha (2011)
menyebutkan bahwa tenaga kerja terampil sangat penting bagi suatu organisasi
untuk bersaing secara efektif baik di pasar nasional dan global.
Berdasarkan hasil observasi dengan CEO PT. Jepara Raya Multitama
bahwa masih adanya pemain yang masih kurang paham mengenai proses tata
cara perekrutan pemain professional di Persijap Jepara. Hal ini karena masih
adanya pemain yang hanya memfokuskan menjadi pemain di Persijap Jepara
sebelum memahami isi perjanjian yang tercantum di dalam kontrak pemain
sepak bola profesional. Selain itu, peranan organisasi dalam menunjang
keberhasilan klub Persijap Jepara sudah diberikan secara maksimal dalam
meraih prestasi seperti menyediakan fasilitas untuk berlatih dalam menghadapi
kompetisi. Namun, prestasi Persijap Jepara masih mengalami naik turun dalam
Liga Super Indonesia. Hasil observasi selanjutnya yaitu kurangnya kepedulian
pemain mengenai hal-hal yang tercantum dalam kontrak. Hal ini karena masih
adanya pemain yang kurang memahami akan kewajiban sebagai pemain seperti
5
tidak menghadiri latihan tepat waktu dan tidak mengembalikan peralatan yang
milik klub ketika perjanjian berakhir.
Dari hasil observasi tersebut maka peneliti ingin mengetahui dan meneliti
lebih dalam lagi tentang “Pelaksanaan Rekruitmen Pemain Profesional Pada
Klub Sepakbola Persijap Jepara”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
mengarah pada pemikiran adanya masalah yang dapat di identifikasi sebagai
berikut:
1) Kurangnya pemahaman proses mengenai tata cara perekrutan pemain
professional.
2) Peranan organisasi atau pihak klub terhadap kemajuan tim sepakbola
professional.
3) Kurangnya kepedulian pemain mengenai hal-hal yang tercantum dalam
perjanjian kontrak.
1.3 Batasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah mengenai latar belakang dan
identifikasi masalah, maka di buat batasan masalah. Permasalahan dalam hal ini
akan membahas tentang pelaksanaan rekruitmen dan pelaksanaan pemain
sepakbola professional pada klub Persijap Jepara.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
6
1) Bagaimana pelaksanaan rekruitmen pemain sepakbola professional
PERSIJAP Jepara ?.
2) Bagaimana proses atau tahapan dalam perekrutan pemain professional di
klub PERSIJAP Jepara ?.
3) Bagaimana tindak lanjut pemain setelah direkrut oleh klub ?.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
1) Mengetahui pelaksanaan rekruitmen pemain profesional di klub sepakbola
PERSIJAP Jepara dari awal hingga berakhirnya kontrak pemain.
2) Mengetahui tahapan perekruitan pemain professional didalam klub sepakbola
Persijap Jepara.
3) Mengetahui proses pemain setelah direkrut oleh Klub PERSIJAP Jepara.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari tujuan penelitian diatas maka, manfaat yang diharapkan antara lain:
1) Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan pengetahuan mengenai pelaksanaan rekruitmen pemain
sepakbola professional di klub PERSIJAP Jepara.
2) Manfaat Praktis
Penulisan ini diharapkan dapat memberi masukan dan tambahan pengetahuan
bagi para pihak yang terkait dengan penelitian serta dapat dijadikan referensi
untuk penelitian yang sejenis selanjutnya.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemain Sepakbola Profesional
Pemain Sepakbola didalam regulasi kompetisi Indonesia Super League
2014 yang mengatur tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan
dan pelaksanaan Indonesia Super League 2014 disebutkan:
“Pemain adalah seseorang yang memiliki keterampilan untuk bermain sepakbola
serta terdaftar untuk mengikuti kompetisi dan turnamen yang diselenggarakan
oleh Liga dan/atau PSSI dengan status amatir dan non-amatir (professional)”.
Menurut Interpretasi Wacquant (1995:66), pemain adalah seorang
pengusaha dengan kapital tubuh, seorang muda yang memperkejakan diri
melalui kakinya.
Sedangkan dalam Statuta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia
(PSSI) Pasal 1 ayat (11):
“Pemain adalah atlet sepakbola yang berstatus professional dan amatir yang
terdaftar di PSSI”.
Dalam sepakbola yang terus melalui perbaikan pengembangan,
sepakbola di era masa kini tidak hanya menjadikan olahraga ini sebagai hobi,
olahraga ini telah menjadi sebuah hiburan tontonan atau lahan industri di dunia
sepakbola yang menjadikan Pemain sebagai profesi atau tenaga kerja pada Klub
yang melalui perekruitan hingga perjanjian kontrak kerja.
Menurut Sanjaya (2008) bahwa syarat-syarat atau ciri pokok dari
pekerjaan professional yaitu :
8
1) Suatu Profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu
yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi yang satu
dengan yang lainnya dapat dipisahkan secara tegas.
2) Suatu Profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak
terhadap sosial kemasyarakatan, sehingga masyarakat memiliki kepekaan yang
sangat tinggi terhadap setiap efek yang ditimbulkannya dari pekerjaan profesinya
itu.
Sesuai dengan isi peraturan organisasi PSSI No: 01/PO-PSSI/I/2011
tentang Perubahan/Penyempurnaan PO NO: 03/PO-PSSI/VIII/2009 tentang
Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan dalam pasal 1 ayat (11):
“Pemain professional merupakan Pemain yang menerima bayaran lebih,
selain dari pengeluaran nyata selama partisipasinya atau aktivitasnya yang
berkaitan dengan sepakbola serta dilakukan dengan suatu kontrak atau
perjanjian kerja, dinyatakan berstatus Pemain Profesional”.
Pemain Profesional sendiri terbagi dari Pemain Lokal dan Pemain Asing,
berikut merupakan penjelasannya:
1) Pemain Lokal adalah Pemain sepakboala yang berstatus professional dan
sepenuhnya merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang bergabung pada
salah satu Klub Profesional Anggota PSSI atau suatu klub dari Asosiasi/Federasi
Sepakbola Nasional yang resmi menjadi anggota FIFA.
2) Pemain Asing adalah Pemain sepakbola professional yang berasal dari suatu
Klub, dari suatu Asosiasi/Federasi Sepakbola Nasional yang resmi menjadi
anggota FIFA, pindah sementara ke Indonesia untuk bergabung menjadi Pemain
dari salah satu Klub Profesional Anggota PSSI.
Tujuan penggunaan Pemain Asing:
9
1) Pengertian penggunaan Pemain Asing bertujuan untuk memacu motivasi
sepakbola Indonesia dan memberikan contoh positif yang mampu mendorong
kemajuan persepakbolaan nasional dan pembentukan tim nasional yang
berkualitas, serta menjadikan sepakbola sebagai olagraga yang menarik dan
membanggakan publik.
