Post on 05-Dec-2015
description
METODE PELAKSANAAN
Kegiata
n: Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
Mahkamah Agung
Pekerjaan : Pembangunan Gedung Kantor (Tahap I)
Kejaksaan Negeri Bangkalan
Lokasi : Jalan Raya Soekarno – Hatta No. 22 Bangkalan
Tahun
Anggaran: 2012
A. P E N D A H U L U A N
Metode pelaksanaan ini diajukan dalam rangka pekerjaan
Pembangunan Gedung Kantor (Tahap I) Kejaksaan Negeri Bangkalan
Tahun Anggaran 2012 berdasarkan rapat penjelasan (aanwijzing),
review gambar rencana dan BQ, yang direncanakan selesai dalam
kurun waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender, dengan tetap
mengacu kepada :
Tujuan : Membuat metode pelaksanaan yang efisien sehingga
waktu pelaksanaan pekerjaan rehab gedung kantor yang
singkat dapat dicapai sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan oleh konsultan.
Sasaran: Dicapai metode pelaksanaan kerja yang efisien dalam
mengantisipasi waktu yang singkat dan diperoleh
bangunan dengan system yang andal, mudah dan efisien.
1
Motto : Didapatkan hasil pelaksanaan yang memuaskan yang
tercapai dengan dilakukannya proses QC (Quality Control)
yang memadai, dan selesai tepat pada waktunya.
Pada Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor (Tahap I) Kejaksaan
Negeri Bangkalan Tahun Anggaran 2012 ini ada beberapa lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan
gambar dan Bill of Quantity yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pondasi
3. Pekerjaan Struktur Beton
4. Pekerjaan Atap
5. Pekerjaan Dinding & Plesteran
6. Pekerjaan Sanitary
Untuk spesifikasi bahan dan metode pelaksanaan pada pekerjaan
ini, kami mengacu pada peraturan/standard yang berlaku di
Republik Indonesia. Apabila tidak ada lagi sumber dari standard dan
ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di Indonesia, maka standart
internasional lainnya yang biasa diperbandingkan dapat
dipergunakan sebagai pengganti standard yang berlaku di Indonesia
dan harus dengan persetujuan Direksi.
Jenis bahan yang digunakan harus diutamakan bahan-bahan
produksi dalam negeri dan telah dilakukan pengujian di laboratorium
sesuai dengan standard yang berlaku. Apabila bahan-bahan
bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa
macam jenis merk, diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis (satu merk). Sedangkan tenaga kerja yang
digunakan adalah tenaga kerja setempat sesuai dengan lokasi
pekerjaan yang ditunjuk.
METODE TEKNIK PELAKSANAAN 2
Adapaun rencana kerja yang akan dilaksanakan setelah
mendapatkan Surat Perintan Kerja adalah sebagai berikut :
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan yang dimaksut adalah :
a. Penyediaan barak kerja/direksi keet.
Direksi keet ini perlu mendapat perhatian utama karena
ditempat inilah, pelaksana yang terlibat dalam penanganan
kegiatan biasa melakukan koordinasi dalam pembahasan
pekerjaan. Untuk lokasi direksi keet dibangun sedekat
mungkin dengan lokasi kegiatan untuk mempermudah
pengecekan pekerjaan.
b. Staking out.
Yang dimaksud dengan staking out adalah melakukan
pengkuran kembali di lapangan untuk mendapatkan titik-titik
lokasi bangunan seperti yang telah direncanakan dalam
gambar rencana. Staking out sangat berguna sebagai salah
satu alat pengecekan secara aktual karena sering terjadi
perbedaan antara lapangan dengan gambar rencana dan
apabila terjadi perbedaan yang dimaksud, dapat segera
diambil suatu keputusan untuk segera dilakukan tindakan
penyesuaian dengan keadaan aktual di lapangan.
c. Jalan kerja.
Pembuatan jalan kerja ini bertujuan untuk mempermudah
kelancara pengiriman material dan sebagai akses keluar
masuknya kendaraan proyek agar jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah disepakati.
d. Kemapuan tenaga kerja.
Informasi detail tentang jenis dan macam-macam kegiatan
berguna untuk memperkirakan jumlah dan jenis tenaga kerja
yang harus disediakan.
e. Pengadaan material kontruksi.
3
Setelah diketahui dengan pasti macam, jenis dan jumlah
material yang diperlukan untuk pelaksanaan pembangunan,
pemilihan jenis material yang akan digunakan dilakukan
diawal proyek, kemudian dipisahkan berdasarkan jenis
material yang memerlukan waktu untuk pengadaan.
f. Pengadaan alat pembangunan/mobilisasi alat berat
Penggunaan alat berat untuk mendukung kegiatan harus
didetekdi dan diperhitungkan secara seksama karena
berkaitan dengan pengadaan peralatan yang digunakan,
jenis, kapasitas kemampuan dan kondisi yang sesuai dengan
kegiatannya.
g. Pembersihan lokasi.
Pembersihan lokasi perlu dilakukan seperti pembersihan
rumput, tanaman bekas bangunan yang tidak dipakai dan
lain-lain yang tidak berguna dan dapat mengganggu jalannya
pekerjaan.
h. Pemasangan bouwplank.
Bouwplank adalah papan ukur tebuat dari kayu ukuran 4/6
dan papan kayu meranti 2/30 yang bagian atasnya diketam
rata dan pemasangannya menggunakan waterpas berupa
selang berisi air yang digunakan untuk menentukan peil
(elevasi/ketinggian) daripada lantai dan letak as-as dinding
bangunan yang ditandai dengan paku dan dicat warna merah
untuk as-as dinding bangunan.
i. Gambar kerja (shop drawing).
Selain gambar rencana, pelaksana kegiatan juga memerlukan
gambar kerja untuk bagian-bagian tertentu/khusus, untuk itu
perlu dilakukan pendataan bagian-bagian yang memerlukan
gambar kerja.
j. Kontinuitas pelaksanaan pekerjaan.
Dalam penyusunan rencana kerja, faktor penting yang harus
dijamin oleh pelaksana lapangan adalah kelangsungan dari
susunan rencana kegiatan setiap item pekerjaan.
4
k. Penetapan laporan standart.
Untuk pengendalian pekerjaan perlu ditetapkan format
standar antara lain :
- Laporan harian,
- Laporan mingguan,
- MC- 0,
- Perhitungan tambah – kurang,
- Reques kegiatan,
- Perubahan desain,
- Perhitungan poesfasi,
- Daftar check list pemerikasaan pekerjaan,
- Dokumen foto dan,
- As built drawing
II.PEKERJAAN PONDASI
a.Pondasi pile cap/poer dilaksanakan dengan cara injection,
proses ini sangat efisien karena
tidak menganggu lingkungan sekitar proyek. Pada pelaksanaan
pondasi ini, titik yang akan dipancang harus diberi tanda
terlebih dahulu.
b.Pondasi plat setempat
sebelum pelaksanaan pondasi plat setempat, bahan /material
dibersihkan terlebih dahulu,
guna untuk melindungi mutu dan kualitas,kemudian begisting
dan penulangan dipasang, atas persetujuan konsultan
pengawas/direksi.
c. Pondasi tangga
pelaksana sebelum pelaksanaan pondasi plat setempat,
bahan /material dibersihkan terlebih
guna untuk melindungi mutu dan kualitas,kemudian begisting
dan penulangan dipasang, atas persetujuan konsultan
pengawas/direksi.
