Post on 20-Mar-2019
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 1 dari 30 Hal.
P U T U S A N
Nomor : 15/PDT/2015/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara antara:
PT. NAULI SAWIT, beralamat di Jalan Pulau Irian Nomor 4, Kawasan
Industri Medan (KIM), selanjutnya disebut sebagai
PEMBANDING semula TERGUGAT;
Lawan
KASMAN SIHOTANG, Umur 58 tahun, Agama Islam, Beralamat di Jalan
Jermal VII No. 68 RT/RW I, Kelurahan Denai,
Kecamatan Medan Denai, Kota Medan, dalam
jabatannya sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan
Daerah Himpunan Penerus Proklamasi Republik
Indonesia 17-08-1945 (DPD HPP-45) Propinsi
Sumatera Utara ;
Dalam hal ini bertindak selaku penerima kuasa dari Warga Transmigrasi
Umum/TSM, Non Transmigrasi dan Pengungsi Konflik Aceh yang berada di
Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan
Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera Utara, sesuai
dengan Surat Kuasa Khusus tertanggal 12 Nopember 2006, sebanyak 1.303
(seribu tiga ratus tiga) Kepala Keluarga ;
Dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukumnya ARYANTI OKTIVANI, SH,
MASTIAR E. SIDABALOK, SH, ROSMAWATI, SH, dan GELORA DANIEL
SIMBOLON, SH, Advokat pada Law Office ARYANTI OKTAVANI, SH 7
ASSOCIATES, berkantor di Jalan Pukat Banting II No. 2 Medan, berdasarkan
Surat Kuasa Khusus Nomor : 05/SK-AO/II/2014, tertanggal 12 Pebruari 2014,
selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula PENGGUGAT ;
Pengadilan Tinggi Tersebut :
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 2 dari 30 Hal.
Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan nomor :
15/PDT/2015/PT-MDN tanggal 15 Januari 2015, serta berkas perkara
Pengadilan Negeri Medan nomor : 74/Pdt.G/2014/PN.Mdn, dan surat-surat yang
bersangkutan dengan perkara tersebut;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya bertanggal 17
Pebruari 2014, telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut ;
1. Bahwa Penggugat adalah Warga Transmigrasi Umum, Transmigrasi
Swakarsa Mandiri, Non Transmigrasi dan Pengungsi Konflik
Aceh,selakupemegang hak atas lahan pemukiman Transmigrasi dan tanah
perladangan seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan
puluh lima koma dua hektar), yang sekarang terletak di Kecamatan Andam
Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan Manduamas (Siambaton
Napa), Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ;
2. Bahwa adapun tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus
sembilan puluh lima koma dua hektar) tersebut dahulunya merupakan
bagian dari tanah UlayatAdat Marga Raja Naiambaton yang secara turun-
temurun telah menjadi lingkungan hidup Masyarakat Adat Marga Raja
Naiambaton, yang juga turun-temurun dikuasai, diusahai dan dimanfaatkan
oleh Masyarakat Adat Marga Raja Naiambaton sebagai tempat mengambil
keperluan hidupnya sehari-hari, dengan menggunakan tatanan Hukum Adat
yang masih berlaku
dan ditaati oleh masyarakat Adat-nya dan keberadaan masyarakat Adat
Marga Raja Naiambaton dan wilayah yang dipercayai sebagai peninggalan
nenek moyang Marga Raja Naiambaton, masih diakui sampai saat ini;-
3. Bahwa batas-batas tanah Ulayat yang diwariskan oleh Raja Naiambaton di
Daerah Siambaton Napa, sesuai bukti-bukti sejarah yang masih ada
danberdasarkan hasil musyawarah Masyarakat Adat Raja-Raja Naiambaton
Se-Siambaton Napa di Uruk Paranginan Desa Manduamas Lama Kec.
Barus, Tapanuli Tengah, telah menetapkan batas-batas tanah Ulayat
sebagai berikut :
- Sebelah Timur : Barus Mudik – Sipaubat, terus ke Sigalang Barus.
- Sebelah Barat : Kup-kup Lae Cinendang / Perbatasan Wilayah
Sumatera Utara bagian Barat dengan Aceh.
- Sebelah Utara : Siambaton Dolok.
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 3 dari 30 Hal.
- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia.
Adapun tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan
puluh lima koma dua hektar) tersebut terletak di dalam tanah Ulayat
masyarakat Adat Marga Raja Naiambaton;
4. Bahwa kondisi tanah Ulayat tersebut pada tahun 1930-an masih merupakan
hutan hujan tropis yang sangat subur dengan berbagai jenis tanaman
palma-nya,yang dijaga dan dimanfaatkan hasil hutannya olah masyarakat
Adat MargaNaiambaton dan sebagian lahan tersebut ada yang dibuka
masyarakat untuk dijadikan tempat tinggal dan tanah perladangan/sawah,
yang tujuannya semata-mata untuk kesejahteraanmasyarakatnya ;
5. Bahwa kemudian pada saat Pemerintahan Orde Baru tahun 1982-1983,
sebagian dari Tanah Ulayat Masyarakat Adat Naiambaton di wilayah
Siambaton Napa seluas ± 15.000 Ha (lima belas ribu hektar) diminta oleh
Pemerintah dengan tujuan untuk merealisasikan Program Nasional
Transmigrasi di wilayah Sumatera Utara ;
6. Bahwa untuk memperoleh lahan transmigrasi yang berasal dari tanah hak
Ulayat di wilayah Siambaton Napa tersebut, maka Pemerintah Daerah Tk.II
Tapanuli Tengah (Pemda Tk.II Tanteng) melakukan pendekatan kepada
Raja-raja Naiambaton agar tanah Ulayat mereka diijinkan menjadi lokasi
Transmigrasi dan atas permintaan tersebut Raja-raja Naiambaton tidak
keberatan dengan syarat Pemda Tk.II Tapanuli Tengahharus membayar
secara Adat pelepasan tanah Ulayat tersebut kepada Raja-raja Naiambaton;
7. Bahwa permintaan Raja-Raja Naiambaton tersebut dikabulkan Pemerintah,
untuk itu dilaksanakan acara Martonggo Raja dalam rangka Pesta
Pembauran Transmigrasi dan dirancanglah acara pembayaran adat kepada
Raja Adat dan Pengetua Siambaton Napa yang dilaksanakan oleh Pemda
Tk.II Tapteng dengan cara memotong 2 (dua) ekor kerbau dan diserahkan
kepada masing-masing Pemangku Adat, termasuk Boru-Bere, sebagai bukti
bahwa Masyarakat Adat Naiambaton Boru-Bere prinsipnya tidak keberatan
atas kedatangan warga transmigrasi yang akan memanfaatkan tanah Ulayat
milik mereka, adalah semata-mata untuk kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat;
8. Bahwa setelah selesai acara pembayaran Adat, kemudian Gubernur
Sumatera Utara mengeluarkan SuratKeputusan No.475.1.096/K/1982
tanggal 30 Januari 1982, tentang Pencadangan Areal untuk Pemukiman
Transmigrasi seluas 15.000 Hektar, dari luasan 15.000 Ha tersebut telah
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 4 dari 30 Hal.
diterbitkan 2 (dua) Surat Keputusan Hak Pengelolaan Lahan (SK HPL) oleh
Badan Pertanahan Nasional (BPN) seluas 8.000 Ha yang terdiri dari :
a. SK HPL No. : 12/HPL/DA 1986, tanggal 26 Februari 1986 seluas 4.000
Ha.
b. SK HPL No. : 14/PHL/DA/1986, tanggal 1 Maret 1986 seluas 4.000 Ha.
9. Bahwa program Pembangunan dan Penempatan Transmigrasi diatas Hak
Pengelolaan Lahan (HPL) tersebut dimulai tahun 1983/1984 s/d 1997/1998
dan telah dimukimkan 2.514 KK (dua ribu lima ratus empat belas Kepala
Keluarga) termasuk Penggugat didalamnya, dengan total lahan HPL yang
dimanfaatkan di Kawasan Manduamas seluas 5.405,1 Ha (lima ribu
empat
ratus lima koma satu hektar) dan sisa HPL yang belum dimanfaatkan =
8.000 Ha – 5.405,1 Ha = 2.549,9 Ha (dua ribu lima ratus empat puluh
sembilan koma sembilan hektar) yang mana sisa HPL yang belum
dimanfaatkan tersebut menjadi wewenang Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, sesuai dengan Undang-Undang No.5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria ;
10. Bahwa yang disebut warga Transmigrasi pada saat itu adalah peserta
Transmigrasi Umum yang berasal dari pulau jawa, Transmigrasi Swakarsa
Mandiri adalah anak/keluarga dari Transmigrasi Umum yang telah mandiri
dan bisa melepaskan diri dari orang tuanya, dan sebagian dari mereka
adalah Penggugat dalam perkara aquo ;
11. Bahwa selama program Pembangunan dan Penempatan Transmigrasi di
atas HPL tersebut berjalan, kepada peserta Transmigrasi
(Penggugat)diberikan legalitas kepemilikan lahan berupa Kartu Anggota
Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) dan Sertifikat Hak Milik sesuai SK
Kepala BPN No.21/KBPN/1989, tanggal 29 Nopember 1989, tentang
Perubahan Hak Pengelolaan menjadi Hak Milik atas tanah-tanah yang
diberikan kepada Transmigrasi ;
12. Bahwa peserta Transmigran (Penggugat) yang memiliki Sertifikat Hak
Pakai, masih diperlukan peningkatan status sertifikat dari Hak Pakai menjadi
Hak Milik, hingga pada sekitar tahun 1998secara bersama-sama
Penggugatmengembalikan/mengumpulkan sertifikat dan Kartu Anggota
Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM)melalui Kepala Lorong atau Kepala
Desa untuk diurus peningkatan statusnya menjadi Sertifikat Hak Milik ke
Kanwil Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera
Utara
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 5 dari 30 Hal.