2) Pemain Asing yang bermain di Kompetisi Liga Indonesia harus memenuhi
kriteria seperti yang dimaksud dengan tujuan penggunaannya. Kepada setiap
Pemain Asing, diwajibkan melakukan alih metode dan teknologi, alih
pengalaman, alih skill dan keterampilan elementer sepakbola serta menjadi
panutan pemain lokal sebagai seorang professional dengan menjunjung tinggi
dan mengutamakan FAIR PLAY.
2.1.1 Klub Sepakbola
Di dalam buku pedoman Statuta PSSI Pasal 1 ayat (8) disebutkan:
“Klub adalah anggota PSSI yang merupakan perkumpulan sepakbola, terdiri dari
Klub Profesional dan Klub Amatir.
2.1.1.1 Klub Sepakbola Profesional
Sesuai dengan Peraturan organisasi PSSI Pasal 1 ayat (14) Nomor:
01/PO-PSSI/I/2011 Tentang Perubahan/Penyempurnaan PO NO: 03/PO-
PSSI/VIII/2009 Tentang Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan:
“Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Profesional, bila seluruh
Pemainnya yang mengikuti kompetisi/pertandingan resmi, dinyatakan berstatus
Pemain Profesional.”
10
2.1.1.2 Klub Sepakbola Amatir
Dalam Peraturan organisasi PSSI Pasal 1 ayat (15) Nomor: 01/PO-
PSSI/I/2011 Tentang Perubahan/Penyempurnaan PO NO: 03/PO-PSSI/VIII/2009
Tentang Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan:
“Perkumpulan sepakbola disebut sebagai Klub Amatir, bila seluruh Pemainnya
yang mengikuti kompetisi atau pertandingan resmi berstatus Pemain Amatir.”
2.1.2 Kompetisi
Kompetisi atau pertandingan resmi adalah kompetisi atau pertandingan
sepakbola yang diselenggarakan atau diizinkan oleh PSSI atau Pengurus
Daerah (Pengda) atau Pengurus Cabang (Pengcab) PSSI, seperti Kompetisi
Liga Indonesia, Piala Indonesia serta Kejuaraan Internasional untuk Klub yang
diselenggarakan atau diizinkan oleh AFC atau FIFA. Pertandingan persahabatan
dan pertandingan uji coba tidak termasuk sebagai pertandingan resmi.
2.1.2.1 Kompetisi Profesional
Kompetisi Profesional Liga Indonesia, mulai tahun 2008 dan seterusnya
adalah kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang
berstatus Klub Profesional, selama Peraturan Organisasiini tidak dirubah, yaitu:
1) Kompetisi Super Liga
2) Kompetisi Divisi Utama
2.1.2.2 Kompetisi Amatir
Kompetisi Amatir PSSI, mulai tahun 2008 dan seterusnya adalah
kompetisi atau pertandingan resmi yang hanya diikuti oleh peserta yang
berstatus Klub Amatir, slam Peraturan Organisasi ini tidak dirubah, yaitu:
1) Kompetisi Divisi Satu
2) Kompetisi Divisi Dua
11
3) Kompetisi Divisi Tiga
4) Kompetisi Kelompok Umur
5) Kegiatan Sepakbola Wanita
6) Kegiatan Sepakbola Pantai
2.1.3 Industri Sepakbola
Industri sepakbola pada dasarnya merupakan sebuah event yang
diharapkan mampu menguntungkan semua pihak yang terlibat mulai dari
pemain, panitia pelaksana, klub, hingga penikmat sepakbola sebagai tontonan.
Dalam Pasal 80 ayat (1) buku Kepemudaan dan Sistem Keolahragaan
Nasional dijelaskan:
“Pembinaan dan pengembangan industry olahraga dilaksanakan melalui
kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga yang
mandiri dan professional.”
Sesuai dengan undang-undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN)
nomor 3 tahun 2005:
“Industri olahraga adalah kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk barang
atau jasa.”
Disebutkan di dalam Pasal 79 ayat (1) (2) dan (3) buku pedoman
Kepemudaan dan Sistem Keolahragaan Nasional tentang industri olahraga,
sebagai berikut:
Pasal 79 ayat:
(1) Industri olahraga dapat berbentuk prasarana dan sarana yang diproduksi,
diperjualbelikan, dan/atau disewakan untuk masyarakat.
(2) Industri olahraga dapat berbentuk jasa penjualan kegiatan cabang olahraga
sebagai produk utama yang dikemas secara professional yang meliputi :
12
a. Kejuaraan nasional dan internasional,
b. Pekan olahraga daerah, wilayah, nasional, dan internasional.
c. Promosi, eksibisi, dan festival olahraga, atau
d. Keagenan, layanan informasi, dan konsultasi keolahragaan.
(3) Masyarakat yang melakukan usaha industry olahraga sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) dapat bermitra dengan Pemerintah, Pemerintah
Daerah, organisasi olahraga, dan/atau organisasi lain, baik dalam negeri maupun
luar negeri.
Kompetisi Indonesia Super League (ISL) dan Divisi Utama yang
bernaung dibawah PSSI diharapkan mampu menjadi ajang kompetisi yang
kompetitif dan berkualitas yang dapat bertujuan sebagai pendorong dan
terciptanya Industri sepakbola yang professional di Indonesia. Profesional dalam
hal ini adalah menjalankan kegiatannya dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Klub bisa memperoleh keuntungan dengan memanfaatkan berbagai aset yang
dimiliki Klub seperti penjualan pemain, penjualan tiket pertandingan, penjualan
berbagai merchandise dan bagaimana menarik minat investor atau perusahaan
swasta mau memberikan dana promosinya (Sulistiyono, 2010:1)
Halid, (2008:1) menyatakan Pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia sudah saatnya mengelola sepakbola Indonesia dengan manajemen
yang modern dan professional kearah industrialisasi sepakbola dan tidak
jamannya menjadikan politik sebagai panglima dalam mengelola sepakbola
Indonesia. Menurut Saleh (2005:144) professional bisa berarti sportman playing
for money artinya olahragawan yang bertanding dan mengaanggapnya sebagai
sebuah pekerjaan untuk mendapatkan uang atau gaji.
13
2.1.4 Kompensasi Pembinaan
PSSI Club Licensing Regulations (2013) merupakan Regulasi yang dibuat
sebagai sebuah dokumen kerja yang mudah dibaca dan praktis untuk
diimplementasikan ole oleh setiap pengguna. Lisensi ini mewajibkan klub-klub
sepakbola yang berpartisipasi dalam ISL memenuhi standar pengelolaan klub
sepakbola professional. Regulasi ini menjelaskan sistem lisensi dan tahapan-
tahapan sebagaimana terdapat di dalam proses inti (core procces) dan kualitas
standar yang diwajibkan atau kriteria yang wajib dipenuhi oleh Klub yang sedang
atau akan berpartisipasi di ISL.
