Post on 24-Jun-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dewasa ini semakin banyak produsen industri pangan yang berusaha
meningkatkan kekuatan dan daya tarik kemasan untuk membantu mempengaruhi
keputusan konsumennya dalam memilih dan membeli produk. Menurut data dari
assosisasi industri kemasan dan bahan kemasan dunia, disebutkan bahwa sekitar
182.000 produk kemasan baru telah diperkenalkan sepanjang tahun 2006, dan
jumlah tersebut masih terus mengalami kenaikan sampai awal tahun 2009 ini.
Strategi produsen dalam mengantisipasi tantangan, peran dan kekuatan kemasan
dalam meningkatkan minat dan pilihan konsumen sangatlah perlu untuk diketahui
oleh para produsen industri pangan.
Memasuki era perdagangan bebas dan persaingan yang semakin tajam, berbagai
macam produk telah bermunculan dipasaran. Untuk memenangkan persaingan,
berbagai macam kegiatan pemasaran telah dilakukan, termasuk di dalamnya
perancangan kemasan. Sampai sekarang masih banyak pengusaha di Indonesia
yang memandang keberadaan kemasan sebagai pengeluaran yang besar bukannya
sebagai investasi jangka panjang. Dalam sebuah kemasan yang paling penting
adalah identitas kemasan itu sendiri. Identitas kemasan yang baik adalah kemasan
yang dapat mengangkat atau menterjemahkan nilai-nilai yang ada dalam produk
tersebut dan dapat menyampaikan kekuatan emosionalnya, yaitu dimana kemasan
berperan dalam mendorong minat konsumen untuk membeli produk atas dasar
pertimbangan daya tarik kemasannya.
Seperti halnya PT. SERENA INDOPANGAN, perusahaan makanan ringan yang
sedang berkembang saat ini ingin mengenalkan produk perusahaan keluar negeri.
Sebagai perusahaan yang berdiri dan berkembang serta bahan baku untuk
produknya berasal dari Indonesia, maka pada kemasan produk yang di ekspor
tertera nama negara tempat produksinya sebagai identitas. Untuk menjadi
kemasan yang mempunyai nilai emosional, identitas yang ada tidak cukup,
diperlukan desain kemasan yang mampu mewakili identitas yang ada.
B. Identifikasi masalah
C. Batasan Masalah
Dalam hal ini perancangan hanya dibatasi pada desain tampilan kemasan produk
ekspor PT. SERENA INDOPANGAN. Dan dalam perancangannya tidak
mengubah identitas yang ada namun membuat desain tampilan kemasan baru
yang mampu mewakili identitas yang ada sebagai citra Indonesia
D. Perumusan Masalah
Walaupun dunia desain periklanan telah berkembang pesat dewasa ini, tetapi
perkembangan ini belum diikuti oleh perkembangan desain kemasan. Saat ini PT.
SERENA INDOPANGAN dihadapkan oleh problem mendesain tampilan
kemasan yang mempunyai nilai emosional dan mampu mewakili identitas yang
ada yaitu sebagai citra Indonesia.
Keberhasilan pemasaran suatu barang, tidak hanya ditentukan oleh mutu
barang serta usaha promosi yang dilakukan, tetapi juga dalam upaya yang sama
oleh mutu dan penampilan kemasan itu sendiri. Berkaitan dengan gambar grafik
dan struktur desain dari sebuah kemasan, harus dapat langsung mencirikan dan
membedakan suatu produk atau merek dari yang lain serta mampu memberikan
kepuasan dan kenyamanan bagi konsumennya. Membuat suatu kemasan yang
baik tidak saja harus menarik untuk dipandang, mudah digunakan dan memberi
kenyamanan bagi konsumennya, tetapi juga harus mudah dan murah untuk
diproduksi, dapat diproduksi ulang dengan jumlah yang besar, sehingga akan
memberikan keuntungan dan efisiensi produksi bagi produsen. Alhasil, desain
kemasan yang baik harus dapat memenuhi keinginan dan kemampuan produsen
serta didesain sesuai dengan parameter teknologi yang tersedia.
Mendesain tampilan kemasan yang dapat membawa citra Indonesia sekaligus
mempunyai nilai emosional, juga salah satu problema yang dihadapi pada proyek
ini.
