Post on 16-Aug-2019
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
I. PENDAHULUANI. PENDAHULUAN
Pengertian Paticipatory Rural Appraisal (PRA)
PRA adalah suatu metode pendekatan dalamproses pemberdayaan dan peningkatanpartisipasi masyarakat, yang tekanannya padaketerlibatan masyarakat dalam keseluruhankegiatan pembangunan.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
Pendekatan PRA bercita-cita menjadikanwarga masyarakat sebagai peneliti, perencana, pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyekpembangunan.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
Pemberdayaan masyarakat danpartisipasi merupakan strategi dalamparadigma pembangunan yang berpusatpada rakyat (people centrydevelopment).
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
Keterlibatan masyarakat dalamkeseluruhan kegiatan. Peningkatan kemandirian dan kekuataninternal.
Jadi sebenarnya pelaksanaan PRA, ditekankan pada :
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Partisipasi
Partisipasi dalam kaitannya denganpenerapan metode pendekatan PRA lebih ditujukan pada keikutsertaanmasyarakat dalam keseluruhanproses pembangunan.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
Contoh partisipasi masyarakat dalampembangunan :
Masyarakat bertanggung jawab untukmelaksanakan kegiatan-kegiatan dariprogram yang telah ditetapkanpemerintah.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
Anggota masyarakat berpartisipasi aktifdalam proses pengambilan keputusan.
Anggota masyarakat terlibat secaraaktif dalam pengambilan keputusantentang cara pelaksanaan sebuahproyek dan ikut serta sebagai fasilitator.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Latar Belakang Penerapan PRA diIndonesia
Mapalus di MinahasaMakombong di EnrekangGotong Royong di JawaBudaya konsensus (musyawarah) dalam kehidupanmasyarakat di Indonesia.
1. Sejarah perkembangan PRA di Indonesia.Contoh penerapan partisipasi masyarakat dalamkehidupan masyarakat Indonesia :
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Tahapan penerapanpartisipasi di Indonesia :
Tahun 1970 ; Konsep-konsep kemandirian danprinsip-prinsip pembangunan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat telah dicantumkan dalam GBHN, dimana kebijakan pembangunan masih sangat bersifat
sentralistik.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
Tahun 1980 ; Telah menemukan cara pendekatandengan partisipasi. Dan berhubung penerapan
partisipasi sangat rumit maka penerapannyacenderung kembali ke praktek-praktek sentralistik.
Tahun 1999 ; Dengan keluarnya UU No. 22 Tahun1999, tentang Otonomi Daerah maka pendekatan
sentralistik mulai diubah ke arah pendekatan
desentralistik.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
2. Alasan Pemilihan Metode PRA
Selama ini program-program pembangunanditurunkan dari atas dan masyarakat tinggalmelaksanakan.Program direncanakan oleh lembagapenyelenggara pembangunan tanpa melibatkansecara langsung warga masyarakat yang menjadi sasaran program.
Berbagai kritik terhadap pola pengembanganprogram yang masih bersifat Top Down.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
Program pembangunan disusun berdasarkanasumsi-asumsi yang keliru sehingga program tidak menyentuh kebutuhan-kebutuhan yang sesungguhnya dirasakan masyarakat.
Program yang diturunkan dari pusat tidakmelibatkan masyarakat, sehingga masyarakattidak merasa sebagai pemilik program.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
II. TUJUAN UMUM METODE
Metode PRA muncul dari perhubunganmetode-metode partisipasi yang telahberkembang sejak beberapa dekade yang lalu.