13. Bahwa setelah pengumpulan sertifikat ini, lama tidak terdengar mengenai
keberadaan sertifikat sehingga beberapa orang dari Penggugat mulai
menanyakannya kepada Kepala Lorong atau Kepala Desa yang
dijawab
bahwa sertifikat yang baru belum terbit sehingga Penggugat yang belum
mendapat sertifikat harus menunggu lagi, dan Penggugat tetap tekun dan
secara terus-menerus mengusahai dan mengerjakan lahan yang pada saat
itu masih berupa lahan gambut, dengan cara membersihkan lahan
kemudian menanam dan merawat tanaman palawija dan tanaman keras
lainnya yang menjadi sumber penghidupan sehari-hari Penggugat dan
keluarga Penggugat ;
14. Bahwa awal munculnya permasalahan tanah dalam perkara aquo, dimulai
padabulan Juni tahun 2004, dimana Tergugat (PT. NAULI SAWIT)
sebagaiperusahaan investor yang datang ke KabupatenTapanuli Tengah
dengan tujuan membuka lahan perkebunan sawit, akan tetapifaktanya
Tergugat bukan hanya membuka lahan perkebunan sawit, secara bertahap
Tergugat juga menyerobot ± 6.000 hektar lahan dibeberapa wilayah
Kecamatan di Kab. Tapanuli Tengah, dimana seluas 3.500 hektar dari 6.000
hektar itu sudah ditanami kelapa sawit, diserobot dan dirampas Tergugat
tanpa ganti rugi, sebelumnya 1.000 hektar dari yang sudah ditanami kelapa
sawit itu adalah lahan gambut yang dikelola masyarakat untuk ditanami
palawija, oleh karena itu kedatangan Tergugat sebagai Investor hanya
membawa mala petaka bagi masyarakat yang turun temurun lebih dahulu
menetap dan bercocok tanam ;
15. Bahwa dari luas ±6.000 hektar lahan yang diketahui telah diserobot oleh
Tergugat (PT. NAULI SAWIT) tersebut, seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang
dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar)termasuktanah milik
Penggugatyang terletak di Kecamatan Andam Dewi,Kecamatan
Sirandorung dan Kecamatan Manduamas (Siambaton Napa), Kabupaten
Tapanuli Tengah, PropinsiSumatera Utara, dengan rincian lahan yang
digugat (disebut objek perkara) dalam perkara aquo adalah :
- lahan masyarakat non transmigrasi : 1.124 hektar.
- lahan transmigrasi : 162,75 hektar.
- lahan anggota TSM : 358 hektar.
- lahan garapan pengungsi Aceh : 50,45 hektar.
- lahan di Kecamatan Andam Dewi : 500 hektar. +
total jumlah lahan yang diserobot : 2.195,2 hektar.
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 6 dari 30 Hal.
Bahwa tindakan dan perbuatan Tergugat (Ic. PT. NAULI SAWIT)
membuka lahan perkebunan sawit di tanah milik Penggugat adalah
berdalih dan berlindung pada Ijin Prinsip dan Ijin Lokasi yang diberikan
oleh Bupati Tapanuli Tengah, yaitu :
a) Surat Keputusan Bupati Tapanuli Tengah No.647/KPM-DP/TAHUN
2004, tanggal 09 Desember 2004 ; atas lahan seluas 2.890 Ha, yang
diperpanjang lewat Surat Keputusan Bupati No.02/II/PGT/TAHUN 2005,
untuk tanah yang berlokasi di Desa Saragi, Desa Sarma Nauli, Ds.
Pagaran Nauli, Desa Binjohara, Kecamatan Manduamas ;
b) Surat Keputusan Bupati Tapanuli Tengah No.649/KPM-DP/TAHUN
2004, dengan luas 3.166 Ha, yang keseluruhan tanah ini terletak di
Desa Sampang Maruhur Bajamas, Desa Masnauli, Kecamatan
Sirandorung.
16. Bahwa jelas terbukti, sebelum Ijin Prinsip dan Ijin Lokasi diterbitkan oleh
Bupati Tapanuli Tengah tanggal 09 Desember 2004, Tergugat (PT. NAULI
SAWIT) telah lebih dahulu menyerobot tanah dan merusak tanaman milik
Penggugat, oleh karena itu Tergugat dapat dikatagorikan sebagai
Perusahaan yang tidak beritikad baik, mengaku seolah-olah sebagai Investor
yang turut membangun ekonomi masyarakat, akan tetapi faktanya Tergugat
dengan semena-mena telah merampas paksa lahan-lahan masyarakat
setempat/warga Transmigran yang sudah lebih dahulu menguasai dan
mengusahai lahan tersebut;
17. Bahwa apabila diteliti lebih lanjut, ternyata ada areal seluas ± 666 hektar
terdapat di atas lahan HPL Transmigrasi, maka menurut peraturan dan
ketentuan hukum yang berlaku, Tergugat baru dapat melakukan aktivitas
diatas HPL setelah ada pelepasan dari Depnakertrans selaku pemegang
HPL, akan tetapi faktanya di lokasi objek terperkara, Tergugat terus
membabi buta melakukan aktivitas pembukaan lahan perkebunan sawit,
bahkan tanah yang bukan diperuntukkan Tergugat untuk membuka lahan
perkebunan sawit, ikut serobot, dirampas paksa dari masyarakat
(Penggugat) tanpa ada perlawanan berarti karena masyarakat (Penggugat)
diintimidasi oleh pihak yang ditugaskan oleh Tergugat ;
18. Bahwa setelah Tergugat berhasil menyerobot/merampas paksa tanah milik
Penggugat, selanjutnya Tergugat meratakan tanah ladang,sawah termasuk
sebagian daerah pemukiman penduduk, dan langsung dijadikan/diclaim
sebagai lahan milik Penggugat (PT. NAULI SAWIT)dan ditanami kelapa
sawit dilahan tersebut tanpa memperdulikan keberatan, protes dan hak-hak
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 7 dari 30 Hal.
Penggugat dan tanpa membayar ganti kerugian yang timbul karena
perusakan dan perampasan tanah,tanaman dan bangunan milik
Penggugatdiatas tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus
sembilan puluh lima koma dua hektar) ;
19. Bahwa ada pula sebagian masyarakat (Penggugat) mencoba berani
menuntut Tergugat agar mengembalikan tanah yang diserobot dan
mengganti rugi tanaman yang dirusak dengan menunjukkan bukti sertifikat
hak milik, akan tetapi Tergugat melalui petugas/managemen-nya yang dulu
dikenal bernama Akiong, sering mendengar kata-kata arogan dengan nada
mengancam, antara lain kata-kata : “Kamu terima ganti rugi atau tidak, lahan
tetap akan dikerjakan oleh Perusahaan. Kalau ada yang keberatan, silahkan
adukan ke Polisi”. Kata-kata arogan ini membuat masyarakat (Penggugat)
yang posisinya lemah merasa takut dan terpaksa menyerahkan sertifikatnya,
meskipun pada awalnya mereka tidak berminat menjual tanahnya kepada
Perusahaan (Tergugat), akan tetapi mereka tidak punya pilihan lain,
terpaksa melepaskan, daripada tanahnya diambil alih begitu saja oleh
Tergugat tanpa ganti rugi sama sekali;
20. BahwaPenggugat lebih teraniaya lagi ketika harga tanah juga ditentukan
sepihak oleh Tergugat dan Penggugat hanya menerima yang diberikan
Tergugat, dimana saat itu harga tanah yang bersertifikat dihargai Tergugat
sebesar Rp.1.500.000;- (satu juta lima ratus ribu rupiah), sekalipun nilainya
murah itupun belum tentu diterima penuh, karena masih banyak dari
Penggugat yang hanya menerima panjarnya saja dengan janji nanti akan
dibayar kemudian, akan tapi sisa uang yang dijanjikan tersebut tidak
pernah dibayarkan lagi oleh Tergugat ;
21. Bahwa terhadap penyerobotan tanah yang dialami khusus warga pengungsi
(Penggugat) dari Aceh Selatan di Kecamatan Manduamas, latar belakang
kedatangan mereka adalah konflik Aceh 1979, mereka memasuki daerah
perbatasan Tapanuli Tengah, Sumut dengan Aceh Selatan sebagai tempat
aman yang paling dekat dengan cara menelusuri sungai Tapus, dengan
jumlah pengungsi 180 KK (seratus delapan puluh kepala keluarga) dan
mereka oleh Pemda Tk. II yang dipimpin Bupati Tapanuli Tengah pada
waktu itu diberikan lahan seluas 2 Ha (dua hektar) per Kepala Keluarga
untuk diusahai ;
22. Bahwa pada awalnya mereka murni dilihat sebagai pengungsi, karena itu
penampungan mereka dipandang sebagai tindakan sosial, akan tetapi
dengan adanya program transmigrasi oleh Pemerintah, pengungsi ini
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 8 dari 30 Hal.
