Post on 24-Jan-2016
description
BAB VI
PERENCANAAN PASAK
6.1 Dasar Teori
Pasak merupakan bagian elemen mesin yang disamping digunakan untuk
menyambung juga untuk menjaga hubungan putaran relatif antara poros dengan peralatan
mesin yang lain (dalam hal ini berupa roda gigi dan synchronizer). Bila poros berputar
dengan torsi sebesar T maka torsi ini akan menghasilkan gaya tangensial (Ft) yang
bekerja pada diameter luar dari poros dan gaya tangensial (Ft) inilah yang akan bekerja
pada pasak.
6.1.1 Pasak Tetap
Gambar 4.1 Gaya yang bekerja pada pasak dan dimensi pasak
● Dimensi pasak
Besarnya dimensi pasak didapatkan sesuai ketentuan pada buku ”Machine
Design” , Deutchman, Tabel 7-7, halaman 363.
● Tinjauan tegangan geser
Persamaan yang dipakai adalah :
atau
Di mana : T = torsi yang timbul ( lb.in)
w = tebal pasak (in)
L = panjang pasak ( in)
= tegangan geser = Ssyp = 0,5 Syp
H
D = diameter poros (in)
● Tinjauan tegangan kompresi
Persamaan yang dipakai adalah :
atau
Di mana : T = torsi yang timbul ( lb.in)
H = tinggi pasak (in)
L = panjang pasak ( in)
= tegangan kompresi yang terjadi =
D = diameter poros (in)
6.2 Perencanaan Pasak
6.2.1 Perencanaan Pasak Pada Poros I
Data awal : Diameter poros 1 (dp1) = 1,4 in
Putaran poros (n1) = 311,11 rpm
Torsi = 51,075 lb in
material pulley adalah ASTM 40, dengan Sc=143000 psi
Material poros I AISI 1095 normalized, dengan nilai Su=57000 psi
dan Sy=52000 psi
faktor keamanan = 2
● Dimensi pasak
D = 1,4 inch = 35,56 mm → berdasarkan pada tabel 7-6 Machine
Design, dengan diameter 1,4 in maka dibutuhkan tebal dan lebar pasak sebesar
3/8 in
H = inch
w = inch
Pada Pulley A
Diambil L (panjang pasak) < b (lebar pulley)
Dimana lebar pulley A adalah 15/16 inch maka, digunakan L = 12/16 inch=
0,75 inch
● Tegangan geser yang terjadi :
psi
● Tegangan kompresi yang terjadi :
psi
Dari perhitungan di atas maka dipilih bahan Copper Alloys CDA 360
Annealed.
Pada Pulley B
Diambil L (panjang pasak) < b (lebar pulley)
Dimana lebar pulley A adalah 47/32 inch maka, digunakan L = 40/32 inch=
1,25 inch
● Tegangan geser yang terjadi :
psi
● Tegangan kompresi yang terjadi :
psi
Dari perhitungan di atas maka dipilih bahan Copper Alloys CDA 360
Annealed.
6.2.2 Perencanaan Pasak Pada Poros II
Data awal : Diameter poros 1 (dp1) = 1 in
Putaran poros (n1) = 69,14 rpm
Torsi = 51,075 lb in
material pulley adalah ASTM 40, dengan Sc=143000 psi
Material poros I AISI 1095 normalized, dengan nilai Su=57000 psi
dan Sy=52000 psi
faktor keamanan = 2
● Dimensi pasak
D = 1 inch = 25,4 mm → berdasarkan pada tabel 7-6 Machine Design,
dengan diameter 1 in maka dibutuhkan tebal dan lebar pasak sebesar 1/4 in
H = inch
w = inch
Pada Pulley C
Diambil L (panjang pasak) < b (lebar pulley)
Dimana lebar pulley A adalah 47/32 inch maka, digunakan L = 40/32 inch=
1,25 inch
● Tegangan geser yang terjadi :
psi
● Tegangan kompresi yang terjadi :
psi
Dari perhitungan di atas maka dipilih bahan Copper Alloys CDA 280
Annealled.
Pada Rol
Diambil L (panjang pasak) < t (tebal roll)
Dimana tebal roll adalah 0,5 cm maka digunakan L = 0,15 inch
● Tegangan geser yang terjadi :
psi
● Tegangan kompresi yang terjadi :
psi
Dari perhitungan di atas maka dipilih bahan Wrough Copper Alloys CDA
260 Annealled.