Post on 08-Dec-2015
description
Kelompok BPEMBIMBING : DR. ADHI Sp.KJ
NAPZA : Narkotika, psikotropik dan zat adiktif lainnya
Awam (NARKOBA)
Setiap bahan kimia/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi fungsi tubuh secara fisik & psikologis.
INDONESIA 300 th yang lalu : disalahgunakan
(Jawa, Sumatera)Awal 1970-an : morfin, sejenis gol.
Opioid (beberapa kota besar)1990-an : zat psikoaktif gol.opioid
↑↑(heroin, gol amphetamine-type stimulants : amfetamin, ecstasy,shabu)
2008 : 1,99% dari penduduk Indonesia (10-59 th) ± 3.6 juta jiwa
2010 : 2,21%2015 : diproyeksikan 2,8% setara dg
5,1 – 5,6 juta orang (Badan Narkotika Nasional, 2008)
Narkoba Psikotropika
Gol 1 (hanya untuk iptek) : tanaman poppy, opium, kokain, ganja, heroin
Gol 1 (hanya utk iptek) : LSD, MDMAm Meskalin, dll
Gol 2 : Metadon, Morfin, Petidin
Gol 2 : Amfetamin, PCP, dll
Gol 3 : Kodein, etilmorfina Gol 3 : Norpseudoefedrin, bromazepam, alprazolam, diazepam, dll
Depresan Stimulan Halusinogen
Alkohol Amfetamin LSD, DMT
Benzodiazepin Metamfetamin Meskalin
Opioid Kokain PCP
Solven Nikotin Ketamin
Barbiturat Khat Kanabis (dosis tinggi)
Kanabis (dosis renah)
Kafein Magic mushrooms
MDMA MDMA
Karakteristik Terapi Adiksi yang Efektif menurut NIDA (National
Institute on Drug Abuse) :
• - Menyesuaikan terapi dengan individunya (berbeda satu dg
yang lain)
1. - Kebutuhan terapi harus siap sedia setiap waktu
2. - Terapi efektif memenuhi banyak kebutuhan individu
3. - Rencana program terapi dinilai kontinyu & dimodifikasi
4. - Mempertahankan terapi dalam satu periode tertentu
5. - Medikasi /psikofarmaka + Konseling + terapi perilaku lain
7. - Pasien adiksi + gg. Mental terapi keduanya (secara
INTEGRATIF)
8. - Detoksifikasi (permulaan terapi adiksi)
9. - Terapi sukarela tidak jamin bentuk terapi efektif
10. - Penggunaan zat psikoaktif selama terapi di monitor secara
kontinyu
11. - Program terapi menyediakan assessment untuk penyakit
infeksi lain dan konseling tingkah laku
12. - Recovery adiksi Napza proses panjang & sering relaps
Terapi individu
Brief intervensi mencoba merubah pengguna napza
(alkohol,kanabis ringan-sedang, nikotin) waktu 5 mnt-2 jam
(waktu terbatas)
Motivasi menunjukan empati, memotivasi, menilai cara
pandang pasien setelah menjelaskan perilaku saat ini dan
Tujuan yang lebih besar, menghindari argumentasi.
12 langkah Narcotic anonymous
Konseling Membantu pasien untuk mempelajari dan
memperoleh solusi jangka panjang yang memuaskan bagi
masalah-masalah yang dialaminya.