Persyaratan Lisensi dijelaskan kedalam bentuk kriteria yang terbagi
dalam 5 (lima) bagian:
1) Sporting (Sporting),
2) Infrastruktur (Infrastructure),
3) Personil dan Administrasi (Personnel and Administration),
4) Legal (Legal),
5) Keuangan (Finance)
Tujuan dari Club Licensing System ini adalah:
1) Menjaga kredibilitas dan integritas dari ISL,
2) Memberikan kesempatan untuk pengembangan benchmarking Klub di aspek
keuangan, sporting, legal, personil, administrasi dan infrastruktur di Indonesia,
3) Menjamin Klub memiliki basis rekrutmen pemain dan prioritas pembinaan
secara berkesinambungan bagi pemain muda,
4) Meningkatkan sistem manajemen dan organisasi Klub dengan level
professional,
14
5) Memperbaiki kemampuan keuangan Klub, peningkatan kredibilitas dan
transparansi Klub, serta menempatkan hal penting yang diperlukan guna
perlindungan terhadap kreditor,
6) Infrastruktur Klub yang memberikan penonton dan media, stadion yang baik,
lengkap, aman dan nyaman.
7) Menjaga kesinambungan kompetisi internasional dalam satu musim.
Sesuai dengan ketentuan PSSI Club Licensing Regulations (2013) dalam
hal “Kriteria Sporting” yang berisikan:
“Keuntungan pertama dan utama dari kriteria Sporting adalah untuk
„memproduksi‟ bakat-bakat muda di bidang olahraga sepakbola untuk skuad
pertama klub setiap tahun. Mereka juga biasanya lebih muda dan lebih cepat
cocok dengan skuad tim pertama karena mereka telah berlatih bersama para
pemain tim pertama, mengetahui taktik-taktik mereka dan berbicara dengan
bahasa yang sama. Mereka hanya kurang pengalaman. Meskipun demikian,
beberapa klub papan atas di Indonesia telah memiliki bakat-bakat muda yang
bermain secara regular untuk tim pertama. Para pemain ini, jika dilatih sendiri
oleh klub, juga sangat penting sehubungan dengan proses identifikasi antar para
penggemar dan klub-klub mereka.”
2.1.4.1 Kompensasi Pemain Muda
Dalam Pasal 16 Peraturan Organisasi (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/I/2011
Tentang Perubahan/Penyempurnaan Po No: 03/PO-PSSI/VIII/2009 Tentang
Pemain: Status, Alih Status dan Perpindahan dijelaskan mengenai Kompensasi
Pemain Muda, sebagai berikut:
1) Setiap Pemain Amatir yang dikontrak menjadi Pemain Profesional, maka
Klub serta Pelatih sebelumnya yang melakukan pembinaan, pendidikan dan
15
pelatihan Pemain berhak untuk mendapatkan uang kompensasi (kompensasi
pembinaan Pemain Muda).
2) Kompensasi pembinaan Pemain Muda, diberlakukan sebelum Pemain yang
bersangkutan berusia 23 (dua puluh tiga) tahun, yaitu ketika:
Untuk pertama kalinya Pemain tersebut beralih status menjadi Pemain
Profesional dan mengikat suatu kontrak/ perjanjian kerja.
Pemain professional yang melakukan perpindahan masuk wilayah atau keluar
wilayah Hukum Negara Republik Indonesia.
3) Kompensasi pembinaan Pemain Muda, TIDAK dapat diberlakukan, jika:
Pemain yang bersangkutan telah berumur diatas 23 (dua puluh tiga) tahun dan
dinyatakan sebagai Pemain Bebas.
Perpindahannya tidak merubah status sebagai Pemain Amatir.
4) Kompensasi pada butir no.1 dan no.2 diatas, sebagai pengganti biaya
pembinaan, pendidikan dan latihan, terhitung dari usia 12 (dua belas) sampai
Pemain tersebut beralih status menjadi Pemain Profesional serta harus
dibayarkan setiap kali Pemain yang bersangkutan berpindah Klub sampai
berusia 23 (dua puluh tiga) tahun,
5) Jumlah uang kompensasi yang dimaksud pada butir no.4 diatas, merupakan
prosentasi nilai bersih dari kontrak (setelah dipotong jasa Agen Pemain serta
Pajak terkait) yang diperoleh Pemain dan harus dibayarkan selambat-lambatnya
30 (tiga puluh) hari, setelah pemain yang bersangkutan di daftarkan kepada
Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.
6) Sebagai upaya untuk memacu dan meningkatkan kualitas pembinaan
Pemain, PSSI menetapkan ketentuan nilai prosentasi yang dimaksud pada butir
no. 5 diatas, sebagai berikut:
16
Tahun Pertama
a) Klub : 25% (dua puluh lima persen)
b) Pelatih : 15% (lima belas persen)
Tahun Kedua
a) Klub : 20% (dua puluh persen)
b) Pelatih : 10% (sepuluh persen)
Tahun Ketiga
a) Klub : 10% (sepuluh persen)
b) Pelatih : 5% (lima persen)
7) Bilamana Klub serta Pelatih yang membina Pemain, pada butir no. 6 diatas,
lebih dari 1 (satu), maka kompensasi yang diperoleh dari nilai bersih Kontrak
Pemain, harus dibagi rata.
8) Klub serta Pelatih yang terkategori melakukan pembinaan, pendidikan dan
pelatihan bagi Pemain pada butir no.6 diatas, bila Pemain yang bersangkutan
bergabung sekurang-kurangnya selam 1 (satu) tahun.
9) Khusus bagi Pemain, dalam masa setahun atau lebih, pernah tidak memiliki
Klub serta Pelatih sebelum menjadi Pemain Profesional, maka nilai kompensasi
pada butir no. 6 diatas yang diterima oleh Klub serta Pelatih yang pernah
membina, mendidik dan melatihnya, sebesar:
Tahun Pertama dan Kedua
a) Klub : 10% (sepuluh persen)
b) Pelatih : 5% (lima persen)
Tahun Ketiga dan seterusnya
a) Klub : 5% (lima persen)
b) Pelatih : 5% (lima persen)
17
10) Bilamana Pemain Profesional yang mengikat kontrak/ perjanjian kerja dengan
suatu Klub sebelum berumur 23 (dua puluh tiga) tahun. Kemudian melakukan
pemutusan terhadap kontrak/ perjanjian kerja, untuk bergabung dengan Klub
Baru. Maka dengan mengabaikan kompensasi pembinaan Pemain Muda yang
telah diberikan, Pemain tersebut diwajibkan memberi sumbangan solidaritas
kepada Klub yang melakukan pembinaan, pendidikan dan pelatihan.
11) Adapun nilai sumbangan solidaritas yang dimaksud butir no. 10 diatas,
diambil berdasarkan prosentasi nilai bersih dari kontrak/ perjanjian kerja baru.
