Post on 14-Mar-2019
INTEGRITAS ● PROFESIONALISME ● SINERGI ● PELAYANAN ● KESEMPURNAAN
“MENGAWAL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT YANG LEBIH BAIK"
SRI MULYANI INDRAWATIM E NT E R I KE U ANG AN R E PU B L I K I ND O NE S I A
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN2
2
Tantangan Ekonomi Global, Ekonomi Indonesia dan Jakarta
Program-program Prov. DKI Jakarta
Tantangan dan Masalah dalam Pengelolaan APBDProv. DKI Jakarta
Strategi Pengelolaan Keuangan Daerah yang Berkualitasdan Berorientasi pada Layanan Publik dan Kesejahteraan
Urgensi RPJMD, RKPD, dan APBD
22
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN3
3
CITA – CITA REPUBLIK INDONESIA
SAAT INI, KITA, sebagai PENYELENGGARA NEGARA BERTANGGUNG JAWAB UNTUK MAKIN MENDEKATKAN
TERWUJUDNYA TUJUAN BERNEGARA
Tujuan Negara :
• Melindungi segenap Bangsa dan Tanah tumpah darahIndonesia
• Memajukan Kesejahteraan Umum,
• Mencerdaskan Kehidupan Bangsa,
• Ikut Melaksanakan Ketertiban Dunia yang BerdasarkanKemerdekaan, Perdamaian Abadi dan Keadilan Sosial
Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah yang:
• BERKUALITAS
• SEHAT
• PRUDENT
• TRANSPARAN
• AKUNTABEL
• PELAYANAN PUBLIK YANG LEBIH BAIK DAN BERKUALITAS
• MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
MASYARAKAT ADIL DAN MAKMUR
33
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN4
4
44
Jakarta kota maju, lestari, dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan
keberadaban, keadilan dan kesejahteraan semua.
Menjadikan Jakarta kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan memperkuat nilai-nilai keluarga dan memberikan ruang kreativitas melalui kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan.
Menjadikan Jakarta kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan kerja, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang.
Menjadikan Jakarta tempat wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi, melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga, secara efektif, meritokratis dan beritegritas.
Menjadikan jakarta kota yang lestari, dengan pembangunan dan tata kehidupan yang memperkuat daya dukung lingkungan dan sosial.
Menjadikan Jakarta ibukota yang dinamis sebagai simpul kemajuan Indonesia yang bercirikan keadilan, kebangsaan dan kebhinekaan.
1 2 3 4 5
VISI
MISI
VISI-MISI KEPALA DAERAH PERLU DIDUKUNG DENGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG BERKUALITAS DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN5
5
55
RPJMD
RKP
APBD
RPJMD
penjabaran dan pencapaian visi, misi, danprogram strategis Kepala Daerah; dan
pencapaian prioritas pembangunan nasional.
RKPD dan APBD
menjembatani sinkronisasi dan harmonisasi rencana tahunan dengan rencana strategis; dan
mengoperasionalkan rencana strategis ke dalam langkah-langkah tahunan yang lebih konkrit dan terukur.
Pemerintah Daerah, DPRD, dan masyarakat memberikan perhatian penting pada: (i). Kualitas proses penyusunan dokumen RPJMD dan (ii). Pemantauan, evaluasi, dan review berkala atas implementasinya.
URGENSI RPJMD, RKPD, DAN APBD
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN6
6
66
PERAN STRATEGIS JAKARTA
Pusat Pemerintahan Negara
Barometer perpolitikan nasional
Pusat perekonomian dan keuangan terbesar
Pusat segala aspek kehidupan sosial budaya
Tolok ukur pertahanan dan keamanan nasional
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN7
7
Biben Pellent
7,2 5,1 6,7 1,9 1,3
5,2 6,4 1,7 0,62,1 7,7
3,1 3,5 3,6
2,2 4,0 3,9
2016 2017 2018
EKONOMI
PERTUMBUHAN VOL. PERDAGANGAN
Diproyeksikan meningkat/tetap(%, yoy)
Diproyeksikan melambat(%, yoy)
AS INDIA ASEAN RRC UNI EROPA JEPANG
PEREKONOMIAN GLOBAL DI TAHUN 2018DIPROYEKSIKAN TUMBUH MODERAT
PERTUMBUHAN
0
2018
2017 2,1
6
8
10
0
2
4
6
10
WorldAdvanced economiesEmerging market and developing economiesIndonesia
8
6.4 6.2 6.0 5.6 5.0 4.9 5.0 5.2 5.3
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017p2018p
4
2
77
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN8
8
Demografi :Aging & Migrasi
Monetary PolicyUS, EU, Japan, ChinaUS Politics &
Economic Policy:
Tax & Trade
China economic rebalancing
TechnologyChange
AI, Robot/otomatisasi,Rev. Industri 4.0
GeopolitikSecurity
& Pasar Komoditas :
harga & volumeClimateChange
TANTANGAN DAN RISIKO EKONOMI GLOBAL
88
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN9
9
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA MASIH LEBIH BAIK
Rata-rata pertumbuhan PDB satu dekade terakhir (%,yoy)G20 & BRICS ASEAN
7.9
5.4 5.4
3.53.3
2.8 2.7 2.6 2.4 2.4
1.6 1.5 1.41.2
0.90.5
Lao
P.D.R
.
Mya
nm
ar
Cam
bodia
Vie
tnam
Philip
pin
es
Sin
gapore
Mala
ysia
Thaila
nd
Bru
nei
Indonesia
Italy
Japan
Fra
nce
UK
US
A
Germ
any
Canada
Mexico
Russ
ia
South
Africa
Austra
lia
Bra
zil
Arg
entin
a
Kore
a
Turk
ey
Saudi A
rabia
India
Chin
a
9.6
7.5 7.6
7.0
6.15.7
4.9
3.9 3.9
3.3
0.3
-0.5
99
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN10
10
5.1
4.9 4.9
5.0
4.8
4.74.8
5.2
4.9
5.2
5.0
4.9
5.0 5.0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3
2014 2015 2016 2017
YoY (%) Tahunan (%)
5,0
4,9
5,0
Sum ber: BPS, diolah
TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI SEHAT DAN STABIL
Sisi Pengeluaran
Permintaan domestik masih
menjadi motor
konsumsi RT tumbuh
5,0%
PMTB tumbuh 5,1%
Kinerja perdagangan internasional positif, ekspor tumbuh 5,8% dan impor tumbuh 2,8%
Konsumsi Pemerintah tumbuh
tumbuh positif didorong oleh
tingginya realisasi seluruh
belanja, baik belanja pegawai
(gaji 13), barang, dan bansos.
