Ortodontik Buat Persentasi Besok (1)

Post on 18-Feb-2016

92 views 6 download

description

hbh

Transcript of Ortodontik Buat Persentasi Besok (1)

DEFINISI MALOKLUSI DAN TUJUAN PERAWATAN ORTHODONTIK

Orthodontik merupakan cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan, perkembangan, variasi wajah, rahang dan gigi yang sangat besar, dan abnormalitas dentofasial serta perawatan perbaikannya.

PENGERTIAN MALOKLUSI Maloklusi adalah penyimpangan letak gigi dan atau malrelasi

lengkung geligi(rahang) diluar rentang kewajaran yang dapat diterima.

Maloklusi juga bisa merupakan variasi biologis sebagaimana variasi biologi yang terjadi pada bagian tubuh yang lain, tetapi karena variasi letak gigi mudah diamati dan menggangu estetik sehingga menarik perhatian dan memunculkan keinginan untuk melakukan perawatan.

RUANG LINGKUP PERAWATAN ORTODONTIK

RUANG LINGKUP ORTHODONTISecara umum ilmu orthodonti dapat dibagi menjadi 3, yaitu: Preventive Orthodontics Interceptive Orthodontics Corrective Orthodontics

PREVENTIVE ORTHODONTICS Preventive orthodontics didefinisikan sebagai “perilaku

yang dibuat untuk menjaga integritas sesuatu yang dikatakan oklusi normal pada waktu yang spesifik”. Preventive orthodontics meliputi perilaku yang dilakukan terlabih dahulu terhadap terjadinya maloklusi, juga untuk mencegah perkembangan maloklusi.

Preventive orthodontics mencakup semua prosedur yang mencoba menghindari serangan lingkungan (kecelakaan) atau hal yang akan merubah hal yang normalnya.

CON’T...Preventive orthodontics meliputi : mengamati erupsi gigi geligi, mengenali dan menghilangkan dengan cepat oral habit yang

dapat mengganggu perkembangan normal gigi dan rahang, menghilangkan atau menahan gigi desidui dan gigi

supernumerary yang dapat menghalangi erupsi gigi permanen dan

pemeliharaan ruang yang terbentuk karena adanya premature loss gigi desidui untuk membuat gigi permanennya erupsi dengan baik.

INTERCEPTIVE ORTHODONTICS Intercenteptive orthodontics dilakukan ketika situasi

abnormal atau maloklusi telah terjadi. Beberapa prosedur intercenteptive orthodontics dilakukan selama manifestasi awal maloklusi untuk mengurangi keparahan maloklusi dan terkadang untuk menghilangkan penyebabnya.

Intercenteptive orthodontics oleh AAO didefinisikan sebagai “tahapan dari ilmu dan seni ortodonti yang digunakan untuk mengenali dan menghilangkan kemungkinan malposisi dan ketidakteraturan pada perkembangan dentofacial complex.

CON’T...Prosedurnya meliputi : serial extraction, pengkoreksian thdp anterior crossbite yang berkembang, control terhadap oral habit yang abnormal, pencabutan gigi supernumerary dan ankilosis dan

penghilangan tulang atau jaringan yang menghalangi gigi erupsi.

Preventive orthodontics dilakukan sebelum terlihat adanya maloklusi, sedangkan tujuan intercenteptive orthodontics adalah menahan maloklusi yang telah berkembang atau sedang berkembang, juga untuk mengembalikan oklusi normal.

CORRECTIVE ORTHODONTICS Corrective orthodontics juga dilakukan setelah manifestasi

maloklusi. Meliputi beberapa prosedur teknikal untuk mengurangi atau

memperbaiki maloklusi dan untuk menghilangkan sambungan maloklusi yang mungkin terjadi.

Prosedur bedah corrective dapat membutuhkan removable atau fixed mechanotherapy, alat fungsional atau orthopedic, atau dalam beberapa kasus orthognatic/pendekatan bedah.

