MEMIKAT MELALUI TULISAN - madiunkota.go.id filememanggil hujan hingga pengobatan), catatan sejarah,...

Post on 24-Apr-2019

228 views 0 download

Transcript of MEMIKAT MELALUI TULISAN - madiunkota.go.id filememanggil hujan hingga pengobatan), catatan sejarah,...

MEMIKAT MELALUI TULISAN

TUJUAN PENULISAN

sebenarnya tujuan penulisan itu hanya

satu yakni

BERCERITA

BUKAN HAL BARU ....

Storytelling tentu bukan hal baru bagi kita.

Karena tradisi ini sudah melekat bahkan jauh

sebelum masa kita sekarang

Sebagai sebuah budaya yang melekat kuat dalam hidup kita. Baik sebagai manifestasi sosial

budaya, ritual (mulai dari memanggil hujan hingga

pengobatan), catatan sejarah, hingga karya-karya jurnalistik

modern, buku fiksi, komik, dan lain sebagainya

Bercerita juga menjadi kebutuhan personal.

Selaras dengan karakter dasar manusia yang

memang butuh berkomunikasi.

Bercerita mensyaratkan beberapa hal yang mendasar. Pertama, tentu saja, pencerita

atau storyteller. Lalu kedua, cerita. Ketiga, media bercerita. Tiga unsur ini jadi penentu,

apakah sebuah cerita kemudian memiliki dampak positif atau tidak.

Memasuki era modern yang mengusung banyak kemudahan, bercerita menjadi aktifitas yang sangat mudah. Setidaknya pada

prasyarat MEDIA.

Karena, bercerita dengan model langsung, dinilai memiliki keterbatasan audience. Sementara menggunakan kertas atau media cetak, kita akan dihadang dengan problem cost atau biaya yang mahal

Kini, setelah memasuki era digital, kita dimudahkan dengan model

bercerita tanpa batas platform. Biaya yang relatif murah, distribusi luas,

dan masih banyak lagi.

Kita bisa memanfaatkan BLOG atau personal site, yang sebagian besar bisa kita manfaatkan secara cuma-

cuma. Seperti BLOGSPOT, WORDPRESS, WIX, dan lain-lain

Ingin lebih profesional, kita bisa membangun website dengan domain kita sendiri. Misalnya ceritaibu.com,

dongenganak.id, jelajahnusantara.com, dan masih banyak lagi. Harga? Masih

sangat terjangkau!

Masih enggan dengan aturan main dan biaya? Bisa memanfaatkan social

media ; facebook, instagram, twiter, LinkedIn, Google+, Pinterest, dll

Ingin fokus di cerita foto? Selain instagram, ada flickr yang

mampu menampung foto hingga 1 Terra! Atau ingin fokus video?

Ada Youtube dan Vimeo

Harus diakui, saat ini social

media merajai jagad maya.

Ingin sungguh-sungguh bercerita dengan platform ideal? Jadilah kontributor

Wikipedia

MEMBURU DATA, MENULIS CERITA

Cerita yang baik rata-rata bersumber dari data yang baik. Dan data yang baik, sangat bergantung pada

ide cerita yang baik

APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?

1. MEMAHAMI HAL MENDASAR sebelum salah jalan ...

MEMAHAMI SIAPA AUDIENCE KITA?

Siapa yang akan menjadi pembaca naskah cerita kita? Umum, terbatas?

Laki-laki, perempuan, unisex? Kelompok usia?

MEMAHAMI MEDIA YANG AKAN DIGUNAKAN

Fokus pada media internet, apakah media yang akan

digunakan adalah website personal atau blog? Web profesional? Atau social

media?

Web personal atau blog, membuka kran lebar untuk tulisan yang subyektif. Tulisan Anda

adalah Anda. Beberapa pakar menyebut, subyektifitas Anda, bisa jadi merupakan daya

tarik atau keunikan tulisan Anda

Web profesional, seringkali sudah memasang rambu ketat. Apakah tulisan Anda harus

berbentuk feature atau review? Pemilik atau pengelola website pro juga memiliki aturan

jelas tentang panjang naskah, judul, bahkan alur bercerita

Sosial media, seperti blog, bersifat sangat personal. Keuntungan sosial media dibanding blog, Anda bisa menyuguhkan cerita dengan jumlah audience yang terukur. Misal, sesuai

follower dan fans Anda.

