Post on 26-Feb-2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini dunia perbankan berkembang dengan sangat pesat. Keadaan
tersebut dapat dilihat dari banyaknya bank yang ada di Indonesia, baik bank milik
pemerintah maupun bank milik swasta. Lembaga keuangan bank memiliki
berbagai kegiatan penting, antara lain menyalurkan dana dan memberikan kredit
pada bank konvensional dan pembiayaan pada bank syariah yang sesuai dengan
segala bentuk kebijakan undang-undang yang berlaku.
Dewasa ini perbankan merupakan bagian penting bagi kehidupan
masyarakat. Hampir semua lapisan masyarakat mengenal dan merupakan bagian
di dalam lembaga keuangan bank. Secara mikro, tabungan diperlukan untuk
menjaga tingkat konsumsi masa datang dan bahkan disepanjang waktu.
Sedangkan sisi makro dimanfaatkan untuk investasi dalam rangka roda ekonomi
masyarakat untuk mencapai realitas cita-cita masyarakat yang sejahtera,
berkemakmuran dan berkeadilan.
Perkembangan lembaga keuangan bank yang pesat memberikan kesempatan
bagi setiap lapisan masyarakat untuk memilih bank yang sesuai dengan selera dan
kebutuhannya. Positifnya laju pertumbuhan ekonomi indonesia sangat
dipengaruhi oleh konsumsi domestik masyarakat Indonesia yang besar, salah satu
industri yang berperan terhadap laju positifnya perekonomian Indonesia adalah
industri perbankan.
2
Berdasarkan prinsip kerjanya, lembaga keuangan bank dibedakan menjadi 2
(dua) jenis, yaitu bank konvensional dan bank syariah. Pada bank konvensional,
kepentingan pemilik dana (deposan) adalah memperoleh imbalan berupa bunga
simpanan yang tinggi, sedangkan kepentingan pemegang saham salah satunya
adalah memperoleh spread yang optimal antara suku bunga pinjaman dan suku
bunga pinjaman (mengoptimalkan interest difference). Berbeda dengan prinsip
kerja pada bank konvensional, Perkembangan perbankan syariah sejak tahun
1970-an secara umum mempunyai 2 (dua) pola. Pertama, mendirikan bank syariah
berdampingan dengan bank konvensional (dual banking system). Kedua,
merestrukturisasi sistem perbankan secara keseluruhan sesuai dengan syariah
Islam (full fledged Islamic financial system).
Secara umum, volume usaha perbankan Bangka Belitung masih tumbuh
positif. Sementara itu, penghimpunan dana tercatat tumbuh lebih tinggi khususnya
untuk giro. Smentara tabungan dan deposito mengalami perlambatan. Adapun dari
stabilitas sistem keuangan (SKK), risiko kredit terindikasi mengalami sedikit
peningkatan khususnya untuk kredit korporasi.
Grafik 1.1 Perkembangan Aset Perbankan Bangka Belitung
Sumber: Bank Indonesia, 2015.
3
Rata-rata tertimbang suku bunga simpanan pada bank umum di Bangka
Belitung berjalan sebesar 3,84% meningkat pada triwulan dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 3,66%. Suku bunga tertimbang komponen Dana Pihak Ketiga
mengalami peningkatan pada giro dan deposito yaitu masing-masing sebesar
1,78% dan 7,83% dari 1,60% dan 7,77% pada triwulan sebelumnya sementara
suku bunga tabunga tetap sebesar 1,59%.
Di sisi lain, tingkat suku bunga pinjaman secara rata-rata tercatat sebesar
12,49% pada triwulan I 2015 atau sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya
yang mencapai 12,68%. Namun demikian, berdasarkan sektor pemberian kredit,
suku bunga kredit yang meningkat paling besar terjadi pada sektor listrik, air dan
gas yaitu dari 13,12% menjadi 14,53%. Selain itu peningkatan suku bunga kredit
juga terjadi pada sektor pedidikan dari 14,32% menjadi 14,47%.
Tahun 1962 Undang-Undang RI Nomor 13 tentang “Bank Pembangunan
Daerah” mulai diberlakukan. Berdasarkan UU RI No. 13 salah satu bank daerah di
Sumatera Selatan secara resmi seluruh kegiatan PT Bank Pembangunan Sumatera
Selatan menjadi milik Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan
status badan hukum perusahaan Daerah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor
11/DPRDGR Tingkat I Sumatera Selatan, dengan izin usaha yang dikeluarkan
oleh Menteri Urusan Bank Central/Gubernur Bank Indonesia Nomor
2/Kep/MUBS/63 Tanggal 27 Februari 1963.
4
Grafik1.2 Pertumbuhan Ekonomi (%) Bangka BelitungTahun 2014 - 2015
Sumber: BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2015.
Tahun 2009 berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham di Luar
Rapat PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan Nomor 2 tanggal 03
November 2009 dan Pengesahan Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia
Republik Indonesia Nomor: AHU-56914.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 20
November 2009, maka Bank Sumsel berubah nama menjadi Bank Sumsel Babel.