Sebagai berikut:
a) Umur 12 tahun : 0,25% (seperempat persen)
b) Umur 13 tahun : 0,25% (seperempat persen)
c) Umur 14 tahun : 0,25% (seperempat persen)
d) Umur 15 tahun : 0,25% (seperempat persen)
e) Umur 16 tahun : 0,50% (setengah persen)
f) Umur 17 tahun : 0,50% (setengah persen)
g) Umur 18 tahun : 0,50% (setengah persen)
h) Umur 19 tahun : 0,50% (setengah persen)
12) PSSI, Direktorat Status dan Alih Status Pemain besama dengan Komite
Status dan Alih Status Pemain akan menentukan Klub serta Pelatih yang berhak
menerima kompensasi dan sumbangan solidaritas. Bilamana PSSI, TIDAK
menemukan Klub serta Pelatih yang dinyatakan berhak menerimanya maka
dana tersebut diserahkan kepada PSSI untuk dipergunakan sebagai dana
program pembinaan Pemain Muda.
18
2.1.4.2 Transparansi Uang Pembinaan
Berdasarkan Pasal 18 dalam hal Transparansi Uang Pembinaan
Peraturan Organisasi (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/I2011 Tentang
Perubahan/Penyempurnaan PO NO : 03/PO-PSSI/VIII/2009 Tentang Pemain :
Status, Alih Status dan Perpindahan disebutkan sebagai berikut:
1) Klub yang menerima perpindahan pemain, berkewajiban memberikan uang
perpindahan/pembinaan kepada Klub/Perkumpulan asal Pemain yang nilainya
diputuskan berdasarkan kesepakatan antara kedua belah pihak.
2) Besarnya nilai perpindahan/pembinaan wajib diberitahukan secara tertulis
kepada PSSI.
3) Dalam hal yang khusus, apabila kedua belah pihak bersepakat bahwa tidak
ada uang perpindahan/pembinaan, maka kedua belah pihak harus terlebih
dahulu mengajukan permohonan secara tertulis untuk memperoleh dispensasi
kepada PSSI. Surat Permohonan tersebut harus dengan melampirkan Surat
Pernyataan dari kedua belah pihak bermaterai secukupnya, yang menyatakan
tidak adanya uamh perpindahan/pembinaan.
4) Persetujuan ataupun penolakan dari PSSI, akan dikeluarkan selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari, sejak diterimanya permohonan pada butir no.3
diatas.
2.1.5 Bursa Pemain
Berdasarkan Pasal 1 ayat 23 Peraturan Organisasi Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/2011 Tentang
Perubahan/Penyempurnaan PO NO : 03/PO-PSSI/VIII/2009 Tentang Pemain :
Status, Alih Status, Dan Perpindahan:
19
“Bursa Pemain merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan oleh PSSI
dalam rangka mempertemukan Agen Pemain sebagai penyedia Pemain dengan
Klub sebagai pengguna untuk proses rekrutitmen Pemain Profesional.”
Football Association memang ingin sepakbola menjadi sebuah industry
atau lahan bisnis. Transfer kini di pahami sebagai sebuah aksi yang terjadi ketika
seorang Pemain Profesional berpindah Klub secara legal. FIFA kini mengatur
dan mengendalikan segala aktivitas proses transfer Pemain Sepakbola
Profesional di level Klub professional dari awal perekrutan, kontrak Pemain
hingga penyelesaian masa kesepakatan kontrak.
2.1.5.1 Agen Pemain
Dalam Manual Liga Indonesia yang mengatur tentang hal-hal yang
berkaitan dengan penyelenggaraan dan pelaksanaan Indonesia Super League
2014, dijelaskan mengenai Agen Pemain sebagai berikut:
“Agen adalah seseorang yang dibayar atau mendapatkan fee, yang bertindak
atas nama pemain, melakukan kegiatan memperkenalkan pemain kepada klub
dan/atau kegiatan lainnya dengan disertai kontrak. Seseorang yang dimaksud
telah mendapatkan izin pengesahan dari FIFA melalui PSSI, dan karenannya
disebut sebagai agen pemain resmi FIFA.”
Seperti yang dijelaskan dalam Pasal 4 Peraturan Organisasi PSSI Nomor:
01/PO-PSSI/I2011 Tentang Perubahan /Penyempurnaan PO NO : 03/PO-
PSSI/VIII/2009 Tentang Pemain : Status, Alih Status Dan Perpindahan, dalam
ayat :
Pasal 4 ayat 1:
“Setiap Pemain dan Klub dilarang menggunakan jasa Agen Pemain yang tidak
berlisensi atau tidak memiliki izin.”
20
Pasal 4 ayat 2:
“Pengertian Agen Pemain belisensi adalh Agen Pemain yang memiliki lisensi
yang diterbitkan oleh PSSI atau Asosiasi Sepakbola Nasional anggota FIFA dan
nama Agen Pemain tersebut harus terdaftar atu terpublikasi oleh FIFA.”
Pasal 4 ayat 7:
“Khusus bagi setiap Pemain Lokal dan berstatus Profesional yang tidak
menggunakan jasa Agen Pemain, sebagaimana ayat (1) dan (2) diatas, wajib
memberikan dana pembinaan usia muda, diluar ketentuan mengenai kewajiban
„agent fee‟, sebesar:
1) Liga Super : Rp. 2.500.00,-/ Pemain
2) Divisi Utana : Rp. 1.500.00,-/ Pemain
3) Divisi Satu : Rp. 1.000.00,-/ Pemain (khusus Pemain Profesional).”
Pasal 4 ayat 8:
“Pemain yang terikat dengan Agen Pemain yang tidak memiliki lisensi, maka
pada saat perpindahan dan melakukan ikatan kontrak di Indonesia atau di luar
Indonesia dan bilamana terjadi perselisihan maka hal tersebut diluar tanggung
jawab PSSI dan FIFA.
Pasal 4 ayat 9:
“Klub yang mengikat suatu kontrak atau perjanjian kerja dengan Pemain,
diwajibkan mempunyai kesepakatan dengan hanya Pemain itu sendiri atau Agen
Pemain yang memiliki lisensi dan harus dicantumkan secara jelas.
Pasal 4 ayat 10:
“Setiap Klub peserta Kompetisi Liga Indonesia dapat memiliki Pemain Asing dan
dapat dimainkan pada setiap pertandingan, sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Kompetisi Liga Indonesia.
21
2.1.5.2 Rekruitmen
Berdasrakan dari buku pedoman Peraturan Organisasi Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), bahwa ketentuan FIFA yang tertuang
dalam FIFA Regulations for the Status and Transfer of Player, maka Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) berhak membuat dan memiliki sistem
status, alih status serta perekrutan pemain, yang disesuaikan dengan kondisi
yang diizinkan oleh tata perundang-undangan Negara serta keadaan yang
memperhatikan pada azas keadilan dan kesejahteraan pemain pada umumnya.
Menurut Kleiman (2005) sebuah pendekatan yang efektif untuk
rekruitmen dan seleksi dapat membantu organisasi untuk memaksimalkan
keunggulan kompetitif dengan memilih kelompok calon terbaik dengan cepat dan
biaya yang efisien.