2. MENGGALI IDE DAN GAGASAN mulai dari sekitar kita

Seringkali, kita berpikir kalau ide bagus hanya ada di rumput tetangga.

Padahal, seringkali juga, ide itu berdiri tepat di dekat kita

JURUS 1, IDE DARI CERITA YANG SUDAH ADA

Banyak membaca. Fiksi atau non fiksi, baca koran, tabloid, majalah, portal berita

Nonton film, televisi, mendengarkan musik

Buat riset, mulai dari yang sederhana

JURUS 2, IDE DARI PENGALAMAN DAN PENGAMATAN

Mulai dari mengamati, lalu mencatat

Mau sedikit nakal? Coba berandai-andai

Perkaya referensi ide dengan berkumpul sesama penulis

JURUS 3, IDE BEBAS TENTANG APA SAJA

Bebaskan ide. Seliar mungkin. Itu saja

Jika kebutuhan Anda adalah membuat cerita non fiksi, maka Anda

harus menjaga benar. Bahwa jurus 1 hingga 3 ini, tidak akan keluar dari

koridor FAKTA.

3. SIAP BERPELUH MENGGALI DATA

fakta, fakta, dan fakta

Setelah menentukan cerita, kita akan bergerak berdasar angle awal. Penyebutan angle awal ini dengan keyakinan, saat mulai mencari data, bisa jadi angle akan berubah

Secara umum, data yang dicari adalah who, what, where, when,

why, dan how.

DAN….

DISKRIPSI DARI MASING-MASING who, what, where, when, why,

dan how

SUMBER DATA

PAPER TRAIL

Data tertulis atau tercetak. Bisa press release, dokumen, arsip, dll.

ELECTRONIC TRAIL

Hampir sama dg paper trail. Hanya saja, bentuk data ini bersifat elektronik. Bisa berbentuk data internet, rekaman video, voice, file digital, dll.

PEOPLE TRAIL

Narasumber manusia. Ini tantangan terberat, karena problem utamanya pada kekuatan atau kemampuan menentukan nara sumber yg berkompeten dan bagaimana menggalinya.

Sesudahnya, kita bisa mulai melakukan penggalian dengan cara WAWANCARA dan PENGAMATAN.

PENGAMATAN, dalam perkembangannya sering dianggap kelewat abu-abu, karena bergantung pada subyektifitas wartawan. Oleh karena itu,

WAWANCARA-lah metode penggalian data yang lebih dikedepankan.

Dalam prakteknya pula, pengamatan sering kali dilakukan bersamaan dengan wawancara.

Mengamati rumah nara sumber, buku-buku di meja kerja, ekspresi, dan seterusnya.

WAWANCARA

Tahapan penting …

Kuasai persoalan yang akan dipercakapkan, kalau perlu membuat daftar pertanyaan dari yang bersifat umum sampai detail.

Tentukan arah permasalahan yang digali dengan dilengkapi berbagai berita berkaitan dengan bahan yang akan dijadikan bahan wawancara.

Kenali sifat-sifat nara sumber

Setelah menentukan permasalahan, tetapkan nara sumbernya. Dalam hal ini harus jelas kriterianya mengapa ia harus diwawancarai.

Tahapan selanjutnya…

Sebelum bertatap muka, buat janji. Siapkan mental untuk mengadakan wawancara, karena pada wawancara nanti, Andalah yang jadi pengendali proses wawancara. Siapkan peralatan yang diperlukan antara lain, blocknote, ballpoint, tape/voice recorder atau kamera kalau memang diperlukan. Sudah siap semua? Saatnya berangkat, dengan pakaian rapi, sopan, atau sesuai dengan tempat wawancara.