KALSIFIKASI MALOKLUSI klasifikasi Angle:

a) kelas I terdpt relasi lengkung anteroposterior yg normal dilihat dari relasi M1 permanen (netroklusi). Kelainan yg menyertai dpt berupa : gigi berdesakan, gigi terbuka, protursi, dll

KLASIFIKASI ANGLEb) Kelas II

lengkun RB paling tidak setengah tonjol lebih ke distal dari pada lengkun atas dilihat dari relasi M1 permanen (distoklusi).o Kelas II Angle Divisi I

insisivi atas protursi sehingga di dptkan jarak gigit besar dan kuyrva spee positifo kelas II Angle Divisi I

I1 atas retroklinasi, I2 atas proklinasi, tumpang gigit besar (gigitan dalam). Jarak gigit bisa normal/ sedikit bertmbah

KLASIFIKASI ANGLEc) Kelas III

lengkun bawah paling tidak setengah tonjol lebih mesial tehadap lengkung atas dilihat pada relasi M1 pertama permanen (mesioklusi) dan terdapat gigitan silang anterior

ETIOLOGI MALOKLUSI

A. Herediter (keturunan)

B. Lingkungan

A. HEREDITER (KETURUNAN)

Sudah lama diketahui bahwa faktor heriditer sebagai

penyebab maloklusi. Kerusakan genetik mungkin akan

tampak setelah lahir atau mungkin baru tampak beberapa

tahun setelah lahir.

B. LINGKUNGAN

Ada beberapa pengaruh lingkungan yang dapat menyebabkan kelainan pada pertumbuhan

dan perkembangan kraniofasial :

1. TRAUMA

a. Trauma prenatal

Hipoplasia mandibula dapat disebabkan oleh tekanan intrauterin atau trauma selama

kelahiran.

“Vogelgesicht” pertumbuhan mandibula terhambat berhubungan dengan ankilosis

persendian temporomandibularis, mungkin disebabkan karena cacat perkembangan oleh

trauma.

Asimetri. Lutut atau kaki dapat menekan muka sehingga menyebabkan asimetri

pertumbuhan muka dan menghambat pertumbuhan mandibula.

b. Trauma postnatal

Fraktur rahang atau gigi

Trauma pada persendian temporomandibularis menyebabkan

fungsi dan pertumbuhan yang tidak seimbang sehingga terjadi

asimetri dan disfungsi persendian.

2. AGEN FISIK

a. Ekstraksi prematur gigi susu

Bila gigi susu hilang sebelum gigi permanen pengganti mulai

erupsi (mahkota terbentuk sempurna dan akar mulai terbentuk),

tulang akan terbentuk diatas gigi permanen, menyebabkan

erupsi terlambat, terlambatnya erupsi akan menyebabkan gigi

yang lain bergeser ke arah ruang yang kosong.

b. Jenis makanan

Pada masyarakat modern, diet berubah menjadi lunak

dan kurang berserat, menyebabkan beberapa maloklusi

dan kariogenik.

3. KEBIASAAN BURUK

a. Mengisap jempol dan mengisap jari

Arah dan kekuatan pada gigi-gigi selama mengisap jempol

menyebabkan incisivus atas tertekan ke labial, incisivus

bawah tertekan ke lingual, otot-otot pipi menekan lengkung

gigi didaerah lateral ke arah lingual.

b.Menjulurkan lidah

Ada 2 tipe :

1. Simple tongue thrust swallow

Biasanya berhubungan dengan kebiasaan mengisap jari.

2. Complex tongue thrust swallow

Diastemata dan open bite anterior merupakan akibat dari

kebiasaan menjulurkan lidah.

c. Mengisap dan menggigit bibir

Bila dilakukan dengan bibir bawah maka maloklusi yang

ditimbulkan adalah labioversi gigi depan atas, open bite,

lunguoversi gigi depan rahang bawah.

d. Mengigit kuku

Menyebabkan malposisi gigi.