Sisi Produksi
Sektor primer tumbuh baik, dengan sektor pertambangan yang mencatatkan pertumbuhan positif
Sektor konstruksi tumbuh tinggi 6,5%, sejalan dengan akselerasi infrastruktur
Sektor jasa melanjutkan tren peningkatan terutama transportasi dan informatika, yang juga terdorong oleh percepatan infrastruktur
Sektor industri pengolahan tumbuh melambat 3,9%, menguatkan perlunya revitalisasi
5.06
1010
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN11
11
PERTUMBUHAN EKONOMI Q3-2017 POSITIF DI SEMUA KAWASAN...Jawa tumbuh stabil sejalan dengan pertumbuhan sektor industri...
6.69%4.67%
4.43%
5.51%3.2%
5.24%58.5%
Peranan Pulau dalam PembentukanPertumbuhan PDRB (yoy)%
PDB Nasional
5,06%Source: BPS
• Jawa memberikan kontribusi 58,5% terhadap pembentukan PDB Nasional.
• Peningkatan Kinerja Sektor Industri dan Jasa mendorong pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa, khususnya Provinsi DKI Jakarta yang berkontribusi sangat tinggi.
• Peningkatan aktivitas ekspor, khususnya untuk komoditas tambang dan pertanian mendukung pertumbuhan positif di kawasan Sumatera, Kalimantan, serta Maluku dan Papua.
Pertumbuhan PDB Nasional
Jawa
Source: BPS
3.98%
Maluku & Papua
2.5%
Bali & Nusa Tenggara
Sumatera
21.5%
Kalimantan
8.1%
Sulawesi
6.2%
1111
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN12
12
INDONESIA TELAH MENDAPAT PENGAKUAN ATAS REFORMASI EKONOMI & STRUKTURALCREDITWORTHINESS, DOING BUSINESS, KEPERCAYAAN PADA PEMERINTAH, HINGGA DAYA SAING
Ease of Doing Business 2018
Posisi Indonesia naik dari 91
Investment Grade dari Standard and Poor’s
naik
1 9menjadi 72. Perbaikan inimerupakan kelanjutan dari perbaikan 15 peringkat dari survey tahun sebelumnya. Saat ini posisi Indonesia berada di atas Tiongkok, India, Brazil, dan Philippines
Indonesia mendapatperingkat investment grade dari seluruh lembaga rating: S&P, Moody’s dan Fitch.
BBB-peringkat
Global Competitiveness Index 2017-2018Galup World Poll
naik
5Posisi Indonesia naik dari 41 menjadi 36.9 dari 12 pilar penilaian mendapatkan kenaikan skor antar lain: Institution, Infrastructure, macroeconomic, health and primary education, technological readiness, business sophistication
Indonesia bersama dengan Swissmeraih predikat negara dengan tingkat kepercayaan publik tertinggi kepada Pemerintah#1
peringkat
1212
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN13
13
1313
PELAKSANAAN EVENT BESAR INTERNASIONAL DI JAKARTA
Jakarta perlu bersiap dan berbenah untuk menghadapi berbagai event besar internasional pada tahun 2018-2019 dengan mengoptimalkan berbagai alternatif sumber pendanaan untuk
kesuksesan event besar tersebut.
JAKARTA
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN14
14
OPTIMALISASI DAN REFORMASI PENERIMAAN
NEGARA
EFISIENSI DAN KUALITAS BELANJA
PRIORITAS
KEBERLANJUTAN DAN EFISIENSI PEMBIAYAAN
• Pengurangan Kemiskinan• Pengurangan Kesenjangan• Penciptaan Kesempatan Kerja
• Optimalisasi Tax Ratio
• Kepabeanan dan Cukai
• Pengelolaan SDA dan Aset
• Defisit dan rasio utang terkendali
• Keseimbangan primer menuju
positif
• pengembangan creative
financing
APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MEWUJUDKAN“MASYARAKAT ADIL DAN MAKMUR” (1)
PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN
• Penguatan kualitas belanja modal
• Efisiensi belanja non prioritas
• Sinergi antar program
• Menjaga dan refocusing anggaran
prioritas (infrastruktur, pendidikan, dan
kesehatan)
• Penguatan kualitas desentralisasi fiskal
dalam rangka :
1414
“Pemantapan Pengelolaan Fiskal untuk Mengakselerasi Pertumbuhan yang Berkeadilan”
"Memacu Investasi dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan dan Pemerataan"TEMA RKP 2018
TEMA KEBIJAKAN FISKAL 2018
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN15
15
14
APBN SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MEWUJUDKAN“MASYARAKAT ADIL DAN MAKMUR” (2)
APBN sebagai stimulus perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan..2016 2018
LKPP Realisasi APBN-P APBN
Sel is ihAPBN 2018 dg APBN-P
2017
PersentaseSel is ih
A. Pendapatan
I. Penerimaan Dalam Negri
1. Perpajakan
2. PNBP
II. Hibah
B. Belanja
I. Belanja Pemerintah Pusat
1. Belanja K/L
2. Belanja Non K/L
II. TKDD
C. Keseimbangan Primer
D. Surplus (Defisit)
% PDB
E. Pembiayaan
1,555.90 1,736.10 1,894.7 158.60 9.1%
1,546.90 1,733.00 1,893.5 160.50 9.3%
1,284.90 1,472.70 1,618.1 145.40 9.9%
262 260.2 275.4 15.20 5.8%
9 3.1 1.2 - 1.90 -61.3%
1,864.30 2,098.90 2,220.7 121.80 5.8%
1,154.00 1,343.10 1,454.5 111.40 8.3%
684.2 769.2 847.4 78.20 10.2%
469.8 573.9 607.1 33.20 5.8%
710.3 766,3 766.2 - 0.10 -0.01%
-125.6 -144.3 -87.3 57.00 -39.5%
-308.3 -362.9 -325.9 37.00 -10.2%
-2.49 -2.67 -2.19 0.48 -18.0%
334.9 362.9 325.9 - 37.00 -10.2%
1515
2016 2017 2018
KOMPONEN APBN
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN16
16
6,9
5,0
1
PENERIMAAN PERPAJAKAN
PENERIMAAN PERPAJAKAN NAIK Rp0,15 T DARIOUTLOOK APBN 2017
Perbaikan iklim investasi dunia usaha, termasukpemberian insentif Mengoptimalkan potensi ekonomidan langkah reformasi perpajakan Target 2018
1.618,12018:
1.618,1Outlook 2017:
1.472,72017:
1.472,70
2016:
1.2814,62015:
Penerimaan Kepabeanan 1.240,4Pajak
1.424,0
& Cukai
194,12014:
1.143,6
8,2PPh Migas
38,1
Pajak Nonmigas
1.385,9
11,6% PDB
6,5
Pertumbuhan (%)Termasuk SDA migas & tambang
(triliun rupiah)
LANGKAH PERBAIKAN PERPAJAKAN
Automatic Exchange of Information (AEoI)• meningkatkan basis pajak • mencegah praktik penghindaran pajak dan
erosi perpajakan (Base Erosion ProfitShifting)
.Data dan Sistem Informasi Perpajakanup to date dan terintegrasi a.l. melalui e-filing, e-form dan e-faktur.