E. Tujuan
penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengkaji tentang ornamen batik
sebagai citra Indonesia pada tampilan kemasan produk ekspor pada PT. SERENA
INDOPANGAN. Tujuan penelitian secara khusus adalah:
1. Mengetahui peranan dan fungsi desain tampilan kemasan produk ekspor
dalam menampilkan citra Indonesia yang disajikan dengan visual yang
menarik.
2. Mengetahui lebih lanjut mengenai peranan desain tampilan kemasan dalam
meningkatkan daya tarik masyarakat.
3. Membuat suatu rekomendasi tentang hasil desain tampilan kemasan yang
dapat digunakan sebagai salah satu alat dalam menampilkan citra Indonesia
pada produk PT. SERENA INDOPANGAN
F. Kegunaan
1. Bagi peneliti kegunaan dari penelitian memberikan pengetahuan dalam hal
bagaimana mendesain tampilan kemasan yang baik dengan visual yang
menarik
2. Bagi mahasiswa dan masyarkat yaitu mengetahui informasi tentang desain
kemasan yang baik yang dikemas dengan tampilan yang menarik juga menjadi
media apresiasi dalam mempelajari media promosi.
3. Bagi PT. SERENA INDOPANGAN menjadi media apresiasi dalam
mendesain tampilan kemasan produk ekspor yang mampu menampilkan citra
Indonesia dan dari segi visualnya memberikan nilai emosional bagi konsumen.
G. Sistematika Penulisan
Pada BAB I menguraikan tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang.
Identifikasi masalah, lalu dibatasi oleh Pembatasan masalah. Setelah dibatasi
dibuat Perumusan masalah, untuk mencari Tujuan penelitian, yang nantinya tahu
Kegunaan penelitian,
Pada BAB II menguraikan tentang landasan teori dan kerangka berpikir yang
terdiri dari landasan teori yang di dukung dengan Hasil penelitian yang relevan,
dan membuat kerangka berpikir.
Pada BAB III menguraikan tentang waktu dan tempat penelitian, dengan
menggunakan Metode penelitian dan Metode pengumpulan data, yang dibantu
menggunakan Instrumen penelitian. Dan teknik analisa data.
Pada BAB IV menguraikan tentang Tinjauan dan Analisa Data yang dikumpulkan
dari literatur dan observasi langsung
Pada BAB V merupakan Penutup yang memaparkan hasil kesimpulan dari
analisis data yang telah dilaksanakan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Landasan Teori
1. Tinjauan Komunikasi
a. Definisi
Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau
informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). Istilah komunikasi berasal
dari bahasa latin yaitu Communicare atau Communis yang artinya sama atau
menjadikan milik bersama. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau
diekspresikan. Jenis pesan terbagi dua
pesan verbal.
non verbal
b. Tujuan Komunikasi
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara
spesifik sebagai berikut:
Mempelajari atau mengajarkan sesuatu.
Mempengaruhi perilaku seseorang.
Mengungkapkan perasaan.
Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain.
Berhubungan dengan orang lain.
Menyelesaian sebuah masalah.
Mencapai sebuah tujuan.
Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik.
Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.
c. Proses Komunikasi
komunikasi merupakan suatu proses yang bila digambarkan dalam bagan sebagai
berikut:
Balikan
Pengirim Pesan Penerima pesan
Simbol/Isyarat Media Mengartikan
(saluran) Kode/Pesan
Diagram 1 : Proses Komunikasi
Pengirim Pesan
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai informasi atau ide untuk
disampaikan kepada seseorang.
Penerima Pesan
Penerima pesan adalah orang yang dituju oleh si pengirim pesan untuk
menyampaikan pesan dengan harapan dapat dipahami oleh si penerima pesan
Simbol/isyarat
Simbol atau isyarat adalah suatu kode pesan yang bisa dipahami oleh si penerima
pesan tanpa kata-kata. Biasanya bertujuan untuk membujuk, mengajak, atau
menunjukkan arah tertentu.