4.PENYAKIT

a. Penyakit sistemik

Contoh penyakit yang dapat menimbulkan maloklusi

• Rachitis

Kekurangan vitamin D, pengapuran tulang berkurang

sehingga terjadi deformasi tulang. Pada rahang ditandai dengan

tepi prosesus alveolaris abnormal dan pembentukan email gigi

terganggu.

5. MALNUTRISI

Selama anak dalam kandungan, ibu harus memperoleh cukup

kalsium, fosfor vit A, C, D untuk menjamin kebutuhan foetus

akan zat-zat tersebut. Zat-zat ini dengan pengawasan fungsi

hormon yang seimbang merupakan faktor yang penting bagi

pertumbuhan tulang.

TUJUAN PERAWATAN ORTHODONTIK Mencegah terjadinya bentuk muka yang abnormal, yang

disebabkan oleh kelainan rahang dan gigi Mempertinggi fungsi pengunyahan Mempertinggi daya tahan gigi terhadap karies Menghindarkan perusakan gigi terhadap penyakit periodontal Mencegah perawatan ortodontik yang berat pada usia yang

lebih lanjut.

Mencegah dan menghilangkan cara pernafasan abormal dan segi perkembangan gigi-geligi

Memperbaiki cara bicara yang salah Menghilangkan kebiasaan jelek Mengoreksi sendi rahang yang abnormal Menimbulkan rasa percaya diri yang besar.

RENCANA PERAWATAN SEBELUM MELAKUKAN TINDAKAN ORTHODONTIK

Langkah pertama dalam merencanakan perawatan ortodontik adalah memisahkan problem patologi dari problem ortodontik (perkembangan), maka proses rencana perawatan dapat diatur sebagai berikut.

Problem ortodontik dijadikan prioritas. Catat kemungkinan perawatan dengan lengkap. Evaluasi kemungkinan solusinya, pertimbangkan faktor-faktor

yang berpengaruh. Jelaskan konsep rencana perawatan dengan pasien dan

keluarganya. Buat rencana perawatan secara detail dan tahap-tahapnya.

AKIBAT DARI KEBIASAAN BURUK ANAK

MACAM KEBIASAAN BURUK PADA ANAK Mengisap ibu jari atau jari tangan (thumb or finger sucking) Mengisap bibir atau menggigit bibir (lip sucking or lip biting) Mengisap botol susu (bottle sucking) Menjulurkan lidah (tongue thrusting) Bernafas melalui mulut (mouth breathing) Bruksisme (bruxism)

AKIBAT MENGISAP IBU JARI (THUMB OR FINGER SUCKING)

Kebiasaan mengisap jari atau benda-benda lain dalam waktu yang berkepanjangan dapat menyebabkan maloklusi.

Gambar 1. Kebiasaan er sucking.

Gambar 2. Kebiasaan mengisap ibu jari menyebabkan openbite anterior

AKIBAT LIP SUCKING/LIP BITING Kebiasaan mengisap atau menggigit

bibir bawah akan mengakibatkan hipertonicity otot-otot mentalis

Gambar 3. Kebiasaan lip sucking/lip biting

 AKIBAT TONGUE THRUSTING

Kebiasaan menjulurkan lidah ke depan, memungkinkan terjadinya ketidakseimbangan otot-otot di sekitar lengkung gigi dan otot-otot mulut, sehingga dapat mempengaruhi posisi gigi.

Gambar 4. Kebiasaan tongue thrust

AKIBAT BERNAPAS MELALUI MULUT (MOUTH BREATHING)

Kebiasaan bernafas melalui mulut dapat menyebabkan udara yang masuk kemulut menjadikan vasokonstriksi (pengecilan pembuluh darah) dari pembuluh kapiler di oral mukosa sehingga memudahkan terkenanya infeksi dan dapat menyebabkan gingivitis (peradangan gusi).