Tapi rekruitmen dan seleksi yang sukses dapat memakan waktu dan biaya yang
mahal. Namun, rrekritmen dan seleksi sangat penting untuk bisnis, karena
kegagalan perekrutan dan seleksi dapat bertanggung jawab atas kegagalan
bisnis (Ahmed, dkk, 2006).
Tujuan dari Perekrutan dan Program seleksi adalah untuk menarik calon yang
sangat berkualitas dan memastikan orang yang tepat dengan pekerjaannya
(Fisher, dkk, 2004).
2.1.5.3 Kontrak
Dalam regulasi kompetisi Indonesia Super League 2014 yang mengatur
tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pelaksanaan
Indonesia Super League 2014, disebutkan mengenai Standar Kontrak Pemain
dalam Pasal 37, yang berisi :
22
1) Liga menetapkan standar kontrak Pemain yang merujuk kepada rekomendasi
FIFA.
2) Klub wajib untuk mengikuti dan menghormati hal-hal yang terdapat dalam
standar kontrak Pemain dan diperbolehkan untuk membuat penyesuaian sesuai
dengan kesepakatan antara Klub dan Pemain. Tehadap penyesuaian tersebut,
Klub wajib menyampaikan ke Liga untuk dilakukan verifikasi dan persetujuan.
3) Liga berwenang untuk memerintahkan perubahan klausul yang terdapat
dalam kontrak yang telah dibuat oleh Klub apabila ditemukan terdapat hal-hal
yang dapat merugikan salah satu pihak. Jika tidak dilakukan perubahan, Liga
berwenang untuk tidak melakukan pengesahan.
Sesuai dengan aturan yang ditetapkan regulasi kompetisi Indonesia
Super League 2014 dalam Pasal 34 ayat 6, dijelaskan :
“Seorang Pemain hanya dapat melakukan kontrak, didaftarkan dan/atau bermain
di I Klub dalam pelaksanaan ISL. Pemain tidak diperbolehkan melakukan kontrak
atau bermain di Klub lain selain Pemain yang bersangkutan terdaftar. Klub wajib
untuk memastikan bahwa Pemain mereka tidak terikat kontrak atau atau terdaftar
di Klub lain.
Dan untuk Masa Kontrak dijelaskan dalam Pasal 4 ayat 12 Peraturan
Organisasi PSSI Nomor: 01/PO-PSSI/I2011 Tentang Perubahan
/Penyempurnaan PO NO : 03/PO-PSSI/VIII/2009 Tentang Pemain : Status, Alih
Status Dan Perpindahan, sebagai berikut :
“Masa kontrak maksimum seorang pemain selama 4 (empat) tahun, Pemain
yang mempunyai kontrak lebih dari 2 (dua) tahun dengan suatu Klub, maka
harus melakukan penandatanganan ulang untuk setiap 2 (dua) tahun. Bagi
23
Pemain apabila mempunyai masa kontrak melebihi 4 (empat) tahun harus
mendapatkan izin tertulis dari PSSI.”
2.1.5.4 Perpindahan
Didalam Pasal 1 ayat 22 Peraturan Organisasi Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI) Nomor : 01/PO-PSSI/2011 Tentang
Perubahan/Penyempurnaan PO NO : 03/PO-PSSI/VIII/2009 Tentang Pemain :
Status, Alih Status, Dan Perpindahan, disebutkan :
“Perpindahan merupakan tata cara perpindahan Pemain dari suatu Klub
Profesional atau Amatirasal ke Klub Profesional atau Amatir Baru.”
Berdasarkan Pasal 10 ayat 1 mengenai Ketentuan Penerimaan Pemain,
Peraturan Organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Nomor :
01/PO-PSSI/2011 Tentang Perubahan/Penyempurnaan PO NO : 03/PO-
PSSI/VIII/2009 dijelaskan sebagai berikut:
“Suatu Klub tidak dibenarkan mengambil alih atau merekrut seorang Pemain
dimana Pemain yang bersangkutan masih terikat kontrak dengan Klub lainnya.
Terkecuali mendapatkan izin tertulis dari Klub tempat Pemain tersebut bernaung,
untuk mengadakan pembicaraan mengenai perekrutan. Pemain yang
bersangkutan wajib melaporkan kepada Klub tempatnya bernaung, bilamana ada
pihak lain yang bermaksud melakukan perekrutan terhadapnya.”
Untuk lebih rinci mengenai Tata cara Perpindahan Pemain sesuai dengan
Peraturan Organisasi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Nomor :
01/PO-PSSI/2011 Tentang Perubahan/Penyempurnaan PO NO : 03/PO-
PSSI/VIII/2009 dijelaskan dalam Pasal 14 dan Pasal 15 sebagai berikut:
Pasal 14, Tata Cara Perpindahan Pemain Dari Klub Amatir ke Klub Profesional:
24
1) Mengajukan permohonan secara tertulis (surat permohonan) kepada Klub
Amatir asal tempatnya bergabung.
2) Memegang Surat Keluar (Surat Perpindahan) dari Klub Amatir terdahulu
(Klub Asal) tempat bergabung dan harus diketahui oleh Pengurus Cabang
(Pengcab) serta Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.
3) Mengajukan Surat Lamran untuk menjadi anggota baru kepada Klub
Profesional yang dituju (Klub Baru).
4) Apabila Pemain berkeinginan melakukan alih status dari Pemain Amatir
menjadi Pemain Profesional, maka diwajibkan telah memiliki Kontrak/Perjanjian
Kerja dari Klub Baru dan didaftarkan ke Pengurus Provinsi (Pengprov) setempat
dan Pengurus PSSI.
Pasal 15, Tata cara Perpindahan Pemain Dari Klub Profesional ke Klub Amatir:
1) Mengajukan permohonan secara tertulis (Surat Permohonan) kepada Klub
Profesioanal asal tempatnya bergabung.
2) Memegang Surat Keluar (Surat Perpindahan) dari Klub Profesional terdahulu
(Klub Asal) tempat bergabung dan harus diketahui Pengurus Daerah (Pengda)
PSSI setempat.
3) Mengajukan surat lamaran untuk menjadi anggota kepada Klub Amatir yang
dituju (Klub baru).
4) Mempunyai Surat Penerimaan sebagai anggota dari Klub Baru.
5) Didaftarkan ke Pengurus Cabang (Pengcab) dengan tembusan kepada
Pengurus Provinsi (Pengprov) PSSI setempat.
25
2.1.6 Organisasi
2.1.6.1 Organisasi Klub Sepakbola di Indonesia
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) merupakan satu-satunya
badan sepakbola di Indonsia. PSSI berwenang dan bertanggung jawab untuk
mengatur, mengurus dan menyelenggarakan semua kegiatan sepakbola di
Indonesia. Kenggotaan PSSI terdiri dari perkumpulan-perkumpulan sepakbola
senior, yunior, dan remaja (Sucipto, dkk, 2000:103).