Media Penghubung
Alat yang digunakan untuk penyampaian pesan
Mengartikan kode/isyarat
Tahap dimana pesan yang sudah disampaikan dapat diolah dan dimengerti oleh si
penerima pesan untuk mendapatkan respon balik
Balikan (feedback)
Adalah pesan yang disampaikan oleh si penerima pesan setelah melalui tahapan
mengartikan pesan dan didapatkannya respon atau tanggapan tentang pesan dari si
pengirim pesan
2. Jenis Komunikasi
Jenis komunikasi terdiri dari:
1. Komunikasi Verbal
Adalah penyampaian pesan secara langsung dengan menggunakan bahasa
dan intonasi suara
2. Komunikasi non verbal
Adalah penyampaian pesan tanpa menggunakan kata-kata atau bahasa dan
juga tidak menggunakan intonasi suara, tapi menggunakan symbol-simbol
atau bahasa isyarat.
3. Bentuk-bentuk Komunikasi
a. Berdasarkan Individual
Komunikasi langsung
Komunikasi diantara dua orang yang penyampaian pesannya secara langsung
tanpa melalui media atau perantara antara
Komunikasi tidak langsung
Komunikasi dengan penyampaian pesannya secara tidak langsung, dan
biasanya dapat berupa symbol atau icon
b. Berdasarkan besarnya sasaran.
Komunikasi massa
Komunikasi yang terjadi diantara banyak orang dimana biasanya satu orang
sebagai si pengirim pesan, dan banyak orang sebagai penerima pesan
Komunikasi kelompok
Komunikasi yang terjadi di kelompok kecil dan bisa terjadi komunikasi timbal
balik
Komunikasi perorangan
Komunikasi langsung yang terjadi antara dua orang, dan bisa melelui
perantara atau media
a. Berdasarkan arah pesan
Komunikasi satu arah
Komunikasi yang berlangsung tanpa ada timbal balik
komunikasi timbal balik
Komunikasi yang berlangsung dengan disertai timbal balik diantara pengirim
dan penerima pesan
2. Tinjauan Desain
a. Definisi Desain
Pengertian desain di Indonesia sangat bermacam-macam. Ada yang
beragumentasi bahwa ‘anggitan’ yang menurut kamus Purwadarminta :
menyusun, mengubah dan mengarang adalah sama dengan kata desai. Bahkan
dikalangan perguruan tinggi masih sering dikacaukan antara tata dan desain.
Dalam pengertian awam kata desain seringkali identik dengan mode, motif contoh
dan pola.
Banyak para ahli yang berbeda dalam mendefinisikan kata “desain”. Seorang
Insinyur seperti Alexander (1963) menekankan pada “pencarian komponen fisik
yang paling tepat ”; Bruce Archer mantan guru besar padaRoyal Academy of Art
di London merumuskan sebagai “mempertautkan situasi dengan produk untuk
meraih kepuasan”; Sedangkan pandangan yang lebih melihat ke depan
dikemukakan oleh J.K. Page yaitu “lompatan yang penuh imajinasi dari
kenyataan kini ke kemungkinan-kemungkinan masa yang akan datang ““(KRIS
BUDIMAN. Kosa Semiotika. Yogyakarta, 1999).
Berikut adalah bagan perkembangan kegiatan desain dan pembagian disiplin
keilmuannya di Indonesia.
Seni Lukis
Seni Keramik
Seni Seni Patung
Seni Grafis
Seni Karya
Seni Rupa
Desain Interior
(Interior Architecture)
Desain Produk
Desain (Industrial Design)
Desain Tekstil
Desain Grafis
(Visual Comunication)
(Agus Sachari, PARADIGMA DESAIN INDONESIA, 1986)
Dari apa yang telah diuraikan menurut para ahli saya mengambil kesimpulan
bahwa desain bisa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur dan berbagai
pencapaian kreatif lainnya. Dalam sebuah kalimat, kata desain bisa digunakan
baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja “desain” memiliki
arti proses untuk membuat atau menciptakan obyek baru. Sebagai kata benda,
“desain” digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu
berwujud sebuah rencana, proposal, atau bentuk nyata.
Proses desain pada umumnya memperhitungkan aspek fungsi, estetik dan
berbagai macam aspek lainnya, yang biasanya datanya didapat dari hasil riset,
pemikiran, maupun dari desain yang sudah ada sebelumnya.