Kepatuhan Wajib Pajakmembangun kesadaran pajak (sustainable compliance) a.l. melalui e-service, mobile tax unit, KPP Mikro, dan outbond call.
Insentif Perpajakan• tax holiday dan tax allowance • reviu kebijakan exemption tax pada
beberapa barang kena PPN.
SDM dan regulasiPeningkatan Pelayanan dan efektifitas organisasi
1616
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN17
17
2015
255,6
2016 2017
262,0 260,2
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)
PNBP NAIK Rp15,4 M DARI OUTLOOK APBN 2017
2014398,6
2018
275,4 Target 2018
275,4Outlook 2017: 260,2
5,8
-35,8 5,8-0,7
2,5
2,5Pertumbuhan (%)
12,4
DIDUKUNG LANGKAH EFISIENSI DAN PENGELOLAAN SDA,SERTA EFEKTIFITAS PERBAIKAN PELAYANAN PUBLIK
(triliun rupiah)
Langkah Kebijakan PNBP
Penyempurnaan peraturan
Revisi UU PNBP dan PP tentang jenis dan tarif PNBP.
Peningkatan Pengawasan pengelolaan
• Penyetoran sesuai penerimaannya • Penagihan piutang • Menindaklanjuti hasil audit
Optimalisasi PNBP
• Efisiensi dan efektifitas pengelolaan SDA • Peningkatan kinerja BUMN
• Efisiensi operasional PNBP • Revisi kontrak dan efisiensi cost recovery • Menggali potensi baru
Perbaikan Pelayanan Publik
• Tranparansi dan kemudahan
• Pemanfaatan IT • Perbaikan pengelolaan PNBP
1717
LANGKAH KEBIJAKAN PNBP
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN18
18
2014:1.203,6
21.
5,8
17:Outloo1.34
015:183,3
201
20
BELANJA NEGARA
BELANJA PEMERINTAH PUSAT NAIK Rp0,11 T DARIOUTLOOK APBN TAHUN 2017
diarahkan untuk pembangunan infrastruktur, pengurangan
kemiskinan dan pengangguran, dalam rangka pemerataan
pembangunan dan perbaikan konektivitas
2018:1.454,5
(triliun rupiah)Alokasi 2018
1.454,5 (RAPBN: 1.443,3)
Outlook 2017: 1.343,1
Belanja K/L 847,4 (RAPBN: 814,1)
• Perbaikan perencanaan dengan berbasis kinerjasejalan dengan prioritas pembangunan
• Efisiensi belanja operasional
• Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
• Proses pelelangan yang lebih awal8,3
Outlook 2017:1.343,1
607,1 (RAPBN: 629,2)Belanja Non K/L
16,4
16,4Bunga Utang Subsidi NonenergiSubsidi Energi
Lebih tepat sasaran• Diarahkan untuk masyarakat miskin
• Pengendalian inflasi
Integrasi subsidi nonenergi• Sinergi dengan bansos dan transfer ke daerah
• Pengendalian kebutuhan pokok
• Peningkatan produktifitas pangan
Efisiensi biaya
• Pengendalian beban biaya bunga
• Memperdalam pasar SBN
• Pengendalian tambahan utang
(1,7)
2016:1.154,0(2,5)
Pertumbuhan (%)
Antara lain:
5,8
2015:1.183,3
2014:1.203,6
1818
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN19
19
Pembangunan
Jalan
865 km
Pembangunan Irigasi781 km
Pembangunan Rusun
13.405 unit
Rasio Elektrifikasi
95,15 %
2) Angka sementara, termasukTkDD dan Pembiayaan
Program perlindungan sosial (PKH) --> Naik dari6 juta menjadi 10 jutaKeluarga PenerimaManfaat
Perluasan Bantuan Pangan non Tunai (BPNT) : dari rastra
Pelayanan Kesehatan : PBI 92,4 juta jiwa
Pendidikan Program Indonesia Pintar : 19,7 juta siswa Bidik misi : 401,5 ribu mahasiswa
1) Termasuk Dana Desa dan subsidi (di luar subsidi pajak)
BELANJA PEMERINTAH UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL
BELANJA PEMERINTAH UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL NAIK, TERUTAMA BIDANG INFRASTRUKTUR Rp1,7 T
SERTA BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN DAN DEMOKRASI NAIK Rp19,2 T
Pelayanan Masyarakat
meningkatkan kualitas
Rp5 ribu dari
Rp60.000/org/hari
negara
Kemiskinan danKesenjangan
283,7 1)
Infrastruktur
410,7 2)
Sektor Unggulan
34,8 3)
Pertanian
• Peningkatan Produksi pangan dan pembangunan sarpras
• Pengembangan hortikultura
Pariwisata
• Pengembangan 10 destinasi wisata
• Peningkatan wisatawan • Promosi pariwisata
Perikanan
• Peningkatan daya saing produk olahan perikanan
• Bantuan kapal nelayan1048 unit
• Kelestarian lingkungan
3) Alokasi Kementan, KKP, dan Kemenpar
Aparatur Negara dan
365,8 4)
Peningkatan reformasi birokrasi untuk
pelayanan publik
Kesejahteraa4)n aparatur dan pensiunan
Kenaikan uang lauk pauk TNI/Polri
Rp55.000 menjadi
Perbaikan sistem dan manfaat pensiun aparatur
4) Termasuk pensiunan aparat pemda
(triliun rupiah)
Pertahanan Keamanan dan Demokrasi
220,8 5)
Pertahanan
Pencapaian MEF tahap 2 dan pengembangan industri pertahanan
Keamanan Pemeliharaan keamanan dan ketertiban dan penyelidikan/ penyidikan pidana
Demokrasi
Penyelenggaran pilkada
2018 dan persiapan pemilu 2019
5) Alokasi Kemenhan,
Polri, KPU, dan Bawaslu
1919
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN20
20
ANGGARAN PENDIDIKAN
ANGGARAN PENDIDIKAN NAIK Rp24,3 M DARI OUTLOOK APBN TAHUN 2017UNTUK MENINGKATKAN AKSES, DISTRIBUSI, DAN KUALITAS PENDIDIKAN
Alokasi 2018 444,1
2018:
444,1
2017:
419,82015:390,1 2016:
370,42014:353,4 20%
Belanja
Sasaran Target (sementara)
Program Indonesia Pintar 19,7 Juta Jiwa
Bantuan Operasional Sekolah 56 juta jiwa
401,5 ribu mahasiswaBeasiswa Bidik Misi
Pembangunan/RehabSekolah/Ruang Kelas
Tunjangan Profesi Guru• Non PNS• PNS• PNSD
61,2 ribu5,8 Pertumbuhan (%)