Metode-metode yang telah terlebih dahuludikembangkan dan menjadi sumber bagiperkembangan metode pendekatan PRA, seperti :
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
Dalam bidang pendidikan dikenalMetode Andragogy :Ajaran inti andragogy adalah bahwapendidikan bukanlah sekedar pengalihaninformasi baku dari guru kepada muridmelainkan sesuai dengan sifat dasar orangdewasa sebagai insan mandiri, berpengetahuan tentang dunia nyata yang menjadi lingkungannya dan berpengalamandalam pemecahan masalah-masalahkeseharian.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
a. Riset partisipatif oleh aktivis ( activist participatory research).
b. Analisa Argoekosistem.c. Antropologi terapan. d. Riset lapangan pada sistem pertanian. e. Pengenalan perdesaan dalam waktu
singkat (RRA).
Dalam bidang keilmuan dan penelitian.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Prinsip-prinsip PRA
1. Belajar dari masyarakat.2. Orang luar sebagai fasilitator, masyarakat
sebagai pelaku.3. Saling belajar dan saling berbagi pengalaman.4. Keterlibatan semua kelompok masyarakat.5. Santai dan informal.6. Menghargai kegiatan.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
7. Triangulasi.8. Mengoptimalkan hasil.9. Belajar dari kesalahan.10. Orientasi praktis.11. Keberlanjutan dan selang waktu.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Pengelompokan teknik-teknik PRA
1. Teknik-teknik yang bersifatmengumpulkan informasi umum yang biasanya digunakan pada tahap awalpengembangan program dan bersifatpenjajagan (eksploratif);
2. Teknik-teknik yang berkenan dengan“tata ruang” spatial.
3. Teknik-teknik yang berkenan dengan“waktu” temporal.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
4. Teknik-teknik yang berkenan dengan“kelembagaan “ institusional.
5. teknik-teknik yang berkenan dengan“aspek-aspek ekonomi” dan “matapencaharian”.
6. teknik-teknik yang berkenaan dengan“aspek-aspek kemasyarakatan “ sosial.
7. Teknik yang berkenan dengan“aspek-aspek teknik tertentu” topik teknis, seperti tentang hama dan penyakittanaman, kesehatan.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Tujuan penerapan teknik-teknik PRA
Tujuan penerapan teknik-teknik PRA adalah pengembangan program bersamamasyarakat.
Dimana penerapan PRA perlu senantiasamengacu pada daur pengembanganprogram dan tujuan –tujuan program .
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Gambaran umum daur program atau langkah-langkah pengembangan program, secararingkas adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan masalah/kebutukan danpotensi serta penyadaran;
2. Perumusan masalah dan penetapanprioritas;
3. Identifikasi alternatif-alternatifpemecahan masalah/pengembangangagasan;
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
lanjutan
4. Pemilihan alternatif pemecahan masalahyang paling tepat;
5. - Perencanaan penerapan gagasan;- Penyajian rencana kegiatan;
6. Pelaksanaan pengorganisasian; 7. Pemantauan dan pengarahan kegiatan; 8. Evaluasi dan rencana tindak lanjut;
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Dilema popularitas PRA
Peningkatan popularitas penggunaan PRA yang terlampau cepat, tanpa dibarengidengan kesiapan petugas danmasyarakat.Penerimaan gagasan PRA oleh suatu lembaga sering terjadi terlalu cepat.Harapan yang terlampau melambung akan keampuhan PRA.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Masalah-masalah dalam penerapanPRA :a. Permintaan melampaui kemampuan;b. Kehilangan tujuan dan kedangkalan hasil;c. Kembali menyuluh;d. Menjadi penganut fanatik;e. Mengatasnamakan PRA;f. Terpatok pada waktu;g. Kerutinan;.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Bahaya-bahaya dalam penerapanPRA :a. Masyarakat sebagai obyek penerapan
PRA;b. Manipulasi partisipasi masyarakat;c. Mengecewakan masyarakat;d. Penolakan;e. Terjadi konflik kebijakan.
SP6102 –March 2007wdpratiwi@ar.itb.ac.id
Alternatif Pemecahan Masalahdalam PRA:
a. Mulai dengan kegiatan kecil;b. Belajar dengan bekerja;c. Bertahap mengembangkan
lembaga.