New Microsoft Office Word Document

Post on 04-Nov-2015

220 views 0 download

description

AASASA

Transcript of New Microsoft Office Word Document

Setelah Menabung 3 Tahun, Pemulung Itu pun Berqurban 2 Kambing Terbesar

Maman (35) dan Yati (55), pasangan suami-istri pemulung yang turut berqurban. (merdeka.com)dakwatuna.com -Jumat pagi (26/10) jamaah masjid Raya Al Ittihad, Tebet Barat, Jakarta Selatan, sudah berkumpul di masjid untuk melaksanakan shalat Idul Adha. Sebagaimana biasa, sebelum shalat Id dilaksanakan pengurus masjid mengumumkan hasil perolehan hewan qurban yang diterima panitia. Ada sekitar 27 sapi dan kambing yang diterima oleh panitia.Perlu kami umumkan, kambing yang terbesar justru diberikan oleh seorang yang pekerjaannya pemulung. Beliau biasa berkeliling di sekitar Tebet sini, ujar panitia qurban melalui pengeras suara masjid.Setiap hari, beliau pula yang memberi makan kambing tersebut, kata pembawa acara.Hampir seluruh jamaah shalat terkesima mendengar pengumuman itu. Saat memimpin shalat, suara imam pun bergetar seperti menahan tangis. Hebat. Subhanallah, gumam jamaah.Bertekad Menabung 3 Tahun untuk Beli Hewan QurbanPemulung itu menyerahkan kambing beberapa hari lalu. Dia bernama Yati (55 tahun), yang sudah menabung susah payah untuk berqurban. Wanita yang berprofesi sebagai pemulung ini mengaku sempat ditertawakan saat bercerita seputar niatnya untuk berqurban.Pada ketawa, bilang sudah pemulung, sudah tua, nggembel ngapain qurban, cerita Yati, sebagaimana yang diberitakan oleh merdeka.com, Jumat (26/10).Tapi Yati bergeming. Dia tetap meneruskan niatnya untuk membeli hewan kurban. Akhirnya setelah menabung tiga tahun, Yati bisa berqurban tahun ini.Yati dan suaminya Maman (35 tahun) sama-sama berprofesi sebagai pemulung. Pendapatan mereka jika digabung cuma Rp 25 ribu per hari. Kadang untuk menambah penghasilan, Maman ikut menarik sampah di sekitar Tebet. Tapi akhirnya mereka bisa membeli dua ekor kambing. Masing-masing berharga Rp 1 juta dan Rp 2 juta. Dua kambing ini disumbangkan ke masjid.Saya nabung tiga tahun untuk beli dua ekor kambing. Yang besar itu saya beli Rp 2 juta, yang kecil Rp 1 juta, kata Yati di rumahnya.Penghasilan sehari tak tentu. Seringnya dapat Rp 25 ribu. Dihemat untuk hidup dan ditabung buat beli dua kambing itu, kisah Yati.Yati membeli dua kambing itu di Pancoran. Maman yang mengambil dua kambing itu dengan Bajaj dan memberikannya ke panitia kurban di Masjid Al-Ittihad, Tebet, Jakarta Selatan.Man Jadda Wajada