dimasukkan menjadi peserta program transmigrasi, yang dikenal masyarakat
setempat dengan nama “Trans Sosial” atau “Trans Tambahan” ;
23. Bahwa konflik Aceh kembali berkecamuk pada tahun 1997 dan kembali
orang Kristen yang masih tinggal di Aceh Selatan diusir, sehingga mereka
mengungsi meninggalkan kampung dan semua ladangnya memasuki daerah
perbatasan Sumut- Aceh di Desa Napa Saragi dan pengungsi Gelombang
ke-II ini berjumlah 100 KK (seratus kepala keluarga) dan kepada mereka
juga diberikan lahan 2 Ha (dua hektar) per-kepala keluarga untuk ditempati
dan diusahai ;
24. Bahwa masyarakat setempat menganggap para pengungsi Aceh ini sebagai
Penggarap karena mereka memang tidak masuk dalam program
transmigrasi, sedangkan masyarakat adat setempat tidak
mempermasalahkan kehadiran mereka disitu dan tidak mempermasalahkan
tanah garapan pengungsi ini.
Pengungsi ini memang tidak memiliki bukti hak milik atas tanahnya,
namanya juga penggarap awal, namun mereka mengusahai secara aktif
tanah mereka, baik berupa persawahan maupun perladangan sebagai
tempat mencari nafkah sehari-hari, sampai saat Tergugat (PT. NAULI
SAWIT) datang merampas dan mengambil alih paksa tanah mereka;
25. Bahwa bukti-bukti kuat penyerobotan tanah milik Penggugat yang dilakukan
oleh Tergugat, dapat dilihat dari Surat Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia yang ditujukan kepada Kepala Kanwil BPN Propinsi Sumatera
Utara Nomor : 307.330.1-DII.3, tanggal 5 Februari 2008, perihal Pengukuran
Bidang Tanah atas nama PT. NAULI SAWIT (Tergugat), yang menegaskan
agar Peta Bidang Tanah atas nama PT. NAULI SAWIT tidak diterbitkan
sebelum adanya penyelesaian atas permasalahan bidang tanah dengan
Penggugat ;
26. Bahwa demikian pula Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten
Tapanuli Tengah mengeluarkan Surat tanggal 4 Juni 2008, Nomor :
170/624/2008, yang ditujukan kepada Kepala Kanwil BPN Propinsi Sumatera
Utara, perihal Penangguhan Penerbitan Hak Guna Usaha (HGU) PT. NAULI
SAWIT, yang menegaskan agar BPN Propinsi Sumatera Utara tidak
menerbitkan / memberikan izin HGU yang dimohonkan PT. NAULI SAWIT
sebelum ada penyelesaian dengan masyara kat pemilik tanah di Kecamatan
Sirandorung dan Kecamatan Manduamas ;
27. Bahwa meskipun telah berkali-kali Penggugat melakukan upaya untuk
mempertahankan hak Penggugat, termasuk upaya negoisasi dengan
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 9 dari 30 Hal.
Tergugat (PT. NAULI SAWIT) sendiri, upaya perundingan melaluiPemda
Tk.II Tapanuli Tengah, DPRD Tapanuli Tengah dan Instansi terkait,telah
disarankan dan dihimbau kepada Tergugat (PT. NAULI SAWIT) segera
menyelesaikan sengketa lahan dengan Penggugat, akan tetapi semua saran
dan himbauan bahkan undangan rapat dengar pendapat dengan DPRD
Tapanuli Tengah sebagai upaya untuk menjembatani penyelesian sengketa
tanah antara Penggugat dengan Tergugat, semua itu dikesampingkan dan
sama sekali tidak dihiraukan oleh Tergugat, seolah-olah Tergugat adalah
badan hukum yang kebal hukum ;
28. Bahwa akibat tindakan dan perbuatan Tergugat yang menyerobot dan
menguasai lahan milik Penggugat seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu
seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) selama ± 9 (sembilan) tahun,
akibatnya masyarakat (Penggugat) tidak memiliki tempat tinggal dan tanah
ladang untuk ditanami sebagai sumber penghasilan dan penghidupan
sehari-hari bahkan lebih parah lagi, akibat penyerobotan lahan oleh Tergugat
dan dijadikan perkebunan kelapa sawit, telah ikut mempengaruhi perubahan
ekosistem hingga terganggunya habitat di wilayah Penggugat, sedangkan
akibatnya langsung dirasakan masyarakat (termasuk Penggugat) yang
berdomisili di pinggiran perkebunan dan bukan dirasakan oleh Tergugat
(PT. NAULI SAWIT) ;
29. Bahwa penderitaan demi penderitaan yang dialami Penggugat tersebut,
tidak pernah menjadi perhatian Tergugat meskipun Penggugat berkali-kali
melakukan unjuk rasa di depan pabrik kelapa sawit (PKS) milik Tergugat
sampai dengan dimediasikan oleh Bupati Tapanuli Tengah dan aparat
kepolisian setempat, akan tetapi tetap saja Tergugat menutup sebelah mata
terhadap keberatan-keberatan Penggugat, dan tidak menanggapinya secara
serius ;
30. Bahwa sedangkan sejarahnya tanah tersebut asal-usulnya dari tanah Ulayat
Masyarakat Adat Marga Raja-Raja Naiambaton, yang rela dan ikhlas
diberikan agar dijadikan tempat tinggal, ladang/kebun dan persawahan oleh
warganya maupun warga Transmigrasi dan pengungsi konflik Aceh, dan
hasilnya pun menjadi sumber penghidupan sehari-hari adalah semata-mata
untuk kesejahteraan masyarakat di wilayahnya, dan bukan untuk
kepentingan Perusahaan-Perusahaan Investor yang tujuannya hanya
mengejar keuntunganperusahaan semata ;
31. Bahwa Penggugat yang selama ini dengan itikad baik juga melakukan upaya
hukum melalui aparat penegak hukum agar dapat dikembalikannya
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 10 dari 30 Hal.
tanah-tanah Penggugat atau setidak-tidaknya diganti rugi, akan tetapi fakta
yang diterima masyarakat (Penggugat) selama mempertahankan hak-hak
atas tanah tersebut adalah perlakuan secara kasar dan tidak manusiawi,
dimana masyarakat (Penggugat) yang berani bicara/menentang, langsung
ditangkap bahkan bisa sampai dipenjara tanpa bukti-bukti hukum yang kuat,
bahkan sampai ada masyarakat yang meninggal dunia dalam
memperjuangkan hak atas tanah tersebut, sehingga masyarakat
(Penggugat) tidak dapat berbuat banyak, karena aparat penegak hukum
bukan memihak kepada rakyat akan tetapi memihak kepada Tergugat (PT.
NAULI SAWIT) ;
32. Bahwa akibat tindakan dan perbuatan Tergugat yang menyerobot tanah
rakyat secara melawan hukum dan termasuk memperlakukan masyarakat
(Penggugat) dengan kasar, menginterogasi, menteror dan mengintimidasi
masyarakat (Penggugat), bahkan Tergugat mampu melakukan tindak
kekerasan pemukulan dan penangkapan maupun penahanan yang tidak
jelas dasar hukumnya, maka masyarakat (Penggugat) jelas mengalami
tekanan fisik maupun tekanan batin karena selalu ditakut-takuti akan
ditangkap dan disandera bahkan yang sudah terjadi adalahmasyakarat akan
dipukuli, bahkan ditikam oleh orang yang tidak bertanggung-jawab ;
33. Bahwa perjuangan Penggugat yang tidak henti-hentinya tersebut
disampaikan pula kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas
HAM), dan telah ditanggapi sebagaimana Surat Komnas HAM.RI Nomor :
1.263/K/PMT/VI/2010, tanggal 3 Juni 2010,ditujukan kepada Kapolda Sumut
perihal Permasalahan Sengketa Tanah Transmigrasi di Kabupaten Tapanuli
Tengah antara Penggugat dengan PT. NAULI SAWIT (Tergugat), yang
isinya meminta kepada Kapolda Sumut untuk segera melakukan
penyelidikan dan penyidikan proyustisia terkait temuan/hasil investigasi
Komnas HAM, terhadap tindakan yangdilakukan oleh Tergugat (PT. NAULI
SAWIT), berupa tindak pidana :
a. Perampasan dan atau penyerobotan hak milik berupa tanah
warga transmigrasi yang dilakukan oleh PT. NAULI SAWIT (Tergugat);
b. Penggelapan atau penipuan sertifikat hak milik warga transmigrasi
yang turut dilakukan oleh PT. NAULI SAWIT (Tergugat) ;
c. Tindak kekerasan dan atau penganiayaan serta perusakan lahan
tanaman warga yang dilakukan oleh para karyawan atau orang yang
dipekerjakan PT. NAULI SAWIT (Tergugat) terhadap warga
transmigran ;
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 11 dari 30 Hal.
