Post on 30-Nov-2015
description
MENGGALI IDE USAHA
Kelompok 5 :
Luluk Fauziyah 111710101008
Alan Zakiya P 111710101064
M. Guntar Diosofi 111710101074
Nuril Puspita Rahayu 111710101078
Diah Novita 111710101090
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
HASIL PENELITIAN
JUDUL: PEMANFAATAN NATA DE BANANA SKIN MENJADI MINUMAN ANEKA
RASASEBAGAI UPAYA CERDAS UNTUK MENAMBAH NILAI
EKONOMIS KULIT PISANG PADA MASYARAKAT DI JALAN
JOMBANG I MALANG
POTENSI HaKI:
Dari hasil penelitian berisi tentang pemanfaatan limbah kulit pisang dari usaha
penjual pisang goreng di Jalan Jombang I Malang. Penelitian ini sudah memiliki potensi hak
paten karena penelitian ini akan dipasarkan di tengah masyarakat, karena sdh diketahui dari
hasil respon masyarakat terhadap produk yang dihasilkan cukup baik, hal ini diketahui dari
angket yang telah dibagikan pada saat promosi. Hasil dari 20 angket yang disebarkan
sebanyak 12 responden menyatakan bahwa produk ini layak jual dan enak. Dengan adanya
respon tersebut produsen dapat mengontrol kualitas produk yang dihasilkan serta dapat
mengambil beberapa langkah strategis dalam menganalisis selera koinsumen yang selalu
berkembang. Dari hasil angket diketahui bahwa konsumen cenderung menyukai produk yang
enak, bersih, dengan harga miring. Ini merupakan tantangan bagi produsen untuk
memenuhinya.
POTENSI KOMERSIAL:
Nata dari kulit pisang atau nata de banana skin dapat dijadikan sebagai pangan
berserat seperti nata de coco seperti yang kita kenal selama ini. Berdasarkan penelitian ini
nata de banana skin dapat menjadi minuman aneka rasa, yang dapat menambah nilai
ekonomis kulit pisang yang selama ini kulit pisang hanya menjadi limbah yang tak berguna
kini kulit pisang sudah dapat dikembangkan menjadi suatu produk yang bernilai.
Di dalam kulit pisang juga terkandung banyak zat yang dibutuhkan tubuh, yaitu;
vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia
menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90 % dan
karbohidrat sebesar 18,50 %.
Penelitian ini menghasilkan produk minuman nata kulit pisang dengan merk Nata
De Nana dengan pilihan rasa leci, jeruk, dan coco pandan dan ada penambahan selasih untuk
mempercantik penampilan. Selain penampilan produk ini di jual dengan harga Rp 1.500,- .
tentu saja dengan harga yang murah tersebut tidak menutup kemungkinan produk ini akan
laku keras dipasaran.
KEMUDAHAN (TINGKAT KEPRAKTISAN) TEKNOLOGI UNTUK DITERAPKAN
Untuk nilai kepraktisan dalam pembuatan nata de banana adalah bahan dasar yang
digunakan adalah kulit pisang. Kulit pisang ini biasanya sebagai limbah yang tidak
termanfaatkan secara baik dan dibuang begitu saja. Sehingga sangat mudah didapatkan
biasanya pada penjual gorengan. Ditambah lagi buah pisang bukan buah musiman.
Dalam hal proses pembuatannya juga tidak sulit, hanya saja membutuhkan fermantasi
yang cukup lama yaitu 2 minggu. Tahapan prosesnya diantaranya pembersihan kulit pisang,
pengerokan bagian dalam kulit pisang, penghalusan, penyaringan, pencampuran bahan dan
pemasakan, pencetakan, fermentasi, pembersihan nata, dan setelah itu siap dikembangkan
menjadi produk minuman atau makanan.
JUDUL : PEMANFAATAN FERMENTASI REBUNG UNTUK BAHAN SUPLEMEN
PANGAN DAN TEPUNG SERAT
POTENSI HaKI
Jurnal ini melakukan penelitian mengenai jumlah kandungan serat dan air yang ada
pada rebung sehingga bisa dibuat tepung dengan cara fermentasi. Penelitian Fermentasi
rebung ini masih dalam lingkup penelitian sehingga hanya memiliki hak cipta saja. Tepung
hasil fermentasi rebung ini belum dipasarkan untuk masyarakat luas karena tepung yang
berasal dari rebung ini belum ada standar SNI nya sehingga masih belum memiliki hak paten
untuk dipasarkan.
POTENSI KOMERSIAL
Ketahanan pangan mempunyai peranan penting khususnya pada negara berkembang
berkembang dari sudut pandang biologi, ekonomi, maupun dari segi politik. Ukuran
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dihitung bertahap dengan cara menggambarkan
keempat komponen indikator ketahanan pangan tersebut. Untuk mendapatkan indeks
ketahanan pangan. Salah satu solusi dalam memenuhi ketahanan pangan ini adalah melalui
diversifikasi pangan loka untuk meningkatkan nilai ekonomis sekaligus peningkatan
pendapatan ekonomi masyarakat pengelolanya.