Peran Bank Pembangunan Daerah dalam memacu pertumbuhan
perekonomian daerah semakin strategis dalam rangka mewujudkan struktur
perekonomian yang semakin berimbang. Salah satu cara yang dapat dilakukan
Bank Sumsel Babel untuk dapat menarik masyarakat menjadi nasabah adalah
dengan membangun merek sehingga akan menciptakan ekuitas merek.
Untuk melihat Bank Sumsel Babel cabang Pangkalpinang dari perspektif
nasabah menyangkut brand equity, dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini:
5
Tabel 1.1 Survei Pada Nasabah Tentang Brand Equity Bank Sumsel Babel JuniTahun 2015No. PERNYATAAN SS S R TS STS
1. Bank Sumsel Babelmerupakan pilihanpertama untukmenabung.
10%
(3 orang)
33.3%
(10 orang)
43.3%
(13 orang)13.3%
(4 orang)-
2. Bank Sumsel Babelmemiliki kualitasyang baik.
33.3%
(10 orang)
53.3%
(16 orang)
13.3%
(4 orang)- -
3. Bank Sumsel Babelmerupakan lembagakeuangan denganmerek terpercaya.
46.6%
(14 orang)
46.6%
(14 orang)
6.7%
(2 orang)- -
Sumber: Survei Nasabah Bank Sumsel Babel Tahun 2015
Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan bahwa yang menjadikan Bank Sumsel
Babel cabang Pangkalpinang sebagai alternatif utama ketika memilih produk
tabungan adalah sebanyak 10% dalam kategori sangat setuju, 33.3% dalam
kategori setuju. Sebanyak 43.3% ragu-ragu untuk menjadikan Citra hand and
body lotion sebagai alternatif utama, dan 13.3% menyatakan sangat tidak setuju.
Kondisi menunjukkan indikasi bahwa ekuitas merek Bank Sumsel Babel cabang
Pangkalpinang masih relatif rendah. Bank Sumsel Babel cabang Pangkalpinang
memiliki kualitas yang baik adalah sebanyak 33.3% dalam kategori sangat setuju
dan 46.6% dalam kategori sangat setuju menyatakan bahwa Bank Sumsel Babel
cabang Pangkalpinang merupakan lembaga keuangan dengan merek terpercaya.
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, “Merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.” Kotler (2003)
mengemukakan bahwa merek merupakan sebuah nama, istilah, tanda simbol, atau
6
desain atau kombinasi dari seluruhnya, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan
barang-barang maupun jasa dari suatu kelompok penjual dan untuk membedakan
produk mereka dari para pesaing. Brand equity atau ekuitas merek dapat
memberikan dorongan bagi seseorang untuk melakukan keputusan pembelian
suatu barang atau jasa tertentu (Sudarsono dan Kurniawati, 2013).
Kekuatan persaingan adalah persaingan antar merek, maka ekuitas merek
suatu perusahaan harus semakin kuat. Dengan semakin kuatnya ekuitas merek
suatu produk, maka konsumen akan merasa puas dan semakin kuat pula daya
tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang
selanjutnya akan membawa konsumen untuk melakukan pembelian secara
berulang-ulang sehingga akhirnya menjadi pelanggan yang setia serta
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Merek yang kuat mempunyai ekuitas
merek yang tinggi.
Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, persaingan juga
muncul dalam bentuk pelayanan yang berkualitas, pemberian undian/hadiah,
penetapan suku bunga yang menarik. Pihak bank juga berkompetisi mengeluarkan
produk agar nasabah lebih leluasa dalam memilih produk yang sesuai dengan
keinginannya. Sebagai contoh yaitu produk tabungan dimana saat ini hampir
semua bank memiliki lebih dari satu jenis produk tabungan.
Kualitas menurut Kotler & Keller (2009) adalah totalitas fitur dan
karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas pelayanan harus
dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini
7
berarti bahwa kualitas yang baik bukanlah berdasarkan persepsi penyediaan jasa,
melainkan berdasarkan persepsi pelanggan. Penjual telah menghantarkan kualitas
ketika produk atau jasanya memenuhi atau melebihi ekspetasi pelanggannya.
Untuk melihat Bank Sumsel Babel cabang Pangkalpinang dari perspektif
nasabah menyangkut kualitas pelayanan, dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini:
Tabel 1.2 Survei Pada Nasabah Tentang Kualitas Pelayanan Bank Sumsel BabelJuni Tahun 2015No. PERNYATAAN SS S R TS STS
1. Bank Sumsel Babelmemiliki kredibilitasyang baik.
33.3%
(10 orang)
50%
(15 orang)
16.6%
(5 orang)- -
2. Karyawan/i BankSumsel Babel terlatihdan ramah dalammemberikanpelayanan kepadanasabah.
20%
(6 orang)
63.3%
(19 orang)
13.3%
(4 orang)-
3.3%
(1 orang)
Sumber: Survei Nasabah Bank Sumsel Babel Tahun 2015
Berdasarkan tabel 1.2 menunjukkan bahwa Bank Sumsel Babel cabang
Pangkalpinang memiliki kredibilitas yang baik adalah sebanyak 33.3% dalam
kategori sangat setuju, 50% dalam kategori setuju dan sebanyak 16.6% dalam
kategori ragu-ragu. Sedangkan karyawan/i Bank Sumsel Babel cabang
Pangkalpinang terlatih dan ramah dalam memberikan pelayanan kepada nasabah,
sebanyak 20% menyatakan sangat setuju, 63.3% dalam kategori setuju, 13.3%
dalam kategori ragu-ragu dan 3.3% dalam kategori sangat tidak setuju. Kondisi
menunjukkan indikasi bahwa kualitas pelayanan Bank Sumsel Babel cabang
Pangkalpinang relatif kurang baik.