Gambar 5. Akibat mouth breathingt

AKIBAT BRUKSISME (BRUXISM) Bruxism dapat menyebabkan

aus permukaan gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah, baik itu gigi susu maupun gigi permanen. Lapisan email yang melindungi permukaan atas gigi hilang, sehingga dapat timbul rasa ngilu pada gigi-gigi tersebut

Gambar 6. Akibat bruxism

ANALISIS UMUM DAN ANALISIS LOKAL PADA PERAWATAN ORTHODONTIK

ANALISIS UMUM Biasanya pada bagian awal suatu status pasien tercantum

nama, kelamin, umur, dan alamat pasien. Keluhan utama pasien biasanya tentang keadaan susunan

giginya, yang dirasakan kurang baik sehingga mengganggu estetik dentofasial dan memengapruhi status sosial serta fungsi pengunyahannya.

ANALISIS KHUSUS Luar mulut / Ekstra Oral :

a. Bentuk muka : simetris / asimetrisb.Tipe muka : Menurut Martin (Graber 1972) dikenal 3 tipe muka yaitu :

- Brahisepali : lebar, persegi- Mesosepali : lonjong / oval- Oligisepali : panjang / sempit

Dalam mulut /Intra oral :a.Kebersihan mulut (oral hygiene / OH) : baik / cukup /

jelek.b.Keadaan lidah : normal / macroglossia /

microglossia.c.Palatum : normal / tinggi / rendah serta normal / lebar /

sempit.d.Gingiva : Normal / hypertophy / hypotropye.Frenulum labii superior : normal / tinggi / rendah ,

tebal / tipis

f. Frenulum labii inferior : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis.

g. Frenulum lingualis : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis.

h. Tonsila palatina : normal / inflamasi / hypertrophy.i. Tonsila lingualis : normal / inflamasi / hypertrophy.j. Tonsila pharengea : normal / inflamasi /

hypertrophy.k. Bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang

bawah : Parabola / Setengah elips / Trapeziod / U-form / V-form / Setengah lingkaran (Graber, 1972).

ANALISIS MODEL

Rekam ortodontik yang paling sering digunakan untuk menganalisis suatu kasus dan memberikan banyak informasi,pembuatannya relatif mudah dan murah.

BENTUK LENGKUNG GIGI Diamati dari oklusal,bentuk yang normal adalah bentuk

parabola Bentuk lengkung geligi ini berhubungan dengan bentuk

kepala

DISKREPANSI MODEL

Adalah selisih antara tempat yang tersedia (Available space) dengan tempat yang dibutuhkan (required space)

Available space :Tempat disebelah mesial M1 kiri sampe mesial M1 kanan yang akan ditempati gigi-gigi parmanen (P2kiri-P2kanan).

required space: Jumlah lebar mesiodistal gigi-gigi parmanen disebelah mesial M1 kiri – M1 kanan (P2 kiri-P2 kanan).

TUJUAN PENGUKURAN untuk menentukan adanya kekurangan atau kelebihan

tempat dari gigi geligi berdasarkan model studi yang akhirnya untuk menentukan macam perawatan yang dilakukan pada maloklusi yang ada.

KURVE SPEE

Adalah kurva dengan pusat pada titik di tulang lakrimal dengan radius pada orang dewasa 65-70 mm. Kurva ini berkontak di 4 lokasi, yaitu permukaan anterior kondili,daerah kontak distoklusal molar ketiga, daerah kontak mesioklusal molar pertama,dan tepi insisal.

DIASTEMA

Ruang antara dua gigi yang berdekatan, gingiva diantara gigi-gigi kelihatan. Adanya diastema pada fase geligi pergantian masih merupakan keadaan normal, tetapi adanya diastema pada fase geligi permanen perlu diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui apakah keaadaan tersebut suatu keadaan yang tidak normal.

GIGI-GIGI YANG TERLETAK SALAH

dengan diketahuinya kelainan letak gigi secara individu dapat direncanakan perawatan untuk meletakkan gigi-gigi tersebut pada letaknya yang benar.

