Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif

Post on 01-Feb-2016

82 views 1 download

description

Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif. oleh : H.Soeharsono Sagir. Bahan Kajian Seminar Nasional Hukum Investasi, Pengusaha Indonesia : Diantara Hukum dan Politik. dikaji dari pendekatan Ekonomi, Hotel PRIMA, Cirebon, 1 April 2006. Pengamat Ekonomi,Pangkaji Kebijakan Publik Senior. 1. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif

Menciptakan Iklim Investasi yang Kondusif

Bahan Kajian Seminar Nasional Hukum Investasi, Pengusaha Indonesia : Diantara Hukum dan Politik. dikaji dari pendekatan Ekonomi,

Hotel PRIMA, Cirebon, 1 April 2006.Pengamat Ekonomi,Pangkaji Kebijakan Publik Senior.

oleh : H.Soeharsono

Sagir

Menciptakan iklim investasi yang

kondusif sebenarnya merupakan

conditio sina quanon bagi Indonesia

dalam menghadapi krisis ekonomi

yang berkepanjangan sejak 11 Juli

1997 dalam era Globalisasi , dimana

terjadi arus lalu lintas barang, jasa,

modal, hak cipta intelektual (IPTEK)

bebas masuk tanpa hambatan.

1

Sebagai negara berkembang yang

mengalami krisis ekonomi berlanjut

kita membutuhkan “ payung “

undang – undang / peraturan yang

menjamin terjadinya proses

fundamental ekonomi makro kuat

2

Menjelang Krisis Ekonomi 11 Juli

1997, bulan April 1997 Bank Dunia

telah memberikan “warning”

( peringatan ) yang cukup keras

( World Bank Report on Indonesia )

berupa rekomendasi kebijakan

ekonomi

3

Baik berupa UU yang tiap tahun

disahkan DPR ( UU APBN ) /

Kebijaksanaan Fiskal, maupun UU

yang terkait dengan Kebijakan

Moneter, yang berkali–kali dikeluarkan

disertai Peraturan Pemerintah sebagai

petunjuk pelaksanaan / atau surat

edaran dari Bank Indonesia, sebagai

Bank Sentral /Otoritas Moneter, dalam

Kebijaksanaan Moneter

4

Bagaimana menciptakan iklim yang

kondusif, agar arus Investasi kembali

mengalir ke Indonesia; baik invetasi

langsung penanam modal asing

( PMA ) maupun modal dalam negeri

yang parkir diluar negeri

5

Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi, meliputi :

1. Memperkuat kelembagaan pelayanan investasi

2. Penataan kembali Kepabeanan dan Cukai

3. Penataan kembali Perpajakan

4. Penataan kembali Ketenagakerjaan

5. Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi

Dari apa yang tertulis dalam

butir 4 diatas, jelas bahwa

pemerintah “baru” dalam

proses mempersiapkan

undang–undang baru atau

perbaikan UU yang telah ada,

untuk menarik Investasi ke

Indonesia agar pulih atau

berkembang

6

Kita saat ini masih “ berputar”

sekitar mempersiapkan UU untuk

menciptakan iklim investasi yang

kondusif, sedang di masyarakat kita

saat ini – eksekutif, legislative

maupun masyarakat awam – telah

timbul budaya ( tata nilai ) atau

sikap yang : tidak mau diatur, tidak

mau tunduk pada peraturan atau

undang-undang yang ada, tetapi

mau ikut mengatur atau

memaksakan kehendak sendiri,

kelompok atau golongan, melalui

pressure group / berdemonstrasi

7

Kita hanya mampu membuat atau mempersiapkan UU / Peraturan untuk mencapai sasaran ( das Sollen ) tetapi tidak mampu mencapai sasaran dalam kenyataan ( das Sein );

8

Sejak terjadi krisis ekonomi ( Juli

1997 ) telah mengalami empat kali

penggantian Presiden, dari :

Habibie, Gus Dur, Megawati dan

SBY ; masalah capital shortage

belum dapat terselesaikan

9

Untuk menutup defisit

APBN yang

berkepanjangan; jelas –

jelas tidak mungkin

dengan cara menaikkan

harga BBM (untuk

menekan subsidi

/Pengeluaran Rutin APBN )

tokh terus dilakukan oleh

Presiden Pengganti

Suharto

10

Dalam kebijaksanaan

Moneter – atas petunjuk IMF

(letter of intent) telah terbit

UU nomor 10/ 1998

( Tentang Perbankan ) dan

UU no 23/ 1999 ( Tentang

Bank Indonesia, sebagai

Bank Sentral ); tetapi dalam

kenyataannya tidak ada

sanksi yang benar–benar

signifikan (jelas dan nyata)

jika terjadi pelanggaran UU

11

Moral hazard dan asymmetric information di dunia perbankan, masih terjadi; ketentuan UU no 10/1998 pasal 8 ayat 1, yang menyatakan bahwa “Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, Bank wajib mempunyai keyakinan berdasar analisis yang mendalam atas itikad, kemampuan serta kesanggupan Nasabah Debitur untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan

12

Dalam pasal 29 ayat 2,uu no 10 / 1998

terrtulis ketentuan : Bank wajib

memelihara kesehatan Bank sesuai

dengan ketentuan kecukupan modal

13

Dalam surat edaran / petunjuk

pelaksanaan Kebijakan Moneter, Bank

Indonesia sudah menentukan rambu–

rambu bagi Bank yang melakukan fungsi

intermediasi, antara penyimpan dana

(giro, tabungan dan Deposito ) dengan

dunia bisnis

14

Pelanggaran tersebut dalam butir 14, dapat

terjadi misalnya : ternyata Bank Mandiri tidak

ditindak / ditegur atau dikenakan sanksi walaupun

NPL–nya mencapai 26 % dari outstanding credit

15

Menurut pendapat saya untuk

menciptakan iklim investasi yang

kondusif, dari dalam negeri ( PMDN )

maupun luar negeri (PMA) kita perlu

menata kembali kebijakan Fiskal (APBN)

dan Kebijakan Moneter,

16

Iklim investasi yang kondusif tidak

tercipta sertamerta, karena adanya

UU Paket Kebijakan Perbaikan

Investasi (Instruksi Presiden RI

no.3/27 Feb.2006); tetapi harus

didahului Kebijakan Fiskal dan

Moneter yang tuntas

17

Undang–Undang yang ada

menurut pendapat saya sudah

mencukupi sebagai “payung”

untuk mengundang investor, asal

dilakukan secara konsisten dan

tuntas

18

Investasi akan masuk ke

Indonesia, jika kita berhasil :

menciptakan kondisi ekonomi

domestik kuat, finansial kuat

( tidak tergantung pada utang ;

utang luar negeri benar–benar

pelengkap )

19

Demikian apa yang dapat saya ajukan pada

kesempatan Diskusi dengan Cirebon Lawyers

Club, APINDO/KADIN Cirebon.