6,3 10,4 -5,1 13,3
435,9 ribu guru257,2 ribu guru1,2 juta guru
Arah kebijakan
1. Meningkatkan akses, distribusi, dan kualitas pendidikan.
2. Memperbaiki kualitas sarana dan prasarana sekolah.
3. Sinergi Pemerintah Pusat dengan Pemda.
4. Memperkuat pendidikan kejuruan dan sinkronisasi kurikulum SMK (link and match).
5. Sinergi program peningkatan akses (BOS, PKH, PIP, Bidik Misi dan DPPN) untuk sustainable education.
AngkaPartisipasi Kasar(APK) PendidikanMenengah
Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Menengah
89,7%88,1%
65,3 %63,4%
2017 20186. Meningkatkan akses pendidikan bagi siswa miskin.
Indikator Pendidikan
Pusat 149,7
Transfer ke daerah 279,5
Pembiayaan
15,0
(triliun rupiah)
2020
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN21
21
ANGGARAN KESEHATAN
ANGGARAN KESEHATAN NAIK Rp6,1 M DARI OUTLOOK APBN TAHUN 2017 UNTUK MENINGKATKAN SUPPLY
SIDE DAN LAYANAN, UPAYA KESEHATAN PROMOTIF PREVENTIF, SERTA MENJAGA KEBERLANJUTAN JKN
2018:
111,02017:
104,92016:92,3
2015:
65,92014:
59,7
5%Belanja
Sasaran Target
Program Indonesia Sehat
Kesertaan ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KBKRPenyediaan sarana fasilitas kesehatan yang berkualitas
Imunisasi untuk anak usia 0-11 bln
Sertifikasi obat dan makanan
92,4 juta jiwa
1,8 juta orang00
8,6
00 0
0
49 RS/Balkes29,6 Pertumbuhan (%)40,110,3 13,7 5,8
92,5%
74,0 ribuArah kebijakan
1. Meningkatkan dan memperbaiki distribusi faskes dan tenaga kesehatan.
2. Penguatan program promotif dan preventif yang diarahkan untuk penyakit tidak menular dan program untuk ibu hamil & menyusui.
3. Meningkatkan efektivitas dan keberlanjutan program JKN.
4. Meningkatkan peran Pemda untuk supply side dan peningkatan mutu layanan.
2017
28,8%29,6%
StuntingPersalinandi Fasilitas
Pelayanan
82%81%Ketersediaan obat dan
vaksin di puskesmas86%83% Kesehatan
2017 2018
Indikator Kesehatan
(triliun rupiah)
Alokasi 2018 110,0
Pusat 81,5
Transfer ke
Daerah 29,5
2121
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN22
22
2222
BantuanPangan
ANGGARAN UNTUK PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN DUKUNGAN PADA MASYARAKATBERPENDAPATAN RENDAH TERUS DIPERKUAT MELALUI PROGRAM BANTUAN
SOSIAL, SUBSIDI, DAN DANA DESA
Alokasi2018283,7
Subsidi *) DanaDesa
PKH Program Indonesia
Pintar
10,5
JKN bagi warga
miskin/PBI
25,5
BidikMisi
145,5*) diluar subsidi pajak
17,3 20,8 4,1 60,0
SASARAN (SEMENTARA)
Penerima Bantuan IuranProgram Keluarga Harapan Program Indonesia Pintardalam rangka JKN
92,4 juta jiwa
Penyediaan Bantuan Kelompok Usaha Ekonomi Produktif
117,7 rb KK
10 juta RTS 19,7 juta siswa
Bantuan Pangan•15,6 juta KeluargaPenerima Manfaat(KPM)
• Perluasan Bantuan pangan non tunai(pengalihan dari subsidi rastra ke bansos)
Dana Desa
74.958 Desa
(triliun rupiah)
SASARAN (SEMENTARA)
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN23
23
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA
Rp766,2 T
DANA BAGI HASIL
DANA ALOKASI UMUM
Rp89,2 T
Rp401,5 T
• Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau selain sesuai UU Cukai, juga untuk mendukung program JKN;
• DBH Dana Reboisasi, selain Rehabilitasi Hutan dan Lahan juga penanganan kebakaran hutan, penataan batas kawasan, dan pembenihan; serta
• 25% untuk belanja infrastruktur.
• Mengurangi ketimpangan fiskal antardaerah• Pagu bersifat dinamis;• Bobot wilayah laut naik menjadi 100%; dan• 25% untuk belanja infrastruktur.
DANA ALOKASI KHUSUS FISIK
DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK
Rp62,4 T
Rp123,5 T• Mengurangi beban masyarakat terhadap layanan publik;• Alokasi berdasarkan pada kebutuhan riil di daerah; dan• Mendukung operasionalisasi layanan masyarakat di daerah
• Mengejar ketertinggalan infrastruktur layanan publik;• Money follow program; • Afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi;• Usulan daerah sesuai prioritas nasional; dan• Sinkronisasi dengan belanja K/L.
Fokus untuk : Meningkatkan pemerataan keuangan antardaerah; Meningkatkan kualitas dan mengurangi ketimpangan layanan publik antardaerah; Menciptakan lapangan kerja; dan Mengentaskan kemiskinan.
