Morfologi 06-1

Post on 11-Jan-2017

35 views 2 download

Transcript of Morfologi 06-1

Assalamu’alaikum Teman-teman

MORFOLOGI

morf logos

bentuk ilmu

Ilmu mengenai bentuk : bagaimana membentuk kata dengan benar arti/maknaMorfologi atau tata kata : ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan/kelas dan arti kata.

Beberapa pengertian morfologi:

Morfologi adalah ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatikal maupun fungsi semantik (Ramlan, 1987: 21).

Morfologi adalah bagian dari tatabahasa yang membicarakan bentuk kata (Keraf, 1984: 51).

Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya; bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yakni morfem (Kridalaksana, 1993: 51).

Ruang Lingkup Morfologi

morfmorfem alomorf kata

Pengertian Morfem : Suatu bentuk bahasa yang tidak

mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain, baik bunyi maupun maknanya.

Unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur suatu bahasa

Unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa.

Dapat disimpulkan bahwa morfem adalah satuan bahasa atau gramatik terkecil yang bermakna, dapat berupa imbuhan atau pun kata.

Morf dan alomorf adalah dua buah nama untuk sebuah bentuk yang samaMorf adalah anggota morfem yang belum ditentukan distribusinya. Misalnya/i/ pada kata kenai adalah morf; morf adalah ujud kongkret atau ujud fonemis dari morfem, misalnya men- adalah ujud konkret dari meN- yang bersifat abstrak

Satuan ujaran bebas terkecil yang bermakna

1. Prinsip pertamaSatuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis dan arti (leksikal) atau makna gramatikal) yang sama merupakan satu morfem, misalnya, satuan lihat dalam dilihat, melihat, penglihatan. Dengan demikian lihat merupakan morfem.

Alomorf adalah anggota morfem yang telah ditentukan posisinya. Misalnya, /ber/, /be/, dan /bel/ adalah alomorf dari ber-, seperti pada kata bernyanyi, bekerja, dan belajar; meN- mempunyai alomorf meng-, men-, me-, mem-, meny-, dan menge-, seperti pada kata-kata mengajak, menulis, melukis, membawa, menyapa, dan mengecat.

2. Prinsip keduaSatuan-stauan yang mempunyai struktur fonologis berbeda merupakan satu morfem apabila satuan-satuan itu mempunyai arti/makna yang sama, dan perbedaan satuan fonologisnya dapat dijelaskan secra fonologis. Sebagai contoh, mem-, men-, dan meng- dalam kata membawa, mendukung, menggali memiliki arti yang sama dan struktur fonologisnya dapat dijelaskan secara fonologis. Yaitu, satuan-satuan itu muncul karena mengikuti konsonan /b/, /d/, dan /g/.

3. Prinsip ketigaSatuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis berbeda, sekalipun perbedaannya tidak dapat dijelaskan secara fonologis, masih dapat dianggap satu morfem apabila mempunyai arti/makna yang sama dan mempunyai distribusi komplementer (dapat diterapkan secara silih berganti). Misalnya, bel- dalam kata belajar merupakan satu morfem dengan satuan ber- dalam berkebun atau be- dalam bekerja, sebab mempunyai makna yang sama dan dapat diterapkan secara silih berganti.

4. Prinsip keempatApabila dalam dereten struktur suatu satuan berparalel dengan suatu kekosongan, kekosongan itu merupakan morfem. Sebagai contoh, dalam kalimat Dia makan kacang, kata makan dipakai tanpa menggunakan me-. Morfem yang tidak ada dalam struktur disebut morfem zero.

5. Prinsip kelimaSatuan-satuan yang mempunyai struktur fonologis mungkin merupakan satu morfem, mungkin pula merupakan morfem yang berbeda. Dikatakan morfem yang sama jika maknanya berhubungan walaupun letaknya dalam kalimat tidak sama, misalnya kata duduk dalam kalimat Ia sedang duduk dan duduk orang itu sangat sopan. Dikatakan morfem berbeda apabila artinya berbeda, misalnya kata buku berarti ‘kitab’ dan buku berarti “sendi’ atau kata mulut dalam kalimat Mulut gua itu lebar dan Mulut orang itu lebar.

6. Prinsip keenamSetiap satuan yang dapat dipisahkan merupakan morfem, misalnya, di samping kata bersandar yang memiliki satuan ber- dan sandar terdapat kata sandaran yang memiliki satuan sandar dan –an. Oleh karena itu, ber-, sandar, dan –an merupakan morfem yang berbeda.

a. Morfem bebas dapat berdiri sendiricontoh: “saya”, “buku”morfem terikat tidak dapat berdiri sendiricontoh: “ber”, “kan”, “me”, “juang”, “henti”

b. Morfem segmental dan morfem supra segmental

c. Morfem bermakna leksikal dan morfem tak bermakna leksikal

d. Morfem utuh dan morfem terbelah

e. Morfem monofonemis dan morfem polifonemis

f. Morfem aditif, morfem Replasif, dan morfem substraktif