Bicara TIPS PRAKTIS, ini bisa dicoba

Siapkan daftar pertanyaan dengan lengkap.

Siapkan alat pendukung, baik tape recorder, alat tulis, bila perlu kamera.

Jaga sikap di depan nara sumber. Baik penampilan fisik, cara bicara dan perilaku.

Jangan merendahkan nara sumber, jangan pula berpikir bahwa nara sumber lebih tinggi. Sehingga kita bisa cenderung menguasai nara sumber, bukan dikuasai.

Dokumentasikan tiap ucapan, terlebih data-data utama. Catat se-detail mungkin.

Perhatikan suasana dan mimik nara sumber saat wawancara, lalu catat!

Setelah wawancara ….

Dokumentasikan hasil wawancara dalam bentuk teks

Sebelumnya, jika ada pernyataan yang janggal, lakukan re-check ke nara sumber tadi

Buat review singkat hasil wawancara itu, masukkan dalam bagan-bagan naskah yang relevan

Simpan kaset atau file rekaman

Re check ke nara sumber lain, apakah pernyataan itu benar? Mengada-ada, dll

Dari wawancara itu kita akan mendapat data minimal 5W dan 1H. Data-data ini langsung ditulis apa adanya, lalu buat prioritas. Mana data yang penting, mana yang agak penting dan mana yang tidak begitu penting. Lalu coba buat pola bercerita.

Pola / Outline Bercerita (menulis) Mengapa diperlukan outline?

Tentunya agar tulisan yang ditulis tidak salah fokus, tidak kering, maupun berstruktur.

Berikut tips membuat outline

. Buat pointer. Salin data yang penting baik dari hasil pengamatan, wawancara maupun metode pencarian data lainnya

. Tentukan topik yang akan dibahas

. Pilih materi isi yang sesuai dengan topik

. Susun struktur. Piramida terbalik, kilas balik, kronologis, balok dan sebagainya

. Tentukan klimaks. Penentuan klimaks berdasarkan dari penentuan struktur yang digunakan

. Tentukan bentuk tulisannya. Apakah feature? Straight news?

. Menentukan lead pembuka. “Semakin menarik pembukanya, semakin bisa menarik pembaca untuk membaca keseluruhan tulisan”

MENGEMBANGKAN DATA

Dari data 5W+1H, cobalah untuk mengembangkannya

WHO, SIAPA

Bukan sekadar nama, tapi tempat kerja, usia, sekolah, anaknya, istri atau suami, dan seterusnya. Berpikirlah bahwa setiap nara sumber memiliki data pendukung di sekitarnya

WHAT, APA

Apa yang terjadi? Apa yang SESUNGGUHNYA terjadi? Sebelum apa yang terjadi ada kejadian apa? Apakah kejadian ini ada hubungannya dengan kejadian serupa lainnya?

WHEN, KAPAN

Tanggal, jam? Saat matahari berada di mana? Bulan purnamakah? Musim kemarau atau hujan? Tanggal kejadian, apakah sama dengan tanggal kejadian lain? Momentum?

WHERE, DIMANA

Dimana persisnya ini terjadi? Nama jalan, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, RT/RW, berapa kilometer dari kota A, arah mana dari kota B? Kota yang sama dengan peristiwa sebelumnya?

WHY, MENGAPA

Mengapa terjadi? Alasan, motif, sebab-akibat, analisa, kemungkinan-kemungkinan. Tabrakan motif, benturan kepentingan, kesamaan sebab, perilaku sosial?

HOW, BAGAIMANA

Bagaimana kejadiannya? Runtutan peristiwa? Kronologi? Detail tahap demi tahap? Kesamaan dengan model peristiwa sebelumnya?

SELANJUTNYA?

TENTU SAJA MULAI

MENULIS CERITA

Sekelumit Features

Batasan klasik : ''Cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan”

Features memberi ruang lebih bagi penulis berita untuk berperilaku kreatif, sehingga bisa menyajikan hal berat dengan gaya ringan.