1,
6,4
2018:
766,2
1,42015:
623,1
2014:
573,7 14,0
8,6
11,8
Pertumbuhan (%)
6,4
2016:
710,3
2017:
755,9
Outlook
DANA INSENTIF DAERAH Rp8,5 T
• Memacu perbaikan kinerja pengelolaan keuangan, pelayanan pemerintahan umum, layanan dasar publik, dan kesejahteraan.
DANA OTSUS, DTI, DANA KEISTIMEWAAN DIY Rp21,1 TUntuk percepatan pembangunan infrastruktur Papua & Papua Barat, serta pendanaan pendidikan, sosial dan kesehatan di Provinsi Aceh.
• Melakukan evaluasi pelaksanaan s.d. tahun 2017.
• Menyempurnakan kebijakan pengalokasian, untuk:
Pengentasan kemiskinan. Perbaikan kualitas hidup masyarakat Desa. Mengatasi kesenjangan penyediaan sarpras pelayanan publik
antardesa. Afirmasi bagi desa sangat tertinggal dan desa tertinggal yang
mempunyai jumlah penduduk miskin tinggi.
DANA DESA Rp60,0 T
2323
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN24
24
Azas Umum APBD
APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah.
Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat.
APBD tidak boleh menyimpang dari APBN, artinya antara APBD dan APBN harus selaras dan sinkron.
Semua penerimaan dan pengeluaran daerah, baik dalam bentuk uang, barang dan atau jasa dianggarkan dalam APBD.
AZAS-AZAS UMUM DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pengelolaan Keuangan Daerah:
Keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangandaerah.
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalamsuatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkandalam APBD yang setiap tahun ditetapkan denganperaturan daerah.
Tujuan:
Pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien, produktifdan optimal;
Pelaksanaan sistem akuntabilitas pengelolaan keuangan daerahyang bertanggungjawab dan professional;
Proses penyusunan, pelaksanaan, pertanggungjawaban APBDyang transparan dan akuntabel; dan
Peningkatan kualitas perencanaan dan disiplin anggaran.
Prinsip-Prinsip APBD
Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah
ditetapkan dalam perundang-undangan. Transparan, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengetahui
dan mendapatkan akses informasi tentang APBD. Melibatkan partisipasi masyarakat. Memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Substansi APBD tidak boleh bertentangan dengan kepentingan
umum, peraturan yang lebih tinggi, dan peraturan daerah lainnya.
2424
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN
74,4
9
75,6
1
80,3
7
84,
57
88,
10
80,3
7
86,6
0
87,
05
89,
28
91,
13
91,
13
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Akses sanitasi Layak
Meskipun kualitas pelayanan dasar di DKI menunjukkan angka yang cenderung baik di atas nasional, namun tingkat ketimpangan pendapatan dan pengangguran terbuka masih lebih
tinggi dari rata-rata nasional.
93,3 93,8 94,1 94,6 90,3 90,5 96,1 96,8 96,9 97,0 97,6
71,4 71,5 72,0 72,0 69,7 70,3 75,5 79,6 80,2 80,4 80,7
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
APM SD
91,2
5
92,0
7
92,4
9
91,2
3
93,4
0
92,4
4
88,9
3
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Air Minum layak
Tantangan Pembangunan DKI Jakarta (1): Kinerja Indikator Ekonomi-Sosial Masih Perlu Ditingkatkan
Pertumbuhan PDRBPertumbuhan PDRB5,85%
Tingkat pengangguran6,12% Tingkat Kemiskinan DaerahTingkat Kemiskinan Daerah3,75%
Gini RatioGini Ratio0,41%
2525
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN
Kependudukan-Sosial Budaya:• Tingginya pertumbuhan penduduk (urbanisasi).• Kurangnya ketaatan hukum (tingginya kriminalitas).• Potensi budaya dan kearifan lokal belum
termanfaatkan (cenderung meluntur).
2626
Tantangan Pembangunan DKI Jakarta (2):JAKARTA MASIH MENGHADAPI BERBAGAI PERMASALAHAN PERKOTAAN
Sarana-Prasarana:• Keterbatasan jumlah, kualitas, dan keterpaduan
sarana-prasarana dasar perkotaan.• Keterbatasan rumah layak dan terjangkau
(tumbuhnya permukiman kumuh).• Belum optimalnya sistem transportasi massal.
Tata Ruang:• Tingginya migrasi dari desa ke kota.• Belum terwujudnya hirarki dan tata kelola.• Pertumbuhan perkotaan yang meluas.• Keterbatasan ruang publik.
Ekonomi dan Finansial:• Tingginya ekonomi informal.• Tingginya ketimpangan pendapatan.• Tingginya angka kemiskinan.• Tingginya tingkat pengangguran.
Tata Kelola dan Kelembagaan:• Penerapan tata pemerintahan yang efektif & efisien.• Kerjasama antar wilayah belum efektif.• SDM pengelola pemerintahan yang profesional dan
integritas.
Lingkungan:• Kualitas lingkungan perkotaan (polusi, banjir, sampah).• Tata bangunan dan lingkungan belum
memperhitungkan dampak ekologi.• Kurangnya kesiapan antisipasi dan mitigasi bencana.
Jakarta masih menghadapi berbagai permasalahan perkotaan pada umumnya, antara lain tingginya urbanisasi, kemacetan, banjir, keterbatasan ruang terbuka publik, dan ekonomi informal.
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN27
27
2727
Tantangan Penerapan Smart City:
Komitmen Kepala Daerah dan Legsilatif dalam perencanaan strategis jangka panjang;
Kesiapan transparansi dalam Tata kelola pemerintahan;
Pemenuhan kebutuhan layanan publik yang semakin meningkat;
Kebutuhan terhadap penyeimbangan penyediaan infrastruktur dasar dan infrastruktur smart secara bersamaan; serta
Tuntutan sumber daya keuanganyang memadai.
Skema Smart City berbasis pada smart people yang merupakan landasan atau
dasar untuk sebuah kota yang cerdas, kota yang cerdas haruslah memiliki
modal berupa sumber daya manusiayang cerdas, dan ditopang olehkebijakan dan infrastruktur dari
mobility, governance, economy danenvironment yang juga cerdas,
sehingga menghasilkan kualitas hidupyang cerdas seperti yang diinginkan.
Smart city menjadi kebutuhan bagi populasi Jakarta, namun implementasinya masih menghadapi berbagai tantangan.
