Mengomentari suatu putusan

Post on 30-Jun-2015

375 views 0 download

description

Mengomentari suatu putusan

Transcript of Mengomentari suatu putusan

Mengomentari Suatu Putusan

Bahasan Mengenai Format dan Kelogisannya

Format Putusan Putusan hakim harus dibuat secara tertulis dan ditanda tangani sebagai dokumen resmi. Suatu putusan hakim, terdiri dari 4 bagian yaitu : I. Kepala Putusan II. Identitas Para Pihak III. Pertimbangan (konsideran) yang memuat tentang “Duduknya Perkara” dan “ pertimbangan Hukum” IV. Amar atau dictum putusan

Secara rinci, maka surat putusan harus dibuat menurut ketentuan serta memuat hal-hal sebagai berikut : 1. Judul dan Nomor Putusan • Judul : PUTUSAN • Nomor putusan sama dengan nomor perkara ( SEMA No. 32/TUADA

– AB/III/-UM/IX/93 tanggal 11 September 1993) 2. Tanggal Putusan 3. Kepala Putusan • Kalimat “BISMILLAHIRRAHMAANIRROHHIM” • Diikuti dengan “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG

MAHA ESA” (pasal 57 ayat (2) UU-PA) 4. Nama dan tingkatan peradilan yang memutuskan perkara 5. Identitas Para pihak

Format untuk kepala putusan ini sudah benar karena telah mencakup seluruhnya seperti yang disebut diatas, bila kalimat “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Tidak disebutkan, maka putusan batal demi hukum

Identitas para pihak meliputi nama, umur, agama, pekerjaan, tempat tinggal dan kedudukan para pihak, serta bila memakai jasa advokat maka ditambah adanyakuasa hukum, alamat kantor huasa hukum dan tanggal surat kuasa

6. Tentang duduknya perkara • Menggambarkan dengan singkat tetapi

jelas dan kronologis tentang duduknya perkara, mulai dari usaha perdamaian, dalil-dalil gugatan, jawaban tergugat, replik, duplik, bukti-bukti dan saksi-saksi, serta kesimpulan para pihak

• Menggambarkan bagaimana hakim dalam mengkonstatir dalil-dalil gugat/peristiwa diajukan para pihak

Duduk Perkara

Diatas telah dipaparkan kronologis duduk perkara dengan singkat dan dibawah ini adalah tuntutan dari penggugat. Menurut Yahya Harahap (hal. 63), Supaya gugatan sah, dalam arti tidak mengandung cacat formil, harus mencantumkan petitum gugatan yang berisi pokok tuntutan penggugat, berupa deskripsi yang jelas menyebut satu per satu dalam akhir gugatan tentang hal-hal apa saja yang menjadi pokok tuntutan penggugat yang harus dinyatakan dan dibebankan kepada tergugat.

7. Tentang hukumnya/pertimbangan hukum • Menggambarkan tentang bagaimana hakim

dalam mengkualitisir fakta/kejadian • Penilaian hakim tentang fakta-fakta yang

diajukan • Hakim mempertimbangkannya secara

kronologis dan rinci setiap item, baik dari pihak penggugat maupun tergugat

• Memuat dasar-dasar hukum yang dipergunakan oleh hakim dalam menilai akta dan memutus perkara

8. Amar Putusan Setelah menilai dalil-dalil syar’i dan mempertimbangkan secara rinci fakta yang diajukan baik penggugat maupun tergugat maka majelis hakim memperoleh kesimpulan untuk mengakhiri sengketa.

9. Kaki Putusan

Kaki putusan memuat tanggal penjatuhan putusan, Majelis yang menjatuhkan putusan, Kolom tanda tangan majelis dan panitra pengganti dan rincian biaya perkara. Penjelasan persidangan terbuka untuk umum pada saat pembacaan putusan juga harus dilakukan dan dihadiri oleh para pihak.

Kelogisan putusan

Antara gugatan dengan putusan tidak ada yang bertentangan

Kesimpulan Format: Seluruh format putusan sudah benar

karena telah memenuhi ketentuan dan bagian-bagian putusan secara resmi

Kelogisan: Dari dalil-dalil gugatan dengan kesimpulan akhir yang diperoleh hakim atas perkara tersebut ada kelogisan karena apa yang digugat merujuk pada peristiwa dan fakta yang diajukan, maka jelas bahwa isi amar putusan tersebut “mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya”

TERIMA KASIH ATAS

PERHATIANNYA

Nama Kelompok HAPA Edi Sudrajat (ketua)

NoviraAdlina

Savira Maharani

Nadia Nur Syahidah

Epi Yulianti

Lilis Sumiyati

Dzulfahmi

Hendrawan

Andi Asyraf Rahman

Ahmad Saidi

Wanda Naro Tanjung

M. Ali Asshobuni

Fadli Khairuzzadi

Zainal Arifin

DOSEN

Dr. Wahyu Widiana, MA

Kamarusdiana