Dengan demikian proses desain adalah sebuah proses kreasi untuk mewujudkan
obyek baru dengan tanpa menghilangkan fungsi serta elemen estetis dalam proses
penciptaanya.
b. Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi Visual adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang
merencanakan atau merancang bentuk atau sesuatu dengan melalui proses kreatif
yang berhubungan dengan indera penglihatan atau rupa.
c. Kemasan.
Kemasan adalah pelindung dari suatu barang, baik barang biasa mau pun barang-
barang hasil produksi industri. Dalam dunia industri kemasan merupakan
pemenuhan suatu kebutuhan akibat adanya hubungan antara penghasil barang
dengan masyarakat pembeli. Untuk keperluan ini kemasan harus dapat
menyandang beberapa fungsi yang harus dimilikinya seperti:
- tempat atau wadah dalam bentuk tertentu dan dapat melindungi barang dari
kemungkinan rusak, sejak keluar dari pabrik sampai ke tangan pembeli,
bahkan masih dapat digunakan sebagai wadah setelah isi barang habis
terpakai, (dalam hal ini wadah tersebut masih menyandang fungsi iklannya).
- mutu kemasan dapat menumbuhkan kepercayaan dan pelengkap citra diri
dan mempengaruhi calon pembeli untuk menjatuhkan pilihan terhadap
barang yang dikemasnya.
- kemasan mempunyai kemudahan dalam pemakaiannya (buka, tutup, pegang,
bawa) tanpa mengurangi mutu ketahanannya dalam melindungi barang.
- rupa luar kemasan harus sesegera mungkin menimbulkan kesan yang benar
tentang jenis isi barang yang dikemas.
- perencanaan yang baik dalam hal ukuran dan bentuk, sehingga efisien dan
tidak sulit dalam hal pengepakan, pengiriman serta penempatan, demikian
pula penyusunan dalam lemari pajang.
- melalui bentuk dan tata rupa yang dimilikinya kemasan berfungsi sebagai
alat pemasar untuk mempertinggi daya jual barang. Dalam fungsi ini desain
bentuk-kemasan harus mendapat dukungan penuh dari unsur desain-
grafisnya, sehingga bentuk kemasan selain menarik harus dapat
menyampaikan keterangan dan pesan-pesannya sendiri.
d. Unsur-unsur Desain
1. Garis
Garis adalah kumpulan titik atau point yang saling berhubungan sehingga
membentuk sebuah gambar garis, bisa berupa garis lurus atau garis lengkung.
2. Bentuk
Bentuk adalah proses terjadinya bermula dari titik hingga menjadi bentuk atau
gempal. Bentuk adalah apa yang dapat diperikan secara lengkap, sederhana, dan
koheren. “(KRIS BUDIMAN. Kosa Semiotika. Yogyakarta, 1999). Bentuk adalah
segala hal yang memiliki diameter tinggi dan lebar. Bentuk dasar yang dikenal
orang adalah kotak (rectangle), lingkaran (circle), dan
segitiga (triangle). Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan
menjadi tiga, yaitu:
a) Huruf (Character) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat
digunakan untuk membentuk tulisan sebagai wakil dari bahasa verbal dengan
bentuk visual langsung, seperti A, B, C, dsb.
b) Simbol (Symbol) : yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang mewakili
bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai
simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata,
misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol),
bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).
c) 3). Bentuk Nyata (Form) :bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik
dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detil, hewan atau benda
lainnya.
3. Ruang
Ruang terbagi menjadi dua yaitu :
Ruang nyata Dua dimensi, terdiri atas panjang dan lebar
Tiga dimensi, terdiri atas panjang, lebar, dan tinggi
Ruang maya terdiri atas :
- Ukuran dan posisi
- Overlaping (tumpang tindih)
- Detail (dengan warna)
- Arah
- Jarak
4. Warna
Pada abad ke-15, sebelum para ilmuwan memperkenalkan warna, Leonardo da
Vinci menemukan warna utama yang fundamental, yang kadang-kadang disebut
warna utama psikologis, yaitu merah, kuning, biru, hitam dan putih. Pengenalan
bentuk merupakan proses perkembangan intelektual sedangkan warna merupakan
proses intuisi. Eksperimen menunjukkan bahwa objek atau benda-benda yang
berwarna akan selalu menjadi pilihan. Marial L. David dalam bukunya Visual
Design in Dress, menggolongkan warna menjadi dua, warna ekternal dan internal.