5
III.Pekerjaan Beton
Beton adalah material hibrida, campuran dari agregat halus,
kasar, semen dan air untuk membantu proses kimiawi yang
merekat dan mengikat agregat halus dan kasar menjadi satu
kesatuan yang memiliki kuat tekan karakteristik tertentu.
Beton adalah bahan bangunan yang memiliki kuat tekan yang
tinggi dibandingkan dengan kuat tarik, dengan demikian untuk
menerima kuat tarik, dibutuhkan tulangan baja sebagai
perkuatan yang menerima beban-beban tarik.
Gabungan antara beton dengan tulangan dapat terwujud apabila
:
a. Terjadi lekatan sempurna antara batang tulangan baja
dengan beton.
b. Beton mengelilingi batang tulangan bersifat kedap air untuk
melindungi baja dari korosi.
Kontraktor akan menjamin kualitas dan keseragaman beton
sesuai dengan spesifikasi. Pada proyek ini, direncanakan untuk
menggunakan beton ready mix, akan tetapi prosedur dan
tahapan yang harus dilalui oleh kontraktor tetap.
Kontraktor akan melakukan trial test beton, dengan cara
mendatangi dan meninjau lokasi qary, pengambilan slump,
kemudian diambil mortarnya untuk diuji kuat tekan beton
karakteristik pada umur 7 hari, 14 hari dan umur 28 hari.
Material penyusun beton terdiri dari :
a. Semen
b. Agregat halus
c. Agregat kasar
d. Air
e. Tulangan baja.
Standart referensi yang dipergunakan antara lain :
BS CP 114 Kode praktek Inggris untuk Penggunaan Struktur
Beton Bagian I, desain, bahan-bahan dan
kecakapan kerja.
AASHTO M 85-75 Semen Portland 6
AASHTO T 11-78 Jumlah bahan-bahan yang lebih halus dari
ayakan 0,075 mm dalam agregat
AASHTO 22-74 Kuat tekan dari contoh beton silinder
AASHTO 23-76 Pembuatan dan perawatan contoh untuk
pengujian kuat lentur dan kuat tekan
dilapangan.
AASHTO 26-72 Kualitas air untuk digunakan dalam beton.
AASHTO 96-77 Abrasi dari agregat kasar dengan
penggunaan mesin Los angeles
AASHTO T 104-77 Penentuan kualitas agregat dengan
penggunaan Sodium sulfat
AASHTO 117-76 Gumpalan tanah liat dan partikel yang dapat
pecah
dalam agregat.
AASHTO T 126-76 Pembuatan dan perawatan contoh untuk
pegujian Beton di laboratorium.
AASHTO T 11-78 Pengambilan contoh beton baru.
PBI 1971 Peraturan beton bertulang Indonesia N. 1-2
Material penyusunan beton yang dipergunakan harus memenuhi
spesifikasi antara lain :
a. Semen
Semen yang dipergunakan adalah Semen Portland, berfungsi
sebagai bahan perekat material beton. Semen Portland yang
dipakai memenuhi syarat Standart Industri Indonesia (SII-
0013, 1981) dan Peraturan Umum Bahan Bangunan
Indonesia (PUBI, 1982).
Material semen akan dijaga pada kondisi yang kering, kedap
air dan tidak langsung berhubungan dengan udara sehingga
semen tetap dalam bentuk bubuk yang tidak membantu.
Material semen dalam kantong, ditempatkan dalam gudang
yang mempunyai sirkulasi udara cukup, terlindung dari 7
perilaku alam (cuaca), diletakkan diatas landasan pada
elevasi ± 30 cm dari muka lantai serta ditutup dengan
lembaran plastik (polyethylene). Tidak diperbolehkan adanya
penumpukan material beton lebih dari 2m, dengan
penempatan material grouping yang jelas, sehingga setiap
urutan pengambilan semen disesuaikan dengan
penyimpanan semen, sehingga kemungkinan semen
membatu diminimalkan.
Konsultan Pengawas akan menolak semua material semen
yang tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan, baik
merk, ukuran kualitas bahan dan sebagainya.
b. Agregat halus
Agregat halus yang dimaksud adalah pasir yang lolos
saringan # 4 atau 5 mm. Agregat yang dipergunakan harus
memenuhi ketentuan SII 0052-80 dan ASTM C33-86.
Agregat halus untuk membentuk masa beton padat, harus
memiliki sifat keras, tidak berpori, bergradasi butiran agregat
yang baik, tidak mengandung kotoran organik, tidak
mengandung lumpur atau tanah liat.
Pasir beton tidak diperbolehkan mengandung Lumpur lebih
dari 5%, dan yang diartikan Lumpur adalah bagian-bagian
yang dapat melalui ayakan 0.063 mm atau ayakan No.200.
Tes bahan yang harus dilakukan antara lain :
o Test gradasi sesuai dengan ASTM C 136
o Test hidrometri atau abrous hoder.
Persyaratan Gradasi Agregat
Ukuran Ayakan
Presentase Agregat Yang Lolos
8
Standar
Inch (In)
Agregat Pilihan
Agregat Kasar
(mm) halus 50 2 - 100 - - -
37 1.5 - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
19 ¾ - 35-70 -90-100 100
13 ½ - - 25-60 -90-100
10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4.75 # 4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2.36 # 8 - - 0-5 0-5 0-51.18 # 16 45-80 - - - - 0.3 # 50 10-30 - - - -
0.15 # 100 2-10 - - - -
Konsultan Pengawas dapat menolak atau memerintahkan
untuk mencuci agregat halus yang tidak memenuhi
spesifikasi.
c. Agragat Kasar (batu pecah mesin)
Agregat kasar yang diisyaratkan antara lain adalah memiliki
sifat keras, padat tidak berpori, tidak mengandung lumpur
lebih dari 1%, memiliki bentuk bersudut cenderung kubistik
dengan dimensi menyesuaikan tergantung pada kebutuhan,
misalnya jarak tulangan.
Agragat kasar yang diajukan oleh kontraktor melalui test
bahan :
o Test dengan mesin Los Angeles ASTM C 131
o Test gradasi sesuai dengan ASTM C 136
o Test gradasi untuk kadar lumpur ASTM C 117
9
Sifat Agregat beton
Batas Maksimum
Sifat
Pengujian
Yang Diijinkan
AASHTOAgrega
tAgrega
t Halus KasarKehilangan akibat abarasi pada 500 putaran T 96 - 40%dengan mesin Los Angeles Kehilangan akibat penentuan kualitas dengan T 104 10% 12%Yodium Sulfat setelah 5 putaran Persentase gumpalan tanah liat dan partikel T 112 0.5% 0.25%yang dapat pecah dalam agregat Bahan-bahan yang lolos ayakan # 200 T 11 3% 1%
Agregat kasar harus ditimbun pada tempat khusus yang
terpisah dan tidak boleh bercampur dengan material lain
yang berbeda spesifikasinya.
d. Air
Air yang dipergunakan untuk membuat beton harus bersih,
jernih, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, koloid,
material organic dan bahan lain beton dan korosi baja
tulangan.
e. Baja Tulangan
Baja tulangan yang dipergunakan sesuai dengan Standart
Industri Indonesia, SII-0136-80 dan SII 318-80
Dipergunakan baja tulangan :
o Tulangan kurang dari D 13 adalah baja dengan tegangan
leleh karakteristik U 24.
o Tulangan lebih dari atau sama dengan D 13 adalah baja
dengan tegangan leleh U 39 dan berbentuk ulir.