34. Bahwa dengan demikian tindakan Tergugat sejak tahun 2004 yang
menyerobot, merampas paksa tanah milik Penggugat dan kemudian
menanam kelapa sawit diatas tanah milik Penggugat hanya berdasarkan Ijin
Prinsip dan Ijin Lokasi dari Bupati Tapanuli Tengah danTergugat belum
memiliki Peta Lokasi maupun Hak Guna Usaha serta belum mendapat Ijin
Pelepasan Lahan dari Depnakertrans, oleh karena itu jelas tindakan dan
perbuatan Tergugat yang menyerobot, merampas paksa
kemudianmenguasai dan menanam kelapa sawit diatas lahan Penggugat
seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma
dua hektar), adalah merupakan tindakan dan perbuatan melawan hukum
(Onrechtmatige Daad), oleh karena itu wajar dan pantas apabila Tergugat
dihukum untuk mengosongkan dan mengembalikan tanah tersebut kepada
Penggugat secara baik tanpa syarat apapun ;
35. Bahwa kemudian tindakan dan perbuatan yang dilakukan Tergugat yang
merampas dan menguasai tanah Penggugat seluas ±2.195,2 Ha (lebih
kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar)selama ± 9
(sembilan) tahun lamanya tanpa ganti rugi atau ganti rugi yang selayaknya,
maka jelas tindakan dan perbuatan Tergugat tersebut adalah tindakan dan
perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian kepada Penggugat,
baik kerugian secara materil maupun moril, yang apabila diuraikan adalah
sebagai berikut :
A. Kerugian secara Materil.
a) Bahwa tanah Penggugat seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu
seratus sembilan puluh lima koma dua hektar)yang semula
merupakan tanah Ulayat Masyarakat Adat Marga Raja
Siambatonyang diminta Pemerintah untuk dijadikan lahan
transmigrasi dan kemudian oleh Pemerintah diberikan alas hak nya
berupaSertifikat Hak Milik, kartu Anggota TSM, dan bukti Surat
Keterangan kepada masyarakat,jelas satusnya adalahtanah milik
Penggugat yang selama ini dikuasai dan ditanami sawit oleh
Tergugat sejak tahun 2004 sampai dengan gugatan ini
diajukan(tahun 2013) adalah selama ± 9 (sembilan) tahunlamanya ;-
b) Bahwa dengan demikian apabila dihitung kerugian Penggugat
selama ± 9 (sembilan) tahun selama dikuasainya tanah Penggugat
oleh Tergugat dengan menanam tanaman kelapa sawit diatas tanah
seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh
lima koma dua hektar), maka selama 9 (sembilan) tahun tanah
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 12 dari 30 Hal.
tersebut tidak dapat diusahai dan dimanfaatkan oleh Penggugat,
sedangkan apabila tanah tersebut dimanfaatkan untukpersawahan
atau perladangan sebagai tempat bercocok tanam guna memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari yang dihitung setiap bulan rata-rata
per-kepala keluarga bisa memiliki penghasilan
hinggaRp.2.000.000,- (dua juta rupiah) setiap bulan-nya ;-
c) Bahwa apabila dihitung total kerugian materil yang diderita
Penggugat selama ± 9 (sembilan) tahun, dengan penghasilan rata-
rata perbulan sebesar Rp.2.000.000,- per-KK, adalah sebagai
berikut :
- Kerugian perbulan = Rp.2.000.000,- untuk 1kepala keluarga
(KK).
- Kerugian pertahun = Rp.2.000.000,- untuk 1 KK x 12 bulan.
= Rp.24.000.000,- (dua puluh empat juta
rupiah) per-KK
Maka kerugian selama 9 (sembilan) tahun yang merupakan sumber
penghidupan dan penghasilan Penggugat yang telah diserobot dan
dirampas paksa Tergugat, adalah sebagai berikut :
= Rp.24.000.000,- x1.303KK x 9 tahun
= Rp.281.448.000.000,-(dua ratus delapan puluh satu milyar
empat-ratus empat puluh delapan juta rupiah).
B. Kerugian secara Moril.
a) Bahwa akibat tindakan dan perlakuan Tergugat kepada Penggugat
sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2013, Tergugat selalu
melakukan tindakan diluar aturan hukum, yaitu secara bertahap dan
terus-menerus menyerobot, merampas paksa tanah Penggugat
untuk ditanami sawit,mengintimidasi dan menakut-nakuti
Penggugat, serta tidak segan-segan melakukan tindakan kekerasan
secara fisik kepada Penggugat, akhirnya Penggugat merasa shock,
trauma atas kejadian yang dilakukan oleh Tergugat, dan juga
menginjak harkat dan martabat Penggugat selama 9 (sembilan)
tahun lamanya, yaitu sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang ;
b) Maka kerugian moril yang diderita Penggugat selama Tergugat
memperlakukan Penggugat yang menguasai tanah secara paksa
dan melanggar hak asasi manusia (Penggugat) serta membuka
lahan perkebunan sawit tanpa menghiraukan dampak negatif
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 13 dari 30 Hal.
terhadap ekosistem dan habitat yang akibatnya dirasakan langsung
oleh Penggugat, apabila dinilai kerugian moril Penggugat per-
Kepala Keluarga adalah sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) x 1.303 Kepala Keluarga adalah sebesar
Rp.260.600.000.000,- (dua ratus enam puluh milyar enam ratus juta
rupiah), adalah kerugian Penggugat secara moril sejak tahun 2004
sampai dengan sekarang ;
36. Bahwa dengan demikian total jumlah kerugian yang dialami oleh Penggugat
baik kerugian materil maupun moril adalah sebagai berikut :
a. Kerugian Materil = Rp.281.448.000.000,-
b. Kerugian Moril = Rp. 260.600.000.000,-
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________+
Jumlah Total = Rp.542.048.000.000,-
Terbilang lima ratus empat puluh duamilyar empat puluh delapanjuta
rupiah,adalah merupakan kerugian materil dan moril yang dialami oleh
Penggugat ;
37. Bahwa untuk itu Penggugat mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara aquo ini agar berkenan menghukum Tergugat untuk
membayar kerugian materil maupun moril yang diderita Penggugat adalah
sebesar Rp.542.048.000.000,- (lima ratus empat puluh dua milyarempat
puluh delapan juta rupiah) secara utuh, tunai dan seketika kepada
Penggugat ;
38. Bahwa Penggugat mohon kepada Majelis Hakim agar menghukum Tergugat
supaya menghentikan dan tidak melakukan kegiatan dan aktifitas di areal
tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima
koma dua hektar), baik setelah gugatan ini didaftarkan ke Kepaniteran
Pengadilan Negeri Medan, sampai dengan gugatan ini mempunyai kekuatan
hukum tetap ;
39. Bahwa Penggugat adalah pemilik sah atas tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih
kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) yang saat ini
ditanami kelapa sawit oleh Tergugat (PT. NAULI SAWIT), berlokasi di
Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan
Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, yang asal-
usulnya adalah tanah Ulayat Masyarakat Adat Raja-Raja Naiambaton ;
40. Bahwa oleh karena itu sangat wajar dan pantas menurut hukum apabila
tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh
lima koma dua hektar) dikembalikan/diserahkan kembali kepada Penggugat
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 14 dari 30 Hal.