Terapi kognitif
Identifikasi pola pikir& keyakinanmodifikasi keyakinan &
sikap yang mempengaruhi perasaan dan perilaku pola
pikir yang rasional
Terapi kelompok/komunitas
Interaksi kelompok meningkatkan hubungan
interpersonal, merubah perilaku maladaptif
Cth-/:Therapeutic community TC model
Terapi lingkungan interaksi RS
Terapi biologi obat
1. Fase penilaian (assessment phase) evaluasi
psikiatrik info dari pasien/ keluarga/ teman
SISTEMATIK : Jenis Napza yang menjadi pilihan,
frekuensi ,lama penggunaan,besarnya dosis, tingkat
intoksikasi
Riwayat medik dan psikiatri umum (komprehensif)
status fisik dan mental mencari komorbiditas
psikiatrik & medik (tanda-tanda INTOKSIKASI /
WITHDRAWAL)
Riwayat terapi gangguan penggunaan NAPZA
sebelumnya
Riwayat penggunaan Napza + Riwayat
keluarga + riwayat sosio-ekonomi
Pemeriksaan Penunjang Lab Urin/darah
pemantauan potensi terjadinya relaps
Skrining penyakit infeksi HIV,TB,hepatitis
2. Fase terapi detoksifikasi
Rawat inap & rawat jalan
Intensive out-patient treatment, terapi
residensi, home based etoxification program
Cold turkey, terapi simptomatik
Rapid detoxification, ultra rapid detoxification
Detoksifikasi dengan menggunakan : Kodein
dan ibuprofen, klontrex (klonidin dan
naltrekson), buprenorfin, metadon
3. Fase terapi lanjutan
Program terapi substitusi, antagonis (naltrekson),
agonis parsial (buprenorfin), full agonist (metadon)
Program terapi orientasi abstinensia (therapeutic
community, the 12-step recovery program narcotic
anonymous, SMART recovery, faith-based recovery
program)
Terapi yang baik umumnya berjalan dari 24 – 36
bulan
Therapeutic Community -TC Model
Program komunitas (staf,klien,aktivitas harian)
fasilitas proses pemulihanmerubah perilaku
Rehabilitasi dengan pendekatan agama
rehabilitasi dengan pendekatan agama
sesuai dengan keyakinan agama masing-
masing
• Rehabilitasi 12 langkah Narcotic Anonymous
- Narcotic Anonymus program recovery yang dijalankan
seorang pecandu berdasarkan prinsip 12 langkah.
- Langkah-langkahdiulang terus menerusbanyak hal
baru terjadi &timbul pecandu menjalankan recovery
seumur hidup.
1. Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi kita,
sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali.
2. Kita menjadi yakin bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari
kita sendiri yang dapat mengembalikan kita kepada
kewarasan.
3. Kita membuat keputusan untuk menyerahkan kemauan dan
arah kehidupan kita kepada kasih Tuhan sebagaimana kita
memahamiNya.
4. Kita membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh
seluruh dan tanpa rasa gentar.
5. Kita mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri dan kepada
seorang manusia lainnya, setepat mungkin sifat dari kesalahan-
kesalahan kita.
6. Kita siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan semua
kecacatan karakter kita.
7. Kita dengan rendah hati memintaNya untuk menyingkirkan
semua kekurangan-kekurangan kita.
8. Kita membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti dan
menyiapkan diri untuk menebusnya kepada mereka semua.
9. Kita menebus kesalahan kita secara langsung kepada orang-
orang tersebut bilamana memungkinkan, kecuali bila
melakukannya akan justru melukai mereka atau orang lain.
10. Kita secara terus menerus melakukan inventaris pribadi kita
dan bilamana kita bersalah, segera mengakui kesalahan kita.
11. Kita melakukan pencarian melalui doa dan meditasi untuk
memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana
kita memahamiNya, berdoa hanya untuk mengetahui
niatanNya atas diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya.
12. Setelah mengalami pencerahan spiritual sebagai hasil dari
langkah-langkah ini, kita mencoba menyampaikan pesan ini
kepada para pecandu dan untuk menerapkan prinsip-prinsip
ini dalam segala hal yang kita lakukan.
SMART stands for ‘Self Management And Recovery
Training’.
Science-based programme to help people manage their
recovery from any type of addictive behaviour.
This includes addictive behaviour with substances such as
alcohol, nicotine or drugs, or compulsive behaviours such
as gambling, sex, eating, shopping, self-harming and so on. This is the SMART Recovery 4-point programme:
Building and maintaining motivation Coping with urges Managing thoughts, feelings and behaviours Living a balanced life
SMART stands for ‘Self Management And Recovery
Training’.
Science-based programme to help people manage their
recovery from any type of addictive behaviour.