Warna ekternal adalah warna yang bersifat fisika dan faali, sedangkan warna
internal adalah warna sebagai persepsi manusia, cara manusia melihat warna
kemudian mengolahnya di otak dan cara mengekspresikannya (Prawira Darma
Sulasmi. Teori Warna dan Kreatifitas Penggunanya).
beberapa penjelasan tentang warna :
a) Merah
Dari semua warna yang ada merah memiliki kroma yang palin kuat dan
memiliki daya atraksi tertinggi. Merah adalah positif, agresif dan menarik.
Selain itu merah adalah warna yang paling populer terutama bagi wanita
b) Biru
Warna biru memiliki karakter dingin, segar, pasif, dan terang.
c) Hijau
Warna hijau memiliki bebarapa kesamaan dengan warna biru. Dibandingkan
dengan warna-warna lain, warna hijau lebih netral dalam pengaruh emosi,
cenderung lebih pasif. Oleh karena itu, warna hijau dianggap sebagai warna
yang palin penuh ketenagan dibandingkan dengan warna-warna lain.
d) Kuning
Warna kuning merupakan warna yang paling terang dan bercahaya dari
semua warna yang ada. Warna kuning dengan tone yang lebih gelap kurang
populer dibandingkan dengan warna-warna yang lain.
e) Ungu
Memberi kesan kaya, impresif, megah, mulia, dan angkuh.
f) Putih
Memberi kesan positif, penuh stimulasi, dan bersih. Juga bercahaya, segar,
ringan, gembira, lembut, dan suci.
g) Hitam
Warna hitam memberi kesan khidmat, menaklukkan, tertekan, dan dalam.
h) Kelabu (abu-abu)
Kelabu mengambil campuran dari hitam dan putih. Warna kelabu memiliki
kesan lunak lebih dalam daripada putih. Sebaliknya tidak sedrepesif warna
hitam.
5. Typografi
Typografi merupakan salah satu bidang ilmu. Kata Typografi berasal dari kata
“Type” dan” Grafis”. Typo atau Type yang diartikan dalam bahasa Indonesia
berarti huruf. Sedangkan Grafi berasal dari kata Grafis “merupakan kombinasi
kompleks dari kata-kata, gambar, angka, foto dan sebuah ilustrasi yang
menghasilkan sesuatu yang khusus dan berguna serta mudah diingat”(Jessica
Helfand).
Kesimpulan saya pengertian dari typografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
susunan, bentuk, karakter, sifat, dan makna dari huruf.
Kesimpulannya bahwa dalam penelitian perancangan media promosi tak lepas
dari penggunaan elemen-elemen desain seperti bentuk, warna, dan typografi yang
nantinya dikemas dengan visual yang menarik dan menjadi acuan dalam
pembuatan media promosi untuk Universitas Indraprasta.
3. Tinjauan Psikologi Persepsi
a. Psikologi
Pasikologi (physicology) terdiri dari dua suku kata yaitu ”Physic” dan “ logic”.
Physic berarti tubuh atau jiwa seseorang dan logic berarti akal dan pikiran. Jadi
psikologi adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan seseorang, bisa
berupa tingkah laku, sifat, dan karakteristik.
b. Persepsi
Adalah proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi atau pesan
yang selanjutnya diproses oleh otak. Dengan kata lain persepsi bisa dikatakan
sebuah proses berpikir manusia dalam memilih, mengelompokkan, serta
memberikan makna pada sesuatu informasi. Sebagai contoh dua orang mahasiswa
desain dihadapkan pada salah satu lukisan pemandangan, mahasiswa A
beranggapan sejuk, sedangkan mahasiswa B beranggapan damai saat melihat
lukisan itu. Itu membuktikan bahwa dengan latar belakang yang sama sebagai
mahasiswa desain mempunyai persepsi yang berbeda.