2.1.6.2 Pengertian Organisasi
Menurut Achmad Paturusi (2012), Organisai dapat diartikan sebagai
kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam suatu kerjasaman
untuk tujuan atau target tertentu. Atau dengan kata lain dapat didefinisikan
bahwa organisasi sebagai sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki
tujuan tertentu dalam upaya mewujudkan tujuannya melalui kerja sama.
Keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan. (Sondang P. Siagian, 1989)
2.1.6.3 Fungsi Organisasi
2.1.6.3.1 Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian menurut Terry (2008), adalah pembagian pekerjaan
yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok, penentu
hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan pekerjaan
yang sepatuhnya. Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-
tugas pada orang yang terlibat dalam suatu kerjasama. Karena tugas-tugas ini
ini demikian banyak banyak dan tidak dapat diselesaikan oleh satu orang saja,
26
tugas-tugas ini dibagi untuk dikerjakan oleh masing-masing unit organisasi.
Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas
sesuai prinsip pengorganisasian.
Pengorganisasian menurut Gibson dalam Sagala (2009), bahwa
pengorganisasian meliputi semua kegiatan manajerial yang dilakukan untuk
mewujudkan kegiatan yang direncanakan menjadi suatu struktur tugas,
wewenang, dan menentukan siapa yang akan melaksanakan tugas tertentu
untuk mencapai tugas yang diinginkan organisasi.
Terry dalam Sagala (2009) mengemukakan bahwa pengorganisasian
adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif
antara orang-orang, hingga mereka dapat bekerja sama secafra efisien, dan
memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Pada bagian lain Riduan (2009), lebih menjelaskan tentang aspek kemampuan
pengorganisasian. Indikator pengorganisasian yang dimaksud meliputi:
1) Membuat job description sesuai dengan tugas, tanggung jawab,
2) Menciptakan suasana harmonis,
3) Membina kerjasama yang efektif,
4) Mampu berkomunikasi secara efektif,
5) Mengatur tugas, tanggung jawab, dan
6) Mengembangkan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
program.
2.1.6.3.2 Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan yang
dibuat sebelum suatu tindakan, program dan kegiatan dilaksanakan. Menurut
27
Broocover dalam Sagala (2009), bahwa proses untuk merancang suatu
perencanaan harus memberikan kesempatan yang cukup untuk berdiskusi,
mengutarakan perasaan, pendapat dan sikap, menyiapkan informasi dan data,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan serta memecahkan selisih pendapat..
Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa perencanaan adalah proses
menentukan sasaran, alat, tuntutan-tuntutan, tafsiran, pos-pos tujuan pedoman,
dan kesepakatan yang menghasilkan program-program yang terus berkembang.
Perencanaan sebagai proses mengikuti tahapan-tahapan:
1) Perumusan tujuan yang baik dan bersifat umum maupun khusus,
2) Perumusan kebijakan yaitu bagaimana usaha mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya dalam bentuk tindakan-tindakan yang terkoordinir,
terarah dan terkontrol,
3) Perumusan prosedur dengan menentukan batas kewenangan dari masing-
masing komponen sumberdaya, sehingga pelaksanaan kegiatan tidak tumpang
tindih,
4) Perencanaan merumuskan dan menentukan standar hasil yang kan diperoleh
serta mengukur skala kemajuan melalui pelaksanaan aktivitas pada waktu yang
telah ditentukan baik yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif,
5) Perencanaan yang masuk kategori yang sempurna adalah bersifat
menyeluruh dengan memperhitungkan berbagai aspek yang melingkupinya.
2.1.6.3.3 Penggerakan (Actuating)
Penggerakan atau istilah pembimbing menurut The Liang Gie (1993),
merupakan aktivitas seorang manajer dalam memerintah, menugaskan,
menjuruskan, mengarahkan, dan menuntun pegawai atau personil organisasi
28
untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Menurut Keith Davis (1995), menggerakkan ialah kemampuan membujuk
orang-orang mencapi tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh
semangat. Unsur esensial dalam organisasi yaitu kebersamaan langkah maupun
gerak didasarkan instruksi yang jelas untuk mencapai tujuan.
Pemimpin yang efektif cenderung mempunyai hubunngan dengan bawahan yang
sifatnya mendukung dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan
kelompok berdasarkan keputusan. Pemimpin yang efektif menunjukkan
pencapaian tugas pada rata-rata kemajuan, keputusan kerja, moral kerja, dan
kontribusi wujud kerja.
Pemimpin yang efektif menurut Hoy dan Miskel (1987) cenderung
mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (suportif) dan
meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan.
Demikian halnya dalam hal arahan (direction), berarti pemimpin mengemban
hampir semua tanggung jawab untuk membangun arahan.
2.1.6.3.4 Pengkoordinasian (Coordination)
Pengkoordinasian menurut The Liang Gie (1993), merupakan rangkaian
aktivitas menghubungkan, menyatu padukan dan menyelaraskan orang-orang
dan pekerjaanya. Sehingga semuanya berlangsung secara tertib dan seirama
menuju kearah tercapainya tujuan tanpa terjadinya kekacauan, percekcokan,
kekembaran kerja atau kekosongan kerja.
Sedangkan Oteng Sutisna (1993), merumuskan koordinasi ialah
mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-
sumber lain kearah tercapainya maksud yang telah ditetapkan.
29
2.1.6.3.5 Pengarahan (Directing)
Pengarahan (directing) merupakan pengarahan yang diberikan yang
diberikan kepada anggota organisasi, sehingga mereka menjadi pekerja yang
berpengetahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran yang telah ditetapkan
organisasi. Directing juga mencakup kegiatan yang dirancang untuk memberi
orientasi kepada pegawai antara lain memberi informasi tentang hubungan antar
bagian, antar pribadi kebijaksanaan dan tujuan organisasi. (Paturusi, 2012:82)
2.1.6.3.6 Pengawasan (Controlling)
Menurut Robins (1997), menyatakan pengawasan adalah proses monitor
aktivitas-aktivitas untuk mengetahui apakah individu-individu dan organisasi itu
sendirimemperoleh dan memanfaatkan sumber-sumber secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan.
Lebih spesifik dijelaskan oleh Riduwan (2009), tentang kemampuan
manajerial pada aspek kemampuan fungsi pengawasan (controlling) yang
meliputi:
1) Menetapkan program pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksanakan,
2) Memberikan dan menentukan standar kualitas pekerjaan demi mencapai
tujuan,
3) Menilai dan mengukur program yang dilaksanakan maupun hasil yang telah
dicapai,
4) Menentukan dan mengadakan tindakan-tindakan perbaikan, dan
5) Melaksanakan kegiatan-kegiatan monitoring dengan baik.
Dari kesimpulan tersebut dapat dikemukakan dimensi kemampuan
manajerial, yakni:
1) Fungsi perencanaan, dengan indikator:
30
a) Mengidentifikasi masalah dan potensi sumber daya,
b) Mengumpulkan, mengelolah data dan informasi,
c) Merumuskan visi dan misi,
d) Mentusun program,
e) Melaksanakan kegiatan manajerial.