Tantangan Pembangunan DKI Jakarta (3): Implementasi Smart City masih menghadapi Tantangan
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN28
28
Terdapat lebih dari 19.500 program & 277.700 kegiatan yang bervariasi antardaerah
Terdapat 150-600 program pada satu daerah
Anggaran tidak fokus terhadap prioritas daerah
Sulitnya sinkronisasi & harmonisasi Belanja APBD dengan program dalam belanja K/L
Sulitnya sinkronisasi & harmonisasi Belanja APBD dengan program dalam belanja K/L
Tantangan dan Masalah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (1): BELUM ADA STANDARISASI PROGRAM DAN KEGIATAN
2828
Pada TA 2017, Provinsi DKI Jakarta memiliki
207 PROGRAM dan 6.287 KEGIATAN, sehingga kurang fokus
terhadap pencapaian prioritas daerah.
N A S I O N A L
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN29
29
Dalam 6 tahun terakhir, porsi Belanja Pegawai dalam APBD Provinsi DKI`Jakarta relatif tinggi, rata-rata sebesar 36,2%, namun masih lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 39,7%.
Tantangan dan Masalah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (2): SEBAGIAN BESAR BELANJA APBD UNTUK BELANJA PEGAWAI
2929
NASIONAL PROV. DKI JAKARTA
Sumber: Kemenkeu, diolah
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN30
30
Belanja wajib Pendidikan 20%
Belanja wajib Kesehatan 10%
400 Daerah
telah memenuhi 20% belanja pendidikan.
142 Daerah
belum memenuhi
362 Daerah
telah memenuhi 10% belanja kesehatan
180 Daerah
belummemenuhi 10%
data per 1 Oktober 2017
Tantangan dan Masalah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (3): PEMENUHAN BELANJA MANDATORY TERKAIT LAYANAN PUBLIK BELUM OPTIMAL
Belum semua daerah, termasuk Prov. DKI Jakarta belum memenuhi kewajibanpenyediaan anggaran pendidikan dan kesehatan sesuai amanat Undang-Undang.
3030
Proporsi Belanja Kesehatan di Prov. DKI Jakarta pada APBD TA. 2017
sebesar 6,9%
Proporsi Belanja Pendidikan di Prov. DKI Jakarta pada APBD TA. 2017
sebesar 8,8%
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN31
31Ket: Saldo simpanan berdasarkan lokasi dimana bank-bank berada. Sehingga saldo simpanan
pemda diperbankan pada suatu daerah bisa jadi tidak hanya milik dari pemda setempat saja.3131
Tantangan dan Masalah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (4): Dana APBD di Perbankan Masih Tinggi
(miliar Rp)
Dana APBD di Perbankan (November 2017)
Dana APBD Prov. DKI Jakarta di Perbankan masih cukup besar (Rp20 triliun
per November 2017), diperlukan perbaikan pola belanja untuk percepatan penyerapan Dana APBD dalam rangka akselerasi pembangunan ekonomi,
peningkatan kualitas layanan, dan pengentasan kemiskinan & kesenjangan.
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN32
32
jumlah anggota Tim cenderung banyak
honorarium lebih tinggi 16-30%.
satuan biaya Perjadin lebih tinggi 11-62%,
komponen Uang Harian lebih tinggi 50%.
Satuan biaya rapat dan konsinyering lebih tinggi 23-68%
Belanja Kendaraan Dinas lebih tinggi dari SBM Pusat.
Standar biaya daerah cenderung lebih tinggi dibandingkan standar Pusat:
Harga satuan ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan Peraturan Kepala Daerah: DiskresiPenetapan Standar Satuan Harga menjadi celahterjadinya in-efisiensi anggaran bangunan konstruksi,melalui mark-up harga satuan dan kolusi dengankontraktor.
Tantangan dan Masalah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (5): BELUM SEMUA DAERAH MENERAPKAN STANDAR BIAYA
3232
Sudah memiliki standar biayadaerah.
Beberapa komponen standarbiaya masih lebih tinggidibandingkan denganPemerintah Pusat.
Satuan Biaya Uang Harian PerjalananDinas untuk Gubernur, AnggotaDewan, Pejabat Eselon I dan EselonII (sebesar Rp1.500.000,- orang/haridibanding SBM Pusat sebesarRp480.000,- orang/hari)
Sebagian besar daerah belum memiliki Perda tentang Standar Biaya Masukan (SBM) dan Standar Biaya Keluaran (SBK).
N A S I O N A L DKI JAKARTA
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN33
33
Tingkat Penerapan di Daerah
Aplikasi Dekstop Base
Aplikasi Web Base
Aplikasi terintegrasi
Sebanyak 384 Daerah menggunakan Aplikasi Penatausahaan
E-Planning baru digunakan 136 daerah,
E-Budgeting = 8 Daerah,
E-Procurement = 536 daerah,
Aplikasi Penatausahaan = 158 daerah.
Hanya 6 Daerah menggunakan Aplikasi terintegrasi, termasuk Prov. DKI Jakarta
Tantangan dan Masalah dalam Pengelolaan Keuangan Daerah (6): BELUM SEMUA DAERAH MENERAPKAN E-GOVERNMENT
3333
Belum semua daerah menerapkane-government (e-planning, e-budgeting,e-procurement).
Namun Prov. DKI Jakartasudah menerapkan e-government secara terintegrasi.
Penggunaan e-government perluDIOPTIMALKAN agar keuangandaerah dapat dilakukan secaraefisien, efektif, optimal, danakuntabel.
N A S I O N A L DKI JAKARTA
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN34
34
PRINSIP
TRANSPARANSI PARTISIPASI TERTIB & DISIPLIN AKUNTABILITAS
o Memudahkan aksespublik terhadapinformasi.
o Penyebarluasaninformasi terkaitpengelolaan keuangan daerah.
Penyusunan LaporanPertanggungjawaban
o Keterlibatan efektifmasyarakat.
o Membuka ruang bagiperan sertamasyarakat.
o Taat hukum.o Tepat waktu, tepat
jumlah.o Sesuai prosedur.
BERKUALITAS
Pengelolaan keuangan daerah perlu berpedoman pada prinsip-prinsip good governance yang merupakan syarat penting (necessary condition) bagi terwujudnya
pemerintahan yang bersih (clean government) dan pro rakyat.