This includes addictive behaviour with substances such as
alcohol, nicotine or drugs, or compulsive behaviours such
as gambling, sex, eating, shopping, self-harming and so on. This is the SMART Recovery 4-point programme:
Building and maintaining motivation Coping with urges Managing thoughts, feelings and behaviours Living a balanced life
Penanganan Intervensi bantu pasien mengenali konsekuensi
pemakaian
DetoksifikasiIstirahat, nutrisi, vitamin
Putus zat ringan-sedang Klordiazepoksid (25 mg/3-4x pd
hr 1)
Putus zat berat Benzodiazepin, Haloperidol
Rehabilitasi rawat inap/jalan
konseling
Penanganan
Rawat inap
Metode terapeutik multipelpsikoterapi
kelompok/individu/keluarga
Obat antispsikosis & ansiolitik obat spesifik
Tanpa psikosis diazepam/valium
Komorbid depresi antidepresan
Putus zat Bupropion
Penanganan
Konsumsi kafein harian
Catat, hitungditurunkan 10% tiap beberapa hari
turunkan perlahan
Menghindari penghentian mendadak
• putus kafein Sakit kepala/nyeri otot analgesik/aspirin
Rawat inap/intervensi langsung/pemantauan
ketat rawat jalan
Penanganan
Rawat inap
Intervensi psikologis individu/kelompok
Kelompok Narcotic anonymous
Gg. Pemusatan perhatianMetilfidat (Ritalin)& Litium
(Eskalith)
Detoksifikasi
Rawat inap
ObatKegiatan tidur, mood, fungsi kognitif dapat pulih
sepenuhnya
Intoksikasi diazepam 20 mghilangkan panik
dan halusinasi LSD (20 mnt)
Gg. Presepsi persisten halusinogen
Derajat ringan antikonvulsanas.valproat &
karbamazepin
Psikosis terinduksi halusinogen
benzodiazepin,litium karbonat, karbamazepin
Penanganan
Intoksikasitidak perlu perhatian medis
&sembuh spontan
Agitasi berat haloperidol
Antiansietas dan antidepresan jika terdapat
depresi dan ansietas yang terjadi bersamaan
Penanganan
Th-/Nikotin
Sulih nikotin 6mg-12 mg (bangsal)
Permen karet nikotin:
2mg <25 btg/hr & 4 mg>25 btg/hr
1-2 permen/jam penghentian nikotin mendadak
Minuman asam menurunkan absorbsi
Koyo nikotin preparat 16 jam
Nicotrol semprotan hidung nikotin E.S:
rhinitis, mata berair, batuk >70% pasien
Inhaler E.S: ruam
Non-nikotin
Bila terapi sulih nikotin gagal
Bupropion (zypan) 300 mg/hr antidepresan dopaminergik
dan adrenergik
Klonidin menurunkan aktivitas lokus sereleus
meredakan gejala putus zat. ES: hipotensi, mengantuk
Penanganan Overdosis
Perhatikan jalan napas,sekret trakeofaringeal
diaspirasi ventilasi mekanik
Pemberian nalokson i.v dan antagonis opioid
Perbaikandilatasi pupil
mencegah atau mengurangi terjadinya craving
mencegah relaps untuk menggunakan kembali opioid
restrukturisasi kepribadian memperbaiki fungsi fisiologi organ
yang telah rusak akibat penggunaan opioid.
- Metadon (20-80 mg) stabilkan pasien
- SUBSTITUSI OPIOID (bersifat AGONIST & Long Acting)
Kelemahan th-/ metadon: Datang ke fasilitas kesehatan
1x/hr, terjadinya overdosis, ketergantungan sampai
menaikan dosis metadon, dan kemungkinan peredaran
ilegal metadon
LAAM-Levo alpha acetyl methadol (30-80 mg) derivat
metadon, efek durasi 72 jam, potensi abuse, dan
withdrawal berkurang, tidak perlu datang tiap hari,
diberikan take home, kepatuhan program baik.