10
Material baja yang dipergunakan, seperti tulangan dan kawat
pengikat beton harus bersih dari karat, minyak cat, kotoran
dan bahan lain yang mengurangi daya lekat baja terhadap
beton.
Lingkup pekerjaan pada pekerjaan beton terdiri dari :
a. Peralatan
Peralatan, perangkat dan prasarana yang dibutuhkan pada
pekerjaan beton ini antara lain :
Bar Cutter
Bar Bender
Air Compressor
Concrette Vibrator
Concrete Pump
Truck Mixer
b. Pekerjaan Bekisting
Bekisting dapat dibuat dari kayu atau plywood atau baja
(split form work) dengan sambungan yang kedap air semen
dan cukup kaku untuk mempertahankan posisi yang
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
Bekisting untuk beton ekspose harus menggunakan plywood
dengan tebal 12 mm, menumpu kuat pada kayu-kayu skoor
pada posisi yang kokoh dan stabil. Bekisting untuk beton
yang tertutup finishing masih diperbolehkan menggunakan
kayu dengan catatan bahwa produk akhirnya harus
difinishing sampai dengan memuaskan Konsultan Pengawas.
Semua kayu konstruksi perancah harus padat, bebas dari
lengkung, puntir, getah dan goncangan, simpul besar dan
lepas, tetapi bergelombang atau kerusakan lainnya yang
mempengaruhi kekuatan atau penampilan dari struktur
akhir.
11
Semua bentuk haruslah dipasang dan dipertahankan benar-
benar menurut garis-garis yang ditunjukkan hingga beton
cukup mengeras. Bila bentuk tampak kurang memuaskan
segala hal, baik sebelum atau selama pengecoran beton,
maka Konsultan Pengawas boleh memerintahkan agar
pekerjaan dihentikan sampai kerusakan telah diperbaiki.
Bentuk, kekuatan, kekedapan, kekerasan, kehalusan
permukaan dari acuan yang digunakan kembali harus
dipelihara sepanjang waktu. Setiap kayu yang melengkung
dan menonjol harus diukur lagi sebelum digunakan kembali.
Acuan yang kurang memuaskan dalam segala hal
seharusnya tidak digunakan lagi.
Bekisting harus dikonstruksi sedemikian rupa hingga setiap
bahan-bahan asing dapat dibersihkan tanpa mengganggu
pekerjaan yang sudah diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Sebelum pengecoran beton, semua sertan, kawat pengikat
yang longgar, tanah, kotoran dan semua bahan-bahan asing
harus dikeluarkan dari acuan dan acuan tersebut harus dicuci
secara hati-hati menyeluruh dengan air.
Bekisting harus dibangun sedemikian rupa hingga tidak
dapat merusak beton. Untuk mempermudah dalam
pembongkaran bekisting, dipergunakan minyak pelumas
bekisting.
c. Pekerjaan Pengecoran
Proporsi bahan-bahan dan berat takaran harus ditentukan
dengan menggunakan metode yang dirinci dalam BS CP 114.
Pada prinsipnya pada pekerjaan beton terdapat hanya dua
macam beton
a. Beton non Struktural
Beton non struktural adalah semua beton yang
direncanakan tidak menerima pembebanan struktur
dengan perkuatan tulangan baja. Beton ini dibuat dengan
komposisi mortar 1 pc : 3 pasir : 5 kerikil, proporsi 12
campuran ini dipergunakan pada lantai kerja, rabat beton,
lantai kerja bawah lantai dengan ketebalan rata-rata 5 cm.
Untuk mendapatkan kualifikasi beton non struktural ini
dapat mempergunakan mixer kapasitas kecil,
dioperasikan manual dengan pengawasan yang ketat
terhadap proporsi campuran dengan perbandingan yang
tetap mempergunakan acuan kotak tertentu.
b. Beton Struktural
Untuk menjamin kualitas dan keseragaman produk beton
dipergunakan beton site mix, dengan prosedur test
material tetap. Pada konstruksi beton praktis,
dipergunakan K-175, diproduksi secara manual dengan
mixer (molen) kapasitas kecil yang diawasi mutunya
dengan ketat.
Batas Proporsi Penakaran Campuran
Perbandingan
Maksimum air/semen Kadar Semen
Kelas
Beton (Berdasarkan Berat)
(Kg/m3 dari campuran)
Minimu
m
Maksimum
K 500 0.45 400 K
400 0.45 370 K
350 0.45 340 K
300 0.45 320 K
225 0.50 310 K
175 0.57 220 K
125 0.6 220 Bo 0.65 180
Kontraktor akan menentukan proporsi campuran dan
bahan-bahan yang dusulkan dengan membuat dan
13
menguji campuran percobaan dengan mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas dengan
menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama
seperti yang akan digunakan dalam pekerjaan.
Semua beton yang digunakan harus memenuhi semua
persyaratan dan ”Slump” dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas, semua slump untuk beton struktur adalah
berkisar 8 ± 2 cm.
Bila sifat mudah dikerjakan dari beton tidak dapat
diperoleh dengan proporsi semula direncanakan oleh
kontraktor dengan persetujuan. Konsultan Pengawas,
maka akan dibuat perubahan berat agregat sebagaimana
diperlukan, asal dalam hal keadaan bagaimanapun kadar
semen yang direncanakan tidak diubah, juga tidak pada
perbandingan air semen yang ditetapkan dengan
pengujian tekan yang mengakibatkan kekuatan yang
memadai ditingkatkan.
Pengadukan beton yang sudah dicampur aditif dengan
menambahkan air atau dengan cara lain tidak akan
diperbolehkan. Zat campuran (aditif) untuk meningkatkan
sifat mudah dikerjakan hanya akan diijinkan jika
ditentukan secara terinci dalam kontrak.
Jika beton tersebut tidak mencapai kekuatan yang
ditetapkan atau disetujui, maka kadar semen harus
ditingkatkan sebagaimana diarahkan oleh Konsultan
Pengawas. Tidak ada perubahan pada sumber atau sifat
bahan-bahan akan dibuat tanpa pemberitahuan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas dan tidak ada bahan-
bahan baru yang akan digunakan sampai Konsultan
Pengawas telah menerima bahan-bahan tersebut secara
tertulis dan telah merencanakan proporsi baru
berdasarkan pada pengujian pada campuran percobaan
baru yang dilaksanakan oleh Kontraktor.
14
Semua beton harus ditakar berdasarkan berat. Jika
digunakan semen kantung, maka jumlah penakaran harus
sedemikian hingga jumlah semen yang diperlukan adalah
sama dengan satu kantung semen utuh atau lebih.
Agregat harus diukur terpisah berdasarkan berat. Ukuran
setiap penakaran tidak akan melebihi kapasitas kecepatan
alat pencampur. Sebelum penakaran, agregat harus
dijenuhkan dan dipertahankan pada suatu kondisi lembab
pada suatu kadar kelembaban yang sedekat mungkin
dengan keadaan jenuh dan kering permukaan, dengan
menyiram secara berkala timbunan agregat dengan air
pada waktu penakaran, maka penyimpanan agregat
terakhir tersebut harus telah dilakukan paling tidak 12 jam
sebelumnya untuk menjamin drainase yang memadai dari
timbunan agregat.
Beton harus dicampur dengan suatu mesin yang
dioperasikan secara mekanis dari jenis dan ukuran yang
disetujui yang akan menjamin suatu distribusi bahan-
bahan yang merata diseluruh masa tersebut.