Yati di tempat tinggalnya. (merdeka.com)Pasangan suami istri ini tinggal di gubuk triplek kecil di tempat sampah Tebet, Jakarta Selatan. Tak ada barang berharga di pondok 34 meter itu. Sebuah televisi rongsokan berada di pojok ruangan. Sudah bertahun-tahun TV itu tak menyala.Wanita asal Madura ini bercerita soal mimpinya bisa berkurban. Yati mengaku sudah seumur hidup ingin berkurban. Dia malu setiap tahun harus mengantre meminta daging. Keinginan ini terus menguat, saat Bulan Ramadan. Yati makin giat menabung.Saya ingin sekali saja, seumur hidup memberikan daging kurban. Ada kepuasan, rasanya tebal sekali di dada. Harapan saya semoga ini bukan yang terakhir, jelasnya.Pada bilang: apa tidak sayang, mending uangnya untuk yang lain. Tapi saya pikir sekali seumur hidup masa tidak pernah kurban. Malu cuma nunggu daging qurban, beber Yati.Yati mengaku sudah lama tinggal di pondok itu. Dia tak ingat sudah berapa lama membangun gubuk dari triplek di jalur hijau peninggalan Gubernur Legendaris Ali Sadikin itu.Di sini ya tidak bayar. Mau bayar ke siapa? Ya numpang hidup saja, katanya ramah.Setiap hari Yati mengelilingi kawasan Tebet hingga Bukit Duri. Dia pernah kena asam urat sampai tak bisa jalan. Tapi Yati tetap bekerja, dia tak mau jadi pengemis.Biar ngesot saya harus kerja. Waktu itu katanya saya asam urat karena kelelahan kerja. Maklum sehari biasa jalan jauh. Ada kali sepuluh kilo, akunya.Juanda yang menjaga masjid Al Ittihad terharu saat Yati bercerita mimpi bisa berkurban lalu berusaha keras mengumpulkan uang hingga akhirnya bisa membeli dua ekor kambing.Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil, gumamnya.Kambing Terbesar di Antara Kambing Qurban LainnyaSaya nangis, tidak kuat menahan haru, ujar Juanda (50), salah satu pengurus Masjid Al Ittihad. Juanda menceritakan, Selasa (23/10), seorang pemulung bernama Maman datang ke Masjid Al Ittihad. Masjid megah ini terletak di kawasan elite Tebet Mas, Jaksel.Bawanya pakai Bajaj. Dia kasih dua ekor kambing untuk kurban. Dia bicara tegas, justru saya yang menerimanya tak kuat. Saya menangis, kata Juanda.Dua kambing itu ada di halaman masjid. Ada yang berwarna coklat dan putih. Kambing itu justru yang paling besar di antara kambing-kambing lain.

Sumber:http://www.dakwatuna.com/2012/10/27/23742/setelah-menabung-3-tahun-pemulung-itu-pun-berqurban-2-kambing-terbesar/#ixzz2het6bM8BFollow us:@dakwatuna on Twitter|dakwatunacom on Facebook

Deny Dwi Hartanto, Nabung 2 Ribu per Hari buat Qurban

Oleh: Nurul Hayat Surabaya

Pemuda itu mengulurkan gulungan uang yang sedari tadi ada di tasnya. Subhanallah, gulungan duit yang amat banyak! Terdiri dari receh 2 ribuan. Ia telaten menghitungnya satu demi satu. Setelah ditotal, ia membawa uang 1,6 juta. Dan semuanya terdiri dari uang 2 ribuan. Saya selalu nabung minimal 2 ribu perhari. Sudah diniatin, bikin tabungan khusus, biar bisa qurban tahun ini, begitu si pemuda berujar.Siapakah dia? Namanya Deny Dwi Hartanto. Ia masih berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya. Gayanya pun khas anak muda metropolitan. Baju dantas gaul, sepatu sporty. Yang membedakan adalah, Deny punya niat dan passion yang begitu kuat, untuk berqurban.Sejak 20 Oktober 2012, Deny memulai proses nabung 2 ribu per hari. Ia menyediakan kaleng khusus. Tanpa terasa, 2 ribu per hari bisa menjelma menjadi angka yang cukup untuk membeli satu ekor kambing. Tatkala menyaksikan baliho iklan qurban Nurul Hayat yang terpampang di dekat Monkasel (Monumen Kapal Selam), Deny langsung antusias menyerahkan hasil tabungannya. Duitnya sudah cukup, insyaAllah saya pesan kambing untuk diantarkan ke rumah kontrakan saya dan teman-teman di Dukuh Kupang Timur,lanjutnya.Kok tercetus ide buat qurban sih? Ya emang diniatin sejak awal. Saya maunya nabung untuk sesuatu yang keren. Qurban kan ibadah, insyaAllah bisa dibagiin ke dhuafa juga. Kalau anak muda sekarang sukanya nabung buat beli gadget, macam blackberry atau android gitu kan? Nah, saya maunya anti mainstream, nabung buat qurban, cetusnya.Meski demikian, Deny mengakui banyak godaan dari teman-teman agar ia tidak meneruskan niat mulianya itu. Ya, ada sih satu dua yang nggoda, Mending dipakai buat beli yang lain lah Tapi, saya berusaha istiqomah. Niat untuk qurban harus dilaksanakan.Orangtua Deny tentu bahagia melihat kesholihan pada diri anak muda ini. Orangtua saya tinggal di kawasan Tanah Grogot, Kalimantan Timur. Ya, ortu belum tahu kalau saya berqurban. Ini murni inisiatif saya. Alhamdulillah, dimudahkan oleh Allah.Thanks Bro Deny! Langkah qurbanmu menjadi inspirasi bagi kami, bahwa seorang muslim, siapapun itu Harus BERANI BERQURBAN!