Kekurangan: cardiac arrest
Tersedia dalam bentuk : tablet, bubuk dan liquid
Dosis dimulai dengan 20 – 30 mg (rendah) sampai diperoleh toleransi, dosis
rata-rata 60-80 mg atau beberapa kasus dengan dosis tinggi 100 mg atau lebih
Seleksi untuk treatment ini cukup ketat pilihan setelah terapi lain gagal
Interaksi dengan obat-obat tertentu dapat menurunkan atau meningkatkan
kadar metadon dalam tubuh.
Pada kasus hamil :
dosis efektif terkecil dan tidak boleh dilakukan percobaan memutuskan zat
selama kehamilan. Efek teratogenik (-)
mengurangi risiko malnutrisi, infeksi,premature, abortus spontan, pre-
eklampsia,eklampsia
Diberi 2-3x/minggu, masa aksinya panjang
Kombinasi formula buprenorfin dan nalokson
Buprenophinegejala withdrawal mudah
dikendalikan, mengurangi penekanan sentra
pernapasan
Dokter perlu diberi pelatihan khusus
precipitated withdrawal
Diberi sublingual
- Dikenal : Opamat ED (opiate antagonist maintenance
theraphy) (farmakoterapi + konseling kelompok)
- Dimulai ketika pasien berhasil menyelesaikan terapi
rapid detox/ 1-2 minggu CLEAN pada terapi
detoxifikasi
- Tujuan : me↓ risiko relaps & mencegah
ketergantungan fisik kembali
- Naltrekson 50 mg/hari atau 100/100/150 mg dalam
waktu 3x/minggu selama 1 tahun
- DO ↑↑, sekarang Tidak tersedia lagi di Indonesia
Berbagai modalitas yang tersedia : Pendekatan spiritual (agama) Pendekatan psikososial Pendekatan Perilaku (Therapeutic Community)
Umumnya Program Rehabilitasi melakukan haldibawah ini (4 tujuan dasar) : Memaksimalkan kesehatan fisik dan mental Meningkatkan motivasi utk abstinent melalui
pendidikan Membantu klien membangun kembali
kehidupannya Mengajarkan relapse prevention
Ciri-ciri ideal proses pemulihan:- Abstinensia- Menjauhkan diri (teman/tempat/benda utk memakai NAPZA kembali)- Berhenti mempersalahkan diri- Belajar mengendalikan perasaan- Belajar merubah pola pikir adiktif- Belajar mengenali permasalahan (diri sendiri, orang lain, sekitar)
PROSES PEMULIHAN, fasenya:
1. Fase Pra-terapi : kecanduan → forced to use DRUGS2. Fase Stabilisasi : TAHU → bila BERHENTI→ WITHDRAWAL3. Fase Pemulihan Dini : BELAJAR masalah adiksi (berhubungan dg yang mendukung pemulihan diri)4. Fase Pemulihan Menengah : Relaps → stres yang timbul 5. Fase Pemulihan Akhir : dikembangkan SELF-ESTEEM, gagal (kurangnya kemampuan mengatasi Inner Child Problem)6. Fase Maintenance : CLEAN & SOBER, gagal (tekanan sosial yg berat, tiak mampu diatasi)
WARNING SIGNS1. Berbohong2. Mempersalahkan orang lain3. Perasaan malu4. Euforia
Mengatasinya : Relapse Prevention Training atau Therapy.Berazaskan perubahan perilaku & kognitif : Cognitive Behavior Therapy (Beck, 1999)
- Fase Prekontemplasi- Fase Kontemplasi- Fase Preprasi- Fase Aksi- Fase Rumatan
≈ Dual Diagnosis Disorder, Co-occurance Psychiatric
Disorder, Mental illness Chemically Disorder
- Ketergantungan Napza secara klinis bersamaan
gangguan mental lain (skizofrenia, gangguan
bipolar, gangguan anxietas, gangguan panik,
gangguan obsesi kompulsi & gangguan mental
lain)
Peran KONSELOR / perawat sangat penting :
- Konselor / perawat (terlatih) → DOKTER / PSIKIATER (evaluasi psikiatri)
- Perencanaan terapi :1. Medikasi psikotropik2. Intervensi terapeutik3. Long-term Treatment Program4. Evaluasi Medik