sebagai Pemilik yang sah dan dilindungi oleh Undang-Undang maupun
Hukum, untuk itu mohon kepada Majelis Hakim agar Penggugat dapat
diberikan izin untuk menguasai hak atas tanah seluas ± 2.195,2 Ha (lebih
kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) kembali
secara de facto yang merupakan milik Penggugat baik sekarang maupun
untuk dikemudian hari ;
41. Bahwa Penggugat khawatir terhadap itikad tidak baik dari Tergugat untuk
mengalihkan tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus
sembilan puluh lima koma dua hektar) kepada pihak lain, maka itu
Penggugat mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia untuk meletakkan Sita
Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap tanah seluas±2.195,2 Ha (lebih
kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar), yang terletak
di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandurong dan Kecamatan
Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara ;
42. Bahwa Penggugat juga mohon kepada Majelis Hakim, agar menghukum
Tergugat atau orang lain yang mendapat hak dari Tergugat, baik secara
tertulis maupun lisan segala surat-surat yang diterbitkan oleh Tergugat atau
orang yang mendapat hak dari Tergugat atas tanah seluas ±2.195,2 Ha
(lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar)
maupun sebagian dari tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu
seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) baik surat yang telah
diterbitkan maupun yang akan diterbitkan, baik sekarang maupun yang
timbul di kemudian hari, untuk membatalkan atau setidak-tidaknya
menyatakan tidak berkekuatan hukum ;
43. Bahwa untuk itu Penggugat mohon kepada Majelis Hakim agar menghukum
Tergugat maupun orang lain yang mendapat hak dari Tergugat, agar
menyerahkan tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus
sembilan puluh lima koma dua hektar) ataupun sebagian dari tanah seluas
±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua
hektar) dengan baik kepada Penggugat tanpa syarat apapun ;
44. Bahwa Penggugat juga mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa
dan mengadili perkara ini, agar Tergugat dihukum untuk membayar
dwangsom sebesar Rp.100.000.000,-(seratus juta rupiah) per-hari, apabila
Tergugat lalai untuk menyerahkan tanah seluas ±2.195,2 Ha (lebih kurang
dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar) berikut yang ada di
atasnya dan juga ganti rugi baik materil maupun moril, setelah perkara ini
mempunyai kekuatan hukum tetap dan mengikat ;
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 15 dari 30 Hal.
45. Bahwa Penggugat juga mohon kepada Majelis Hakim agar Tergugat
dihukum untuk membayar ongkos perkara yang timbul dalam perkara ini,
baik tingkat pertama, banding maupun kasasi ;
46. Bahwa Penggugat juga mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara ini agar dapat menjalankan putusan dengan serta merta
walaupun ada Verzet, Banding maupun Kasasi (Uit Voorbaar Bij Voorraad) ;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Penggugat mohon kepada
Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan, agar memanggil para pihak yang
berperkara serta menetapkan hari persidangan seraya mengambil keputusan
yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
P R I M E R :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan yang telah diletakkan di dalam
perkara ini ;
3. Menyatakan demi hukum bahwa Penggugat yaitu masyarakat Transmigrasi/
TSM, Non transmigrasi dan Pengungsi konflik Aceh sebanyak 1.303 Kepala
Keluarga (Penggugat) adalah pemilik sah atas objek perkara berupa tanah
seluas ± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima
koma dua hektar), asal-usulnya dari tanah Ulayat Masyarakat Adat Raja-
Raja Naiambaton yang sekarang terletak di Kecamatan Andam Dewi,
Kecamatan Sirandurong dan Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli
Tengah, Propinsi Sumatera Utara;
4. Menyatakan demi hukum bahwa tindakan dan perbuatan Tergugat sejak
tahun 2004 yang menyerobot, merampas paksa tanah milik Penggugat dan
kemudian menanami dengan kelapa sawit di atas tanah Penggugat seluas
±2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua
hektar), yang terletak di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandurong
dan Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera
Utara,tanpa alas hak yang sah menurut hukum, adalah tindakan dan
perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige Daad) ;
5. Menghukum Tergugat untuk menghentikan segala kegiatan dan tidak
melakukan aktifitas di areal tanah terperkara seluas ± 2.195,2 Ha (lebih
kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua hektar), baik setelah
gugatan ini didaftarkan ke Kepaniteran Pengadilan Negeri Medan, sampai
dengan gugatan ini mempunyai kekuatan hukum tetap ;
6. Menghukum Tergugat untuk mengosongkan dan menyerahkan tanah seluas
± 2.195,2 Ha (lebih kurang dua ribu seratus sembilan puluh lima koma dua
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 16 dari 30 Hal.
hektar), yang terletak di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandurong
dan Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara,
berikut tanaman yang ada diatasnya secara baik dan seketika kepada
Penggugat ;
7. Menghukum Tergugat agar membayar ganti rugi materil sebesar
Rp.281.448.000.000,- (dua ratus delapan puluh satu milyar empat ratus
empat puluhdelapanjutarupiah) danganti kerugian moril sebesar
Rp.260.600.000.000,- (dua ratus enam puluh milyar enam ratus juta rupiah),
sehingga jumlah kerugian materil dan moril sebesarRp.542.048.000.000,-
(lima ratus empat puluh dua milyarempat puluh delapan juta rupiah) secara
utuh, tunai dan seketika kepada Penggugat ;
8. Menghukum Tergugat untuk membayar dwangsoom sebesar
Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) perhari apabila Tergugat lalai untuk
melaksanakan isi putusan ini ;
9. Menghukum Tergugat atau orang lain yang mendapat hak dari Tergugat baik
secara langsung maupun tidak langsung, baik sebagian maupun
keseluruhan atas tanah terperkara, untuk segera mengosongkan dan
menyerahkan kembali tanah terperkara kepada Penggugat ;
10. Menyatakan demi hukum bahwa segala surat-surat yang ditimbulkan/
diterbitkan oleh Tergugat atau orang lain yang mendapatkan hak dari
Tergugat, atas penguasaan tanah terperkara dalam perkara aquo,
dinyatakan batal demi hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak
mempunyai kekuatan hukum;
11. Menghukum Tergugat atau orang lain yang mendapatkan hak daripadanya
untuk mematuhi isi putusan ini untuk seluruhnya ;
12. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya-biaya yang timbul dalam
perkara ini ;
13. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta
walaupun ada Verzet, Banding maupun Kasasi ;
S U B S I D E R :
Bahwa apabila Bapak Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain
dalam perkara ini mohon putusan yang seadil-adilnya ( Ex Aequo Et Bono ).
Menimbang, bahwa terhadap surat gugatan Penggugat tersebut,
Tergugat telah mengajukan Jawabannya bertanggal 13 Agustus 2014, yang
pada pokoknya sebagai berikut :
I. Dalam Eksepsi
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 17 dari 30 Hal.
Eksepsi Relatif
A. Pengadilan Negeri Medan Tidak Berwenang Mengadili Gugatan Dalam
Perkara ini, akan tetapi merupakan kewenangan Pengadilan Negeri
Sibolga.
1. Bahwa Kedudukan Hukum Tergugat di Jalan Pendidikan, Kelurahan
Bajamas Kecamatan Sirandorung Kode Pos 22565, Kabupaten
Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara yang merupakan wilayah
Hukum Ketua Pengadilan Negeri Sibolga,bukan di Medan yang
merupakan kewenangan Pengadilan Negeri Medan, sesuai dengan
Akta Berita Acara, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar,
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) PT.Nauli Sawit dan Kop Surat
(Terlampir bukti yang telah dinazegelend dan dilegalisir).
2. Bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat selaku
subjek hukum Badan Hukum dengan alamat JL. Pulau Irian No.4,
Kawasan Industri Medan (KIM) dan selanjutnya dilakukan perubahan
berdasarkan perbaikan gugatan tanggal 13 Maret 2014, alamat
Tergugat Jl.Pulau Irian No.4, Kawasan Industri Medan (KIM),
Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Kode Pos
20242, Telpon 061-6857275, sehingga mengajukan Gugatan ke
Pengadilan Negeri Medan.
3. Bahwa alamat Jl.Pulau Irian No.4, Kawasan Industri Medan (KIM)
adalah alamat dari PT.Eracipta Binakarya (bukan alamat Tergugat),
itupun masuk wilayah hukum Kabupaten Deli Serdang (bukan Kota
Medan) dan merupakan kewenangan dari Pengadilan Negeri Lubuk
Pakam, sebab Jl.Pulau Irian No.4 Kawasan Industri Medan
(KIM) I termasuk dalam wilayah hukum Desa Saentis, Kecamatan
Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, Kode Pos 20371, sesuai
dengan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) PT. Eracipta Binakarya,
Surat Keterangan Domilisi Kepala Desa Saentis, Surat Keterangan
dari PT.KIM Medan selaku pengelola Kawasan Industri Medan dan
Kop Surat (Terlampir bukti yang telah dinazegelend dan dilegalisir)
4. Bahwa selanjutnya dalil gugatan Penggugat pada pokoknya tentang
benda tidak bergerak atau tanah seluas lebih kurang 2.195,2 Ha yang
terletak di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan
Kecamatan Manduamas (Siambaton Napa) Kabupaten Tapanuli
Tengah, Sumatera Utara.
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 18 dari 30 Hal.
5. Bahwa sesuai dengan ketentuan formal dalam Hukum Acara
Perdata yang berlaku (Vide Pasal 142 ayat (5) Rbg dan 118 ayat (3)
Hir, apabila objek sengketa gugatan tentang benda tidak bergerak,
maka diajukan di wilayah tempat benda tidak bergerak itu terletak
dan dalam perkara a quo objek sengketa gugatan Penggugat adalah
tentang tanah seluas lebih kurang 2.195,2 Ha yang terletak di
Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan
Manduamas (Siambaton Napa) Kabupaten Tapanuli Tengah,
Sumatera Utara, sehingga sangat beralasan hukum gugatan
Penggugat diajukan ke Pengadilan Negeri Sibolga yang merupakan
wilayah hukum tempat letak benda tidak bergerak tersebut.