Mesin pencampur harus dilengkapi dengan penampung air
yang memadai dengan suatu alat untuk mengukur dan
mengendalikan jumlah air dalam setiap penakaran. Mesin
pencampur harus terlebih dahulu diisi dengan agregat dan
semen yang telah ditakar, kemudian mesin pencampur
dijalankan sebelum ditambahkan air.
Waktu pencampuran harus diukur dari saat air mulai
dimasukkan kedalam bahan-bahan campuran kering. 15
Semua air pencampur harus dimasukkan sebelum ¼
waktu pencampuran berlalu. Waktu pencampuran untuk
mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang 1.5 menit, untuk
mesin lebih besar maka waktu harus ditingkatkan 15 detik
untuk setiap penambahan 0,5 m3 dalam ukuran.
Prosedur pengecoran adalah sebagai berikut :
1. Persiapan Pengecoran :
a. Kontraktor akan membongkar setiap struktur yang
ada, yang harus diganti dengan pekerjaan beton
baru atau yang harus dibongkar untuk memberi
tempat bagi pekerjaan beton baru.
b. Kontraktor akan menggali atau mengurug kembali
pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton pada
garis-garis yang terlihat pada gambar atau
ditunjukkan Konsultan Pengawas, dan harus
membebaskan serta membongkar suatu daerah
yang cukup luas disekitar tepi pekerjaan beton untuk
menjamin dicapainya seluruh bagian pekerjaan
tersebut. Tempat berjalan yang mantap harus
disediakan bila perlu untuk menjamin bahwa semua
bagian daripada pekerjaan dapat diawasi dengan
mudah dan aman.
c. Semua telapak, pondasi dan galian untuk pekerjaan
beton harus dijaga agar kering dan beton tidak boleh
dicor diatas tanah yang mengandung lumpur, puing
atau bahan-bahan asing lainnya, atau dalam air.
d. Sebelum pengecoran beton dimulai, semua acuan
tulangan dan benda lain harus dimasukkan dalam
beton (seperti pipa-pipa atau saluran) harus 16
ditempatkan dengan tepat dan diikat dengan kuat
serta ditunjang terhadap pergeseran oleh pekerjaan
pengecoran beton.
e. Kontraktor dalam setiap 5 m3 atau sebagian dari
pada itu atau pengecoran tiap harinya, akan
menyediakan 3 sample pengujian kuat tekan beton,
test satu kubus untuk umur 7 hari, satu kubus untuk
umur 28 hari, apabila pada umur 28 hari gagal (tidak
memenuhi syarat yang ditentukan) maka benda uji
terakhir di test umur 56 hari.
Kontraktor akan menyerahkan produk test material dan
job mix design kepada Konsultan pengawas untuk
disetujui sebelum pengecoran.
2. Pelaksanaan Pengecoran
a. Kontraktor akan memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum ia bermaksud untuk memulai dengan
pengecoran beton. Konsultan pengawas akan
mensahkan penerimaan dan pemberitahuan tersebut
kemudian memeriksa kondisi fisik kesiapan
pengecoran secara keseluruhan.
b. Beton Kedap Air
Untuk semua pekerjaan yang berhubungan langsung
dengan air dipergunakan beton yang kedap air,
dengan beberapa pendekatan seperti pemasangan
water proofing diseluruh permukaan beton.
Pekerjaan beton kedap air ini akan dilakukan uji coba
terlebih dahulu dengan jaminan kebocoran sampai
dengan 10 tahun dan semua menjadi tanggung
jawab kontraktor.
c. Beton Grouting
Material yang dipergunakan adalah jenis EMBERCO
636 GROUT, MASTERFLOW 713 GROUT atau yang
setara, bersifat non shrink dan memenuhi 17
persyaratan CRD – C 588 – 76, 78 A dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
Beton Grouting ini dipergunakan untuk mengecor
lubang angker dan plat landasan dudukan baja
konstruksi atap dan peralatan mekanikal.
d. Pekerjaan pengecoran dalam kondisi tertentu seperti
panas, hujan dan sebagainya harus mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas, untuk
dilakukan pengecoran dengan terlebih dahulu
dilakukan rekayasa pada beton atau dihentikan
karena ditakutkan terjadi kegagalan pengecoran,
karena proses pengerasannya tidak sempurna.
e. Pengecoran dilaksanakan terhadap material beton
yang telah siap maksimal selama 40 menit. Beton
tidak diperbolehkan dijatuhkan bebas lebih dari 1,5
m untuk menghindari agregasi dan menjamin suatu
pengecoran yang tidak terputus.
Pengecoran beton dilakukan dalam operasi yang
menerus dalam setiap tahapan konstruksi
(construction joint), bidang-bidang pertemuan
disiram dengan air semen kental atau dengan zat
additive tertentu yang melunakkan beton. Adukan
beton didalam bekisting harus dicor lapis demi lapis
tidak boleh lebih dari 60-70 cm.
Segera sebelum pengecoran dimulai, maka acuan
harus disiram dengan air atau dilapisi dengan suatu
minyak mineral disebelah dalam acuan tanpa
meninggalkan bekas.
f. Tidak ada beton yang boleh digunakan apabila tidak
dicor dalam posisi akhir di acuan dalam waktu 30
menit setelah air ditambahkan dalam campuran
tersebut.
g. Pengecoran tidak diperbolehkan atau dihentikan
apabila ada air dari luar beton, seperti air hujan
18
masuk dalam bekisting dan menimbulkan genangan
yang sangat mempengaruhi air semen dari beton.
i. Bila dicor kedalam struktur yang mempunyai acuan
yang sulit dan tulangan baja yang rapat, maka beton
harus dicor dalam lapisan horizontal yang tidak lebih
dari tebal 15 cm.
j. Air tidak diijinkan melimpah atau naik pada
pekerjaan beton dalam waktu pengecoran 24 jam.
3. Prosedur Pemadatan :
a. Peralatan yang digunakan adalah vibrator
berfrekwensi paling sedikit 6,000 rpm. Ujung beton
triller tidak boleh sampai menyentuh bekisting dan
pembesian. Penggetaran berlebihan tidak
diperbolehkan hingga terjadinya pemisahan bahan
beton atau timbulnya air dipermukaan.
b. Adukan beton yang dicor, harus segera dilakukan
penggetaran dengan alat penggetar mekanis,
sampai dengan merata keseluruh permukaan
bekisting dalam kondisi yang padat tanpa adanya
sarang koral dan kantong udara.
c. Beton harus dengan penggetar mekanis yang
disetujui untuk dioperasikan dalam beton tersebut.
Jumlah penggetar disesuaikan dengan volume beton
yang dicor untuk mempercepat proses pengecoran.
Bila diperlukan penggetaran harus ditambah dengan
pemadatan adukan beton dengan tangan dan alat-
alat yang sesuai untuk menjamin pemadatan yang
layak.
19
d. Penggunaan penggetar harus pada titik yang
tersebar merata dan tidak lebih jauh secara terpisah
daripada 2 kali radius, dimana getaran efektif secara
nyata. Titik penggetar terutama pada tempat yang
sempit, sulit dijangkau dan pada sambungan.
d. Pekerjaan Pembesian
Kontraktor berdasarkan gambar rencana menyusun daftar
profil pembesian dan mengajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk disetujui. Sedangkan untuk detail pekerjaan
adalah tanggung jawab dari kontraktor yang dapat diset di
lapangan.
Besi beton yang akan dicor dibersihkan dari semua kotoran
yang menempel seperti karat, cat, minyak dan kotoran lain
yang mengurangi kekuatan lekatan baja pada beton.