Sering disebut dengan ‘Berita Kisah’

Tulisan tentang sebuah peristiwa atau fenomena yang dapat menyentuh perasaan atau menambah pengetahuan pembaca lewat penjelasan rinci, lengkap, serta mendalam.

Nilai sebuah features terletak pada unsur manusiawi dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Cerita pendek yang memiliki nilai faktual dan aktualitas layaknya berita

Judul digunakan sebagai representasi utama sebuah naskah berita. Judul digunakan sebagai penarik minat pembaca karena menjadi wakil dari semua data yang ada di tubuh berita.

PEN

ULIS

AN

JU

DU

L

Judul feature terdiri dari minimum satu kata, maksimal 10 kata. Penjelasannya : 1 kata – Bila kata itu memiliki kekuatan ekstra yang mampu merepresentasi seluruh naskah. Misalnya : DOR!, Shifa, dst. Catatan, beri perhatian lebih di taiching agar ada penajaman ‘apa yang sebenarnya hendak kita tulis, atau kita sampaikan pada audience?’ 2 atau 3 kata – Masing-masing kata memiliki irama, atau memiliki jumlah huruf yang sama (hampir sama), dan satu phrase (atau berkesan satu phrase). Misalnya :

Gelitik Musik Klasik Geger Beber

Otak Atik Batik Alas Kaki Purba.

PEN

ULIS

AN

JU

DU

L

4, 5, atau 6 kata – Rancang judul dalam dua phrase, agar dalam lay out bisa dipecah dalam dua baris Idealnya memiliki irama, memiliki jumlah huruf sama (hampir sama). Misalnya :

Tunggangan

Lawas

Bernilai Emas

Doa Abadi

Grebeg Suro

Makanan Jember

Bikin Ngiler

Agar Rumah

Bebas Gerah

Tanda Sayang

Sang Pawang

Mengebor Asa

Di Sumur Tua

Fatamorgana

Biru

Segitiga Ranu

PEN

ULIS

AN

JU

DU

L

LEA

D Lead adalah sebuah kalimat atau maksimal

tiga kalimat yang mengintisari berita atau artikel. Lead berfungsi untuk menarik niat orang untuk terus membaca dan membuka jalan bagi alur cerita. Dalam features ; lead, tubuh berita, sebaiknya menggunakan kalimat yang berbicara. Untuk menguji kalimat yang berbicara atau bisu, cobalah dengan membaca tulisan yang dihasilkan. Jika anda kehabisan nafas dan tersengal-sengal ketika membaca maka kalimat-kalimat pilihan Anda terlalu panjang.

LEA

D

Jenis-jenis lead LEAD RINGKASAN - Format ini paling pas untuk hardnews. Konon, lead ini

paling gampang ditulis. Sehingga paling sering dipilih wartawan. Contoh : Di usia 711 tahun, Surabaya masih dikejar tiga penyakit ; kemacetan lalu lintas, perumahan dan polusi. Atau : Lima orang tewas dalam kecelakaan sedan Ford versus angguna di Jl Mawar, Senin (17/8) kemarin.

LEAD BERCERITA - Dengan format ini, pembaca seperti diajak untuk terlibat. Karena ada rangkaian cerita singkat tentang sebuah suasana atau peristiwa. Contoh : Puluhan petani memilah bunga di tepian jalan. Jari-jari cekatan mereka beraksi, memilah bunga yang busuk dan bunga segar. Sementara malam, terus menyengat tak peduli.

LEAD DISKRIPTIF - Pas untuk lead profil dan gambaran sebuah tempat. Contoh : Kini, Pramoedya Ananta Toer sudah tak sanggup menulis. Usia sudah menggerogoti tubuhnya yang makin renta. Jari-jarinya bergetar, tubuhnya makin kurus, pendengaran dan matanya makin kabur. Atau Ombak membuncah di tepian Pantai Lombang. Matahari yang bergerak tenggelam, menyisakan langit merah nan indah. Angin menderu, mengajak daun cemara bergoyang syahdu.

