Morbus Hansen TIKO

Post on 13-Aug-2015

78 views 12 download

Transcript of Morbus Hansen TIKO

Definisi Penyakit Infeksi yang kronik, dan penyebabnya

Mycobacterium leprae yang bersifat intracellular obligat. Mycobacterium leprae basil tahan asam dan alkohol, gram

positif. Bagian yang terkena:

Saraf perifer Kulit mukosa traktus respiratorius bagian atas organ lain kecuali SSP

04/13/23

Mycobacterium leprae, pewarnaan BTA

Masa inkubasi 40 hari- 40 tahun, umumnya 3-5 tahun. Penularan :

kontak langsung antar kulit yg lama & erat inhalasi

EpidemiologiUmur : >> 25 – 35 tahun.Jenis kelamin: Pria = wanita.Penderita yang mengandung M.leprae – 103/g

jaringan, penularan 3-10x lebih besar dibandingkan penderita dengan M.leprae 107/g jaringan

Kuman ditemukan di kulit, folikel rambut, kel. Keringat dan air susu ibu.

Jarang ditemukan dalam urin.

04/13/23

Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya PenyakitRas Ras kulit hitam (>> bentuk tuberkuloid); ras

kulit putih (>> bentuk lepromatosa)Sosioekonomi >> negara berkembang dan

sosioekonomi rendah.Kebersihan lingkungan yang kurang memenuhi

kebersihan.Keturunan Tidak diturunkan. Tetapi faktor

genetik berperan dalam variasi gambaran klinik dan penularan.

04/13/23

Diagnosis

Gejala klinisBakterioskopisHistopatologi

04/13/23

Gejala Klinis

04/13/23

SIS Baik Gambaran Tuberkuloid

SIS rendah Gambaran Lepromatosa

04/13/23

04/13/23

Gambran Klinik, Bakeriologik, dan Imunologik Kusta Multibasiler ( MB )

Sifat Lepromatosa ( LL) Borderline Lepromatosa ( BL )

Mid Borderline ( BB )

Lesi- Bentuk

- Jumlah

- Distribusi- permukaan- Batas- Anastesi

BTA-Lesi Kulit-Sekret

HidungTes

Lepromion

MakulaInfiltrat DifusPapulNodusTidak terhitung, tidak ada

kulit yang sehatSimetrisHalus BerkilatTidak jelasBiasanya tak jelas

Banyak ( ada Globus )Banyak ( Ada Globus )

Negatif

MakulaPlakatPapulNodusSukar diHitung, masih ada

kulit yang sehatHampir SimetrisHalus BerkilatAgak jelasTak jelas

Banyak Biasanya Negatif

Negatif

PlakatDome Shaped Punched OutNodusDapat diHitung, kulit yang

sehat jelas adaAsimetrisAgak BerkilatAgak jelasLebih jelas

Agak BanyakNegatif

Biasanya negatif

04/13/23

Gambran Klinik, Bakeriologik, dan Imunologik Kusta Pausibasiler ( PB )

Sifat Tuberkoloid( TT) Borderline Tubercoloid

(BL)

Indertemined

Lesi- Bentuk

- Jumlah

- Distribusi-Permukaan- Batas- Anastesi

BTA-Lesi KulitTes Lepromin

Makula, makula dibatasi Infiltrat

Satu, dapat beberapa

AsimetrisKering Bersisik jelasjelas

Hampir selalu negatifPositif Kuat ( 3 + )

Makula dibatasi Infiltrat

Beberapa satu atau satu dengan satelit

Masih AsimetrisKering Bersisik jelasjelas

Negatif atau hanya 1+

Positif lemah

Hanya Infiltrat

Satu atau beberapa

Variasi Halus Agak

berkilatDapat jelasTidak ada sampai

tidak jelasBiasanya NegatifDapat positif

lemah atau negatif

04/13/23

Bagan Diagnosis Klinis Menurut WHO (1995)

NO PB MB

1. Lesi kulit (makula datar, papul yang meninggi, nodus)

-1-5 lesi

- Hipopigmentasi/ eritema

- distribusi tidak simetris

-Hipoestesi jelas.

-Lesi> 5

-Disribusi lebih simetris

-Hipoestesi kurang jelas.

2. Kerusakan saraf (hipostesia/kelemahan otot yang dipersarafi oleh saraf yang terkena)

- Hanya 1 cabang saraf - Banyak cabang saraf.

3. Tipe menurut Ridley & Jopling

I - TT - BT BB – BL - LL

4. Indeks bakteri < +2 > +2

04/13/23

N. Facialis N. Auricularis magnus

N. Peroneus Communis

N. Tibialis Posterior

N. Medianus

N. Ulnaris

N. Radialis

LETAK SYARAF TEPI

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUSTA

Gejala Kerusakan Saraf:N. Ulnaris

Anastesi pada ujung jari anterior kelingking dan manisClawing kelingking dan jari manisAtrofi hipotenar dan otot interoseus serta kedua otot

lumbrikalis medialN. Medianus

Anastesi pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk dan jari tengah.

Tidak mampu adduksi ibu jari Clawing ibu jari, telunjuk dan jari tengahIbu jari kontrakturAtrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral.