Besi beton tidak diperbolehkan dibengkokkan atau dipotong
dengan pemanasan karena mengakibatkan kelelahan bahan,
tetapi dengan menggunakan kekuatan mekanis.
Besi beton akan ditekuk sesuai dengan gambar rencana
terutama pada ujung-ujungnya sebagai angker yang
menahan tarik pembebanan. Angker tersebut dibuat pada
panjang penjangkaran pada masing-masing struktur untuk
memperoleh kekuatan tarik selain karena lekatan antara
beton dengan baja.
Prosedur pembesian :
a. Pada pekerjaan pembesian ini terlebih dahulu, profil besi
digrup dan dipisahkan untuk kemudian dirakit sesuai
gambar rencana. Besi harus diikat kuat dengan kawat,
ditunjang oleh penumpu logam.
Penumpuan besi tidak boleh diletakkan menempel pada
bekisting, dan kawat beton dibengkokkan pada arah
kedalam beton, sehingga tidak mengganggu beton
decking yang telah ditentukan.
Pada pembesian plat dalam bentang yang panjang,
dibutuhkan penopang berbentuk U atau Z dipasang pada
20
jarak 80-100 cm, supaya pembesian plat tepat didalam
plat tanpa adanya penumpukan.
b. Sambungan besi harus memiliki sambungan lewatan 60
kali diameter tulangan, jadi sambungan besi dipasang
over laping untuk mendapatkan gesek karena lekatan baja
dengan beton.
c. Pembesian di lapangan harus dicek dengan penandaan-
penandaan tertentu berdasarkan chek list dan sketsa yang
disepakati, dilakukan pemeriksaan oleh Konsultan
Pengawas pada pekerjaan yang akan dicor.
d. Kontraktor menyerahkan hasil test laboratorium atau
sertifikasi baja tulangan dari institusi yang kredibilitasnya
dapat dipercaya. Pengujian material beton dilakukan
setiap pengiriman 10 ton baja tulangan, dengan
pengambilan sampel ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
e. Pekerjaan Pemeliharaan
Pemeliharaan beton atau yang lebih dikenal beton curing
adalah perlakuan beton pasca pengecoran hingga umur
pengikatan beton selama hampir minimal 7 hari sampai
dengan 28 hari. Beton pada proses pengerasannya adalah
proses dehidrasi, maksudnya pengerasannya terjadi karena
semen mengalami dehidrasi dan mengikat material
penyusunnya menjadi padat. Pada kondisi ini yang harus
dikontrol adalah suhu pada permukaan beton yang langsung
berhubungan dengan cuaca dikondisikan untuk stabil, atau
memiliki suhu yang sama dengan bagian dalam beton.
Perlakuan yang biasa diberikan adalah :
a. Perlindungan pada material beton yang belum keras
terhadap kemungkinan adanya perubahan kadar air yang
mempengaruhi proses pengikatan semen.
b. Kontrol suhu permukaan beton terhadap perubahan suhu
yang tinggi, sehingga mempercepat hidrasi di permukaan 21
tanpa membuat retak susut yang membahayakan struktur
antara lain dengan goni basah, compound dan penutup
plastik.
c. Bekisting dibiarkan selama beberapa hari untuk mencegah
retak pada sambungan dan pengeringan beton secara
tepat.
d. Air yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan
bebas dari unsur kimia yang mempengaruhi kekuatan
tekan beton.
Pembongkaran Bekisting :
a. Waktu minimal yang dibutuhkan untuk membongkar bekisting sangat
tergantung pada jenis struktur, konstruksi perancah dan kuat tekan beton.
Bagian StrukturWaktu Pembongkaran
BekistingSisi Balok, sloof dan
kolom 48 jamBalok tanpa beban
konstruksi 7 hariBalok dengan beban
konstruksi 21 hariPlat lantai / atap / tangga 21 hari
b. Setelah bekisting dibuka, permukaan beton harus dijaga
dari kemungkinan benturan yang menyebabkan
kerusakan secara struktural. Tulangan yang belum
terbungkus dengan beton dibungkus dengan spesi semen
untuk mencegah korosi tulangan.
c. Bekisting dan perancah tidak akan dibongkar tanpa
adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas, pada
konstruksi yang membutuhkan perlakukan khusus karena
perilaku struktur. 22
d. Semua kegagalan konstruksi akibat kelalaian kontraktor
adalah tanggung jawab sepenuhnya kontraktor, dan akan
memperbaikinya hingga memuaskan Konsultan Pengawas
tanpa adanya kompensasi biaya.
e. Air yang digunakan untuk perawatan harus bersih dan
bebas dari unsur kimia yang mempengaruhi kekuatan
tekan beton.
Perbaikan pekerjaan yang kurang memuaskan :
a. Pembetulan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi
kriteria toleransi yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas, atau yang tidak mempunyai hasil akhir
permukaan yang memuaskan :
Konstruksi beton keropos, akan segera dilakukan
perbaikan dengan membuang lapisan beton yang rapuh
kemudian diperbaiki dengan metode aduk kering (dry
packed mortar).
Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan gambar
rencana baik bentuk maupun posisinya, kalau masih
memungkinkan untuk direkayasa sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas atau dibongkar tanpa kompensasi
biaya.
Permukaan beton ekspose akan lebih dicermati untuk
memperoleh hasil yang memuaskan, bersih, rata, dan
tidak ada retakan.
Lapisan pelindung beton lantai utility dan tempat yang
ditentukan pada gambar rencana atau atas petunjuk
Konsultan Pengawas dilindungi dengan lapis perkerasan
permukaan lantai beton (floor hardener)
b. Dalam hal adanya perselisihan mengenai kualitas
pekerjaan beton atau setiap keraguan mengenai
kelayakan data pengujian yang tersedia, maka Konsultan
Pengawas dapat meminta Kontraktor untuk melaksanakan
pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa suatu penilaian yang cukup baik mengenai kualitas 23
pekerjaan dapat dibuat. Pengujian tambahan tersebut atas
biaya sendiri oleh Kontraktor.
IV.Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap adalah berupa Rangka Baja IWF, Gording Baja,
besi siku, plat flenders, trekstang besi, ikatan angin, reng usuk
galvalum, genteng dan wuwung termasuk yang berhubungan
dengan semua pekerjaan ini.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Material
a. Kuda-kuda
Kuda-kuda pada bagian ini mempergunakan kuda-kuda
IWF 200.100.5,5 dan IWF 150.75.5,7
b. Gording
Gording menggunakan Gording Baja C 125.50.3
c. Besi Siku
Besi Siku menggunakan L. 50.50.6
d. Base Plat
Base Plat tebal 9 mm dilengkapi angker dia 16 mm
panjang 15 cm
e. Trekstang
Trekstang menggunakan trekstang besi dia. 12 mm
f. Ikatan Angin
Ikatan angin menggunakan besi dia. 12 mm
g. Reng Usuk
Reng Usuk menggunakan baja ringan 24
h. Genteng & Wuwung
Bahan genteng dan wuwung menggunakan genteng dan
wuwung yang sama dengan bangunan depan yaitu
Genteng Karang Pilang kualitas baik.
i. Mur dan Baut
Mur dan Baut menggunakan besi dia. 16 mm panjang 15
cm
j. Listplank
Listplank menggunakan Listplank GRC 120x24 cm tebal
6 mm.