PENYEBUTAN LETAK GIGI YANG DIGUNAKAN DIANTARANYA ADALAH SBB :

Versi Infra oklusi Supra oklusi Rotasi Transposisi Eksostema :

KELAINAN LETAK GIGI DAPAT JUGA MERUPAKAN KELAINAN SEKELOMPOK GIGI :

Protrusi Retrusi Berdesakan Diastema

Keterangan : A. gigi berdesakan, B. protrusi, C. retrusi

Keterangan : Diastema Multiple

PERGESERAN GARIS MEDIAN

Pada palatum terdapat beberapa struktur anatomi yang penting untuk menentukan garis median di palatum.

RELASI GIGI POSTERIOR

Relasi gigi adalah hubungan gigi atas dan bawah dalam keadaan oklusi. Gigi yang diperiksa adalah molar pertama permanen,dan kaninus pertama permanen.Pemeriksaan dalam jurusan sagital, transversal, dan vertical.

JURUSAN SAGITAL

Kemungkinan relasi molar yang dapat terjadi adalah : Neutroklusi Distoklusi Mesioklusi Gigitan tonjol Tidak ada relasi

Keterangan : Relasi molar pertama permanen jurusan sagital, A. neutroklusi,B. distoklusi, C. mesioklusi, D. gigitan tonjol

RELASI JURUSAN TRANSVERSAL

Pada keadaan normal relasi transversal gigi posterior adalah gigitan fisura luar rahang atas, oleh karena rahang atas lebih lebar daripada rahang bawah.Perubahan yang dapat terjadi adalah : gigitan tonjol, gigitan fisura dalam atas, dan gigitan fisura luar atas.

Keterangan : A. gigitan fisura luar rahang atas, B. gigitan silang total luar rahang atas, C. gigitan fisura dalam rahang atas, D. gigitan silang total dalam rahang atas

RELASI DALAM JURUSAN VERTICAL

Kelainan dalan jurusan vertical dapat berupa gigitan terbuka yang berarti tidak adakontak antara gigi atas dan bawah pada saat oklusi.

RELASI GIGI ANTERIOR RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH

Relasi gigi anterior diperiksa dalam jurusan sagital dan vertical. Relasi yang normal dalam jurusan sagital adalah adanya jarak jarak gigit / overjet. Pada keadaan normal gigi insisivi akan berkontak, insisivi atas di depan insisivi bawah dengan jarak selebar ketebalan tepi insisal insisivi atas, kurang lebih 2-3 mm dianggap normal. Bila insisivi bawah lebih anterior daripada atas disebut jarak gigit terbalik atau gigitan silang anterior atau gigitan terbalik.

Keterangan : Jarak gigit dan tumpang gigit normal

Keterangan : A. Gigitan terbalik B. Edge to edge

Keterangan :A. Gigitan dalamB. Edge to edgeC. Gigitan terbuka

ANALISIS FUNGSIONAL

PATH OF CLOSURE

Adalah arah gerakan mandibula dari posisi istirahat ke oklusi sentrik. Idealnya path of closure dari posisi istirahat ke posisi oklusi maksimum berupa gerakan engsel sederhana melewati freeway space yang besarnya 2-3 mm, arahnya ke atas dan kedepan.

freeway space= interocclusal clearance adalah jarak antaroklusal pada saat mandibula dalam posisi istirahat.

Ada 2 macam perkecualian path of closure yang bisa dilihat adalah deviasi mandibula dan displacement mandibula.

Path of closure yang berawal dari posisi kebiasaan mandibula akan tetapi gigi mencapai oklusi maksimum mandibula dalam posisi relasi sentrik. Ini disebut deviasi mandibula.

Path of closure yang berawal dari posisi istirahat, akan tetapi oleh karena adanya halangan oklusal maka didapatkan displacement mandibula

DEVIASI MANDIBULA

Keadaaan berhubungan dengan posisi kebiasaan mandibula. Bila mandibula dalam posisi kebiasaan, maka jarak antaroklusal akan bertambah sedangkan kondil letaknya lebih maju di dalam fosa glenoidales.