Salah satu pangan lokal yang berpotensi untuk diolah dalam rangka diversifikasi
pangan berbasis sumber serat yang baik adalah rebung. Rebung adalah tunas muda dari
pohon bambu yang tumbuh dari akar pohon bambu. P enduduk di lndonesia biasanya
memanfaatkan rebung untuk makanan. Di Kalimantan Selatan, rebung dimanfaatkan sebagai
sayur. Rebung mengandung protein (2.6 g), karbohidrat (5.2 g), Serat (2.2 g), dan lemak, 0.3
g. Selain itu, rebung mengandung vitamin, mineral dan 12 asam amino esensial yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh.
Rebung berpotensi diolah menjadi aneka macam olahan pangan dan tepung, meskipun
kadar karbohidratnya relatif rendah tetapi kandungan seratnya tinggi sehingga pengolahan
rebung ini lebih diarahkan pada pembuatan tepung serat dan suplemen pangan. Tepung ini
sangat cocok bila dikonsumsi oleh orang yang mempunyai penyakit diabetes dan penyakit
jantung karena mampu mencegah terjadinya kedua penyakit tersebut.
KEMUDAHAN (TINGKAT KEPRAKTISAN) TEKNOLOGI UNTUK DITERAPKAN
Pembuatan tepung serat dan suplemen serat dari rebung meliputi proses pemarutan,
perendaman, penjemuran 1, fermentasi, pencucian, penjemuran 2, penggilingan dan
pengujian tepung (uji kadar proksimat dan sifat fisik tepung). Pengolahan rebung sebagai
tepung serat dan suplemen pangan ini dilakukan dengan skala laboratorium karena
membutuhkan tempat yang sangat efektif untuk proses fermentasi serta pengujian tepung
menggunakan alat dan bahan-bahan kimia.
JUDUL : SIFAT FISIK, KIMIA, DAN ORGANOLEPTIK NUGGET KEONG
SAWAH (PILLA AMPULLACEA) DENGAN BAHAN PENGISI
PATI TEMU IRENG.
POTENSI HaKI
Penelitian mengenai nugget keong sawah dengan bahan pengisi
pati temu ireng hanya memiliki hak cipta saja karena masih berlingkup
penelitian, sehingga belum memiliki hak paten (HaKI). Untuk itu perlu
adanya pengembangan produk yang lebih lanjut dengan merealisasikan
ke masyarakat luas sehingga dikenal dan dapat diajukan untuk
permohonan hak paten.
POTENSI KOMERSIL
Keong sawah dapat menjadi sumber alternatif baru dalam
mendapatkan panganan yang lezat dengan kandungan protein yang
cukup tinggi. Apalagi dengan adanya penambahan bahan pengisi pati
temu ireng yang dipercaya dapat menaikkan nafsu makan memberikan
nilai plus pada panganan cepat saji ini. Kedua bahan pangan ini kurang
dimanfaatkan secara optimal. Sehingga pembuatan nugget dari keong
sawah dengan bahan pengisi pati temu ireng dapat meningkatkan nilai
ekonomi dari keduanya tanpa mengesampingkan nilai fungsionalnya.
KEMUDAHAN (TINGKAT KEPRAKTISAN) TEKNOLOGI UNTUK DITERAPKAN
Pembuatan nugget keong mas dengan cara merebus, mengupas, menggiling dengan
tambahan campuran bumbu – bumbu, menghomogenisasi dengan pati temu ireng,
mendinginkan dengan suhu 20oC, mengukus, mencetak, Battering dan breading, mendinginkan
kembali dengan suhu 0 - 3oC dan menggoreng merupakan cara praktis yang dapat dilakukan
dengan mudah sehingga cocok untuk industri rumahan.
INOVASI
Dari ketiga judul hasil penelitian yang telah dibahas jurnal yang cocok untuk
dijadikan inovasi kewirausahaan adalah penelitian PEMANFAATAN NATA DE BANANA
SKIN MENJADI MINUMAN ANEKA RASASEBAGAI UPAYA CERDAS UNTUK
MENAMBAH NILAI EKONOMIS KULIT PISANG PADA MASYARAKAT DI
JALAN JOMBANG I MALANG. Karena disini dapat dilihat penelitiannya sudah dapat
diterima oleh masyarakat sekitar diketahui dari hasil promosi. Namun produk ini juga
memiliki kelemahan diantaranya tidak tahan lama dan bahan yang digunakan adalah limbah,
tentu pendekatan dengan konsumen perlu karena mind set konsumen masih berpikiran limbah
kulit pisang yang tidak layak dimakan.
Penelitian dengan judul PEMANFAATAN FERMENTASI REBUNG UNTUK
BAHAN SUPLEMEN PANGAN DAN TEPUNG SERAT juga dapat digunakan inovasi
baru, namun teknologi pengolahan yang terlalu rumit sehingga rebung untuk bahan suplemen
belum bisa dijadikan inovasi dalam kewirausahaan
Sedangkan penelitian dengan judul SIFAT FISIK, KIMIA, DAN
ORGANOLEPTIK NUGGET KEONG SAWAH (PILLA AMPULLACEA)
DENGAN BAHAN PENGISI PATI TEMU IRENG dapat digunakan sebagai
inovasi baru, karena masyarakat kini lebih menyukai produk impor maka
produk ini dibuat luaran impor tetapi dalamnya asli dari lokal.