APBD yang :
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG BERKUALITAS DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN (1)
3434
AKUNTABELTRANSPARAN
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN35
35
3535
Pengelolaan Keuangan daerah yang berkualitas merupakan instrumen bagi pemerintah daerah dalam meningkatkan layanan publik dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat
1. Belanja fokus pada: Perluasan kesempatan kerja Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Pengentasan kemiskinan Pengurangan ketimpangan antar kelompok
masyarakat. Perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan publik
2. Stream lining Belanja Pegawai & Operasional dan memperbesar porsi belanja produktif, belanja modal untuk infrastruktur publik dibandingkan dengan belanja pegawai.
3. Pemenuhan belanja wajib, yaitu:• belanja pendidikan 20%• kesehatan 10%• infrastruktur 25% dari DBH
4. Penerapan Value for Money dalam penganggaran APBD
5. Perencanaan dan pelaksanaan difokuskan pada sedikit program dan kegiatan agar tuntas dalam satu tahun.
6. Pelaksanaan belanja daerah (mulai dari proses pengadaan barang/jasa dan pembangunan) perlu lebih dipercepat setelah APBD ditetapkan agar dapat memberikan dampak dan manfaat ekonomi & sosial yang lebih besar kepada masyarakat.
7. Cash management yang efektif.
8. Pelibatan masyarakat didalam pelaksanaan proyek dan kegiatan, pemantauan dan pengawasan, serta proses pelaksanaan keuangan Daerah.
9. Transparan dan Akuntabel, serta memperhatikan keadilan dan kepatutan.
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG BERKUALITAS DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN (2)
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN36
36
3636
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG BERKUALITAS DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN (2)
Program-program Kepala Daerah Baru merupakan solusi yang handal dalam meningkatkan pelayanan dasar publik dan kesejahteraan masyarakat DKI Jakarta.
JAKARTA
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN37
37
4.10
7,0
M
4.60
5,2
M
4.97
9,1
M
6.07
9,9
M
7.14
3,5
M
3.37
6,0
M
5.65
7,1
M
6.80
8,5
M
7.01
0,1
M
5.50
7,7
M
6.14
4,0
M
5.52
6,4
M
4.69
4,8
M
5.00
4,0
M
3.22
4,6
M
3.41
9,9
M
3.70
0,9
M
3.60
9,3
M
3.91
3,4
M
1.23
8,6
M
1.55
2,4
M
1.82
2,8
M
2.29
1,6
M
2.45
3,4
M
1.02
8,5
M
1.17
3,8
M
1.38
4,1
M
1.27
7,0
M
1.49
9,8
M
882,
6 M
1.02
7,1
M
1.17
0,1
M
1.23
2,8
M
1.09
4,9
M
483,
2 M
654,
6 M
850,
7 M
717,
6 M
900,
0 M
369,
2 M
393,
1 M
502,
5 M
608,
5 M
769,
5 M
880,
3 M
1.02
4,1
M
1.45
7,2
M
1.75
7,3
M
1.82
4,5
M
2012 2013 2014 2015 2016Pajak Kendaraan Bermotor Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan
17,721.5 M 23,370.2 M 27,050.9 M 29,077.4 M 31,613.2 MTotal pendapatan Perpajakan
Perpajakan DKI Jakarta lebih dominan ditopang oleh pajak kendaraan bermotor dan PBB-P2 sebesar 44,8% dari total pendapatan perpajakan.
PBB-P2 dmulai dipungut langsung oleh DKI Jakarta tahun 2013, sehingga pendapatan perpajakan DKI meningkat 31,9% dari tahun sebelumnya, dan setelah pemungutan tersebut berjalan pertumbuhan pajak tahun 2015 dan 2016 berkisar 7,5-8%.
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG BERKUALITAS DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN (3)
Penerimaan perpajakan DKI Jakarta mencapai 21% dari total perpajakan daerah nasional dan potensi tersebut masih dapat dioptimalkan lagi melalui:
Penyesuaian Dasar Pengenaan Pajak
Peningkatan Basis Data Perpajakan
Koordinasi Pusat-Daerah untuk efektivitas Penilaian, Penagihan, dan Pemeriksaan
Modernisasi
Peningkatan SDM
Menjaga Kemudahan Berusaha
3737
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN38
38
Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah
Sumber pendanaan alternatif pembiayaan proyek-proyek infrastruktur strategis nasional yang mempunyai nilai komersial.
Prioritas proyek dengan skema PINA yaitu:1. Mendukung pencapaian target prioritas pembangunan;2. Memiliki manfaat ekonomi dan sosial;3. Memiliki kelayakan komersial dan memenuhi kriteria
kesiapan.
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
Kerjasama untuk pembangunan infrastruktur ekonomi dan sosial,
sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya badan usaha
memerhatikan pembagian risiko diantara kedua belah pihak.
Obligasi Daerah
Salah satu bentuk Pinjaman Jangka Panjang yang berasal dari masyarakat untuk membiayai proyek infrastruktur publik yang: •menghasilkan penerimaan bagi APBD; dan/atau •memberikan manfaat bagi masyarakat.
Persyaratan sama dengan pinjaman daerah, sehinggasebagian besar daerah eligible untuk menerbitkan obligasi.
Daerah Progress
Prov.
Jawa Barat
• Penerbitan Obligasi Daerah untuk pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati, Majalengka.
• Terkendala belum adanya surat persetujuan DPRD.
Prov. Kaltim
• Penerbitan Obligasi Daerah untuk pembangunan jalan tol dan pelabuhan.
• World Bank telah memberikan fasilitasi berupa shadow rating yang dilakukan PT. Pefindo dengan nilai “A+”.
Prov.DKI Jakarta
• DJPK dan perwakilan Pemprov DKI Jakarta telah melakukan diskusi dengan kesepakatan bahwa persiapan penerbitan Obligasi Daerah akan dilakukan setelah pelantikan Gubernur/Wakil Gubernur terpilih.
Prov. Sulsel• Perwakilan Kemenkeu dan OJK, serta Gubernur Sulsel telah
membahas kemungkinan penerbitan Obligasi Daerah.
KotaSurabaya
• Penerbitan Obligasi Daerah untuk pembangunan MRT.
• Pefindo telah melakukan shadow rating dengan nilai “AA-“.
KotaSemarang
• Penerbitan Obligasi Daerah untuk pembangunan Outer Ring Road.
• World Bank telah memfasilitasi untuk melakukan rating yang dilakukan oleh Pefindo dengan nilai “A”.
KotaBalikpapan
• Penerbitan Obligasi Daerah untuk pembangunan Outer Ring Road.