k. Pengecatan
Pengecatan menggunakan laburan baja dengan meni
besi
Prosedur Pelaksanaan
a. Kuda-Kuda Baja
Pembuatan rangka kuda-kuda Baja IWF 200.100.5,5 dan
IWF 150.75.5,7, gording, besi siku, base plat, trekstang,
ikatan angin mengacu pada gambar rencana akan
dikerjakan di lokasi tersendiri yang berdekatan dengan
lokasi pekerjaan. Kami akan memperlihatkan rangka
kuda-kuda pada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan sebelum barang tersebut
dipasang di lantai 2. Pemasangan akan menggunakan
alat-alat bantu yang mendukung pekerjaan tersebut.
b. Pemasangan Reng Usuk Baja Ringan
Usuk akan dipasang dengan jarak 50 cm dari as ke as,
dan bilamana terjadi sambungan usuk satu dengan yang
lain maka akan dipasang overlapping. Pemakaian reng
dipakai dengan panjang minimum 2 m.
c. Pemasangan Genteng 25
Genteng dipasang dengan rapat, lurus dalam segala
arah kaitan, saling menutup dan tidak terdapat
kebocoran.
d. Pemasangan Wuwung
Wuwung dipasang dengan perekat 1 pc : 3 ps.
e. Pemasangan Listplank
Listplank dipasang dengan memakai listplank GRC
120x24 cm tebal 6 mm.
f. Finishing expouse
Rangka atap dicat menggunakan leburan baja campur
dengan meni besi dan Penutup atap dicat warna merah
sesuai dengan standard Pengadilan Negeri.
V.PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
1. Pekerjaan Dinding
a. Semen Portland
Semen Portland yang dipakai disini adalah dari jenis dan
kualitas seperti yang dipakai pada pekerjaan beton dan
secara umum harus mengikuti syarat-syarat yang
terdapat dalam peraturan Semen Portland Indonesia, dari
satu merk seperti Semen Gresik atau yang sekualitas.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1. Butir-butir pasir harus tajam dan keras
tidak dapat dihancurkan dengan tangan.
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
dan pasir harus bebas dari segala macam bahan kimia,
sesuai NI-3 Pasal 14 ayat 2, bila pasir yang digunakan
tidak memenuhi syarat tersebut diatas, Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan untuk mencucinya.
26
3. Pasir laut untuk adukan tidak
diperkenankan dipakai.
4. Khusus plesteran dipakai pasir halus.
c. Batu Merah
1. Batu merah yang dipakai terbuat dari
tanah liat melalui proses pembakaran yang cukup
matang.
2. Ukuran nominalnya adalah 6 cm x 12 cm x
24 cm atau ukuran yang tidak jauh menyimpang.
3. Batu merah yang dipakai batu merah
dengan kualitas I dan telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas. Warnanya merah tua, merata
tanpa cacat, sisinya rapi dan tegak lurus.
d. Air
Air yang digunakan untuk membuat adukan adalah sama
dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton, bersifat
tawar, bersih tidak mengandung minyak asam, alkali dan
bahan yang dapat merusak spesi, memenuhi NI-3 pasal
10.
e. Spesi
Jenis adukan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
Untuk pasangan trasram 1 Pc : 3 Ps
Untuk pasangan batu bata 1 Pc : 5 Ps
Adukan akan dibuat secara hati-hati didalam bak kayu
yang besarnya memenuhi syarat. Semen dan pasir harus
dicampur dulu dalam keadaan kering kemudian diberi air
sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran
plastis.
27
Prosedur Pelaksanaan
a. Pasangan Batu Bata Merah
Pemasangan dinding tembok akan dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana.
Pasangan batu merah menggunakan spesi adukan 1 pc : 5
ps, sebelumnya batu merah direndam hingga jenuh. Didalam
satu hari pemasangan, pasangan bata tidak boleh lebih
tinggi dari satu meter dan pengakhirannya harus dibuat
bertangga menurun untuk menghindari retaknya dinding di
kemudian hari.
Pasangan batu bata terdiri dari dua macam, pada elevasi ±
30 cm berupa pasangan trasram pada dinding biasa dan ±
150 cm pada kamar mandi atau WC dengan spesi campuran
1 pc : 3 ps.
Pada pasangan setengah bata, satu sama lain harus terdapat
ikatan yang sempurna. Untuk dinding setengah batu pada
tiap-tiap pertemuan tegak lurus harus diperkuat dengan
kolom praktis dimensi 11/11 dengan pembesian 4 ø 10
dengan sekang ø 6 – 200. Demikian juga untuk setiap luas
dinding maksimum 12 m2 harus diberi penguat kolom / balok
praktis. Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar
bersudut 90°.
Sebelum memulai pasangan, batu bata harus direndam
dahulu didalam air selama setengah jam dan pasangan
permukaan yang dipasangpun harus bersih juga. Tebal siar
batu bata tidak boleh kurang dari 1 cm. Sebagai persiapan
plesteran, air harus dikerok sedalam 1 cm agar plesteran
yang akan dipasang terikat baik.
Dinding batu merah tidak diperbolehkan dibuat perlemahan
dengan membuat lubang-lubang perancah. Untuk 28
menghindari retakan antara kolom dengan batu merah
dibuat stek-stek besi tulangan ø 6 – 750, untuk mencegah
retak disambungannya. Pasangan batu merah dibasahi
dengan air terlebih dahulu sebelum diplester, supaya terjadi
pengikatan semen.
Apabila diperlukan pasangan pipa atau alat-alat lain yang
ditanam dalam dinding, maka harus dibuat pahatan-pahatan
secukupnya pada pasangan dinding sebelum diplester.
Pahatan tersebut setelah pipa/alat-alat terpasang sudah
ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
bersama-sama dengan plesteran seluruh dinding. Bila
permukaan pipa / peralatan lain yang ditanam tersebut licin
(misalnya pipa PVC) maka pipa tersebut harus diselubungi
terlebih dahulu dengan kawat ayam dengan maksud
plesteran dapat melekat dengan baik.
b. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan plesteran adalah pekerjaan pelapis dinding, untuk
mendukung penampilan bangunan yang menimbulkan kesan
rapi dan indah. Plesteran dibuat dari material campuran
antara semen dan pasir dengan proporsi campuran material
tertentu. Pekerjaan plesteran diakhiri dengan pelapisan
semen atau material lain yang dikerjakan secara halus,
merata dan menutupi permukaan plesteran dengan
spesifikasi tertentu atau yang biasa disebut acian.
Pekerjaan plesteran meliputi penyediaan tenaga manusia
yang sudah terlatih menggunakan peralatan plesteran
dibantu dengan benang-benang yang terukur pada arah
vertical dan horizontal.
Pekerjaan plesteran meliputi penyediaan tenaga kerja, alat
transportasi, peralatan dan fasilitas yang diperlukan untuk
29
melaksanakannya. Sarana dan prasarana ini disiapkan
dengan harapan diperoleh output pekerjaan yang baik.
Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada seluruh
permukaan dinding bagian luar dan sesuai dengan gambar
rencana. Untuk detailnya dibagi menjadi tiga macam :
a. plesteran halus (aci).
b. plesteran tekstur kasar (adukan semen kering
disemprotkan).
c. plesteran acian dengan ekspose garis tali air
horizontal dan vertikal.
1. Material
Semen Portland yang dipergunakan adalah semen klas I yang
didistribusikan secara umum di pasaran dengan mengacu
pada NI - 8.
Pasir yang digunakan adalah pasir pasang yang bersih dari
lumpur dan material lain yang merusak pekerjaan plesteran
sesuai dengan NI – pasal 14 ayat 2.