LEA

D

Jenis-jenis lead LEAD KUTIPAN - Lead berisi kutipan pernyataan tokoh terkenal. Kalimat

yang dipilih, harus mampu mewakili karakter dan pikiran sang tokoh. Contoh : Jika masyarakat gelisah, itu wajar saja. Wong pimpinannya tak mampu memberi jaminan yang cukup. Memasuki kalimat awal tubuh berita, lead ini harus segera dijabarkan. Baik maksud atau siapa yang mengungkapkan

LEAD PERTANYAAN - Lead ini berpeluang untuk menantang dan menggugah rasa ingin tahu pembaca. Jika tak hati-hati, lead jenis ini hanya melahirkan kekecewaan. Contoh : Bagaimana mungkin seorang tukang tambal ban bisa menyekolahkan anaknya di Amerika?

LEAD TUDING LANGSUNG - Lead ini langsung merujuk pada sebuah obyek. Ciri menonjol lain, ada kata ‘Anda’ di sana. Contoh : Di tempat ini, Anda bisa sejenak melupakan persoalan kerja. Tanpa polusi, tanpa ancaman petugas pajak. Atau Jika (Anda) takut ketinggian, jangan coba-coba main di sini. Meski jika terjadi sesuatu, tim penolong masih siap membantu.

LEA

D

Jenis-jenis lead LEAD PENGGODA - Lead bisa digunakan untuk menggoda pembaca.

Contoh : Gerakannya liar. Suaranya menggelegar. Salah bersikap didekatnya, bisa-bisa celaka (artikel tentang mobil offroad). Atau Perempuan itu asyik mengelus-elus burung. Tak peduli, jari-jarinya lincah bergerak ke depan dan ke belakang. Sementara Si Manis, nama perkutut itu, terlihat sangat menikmati sentuhan tangan Sang Majikan.

LEAD NYENTRIK - Lead ini menawarkan imajinasi tinggi, ekstrem, dan jelas menggugah rasa ingin tahu. Lebih pas jika digunakan pada tulisan bergaya features. Misalnya : Ketika kata-kata tak lagi bermakna, maka hanya satu ; lawan! (Lead ini diambil dari syair Wiji Thukul). Atau, Soko Manukan lungo nang Bronggalan. Weteng krucukan, ayo mampir nang Blauran (Lead ini menggunakan gaya parikan). Atau Ser-ser-ser! Tariiik…. (Lead ini mengutip celetukan orang yang sedang goyang dangdut).

TU

BU

H B

ER

ITA

Dalam menyusun naskah, pertimbangkan aspek kwalitatif dan kwantitatif. Kwalitatif meliputi gaya penulisan, alur bercerita, pilihan kata, bobot data dst. Sedangkan kwantitatif meliputi patokan panjang naskah. Pertimbangkan aspek visual. Nuansa dan suasana yang ingin dibangun. Ajak pembaca masuk dalam imajinasi yang ingin kita bangun (tips : contoh cara bercerita film-film Hollywood)

CA

TA

TA

N Pemakaian Kata, Kalimat dan Alinea

1. Pemakaian kata-kata yang indah dan tepat sasaran. Semakin banyak

kosakata yang dikuasai seseorang, semakin banyak pula gagasan yang

dikuasainya dan sanggup diungkapkannya.

2. Penggunaan kalimat efektif. Kalimat dikatakan efektif bila mampu

membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung

sempurna. Kalimat efektif mampu membuat isi atau maksud yang

disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran si pembaca, persis apa

yang ditulis. Keefektifan kalimat ditunjang antara lain oleh keteraturan

struktur atau pola kalimat. Selain polanya harus benar, kalimat itu harus

pula mempunyai tenaga yang menarik.

3. Penggunaan alinea/paragraf yang kompak. Alinea merupakan suatu

kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari

kalimat. Setidaknya dalam satu alinea terdapat satu gagasan pokok dan

beberapa gagasan penjelas.

Dan saat menulis inilah Anda akan paham.

Mengapa sejumlah orang mengatakan ; untuk menulis satu lembar

berita, kita butuh minimum 2 lembar data