DISPLACEMENT MANDIBULADisplacement mandibula dapat terjadi dalam jurusan sagital dan transversal. Kontak prematur dapat menyebabkan displacement mandibula untuk mendapatkan hub.antar tonjol gigi yang maksimum.

FREEWAY SPACE (INTEROCCLUSAL CLEARANCE)

Adalah jarak antara oklusal pada saat mandibula dalam posisi istirahat. Nilai normal freeway space adalah 2-3 mm.

CARA PEMERIKSAAN : Pasien didudukkan dalam posisi istirahat (rest position), kemudian

ditarik garis yang yang menghubungkan antara titik di ujung hidung dan ujung dagu(paling anterior) dan dihitung berapa jaraknya.

Pasien dalam keadaan oklusisentris,kemudian ditarik garis yang menghubungkan antara titik di ujung hidung dan ujung dagu (paling anterior)dan dihitung berapa jaraknya.

Nilai FWS, jarak pada saat posisi istirahat dikurangi jarak pada saat oklusisentris.Nilai normal menurut Houston = 2-3 mm.

TEMPORO MANDIBULAR (TMJ)

Adalah gerakan mandibula saat membuka dan menutup mulut. Lebar pembukaan maksimal pada keadaan normal dari TMJ antara 35-40 mm, 7 mm gerakan ke lateral,dan 6 mm ke depan.

ANALISIS FOTO RONTGEN

ANALISIS FOTO MUKA (ANALISIS FOTOGRAFI)

Analisis terhadap muka dan profil pasien dapat dilakukan langsung pada pasien dalam pemeriksaan klinis. Tetapi untuk tujuan dokumentasi mengenai keadaan wajah pasien diperlukan juga foto wajah perlu disertakan pada laporan status pasien.

Analisis foto muka pasien dilakukan untuk mendiagnosis adanya abnormalitas mengenai bentuk profil dan tipe muka pasien:

Tipe profil : cembung, lurus, cekung. Bentuk muka: Brahifasial, Mesofasial, Oligofasial. Bentuk kepala: Brahisefali, Mesosefali, Oligosefali

ANALISIS FOTO RONTGEN Analisis Foto Rontgen diperlukan apabila dibutuhkan diagnosis

tentang keadaan jaringan dentoskeletal pasien yang tidak dapat diamati langsung secara klinis, seperti:Foto periapikal : Untuk menentukan gigi yang tida ada, apakah karena telah dicabut, impaksi atau agenese. Untuk menentukan posisi gigi yang belum erupsi terhadap permukaan rongga mulut berguna untuk menetapkan waktu erupsi, untuk membandingkan ruang yang ada dengan lebar mesiodistal gigi permanen yang belum erupsi.

Panoramik : Untuk menentukan keadaan gigi dan jaringan pendukungnya secara keseluruhan dalam satu Ro foto, untuk menentukan urutan erupsi gigi, dan lain-lain.

Bite wing : Untuk menentukan posisi gigi dari proyeksi oklusal.

ANALISIS SEFALOMETRI Analisis sefalometri sekarang semakin dibutuhkan untuk dapat mendiagnosis maloklusi dan keadaan dentofasial secara lebih detil dan lebih teliti tentang:

Pertumbuhan dan perkembangan serta kelainan kraniofasial.

Tipe muka atau fasial baik jaringan keras maupun jaringan lunak

Posisi gigi-gigi terhadap rahangHubungan rahang atas dan rahang bawah terhadap

basis kranium

KENAPA DOKTER MENDIAKNOSA MALOKLUSI KELAS I PADA PASIENNYA?

Dengan mengamati model study => didapat tonjolan mesio bucal gigi molar pertama rahang atas terletak pada celah bucal gigi molar pertama rahang bawah (relasi gigi neutroklusi)

Pada waktu kecil saat gigi goyang tidak mau di cabut akibatnya banyak gigi yg kesundulan => gigi berdesak

ETIOLOGI Faktor keturunan Kebiasaan buruk=> bernafas dg mulut DDM

TERIMA KASIH