2) Fungsi pengorganisasian, dengan indicatornya:
a) Membuat job description,
b) Menciptakan suasana harmonis,
c) Membina kerjasama yang efektif,
d) Berkomunikasi secara efektif,
e) Mengatur tugas-tugas,
f) Mengembangkan sturuktur organisasi.
3) Fungsi Penggerakkan, dengan indikatornya:
a) Menggerakkan sumber daya manusia,
b) Memberikan pekerjaan lebih,
c) Mengkoordinir pekerjaan,
d) Memberikan motivasi,
e) Memberikan petunjuk teknis.
4) Fungsi pengawasan dengan indikator-indikator, yakni:
a) Menetapkan program pengawasan,
b) Menentukan standar kualitas kerja,
c) Menilai dan mengukur program yang dilaksanakan,
d) Menentukan dan mengadakan tindakan perbaikan, dan
e) Melaksanakan tindakan monitoring. (Paturusi, 2012:85)
31
2.2 Kerangka Berpikir
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
32
Seperti kerangka berfikir diatas, dalam klub sepakbola perekruitan
pemain adalah hal yang penting guna mendapatkan pemain yang dibutuhkan
untuk tujuan atau target klub. Adapun ketentuan FIFA yang tertuang dalam FIFA
Regulation for the Status and Transfer of player, PSSI berhak membuat dan
memliki sistem status, alih status serta perekrutan pemain.
FIFA atau PSSI berwenang dalam tata cara perekruitan yang dilakukan
oleh setiap klub. Rekruitmen dilaksanakan dengan dasar aturan atau tata cara
yang telah ditetapkan FIFA atau PSSI. Pihak klub yang akan merekrut pemain
professional dapat melalui pemain itu sendiri atau melalui agen. Setelah terjalin
kesepakatan oleh kedua pihak yakni Pemain atau Agen dengan Klub. Maka
langkah selanjutnya adalah para pihak menjalin sebuah kerjasama dalam bentuk
kontrak/ perjanjian kerja. Pemain Pofesional yang terikat sebuah perjanjian
dengan pihak klub profesioanal berkewajiban mengikuti aturan yang
diberlakuakan dari awal kesepakatan pelaksanaan sampai dengan berakhirnya
kontrak oleh kedua pihak tersebut.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan, ditetapkan berdasarkan pada tujuan
dan hasil penelitian yang diharapkan. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut
perlu memilih metode penelitian yang tepat. Sesuai dengan tujuan penelitian ini,
metode penelitian yang dipilih dan dipakai adalah penelitian deskriptif dengan
metode survey.
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan
akurat fakta dan karakteristik mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha
menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang dikumpulkan semata-mata
bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji
hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi (Azwar, 1998:7).
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf
deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga
dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan (Azwar, 1998:6).
Menurut Sunarno dan Sihombing (2011:9) Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
penghubungan dengan variabel yang lain.
Di dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi dan
pengontrolan terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang
sesuatu variabel, gejala atau keadaan. (Arikunto, 2007:234)
34
Adapun prosedur penelitian yang diteliti meliputi
1. Langkah Pertama : Observasi.
2. Langkah Kedua : Menetapakan hari pelaksanaan pengambilan data.
3. Langkah Ketiga : Wawancara atau interview.
4. Langkah Keempat : Dokumentasi.
5. Langkah Kelima : Penyusunan Laporan.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Sedangkan teknik pengumpulan data
yang akan digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah teknik
observasi, wawancara, dam dokumentasi . Selain itu teori yang dikaji berupa
studi pustaka yaitu pengumpulan bahan yang bersumber dari peraturan-
peraturan PSSI atau FIFA, buku, makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, maupun
artikel-artikel dari internet.
Pada penelitian ini cara memperoleh data melalui wawancara, maka
instrumen atau alat pengambilan data harus sesuai dengan cara yang dilakukan.
Alat yang digunakan berupa menyiapkan model pedoman wawancara yang
meliputi daftar pertanyaan yang akan digunakan untuk mengambil data dari
narasumber.
Menurut Abdurrahmat Fathoni (2006:104) dalam metode pengumpulan
data dikenal beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya :
a. Metode Observasi
Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran (Abdurrahmat, 2006:104). Observasi
35
dilakukan pada tempat yang berhubungan dengan penelitian yaitu PT. Jepara
Raya Multitama, Stadiun Gelora Bumi Kartini di Jepara, tempat tinggal pemain
atau mess.
b. Metode Wawancara
Pada dasarnya pelaksanaan wawancara merupakan suatu proses
pembicaraan antara seseorang dengan orang lain, akan tetapi bukan
pembicaraan seperti “bercengkrama” sesama sahabat. Pembicaraan atau
wawancara yang akan dilakukan akan terarah pada pengumpulan data penelitian
sesuai dengan pedoman wawancara yang terlebih dahulu disediakan.
Penggunaan daftar pertanyaan yang dilakukan dengan wawancara, juga harus
diukur atau instrument ini dapat terandalkan sebagai alat pengumpul data
penelitian (Sunarno dan Sihombing, 2011:75). Dalam penelitian ini Metode
wawancara dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap PT. Jepara Raya
Multitama selaku pengelola Klub Persijap Jepara. Teknik wawancara dilakukan
dengan pembicaraan secara langsung kepada narasumber, sedangkan
pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan penelitian yang dilakukan terhadap informasi
yang didokumentasikan dalam rekaman, baik gambar, suara tulisan, atau lain-
lain bentuk rekaman biasa dikenal dengan penelitian analisis dokumen atau
analisis isi (content analisys) (Arikunto, 2007:244). Dalam metode dokumentasi
yang berhubungan dengan Klub Persijap Jepara data diperoleh dengan jalan
maengambil dokumen-dokumen di PT. Jepara Raya Multitama selaku pengelola
Klub Persijap Jepara.
36
3.3 Instrumen Penelitian
Menurut Gulo (2002:123) instrument penelitian merupakan pedoman
tertulis tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang
dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Instrumen itu disebut
pedoman pengamatan atau pedoman wawancara atau pedoman dokumenter,
sesuai dengan metode yang dipergunakan. Dalam penelitian ini instrument yang
dipergunakan adalah dengan metode survey, wawancara, dan dokumentasi.
3.4 Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini dilakukan di PT. Jepara Raya Multitama selaku
pengelola dari Klub Persijap Jepara yang berlokasi di Kabupaten Jepara Jawa
Tengah.
3.5 Informan dan Responden
Informan adalah sumber data sekunder, data tentang pihak lain, tentang
responden (Abdurrahmat, 2006:105). Dalam penelitian ini informan yang dipilih
oleh peneliti adalah CEO PT. Jepara Raya Multitama, M.S Basalamah.