8
Kualitas pelayanan juga turut menjadi salah satu faktor pendorong nagi
seseorang untuk melakukan keputusan pembelian. Keputusan pembelian yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku konsumen yang didasarkan pada
keyakinan dan rasa percaya diri yang kuat dalam mengambil suatu keputusan
dalam melakukan pemilihan produk tabungan dan meyakini bahwa keputusan
pemilihan yang telah diambilnya adalah hal yang tepat.
Bank Sumsel Babel merupakan salah satu lembaga keuangan yang
terpercaya. Banyak masyarakat di kota Pangkalpinang yang memilih menjadi
nasabah Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalpinang. Melihat dari minat
masyarakat, saya tertarik untuk meneliti apakah brand equity dan kualitas
pelayanan dari Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalpinang mempengaruhi minat
masyarakat dalam memilih produk tabungan pada bank tersebut.
Dari latar belakang yang dikemukakan maka penelitian ini mencoba untuk
meneliti hal tersebut yaitu dengan mengambil topik yang berkaitan dengan
”PENGARUH BRAND EQUITY DAN KUALITAS PELAYANAN
TERHADAP KEPUTUSAN MEMILIH PRODUK TABUNGAN PADA
BANK SUMSEL BABEL CABANG PANGKALPINANG”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah pokok
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana brand equity, kualitas pelayanan dan keputusan memilih produk
tabungan pada nasabah Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalpinang?
9
2. Bagaimana pengaruh brand equity mempunyai pengaruh terhadap
keputusan nasabah untuk menabung pada Bank Sumsel Babel Cabang
Pangkalpinang?
3. Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan nasabah untuk
menabung pada Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalpinang?
4. Bagaimana pengaruh brand equity dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan nasabah untuk menabung pada Bank Sumsel Babel Cabang
Pangkalpinang?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah meneliti faktor yang
mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih produk tabungan Bank Sumsel
Babel Cabang Pangkalpinang yang dibatasi oleh brand equity dan kualitas
pelayanan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh brand equity, kualitas pelayanan terhadap
keputusan memilih produk tabungan pada nasabah Bank Sumsel Babel
Cabang Pangkalpinang.
2. Untuk menganalisis pengaruh brand equity terhadap keputusan nasabah
untuk menabung pada Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalpinang.
3. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan
nasabah untuk menabung pada Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalpinang.
10
4. Untuk menganalisis pengaruh brand equity dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan nasabah untuk menabung pada Bank Sumsel Babel Cabang
Pangkalpinang.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Praktis
Diharapkan dari penelitian ini akan menghasilkan suatu masukan pemikiran
dan input yang bermanfaat bagi Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalpinang
dalam menyusun strategi pamasaran, juga memberikan kontribusi kepada
Bank Sumsel Babel Cabang Pangkalpinang mengenai brand equity dan
kualitas pelayanan terhadap keputusan nasabah untuk menabung di bank.
b. Manfaat Teoritis
Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan
ilmu dan pengetahuan yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan
dan untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang manajemen
pemasaran khususnya dalam bidang riset pemasaran.
c. Manfaat Kebijakan
Bermanfaat bagi kalangan pendidikan dan akademisi untuk menambah
referensi, informasi, dan wawasan teoritis untuk menstimulan pihak lain
yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut. Juga penulis harapkan bisa
bermanfaat bagi penambahan perbendaharaan kajian ilmiah.
11
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, sistematika penulisan yang digunakan
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang masalah
penelitian, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian
dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan karya ilmiah.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab landasan teori berisi mengenai tinjauan pustaka penelitian
yang terdiri dari teori brand equity, teori kualitas layanan, dan teori
keputusan pembelian atau keputusan memilih. Selain mengenai
landasan teori penelitian, tinjauan pustaka juga mencakup kerangka
pemikiran, penelitian terdahulu, dan hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab Metode Penelitian berisi variabel penelitian yang digunakan
dalam penelitian, definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan
sumber data penelitian, metode pengumpulan data dan metode
analisis yang digunakan dalam penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian secara sistematika kemudian
dianalisis dengan menggunakan metodologi penelitian yang telah
12
ditetapkan untuk selanjutnya interpretasi hasil diadakan
pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab Penutup berisi kesimpulan dan saran yang diberikan berkaitan
dengan hasil penelitian bagi pihak yang berkepentingan.