Begitupun dengan penelitian perancangan media promosi ini dibuat dengan alasan
bahwa persepsi masyarakat tentang letak suatu lembaga pendidikan pasti berbeda.
4. Tinjauan Semiotika
A. Definisi Semiotika
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, berfungsinya tanda dan
maknanya.
Dua pionir semiotika berpendapat berbeda tentang pengertian semiotika. Pertama
dikemukakan pada abad ke-19 oleh filsuf Aliran Pragmatik Amerika, Charles S.
Peirce, merujuk kepada “ doktrin formal tentang tanda-tanda”. Semiotika Pierce
bermula dari interesnya untuk menyelidiki bagaimana manusia berfikir sehingga
ia menyimpulkan bahwa semiotika tak lain adalah sinonim untuk logika(KRIS
BUDIMAN. Kosa Semiotika. Yogyakarta, 1999).
Kedua, tradisi semiotika yang dibangun berdasarkan teori kebahasaan Ferdinand
de Saussure (1857-1913). Saussure menggambarkan bahwa sebuah tanda terdiri
dari penanda dan petanda. Kedua komponen ini tidak terpisahkan, menurut
pendapatnya hubungan diantara penanda dan petanda bersifat “semena-mena”
atau “tanpa alasan” (KRIS BUDIMAN. Kosa Semiotika. Yogyakarta, 1999).
B. Ikon
Pada umumnya ikon biasa dipahami sebagai potret, sesuai dengan asal katanya
dari bahasa yunani, ikon yang berarti ‘citra atau potret’. Secara spesifik ikon
diartikan sebagai tanda yang didasarkan atas “keserupaan” atau “kemiripan
(resemblance) diantara representamen ( sesuatu yang bersifat indrawi ) dan
objeknya, entah objek tersebut eksis atau tidak. Akan tetapi, ikon tidak semata-
mata mencakupcitra-citra realistis seperti pada lukisan atau foto, melainkan juga
ekspresi semacam grafik, skema, peta geografis, persamaan matematis, bahkan
metafora.
Tipe-tipe ikon secara tripartit.
1. Citra atau imagi (image), adalah tanda yang secara langsung bersifat
ikonis.
2. Diagram, adalah ikon yang menampilkan relasi-relasi, jenis ikon ini bisa
berupa skema, grafik, denah bahkan sebuah rumus
3. metafora (metaphor), merupakan suatu meta-tanda yang ikonisitasnya
berdasarkan pada kemiripan atau similaritas diantara objek-objek dari dua
tanda simbolis. (Charles S. Peirce).
C. Simbol
Simbol adalah tanda yang representamennya merajuk kepada objek tertentu tanpa
motivasi, simbol terbentuk melalui kaidah-kaidah tanpa adanya kaitan langsung di
antara representamen dan objeknya, yang oleh Ferdinand de Saussure dikatakan
sebagai sifat tanda yang semena-mena, tidak sesuai dengan objeknya sendiri
(arbitrer).
D. Indeks
Adalah tanda yang mempunyai kaitan fisik diantara representamen dan objeknya
sehingga seolah-olah akan kehilangan karakter yang menjadikannya tanda jika
objeknya dipindahkan atau dihilangkan.
5. Tinjauan Pemasaran.
a. Definisi Pemasaran.
Perkembangan pemikiran pemasaran, disadari atau tidak, sejalan dengan
perkembangan peradaban dan pemikiran masyarakat di berbagai bangsa. Hal ini
dapat terjadi karena pemikiran di bidang pemasaran selalu melekat dalam
kehidupan masyarakat yang selalu berfikir alternatif. Maksudnya adalah dimana
masyarakat selalu dihadapkan pada suatu pilihan dan sumber daya yang terbatas
untuk mampu memaksimumkan kepuasan.
Pemasaran dirasa kurang karena disebabkan adanya 2 alasan, yaitu:
1) Banyak produsen pemasar masih menggunakan konsep produksi massal
sebagai basis kegiatannya.
2) Daya beli masyarakat masih relatif terbatas, sehingga kecenderungan
masyarakat membeli atas dasar pertimbangan harga murah.
b. Segmentasi, Targeting dan Positioning.
1). Segmentasi.