6. Bahwa selanjutnya sesuai dengan ketentuan Hukum Acara Perdata
yang berlaku, Pasal 142 R.Bg/Pasal 118 HIR pada ayat (1), diatur : „
Gugatan Perdata yang dalam tingkat pertama masuk wewenang
Pengadilan Negeri, harus diajukan dengan surat gugatan yang
ditanda tangani oleh Penggugat atau oleh orang yang dikuasakan
menurut pasal 147 R.Bg/pasal 123 HIR Kepada Ketua Pengadilan
Negeri yang didalam daerah hukumnya terletak tempat tinggal
Tergugat atau tempat Tergugat sebenarnya berdiam ;
7. Bahwa Tergugat kedudukan hukumnya dan atau tempat Tergugat
berdiam selaku Subjek Hukum Badan Hukum adalah di Kabupaten
Tapanuli Tengah sesuai dengan Akte Pendirian Tergugat dan
dokumen atau legalitas Tergugat lainnya, dengan demikian Gugatan
Penggugat sepatutnya diajukan didepan Pengadilan Negeri Sibolga
dan oleh karena itu berdasarkan dalil-dalil hukum tersebut diatas
sepatut dan sewajarnya Gugatan Penggugat dimajukan dan diperiksa
oleh Pengadilan Negeri Sibolga, sehingga sangat beralasan hukum
Majelis Hakim membuat Putusan Sela dan menyatakan Pengadilan
Negeri Medan tidak berwenang untuk memeriksa perkara a quo
sehingga Gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima. (N.O).
B. Tentang Surat Kuasa Khusus tanggal 12 Nopember 2006 dari 1.303 KK
di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan
Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara tidak
sah.
1. Bahwa Penggugat mendalilkan dalam Gugatannya halaman (1)
dimana inpersoon Kasman Sihotang yang kapasitasnya Ketua Umum
Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengurus Proklamasi Republik
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 19 dari 30 Hal.
Indonesia 17 Agustus 1945 (DPD HPP 45) Propinsi Sumatera Utara
menerima kuasa dari 1.303 KK yang berada di Kecamatan Andam
Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan Manduamas
Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara tanggal 12
Nopember 2006.
2. Bahwa gugatan Penggugat dimajukan dan didaftarkan di Pengadilan
Negeri Medan tanggal 18 Pebruari 2014 sehingga terdapat selisih
waktu 8 (delapan) tahun sejak menerima Kuasa dari masyarakat,
kemudian inpersoon Kasman Sihotang memberikan Kuasa kepada
Advokat dan
mendaftarkan gugatannya ke Pengadilan Negeri Medan, sehingga
dengan selisih waktu panjang tersebut dapat dipastikan adanya
Kepala Keluarga yang telah meninggal dunia dan tentu Surat Kuasa
yang telah diberikan tersebut menjadi batal dengan sendirinya atau
batal demi hukum dan Saudara Kasman Sihotang tidak memiliki hak
untuk dan atas nama warga memberikan kuasa kepada seorang
Advokat guna mengajukan gugatan dalam perkara aquo.
3. Bahwa oleh karena Surat Kuasa Khusus tanggal 12 Nopember 2006
tidak sah maka menjadi tidak sah Surat Kuasa Khusus Penggugat
tanggal 12 Pebruari 2014 guna mengajukan gugatan perkara perdata
a quo ke Pengadilan Negeri Medan, sehingga sangat beralasan
hukum Gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima.
C. Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengurus Proklamasi
Republik Indonesia 17 Agustus 1945 (DPD HPP 45) Propinsi Sumatera
Utara tidak berkwalitas untuk dan atas nama warga mengajukan dan atau
memberikan Kuasa guna mengajukan Gugatan ke Pengadilan Negeri
Medan tentang pertanahan.
1. Bahwa Penggugat mendalilkan dalam Gugatannya halaman (1)
sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Pengurus
Proklamasi Republik Indonesia 17 Agustus 1945 (DPD HPP 45)
Propinsi Sumatera Utara, yang menerima Kuasa dari 1.303 KK di
Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan
Manduamas Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara..
2. Bahwa Organisasi yang dipimpin oleh Penggugat in persoon (Kasman
Sihotang) adalah yang berkaitan dengan Proklamasi Republik
Indonesia dan tidak jelas menyebutkan dalam Anggaran Dasar
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 20 dari 30 Hal.
maupun Anggaran Rumah Tangganya bertujuan untuk kepentingan
pertanahan masyarakat atau rakyat Indonesia.
3. Bahwa terhadap gugatan Perdata yang berkaitan dengan atas nama
masyarakat, telah ada Putusan hukum yang sama yakni Putusan
Pengadilan Negeri Pelalawan No.04/Pdt.G/2012/PN.Plw tertanggal 13
Juni 2012 dan telah berkekuatan hukum yang tetap menyatakan
Gugatan Penggugat tidak dapat diterima dengan pertimbangan
hukumnya halaman (4) menyebutkan :
- Didalam Akte Pendirian Yayasan Riau Madani No.29 tanggal 19
Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Ridnofendi SH,
disebutkan tujuan Yayasan Riau Madani adalah dalam bidang
sosial dan bidang kemanusiaan.
- Yayasan Riau Madani selaku organisasi yang berbadan hukum
tidak dapat dianggap dan dipandang dengan tegas tujuan
didirikannya organisasi untuk kepentingan pelestarian hutan
dalam Anggaran Dasarnya sebagaimana diamanatkan Pasal 73
ayat (2) UU No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
- Yayasan Riau Madani tidak memenuhi persyaratan formal
dalam kapasitas Penggugat sebagai sebuah organisasi yang
mempunyai kompeten untuk mengajukan Gugatan dalam
perkara Kehutanan.
4. Bahwa berdasarkan alasan-alasan hukum dan Putusan Pengadilan
Negeri Pelalawan tersebut diatas serta agar tidak ada perlakuan dan
pertimbangan hukum yang berbeda atas permasalahan yang sama
terhadap Gugatan yang mengatasnamakan masyarakat, maka secara
hukum patut dimohonkan kepada Majelis Hakim dalam perkara a quo
membuat PUTUSAN SELA sebelum dilanjutkan pemeriksaan tentang
pokok perkara, untuk selanjutnya mengabulkan Eksepsi Tergugat dan
menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (N.O) karena
Penggugat tidak berkwalitas dalam mengajukan Gugatan dalam
perkara ini.
D. Gugatan Penggugat kurang pihak.
1. Bahwa Penggugat mendalilkan dalam gugatannya point (1) s/d.(15)
adanya pihak-pihak yakni masyarakat adat Naiambaton di wilayah
Siambaton Tapanuli Tengah, yang seharusnya mengacu kepada
Peraturan Pemerintah yang berlaku yang mengatur tanah ulayat,
kemudian ada Pemerintah Daerah Tingkat II Tapanuli Tengah,
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 21 dari 30 Hal.
Gubernur Sumatera Utara, BPN Tapanuli Tengah dan pihak
Transmigrasi.
2. Bahwa seharusnya menurut hukum, Penggugat menggugat pihak-
pihak Pemerintah sebagai pihak yang turut digugat sebagai Tergugat
sehingga jelas dan terang duduk permasalahan gugatan Penggugat,
apalagi berkaitan dengan surat-surat yang diterbitkan dan karena
tidak digugat, maka Gugatan Penggugat kurang pihak, sehingga
sangat beralasan hukum Majelis Hakim menyatakan Gugatan
Penggugat tidak dapat diterima.
II. Dalam Pokok Perkara
1. Bahwa apa yang telah didalilkan dalam Eksepsi juga merupakan
dalil-dalil Dalam Pokok Perkara, sehingga tidak perlu diulang kembali
karena merupakan satu kesatuan dalam dalil Pokok Perkara ini;
2. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil-dalil Gugatan Penggugat
kecuali sepanjang yang diakui secara tegas dalam Jawaban Dalam
Pokok Perkara ini.
3. Bahwa tidak benar dan tidak jelas serta tidak memiliki dasar hukum
dalil gugatan Penggugat point (1) s/d.(5) dengan alasan hukum
sebagai berikut :
3.1. Bahwa Penggugat mendalilkan pada point (1) halaman (2)
selaku pemegang hak atas objek sengketa tanah seluas ±
2.195,2 Ha yang merupakan lahan transmigrasi, tetapi tidak
jelas dan tidak ada dasar alas haknya, sehingga dikatakan
secara hukum sebagai pemegang hak atas tanah.