N. RadialisAnastesi dorsum manus, serta ujung proksimal jari

telunjuk Tangan gantung (wrisdrop)Tak mampu ekstensi jari – jari atau pergelangan tangan

N.Poplitea Lateralis Anastesi tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis Kaki gantung (foot drop) Kelemahan otot peronius

N. Tibialis Posterior Anastesi telapak kaki Claw toes Paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arus pedis.

N. Fasialis Cabang temporal dan zigomatik lagofthalmus Cabang bucal, mandibular dan servikal kehilangan ekspresi

wajah dan kegagalan mengatupkan bibir. N. Trigeminus

Anastesi kulit wajah, kornea dan konjungtiva mata.

Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan Bakterioskopik Kerokan jaringan kulit – usapan & kerokan

mukosa hidung.Diambil dari lesi kulit yang diharapkan paling

padat basilnya.Kerokan kulit diambil dari 4 – 6 tempat (kedua

cuping telinga bawah dan lainnya dari lesi lain yang paling aktif paling eritematosa dan paling infiltratif).

04/13/23

1. Pemeriksaan Bakterioskopik……. M. leprae BTA tampak merah pada sediaan.

04/13/23

Bentuk BATANG

Batang Utuh (SOLID)

Batang Non Solid

Batang terputus(fragmented)

Batang Butiran(granular)

BASIL HIDUP BASIL MATI

1. Pemeriksaan Bakterioskopik …….

Interpretasi Kepadatan Bakteri (Indeks Bakteri)

0 Tidak ada BTA dalam 100m LP +1 1-10 BTA dalam 100 LP +2 1-10 BTA dalam 10 LP +3 1-10 BTA dalam 1 LP +4 11-100 BTA dalam 1LP +5 101 – 1000 BTA dalam 1 LP +6 >> 1000 BTA dalm 1 LP.

04/13/23

Pemeriksaan Penunjang2. Pemeriksaan histopatologikDitemukannya sel Virchow atau sel lepra atau sel

busa.

3. Pemeriksaan Serologik- Uji MLPA (Mycobacterium leprae particle aglutination)- Uji ELISA (Enzym linked imunosorbent Assay)- ML Dipstick (Mycobacterium leprae dipstick).

04/13/23

Reaksi Kusta• Episode akut pada perjalanan penyakit kusta yang

sebenarnya sangat kronik, sebagai akibat dari perubahan sistem kekebalan tubuh.

• Ditandai dengan peradangan akut pada kulit, saraf , organ lain, dan dapat disertai gangguan keadaan umum.

• 2 macam reaksi kusta:

1. Reaksi tipe I (reversal reaction)

2. Reaksi tipe II (Eritema nodusum leprosum)

Reaksi reversal (RR)Reaksi tanpa nodus = non-nodularUmumnya sebagian atau seluruh lesi yang telah ada

bertambah aktif dan atau timbul lesi baru dalam waktu yang relatif singkat.

Hipopigmentasi eritema, lesi eritematos semakin eritematos, makula infiltrat, infiltrat semakin meluas.

Terjadi pada tipe borderline (Li, BL, BB, BT, Ti) perubahan tipe tergantung keadaan SIS

Terjadi pada pengobatan 6 bulan pertama.

Sebelum RR Saat mengalami RR

RR

Reaksi ENL• Reaksi lepra nodular

• Merupakan reaksi antigen-antibodi-komplemen

kompleks imun

• Biasanya terjadi pengobatan tahun kedua.

• Gejala: nodus eritematosa yang nyeri, terutama di

ekstremitas

• Terdapat gejala prodromal dan gejala sistemik. contoh:

artritis, neuritis, iridosiklitis

• Terjadi pada tipe lepromatosa

ENL

CARI FAKTOR PENCETUS MDT DITERUSKAN

Tujuan utama program pemberantasan kustaMemutus rantai penularan penyakit dengan cara :

Menurunkan insiden penyakit (deteksi dini & pencegahan)

Mengobati dan menyembuhkan penderitaMencegah timbulnya cacatRehabilitasi medik, psikologis & sosial

PengobatanMedikamentosaMDT- PB

MDT-MB

Dapson (DDS) Rifampisin

-Dewasa-Anak (10-14thn)

100 mg/hari

50 mg/hari

600 mg/bulan (diawasi)

450 mg/bulan (diawasi)

Dapson (DDS)

Rifampisin Klofazimin

-Dewasa

-Anak (10-14 thn)

100 mg/hari

50 mg/hari

600 mg/bulan

450 mg/bulan

50 mg/hari dan 300 mg/bulan

50 mg/hari selang sehari dan 150 mg/bulan04/13/23

Lama Pengobatan

Jenis Obat Dosis

6 Bulan

Diikuti dengan 18 bulan

Klofazimin

Ofloksasin

Minosiklin

Klofazimin + ofloksasin atau minosiklin

50 mg/hari

400 mg/hari

100 mg/hari

50 mg/hari

400 mg/hari

100 mg/hari04/13/23

MDT- PB Lesi Tunggal

Regimen untuk penderita yang tidak dapat makan rifampisin

Rifampisin Ofloksasin Minosiklin

Dewasa

Anak (5-14 thn)

600 mg

300 mg

400 mg

200 mg

100 mg

50 mg

Regimen Untuk Penderita Yang Tidak Dapat Memakan Dapson

Rifampisin Klofazimin

Dewasa

Anak (10-14 tahun)

600 mg/bulan (diawasi)

450 mg/bulan (diawasi)

50 mg/hari dan 300 mg/bulan (diawasi)

50 mg/hari dan 150 mg/bulan (diawasi)

04/13/23