• World Bank telah memfasilitasi untuk melakukan rating yang dilakukan oleh Pefindo dengan nilai “A”.
KotaYogyakarta
• Penerbitan Obligasi Daerah untuk pembangunan Bandar Udara di Kulon Progo.
• World Bank telah memfasilitasi untuk melakukan rating yang dilakukan oleh Pefindo dengan nilai “A-”.
DAFTAR DAERAH YANG MINAT OBLIGASI DAERAH
STRATEGI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH YANG BERKUALITAS DAN BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK DAN KESEJAHTERAAN (4)
Pemprov DKI Jakarta dapat mengoptimalkan berbagai alternatif sumber pembiayaan untuk akselerasi pembangunan di Jakarta
3838
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN39
39
Memperbaiki proses perencanaan anggaran dengan melakukan sinkronisasi dan harmonisasi antarkegiatan, program dan sumber pendanaan secara ketersinambungan.
Melakukan Refocusing anggaran dengan: Mengurangi anggaran untuk belanja yang tidak produktif dan fokus terhadap belanja yang
berhubungan langsung dengan pelayanan publik. Fokus hanya pada 1 atau 2 program prioritas untuk menuntaskan suatu program tertentu pada suatu
tahun anggaran, dan beralih pada prioritas lain pada tahun-tahun berikutnya. Mempercepat pelaksanaan kegiatan belanja APBD dan penyerapan. Melakukan standarisasi program dan kegiatan. Menyusun APBD mengacu pada standar akuntansi pemerintahan. Melakukan rasionalisasi standar biaya dan satuan harga agar dana publik dapat dioptimalkan untuk
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
3939
TINDAK LANJUT
KESIMPULAN Anggaran yang dikelola Daerah, termasuk Prov. DKI Jakarta dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun
pengelolaannya masih perlu ditingkatkan agar lebih efisien, efektif, produktif, dan optimal.
Banyak tantangan dan permasalahan pengelolaan keuangan daerah yang masih dihadapi oleh daerah, mulaidari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan.
Untuk itu, pengelolaan keuangan daerah harus dilakukan secara profesional dan mengedepankan prinsip-prinsipgood governance dan clean government, serta berorientasi pada output/outcome untuk sebesar-besarnyakemakmuran rakyat.
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN41
41
Perbandingan Indikator Makro Ekonomi Indonesia dengan beberapa Negara anggota G-20
CountryGDP per capita (US$)*1
GDP growth (annual %)*1
GDP (current US$
Trillion)*1
CAB (%GDP)*2
Inflation (annual %)*2
Population*2
Unemp. Rate*2
IMF Gross Govt Debt (%GDP)*2
Tax revenue (%GDP)*1
Expense (%GDP)*1
2016 2014
Australia 49,927.82 2.77 1.20 -2.64 -0.41 24.39 5.73 40.98 22.18 26.50
Germany 42,069.60 1.94 3.48 8.35 1.33 82.45 4.17 68.08 11.50 28.34
United States 57,638.16 1.49 18.62 -2.42 1.28 323.29 4.85 107.11 11.02 22.94
China 8,123.18 6.69 11.20 1.75 1.22 1,382.71 4.02 44.29 9.67 N/A
United Kingdom 40,341.41 1.79 2.65 -4.36 2.00 65.64 4.90 89.26 24.97 39.73
France 36,854.97 1.19 2.47 -1.00 0.39 64.61 10.04 96.34 23.24 49.01
Korea, Rep. 27,538.81 2.83 1.41 6.99 1.81 51.25 3.71 38.30 13.93 24.84
Japan 38,900.57 1.03 4.94 3.81 0.27 126.96 3.12 234.27 10.36 18.36
Saudi Arabia 20,028.65 1.74 0.65 -4.26 -2.51 31.74 5.60 13.06 N/A N/A
Mexico 8,208.56 2.29 1.05 -2.19 4.61 122.27 3.89 58.43 N/A N/A
South Africa 5,284.60 0.28 0.30 -3.26 7.01 55.62 26.73 51.70 26.51 33.76
India 1,709.59 7.11 2.26 -0.67 3.61 1,299.80 0.00 61.58 10.96 16.58
Italy 30,674.84 0.94 1.86 2.56 0.77 60.67 11.65 132.61 23.48 42.71
Indonesia 3,570.29 5.02 0.93 -1.79 2.45 258.71 5.61 27.86 10.84 15.91
*1 Source: WB*2 Source: IMF
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN42
42
Dengan utang publik terendah ke-2 setelah Arab Saudi, sebesar 27.86% dari PDB pada tahun 2016, Indonesia tercatat sebagai negara ke-3 denganpertumbuhan ekonomi tertinggi di antara negaraG20. Hal ini menunjukkan efektifitas dalampemanfaatan utang publik.
Inflasi tercatat cukup rendah sebesar 2.45% padatahun 2016. Keberhasilan pemerintah menjagainflasi meskipun telah dilakukan penghapusansubsisi BBM pada tahun sebelumnya.
Tax ratio (penerimaan pemerintah pusat saja) masih rendah dibandingkan negara G20 lainnya
INTEGRITAS
PROFESIONALISME
SINERGI
PELAYANAN
KESEMPURNAAN43
43
Perbandingan Indikator MakroEkonomi Indonesia dengan beberapaanggota Negara ASEAN
CountryGDP per capita (US$)*1
GDP growth (annual
%)*1
GDP (current
US$ Trillion)*1
CAB (%GDP)*2
Inflation (annual
%)*2
Population*2
Unemp. Rate*2
IMF Gross Govt Debt (%GDP)*2
Tax revenue (%GDP)*1
Expense (%GDP)*1
2016 2014*
Indonesia 3,570.29 5.02 0.93 -1.79 2.45 258.71 5.61 27.86 10.84 15.91
Malaysia 9,508.24 4.22 0.30 2.36 1.95 31.63 3.45 56.22 14.84 19.68
Thailand 5,910.62 3.24 0.41 11.50 1.78 68.98 6.75 42.24 16.03 19.45
Philippines 2,951.07 6.92 0.30 6.19 1.66 104.18 5.50 34.59 13.59 13.39
Singapore 52,962.49 2.00 0.30 19.33 -1.43 5.61 2.07 111.55 13.85 13.44
Vietnam 2,214.39 6.21 0.21 4.09 1.11 92.69 2.33 60.66 N/A N/A
*1 Source: WB*2 Source: IMF