3.2. Bahwa Penggugat mendalilkan pada point (2) tanah objek
sengketa sebagai tanah ulayat adat Marga Raja Naimbaton
yang secara turun temurun dikuasai, diusahai dan
dimanfaatkan oleh masyarakat adat, sedangkan pada point (1)
mendalilkan sebagai lahan transmigrasi, sehingga dalil
Penggugat saling bertentangan satu dan lainnya tentang
status tanah objek sengketa, demikian juga tidak ada dasar
alas hak atau Keputusan dari Pemerintah Daerah setempat
menyatakan bahwa tanah objek sengketa sebagai tanah
ulayat.
3.3. Bahwa demikian juga batas-batas tanah objek sengketa
merupakan batas-batas yang sesuka hati Penggugat saja
untuk membuatnya dan tidak mengandung logika akal sehat
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 22 dari 30 Hal.
batas-batas tanah saja tidak diketahui berapa meter panjang
dan lebarnya tetapi Penggugat dapat menghitung luasnya ±
2.195,2 Ha.
3.4. Bahwa selanjutnya juga sangat mengherankan dalil Penggugat
point (4) dan (5) sebab Penggugat mengakui tanah ± 2.195,2
Ha tanah ulayat dan tahun 1982 s/d.1983 diminta Pemerintah
seluas 15.000 Ha untuk program transmigrasi diwilayah
Sumatera Utara, dengan demikian membingungkan berapa
sebenarnya luas tanah ulayat, sehingga tidak jelas gugatan
Penggugat.
3.5. Bahwa Penetapan satu wilayah menjadi tanah ulayat adalah
berdasarkan Penetapan Pemda (Bupati, Walikota dan DPRD
Kabupaten/Kota Setempat) dan bukan hanya diklaim sebagai
tanah ulayat.
4. Bahwa tidak jelas tenggang waktu kejadian yang didalilkan
Penggugat dalam Gugatannya pada point (6) dan (7) halaman (3),
sehingga diduga hanya merupakan karangan Penggugat saja.
5. Bahwa terhadap dalil gugatan Penggugat point (8) s/d.(11), Tergugat
memberikan bantahan sebagai berikut :
5.1. Bahwa tidak jelas perhitungan luas yang didalilkan Penggugat
dalam gugatannya dan berkaitan dengan objek sengketa seluas
± 2.195,2 Ha.
5.2. Bahwa dalam dalil point (8) jika dihubungan dengan point (5)
halaman (2) dengan jelas disebutkan Pemerintah meminta lahan
15.000 Ha untuk Transmigrasi dan diberikan oleh masyarakat
hukum adat dan ditegaskan dalam SK Gubernur Sumatera Utara
No.475.1.096/K/1982 tanggal 30 Januari 1982.
5.3.Bahwa dari luas 15.000 Ha tersebut diterbitkan 2 (dua) buah SK
HPL (Hak Pengelolaan) oleh BPN seluas 8.000 Ha, sehingga
luas (15.000 Ha – 8.000 Ha) terdapat sisa 7.000 Ha, kemana dan
kepada siapa peruntukkan sisa 7.000 Ha tidak jelas dalam
gugatan Penggugat dan apakah sisa 7.000 Ha tersebut
didalamnya objek sengketa seluas ± 2.195,2 Ha yang dimaksud
Penggugat dalam gugatannya juga tidak jelas.
5.4.Bahwa dalam dalil Gugatan point (9) halaman (3) disebutkan
program transmigrasi terhadap hak pengelolaan tersebut pada
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 23 dari 30 Hal.
tahun 1983/1984 s/d.1997 s/d.1998 telah dilakukan terhadap
2.514 KK termasuk Penggugat didalamnya 1.303 KK.
5.5.Bahwa luas lahan yang diperuntukkan kepada 2.514 KK tersebut
termasuk Penggugat didalamnya Penggugat 1.303 KK dikawasan
Manduamas seluas 5.405,1 Ha, sehingga terdapat sisa luas
lahan (8.000 ha -5.405,1 Ha) yakni seluas 2.549,9 Ha dan
sisa luas tersebut tidak dimanfaatkan serta merupakan
kewenangan dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
sesuai dengan UUPA sebagaimana pengakuan Penggugat pada
dalil gugatannya point (9).
5.6.Bahwa dengan demikian terjawab bahwa objek sengketa yang
didalilkan Penggugat dalam gugatannya lebih kurang ± 2.195,2
Ha tersebut adalah tanah didalam luas 5.405,1 Ha dikawasan
Manduamas yang merupakan warga Transmigrasi.
5.7.Bahwa berdasarkan dalil Penggugat point (10) dan (11) sebagai
warga Transmigrasi Penggugat diberikan legalitas kepemilikan
lahan berupa Kartu Anggota Transmigrasi Swakarsa Mandiri
(TSM) dan Sertipikat Hak Milik sesuai dengan SK Kepala BPN
No.21/K BPN/1989 tanggal 29 Nopember 1989, sehingga dapat
disimpulkan terdapat 1.303 KK Kartu Anggota Transmigrasi
Swakarsa Mandiri dan Sertipikat Hak Milik, sehingga menjadi
kewajiban hukum bagi Penggugat untuk membuktikannya
didepan persidangan adanya bukti tersebut sebagai legalitas dan
legal standing dalam perkara a quo.
6. Bahwa tidak benar dan bertolak belakang dalil Penggugat point (12)
dan (13) dengan point (11), sebab pada point (11) Penggugat dengan
tegas menyatakan diberikan Sertipikat Hak Milik, kemudian pada
point (12) menyatakan memiliki Sertipikat Hak Pakai, tidak jelas dan
membingungkan dalil gugatan Penggugat serta tidak ada logika
hukumnya peningkatan status Sertipikat Hak Pakai menjadi Hak Milik
adalah kewenangan dari Kanwil Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara, apalagi melalui Kepala
Lorong atau Kepala Desa.
7. Bahwa sangat tidak jelas dan tidak berdasarkan hukum dalil gugatan
Penggugat point (14) s/d.(47) dengan dalil bantahan sebagai berikut :
7.1. Bahwa sangat tidak berdasarkan atas hukum atau tidak jelas
dalil gugatan Penggugat point (14), menyatakan Tergugat ditahun
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 24 dari 30 Hal.
2004 menyerobot lahan 6.000 Ha dibeberapa Kecamatan di
Kabupaten Tapanuli Tengah (Kecamatan apa, tidak jelas),
sedangkan dalil Gugatan Penggugat atas tanah seluas ± 2.195,2
Ha .
7.2.Bahwa tidak benar dalil Penggugat point (15), dari luas 6.000 Ha
tersebut, tanah seluas ± 2.195,2 Ha adalah tanah milik
Penggugat yang terletak di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan
Sirandorung dan Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli
Tengah Propinsi Sumatera Utara, sebab sangat bertentangan
dengan dalil Penggugat pada point (9) halaman (3) yang
menyatakan di Manduamas lahan HPL yang dimanfaatkan seluas
5.405,1 Ha dan berdasarkan dalil point (11) halaman (3) dengan
tegas menyatakan telah memiliki Sertipikat Hak Milik dan oleh
karena itu sangat beralasan hukum Majelis Hakim menolak dalil
tersebut.
7.3.Bahwa demikian juga dalil Penggugat yang menyatakan luas
lahan ± 2.195,2 H tersebut adalah :
- Lahan masyarakat non Transmigrasi 1.124 Ha.
- Lahan Transmigrasi 162,75 Ha
- Lahan Anggota TSM 358 Ha
- Lahan Garapan Pengungsi Aceh 50,45 Ha
- Lahan Kecamatan Andam Dewi 500 Ha
Karena berdasarkan dalil-dalil gugatan Penggugat pada point (9)
Penggugat adalah Para Transmigrasi yang merupakan bagian
dari 2.514 KK, sehingga bagaimana mungkin ada lahan non
transmigrasi, garapan pengungsi Aceh dan lainnya.
7.4.Bahwa benar Tergugat mempunyai ijin lokasi sebagaimana dalil
Penggugat pada point (16), serta atas pengakuan Penggugat
tersebut maka secara hukum Tergugat memiliki dasar
penguasaan atas lahan yang dikuasai oleh Tergugat yang
diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dan
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan akan
dibuktikan oleh Tergugat pada proses pembuktian surat nantinya.
7.5.Bahwa tidak benar dalil Gugatan Penggugat pada point (17)
s/d.(20) yang menyatakan Tergugat melakukan penyerobotan ,
apalagi perampasan dan tidak ada ganti rugi, karena
berdasarkan ijin lokasi yang dimiliki Tergugat, Tergugat memiliki
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 25 dari 30 Hal.
hak untuk melakukan ganti rugi kepada pemilik tanah yang
berada dalam ijin lokasi, sehingga Tergugat melakukan upaya
ganti rugi dengan cara jual beli tanah dengan pihak pemilik tanah
dan Penggugat mengakui dalam dalil gugatannya point (21)
halaman (6).