Air yang dipakai adalah yang tawar, bersih tidak
mengandung senyawa kimia yang merusak spesi sesuai
dengan NI – 3 pasal 10.
Adukan plesteran yang dipergunakan :
o Plesteran trasram dengan campuran 1 Pc : 3 Ps, tebal min.
15 mm.
o Plesteran biasa dengan campuran 1 Pc : 5 Ps, tebal min.
15 mm.
o Plesteran beton dengan campuran 1 Pc : 3 Ps, tebal min. 6
mm.
o Plesteran sudut dengan campuran 1 Pc : 3 Ps, digunakan
untuk pengakhiran sudut dari bidang-bidang plesteran.
2. Prosedur Pelaksanaan :
30
Pekerjaan plesteran dengan aci, baru boleh dilaksanakan
apabila seluruh pekerjaan pasangan dan pekerjaan beton
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Kontraktor melaksanakan pekerjaan ini mengacu pada
gambar rencana arsitektur dan detailnya, mengenai dimensi
dan profil.
Plesteran yang dipergunakan sesuai dengan material yang
dilapisi, seperti plesteran trasram untuk pasangan trasram,
kemudian untuk plesteran biasa untuk pasangan biasa dan
seterusnya. Sedangkan untuk acian dipergunakan Pc murni
diaduk merata dengan air ditambah atau tidak dengan bahan
additive sesuai dengan petunjuk guidance pabrikan.
Material adukan yang sudah siap dilaksanakan hanya
diperbolehkan dikerjakan maksimal setelah 30 menit,
terutama untuk material kedap air. Semua bidang plesteran
yang akan dilakukan finishing dengan keramik diberikan alur
horizontal dan vertical atau dikretek (scratch) untuk
membuat ikatan yang kuat, dengan terlebih dahulu
permukaan plesteran disiram sampai basah merata dengan
air sebelum diaci.
Pekerjaan plesteran dinding baru boleh dikerjakan apabila
semua pekerjaan yang tertanam dalam dinding, seperti
instalasi pipa listrik dan plumbing seluruh gedung sudah
diletakkan secara tepat sesuai dengan gambar rencana.
Plesteran dibuat dengan acuan yang berkedudukan tetap,
dengan membuat terlebih dahulu kepala plesteran pada
jarak 1 m, dipasang tegak dengan menggunakan keeping-
keeping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan
bidang. Ketebalan plesteran harus menutup permukaan
seluruh pasangan atau beton secara sempurna dengan tebal
maksimum 2,5 mm. Untuk setiap permukaan yang bertemu
pada sudut bangunan dibuat benangan atau tali air sesuai
dengan gambar rencana. Permukaan yang datar, toleransi
lengkung atau cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m. 31
Permukaan plesteran harus dilindungi terhadap
perubahan cuaca tiba-tiba yang membuat
penguapan tidak merata, yang sering
mengakibatkan retak konstruksi yang mengganggu
estetik gedung. Keretakan pada bangunan harus
dibongkar atau diperbaiki
VI. PEKERJAAN SANITARY
Pekerjaan Sanitary adalah semua pekerjaan yang
berhubungan langsung dengan pemakaian air dan
perangkatnya.
Pekerjaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap fungsi
gedung yang berhubungan dengan utilitas.
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya atau operasinya.
Material :
Material yang dipergunakan pada prinsipnya berdasarkan
pada material yang beredar bebas di pasaran dalam
persediaan yang cukup, sehingga apabila ada perbaikan
atau penggantian bagiannya, masih dimungkinkan
mendapatkan suku cadangnya.
Material yang dipergunakan sebisa mungkin menggunakan
material pabrikan, dengan rekomendasi pemasangan pada
fixture yang standar untuk kenyamanan pemakaiannya.
Untuk menjadikan kamar mandi menjadi lebih indah diberi
aksesoris. Material yang dipergunakan meliputi :
o Keramik, bisa digunakan sebagai aksesoris untuk
menciptakan kesan pada si pemakai dengan
menggunakan motif-motif tertentu sesuai dengan
selera pemakai (user)
32
o Kaca, bisa digunakan sebagai aksesoris dengan motif
tertentu untuk membangun kesan pada si pemakai.
o Benda-benda lainnya, misal tempat handuk, tempat
sabun dan sebagainya.
Material yang dipergunakan adalah material yang memiliki
kualitas baik, dengan model dan mutu bahan yang tidak
ketinggalan jaman (up to date).
Prosedur Pelaksanaan :
Kontraktor mengajukan material yang dipergunakan kepada
Konsultan Pengawas mengenai spesifikasi teknis, model dan
brosur-brosur pendukung.
Kontraktor pada perangkat yang rumit, meniliti fixture
peralatan, mempelajari jaringan instalasi, pola kerja dan
pemasangannya.
Kontraktor melakukan test pakai pada semua fasilitas
terpasang sanitair, untuk mengetahui bekerjanya alat,
semua kegagalan kerja perangkat menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk diperbaiki sampai dengan benar.
a. Pekerjaan Washtafel
Wastafel yang dipergunakan adalah merk TOTO, Type LW
986, white bentuk bulat lengkap dengan aksesoris, seperti
tercantum dalam brosur yang diajukan atau yang sekualitas.
Wastafel lengkap dengan peralatannya akan dijaga
kualitasnya, sehingga produk akhir dapat diperoleh hasil
maksimal tanpa ada kerusakan dan cacat, yang
mempengaruhi penampilan alat.
Wastafel dipasang sesuai dengan fixture dari gambar
rencana disesuaikan dengan gambar teknis pada brosur,
atau petunjuk pemakaian dari pabrikan. Diharapkan alat
dapat bekerja, terpasang rapi, tidak terjadi kebocoran pada
instalasinya.
33
b. Pekerjaan Closet
Closet duduk berikut segala perlengkapannya menggunakan
KIA. Produk akhir pemasangan closet terpasang harus dalam
kondisi baik, tidak cacat atau rusak, berfungsi dengan baik
tanpa ada kebocoran plumbing. Closet dipasang water pass,
stabil pada kedudukannya.
Pada pekerjaan closet duduk setiap closet duduk yang
terpasang akan dilengkapi dengan wash shower KIA.
c. Pekerjaan kran air
Kran air yang dipakai merk SANEI atau yang sekualitas,
ukuran disesuaikan dengan keperluan masing-masing fungsi
sesuai dengan gambar plumbing dan brosur sanitair. Kran
tembok memakai tipe standard yang berleher panjang dan
mempunyai ring dudukan yang harus dipasang menempel
pada dinding. Untuk dapur dan washbrook dipakai tipe
standard yang disambung dengan pipa leher angsa
(extention).
d. Floor Drain
Lobang-lobang dilengkapi dengan siphon dan penutup
berengsel untuk floor drain dan dopverchrom dengan drat
untuk clean out.
Floor drain dipasang setelah diseleksi dengan baik, tanpa
cacat, tanpa merusak profil penutup lantai disekitar floor
drain. Hubungan pipa metal dengan lantai atau beton
menggunakan perekat beton kedap air dan diwaterproof.
Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus
rapi, waterpass, dan tidak bernoda dan tidak bocor. 34
VII. PEKERJAAN (UTILITAS) MEKANIKAL STANDARD
1. Pekerjaan Instalasi Air
Bersih
Pekerjaan pemipaan adalah semua pekerjaan yang
berhubungan dengan proses mengalirnya air, baik air bersih
yang terjadi di lingkungan bangunan fisik yang dikerjakan
dalam pekerjaan perencanaan.
Pekerjaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap
keindahan bangunan bila proses pendesainannya jadi
termasuk pekerjaan Arsitektur yang memerlukan
perencanaan yang matang sehingga bisa menghasilkan
mutu dan kualitas yang benar-benar bagus baik dari segi
keindahan atau arsitektur maupun dari segi fisik atau
pekerjaan sipil.
Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tembok
sedemikian rupa, sehingga bila ditutup (diplester) tidak
menonjol keluar, penanaman pipa dilaksanakan sebelum
tembok diplester.
Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang
klem-klem dan pipa-pipa yang digunakan adalah pipa PVC
ex. MASPION atau yang sekualitas.
Pemipaan air bersih
Pemipaan air bersih digunakan sebagai tempat mengalirnya
air bersih yang digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Material :
Material pipa yang digunakan adalah pipa jenis PVC setara
MASPION dengan diameter yang berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhan kapasitas dan fungsinya.
a. Pipa 35
Pipa ini digunakan lebih banyak untuk keperluan air besih.
Bahan yang dipergunakan adalah pipa PVC Class AW
dengan ukuran dia. 1”, ½”, ¾”.
b. Gate Valve
Gate Valve yang digunakan disesuaikan dengan
persyaratan.
c. Mesin Pompa
Mesin Pompa Type Jet Pump Kap.13ltr/mnt
d. Instalasi dan Material Bantu
Untuk instalasi dan material bantu disesuaikan dengan
persyaratan dan gambar perencanaan.
e. Testing dan Comissioning
Untuk Testing dan Comissioning disesuaikan dengan
persyaratan dan gambar perencanaan.
Prosedur Pelaksanaan :
Prosedur pelaksanaan yang digunakan adalah memenuhi
syarat-syarat dalam perencanaan plumbing.
Sistem Penyambungan
Sistem yang dipergunakan adalah sistem penyambungan
dengan menggunakan penyambung tambahan dalam hal ini
biasanya disebut keni atau semacamnya. Pipa yang akan
disambung terlebih dahulu dibei isolatif baru dipasangi
penyambung (fitting) baru disambungkan dengan pipa
lainnya. Begitu juga dengan sistem penyambungan untuk
kran air ataupun hal yang semacamnya.
Untuk pemasangan ataupun penyambungan pipa yang
berada atau nampak diluar dipasang serapi mungkin
sehingga menimbulkan kesan yang indah.
2. Pekerjaan Instalasi Air
Kotor
Pekerjaan pemipaan adalah semua pekerjaan yang
berhubungan dengan proses mengalirnya air, baik air Kotor
yang terjadi di lingkungan bangunan fisik yang dikerjakan
dalam pekerjaan perencanaan. 36
Pekerjaan ini sangat besar pengaruhnya terhadap
keindahan bangunan bila proses pendesainannya jadi
termasuk pekerjaan Arsitektur yang memerlukan
perencanaan yang matang sehingga bisa menghasilkan
mutu dan kualitas yang benar-benar bagus baik dari segi
keindahan atau arsitektur maupun dari segi fisik atau
pekerjaan sipil.
Pemasangan pipa-pipa seluruhnya ditanam didalam tembok
sedemikian rupa, sehingga bila ditutup (diplester) tidak
menonjol keluar, penanaman pipa dilaksanakan sebelum
tembok diplester.
Pipa-pipa yang ditanam didalam tembok harus dipasang
klem-klem dan pipa-pipa yang digunakan adalah pipa PVC
ex. MASPION atau yang sekualitas.
a.Pemipaan air kotor
Pada dasarnya pemipaan pada pekerjaan ini adalah saluran
pembuangan dari semua buangan air kotor. Air kotor ini
dibuat lewat pipa sampai ke tempat pembuangan yang
sebenarnya.
Saluran air kotor dari closet ke septictank menggunakan
pipa PVC Class (AW) atau yang sekualitas dengan elevasi
diperhitungkan di lokasi proyek.
Material :
Material pipa yang digunakan adalah pipa jenis PVC setara
MASPION dengan diameter yang berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhan kapasitas dan fungsinya.
a. Pipa
Pipa ini digunakan lebih banyak untuk keperluan air besih
dan air kotor. Bahan yang dipergunakan adalah pipa PVC
Class AW dengan ukuran dia. 4” dan 3”
b. Instalasi dan Material Bantu 37
Untuk instalasi dan material bantu disesuaikan dengan
persyaratan dan gambar perencanaan.
c. Testing dan Comissioning
Untuk Testing dan Comissioning disesuaikan dengan
persyaratan dan gambar perencanaan.
Prosedur Pelaksanaan :
Prosedur pelaksanaan yang digunakan adalah memenuhi
syarat-syarat dalam perencanaan plumbing.
a. Sistem Pengambilan
Dari saluran pipa besar atau utama, pipa dipasang
mengambil dari posisi bawah pipa utama, hal ini bertujuan
untuk menghindari matinya aliran air bila pengguna air dari
saluran utama terlalu banyak.
Pipa dipasang tepat dibagian bawah dari saluran utama dan
untuk memperkuat sambungan yang ada digunakan
serabut/isolatif sehingga air tidak bocor lewat sambungan.
Dengan pipa yang sesuai dengan gambar dimungkinkan
untuk bisa mencukupi semua kebutuhan air yang akan
digunakan.
Dari sistem pengambilan ini, pipa ditanam didalam tanah
untuk menghindari gangguan ataupun menjaga kesan
indah.
b. Sistem Penyambungan
Sistem yang dipergunakan adalah sistem penyambungan
dengan menggunakan penyambung tambahan dalam hal ini
biasanya disebut keni atau semacamnya. Pipa yang akan
disambung terlebih dahulu dibei isolatif baru dipasangi
penyambung (fitting) baru disambungkan dengan pipa
lainnya. Begitu juga dengan sistem penyambungan untuk
kran air ataupun hal yang semacamnya.
38
Untuk pemasangan ataupun penyambungan pipa yang
berada atau nampak diluar dipasang serapi mungkin
sehingga menimbulkan kesan yang indah.
B. P E N U T U P
Perusahaan Kami akan berusaha semaksimal mungkin memberikan
segenap pemikiran dalam menyusun Dokumen Metode Pelaksanaan
untuk mempersiapkan Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor
(Tahap I) Kejaksaan Negeri Bangkalan Tahun Anggaran 2012.
Dalam memberikan jasa pemborongan yang disiapkan untuk
pelaksanaan ini, kami telah menyiapkan :
1. Tim yang terbentuk dalam Struktur Organisasi pelaksanaan.
2. Sarana/peralatan yang memadai untuk mendukung kelancaran
pekerjaan.
3. Penerapan teknologi dan metode kerja yang baik dan terarah.
4. Dukungan perusahaan terhadap kebutuhan operasional tim
pelaksana.
5. Menciptakan sistem kerjasama yang baik antar instansi dan
lembaga terkait.
6. mematuhi dan melaksanakan semua peraturan dan undang-
undang yang berlaku.
Demikian Dokumen Metode Pelaksanaan ini dibuat semoga dapat
memberikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan sehingga
dipercaya sebagai pelaksana kegiatan, dan kami berjanji bahwa
segala bentuk kekurangan dan penyempurnaan yang terdapat
dalam isi dan materi dokumen ini akan kami laksanakan guna
tercapainya sasaran sesuai dengan yang diharapkan.
39
40