Responden adalah sumber data primer, data tentang dirinya sendiri
sebagai objek sasaran penelitian (Abdurrahmat, 2006:105). Dalam hal ini
responden yang dipilih adalah MS. Basalamah dan Pemain Persijap Jepara.
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan bagian yang penting dalam penelitian,
karena dapat memberi paham yang berguna dalam memecahkan masalah
dalam penelitian. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisa. Adapun teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara dekriptif yang
didasarkan pada analisis kualitatif. Yang dimaksudkan dengan mendeskripsikan
data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari
37
responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang
tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan.
Menurut Moleong (2002:190) Proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari
wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,
dokumentasi pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
Jika data yang ada adalah data kualitatif, maka deskripsi data ini
dilakukan dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada,
sehingga memberikan gambaran terhadap responden (Sukardi, 2003:86).
79
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan Rekruitmen Pemain
Profesional Pada Klub Sepakboka Persijap Jepara, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Persijap Jepara dalam pelaksanaan rekruitmen pemain professional sudah
baik karena di klub sepakbola Persijap Jepara menerapkan tiga tahap dalam
perekrutan pemain. Mulai dari pemain mendapat panggilan atau datang untuk
melakukan seleksi, kemudian setelah melakukan seleksi pemain akan
dinyatakan diterima atau tidak. Apabila pemain tidak diterima maka kerjasama
tidak terjadi. Apabila pemain diterima maka akan terjadi proses negosiasi.
Setelah negosiasi selesai maka tahap penting selanjutnya adalah
penandatanganan kontrak. Apabila telah terjadi kesepakatan dalam kontrak oleh
pemain dengan Klub Persijap Jepara, maka tahap selanjutnya adalah
pelaksanaan kontrak.
2. Peran kepala atau CEO di klub sepakbola Persijap Jepara sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan rekruitmen pemain profesional. Sebelum
Persijap Jepara melakukan kerjasama dengan pemain sepakbola professional.
Persijap Jepara melakukan tahapan seleksi dan negosiasi. Tahap seleksi
dilakukan oleh tim pelatih yang ditunjuk oleh manajemen klub. Pada musim
kompetisi Liga Super Indonesia 2014 Persijap Jepara mengikat kontrak dengan
80
25 pemain yang terdiri dari 22 pemain lokal dan 3 pemain asing. Tahap seleksi
merupakan tahap penting dalam proses perekrutan pemain. Karena kualitas
individu pemain akan menentukan kualitas tim kedepan. Kemudian Persijap
Jepara menunjuk MS Basalamah CEO sekaligus General Manager PT. Jepara
Raya Multitama untuk bertinfak mewakili Persijap Jepara dalam melakukan
proses perekrutan pemain dan melakukan tanda tangan kontrak.
5.2 Saran
Berdasarkan dari simpulan diatas, saran kepada Klub Sepakbola Persijap
Jepara sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan rekruitmen pemain professional di klub sepakbola
Persijap Jepara hendaknya Persijap Jepara lebih menekankan agar para
pemain yang akan bergabung untuk memperhatikan dan memenuhi hal-hal
yang tercantum dalam kontrak pemain agar apabila hal-hal yang menjadi
syarat tersebut tidak terlaksana maka dalam perjanjian kontrak sudah
mengakomodir hal tersebut, sehingga jelas dalam pemenuhan pelaksanaan
kontrak yang telah disepakati.
2. Pelaksanaan rekruitmen di klub sepakbola Persijap Jepara memang sudah
baik dalam proses perekruitan pemain professional. Akan tetapi dalam
perekrutan pemain asing perlu tambahan catatan atau syarat agar seseorang
pemain yang dalam masa seleksi tidak hanya sebagai formalitas untuk dapat
bergabung. Karena kualitas pemain yang baik tentu akan mempengaruhi
kualitas permainan tim kedepan.
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni. 2006. Metode Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ahmad, Paturusi. 2012. Manajemen Pendidikan dan Olahraga. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Davis, Keith. 1995. Human Behavior at Work Organizational Behavior. Mc. Graw: Hill Publishing Company
Fisher, C.D., Schoenfeldt, L.F & Shaw, J.B. 2004. Human Resources Management. New Delhi: Biztantra
Giulianotti, Richard. 2006. Sepakbola Pesona Sihir Permainan Global. Yogyakarta: Apeiron Philotes
Gulo, W. 2002. Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT. Grasindo.
Hoy, W.K & Miskel. 1987. Education Administration. New York: Random House
Kementerian Negara Pemuda Dan Olahraga. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 3 Tahun 2005. Jakarta: Kemenpora
Kleiman, L.S. 2005. Human Resource Management: A Management Tool for Competitive Advantage. New Delhi: Biztantra
Khan, A.A. 2008. Human Resource Management and Industrial Relations. Dhaka: Abir Publications
Lexy, J. Moleong. 2002. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Manual Indonesia Super League (ISL). 2014
Nurdin, Halid. 2008. Dari Sepakbola Politik Ke Sepakbola Industri. 21 Januari 2015. http://www.pssi-football.com
Oteng, Sutisna. 1993. Teacher Organization and Profesionalization of Public School Teachers. Makalah Presentasikan di Standford University.
Peraturan Organisasi PSSI Nomor: 01/PO-PSSI/2011 Tentang Perubahan/Penyempurnaan PO No: 03/PO/PSSI/VII/2009 Tentang Pemain : Status, Alih Status dan Perpindahan.
PSSI Club Licensing Regulations. 2013
Riduwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Robbin, Stephen P. Organization Behavior, Conceps Controversies and Application. New Jersey: Prentice Hall Inc (Terjemahan: Pujaatmaka Hadyanan). Jakarta: Gunung Agung.
Roosman Gretchen, dkk. 1995. Designing Qualitative Research. California: Sage Publication.
Sagala, S. 2009. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Saifuddin Azwar. 1998. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Siagian, S.P. 2001. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: Bumi Aksara.
Signy, D. 1969. A Pictorial History Of Soccer. London: Hamlyn.
Statuta Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Edisi Revisi 2011
Suharsimi, Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sukardi, Ph. D. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sunarno, Agung & Sihombing Syaiful, D. 2011. Metode Penelelitian Keolahragaan. Surakarta: Yuma Pustaka.
Tabassum, Ayesha. 2011. The Process of Recruitment and Selection In a Developing Country: Case Study on A Bank In Bangladesh. ABAC Journal Vol. 31 No.1
Terry, George, R. 2008. Prinsip-Prinsip Manajemen. Alih Bahasa Smith, J. Jakarta: Bumi Aksara.
The Liang Gie. 1993. Unsur-Unsur Administrasi. Yogyakarta: Penerbit Supersukses.
Wina, Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
83
Lampiran 1
84
Lampiran 2
85
Lampiran 3
86
Lampiran 4
87
Gambar: MS. Basalamah Selaku CEO PT. Jepara Raya Multitama.
Sumber: Dokumen pribadi MS. Basalamah.
Gambar: Pengambilan data dengan MS. Basalamah. Sumber: Data 2015
87