7.6.Bahwa tidak benar dalil Penggugat pada point (21) s/d.(35),
sebab Tergugat telah melakukan upaya hukum dengan jual beli
atas tanah yang berada dalam ijin lokasi dengan pemilik tanah
dan menjadi beban pembuktian bagi Penggugat untuk
membuktikan dalil gugatannya tersebut dan tidak ada satupun
dalil Penggugat yang dapat membuktikan bahwa Tergugat
melakukan perbuatan melawan hukum diatas tanah seluas ±
2.195,2 Ha yang didalilkan Penggugat dalam gugatannya, maka
tidak ada kewajiban hukum bagi Tergugat untuk mengosongkan
dan mengembalikan tanah seluas ± 2.195,2 Ha kepada
Penggugat.
7.7.Bahwa oleh karena Tergugat memiliki legalitas selaku Badan
Hukum dan atas penguasaan tanah atas lahan Kebun Kelapa
Sawit milik Tergugat sesuai dengan proses dan prosedur hukum
yang berlaku, maka sangat beralasan hukum Tergugat menolak
seluruh dalil Penggugat pada point (36) s/d.(47) tentang
pembayaran ganti kerugian, penghentian kegiatan perusahaan,
kepemilikan lahan, sita jaminan, pembatalan surat-surat yang
dimiliki Tergugat, penyerahan tanah, dwangsom, ongkos perkara
yang timbul dan putusan serta merta karena tidak memiliki dasar
hukum, dengan demikian sangat beralasan hukum Majelis Hakim
menolak seluruh petitum Gugatan Penggugat termasuk petitum
Subsider.
Berdasarkan uraian hukum tersebut diatas dimohonkan agar kiranya
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan menerima dalil-dalil Jawaban Tergugat
dan selanjutnya menolak Gugatan Penggugat untuk keseluruhannya.
Membaca turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Medan nomor :
74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, yang amarnya berbunyi
sebagai berikut :
- Menerima eksepsi Tergugat ;
- Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang untuk mengadili
perkara perdata Nomor : 74/Pdt.G/2014/PN. Mdn ;
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 26 dari 30 Hal.
- Menghukum Penggugat membayar untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp. 1.106.000,-(satu juta seratus enam ribu rupiah) ;
Membaca Akte Banding yang dibuat oleh : Panitera Pengadilan Negeri
Medan yang menerangkan bahwa Kuasa Hukum Pembanding semula Tergugat,
pada hari Selasa tanggal 23 September 2014, telah mengajukan permohonan
banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan nomor :
74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, permohonan banding mana
telah dengan sempurna diberitahukan kepada Kuasa Hukum Terbanding
semula Penggugat pada tanggal 27 Nopember 2014;
Membaca, memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum
Pembanding semula Tergugat tertanggal 9 Oktober 2014, yang diterima di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 9 Oktober 2014, memori
banding mana telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada
Terbanding semula Tergugat dan kepada Kuasa Hukum Terbanding semula
Penggugat pada tanggal 27 Nopember 2014;
Membaca Relas Pemberitahuan Untuk Melihat, Membaca dan
Memeriksa Berkas Perkara Pengadilan Negeri Medan, yang disampaikan
kepada Kuasa Hukum Pembanding semula Tergugat, dan kepada Kuasa
Hukum Terbanding semula Penggugat masing-masing pada tanggal 10
Desember 2014, yang menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat
belas) hari setelah tanggal pemberitahuan tersebut kepada kedua belah pihak
berperkara telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas
perkara nomor : 74/Pdt.G/2014/PN.Mdn, sebelum berkas perkara tersebut
dikirim ke Pengadilan Tinggi;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA;
Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Kuasa
Hukum Pembanding semula Tergugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan
menurut tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Undang-
Undang, oleh karenanya permohonan banding tersebut secara formal dapat
diterima;
Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh memori banding
yang diajukan oleh Kuasa Hukum Pembanding semula Tergugat tertanggal 9
Oktober 2014 pada prinsipnya adalah memohon agar Pengadilan Tinggi
memperrbaiki putusan Pengadilan Negeri Medan nomor :
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 27 dari 30 Hal.
74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, dan menjatuhkan putusan
dengan amar putusan sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :
- Menerima eksepsi Pembanding seluruhnya, khususnya eksepsi point (A,B
dan C);
- Menyatakan gugatan Terbanding tidak dapat diterima (N.O) atau
Dalam Pokok Perkara :
- Menolak gugatan Terbanding untuk seluruhnya;
- Menghukum Terbanding untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam
perkara ini;
Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Pembanding semula
Tergugat tersebut, Terbanding semula Penggugat tidak ada mengajukan kontra
memori banding;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah mencermati
dengan seksama memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum
Pembanding semula Tergugat, ternyata tidak ada memuat hal-hal baru yang
dapat membatalkan putusan Pengadilan tingkat pertama, melainkan hanya
merupakan pengulangan atas hal-hal yang sudah dikemukakan dalam jawab-
menjawab atau pada kesimpulan masing-masing pihak, yang satu dan lainnya
sudah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dengan baik dan
benar, oleh karena itu memori banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula
Tergugat tersebut harus ditolak;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah membaca,
meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang
berhubungan dengan perkara ini, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri
Medan nomor : 74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, serta
memori banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Pembanding semula
Tergugat tertanggal 9 Oktober 2014, berpendapat alasan dan pertimbangan
hukum yang telah diambil oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam
putusannya berkenaan dengan hal-hal yang disengketakan oleh kedua belah
pihak, telah tepat dan benar menurut hukum, maka Majelis Hakim Tingkat
Banding mengambil alih alasan dan pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat
Pertama yang dipandang sudah tepat, benar dan beralasan menurut hukum
tersebut dan menjadikannya sebagai alasan dan pertimbangannya sendiri
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 28 dari 30 Hal.
dalam mengadili perkara ini ditingkat banding, dengan tambahan pertimbangan
sebagai berikut :
- Bahwa terbukti dan ternyata surat kuasa khusus inperson Terbanding
semula Pengguat tertanggal 12 Nopember 2006 dari 1.303 kepala keluarga
di Kecamatan Andam Dewi, Kecamatan Sirandorung dan Kecamatan
Manduamas kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara adalah
tidak sah;
- Bahwa gugatan Terbanding semula Pengguat dimajukan dan didaftarkan di
Pengadilan Negeri Medan tanggal 18 Februari 2014 sehingga terdapat
selisih waktu 8 (delapan) tahun sejak menerima kuasa dari masyarakat;
- Bahwa sesuai dengan ketentuan Hukum Acara Perdata yang berlaku, Pasal
142 R.Bg/Pasal 118 HIR pada ayat (1), diatur : „ Gugatan Perdata yang
dalam tingkat pertama masuk wewenang Pengadilan Negeri, harus diajukan
dengan surat gugatan yang ditanda tangani oleh Penggugat atau oleh orang
yang dikuasakan menurut pasal 147 R.Bg/pasal 123 HIR Kepada Ketua
Pengadilan Negeri yang didalam daerah hukumnya terletak tempat tinggal
Tergugat atau tempat Tergugat sebenarnya berdiam;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka
Putusan Pengadilan Negeri Medan nomor : 74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5
September 2014, yang dimintakan banding tersebut dapat dipertahankan dalam
peradilan tingkat banding dan haruslah dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena Terbanding semula Penggugat tetap
dipihak yang kalah, baik dalam peradilan tingkat pertama maupun dalam
peradilan tingkat banding, maka semua biaya perkara dalam kedua tingkat
peradilan tersebut dibebankan kepadanya;
Memperhatikan KUHPerdata dan R.B.g, serta peraturan-peraturan
hukum lainnya yang bersangkutan dalam perkara ini;
M E N G A D I L I :
- Menerima permohonan banding dari Kuasa Hukum Pembanding semula
Tergugat;
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 29 dari 30 Hal.
- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Medan nomor :
74/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 5 September 2014, yang dimohonkan
banding tersebut;
- Menghukum Terbanding semula Penggugat untuk membayar biaya
perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding
ditetapkan sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikian diputus dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi
Medan pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2015 oleh Kami : DAHLIA
BRAHMANA, SH.MH. Hakim Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua
Majelis, AMRIL, SH.MHum. dan MARYANA, SH.MH. masing-masing sebagai
Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut
ditingkat banding, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan
tanggal 15 Januari 2015, nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN, putusan tersebut
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 19 Maret
2015, oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota serta
RAMADHAN TARIGAN sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi
Medan, tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara.
Hakim Anggota, Hakim Ketua,
ttd ttd
1. AMRIL, SH.MHum. DAHLIA BRAHMANA, SH.MH.
ttd
2. MARYANA, SH.MH.
Panitera Pengganti,
ttd
RAMADHAN TARIGAN
Perincian Biaya :
1. Meterai Rp. 6.000,-
2. Redaksi Rp. 5.000,-
Putusan nomor : 15/PDT/2015/PT.MDN
Hal. 30 dari 30 Hal.
3. Pemberkasan Rp 139.000,-
Jumlah Rp. 150.000,-
Untuk salinan sesuai dengan aslinya.
PANITERA,
Hj. MERI ULFA, SH.MH.
NIP. 195703011985032002.