1. Segmen pasar : Sub kelompok orang-orang atau organisasi yang memiliki satu
atau lebih karakteristik yang sama menyebabkan mereka memiliki produk
yang serupa.
2. Segmentasi pasar : proses membagi sebuah pasar ke segmen-segmen atau
kelopok-kelompok yang bermakna, relative sama dan dapat diidentifikasikan.
Tujuan segmentasi pasar adalah membuat para pemasar mampu menyelesaikan
bauran pemasaran untuk memenuhi kebutuhan satu atau lebih segmen pasar
tertentu. Dasar-dasar untuk melakukan segmentasi pasar konsumen adalah :
a) Segmentasi Geografis. Segmentasi pasar menurut wilayah, ukuran pasar,
iklim.
b) Segmentasi Demografis. Variabel yang dapat diukur oleh karakteristik
populasi, termasuk distribusi usia, pola hidup rumah tangga, distribusi
penghasilan, pola populasi etnik, dan statistik populasi regional.
2). Targetting.
Pengertian dari targeting itu sendiri merupakan sebuah sasaran, siap yang dituju.
Dalam menentukan targeting maka dilakukan beberapa survey untuk dapat
mengetahui keadaan pasar nantinya, agar ketika proses pemasaran tidak salah
sasaran.
3). Positioning.
Positioning adalah image atau citra yang terbentuk di benak seorang konsumen
dari sebuah nama perusahaan atau produk.
B. Hasil Penelitian Yang relevan
Sampai saat ini saya belum bisa menemukan hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian yang saya lakukan mengenai perancangan sistem rambu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. SERENA INDOPANGN, waktu penelitian
dilaksanakan pada 15 Februari 2009. penelitian ini dilaksanakan selama kurang
lebih dua minggu.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu
mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang
merupakan pendukung dalam perancangan tampilan kemasan, kemudian
menganalisis faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya sebagai kemasan
yang menampilkan citra Indonesia dan dapat menjadi nilai emosional bagi
masyarakat dari segi visual juga menjadi salah satu identitas dalam tampilan
kemasan ekspor PT. SERENA INDOPANGAN
C. Metode Pengumpulan Data
Sumber dasar dari penelitian ini diperoleh dari :
1. Wawancara
Dalam melakukan pencarian data, penelitian ini menggunakan metode
pengumpulan data secara interview ( wawancara ) agar memperoleh data
secara lengkap, langsung dan akurat dari narasumber yang memang sangat
berkompeten dalam hal ini. Dalam penelitian ini nara sumbernya adalah Staff
dan pegawai PT. SERENA INDOPANGAN.
2. Pengamatan
Dalam penelitian yang berikutnya metode pengumpulan dilakukan melalui
pengamatan dengan cara memperhatikan kondisi lapangan yang menjadi obyek
dari penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri yang
mencari data-data yang relevan tentang tampilan kemasan dengan memperhatikan
kaidah-kaidah yang ada. Serta melakukan interaksi kepada staff dan beberapa
pegawai sebagai sumber data utama di PT. SERENA INDOPANGAN dan
didukung dengan peralatan elektronik seperti kamera digital, tape recorder, dan
note book untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat.
E. Teknik Analisa Data
Berdasarkan pada hasil laporan pertanyaan yang diberikan kepada narasumber PT.
SERENA INDOPANGAN Pada akhirnya data yang didapat menggunakan teknik
analisis kualitatif yang nantinya dapat menunjang studi literatur dan studi
lapangan untuk melihat sebuah kebenaran dari hasil hipotesa yang ada.
Data yang diperoleh melalui observasi langsung dengan wawancara kepada nara
sumber yang terkait yang nantinya dapat menunjang penelitian ini. Untuk
mengetahui efektif atau tidaknya tampilan kemasan yang dijalankan melalui
perbandingan dengan informasi dan tampilan visual yang berbeda.
BAB IVTINJAUAN DAN ANALISA DATA
A. Tinjauan data
1. Profile PT. SERENA INDOPANGAN
PT. SERENA INDOPANGAN berdiri pada tanggal 18 Februari 1993, yang
diresmikan oleh bapak Hartato yang menjabat sebagai menteri perdagangan pada
waktu itu.
B. Analisa Data
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan